12
42 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Jenis dan desain pada penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional (transversal), yaitu suatu metode penelitian untuk menganalisa terhadap hubungan antara 2 variabel atau lebih, yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen secara bersamaan (hanya satu kali pada satu saat) (Dharma, 2011; Nursalam, 2017). 4.2 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut: Gambar 4.1 Kerangka Penelitian Populasi: mahasiswa perokok di Pogram Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2015-2017 berjenis kelamin laki-laki sebanyak 36 orang Teknik Sampling: Purposive sampling Variabel Independen: kebiasaan merokok Skala data: Ordinal Instrumen penelitian: kuesioner Variabel Dependen: daya tahan kardiorespirasi Skala Data: Ordinal Instrumen Penelitian: Observasi Pengolahan Data Analisis Data: Spearman Rank Hasil Sampel: mahasiswa perokok di Pogram Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2015-2017 berjenis kelamin laki-laki dan memenuhi kriteria inklusi sebanyak 10 orang Kesimpulan

BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/41003/5/BAB IV.pdf8. Responden melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu selama kurang lebih 5-10 menit yang dipimpin oleh peneliti

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 42

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Desain Penelitian

    Jenis dan desain pada penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik

    dengan pendekatan cross sectional (transversal), yaitu suatu metode penelitian untuk

    menganalisa terhadap hubungan antara 2 variabel atau lebih, yang menekankan waktu

    pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen secara bersamaan

    (hanya satu kali pada satu saat) (Dharma, 2011; Nursalam, 2017).

    4.2 Kerangka Penelitian

    Kerangka penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut:

    Gambar 4.1 Kerangka Penelitian

    Populasi: mahasiswa perokok di Pogram Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2015-2017 berjenis kelamin laki-laki sebanyak 36 orang

    Teknik Sampling: Purposive sampling

    Variabel Independen: kebiasaan merokok Skala data: Ordinal

    Instrumen penelitian: kuesioner

    Variabel Dependen: daya tahan kardiorespirasi Skala Data: Ordinal

    Instrumen Penelitian: Observasi

    Pengolahan Data

    Analisis Data: Spearman Rank

    Hasil

    Sampel: mahasiswa perokok di Pogram Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2015-2017 berjenis kelamin laki-laki dan memenuhi kriteria inklusi sebanyak 10

    orang

    Kesimpulan

  • 43

    4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

    4.3.1 Populasi Penelitian

    Populasi adalah subjek atau individu yang memenuhi kriteria penelitian dan

    dapat dijangkau oleh peneliti serta menjadi sasaran akhir penelitian (Dharma, 2011;

    Nursalam, 2017). Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa perokok di Pogram

    Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2015-2017

    berjenis kelamin laki-laki sebanyak 36 orang.

    4.3.2 Sampel Penelitian

    Sampel merupakan sekelompok individu yang menjadi bagian dari populasi

    terjangkau yang akan diteliti atau diambil datanya baik itu dilakukan pengamatan

    maupun pengukuran (Dharma, 2011; Nursalam, 2017). Sampel dalam penelitian ini

    adalah mahasiswa perokok di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

    Muhammadiyah Malang angkatan 2015-2017 berjenis kelamin laki-laki dan memenuhi

    kriteria inklusi sebanyak 10 orang.

    4.3.2.1 Kriteria Inklusi

    1. Mahasiswa aktif angkatan 2015, 2016, dan 2017.

    2. Jenis kelamin laki-laki.

    3. Usia 17-20 tahun.

    4. Merokok minimal 1 batang/hari

    5. Bersedia mengikuti prosedur penelitian.

    4.3.2.2 Kriteria Eksklusi

    1. Memiliki gangguan pada sistem kardiovaskular atau respirasi.

    2. Memiliki atau mengalami keterbatasan gerak atau gangguan muskuloskeletal.

  • 44

    3. Pernah mengalami kehilangan keseimbangan akibat pusing atau pernah mengalami

    kehilangan kesadaran ≤12 bulan terakhir.

    4. Pernah didiagnosa memiliki penyakit kronis (selain penyakit jantung dan hipertensi).

    5. Sedang dalam pengobatan untuk penyakit kronis.

    4.3.3 Teknik Sampling

    Sampling adalah proses menyeleksi bagian dari populasi agar dapat

    merepresentasikan (mewakili) populasi yang ada (Dharma, 2011; Nursalam, 2017).

    Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar

    memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian

    (Nursalam, 2017). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

    sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana sampel dipilih dari populasi sesuai

    dengan yang dikehendaki peneliti (kriteria inklusi sampel).

    4.4 Variabel Penelitian

    Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang akan diteliti, melekat pada

    populasi dan bervariasi antara satu orang dengan orang yang lainnya (Dharma, 2011;

    Nursalam, 2017). Variabel dalam penelitian ini ada dua: (1) variabel bebas (independen)

    yaitu kebiasaan merokok dan (2) variabel terikat (dependen) yaitu daya tahan

    kardiorespirasi.

    4.5 Definisi Operasional

    Definisi operasional merupakan gambaran atau penjelasan secara lebih detail

    tentang variabel-variabel yang diamati atau diukur (Dharma, 2011; Nursalam, 2017).

    Definisi operasional pada penelitian ini meliputi variabel independen yaitu kebiasaan

  • 45

    merokok dan variabel dependen yaitu daya tahan kardiorespirasi, dapat dilihat pada

    Tabel 4.1 berikut:

    Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Definisi

    Operasional Indikator Alat Ukur Skala Skor

    Independen: Kebiasaan Merokok

    Kegiatan atau aktivitas menghirup asap rokok secara berulang-ulang dari tembakau yang dibakar oleh mahasiswa perokok di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

    Derajat perokok

    Kuesioner Fragestrom Test for Nicotine Dependence

    Ordinal Penilaian: 1. Perokok ringan:

    0-4 2. Perokok sedang:

    5-7 3. Perokok berat:

    >7

    Dependen: Daya Tahan Kardiorespirasi

    Kemampuan respon tubuh mahasiswa perokok di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang dalam melakukan aktivitas fisik hingga mencapai kelelahan

    VO2 max Observasi dengan tes Cooper 12-

    menit

    Ordinal Penilaian: 1. Sangat kurang:

    2300 m 2. Kurang: 2300 –

    2499 m 3. Rata-rata: 2500 –

    2699 m 4. Baik: 2700 –

    3000 m 5. Sangat baik:

    >3000 m

    4.6 Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di Universitas Muhammadiyah Malang Kampus 2.

    Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 4-5 Juli dan 10-11 September 2018.

    4.7 Instrument Penelitian

    1. Lembar kuesioner kebiasaan merokok yang diadopsi dari Fragestrom Test for Nicotine

    Dependence (Scollo & Winstanley, 2018). Kuesioner ini terdiri dari 6 item pertanyaan

    yang mengevaluasi kuantitas konsumsi rokok, paksaan untuk menggunakan, dan

    ketergantungan. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan

    memberikan tanda centang (✓) pada kolom pilihan/jawaban yang disediakan sesuai

    dengan kondisi yang dialaminya. Pertanyaan yang memiliki jawaban “ya/tidak akan

    diberi skor dari 0 hingga 1 dan pertanyaan dengan pilihan ganda diberi skor dari 0

  • 46

    hingga 3. Total skor yang diperoleh dari penjumlahan keseluruhan item akan

    menunjukkan kebiasaan merokok responden. Menurut Scollo dan Winstanley

    (2018) skor 0-4 menunjukkan perokok ringan, skor 5-7 merupakan perokok sedang,

    dan skor >7 adalah perokok berat.

    Instrumen kebiasaan merokok, yaitu kuesioner Fragestrom Test for Nicotine Dependence

    telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelumnya. Hasil uji validitas dan

    reliabilitas kuesioner Fragestrom Test for Nicotine Dependence menunjukkan bahwa

    kuesioner ini valid dengan nilai korelasi tiap item pertanyaan sebesar >0,396 dan

    reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh adalah 0,846 lebih besar dari

    nilai r tabel (0,396) (Afif, 2012).

    Daftar pertanyan, jawaban dan skor Fragestrom Test for Nicotine Dependence dapat

    dilihat pada Table 4.2 berikut:

    Tabel 4.2 Fragestrom Test for Nicotine Dependence

    No Pertanyaan Jawaban Skor

    1 Berapa jumlah rokok yang Anda hisap setiap

    hari ?

    ≤10 0

    11-20 1

    21-30 2

    >30 3

    2 Seberapa cepat Anda merokok setelah bangun

    tidur ?

    60 menit 0

    3 Apakah Anda merasa sulit menahan diri untuk

    merokok di tempat-tempat yang dilarang ?

    Ya 1

    Tidak 0

    4 Rokok mana yang paling sulit untuk Anda

    tinggalkan ?

    Yang pertama di pagi hari

    1

    Semua yang lain 0

    5 Apakah anda merokok lebih banyak pada jam pertama setelah bangun tidur dibandingkan

    saat istirahat siang hari ?

    Ya 1

    tidak 0

    6 Apakah Anda akan tetap merokok ketika sakit dan bahkan terbaring di tempat tidur hampir

    sepanjang hari ?

    Ya 1

    tidak 0

    (Sumber: Scollo & Winstanley, 2018)

  • 47

    2. Lembar observasi, dibuat oleh peneliti berdasarkan studi literatur yang dilakukan

    sebelumnya. Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat kondisi responden

    (tekanan darah dan nadi) sebelum tes Cooper dan hasil tes Cooper (jumlah putaran

    dan jarak tempuh). Lembar observasi ini dapat dilihat pada lampiran 2.

    3. Meter ukur.

    4. Tensimeter.

    5. Arloji.

    6. Stopwatch.

    4.8 Prosedur Pengumpulan Data

    4.8.1 Persiapan

    1. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Dekan Fakultas Ilmu

    Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

    2. Mencari dan memilih asisten peneliti sebanyak 1 orang dengan kualifikasi: 1)

    mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter, 2)

    mampu melakukan pemeriksaan denyut jantung (nadi). Asisten peneliti pada

    penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

    Malang angkatan 2014. Adapun tugas asisten peneliti dalam penelitian ini adalah: 1)

    membatu peneliti dalam memberikan informasi terkait dengan penelitian yang akan

    dilakukan (maksud, tujuan dan prosedur penelitian); 2) membantu peneliti dalam

    membagikan dan mengumpulkan kuesioner penelitian; 3) membantu peneliti dalam

    melakukan pemeriksaan tekanan darah dan denyut jantung (nadi) sebelum

    pelaksanaan tes Cooper-12 menit; 4) membantu peneliti untuk mengawasi dan

    mencatat jarak yang telah ditempuh responden saat tes Cooper-12 menit.

  • 48

    3. Melakukan persamaan persepsi dengan asisten peneliti tentang tujuan penelitian dan

    metode yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian serta berbagi tugas-

    tugas dan menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

    mencapai tujuan penelitian.

    4. Menentukan dan mengidentifikasi populasi penelitian.

    5. Menentukan besar sampel dan teknik sampling yang sesuai.

    4.8.2 Pelaksanan

    1. Peneliti menjelaskan tentang maksud, tujuan dan prosedur penelitian serta kontrak

    waktu kepada responden.

    2. Setelah responden memahami informasi yang diberikan, peneliti menjelaskan dan

    membagikan kuesioner (kuesioner kebiasaan merokok dan aktivitas fisik) serta

    lembar persetujuan sebagai responden penelitian.

    3. Setelah kuesioner selesai diisi dan dikumpulkan, peneliti dan responden menetapkan

    bersama-sama jadwal pelaksanaan Cooper 12-minute test.

    4. Saat pelaksaan tes (11 Sepember 2018), responden dibagi menjadi kelompok kecil

    yang terdiri dari 4 orang sehingga diperoleh 3 kelompok (2 kelompok yang berisi 4

    orang responden dan 1 kelompok dengan 2 orang responden).

    5. Cooper 12-minute test dilaksanakan di lintasan lari kampus 3 Universitas

    Muhammadiyah Malang dengan jarak keliling lintasan yaitu 400 meter.

    6. Responden diberikan penjelasan tentang waktu uji Cooper selama 12 menit setelah

    aba-aba pluit dan berhenti berlari serta diam ditempatnya masing-masing saat pluit

    kembali dibunyikan. Responden boleh pindah dari posisi terakhirnya apabila telah

    dilakukan pengukuran, tetapi bisa juga beristirahat dan meninggalkan posisinya

  • 49

    dengan terlebih dahulu meletakkan sebuah tanda (dengan benda-benda yang dapat

    dikenali) di lokasi terakhirnya untuk memudahkan pengukuran.

    7. Sebelum tes dilakukan, responden diukur denyut nadi saat istirahat (x/menit),

    tekanan darah saat istirahat (mmHg). Bila denyut nadi sat istirahat > 100x/menit,

    maka tidak boleh mengikuti tes ini. Tekanan darah systole saat istirahat > 140

    mmHg dan tekanan darah diastole saat istirahat > 100 mmHg, maka tidak boleh

    mengikuti tes ini.

    8. Responden melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu selama kurang

    lebih 5-10 menit yang dipimpin oleh peneliti.

    9. Setelah selesai peregangan dan pemanasan, kelompok-1 dikumpulkan pada titik

    start, saat dibunyikan pluit, responden mulai berlari atau berjalan, ataupun

    kombinasi berlari dan berjalan sesuai kemampuannya hingga 12 menit dan peluit

    kembali dibunyikan.

    10. Asisten peneliti membantu untuk mengawasi dan mencatat jumlah putaran dan

    mengukur jarak dari posisi terakhir yang telah dicapai oleh responden setelah berlari

    atau berjalan selama 12 menit. Setelah semua peserta kelompok-1 selesai diambil

    datanya, dilanjutkan dengan pengambilan data kelompok selanjutnya hingga selesai

    dengan prosedur yang sama, tetapi pemanasan dan peregangan tidak lagi dilakukan

    karea sudah dilaksanakan secara bersama-sama. Agar jarak yang ditempuh

    responden dapat diketahui dengan tepat, pada lintasan lari diberi penanda setiap

    jarak 50 meter.

    11. Hasil akhir jarak tempuh responden dikonversikan ke dalam satuan meter dan

    dimasukkan ke dalam tabel serta dikategorikan untuk mengetahui nilai VO2 max

    yang didapatkan.

  • 50

    12. Responden dapat menghentikan kegiatan sewaktu-waktu apabila ada keluhan atau

    gangguan kesehatan, dan pengukuran nilai VO2 max dianggap batal (tidak

    dihitung).

    13. Data yang didapatkan kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan korelasi

    Spearman rank.

    4.9 Analisa Data

    Setelah data terkumpul, peneliti selanjutnya melakukan tahapan pengolahan.

    Menurut Siyoto & Sodik (2015), tahapan pengolahan data meliputi proses:

    1. Editing

    Peneliti melakukan penilaian kelengkapan, kejelasan dan kesesuaian data yang

    diberikan responden sesuai dengan kuesioner yang diberikan.

    2. Coding

    Peneliti memberikan kede setiap variable instrument pengumpulan data untuk

    mempermudah dalam pengolahan data.

    3. Tabulating

    Peneliti mengumpulkan data dan memilah serta mengelompokkan data-data

    yang sesuai dengan jenis data yang sudah dikumpulkan

    4. Entry data

    Peneliti memasukkan data untuk diproses sebagai analisis data. Kegiatan

    analisis data menggunakan program komputer.

    4.9.1 Analisis Deskriptif

    Analisis deskriptif merupakan suatu prosedur pengolahan data dengan

    menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafis.

    Data-data yang disajikan meliputi frekuensi, proporsi dan rasio, rata-rata hitung,

  • 51

    median, modus, maupun simpangan baku, variansi, rentang dan kuartil. Pengamatan

    yang dilakukan pada analisis deskriptif salah satunya adalah pengamatan terhadap tabel

    frekuensi. Tabel frekuensi terdiri atas kolom-kolom yang memuat frekuensi dan

    persentase setiap kategori (Nursalam, 2017). Analisis deskriptif pada penelitian ini yaitu

    penyajian data berupa tabel distribusi frekuensi kebiasaan merokok dan daya tahan

    kardiorespirasi.

    4.9.2 Analisis Bivariat

    Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

    berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk

    mengetahui hubungan antara kebiasaaan merokok dan daya tahan kardiorespirasi pada

    mahasiswa perokok di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

    Malang.

    Uji statistik yang digunakan untuk analisis bivariat dalam penelitian ini adalah

    korelasi Spearman Rank, uji ini digunakan karena hipotesis dalam penelitian ini berupa

    hubungan dan data yang dianalisis berjenis ordinal. Selain itu, korelasi Spearman Rank

    juga digunakan untuk mengetahui tingkat dan arah hubungan antara variable yang diuji.

    Analisis data menggunakan bantuan perangkat lunak (software) komputer Statistical

    Program for Social Science (SPSS) versi 23. Taraf signifikansi (α) yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah α = 5% atau 0,05 sehingga:

    Jika nilai sig.< α 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara

    kebiasaan merokok dan daya tahan kardiorespirasi pada mahasiswa perokok di

    Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.

    Adapun keterangan hasil uji Korelasi Spearman Rank dapat dilihat pada Tabel

    4.3 berikut:

  • 52

    Tabel 4.3 Keterangan Hasil Uji Spearman Rank NO Parameter Interpretasi

    1 Jika nilai sig.< α 0,05 H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara

    kebiasaan merokok dan daya tahan kardiorespirasi pada

    mahasiswa perokok di Program Studi Ilmu Keperawatan

    Universitas Muhammadiyah Malang.

    2 Kekuatan Korelasi:

    0.000-0.199

    0.200-0.399

    0.400-0.599

    0.600-0.799

    0.800-1.000

    Sangat Lemah

    Lemah

    Sedang

    Kuat

    Sangat Kuat

    3 Arah Korelasi: +(Positif)

    - (Negatif)

    Searah, semakin besar nilai xi maka semakin

    besar pula nilai yi

    Berlawanan, semakin besar nilai xi maka

    semakin kecil nilai yi dan sebalikya

    4.10 Etika Penelitian

    Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat

    dibedakan menjadi tiga, yaitu prinsip respect for humanity, prinsip right to justice, dan prinsip

    balancing harm and benefical: (Dharma, 2011; Nursalam, 2017).

    1. Prinsip Respect for humanity

    a. Right to self determination

    Responden harus diperlakukan secara manusiawi karena responden

    mempunyai hak untuk memutuskan apakah bersedia menjadi responden atau tidak.

    b. Right to full disclosure

    Responden harus diberikan penjelasan terperinci tentang penelitian yang akan

    dilakukan dan peneliti bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada responden.

    c. Informed consent

    Responden harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

    penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau

  • 53

    menolak menjadi responden. Pada informed consent juga dicantumkan bahwa data yang

    didapatkan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk pengembangan

    ilmu pengetahuan bukan untuk hal-hal lainnya yang dapat merugikan responden.

    2. Prinsip right to justice

    a. Right in fair treatment

    Responden harus mendapatkan perlakuan yang adil baik sebelum, selama, dan

    sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi.

    b. Right to privacy

    Responden mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

    dijaga kerahasiiaannya, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia.

    3. Prinsip balancing harm and benefical

    a. Bebas dari penderitaan

    Penilitian harus dilakukan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

    responden, khususnya jika mendapatkan tindakan tertentu.

    b. Bebas dari eksploitasi

    Partisipasi responden dalam penelitian harus dihindarkan dari keadaan yang

    tidak menguntungkan. Responden harus diyakinakan, bahwa keikutsertaannya dalam

    penelitian atau informasi yang telah diberikan tidak akan digunakan untuk hal-hal yang

    dapat merugikan responden tersebut dalam bentuk apapun.

    c. Risiko

    Peneliti harus mempertimbangkan dengan hati-hati risiko dan keuntungan

    yang dapat berakibat pada responden di dalam penelitian yang akan dilaksanakan

    (Dharma, 2011; Nursalam, 2017).