12
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI A. Keadaan Umum Lokasi 1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif Secara Geografis Wilayah Kelurahan Tanggi Kiki merupakan salah satu wilayah Desa yang ada di Kecamatan Sipatana, yang baru dimekarkan dari Kelurahan Tapa pada Tahun 2011. Kecamatan Sipatana memiliki luas 10.221 km dan terletak dibagian ujung barat ibukota Kabupaten Gorontalo. Batas wilayah di Kelurahan Tanggi Kiki, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kelurahan Bulotadaa Timur Kecamatan Sipatana Sebelah Selatan : Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah Sebelah Timur : Kelurahan Dulomo Selatan Kecamatan Kota Utara Sebelah Barat : Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana. Kelurahan ini masih merupakan kelurahan mudah dijangkau, kelurahan ini masih jauh dari adanya polusi udara, sehingga kesegaran udara dan keadaan tanah belum terkontaminasi dengan pencemaran, baik pencemaran lingkungan maupun udara, kelurahan ini bisa digolongkan sebagai kelurahan yang masih mempunyai tingkat kesuburan tanah yang masih tinggi. 2. Jumlah Penduduk Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo mempunyai jumlah penduduk 2.239 Jiwa terbagi atas jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 1.054 jiwa dan perempuan 1.185 jiwa. Keadaan penduduk berdasarkan jumlah keluarga sebesar 602 orang dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang. Keadaan penduduk Kelurahan Tanggi Kiki berdasarkan tingkat pendidikan dan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo 2013. No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

BAB IV

KEADAAN UMUM LOKASI

A. Keadaan Umum Lokasi

1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif

Secara Geografis Wilayah Kelurahan Tanggi Kiki merupakan salah satu wilayah Desa

yang ada di Kecamatan Sipatana, yang baru dimekarkan dari Kelurahan Tapa pada Tahun 2011.

Kecamatan Sipatana memiliki luas 10.221 km dan terletak dibagian ujung barat ibukota

Kabupaten Gorontalo.

Batas wilayah di Kelurahan Tanggi Kiki, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo adalah

sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Bulotadaa Timur Kecamatan Sipatana

Sebelah Selatan : Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah

Sebelah Timur : Kelurahan Dulomo Selatan Kecamatan Kota Utara

Sebelah Barat : Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana.

Kelurahan ini masih merupakan kelurahan mudah dijangkau, kelurahan ini masih jauh dari

adanya polusi udara, sehingga kesegaran udara dan keadaan tanah belum terkontaminasi dengan

pencemaran, baik pencemaran lingkungan maupun udara, kelurahan ini bisa digolongkan sebagai

kelurahan yang masih mempunyai tingkat kesuburan tanah yang masih tinggi.

2. Jumlah Penduduk

Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo mempunyai jumlah

penduduk 2.239 Jiwa terbagi atas jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 1.054 jiwa dan

perempuan 1.185 jiwa. Keadaan penduduk berdasarkan jumlah keluarga sebesar 602 orang

dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang. Keadaan penduduk Kelurahan

Tanggi Kiki berdasarkan tingkat pendidikan dan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tanggi Kiki

Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo 2013.

No Tingkat Pendidikan Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Page 2: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

1

2

3

4

5

Belum Pernah

Sekolah/Tidak Tamat SD

SD

SLTP

SLTA

Sarjana

163

-

102

108

247

40

24,69

-

15,45

16,37

37,42

6,07

Jumlah 660 100

Sumber : Monografi Kelurahan Tanggi Kiki, 2012

Kesadaran penduduk tentang pentingnya pendidikan ternyata masih kurang, hal ini dapat

dilihat dari Tabel 1. Dari Tabel 1 tersebut di ketahui, bahwa jumlah penduduk yang SLTA

menduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang (37,42%). Belum pernah

bersekolah/tidak tamat SD menduduki posisi kedua dengan jumlah 163 orang (24,69%), dan

tingkat pendidikan sarjana merupakan tingkat pendidikan yang memiliki persentase paling

sedikit hanya sebanyak 40 orang atau 6,07 %.

B. Identitas Petani Responden

Identitas petani responden mengambarkan kondisi atau keadaan serta status orang

tersebut. Identitas seorang responden akan sangat membantu dalam proses penelitian karena

dapat memberikan informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan

produksi usahataninya.

Ketrampilan petani dalam menjalankan usahatani tentu sangat bervariasi, baik sebagai

jurutani maupun sebagai manager. Hal ini disebabkan karena dalam melaksanakan kegiatan

usahataninya, petani dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain umur, tingkat pendidikan,

jumlah tanggungan keluarga, dan luas lahan, dan kondisi tempat tinggal Identitas petani

responden selengkapnya sebagai berikut :

1. Umur

Umur petani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan, bekerja, dan

cara berfikir. Semakin muda umur seorang petani maka relatif muda menerima teknologi baru

yang dianjurkan dibandingkan petani yang berumur tua. Hal ini disebabkan karena petani yang

masih muda berani menanggung resiko. Selain itu juga bila ditinjau dari segi fisik, umur

merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam meningkatkan produktivitas. Berdasarkan

Page 3: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

teori kependudukan menyatakan bahwa usia produktif seseorang berada pada kisaran 15 tahun

hingga 56 tahun. Dimana pada usia tersebut kemampuan berfikir dan bekerja seseorang relatif

produktif. Identitas petani responden berdasarkan umur ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Petani Padi Sawah Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Tanggi Kiki

Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, 2013.

No Kelompok Umur

( Tahun )

Jumlah Responden

(Orang )

Persentase

( % )

1.

2.

3.

0 – 15

15 – 60

>60

-

40

-

-

100

-

Jumlah 40 100 Sumber : Analisis Data Primer, 2013

Berdasarkan Tabel 2 diatas, menunjukan bahwa umur Petani responden yang belum

produktif pada kategori 0-15 dengan jumlah 0%, sedangkan umur petani yang produktif 15-60

tahun bejumlah 40 orang atau 100%, dan umur petani yang tidak produktif dengan jumlah 0%.

Pada umumnya kategori usia responden dalam penelitian ini tergolong usia produktif, sehingga

responden merasa mudah menerima teknologi baru dan mampu mengembangkannya karena

kemampuan fisik petani sangat besar, sehingga sangat menunjang dalam meningkatkan

produktivitas usahataninya.

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah di tempuh

oleh petani responden mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan

formal adalah pendidikan yang pernah ditempuh oleh petani responden mulai dari tingkat

sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Tingkat pendidikan petani responden menggambarkan

daya pikir petani dalam mengelola usahataninya. Sehingga tingkat pendidikan petani responden

juga merupakan salah satu variabel yang perlu diperhatikan dalam suatu usahatani. Berdasarkan

data yang diperoleh menujukan bahwa pendidikan responden bervariasi. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Petani Padi Sawah Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tanggi Kiki

Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo 2013.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase

Page 4: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

( Orang ) ( % )

1.

2.

3.

4.

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

18

12

9

1

45

30

22,5

2,5

Jumlah 40 100 Sumber : Analisis Data Primer, 2013.

Berdasarkan Tabel 3, diatas terlihat bahwa tingkat pendidikan petani responden rata-rata

umumnya SD berjumlah 18 orang atau 45%, sedangkan pendidikannya SMP berjumlah 12 orang

atau 30%, yang tingkat SMA berjumlah 9 orang atau 22,5%, Perguruan Tinggi berjumlah satu

orang atau 2,5%. Tingkat pendidikan Di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana yang masih

rendah, responden kurang pengetahuannya dalam peningkatan usahatani pada sistem tanaman

padi sawah sehingga berpengaruh pada pola pikir responden dalam menghadapi suatu

permasalahan di lapangan. Tingkat pendidikan ini merupakan salah satu faktor yang menetukan

keberhasilan dalam usahatani selain didukung oleh pengalaman dalam usahatani.

3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Petani sebagai kepala keluarga merupakan orang yang bertanggung jawab atas segala

kejadian dalam rumah tangganya serta berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari semua anggota

keluarga yang menjadi tanggungan. Tanggungan keluarga adalah semua orang yang ditanggung

biaya hidupnya oleh petani sampel. Semakin besar jumlah tanggungan keluarga petani akan

termotivasi untuk bekerja memperoleh pendapatan yang besar agar dapat memenuhi kebutuhan

keluarganya. Berdasarkan data diatas bahwa jumlah sampel menurut tanggungan keluarga dapat

dilihat dalam Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Petani Padi Sawah Menurut Jumlah Tanggungan keluarga di Kelurahan Tanggi

Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, 2013.

No. Jumlah

Tanggungan

Jumlah Petani

(orang)

Persentase

(%)

1.

2.

3.

0-3

4-5

6-7

7

24

9

17,5

60

22,5

Jumlah 40 100 Sumber : Analisis Data Primer, 2013

Tabel 4. menunjukkan adanya variasi jumlah tanggungan keluarga petani responden yaitu

antara 07 jiwa dengan jumlah tanggungan keluarga tertinggi yaitu 4 5 jiwa sebanyak 24 jiwa

Page 5: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

yang memiliki persentase 60%. Dari 40 petani responden, yang paling rendah jumlah tanggungan

keluarga yaitu 17,5% dengan jumlah tanggungan 03 jiwa sebanyak 7 jiwa. Banyaknya

tanggungan keluarga petani sampel di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana sangat

mempengaruhi pendapatan bagi petani.

4. Pengalaman Berusahatani

Dalam pengalaman berusahatani merupakan faktor yang sangat penting dalam

keberhasilan usahatani. Dimana semakin lama berusaha tani maka semakin banyak yang

didapatkan. Semakin banyak pengalaman yang di dapatkan maka petani tersebut memiliki

kemampuan yang tinggi dalam mengelola usahataninya. Pengalaman berusahatani pada petani

sampel dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Petani Padi Sawah Menurut Pengalaman Berusahatani di Kelurahan Tanggi

Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

No Pengalaman Berusahatani Jumlah (Orang) Persentase

(%)

1.

2.

3.

1-15

16-20

21-35

3

9

28

7,5

22,5

70

Jumlah 40 100 Sumber : Analisis Data Primer, 2013

Tabel 5. Menunjukan bahwa lama usahatani petani sampel yaitu kisaran kurang 15 tahun

sebanyak 3 orang atau 7,5%, lama pengalaman berusahatani kisaran 16-20 sebanyak 9 orang

atau 22,5%, sedangkan kisaran 21-35 sebanyak 28 orang atau 70%. Lama usahatani

menggambarkan kemampuan petani responden dalam mengelola usahatani padi sawah.

Pengelolaan usahatani mencakup perencanaan proses budidaya, panen, pemasaran, bahkan

melihat permasalahan yang sering terjadi sehingga dapat menekan resiko kegagalan.

C. Deskripsi Usahatani Padi Sawah Petani Sampel

Page 6: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

Keadaan pertanian di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana khususnya pertanian

untuk tanaman padi sawah selama ini menunjukan hasil yang baik dengan potensi luas sawah

yang dikelolah responden sebesar 1,2 ha. jenis pengairan yaitu irigasi teknis dan frekuensi

penanaman sebanyak dua kali dalam setahun, luas tersebut memberikan produksi mencapai

7.546 Kg per panen.

Dalam melakukan proses budidaya tanaman padi, langkah awal yang dilakukan adalah

mempersiapkan lahan, yaitu membersihkan lahan dari gulma dan hama, upaya yang dilakukan

adalah menyemprotkan obat hama dan obat rumput ke lahan budidaya. Penyemprotan ini

dilakukan 2 hari sebelum tanam.

Pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah

dibajak, pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, trektor atau melalui pencangkulan oleh

manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah

dapat dibiarkan sampai 15 hari. selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk

kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam.

Petani di Kelurahan Tanggi Kiki disaat penanaman menggunakan bibit varietasnya bibit

Ciheran, Maykonga, Impari dan 64 dan rata-rata pemakaian yaitu bibit dengan rata-rata 106.65

Kg. Pemeliharaan tanaman padi meliputi pemupukan, penyiangan dan penyemprotan obat-

obatan. Setiap pemupukan selalu bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan

yang dibutuhkan tumbuh-tumbuhan didalam tanah. Petani Kelurahan Tanggi Kiki mengunakan

pupuk yang bermacam-macam yaitu Urea, Organik, Npk Pelangi, Npk Ponska, Super Ponspa 36,

pengunaan Pupuk Organik rata-rata/petani 306 Kg, Pupuk Urea rata-rata 133 Kg, Pupuk Npk

Ponska memiliki rata-rata 147 Kg, sedangkan Pupuk Npk Pelangi rata-ratanya 208 Kg dan Super

Ponspa 36 dengan rata-rata 118 Kg setiap petani.

Selain pemupukan pemeliharaan terhadap tanaman padi adalah melakukan penyiangan.

Penyiangan ini dilakukan beberapa hari setelah pemupukan pertama. Pada lahan ini petani

tersebut tidak mengeluarkan biaya untuk pengairan sawahnya. Pengairan dilakukan petani

menggunakan saluran air dari Irigasi Tapa atau rumah tangga dari perumahan sekitar.

Pekerjaan pemberantas hama dan penyakit dilakukan penyemprotan pestisida dapat

tumbuh lebih baik dan hasilnya memuaskan. Petani di Kelurahan Tanggi Kiki menggunakan

bermacam-macam obat-obatan yang berbeda merek dan rata-rata pemakaiannya yaitu obat Arifo

Page 7: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

dengan rata-rata 33 ml, Drusban rata-rata 33 ml, Aladin 80 ml, sedangkan Logran dengan rata-

rata 68 ml.

Salah satu produksi yang terpenting adalah ketersediaan tenaga kerja, karena tanpa tenaga

kerja petani tidak akan melakukan pengolahan sampai panen. Hal ini menggambarkan bahwa

prospek dan potensi pengembang usahatani padi sawah yang berpihak kepada masyarakat lokal

yang ada di Kelurahan Tanggi Kiki dan menjadi peluang yang besar khususnya bagi petani padi

sawah. Dalam pengelolaan padi sawah petani memerlukan tenaga kerja dalam keluarga dan

tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja ini digunakan untuk melakukan proses produksi dari

tahap pengolahan lahan sampai panen yang dibayar dengan upah Rp 50.000 perhari. Untuk

pengolahan tanah, penyiangan, pemupukan I, II dan III, pemberantas hama dan penyakit

menggunakan tenaga kerja keluarga. Kegiatan saat panen, petani menyewa tenaga kerja luar

keluarga dan upah panen berbentuk gabah bukan uang tunai.

D. Analisis Pendapatan.

Analisis pendapatan di gunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan dan penerimaan

yang di peroleh petani padi sawah dan biaya yang dikeluarkan oleh petani padi sawah, Biaya

usahatani tanaman padi sawah yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Pendapatan

diperoleh dari selisih penerimaan dan biaya. Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah produksi

dan harga komoditi.

1. Biaya Usahatani

Biaya Usahatani merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani padi sawah dalam satu

kali musim tanam. Biaya usahatani terbagi atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel

(variabel cost).

Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dipakai dalam satu kali proses

produksi. dimana biaya-biaya ini meliputi pajak lahan, penyusutan alat, dan upah tenaga kerja

dalam keluarga. Secara lengkap biaya tetap yang dikeluarkan petani sampel dalam usahatani

tanaman padi sawah dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Biaya Tetap Tanaman Padi Sawah Sampel di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan

Sipatana Kota Gorontalo, 2013

No Jenis Biaya Tetap Nilai (Rp) Nilai/Ha Persentase

(%)

1 Penyusutan alat 127.657 106.380,83 5,69

Page 8: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

2

3

Pajak Lahan

Biaya Tenaga Kerja

dalam keluarga

100.855

2.016.768

84.045,00

1.680.640,00

4,49

89,82

Total Biaya 2.245.280 1.764.685,83 100 Sumber : Data Diolah, 2013

Tabel 6, menunjukan total dari biaya tetap petani padi sawah sampel sebesar Rp

2.245.280 atau Rp. 1.764.685,83/ha, Nilai biaya yang paling besar dalam biaya tetap adalah

Upah tenaga kerja dalam keluarga yaitu Rp 2.016.768 (89,82%). penyusutan alat sebesar Rp.

127.657 (5,69%) dan pajak lahan sebesar Rp. 100.855 (4,49%). Biaya tenaga kerja keluarga

diperoleh dari hasil perkalian antara upah minimum regional dengan jumlah HKSP, dimana upah

minimum adalah Rp.50.000/hari. Penyusutan alat diperoleh dari nilai baru yang dikurangi nilai

sekarang dibagi lama pemakaian. Dalam mengelola tanah petani sangat membutuhkan peralatan

untuk membantu selama proses produksi mulai dari pengolahan tanah sampai dengan panen.

Petani padi sawah biasanya juga menggunakan tenaga kerja dalam keluarga untuk mengelola

tanaman padi yang dijalankan, tenaga kerja tersebut digunakan untuk pengolahan tanah,

penanaman, pemupukan, pemberantas hama dan panen . Tenaga kerja tersebut rata-rata terdiri

dari pria dimana tenaga kerja pria dalam satu hari dinyatakan dalam 1 HKSP (Hari Kerja Setara

Pria).

Biaya Variabel adalah biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung

dari besar kecilnya produksi yang diinginkan. Contoh biaya variabel adalah untuk sarana

produksi, meliputi bibit, pupuk, obat-obatan. Total biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Biaya Variabel Usahatani Padi Sawah Sampel di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan

Sipatana Kota Gorontalo, 2013

No Jenis Biaya Nilai Biaya

(Rp)

Nilai Biaya/Ha

(Rp)

Persentase

(%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Bibit

Pupuk Organik

Pupuk Anorganik

Obat-Obatan

TK Luar Keluarga

Upah Panen

271.950

152.947

2.009.140 1.473.083

10.685.460

1.839.360

226.625,00

127.455,89

1.674.283,33

1.227.569,16

8.904.550,00

1.532.800,00

1,66

0,94

12,22

8,96

65,03

11,19

Total Biaya Variabel 16.431.940 13.693.283,32 100

Sumber : Data Diolah, 2013

Page 9: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

Dari Tabel 7, menunjukan total biaya keseluruhan untuk biaya variabel dalam satu masa

produksi adalah sebesar Rp. 16.431.940 atau Rp 13.693.283,32/Ha. Pupuk sangat penting bagi

petani padi untuk mengelola tanaman padi sawah karena pupuk membantu proses pembuahan,

pupuk juga bisa memberikan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman dan memperbaiki struktur

tanah. Petani padi sawah banyak menggunakan pupuk organik dan anorganik, dimana banyak

para petani padi menggunakan pupuk organik, setiap pembelian pupuk organik petani padi

mengeluarkan biaya sebesar Rp. 152.947/Kg atau mencapai rata-rata 0,94% dari biaya total, dan

para petani juga menggunakan pupuk anorganik padi sawah mengeluarkan biaya Rp

2.009.140/Kg dengan mencapai rata-rata 12,22%, Petani padi sawah juga mengunakan bibit dan

Pembelian bibit mengeluarkan biaya Rp. 271.950/kg atau mencapai rata-rata 1,66%. Selain

pupuk petani padi sawah menggunakan Obat-obatan dengan mengeluarkan biaya Rp.

1.473.083/Kg atau mencapai rata-rata senilai 8,96%. selain tenaga kerja keluarga petani padi

sawah juga menggunakan biaya tenaga kerja luar keluarga, tenaga kerja ini dibayar dengan upah

tertentu. Biasanya petani padi sawah ini menyewa tenaga kerja luar keluarga untuk pengolahan

tanah, penanaman, pemupukan I, pemupukan II, penyiangan pemupukan III pemberantas hama

dan panen. Tapi itu tergantung sawahnya mengunakan petani yang hanya untuk di sewa. Maka

biaya yang dikelurkan oleh petani untuk menyewa tenaga kerja luar keluarga dengan rata-rata

65,03% atau sebesar Rp. 10.685.460 dan upah panen mengeluarkan biaya Rp 1.839.360 atau

mencapai rata-rata 11,19% dalam upah panen ini tidak di bayar secara uang tunai, tapi hanya

dibayar dalam sistem bagi hasil dalam setiap panen yang di dapat.

Berdasarkan perhitungan dari masing-masing biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel,

maka dapat dihitung total biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh petani padi sawah sampel

selama proses produksi, yang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Biaya Total Usahatani Padi Sawah Sampel di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan

Sipatana Kota Gorontalo, 2013

No Jenis Biaya Nilai (Rp) Nilai /Ha Persentase

(%)

1 Biaya Tetap 2.245.280 1.871.066,66 12,03

2 Biaya Variabel 16.431.940 13.693.283,33 87,97

Total Biaya 18.677.220 15.564.349,99 100 Sumber : Data Diolah, 2013

Page 10: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

Dari Tabel 8 diatas, menunjukan rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani padi

sawah sampel selama satu kali musim tanam adalah Rp 2.245.280 atau Rp. 1.871.066,66/Ha dan

petani padi sawah sampel mengeluarkan biaya variabel sebesar Rp 16.431.940 atau Rp

13.693.283,33/ ha, sehingga diperoleh total biaya yang dikeluarkan petani padi sawah sampel

sebesar Rp. 18.677.220 atau Rp. 15.564.349,99/ Ha. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan

bahwa biaya usahatani padi sawah di Kecamatan Sipatana terdiri atas biaya tetap dan biaya

variabel dengan demikian hipotesis 1 terbukti bahwa struktur biaya pada usahatani padi sawah di

Kelurahan Tanggi Kiki terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel.

2. Penerimaan dan Keuntungan Padi Sawah

Penerimaan merupakan nilai uang yang diperoleh dari hasil produksi dikalikan dengan

harga komoditi, sedangkan pendapatan bersih selisih merupakan antara penerimaan yang

diterima oleh petani dengan biaya usahatani. Nilai penerimaan dan pendapatan bersih usahatani

padi sawah di Kelurahan Tanggi Kiki dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai Penerimaan dan Keuntungan Rata-rata dari Usahatani Padi Sawah Sampel di

Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, 2013

No Uraian Nilai (Rp) Nilai/Ha

1

2

Penerimaan

Biaya Total

57.349.600

18.677.220

47.791.333,33

15.564.350,00

Pendapatan Bersih (1-2) 38.672.380 32.226.983,33 Sumber : Data Diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 9 diatas, menggambarkan penerimaan dan keuntungan usahatani padi

sawah di Kelurahan Tangigi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Total biaya usahatani

padi sawah untuk satu kali musim tanam mencapai Rp 18.677.220 atau Rp 15.564.350/Ha dan

penerimaan sebanyak Rp 57.349.600 atau Rp 47.791.333,33/Ha sehingga pendapatan yang

diperoleh petani sebesar Rp 38.672.380 atau Rp 32.226.983,33/Ha dimana rata-rata luas lahan

1,2 ha.

Tabel 10. Biaya Total, Penerimaan dan Keuntungan Rata-rata dari Usahatani Padi Sawah Sampel

di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, 2013

Uraian Rata-rata/Petani

(Rp)

Rata-rata/Ha

(Rp)

Page 11: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang

A. Biaya-Biaya

1. Biaya Tetap

2. Biaya Variabel

Total Biaya

B. Penerimaan

C. Pendapatan Bersih

2.245.280

16.431.940

18.677.220

57.349.600

38.672.380

1.871.066,66

13.693.283,33

15.564.349,99

47.791.333,33

32.226.983,33 Sumber : Data Diolah, 2014

Pada Tabel 10 terlihat hasil analisis pendapatan usahatani padi sawah di Kelurahan Tanggi

Kiki Kecamatan Sipatana. Hasil penelitian menunjukan total biaya sebesar Rp 18.677.220 atau

Rp 15.564.349,99/ha dimana struktur biaya terdiri dari biaya variabel sebesar Rp 16.431.940

atau Rp 13.693.283,33/ha dan biaya tetap sebesar Rp 2.245.280 atau1.871.066,66/ha. Tabel 10

juga menunjukan penerimaan usahatani padi sawah di Kelurahan Tanggi Kiki sebesar RP

57.349.600 atau Rp 47.791.333,33/ha sehingga diperoleh pendapatan bersih sebesar Rp

38.672.380 atau Rp 32.226.983,33/ha, dengan rata-rata luas lahan 1,2 ha berarti pendapatan yang

diperoleh oleh petani padi sawah di Kelurahan Tanggi Kiki selama satu kali musim tanam cukup

besar dan menguntungkan.

E. Analisis R/C Ratio

Analisis R/C Ratio untuk melihat kelayakan dari usahatani padi sawah di Kelurahan

Tanggi Kiki hasil perhitungan R/C Ratio dapat dilihat sebagai berikut :

Berdasarkan perhitungan di atas terlihat nilai R/C Ratio adalah 3,07. Berdasarkan

kriterianya nilai R/C Ratio 1 dapat disimpulkan bahwa padi sawah di Kelurahan Tanggi Kiki

Kecamatan Sipatana Kota Gorotalo berada pada posisi menguntungkan. Nilai tersebut

memberikan arti bahwa setiap pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan

sebesar Rp. 3,07 dengan demikian usahatani padi sawah layak dikembangkan. Dengan demikian

hipotesis 2 terbukti bahwa usahatani padi sawah menguntungkan dan layak dikembangkan.

Page 12: BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7477/9/2013-2-54201-614409048-bab4-06012014043400.pdfmenduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang