Upload
lytruc
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
52
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada tiga SD di Gugus
Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester 2 Tahun Pelajaran
2011/2012, yaitu di SDN Sidorejo Lor 01, SDN Blotongan 01, dan SDN
Blotongan 02. Pelaksanaannya dimulai pada bulan Februari sampai dengan
Maret 2012. SDN Sidorejo Lor 01 ditetapkan sebagai kelas uji coba dan
sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah SDN Blotongan 01 dan
SDN Blotongan 02. Penetapan kelas ini dilakukan dengan teknik random
sampling yang sudah diuraikan pada bab III. Dalam penelitian ini prosedur
yang pertama adalah melakukan uji coba tes kreativitas di kelas uji coba,
yaitu di kelas V SDN Sidorejo Lor 01 pada hari Jum‟at, 24 Februari 2012.
Tes kreativitas yang diuji cobakan dianalisis validitas dan reliabilitasnya.
Dari jumlah tes kreativitas sebanyak 10 soal uraian yang diujikan kepada
30 siswa kelas V memperoleh hasil bahwa 5 soal dinyatakan valid dengan
ketentuan koefisien Corrected Item Total Correlation ≥ 0,3 dan hasil
reliabilitasnya sebesar 0,941 artinya reliabilitas memuaskan. Berdasarkan
hasil perhitungan tersebut 5 soal yang valid dijadikan sebagai instrumen
pretes dan postes kreativitas di kelas V baik di kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Pada hari Kamis, 22 Maret 2012 dilakukan pretes pada siswa kelas V
di kelas kontrol (SDN Blotongan 01) yang terdiri dari 14 siswa laki-laki
dan 13 siswa perempuan. Pada hari dan tangal yang sama pula pretes
dilakukan di kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) yang terdiri dari 18
siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Hasil dari pretes dianalisis untuk
mengetahui persebaran normalitas dan homogenitas antar dua kelas
penelitian ini. Setelah didapat hasil analisisnya, peneliti berdiskusi dengan
guru kelas V pada masing-masing kelas penelitian, yaitu: kelas kontrol
53
(SDN Blotongan 01) dan kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) untuk
mendiskusikan jadwal praktik mengajar mata pelajaran matematika dengan
materi bangun ruang selain itu menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dipraktikkan. Pelaksanaan praktik mengajar di kelas kontrol
(SDN Blotongan 01) yang diampu oleh ibu Sri Sugiarti menggunakan
pembelajaran konvensional dengan metode ceramah yang dilaksanakan
pada hari Selasa dan Rabu tanggal 27 dan 28 Maret 2012, sedangkan kelas
eksperimen (SDN Blotongan 02) yang diampu oleh ibu Kesia Endah
Setiani menggunakan pembelajaran dengan Kerangka TANDUR yang
dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 23 dan 24 Maret 2012.
Sebelum dilaksanakan praktik mengajar di kelas eksperimen, terlebih
dahulu peneliti memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah dan ciri
dari pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR.
Praktik mengajar di kelas eksperimen sebanyak tiga kali pertemuan.
Kegiatan pembelajaran di pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 menerapkan
pembelajaran dengan kerangka TANDUR sedangkan kegiatan
pembelajaran pertemuan ke-3 diisi evaluasi/ postes. Pelaksanaan
pembelajaran TANDUR di kelas eksperimen sesuai dengan langkah-
langkah TANDUR yang terbagi dalam tiga kegiatan pembelajaran. Dimana
dalam kegiatan pembelajaran tersebut mencerminkan tahap tumbuhkan,
alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan. Kegiatan pembelajaran
TANDUR ini dipraktikkan ke dalam 2 kali pertemuan pembelajaran
Matematika pokok bahasan bangun ruang di kelas V dengan indikator yang
berbeda, yaitu: mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak, limas,
tabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan
kerucut.
Adapun pelaksanaan pembelajaran TANDUR pertemuan ke-1
dengan indikator mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak, limas,
tabung dan kerucut. Kegiatan TANDUR tersebut ialah: guru
menumbuhkan motivasi siswa tentang benda-benda bangun ruang; guru
memberikan contoh dari bangun ruang agar siswa mengalami atau
54
mengetahui pembelajaran yang akan dipelajari; guru menamai/
menjelaskan unsur-unsur bangun ruang kepada siswa; guru melakukan
demonstrasi mengenai sifat bangun ruang dengan mengacu pada unsur-
unsur bangun ruang dan siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan
guru mengenai sifat salah satu bangun ruang; siswa berkelompok
melakukan demonstrasi yang dilakukan guru dengan permasalahan yang
berbeda; guru dan siswa mengulang materi yang sudah dipelajari beserta
ide-ide baru yang muncul dalam diskusi; guru memberi penghargaan
kepada setiap kelompok atau merayakan hasil kerja kelompok.
Pada pelaksanaan pembelajaran TANDUR dipertemuan ke-2 dengan
indikator menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut. Kegiatan
TANDUR tersebut ialah: guru menumbuhkan motivasi siswa dengan cara
menjodohkan gambar suatu benda atau bangunan dengan beberapa sifat
bangun ruang; siswa mengamati bangun yang ditunjukkan guru; guru
menjelaskan bangun ruang yang membentuk suatu bangunan; guru
melakukan demonstrasi mengenai bagian-bagian dan sifat (rusuk, alas, dan
titik sudut) dari suatu bangunan; siswa berkelompok melakukan
demonstrasi atau membuat gambar baru dengan permasalahan yang
berbeda; guru dan siswa mengulang materi dan ide baru yang didapatkan
dari hasil kerja kelompok; guru merayakan hasil kerja siswa dengan
bernyanyi bersama dan memajang hasil kerja setiap kelompok di sudut
kelas sehingga terlihat indah dan rapi.
Dipertemuan ke-1 dan ke-2 kegiatan pembelajaran TANDUR diamati
oleh observer/ pengamat dari guru kelas IV, yaitu ibu Sujanmi. Tugas dari
observer adalah mengamati aktivitas guru dalam menerapkan TANDUR
dalam kegiatan pembelajaran selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan
mengamatai aktivitas siswa saat terlibat dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan TANDUR. Lembar pengamatan tersebut berisikan 25
kegiatan pelakasanaan TANDUR diantaranya: Guru melakukan apersepsi
dari materi sebelumnya; Guru memberi motivasi kepada siswa; Siswa
menyebutkan benda-benda yang ada disekitar mereka; Guru
55
menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi
bangun ruang kepada siswa; Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan
siswa dalam kehidupan sehari-harinya; Siswa menyebutkan beberapa
benda nyata yang merupakan bangun ruang; Guru menjelaskan konsep
materi yang akan dipelajari; Siswa aktif dalam pembelajaran berlangsung;
Guru meminta siswa untuk mengelompokkan benda sesuai dengan
bentuknya; Guru melakukan demonstrasi dari suatu bangun ruang; Guru
menggunakan media secara efektif dan efisien dalam melakukan
demonstrasi; Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media; Guru
memfasilitasi siswa untuk menemukan sifat-sifat baru dari bangun yang
dibentuk/ diamatinya; Guru memfasilitasi siswa untuk menghasilkan
bentuk bangun ruang yang baru; Siswa berdiskusi/ kerja kelompok
menyelesakan tugas yang telah diberikan; Guru memantau siswa dalam
membuat laporan hasil diskusi/ kerja kelompok; Guru memfasilitasi siswa
untuk melaporkan hasil kerja siswa dengan mendemonstrasikan hasilnya di
depan kelas; Guru memberi penguatan kepada siswa terhadap hasil
kerjanya; Guru dan siswa melakukan tanya jawab seputar hasil diskusi/
kerja kelompok; Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi/ kerja
kelompok; Guru mengajak siswa untuk mengulang materi yang sudah
dipelajarinya; Guru memberikan refleksi kepada siswa yang berkaitan
dengan karakter kebangsaan (kreatif, komunikatif, dan kerja keras); Guru
memberi pujian kepada siswa atas usaha belajarnya; Siswa menempelkan
hasil kerjanya di kelas; Siswa senang dan tidak bosan mengikuti pelajaran.
Kemudian hasil pengamatan observer terhadap pembelajaran yang
dilaksanakan guru yang berdampak pada aktivitas siswa diisikan ke lembar
observasi dengan memberikan tanda cek (v) pada pernyataan Ya atau
Tidak. Dipertemuan ke-3 masih diamati oleh observer yang dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012 dimana isi kegiatannya adalah
penekanan materi dari pertemuan ke-1 dan ke-2 kemudian dilanjutkan
dengan evaluasi/ postes. Postes dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret
56
2012 dengan jumlah siswa laki-laki 18 orang dan siswa perempuan 18
orang.
Di kelas kontrol (SDN Blotongan 01) pokok bahasan yang diajarkan
sama dengan yang diajarkan di kelas eksperimen, hanya saja yang
membedakan perlakuan yang diberikan. Di kelas kontrol hanya
menggunakan metode ceramah yang sifatnya konvensional. Di akhir
pertemuan diberikan postes yang dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret
2012 dengan jumlah siswa laki-laki 14 orang dan siswa perempuan 13
orang.
Setelah dilakukan postes pada masing-masing kelas, hasil postes
dianalisis homogenitasnya. Analisis ini digunakan sebagai salah satu syarat
dalam menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji ANOVA dua
jalan. Sebelum data ini diolah dilakukan diskusi oleh beberapa siswa kelas
V, guru kelas V, observer dan peneliti. Diskusi ini berisi mengenai evaluasi
mengenai pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR yang
dilakukan di kelas V bagi guru pengajar, siswa, observer dan peneliti. Dari
hasil diskusi tersebut bagi guru pengajar mendapatkan pengalaman dan
wawasan baru dalam hal pembelajaran inovatif yang belum pernah
diakukan di dalam kelas. Bagi siswa, siswa merasa senang, lebih nyaman
dan siswa dapat menuangkan ide kreatifnya dalam kegiatan pembelajaran.
Bagi observer dan peneliti mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru
dalam pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR.
4.2. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini akan diuraikan hasil penelitian dari variabel
pembelajaran Kerangka TANDUR, Gender, dan Kreativitas.
4.2.1. Pembelajaran Kerangka TANDUR
Deskripsi pembelajaran kerangka TANDUR didapat dari hasil
observasi. Observasi dilaksanakan untuk memantau langkah-langkah
pembelajaran di kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) yang mendapatkan
perlakuan pembelajaran kerangka TANDUR. Observasi ini dilaksanakan
57
sebanyak 3 kali, yaitu pada pembelajaran dipertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3.
Kegiatan observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi
pembelajaran kerangka TANDUR dengan membubuhkan tanda cek (v)
pada kolom pernyataan Ya atau Tidak. Observer atau pengamat jalannya
kegiatan pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR adalah
guru kelas IV (ibu Sujanmi). Hasil implementasi pembelajaran Quantum
Teaching Kerangka TANDUR dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1. Implementasi Pembelajaran TANDUR Pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas V Di Kelas Eksperimen Tahun 2011/2012
Langkah
TANDUR Deskripsi Pertemuan
Kegiatan Awal 1 2 3
Tumbuhkan Guru melakukan apersepsi dari materi sebelumnya v v v
Guru memberi motivasi kepada siswa v v v
Kegiatan inti
Eksplorasi
Alami
Siswa menyebutkan benda-benda yang ada
disekitar mereka v v v
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dari materi bangun ruang kepada
siswa
v v v
Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan siswa
dalam kehidupan sehari-harinya v v v
Siswa menyebutkan beberapa benda nyata yang
merupakan bangun ruang v v v
Namai
Guru menjelaskan konsep materi yang akan
dipelajari v v x
Siswa aktif dalam pembelajaran berlangsung v v v
Guru meminta siswa untuk mengelompokkan
benda sesuai dengan bentuknya x v v
Demonstrasi
Guru melakukan demonstrasi dari suatu bangun
ruang v v x
Guru menggunakan media secara efektif dan
efisien dalam melakukan demonstrasi v v x
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media v v v
58
Langkah
TANDUR Deskripsi
Pertemuan
1 2 3
Elaborasi
Guru memfasilitasi siswa untuk menemukan sifat-
sifat baru dari bangun yang dibentuk/ diamatinya v v x
Guru memfasilitasi siswa untuk menghasilkan
bentuk bangun ruang yang baru x v x
Siswa berdiskusi/ kerja kelompok menyelesakan
tugas yang telah diberikan v v x
Guru memantau siswa dalam membuat laporan
hasil diskusi/ kerja kelompok v v x
Guru memfasilitasi siswa untuk melaporkan hasil
kerja siswa dengan mendemonstrasikan hasilnya di depan kelas
v v x
Konfirmasi
Guru memberi penguatan kepada siswa terhadap
hasil kerjanya v v x
Guru dan siswa melakukan tanya jawab seputar hasil diskusi/ kerja kelompok
v v x
Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi / kerja
kelompok v v x
Kegiatan Akhir
Ulangi
Guru mengajak siswa untuk mengulang materi
yang sudah dipelajarinya v v v
Guru memberikan refleksi kepada siswa yang
berkaitan dengan karakter kebangsaan (kreatif, komunikatif, dan kerja keras)
x v v
Rayakan
Guru memberi pujian kepada siswa atas usaha
belajarnya v v v
Siswa menempelkan hasil kerjanya di kelas atau memberikan evaluasi
x v v
Siswa senang dan tidak bosan mengikuti pelajaran v v v
Keterangan:
v: dilakukan pada tiap pertemuan x: tidak dilakukan pada tiap pertemuan
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kegiatan pembelajaran di
pertemuan ke-1 dan ke-2 sudah sesuai dengan deskripsi pembelajaran di
atas. Namun ada beberapa deskripsi pembelajaran yang tidak dilaksanakan
guru dalam proses pembelajaran di pertemuan ke-1, yaitu pada langkah
eksplorasi (namai), elaborasi, ulangi dan rayakan. Setelah ada diskusi
dengan guru pengajar mengenai pembelajaran yang dilaksanakan di kelas
V, penyebab beberapa deskripsi pembelajaran tidak dilaksanakan guru
adalah guru merasa canggung dalam mengajar ketika didampingi oleh
59
observer dan peneliti. Setelah adanya diskusi, pada pertemuan ke-2 semua
indikator pembelajaran TANDUR dilaksanakan guru dengan baik sesuai
dengan tahap-tahap TANDUR. Pada pertemuan ke-3 guru lebih
menekankan pada pengulangan materi yang sudah dilakukan di pertemuan
ke-1 dan ke-2 kemudian guru memberikan evaluasi sebagai postes.
4.2.2. Gender
Penelitian ini gender hanya dibatasi pada jenis kelamin siswa.
Teknik untuk memperoleh data gender yaitu siswa laki-laki dan
perempuan dari kelas V di kelas kontrol (SDN Blotongan 01) dan kelas
eksperimen (SDN Blotongan 02) dengan menggunakan teknik
dokumentasi. Dokumentasi gender berasal dari dokumen daftar siswa
kelas V yang didapatkan dari masing-masing wali kelas V di kelas
penelitian. Daftar siswa laki-laki dan perempuan di kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2. Prosentase Jumlah Siswa Laki-Laki dan Perempuan
Kelas V di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Tahun 2011/2012
No. Kelas Laki-laki Perempuan
Total % Jumlah % Jumlah %
1 Kontrol 14 52 13 48 27 100
2 Eksperimen 18 50 18 50 36 100
Kelas kontrol (SDN Blotongan 01) dengan jumlah siswa laki-laki 14
siswa dengan prosentase 52%, jumlah siswa perempuan adalah 13 siswa
dengan prosentase 48%, sehingga jumlah siswa baik laki-laki dan
perempuan di kelas kontrol adalah 27 siswa dengan prosentase 100%.
Kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) dengan jumlah siswa laki-laki 18
siswa dengan prosentase 50%, jumlah siswa perempuan 18 siswa dengan
prosentase 50%, sehingga jumlah siswa baik laki-laki dan perempuan di
kelas eksperimen adalah 36 siswa dengan prosentase 100%.
60
4.2.3. Kreativitas
Dalam penelitian ini kreativitas siswa diukur dengan menggunakan
tes kreativitas. Tes kreativitas ini dilihat dari tes berfikir kreativitas
divergen dengan indikator fluence, flexibility, originality, dan elaboration.
Soal tes kreativitas berfikir siswa disajikan dalam bentuk uraian dengan
jumlah 5 soal kreativitas yang sudah valid. Setiap item tes mempunyai
skor maksimal 4 dan skor minimal 1.
Hasil dari tes kreativitas ini dilihat dari dua tahap, yaitu pretes
kreativitas dan postes kreativitas. Dari hasil tes kreativitas akan
dikelompokkan menjadi 5 tingkat kreativitas siswa. Tingkat kreativitas ini
dibuat untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam urutan kategori
kreativitas. Hasil dari tes kreativitas ini dikategorikan dalam 5 interval.
Berdasarkan pengelompokan kategori kreativitas dari 5 interval tersebut,
yaitu: tingkat kreativitas sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat
rendah maka dibawah ini akan diuraikan data pretes dan postes hasil tes
kreativitas dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.
1. Kelas Kontrol
Deskripsi pretes dan postes kreativitas di kelas kontrol akan diuraikan
di bawah ini.
Tabel 4.3. Deskripsi Pretes dan Postes Kreativitas Siswa Kelas V di
kelompok Kontrol Tahun 2011/2012
Kreativitas Kelompok Kontrol
No. Tingkat
Kreativitas Siswa Kategori
Pretes Postes
f % f %
1 Sangat Tinggi 89-104 0 0 3 11
2 Tinggi 73-88 0 0 6 22
3 Sedang 57-72 6 22 15 56
4 Rendah 41-56 19 71 3 11
5 Sangat Rendah 25-40 2 7 0 0
Jumlah 27 100 27 100
Mean 52,22 70,00
Standar Deviasi 6,841 11,602
Nilai maksimal 65 95
Nilai minimal 40 55
N 27 27
61
Tabel 4.3 menunjukkan data pretes di kelas kontrol, kategori 25-
40 pada tingkat kreativitas sangat rendah sebanyak 2 siswa dengan
prosentase 7%, kategori 41-56 pada tingkat kreativitas rendah sebanyak
19 siswa dengan prosentase 71%, kategori 57-72 pada tingkat
kreativitas sedang sebanyak 6 siswa dengan prosentase 22%, sedangkan
tidak ada siswa pada tingkat kreativitas tinggi dan sangat tinggi.
Tingkat kreativitas terbanyak adalah kreativitas rendah. Dilihat dari
data postes di kelas kontrol, kategori 41-56 pada tingkat kreativitas
rendah sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%, kategori 57-72 pada
tingkat kreativitas sedang sebanyak 15 siswa dengan prosentase 56%,
kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 6 siswa dengan
prosentase 22%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi
sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%. Hasil dari postes tidak
menunjukkan siswa dengan tingkat kreativitas sangat rendah,
sedangkan tingkat kreativitas terbanyak adalah kreativitas sedang.
Pada Tabel 4.3 diketahui pula perbedaan mean atau nilai rata-rata
pretes 52,22 dan nilai rata-rata postes 70,00, standar deviasi pretes
6.841 berbeda dengan standar deviasi postes 11.602, nilai maksimal
pretes 65 dan postes 95, dan nilai minimal pretes 40 dan postes 55.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diuraikan bahwa hasil pretes
kreativitas berbeda dengan hasil postes kreativitas. Meskipun ada
perbedaan hasil kreativitas di pretes dan postes, masih ada 15 siswa
berada pada tingkat kreativitas sedang dan 3 siswa pada tingkat
kreatvitas rendah. Berdasarkan keterangan dari guru kelas V di kelas
kontrol, siswa dengan tingkat kreativitas sedang adalah siswa yang
mempunyai motivasi belajar yang kurang, kurang serius dalam
menerima pelajaran, sedangkan siswa dengan tingkat rendah adalah
siswa yang imajinasinya rendah dan merupakan siswa yang pasif. Oleh
karena itu, tindakan guru yang harus dilakukan adalah memberikan
motivasi dan merubah cara belajar siswa dari pembelajaran
konvensional ke pembelajaran yang inovatif.
62
2. Kelas Eksperimen
Deskripsi pretes dan postes kreativitas di kelas eksperimen akan
diuraikan di bawah ini.
Tabel 4.4. Deskripsi Pretes dan Postes Kreativitas Siswa Kelas V Di
Kelompok Eksperimen Tahun 2011/2012
Kreativitas Kelompok Eksperimen
No. Tingkat
Kreativitas Siswa Kategori
Pretes Postes
f % f %
1 Sangat Tinggi 89-104 0 0 13 36
2 Tinggi 73-88 0 0 12 33
3 Sedang 57-72 6 17 11 31
4 Rendah 41-56 19 53 0 0
5 Sangat Rendah 25-40 11 30 0 0
Jumlah 36 100 36 100
Mean 48,89 79,72
Standar Deviasi 8,290 13,144
Nilai maksimal 65 100
Nilai minimal 35 60
N 36 36
Tabel 4.4 menunjukkan kreativitas dari data pretes di kelas
eksperimen, kategori 25-40 pada tingkat kreativitas sangat rendah
sebanyak 11 siswa dengan prosentase 30%, kategori 41-56 pada tingkat
kreativitas rendah sebanyak 19 siswa dengan prosentase 53%, kategori
57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 6 siswa dengan
prosentase 17%, sedangkan tidak ada siswa pada tingkat kreativitas
tinggi dan sangat tinggi. Tingkat kreativitas terbanyak adalah kreativitas
rendah. Dilihat dari data postes di kelas eksperimen, kategori 57-72
pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 11 siswa dengan prosentase
31%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 12 siswa
dengan prosentase 33%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat
tinggi sebanyak 13 siswa dengan prosentase 36%. Hasil dari postes
tidak menunjukkan siswa dengan tingkat kreativitas sangat rendah dan
rendah, sedangkan tingkat kreativitas sedang, tinggi, dan sangat tinggi
hampir sama jumlahnya.
63
Pada tabel 4.4 diketahui pula perbedaan mean atau nilai rata-rata
pretes 48,89 dan nilai rata-rata postes 79,72, standar deviasi pretes
8,290 berbeda dengan standar deviasi postes 13,144, nilai maksimal
pretes 65 berbeda dengan nilai maksimal postes 100, dan nilai minimal
pretes 35 berbeda dengan nilai minimal postes 60.
Hasil dari pretes kreativitas berbeda dengan hasil postes
kreativitas. Dari hasil postes, siswa dengan kategori kreativitas rendah
dan sedang yang kemudian meningkat menjadi siswa dengan kategori
kreativitas tinggi dan sangat tinggi adalah siswa yang memiliki
karakteristik yang cepat bosan dengan rutinitas di dalam kelas, ulet,
humoris, mandiri, memiliki percaya diri dan disiplin belajar yang
tinggi. Sedangkan siswa yang pada pretes berkategori kreativitas sangat
rendah dan di postes menjadi siswa dengan kategori kreativitas sedang
adalah siswa dengan karakteristik yang kaku dan kurang humor.
Sehingga siswa yang mengalami peningkatan ini adalah siswa yang
cocok menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR.
Perbedaan kreativitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
disebabkan adanya pengaruh pembelajaran yang digunakan guru dalam
mengajar mata pelajaran matematika di dalam kelas.
4.2.4. Hasil Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan analisis data, maka dilakukan uji prasyarat
analisis data. Uji prasyarat tersebut adalah uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji prasyarat ini untuk memenuhi asumsi dari statistik
parametris.
1. Hasil Uji Normalitas Data Pretes
Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel
telah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diambil dari data
pretes sebelum ada perlakuan baik di kelas kontrol atau di kelas
eksperimen. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 dilihat pada
64
tabel Test of Normality di kolom Kolmogorov Smirnov. Pedoman untuk
mengambil keputusan, yaitu:
a) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi
adalah tidak normal.
b) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05, distribusi
adalah normal.
Berikut adalah hasil analisis uji normalitas yang dilihat dari faktor
kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen) dan faktor gender di masing-
masing kelas.
Tabel. 4.5. Output Normalitas Data Kelas Dengan SPSS 16.0
kelas Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic df Sig.
pretes kontrol .146 27 .146
eksperimen .125 36 .169
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada kolom Kolmogorov-
Smirnova, nilai Sig. pretes di kelas kontrol 0,146 dan nilai Sig. pretes di
kelas eksperimen 0,169. Signifikansi hasil pretes di kelas kontrol 0,146
lebih besar dari 0,05 (0,146 ≥ 0,05), artinya distribusi data normal.
Signifikasi hasil pretes di kelas eksperimen 0,169 lebih besar dari 0,05
(0,169 ≥ 0,05), artinya distribusi data normal. Nilai siignifikansi dari
penghitungan dengan program SPSS 16.0, seluruh data kelas
terdistribusi normal sehingga analisis uji prasyarat normalitas terpenuhi.
Tabel. 4.6. Output Normalitas Data Gender Dengan SPSS 16.0
Gender
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Pretes Laki-laki .137 32 .130
Perempuan .137 31 .143
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada kolom Kolmogorov-
Smirnova, nilai Sig. pretes pada gender laki-laki 0,130 dan nilai Sig.
65
pretes pada gender perempuan 0,143. Signifikansi data gender laki-laki
0,130 lebih besar dari 0,05 (0,130 ≥ 0,05), artinya distribusi data
normal. Nilai signifikansi data gender perempuan 0,143 lebih besar
dari 0,05 (0,143 ≥ 0,05), artinya distribusi data normal. Nilai
siignifikansi dari penghitungan dengan program SPSS 16.0, seluruh
data gender terdistribusi normal sehingga analisis uji prasyarat
normalitas terpenuhi.
2. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah varian
kedua kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) homogen atau
tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dihitung
menggunakan bantuan program SPSS 16.0 yang dilihat pada tabel
Test of Homogeinity of variance di baris Based on Mean. Pedoman
untuk mengambil keputusan, yaitu:
a) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, varians
data tidak homogen.
b) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05, varians
data homogen.
Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas dari hasil nilai pretes
kreativitas siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel. 4.7. Output Homogenitas Dengan SPSS 16.0
Pretes df1 df2 Sig.
Based on Mean 1 61 .292
Tabel 4.7 menunjukkan pada baris Based on Mean, Sig. pretes
menunjukkan nilai 0,292. Nilai signifikansi 0,292 lebih besar dari 0,05
(0,292 ≥ 0,05), artinya varians data homogen. Varians data pretes dari
kelompok kontrol dan eksperimen adalah sama.
66
4.2.5. Hasil Uji Hipotesis
Pada bagian ini akan diuraikan hasil uji hipotesis dari deskripsi
silang, homogenitas dari ANOVA dan uji hipotesis 1, 2, dan 3.
1. Deskripsi Silang
Deskripsi silang merupakan hasil dari analisis data kreativitas
berdasarkan gender setelah ada tindakan yaitu pembelajaran yang
diterapkan di kelas kontrol atau kelas eksperimen. Data kreativitas
berasal dari data postes di kedua kelas penelitian tersebut. Hasil
deskripsi silang dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8. Hasil Kreativitas Berdasarkan Gender Siswa Kelas V
Dari Data Postes di Kelas Kontrol dan Kelas eksperimen Tahun 2011/2012
No Tingkat
Kreativitas Siswa Kategori
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
L P L P
f % f % f % f %
1 Sangat Tinggi 89-104 1 4 2 7 5 14 8 22
2 Tinggi 73-88 3 11 3 11 8 22 4 11
3 Sedang 57-72 8 30 7 26 5 14 6 17
4 Rendah 41-56 2 7 1 4 0 0 0 0
5 Sangat Rendah 25-40 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 14 52 13 48 18 50 18 50
Mean 67,86 72,31 78,33 81,11
Standar Deviasi 11,04 12,18 11,11 15,10
Nilai maksimal 90 95 100 100
Nilai minimal 55 55 60 60
N 14 13 18 18
Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat data postes hasil
kreativitas berdasarkan gender. Di kelas kontrol, siswa laki-laki di
kategori 41-56 pada tingkat kreativitas rendah sebanyak 2 siswa dengan
prosentase 7%, kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak
8 siswa dengan prosentase 30%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas
tinggi sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%, kategori 89-104 pada
tingkat kreativitas sangat tinggi sebanyak 1 siswa dengan prosentase
4% dan tidak ada siswa laki-laki dengan tingkat kreativitas sangat
67
rendah. Sedangkan, tingkat kreativitas siswa perempuan di kategori 41-
56 pada tingkat kreativitas rendah sebanyak 1 siswa dengan prosentase
4%, kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 7 siswa
dengan prosentase 26%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi
sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%, kategori 89-104 pada tingkat
kreativitas sangat tinggi sebanyak 2 siswa dengan prosentase 7%, dan
tidak ada siswa perempuan dengan tingkat kreativitas sangat rendah.
Selain itu, dapat diketahui pula mean postes laki-laki 67,86 dan
mean postes perempuan 72,31, standar deviasi postes laki-laki 11,04
dan standar deviasi postes perempuan 12,18, nilai maksimal postes laki-
laki 90 dan nilai maksimal postes perempuan 95, serta nilai minimal
postes laki-laki dan perempuan adalah 55.
Di kelas eksperimen, kategori siswa laki-laki di 57-72 pada
tingkat kreativitas sedang sebanyak 5 siswa dengan prosentase 14%,
kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 8 siswa dengan
prosentase 22%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi
sebanyak 5 siswa dengan prosentase 14% dan tidak ada siswa laki-laki
dengan tingkat kreativitas rendah dan sangat rendah. Sedangkan, siswa
perempuan dengan kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang
sebanyak 6 siswa dengan prosentase 17%, kategori 73-88 pada tingkat
kreativitas tinggi sebanyak 4 siswa dengan prosentase 11%, kategori
89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi sebanyak 8 siswa dengan
prosentase 22%, dan tidak ada siswa perempuan dengan tingkat
kreativitas rendah dan sangat rendah.
Selain itu, diketahui pula mean postes laki-laki 78,33 dan mean
postes perempuan 81,11, standar deviasi postes laki-laki 11,11 dan
standar deviasi postes perempuan 15,10, nilai maksimal postes laki-laki
dan perempuan adalah 100, dan nilai minimal postes laki-laki dan
perempuan adalah 60.
Berdasarkan hasil di atas dapat diuraikan tidak ada perbedaan
kreativitas laki-laki dan perempuan sekalipun tingkat kreativitasnya
68
berbeda. Kreativitas bukan dipengaruhi gender siswa melainkan dari
perlakuan yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran. Di kelas
kontrol menerapkan pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen
menerapkan pembelajaran Kerangka TANDUR.
2. Uji Asumsi ANOVA
Uji asumsi ANOVA atau uji Leven’s dilakukan untuk menguji
hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa masing-masing varian dari
variabel terikat adalah sama/ homogen. Dengan demikian hipotesis
yang akan diuji yaitu:
H0 = Varian variabel terikat adalah sama/ homogen
H1 = Varian variabel terikat adalah todak sama/ heterogen
Menurut Hartono (2011: 186) pengambilan keputusan uji Leven’s
didasarkan pada hasil probabilitas atau signifikansi yang diperoleh,
yaitu:
jika propabilitas > 0,05 maka hipotesis nihil diterima
jika propabilitas < 0,05 maka hipotesis nihil ditolak
Tabel 4.9.
Output Levene's Test of Equality of Error Variances Dengan SPSS 16.0
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:postes
F df1 df2 Sig.
1.732 3 59 .170
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent
variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + gender + kelas + gender * kelas
Tabel 4.9 menujukkan tes hitung sebesar 1,732 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,170. Oleh karena angka probabilitas lebih besar
dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti bahwa varian
69
variabel terikat adalah sama/ homogen, sehingga memenuhi asumsi
ANOVA. Dengan demikian analisis varian dapat dilanjutkan.
3. Hasil Analisis Varian
Hasil analisis varian dilihat dari Output Test Of Between-Subjects
Effect dengan bantuan SPSS 16.0. Hasil ini dilakukan untuk menguji
efek yang ditimbulkan oleh masing-masing subjek yang dirumuskan
dalam hipotesis.
a. Hipotesis 1
Adakah perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka TANDUR
terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan gender siswa SD
kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester 2 tahun
2011/2012.
Ho = Tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka
TANDUR terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan
gender siswa SD kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga
semester 2 tahun 2011/2012.
H1 = Ada perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka TANDUR
terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan gender siswa SD
kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester 2 tahun
2011/2012.
Tabel 4.10. Output Test Of Between Subjects Effects
Faktor Gender Dan Kelas
Source Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
gender * kelas 10.784 1 10.784 .068 .795
Error 9344.261 59 158.377
Total 370650.000 63
Corrected
Total 11005.556 62
70
Tabel 4.10 menunjukkan Fratio untuk faktor gender dan kelas
sebesar 0,68. Fratio dikonfirmasikan dengan Ftabel dan taraf signifiansi
0,05 (5%), dimana dk nya 1 untuk pembilang dan 59 untuk penyebut,
diperoleh angka 4,00 maka terlihat Ftabel lebih besar dari Fratio. Tingkat
signifikansi 0,795 (tidak signifikan karena nilainya > 0,05). Jadi H1
ditolak yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran
kerangka TANDUR terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan
gender siswa SD kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester
2 tahun 2011/2012.
b. Hipotesis 2
Ada perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang
menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Ho = Tidak ada perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang
menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H1 = Ada perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang
menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Tabel 4.11. Output Test Of Between Subjects Effects Faktor Kelas
Source Type III Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
kelas 1432.588 1 1432.588 9.045 .004
Error 9344.261 59 158.377
Total 370650.000 63
Corrected
Total 11005.556 62
Tabel 4.11 menunjukkan Fratio untuk faktor kelas sebesar 9,045.
Fratio dikonfirmasikan dengan Ftabel dan taraf signifiansi 0,05 (5%),
dimana dk nya 1 untuk pembilang dan 59 untuk penyebut, diperoleh
71
angka 4,00 maka terlihat Ftabel lebih kecil dari Fratio. Tingkat signifikansi
0,004 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti H1 diterima atau ada
perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang menggunakan
pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
c. Hipotesis 3
Ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara kelompok
siswa laki-laki dan perempuan.
Ho = Tidak ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara
kelompok siswa laki-laki dan perempuan.
H1 = Ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara kelompok
siswa laki-laki dan perempuan.
Tabel 4.12. Output Test Of Between Subjects Effects Faktor Gender
Source Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Gender 201.373 1 201.373 1.271 .264
Error 9344.261 59 158.377
Total 370650.000 63
Corrected
Total 11005.556 62
Tabel 4.12 menunjukkan Fratio untuk faktor gender sebesar 1,271.
Fratio dikonfirmasikan dengan Ftabel dan taraf signifiansi 0,05 (5%),
dimana dk nya 1 untuk pembilang dan 59 untuk penyebut, diperoleh
angka 4,00 maka terlihat Ftabel lebih kecil dari Fratio. H1 diterima H0
ditolak atau ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara
kelompok siswa laki-laki dan perempuan. Berdasarkan tingkat
signifikansi 0,264 (tidak signifikan karena nilainya > 0,05), artinya H0
tidak dapat ditolak yang berarti mean kreativitas laki-laki dan
perempuan tidak berbeda secara statistik.
72
4.3. Pembahasan Penelitian
Pembahasan ini mengacu pada data-data yang diperoleh selama
pelaksanaan penelitian dengan menerapkan pembelajaran kerangka
TANDUR dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang terhadap
kreativitas berdasarkan gender siswa SD kelas V semester 2 Gugus
Diponegoro Kota Salatiga Tahun 2011/2012. SD yang diberi perlakuan atau
treatmen adalah SDN Blotongan 02.
Hasil statistik menunjukkan tidak ada interaksi antara pembelajaran
TANDUR berdasarkan gender terhadap kreativitas siswa dalam mata
pelajaran matematika. Kreativitas siswa dipengaruhi adanya keingintahuan
yang cukup besar, keinginan untuk menemukan dan meneliti atau rasa
nyaman dalam pembelajaran, serta aktif dalam melaksanakan tugas yang
didapatkan siswa melalui pembelajaran inovatif yang dapat merangsang
kreativitas siswa. Hasil ini sejalan dengan penelitian Hastratudin berjudul
"Meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan emosional Siswa SMP
melalui pembelajaran Matematika Realistik” bahwa tidak ada interaksi
antara pembelajaran Matematika Realistik dengan gender terhadap
kemampuan berfikir kritis siswa.
Nilai rata-rata kreativitas di kelas eksperimen (79,72) dan kelas
kontrol (70,00). Perbedaan nilai rata-rata kreativitas tersebut dipengaruhi
oleh adanya metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran di
kelas. Pembelajaran yang dipengaruhi metode ini adalah matematika dengan
materi bangun ruang. Materi bangun ruang di kelas eksperimen diterapkan
dengan pembelajaran kerangka TANDUR dari rancangan belajar Quantum
Teaching sedangkan di kelas kontrol diterapkan dengan pembelajaran
konvensional. Berdasarkan nilai rata-rata kreativitas siswa yang belajar
matematika materi bangun ruang dengan menggunakan kerangka TANDUR
lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Pembelajaran TANDUR lebih dapat menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan dan meriah sehingga siswa dapat lebih nyaman, aktif,
kreatif, lebih dihargai, saling mendukung dan mampu bekerjasama untuk
73
menyelesaikan masalah. Melalui pembelajaran yang menyenangkan dapat
merubah persepsi siswa mengenai mata pelajaran matematika yang sulit,
menakutkan, dan membuat stres. Dengan demikian, untuk menciptakan
kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dapat menggunakan
pembelajaran kerangka TANDUR. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Tatik Harwining berjudul “Penerapan model
Quantum Teaching pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil
belajara siswa kelas IV Semeseter II Kecamatan Mojotengah Kabupaten
Wonosobo Tahun Ajaran 2010/2011” yang mampu meningkatkan
ketuntasan belajar IPS dari pelaksanaan siklus I adalah 80,45 menjadi 82,95
pada siklus II.hasil belajar.
Hasil kreativitas siswa laki-laki dan perempuan terlihat ada perbedaan
jumlah nilai, prosentase dan tingkat kreativitasnya, namun secara statistik
tidak berbeda. Bertambahnya jumlah siswa yang berada pada tingkat kreatif
tinggi dan sangat tinggi bukan disebabkan adanya pengaruh siswa tersebut
laki-laki atau perempuan, melainkan dari keingintahuan yang cukup besar,
keinginan untuk menemukan dan meneliti, rasa nyaman dalam
pembelajaran, serta aktif dalam melaksanakan tugas. Ciri-ciri tersebut
muncul ketika siswa mengalami pembelajaran yang baru yang lebih
menyenangkan, lebih meriah dan tidak membosankan. Hasil ini sejalan
dengan pernyataan Munandar (1992: 52) yang menyatakan bahwa
kreativitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja, tidak tergantung
pada jenis kelamin, sosial-ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu.
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat dipaparkan
beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis.
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusi peneitian bagi
ilmu pengetahuan. Implikasi teoritisnya sebagai berikut:
1) Setelah pembelajaran kerangka TANDUR yang disesuaikan
dengan standar proses menjadi lebih mudah digunakan oleh
74
guru, karena sudah mengalami perubahan dari tahap-tahap awal
pembelajaran kerangka TANDUR dan hasilnya terbukti bahwa
pembelajaran kerangka TANDUR lebih dapat mempengaruhi
kretivitas siswa dibandingkan pembelajaran konvensional.
Pembelajaran kerangka TANDUR dapat menciptakan suasana
belajar yang meriah dengan segala nuansanya di dalam dan di
sekitar momen belajar karena pembelajaran ini lebih mudah
diterapkan oleh guru dan pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dan meriah sehingga siswa dapat lebih nyaman,
aktif, kreatif lebih dihargai, saling mendukung dan mampu
bekerjasama untuk mendiskusikan masalah.
2) Hasil kreativitas siswa bukan disebabkan adanya gender,
melainkan keingintahuan yang cukup besar, keinginan untuk
menemukan dan meneliti, rasa nyaman dalam pembelajaran,
seta aktif dalam melaksanakan tugas yang didapatkan siswa
melalui pembelajaran yang inovatif, yang dapat merangsang
kreativitas siswa tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Munandar (1992: 52) yang menyatakan bahwa kreativitas dapat
terwujud dimana saja dan oleh siapa saja, tidak tergantung pada
jenis kelamin, sosial-ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu.
3) Pernyataan Dezolt & Hull (Santrock, 2007: 102) bahwa anak
perempuan lebih merasa terlibat dengan materi akademis, lebih
memperhatikan di kelas, berusaha lebih giat dalam bidang
akademis, dan lebih berpartisispasi di dalam kelas dibandingkan
anak laki-laki. Apabila dilihat dari perbedaan kognitif pada
penelitian nasional oleh departemen pendidikan AS tahun 2000,
anak laki-laki sedikit lebih baik dibandingkan perempuan dalam
matematika dan sains hasil tersebut tidak sejalan dengan
penelitian ini, karena jumlah kategori kreativitas sangat tinggi
dan tinggi siswa perempuan lebih banyak dibandingkan siswa
laki-laki pada pembelajaran matematika.
75
2. Implikasi Praktis
Implikasi praktis berhubungan dengan kontribusi penelitian bagi
sekolah, guru dan siswa. Pembelajaran kerangka TANDUR dapat
digunakan sebagai salah satu kebijakan yang dapat mempengaruhi
kreativitas siswa pada pembelajaran matematika. Baik siswa dengan
karakteristik yang ulet, mandiri, memiliki percaya diri dan disiplin
belajar yang tinggi, atau siswa yang cepat bosan dengan rutinitas di
dalam kelas, kaku dan kurang humoris. Pembelajaran dengan
kerangka TANDUR dari rancangan belajar Quantum Teaching dapat
menciptakan situasi belajar yang nyaman, menyenangkan, tidak
membosankan dan menumbuhkan rasa keingintahuan. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan Tatik Harwining yang berjudul
“Penerapan model Quantum Teaching pada pembelajaran IPS untuk
meningkatkan hasil belajara siswa kelas IV Semeseter II Kecamatan
Mojotengah Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2010/2011” mampu
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV, yaitu ada peningkatan
ketuntasan belajar dari pelaksanaan siklus I adalah 80,45 menjadi
82,95 pada siklus II. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh
pembelajaran Quantum Teaching.