10
38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian true experimental dengan menggunakan metode the post test only control group design dimana sampel dipilih secara random (acak) dan di bagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 3 kelompok kontrol, yaitu kontrol sehat (Ks), kontrol positif (K+) , dan kontrol negatif (K-) dan 3 kelompok perlakuan yaitu P1, P2, dan P3. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ekstraksi Tanaman Ekstraksi tanaman dilakukan di UPT. Materia Medica Batu. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018. 4.2.2 Pengujian Aktivitas Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Patologi Klinik Universitas Brawijaya Malang. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April sampai Mei 2018. 4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar. Dengan berat badan 150-200 g dan berumur antara 60-70 hari (Prayoga, 2008). Tikus yang digunakan adalah tikus sehat yang ditandai dengan perilaku normal dan diadaptasi selama tidak kurang dari 5 hari untuk tindakan pembiasaan atau adaptasi hewan coba dalam lingkungan baru atau laboratorium dengan menempatkan dalam kandang percobaan (BPOMRI, 2014). 4.3.2 Sampel dan Besar Sampel Sampel dipilih secara randomisasi dari populasi tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur wistar yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi a. Tikus sehat dan aktif b. Memiliki berat badan kurang lebih 150-200 g

BAB IV METODE PENELITIAN 4eprints.umm.ac.id/41033/5/BAB IV.pdf4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV METODE PENELITIAN 4eprints.umm.ac.id/41033/5/BAB IV.pdf4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar

38

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian true experimental

dengan menggunakan metode the post test only control group design dimana

sampel dipilih secara random (acak) dan di bagi menjadi 6 kelompok yang terdiri

dari 3 kelompok kontrol, yaitu kontrol sehat (Ks), kontrol positif (K+) , dan

kontrol negatif (K-) dan 3 kelompok perlakuan yaitu P1, P2, dan P3.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Ekstraksi Tanaman

Ekstraksi tanaman dilakukan di UPT. Materia Medica Batu. Waktu

penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018.

4.2.2 Pengujian Aktivitas

Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang, Laboratorium Patologi Klinik Universitas Brawijaya

Malang. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April sampai Mei

2018.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur

wistar. Dengan berat badan 150-200 g dan berumur antara 60-70 hari (Prayoga,

2008). Tikus yang digunakan adalah tikus sehat yang ditandai dengan perilaku

normal dan diadaptasi selama tidak kurang dari 5 hari untuk tindakan pembiasaan

atau adaptasi hewan coba dalam lingkungan baru atau laboratorium dengan

menempatkan dalam kandang percobaan (BPOMRI, 2014).

4.3.2 Sampel dan Besar Sampel

Sampel dipilih secara randomisasi dari populasi tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) galur wistar yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria Inklusi

a. Tikus sehat dan aktif

b. Memiliki berat badan kurang lebih 150-200 g

Page 2: BAB IV METODE PENELITIAN 4eprints.umm.ac.id/41033/5/BAB IV.pdf4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar

39

c. Jenis kelamin jantan

d. Berusia sekita 60-70 hari

e. Warna bulu putih

Kriteria Eksklusi

a. Tikus yang mengalami penurunan keadaan fisik/sakit

b. Tikus dengan tidak terjadi peningkatan kadar glukosa darah

c. Tikus mati (Tsalissavrina, 2006)

Untuk menentukan besar sampel pada penelitian eksperimental,

digunakan rumus Federer (Salim, 2013) :

(t-1) (n-1) ≥ 15

(6-1) (n-1) ≥ 15

5(n-1) ≥ 15

5n-5 ≥ 15

5n ≥ 20

n ≥ 4

Keterangan :

t : jumlah perlakuan

n : replikasi (jumlah sampel)

Dari data perhitungan tersebut, didapatkan data untuk enam perlakuan

dibutuhkan jumlah sampel atau replikasi sebanyak minimal 4 ekor hewan coba

tikus (Rattus norvegicus) yang diadaptasikan terlebih dahulu selama tidak kurang

dari 5 hari (BPOMRI, 2014).

4.4 Alat dan Bahan

4.4.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Timbangan untuk menimbang berat badan tikus

2. Timbangan untuk menimbang ekstrak Mangifera indica L. dan

Syzygium polyanthum

3. Tempat makan tikus

4. Kandang tikus

5. Penutup kandang dari anyaman kawat

6. Botol air

Page 3: BAB IV METODE PENELITIAN 4eprints.umm.ac.id/41033/5/BAB IV.pdf4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar

40

7. Gelas ukur

8. Erlenmeyer

9. Cawan porselein

10. Batang pengaduk

11. Corong gelas

12. Spektrofotometer Uv-Vis

13. Oven

14. Sentrifuge

15. Mortar dan stamper

16. Pipet tetes

17. Sudip

18. Spuit

19. Sonde

20. Kapas

21. Alat cek gula darah dan kolesterol Nesco® GCU

22. Stik gula darah dan kolesterol Nesco® GCU

4.4.2 Bahan

Bahan yang digunakan untuk pengujian sebagai berikut:

1. Hewan percobaan (Rattus norvegicus jantan)

2. Aquadest

3. Natrium klorida (NaCl)

4. Aloksan Monohidrat

5. Simplisia daun Mangifera indica L. dan Syzygium polyanthum

6. Ekstrak etanol daun Mangifera indica L. dan Syzygium polyanthum

7. Etanol 96%

8. CMC-Na

9. Kloroform

10. Glibenclamid (Generic) 5 mg

11. Simvastatin(Generic) 10 mg

12. Pakan standar br 1

Page 4: BAB IV METODE PENELITIAN 4eprints.umm.ac.id/41033/5/BAB IV.pdf4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar

41

4.5 Prosedur Pengumpulan Data

4.5.1 Ekstraksi Herba Daun Mangifera indica L.

Serbuk simplisia daun Mangifera indica L. var. Arumanis sebanyak 500

gram kemudian dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi perendaman, dengan

menambahkan etanol 96% sebanyak 5 L dan direndam selama 24 jam. Hasil

rendaman kemudian disaring menggunakan corong Buchner dan filtratnya

ditampung dalam erlenmeyer. Residu ditambahkan etanol 96% sebanyak 3,5 liter

dan didiamkan lagi selama 24 jam, proses ini dilakukan sebanyak 2 kali

pengulangan. Seluruh filtrat yang diperoleh dimasukkan dalam rotavapor untuk

menguapkan pelarut etanol dengan suhu 40o C, tekanan 175 mbar, dan putaran 65

rpm hingga hingga tidak ada lagi etanol yang keluar dari tabung kondensor.

Kemudian dimasukan dalam oven dengan suhu 40o C hingga diperoleh ekstrak

kental (Ningsih & Purwati, 2014)

Gambar 4. 1 Skema ekstraksi Mangifera indica L.

Digabung

Ekstrak kental daun Syzygium polyanthum

Skrining fitokimia

Filtrat Residu

Maserasi dengan 3,5 L etanol 96% selama

24 jam ( diulang sebanyak 2X )

Residu Filtrat

Dipekakan dengan rotavapor sampai etanol tidak

keluar

Diuapkan diatas waterbath

500 gram serbuk simplisia Mangifera indica L.

Maserasi dengan total pelarut 12 L etanol 96%

Maserasi dengan pelarut 5 L etanol 96% selama 24 jam

Disaring dengan menggunakan corong buchner

Disaring dengan menggunakan corong buchner

Page 5: BAB IV METODE PENELITIAN 4eprints.umm.ac.id/41033/5/BAB IV.pdf4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar

42

4.5.2 Ekstraksi Herba Daun Syzygium polyanthum

Serbuk simplisia daun Syzygium polyanthum sebanyak 500 gram

kemudian dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi perendaman, dengan

menambahkan etanol 96% sebanyak 5 L dan direndam selama 24 jam.Hasil

rendaman kemudian disaring menggunakan corong Buchner dan filtratnya

ditampung dalam erlenmeyer. Residu ditambahkan etanol 96% sebanyak 3,5 liter

dan didiamkan lagi selama 24 jam, proses ini dilakukan sebanyak 2 kali

pengulangan. Seluruh filtrat yang diperoleh dimasukkan dalam rotavapor dengan

suhu 40o C, tekanan 175 mbar, dan putaran 65 rpm hingga hingga tidak ada lagi

etanol yang keluar dari tabung kondensor. Kemudian . Kemudian dimasukan

dalam oven dengan suhu 40o C hingga diperoleh ekstrak kental (Ningsih &

Purwati, 2014).

Gambar 4. 2 Skema ekstraksi Syzygium polyanthum

Digabung

Ekstrak kental daun Syzygium polyanthum

Skrining fitokimia

Filtrat Residu

Maserasi dengan 3,5 L etanol 96% selama

24 jam ( diulang sebanyak 2X )

Residu Filtrat

Dipekakan dengan rotavapor sampai etanol tidak

keluar

Diuapkan diatas waterbath

500 gram serbuk simplisia Syzygium polyanthum

Maserasi dengan total pelarut 12 L etanol 96%

Maserasi dengan pelarut 5 L etanol 96% selama 24 jam

Disaring dengan menggunakan corong buchner

Page 6: BAB IV METODE PENELITIAN 4eprints.umm.ac.id/41033/5/BAB IV.pdf4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar

43

4.5.3 Persiapan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih jantan,

Rattus norvegicus galur wistar dengan berat badan 150-200 g dengan usia 60-70

hari (Prayoga, 2008). Sampel dipilih secara randomi dari populasi tikus yang ada.

Kemudian dilakukan adaptasi pada tikus selama tidak kurang dari 5 hari untuk

menyesuaikan kondisi tempat sebelum dilakukannya percobaan. Tikus

ditempatkan dalam kandang plastik dengan tutup yang terbuat dari kawat ram dan

dialasi sekam dimana masing-masing kandang berisi 4 ekor tikus yang dipisahkan

oleh sekat. Sehingga masih terdapat interaksi tikus satu dengan lainnya sehingga

meminimalkan resiko terjadinya stress. Suhu ruangan diatur menjadi 22˚±3˚C

dengan kelembapan relatif 30-70% dan terdapat pertukaran gelap dan terang

setiap 12 jam (BPOMRI, 2014).

Setelah masa adaptasi, hewan coba dikelompokkan berdasarkan kelompok

percobaan dan diberikan tanda dibagian ekor untuk membedakan antara tikus satu

dengan tikus lainnya. Dimana kelompok K (+), K (-), P1, P2 dan P3 diinduksi

dengan aloksan diberikan pakan standart. Sedangkan kelompok K(S) hanya

diberi pakan standar.

4.5.4 Pembuatan Dosis Aloksan

Pemberian induksi aloksan pada hewan uji dengan dosis 150 mg/KgBB

dengan NaCl (Natrium Klorida) yang diinjeksikan secara intraperitoneal

(Skudelzki, 2001). Dosis aloksan yang digunakan pada tikus standar dengan bobot

200 g yaitu sebesar 30 mg. Pemberian volume maksimal pada tikus standar yang

diinjeksikan secara intraperitoneal yaitu 2,0-5,0 mL. Pada penelitian ini digunakan

konsentrasi aloksan yang digunakan sebesar 30mg/0,5mL.

Sebelum pemberian induksi aloksan, dilakukan pengukuran kadar glukosa

darah pada hewan uji. Pemberian aloksan dan pengukuran glukosa darah

dilakukan secara bertahap pada hari ke 1, 4, 8, dan 15 (Studiawan, 2005).

Sebelum pemberian induksi, kadar glukosa darah tikus diukur terlebih dahulu,

kemudian tikus diinduksi reagen aloksan. Setiap akan dilakukan pengukuran

kadar glukosa darah pada hewan uji, hewan uji dipuasakan selama 16 jam. Pada

hari ketiga, kadar gula darah puasa tikus diukur kembali, apabila sudah

mengalami kenaikan >140 mg/dL maka dapat dinyatakan tikus telah mengalami

Page 7: BAB IV METODE PENELITIAN 4eprints.umm.ac.id/41033/5/BAB IV.pdf4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar

44

diabetes. Apabila pada hari ketiga gula darah puasa masih dalam nilai normal,

dilanjutkan kembali pemberian induksi pada hari ke 5 (Zulkarnain, 2013).

4.5.5 Penentuan Dosis Kombinasi Ekstrak Daun Mangifera indica L. dan

Daun Syzygium polyanthum

Berdasarkan penelitian yang tekah dilakukan oleh Handayani dan

Muhtadi, (2017) ekstrak etanol daun Mangifera indica L. varian arumanis dengan

dosis 8,4 mg/20g BB dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah mencit yang

diinduksi glukosa sebesar 104,4 mg/dL. Selain itu menurut penelitian yang

dilakukan oleh Hardhania & Suhardjono, (2008), pemberian ekstrak etanol daun

Syzygium polyanthum dengan dosis 0,18 gram/hari, 0,36 gram/hari, dan 0,72

gram/hari selama 15 hari secara per oral terbukti mampu menurunkan kadar

trigliserida pada tikus. Sehingga penelitian kali ini, menggunakan kombinasi dari

perbandingan kedua dosis tersebut.

Dari uraian diatas, maka pada penelitian ini dilakukan kombinasi daun

Mangifera indica L. dan Syzygium polyanthum dengan perbandingan dosis

sebagai berikut:

- 1 : 1 2⁄ ( 84 mg/200gBB : 360 mg/200gBB )

- 12⁄ : 1 2⁄ ( 42 mg/200gBB : 360 mg/200gBB )

- 12⁄ : 1 ( 42 mg/200gBB : 720 mg/200gBB )

4.6 Prosedur Pengujian

Pada pengujian menggunakan tikus galur wistar jantan dengan berat 150-

200 gram berusia 60-70 hari sejumlah 36 ekor. Dimana tikus dibagi menjadi 6

kelompok, masing-masing terdiri dari 6 ekor tikus dalam satu kelompok

pengujian :

1. Dilakukan pengadaptasian pada hewan coba selama 7 hari dengan pakan

standar

2. Setelah dilakukan adaptasi, kelompok sehat (Ks) diberikan pakan standart,

K(+), K(-), P1, P2, dan P3 diberikan pakan standart dan aloksan selama 10 hari

untuk meningkatkan kadar diabetes disertai kolesterol pada hewan coba.

3. Kemudian dilakukan pemberian bahan uji pada masing-masing kelompok

Page 8: BAB IV METODE PENELITIAN 4eprints.umm.ac.id/41033/5/BAB IV.pdf4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar

45

K+ : Kelompok kontrol positif diberi pakan standart dan reagen

aloksan serta simvastatin 10 mg/KgBB dan Glibenklamid 5

mg/kgBB selama 7 hari

K- : Kelompok kontrol negatif diberi pakan standar, reagen

aloksan dan larutan CMC-Na selama 7 hari.

Ks : Kelompk sehat diberi pakan standart tanpa ada perlakuan

selama 7 hari.

P1 : Kelompok uji 1 diberi pakan standar dan reagen aloksan

serta kombinasi ekstrak etanol daun Mangifera indica dan

Syzygium polyanthum (1 : 1 2⁄ ) yaitu 84 mg/200 gBB : 360

mg/200 gBB selama 7 hari.

P2 : Kelompok uji 2 diberi pakan standar dan reagen aloksan

serta kombinasi ekstrak etanol daun Mangifera indica L. dan

Syzygium polyanthum (1 2⁄ : 1 2⁄ ) yaitu42 mg/200gBB : 360

mg/200gBB selama 7 hari.

P3 : Kelompok uji 3 diberi pakan standar dan reagen aloksan

serta kombinasi ekstrak etanol daun Mangifera indica L. dan

Syzygium polyanthum (1 2⁄ : 1 ) yaitu 42 mg/200gBB : 720

mg/200 gBB selama 7 hari.

4. Dilakukan pengambilan sampel darah pada masing-masing kelompok dan

diukur kadar trigliserida.

4.7 Pengukuran Kadar Trigliserida

Pengukuran kadar trigliserida dilakukan dengan metode enzymatic

colorimetric test GPO-PAP. Sebanyak 10 µl sampel plasma dimasukkan ke dalam

tabung reaksi dan ditambahkan dengan 1,00 mL larutan reagen, kemudian di

divorteks. Reagen yang digunakan berasal dari triglycerides assay kit ABX Pentra

Truglycerides CP. Reagen tersebut terdiri dari larutan glycerol phosphate oxidase

(GPO), buffer Ph 7.2, 4-chlorophenol 4 mmol/l, enzim glycerol kinase (GK) 9,5

kU/l, peroxidase 2 kU/l, lipoprotein lipase 2 kU/l, dan 4-aminophenazone 0,5

mmol/l. Untuk blanko digunakan 1,00 mL reagen. Larutan diinkubasi selama 20

Page 9: BAB IV METODE PENELITIAN 4eprints.umm.ac.id/41033/5/BAB IV.pdf4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar

46

menit (20-25 °C) atau 10 menit (37°C). Absorbansi larutan kemudian dibaca pada

panjang gelombang 500 nm (Hardisari & Koiriyah, 2016).

4.8 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode One Way

ANOVA, merupakan analisis varian dimana terdapat variabel numerik lebih dari

dua kelompok. Dalam penelitian ini terdapat tiga macam dosis kombinasi ekstrak

daun Mangifera indica L. dan Syzygium polyanthum. Metode ini menggunakan

soft ware SPSS (Statistic Program for Social Science ) 21.0 for windows. Sebelum

pengolahan harus di pastikan bahwa data yang di peroleh harus homogen sehingga

dapat diterapkan dalam statistik parametrik (statistik inferensial), data yang

bersifat homogen memiliki signifikansi p>0,05. Kesimpulan penerimaan hipotesis

dapat dilihat apabila nilai signifikan yang diperoleh dari hasil analisis yaitu

p<0,05. Kemudian dilakukan uji lanjutan menggunakan uji Post Hoc dan

homogenitas untuk melihat perbedaan dari setiap kelompok. Bermakna apabila

p<0,05 (Tsalissavrina, et al., 2006).

4.9 Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Ekstrak etanol daun Mangifera indica L. dan Syzygium polyanthum masing-

masing diambil sebanyak 0,5 gram, dilarutkan dalam etanol sebanyak 1 mL dalam

botol vial. Kemudian larutan di sonifikasi selama 5 menit atau sampai ekstrak

benar-benar larut dan homogen. Larutan ditotolkan pada fase diam sebanyak 2

pipa kapiler 5µl.

Uji kromatografi Lapis Tipis menggunakan :

Fase diam : Kiesel gel GF 254

Fase gerak : N-heksana – etil asetat (8:2)

Tabel IV.1 Penampak Noda Yang Digunakan Pada Uji Kromatografi Lapis

Tipis

No. Senyawa Penampak Noda Warna Noda (secara

visual)

1 Alkaloid Dragendorf Jingga

2 Flavonoid Asam Sulfat 10% Kuning Intensif

3 Terpenoid Anisaldehida Asam

Sulfat

Ungu

4 Antrakinon KOH 10% dalam

Metanol

Kuning

Merah Ungu

5 Tanin FeCl3 Hitam

Page 10: BAB IV METODE PENELITIAN 4eprints.umm.ac.id/41033/5/BAB IV.pdf4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar

47

4.10 Alur Penelitian

Gambar 4.3 Skema alur penelitian

Diadaptasi selama 7 hari dan diberi pakan standar

Rattus norvegicus jantan

Kelompok

Kontrol

Negatif

(K-)

Kelompok

Sehat

(Ks)

Kelompok

Kontrol

Positif

(K+)

Kelompok

Perlakuan

1

(P1)

Kelompok

Perlakuan

2

(P2)

Kelompok

Perlakuan

3

(P3)

Diberi pakan standard an penginduksi aloksan selama 10 hari

Diberi

pakan

standar

Diberi

Simvastati

n

(0,18mg/2

00gBB) &

Glibenkla

mid

5mg/KgB

B

Diberikan

EEMI &

EESP 84

mg/200gB

B : 360

mg/200gB

B

Diberikan

EEMI &

EESP 42

mg/200gB

B : 360

mg/200gB

B

Diberikan

EEMI &

EESP 42

mg/200gB

B : 720

mg/200gB

B

Perlakuan selama 7 hari

Pengambilan sampel darah dan pengukuran kadar trigliserida

Analisis data

Diberikan

larutan

CMC-Na

0,5%