45
IV. PEMBAHASAN Dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga menjadi minyak CPO. Ada beberapa proses yang harus dilalui dan proses tersebut pada intinya untuk semua pabrik sama. Namun seiring dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada masing-masing stasiun pengolahan. Yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan yang sesuai dengan harapan tiap pabrik pengolahan. Secara luas, dikenal 2 jenis tanaman kelapa sawit sebagai basis program-program pemuliaan, yaitu: a. Dura, persentase mesocarp terhadap buah 35-50% dan dijumpai ada yang mencapai 65%. Cangkang tebal 2,8 mm, tidak mempunyai lingkar sabut di kelilingnya. Inti relatif besar. Rendemen relatif rendah 17- 18%. Dura sangat baik digunakan sebagai induk betina. b. Pesifera, dengan karakteristik tidak mempunyai cangkang digantikan oleh lingkar serabut di 26

BAB IV laporan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pedoman laporan

Citation preview

BAB I

PAGE 4053

IV. PEMBAHASAN

Dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga menjadi minyak CPO. Ada beberapa proses yang harus dilalui dan proses tersebut pada intinya untuk semua pabrik sama. Namun seiring dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada masing-masing stasiun pengolahan. Yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan yang sesuai dengan harapan tiap pabrik pengolahan.

Secara luas, dikenal 2 jenis tanaman kelapa sawit sebagai basis program-program pemuliaan, yaitu:

a. Dura, persentase mesocarp terhadap buah 35-50% dan dijumpai ada yang mencapai 65%. Cangkang tebal 2,8 mm, tidak mempunyai lingkar sabut di kelilingnya. Inti relatif besar. Rendemen relatif rendah 17-18%. Dura sangat baik digunakan sebagai induk betina.

b. Pesifera, dengan karakteristik tidak mempunyai cangkang digantikan oleh lingkar serabut di sekeliling inti. Karena tidak ada cangkang persentase mesocarp terhadap buah sangat besar dan rendemen juga sangat tinggi. Pesifera disebut juga sebagai pohon betina yang steril karena sebagian bisa tandan aborsi pada awal perkembangannya.

Oleh karena itu,Pesifera tidak dapat ditanam secara komersial. Pesifera digunakan sebagai induk jantan. Dari persilangan dura dan Pesifera dihasilkan tipe ketiga, yaitu tenera. Tipe ini adalah yang banyak ditanam secara komersial di perkebunan Unit Usaha Adolina yang mempunyai Karakteristik gabungan dari kedua induknya. Cangkang tebal 0,5 4 mm di sekelilingnya ada lingkar serabut. Rasio mesocarp terhadap buah sangat tinggi 60-96%. menghasillkan tandan relatif lebih banyak dibandingkan Dura, walaupun ukuran tandan lebih kecil dari dura namun rendemennya mencapai 22-24%.

Setiap tandan tergantung besar atau kecilnya terdiri dari 600-700 buah. Satu pohon kelapa sawit dapat menghasilkan 15-25 tandan per tahun dengan rata-rata berat tandan 3,5-4,5 kg. Pada tanaman muda 8-12 tandan per tahun dengan buah tandan rata-rata 20-25 kg tanaman dewasa.

Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dilakukan melalui 6 stasiun berikut ini:

1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)2. Stasiun Perebusan (Sterelizing Station)

3. Stasiun Penebahan (Threshing Station)

4. Stasiun Pengepressan / Kempa (Pressing Station)

5. Stasiun Pemurnian Minyak / Klarifikasi (Clarification Station)

6. Stasiun Pabrik Biji (Kernel Plant Station)7. Stasiun boiler8. Kamar Mesin (Machine Room)

A. Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Reception Station)1. Jembatan Timbang (Bridge Weighting)

Jembatan timbang merupakan langkah awal yang harus dilaksanakan sebelum melakukan proses pengolahan. Jembatan timbang berfungsi sebagai tempat atau alat penimbangan TBS yang dibawa ke Pabrik dan hasil produksi pabrik (minyak/inti sawit) dan tandan kosong kelapa sawit yang akan dikirim keluar pabrik (dijadikan pupuk). Bahan baku kelapa sawit berupa TBS yang berasal dari kebun Adolina sendiri dan dari pihak ketiga (pembelian atau pemasokan dari luar kebun) yang masuk ke Pabrik terlebih dahulu ditimbang di jembatan timbang (bridge weighting) untuk memperoleh berat Bruto (massa kendaraan + TBS) dan tarra (massa kendaraan). Selisih antara Bruto dengan Tarra adalah jumlah TBS yang diterima di PKS (netto).

Fungsi atau tujuan penimbangan adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk ke Pabrik.

b. Untuk mengetahui jumlah TBS yang diolah.

c. Untuk mengetahui jumlah sisa TBS untuk yang diolah pada hari berikutnya.

Jembatan timbang menggunakan mechanical hybrid dengan panjang 12.000 mm dan lebar 3.000 mm dengan ketelitian 10 kg dan kapasitas maksimal 50 ton dengan sistem digital dan terintegrasi online secara langsung ke Kantor Pusat dengan menggunakan system LAN (Local Area Network). Sedangkan timbangan manual digunakan sebagai alternatif jika system digital mengalami gangguan atau masalah. Untuk TBS kebun sendiri dalam sehari bisa mencapai 400-600 ton / hari. Sedangkan untuk TBS dari luar bisa mencapai 100-200 ton / hari. Sedangkan produksi CPOnya sendiri tergantung dari pengolahannya.

Proses Perawatan (Maintenance) terhadap kedua system timbangan tersebut dilakukan minimal sekali dalam setahun. Proses perawatan pada jembatan timbang ini berupa pembersihan dan pengkalibrasian yang dilakukan oleh Badan Meteorologi Sumatera Utara di Medan. Selanjutnya TBS dibawa ke Loading Rramp.2. Penampungan Buah (Loading Ramp)

Loading ramp adalah tempat penampungan TBS sementara sambil menunggu proses awal pengolahan yakni perebusan. Fungsi dari Loading Ramp adalah sebagai berikut :

a. Sebagai tempat untuk melakukan sortasi dan penampungan TBS sementara menunggu proses pengolahan.

Loading ramp digerakkan dengan sistem hidrolik untuk membuka dan menutup pintu dengan power pack penggerak sistem hydrolic 1 unit berdaya 7,5 HP dengan kemiringan 27o supaya dengan segera dapat turun masuk kedalam lori perebusan ketika pintu loading ramp dibuka. Loading ramp yang tersedia di Unit Usaha Adolina berjumlah 15 pintu yang masing-masing pintunya memiliki kapasitas 25 ton.

B. Stasiun Perebusan (Sterelizer)Stasiun perebusan merupakan faktor yang paling vital dalam pengolahan TBS sebab sangat besar pengaruhnya terhadap kehilangan minyak. Hasil rendemen CPO yang dihasilkan 70 % sangat bergantung pada baik atau tidaknya proses perebusan dilaksanakan. Perebusan yang lama akan mempertinggi kehilangan dalam air kondensat dan perebusan yang singkat akan mempertinggi jumlah katekopen atau berondolan terikut dalam tandan kosong.

Tujuan dari stasiun perebusan adalah :

a. Menghentikan aktivitas enzim pada buah

b. Memudahkan brondolan lepas dari tandan (spiklet)

c. Menurunkan kadar air yang terkandung dalam buah

d. Mempermudah lepasnya pericarp (daging buah)

e. Pemecahan emulsi

f. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang.

Sistem perebusan yang digunakan dalam pengolahan kelapa sawit menjadi CPO adalah system 3 jenis puncak (triple peak). Dengan menggunakan mikro kontroler ATMEL AT89S51 yang mengatur pembuangan uap dengan waktu yang sudah ditentukan untuk mencapai tekanan yang dibutuhkan yaitu :

a. Puncak I

= 2.3 kg/cm2b. Puncak II

= 2.5 kg/cm2c. Puncak III

= 2.8-3.0 kg/cm2Proses puncak pertama berlangsung selama 20 menit dengan kran blow up ditutup dan kran pemasukan uap (steam inlet) dibuka selama 17 menit untuk mencapai tekanan 2,3 kg/cm2 termasuk pembuangan udara pada awal pemanasan steam dengan tetap membuka kran kondensat selama 3 menit. Kemudian kran steam inlet ditutup, kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu 1 menit kemudian kran steam outlet (blow up) dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2. Selanjutnya kran kondensat dan kran steam outlet ditutup kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak kedua. Puncak pertama berguna untuk memberikan kejutan pada buah. Kadar air pada buah akan keluar dan pada saat kran kondensat dibuka. Setelah itu, kran kondensat dan kran steam outlet ditutup kembali, dan kran steam inlet dibuka untuk melanjutkan proses puncak kedua.

Pada puncak kedua operasionalnya sama dengan puncak I, tetapi tanpa pembuangan udara. Tekanan uap pada puncak II adalah 2,5 kg/cm2. Waktu yang diperlukan untuk menaikkan steam 12 menit dan untuk pembuangan selama 2 menit. Kran kondensat dan kran steam outlet ditutup kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak III. Puncak kedua bertujuan untuk pelunakan buah dan pematangan.

Puncak ketiga berlangsung selama 55-65 menit, kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3,0 kg/cm2 selama 12 menit. Kemudian puncak ketiga ditahan (holding time) selama 40-50 menit. Selama holding time dilakukan pembuangan kondensat sebanyak tiga kali sehingga tekanan menurun sampai 2,7 kg/cm2. Setelah selesai holding time, pembukaan kran dilakukan secara beturut mulai dari kran pembuangan kondensat, kemudian kran steam outlet sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm2. Waktu yang dibutuhkan untuk penurunan steam 3 menit. Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm2, kran kontrol steam dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah 0 kg/cm2. Puncak ketiga bertujuan untuk menyempurnakan pelunakan buah dan prekondisi biji dan inti biji akan lekang.

Tahapan dalam pembukaan kran dan kecepatan pembukaan steam sangat menentukan keberhasilan pembuangan udara dalam rebusan atau tandan. pembuangan udara dalam rebusan dilakukan sebelum puncak pertama dengan cara menutup kran steam outlet dan tetap membuka kran air kondensat pada saat steam dimasukkan kerebusan. Kran air kondensat baru ditutup bila steam telah tampak keluar silencer. Pembuangan udara dalam tandan terjadi pada perebusan puncak I dan II dengan cara melakukan kejutan (pembuangan steam) secepat mungkin. Kejutan atau pembuangan steam yang dianggap baik dari 2,0-2,5 cm2/kg ke 0 cm2/kg adalah maksimum 2 menit.

Adapun faktor faktor yang mempengaruhi proses perebusan adalah sebagai berikut:

a. Tekanan Uap dan Lama Perebusan

b. Temperatur, Pembuangan Udara dan Air Kondensat

C. Stasiun PenebahanStasiun penebah berfungsi untuk memisahkan atau melepaskan brondolan dari tandannya. TBS yang telah selesai direbus dari sterilizer akan ditarik keluar menggunakan capstand. Lori-lori yang keluar dari rebusan diangkat menggunakan hoisting crane dan dituangkan ke auto feeder dengan memutar lori 360. Penuangan TBS ke auto feeder membutuhkan waktu 5 menit per lori. Hoisting crane juga menurunkan lori ke rel yang diinginkan.

Bagian-bagian yang ada di stasiun penebah antara lain:

a. Auto Feeder

Merupakan alat yang digunakan untuk mengatur pemasukan tandan buah ke dalam thresher. Alat ini dilengkapi dengan daun pendorong (scraper bar) yang terbuat dari rantai dan digerakkan oleh elektromotor melalui sprocket sehingga tandan buah masuk ke dalam thresher. Auto feeder memiliki putaran maksimal 2 rpm yang dioperasikan secara manual oleh operator.Pengaturan buah yang masuk dari auto feeder ke thresher disesuaikan dengan kapasitas thresher sehingga buah tidak terlalu banyak menumpuk dalam thresher yang dapat mengakibatkan proses perontokan tidak sempurna

b. Thresher

Merupakan alat pemisah antara tandan dengan brondolan yang berbentuk drum dengan kapasitas 30 ton TBS/jam, dengan diameter 1,9-2,0 meter, panjangnya 3-5 meter dan dindingnya berupa kisi-kisi dengan jarak 50 mm. Dengan sudut-sudut yang ada dalam drum, tandan diputar dan dibanting sehingga tandan menjadi kosong dan keluar ketempat penampungan tandan kosong (hopper empty bunch). Hopper empty bunch tandan kosong berfungsi untuk menimbun tandan kosong yang akan dibawa kembali ke Kebun ataupun Afdeling yang kurang subur. Kecepatan putaran Thresher adalah 23 rpm. Di PKS Unit Usaha Adolina, terdapat 3 unit thresher, yaitu thresher 1, thresher 2, dan thresher 3. Namun hanya 2 thresher yang dugunakan yaitu thresher 1 dan 2. Untuk menyempurnakan proses perontokan, terdapat siku pengarah dan pisau cakar yang dipasang sejajar dengan kisi thresher. Pisau cakar ini berfungsi untuk mencabik-cabik tandan agar brondolan yang berada di dalam ikut membrondol. Cakar dibuat dari besi siku atau besi T 150 mm, panjang 70 cm sebanyak 12 buah dan dipasang secara seimbang pada kisi thresher. Sampah dan brondolan yang ada dalam thresher dan lantai di bawahnya, dibersihkan tiap minggu pada saat Pabrik tidak beroperasi. Hal ini dimaksudkan agar sampah tidak terikut diolah.Thresher 1 digunakan untuk memipil atau memisahkan tandan dengan brondolannya. Tandan yang keluar dari thresher 1 masuk ke bunch crusher dengan menggunakan konveyor untuk memaksimalkan pemisahan brondolan dari tandan sehingga memperkecil kemungkinan brondolan masih terikut dalam tandan. Dari bunch crusher, tandan tersebut diangkut ke thresher 2 untuk dipipil kembali. Brondolan hasil dari thresher 2 diangkut dengan fruit elevator ke digester.

c. Fruit Conveyor dan Fruit ElevatorDi dalam PKS Unit Usaha Adolina terdapat fruit conveyor dan fruit elevator. Ada dua jenis fruit conveyor yaitu bottom fruit conveyor dan top fruit conveyor. Fungsi dari fruit conveyor adalah untuk mengatur aliran (line) buah dari penebah (rotary drum) ke elevator buah untuk diteruskan ke digester. Fruit elevator di PKS Unit Usaha Adolina berjumlah 2 unit. Merupakan alat yang mengangkut brondolan ke Digester. Fruit Elevator berfungsi untuk mengangkut brondolan dari fruit conveyor dan kemudian dibagikan ke distributor conveyor pembagi.

d. Empty Bunch Conveyor

Empty bunch conveyor berfungsi sebagai alat angkut janjangan atau tandan kosong dari stasiun penebah ke hopper janjangan kosong. Prinsip kerjanya adalah janjangan kosong akan terdorong keluar dari thresher dan masuk ke horizontal empty bunch conveyor dan kemudian inclined empty bunch conveyor. Janjangan kosong kemudian di bawa ke hopper janjangan sebelum dibawa kembali ke Afdeling (sebagai pupuk untuk perkembangan tanaman kelapa sawit) dengan menggunakan Truk. e. Hopper Janjangan Kosong Berfungsi untuk menimbun janjangan kosong yang akan dibawa kembali ke Kebun ataupun Afdeling. Hopper janjangan kosong ini juga dilengkapi dengan elektomotor 5.5 HP, 1445 rpm serta lengkap dengan pengatur pintu keluar janjangan kosong yang bekerja dengan hydraulic system.D. Stasiun Pengepresan / Kempa (Pressing Station)Setelah melalui proses bantingan, selanjutnya brondolan hasil dari bantingan dibawa ke stasiun pencacahan dan kempa. Stasiun ini merupakan tempat untuk proses pemisahan minyak dari sabut dan biji kelapa sawit. Pada stasiun ini terdapat dua proses utama, yaitu proses digestion dan pressing. Yang termasuk bagian dari stasiun kempa adalah sebagai berikut :

a. Fruit Conveyor Distribution

Fruit conveyor distribution merupakan alat yang digunakan untuk membagi buah ke masing-masing digester yang telah dibawa oleh fruit elevator. b. Digester

Digester merupakan alat untuk melepaskan daging buah dari biji dan melumatkannya dengan cara menekan brondolan menggunakan pisau pengaduk yang berputar sambil dipanaskan yang digerakkan oleh elektromotor.

Adapun fungsi dari Digester adalah sebagai berikut :

1. Melepaskan sel sel minyak dari daging buah dengan cara mengaduk dan mencabik.

2. Memisahkan daging buah dari biji.

3. Menghomogenkan massa brondolan sebelum diumpankan ke kempa.

4. Mempermudah proses pada saat pengepresan.

5. Menaikkan temperatur.

Pada PKS unit usaha Adolina jumlah digester sebanyak 4 unit yang beroperasi 3 unit dan 1 unit standby. Selain itu inti digester juga memiliki pisau pengaduk yang berfungsi untuk mengaduk buah didalam digester agar terlepas dari nut-nya, steam mantle yang berfungsi sebagai dinding pemanas didalam digester, pipa injeksi uap yang berfungsi untuk menginjeksikan uap panas kedalam digester, saluran hasil kempa yang berfungsi sebagai saluran untuk memasukkan hasil pelumatan kedalam screw press, dan steam trap yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa uap dari pemakaian di digester. Digester memiliki 6 tingkat pisau yang terdiri atas 5 tingkat pisau pengaduk dan 1 tingkat pisau lempar pada bagian bawah. letak pisau-pisau ini dibuat bersilangan agar daya adukan cukup besar dan sempurna. Temperatur yang digunakan dalam proses pelumatan adalah 90-95C dengan tekanan sebesar 3,5 kg/cm2. PKS Unit Usaha Adolina memiliki unit digester yang memiliki volume sebesar 3,2-3,5 m3 untuk tiap digester.Sistem kerja pada digester awalnya buah hasil penebahan akan diisi penuh sebanyak 75%, kemudian diputar selama 15 menit dan line press dibuka. Dalam silinder adukan buah sawit dilumat dengan pisau-pisau pengaduk yang berputar pada poros sehingga daging buah terlepas dari biji. Proses pemisahan ini dibantu dengan penambahan air supplesi 15-20% terhadap buah olah. Setelah buah dikempa kemudian akan menuju ke mesin pressing.Terjadinya pelumatan brondolan adalah akibat putaran/gesekan pisau dan tekanan kebawah dari brondolan itu sendiri. oleh karena itu semakin banyak isian digester, semakin lama waktu tinggal di Digester dan semakin menyempurnakan hasil adukan. Penyambungan panjang pisau tanpa memperhatikan luas penampang pisau adalah kurang efektif dalam menghasilkan hasil adukan yang sempurna.Pada corong digester menuju kempa dipasang pintu yang bisa dibuka tutup untuk menahan brondolan pada awal olah agar brondolan dilumat dahulu sebelum dipress. Corong digester yang tidak berpintu mengakibatkan brondolan tidak diaduk dulu tetapi langsung dipress. Hal ini akan mengakibatkan kehilangan minyak dalam ampas pressan.Pada bagian bawah digester dipasang bottom wearing plat dengan ketebalan 9 mm serta berlobang sebanyak 1.200 buah dan berdiameter 5 mm, bila lubang sebanyak 1.800 buah maka diameternya 4 mm. Lubang lubang ini gunanya untuk mengalirkan minyak pada saat berlangsungnya proses pengadukan sehingga massa tidak terlalu basah dan proses pengadukan dan pengepressan menjadi lebih efektif. Jenis minyak yang mengalir tanpa pengepressan ini belum terjadi emulsi dan lebih mudah dipisahkan. Oleh karena itu minyak dari digester mutlak harus dialirkan untuk menghindarkan pembentukkan emulsi. Berbeda dengan minyak hasil pengepressan yang sudah terjadi emulsi dan lebih sulit dipisahkan.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja dari digester diantaranya:a. Kondisi pisau pengaduk digester yang ketika aus harus segera diganti.b. Level volume buah dalam digester minimal berisi dari volume digester (pisau bagian atas tertutup oleh brondolan).c. Masa adukan jangan terlalu lama.d. Temperatur digester harus dijaga pada suhu 90-95 oC untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan air.e. Kecepatan pengadukan sebesar 25 rpm, dan

f. waktu pengadukan pada start-up awal 15-20 menit.

c. Kempa

Proses pengempaan (pressing) ini merupakan proses pemisahan minyak kasar (crude oil) dari massa adukan dengan cara mengempa pada tekanan 35-50 bar. Alat yang digunakan dalam proses ini adalah screw presser. Alat ini terdiri dari 2 batang baja spiral dengan susunan horizontal dan berputar berlawanan arah. Putaran dari presser adalah 10-12 rpm. Pada pengempaan digunakan air sebanyak 25% terhadap TBS yang diolah. Kapasitas screw press yang digunakan di Unit Usaha Adolina yaitu 30 ton TBS/jam. Minyak yang dihasilkan dari proses pengempaan kemudian masuk ke press silinder. Serabut dan biji (ampas) hasil pengepresan diteruskan ke cake breaker conveyor untuk diolah di Pabrik biji.Prinsip kerja dari alat ini adalah: brondolan yang telah dilumat dari digester dipress diantara dua ulir (screw) yang berputar berlawanan arah didalam sangkar press yang berlubang-lubang.Dalam screw press terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kerja pada alat, diantaranya kondisi worm atau main screw press, tekanan cone yang sebesar 35-50 bar, kematangan buah yang direbus, kebersihan pada pressan dan air suplesi berfungsi untuk mempermudah proses pemisahan minyak dan air. Jika air suplesi terlalu sedikit, minyak yang dihasilkan akan murni tetapi kehilangan akan tinggi. temperatur suplesi harus dijaga 95oC. Penambahan air suplesi dilakukan sebanyak 15-20% terhadap TBS yang diolah. Norma yang diijinkan di stasiun kempa (press) adalah untuk kadar minyak dalam ampas yaitu 0,55%.E. Stasiun Pemurnian Minyak / Klarifikasi (Clarification Station)

Stasiun pemurnian yaitu stasiun pengolahan di PKS yang bertujuan untuk melakukan pemurnian minyak kelapa sawit dari kotoran kotoran, seperti padatan, lumpur dan air. Tujuan pemurnian adalah agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak.

Ada tiga metode yang dilakukan dalam pemurnian minyak kasar di PKS, yaitu :

a. Metode Pengendapan (settling)

b. Metode Pemusingan (centrifuge)

c. Metode Pemisahan Biologis

1. Proses Pemurnian Minyak

Pada PKS Unit Usaha Adolina ini, minyak kasar (crude oil) yang keluar dari screw press masih mengandung kotoran-kotoran seperti pasir dan benda kasar lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemurnian minyak untuk mengurangi kandungan yang tidak diharapkan sesuai dengan norma yang telah ditetapkan. a. Sand Trap TankDi dalam sand trap tank terjadi proses pengendapan (settling) dimana terjadi proses pemisahan minyak dengan kotoran seperti pasir berdasarkan berat jenis dimana minyak yang lebih ringan akan dengan sendiri naik ke atas dan pasir akan mengendap dibawah dan dialirkan ke kolam limbah kecil yang selanjutnya akan dilakukan proses pengutipan minyak karena didalam kotoran atau nossy tersebut masih mengandung minyak. Di dalam sand trap tank terdapat sand trap chamber yang berfungsi menampung pasir yang mengendap sebelum dibuang. Minyak yang berada di sand trap tank diberi uap dengan suhu 90-95C. Minyak yang keluar dari sand trap menuju ke vibrating screen.b. Vibrating ScreenVibrating screen berfungsi untuk memisahkan massa padatan berupa ampas, yang terikut minyak kasar. Massa padatan berupa ampas yang disaring dikembalikan ke timba buah untuk diproses kembali, sedangkan cairan minyaknya ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank atau bak RO). PKS Unit Usaha Adolina memiliki tiga unit vibro separator dimana masing-masing dari alat ini memiliki dua lapisan yaitu lapisan pertama yang berukuran 30 mesh dan lapisan kedua yang berukuran 40 mesh. Kotoran yang tidak bisa tersaring akan masuk ke dalam bottom fruit conveyor untuk kembali diolah di dalam digester. Kapasitas dari vibro separator yang digunakan di Unit Usaha Adolina adalah 30 Ton TBS/Jam. Vibro separator yang digunakan hanya dua unit dan satu unit lagi digunakan sebagai cadangan jika sewaktu-waktu unit yang digunakan sedang mengalami perbaikan dan maintenance.c. Bak Raw Oil

Selanjutnya minyak ditampung dalam minyak penampung atau bak Raw Oil (bak RO). Bak raw oil merupakan tangki penampung minyak kasar hasil saringan dari vibrating screen. Fungsi dari bak raw oil yaitu untuk menurunkan NOS (non oil solid) dan menambah panas. Pemanasan yang dilakukan pada raw oil dilakukan dengan menggunakan injeksi uap langsung serta steam coil sehingga mencapai suhu 90-950C. Komposisi cairan bak raw oil antara lain: minyak 60%, air 25%, non oil solid (NOS) 15%. d. Continious Settling Tank (CST)CST merupakan tangki penampung untuk memisahkan minyak dengan sludge dengan ketebalan minyak 50 cm dimana proses pemisahan ini dilakukan secara gravitasi. PKS Unit Usaha Adolina memiliki 2 unit CST dimana masing-masing CST memiliki 3 buah ruang. Ruang pertama berguna untuk menampung minyak dari pompa minyak kasar dan penambahan panas untuk memanaskan minyak dengan suhu 90-95C. Ruang kedua merupakan ruang pemisah antara minyak dan sludge. Minyak mengapung dan langsung dialirkan ke oil tank untuk dimurnikan oleh oil purifier. Sludge yang berada pada bagian bawahnya dialirkan ke ruang ketiga untuk ditampung sementara sebelum dialirkan ke sludge tank. Cairan minyak yang sudah dipisahkan di CST mengandung kadar air 0,40-0,80% dan kadar kotoran 0,02%.e. Oil TankMinyak tersebut dialirkan ke Oil Tank. Oil Tank berfungsi sebagai bak penampung sebelum minyak masuk ke oil purifier. PKS Unit Usaha Adolina memiliki 1 unit oil tank dengan kapasitas 10 m3. Minyak yang telah dipisahkan pada CST ditampung dalam tangki berdiameter 1630 mm dan tinggi 2710 mm. Di dalam oil tank minyak dipanaskan dengan steam spiral yang dapat menghasilkan suhu 90-950C. Selanjutnya dialirkan kedalam oil purifier.f. Oil PuriferJumlah oil purifier di PKS Unit Usaha Adolina ada 4 unit, masing-masing berkapasitas 5000 liter minyak/jam. Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak dengan gaya sentrifugal dan prinsip perbedaan berat jenis dimana minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil akan terdorong ke bagian poros sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar akan terdorong ke arah dinding. Minyak yang dikeluarkan dari oil purifier mengandung kadar air 0,20-0,50% dan kadar kotoran 0,02%. Kinerja dari oil purifier dipengaruhi oleh kontrol valve feeding, kondisi gear pump, strainer, disc cleaner, rpm, dan back wash. Pengeluaran minyak dari oil purifier dibawa menuju ke vacuum dryer.g. Vacuum DryerVacuum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan cara penguapan hampa. Temperatur minyak adalah 90-95C supaya kadar air cepat menguap. Vacuum Dryer yang digunakan di PKS Adolina berjumlah 2 Unit dengan kapasitas 8 m3/jam. Tekanan hampa udara yang ada di alat ini adalah sebesar 0,8-1,0 kg/cm2. Standar minyak yang keluar dari vacuum dryer ini adalah memiliki kadar air 0,15% dan kadar kotoran 0,02%. Minyak yang telah bersih keluar dari vacuum dryer dan selanjutnya dipompakan ke storage tank. Faktor-faktor yang mempengaruhi operasi vacuum dryer adalah kebocoran-kebocoran yang terdapat pada tabung vacuum dryer, kondisi nozzle, temperatur, dan pompa.h. Storage TankStorage Tank berfungsi untuk menyimpan sementara minyak yang dihasilkan sebelum didistribusikan ke tempat pengolahan lain. Jumlah storage tank yang ada di PKS Unit Usaha Adolina adalah 2 unit namun hanya satu yang dioperasikan sedangkan satu unit lainnya standby jika sewaktu-waktu sedang pemeliharaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan di tangki ini adalah kebersihan tangki dimana storage tank harus dibersihkan secara rutin, suhu dijaga pada 40-60C, dan kondisi steam coil harus diperiksa secara rutin karena kebocoran steam coil mengakibatkan kadar air pada CPO naik. PKS unit Adolina memiliki storage tank dengan kapasitas 500 ton 2 unit dilengkapi dengan pemanas pipa uap dengan diameter 2 inci. Tangki ini juga dilengkapi dengan 2 unit pompa minyak dengan kapasitas 30 dan 60 m3/Jam.

2. Proses Pengambilan Minyak dari Sludge

Sludge yang dihasilkan dari proses pemurnian ini masih mengandung minyak maka perlu dilakukan pengambilan minyak melalui beberapa proses dan alat yaitu :

a. Sludge TankSludge tank berfungsi untuk menerima sludge dari CST yang masih mengandung minyak untuk diolah lagi dengan temperatur 95-980C. Saat ini sludge tank yang digunakan di PKS Unit Usaha Adolina hanya 1 unit saja dengan kapasitas 22 ton dengan diameter 3.000 mm dan tinggi 3.150 mm. Proses pembersihan blowdown harus dilakukan secara rutin karena sangat mempengaruhi NOS dalam sludge.b. Brush Cleaning StrainerBrush cleaning strainer berfungsi untuk memisahkan atau menghilangkan serat-serat halus yang masih ada dalam cairan sludge. Jumlah brush cleaning strainer yang ada di PKS Unit Usaha Adolina adalah 2 unit. Minyak yang masuk dari sludge tank dipisahkan di brush cleaning strainer sebagai pembersih awal. Kotoran yang dihasilkan dari brush cleaning strainer akan langsung dikirim ke bak fat-fit. Sedangkan minyak yang masih mengandung kotoran akan dialirkan ke buffer tank. c. Sand Cyclone/Pre CleanerSand Cyclone/Pre-Cleaner berfungsi untuk menangkap pasir yang terkandung dalam sludge dan untuk memudahkan proses selanjutnya, yaitu sludge separator. Prinsip pemisahan pasir pada sand cyclone adalah akibat gaya centrifugal yang dihasilkan oleh cyclone serta perbedaan berat jenis. Untuk mengetahui apakah sand cyclone beroperasi dengan baik dapat diketahui dengan melihat selisih antara tekanan masuk dan keluar pada pressure gauge-nya. Pasir dan kotoran yang terperangkap pada sand cyclone selanjutnya dialirkan ke fat-fit untuk diolah kembali. Sand cyclone yang digunakan ada 1 unit.d. Buffer TankBuffer tank berfungsi sebagai tempat penampungan sementara dan untuk menstabilkan aliran minyak kasar yang akan diolah di sludge separator dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Pompa tidak digunakan lagi karena posisi buffer tank berada di atas sludge tank.e. Sludge SeparatorSludge separator berfungsi untuk menerima sludge yang mengandung minyak 7% dari sludge tank dengan temperatur antara 90-95C serta memisahkan lumpur dan kotoran pada minyak dengan gaya sentrifugal. Minyak bergerak menuju ke bak basin, sedangkan kotoran dan lumpur yang tersaring dialirkan langsung ke kolam limbah kecil yang selanjutnya di proses. Minyak yang ada di bak basin dikumpulkan dan dialirkan melalui pompa kedalam CST. Dan kotoran nya dialirkan kedalam kolam limbah kecil. Demikian halnya pada kolam limbah kecil minyak yang dikumpulkan dipompa kan ke dalam bak basin dan selanjutnya dilakukan proses pemurnian minyak dan minyak yang telah murni sesuai dengan norma di tampung di storage tank. Kotoran yang dari limbah kecil terus mengalir melalui parit untuk dikutip minyak nya lagi dan ditampung di dalam penampungan minyak (fat-fit), minyak yang sudah terkumpul dipompakan kedalam bak basin dan sludgenya dialirkan ke deoling pond melalui proses aerobik dan anaerobik dan minyak yang sudah terkumpul dipompakan kedalam bak fat-fit dan selanjutnya diproses kepemurnian minyak dan sludge yang tidak mengandung minyak lagi dialirkan ke afdeling.

Terdapat 4 unit sludge separator yang digunakan di PKS Unit Usaha Adolina dengan masing-masing memiliki kapasitas 7000 liter sludge/Jam. Hal yang perlu diperhatikan pada sludge separator diantaranya kualitas feeding, pembersihan dan pemeriksaan setiap hari, penambahan air panas dengan suhu 90-950C, kebersihan nozzle, dan pelumasan dan pendinginan bearing. Sludge separator.F. Stasiun Pabrik Biji atau Kernel

Gambar 37. Stasiun Pabrik Biji atau KernelStasiun pabrik biji berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti (kernel) sehingga menghasilkan inti sawit yang sesuai dengan standar mutu. Campuran ampas (fibre) dan biji (nut) yang keluar dari screw press diproses kembali untuk menghasilkan cangkang (shell) dan fibre yang digunakan sebagai bahan bakar boiler serta inti sawit (kernel) sebagai hasil produksi dari PKS Unit Usaha Adolina. Ampas yang keluar dari screw press terdiri dari fibre dan biji yang masih bercampur, mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan (cake). CBC (Cake Breaker Conveyor) berfungsi untuk memecah ampas kempa yang masih berbentuk gumpalan menjadi bagian yang telah terurai. Melalui CBC, ampas yang keluar dari screw press dialirkan ke dalam drum depericarper untuk pemisahan antara ampas dan biji. a. DepericarperDepericarper berfungsi untuk memisahkan antara biji (nu ) dengan serabut/ampas (fiber) sehingga biji yang keluar dari drum depericarper benar-benar bersih dari serabut/ampas (fiber). Di dalam depericarper ini terdapat penghisap dan dibantu oleh fiber cyclone untuk menghisap fiber yang ringan menuju fuel conveyor sebagai bahan bakar untuk unit boiler, sedangkan nut yang masih bercampur dengan batu-batu kecil yang lebih berat akan jatuh ke bawah dan masuk ke nut polishing drum.b. DestonerBiji yang telah bersih keluar dari depericarper dan masuk ke destoner. Destoner merupakan alat pengangkutan yang digunakan untuk mengangkat biji ke nut silo yang berasal dari pemisahan biji dan ampas kemudian dipisahkan antara batu-batu dengan nut. Batu-batu yang lebih berat jatuh ke bawah, sedangkan nutnya masuk ke bagian nut silo. Alat ini terdiri dari cyclone yang ujungnya dilengkapi dengan blower hisap.c. Nut Silo

Nut silo berfungsi untuk menyimpan biji sebelum masuk ke ripple mill. Selain itu, nut silo juga difungsikan untuk menurunkan kadar air dalam inti dengan pemberian panas melalui nut heater dan menurunkan pengaruh pectin (sebagai lem pelekat) yang terdapat diantara cangkang dan inti agar mempermudah proses pemecahan pada ripple mill. Berkurangnya kadar air dalam inti akan menyebabkan inti mengkerut dan akan mudah lekang dari cangkang. Lama penyimpanan di dalam silo biji adalah minimal 18 jam. d. Ripple Mill

Biji yang berasal dari silo biji (kadar air 9%) melalui shaking grade atau nut grading screen dimasukkan ke dalam ripple mill. Nut grading screen berfungsi untuk mengelompokkan biji sesuai dengan ukurannya. Ripple mill berfungsi untuk memecahkan biji (nut). Ripple mill terdiri dari 2 bagian yaitu rotaring rotor dan stationary plate. Rotary rotor terdiri dari batang rotor rod, sedangkan stationary

Plate berbentuk melengkung dengan permukaan bergerigi. Cara kerja dari ripple mill adalah nut yang masuk ke ripple mill dan nut yang ditahan oleh stationary plate akan ditekan oleh batang rotor rod yang berputar. Akibat penekanan ini, maka nut akan pecah.

e. Light Tenera Distributing Separator (LTDS)Biji yang sudah pecah kemudian diproses di LTDS (Light Tenera Distributing Separator). LTDS berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti serta membawa cangkang untuk bahan bakar boiler. Sistem pemisahan yang dilakukan di sini adalah dengan menggunakan tenaga blower hisap distributing separator. Cangkang pecah mempunyai luas penampang yang lebih besar dan akan terhisap ke atas untuk dialirkan ke boiler. Inti dipompakan ke kernel silo. Campuran inti dan cangkang yang tidak terpisah karena memiliki berat hampir sama dialirkan ke hydrocyclone untuk dilakukan proses pemisahannya. Bagian-bagian dari LTDS adalah cyclone, fractiosting coloum, cracked mixture, air lock, dan separating coloum. f. HydrocycloneDari LTDS, kernel dimasukkan ke dalam hydrocyclone untuk dipisahkan cangkangnya. Hydrocyclone berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan pada perbedaan berat jenis. Campuran cangkang dan inti dimasukkan ke dalam satu drum menggunakan air. Berat jenis yang lebih kecil dari berat jenis air akan terapung di atas dan yang berat jenisnya lebih besar dari air akan tenggelam. Pemisahan di hydrocyclone ada 3 tahap, yaitu pemisahan inti yang berukuran besar, pemisahan inti yang berukuran sedang (inti pecah), dan pemisahan inti yang berukuran kecil.g. Kernel Dryer Silo

Inti basah hasil proses hydrocyclone dimasukkan ke silo inti untuk dikeringkan selama minimal 12 jam. Jumlah silo inti yang ada di PKS Unit Usaha Adolina adalah 4 unit dengan ukuran masing-masing rata-rata panjang = 2190 mm, lebar = 1840 mm dan tinggi = 5020 mm. Kapasitas masing-masing silo adalah 6 ton, 6 ton, 8 ton, dan 6 ton. Pengeringan dilakukan melalui 3 tahap, yaitu pengeringan dengan suhu bagian atas 800C, suhu bagian tengah 700C, dan suhu bagian bawah 600C. Untuk pemanasan, silo inti dilengkapi dengan masing-masing 1 unit blower dan heater. Silo inti digunakan untuk mengeringkan inti yang berasal dari hydrocyclone sampai kadar air sesuai dengan ketentuan norma 6%. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari silo inti adalah temperatur, waktu, dan kondisi blower/ fan. h. Hopper IntiInti yang telah dikeringkan di dalam kernel silo kemudian menuju ke hopper (tempat penyimpanan biji) yang didorong menggunakan blower. Hopper yang ada di PKS Unit Usaha Adolina berjumlah 4 unit dengan kapasitas 500 ton. Inti sawit yang telah matang dikirim ke PKS Unit Usaha Pabatu untuk diolah menjadi PKO (Palm Kernel Oil).G. Stasiun BoilerBoiler adalah suatu stasiun yang digunakan untuk mengubah air yang ada di dalamnya menjadi uap dengan cara dipanaskan. Boiler (Ketel Uap) sebagai penghasil uap di PKS diibaratkan sebagai jantung pabrik. Hal ini disebabkan karena uap yang dihasilkan boiler merupakan sumber energi untuk menggerakkan seluruh instalasi dan kebutuhan proses yang diperlukan pabrik. Fluida yang digunakan untuk dipanaskan adalah fluida yang telah dibersihkan dari senyawa-senyawa kimia, misalnya besi. Apabila zat ini tidak dibersihkan terlebih dahulu dari air, maka akan merusak pipa-pipa boiler pada saat pemanasan. Kerusakan yang ditimbulkan berupa pembentukan kerak-kerak pada permukaan dalam pipa-pipa boiler yang digunakan atau yang disebut dengan Fouling Factor (Faktor Pengotoran).Akibat buruk lainnya adalah laju perpindahan panas dari boiler akan rendah, akibat pembentukan kerak tersebut sehingga mempertebal resistensi thermal. Pelapis dinding boiler adalah batu bata yang tahan terhadap pembakaran. Batu bata ini bersifat isolator yang dapat menghambat panas. Temperatur pembakar dalam firebox dijaga sekitar 7000C dengan tekanan sebesar 18-21 kg/cm2. Pengisolasian ini yang menyebabkan jumlah panas yang konstan dalam boiler. Uap dan tenaga listrik yang digunakan dalam proses pengolahan kelapa sawit berasal dari boiler yang memproses air dari tangki deaerator. Boiler yang digunakan pada pabrik kelapa sawit PT. Perkebunan Nussantara IV Unit Usaha Adolina berbahan bakar serabut (fibre) dan cangkang (basah dan kering).

Konsep utama dari sebuah boiler adalah sebuah vessel untuk membangkitkan uap. Pada boiler-boiler yang berukuran besar pemanasan bertujuan untuk menghasilkan uap. Posisi tungku pembakaran sangat mempengaruhi jumlah panas yang ditransfer. Tungku pembakaran terletak pada bagian bawah boiler. Seluruh panas yang dihasilkan harus ditransfer melalui permukaaan perpindahan panas untuk mencapai air yang berada didalam tabung.

H. Kamar Mesina. Turbin Uap (Turbin Alternator)

Kamar mesin merupakan suatu tempat yang digunakan untuk mensuply steam ke setiap stasiun-stasiun yang membutuhkannya. Pada PT. Perkebunan Nussantara IV Unit Usaha Adolina terdapat 3 (tiga) unit mesin turbin uap. Akan tetapi yang dijalankan hanya satu, sedangkan yang duanya lagi untuk antisipasi apabila terjadi kerusakan alat. Turbin ini tergantung daari pemasukan tekanan dari boiler (minimal 18). Apabila tekanan yang disuply dari boiler rendah, maka tenaganya akan berkurang. Sedangkan jika tekanan yang disuply dari boiler besar, maka tenaganya akan bertambah.b. Diesel Genset (Engine Alternator)

Pada PT. Perkebunan Nussantara IV Unit Usaha Adolina juga terdapat 2 (dua) unit diesel genset, yaitu : cartepiller dan cuming yang digunakan apabila listrik dari PLN padam dan untuk start pertama boiler.

c. Back Pressure Vessel (BPV)

Sisa uap yang keluar dari turbin adalah sekitar 3 Kg/cm2 disalurkan ke BPV dengan tekanan kerja sekitar 3.0-3,2 Kg/cm2 dan temperatur 135-140 oC. Dari BPV ini uap sisa tersebut akan disalurkan ke beberapa stasiun pengolahan seperti pada perebusan, pelumatan, unit klarifikasi dan pemanasan air.Perebusan membutuhkan waktu penetrasi uap hingga kebagian tandan yang paling dalam. Hubungan waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak adalah sebagai berikut:

i. Semakin lama perebusan buah maka jumlah buah yang terpilih semakin tinggi, atau persentase tandan yang tidak terpipil semakin rendah.

ii. Semakin lama perebusan buah maka biji semakin masak dan menghasilkan biji yang lebih mudah pecah dan sifat lekang.

iii. Semakin lama perebusan buah maka kehilangan minyak dalam air kondensat semakin tinggi.

iv. Semakin lama perebusan buah maka kandungan minyak dalam tandan kosong semakin tinggi yaitu terjadinya penyerapan minyak oleh tandan kosong akibat terdapatnya rongga-rongga kosong.Kempa Ulir (Screw Press)Berfungsi untuk memeras buah yang sudah diaduk dari digester dengan tekanan hydrolik 45 50 kg/cm, sehingga minyak kasar keluar dari daging buah. Oleh tekanan 2 buah screw press yang berputar berlawanan arah di dalam sebuah silinder. Minyak keluar melalui saringan dan ditampung di Bak Row Oil. Sedangkan serabut dan biji diangkat oleh Cake Breaker Conveyor (CBC) menuju ke pemisahan biji dan serabut (depricarper).Digester Alat ini sering disebut ketel pengaduk yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan lengan pengaduk, tangkai pelumat dan pemanas untuk mempersiapkan masa brondolan agar lebih mudah di-pres oleh Screw Press. Digester dilengkapi dengan Lengan Pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan perikarp dan biji sambil pemecahan kantong-kantong minyak. Volume digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak.Minyak kelapa sawit adalah minyak makan nabati yang didapatkan dari daging kelapa sawit.. minyak sawit dapat digunakan untuk membuat minyak goreng, sabun, margarine dll.

2653