Upload
hakhuong
View
216
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
52
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 TINJAUAN UMUM OBJEK PENELITIAN
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap
Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank
Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,
maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi.
Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula
beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan
berdasarkan prinsip syariah Islam.
Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah bank
ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan
jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan
pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai
harapan nasabah dengan prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan nasional
dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo ini
menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern
sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan
modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan
53
putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk.,
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember
2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off-)
yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh
Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,
jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen
menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel modern
terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi dengan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam
mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana
masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.
54
4.1.2 Visi Misi BRSyariah
Visi BRIS:
Menjadi Bank ritel terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan yang lebih
bermakna”.
Misi BRIS:
- Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan
financial nasabah;
- Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan
prinsip-prinsip Syariah;
- Menyediakan aksesibilitas ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun, di
manapun;
- Memungkinkan setiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup
dan ketentraman pikiran.
55
4.1.3 Struktur Organisasi BRISyariah cabang Malang
Customer
Service
Vicky Sri Rahayu
Kurniawan R.
Raden Dana
PIMPINAN CABANG AGUNG W. RAHARDJO
Financing
Risk
Manager
Asri
Area
Financing
Officer
M. Khoirul
Huda
Unit
Financing
Officer
Dwi
Lasmanto
MMM
Heri Kuncoro
Putro
Area Support
Dina Nurfiah
Relationship Officer
Sales Officer
Unit Head
Marketing
Manager
Sony Agung
Raharjo
Collection
Officer
Machfud
Windarto
AO
Funding Officer
RO KLS
Assistan
Manager
Operatil
Gunawati
Financing &
Support
Manager
Kristanti
Kantor Cabang
Pembantu
Branch Quality
Assurance Risa Dwi K.
Branch
Operation
Support
Putri Architasari Teller
Fevi Chandra P.
Anindya Dyah R.
Back Up
Frontliner
Back Office &
Kliring
Gigih Budi L.
Andry Priyo U.
General
Affair
Toni Dimas
A.
Branch
Administration
Elviera Novia
Penaksir
Madya
Penaksir
Muda
Endah
cahyaningha
yati
Legal Officer
Ali Syafiq
Financing
Administration
Dit Alfin H.
Appraisal &
Investigation
Yusron Falah
Report &
Custody
56
4.1.4 Produk-produk BRISyariah cabang Malang
4.1.4.1 Funding and Banking Services Group.
- Tabungan BRSyariah iB
Konsep syariah yang digunakan yaitu menggunakan akad yang sesuai
dengan Fatwa DSN No.MUI/IV/2000 tentang tabungan : AKAD
WADIAH YAD AD DHAMANAH yaitu titipan yang diberikan yang
diberikan satu pihak kepada pihak yang lain untuk dijaga dan
dikembalikan ketika diminta kemabali.
- Tabungan-KU BRISyariah iB
Konsep syariah sama dengan konsep dari tabungan BRISyariah iB
- Tabungan Haji BRISyaria iB
Konsep Syariah Tabungan haji BRISyaria iB menggunakan akad yang
sesuai dengan Fatwa DSN No. 2/DSN/2000 tentang tabungan, yaitu:
AKAD MUDHARABAH MUTLAQOH yaitu akad kerjasama suatu
usaha antara dua pihak dimana dana pemilik nasabah menyediakan
seluruh modal, sedang pihak pengelola dana /bank bertindak selaku
pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak
- Tabungan Impian BRISyariah iB
Konsep syariah yang digunakan sama dengan Tabungan Haji BRISyaria
iB
57
- Giro BRISyriah iB
Konsep Syariah yang digunakan sama dengan Tabungan BRSyariah iB
- Deposito BRISyariah iB
Konsep Syariah yang digunakan sama dengan Tabungan Impian
BRSyariah iB
4.1.4.2 E- Banking
- CMS (Cash Managemen System)
Yaitu Layanan Electronic Banking BRIS yang dapat digunakan oleh
nasabah perusahaan untuk melakukan aktifitas terhadap rekening gironya
di BRISyariah dan memperoleh informasi bank melalui koneksi internet.
- ATM, Kartu ATM dan Co-Branding
ATM dalam bahasa inggris dikenal dengan Automathic Teller
Machine, atau dalam bahasa indonesia dikenal dengan sebutan
anjungan tunai mandiri, ATM merupakan alat elektronik yang
digunakan untuk bertransaksi secara elektronis seperti mengecek
saldo, mentransfer uang dan juga mengambil uang dari mesin ATM
tanpa perlu dilayani seorang teller.
Kartu ATM BRIS adalah fasilitas alat bantu yang dikeluarkan oleh
BRISyariah berbentuk kartu, yang secara elektronik dapat digunakan
dimesi ATM, dan juga dapat berfungsi sebagai kartu pembayaran
(kartu debit)
58
Co-Branding yaitu kerjasama penerbit kartu untuk anggota dan atau
konsumen dari institusi mitra (nasabah)
- EDC (Electronic Duta Capture)
EDC Micro merupakan Layanan penerimaan setoran tunai (online
pickup) angsuran pembiayaan mikro BRIS melalui mesin EDC oleh
petugas mikro BRIS
EDC Cabang, mesin EDC BRIS yang ditempatkan dikantor cabang
BRIS baik itu di CS, Teller, maupun di Hall, yang berfungsi sebagai
EDC mini ATM
EDC Mitra, skema kerjasama dalam penempatan mesin EDC BRIS di
lokasi nasabah, (baik perorangan maupun badan hukum) sebagai
sarana bisnis bagi nasabah tersebut.
EDC Purchase, media transaksi ber4basis kartu yang menggunakan
teknologi wireless (GPRS) sehingga dapat dioperasikan secara mobile
untuk menerima transaksi pembayaran belanja (debit card),
ditemparkan di merchane-merchane sbagai pengelola mesin EDCBRIS
dengan skema kerjasama.
- E-payroll
Merupakan fitur layanan dari CMS BRISyariah yang dapat dipergunakan
untuk melakukan proses pembayaran gaji secara kolektif.
- SMS Banking
59
Layanan SMS Banking BRIS merupakan layanan pernakan 24X7 jam
yang dapat diakses nasabah melalui telephone seluler dengan
menggunakan media plain short massage service dari operator
telekomunikasi ke short dialing code
- Mobile BRIS
Layanan mobile BRIS memiliki fitur yang terdiri dari 2 kategori, financial
seperti inquiry saldo, inquiry mutasi 3 transaksi terakhir, inquiry tagihan
telephone dll dan non-financial terdiri dari teransfer antar rekening
BRISyariah, pembayaran ZIS, transfer antar bank lain dll.
4.1.4.3 Customor Financing Group
- KPR (kepemilikan pembiayaan rumah) BRISyariah iB
Pembiayaan kepemilikan rumah kepada perorangan untuk memenuhi
sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan hunian dengan menggunakan
prinsip jual beli (murabahah) dimanan pembayarannya secra angsuran
dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan dimuka dan dibayar setiap
bulan.
- KPR sejahtera iB
Untuk pembiayaan rumah dengan dukukngan bantuan dana fasilitas
likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) kepada masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) dalam rangka kepemilikan rumah sejahtera
yang dibeli dari pengembang (developer)
60
- KKB (kepemilikan kendaraan bermotor) BRISyariah iB
Pembaiayaan kepemilikan mobil kepada nasabah perorangan untuk
memenuhi kebutuhan akan kendaraan bermotor dengan menggunakan
prinsip jual beli (murabahah) dimanan pembayarannya secra angsuran
dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan dimuka dan dibayar setiap
bulan.
- EmBP (Employee Banafit Program) BRISyariah Ib
Program kerjasama dari BRIS yang dituangkan dalam master agreement
berupa fasilitas pembiayaan langsung kepada pegawai dari perusahaan
yang memenuhi criteria bank BRISyariah
- KMG/KMJ (kepemilikan multi guna jasa) BRISyaria Ib
Pembiayaan yang doberikan khisi untuk pegawai perusahaan yang sudah
melakukan master agrrement dengna bank BRISyariah, untuk memenuhi
segala kebutuhan barang/jasa yang bersifat konsumtif dengan cara yang
mudah.
- PKE (pembiayaan kepemilikan emas) BRISyariah iB
Pembiayaan kepada perorangan untuk tujuan kepemilikan Emas dengan
menggunakan Akad Murabahah diman pengembalian pembiayaan
dilakukan dengan mengangsursetiap bulan sampai dengan jangka waktu
selesai sesuai dengan kesepakatan.
- PPHI (pembiayaan pengurus ibadah haji) BRISyariah iB
61
Pembiayaan dari BRIS untuk mengurus booking seat pelaksanaan ibadah
haji dengan menggunakan akad qord dan akad ijarah.
- Gadai BRISyariah
Pembiayaan untuk kebutuhan mendesak dan modal kerja usaha dengan
jaminan berupa emas gadai menggunakan perjanjian pinjaman dana (qord)
dan perjanjian pemberian jasa berupa pemeliharaan emas.
4.1.4.4 Micro Banking Group
- Mikro 25 iB
Tujuan produktif Pembiayaan kepada nasabah eksiting / calon nasabah
Mikri Banking dengan tujuan pembelian barang-barang konsumsi yang
digunakan sendiri oleh nasabah atau keluarga, untuk pembelian rumah,
tanah, bahan-bahan umntuk renovasi rumah, pemelian kendaraan
bermotor, pembelian alat-alaat elektronika, yang saat ini belum digarap
oleh segmen mikri banking BRISyariah.
- Mikro 75 iB
Tujuan produktif Pembiayaan kepada nasabah eksiting / calon nasabah
Mikri Banking dengan tujuan pembelian barang-barang konsumsi yang
digunakan sendiri oleh nasabah atau keluarga, untuk pembelian rumah,
tanah, bahan-bahan umntuk renovasi rumah, pemelian kendaraan
bermotor, pembelian alat-alaat elektronika, yang saat ini belum digarap
oleh segmen mikri banking BRISyariah.
62
- Mikro 500 Ib
Tujuan produktif Pembiayaan kepada nasabah eksiting / calon nasabah
Mikri Banking dengan tujuan pembelian barang-barang konsumsi yang
digunakan sendiri oleh nasabah atau keluarga, untuk pembelian rumah,
tanah, bahan-bahan umntuk renovasi rumah, pemelian kendaraan
bermotor, pembelian alat-alaat elektronika, yang saat ini belum digarap
oleh segmen mikri banking BRISyariah.
4.1.4.5 Retail and Linkage Group
- Pembiayaan KOPKAR Pembiayaan Koperasi Karyawan
Pembiayaan yang diberikan kepada koprasi kareyawan dengan
mekanisme executing, yang ditynjukkan untuk memenuhi kebutuhan
konsumtif para karyawan.
- Pembiayaan Konstruksi Pengembangan Perumahan Untuk
Developer
Pembiayaan kepada pengembangan developer perumahan untuk
konstruksi rumah
- Pembiayaan Beragunan Tunai
Fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dengan tetap
memenuhi unsure mepatuhan keoada ketentuan syariah yang berlaku,
dimana pembiayaan dijamin penuh dengan agunan tunai nerupa deposito
BRISyariah
63
- Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Usaha
Pembiayaan yang diberikan nasabah untuk pembelian kendaraan roda 4
atau lebih (kendaraan penumpang dan . komersial) yang digunakan
sarana pendukung usaha (untuk operasional perusahaan) dalam hal ini
tidak termasuk alat berat & usaha transportasi.
- Pembiayaan Usaha SPBU
Fasilitas pembiayaam yang diberikan kepada para pengusaha SPBU baik
unytuk memenuhi kebutuhan modal kerja maupun investasi (pembelian
SPBU, pembangunan SPBU baru, maupun renovasi SPBU)
4.2 PAPARAN HASIL PENELITIAN
4.2.1 Implementasi Manajemen Risiko BRISyariah Cabang Malang.
Sepanjang tahun ini BRISyariah cabang Malang telah mengimplementasikan
manajemen risiko, Manajemen Bank berperan secara proaktif dalam proses
pengelolaan risiko dan mendorong seluruh karyawan untuk berperan aktif dalam
mengelola risiko sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing.
BRISyariah Cabang Malang memandang bahwa peningkatan kesadaran risiko sangat
penting bagi seluruh karyawan. Sejalan dengan itu peningkatan pemahaman dan
kemampuan karyawan senantiasa diperbaharui dan ditingkatkan melalui kampanye
kesadaran risiko, serta pelatihan-pelatihan terkait yang dilakukan di kantor pusat dan
seluruh cabang.
64
Manajemen risiko bertujuan untuk menciptakan nilai tambah jangka panjang
bagi seluruh stakeholder, BRISyariah Cabang Malang mengelola risiko yang timbul
dalam menjalankan bisnis maupun pelayanan bank secara proaktif melalui
mekanisme kontrol yang terukur dan perhitungan imbal hasil yang memadai atas
risiko yang diambil. BRISyariah menerapkan pendekatan yang menyeluruh terhadap
delapan jenis risiko sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.13/23/PBI/2011
tanggal 2 November 2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko pasar, risiko strategik, risiko kepatuhan, risiko reputasi, dan risiko
hukum.
Dalam pengelolaan manajemen risiko BRISyariah Cabang Malang menerapkan
prinsip three line of defense dalam proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
penyediaan laporan yang memadai di dalam kerangka pengendalian risiko secara
menyeluruh dan handal, yaitu:
1. Unit bisnis berperan sebagai pertahanan tingkat pertama dan bertanggung
jawab terhadap eksposur risiko bisnis mereka dari hari ke hari. Unit bisnis
wajib untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, mengontrol dan memitigasi
risiko yang melekat pada bisnisnya masing-masing.
2. Tingkat kedua Grup Manajemen Risiko dan Kepatuhan merupakan unit kunci
yang berperan dalam memberikan pertahanan melalui fungsi pemantauan
yang independen. Unit manajemen risiko melakukan review dan
65
merekomendasikan batasan dan mitigasi risiko terhadap produk dan aktivitas
bisnis, selanjutnya bekerja sama dengan unit bisnis memastikan bahwa risiko
yang diambil oleh unit bisnis telah teridentifikasi secara tepat, terukur dan
dikelola sesuai dengan parameter yang telah disetujui dan dilaporkan kepada
para pihak terkait. Unit Kepatuhan mengelola risiko kepatuhan dan
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh peraturan yang
diterbikan oleh Bank Indonesia dan otoritas lainnya yang memiliki
kewenangan menerbitkan peraturan telah disosialisasikan dan diikuti oleh
seluruh unit bisnis terkait di seluruh aktivitas bank dan tingkatan, organisasi.
3. Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) berperan sebagai pertahanan tingkat
ketiga bisnis partner yang membantu bank dalam kerangka kerja manajemen
risiko. SKAI bertugas untuk melakukan kontrol melalui pengujian dan audit
secara independen atas ketepatan proses unit bisnis dan unit pendukungnya
dan memastikan bahwa mereka telah melakukan fungsi dan tanggung
jawabnya serta mematuhi kebijakan dan prosedur yang berlaku,
menghindarkan bank dari segala risiko dan nasabah dari segala risiko. Dan
hasil laporan audit internal akan dilaporkan kepada dewan direksi dan dewan
komisaris.
BRISyariah Cabang Malang dalam menghadapi persaingan perbankan yang
semakin ketat dengan competitor dalam sumber daya saing adalah:
1. Meningkatkan pelayanan service nasabah yang baik,
66
2. Meningkatkan pelayanan petugas yang intensif dilapangan, peningkatan
persaingan teknologi, mengingat kondisi sekarang dengan jaman yang
semakin menunjukkan kecanggihan tekhnologi maka BRISyariah cabang
malang maka peningkatan teknologi dengan cara meningkatkan pelayanan E-
Banking yaitu, menambah kapasitas ATM (anjungan tunai mandiri) yang bisa
digunakan untuk pengisian pulsa seluler, tarik tunai, transfer. Tidak hanya
ATM peningkatan dalam peningkatan tekhnologi BRISyariah mempunyai
layanan CMS (cash manajemen system) yang bertujuan untuk kemudahan
transaksi nasabah perusahaan dengan aman dan nyaman dalam memperoleh
informasi bank, internet Banking, dll.
3. Meningkatkan inovasi produk, dalam inovasi produk BRISyariah cabang
malang melakukan inovasi bermacam-macam produk dan sampai saat ini
BRISyariah cabang malang mempunyai berbagai macam produk yang terdiri
dari Produk penghimpunan dana (Tabungan Faedah BRISyariah iB, Tabungan
Haji BRISyariah iB, Tabungan Impian BRISyariah iB, TabunganKu
BRISyariah iB, Giro BRISyariah iB, Deposito BRISyariah iB). Produk
pembiayaan (Financing product) yang terdiri dari ( KPR (Kepemilikan
Rumah) BRISyariah iB, KPR (Kepemilikan Rumah) Sejahtera BRISyariah iB,
KKB (Kepemilikan Kendaraan Bermotor) BRISyariah iB, KMG
(Kepemilikan Multi Guna) BRISyariah iB, PKE (Pembiayaan Kepemilikan
Emas) BRISyariah iB, Gadai BRISyariah iB. Mikro 25 BRISyariah iB, Mikro
67
75 BRISyariah iB, Mikro 500 BRISyariah iB, Pembiayaan Koperasi
Karyawan, Pembiayaan Konstruksi Pengembangan Perumahan untuk
Developer, Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Usaha
4. Memperbanyak kantor, saat ini BRISyariah memiliki 52 Kantor Cabang, 199
Kantor Cabang Pembantu, 8 Kantor Kas, 573 Kantor Layanan Syariah
5. Meningkatkan promosi, promosi yang dilakukan BRISyariah adalah melalui
radio, spanduk, alim ulama, dan iklan TV.
Pemaparan strategi lam menghadapi competitor diatas sesuai dengan
pernyataan Bapak Agung selaku pimpinan BRISyariah Cabang Malang mengatakan
bahwa:
“persaingan itu sehat, karena dengan adanya persaingan maka akan
muncul inovasi-inovasi baru yang positif, strategi Bank dalam kekuatan
sumber daya saing adalah dengan beradu pelayanan, semakin gencar
berinovasi produk, meningkatkan petugas yang intensif dilapangan, perbaikan
jaringan komunikasi, tekhnologi, perbanyak kantor, dan promosi yang
semankin gencar.
Bapak Agung juga mengemukakan Strategi BRISyariah cabang malang dalam
mengembangkan sumber daya manusia dalam melengkapi risiko bank yaitu:
`“mengembangkan strategi melengkapi risiko bank adalah dengan
cara perekrutan staff yang berkualitas yang tepat dan terlatih untuk
memungkinkan kepatuhan pemeliharaan prosedur manajemen risiko yang
telah ditetapkan. Perekrutan dimulai dari interview, psikotest, kesehatan
jasmani & rohani, training (class & learning by doing)”
BRISyariah cabang Malang dalam mengembangkan strategi dalam
melengkapi pengembangan risiko sumber daya adalah dengan cara merekrut staff
68
yang berkualitas dan terlartih untuk dapat mematuhi dan memelihara prosedur risiko
bank yang telah ditetapkan, BRISyariah dengan beberapa langkah yaitu:
1. Interview, semua calon karyawan harus melewati interview, interview yang
dilakukan oleh beberapa penanya, yaitu pimpinan cabang, pimpinan kantor
cabang pembantu.
2. Psikotes, setelah calon karyawan lulus dalam test interview maka test
selanjutnya adalah psikotes yang bertujuan untuk mengetahui keadaan
karakter psikologis secara mental calon karyawan
3. Kesehatan, test kesehatan dilakukan setelah calon karyawan lulus psikotes
maka akan melakukan tes secara jasmani dan rohani.
4. Dan setelah karyawan dinyatakan masuk maka akan diberikan training secara
class dan learning by doing, trening class dengan pemberian materi-materi
perbankan, training learning by doing diberikan dengan kerja sambil training.
BRISyariah cabang Malang Dalam menentukan tingkat toleransi risiko dewan
direksi dan dewan eksekutif sudah membahas tingkat risiko yang siap diambil secara
nasional dan perwilayah, BRISyariah juga mempunyai pusat data dan dan tim ahli
yang ditugaskan menganalisis setiap transaksi keuangan, BRIS juga mempunyai
satuan tim audit internal (SKAI) yang setiap tahun memeriksa semua kantor, dan
ditingkat kantor cabang juga ada Branch Quality Asurance (BQA) yang memepunyai
tugas untuk memeriksa secara rutin setiap kegiatan operasional dan pembiayaan bank
dan hasilnya setiap tahun kinerja BQA juga akan diperiksa oleh SKAI, dan
69
pemeriksaan juga berlanjut dengan akuntan public, KAP yang dipakai oleh BRIS
adalah (KAP) Purwantono, Suherman & Surja (anggota Ernst & Young Global).dan
hasil pemeriksaan yang akan dipublikasikan kepada umum adalah laporan
konsolidasi BRISyariah. Hal ini seperti yang telah dikemukakan oleh pimpinan
kantor Cabang BRISyariah dalam interviewnya yaitu:
“ untuk menentukan tingkat toleransi risiko dewan direksi dan dewan
eksekutif sudah membahas tingkat risiko yang siap diambil secara nasional
dan perwilayah, kita juga mempunyai pusat data dan dan tim ahli untuk
menganalisis setiap transaksi keuangan, kita juga mempunyai satuan tim
audit internal (SKAI) yang setiap tahun memeriksa semua kantor, dan di
kantor cabang juga ada Branch Quality Asurance (BQA) yang memepunyai
tugas untuk memeriksa secara rutin setiap kegiatan operasional dan
pembiayaan bank dan hasilnya akan diperiksa SKAI, kita juga diperiksa
akuntan public, KAP yang dipakai anggota Ernst & Young yang sudah dalam
lingkup internasional,
Dalam praktiknya BRISyariah dalam merencanakan dan mementukan
Tingkat toleransi risiko yang disetujui oleh beberapa pihak yaitu: Bank Indonesia,
OJK (otoritas jasa keuangan), tim direksi dan juga komisaris BRIS akan disampaikan
kedalam organisasi meliputi, Bank Pusat, Cabang-cabang dan juga kantor cabang
pembantu dan pelaksanaanya juga sudah dimonitoring. Hal ini seperti yang telah
dipaparkan Bapak. Agung selaku pimpinan Cabang Malang:
“tingkat toleransi risiko yang sudah disetujui dibicarakan oleh BI,
OJK, dewan direksi maupun komisaris akan disampaikan ke jajaran bawah
dan akan dimonitoring pelaksanaanya”
Dalam melaksanakan tujuan Bank, BRIS melakukan interaksi yang dilakukan
antar manajemen Bank dan karyawan dengan pemaparan dan pemahaman visi dan
70
misi BRIS dalam training khusus, dan juga dituangkan dalam semboyan “PASTI
OKE” yang selalu diingatkan dipagi hari sebelum karyawan melakukan aktifitas.
- Profesional: Kesungguhan dalam melakukan tugas sesuai dengan standar
teknis dan etika yang telah ditentukan
- Antusias: Semangat atau dorongan untuk berperan aktif dan mendalam pada
setiap aktivitas kerja.
- Penghargaan Terhadap SDM: Menempatkan dan menghargai karyawan
sebagai modal utama perusahaan dengan menjalankan upaya-upaya yang
optimal sejak perencanaan, perekrutan, pengembangan dan pemberdayaan
SDM yang berkualitas serta memperlakukannya baik sebagai individu
maupun kelompok berdasarkan saling percaya, terbuka, adil dan menghargai.
- Tawakal: Optimisme yang diawali dengan doa yang sungguh-sungguh, yang
dimanifestasikan melalui upaya yang sungguh-sungguh serta diakhiri dengan
keikhlasan atas hasil yang dicapai.
- Integritas: Kesesuaian antara kata dan perbuatan dalam menerapkan etika
kerja, nilai-nilai, kebijakan dan peraturan organisasi secara konsisten sehingga
dapat dipercaya dan senantiasa memegang teguh etika profesi dan bisnis,
meskipun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya
- .BerOrientasi Bisnis: Tanggap terhadap perubahan dan peluang, selalu
berpikir dan berbuat untuk menghasilkan nilai tambah dalam pekerjaannya.
71
- KEpuasan Pelanggan: Memiliki kesadaran sikap serta tindakan yang
bertujuan memuaskan pelanggan eksternal dan internal di lingkungan
perusahaan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh pimpinan cabang BRISyariah Malang,
“visi dan misi kita harus paparkan dari awal dengan jelas dan itu ada
training khusu, dalam implementasinya untuk menunjang visi misi tersebut
kita punya semboyan “PASTI OKE” yang selalu kita bacakan diwaktu pagi
hari, dan itu sudah menjadi budaya, dari implementasi itu apa prilaku yang
boleh dan tidak boleh ”
Dalam praktiknya pelaporan informasi berbasis risiko manajemen senior dan
dewan direksi menerima dan meminta laporan manajemen berbasis risiko secara
efektif dan sesuai standart, karena pelaporan risiko menjadi kewajiban dan sudah
menjadi sistem yang harus dilakukan di BRIS, dan hasil pelaporan tersebut dikontrol
oleh OJK dan BI secara sistematis. Setiap bank harus memiliki laporan manajemen
berbasis risiko karena laporan berbasis risiko itu sangatlah penting bagi kalangsungan
perbankan, dan jika suatu perbankan tidak mempunyai laporan manajemen berbasis
risiko maka akan menimbulkan risiko yang tinggi dan akan berbahaya karena
perbankan secara langsung akan berpengaruh dengan perekonomian nasional secara
eksternal dan akan berpengaruh terhadap customor secara internalnya. Seperti
yangtelah dipaparkan oleh Bapak, Agung, yaitu:
“ kita punya laporan berbasis risiko itu menurut aturan bank dunia,
bank indonesia dan OJK, karena itu sudah disistim tentang pelaporan
manajemen yang sesuai standart , dan bank kalau tidak ada itu tutup, karena
berbahaya bagi customornya karena hight risk berbahaya dan berpengaruh
secara system ekonomi nasional, setiap bank mempunyai aturan kalau tidak
kena denda dan pada ujung-ujungnya ditutup”
72
Dalam menerapkan manajemen risiko BRISyariah Cabang Malang telah
mengelola delapan risiko, yaitu:
1. Risiko Pembiayaan
Risiko pembiayaan pada umumnya merupakan risiko utama Bank yang
berasal dari konsekuensi bank sebagai pemberi pinjaman. Risiko pembiayaan
timbul akibat nasabah gagal memenuhi kewajibannya kepada Bank. Upaya
BRISyariah cabang Malang dalam mengurangi terjadinya risiko pembiayaan
adalah dengan cara menganalisa pembiayaan yang akan diberikan kepada
nasabah BRISyariah, yaitu dengan analisa 5 C:
Carakter, bagaimana siklus pembayaran nasabah kepada bank lain
sebelum mengajukan ke BRISyariah
Capital, dilihat dari sisi modal, perputaran usaha
Capasiti, kemampuan bayar nasabah juga perlu dipertimabangkan, untuk
PNS yang mengajukan pembiayaan KPR maka pembayaranya adalah 35%
dari gaji angsuranya.
Coleteral, kajian bagaimana jaminan yang diberikan nasabah kepada pihak
BRISyariah
Condisi, dalam memberikan pembiayaan kondisi saat ini juga perlu
dipertimbangkan.
Dalam meningkatkan pengelolaan manajemen risiko pembiayaan
BRISyariah Cabang Malang terus melakukan pebembangan-pengembangan
73
dalam segi tekhnologi dengan mengembankan SMSBanking, Internet Banking,
ATM dan untuk melengkapi teknologi dibutuhkan pengembangan sumber daya
manusia yang mempunyai keimanan dan ketaqwaan.
Informasi yang disajikan oleh BRISyariah kepada nasabah terkait
pembiayaan adalah, dokumen, kewajiban nasabah, dan aturan-aturan
pembiayaan, pemaparan kelanjutan pembiayaan kedepannya. Sedangkan
informasi yang diminta kepada nasabah BRISyariah terkait dengan pembiayaan
adalah informasi abstrak (checking kepada bank lain, BI, warga sekitar nasabah
yang bersangkutan) dan absolute (KTP, legalitas usaha, laporan kauangan,
rekening korana, jaminan, surat tanah).
Jangka waktu pembiayaan yang diberikan BRISyariah kepada nasabah
tergantung dengan pembiayaan yang diajukan oleh nasabah, untuk KPR
dibutuhkan waktu sekitar 2 hari, pembiayaan Mikro membutuhkan waktu 1-2
hari, untuk kredit dengan jaminan deposito 2-3 jam. Limit yang diberikan
BRISyariah adalah untuk KPR tidak terbatas, pembiaayaan Mikro 500 juta,
Dalam menangani kredit yang bermasalah / kredit macet BRISyariah
melakukan tiga tahap:
- Penagihan secara intentif.
- Penyelamatan (3R, Rescheduling perpanjangan jangka waktu pembayaran,
restructuring, perubahan struktur pembiayaan, Recondicioning, perubahan
syarat pembiayaan )
74
- Penyelesaian pembiayaan. (penjualan jaminan / lelang / eksekusi
pengadilan)
Hal ini seperti yang telah dikemukakan Bapak Agung yaitu:
“ dengan analisa 5 C “Carakter, yaitu kita liahat bagaimana nasabah
ini mempunyai siklus pembayaran dengan bank lain, Capital, kita lihat dari
sisi perputaran usahanya bagaiman modalnya, Capasiti yaitu bagaiman
kemampuan bayar nasabah, Coleteral kita lihat bagaimana jaminanya sesuai
apa tidak, Condisi, kita lihat bagaimana kondisi yang sedag terjadi saat ini”
“ kebutuhan yang akan dikembangkan untuk sekarang ini adalah
SDM dan tekhnologi, karena sekarang teknoligi sudah semakin maju, jika kita
mempunyai tekhnologi yang bagus tetapi SDM yang jelek yang percuma, jadi
SDM yang kita butuhkan adalah SDM yang mempunyai keimanan dan
ketaqwaan.
“ kita informasikan dokumen apa saja yang dibutuhkan, kita
informasikan apa saja kewajiban nasabah, aturan-aturan pembiayaan.
“kita minta KTP, surat ijin usaha, legalitas, laporan keuangan,
rekening Koran untuk yang absolute, untuk yang abstrak kita akan mencari
informasi dengan menanyakan kepada tetangga, kita akan melakukan
checking kepada BI, kepada bank lain.
“jangka waktu pembiayaan itu tergantung dari jumlah pinjamannya,
bisa 1-2 hari atau juga bisa dengan 1 bulan, jika pinjamanya 5 juta satu hari
selesai, jika pinjaman dengan kredit dengan jaminan deposito ya 2 jam
selesai.
“kita dalam menangani pembiayaan yang bermasalah dengan
penagihan secara intensif, kita utamakan penyelamatan dengan 3R
(Rescheduling perpanjangan jangka waktu pembayaran, restructuring,
perubahan struktur pembiayaan, Recondicioning, perubahan syarat
pembiayaan) dan yang terakhir adalah penyelesaian dengan by lelang
jaminan, atau eksekusi pengadilan.
2. Risiko Pasar
Strategi Risiko pasar BRISyariah dalam bersaing dengan competitor lain
adalah dengan melakukan beberapa hal, yaitu:
- Menarik sebanyak-banyaknya dana murah lewat tabungan agar BRIS
yariah cabang Malang dalam melakukan pembiayaan bisa bersaing dengan
75
competitor, dan hal yang dihindari BRIS dalam risiko pasar adalah dengan
menarik dana mahal dengan menjual murah karena dapat merugikan pihak
bank.
- Dengan penambahan dan pembangunan kantor, baik kantor cabang, kantor
cabang pembantu, kantor kas.
- Yang terakhir adalah dengan meningkatkan tekhnologi.
Seperti yang telah dikemukakan Bapak agung, BRISt=yariah Cabang
Malang dalam meningkatkan pengelolaan manajemen risiko pasar adalah.
“dalam meningkatkan risiko pasar yang kita lakukan adalah menari supaya
ketika BRIS melakukan pembiayaan bisa bersaing dengan competitor, dan hal
yang dihindari kita hindari adalah menarik dana mahal dengan menjual
murah karena itu bisa merugikan kita, dan lagi kita akan menambah kantor
dan meningkatkan tekhnologi”
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas dapat terjadi ketika sebuah bank tidak dapat memenuhi
kewajiban finansialnya kepada nasabah atau counter party secara tepat waktu
dengan biaya yang wajar. Manajemen risiko likuiditas merupakan hal yang sangat
penting karena dapat berdampak signifikan terhadap keberlangsungan bisnis.
BRISyariah unggul dalam posisi likuiditas dengan posisi CAR 13%
dengan dengan batas CAR BI 8%, BRISyariah diantara bank syariah adalah bank
syariah yang mempunyai modal paling besar 1,5 Triliyun. Dalam praktinya BRIS
cabang Malang belum pernah mengalami kekurangan likuiditas.
76
BRISyariah dalam memantau posisi likuiditas ada bagian sendiri, yaitu
bagian tresuri yang terletak dipusat, bagian treasury memiliki tugas utama
mengelola likuiditas secara optimal untuk mencukupi kebutuhan operasional
bank, kebutuhan nasabah dan pemenuhan cadangan likuiditas sesuai ketentuan
Bank Indonesia (BI). Dan memantau posisi keuangan perbankan setiap transaksi
keluar masuk uang perbankan, karena uang masuk dan keuluar pada perbankan
tidak hanya berhenti pada bgaian teller saja, tapi juga dikontrol oleh manajemen
pusat, Strategi untuk mengurangi posisi risiko likuiditas adalah dengan cara
memperbanyak pendanaan pihak ke tiga dan meningkatkan pembiayaan yang
sehat dan manajemen yang bagus, pendanaan akan meningkat dan baik jika
berada pada dana murah.
Bank senantiasa melakukan proses identifikasi atas sumber-sumber
pendanaan, memelihara akses ke pasar uang, serta menetapkan strategi
diversifikasi sumber pendanaan tersebut dari berbagai segmen termasuk
melakukan behavior alanalysis atas dana pihak ketiga. Bank juga memastikan
pemenuhan terhadap cadangan minimum (GWM). Kebijakan, prosedur dan
metodologi pengukuran secara berkala, dievaluasi dan direview oleh Risk
Management Group bersama-sama dengan Treasury Group, dan apabila
diperlukan dilakukan pembaharuan dan senantiasa disesuaikan dengan kondisi
terkini dan regulasi terkait. Manajemen senior secara berkala memantau eksposur
77
dan strategi pengelolaan risiko likuiditas sekurangnya satu kali dalam satu bulan
melalui rapat Asset and Liability Committee (ALCO).
“saat ini kita punya CAR masih 13% lebih sedangkan ambang batas dari
BI adalah 8%, jadi kita masih unggul dalam posisi likuiditas, BRISyariah adalah
perbankan yang mempunyai pendanaan terbesar diantara Bank syariah yang
lainnya”
“kita ada bagian sendiri yang memantau posisi likuiditas, yaitu bagian
treasury yang bertugas untuk menganalisa kita punya laporan keuangan, bagian
tresuri ada dipusat”
“ dengan memperbanyak dana murah dan meningkatkan manajemen yang
bagus, jadi pendanaan akan meningkat jika dalam posisi dana murah”
“untuk mengelola kita harus mengidentifikasi atas sumber-sumber
pendanaan, memelihara akses ke pasar uang, serta menetapkan strategi
diversifikasi sumber pendanaan tersebut dari berbagai segmen termasuk kita
melakukan behavior alanalysis atas dana pihak ketiga. Bank juga memastikan
pemenuhan terhadap cadangan minimum (GWM). Kebijakan, prosedur dan
metodologi pengukuran secara berkala, dievaluasi dan direview oleh Risk
Management Group bersama-sama dengan Treasury Group, dan jika diperlukan
dilakukan pembaharuan dan selalu disesuaikan dengan kondisi terkini dan
regulasi terkait. Manajemen senior secara berkala memantau eksposur dan strategi
pengelolaan risiko likuiditas sekurangnya satu kali dalam satu bulan melalui rapat
Asset and Liability Committee (ALCO).
4. Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses
internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan system, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional Bank. Faktor-faktor yang menyebankan terjadinya risiko operasional
di BRISyariah antara lain:
- Faktor dalam kegagalan proses internal, sebagai contoh kesalahan
pengiriman dokumen kepada nasabah yang tidak berhak, kesalahan
pembukaan rekening dan transaksi. Sumber risiko yang bisa mengakibatkan
78
terjadinya hal seperti yang dicontohkan adalah kesalahan pembuatan model
dan metodologi dan kesalahan membuat rancangan urutan kerja dengan
tahapan proses yang tidak jelas.
- Faktor manusia, contohnya adalah kesalahan dalam melaksanakan transaksi
dan prosedur,dll
- Kegagalan sistem dan teknologi, jika bank mengganti tekhnologi yang
dengan teknologi baru dan belum berjalan dengan lancer dan mengakibatkan
kesalahan dalam transaksi.
- Kejadian ekternal, dapat terjadi karena perubahan perundang-undangan yang
tidak terduga, seperti perubahan perundang-undangan hak konsumen
Bank BRISyariah dalam meminimalisir risiko operasional terdapat dua
tingkatan yaitu, Pada tingkat pertahanan pertama Bank memastikan bahwa
pengawasan melekat telah dilakukan dan memastikan 10 prinsip utama
pengendalian risiko operasional yaitu:
1. dual control, yaitu keharuskan melibatkan labih dari 1 pihak untuk
menyelesaikan suatu proses atau transaksi.
2. Approval, keharusan untuk mendapatkan persetujuan terhadap transaksi-
transaksi yang kritikal atau diatas jumlah tertentu, untuk memastikan bahwa
tingkat manajemen menyadari bahwa adanya transaksi atau situasi tersebut
dan membantu pertanggungjawaban atau akuntabilitas pemrosesan transaksi
tersebut
79
3. Pemisahan kewenangan, terdapat pemisahan tanggungjawab yang sesuai dan
karyawan tidak ditugaskan dalam situasi yang mempunyai konflik
kepentingan/pertanggungjawaban pihak yang mengusulkan tidak boleh
menyetujui.
4. Proofing/reconciliation, mencocokkan atau membandingakan antara fisik
dengan catatan satu bagian dengan bagian yang laiinya.
5. Verifikasi.validasi, melakukan verifikasi terhadap kelayakan suatu media
transaksi atau upaya untuk meyakinkan validitas suatu transaksi.
6. Logical protection, untuk mencegah akses oleh orang yang tidak
berwewenang, yang dilakukan dengann menggunakan usered dan / password
yang berwewenang, dan usered tidak boleh digunakakn oleh orang lain.
7. Psycal protection, proteksi mencegah akses oleh orang yang tidak
berwewenamg yang dilakukan secara fisik
8. Authorization limit, pembatasan wewenang pejabat/pihak untuk melakukan
otorisasi/transaksi.
9. Back up/ contingency, adanya tindakan atau media petugas/pengganti.
10. Conformasi, keharusan untuk melakukan confirmasi ulang kepada
nasabah/pemilik rekening/member instruksi-instruksi sebelum transaksi
sieksekusi terhadap transaksi yang melebihi bilai/jumlah limit tertentu
Pada pertahanan kedua, Risk Management Group bersama-sama dengan
Operation & Service Group memastikan ketersediaan kerangka kerja, kebijakan, dan
80
prosedur risiko operasional yang memadai untuk memitigasi risiko operasional.
Satuan kerja audit internal (SKAI) bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan
di seluruh lini untuk memastikan seluruh transaksi dan aktifitas operasional bank
telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku dan internal
control telah dilaksanakan dengan efektif. Seluruh lini bisnis dan fungsi pendukung
sebagai unit kerja wajib mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan
timbulnya risiko operasional atas aktivitas produk, proses, jasa, organisasi dan sistem
informasinya, mengukur, menganalisa, memonitor, dan melaporkan setiap kejadian
risiko operasional.
Hal diatas seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak Agung selaku pimpinan
BRISyariah cabang Malang, dan ibu risa selaku BQA (Branch Quality Assurance)
“ risiko operasional bisa terjadi apabila terdapat human eror dalam artian
SDM nya, factor internal, kegagalan system, kejadian eksternal”
“dalam memitigasi risiko operasional kita ada dua tahap, yaitu dengan
melakukan 10 prinsip yaitu, dual control, yaitu melibatkan labih dari 1 pihak untuk
menyelesaikan suatu proses atau transaksi, Approval keharusan untuk
mendapatkan persetujuan terhadap transaksi-transaksi diatas jumlah tertentu,
pemisahan kewenangan, pemisahan tanggungjawab yang sesuai dan karyawan
tidak ditugaskan dalam situasi yang mempunyai konflik kepentingan,
reconciliation membandingakan antara fisik dengan catatan satu bagian dengan
bagian yang laiinya, Verifikasi melakukan verifikasi terhadap kelayakan suatu
media transaksi atau upaya untuk meyakinkan validitas suatu transaksi, Logical
protection, untuk mencegah akses oleh orang yang tidak berwewenang, yang
dilakukan dengann menggunakan usered, Psycal protection, proteksi mencegah
akses oleh orang yang tidak berwewenamg yang dilakukan secara fisik,
Authorization limit, pembatasan wewenang pejabat/transaksi, Back up adanya
tindakan atau media petugas/pengganti, Confirmasi, keharusan untuk melakukan
confirmasi ulang kepada nasabah. Tahap kedua yaitu dengan control Risk
Management Group bersama-sama dengan Operation & Service Group
memastikan kerangka kerja, kebijakan, dan prosedur risiko operasional yang
81
memadai untuk memitigasi risiko operasional. Dan juga akan diperiksa oleh
(SKAI).
5. Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko yang berkaitan dengan menurunnya tingkat
kepercayaan stakeholder yang muncul dari persepsi negative terhadap
perusahaan. Risiko Reputasi BRIS dijaga melalui pengelolaan seluruh risiko yang
berpotensi mempengaruhi reputasi Bank melalui tata kelola perusahaan yang baik
dan proses manajemen risiko yang efektif. Pengelolaan Risiko Reputasi dilakukan
melalui pemantauan secara aktif atas berita-berita yang beredar, informasi atas
perkembangan pasar, persepsi stakeholders dan publikasi di media massa yang
dikelola oleh Unit Kerja Corporate Communication. Keluhan nasabah yang
masuk diterima oleh Bank dikelola menggunakan sistem Customer Handling dan
tindak lanjutnya dikelola oleh Service Quality Departemen secara baik dan sesuai
dengan tenggat waktu yang telah ditentukan.
Tidak hanya itu Bank juga berperan serta dalam program tanggung jawab
sosial perusahaan CSR (corporate social responsibility) di bawah program
“BRISyariah Peduli” dengan fokus pada bidang pendidikan, kesehatan,
pemberdayaan ekonomi, dakwah dan pembangunan sarana ibadah, serta bantuan
korban bencana alam. Tercapainya perbaikan dalam seluruh aspek tersebut
tentunya akan melahirkan generasi yang lebih cerdas, lebih sehat, lebih kuat dan
82
lebih rilijius yang diharapkan dapat berkontribusi di masamasa mendatang
terhadap lingkungan sekitar mereka dan Indonesia yang lebih baik.
Pengelolaan risiko reputasi diatas seperti yang telah dipaparkan oleh Bpk,
Agung selaku Pimpinan BRISyariah,
“kita melakukan pemantauan secara aktif atas berita-berita yang beredar,
mengenai Bank,baik informasi atas perkembangan pasar, persepsi stakeholders
dan publikasi di media massa yang dikelola oleh Unit Kerja Corporate
Communication. Keluhan nasabah yang masuk diterima oleh Bank dikelola
menggunakan sistem Customer Handling dan tindak lanjutnya dikelola oleh
Service Quality Departemen secara baik dan sesuai dengan tenggang waktu yang
telah ditentukan. Selain itu kita juga mempunyai CSR yang kita namai dengan
“BRISyariah Peduli” dengan fokus pada bidang pendidikan, kesehatan,
pemberdayaan ekonomi, dakwah dan pembangunan sarana ibadah, serta bantuan
korban bencana alam.
6. RISIKO HUKUM
Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan
aspek yuridis. Dalam praktiknya Risiko Hukum dikelola oleh satuan kerja/
fungsi yang membawahi bidang hukum yaitu Departemen Hukum di bawah
Corporate Secretary Group. Dalam BRISyariah Cabang Malang masalah hukum
ditangani oleh Legal Officer, Departemen Hukum melakukan identifikasi dan
mengukur risiko hukum yang mungkin timbul dalam setiap produk dan aktivitas
bank. Perjanjian pembiayaan dan seluruh perjanjian lainnya yang dilakukan oleh
bank akan diperiksa secara seksama oleh Departemen Hukum sebelum
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
Untuk mempercepat proses dan mengurangi waktu di lapangan, Bank
melakukan standarisasi terhadap akad/ perjanjian pembiayaan induk dan produk
83
program. Departemen Hukum secara berkala juga melakukan evaluasi terhadap
kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak lain, antara lain dengan cara
melakukan penilaian kembali terhadap efektivitas proses enforce ability guna
memeriksa kembali validitas hak dalam kontrak dan perjanjian tersebut sehingga
kepentingan Bank dapat terlindungi.
Kewenangan menangani perkara baik secra langsung maupun tidak
langsung yang melibatkan BRISyariah Cabang Malang yaitu berada pada
corporate legal Departement, dengan memperhatikan arahan direksi dan
undang-undang yang berlaku, dalam menjalankan kewanangannya corporate
legal Departement bekerjasama dengan Corporate Secretary Group yang dapat
bekerjasama dengan kantor cabang induk maupun kantor cabang dimana perkara
itu terjadi, dengan melakukan kordinasi terkait perkara. corporate legal
Departement wajib melaporkan perkembangan perkara yang terjadi kepada
direksi secara berkala atau sewaktu-eaktu sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan penanganan,
Dalam pelaksanaanya risiko hukum harus dilakukan dengan hati-hati
karena dapat merugikan pihak bank, misalnya saja dalam masalah pendanaan,
jika terdapat tunggakan pembayaran oleh nasabah sedangkan terdapat
permasalahan dalam penulisan nama nasabah, maka bank tidak bisa
mempermasalahkan tunggakan tersebut, dan juga misalnya ada masalah denga
84
penilaian jaminan pembiayaan jika tidak dikaji dengan efektif maka akan
menimbulkan kerugian bank.
Hal yang dipaparkan diatas sesuai dengan pemaparan oleh Legal Officer
BRISyariah Cabang Malang, yaitu Bapak Afiq dan Bapak Agung selaku
pimpinan,
“ dalam mengelola risiko hukum kita melakukan pengelolahan risiko
hukum adalah dengan mengukur risiko hukum yang mungkin timbul dalam
setiap produk dan aktivitas bank. Perjanjian pembiayaan dan seluruh perjanjian
lainnya yang dilakukan oleh bank akan diperiksa secara seksama oleh
Departemen Hukum sebelum ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan
juga kita melakukan standarisasi terhadap akad/ perjanjian pembiayaan induk
dan produk program. Departemen Hukum juga melakukan evaluasi terhadap
kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak lain, antara lain dengan cara
melakukan penilaian kembali terhadap efektivitas proses enforce ability untuk
memeriksa kembali validitas hak dalam kontrak dan perjanjian tersebut sehingga
kepentingan Bank dapat terlindungi”
kita punya tim dalam menangani suatu perkara perkara ditangani dengan
memperhatikan arahan direksi dan undang-undang yang berlaku, tim kita terdiri
dari corporate legal Departement bekerjasama dengan Corporate Secretary
Group dan bekerjasama dengan kantor cabang induk maupun kantor cabang
dimana perkara itu terjadi, yaitu dengan melakukan kordinasi terkait perkara.
corporate legal Departement wajib melaporkan perkembangan perkara yang
terjadi kepada direksi secara berkala atau sewaktu-eaktu sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan penanganan,
“kita melakukan transaksi saja harus hari-hati baik dari hal penulisan
nasaban jika berada dalam pembiayaan, karena jika kita salah satu huruf saja
dalam menyesuaikan penulisan nama dalam KTP, maka akan fatal akibatnya jika
nasabah itu mempunyai tunggakan dalam cicilannya”
7. RISIKO KEPATUHAN
Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan / atau
tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan, ketentuan yang berlaku dan
untuk perbankan syariah juga menyangkut risiko akibat ketidakpatuhan terhadap
85
prinsip syariah. Bapak Agung menyatakan bahwa dalam pengeloalaan
manajemen kepatuhan BRISyariah Cabang Malang melakukan,
“kita harus mematuhi prinsip syariah, undang-undang baik guide dari BI,
karena Bank syariah itu adalah bank yang paling banyak regulasinya, kta harus
melakukan kebijakan dan prosedur yang sudah diatur, dan nanti akan dipantau
oleh dewan pengawas syariah dalam produk terkait dengan review terhadap
produk baru atau untuk memodifikasi produk terkait dengan kesesuain dengan
prinsip syariah, dan sekaligus memberikan konsultasi terkait praktek dan prinsip
syariah, melakukan peninjauan langsung dan sosialisasi ke cabang, dan juga
memonitor tindak lanjut temuan audit internal jika terdapat kekurang sesuaian
dengan prinsip syariah.
BRIS dalam Pengelolaan risiko kepatuhan berada langsung di bawah
pengendalian Direktur Kepatuhan melalui Risk Management and Compliance
Group dan dilaksanakan secara independen oleh Departemen Kepatuhan.
Seluruh kebijakan dan prosedur Bank telah dikaji oleh Departemen Kepatuhan
untuk memastikan bahwa seluruh kebijakan dan prosedur bank telah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, ketentuan yang berlaku dan prinsip
syariah. Dewan Pengawas Syariah secara berkala melakukan pengawasan untuk
memastikan seluruh aktivitas dan produk telah sesuai dengan prinsip syariah
melalui beberapa aktivitas seperti melakukan review terhadap produk baru atau
modifikasi produk terkait kesesuaiannya dengan prinsip syariah, memberikan
konsultasi terkait praktek dan prinsip syariah, melakukan peninjauan langsung
dan sosialisasi ke cabang, serta memonitor tindak lanjut temuan audit internal
jika terdapat kekurang sesuaian dengan prinsip syariah.
86
8. RISIKO STRATEGI
Risiko strategis adalah risiko akibat ketidak tepatan dalam menentukan
dan/atau melaksanakan keputusan strategis atau kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis. BRISyariah telah mengembangkan rencana bisnis
jangka pendek dan jangka panjang dan dituangkan dalan Rencana Bisnis Bank
yang terdiri dari tujuan Bank dan inisiatif strategis untuk mencapai target Bank
sebagai Bank Ritel yang modern.
Rencana Bisnis Bank disusun dengan melalui analisa kesesuaian bisnis
Bank dengan kondisi lingkungan bisnis dan faktor internal seperti visi, misi dan
arah bisnis Bank, kultur organisasi, faktor kemampuan organisasi dan tingkat
toleransi risiko yang ada. Selain itu faktor eksternal seperti kondisi makro
ekonomi, perkembangan teknologi dan tingkat persaingan usaha juga digunakan
dalam pengukuran risiko inheren. Grup Perencanaan Strategis, Grup Sumber
Daya Insani dan Grup TI, bersama-sama dengan Grup Manajemen Risiko dan
Kepatuhan, di bawah pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Dewan Direksi,
mengelola risiko strategis dengan menganalisis dan memonitor risiko strategis
dan dampaknya terhadap pencapaian bisnis Bank. Pemantauan indikator tingkat
risiko inheren dilakukan secara periodik dan penerapan manajemen risiko
dilakukan sesuai kerangka kerja manajemen risiko agar kualitas penerapan
manajemen risiko strategis dapat tetap terjaga dengan baik.
87
Hal tersebut seperti yang dipaparkan bapak agung, Pengelolaan
manajemen strategi BRISyariah adalah:
“strategi kita mengembangkan rencana bisnis jangka pendek dan jangka
panjang dan dituangkan dalan Rencana Bisnis Bank yang terdiri dari tujuan
Bank dan inisiatif strategis dalam mencapai target Bank sebagai Bank Ritel yang
modern yang disusun dengan analisa bisnis Bank dengan kondisi lingkungan
bisnis dan faktor internal seperti visi, misi dan arah bisnis Bank, kultur
organisasi, faktor kemampuan organisasi dan tingkat toleransi risiko yang ada.
Dan juga faktor eksternal seperti kondisi makro ekonomi, perkembangan
teknologi dan tingkat persaingan usaha juga digunakan dalam pengukuran risiko
inheren. Grup Perencanaan Strategis, Grup Sumber Daya Insani dan Grup TI,
bersama-sama dengan Grup Manajemen Risiko dan Kepatuhan.
4.2.2 Implementasi Good Corporate Governance Pada Bank Brisyariah Cabang
Malang.
Dalam meningkatkan good corporate governance BRISyariah cabang
Malang terdapat beberapa prinsip yang harus dipatuhi yaitu: Transparancy,
Accountability, Responsibility, Independensy, Fairness. Dalam meningkatkan GCG
(good corporate governance) perbaikan prinsip harus secara continue dan konsisten
yang paling utama dari segi. responsibility perbaikan dalam penanganan secara cepat
complain nasabah untuk menjaga reputasi Bank, perbaikan pelayanan yang kurang
bagus, perbanyak ATM dengan tujuan nasabah mudah untuk tarik tunai atau transfer,
control ATM. transparency harus ada kontrol setiap bulan dalam hal laporan
keuangan yang di publikasikan, peningkatan pelayanan akses data, Audit internal
Bank secara rutin.
Seperti yang telah diungkapkan Bpk. Agung selaku pimpinan BRISyariah
Cabang Malang yaitu:
88
“kita punya prinsip yang harus dipatuhi bank dalam GCG, yaitu
transparency, , Responsibility, Independensy, Fairness”
“ responsibility terhadap stakeholder menjadi prinsip yang paling
penting untuk perbaikan secara continue, dengan cara penanganan secara
cepat untuk complain nasabah untuk menjaga reputasi Bank, kita perbanyak
ATM agar nasabah mudah untuk tarik tunai atau transfer”
Dalam melaksanakan pengimplementasian good corporate governance
Jangka waktu pelaporan good corporate governance BRISyariah Cabang dikirim
kepada kantor pusat adalah setiap bulan, meliputi semua prinsip . BRISyariah juga
melengkapi peraturan UU perbankan dengan merancang kelengkapan kebijakan
internal yang mengatur pelaksanaan GCG agar sesuai dengan kebutuhan dan ukuran
Perseroan berupa: Kebijakan Umum Tata Kelola Perusahaan (GCG), Standar Etika
Kerja (Code of Conduct) yang diimplementasikan dengan buda perusahaan PASTI
OKE , serta Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, Direksi, Dewan
Pengawas Syariah (DPS) dan komite-komite, Piagam Audit, dan Piagam Kepatuhan.
Hal ini serupa dengan wawancara yang telah dipaparkan bapak Agung selaku
pimpinan BRISyariah Cabang Malang, yaitu:
“ dalam melaporkan GCG terhadap kantor pusat kita punya aturan
GCG yang harus kita terapkan dan kita laporkan satu bulan satu kali
meliputi transparency, , Responsibility, Independensy, Fairness”
“ dalam pelaksanaan GCG kita menyesuaikan dengan stansart yang
kita punya yaitu, standart etika kerja disini kita punya semnoyan PASTI
OKE, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, Direksi, Dewan
Pengawas Syariah (DPS) dan komite-komite, Piagam Audit, dan Piagam
Kepatuhan.
Dalam wawancaranya Bpk, agung juga mengemukakan bahwa,:
“ tidak ada tahap dalam mengimplementasikan karena prinsip GCG harus
dilaksanakan secara bersama-sama dengann semkasimal mungkin, dan dengan
89
kehati-hatian, dalam pengimplementasiannya eksekusi, pelaporan GCG, dan
monitoring, control dan perbaikan, GCG semua dinilai dari pusat yang
diakumulasi dan laporkan ke OJK, nilai komposit kita cukup keci dan cukup
bagus dengan 1,35%”
BRISyariah Cabang Malang dalam mengimplementasikan GCG (good
corporate governance) tidak melakukan tahap, karena prinsip good corporate
governance pelaksanaanya yang harus dilakukan secara bersama-sama dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian. Dalam pelaksanaan GCG, BRISyariah
melakukan eksekusi, setelah itu pelaporan GCG, dan selanjutnya melakukan
monitoring, dan langkah selanjutnya adalah control dan yang terakhir adalah
perbaikan. Dalam penilaian GCG BRISyariah akumulasi penilaiannya memalui
kantor pusat dan dilaporkan ke OJK, saat ini BRISyariah dalam penilaian GCG
dengan nilai komposit 1,35 % dengan ambang batas 5% menurut aturan BI
Langkah BRISyariah Cabang Malang dalam meningkatkan kepercayaan
stakeholder dalam pengelolaan GCG dan Manajemen Risiko adalah, sebagai lembaga
keparcayaan masyarkat BRISyariah harus memperhatikan kepentingan stakeholder
dalam pelayanan SDMnya, dalam peningkatan tekhnologinya, dan hati-hatian, dalam
segi transparency, responsibility. Banyak manfaat apabila manajemen risiko dan
GCG dilaksanakana secara bersam-sama, yaitu: pekerjaan yang, nyaman ditempat
yang aman, sehat, besih, pekerja dilapangan dapat belajar dari kesalahan tahun lalu,
dapat meningkatkan citra BRISyariah, bank lebih tertata rapi pengelolaanya,
Hasil yang telah dikemukakan diatas seperti yang telah dikemukakan Bpk.
Agung selaku pimpinan Cabang BRISyariah Malang,
90
“ Langkah BRISyariah dalam meningkatkan kepercayaan stake holder adalah
dengan memperhatikan kepentingan stakeholder dalam pelayanan SDMnya,
dalam peningkatan tekhnologinya, dan hati-hatian, dalam segi transparency,
responsibility.
“jika melakukan GCG dan manajemen Risiko, “ya artinya bank anda lebih
sehat, Bank anda lebih gertata rapi, bank anda lebih dipercaya oleh umum, kalau
tidak menjalankan manajemen risiko dan GCG orang tidak mau, “membeli
kucing dalam karung atau apa ini?” dalam istilahnya Bpk. Agung
mengungkapkan seperti itu. Kalau tidaka ada manajemen risiko, maka uang
nasabah akan hilang lebih cepat”
Dalam pelaksanaannya GCG di BRISyariah Cabang Malang terdapat lima
prinsip yatiu:
1. Transparancy,
keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta
keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Penerapan prinsip ini menuntut
perusahaan untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada
segenap stakeholders-nya. Informasi material berupa publikasi secara continue
laporan keuangan tiap tri wulan dan dan tahunan. Serta informasi berupa
peningkatan pelayanan akses data, nasabah jika memebutuhkan informasi tidak
harus datang ke Bank, tetapi informasi juga dapat di akses di internet denga
menggunakan layanan “internet banking BRIS” secara transparan dan jelas.
Transparansi dalam hal laporan keuangan, yaitu keterbukaan bank dalam
memberikan informasi yang menyangkut material yang relevan dalam proses
pengambilan keputusan stakeholder. Untuk itu diperlukan laporan keuangan pada
RISyariah Cabang Malang yang terdiri dari Laporan keuangan/publikasi bulanan
91
adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Laporan Bulanan Umum
yangdisampaikan ke BI dan diterbitkan setiap bulan menurut PBI selambat-
lambatnya 75 hari sesudah bulan pelaporan. Laporan keuangan bulanan memuat
laporan keuangan terdiri dari, Neraca, Laporan Laba/Rugi, Komitmen dan
Kotigensi, Rincian kualitas aktiva produktif, Penyisihan atas penghapusan aktiva
produktif yang telah dibentuk dibandingkan dengan penyisihan penghapusan aktiva
produktif ang wajib dibentuk, Perhitungan kewajiban penyedia modal minimum.
Tidak hanya laporan keuangan, Informasi-informasi penting seperti sistem,
kebijakan, dan laporan kinerja perusahaan hanya dapat diakses oleh pihak yang
berkepentingan seperti, kantor pajak dan BI. Hal-hal yang tidak boleh diketahui
pihak luar termasuk nasabah adalah tentang rahasia-rahasia bank yang jika
diketahui oleh pihak luar akan mengakibatkan terganggunya kegiatan dalam bank
tersebut. Masyarakat dan pemangku kepentingan juga dapat memperoleh informasi
mengenai perkembangan perusahaan melalui website www.BRISyariah.co.id
Dengan demikian pihak-pihak berkepentingan (stakeholders) mudah mengakses
informasi sesuai dengan haknya.
Data transparancy diatas seperti yang disampaikan oleh Bpk, Agung, yaitu:
“kita punya informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada
segenap stakeholders-nya. Informasi material berupa publikasi secara
continue laporan keuangan tiap tri wulan dan dan tahunan. Serta informasi
berupa peningkatan pelayanan akses data, nasabah jika memebutuhkan
informasi tidak harus datang ke Bank, tetapi informasi juga dapat di akses di
internet denga menggunakan layanan secara transparan dan jelas”
92
2. Akuntabilitas
Dalam pelaksanaanya BRIS menetapkan tanggung jawab yang jelas dari
masing-masing organ Bank yang selaras bertalian dengan visi, misi BRIS, BRIS
juga mempunyai organ pada struktur organisasi yang sesuai dengan
tanggungjawabnya. Dalam hal kejelasan fungsi dan tanggung jawab setiap
karyawan BRISyariah Cabang Malang diharuskan melaksanakan sesuai dengan
DUJ (daftar uraian jabatan) sesuai dengan jabatan dan tugasnya. Dalam
pelaksanaanya BRISyariah Cabang Malang tidak terdapat perangkapan DUJ dalam
melakukan aktivitas bisnisnya DUJ merupakan panduan dari perusahaan kepada
karyawannya dalam menjalankan tugas. Semakin jelas DUJ yang diberikan, maka
semakin mudah bagi karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan
perusahaan.
BRISyariah Cabang Malang, dalam menerapkan pelaksanaan akuntabilitas
menurut Bpk. Agung adalah dengan cara:
“menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ
yang sesuai dengan visi, misi BRIS, kita juga mempunyai organ pada
struktur organisasi yang sesuai dengan tanggungjawabnya. melaksanakan
sesuai dengan DUJ (daftar uraian jabatan) sesuai dengan jabatan dan
tugasnya. Untuk mendukung itu kika juga punya Kode Etik dalam tingkah
laku berbisnis di perusahaan yang boleh dan tidak boleh yang kita tunagkan
dalam semboyan PASTI OKE”
Pedoman berperilaku (Code of Conduct) yang telah disepakati. Kode Etik dalam
tingkah laku berbisnis di perusahaan (Code of Corporate and Business Conduct)”
merupakan implementasi salah satu prinsip Good Corporate Governance (GCG).
93
Kode etik tersebut menuntut karyawan & pimpinan perusahaan untuk melakukan
praktek-praktek etik bisnis yang terbaik di dalam semua hal yang dilaksanakan atas
nama perusahaan. Apabila prinsip tersebut telah mengakar di dalam budaya
perusahaan (corporate culture), maka seluruh karyawan & pimpinan cabang akan
berusaha memahami dan berusaha mematuhi “mana yang boleh” dan “mana yang
tidak boleh” dilakukan dalam aktivitas bisnis perusahaan.budaya kerja yang
dimiliki oleh BRISyariah adalah “PASTI OKE”
3. Independency.
Pengambilan keputusan oleh BRISyariah Cabang Malang bebas dari tekanan
pihak manapun dan dilakukan secara objektif, dan juga tanpa tekanan atau
intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku. Hal ini seprupa dengan apa yang dikatakan oleh Bapak, agung, yaitu:
“ kita dari dulu sudah idependen, dalam pengembilan keputusanpun
tidak ada paksaan dari pihak manapun, dan itu tidak boleh karena jika ada
tekanan itu akan melanggar peraturan bank”
4. Responsibility.
Pertanggungjawaban terhadap kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang
berlaku, di antaranya; masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan
keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis
yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. BRIS juga bertanggungjawab
terhadap semua keluhan nasabah dalam pelayanan serta perbaikanya, Dengan
demikian, bank menyadari bahwa dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan
94
bertanggung jawab tidak hanya kepada shareholder tetapi juga kepada
stakeholders-lainnya.
“ kita dalam menerapkan responsibility dengan semua yang
berhubungan dengan kita, baik masalah pajak, ada juga K3 (kesehatan
kesesalamatan kerja), lingkungan bisnis yang kondusif, kita juga
bertanggung jawab terhadap semua aspek yang dikeluhkan nasabah semua
tentang pelayanan”
5. Fairness
Dalam pengelolaan prinsip fairness, bapak Agung mengungkapkan, bahwa:
“dalam asas keadilan dan kesetaraaan Keadilan pelayanan yang
diberikan oleh BRISyariah Cabang Malang dengan semua nasabah yang
datang, diberikan pelayanan yang baik dan memadahi karena mereka sudah
berkontribusi dengan kami”
Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penerapan prinsip ini
dapat menjadi faktor pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan
perlakuan yang adil di antara beragam kepentingan dalam perusahaan. Keadilan
pelayanan yang diberikan oleh BRISyariah Cabang Malang dengan semua nasabah
yang datang, diberikan pelayanan yang baik dan memadahi. BRISyariah juga
memberikan kepada stakeholder untuk memberikan pendapat dan masukan kepada
BRISyariah Cabang Malang.
4.3 ANALISIS PENELITIAN
4.3.1 Analisis Manajemen Risiko Bank BRISyariah Cabang Malang
Sepanjang tahun 2013 Bank BRISyariah Cabang Malang telah berhasil
mengimplementasikan Manajemen Risiko dalam berbagai bidang usahanya, dalam
95
struktur permodalan pada periode bulan 6 bulan terakhir NPL yang dicetak cukup
rendah < 3% dengan batas ambang NPL 5% dari peraturan BI , hal ini menunjukkan
bahwa Bank BRISyariah Cabang Malang telah mampu mengimplementasikan
mitigasi risiko, dan juga menunjukkan bahwa BRISyariah merupakan Bank yang
ketat dalam meningkatkan bisnisnya.
BRISyariah adalah Bank yang sudah mampu menerapkan manajemen risiko,
sesuai dengan PBI No.13/23/PBI/2011, dalam pokok pengaturanya. Implementasi
BRISyariah dalam menerapkan manajemen risiko bisa kita lihat dari pengelolaan
semua manajemen yang dihadapi BRISyariah Cabang Malang. BRISyariah cabang
Malang merupakan Bank yang mengutamakan nasabah kenyamanan , sesuai dengan
tagline FAEDAH (fasilitas serba mudah), untuk meningkatkan kepercayaan nasabah
dengan layanan yang serba mudah dan cepat dan membuahkan hasil yang cukup
memuaskan dengan peningkatan nasabah.
BRISyariah menerapkan pengelolaan delapan manajemen risiko sesuai
dengan Peraturan Bank Indonesia No.13/23/PBI/2011 tanggal 2 November 2011
tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit
Usaha Syariah (UUS) yaitu risiko pembiayan, risiko likuiditas, risiko operasional,
risiko pasar, risiko strategik, risiko kepatuhan, risiko reputasi, dan risiko hukum.
1. Risiko pembiayaan.
BRISyariah Cabang Malang dalam menangani pembiayaan nasabah
melakukan berbagai analisa sebelum keputusan diberikan untuk menimbulkan
96
kredit macet, analisa pertama yang digunakan adalah penilaian karakter
nasabah dilihat dari riwayat pinjaman nasabah kepada bank lain, check yang
dilakukan BRISyariah Cabang Malang dalam segi siklus pembayaran
ketepatan tanggal pembayaran nasabah kepada bank lain, juga check kepada
Bank Indonesia, yang kedua adalah capital, nasabah yang akan melakukan
pembiayaan kepada BRISyariah akan dimintai informasi yang akan digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam persetujuan pembiayaan, informasi
tersebut antara lain laporan keuangan nasabah yang akan digunakan untuk
mementukan limit pembiayaan yang diberikan kepada nasabah, dan
perputaran modal usaha. Capasiti nasabah sebagai langkah analisa ke tiga
BRISyariah Cabang Malang untuk melihat kemampuan bayar nasabah,
misalnya PNS (Pegawai Negeri Sipil) mengajukan pembiayaan untuk KPR,
maka BRISyariah Cabang Malang memberlakukan angsuran 35% dari gaji.
Selanjutnya adalah coleteral jaminan yang diberikan nasabah untuk
BRISyriah Cabang Malang, jaminan harus jelas kepemilikan dan nilainya.
Dan analisa terakhir adalah pertimbangan kondisi nasabah yang akan
dibiayaai dengan mempertimbangkan situasi saat ini.
BRISyariah dalam menganalisa pembiayaan yang diajukan nasabah
telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh hasibuan, (2008:106),
yang menyatakan bahwa, perbankan akan melakukan analisa pembiayaan
97
sebelum memberikan pembiayaan keoada nasabah dengan elakukan analisa
5C yaitu, Carakter, Capasity, Capasity, condition of economic, collateral.
2. Risiko Pasar
Dalam mengahadapi persaingan pasar dengan competitor BRISyariah
Cabang Malang melakukan penarikan dana besar-besaran terhadap pihak
ketiga, dana yang dimaksudkan adalah penarikan dana murah tabungan,
3. Risiko Likuiditas
Kebijakan likuiditas BRISyariah Cabang Malang menganut kehati-
hatian yang sangat tinggi, sampai saat ini BRISyariah Cabang Malang tidak
pernah mengalami kekurangan likuiditas, karena ambang CAR BRISyariah
adalah 14% , dan BRISyariah juga menjadi bank yang mempunyai modal
yang paling besar diantara bank syariah lainnya yaitu 1,5 Triliyun. Kajian
likuiditas BRISyriah dapat dipadukan dengan teori oleh (Yulianti, Vol. III,
No. 2, Desember 2009) bahwa Risiko yang antara lain disebabkan karena
bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Risiko
likuiditas dikategorikan menjadi:
a. Risiko Likuiditas Pasar, yaitu risiko yang timbul karena bank tidak
mampu melakukan o_setting posisi tertentu dengan harga pasar
karena kondisi likuiditas pasar yang tidak memadai atau gangguan
pasar (market disruption)
98
b. Risiko Likuiditas Pendanaan, yaitu risiko yang timbul karena bank
tidak mampu mencairkan asetnya atau memperoleh pendanaan dari
sumber dana lain.
Dapat kita lihat dalam praktiknya BRISyariah tidak pernah mengalami
kekurangan likuiditas untuk selama ini, maka dapat dikatakan bahwa
BRISyariah merupakan Bank yang prudent.
4. Risiko Operasional.
Risiko operasional BRISyariah Cabang Malang melaksanaan kerangka
kerja manajemen risiko operasional dilakukan secara terpadu dalam
pertahanan risiko untuk memastikan pengendalian risiko operasional sudah
dijalankan dengan maksimal. pengendalian risiko operasional yaitu control,
verifikasi, pemisahan kewenangan, mekanisme persetujuan, otorisasi limit,
pembuktian dan rekonsiliasi, mekanisme konfirmasi, dan back-up/
contingency plan telah dilaksanakan secara efektif. Control operasional bank
yang dilakukan setiap hari oleh BQA dalam cabang untuk perbaikan
operasional dan bahan pertimbangan, hasil control BQA yang akan nilai oleh
SKAI.
5. Risiko Kepatuhan
Wahyudi (2013: 135) menyetakan penyebab dari risiko kepatuhan
adalah akibat dari aturan yang berlaku, aturan syariah ataupun regulasi yang
berlaku pada bank islam, selain itu juga aturan yang tidak tertulis seperti,
99
norma yang berlaku dalam masyarkat, selama aturan tersebut tidak
bertentangan dengan prinsip islam. Hal ini sesuai dengan dalam praktiknya
BRISyariah meningkatkan kepatuhan BRISyariah Cabang Malang
memperkuat trukturorganisasi dan SDM melalui Risk Management and
Compliance Group dan dilaksanakan secara independen oleh Departemen
Kepatuhan. Seluruh kebijakan dan prosedur Bank telah dikaji oleh
Departemen Kepatuhan untuk memastikan bahwa seluruh kebijakan dan
prosedur bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, ketentuan
yang berlaku dan prinsip syariah.
6. Risiko reputasi
Control yang dilakukan BRISyariah Cabang Malang adalah
mengembangkan fungsi customor care center, fokus pengembangannya
adalah kepada complain nasabah, dan isu media social yang beredar, seperti
yang diteorikan oleh (Karim, 2013: 276). Bila manajemen terhadap
pandangan para stakeholder dinilai baik, maka risiko reputasi menjadi rendah,
demikian juga bila perusahaan dimiliki oleh stakeholder yang kuat maka
risiko reputasi juga rendah. Dalam hal pelayanan, jika pelayanan yang
diberikan oleh bank terhadap nasabah baik maka risiko reputasi menjadi
tinngi, dalam penerapan prinsip syariah haruslah dilaksanakan secara
konsekuen agar tidak timbul penilaian negatif terhadap penerapan sistem
syariah tersebut yang dapat menimbulkan publikasi sehingga akan
100
mengakibatkan timbulnya publikasi publikasi negatif sehingga akan
menaikkan tingkat risiko reputasi
7. Risiko Strategi
Dalam pengembangan strategi BRISyariah mengembangkan rencana
bisnis jangka pendek dan jangka panjang. Rencana Bisnis Bank yang terdiri
dari tujuan Bank dan inisiatif strategis untuk mencapai target Bank sebagai
Bank Ritel yang modern. Rencana Bisnis Bank disusun dengan melalui
analisa kesesuaian bisnis Bank dengan kondisi lingkungan bisnis dan faktor
internal seperti visi, misi dan arah bisnis Bank, kultur organisasi, faktor
kemampuan organisasi dan tingkat toleransi risiko yang ada.
8. Risiko Hukum
Departemen Hukum melakukan identifikasi dan mengukur risiko
hukum yang mungkin timbul dalam setiap produk dan aktivitas bank.
Perjanjian pembiayaan dan seluruh perjanjian lainnya yang dilakukan oleh
bank sesuai dengan undang-undang yang mengikat akad. Hal ini sesuai
dengan teori yang dinyatakan oleh adanya tuntutan hukum, ketiadaan
peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan
(perjanjian) tidak terpenuhinya syarat keabsahan suatu kontrak atau
pengikatan agunan yang tidak sempurna (Karim, 2013: 277).
Dalam pengelolaan risiko telah sesuai dengan yang diterapkan di BRISyariah
Cabang Malang adalah sebagai berikut:
101
1. Identifikasi dan pemetakan risiko.
2. Kualifikasi atau menilai peringkat risiko.
3. Menegaskan profil risiko dan rencana manajemen risiko.
4. Pengendalian risiko.
5. Solusi dan implementasi tindakan terhadap risiko.
6. Pemantauan dan kaji ulang manajemen risiko.
Dalam melaporkan hasil dari pengelolaan pembiayaannya termasuk kendala
dan risiko yang dihadapi BRISyariah Cabang Malang terus menerus melaporkan
kepada pusat. Hal ini berlaku untuk seluruh kantor cabang. Setelah itu, BRISyariah
Pusat akan menyusun profil risko sebagai implementasi dari pemutakhiran manual
dan pedoman kebijakan operasional yang akan menjadi acuan dan pedoman untuk
kantor cabang pembantu.
4.3.2 Analisis Good Corporate Governance dalam BRISyariah Cabang
Malang.
BRISyariah Cabang Malang dalam menarapkan GCG (Good Corporate
Governance) menerapkan 5 prinsip, yaitu: Fairness, transparancy, responcibility,
independensy, dan accountability, penerapan prinsip GCG di BRISyariah ini telah
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Zarkasyi, 2008 :113), bahwa sebagai
intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam dalam melaksanakan kegiatan
usahanya bank harus menganut prinsip-prinsip GCG. Penerapan prinsip-prinsip GCG
102
juga telah dibahas dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor .11/33/PBI/2009 tentang
pelaksanaan GCG bagi BUS, dan UUS dalam pasal 1.
BRISyariah Cabang Malang dalam mengimplementasikan GCG (good
corporate governance) tidak melakukan tahap, karena prinsip good corporate
governance pelaksanaanya yang harus dilakukan secara bersama-sama dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian. Dalam pelaksanaan GCG, BRISyariah
melakukan eksekusi, setelah itu pelaporan GCG, dan selanjutnya melakukan
monitoring, dan langkah selanjutnya adalah control dan yang terakhir adalah
perbaikan. Dalam penilaian GCG BRISyariah akumulasi penilaiannya memalui
kantor pusat dan dilaporkan ke OJK hal ini telah sesuai dengan PBI 2009 pasal 63,
saat ini BRISyariah dalam penilaian GCG dengan nilai komposit 1,35 % yang berarti
sangat baik dengan ambang batas 5% menurut aturan BI. Pelaksanaan good corporate
governance di BRISyariah mengacu pada ketentuan perundangan yang berlaku yaitu
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 dan Surat Edaran Bank
Indonesia (SEBI) No. 12/13/DPS tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum
Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).
103
Tabel 4.2
nilai komposit yang ditetapkan BI:
NILAI KOMPOSIT PEINGKAT
<1.5 SANGAT BAIK
1.5 < NK < 2.5 BAIK
2.5 < NK < 3.5 CUKUP BAIK
3.5 < NK < 4.5 KURANG BAIK
4.5 < NK < 5 TIDAK BAIK
Sumber : Chapra (2008)
Berikut ini prinsip-prinsip Good corporate governance yang dipatuhi
BRISyariah:
1. Transparency (keterbukaan)
Dalam hal keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan
relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Penerapan prinsip ini
menuntut perusahaan untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu
kepada segenap stakeholders-nya. Hal ini sejalan dengan peraturan UU PBI 2009,
dalam pelaksanaanya GCG salah satu upaya untuk memenuhi kepantingan
stakeholder. Transparansi yaitu proses pengambilan keputusan stakeholder, Laporan
keuangan bulanan memuat laporan keuangan terdiri dari, Neraca, Laporan Laba/Rugi,
dll, dan juga informasi sistem, kebijakan, dan laporan kinerja perusahaan hanya dapat
diakses oleh pihak, dalam praktiknya telah sesuai dengan teori (Zarkasy, 2008,113)
2. Responsibility (tanggung jawab)
BRISyariah Cabang Malang menetapkan tanggung jawab yang jelas dari
masing-masing organ Bank yang selaras bertalian dengan visi, misi juga mempunyai
104
organ pada struktur organisasi yang sesuai dengan tanggungjawabnya. Dalam hal
kejelasan fungsi dan tanggung jawab setiap karyawan diharuskan melaksanakan
sesuai dengan DUJ (daftar uraian jabatan) sesuai dengan jabatan dan tugasnya.
Sesuai dengan teori (Zarkasy, 2008,113), Bank harus menetapkan tanggung jawab
yang jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi,
sasaran usaha, dan strategi perusahaan. Bank hatus meyakini bahwa semua organ
organisasi bank mempunyai kompetensi sesuai sesuai dengan tanggung jawabnya dan
memahami peranan dalam pelaksanaan GCG.
3. Independency (independen)
Pengambilan keputusan oleh BRISyariah Cabang Malang bebas dari tekanan
pihak manapun dan dilakukan secara objektif, dan juga tanpa tekanan atau intervensi
dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
Seperti yang dikatakan oleh Abdullah, (2010: 73), Bank tidak boleh berpengaruh
terhadap kepentingan sepihak,. Serta bebas dari benturan kepentingan (conflicy of
interest), dan pengambilan keputusan harus secara objektif dan bebas dari segala
tekanan pihak manapun.
4. Responsibility (tanggung jawab)
BRISyariah dalam menerapkan prinsip pertanggungjawaban telah sesuai
dengann teori (Abdullah, 2010, 73) yaitu, untuk menjadi kelangsungan usahanya,
Bank harus berpegang pada prinsi kehati-hatian, dan bertindak sebagai good
corporate citizen. dalam praktinya BRISyariah Cabang Malang menerapkan
105
Pertanggungjawaban terhadap kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang
berlaku, di antaranya; masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan
kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif
bersama masyarakat dan sebagainya. BRIS juga bertanggungjawab terhadap semua
keluhan nasabah dalam pelayanan serta perbaikanya, Dengan demikian, bank
menyadari bahwa dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan bertanggung jawab
tidak hanya kepada shareholder tetapi juga kepada stakeholders-lainnya.
5. Fairness (Kewajaran)
Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.. Keadilan pelayanan dan
memberikan kesempatan stakeholder untuk memberikan pendapat dan masukan
kepada BRISyariah Cabang Malang.sesuai dengan teori (Zarkasyi, 2010:114)
menyebutkan bahwa Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholder
untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank
serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
4.3.3 Peranan Manajemen Risiko Dalam Menciptakan Good Corporate
Governance.
Pelaksanaan fungsi audit internal di BRISyariah Cabang Malang dilaksanakan
untuk mendukung terlaksananya GCG, sementara referensi kerjanya mengacu pada
Standar Pelaksanaan Audit Internal Bank yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Dilihat dari fungsinya dalam siklus bisnis, audit internal merupakan pintu pertahanan
106
ketiga dari 3 lines of defense Bank terhadap risiko, di mana padai BRISyariah fungsi
ini telah dilaksanakan sesuai dengan standar berlaku di dunia perbankan dalam
undang-undang perbankan PERATURAN BANK INDONESIA No.11/33/PBI/2009
ten tentang pelaksanaan GCG bagi BUS dan UUS dalam pasal 23 yaitu
“dalam rangka melakukan GCG sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 21
direksi wajib memiliki fungsi paling kurang:
a. Audit intern;
b. Manajemen risiko dan komite manajemen risiko; dan
c. Kepatuhan
Penerapan audit internal merupakan serangkaian penilaian yang dilakukan
terhadap proses bisnis sejak tahapan inisiasi hingga monitoring. Evaluasi ini
dilakukan baik dalam aspek pembiayaan maupun operasional bank. Tujuannya adalah
untuk mengevaluasi kecukupan internal control dan mengukur efektivitas proses
bisnis dalam mencapai Rencana Bisnis Bank sesuai dengan tingkat kompleksitas
bisnis BRISyariah dan memastikan bahwa seluruh sistem yang ada telah berfungsi
dengan baik Di sepanjang tahun 2013, hal ini telah sesuai dengan PBI
No.11/33/PBI/2009 pada paragraph 2, tentang fungsi audit internal.
Untuk memastikan peningkatan pelaksanaan Good Corporate Governance
(GCG) kepada manajemen maupun kepada pemangku kepentingan lainnya,
BRISyariah melakukan self assessment atas pelaksanaan GCGnya. Self assessment di
BRISyariah dilaksanakan dua kali dalam setahun, atau lebih baik dari yang
disyaratkan oleh BI melalui PBI No 11/33/2009, yakni sekali dalam setahun.
107
Terdapat beberapa keuntungan bila manajemen risiko dan GCG dilaksanakan
secara bersamaan yaitu: kenyamanan bekerja karyawan ditempat yang aman,
nyaman, sehat, bersih dan praktisi lapangan dapat belajar dari kesalahan tahun lalu,
peningkatan citra, reputasi, kredibilitas perusahaan dimata stakeholder.
Aspek transparency berkaitan dengan Enterprice Risk Management (ERP)
atau manajemen risiko. Dalam mengelola unit bisnis selalu dihadapkan dengan risiko
dan return (resiko dan pendapatan). Adapun macam-macam risiko yang mungkin
dihadapi Bank BRISyariah adalah risiko pasar, risiko kredit dan risiko operasional.
Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya Bank BRISyariah memiliki produk-produk
yang mengandung risiko seperti pembiayaan mudhrabah. Demikian pula risiko yang
diakibatkan karena ketidakjujuran dan kecurangan nasabah dalam melakukan
transaksi. Oleh karena itu para pejabat bank syariah harus dapat mengendalikan risiko
seminimal mungkin dalam rangka memperoleh keuntungan optimum.
Pelaksanaan GCG dalam BRIsyariah perlu dilaksanakan secara continue dan
sistematis, dalam pelaksanaanya BRISyriah melakukan dengan pemahaman visi dan
misi BRIS dalam training khusus dan juga corporate governance structure struktur
organisasi/DUJ (daftar uraian jabatan), dan (corporate culture) semboyan “PASTI
OKE”, dan transparansy public BRISyariah, serta kebijakan-kebijakan perbankan.
.seperti teori oleh (Zarkasyi, 2008:125) yaitu pelaksanaan GCG perlu dilaksanakan
secara sistematis dan continue untuk itu dibawah ini dikemukakan pedoman praktis
yang dapat dijadikan acuan oleh bank dalam melaksanakan GCG.
108
1. Pelaksanaan GCG dapat dilakukan melalui 5 tindakan, yaitu: (a) penetapan
visi,misi dan corporate value; (b) penyusunan corporate governace structure;
pembentukan corporate culture; penetapan public disclosure; (e)
penyempurnaan berbagai kebijakan bank sehingga memenuhi prinsip GCG.
2. Penetapan visi, misi dan corporate value merupakan langkah awal yang harus
dilaksanakan dalam penerapan GCG oleh suatu Bank.
3. Corporate governance structure perlu dijelaskan sekurang-kurangnya:
kebijakan Corporate governance yang memuat selain visi misi bank juga
memiuat tekad untuk melaksanakan GCG dan pedoman pokok pelaksanaan
prinsip.
4. Pembentukan corporate culture untuk pencapaian visi, misi serta implementasi
Corporate governance structure.
5. Pembentukan pola dan sarana disclosure.sangat diperlukan sebagai bagian dari
akuntabilitas bank kepada masyarakat.