20
51 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah pedoman atau teknik rancangan didalam penelitian yang digunakan peneliti untuk memperoleh data atau fakta, sehingga dapat menjawab pertanyaan atau masalah penelitian (Lapau, 2012). Rancangan yang digunakan didalam penelitian ini adalah rancangan observasinal dengan pendekatan restropectif. Penelitian restropectif adalah penelitian yang dilakukan dengan melihat kembali kejadian yang telah terjadi. Metode pengambilan data yang digunakan adalah dengan pengumpulan variabel dependen diawal dan kemudian dilakukan pengambilan data variabel yang sudah terjadi sebelumnya. Variabel independen yang berada didalam penelitian ini adalah faktor – faktor penyebab (pemberian ASI eksklusif, penyakit infeksi, BBL, genetik, dan pola asupan gizi anak) yang diambil dengan menggunakan kuisoner, sedangkan variabel dependen adalah kejadian stunting, yang diambil dengan melalui rekam medis (Donsu, 2016; Hidayat, 2007). 4.2 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan tahapan didalam penelitian. Didalam kerangka menjelaskan tentang alur didalam penelitian. Mulai dari penetapan populasi, teknik sampling, sampel, anallisis data sampai didapatkan kesimpulan (Nursalam, 2011).

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47477/5/BAB IV.pdfc. Berat badan lahir (BBL) pertanyaan dalam poin ini mengacu pada berat badan lahir anak yang

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

51

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah pedoman atau teknik rancangan didalam penelitian yang

digunakan peneliti untuk memperoleh data atau fakta, sehingga dapat menjawab

pertanyaan atau masalah penelitian (Lapau, 2012). Rancangan yang digunakan didalam

penelitian ini adalah rancangan observasinal dengan pendekatan restropectif. Penelitian

restropectif adalah penelitian yang dilakukan dengan melihat kembali kejadian yang telah

terjadi. Metode pengambilan data yang digunakan adalah dengan pengumpulan variabel

dependen diawal dan kemudian dilakukan pengambilan data variabel yang sudah terjadi

sebelumnya. Variabel independen yang berada didalam penelitian ini adalah faktor –

faktor penyebab (pemberian ASI eksklusif, penyakit infeksi, BBL, genetik, dan pola

asupan gizi anak) yang diambil dengan menggunakan kuisoner, sedangkan variabel

dependen adalah kejadian stunting, yang diambil dengan melalui rekam medis (Donsu,

2016; Hidayat, 2007).

4.2 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian merupakan tahapan didalam penelitian. Didalam kerangka

menjelaskan tentang alur didalam penelitian. Mulai dari penetapan populasi, teknik

sampling, sampel, anallisis data sampai didapatkan kesimpulan (Nursalam, 2011).

52

Gambar 4. 1 Kerangka Penelitian

Tidak Stunting

Populasi: Semua Ibu Dengan Anak Balita Yang Beusia 2-5 Tahun Di Posyandu

Kelurahan Tlogomas, Wilayah Kerja Pukesmas Dinoyo. (n:429)

Teknik Pengambilan Sampel: Probability Sampling: Proportional Cluster Random Sampling (n:206)

Stunting

Faktor

Genetik

Penyakit

Infeksi

+ -

BBL ASI

Eksklusif

Pola Asupan

Gizi

+ - + - + - + -

Faktor

Genetik

Penyakit

Infeksi

+ -

BBL ASI

Eksklusif

Pola

Asupan gizi

+ - + - + - + -

Alat ukur: Kuisoner

Skala Data: Nominal

Analisis Data: Uji Regresi Logistik Ganda

Kesimpulan

Kejadian Stunting

53

Keterangan kerangka penelitian:

1. Stunting

Faktor genetik (+): orang tua pendek

Faktor genetik (-): orang tua tidak pendek

Penyakit infeksi (+): terdapat penyakit infeksi yang terjadi secara berulang

Penyakit infeksi (-): tidak terdapat penyakit infeksi yang terjadi secara berulang

BBL (+): bayi terlahir BBL buruk

BBL (-): bayi tidak terlahir BBL baik

Asi eksklusif (+): pemberian ASI <6 bulan

Asi eksklusif (-): pemberian ASI ≥6 bulan

Pola Asupan gizi (+): rata-rata pemberian makan kurang dan tidak beragam

Pola Asupan gizi (-): rata-rata pemberian makan normal dan beragam

2. Tidak Stunting

Faktor genetik (+): orang tua tidak pendek

Faktor genetik (-): orang tua pendek

Penyakit infeksi (+): tidak terdapat penyakit infeksi yang terjadi secara berulang

Penyakit infeksi (-): terdapat penyakit infeksi yang terjadi secara berulang

BBLR (+): bayi tidak terlahir BBL baik

BBLR (-): bayi terlahir BBL buruk

Asi eksklusif (+): pemberian ASI ≥6 bulan

Asi eksklusif (-): pemberian ASI <6 bulan

Pola Asupan gizi (+): rata-rata pemberian makan normal dan beragam

54

Pola Asupan gizi (-): rata-rata pemberian makan kurang dan tidak beragam

4.3 Populasi, Sampel Dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh objek penelitian yang berada di satu wilayah yang telah

ditentukan oleh peneliti, sifat dari hpopulasi adalah homogen (Donsu, 2016). Populasi

didalam penelitian ini adalah semua ibu dengan anak yang berusia 2-5 tahun di posyandu

Kelurahan Tlogomas, wilayah kerja Pukesmas Dinoyo Malang, yang berjumlah sebanyak

429.

4.3.2 Sampling

Sampling merupakan suatu proses menyeleksi jumlah dari populasi untuk

mengikuti penelitian. Teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil

sampel, dan mendapatkan sampel yang sesuai dengan penelitian. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling : proportional cluster random

sampling, yaitu teknik yang dilakukan untuk penetapan sample penelitian berdasarkan

pada wilayah atau lokasi dari populasi (Nursalam, 2014). Penelitian jenis ini memiliki

jangkauan dengan populasi yang besar atau pada wilayah yang berbeda, sehingga

pengambilan sampel dilakukan pada kelompok yang bersifat homogen. Orang yang

berada di wilayah yang masuk dalam penelitian dilakukan randomisasi untuk menentukan

jumlah sampelnya (Donsu, 2016). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

berada di kelurahan Tlogomas dengan 7 posyandu yang di hitung berdasarkan jumlah ibu

yang mempunyai anak balita usia 2-5 tahun di setiap posyandu dengan menggunakan

rumus slovin dan didapatkan sampel yang sama antara posyandu satu dengan yang

55

lainnya, setelah didapatkan hasil kemudian penggambilan sampel di ambil secara random

dengan cara nama ibu yang ada diposyandu diberikan nomer, kemudian di lakukan

pengundian dan diambil sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan.

4.3.3 Sampel

Sampel adalah sekelompok populasi yang telah diseleksi melalui tahap sampling

dan dapat digunakan untuk subjek penelitian (Nursalam, 2014). Besar sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 206 responden dari jumlah populasi sebanyak

429 yang berada di posyandu kelurahan Tlogomas, Malang. Jumlah ini dapat dihitung

dengan menggunakan rumus slovin berikut ini:

Keterangan:

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat signifikansi (0.05) atau nilai presisi 95%

(Nursalam, 2014).

Sehingga perhuitungan sample yang didapatkan dari rumus adalah sebagai berikut:

56

Untuk mendapatkan besarnya sampel pada setiap posyandu, maka dilakukan

pengacakan agar pengambilan sampel lebih merata dengan menggunakan rumus:

(Putra, 2012).

Tabel 4. 1 Perhitungan Jumlah Sampel Di Setiap Posyandu

Nama Posyandu Perhitungan Sampel Jumlah Sampel

Seruni

24

Melati

23

Sri Rejeki

44

Alamanda

14

Anggrek

31

Mawar

39

Nusa Indah

31

Jumlah 206

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen merupakan faktor yang akan diamati atau diukur

oleh peneliti, yang akan di lihat apaakah ada pengaruh dengan faktor independen

(Nursalam, 2014). Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah kejadian

stunting.

57

4.4.2 Variabel Independen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang dapat menentukan variabel

lain. Suatu kegiatan stimulan yang dilakukan oleh peneliti, sehingga nilainya dapat

mempengaruhi untuk menentukan variabel dependen. Variabel independen bisa

dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk mengetahui pengaruh atau hubungan dengan

variabel lain (Nursalam, 2014). Variabel independen didalam penelitian ini adalah 1)

faktor genetik, 2) pemberian ASI eksklusif, 3) asupan gizi anak, 4) penyakit infeksi dan 5)

berat badan lahir (BBL).

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah variabel operasional yang dilakukan penelitian

berdasarkan karakteristik yang akan diamati. Definisi operasional menjelaskan secara

detail variabel yang akan diteliti. Pemaparan disampaikan harus spesifik, tegas, rinci dan

menggambarkan variabel yang akan diteliti. Definisi operasional ditentukan berdasarkan

parameter pengukuran didalam penelitian (Donsu, 2016).

Tabel 4. 2 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional

Indikator Alat ukur

Skala Data

Keterangan

Variabel independen

1. Pemberian ASI eksklusif

2. Penyakit

infeksi

Pemberian ASI yang diberikan kepada bayi mulai dari lahir sampai bayi berusia 6 bulan. Penyakit yang diderita oleh

1. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. 2. Pemberian ASI baik secara langsung maupun tidak.

1. Penyakit infeksi pada

Kuesioner Kuesioner

Nominal Nominal

ASI eksklusif : Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan baik secara langsung atau tidak “Kode 1” Tidak ASi eksklusif : Pemberian ASI eksklusif kurang dari 6 bulan “Kode 0” Tidak : anak tidak mengalami infeksi

58

3. BBL

(berat badan lahir)

4. Faktor

Genetik 5. Asupan

Gizi Anak

anak, dan bersifat akut yang terjadi setiap bulan atau kronik yang terjadi baik dalam 1 minggu atau lebih terus menerus. Berat badan bayi yang ditimbang setelah bayi lahi Orang tua dengan DNA baik atau buruk yang di turunkan kepada anak, sehingga anak akan cenderung terlihat seperti kedua orang tuanya. Rata-rata frekuensi dan jenis pemberian

anak:

Diare

ISPA

Cacingan

Campa

Varisella 2.Terjadi secara akut (setiap bulan) atau kronik (1 minggu atau lebih dengan kejadian secara terus menerus) (Wellina dkk, 2016). 3. Terjadi pada 2 bulan terakhir 4. Status imunisasi anak

1. Bayi lahir dengan berat badan kurang 2. Bayi yang lahir kurang bulan/prematur

1. Ayah yang pendek (TB <161 cm) 2. Ibu yang pendek ( TB <150 cm) 3. Kedua orang tua yang baik

1. Intake gizi beranekaraga

Kuesioner Kuisoner Kuesioner

Nominal Nominal Nominal

dalam 2 bulan terakhir dan berulang secara terus menerus “Kode 1” Ya : anak mengalami infeksi dalam 2 bulan terakhir dan atau secara terus menerus “Kode 0” Baik : bayi lahir normal dan berat badan ≥ 2500 gram “Kode 1” Buruk : bayi lahir premature dan atau berat badan < 2500 gram “Kode 0” Tidak : TB ayah ≥ 161 cm dan ibu ≥ 150 cm “Kode 1” Ya : TB ayah < 161 cm dan atau ibu < 150 cm “Kode 0” “Piring makananku : sekali makan”

Makan 3X/hari

59

gizi pada anak yang sesuai dengan kebutuhan anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

m:

Karbohidrat

Lemak:

Protein

Zinc

Zat besi

Vitamin A

Kalsium

Fosfor 2. Rata-rata pemberian makan dalam sehari.

35% makanan pokok, 15% lauk pauk, 35% sayuran, dan 15% buah buahan

Kode 1 : Frekuensi dan jenis asupan gizi pada anak bervariasi Kode 0 : Frekuensi dan jenis asupan gizi pada anak tidak bervariasi

Variabel dependen

1. Kejadian Stunting

Stunting atau pendek merupakan kegagalan dalam pertumbuhan karena akibat dari kekurangan gizi yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang, dengan nilai z-score TB/U adalah <-2 SD.

Pengukuran di rekam medic menunjukkan z-scroe <-2 SD

Rekam medic

Nominal

Keterangan: NIS : nilai individu subjek NMBR : nilai median buku rujukan NSBR : nilai simpang buku rujukan

Stunting : nilai Z-score TB/U ≤-2 SD.

Normal : nilai Z-score TB/U >-2 SD.

4.6 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di kelurahan Tlogomas, kota Malang pada tanggal 4

April sampai dengan 2 Mei 2018.

4.7 Instrument Penelitian

4.7.1 Kuisoner

Jenis instrumen yang digunakan didalam penelitian ini adalah kuisoner. Kuisoner

merupakan jenis pengukuran dalam pengumpulan data, yang diberikan kepada objek,

untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan secara tertulis (Nugroho, 2018).

60

Kuisoner yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelitian yang dilakukan

oleh (Anisa, 2012) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting

Pada Balita Usia 25-60 Bulan Di Kelurahan Depok Tahun 2012” dan penelitian yang

dilakukan oleh (Kusuma, 2013) dengan judul “Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak

Usia 2-3 Tahun (Studi Di Kecamatan Semarang Timur)” yang dilakukan modifikasi kembali

sesuai dengan kebutuhan penelitian yang meliputi:

1. Bagian pertama berisi tentang data demografi yang meliputi usia, jenis kelamin,

pekerjaan, social ekenomi dan pendidikan.

2. Bagian kedua berisi tentang pertanyaan–pertanyaan mengenai faktor penyebab

seperti 1) pemberian ASI eksklusif, 2) penyakit infeksi dan 3) berat badan lahir (BBL)

4) faktor genetik

a. Pertanyaan tentang pemberian ASI ekslusif menggunakan skala data nominal.

Dengan pertanyaan yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif secara

langsung maupun tidak selama 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kurang dari 6

bulan dapat dikatakan anak tidak ASI eksklusif dan diberikan kode 0 sedangkan

pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan baik secara langsung atau tidak dapat

dikatakan anak mendapatkan ASI eksklusif dan diberikan kode 1.

b. Penyakit infeksi mencakup penyakit diare, ISPA, cacingan, campak, dan

varisela/cacar air. Penyakit infeksi dikategorikan menjadi dua yaitu, penyakit

infeksi akut dan kronik serta status imunisasi anak. Penyakit kronik bisa terjadi

selama ≥ 1 minggu secara berturut-turut, dan infeksi kronik terjadi setiap bulan.

Didalam penelitian ini pengukuran dilakukan untuk melihat 2 bulan terakhir.

Kode 1 jika anak tidak mengalami penyakit infeksi secara berulang selama 2

61

bulan terakhir, dan Kode 0 jika anak mengalami penyakit infeksi secara berulang

dalam 2 bulan terakhir, dengan skala data nominal.

c. Berat badan lahir (BBL) pertanyaan dalam poin ini mengacu pada berat badan

lahir anak yang kurang dan bayi yang lahir dengan premature. Berat badan anak

dikatakan baik jika berat badan lahir ≥2500 gram dan lahir cukup bulan,

sedangkan jika berat <2500 gram dan atau lahir kurang bulan dikatakan buruk.

Anak yang mempunyai riwayat berat badan lahir kurang dan atau premature

diberikan kode 0, dan bayi lahir dengan berat badan normal diberikan nilai 1 yang

diukur dengan skala data nominal.

d. Faktor genetik pada variabel ini menanyakan tentang tinggi badan ayah dan ibu.

Diberikan kode “Tidak” berarti tinggi badan orangtua baik, yaitu tinggi badan

ayah ≥161 cm dan tinggi badan ibu ≥150 cm. Diberikan kode “Ya” berarti tinggi

badan orangtua buruk, yaitu tinggi badan ayah <161 cm dan tinggi badan ibu

<150 cm.

3. Bagian ketiga berisi tentang kuisoner yang membahas tentang asupan nutrisi untuk

anak menggunakan SQ-FFQ (Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire). Kuisoner

ini merupakan kuisoner yang digunakan untuk merangkum asupan nutrisi setiap

harinya untuk dijadikan sebagai informasi dalam penelitian. Untuk melihat frekuenzi

dan rata-rata asupan gizi setiap minggu yang diberikan keterangan di kuisoner dengan

kategori sering dan jarang. Hasil kuisoner yang telah didapatkan akan dihitung dan

didapatkan hasil frekuensi rata-rata asupan gizi dan jenis yang paling banyak

diberikan kepada anak. Cara penghitungan frekuensi rata-rata asupan gizi dan jenis

makanan didasarkan pada panduan “piring makanku : sekali makan” diman a makan

62

dianjurkan 3 kali dalam sehari (sarapan, makan siang dan makan malam) dengan

menggunakan anjuran makan sehat pembagian piring 50% dari jumlah makanan

setiap hari adalah makanan pokok dan lauk pauk, bagian 50 % lagi adalah sayuran

dan buah. Makanan pokok mempunyai porsi lebih banyak dibandingkan dengan lauk

pauk, dan porsi sayuran lebih banyak dibandingkan dengan buah, diberikan kode 1

jika frekuensi dan jenis asupan gizi yang diberikan pada anak bervariasi, dan kode 0

jikfrekuensi dan jenis asupan gizi yang diberikan pada anak tidak bervariasi.

4.7.2 Kisi-Kisi Kuisoner

Tabel 4. 3 Kisi-Kisi Kuisoner

No Indikator Nomor

1. Pemberian ASI eksklusif a. Pemberian ASI ekslusif

1,2,3

2. Penyakit infeksi a. Penyakit infeksi yang diderita anak b. Waktu terjadinya penyakit infeksi c. Status imunisasi anak

5

4,6,7 8

3. BBL (berat badan lahir) a. BBL b. Bayi lahir prematur/kurang bulan

10 9

4. Faktor genetik a. Tinggi ayah b. Tinggi ibu

11 12

5. Asupan gizi pada anak a. Karbohidrat b. Protein hewani c. Protein nabati d. Sayuran e. Buah-buahan f. Jajanan g. Susu dan olahannya h. Lainnya

13.A 13.B 13.C 13.D 13.E 13.F 13.G 13.H

63

4.8 Uji validitas dan uji reliabilitas

4.8.1 Uji validitas

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan uji validitas terlebih

dahulu. Uji validitas adalah cara yang digunakan untuk mengukur ketepatan dan

kecermatan dari instrument yang akan diteliti (Donsu, 2016). Pengujian instrument

dilakukan dengan menggunakan uji korelasi bivariate person pada SPSS for Windows 16. Uji

validitas dikatakan valid jika nilai signifikansinya <0.05. Uji validitas ini dilakukan

beberapa kali diantaranya adalah:

Uji validitas tahap pertama disebarkan di posyandu Kelurahan Sumbersari

dengan jumlah responden 20 yang memiliki karakteristik hampir sama dengan responden

penelitian. Hasil uji validitas pada kuisoner, dari 20 item yang ditanyakan hanya 2 item

yang valid dengan nilai signifikansi 0,000 dan tertinggi 0,005. Uji validitas yang kedua

dilakukan penyebaran kuisoner yang telah dimodifikasi kembali kepada 30 responden.

Dari 18 item pertanyaan yang di sebarkan terdapat 13 item yang valid dengan nilai

signifikan terendah 0,000 dan tertinggi 0,036. Karena masih terdapat 5 item pertanyaan

yang belum valid maka dilakukan penyebaran kembali kepada 30 responden, sehingga

didapatkan hasil 4 item valid dan 1 yang tidak valid. Nilai signifikansi hasil terendah

adalah adalah 0.000 dan nilai tertinggi 0,037, satu item yang tidak valid tersebut tidak

digunakan didalam kuisoner.

4.8.2 Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas dilakukan juga uji reliabilitas. Uji reliabilitas

digunakan untuk melihat apakah Kuisoner yang digunakan dapat dipahami oleh

64

responden dan hasilnya akan tetap sama meskipun digunakan beruang-ulang (Donsu,

2016). Uji reliabilitas menggunkan rumus croncbbach alpha dengan menggunakan bantuan

SPSS for windows 16. Kuisoner akan dikatakan reliable ketika hasil nilai >0,60 dan

dikatakan tidak reliable ketika hasil nilai <0,60. Hasil perhitungan uji reliabilitas

didapatkan hasil bahwa nilai croncbbach alpha pada kuisoner adalah 0,662 sehingga

kuisoner tersbebut dinyatakan reliable dan dapat digunakan untuk penelitian.

4.9 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan yang dilakukan peneliti

kepada subjek untuk mengumpulkan karakteristik subjek didalam penelitian. langkah–

langkah yang dapat dilakukan dalam pengumpulan data tergantung dengan rancangan

dan teknik instrument yang digunakan didalam penelitian. Selain itu peneliti juga harus

memperhatikan prinsip validitas dan relibilitas (Nursalam, 2014). Urutan yang dilakukan

dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

4.9.1 Tahap Persiapan

1. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin yang ditanda tangani oleh Wakil

Dekan 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Setelah ditanda tangani oleh Wakil dekan 1, peneliti mengajukan permohonan ijin

kepada Kepala Pukesmas Dinoyo.

3. Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Pukesmas Dinoyo, peneliti mempersiapkan

informed consent dan kuisoner yang akan dibagikan kepada sampel.

4. Sebelum dilakukan penelitian asisten peneliti terlebih dahulu diberikan breafing

untuk menyamakan persepsi dengan peneliti. Setelah diberikan penjelasan

65

peneliti memberikan kesempatan kepada asisten peneliti untuk bertanya dan

mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan.

4.9.2 Tahap Pelaksanaan

1. Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Pukesmas Dinoyo, peneliti mengikuti

kegiatan posyandu yang diadakan oleh Pukesmas Dinoyo di wilayah kelurahan

Tlogomas.

2. Peneliti memperkenalkan diri kepada pihak posyandu dan responden penelitian.

3. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden, setelah itu

meminta persetujuan subjek dengan menandatangi lembar persetujuan/informed

consent untuk menjadi responden penelitian.

4. Peneliti Membagikan kuisoner dan menjelaskan prosedur pengisian kuisoner

kepada ibu – ibu yang mempunyai anak stunting dengan bantuan asisten peneliti.

5. Meminta responden untuk mengisi kuisoner dengan sejujur – jujurnya.

6. Peneliti melakukan pengecekan terhadap kuisoner yang telah diisi oleh responden

untuk melihat kelengkapan dan selanjutnya meminta responden memperbaiki jika

terjadi kesalaan atau kurang lengkap.

4.9.3 Tahap pengelolaan data

Data yang telah terkumpul dari lembar kuisoner yang telah diisi oleh respnden

selanjutnya akan dioleh melalui beberapa tahap berikut:

1. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk malakukan pengecekan kuisoner sudah lengkap,

konsisten, jelas dan relevan. Jika terdapat data yang kurang maka peneliti akan

66

melakukan pengecekan kembali dengan menanyakan kembali kepada responden atau

mengganti/membuang.

2. Coding

Coding dimaksudkan untuk memberikan kode variabel yang diteliti, yang bertujuan

untuk mempermudah pengelolaan dan harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi

kesalahan dalam pengelolaan data. Pemberian kode dilakukan sesudah pengumpulan

data dilaksanakan. Dalam pengelolaan selanjutnya kode-kode tersebut dikembalikan

lagi pada variabel aslinya.

3. Tabulation

Tabulasi (penyusunan data) adalah pengorganisasian data sedemikian rupa agar

mudah dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan serta dianalisis. Pelaksanaan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan komputer.

4. Processing

Setelah semua data melewati proses coding, maka selanjutnya data di entry ke perangkat

komputer untuk dilakukan analisa. Perangkat yang digunakan adalah SPSS (Statistical

Package for the Social Science).

4.10 Analisa data

Analisa data yang digunakan untuk menganalisis data faktor – faktor penyebab

stunting yaitu:

1. Analisa Univariat

Analisis univariat merupakan analisis data yang paling sederhana dan digunakan

untuk menganalisis atau mendeskripsikan setiap satu variabel penelitian. Hasil uji

67

univariat dapat digunakan untuk melihat nilai tendensi sentral, distribusi frekuenzi, nilai

minimum maximum, SD variance, skweness, dan kurtosis. Pada umumnya terdapat dua

metode yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik suatu data yaitu dalam

bentuk tabel dan diagram atau grafik (Swarjana, 2016). Didalam penelitian ini

menggunakan data yang bersifat kategorik sehingga hasil uji univariat yang didapatkan

akan disajikan dalam bentuk deskripsi frekuensi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode tabel yang bertujuan untuk

mengelompokkan nilai-nilai pengamatan ke dalam beberapa kelompok yang memupanyai

karakteristik sama. Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi merupakan salah

satu langkah awal yang biasanya dilakukan dalam menganalisis suatu data. Distribusi

frekuensi merupakan suatu tabel yang sederhana karena hanya menyajikan jumlah

pengamatan atau frekuensi ke dalam setiap kelas/ kategori yang menyatakan skala

pengukuran dengan mendaftar skor individu ke dalam kolom dari terendah hingga

tertinggi. Selain distribusi frekuensi dari masing-masing skor terdapat ukuran lain yang

menggambarkan distribusi skor yaitu presentase (Turmudi & Harini, 2008). Data yang

akan dilakukan analisis univariat meliputi, umur anak, jenis kelamin anak, pendidikan ibu,

pendidikan ayah, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah, pendapatan perbulan, variabel dependen

(stunting) dan variabel independen (pemberian ASI eksklusif, penyakit infeksi, BBL

(berat badan lahir, faktor genetik, dan asupan gizi anak).

2. Analisa Multivariat

` Analisa multivariat merupakan analasis yang digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel yang paling dominan dengan variabel dependen. Analisis

multivariat yang digunakan didalam penelitian ini adalah uji regresi logistic ganda untuk

68

melihat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting. Syarat untuk dilakukannya

uji regresi logistic ganda adalah skala data nominal. Sebelum melakukan analisa

multivariat dilakukan analisa bivariat terlebih dahulu, untuk melihat faktor-faktor mana

saja yang akan masuk kedalam analisis multivariat. Variabel yang mempunyai nilai p<0.25

yang akan masuk kedalam analisa multivariat (Lapau, 2015). Analisis multivariat regresi

logistik ganda didalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS (Statistical

Package for the Social Science). Berikut ini adalah langkah-langkahnya :

1. Menentukan uji hipotesis analisis bivariat

Uji hipotesis untuk analsisa bivariat menggunakan uji chi-square tests.

2. Menyeleksi variabel yang akan dimasukkan dalam analisa multivariat.

Variabel yang akan dimasukkan ke dalam analisis multivariat adalah variabel yang

analisis bivariat didapatkan nilai p<0,25

3. Melakukan analisis multivariat

Analisis multivariat pada uji regresi logistik ganda dibagi menjadi 3 metode, yaitu :

a) Enter

Enter merupakan proses memasukkan semua variabel yang akan diseleksi dengan

cara yang manual.

b) Fordward

Pertama-tama, software secara otomatis akan memasukkan variabel yang berpengaruh,

kemudian memasukkan variabel berikutnya yang berpengaruh tetapi ukuran

kekuatannya lebih rendah dibandingkan dengan variabel yang pertama.

c) Backward

69

Pada metode ini, software dengan otomatis akan memasukkan semua variabel yang

terseleksi untuk dimasukkan kedalam analisa multivariat. Secara bertahap, variabel

yang tidak memiliki pengaruh akan dikeluarkan dari proses analisis. Proses akan

berhenti sampai tidak ada lagi variabel yang dapat dikeluarkan dari analisis.

4. Membaca interprestasi hasil analisis multivariat

a) Variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen

diketahui dari niali p masing – masing variabel

b) Membaca nilai variabel in the equation akan diketahu variabel mana yang

signifikan mempengaruhi variabel dependen.

c) Variabel yang tidak signifikan akan dikeluarkan fari proses analisis.

4.11 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa

prosedur seperti melakukan uji etik di KEPK UMM (Komisi Etik Penelitian Kesehatan)

dan meminta ijin kepada pihak yang akan terlibat didalam penelitian. setelah

mendapatkan ijin dari pihak Pukesmas Dinoyo, maka selanjutnya adalah penelitian

dijalankan dengan memegang prinsip etika penelitian sebagai berikut :

a. Lembar persetujuan (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden.

Lembar ini diberikan kepada responden sebelum melakukaan penelitian. Tujuan dari

pemberian lembar persetujuan ini adalah agar responden mengetahui maksud, tujuan

dan dampak dari penelitian, jika responden bersedia menjadi objek penelitian maka

responden menandatangani lembar persetujuan, tetapi jika responden tidak bersedia

menjadi objek penelitian maka peneliti wajib menghormati keputusan dari responden.

70

Informasi yang tedapat didalam lembar persetujuan adalah pastisipasi responden,

tujuan dari penelitian, jenis data yang dmibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan,

potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang dapat

dihubungi (Hidayat, 2007).

b. Tanpa nama (Anomity)

Etika lain yang dilakukan didalam penelitian ini adalah pemberian jaminan kepada

responden. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak membubuhi dan mencantumkan

identitas responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil dari penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007).

c. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah etika ini merupakan etika yang memberikan kerahasiaan hasil penelitian baik

informasi maupun yang lainnya. Semua data atau informasi yang didapatkan oleh peneliti

dari responden akan benar – benar dijaga kerahasiaannya, kecuali kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan atau dicantumkan didalam penelitian (Hidayat, 2007).