Upload
ali-fariki
View
223
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
b
Citation preview
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.1 Letak Geografis
RSUD Abunawas terletak di Kota Kendari, tepatnya di Jl. Brigjen Z A.
sugianto no 39 kelurahan kambu, kecamatan kambu dengan luas lahan 13.000
m2 dengan batas wilayah sebagai berikut:
1.1.1 Sebelah utara berbatasan dengan tanah warga dan sungai
1.1.2 Sebalah timur berbatasan dengan Jl. Z.A. sugianto baypass
1.1.3 Sebelah selatan berbatasan dengan jalan masuk rujab wakil walikota
1.1.4 Sebelah barat berbatasan dengan lokasi empang warga
1.2 Sejarah perkembangan RSUD Abunawas
Sebelum menempati gedung baru saat ini, RSUD Abunawas
berkedudukan di kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527
m2 dan luas bangunan 1.800 m2 yang merupakan gedung peninggalan pemerintah
hindia belanda yang didirikan pada Tahun 1927 dan telah mengalami beberapa
kali perubahan yaitu :
1.2.1 Dibangun oleh pemerintah Belanda pada Tahun 1927
1.2.2 Dilakukan rehabilitasi oleh pemerintahan Jepang (1942-1945)
1.2.3 Menjadi Rumah Sakit tentara (1945-1960)
49
1.2.4 Menjadi RSU Kabupaten Kendari (1960-1989)
1.2.5 Menjadi Puskemas Gunung Jati (1989-2002)
1.2.6 Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota Kendari oleh
Walikota Kendari pada tanggal 23 januari 2003.
1.2.7 Pada Tahun 2008 oleh pemerintah Kota Kendari dilakukan pembebasan lahan
seluas 13.000 m2 untuk lokasi Rumah Sakit dengan rencana pembangunan
bertahap dengan sumber anggaran APBD, TP, DAK dan DPPIPD.
1.2.8 Pada tanggal 4 Desember 2011 RSUD Abunawas Kota Kendari resmi
menempati gedung baru yang terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No.39 Kel.
Kambu Kec. Kambu.
1.2.9 Pada tanggal 12-14 Desember 2012 telah divisitasi oleh Komite Akreditasi
Rumah Sakit (KARS), dan berhasil terakreditasi penuh dengan 5 pelayanan
(administrasi dan Manajemen, Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan,
Pelayanan Medik dan IGD).
1.3 Sarana dan Prasarana RSUD Abunawas Koa Kendari
Sarana gedung yang dimiliki RSUD Abunawas saat ini terdiri dari :
1.3.1 Gedung Anthurium (kantor)
1.3.2 Gedung Boegenville (Poli Klinik)
1.3.3 Gedung IGD
1.3.4 Gedung Matahari (radiologi)
1.3.5 Gedung Crysant (Kamar Operasi)
50
1.3.6 Gedung Teratai (KamarBersalin)
1.3.7 Gedung Lavender (Ruang Inap Interna)
1.3.8 Gedung Mawar (R. Inap Anak)
1.3.9 Gedung Melati (R. Inap Bedah)
1.3.10 Gedung Anggrek (R. Inap VIP, Kls I, Kls II)
1.3.11 Gedung Instalasi Gizi
1.3.12 Gedung Laundry
1.3.13 Gedung Laboratorium
1.3.14 Kamar Jenazah
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD Abunawas dilengkapi
dengan 2 unit Ambulance, 1 mobil Direktur, 9 Mobil operasional dokter spesialis
dan 10 buah sepeda motor.
1.4 Ketenagaan RSUD Abunawas
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD Abunawas Kota Kendari pada
tahun 2012 sebanyak 237 orang(134 PNS dan 103 Non PNS), Secara terperinci
tenaga yang ada di RSUD Abunawas Tahun 2014 dapat dilihat sebagai berikut :
51
Tabel 4.1
Ketenagaan RSUD Abunawas
NO JENIS TENAGA PNS NON PNS JUMLAHI Tenaga Dokter :
1. Dokter Sp. Anak 1 1 22. Dokter Sp. Bedah 2 - 23. Dokter Sp. Interna 2 - 24. Dokter Sp. Obgyn 2 - 2
NO JENIS TENAGA PNS NON PNS JUMLAH5. Dokter Sp. THT 1 - 16. Dokter Sub Sp. BedahTulang - 1 1
7. Dokter Sp. Gigi Anak 1 - 1 1. Dokter Umum 7 5 12 2. Dokter Gigi 4 - 4II Tenaga Paramedis 0 1. S1 Keperawatan 6 - 6 2. D3 Keperawatan 25 51 76 3. D3 Kebidanan 13 8 21 4. D4 Kebidanan (pendidik) 4 - 4 5. SPK 20 3 23III Tenaga Paramedis Non Perawatan 0 1. Apoteker 3 - 3 2. Kesehatan Masyarakat 6 2 8 3. Akademi Gizi 1 2 3 2. Akademi Radiologi 2 - 2 3. Akademi Fisioterapi 2 - 2 4. Akademi Analis Kesehatan 6 1 7 5. Asisten Apoteker 3 2 5 6. Kesling 1 1 2 7. Perawat Gigi 2 2 4 8. Rekam Medik 2 - 2 9. Anasthesi 2 - 2 10. D3 Gizi 3 2 5IV Tenaga Non Medis 0 1. Pelaksana Tata Usaha 12 19 31 2. Sopir - 3 3
52
TOTAL 134 103 237Sumber : Data Profil RSUD Abunawas 2012
1.5 Visi dan Misi RSUD Abunawas Kota Kendari
1.5.1 Visi RSUD Abunawas Kota Kendari
“Rumah Sakit pilihan masyarakat Kota Kendari pada khususnya, Sulawesi
Tenggara”.
1.5.2 Misi RSUD Abunawas Kota Kendari
1.5.3 Meningkatkan pelayanan kesehatan denganmenciptakan pelayanan yang
bermutu, cepat , tepat serta terjangkau oleh masyarakat.
1.5.3.1 Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Abunawas menjadi RS
Mitra Keluarga
1.5.3.2 Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis dan non medis serta
penunjang medis agar petugas, pasien dan keluarganya serta masyarakat pada
umumnya.
1.6 Motto RSUD Abunawas Kota Kendari
Adapun motto RSUD Abunawas yaitu “ 5 S+E ”.
Senyum :Kepada Setiap Pengunjung/Pengguna Jasa RSUD Abunawas
Salam :Kepada Setiap Pengguna Jasa RSUD. Abunawas
53
Sapa :Kepada Setiap Pengguna Jasa/Pengunjung RSUD. Abunawas
Santun :Kepada Setiap Pengunjung RSUD. Abunawas
Sabar :Melayani Semua Pengguna Jasa Layanan RSUD. Abunawas
Empati :Kepada Setiap Pasien Yang Dilayani RSUD. Abunawas
1.7 Fasilitas Diruang Teratai RSUD Abunawas
Fasilitas diruang TERATAI RSUD Abunawas saat ini terdiri dari :
1.7.1 Ruang KA ruangan
1.7.2 Ruang jaga perawat
1.7.3 Ruang koas
1.7.4 Ruang VK (tindakan)
1.7.5 Ruang Nifas ( kelas I, kelas II, kelas III)
1.7.6 Ruang Pantri
1.7.7 Ruang terminal sterilisasi
1.7.8 Gudang
1.7.9 Ruang perinetologi
1.7.10 Musholah
1.7.11 Ruang memandikan bayi pasien
1.7.12 Kamar mandi
54
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Analisis data umum adalah suatu analisa yang mendiskripsikan karakterisik
responden berdasarkan tingkat pendidikan. Karakteristik umur dan lama kerja
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Adapun karakteristik responden berdasarkan kelompok umur, Bidan yang
ada di Rumah sakit Abunawas sangat beragam. Distribusi Bidan berdasarkan
kelompok umur Rumah Sakit abunawas Tahun 2014 dapat dilihat sebagi berikut:
Tabel 4.2Distribusi Bidan Rumah Sakit Umum Abunawas Berdasarkan KelompokUmur Tahun 2014
No Umur (Tahun) Frekuensi %1 ≤ 30 8 1002 ≥ 30 0 03 40 ke atas 0 0
Total 8 100Sumber : Data Sekunder Diolah, 2014
Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa umur responden (bidan) di Rumah
Sakit Umum Daerah Abunawas amat beragam, dengan distribusi umur dari
≤ 30 tahun ke atas. Dari 8 orang bidan, sebanyak 8 orang atau sebesar (100%)
berumur ≤ 30 tahun.Hal ini menunjukkan apabila dilihat dari umur bidan di
RSU abunawas masih tergolong usia muda
1.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Kelompok Tingkat Pendidikan
55
Dilihat dari tingkat pendidikan, bidan yang ada di Rumah Sakit Umum
Abunawas berpendidikan cukup baik, dilihat dari distribusi dasar pendidikan
yang dimiliki. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3Distribusi Bidan rumah Sakit Umum Abunawas Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014
No Pendidikan Frekuensi %1 D III Kebidanan 8 1002 D IV kebidanan 0 0
Jumlah 8 100 Sumber: Data Sekunder Diolah, 2014
Berdasarkan tabel 4.3 di atas terlihat bahwa bidan yang berpendidikan
DIII (Diploma III) kebidanan di rumah sakit abunawas adalah sebanyak 8
orang atau (100%). Hal ini menunjukan bahwa apabila dilihat dari aspek
tingkat pendidikan, bidan di RSUD Abunawas dapat di kategorikan cukup
berpendidikan.
1.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Masa Kerja
Adapun karakteristik responden berdasarkan kelompok lama bekerja bidan
di Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas tahun 2014 berdasarkan masa kerja
terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4Distribusi Bidan Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Berdasarkan Masa Kerja Tahun 2014
No Masa Kerja Frekuensi %1 ≥ 5 tahun 1 12,52 ≤ 5 tahun 7 87,5Jumlah 8 100
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2014
56
Berdasarkan tabel 4.4, menunjukan bahwa responden yang paling tinggi
adalah mempunyai lama kerja ≤ 5 tahun sebanyak 7 responden (87,5%) , dan
yang paling sedikit adalah lama kerja ≥ 5 tahun sebanyak 1 responden
(87,5%).Hal ini menunjukkan apabila dilihat dari lama masa kerja bidan di
RSU abunawas belum cukup berpengalaman
2. Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Abunawas Provinsi
Sulawesi Tenggara khususnya ruang “Teratai” tentang Studi Penatalaksanaan
Asuhan Kebidanan Pada Kasus Rest Plasenta (identifikasi data dasar, identifikasi
diagnosa masalah aktual, identifikasi masalah potensial, identifikasi tindakan
segera, rencana asuhan, implementasi dan evaluasi).
2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Identifikasi Data
Dasar/Identifikasi data dasar
Adapun karakteristik responden berdasarkan identifikasi data dasar, sebagaimana
diuraikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5Hasil Survey Responden Berdasarkan Identifikasi data dasar Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di ruang teratai RSUD Abunawas Tahun 2014
NO Identifikasi Data Dasar Frekuensi %1 Baik 6 752 Kurang 2 25
Total 8 100
Hasil survey pada kasus rest plasenta pada tahap identifikasi data dasar,
dapat dilihat pada tabel 4.5 menunjukan bahwa responden yang telah
57
melakukan identifikasi data dasar dengan baik sebanyak 6 bidan (75%),
sedangkan yang kurang terdapat 2 bidan (25%).
Tabel 4.6Hasil observasi Identifikasi data dasar Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di ruang teratai RSUD Abunawas Tahun 2014
NO Identifikasi Data Dasar Frekuensi %1 Baik 5 62,52 Kurang 3 37,5
Total 8 100
Hasil observasi penelitian penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus
rest plasenta berdasarkan tim bidan diruang Teratai yang menangani kasus
rest plasenta pada tahap identifikasi data dasar, dapat dilihat pada tabel 4.6
menunjukan bahwa responden yang telah melakukan identifikasi data dasar
dengan baik sebanyak 5 bidan (62,5%), sedangkan yang kurang terdapat 3
bidan (37,5%).
2.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Identifikasi
Diagnosa/Masalah Aktual
Adapun karakteristik responden berdasarkan identifikasi diagnosa /masalah
aktual, sebagaimana diuraiakan pada tabel dibawah ini .
Tabel 4.7Hasil Survey Responden Berdasarkan Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di Ruang Teratai RSUD Abunawas Tahun 2014
NO Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Frekuensi %
1 Baik 5 62,52 Kurang 3 37,5
Total 8 100
58
Hasil survey pada kasus rest plasenta pada tahap identifikasi
diagnose/masalah aktual, dapat dilihat pada tabel 4.7 menunjukan bahwa
responden yang telah melakukan identifikasi diagnose/masalah aktual dengan
baik sebanyak 5 bidan (62,5%), sedangkan yang kurang terdapat 3 bidan
(37,5%)
Tabel 4.8Hasil Observasi Responden Berdasarkan Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di Ruang Teratai RSUD Abunawas Tahun 2014
NO Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Frekuensi %
1 Baik 6 752 Kurang 2 25
Total 8 100
Hasil observasi penelitian penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus
rest plasenta berdasarkan tim bidan diruang Teratai yang menangani kasus
rest plasenta pada tahap identifikasi diagnose/masalah aktual, dapat dilihat
pada tabel 4.8 menunjukan bahwa responden yang telah melakukan
identifikasi diagnose/masalah aktual dengan baik sebanyak 6 bidan (75%),
sedangkan yang kurang terdapat 2 bidan (25%).
2.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan identifikasi masalah potensial
Adapun karakteristik responden berdasarkan identifikasi masalah potensial,
sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah ini :
59
Tabel 4.9Hasil Survey Responden Berdasarkan Identifikasi Masalah Potensial Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di ruang teratai RSUDAbunawas tahun 2014
NO Identifikasi masalah potensial
Frekuensi %
1 Baik 7 87,5
2 Kurang 1 12,5Total 8 100
Hasil survey pada kasus Rest Plasenta pada tahap identifikasi masalah
potensial, dapat dilihat pada tabel 4.9 menunjukan bahwa responden yang
telah melakukan identifikasi masalah potensial dengan baik sebanyak 7 bidan
(87,5%), sedangkan yang kurang terdapat 1 bidan (12,5%).
Tabel 4.10Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Identifikasi Masalah Potensial Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di ruang teratai RSUD Abunawas tahun 2014
NO Identifikasi masalah potensial
Frekuensi %
1 Baik 4 50
2 Kurang 4 50Total 8 100
Hasil observasi penelitian penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus
Rest Plasenta berdasarkan tim bidan diruang Teratai yang menangani kasus
Rest Plasenta pada tahap identifikasi masalah potensial, dapat dilihat pada
tabel 4.10 menunjukan bahwa responden yang telah melakukan identifikasi
60
masalah potensial dengan baik sebanyak 4 bidan (50%), sedangkan yang
kurang terdapat 4 bidan (50%).
2.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan identifikasi tindakan segera.
Adapun karakteristik responden berdasarkan identifikasi tindakan segera,
sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.11Hasil Survey Responden Berdasarkan Identifikasi Tindakan Segera/Kolaborasi Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan diruang teratai RSUD Abunawas tahun 2014
No Identifikasi TindakanSegera/Kolaborasi
Frekuensi %
1 Baik 8 1002 Kurang 0 0
Total 8 100
Hasil survey pada kasus Rest Plasenta pada tahap tindakan
segera/kolaborasi, dapat dilihat pada tabel 4.11 menunjukan bahwa bidan
yang telah melakukan tindakan segera/kolaborasi secara baik sebanyak 8
bidan (100%), sedangkan yang kurang terdapat 0 bidan (0%).
Tabel 4.12Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Identifikasi Tindakan Segera/Kolaborasi Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan diruang teratai RSUD Abunawas tahun 2014
No Identifikasi TindakanSegera/Kolaborasi
Frekuensi %
1 Baik 6 752 Kurang 2 25
Total 8 100
61
Hasil observasi penelitian penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus
Rest Plasenta berdasarkan tim bidan diruang Teratai yang menangani kasus
Rest Plasenta pada tahap tindakan segera/kolaborasi, dapat dilihat pada tabel
4.12 menunjukan bahwa bidan yang telah melakukan tindakan
segera/kolaborasi secara baik sebanyak 6 bidan (75%), sedangkan yang
kurang terdapat 2 bidan (25%).
2.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Rencana Asuhan.
Adapun karakteristik responden berdasarkan rencana asuhan sebagaimana
diuraikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.13Hasil Survey Responden Berdasarkan Rencana Asuhan Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di ruang teratai RSUD Abunawas tahun 2014
NO Rencana Asuhan Frekuensi %1 Baik 5 62,52 Kurang 3 37,5
Total 8 100
Hasil survey pada kasus rest plasenta pada tahap rencana asuhan,
dapat dilihat pada tabel 4.13 menunjukan bahwa responden yang telah
melakukan rencana asuhan dengan baik sebanyak 5 bidan (62,5%) sedangkan
yang kurang terdapat 3 bidan (37,5%).
Tabel 4.14Hasil Observasi Responden Berdasarkan Rencana Asuhan Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di ruang teratai RSUD Abunawas tahun 2014
NO Rencana Asuhan Frekuensi %1 Baik 3 37,52 Kurang 5 62,5
Total 8 100
62
Hasil observasi penelitian penatalaksanaan asuhan kebidanan pada
kasus rest plasenta berdasarkan tim bidan diruang Teratai yang menangani
kasus rest plasenta pada tahap rencana asuhan, dapat dilihat pada tabel 4.14
menunjukan bahwa responden yang telah melakukan rencana asuhan dengan
baik sebanyak 3 bidan (37,5%), sedangkan yang kurang terdapat 5 bidan
(62,5%).
2.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Implementasi
Adapun karakteristik responden berdasarkan implementasi sebagaimana
diuraikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.15Hasil Survey Responden Berdasarkan implementasi Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di ruang teratai RSUD Abunawas tahun 2014
NO Implmentasi frekuensi %1 Baik 5 62,52 Kurang 3 37,5
Total 8 100
Hasil survey pada kasus Rest Plasenta pada tahap implementasi, dapat
dilihat pada tabel 4.15 menunjukan bahwa responden yang telah melakukan
implementasi dengan baik sebanyak 5 bidan (62,5%), sedangkan yang kurang
terdapat 3 bidan (37,5%).
Tabel 4.16Hasil Observasi Responden Berdasarkan implementasi Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di ruang teratai RSUD Abunawas tahun 2014
NO Implmentasi frekuensi %
63
1 Baik 3 37,52 Kurang 5 62,5
Total 8 100
Hasil observasi penelitian penatalaksanaan asuhan kebidanan pada
kasus Rest Plasenta berdasarkan tim bidan diruang Teratai yang menangani
kasus Rest Plasenta pada tahap implementasi, dapat dilihat pada tabel 4.16
menunjukan bahwa responden yang telah melakukan implementasi dengan
baik sebanyak 3 bidan (37,5%), sedangkan yang kurang terdapat 5 bidan
(62,5%).
2.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Evaluasi
Adapun karakteristik responden berdasarkan Evaluasi sebagaimana diuraikan
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.17Hasil Survey Responden Berdasarkan Evaluasi Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di Ruang Teratai RSUD Abunawas tahun 2014
NO Evaluasi Frekuensi %1 Baik 5 62,52 Kurang 3 37,5
Total 8 100
Hasil survey pada kasus Rest Plasenta pada tahap evaluasi, dapat dilihat
pada tabel 4.17 menunjukan bahwa responden yang telah melakukan evaluasi
secara baik sebanyak 5 bidan (62,5%), sedangkan yang kurang terdapat 3
bidan (37,5%).
64
Tabel 4.18Hasil Observasi Responden Berdasarkan Evaluasi Pada Kasus Rest Plasenta oleh Bidan di Ruang Teratai RSUD Abunawas tahun 2014
NO Evaluasi Frekuensi %1 Baik 3 37,52 Kurang 5 62,5
Total 8 100
Hasil observasi penelitian penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus
Rest Plasenta berdasarkan tim bidan diruang Teratai yang menangani kasus
Rest Plasenta pada tahap evaluasi, dapat dilihat pada tabel 4.18 menunjukan
bahwa responden yang telah melakukan evaluasi secara lengkap sebanyak 3
bidan (37,5%), sedangkan yang tidak lengkap terdapat 5 bidan (62,5%).
C. Pembahasan
Rest Plasenta adalah tertinggalnya sisa plasenta dan membrannya dalam cavum
uteri. (Saifuddin, 2009). Sedangkan menurut Asrinah, dkk (2010) Rest plasenta
merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam uterus yang dapat menimbulkan
perdarahan postpartum primer atau perdarahan postpartum sekunder.
Berdasarkan hasil penelitian tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan ada
kasus Rest Plasenta di Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Provinsi Sulawesi
Tenggara Pada Tahun 2014, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Identifikasi Data Dasar
65
Identifikasi Data Dasar adalah tahap awal dari proses kebidanan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien,
tahap identifikasi data dasar merupakan tahap utama dalam memberikan asuhan
kebidanan sesuai dengan kebutuhan individu oleh karena itu identifikasi data dasar
yang akurat, lengkap sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting
dalam merumuskan suatu diagnosa kebidanan dan memberikan pelayanan yang
telah ditentukan dalam standar praktek kebidanan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semua responden telah melakukan
identifikasi data dasar pada ibu postpartum dengan perdarahan postpartum pada
kasus Rest Plasenta. Hal ini dilihat dari data-data yang dikumpulkan responden
baik berupa data objektif, subjektif, dan hasil pemeriksaan bidan yang merupakan
langkah awal yang akan menentukan langkah-langkah berikutnya sehingga
kelengkapan data sesuai dengan asuhan yang akan dihadapi dan menentukan
proses interprestasi yang benar dan tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam
pendekatan ini harus yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil
pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi pasien yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan identifikasi data dasar melalui
pengumpulan data pada ibu postpartum dengan Rest Plasenta di Rumah Sakit
Umum daerah Abunawas adalah dengan mengkaji identitas pasien, mengkaji
keadaan umum ibu, melakukan palpasi, mengkaji perdarahan yang keluar,
66
mengkaji persiapan pemasangan infus, mengukur tekanan darah ibu, mengukur
nadi dan suhu tubuh ibu serta mengkaji keluhan lain yang dirasakan ibu selain
pusing.
Pada identifikasi data dasar dari 8 orang bidan menunjukkan pada tabel 4.5,
dari hasil survey penanganan kasus Rest Plasenta pada tahap identifikasi data
dasar dengan baik sebanyak 6 orang bidan (75%) dan sisanya 2 orang (25%) bidan
kurang melakukan penanganan, sedangkan pada hasil observasi pada table 4.6
penanganan kasus Rest Plasenta pada tahap identifikasi data dasar dengan lengkap
sebanyak 5 orang bidan (62,5%) dan belum melakukan dan menangani pada tahap
identifikasi data dasar dengan baik sebanyak 3 orang bidan (37,5%). Hal ini
menujukan bahwa penatalaksanaan asuhan kebidanan pada tahap identifikasi data
dasar oleh bidan tergolong kurang baik dikarenakan hanya beberapa bidan yang
mengkaji dan sisanya menganggap tidak perlu mengkaji kembali jika sudah ada
les pasien yang telah diisi oleh bidan lain.
Identifikasi data dasar merupakan data komprehensif yang berisikan
mengenai status kesehatan pasien, kemampuan pasien untuk mengelola kesehatan
dan kebidanan terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis (terapi)
adalah profesi kesehatan yang lainnya. Identifikasi data dasar merupakan tahap
pengumpulan data yang sistematis untuk menentukan status kesehatan pasien dan
untuk mengidentifikasi semua masalah kesehatan yang aktual dan potensial
(Nursalam, 2009).
67
2. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Diagnosa kebidanan adalah pemeriksaan bidan terhadap masalah kesehatan
aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya dia
maupun mempunyai kewenangan untuk memberikan tindaan kebidanan.
Kewenangan tersebut didasarkan pada standar prakek kebidanan dan etika
kebidanan yang berlaku di Indonesia (Nursalam, 2009).
Pada identifikasi masalah aktual dari 8 orang bidan menunjukkan pada tabel
4.8 hasil survey penanganan kasus rest plasenta menunjukan bahwa responden
yang melakukan diagnosa secara baik sebanyak 5 orang bidan (62,5%), sedangkan
yang kurang dalam melakukan diagnosa terdapat 3 orang bidan (37,5%)
sedangkan hasil observasi pada tabel 4.9 menunjukan bahwa responden yang
melakukan diagnosa secara baik sebanyak 6 orang bidan (75%), sedangkan yang
baik dalam melakukan diagnose terdapat 2 orang bidan (25%). Hal ini
menunjukan bahwa sebagian responden mengenali masalah aktual pada ibu
dengan kasus rest plasenta yaitu bidan mendiagnosa peradarahan yang terjadi pada
ibu, merumuskan sisa plasenta yang tertinggal sehingga menyebabkan perdarahan.
3. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Identifikasi diagnosa/masalah potensial yaitu mengidentifikasi masalah
potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah
diidentifikasikan. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut harus mampu
68
mengantisipasi tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi
tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah potensial tidak terjadi.
Perumusan diagnosa dan identifikasi masalah potensial dalam penanganan
terhadap ibu postpartum dengan rest plasenta di Rumah Sakit Umum Daerah
Abunawas dilakukan dengan cara mengidentifikasi gejala atau gangguan pada ibu,
seperti keadaan psikologi ibu serta hal-hal yang dapat dijadikan dasar bahwa
berpotensi rest plasenta, mengidentifikasi masalah berdasarkan jumlah kehamilan
dan persalinan ibu seperti tidak dikajinya plasenta saat mengeluarkan plasenta
pada kala III maka berpotensi terjadi rest plasenta, mengidentifikasi tanda-tanda
vital apakah termasuk dalam batas normal atau tidak, mengobservasi ibu keadaan
umum ibu, mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin bisa terjadi yaitu
perdarahan, serta terus memastikan keadaan psikologis ibu. Dalam upaya
memastikan keadaan psikologis ibu.
Pada identifikasi masalah potensial dari 8 orang bidan menunjukkan pada
tabel 4.10 dari hasil survey penanganan kasus rest plasenta oleh tim bidan pada
tahap diagnosa masalah potensial sebanyak 7 orang (87,5%) bidan dan sisanya 1
orang (12,5%) tidak melakukan penanganan rest plasenta dengan baik, sedangkan
pada hasil observasi pada tabel 4.11 menunjukan bahwa bidan yang telah
mengantisipasi diagnosa/masalah potensial dengan baik sebanyak 4 orang bidan
(50%). Namun ada 4 orang bidan (50%) yang tidak melakukan secara baik pada
tahap diagnosa masalah potensial
69
Mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial merupakan
tindakan antisipatif yang dilakukan oleh bidan agar masalah bidan telah
mengupayakan tindakan antisipasi sehingga masalah yang ada pada ibu
postpartum tidak terjadi. Masalah potensial dengan rest plasenta yaitu perdarahan
adalah kurangnya pengamatan bidan saat melahirkan plasenta mengakibatkan sisa
plasenta yang belum sempat keluar sehingga menyebabkan perdarahan karena
tertinggalnya plasenta yang berada di dalam uterus.
4. Identifikasi Tindakan Segera/Kolaborasi
Idenifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera kolaborasi dan
emergency yaiu mengidentifikasi masalah dan analisis hasil identifikasi data dasar
apabila memerlukan penanganan segera yang bersifat emergency dengan
mengkolaborasikan tindakan segera yang sesuai dan diperlukan.
Dalam rangka ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan/dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi
penatalaksanaan bukan hanya selama wanita tersebut bersama bidan terus
menerus. Pada penjelasan diatas menunjukan bahwa bidan dalam melakukan
tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebuthan yang dihadapi pasiennya.
Setelah bidan merumuskan tindakan emergency/segera untuk ditangani baik ibu
70
maupun bayinya. Dalam rumusan ini termaksud tindakan segera yang mampu
dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.
Pada identifikasi tindakan segera dari 8 orang bidan menunjukkan pada tabel
4.12 hasil survey dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus rest
plasenta sebanyak 8 orang (100%) bidan yang melakukan penatalaksanaan asuhan
kebidanan pada kasus rest plasenta sedangkan sisanya 0 orang (0%) tidak
melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus rest plasenta, sedangkan
Hasil observasi penelitian oleh tim bidan yang bertugas di ruang teratai dalam
penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus rest plasenta oleh bidan pada tahap
identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera dengan kolaborasi
dan tindakan emergency, pada tabel 4.13 menunjukan bahwa reponden yang telah
melaksanakan kebutuhan segera/kolaborasi dengan lengkap sebanyak 6 orang
bidan (75%). Tetapi ada 2 orang bidan (25%) yang tidak melakukan secara
lengkap pada tahap identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
atau kolaborasi.
Dalam hal ini bidan mengidentifikasi apakah perlu dilakukan kolaborasi atau
rujukan, kolaborasi yang dilakukan pada saat terjadi rest plasenta adalah kuretase,
agar sisa plasenta yang tertinggal dan menyebabkan perdarahan segera dapat
ditangani secara tepat selain itu bidan akan melakukan kolaborasi jika perdarahan
postpartum tersebut telah mencapai 500cc.
5. Rencana Asuhan
71
Rencana asuhan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa
kebidanan. Tahap ini dimulai setelah menentikan diagnosa kebidanan dan
menyimpulkan masalah dokumentasi (Nursalam, 2009). Pada langkah
perencanaan ini yaitu mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Pada langkah ini rencana
asuhan kebidanan menyeluruh dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan
ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian bidan oleh klien
atau anggota tim kesehatan lainnya, walaupun bidan tidak melakukan sendiri,
bidan tetap bertanggung jawabuntuk mengarahkan pelaksanannya.
Perencanaan asuhan kebidanan dalam penanganan terhadap ibu postpartum
dengan rest plasenta di Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas dilakukan dengan
cara merencanakan melakukan kuretase dan pemberian obat anti uterotonika pada
ibu, merencanakan asuhan kebidanan agar terhindar dari syok karena perdarahan,
merencanakan peninjauan ulang riwayat kemungkinan masalah medis lainnya,
merencanakan pemberian asupan makanan dan minuman ibu sesuai yang
disarankan, merencanakan pengontrolan klien dan pembatasan pengunjung.
Pada identifikasi rencana asuhan dari 8 orang bidan menunjukkan pada tabel
4.13 hasil survey penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus rest plasenta
yakni 5 orang (62,5%) bidan dan sisanya 3 orang (37,5%) tidak melakukan
penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus rest plasenta. Sedangkan hasil
72
observasi penelitian penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus rest plasenta
oleh tim bidan yang bertugas diruang teratai yang melakukan pada tahap
perencanaan sebagaimana pada tabel 4.14 menunjukan bahwa responden telah
melakukan rencana asuhan dengan lengkap sebanyak 3 orang bidan (37,5%).
Sedangkan yang tidak melakukan perencanaan dengan lengkap terdapat 5 orang
bidan (62,5%) dalam satu tim tersebut yang bertugas diruang diteratai.
6. Implentasi
Pelaksanaan kebidanan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan dari penatalaksanaan adalah membantu
pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemulihan kesehatan (Nursalam, 2009).
Pada pelaksanaan dari 8 orang bidan menunjukkan pada tabel 4.15 hasil
survey pelaksanaan asuhan kebidanan pada kasus rest plasenta yakni 5 orang
(62,5%) bidan dan sisanya 3 orang (37,5%) tidak melakukan pelaksanaan asuhan
kebidanan pada kasus rest plasenta. Sedangkan hasil observasi penelitian
penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus rest plasenta oleh tim bidan yang
bertugas di ruang teratai pada tahap implementasi sebagaimana pada tabel 4.9
menunjukan bahwa responden yang melakukan implementasi dengan lengkap
sebanyak 3 orang bidan (37,5%). Tetapi ada 5 orang bidan (62,5%) yang tidak
melakukan implementasi secara lengkap di dalam satu tim tersebut.
7. Evaluasi
73
Evaluasi adalah tindakan inteletual untuk melengkapi proses kebidanan yang
menandakan berapa jauh diagnosa kebidanan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Evaluasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peninjauan kembali
tindakan yang telah dilakukan. Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan
secara komprehensif, efektif, efisiensi dan aman berdasarkan avidence based
kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan dinilai sampai
sejauh mana tingkat keberhasilan dalam upaya pelayanan asuhan kebidanan pada
ibu pospartum dengan rest plasenta (Depkes RI, 2010).
Evaluasi dalam penanganan terhadap ibu postpartum dengan rest plasenta di
Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas terliha dari tindakan mengevaluasi
pemberian obat uterotonika dan obat antibiotika setelah dilakukannya kuretase,
mengevaluasi pemberian cairan infus, mengevaluasi keadaan ibu, mengeavaluasi
tanda-tanda vital, mengevaluasi asupan minuman serta makanan yang dikonsumsi
oleh ibu, mengevaluasi keadaan serta pengunjung ibu dalam beraktivitas secara
bertahap dan mengevaluasi pencatatan pada rekam medis/KMS/status pasien.
Pada evaluasi dari 8 orang bidan menunjukkan pada tabel 4.17 hasil survey
evaluasi asuhan kebidanan pada kasus rest plasenta yakni 5 orang (62,5%) bidan
dan sisanya 3 orang (37,5%) tidak melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada
kasus rest plasenta. Sedangkan hasil observasi penelitian sebagaimana yang
74
terlihat pada tabel 4.18 diatas, menunjukan bahwa dalam satu tim bidan yang
bertugas di ruang teratai, yang melakukan evaluasi asuhan kebidanan dengan
lengkap pada kasus rest plasenta berjumlah 3 orang bidan (37,5%). Dan terdapat 5
(62,5%) bidan yang tidak melakukan evaluasi tersebut dengan baik.
75