24
52 BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada tiga SD di Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012, yaitu di SDN Sidorejo Lor 01, SDN Blotongan 01, dan SDN Blotongan 02. Pelaksanaannya dimulai pada bulan Februari sampai dengan Maret 2012. SDN Sidorejo Lor 01 ditetapkan sebagai kelas uji coba dan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah SDN Blotongan 01 dan SDN Blotongan 02. Penetapan kelas ini dilakukan dengan teknik random sampling yang sudah diuraikan pada bab III. Dalam penelitian ini prosedur yang pertama adalah melakukan uji coba tes kreativitas di kelas uji coba, yaitu di kelas V SDN Sidorejo Lor 01 pada hari Jum‟at, 24 Februari 2012. Tes kreativitas yang diuji cobakan dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Dari jumlah tes kreativitas sebanyak 10 soal uraian yang diujikan kepada 30 siswa kelas V memperoleh hasil bahwa 5 soal dinyatakan valid dengan ketentuan koefisien Corrected Item Total Correlation ≥ 0,3 dan hasil reliabilitasnya sebesar 0,941 artinya reliabilitas memuaskan. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut 5 soal yang valid dijadikan sebagai instrumen pretes dan postes kreativitas di kelas V baik di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada hari Kamis, 22 Maret 2012 dilakukan pretes pada siswa kelas V di kelas kontrol (SDN Blotongan 01) yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Pada hari dan tangal yang sama pula pretes dilakukan di kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Hasil dari pretes dianalisis untuk mengetahui persebaran normalitas dan homogenitas antar dua kelas penelitian ini. Setelah didapat hasil analisisnya, peneliti berdiskusi dengan guru kelas V pada masing-masing kelas penelitian, yaitu: kelas kontrol

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

  • Upload
    lytruc

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

52

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada tiga SD di Gugus

Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester 2 Tahun Pelajaran

2011/2012, yaitu di SDN Sidorejo Lor 01, SDN Blotongan 01, dan SDN

Blotongan 02. Pelaksanaannya dimulai pada bulan Februari sampai dengan

Maret 2012. SDN Sidorejo Lor 01 ditetapkan sebagai kelas uji coba dan

sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah SDN Blotongan 01 dan

SDN Blotongan 02. Penetapan kelas ini dilakukan dengan teknik random

sampling yang sudah diuraikan pada bab III. Dalam penelitian ini prosedur

yang pertama adalah melakukan uji coba tes kreativitas di kelas uji coba,

yaitu di kelas V SDN Sidorejo Lor 01 pada hari Jum‟at, 24 Februari 2012.

Tes kreativitas yang diuji cobakan dianalisis validitas dan reliabilitasnya.

Dari jumlah tes kreativitas sebanyak 10 soal uraian yang diujikan kepada

30 siswa kelas V memperoleh hasil bahwa 5 soal dinyatakan valid dengan

ketentuan koefisien Corrected Item Total Correlation ≥ 0,3 dan hasil

reliabilitasnya sebesar 0,941 artinya reliabilitas memuaskan. Berdasarkan

hasil perhitungan tersebut 5 soal yang valid dijadikan sebagai instrumen

pretes dan postes kreativitas di kelas V baik di kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

Pada hari Kamis, 22 Maret 2012 dilakukan pretes pada siswa kelas V

di kelas kontrol (SDN Blotongan 01) yang terdiri dari 14 siswa laki-laki

dan 13 siswa perempuan. Pada hari dan tangal yang sama pula pretes

dilakukan di kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) yang terdiri dari 18

siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Hasil dari pretes dianalisis untuk

mengetahui persebaran normalitas dan homogenitas antar dua kelas

penelitian ini. Setelah didapat hasil analisisnya, peneliti berdiskusi dengan

guru kelas V pada masing-masing kelas penelitian, yaitu: kelas kontrol

Page 2: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

53

(SDN Blotongan 01) dan kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) untuk

mendiskusikan jadwal praktik mengajar mata pelajaran matematika dengan

materi bangun ruang selain itu menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

yang akan dipraktikkan. Pelaksanaan praktik mengajar di kelas kontrol

(SDN Blotongan 01) yang diampu oleh ibu Sri Sugiarti menggunakan

pembelajaran konvensional dengan metode ceramah yang dilaksanakan

pada hari Selasa dan Rabu tanggal 27 dan 28 Maret 2012, sedangkan kelas

eksperimen (SDN Blotongan 02) yang diampu oleh ibu Kesia Endah

Setiani menggunakan pembelajaran dengan Kerangka TANDUR yang

dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 23 dan 24 Maret 2012.

Sebelum dilaksanakan praktik mengajar di kelas eksperimen, terlebih

dahulu peneliti memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah dan ciri

dari pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR.

Praktik mengajar di kelas eksperimen sebanyak tiga kali pertemuan.

Kegiatan pembelajaran di pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 menerapkan

pembelajaran dengan kerangka TANDUR sedangkan kegiatan

pembelajaran pertemuan ke-3 diisi evaluasi/ postes. Pelaksanaan

pembelajaran TANDUR di kelas eksperimen sesuai dengan langkah-

langkah TANDUR yang terbagi dalam tiga kegiatan pembelajaran. Dimana

dalam kegiatan pembelajaran tersebut mencerminkan tahap tumbuhkan,

alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan. Kegiatan pembelajaran

TANDUR ini dipraktikkan ke dalam 2 kali pertemuan pembelajaran

Matematika pokok bahasan bangun ruang di kelas V dengan indikator yang

berbeda, yaitu: mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak, limas,

tabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan

kerucut.

Adapun pelaksanaan pembelajaran TANDUR pertemuan ke-1

dengan indikator mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak, limas,

tabung dan kerucut. Kegiatan TANDUR tersebut ialah: guru

menumbuhkan motivasi siswa tentang benda-benda bangun ruang; guru

memberikan contoh dari bangun ruang agar siswa mengalami atau

Page 3: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

54

mengetahui pembelajaran yang akan dipelajari; guru menamai/

menjelaskan unsur-unsur bangun ruang kepada siswa; guru melakukan

demonstrasi mengenai sifat bangun ruang dengan mengacu pada unsur-

unsur bangun ruang dan siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan

guru mengenai sifat salah satu bangun ruang; siswa berkelompok

melakukan demonstrasi yang dilakukan guru dengan permasalahan yang

berbeda; guru dan siswa mengulang materi yang sudah dipelajari beserta

ide-ide baru yang muncul dalam diskusi; guru memberi penghargaan

kepada setiap kelompok atau merayakan hasil kerja kelompok.

Pada pelaksanaan pembelajaran TANDUR dipertemuan ke-2 dengan

indikator menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut. Kegiatan

TANDUR tersebut ialah: guru menumbuhkan motivasi siswa dengan cara

menjodohkan gambar suatu benda atau bangunan dengan beberapa sifat

bangun ruang; siswa mengamati bangun yang ditunjukkan guru; guru

menjelaskan bangun ruang yang membentuk suatu bangunan; guru

melakukan demonstrasi mengenai bagian-bagian dan sifat (rusuk, alas, dan

titik sudut) dari suatu bangunan; siswa berkelompok melakukan

demonstrasi atau membuat gambar baru dengan permasalahan yang

berbeda; guru dan siswa mengulang materi dan ide baru yang didapatkan

dari hasil kerja kelompok; guru merayakan hasil kerja siswa dengan

bernyanyi bersama dan memajang hasil kerja setiap kelompok di sudut

kelas sehingga terlihat indah dan rapi.

Dipertemuan ke-1 dan ke-2 kegiatan pembelajaran TANDUR diamati

oleh observer/ pengamat dari guru kelas IV, yaitu ibu Sujanmi. Tugas dari

observer adalah mengamati aktivitas guru dalam menerapkan TANDUR

dalam kegiatan pembelajaran selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan

mengamatai aktivitas siswa saat terlibat dalam kegiatan pembelajaran

menggunakan TANDUR. Lembar pengamatan tersebut berisikan 25

kegiatan pelakasanaan TANDUR diantaranya: Guru melakukan apersepsi

dari materi sebelumnya; Guru memberi motivasi kepada siswa; Siswa

menyebutkan benda-benda yang ada disekitar mereka; Guru

Page 4: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

55

menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi

bangun ruang kepada siswa; Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan

siswa dalam kehidupan sehari-harinya; Siswa menyebutkan beberapa

benda nyata yang merupakan bangun ruang; Guru menjelaskan konsep

materi yang akan dipelajari; Siswa aktif dalam pembelajaran berlangsung;

Guru meminta siswa untuk mengelompokkan benda sesuai dengan

bentuknya; Guru melakukan demonstrasi dari suatu bangun ruang; Guru

menggunakan media secara efektif dan efisien dalam melakukan

demonstrasi; Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media; Guru

memfasilitasi siswa untuk menemukan sifat-sifat baru dari bangun yang

dibentuk/ diamatinya; Guru memfasilitasi siswa untuk menghasilkan

bentuk bangun ruang yang baru; Siswa berdiskusi/ kerja kelompok

menyelesakan tugas yang telah diberikan; Guru memantau siswa dalam

membuat laporan hasil diskusi/ kerja kelompok; Guru memfasilitasi siswa

untuk melaporkan hasil kerja siswa dengan mendemonstrasikan hasilnya di

depan kelas; Guru memberi penguatan kepada siswa terhadap hasil

kerjanya; Guru dan siswa melakukan tanya jawab seputar hasil diskusi/

kerja kelompok; Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi/ kerja

kelompok; Guru mengajak siswa untuk mengulang materi yang sudah

dipelajarinya; Guru memberikan refleksi kepada siswa yang berkaitan

dengan karakter kebangsaan (kreatif, komunikatif, dan kerja keras); Guru

memberi pujian kepada siswa atas usaha belajarnya; Siswa menempelkan

hasil kerjanya di kelas; Siswa senang dan tidak bosan mengikuti pelajaran.

Kemudian hasil pengamatan observer terhadap pembelajaran yang

dilaksanakan guru yang berdampak pada aktivitas siswa diisikan ke lembar

observasi dengan memberikan tanda cek (v) pada pernyataan Ya atau

Tidak. Dipertemuan ke-3 masih diamati oleh observer yang dilaksanakan

pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012 dimana isi kegiatannya adalah

penekanan materi dari pertemuan ke-1 dan ke-2 kemudian dilanjutkan

dengan evaluasi/ postes. Postes dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret

Page 5: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

56

2012 dengan jumlah siswa laki-laki 18 orang dan siswa perempuan 18

orang.

Di kelas kontrol (SDN Blotongan 01) pokok bahasan yang diajarkan

sama dengan yang diajarkan di kelas eksperimen, hanya saja yang

membedakan perlakuan yang diberikan. Di kelas kontrol hanya

menggunakan metode ceramah yang sifatnya konvensional. Di akhir

pertemuan diberikan postes yang dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret

2012 dengan jumlah siswa laki-laki 14 orang dan siswa perempuan 13

orang.

Setelah dilakukan postes pada masing-masing kelas, hasil postes

dianalisis homogenitasnya. Analisis ini digunakan sebagai salah satu syarat

dalam menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji ANOVA dua

jalan. Sebelum data ini diolah dilakukan diskusi oleh beberapa siswa kelas

V, guru kelas V, observer dan peneliti. Diskusi ini berisi mengenai evaluasi

mengenai pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR yang

dilakukan di kelas V bagi guru pengajar, siswa, observer dan peneliti. Dari

hasil diskusi tersebut bagi guru pengajar mendapatkan pengalaman dan

wawasan baru dalam hal pembelajaran inovatif yang belum pernah

diakukan di dalam kelas. Bagi siswa, siswa merasa senang, lebih nyaman

dan siswa dapat menuangkan ide kreatifnya dalam kegiatan pembelajaran.

Bagi observer dan peneliti mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru

dalam pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR.

4.2. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini akan diuraikan hasil penelitian dari variabel

pembelajaran Kerangka TANDUR, Gender, dan Kreativitas.

4.2.1. Pembelajaran Kerangka TANDUR

Deskripsi pembelajaran kerangka TANDUR didapat dari hasil

observasi. Observasi dilaksanakan untuk memantau langkah-langkah

pembelajaran di kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) yang mendapatkan

perlakuan pembelajaran kerangka TANDUR. Observasi ini dilaksanakan

Page 6: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

57

sebanyak 3 kali, yaitu pada pembelajaran dipertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3.

Kegiatan observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi

pembelajaran kerangka TANDUR dengan membubuhkan tanda cek (v)

pada kolom pernyataan Ya atau Tidak. Observer atau pengamat jalannya

kegiatan pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR adalah

guru kelas IV (ibu Sujanmi). Hasil implementasi pembelajaran Quantum

Teaching Kerangka TANDUR dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Implementasi Pembelajaran TANDUR Pada Mata Pelajaran

Matematika Kelas V Di Kelas Eksperimen Tahun 2011/2012

Langkah

TANDUR Deskripsi Pertemuan

Kegiatan Awal 1 2 3

Tumbuhkan Guru melakukan apersepsi dari materi sebelumnya v v v

Guru memberi motivasi kepada siswa v v v

Kegiatan inti

Eksplorasi

Alami

Siswa menyebutkan benda-benda yang ada

disekitar mereka v v v

Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai dari materi bangun ruang kepada

siswa

v v v

Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan siswa

dalam kehidupan sehari-harinya v v v

Siswa menyebutkan beberapa benda nyata yang

merupakan bangun ruang v v v

Namai

Guru menjelaskan konsep materi yang akan

dipelajari v v x

Siswa aktif dalam pembelajaran berlangsung v v v

Guru meminta siswa untuk mengelompokkan

benda sesuai dengan bentuknya x v v

Demonstrasi

Guru melakukan demonstrasi dari suatu bangun

ruang v v x

Guru menggunakan media secara efektif dan

efisien dalam melakukan demonstrasi v v x

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media v v v

Page 7: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

58

Langkah

TANDUR Deskripsi

Pertemuan

1 2 3

Elaborasi

Guru memfasilitasi siswa untuk menemukan sifat-

sifat baru dari bangun yang dibentuk/ diamatinya v v x

Guru memfasilitasi siswa untuk menghasilkan

bentuk bangun ruang yang baru x v x

Siswa berdiskusi/ kerja kelompok menyelesakan

tugas yang telah diberikan v v x

Guru memantau siswa dalam membuat laporan

hasil diskusi/ kerja kelompok v v x

Guru memfasilitasi siswa untuk melaporkan hasil

kerja siswa dengan mendemonstrasikan hasilnya di depan kelas

v v x

Konfirmasi

Guru memberi penguatan kepada siswa terhadap

hasil kerjanya v v x

Guru dan siswa melakukan tanya jawab seputar hasil diskusi/ kerja kelompok

v v x

Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi / kerja

kelompok v v x

Kegiatan Akhir

Ulangi

Guru mengajak siswa untuk mengulang materi

yang sudah dipelajarinya v v v

Guru memberikan refleksi kepada siswa yang

berkaitan dengan karakter kebangsaan (kreatif, komunikatif, dan kerja keras)

x v v

Rayakan

Guru memberi pujian kepada siswa atas usaha

belajarnya v v v

Siswa menempelkan hasil kerjanya di kelas atau memberikan evaluasi

x v v

Siswa senang dan tidak bosan mengikuti pelajaran v v v

Keterangan:

v: dilakukan pada tiap pertemuan x: tidak dilakukan pada tiap pertemuan

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kegiatan pembelajaran di

pertemuan ke-1 dan ke-2 sudah sesuai dengan deskripsi pembelajaran di

atas. Namun ada beberapa deskripsi pembelajaran yang tidak dilaksanakan

guru dalam proses pembelajaran di pertemuan ke-1, yaitu pada langkah

eksplorasi (namai), elaborasi, ulangi dan rayakan. Setelah ada diskusi

dengan guru pengajar mengenai pembelajaran yang dilaksanakan di kelas

V, penyebab beberapa deskripsi pembelajaran tidak dilaksanakan guru

adalah guru merasa canggung dalam mengajar ketika didampingi oleh

Page 8: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

59

observer dan peneliti. Setelah adanya diskusi, pada pertemuan ke-2 semua

indikator pembelajaran TANDUR dilaksanakan guru dengan baik sesuai

dengan tahap-tahap TANDUR. Pada pertemuan ke-3 guru lebih

menekankan pada pengulangan materi yang sudah dilakukan di pertemuan

ke-1 dan ke-2 kemudian guru memberikan evaluasi sebagai postes.

4.2.2. Gender

Penelitian ini gender hanya dibatasi pada jenis kelamin siswa.

Teknik untuk memperoleh data gender yaitu siswa laki-laki dan

perempuan dari kelas V di kelas kontrol (SDN Blotongan 01) dan kelas

eksperimen (SDN Blotongan 02) dengan menggunakan teknik

dokumentasi. Dokumentasi gender berasal dari dokumen daftar siswa

kelas V yang didapatkan dari masing-masing wali kelas V di kelas

penelitian. Daftar siswa laki-laki dan perempuan di kelas eksperimen dan

kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Prosentase Jumlah Siswa Laki-Laki dan Perempuan

Kelas V di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Tahun 2011/2012

No. Kelas Laki-laki Perempuan

Total % Jumlah % Jumlah %

1 Kontrol 14 52 13 48 27 100

2 Eksperimen 18 50 18 50 36 100

Kelas kontrol (SDN Blotongan 01) dengan jumlah siswa laki-laki 14

siswa dengan prosentase 52%, jumlah siswa perempuan adalah 13 siswa

dengan prosentase 48%, sehingga jumlah siswa baik laki-laki dan

perempuan di kelas kontrol adalah 27 siswa dengan prosentase 100%.

Kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) dengan jumlah siswa laki-laki 18

siswa dengan prosentase 50%, jumlah siswa perempuan 18 siswa dengan

prosentase 50%, sehingga jumlah siswa baik laki-laki dan perempuan di

kelas eksperimen adalah 36 siswa dengan prosentase 100%.

Page 9: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

60

4.2.3. Kreativitas

Dalam penelitian ini kreativitas siswa diukur dengan menggunakan

tes kreativitas. Tes kreativitas ini dilihat dari tes berfikir kreativitas

divergen dengan indikator fluence, flexibility, originality, dan elaboration.

Soal tes kreativitas berfikir siswa disajikan dalam bentuk uraian dengan

jumlah 5 soal kreativitas yang sudah valid. Setiap item tes mempunyai

skor maksimal 4 dan skor minimal 1.

Hasil dari tes kreativitas ini dilihat dari dua tahap, yaitu pretes

kreativitas dan postes kreativitas. Dari hasil tes kreativitas akan

dikelompokkan menjadi 5 tingkat kreativitas siswa. Tingkat kreativitas ini

dibuat untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam urutan kategori

kreativitas. Hasil dari tes kreativitas ini dikategorikan dalam 5 interval.

Berdasarkan pengelompokan kategori kreativitas dari 5 interval tersebut,

yaitu: tingkat kreativitas sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat

rendah maka dibawah ini akan diuraikan data pretes dan postes hasil tes

kreativitas dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.

1. Kelas Kontrol

Deskripsi pretes dan postes kreativitas di kelas kontrol akan diuraikan

di bawah ini.

Tabel 4.3. Deskripsi Pretes dan Postes Kreativitas Siswa Kelas V di

kelompok Kontrol Tahun 2011/2012

Kreativitas Kelompok Kontrol

No. Tingkat

Kreativitas Siswa Kategori

Pretes Postes

f % f %

1 Sangat Tinggi 89-104 0 0 3 11

2 Tinggi 73-88 0 0 6 22

3 Sedang 57-72 6 22 15 56

4 Rendah 41-56 19 71 3 11

5 Sangat Rendah 25-40 2 7 0 0

Jumlah 27 100 27 100

Mean 52,22 70,00

Standar Deviasi 6,841 11,602

Nilai maksimal 65 95

Nilai minimal 40 55

N 27 27

Page 10: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

61

Tabel 4.3 menunjukkan data pretes di kelas kontrol, kategori 25-

40 pada tingkat kreativitas sangat rendah sebanyak 2 siswa dengan

prosentase 7%, kategori 41-56 pada tingkat kreativitas rendah sebanyak

19 siswa dengan prosentase 71%, kategori 57-72 pada tingkat

kreativitas sedang sebanyak 6 siswa dengan prosentase 22%, sedangkan

tidak ada siswa pada tingkat kreativitas tinggi dan sangat tinggi.

Tingkat kreativitas terbanyak adalah kreativitas rendah. Dilihat dari

data postes di kelas kontrol, kategori 41-56 pada tingkat kreativitas

rendah sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%, kategori 57-72 pada

tingkat kreativitas sedang sebanyak 15 siswa dengan prosentase 56%,

kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 6 siswa dengan

prosentase 22%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi

sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%. Hasil dari postes tidak

menunjukkan siswa dengan tingkat kreativitas sangat rendah,

sedangkan tingkat kreativitas terbanyak adalah kreativitas sedang.

Pada Tabel 4.3 diketahui pula perbedaan mean atau nilai rata-rata

pretes 52,22 dan nilai rata-rata postes 70,00, standar deviasi pretes

6.841 berbeda dengan standar deviasi postes 11.602, nilai maksimal

pretes 65 dan postes 95, dan nilai minimal pretes 40 dan postes 55.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diuraikan bahwa hasil pretes

kreativitas berbeda dengan hasil postes kreativitas. Meskipun ada

perbedaan hasil kreativitas di pretes dan postes, masih ada 15 siswa

berada pada tingkat kreativitas sedang dan 3 siswa pada tingkat

kreatvitas rendah. Berdasarkan keterangan dari guru kelas V di kelas

kontrol, siswa dengan tingkat kreativitas sedang adalah siswa yang

mempunyai motivasi belajar yang kurang, kurang serius dalam

menerima pelajaran, sedangkan siswa dengan tingkat rendah adalah

siswa yang imajinasinya rendah dan merupakan siswa yang pasif. Oleh

karena itu, tindakan guru yang harus dilakukan adalah memberikan

motivasi dan merubah cara belajar siswa dari pembelajaran

konvensional ke pembelajaran yang inovatif.

Page 11: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

62

2. Kelas Eksperimen

Deskripsi pretes dan postes kreativitas di kelas eksperimen akan

diuraikan di bawah ini.

Tabel 4.4. Deskripsi Pretes dan Postes Kreativitas Siswa Kelas V Di

Kelompok Eksperimen Tahun 2011/2012

Kreativitas Kelompok Eksperimen

No. Tingkat

Kreativitas Siswa Kategori

Pretes Postes

f % f %

1 Sangat Tinggi 89-104 0 0 13 36

2 Tinggi 73-88 0 0 12 33

3 Sedang 57-72 6 17 11 31

4 Rendah 41-56 19 53 0 0

5 Sangat Rendah 25-40 11 30 0 0

Jumlah 36 100 36 100

Mean 48,89 79,72

Standar Deviasi 8,290 13,144

Nilai maksimal 65 100

Nilai minimal 35 60

N 36 36

Tabel 4.4 menunjukkan kreativitas dari data pretes di kelas

eksperimen, kategori 25-40 pada tingkat kreativitas sangat rendah

sebanyak 11 siswa dengan prosentase 30%, kategori 41-56 pada tingkat

kreativitas rendah sebanyak 19 siswa dengan prosentase 53%, kategori

57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 6 siswa dengan

prosentase 17%, sedangkan tidak ada siswa pada tingkat kreativitas

tinggi dan sangat tinggi. Tingkat kreativitas terbanyak adalah kreativitas

rendah. Dilihat dari data postes di kelas eksperimen, kategori 57-72

pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 11 siswa dengan prosentase

31%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 12 siswa

dengan prosentase 33%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat

tinggi sebanyak 13 siswa dengan prosentase 36%. Hasil dari postes

tidak menunjukkan siswa dengan tingkat kreativitas sangat rendah dan

rendah, sedangkan tingkat kreativitas sedang, tinggi, dan sangat tinggi

hampir sama jumlahnya.

Page 12: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

63

Pada tabel 4.4 diketahui pula perbedaan mean atau nilai rata-rata

pretes 48,89 dan nilai rata-rata postes 79,72, standar deviasi pretes

8,290 berbeda dengan standar deviasi postes 13,144, nilai maksimal

pretes 65 berbeda dengan nilai maksimal postes 100, dan nilai minimal

pretes 35 berbeda dengan nilai minimal postes 60.

Hasil dari pretes kreativitas berbeda dengan hasil postes

kreativitas. Dari hasil postes, siswa dengan kategori kreativitas rendah

dan sedang yang kemudian meningkat menjadi siswa dengan kategori

kreativitas tinggi dan sangat tinggi adalah siswa yang memiliki

karakteristik yang cepat bosan dengan rutinitas di dalam kelas, ulet,

humoris, mandiri, memiliki percaya diri dan disiplin belajar yang

tinggi. Sedangkan siswa yang pada pretes berkategori kreativitas sangat

rendah dan di postes menjadi siswa dengan kategori kreativitas sedang

adalah siswa dengan karakteristik yang kaku dan kurang humor.

Sehingga siswa yang mengalami peningkatan ini adalah siswa yang

cocok menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR.

Perbedaan kreativitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

disebabkan adanya pengaruh pembelajaran yang digunakan guru dalam

mengajar mata pelajaran matematika di dalam kelas.

4.2.4. Hasil Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan analisis data, maka dilakukan uji prasyarat

analisis data. Uji prasyarat tersebut adalah uji normalitas dan uji

homogenitas. Uji prasyarat ini untuk memenuhi asumsi dari statistik

parametris.

1. Hasil Uji Normalitas Data Pretes

Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel

telah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diambil dari data

pretes sebelum ada perlakuan baik di kelas kontrol atau di kelas

eksperimen. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini

dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 dilihat pada

Page 13: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

64

tabel Test of Normality di kolom Kolmogorov Smirnov. Pedoman untuk

mengambil keputusan, yaitu:

a) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi

adalah tidak normal.

b) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05, distribusi

adalah normal.

Berikut adalah hasil analisis uji normalitas yang dilihat dari faktor

kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen) dan faktor gender di masing-

masing kelas.

Tabel. 4.5. Output Normalitas Data Kelas Dengan SPSS 16.0

kelas Kolmogorov-Smirnov

a

Statistic df Sig.

pretes kontrol .146 27 .146

eksperimen .125 36 .169

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada kolom Kolmogorov-

Smirnova, nilai Sig. pretes di kelas kontrol 0,146 dan nilai Sig. pretes di

kelas eksperimen 0,169. Signifikansi hasil pretes di kelas kontrol 0,146

lebih besar dari 0,05 (0,146 ≥ 0,05), artinya distribusi data normal.

Signifikasi hasil pretes di kelas eksperimen 0,169 lebih besar dari 0,05

(0,169 ≥ 0,05), artinya distribusi data normal. Nilai siignifikansi dari

penghitungan dengan program SPSS 16.0, seluruh data kelas

terdistribusi normal sehingga analisis uji prasyarat normalitas terpenuhi.

Tabel. 4.6. Output Normalitas Data Gender Dengan SPSS 16.0

Gender

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Pretes Laki-laki .137 32 .130

Perempuan .137 31 .143

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada kolom Kolmogorov-

Smirnova, nilai Sig. pretes pada gender laki-laki 0,130 dan nilai Sig.

Page 14: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

65

pretes pada gender perempuan 0,143. Signifikansi data gender laki-laki

0,130 lebih besar dari 0,05 (0,130 ≥ 0,05), artinya distribusi data

normal. Nilai signifikansi data gender perempuan 0,143 lebih besar

dari 0,05 (0,143 ≥ 0,05), artinya distribusi data normal. Nilai

siignifikansi dari penghitungan dengan program SPSS 16.0, seluruh

data gender terdistribusi normal sehingga analisis uji prasyarat

normalitas terpenuhi.

2. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes

Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah varian

kedua kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) homogen atau

tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dihitung

menggunakan bantuan program SPSS 16.0 yang dilihat pada tabel

Test of Homogeinity of variance di baris Based on Mean. Pedoman

untuk mengambil keputusan, yaitu:

a) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, varians

data tidak homogen.

b) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05, varians

data homogen.

Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas dari hasil nilai pretes

kreativitas siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Tabel. 4.7. Output Homogenitas Dengan SPSS 16.0

Pretes df1 df2 Sig.

Based on Mean 1 61 .292

Tabel 4.7 menunjukkan pada baris Based on Mean, Sig. pretes

menunjukkan nilai 0,292. Nilai signifikansi 0,292 lebih besar dari 0,05

(0,292 ≥ 0,05), artinya varians data homogen. Varians data pretes dari

kelompok kontrol dan eksperimen adalah sama.

Page 15: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

66

4.2.5. Hasil Uji Hipotesis

Pada bagian ini akan diuraikan hasil uji hipotesis dari deskripsi

silang, homogenitas dari ANOVA dan uji hipotesis 1, 2, dan 3.

1. Deskripsi Silang

Deskripsi silang merupakan hasil dari analisis data kreativitas

berdasarkan gender setelah ada tindakan yaitu pembelajaran yang

diterapkan di kelas kontrol atau kelas eksperimen. Data kreativitas

berasal dari data postes di kedua kelas penelitian tersebut. Hasil

deskripsi silang dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8. Hasil Kreativitas Berdasarkan Gender Siswa Kelas V

Dari Data Postes di Kelas Kontrol dan Kelas eksperimen Tahun 2011/2012

No Tingkat

Kreativitas Siswa Kategori

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

L P L P

f % f % f % f %

1 Sangat Tinggi 89-104 1 4 2 7 5 14 8 22

2 Tinggi 73-88 3 11 3 11 8 22 4 11

3 Sedang 57-72 8 30 7 26 5 14 6 17

4 Rendah 41-56 2 7 1 4 0 0 0 0

5 Sangat Rendah 25-40 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 14 52 13 48 18 50 18 50

Mean 67,86 72,31 78,33 81,11

Standar Deviasi 11,04 12,18 11,11 15,10

Nilai maksimal 90 95 100 100

Nilai minimal 55 55 60 60

N 14 13 18 18

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat data postes hasil

kreativitas berdasarkan gender. Di kelas kontrol, siswa laki-laki di

kategori 41-56 pada tingkat kreativitas rendah sebanyak 2 siswa dengan

prosentase 7%, kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak

8 siswa dengan prosentase 30%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas

tinggi sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%, kategori 89-104 pada

tingkat kreativitas sangat tinggi sebanyak 1 siswa dengan prosentase

4% dan tidak ada siswa laki-laki dengan tingkat kreativitas sangat

Page 16: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

67

rendah. Sedangkan, tingkat kreativitas siswa perempuan di kategori 41-

56 pada tingkat kreativitas rendah sebanyak 1 siswa dengan prosentase

4%, kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 7 siswa

dengan prosentase 26%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi

sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%, kategori 89-104 pada tingkat

kreativitas sangat tinggi sebanyak 2 siswa dengan prosentase 7%, dan

tidak ada siswa perempuan dengan tingkat kreativitas sangat rendah.

Selain itu, dapat diketahui pula mean postes laki-laki 67,86 dan

mean postes perempuan 72,31, standar deviasi postes laki-laki 11,04

dan standar deviasi postes perempuan 12,18, nilai maksimal postes laki-

laki 90 dan nilai maksimal postes perempuan 95, serta nilai minimal

postes laki-laki dan perempuan adalah 55.

Di kelas eksperimen, kategori siswa laki-laki di 57-72 pada

tingkat kreativitas sedang sebanyak 5 siswa dengan prosentase 14%,

kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 8 siswa dengan

prosentase 22%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi

sebanyak 5 siswa dengan prosentase 14% dan tidak ada siswa laki-laki

dengan tingkat kreativitas rendah dan sangat rendah. Sedangkan, siswa

perempuan dengan kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang

sebanyak 6 siswa dengan prosentase 17%, kategori 73-88 pada tingkat

kreativitas tinggi sebanyak 4 siswa dengan prosentase 11%, kategori

89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi sebanyak 8 siswa dengan

prosentase 22%, dan tidak ada siswa perempuan dengan tingkat

kreativitas rendah dan sangat rendah.

Selain itu, diketahui pula mean postes laki-laki 78,33 dan mean

postes perempuan 81,11, standar deviasi postes laki-laki 11,11 dan

standar deviasi postes perempuan 15,10, nilai maksimal postes laki-laki

dan perempuan adalah 100, dan nilai minimal postes laki-laki dan

perempuan adalah 60.

Berdasarkan hasil di atas dapat diuraikan tidak ada perbedaan

kreativitas laki-laki dan perempuan sekalipun tingkat kreativitasnya

Page 17: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

68

berbeda. Kreativitas bukan dipengaruhi gender siswa melainkan dari

perlakuan yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran. Di kelas

kontrol menerapkan pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen

menerapkan pembelajaran Kerangka TANDUR.

2. Uji Asumsi ANOVA

Uji asumsi ANOVA atau uji Leven’s dilakukan untuk menguji

hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa masing-masing varian dari

variabel terikat adalah sama/ homogen. Dengan demikian hipotesis

yang akan diuji yaitu:

H0 = Varian variabel terikat adalah sama/ homogen

H1 = Varian variabel terikat adalah todak sama/ heterogen

Menurut Hartono (2011: 186) pengambilan keputusan uji Leven’s

didasarkan pada hasil probabilitas atau signifikansi yang diperoleh,

yaitu:

jika propabilitas > 0,05 maka hipotesis nihil diterima

jika propabilitas < 0,05 maka hipotesis nihil ditolak

Tabel 4.9.

Output Levene's Test of Equality of Error Variances Dengan SPSS 16.0

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:postes

F df1 df2 Sig.

1.732 3 59 .170

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent

variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + gender + kelas + gender * kelas

Tabel 4.9 menujukkan tes hitung sebesar 1,732 dengan nilai

probabilitas sebesar 0,170. Oleh karena angka probabilitas lebih besar

dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti bahwa varian

Page 18: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

69

variabel terikat adalah sama/ homogen, sehingga memenuhi asumsi

ANOVA. Dengan demikian analisis varian dapat dilanjutkan.

3. Hasil Analisis Varian

Hasil analisis varian dilihat dari Output Test Of Between-Subjects

Effect dengan bantuan SPSS 16.0. Hasil ini dilakukan untuk menguji

efek yang ditimbulkan oleh masing-masing subjek yang dirumuskan

dalam hipotesis.

a. Hipotesis 1

Adakah perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka TANDUR

terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan gender siswa SD

kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester 2 tahun

2011/2012.

Ho = Tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka

TANDUR terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan

gender siswa SD kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga

semester 2 tahun 2011/2012.

H1 = Ada perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka TANDUR

terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan gender siswa SD

kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester 2 tahun

2011/2012.

Tabel 4.10. Output Test Of Between Subjects Effects

Faktor Gender Dan Kelas

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

gender * kelas 10.784 1 10.784 .068 .795

Error 9344.261 59 158.377

Total 370650.000 63

Corrected

Total 11005.556 62

Page 19: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

70

Tabel 4.10 menunjukkan Fratio untuk faktor gender dan kelas

sebesar 0,68. Fratio dikonfirmasikan dengan Ftabel dan taraf signifiansi

0,05 (5%), dimana dk nya 1 untuk pembilang dan 59 untuk penyebut,

diperoleh angka 4,00 maka terlihat Ftabel lebih besar dari Fratio. Tingkat

signifikansi 0,795 (tidak signifikan karena nilainya > 0,05). Jadi H1

ditolak yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran

kerangka TANDUR terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan

gender siswa SD kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester

2 tahun 2011/2012.

b. Hipotesis 2

Ada perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang

menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok

siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Ho = Tidak ada perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang

menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok

siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H1 = Ada perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang

menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok

siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Tabel 4.11. Output Test Of Between Subjects Effects Faktor Kelas

Source Type III Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

kelas 1432.588 1 1432.588 9.045 .004

Error 9344.261 59 158.377

Total 370650.000 63

Corrected

Total 11005.556 62

Tabel 4.11 menunjukkan Fratio untuk faktor kelas sebesar 9,045.

Fratio dikonfirmasikan dengan Ftabel dan taraf signifiansi 0,05 (5%),

dimana dk nya 1 untuk pembilang dan 59 untuk penyebut, diperoleh

Page 20: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

71

angka 4,00 maka terlihat Ftabel lebih kecil dari Fratio. Tingkat signifikansi

0,004 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti H1 diterima atau ada

perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang menggunakan

pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

c. Hipotesis 3

Ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara kelompok

siswa laki-laki dan perempuan.

Ho = Tidak ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara

kelompok siswa laki-laki dan perempuan.

H1 = Ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara kelompok

siswa laki-laki dan perempuan.

Tabel 4.12. Output Test Of Between Subjects Effects Faktor Gender

Source Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Gender 201.373 1 201.373 1.271 .264

Error 9344.261 59 158.377

Total 370650.000 63

Corrected

Total 11005.556 62

Tabel 4.12 menunjukkan Fratio untuk faktor gender sebesar 1,271.

Fratio dikonfirmasikan dengan Ftabel dan taraf signifiansi 0,05 (5%),

dimana dk nya 1 untuk pembilang dan 59 untuk penyebut, diperoleh

angka 4,00 maka terlihat Ftabel lebih kecil dari Fratio. H1 diterima H0

ditolak atau ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara

kelompok siswa laki-laki dan perempuan. Berdasarkan tingkat

signifikansi 0,264 (tidak signifikan karena nilainya > 0,05), artinya H0

tidak dapat ditolak yang berarti mean kreativitas laki-laki dan

perempuan tidak berbeda secara statistik.

Page 21: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

72

4.3. Pembahasan Penelitian

Pembahasan ini mengacu pada data-data yang diperoleh selama

pelaksanaan penelitian dengan menerapkan pembelajaran kerangka

TANDUR dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang terhadap

kreativitas berdasarkan gender siswa SD kelas V semester 2 Gugus

Diponegoro Kota Salatiga Tahun 2011/2012. SD yang diberi perlakuan atau

treatmen adalah SDN Blotongan 02.

Hasil statistik menunjukkan tidak ada interaksi antara pembelajaran

TANDUR berdasarkan gender terhadap kreativitas siswa dalam mata

pelajaran matematika. Kreativitas siswa dipengaruhi adanya keingintahuan

yang cukup besar, keinginan untuk menemukan dan meneliti atau rasa

nyaman dalam pembelajaran, serta aktif dalam melaksanakan tugas yang

didapatkan siswa melalui pembelajaran inovatif yang dapat merangsang

kreativitas siswa. Hasil ini sejalan dengan penelitian Hastratudin berjudul

"Meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan emosional Siswa SMP

melalui pembelajaran Matematika Realistik” bahwa tidak ada interaksi

antara pembelajaran Matematika Realistik dengan gender terhadap

kemampuan berfikir kritis siswa.

Nilai rata-rata kreativitas di kelas eksperimen (79,72) dan kelas

kontrol (70,00). Perbedaan nilai rata-rata kreativitas tersebut dipengaruhi

oleh adanya metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran di

kelas. Pembelajaran yang dipengaruhi metode ini adalah matematika dengan

materi bangun ruang. Materi bangun ruang di kelas eksperimen diterapkan

dengan pembelajaran kerangka TANDUR dari rancangan belajar Quantum

Teaching sedangkan di kelas kontrol diterapkan dengan pembelajaran

konvensional. Berdasarkan nilai rata-rata kreativitas siswa yang belajar

matematika materi bangun ruang dengan menggunakan kerangka TANDUR

lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Pembelajaran TANDUR lebih dapat menciptakan suasana pembelajaran

yang menyenangkan dan meriah sehingga siswa dapat lebih nyaman, aktif,

kreatif, lebih dihargai, saling mendukung dan mampu bekerjasama untuk

Page 22: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

73

menyelesaikan masalah. Melalui pembelajaran yang menyenangkan dapat

merubah persepsi siswa mengenai mata pelajaran matematika yang sulit,

menakutkan, dan membuat stres. Dengan demikian, untuk menciptakan

kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dapat menggunakan

pembelajaran kerangka TANDUR. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Tatik Harwining berjudul “Penerapan model

Quantum Teaching pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil

belajara siswa kelas IV Semeseter II Kecamatan Mojotengah Kabupaten

Wonosobo Tahun Ajaran 2010/2011” yang mampu meningkatkan

ketuntasan belajar IPS dari pelaksanaan siklus I adalah 80,45 menjadi 82,95

pada siklus II.hasil belajar.

Hasil kreativitas siswa laki-laki dan perempuan terlihat ada perbedaan

jumlah nilai, prosentase dan tingkat kreativitasnya, namun secara statistik

tidak berbeda. Bertambahnya jumlah siswa yang berada pada tingkat kreatif

tinggi dan sangat tinggi bukan disebabkan adanya pengaruh siswa tersebut

laki-laki atau perempuan, melainkan dari keingintahuan yang cukup besar,

keinginan untuk menemukan dan meneliti, rasa nyaman dalam

pembelajaran, serta aktif dalam melaksanakan tugas. Ciri-ciri tersebut

muncul ketika siswa mengalami pembelajaran yang baru yang lebih

menyenangkan, lebih meriah dan tidak membosankan. Hasil ini sejalan

dengan pernyataan Munandar (1992: 52) yang menyatakan bahwa

kreativitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja, tidak tergantung

pada jenis kelamin, sosial-ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu.

Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat dipaparkan

beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis.

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusi peneitian bagi

ilmu pengetahuan. Implikasi teoritisnya sebagai berikut:

1) Setelah pembelajaran kerangka TANDUR yang disesuaikan

dengan standar proses menjadi lebih mudah digunakan oleh

Page 23: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

74

guru, karena sudah mengalami perubahan dari tahap-tahap awal

pembelajaran kerangka TANDUR dan hasilnya terbukti bahwa

pembelajaran kerangka TANDUR lebih dapat mempengaruhi

kretivitas siswa dibandingkan pembelajaran konvensional.

Pembelajaran kerangka TANDUR dapat menciptakan suasana

belajar yang meriah dengan segala nuansanya di dalam dan di

sekitar momen belajar karena pembelajaran ini lebih mudah

diterapkan oleh guru dan pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan dan meriah sehingga siswa dapat lebih nyaman,

aktif, kreatif lebih dihargai, saling mendukung dan mampu

bekerjasama untuk mendiskusikan masalah.

2) Hasil kreativitas siswa bukan disebabkan adanya gender,

melainkan keingintahuan yang cukup besar, keinginan untuk

menemukan dan meneliti, rasa nyaman dalam pembelajaran,

seta aktif dalam melaksanakan tugas yang didapatkan siswa

melalui pembelajaran yang inovatif, yang dapat merangsang

kreativitas siswa tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Munandar (1992: 52) yang menyatakan bahwa kreativitas dapat

terwujud dimana saja dan oleh siapa saja, tidak tergantung pada

jenis kelamin, sosial-ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu.

3) Pernyataan Dezolt & Hull (Santrock, 2007: 102) bahwa anak

perempuan lebih merasa terlibat dengan materi akademis, lebih

memperhatikan di kelas, berusaha lebih giat dalam bidang

akademis, dan lebih berpartisispasi di dalam kelas dibandingkan

anak laki-laki. Apabila dilihat dari perbedaan kognitif pada

penelitian nasional oleh departemen pendidikan AS tahun 2000,

anak laki-laki sedikit lebih baik dibandingkan perempuan dalam

matematika dan sains hasil tersebut tidak sejalan dengan

penelitian ini, karena jumlah kategori kreativitas sangat tinggi

dan tinggi siswa perempuan lebih banyak dibandingkan siswa

laki-laki pada pembelajaran matematika.

Page 24: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/823/5/T1_292008060_BAB IV.pdftabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut

75

2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis berhubungan dengan kontribusi penelitian bagi

sekolah, guru dan siswa. Pembelajaran kerangka TANDUR dapat

digunakan sebagai salah satu kebijakan yang dapat mempengaruhi

kreativitas siswa pada pembelajaran matematika. Baik siswa dengan

karakteristik yang ulet, mandiri, memiliki percaya diri dan disiplin

belajar yang tinggi, atau siswa yang cepat bosan dengan rutinitas di

dalam kelas, kaku dan kurang humoris. Pembelajaran dengan

kerangka TANDUR dari rancangan belajar Quantum Teaching dapat

menciptakan situasi belajar yang nyaman, menyenangkan, tidak

membosankan dan menumbuhkan rasa keingintahuan. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan Tatik Harwining yang berjudul

“Penerapan model Quantum Teaching pada pembelajaran IPS untuk

meningkatkan hasil belajara siswa kelas IV Semeseter II Kecamatan

Mojotengah Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2010/2011” mampu

meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV, yaitu ada peningkatan

ketuntasan belajar dari pelaksanaan siklus I adalah 80,45 menjadi

82,95 pada siklus II. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh

pembelajaran Quantum Teaching.