Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
51
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah pedoman atau teknik rancangan didalam penelitian yang
digunakan peneliti untuk memperoleh data atau fakta, sehingga dapat menjawab
pertanyaan atau masalah penelitian (Lapau, 2012). Rancangan yang digunakan didalam
penelitian ini adalah rancangan observasinal dengan pendekatan restropectif. Penelitian
restropectif adalah penelitian yang dilakukan dengan melihat kembali kejadian yang telah
terjadi. Metode pengambilan data yang digunakan adalah dengan pengumpulan variabel
dependen diawal dan kemudian dilakukan pengambilan data variabel yang sudah terjadi
sebelumnya. Variabel independen yang berada didalam penelitian ini adalah faktor –
faktor penyebab (pemberian ASI eksklusif, penyakit infeksi, BBL, genetik, dan pola
asupan gizi anak) yang diambil dengan menggunakan kuisoner, sedangkan variabel
dependen adalah kejadian stunting, yang diambil dengan melalui rekam medis (Donsu,
2016; Hidayat, 2007).
4.2 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian merupakan tahapan didalam penelitian. Didalam kerangka
menjelaskan tentang alur didalam penelitian. Mulai dari penetapan populasi, teknik
sampling, sampel, anallisis data sampai didapatkan kesimpulan (Nursalam, 2011).
52
Gambar 4. 1 Kerangka Penelitian
Tidak Stunting
Populasi: Semua Ibu Dengan Anak Balita Yang Beusia 2-5 Tahun Di Posyandu
Kelurahan Tlogomas, Wilayah Kerja Pukesmas Dinoyo. (n:429)
Teknik Pengambilan Sampel: Probability Sampling: Proportional Cluster Random Sampling (n:206)
Stunting
Faktor
Genetik
Penyakit
Infeksi
+ -
BBL ASI
Eksklusif
Pola Asupan
Gizi
+ - + - + - + -
Faktor
Genetik
Penyakit
Infeksi
+ -
BBL ASI
Eksklusif
Pola
Asupan gizi
+ - + - + - + -
Alat ukur: Kuisoner
Skala Data: Nominal
Analisis Data: Uji Regresi Logistik Ganda
Kesimpulan
Kejadian Stunting
53
Keterangan kerangka penelitian:
1. Stunting
Faktor genetik (+): orang tua pendek
Faktor genetik (-): orang tua tidak pendek
Penyakit infeksi (+): terdapat penyakit infeksi yang terjadi secara berulang
Penyakit infeksi (-): tidak terdapat penyakit infeksi yang terjadi secara berulang
BBL (+): bayi terlahir BBL buruk
BBL (-): bayi tidak terlahir BBL baik
Asi eksklusif (+): pemberian ASI <6 bulan
Asi eksklusif (-): pemberian ASI ≥6 bulan
Pola Asupan gizi (+): rata-rata pemberian makan kurang dan tidak beragam
Pola Asupan gizi (-): rata-rata pemberian makan normal dan beragam
2. Tidak Stunting
Faktor genetik (+): orang tua tidak pendek
Faktor genetik (-): orang tua pendek
Penyakit infeksi (+): tidak terdapat penyakit infeksi yang terjadi secara berulang
Penyakit infeksi (-): terdapat penyakit infeksi yang terjadi secara berulang
BBLR (+): bayi tidak terlahir BBL baik
BBLR (-): bayi terlahir BBL buruk
Asi eksklusif (+): pemberian ASI ≥6 bulan
Asi eksklusif (-): pemberian ASI <6 bulan
Pola Asupan gizi (+): rata-rata pemberian makan normal dan beragam
54
Pola Asupan gizi (-): rata-rata pemberian makan kurang dan tidak beragam
4.3 Populasi, Sampel Dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah seluruh objek penelitian yang berada di satu wilayah yang telah
ditentukan oleh peneliti, sifat dari hpopulasi adalah homogen (Donsu, 2016). Populasi
didalam penelitian ini adalah semua ibu dengan anak yang berusia 2-5 tahun di posyandu
Kelurahan Tlogomas, wilayah kerja Pukesmas Dinoyo Malang, yang berjumlah sebanyak
429.
4.3.2 Sampling
Sampling merupakan suatu proses menyeleksi jumlah dari populasi untuk
mengikuti penelitian. Teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil
sampel, dan mendapatkan sampel yang sesuai dengan penelitian. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling : proportional cluster random
sampling, yaitu teknik yang dilakukan untuk penetapan sample penelitian berdasarkan
pada wilayah atau lokasi dari populasi (Nursalam, 2014). Penelitian jenis ini memiliki
jangkauan dengan populasi yang besar atau pada wilayah yang berbeda, sehingga
pengambilan sampel dilakukan pada kelompok yang bersifat homogen. Orang yang
berada di wilayah yang masuk dalam penelitian dilakukan randomisasi untuk menentukan
jumlah sampelnya (Donsu, 2016). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
berada di kelurahan Tlogomas dengan 7 posyandu yang di hitung berdasarkan jumlah ibu
yang mempunyai anak balita usia 2-5 tahun di setiap posyandu dengan menggunakan
rumus slovin dan didapatkan sampel yang sama antara posyandu satu dengan yang
55
lainnya, setelah didapatkan hasil kemudian penggambilan sampel di ambil secara random
dengan cara nama ibu yang ada diposyandu diberikan nomer, kemudian di lakukan
pengundian dan diambil sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan.
4.3.3 Sampel
Sampel adalah sekelompok populasi yang telah diseleksi melalui tahap sampling
dan dapat digunakan untuk subjek penelitian (Nursalam, 2014). Besar sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 206 responden dari jumlah populasi sebanyak
429 yang berada di posyandu kelurahan Tlogomas, Malang. Jumlah ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus slovin berikut ini:
Keterangan:
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat signifikansi (0.05) atau nilai presisi 95%
(Nursalam, 2014).
Sehingga perhuitungan sample yang didapatkan dari rumus adalah sebagai berikut:
56
Untuk mendapatkan besarnya sampel pada setiap posyandu, maka dilakukan
pengacakan agar pengambilan sampel lebih merata dengan menggunakan rumus:
(Putra, 2012).
Tabel 4. 1 Perhitungan Jumlah Sampel Di Setiap Posyandu
Nama Posyandu Perhitungan Sampel Jumlah Sampel
Seruni
24
Melati
23
Sri Rejeki
44
Alamanda
14
Anggrek
31
Mawar
39
Nusa Indah
31
Jumlah 206
4.4 Variabel Penelitian
4.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen merupakan faktor yang akan diamati atau diukur
oleh peneliti, yang akan di lihat apaakah ada pengaruh dengan faktor independen
(Nursalam, 2014). Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah kejadian
stunting.
57
4.4.2 Variabel Independen
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang dapat menentukan variabel
lain. Suatu kegiatan stimulan yang dilakukan oleh peneliti, sehingga nilainya dapat
mempengaruhi untuk menentukan variabel dependen. Variabel independen bisa
dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk mengetahui pengaruh atau hubungan dengan
variabel lain (Nursalam, 2014). Variabel independen didalam penelitian ini adalah 1)
faktor genetik, 2) pemberian ASI eksklusif, 3) asupan gizi anak, 4) penyakit infeksi dan 5)
berat badan lahir (BBL).
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah variabel operasional yang dilakukan penelitian
berdasarkan karakteristik yang akan diamati. Definisi operasional menjelaskan secara
detail variabel yang akan diteliti. Pemaparan disampaikan harus spesifik, tegas, rinci dan
menggambarkan variabel yang akan diteliti. Definisi operasional ditentukan berdasarkan
parameter pengukuran didalam penelitian (Donsu, 2016).
Tabel 4. 2 Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional
Indikator Alat ukur
Skala Data
Keterangan
Variabel independen
1. Pemberian ASI eksklusif
2. Penyakit
infeksi
Pemberian ASI yang diberikan kepada bayi mulai dari lahir sampai bayi berusia 6 bulan. Penyakit yang diderita oleh
1. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. 2. Pemberian ASI baik secara langsung maupun tidak.
1. Penyakit infeksi pada
Kuesioner Kuesioner
Nominal Nominal
ASI eksklusif : Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan baik secara langsung atau tidak “Kode 1” Tidak ASi eksklusif : Pemberian ASI eksklusif kurang dari 6 bulan “Kode 0” Tidak : anak tidak mengalami infeksi
58
3. BBL
(berat badan lahir)
4. Faktor
Genetik 5. Asupan
Gizi Anak
anak, dan bersifat akut yang terjadi setiap bulan atau kronik yang terjadi baik dalam 1 minggu atau lebih terus menerus. Berat badan bayi yang ditimbang setelah bayi lahi Orang tua dengan DNA baik atau buruk yang di turunkan kepada anak, sehingga anak akan cenderung terlihat seperti kedua orang tuanya. Rata-rata frekuensi dan jenis pemberian
anak:
Diare
ISPA
Cacingan
Campa
Varisella 2.Terjadi secara akut (setiap bulan) atau kronik (1 minggu atau lebih dengan kejadian secara terus menerus) (Wellina dkk, 2016). 3. Terjadi pada 2 bulan terakhir 4. Status imunisasi anak
1. Bayi lahir dengan berat badan kurang 2. Bayi yang lahir kurang bulan/prematur
1. Ayah yang pendek (TB <161 cm) 2. Ibu yang pendek ( TB <150 cm) 3. Kedua orang tua yang baik
1. Intake gizi beranekaraga
Kuesioner Kuisoner Kuesioner
Nominal Nominal Nominal
dalam 2 bulan terakhir dan berulang secara terus menerus “Kode 1” Ya : anak mengalami infeksi dalam 2 bulan terakhir dan atau secara terus menerus “Kode 0” Baik : bayi lahir normal dan berat badan ≥ 2500 gram “Kode 1” Buruk : bayi lahir premature dan atau berat badan < 2500 gram “Kode 0” Tidak : TB ayah ≥ 161 cm dan ibu ≥ 150 cm “Kode 1” Ya : TB ayah < 161 cm dan atau ibu < 150 cm “Kode 0” “Piring makananku : sekali makan”
Makan 3X/hari
59
gizi pada anak yang sesuai dengan kebutuhan anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
m:
Karbohidrat
Lemak:
Protein
Zinc
Zat besi
Vitamin A
Kalsium
Fosfor 2. Rata-rata pemberian makan dalam sehari.
35% makanan pokok, 15% lauk pauk, 35% sayuran, dan 15% buah buahan
Kode 1 : Frekuensi dan jenis asupan gizi pada anak bervariasi Kode 0 : Frekuensi dan jenis asupan gizi pada anak tidak bervariasi
Variabel dependen
1. Kejadian Stunting
Stunting atau pendek merupakan kegagalan dalam pertumbuhan karena akibat dari kekurangan gizi yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang, dengan nilai z-score TB/U adalah <-2 SD.
Pengukuran di rekam medic menunjukkan z-scroe <-2 SD
Rekam medic
Nominal
Keterangan: NIS : nilai individu subjek NMBR : nilai median buku rujukan NSBR : nilai simpang buku rujukan
Stunting : nilai Z-score TB/U ≤-2 SD.
Normal : nilai Z-score TB/U >-2 SD.
4.6 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di kelurahan Tlogomas, kota Malang pada tanggal 4
April sampai dengan 2 Mei 2018.
4.7 Instrument Penelitian
4.7.1 Kuisoner
Jenis instrumen yang digunakan didalam penelitian ini adalah kuisoner. Kuisoner
merupakan jenis pengukuran dalam pengumpulan data, yang diberikan kepada objek,
untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan secara tertulis (Nugroho, 2018).
60
Kuisoner yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelitian yang dilakukan
oleh (Anisa, 2012) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting
Pada Balita Usia 25-60 Bulan Di Kelurahan Depok Tahun 2012” dan penelitian yang
dilakukan oleh (Kusuma, 2013) dengan judul “Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak
Usia 2-3 Tahun (Studi Di Kecamatan Semarang Timur)” yang dilakukan modifikasi kembali
sesuai dengan kebutuhan penelitian yang meliputi:
1. Bagian pertama berisi tentang data demografi yang meliputi usia, jenis kelamin,
pekerjaan, social ekenomi dan pendidikan.
2. Bagian kedua berisi tentang pertanyaan–pertanyaan mengenai faktor penyebab
seperti 1) pemberian ASI eksklusif, 2) penyakit infeksi dan 3) berat badan lahir (BBL)
4) faktor genetik
a. Pertanyaan tentang pemberian ASI ekslusif menggunakan skala data nominal.
Dengan pertanyaan yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif secara
langsung maupun tidak selama 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kurang dari 6
bulan dapat dikatakan anak tidak ASI eksklusif dan diberikan kode 0 sedangkan
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan baik secara langsung atau tidak dapat
dikatakan anak mendapatkan ASI eksklusif dan diberikan kode 1.
b. Penyakit infeksi mencakup penyakit diare, ISPA, cacingan, campak, dan
varisela/cacar air. Penyakit infeksi dikategorikan menjadi dua yaitu, penyakit
infeksi akut dan kronik serta status imunisasi anak. Penyakit kronik bisa terjadi
selama ≥ 1 minggu secara berturut-turut, dan infeksi kronik terjadi setiap bulan.
Didalam penelitian ini pengukuran dilakukan untuk melihat 2 bulan terakhir.
Kode 1 jika anak tidak mengalami penyakit infeksi secara berulang selama 2
61
bulan terakhir, dan Kode 0 jika anak mengalami penyakit infeksi secara berulang
dalam 2 bulan terakhir, dengan skala data nominal.
c. Berat badan lahir (BBL) pertanyaan dalam poin ini mengacu pada berat badan
lahir anak yang kurang dan bayi yang lahir dengan premature. Berat badan anak
dikatakan baik jika berat badan lahir ≥2500 gram dan lahir cukup bulan,
sedangkan jika berat <2500 gram dan atau lahir kurang bulan dikatakan buruk.
Anak yang mempunyai riwayat berat badan lahir kurang dan atau premature
diberikan kode 0, dan bayi lahir dengan berat badan normal diberikan nilai 1 yang
diukur dengan skala data nominal.
d. Faktor genetik pada variabel ini menanyakan tentang tinggi badan ayah dan ibu.
Diberikan kode “Tidak” berarti tinggi badan orangtua baik, yaitu tinggi badan
ayah ≥161 cm dan tinggi badan ibu ≥150 cm. Diberikan kode “Ya” berarti tinggi
badan orangtua buruk, yaitu tinggi badan ayah <161 cm dan tinggi badan ibu
<150 cm.
3. Bagian ketiga berisi tentang kuisoner yang membahas tentang asupan nutrisi untuk
anak menggunakan SQ-FFQ (Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire). Kuisoner
ini merupakan kuisoner yang digunakan untuk merangkum asupan nutrisi setiap
harinya untuk dijadikan sebagai informasi dalam penelitian. Untuk melihat frekuenzi
dan rata-rata asupan gizi setiap minggu yang diberikan keterangan di kuisoner dengan
kategori sering dan jarang. Hasil kuisoner yang telah didapatkan akan dihitung dan
didapatkan hasil frekuensi rata-rata asupan gizi dan jenis yang paling banyak
diberikan kepada anak. Cara penghitungan frekuensi rata-rata asupan gizi dan jenis
makanan didasarkan pada panduan “piring makanku : sekali makan” diman a makan
62
dianjurkan 3 kali dalam sehari (sarapan, makan siang dan makan malam) dengan
menggunakan anjuran makan sehat pembagian piring 50% dari jumlah makanan
setiap hari adalah makanan pokok dan lauk pauk, bagian 50 % lagi adalah sayuran
dan buah. Makanan pokok mempunyai porsi lebih banyak dibandingkan dengan lauk
pauk, dan porsi sayuran lebih banyak dibandingkan dengan buah, diberikan kode 1
jika frekuensi dan jenis asupan gizi yang diberikan pada anak bervariasi, dan kode 0
jikfrekuensi dan jenis asupan gizi yang diberikan pada anak tidak bervariasi.
4.7.2 Kisi-Kisi Kuisoner
Tabel 4. 3 Kisi-Kisi Kuisoner
No Indikator Nomor
1. Pemberian ASI eksklusif a. Pemberian ASI ekslusif
1,2,3
2. Penyakit infeksi a. Penyakit infeksi yang diderita anak b. Waktu terjadinya penyakit infeksi c. Status imunisasi anak
5
4,6,7 8
3. BBL (berat badan lahir) a. BBL b. Bayi lahir prematur/kurang bulan
10 9
4. Faktor genetik a. Tinggi ayah b. Tinggi ibu
11 12
5. Asupan gizi pada anak a. Karbohidrat b. Protein hewani c. Protein nabati d. Sayuran e. Buah-buahan f. Jajanan g. Susu dan olahannya h. Lainnya
13.A 13.B 13.C 13.D 13.E 13.F 13.G 13.H
63
4.8 Uji validitas dan uji reliabilitas
4.8.1 Uji validitas
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan uji validitas terlebih
dahulu. Uji validitas adalah cara yang digunakan untuk mengukur ketepatan dan
kecermatan dari instrument yang akan diteliti (Donsu, 2016). Pengujian instrument
dilakukan dengan menggunakan uji korelasi bivariate person pada SPSS for Windows 16. Uji
validitas dikatakan valid jika nilai signifikansinya <0.05. Uji validitas ini dilakukan
beberapa kali diantaranya adalah:
Uji validitas tahap pertama disebarkan di posyandu Kelurahan Sumbersari
dengan jumlah responden 20 yang memiliki karakteristik hampir sama dengan responden
penelitian. Hasil uji validitas pada kuisoner, dari 20 item yang ditanyakan hanya 2 item
yang valid dengan nilai signifikansi 0,000 dan tertinggi 0,005. Uji validitas yang kedua
dilakukan penyebaran kuisoner yang telah dimodifikasi kembali kepada 30 responden.
Dari 18 item pertanyaan yang di sebarkan terdapat 13 item yang valid dengan nilai
signifikan terendah 0,000 dan tertinggi 0,036. Karena masih terdapat 5 item pertanyaan
yang belum valid maka dilakukan penyebaran kembali kepada 30 responden, sehingga
didapatkan hasil 4 item valid dan 1 yang tidak valid. Nilai signifikansi hasil terendah
adalah adalah 0.000 dan nilai tertinggi 0,037, satu item yang tidak valid tersebut tidak
digunakan didalam kuisoner.
4.8.2 Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas dilakukan juga uji reliabilitas. Uji reliabilitas
digunakan untuk melihat apakah Kuisoner yang digunakan dapat dipahami oleh
64
responden dan hasilnya akan tetap sama meskipun digunakan beruang-ulang (Donsu,
2016). Uji reliabilitas menggunkan rumus croncbbach alpha dengan menggunakan bantuan
SPSS for windows 16. Kuisoner akan dikatakan reliable ketika hasil nilai >0,60 dan
dikatakan tidak reliable ketika hasil nilai <0,60. Hasil perhitungan uji reliabilitas
didapatkan hasil bahwa nilai croncbbach alpha pada kuisoner adalah 0,662 sehingga
kuisoner tersbebut dinyatakan reliable dan dapat digunakan untuk penelitian.
4.9 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan yang dilakukan peneliti
kepada subjek untuk mengumpulkan karakteristik subjek didalam penelitian. langkah–
langkah yang dapat dilakukan dalam pengumpulan data tergantung dengan rancangan
dan teknik instrument yang digunakan didalam penelitian. Selain itu peneliti juga harus
memperhatikan prinsip validitas dan relibilitas (Nursalam, 2014). Urutan yang dilakukan
dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
4.9.1 Tahap Persiapan
1. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin yang ditanda tangani oleh Wakil
Dekan 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Setelah ditanda tangani oleh Wakil dekan 1, peneliti mengajukan permohonan ijin
kepada Kepala Pukesmas Dinoyo.
3. Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Pukesmas Dinoyo, peneliti mempersiapkan
informed consent dan kuisoner yang akan dibagikan kepada sampel.
4. Sebelum dilakukan penelitian asisten peneliti terlebih dahulu diberikan breafing
untuk menyamakan persepsi dengan peneliti. Setelah diberikan penjelasan
65
peneliti memberikan kesempatan kepada asisten peneliti untuk bertanya dan
mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan.
4.9.2 Tahap Pelaksanaan
1. Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Pukesmas Dinoyo, peneliti mengikuti
kegiatan posyandu yang diadakan oleh Pukesmas Dinoyo di wilayah kelurahan
Tlogomas.
2. Peneliti memperkenalkan diri kepada pihak posyandu dan responden penelitian.
3. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden, setelah itu
meminta persetujuan subjek dengan menandatangi lembar persetujuan/informed
consent untuk menjadi responden penelitian.
4. Peneliti Membagikan kuisoner dan menjelaskan prosedur pengisian kuisoner
kepada ibu – ibu yang mempunyai anak stunting dengan bantuan asisten peneliti.
5. Meminta responden untuk mengisi kuisoner dengan sejujur – jujurnya.
6. Peneliti melakukan pengecekan terhadap kuisoner yang telah diisi oleh responden
untuk melihat kelengkapan dan selanjutnya meminta responden memperbaiki jika
terjadi kesalaan atau kurang lengkap.
4.9.3 Tahap pengelolaan data
Data yang telah terkumpul dari lembar kuisoner yang telah diisi oleh respnden
selanjutnya akan dioleh melalui beberapa tahap berikut:
1. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk malakukan pengecekan kuisoner sudah lengkap,
konsisten, jelas dan relevan. Jika terdapat data yang kurang maka peneliti akan
66
melakukan pengecekan kembali dengan menanyakan kembali kepada responden atau
mengganti/membuang.
2. Coding
Coding dimaksudkan untuk memberikan kode variabel yang diteliti, yang bertujuan
untuk mempermudah pengelolaan dan harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengelolaan data. Pemberian kode dilakukan sesudah pengumpulan
data dilaksanakan. Dalam pengelolaan selanjutnya kode-kode tersebut dikembalikan
lagi pada variabel aslinya.
3. Tabulation
Tabulasi (penyusunan data) adalah pengorganisasian data sedemikian rupa agar
mudah dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan serta dianalisis. Pelaksanaan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan komputer.
4. Processing
Setelah semua data melewati proses coding, maka selanjutnya data di entry ke perangkat
komputer untuk dilakukan analisa. Perangkat yang digunakan adalah SPSS (Statistical
Package for the Social Science).
4.10 Analisa data
Analisa data yang digunakan untuk menganalisis data faktor – faktor penyebab
stunting yaitu:
1. Analisa Univariat
Analisis univariat merupakan analisis data yang paling sederhana dan digunakan
untuk menganalisis atau mendeskripsikan setiap satu variabel penelitian. Hasil uji
67
univariat dapat digunakan untuk melihat nilai tendensi sentral, distribusi frekuenzi, nilai
minimum maximum, SD variance, skweness, dan kurtosis. Pada umumnya terdapat dua
metode yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik suatu data yaitu dalam
bentuk tabel dan diagram atau grafik (Swarjana, 2016). Didalam penelitian ini
menggunakan data yang bersifat kategorik sehingga hasil uji univariat yang didapatkan
akan disajikan dalam bentuk deskripsi frekuensi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode tabel yang bertujuan untuk
mengelompokkan nilai-nilai pengamatan ke dalam beberapa kelompok yang memupanyai
karakteristik sama. Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi merupakan salah
satu langkah awal yang biasanya dilakukan dalam menganalisis suatu data. Distribusi
frekuensi merupakan suatu tabel yang sederhana karena hanya menyajikan jumlah
pengamatan atau frekuensi ke dalam setiap kelas/ kategori yang menyatakan skala
pengukuran dengan mendaftar skor individu ke dalam kolom dari terendah hingga
tertinggi. Selain distribusi frekuensi dari masing-masing skor terdapat ukuran lain yang
menggambarkan distribusi skor yaitu presentase (Turmudi & Harini, 2008). Data yang
akan dilakukan analisis univariat meliputi, umur anak, jenis kelamin anak, pendidikan ibu,
pendidikan ayah, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah, pendapatan perbulan, variabel dependen
(stunting) dan variabel independen (pemberian ASI eksklusif, penyakit infeksi, BBL
(berat badan lahir, faktor genetik, dan asupan gizi anak).
2. Analisa Multivariat
` Analisa multivariat merupakan analasis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel yang paling dominan dengan variabel dependen. Analisis
multivariat yang digunakan didalam penelitian ini adalah uji regresi logistic ganda untuk
68
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting. Syarat untuk dilakukannya
uji regresi logistic ganda adalah skala data nominal. Sebelum melakukan analisa
multivariat dilakukan analisa bivariat terlebih dahulu, untuk melihat faktor-faktor mana
saja yang akan masuk kedalam analisis multivariat. Variabel yang mempunyai nilai p<0.25
yang akan masuk kedalam analisa multivariat (Lapau, 2015). Analisis multivariat regresi
logistik ganda didalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS (Statistical
Package for the Social Science). Berikut ini adalah langkah-langkahnya :
1. Menentukan uji hipotesis analisis bivariat
Uji hipotesis untuk analsisa bivariat menggunakan uji chi-square tests.
2. Menyeleksi variabel yang akan dimasukkan dalam analisa multivariat.
Variabel yang akan dimasukkan ke dalam analisis multivariat adalah variabel yang
analisis bivariat didapatkan nilai p<0,25
3. Melakukan analisis multivariat
Analisis multivariat pada uji regresi logistik ganda dibagi menjadi 3 metode, yaitu :
a) Enter
Enter merupakan proses memasukkan semua variabel yang akan diseleksi dengan
cara yang manual.
b) Fordward
Pertama-tama, software secara otomatis akan memasukkan variabel yang berpengaruh,
kemudian memasukkan variabel berikutnya yang berpengaruh tetapi ukuran
kekuatannya lebih rendah dibandingkan dengan variabel yang pertama.
c) Backward
69
Pada metode ini, software dengan otomatis akan memasukkan semua variabel yang
terseleksi untuk dimasukkan kedalam analisa multivariat. Secara bertahap, variabel
yang tidak memiliki pengaruh akan dikeluarkan dari proses analisis. Proses akan
berhenti sampai tidak ada lagi variabel yang dapat dikeluarkan dari analisis.
4. Membaca interprestasi hasil analisis multivariat
a) Variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen
diketahui dari niali p masing – masing variabel
b) Membaca nilai variabel in the equation akan diketahu variabel mana yang
signifikan mempengaruhi variabel dependen.
c) Variabel yang tidak signifikan akan dikeluarkan fari proses analisis.
4.11 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa
prosedur seperti melakukan uji etik di KEPK UMM (Komisi Etik Penelitian Kesehatan)
dan meminta ijin kepada pihak yang akan terlibat didalam penelitian. setelah
mendapatkan ijin dari pihak Pukesmas Dinoyo, maka selanjutnya adalah penelitian
dijalankan dengan memegang prinsip etika penelitian sebagai berikut :
a. Lembar persetujuan (informed consent)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden.
Lembar ini diberikan kepada responden sebelum melakukaan penelitian. Tujuan dari
pemberian lembar persetujuan ini adalah agar responden mengetahui maksud, tujuan
dan dampak dari penelitian, jika responden bersedia menjadi objek penelitian maka
responden menandatangani lembar persetujuan, tetapi jika responden tidak bersedia
menjadi objek penelitian maka peneliti wajib menghormati keputusan dari responden.
70
Informasi yang tedapat didalam lembar persetujuan adalah pastisipasi responden,
tujuan dari penelitian, jenis data yang dmibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan,
potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang dapat
dihubungi (Hidayat, 2007).
b. Tanpa nama (Anomity)
Etika lain yang dilakukan didalam penelitian ini adalah pemberian jaminan kepada
responden. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak membubuhi dan mencantumkan
identitas responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil dari penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007).
c. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah etika ini merupakan etika yang memberikan kerahasiaan hasil penelitian baik
informasi maupun yang lainnya. Semua data atau informasi yang didapatkan oleh peneliti
dari responden akan benar – benar dijaga kerahasiaannya, kecuali kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan atau dicantumkan didalam penelitian (Hidayat, 2007).