59
 

bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

 

Page 2: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016

i

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BATANG HARI

DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BATANG HARI

Nomor : 910/ /BHK/2015 Nomor : 170/ /DPRD/2015

Tanggal Oktober 2015 TENTANG

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. N a m a

Jabatan Alamat Kantor

: : :

S I N W A N, SH Bupati Batang Hari Jalan Jenderal Sudirman Nomor 1 Ma. Bulian.

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Batang Hari, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA 2. a. Nama : M. MAHDAN, S.Kom Jabatan : Ketua DPRD Kabupaten Batang Hari Alamat : Jln. Jenderal Sudirman Muara Bulian b. Nama : Hj. YUNNINTA ASMARA Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batang Hari Alamat : Jln. Jenderal Sudirman Muara Bulian c. Nama : ELPISINA, S.Sos, M.Si. Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batang Hari Alamat : Jln. Jenderal Sudirman Muara Bulian

Sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Batang Hari, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2016 diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah, untuk

Page 3: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 ii

selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2016.

Berdasarkan hal tersebut di atas, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2016, terhadap kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2016.

Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2016 disusun dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini. Apabila setelah Nota Kesepakatan ini ditandatangani terjadi perubahan pendapatan dan perubahan jumlah belanja yang disebabkan Peraturan Perundang-Undangan, maka dapat dimasukkan ke dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung (program dan kegiatan) serta rencana pengeluaran daerah, tanpa merubah Nota kesepakatan ini.

Demikianlah Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2016.

Muara Bulian, Oktober 2015

BUPATI BATANG HARI PIMPINAN DPRD

KABUPATEN BATANG HARI selaku, Selaku,

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

S I N W A N, SH M. MAHDAN, S.Kom KETUA

Hj. YUNNINTA ASMARA WAKIL KETUA

ELPISINA, S.Sos, M.Si WAKIL KETUA

Page 4: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016

iii

DAFTAR ISI

Halaman NOTA KESEPAKATAN ..................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................... iii DAFTAR TABEL …………………………………………. iv DAFTAR GAMBAR …………………………………………. v

BAB I PENDAHULUAN ..……................................................. 1 1.1. LATAR BELAKANG ……………………………………………… 1

1.2. T U J U A N …........................................ ............ 4 1.3. DASAR PENYUSUNAN ……………………...................... 5

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH ……………….. 8 2.1. PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH 8 2.2. RENCANA DAN TARGET EKONOMI MAKRO PADA TAHUN 2015-2016 ........................................................ 22

2.3. RENCANA TARGET EKONOMI MAKRO .......................... 26

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) ..… 31 3.1. DASAR ASUMSI YANG DIGUNAKAN DALAM APBN …… 31 3.2. LAJU INFLASI DAN DEFLASI ……………………………….……. 33 3.5. LAIN – LAIN ASUMSI ……..…………………………….……. 34

BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH ………………………………………………………...… 35 4.1. PENDAPATAN DAERAH ………………………….…… 35 4.2. BELANJA DAERAH …….……………………………….……. 39 4.3. PEMBIAYAAN DAERAH ………………………….……. 51

BAB V PENUTUP ........................................................................ 53

Page 5: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Klasifikasi PDB/PDRB Menurut Pengeluaran 9Tabel 2.2. Perbedaan Klasifikasi PDB/PDRB Menurut Lapangan Usaha 9Tabel 2.3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batang

Hari Tahun 2011-2013 (Milyar Rupiah) 13

Tabel 2.4. Struktur Perekonomian Kabupaten Batang Hari Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014

16

Tabel 2.5. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batang Hari Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha

18

Tabel 2.6 Tingkat Inflasi Kota Jambi Tahun 2011-2014 20Tabel 2.7 Gini Rasio Kabupaten Batang Hari Tahun 2010 – 2014 21Tabel 2.8 Proyeksi PDRB Kabupaten Batang Hari Tahun 2014-2015 23Tabel 2.9 Proyeksi Pembagian Struktur Ekonomi Kabupaten Batang Hari

Tahun 2014-2015 24

Tabel 2.10 Proyeksi Pembagian Struktur Ekonomi Kabupaten Batang Hari Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2014 dan Proyeksi Tahun 2015 dan 2016

30

Tabel 4.1 Rencana Pendapatan Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016

36

Tabel 4.2 Rencana Belanja Tidak Langsung Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016

42

Tabel 4.3 Plafon Anggaran Sementara Belanja Langsung (BL) Masing-masing Urusan dan SKPD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016.

48

Tabel 4.4 Rincian Plafon Anggaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016

52

Page 6: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batang Hari Menurut Lapangan Usaha (Persen) 10

Grafik 2.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batang Hari Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah)

11

Grafik 2.3 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batang Hari Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah)

12

Grafik 2.4 Kontribusi Sektor Primer, Sekunder dan Tersier terhadap PDRB Kabupaten Batang Hari Tahun 2010-2014 14

Grafik 2.5 Struktur Perekonomian Kabupaten Batang Hari Tahun 2014 15

Grafik 2.6 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010-2014 17

Grafik 2.7 Proyeksi PDRB Kabupaten Batang Hari Tahun 2015-2016 22

Grafik 2.9 Proyeksi Struktur Ekonomi Kabupaten Batang Hari Tahun 2014-2015 23

Grafik 2.10 Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Batang Hari Tahun 2015-2016 25

Page 7: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kewenangan Pemerintah Daerah untuk melaksanakan bidang kewenangan urusan wajib dan urusan pilihan diatur oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang ini juga memberi kewenangan kepada setiap daerah untuk mengatur, memanfaatkan dan mengelola daerah sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Secara spesifik pembagian urusan tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota. Penyelenggaraan urusan tersebut diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sementara penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat didanai melalui beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Salah satu tahapan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA). Berdasarkan Pasal 310 ayat 1 Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa kepala daerah menyusun KUA dan PPAS berdasarkan RKPD. Hal ini sejalan dengan Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah mengamanatkan bahwa Kepala Daerah menyusun rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah juga mengamanatkan bahwa dalam penyusunan KUA dan PPAS Kepala Daerah

Page 8: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 2

berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Hal ini berarti bahwa proses penyusunan KUA harus mengikuti program dan kegiatan yang telah tercantum pada RKPD. Dengan kata lain, dokumen KUA harus searah dengan RKPD. Dengan demikian Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Batang Hari Tahun 2016. RKPD Kabupaten Batang Hari Tahun 2016 telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Batang Hari Nomor 24 Tahun 2015.

Pada dasarnya Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 disusun sebagai implementasi RKPD Tahun Anggaran 2016. Secara umum, program kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2016 tetap mengacu kepada Visi dan Misi dalam rangka mewujudkan Batang Hari Berlian 2016. Berdasarkan RPJMD Batang Hari 2011-1016, maka pada prinsipnya program dan kegiatan pembangunan Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaram 2016 tetap berorientasi dan fokus kepada empat agenda utama Pembangunan, yang meliputi; bidang ekonomi kerakyatan, pendidikan, kesehatan dan bidang infrastruktur pelayanan umum. Keempat agenda tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari agenda pembangunan nasional dan provinsi serta merupakan pilar pokok untuk mencapai tujuan pembangunan daerah. Oleh karenanya, sinergitas dan konsistensi kebijakan pembangunan menjadi hal yang mendasar untuk dapat dilaksanakan dalam setiap tahapan proses kebijakan pembangunan di daerah.

Atas dasar empat agenda utama ini, maka disusunlah Kebijakan Umum Anggaran (KUA) yang selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2016 untuk dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Badan Anggaran DPRD, selanjutnya menjadi Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) yang dituangkan dalam Nota Kesepakatan antara Pemerintah Daerah dengan DPRD.

Page 9: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 3

Kebijakan Umum APBD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 memuat program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi perencanaan pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya. Penetapan prioritas pembangunan tahun 2016 didasarkan atas pertimbangan:

1) Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran sehingga langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;

2) Mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan;

3) Merupakan tugas pemerintah sebagai pelaku utama;

4) Realistis untuk dilaksanakan.

Dalam rangka memberdayakan masyarakat Kabupaten Batang Hari, telah ditetapkan strategi pelaksanaan pembangunan tahun 2016 yang meliputi berbagai program prioritas Kebijakan Pembangunan Kabupaten Batang Hari sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Batang Hari Tahun 2011-2016. Tahun 2016 merupakan tahun kelima dan tahun terakhir dari rangkaian lima tahunan RPJMD 2011-2016. Pada tahun 2016 terdapat beberapa program dan kegiatan penting yang akan memberi warna bagi kualitas proses pembangunan dalam upaya mensejahterakan masyarakat. Terutama yang berkaitan dengan penyiapan infrastruktur pelayanan umum, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, serta berbagai kegiatan yang berkaitan dengan upaya peningkatan ekonomi kerakyatan.

Rancangan Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 yang juga merupakan kebijakan politik pemerintah daerah dirumuskan dengan maksud agar proses penyusunan APBD dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien,

Page 10: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 4

serta mampu secara komprehensif mengakomodir dinamika pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah. Sinergitas pencapaian tujuan pembangunan pemerintah pusat dan daerah harus dipertahankan, sekaligus menjadi indikator kinerja yang akan digunakan dalam menilai efektivitas pelaksanaannya selama kurun waktu satu tahun ke depan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 memuat tentang target pencapaian kinerja dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dana pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya. Selain itu juga memuat tingkat keberhasilan-keberhasilan pembangunan yang telah dicapai sampai dengan tahun 2014 disertai perkiraan pencapaian pembangunan yang diharapkan pada tahun 2016 termasuk permasalahan/hambatan dan tantangan yang terjadi dan yang akan dihadapi.

1.2. T U J U A N

Kebijakan Umum APBD tahun 2016 ini disusun dengan tujuan :

a. Menyediakan dokumen perencanaan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang merupakan penjabaran kebijakan pembangunan pada RKPD tahun 2016, untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun 2016.

b. Untuk menyusun target dan capaian kinerja yang terukur dari program/kegiatan, urusan yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan. Dengan asumsi bahwa tetap mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi.

Page 11: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 5

c. Untuk menyusun program/kegiatan berdasarkan prinsip-prinsip Anggaran Berbasis Kinerja, terarah, efektif, efisien dan akuntabel.

1.3. DASAR PENYUSUNAN

Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 ini disusun atas dasar sebagai berikut:

1) Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3) Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5) Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

7) Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

8) Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

Page 12: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 6

9) Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerinahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kebupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10) Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

11) Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;

12) Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

13) Peraturan Pemerintah Nomor 43tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5539);

14) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 4);

15) Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

16) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 tahun 2007 tentang Pedoman Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD;

17) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

18) Peraturan Daerah Kabupaten Batang HariNomor 3 tahun 2006 tentangTatacara Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah;

19) Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Dearah Kabupaten Batang Hari Tahun 2006 – 2025;

Page 13: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 7

20) Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 5 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

21) Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 17 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang Hari Tahun 2011-2016;

22) Peraturan Bupati Batang Hari Nomor 24 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016.

Page 14: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 8

BAB II

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

2.1. PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH

Sejak Triwulan IV 2014, Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan penyesuaian perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB)/Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menggunakan tahun dasar yang baru yaitu 2010=100, menggantikan tahun dasar yang lama 2000=100, dalam jangka waktu sepuluh tahun ke belakang, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan ekonomi global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia maupun Provinsi Jambi. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2007 - 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN, perubahan sistem pencatatan perdagangan nasional dan internasional serta meluasnya jasa keuangan merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional dan daerah. Selain itu, Perubahan tahun dasar PDB/PDRB dilakukan untuk mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) yang disajikan melalui Supply and Use Tables (SUT). Klasifikasi PDB/PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2000 menggunakan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia 1990 (KLUI 1990) sedangkan pada PDB / PDRB tahun dasar 2010 menggunakan KBLI 2009. Sementara klasifikasi PDB/PDRB menurut pengeluaran tahun dasar 2010 secara garis besar tidak banyak mengalami perubahan. Perbandingan keduanya pada tingkat paling agregat dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 15: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 9

PDB/PDRB seri 2000  PDB/PDRB seri 2010 

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan  A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 

2. Pertambangan dan Penggalian  B. Pertambangan dan Penggalian 

3. Industri Pengolahan  C. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air Bersih  D. Pengadaan Listrik dan Gas 

  E. Pengadaan Air 

5. Konstruksi  F. Konstruksi 

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran  G.Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan

  Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 

7. Pengangkutan dan Komunikasi  H. Transportasi dan Pergudangan 

  I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 

  J. Informasi dan Komunikasi 

8. Keuangan, Real estate, dan Jasa Perusahaan  K. Jasa Keuangan 

  L. Real Estate 

  M,N. Jasa Perusahaan 

9. Jasa‐jasa  O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

  Jaminan Sosial Wajib 

  P. Jasa Pendidikan 

  Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 

  R,S,T,U. Jasa Lainnya 

Tabel 2.1: Perbedaan Klasifikasi PDB / PDRB Menurut Pengeluaran PDB / PDRB 2000  PDB / PDRB 2010 

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 

4. Prubahan Inventory 

5. Ekspor 

6. Impor 

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 

5. Perubahan Inventory 

6. Ekspor 

7. Impor 

Tabel 2.2: Perbedaan Klasifikasi PDB / PDRB Menurut Lapangan Usaha

Penambahan jumlah sektor ekonomi dari 9 (sembilan) menjadi 17 (tujuh belas) memberikan kondisi ekonomi yang lebih jelas dan detail akan perkembangan yang ada. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting dalam pembangunan ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang mantap dan berkualitas akan berpengaruh terhadap pembangunan suatu daerah. Oleh karena itu, historis pertumbuhan ekonomi diperlukan untuk dijadikan dasar perencanaan pembangunan daerah.

Page 16: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 10

9,548,35

6,438,02

15,39

11,20 13,48

17,31

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

2011 2012 2013* 2014**

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kab. Batang Hari Menurut Lapangan Usaha 

(persen)

Atas Harga Berlaku Tahun 2010 Atas Harga Konstan Tahun 2010

Grafik 2.1

Perekonomian dan kinerja daerah tidak terlepas dari kondisi perekonomian kabupaten/kota dan provinsi lain, nasional bahkan dunia internasional. Pada tahun 2014, kondisi perekonomian Kabupaten Batang Hari mengalami percepatan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2014 penghitungan laju perkembangan ekonomi menggunakan tahun dasar 2010, sebagai pengimplementasian System of National Accounts (SNA) 2008 melalui penggunaan Supply and Use Tables (SUT) sebagai kerangka kerja. Nilai tambah bruto sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Batang Hari dapat diukur melalui PDRB menurut lapangan usaha yang mengukur kondisi ekonomi dari sisi penyediaan (supply side). Pada tahun 2014, nilai tambah bruto yang dihasilkan Kabupaten Batang Hari atas dasar harga berlaku tahun 2010 mencapai 11,685.4 milyar rupiah, meningkat dari tahun 2013 yang mencapai 9,961,3 milyar rupiah.

Page 17: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 11

2010 2011 2012 2013 2014*

6.840,57.893,5

8.777,6

9.961,3

11.685,4

Produk Domestik Regional Bruto Kab. Batang Hari Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 

(miliar rupiah)

Grafik 2.2

Bila dilihat menurut harga konstan tahun 2010, nilai tambah bruto yang dihasilkan mencapai 1.472.596,68 juta rupiah (1,5 trilyun rupiah), meningkat dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 1.378.301,51 (1,4 trilyun rupiah). Perkembangan ekonomi Kabupaten Batang Hari dapat dilihat dari indeks perkembangan PDRB yang diuraikan menurut sektor setiap tahun. Indeks ini menunjukkan seberapa besar perkembangan ekonomi suatu daerah pada tahun berjalan dibandingkan dengan keadaan pada tahun dasar (dalam hal ini tahun 2010).

Page 18: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 12

6.840,57.492,9

8.118,68.640,8

9.334,2

2010 2011 2012 2013* 2014**

Produk Domestik Regional Bruto Kab. Batang Hari Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha 

(miliar rupiah)

Grafik 2.3

PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar dalam hal ini tahun dasar 2010, PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2014 sebesar 9,334.2 milyar meningkat sebesar 0,08 persen bila dibandingkan PDRB dasar harga konstan pada tahun 2013, meningkat sebesar 0,36 persen dibandingkan dengan tahun dasar 2010.

PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) selama 5 tahun terakhir mengalami kenaikan rata-rata sebesar 8085,41 milyar dari Rp 6,840.5 milyar pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 6,049 milyar pada tahun 2013. PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 (ADHK 2000) mengalami kenaikan rata-rata 1,4% pertahun yaitu dari Rp 1,286 milyar pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp 1,472 milyar pada tahun 2013, selengkapnya seperti pada tabel berikut.

Page 19: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 13

Tabel 2.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Batang Hari Tahun 2011-2013 (Milyar Rupiah) No. PDRB 2010 2011 2012 2013 2014*

1 ADHB 6,840.5 7,893.5 8,777.6 9,961.3 11,685.4

2 ADHK 6,840.5 7,492.9 8,118.6 8,640.8 9,334.2

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Batang Hari (PDRB menurut lapangan usaha tahun 2010-2014). Keterangan: *) = angka sementara

2.1.1. Struktur Perekonomian Daerah

Struktur perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya peranan masing-masing sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai tambah bruto masing-masing sektor tersebut menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari tiap sektor. Struktur perekonomian daerah ada kecenderungan perubahan dari sektor primer beralih ke sektor sekunder dan tersier. Berdasarkan atas output maupun input menurut asal terjadinya proses produksi, sektor pada PDRB dapat dikelompokkan menjadi sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer merupakan sektor ekonomi yang melakukan proses produksi dengan menggali atau memperoleh hasil langsung dari alam. Sektor primer juga mencakup produksi berupa barang mentah dan bahan baku makanan. Sektor yang masuk dalam kategori ini adalah sektor pertanian; dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder adalah unit-unit kegiatan ekonomi yang biaya produksinya (inputnya) sebagian besar berasal dari sektor primer. Sektor sekunder meliputi sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air minum serta sektor bangunan. Sektor tersier merupakan sektor yang menyediakan jasa-jasa kepada masyarakat umum dan unit usaha, yang mencakup sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor

Page 20: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 14

2010

2011

2012

2013

2014*

2010 2011 2012 2013 2014*

Tersier 17,50 17,49 18,31 18,26 18,86

Sekunder 15,65 15,44 15,79 15,82 15,60

Primer 66,85 67,07 65,90 65,92 65,55

transportasi dan komunikasi; sektor keuangan dan sektor jasa-jasa.

Antara tahun 2010-2014, perekonomian Kabupaten Batang Hari didominasi oleh sektor tersier, diiikuti oleh sektor primer di tempat kedua dan sektor sekunder di tempat ketiga. Ini berarti, selama tiga tahun terakhir, secara umum pola perekonomian tidak mengalami perubahan berarti.

Jika dilihat perkembangan kontribusi tiap sektornya selama periode 2010-2014, terlihat bahwa sektor tersier terus mengalami peningkatan kontribusi, sedangkan sektor primer mengalami fluktuasi yang tidak terlalu signifikan. Hal yang sama terjadi pada sektor sekunder. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010, pada tahun 2010, kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari dari sektor primer sebesar 66,85 %, sekunder 15,65%, dan Tersier 17,50%. Pada tahun 2014 sektor primer memberikan kontribusi sebesar 65,55%, sektor sekunder 15,60 % dan sektor tersier sebesar 18,86.

Grafik 2.4 Kontribusi Sektor Primer, Sekunder dan Tersier terhadap PDRB

Kabupaten Batang Hari Tahun 2010-2014

Sumber: BPS Kab. Batang Hari (PDRB menurut lapangan usaha tahun 2010-2014), diolah

Page 21: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 15

Primer;  65,55 

Sekunder;  15,60 

Tersier;  18,86 

Struktur Perekonomian Kabupaten Batang Hari Tahun 2014

Pada tahun 2014, struktur perekonomian Kabupaten Batang Hari masih tetap berbasis pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang memberikan kontribusi sebesar 41,26% dengan sub sektor Tanaman Perkebunan yang memberikan kontribusi sebesar 30,78% diikuti sub sektor Peternakan sebesar 3,20%. Urutan kedua pembentuk struktur perekonomian Kabupaten Batang Hari yaitu sektor industri Pengolahan sebesar 12,78%, dengan sub sektor Industri Makanan dan Minuman yang memberikan kontribusi sebesar 6,44 persen, diikuti sub sektor Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik. Sektor Pertambangan dan Penggalian di urutan ketiga yang membentuk struktur perekonomian sebesar 11,50%, dimana laju pertumbuhannya mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 13,44%, sub sektor Pertambangan Batubara dan Lignit sebesar 5,77% diikuti sub sektor Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi sebesar 3,80.

Jika dilihat berdasarkan ada tidaknya pergeseran kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB Kabupaten Batang Hari secara keseluruhan, pada tahun 2014 tidak terjadi pergeseran kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB. Tidak terdapat perbedaan berarti dalam kontribusi tiap-tiap sektor terhadap PDRB keseluruhan antara tahun 2014 dengan tahun 2013.

Grafik 2.5

Page 22: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 16

Tabel 2.4 Struktur Perekonomian Kabupaten Batang Hari Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014

Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014*

PRIMER

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 42.77 42.01 38.79 39.97 41.26

B Pertambangan dan Penggalian 10.92 12.41 14.39 13.44 11.50

C Industri Pengolahan 13.15 12.66 12.72 12.51 12.78

SEKUNDER

D Pengadaan Listrik dan Gas 0.04 0.04 0.04 0.03 0.03

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0.10 0.09 0.09 0.08 0.07

F Konstruksi 6.21 5.94 6.28 6.43 6.18

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

7.36 7.55 7.48 7.43 7.47

H Transportasi dan Pergudangan 1.61 1.50 1.58 1.55 1.50

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.33 0.31 0.32 0.31 0.34

TERSIER

J Informasi dan Komunikasi 2.72 2.64 3.16 3.41 3.29

K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.71 1.88 2.10 2.15 2.00

L Real Estat 1.40 1.42 1.37 1.36 1.21

M,N Jasa Perusahaan 0.09 0.08 0.08 0.08 0.08

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3.97 4.12 4.18 3.93 4.75

P Jasa Pendidikan 5.10 4.98 5.02 5.01 5.15

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.28 1.20 1.29 1.28 1.40

R,S,T,U Jasa lainnya 1.24 1.17 1.11 1.05 0.98

PDRB 100 100 100 100 100 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Batang Hari (PDRB menurut lapangan usaha tahun 2010-2014), diolah Keterangan: *) = angka sementara

Page 23: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 17

7,86 7,03  7,07 

7,76 

9,54

8,35

6,43

8,02

2011 2012 2013 2014*

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010‐2014

Pertumbuhan EkonomiKabupaten Batang Hari

Pertumbuhan EkonomiProvinsi Jambi

2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari sebesar 8,02 persen (y-o-y), meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 6,43 persen (y-o-y). Laju pertumbuhan beberapa sektor/subsektor mengalami perlambatan, seperti sektor Pertambangan dan Penggalian khususnya sub sektor Pertambangan Batubara dan Lignit yang mengalami penurunan harga di pasar internasional, yang tentu saja berpengaruh terhadap penurunan produksinya, begitu pula dengan sektor lainnya.

Grafik 2.6

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari pada tahun 2014 mengalami kenaikan yang signifikan, hal ini disebabkan beberapa infrastruktur yang terbangun ikut menunjang kenaikan, penyelenggaraan PORPROV XXI di Kabupaten Batang Hari juga mempunyai andil terhadap kenaikan sub sektor Industri Makanan dan Minuman, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, dengan kontribusi terbesar dari sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, pada tahun 2013 sebesar 2,31% naik menjadi 16,82%.

Page 24: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 18

Tabel 2.5 Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kab. Batang

Hari Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha

Dari tabel diatas dapat dapat dijelaskan bahwa sektor-sektor yang

mengalami perkembangan yang sangat signifikan adalah sektor Jasa Keuangan dan Asuransi yang mengalami perkembangan sebesar 152 %, diikuti sektor konstruksi sebesar 144 %, sedangkan sektor Pertambangan walaupun member kontribusi sebesar 182,76 %, namun ini mengalami laju perlambatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan terbesar dari tahun sebelumnya di kontribusi dari sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 18,82 persen, ikuti Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 16,88 persen, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013* 2014**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 100.00 104.28 108.78 113.58 128.71 B Pertambangan dan Penggalian 100.00 139.37 173.43 184.61 182.76 C Industri Pengolahan 100.00 107.73 115.36 124.65 132.47 D Pengadaan Listrik dan Gas 100.00 111.64 121.43 122.71 133.57 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 100.00 103.63 105.86 107.86 112.16

F Konstruksi/Construction 100.00 106.66 117.80 134.40 144.83 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 100.00 106.24 113.14 121.62 130.96

H Transportasi dan Pergudangan 100.00 104.06 112.21 117.39 123.80 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 100.00 104.77 109.37 111.90 130.72 J Informasi dan Komunikasi 100.00 107.90 115.61 124.31 130.26 K Jasa Keuangan dan Asuransi 100.00 121.29 132.17 147.15 152.54 L Real Estat 100.00 108.73 113.54 117.75 118.47

M,N Jasa Perusahaan 100.00 101.92 105.02 106.31 114.98 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 100.00 108.43 114.63 121.00 137.81

P Jasa Pendidikan/Education 100.00 104.58 111.37 118.99 120.75 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 100.00 107.20 110.81 120.94 137.82

R,S,T,U Jasa lainnya 100.00 105.01 108.42 113.63 120.66

Produk Domestik Regional Bruto 100.00 109.54 118.68 126.32 136.46

Page 25: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 19

Wajib meningkat sebesar 16,81 persen. Sedangkan sektor pertambangan dan Penggalian mengalami laju perlambatan sebesar 1,85 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

2.1.3 Inflasi

Inflasi, adalah suatu proses meningkatnya harga secara umum dan berkelanjutan yang berkaitan dengan mekanisme pasar antara lain supply barang yang terbatas dan peningkatan permintaan yang tinggi sehingga menimbulkan kenaikan harga. Di lain sisi, deflasi adalah suatu keadaan dimana harga-harga mengalami penurunan, dan merupakan kebalikan dari inflasi, dapat juga diartikan sebagai proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Penghitungan tingkat Inflasi Kabupaten Batang Hari mengikuti tingkat Inflasi yang terjadi di Kota Jambi.

Page 26: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 20

Tabel 2.6 Tingkat Inflasi Kota Jambi Tahun 2011-2014

No. Tahun Tingkat Inflasi (%)

(yoy)

1 2011 2,76

2 2012 4,22

3 2013 8,74

4 2014 8,72

Sumber : Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Prov. Jambi Bank Indonesia

2.1.4 Indeks Gini

Pemerataan hasil pembangunan biasanya dikaitkan dengan masalah

kemiskinan. Secara logika, jurang pemisah (gap) yang semakin lebar antara penduduk kaya dan miskin berarti kemiskinan semakin meluas dan sebaliknya. Dengan demikian orientasi pemerataan merupakan usaha untuk memerangi kemiskinan. Tolok ukur untuk menghitung tingkat pemerataan pendapatan antara lain dengan Indeks Gini atau Gini Ratio. Adapun kriteria kesenjangan/ketimpangan adalah G<0,30 berarti ketimpangan rendah, 0,30≤G≤0,50 berarti ketimpangan sedang, dan G>0,50 berarti ketimpangan tinggi. Indeks Gini di Kabupaten Batang Hari selama tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan penduduk di Kabupaten Batang Hari adalah sedang, atau distribusi pendapatan di Kabupaten Batang Hari semakin merata. Apabila dikaitkan dengan angka pendapatan per kapita yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan angka indeks Gini yang semakin menurun mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Batang Hari semakin meningkat dan semakin banyak penduduk yang dapat menikmatinya. Kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 27: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 21

Tabel 2.7 Gini Rasio Kabupaten Batang Hari Tahun 2010-2014

Tahun Gini Rasio 2010 0.2234 2011 0.2376 2012 0.2692 2013* 0.2363 2014* 0.2301

Rerata 0.2488 Sumber : Hasil penelitian Lemlit Unja, 2014 Catatan : * adalah Angka prediksi

Berdasarkan tabel tersebut dapat diungkapkan bahwa selama periode 2011-2013 angka indeks gini Kabupaten Batang Hari selalu mengalami perbaikan artinya ketimpangan pendapatan cenderung membaik. Jika tahun 2008 indeks gini rasionya sebesar 0.2935, tahun 2014 menurun menjadi 0.2301 dengan nilai rata-rata sebesar 0.2488 (berada pada ketimpangan rendah), karena nilainya berada pada kisaran 0.20-0.39. Hal ini bearti bahwa tingkat ketimpangan berada pada kategori rendah karena nilainya berada pada kisaran 0.20-0.39.

Page 28: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 22

6.840,5 7.893,5 

8.777,6 9.961,3 

11.685,4 13.359,3 

15.033,2 6.840,5 

7.492,9 8.118,6 

8.640,8 

9.334,2 

10.088,5 

11.718,9 

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016**

Atas Harga Berlaku 2010 Atas Harga Konstan 2010

2.2 RENCANA DAN TARGET EKONOMI MAKRO PADA TAHUN 2015-2016

Melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2014 serta memperhatikan perkembangan perekonomian Provinsi, Nasional dan Global, kondisi perekonomian Kabupaten Batang Hari pada tahun 2015 diprediksi akan lebih relatif stabil dan prospektif. Proyeksi PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) tahun 2015 dan tahun 2016 sebesar Rp.13,359.3 milyar pada tahun 2015 dan Rp. 15,033.2 milyar pada tahun 2016. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2015 sebesar Rp.10,088.5 milyar pada tahun 2015 dan pada tahun 2016 di proyeksikan meningkat menjadi Rp.11,718,9 milyar.

Grafik 2.7

Proyeksi PDRB Kabupaten Batang Hari Tahun 2015-2016

Page 29: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 23

66,85  67,07  65,90  65,92  65,55  67,01  66,63 

15,65  15,44  15,79  15,82  15,60  16,66  16,29 

17,50  17,49  18,31  18,26  18,86  17,07  17,09 

2010 2011 2012 2013 2014* 2015** 2016**

Primer Sekunder Tersier

Tabel 2.8 Proyeksi PDRB Kabupaten Batang Hari Tahun 2014-2015

No. PDRB 2010 2011 2012 2013 2014* Proyeksi

2015** 2016**

1 ADHB 6,840.5  7,893.5  8,777.6  9,961.3  11,685.4  13,359.3  15,033.2 

2 ADHK 6,840.5  7,492.9  8,118.6  8,640.8  9,334.2  10,088.5  11,718.9 

* : Angka sementara ** : Proyeksi

Proyeksi PDRB Kabupaten Batang Hari pada tahun 2015-2016 diprediksi meningkat rata-rata sebesar 11,83 % pertahun didasarkan Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010, serta Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 diprediksikan meningkat sebesar 10,69 % pertahun.

2.2.1 Struktur Perekonomian Daerah

Grafik 2.9. Prediksi Struktur Ekonomi Kabupaten Batang Hari

Tahun 2015-2016

* : Angka sementara ** : Prediksi

Page 30: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 24

Prediksi Struktur Perekonomian Daerah antara tahun 2015-2016, perekonomian Kabupaten Batang Hari Atas Dasar Harga Berlaku 2010, masih didominasi oleh sektor Primer, diikuti oleh sektor Tersier di tempat kedua dan sektor sekunder di tempat ketiga. Ini berarti, secara umum pola perekonomian tidak mengalami perubahan berarti.

Jika dilihat perkembangan kontribusi tiap sektornya selama periode proyeksi 2015-2016, terlihat bahwa sektor tersier terus mengalami peningkatan kontribusi. Sektor primer mengalami hal yang sebaliknya, dimana pada periode tersebut konsisten mengalami penurunan kontribusi. Hal yang sama terjadi pada sektor sekunder dimana kontribusinya menurun selama tahun proyeksi 2015-2016.

Tabel 2.9. Proyeksi Pembagian Struktur Ekonomi Kabupaten Batang Hari

Tahun 2014-2015

Uraian Tahun 2012 2013 2014* 2015** 2016**

PRIMER A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 38.79 39.97 41.26 41.965 41.46 B Pertambangan dan Penggalian 14.39 13.44 11.50 12.088 12.30 

C Industri Pengolahan 12.72 12.51 12.78 12.932 12.84 

SEKUNDER D Pengadaan Listrik dan Gas 0.04 0.03 0.03 0.044  0.04 

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0.09 0.08 0.07 0.051  0.00 

F Konstruksi 6.28 6.43 6.18 6.123  6.16 

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

7.48 7.43 7.47 7.44  7.44 

H Transportasi dan Pergudangan 1.58 1.55 1.50 1.582  1.56 

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.32 0.31 0.34 0.318  0.31 

TERSIER J Informasi dan Komunikasi 3.16 3.41 3.29 2.663  2.85 K Jasa Keuangan dan Asuransi 2.10 2.15 2.00 1.799  1.88 L Real Estat 1.37 1.36 1.21 1.44  1.39 

M,N Jasa Perusahaan 0.08 0.08 0.08 0.084  0.08 

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

4.18 3.93 4.75 3.904  4.04 

P Jasa Pendidikan 5.02 5.01 5.15 5.021  5.03 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.29 1.28 1.40 1.223  1.25 R,S,T,U Jasa lainnya 1.11 1.05 0.98 1.242  1.17 * : Angka sementara ** : Prediksi

Page 31: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 25

9,54 

8,35 

6,43 

8,02  7,99  7,96 

2011 2012 2013 2014 2015** 2016**

Pertumbuhan Ekonomi Kab. Batang Hari

2.2.2 Pertumbuhan Ekonomi

Grafik 2.10. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Batang Hari

Tahun 2015-2016

* : Angka sementara ** : Prediksi

proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 dan 2016, menggunakan laju rata-rata pertumbuhan ekonomi dari tahun 2011-2014, di prediksi sebesar 7,99 persen pada tahun 2015 dan 7,96 persen pada tahun 2016, penghitungan ini didasarkan pada Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kab. Batang Hari Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha.

Page 32: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 26

2.3 RENCANA TARGET EKONOMI MAKRO

2.3.1. Tantangan dan Peluang

Ketersediaan energi merupakan salah satu tantangan bagi masyarakat Kabupaten Batang Hari,baik yang tidak terbarukan maupun yang terbarukan. Pada umumnya kesediaan energi di Kabupaten Batang Hari masih berorientasi pada energi yang tidak terbarukan, yang tentunya dalam jangka panjang sumberenergi tersebut akan habis. Sementara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pelaksanaan pembangunan pada umumnya membutuhkan sumber energi yang sangat besar, yang sampai sekarang energi yang terbarukan masih belum terkelola secara optimal.

Selain itu, kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih belum optimal menjadi persoalan yang essensial di tengah masyarakat Batang Hari. Hal ini terlihat dari indikasi rendahnya SDM Kabupaten Batang Hari yang bekerja pada sektor-sektor yang memerlukan teknologi tinggi, yang sampai saat ini lebih banyak terisi oleh SDM yangberasal dari luar Kabupaten Batang Hari. Pada sisi lain untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara nyata diperlukan kemampuan SDM lokal dalam mengelola sektor skunder bahkan tersier, terutama yang berkaitan dengan penggunaan teknologi. Fenomena ini tentu akan menjadi perhatian dalam pembangunan di bidang pendidikan, ketenagkerjaan dan pemberdayaan masyarakat desa melalui program dan kegiatan di masing-masing SKPD yang terkait.

Tantangan yang lain yang juga penting untuk disikapi adalah belum optimalnya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang produksi, pengolahan, informasi, transportasi, serta penguatan keterkaitan mata rantai industri hulu-hilir dalam satu kesatuan struktur ekonomi yang mapan serta pemanfaatan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang menghasilkan produksi bersih dan berkelanjutan.Tantangan ini sekaligus

Page 33: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 27

menjadi peluang bagi masyarakat Batang Hari sesuai dengan perkembangan teknologi, industri pengolahan produk primer (kelapa sawit, karet, ternak dan ikan), teknologi transportasi dan informasi.

Aktifitas dalam eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alamoleh masyarakat dan dunia usaha telah pula menjadi tantangan yang krusial dan mengancam keseimbanganlingkungan. Hal ini terjadi karena dorongan kebutuhan ekonomi, semakin tingginya nilai ekonomi berbagai potensi sumberdaya alam dan kurangnya pemahaman terhadap lingkungan.

Akumulasi dari hal di atas, telah menjadikan Kabupaten Batang Hari sebagai wilayah yang tingkat kerusakan lingkungannya yang mempunyai dampak bukan hanya darisisi ekonomi saja tapi juga lingkungan hidup dan sosial. Tentunya persoalan lingkungan ini akan menjadi perhatian Pemerintah Daerah Batang Hari melalui serangkaian program dan kegiatan. Ke depan aspek kelestarian lingkungan akan semakin intensif ditangani seiring dengan meningkatnya status Kantor Lingkungan Hidup menjadi Badan Lingkungan Hidup Daerah serta SKPD terkait lainnya.

Perkembangan lingkungan eksternal perekonomian (dunia, nasional dan regional) baik langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap perekonomian Kabupaten Batang Hari. Gejolak dan kebijakan tentang harga BBM, nilai tukar rupiah dan faktor makro ekonomi lainnya akan mempengaruhi perekonomian masyarakat Batang Hari, termasuk mempengaruhi kebijakan anggaran pemerintah daerah.

Berbagai kondisi faktor eksternal yang mempengaruhi perekonomian Batang Hari pada Tahun 2015, diperkirakan sebagai berikut :

1) Ketergantungan pangan terhadap produk impor; fenomena ini akan mengakibatkan ketersediaan produk pangan terganggu, sehingga terjadi ketidakstabilan harga di pasaran;

Page 34: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 28

2) Kenaikan harga BBM akibat pengurangan subsidi pemerintah;

3) Mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kecenderungan investasi dan ekspor yang melambat; dan pertumbuhan sektor industri pengolahan non-migas yang terus melemah;

4) Adanya potensi gelojak moneter international yang terkait dengan keseimbangan global, tingginya harga minyak dunia;

5) Makin tingginya desakan implementasi pembangunan yang berkelanjutan serta food safety (ketahanan pangan).

6) Perubahan parlemen dan kabinet hasil Pemilu dan Pilpres 2014, serta perubahan kebijakan fiskal

Sedangkan faktor internal yang akan mempengaruhi perekonomian Batang Hari untuk tahun 2015 diperkirakan adalah ;

1) Jumlah penduduk; kondisi ini di satu sisi merupakan potensi pasar barang dan jasa, namun di sisi lain merupakan beban pembangunan ekonomi.

2) Ketersediaan infrastruktur wilayah melalui penyediaan sarana dan prasarana yang relatif baik, akan mempengaruhi tingkat efisiensi perekonomian dan peningkatan daya tarik bagi para investor serta Nilai Tukar Petani (NTP).

3) Penurunan kontribusi sektor primer ke sektor tersier dan sekunder yang salah satunya mengakibatkan terjadinya pengangguran kentara (disguise employment); sementara pertumbuhan sektor tersier dan primer tidak secara otomatis berakses terhadap transformasi tenaga kerja.

4) Iklim ketentraman dan ketertiban yang kondusif dalam menghadapi Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jambi dan Kabupaten Batang Hari tahun 2015 kondisi ini sangat mempengaruhi aspek sosial masyarakat dan aktivitas ekonomi.

Tantangan-tantangan tersebut di atas sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Batang Hari. Oleh karena itu, tantangan ini harus dapat diatasi secara proporsional melalui penetapan prioritas pembangunan daerah, penetapan rencana kerja dan pendanaannya, serta penataan

Page 35: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 29

hubungan tata kerja dalam pelaksanaannya, sehingga terjadinya sinergitas dan kebersamaan dari semua stakeholders pembangunan di Batang Hari.

Kebijakan dan program pembangunan yang lebih menitik beratkan kepada revitalisasi pertanian, peningkatan sumber daya manusia dibidang pendidikan dan kesehatan sebagai program prioritas, diperkirakan akan terus memperkuat perekonomian daerah dalam upaya menurunkan jumlah pengangguran dan kemiskinan. Disamping itu, kebijakan ekonomi makro pada tahun 2015 diarahkan untuk mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi dalam rangka mengatasi permasalahan pengangguran dan kemiskinan. Hal ini dilakukan melalui langkah-langkah percepatan penyediaan infrastruktur dasar, peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing daerah.

Prospek perekonomian Batang Hari pada tahun 2015 diperkirakan tetap optimis, prospek pengembangan ekonomi yang sangat baik terutama di sektor pertambangan, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, industri pengolahan dan jasa sebagai sektor unggulan yang mengandalkan kemampuan sumber dayaalam dan sumber daya manusia.

Seperti permintaan pasar lokal terhadap produk-produk unggulan dari Batang Hari cukup besar, yang memberikan prospektif bagi pengembangan sektor industridan perdagangan, trendnya menunjukkan peningkatan yang sangat baik, disamping disektor perdagangan, jasa dan industri.

Perkembangan ekonomi daerah dapat dilihat dari indeks perkembangan PDRB menurut sektor setiap tahunnya. Indeks ini menunjukkan seberapa besar perkembangan ekonomi suatu daerah pada tahun berjalan dibandingkan dengan keadaan pada tahun dasar (dalam hal ini tahun 2010). Pada tahun 2014 nilai tambah bruto Kabupaten Batang Hari Atas Dasar Harga Konstan

Page 36: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 30

mencapai 9,344.2 milyar rupiah, meningkat sebesar 8,02 % dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 8,640.8 milyar rupiah.

Berdasarkan RPJMD, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang hari ditargetkan tumbuh sebesar rata-rata 6,61 % pertahun (didasarkan pada tahun dasar 2000). Mengacu pada target ini, maka pada tahun 2014 yang akan datang diproyeksikan PDRB Kabupaten Batang Hari Atas Harga Berlaku sebesar 6,448,873.64 juta Rupiah dan Atas Harga konstan sebesar 1.472.596,68 juta Rupiah. Sementara pada tahun 2015 diproyeksikan atas Harga berlaku sebesar 6.875.144,19 juta Rupiah dan PDRB Atas Harga Konstan sebesar 1.673.708,05 juta Rupiah

Tabel 2.10 Perkembangan PDRB Kabupaten Batang Hari Atas Dasar Harga Berlaku dan

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010 – 2014 dan Proyeksi Tahun 2015 dan 2016

Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Atas Dasar Harga Berlaku 2010

PDRB (milyar)

Indeks Perkembangan

PDRB (Juta Rupiah)

Indeks Perkembangan

2010 6,840.5 100 6,840.5 100

2011 7,492.9 109.54 7,893.5 115.39

2012 8,118.6 118.68 8,777.6 128.32

2013 8,640.8 126.32 9,961.3 145.62

2014* 9,334.2 136.46 11,685.4 170.83

2015* 10,088.5  146.60 13,359.3 196.03

2016* 11,718.9 156.74 15,033.2 221.24

Sumber : BPS Kabupaten Batang Hari, diolah * Angka Proyeksi

Page 37: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 31

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

Sejalan dengan arah pembangunan Nasional, pada dasarnya Pembangunan Kabupaten Batang Hari merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat daerah yang dilaksanakan secara terus menerus berdasarkan kemampuan daerah serta kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan keadaan daerah, nasional, dan global. Substansi dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa berbagai kebijakan yang akan dan telah dirumuskan, ditetapkan dan diimplementasikan merupakan langkah-langkah untuk menangani berbagai permasalahan yang berkembang dalam rangka meningkatkan kualitas dan perikehidupan masyarakat Kabupaten Batang Hari.

Pada tahun 2016, pembangunan di Kabupaten Batang Hari tetap berorientasi kepada RPJMN 2014-2019, RPJMD Provinsi Jambi 2010-2015 dan RPJMD Batang Hari 2011-2016 dengan tetap mempertimbangkan dinamika dan ekonomi global, nasional dan di daerah Batang Hari sendiri. Oleh karena itu untuk ketajaman sebuah perencanaan anggaran perlu mempertimbangkan berbagai asumsi dari berbagai aspek.

3.1 ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN DALAM APBN

Asumsi-asumsi dalam penetapan APBN memiliki pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi penganggaran di daerah. Kuatnya pengaruh langsung dari kebijakan APBN akan lebih dirasakan oleh

Page 38: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 32

daerah-daerah yang struktur APBD-nya secara relatif didominasi oleh dana perimbangan. Sesuai dengan Perpres Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016, asumsi APBN Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut :

a) Pertumbuhan ekonomi : 5,5 persen b) Inflasi pada kisaran : 4,7 persen c) Nilai Tukar pada kisaran Rp. 13.400,- perdolar AS d) Tingkat Bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan : 5,5 persen e) harga minyak mentah Indonesia 60 dollar AS/barrel, f) produksi minyak dan gas bumi mencapai 1,985 juta barel setara minyak per

hari. (Lifting minyak 830 ribu barel per hari dan Lifting gas 1,155 barel setara minyak per hari).

Sasaran pembangunan yang ingin dicapai pada Tahun 2016 adalah upaya untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan target yang direncanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada Tahun 2016, ditetapkan dengan asumsi-asumsi :

a) Terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.

b) Terjadi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang diukur dengan peningkatan angka harapan hidup dan penurunan angka kematian bayi.

c) Terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah yang diukur dengan peningkatan PDRB.

d) Terjadi peningkatan infrastruktur daerah yang diukur dari pertambahan jumlah dan kualitas infrastruktur daerah.

e) Terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang diukur dari penurunan angka pengangguran dan kemiskinan secara relatif.

f) Target pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari dalam RPJMD 2011-2016 perkiraan pertumbuhan sebesar 6,61 persen, di atas

Page 39: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 33

pertumbuhan ekonomi Nasional yang diprediksi untuk Tahun 2016 dengan kisaran sebesar 5,5 persen.

Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pencapaian target meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut juga dipengaruhi oleh hasil interaksi pertumbuhan yang dialami oleh daerah-daerah lainnya serta dinamika kehidupan masyarakat.

3.2 LAJU INFLASI DAN DEFLASI

Berkenaan dengan laju inflasi dan Deflasi Kabupaten Batang Hari, menggunakan asumsi dengan Pantauan atas ibukota provinsi, terutama Kota Jambi. Pada triwulan IV 2014, inflasi kota Jambi tercatat 8,72%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,31%(yoy)), dan lebih tinggi dari inflasi nasional (8,36%(yoy)) dan dari rata-rata inflasi triwulan IV dalam tiga tahun terakhir (7,23%(yoy)). Faktor utama inflasi kota Jambi disebabkan oleh inflasi administered price yang mencapai 16,20% (yoy). Sumber utama inflasi administered price adalah meningkatnya harga BBM bersubsidi yang mulai diterapkan pada 18 November 2014 yang diikuti oleh kenaikan tarif angkutan. Kenaikan tersebut diikuti oleh kenaikan biaya transportasi dan distribusi sehingga mengakibatkan kenaikan harga bahan pangan dan beberapa komoditas lainnya. Inflasi volatile food berada berada pada level yang cukup tinggi yaitu 11,77% (yoy). Sementara itu inflasi inti cenderung stabil di level 3,71% (yoy). Perkembangan harga di Kota Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar 5,38% (qtq), melonjak tajam dibandingkan triwulan sebelumnya (1,62% (qtq)). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, November dan Desember 2014 masing-masing sebesar 0,51%, 2,18% dan 2,61%. Sementara itu, perkembangan harga di Bungo tercatat sebesar 5,24% (qtq), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya (2,26% (qtq)) namun sedikit lebih rendah dibandingkan kota Jambi

Page 40: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 34

dengan pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, November dan Desember 2014 masing-masing sebesar 0,80%, 2,29% dan 2,07%.

3.3 LAIN-LAIN ASUMSI

Selain Asumsi-asumsi Makro di atas terdapat beberapa asumsi yang diperkirakan dapat mempengaruhi perekonomian Kabupaten Batang Hari pada Tahun 2016, dipengaruhi oleh lain-lain asumsi;

a. Dalam rangka peningkatan bidang pendidikan, alokasi anggaran fungsi pendidikan diupayakan sekurang-kurangnya 20 persen dari belanja daerah.

b. Dalam rangka peningkatan bidang kesehatan, alokasi anggaran urusan kesehatan sekurang-kurangnya 10 persen dari total belanja.

c. Stabilitas ketentraman dan keamanan dapat terkendali dan terkelola dengan baik sehingga aktivitas sosial ekonomi dapat berjalan dengan baik.

Page 41: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 35

BAB IV

KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

4.1. PENDAPATAN DAERAH

Kebijakan bidang Pendapatan Daerah Kabupaten Batang Hari pada hakekatnya merupakan upaya peningkatan dukungan anggaran dalam rangka pembiayaan kegiatan pembangunan pada Anggaran Tahun 2016 untuk memenuhi peningkatan kebijakan publik demi memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut, maka Kebijakan Umum Pendapatan Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 ditempuh melalui kegiatan sebagai berikut :

4.1.1 Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah

Kebijakan perencanaan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut :

a) Mendorong dan meningkatkan prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pembangunan.

b) Mengefektifkan sumber-sumber pendapatan (PAD) yang telah ada.

c) Mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan dari pemerintah, dan Provinsi.

d) Meningkatkan efesiensi dalam penggalian dan proses peningkatan PAD.

e) Mengembangkan sumber-sumber PAD baru secara rasional dengan tetap memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat.

Page 42: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 36

f) Meningkatkan kerja sama dengan Kejaksaan Negeri Muara Bulian dalam hal penagihan piutang pajak daerah.

4.1.2 Target Pendapatan Daerah

Pada Tahun 2016 ditargetkan pendapatan daerah Kabupaten Batang Hari sebesar Rp.1.031.520.280.041,- target pendapatan sebesar ini meningkat sebesar 5,33 persen dibanding tahun sebelumnya. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Rencana Pendapatan Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016

No Pendapatan dan Penerimaan Daerah Target (Rp)

1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 75.681.510.131 a Pendapatan Pajak Daerah 15.924.457.763 b Hasil Retribusi Daerah 7.928.056.850 c Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang Dipisahkan 8.000.000.000 d Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 43.828.995.518

2 DANA PERIMBANGAN 771.219.540.918 a Dana Bagi Hasil Pajak/BukanPajak 229.740.671.918 b Dana Alokasi Umum 541.478.869.000 c Dana Alokasi Khusus - 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 184.619.228.992 a Hibah - b Dana Dadurat - c Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah

Daerah Lainnya 37.072.137.992

d Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 147.547.091.000 e Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah

Daerah lainnya -

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 1.031.520.280.041

Page 43: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 37

4.1.3 Upaya-upaya Pemerintah Daerah

Berbagai upaya akan dan sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah

dalam mencapai target Pendapatan Daerah antara lain :

a. Merasionalkan target PAD dari berbagai sumber serta meningkatkan kinerja SKPD terkait dalam menggali dan mengelola sumber pendapatan tersebut.

b. Mengefektifkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber-sumber pendapatan yang telah ada serta mengembangkan sumber-sumber PAD baru secara rasional dengan tetap memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat

c. Mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan dari pemerintah pusat dan Provinsi.

d. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah pusat dalam peningkatan penerimaan dana perimbangan dan dana tugas pembantuan.

e. Menggali sumber-sumber PAD yang baru dengan tetap berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dengan prinsif tidak membebani masyarakat.

Strategi yang akan digunakan untuk mencapai sasaran tersebut yaitu :

a. Mengembangkan sistem pengelolaan keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel serta sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah;

b. Mengoptimalkan penetapan target Pajak dan Retribusi Daerah sesuai dengan potensi rill Objek pajak;

c. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat dalam pembiayaan (bidang pendapatan) untuk pembangunan, dan

d. Meningkatkan kemampuan SDM Aparatur bidang teknis perpajakan.

Page 44: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 38

e. Melanjutkan pendataan objek pajak PBB-P2 dalam rangka implementasi Undang-undang Nomor 28 Tahun 2010 tentang Pajak dan Restribusi Daerah.

f. Melaksanakan kegiatan penyesuaian zona nilai tanah (ZNT) dan nilai indikasi rata-rata (NIR) untuk meningkatkan potensi pajak bumi bangunan.

g. Mengefektifkan pendataan potensi sumber pajak daerah dari komunditas perkebunan dengan bantuan teknologi citra satelit.

h. Mengoptimalkan kinerja pelayanan RSUD-HAMBA menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk meningkatkan pelayanan dan pendapatan daerah.

Berdasarkan pengalaman atas realisasi penerimaan dua tahun terakhir (Tahun Anggaran 2014 dan Tahun Anggaran 2015) maka target pendapatan Tahun 2016 direncanakan sebesar Rp.1.031.520.280.041,-. Pendapatan tersebut direncanakan bersumber dari :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Tahun Anggaran 2016 direncanakan sebesar Rp.75.681.510.131,- menurun sebesar 6,20 persen dari tahun 2015 yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

b. Dana Perimbangan direncanakan sebesar Rp.771.219.540.918,-meningkat sebesar 5,16 persen dari tahun 2015 yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak dan Dana Alokasi Umum (DAU), sedangkan untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) menunggu penetapan pagu dari Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun 2016 atau PMK mengenai Alokasi DAK Tahun Anggaran 2016.

Page 45: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 39

c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah direncanakan sebesar Rp.184.619.228.992,- naik sebesar 11,71 persen dari tahun 2015 yang meliputi Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya dan Dana Penyesuaian dan otonomi khusus.

4.2 BELANJA DAERAH 4.2.1 Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah

Pada Tahun Anggaran 2016 Belanja Daerah ditargetkan sebesar Rp.1.081.485.280.041,- dengan proporsi antara Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung sebesar 59,05 persen berbanding 40,95 persen. Belanja daerah pada tahun 2016 ini meningkat sebesar 3,60 persen jika dibanding belanja daerah APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015 yang lalu.

Belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan, oleh karena itu dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Daerah berupaya menetapkan target capaian satuan kerja, dan kegiatan sejalan dengan urusan yang menjadi kewenangan daerah Kabupaten Batang Hari.

Pada dasarnya kebijakan umum belanja adalah berupaya meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dengan berbagai kegiatan pembangunan yang dalam pelaksanaannya diselaraskan dengan prinsip keadilan dan kehati-hatian dalam mengalokasikan dan mengelola anggaran pembangunan daerah secara efektif dan efisien sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.

Belanja yang digunakan dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan yang digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban Kabupaten Batang Hari yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,

Page 46: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 40

kesehatan, fasilitas sosial dan umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

4.2.2. Kebijakan Belanja Tidak Langsung

Pada Tahun Anggaran 2016 direncanakan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp.638.623.960.145,- atau meningkat sebesar 4,84 persen jika dibanding APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015. Secara umum peningkatan Belanja Tidak Langsung sebesar 4,84 persen pada Tahun Anggaran 2016 di atas dipergunakan untuk mensikapi proyeksi untuk dialokasikan Gaji ke 14 atau Tunjang Hari Raya (THR) PNS sebesar satu bulan gaji pokok sebagai pengganti kenaikan gaji PNS dan Alokasi Dana Desa dari APBN untuk 110 desa.

Pada Tahun Anggaran 2016 Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 638.623.960.145,- dialokasikan untuk :

a. Belanja Pegawai :

Kebijakan Belanja Pegawai pada APBD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 dialokasikan untuk belanja gaji dan tunjangan, belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD serta Kepala Daerah, biaya pemungutan pajak, insentif pemungutan pajak daerah dan insentif pemungutan retribusi daerah sebesar Rp.493.154.682.715,- atau meningkat sebesar 5,63 persen jika dibanding APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015.

b. Belanja Subsidi

Kebijakan Belanja Subsidi pada APBD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 dialokasikan sebesar Rp.1.200.000.000,00.- kepada PDAM.

Page 47: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 41

c. Belanja Hibah

Kebijakan Belanja Hibah yang dialokasikan pada APBD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 digunakan untuk Belanja Hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swasta dan Belanja Hibah kepada Kelompok/Anggota Masyarakat. Secara keseluruhan berjumlah Rp.12.641.080.000,00.- atau menurun sebesar 70,09 persen jika dibanding APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015.

d. Belanja Bantuan Sosial

Kebijakan Bantuan Sosial dianggarkan untuk pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Belanja Bantuan Sosial ini diarahkan kepada belanja bantuan bagi kelompok/anggota masyarakat di Kabupaten Batang Hari, organisasi sosial kemasyarakatan dan belanja bantuan bagi kelompok masyarakat dianggarkan sebesar Rp.14.441.600.000,00.- atau meningkat sebesar 12,06 persen jika dibanding APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015.

e. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa dan Partai Politik Kebijakan Belanja Bantuan Keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus. Pada APBD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 diarahkan kepada belanja bantuan keuangan kepada Pemerintahan Desa yaitu berupa Alokasi Dana Desa (ADD), Dana Operasional Pemerintahan Desa dan Dana Desa dari APBN untuk 110 desa sebesar Rp.115.100.929.200,00.- serta belanja bantuan keuangan kepada Partai Politik sebagai kompensasi kursi yang ada perwakilan di DPRD sebesar Rp.1.085.668.230,00.-. Sehingga Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa, Dana Desa dari APBN dan Partai Politik pada tahun ini dianggarkan sebesar

Page 48: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 42

Rp.116.186.597.430,00.- atau meningkat sebesar 36,33 persen jika dibanding APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015.

f. Belanja Tidak Terduga

Kebijakan Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa/tanggap darurat dalam rangka pencegahan dan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan dan ketertiban di Kabupaten Batang Hari seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya. Belanja Tidak Terduga ini dianggarkan sebesar Rp.1.000.000.000,00,- Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Rencana Belanja Tidak Langsung Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016

No URAIAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (Rp.)

1 Belanja Pegawai 493.154.682.715,002 Belanja Bunga 0,003 Belanja Subsidi 1.200.0000.00,004 Belanja Hibah 12.641.080.000,005 Belanja Bantuan Sosial 14.441.600.000,00

6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintahan Desa 0,00

7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa dan Partai Politik 116.186.597.430,00

8 Belanja Tidak Terduga 1.000.000.000,00

Anggaran Belanja Tidak Langsung akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2016 yang akan datang, akan dipergunakan untuk membiayai program dan kegiatan sebagai berikut :

Page 49: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 43

a. Penyesuaian belanja pegawai untuk menyikapi proyeksi alokasi Gaji ke 14 atau Tunjang Hari Raya (THR) PNS sebesar satu bulan gaji pokok sebagai pengganti kenaikan gaji PNS.

b. Pemberian subsidi kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

c. Pemberian Hibah dan Bansos sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Peningkatan anggaran desa yang terdiri dari Dana Alokasi Desa dari APBN untuk kegiatan pembangunan infrastruktur Desa dan Pelayanan Masyarakat serta memberikan jaminan kesehatan bagi Kades, Perangkat Desa, BPD, Pegawai Syara’, dan Guru PAMI serta Guru DTA dalam program BPJS Kesehatan.

e. Memberikan Jaminan Kesehatan bagi Tenaga Honorer dan PTT dilingkup Pemerintah Kabupaten Batang Hari, Guru Honorer TK dan Kelompok Bermain serta Da’i.

f. Pemberian Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sesuai dengan porsi kursi keterwakilan di DPRD.

4.2.3. Kebijakan Belanja Langsung

Kebijakan belanja langsung direncanakan akan dialokasikan untuk belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal untuk pembangunan sarana dan prasana infrastruktur. Belanja langsung pada Tahun Anggaran 2016 ditargetkan sebesar Rp.442.861.319.896.- atau meningkat sebesar 1,86 persen jika dibanding APBD-Perubahan Tahun Anggaran 2015.

Belanja Langsung yang digunakan untuk belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja modal pembangunan dan pelayanan publik untuk membiayai program dan kegiatan prioritas pembangunan sesuai dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Batang Hari Tahun

Page 50: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 44

Anggaran 2016 dalam rangka mewujudkan target kinerja sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Batang Hari Tahun 2011-2016.

Kebijakan alokasi belanja dalam RAPBD 2016 akan tetap didasarkan pada penganggaran berbasis kinerja, yang secara khusus mempertimbangkan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016.

Belanja Langsung sebesar Rp.442.861.319.896.- akan dialokasikan untuk mendukung prioritas pembangunan, yaitu: (1) Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik (Good Governance); (2) Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan; (3) Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan; (4) Penanggulangan Kemiskinan dan Ketenagakerjaan; (5) Ketahanan Pangan; (6) Peningkatan Infrastruktur Pelayanan Umum; (7) Pengembangan Usaha Ekonomi; (8) Pengendalian kerusakan lingkungan hidup, Sumber Daya Alam, Penataan Ruang dan Energi; (9) Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama.

Fokus Kebijakan Pembangunan dalam RAPBD Tahun 2016 meliputi;

a. Melanjutkan Program Kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Infrastruktur jalan, irigasi pertanian, jalan produksi, jalan usahatani, penerangan lampu taman dan jalan serta sarana dan prasarana pasar;

b. Pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana di bidang pendidikan dan kesehatan dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat;

c. Pengadaan mobilitas kendaraan Pemadam Kebakaran dan peningkatan kualitas personil dalam rangka pencegahan dan pemadam kebakaran;

d. Pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan kesehatan dan pendidikan masyarakat.

Page 51: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 45

e. Penguatan institusi kecamatan melalui peningkatan anggaran untuk kegiatan pada SKPD Kecamatan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

f. Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia, baik dibidang Pendidikan, Kesehatan, ketenagakerjaan dan keagamaan yang diarahkan bagi terwujudnya pelayanan sosial masyarakat menuju Good Governance.

g. Pembangunan Ekonomi Kerakyatan untuk mewujudkan perekonomian yang tangguh, sehat dan berkeadilan sesuai dengan potensi sumberdaya lokal Batang Hari, terutama di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan serta kelembagaan ekonomi.

h. Sinkronisasi dan dukungan terhadap sumber-sumber pendanaan dari APBN, APBD Provinsi dan sektor Swasta (Program Corporate Social Responsibility/CSR).

4.2.4. Kebijakan Belanja

a. Urusan Pemerintah Daerah

Urusan pemerintah daerah yang menjadi kewenangan pemerintah daerah mencakup urusan wajib dan urusan pilihan akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam Kabupaten Batang Hari sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 5 tahun 2008, Nomor 2 tahun 2013, Nomor 3 tahun 2013, dan Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 4 tahun 2013, nama-nama SKPD dalam Kabupaten Batang Hari berdasarkan urusan wajib dan pilihan adalahsebagai berikut :

Page 52: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 46

A. Urusan Wajib

1. Pendidikan

1.1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

1.2. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

2. Kesehatan

2.1. Dinas Kesehatan

2.2. Kantor Rumah Sakit Umum Hamba

3. Pekerjaan Umum

3.1. Dinas Pekerjaan Umum

3.2. Dinas Perkotaan

4. Perencanaan Pembangunan, Penataan Ruang dan Statistik

4.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

5. Perhubungan

5.1. Dinas Perhubungan

6. Lingkungan Hidup

6.1. Badan Lingkungan Hidup Daerah

7. Kependudukan, Catatan Sipil dan KB

7.1. Dinas Kependudukan dan Capil

7.2. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

8. Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

9.1. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

9.2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

9. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

10.1. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

10. Kepemudaan dan Olahraga

11.1. Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata

Page 53: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 47

11. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

12.1. Kantor Kesbang Linmas

12.2. Badan Satuan Polisi Pamong Praja

12. Pemerintahan Umum

13.1. DPRD

13.2. KDH & WKDH

13.3. Sekretariat Daerah

13.4. Sekretariat DPRD

13.5. Dinas PendapatanDaerah

13.6. Inspektorat Kabupaten

13.7. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

13.8. Kecamatan

13.9. Kelurahan

13. Kepegawaian

14.1. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah

14. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

15.1. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

15. Komunikasi dan Informatika

16.1. Kantor Pengolahan Data Elektronik

B. Urusan Pilihan

1. Pertanian

1.1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan 1.2. Dinas Perkebunan 1.3. Dinas Peternakan dan Perikanan 1.4. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

2. Kehutanan 2.1 Dinas Kehutanan

3. Energi dan Sumberdaya Mineral

3.1. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Page 54: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 48

Kebijakan Belanja berdasarkan urusan pemerintahan daerah tersebut pada masing-masing SKPD Tahun Anggaran 2016, sebagaimana tabel berikut.

Tabel 4.3 Plafon Anggaran Sementara Belanja Langsung (BL) Masing-masing

Urusan dan SKPD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016

No URUSAN/SKPD Plafon Anggaran Sementara (Rp)

1 2 3

I URUSAN WAJIB 412,053,123,895

1 Pendidikan 44,501,785,442

1.1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Batang Hari 42,457,984,443

1.2 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 2,043,800,999

2 Kesehatan 60,235,574,600

2.1 Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari 23,970,579,700

2.2 Kantor Rumah Sakit Daerah Hamba 36,264,994,900

3 Pekerjaan Umum 137,791,755,031

3.1 Dinas Pekerjaan Umum 124,603,627,266

3.2 Dinas Perkotaan 13,188,127,765

4 Perencanaan Pembangunan 8,557,409,975

4.1 Bappeda 8,557,409,975

5 Perhubungan 5,438,948,338

5.1 Dinas Perhubungan 5,438,948,338

6 Lingkungan Hidup 2,261,398,193

6.1 Badan Lingkungan Hidup Daerah 2,261,398,193

7 Kependudukan dan Catatan Sipil 6,915,986,494

7.1 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2,371,344,185

7.2 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 4,544,642,309

Page 55: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 49

No URUSAN/SKPD Plafon Anggaran Sementara (Rp)

1 2 3

9 Sosial 5,052,735,835

9.1 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Tranmigrasi 3,047,983,285

9.2 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2,004,752,550

10 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 2,790,898,589

10.1 Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi 2,790,898,589

11 Kepemudaan dan Olah Raga 7,451,460,803

11.1 Dinas Kepemudaan dan Olah Raga 7,451,460,803

12 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 7,683,435,775

12.1 Kantor Kesbang Pol 3,469,778,500

12.2 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas 4,213,657,275

13 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

112,546,017,737

13.1 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah -

13.2 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah -

13.3 Sekretariat Daerah 59,983,539,708

13.4 Sekretariat DPRD 18,650,557,687

13.5 Badan Kepegawaian, Diklat Daerah 5,423,288,650

13.6 Inspektorat Daerah 3,343,100,095

13.7 Dinas Pendapatan Daerah 10,644,770,540

13.8 Kecamatan Muara Bulian 1,050,030,000

13.9 Kecamatan Muara Tembesi 932,034,000

13.10 Kecamatan Mersam 863,786,000

13.11 Kecamatan Batin XXIV 1,065,084,100

13.12 Kecamatan Pemayung 867,092,900

13.13 Kecamatan Maro Sebo Ulu 866,625,550

13.14 Kecamatan Maro Sebo Ilir 1,387,788,950

Page 56: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 50

No URUSAN/SKPD Plafon Anggaran Sementara (Rp)

1 2 3

13.15 Kecamatan Bajubang 882,492,573

13.16 Kelurahan Muara Bulian 421,906,372

13.17 Kelurahan Rengas Condong 442,250,000

13.18 Kelurahan Teratai 386,347,900

13.19 Kelurahan Sridadi 369,008,450

13.20 Kelurahan Pasar Baru 254,828,767

13.21 Kelurahan Kampung Baru 450,042,870

13.22 Kelurahan Pasar Muara Tembesi 241,539,415

13.23 Kelurahan Kembang Paseban 361,069,465

13.24 Kelurahan Muara Jangga 371,824,600

13.25 Kelurahan Durian Luncuk 366,495,300

13.26 Kelurahan Jembatan Mas 386,506,500

13.27 Kelurahan Simpang Sungai Rengas 308,509,396

13.28 Kelurahan Bajubang 365,976,100

13.29 Kelurahan Terusan 320,754,280

13.31 Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 1,538,767,569

14 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 6,931,229,545

14.1 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 6,931,229,545

15 Komunikasi dan Informatika 3,894,487,538

15.1 Kantor Pengolahan Data Elektronik 3,894,487,538

II URUSAN PILIHAN 30,808,196,001

1 Pertanian 12,962,137,659

1.1 Dinas Perkebunan 2,311,296,880

1.2 Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 2,678,245,935

1.3 Dinas Pertanian Tanaman Pangan 3,858,054,804

1.4 Dinas Peternakan dan Perikanan 4,114,540,040

2 Kehutanan 7,368,383,382

2.1 Dinas Kehutanan 7,368,383,382

3 Energi dan Sumberdaya Mineral 10,477,674,960

3.1 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 10,477,674,960

JUMLAH 442,861,319,896

Page 57: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 51

4.3. PEMBIAYAAN DAERAH

4.3.1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Kebijakan Penerimaan Pembiayaan direncanakan diperoleh dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran 2015, sebesar Rp.50.965.000.000,- bersumberkan dari selisih pagu kegiatan anggaran dengan nilai kontrak, adanya kegiatan pada SKPD yang tidak terlaksana dan dari sisa penghematan belanja.

4.3.2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan direncanakan untuk pembiayaan netto untuk menutupi perkiraan defisit belanja daerah Tahun Anggaran 2016. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan tahun Anggaran 2016 direncanakan sebesar Rp.1.000.000.000,- membiayai program penyertaan modal (Investasi) Pemerintah Daerah dalam bentuk penyertaan modal pada Bank Jambi.

Secara rinci Plafon Anggaran Pembiayaan Daerah dapat dilihat pada Tabel 4.4, sebagai berikut.

Page 58: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 52

Tabel 4.4 Rincian Plafon Anggaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Batang Hari

Tahun Anggaran 2016

No URAIAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (Rp)

PEMBIAYAAN DAERAH 1 Penerimaan pembiayaan

1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA) 50.965.000.000

1.2 Pencairan dana cadangan 0,00

1.3

Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan 0,00

1.4 Penerimaan pinjaman daerah 0,001.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman 0,001.6 Penerimaan piutang daerah 0,00

Jumlah penerimaan pembiayaan 50.965.000.000

2 Pengeluaran Pembiayaan2.1 Pembentukan dana cadangan 0,002.2 Penyertaan modal (Investasi) daerah 1.000.000.0002.3 Pembayaran pokok utang 0,002.4 Pemberian pinjaman daerah 0,00 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 1.000.000.000

Pembiayaan Netto 49.965.000.000

Page 59: bab iv kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

Kebijakan Umum APBD Kab. Batang Hari Tahun 2016 53

BAB V

P E N U T U P

Demikianlah penyusunan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran

2016 Kabupaten Batang Hari ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam

penyusunan PPAS dan RAPBD Tahun Anggaran 2016.

Muara Bulian, November 2015

PIMPINAN DPRD BUPATI BATANG HARI, KABUPATEN BATANG HARI, M. MAHDAN, S.Kom S I N W A N, SH Ketua Hj. YUNNINTA ASMARA Wakil Ketua ELPISINA, S.Sos, M.Si Wakil Ketua