108
IV-1 BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. CPM dan PERT Modul CPM dan PERT ini memiliki permasalahan dan penyelesaiannya dengan permasalahan pada studi kasus sedangkan penyelesaiannya menggunakan perhitungan manual dan pengolahan software. Permasalahan studi kasus dipergunakan untuk menentukan keakuratan dalam penyelesaian terhadap perhitungan manual dan pengolahan software. Perhitungan manual digunakan untuk menyelesaikan permasalahan studi kasus dengan menggunakan rumus yang berasal dari landasan teori sehingga keakuratan perhitungan manual dapat dipertanggungjawabkan saat penganalisaan. Pengolahan software digunakan untuk menyelesaikan permasalahan studi kasus dengan menggunakan program komputer sehingga lebih efisien. Berdasarkan kedua penyelesaian tersebut maka dibuatlah analisis agar dapat dipahami oleh penulis dan pembaca dengan membuat suatu penilaian. 4.1.1 Studi Kasus Keadaan globalisasi seperti sekarang perbedaan cuaca tidak dapat diprediksi seperti musim panas yang panjang sangatlah meresahkan warga. Sebuah PT Electronic Internasional yang bekerja di bidang elektronik akan melakukan pembuatan suatu produk untuk mengatasinya yaitu kipas angin. Berdasarkan aktivitas-aktivitasnya PT Elektonic ingin mengetahui teknik evaluasi dan tinjauan ulang dari proyek tersebut dan metode jalur kritisnya dalam pembuatan produk kipas angin.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS - Rayvel Wakulu ... Gambar 4.6 dalam kolom problem title ditulis pembuatan kipas angin, selanjutnya dalam number of activities diberikan angka 10, dan

  • Upload
    lamnga

  • View
    216

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

IV-1

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.1. CPM dan PERT

Modul CPM dan PERT ini memiliki permasalahan dan

penyelesaiannya dengan permasalahan pada studi kasus sedangkan

penyelesaiannya menggunakan perhitungan manual dan pengolahan

software. Permasalahan studi kasus dipergunakan untuk menentukan

keakuratan dalam penyelesaian terhadap perhitungan manual dan

pengolahan software. Perhitungan manual digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan studi kasus dengan menggunakan rumus yang berasal dari

landasan teori sehingga keakuratan perhitungan manual dapat

dipertanggungjawabkan saat penganalisaan. Pengolahan software digunakan

untuk menyelesaikan permasalahan studi kasus dengan menggunakan

program komputer sehingga lebih efisien. Berdasarkan kedua penyelesaian

tersebut maka dibuatlah analisis agar dapat dipahami oleh penulis dan

pembaca dengan membuat suatu penilaian.

4.1.1 Studi Kasus

Keadaan globalisasi seperti sekarang perbedaan cuaca tidak dapat

diprediksi seperti musim panas yang panjang sangatlah meresahkan warga.

Sebuah PT Electronic Internasional yang bekerja di bidang elektronik akan

melakukan pembuatan suatu produk untuk mengatasinya yaitu kipas angin.

Berdasarkan aktivitas-aktivitasnya PT Elektonic ingin mengetahui teknik

evaluasi dan tinjauan ulang dari proyek tersebut dan metode jalur kritisnya

dalam pembuatan produk kipas angin.

IV-2

4.1.2 Perhitungan Manual

Perhitungan manual adalah sebuah penyelesaian dengan

menggunakan suatu rumus yang dihitung secara manual. Perhitungan

manual dibagi menjadi dua yaitu perhitungan manual untuk CPM dan

perhitungan manual untuk PERT. Berikut ini adalah perhitungan manualnya.

1. Perhitungan Manual CPM

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan sentral waktu

penyelesaian proyek. Berdasarkan data yang telah dicantumkan dalam tabel,

maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan data dengan menggunakan

perhitungan manual. Tabel 4.1 Produk Perancangan Kipas Angin

No Aktivitas Aktivitas

Pendahulu

Waktu (Hari) Biaya (Ratusan Ribu)

(Rp) Slope Biaya

Normal Dipercepat Normal Dipercepat

A Mengidentifikasika

n keadaan - 30 25 50 55 1

B Menentukan

proyek A 7 4 15 21 2

C Surpey pasar B 35 30 100 120 4

D Merancang

Produk C 15 12 20 26 2

E Menyiapkan

bahan baku C 9 5 40 60 5

F Membuat produk D, E 7 5 35 43 4

G Standarisasi produk F 20 17 50 59 3

H Pendistribusian

konsumen F 17 14 100 130 10

I Penelitian hasil

penjualan produk G, H 30 27 100 121 7

J

Meramalkan

jumlah produk

yang akan datang

I 5 3 10 16 3

IV-3

Berdasarkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh pembuatan proyek

kipas angin. Di bawah ini adalah network diagram pendahulu yaitu sebagai

berikut:

Gambar 4.1 Network Diagram Pendahulu CPM

Berdasarkan data waktu normal langkah selanjutnya adalah mencari nilai

kritisnya. Dibawah ini adalah perhitungan waktunya yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.2 Network Lintasan Kritis Waktu Normal

IV-4

Berdasarkan gambar 4.2 maka didapatkan lintasan kritisnya yaitu sebagai

berikut.

Berdasarkan lintasan kritis diatas maka waktunya yaitu sebagai berikut.

30 + 7 + 35 + 15 + 7 + 20 + 30 + 5 = 149 Hari.

Berdasarkan data waktu dipercepat langkah selanjutnya adalah mencari

nilai kritisnya. Di bawah ini adalah perhitungan waktunya yaitu sebagai

berikut:

A. 25

B. 4 C. 30 D. 12

E. 5

F. 5

G. 17H. 14

I. 27J. 3

1

2 3 4 5

6

789

0 0

25 29 59 71

76

93120123 120 93

76

71592925

123

Gambar 4.3 Network Lintasan Kritis Waktu Dipercepat

Berdasarkan gambar 4.3 maka didapatkan lintasan kritisnya yaitu sebagai

berikut.

Berdasarkan lintasan kritis diatas maka waktunya yaitu sebagai berikut.

25 + 4 + 30 + 12 + 5 + 17 + 27 + 3 = 123 Hari.

Berdasarkan data waktu normal dan dipercepat langkah selanjutnya

adalah mencari biaya produksinya. Dibawah ini adalah perhitungan untuk

biaya produksinya yaitu sebagai berikut:

A – B – C – D – F – G – I – J

A – B – C – D – F – G – I – J

IV-5

Tabel 4.2 Perhitungan Manual Biaya

Kegiatan Yang Dipercepat ∑ T Proyek ∑ Biaya (Ratusan Ribu)

Tanpa Dipercepat 149 520

Kegiatan A Dipercepat 5 Hari 144 521

Kegiatan B Dipercepat 3 Hari 141 523

Kegiatan C Dipercepat 5 Hari 136 527

Kegiatan D Dipercepat 3 Hari 133 529

Kegiatan F Dipercepat 2 Hari 131 533

Kegiatan G Dipercepat 3 Hari 128 536

Kegiatan I Dipercepat 3 Hari 125 543

Kegiatan J Dipercepat 2 Hari 123 546

Kegiatan E Dipercepat 4 Hari 123 551

Kegiatan H Dipercepat 3 Hari 123 561

2. Perhitungan Manual PERT

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan sentral waktu

penyelesaian proyek. Berdasarkan data yang telah dicantumkan dalam tabel,

maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan data dengan menggunakan

perhitungan manual. Tabel 4.3 Perhitungan Manual Waktu yang Diharapkan Produk kipas Angin

Aktivitas Aktivitas

Pendahulu

Waktu Optimis

(a)

Waktu Realistik

(m)

Waktu Pesimistik

(b)

Waktu Yang Diharapkan

Standar Deviasi

Varians

A - 25 30 35 30 1,66 2,75

B A 4 7 16 8 2 4

C B 30 35 40 35 1,66 2,75

D C 12 15 18 15 1 1

E C 5 9 13 9 1,33 1,77

F D, E 5 7 15 8 1,66 2,75

IV-6

Tabel 4.3 Perhitungan Manual Waktu yang Diharapkan Produk Kipas Angin (Lanjutan)

Aktivitas Aktivitas

Pendahulu

Waktu Optimis

(a)

Waktu Realistik

(m)

Waktu Pesimistik

(b)

Waktu Yang Diharapkan

Standar Deviasi

Varians

G F 17 20 23 20 1 1

H F 14 17 20 17 1 1

I G, H 27 30 39 31 2 4

J I 3 5 7 5 0,66 0,44

a. Waktu yang diharapkan

6b4(m)aTe

6354(30)25Te

= 30

b. Standar deviasi

a)(b61S

)2535(61

S = 1,66

c. Varians 2SV(te)

21,66V(te) = 2,75

Berdasarkan data waktu optimis, waktu realistik, dan waktu pesimistik

maka dapat dicari lintasan kritisnya. Di bawah ini adalah lintasan kritisnya

yaitu sebagai berikut:

IV-7

Gambar 4.4 Network Diagram Pendahulu PERT

A. 30

B. 8 C. 35 D. 15

E. 9

F. 8

G. 20H. 17

I. 31J. 5

1

2 3 4 5

6

789

0 0

30 38 73 88

96

116147152 147 116

96

88733830

152

Gambar 4.5 Network Lintasan Kritis Waktu yang Diharapkan

IV-8

Berdasarkan gambar 4.5 maka didapatkan lintasan kritisnya yaitu sebagai

berikut.

Berdasarkan lintasan kritis diatas maka waktunya yaitu sebagai berikut.

30 + 8 + 35 + 15 + 8 + 20 + 31 + 5 = 152 Hari.

4.1.3 Pengolahan Software

Data-data di atas selain penghitungan yang dilakukan secara manual,

penghitungan-penghitungan untuk studi kasus dapat secara lebih praktis dan

efisien dilakukan dengan program komputer. Pengolahan software dibagi

menjadi dua yaitu pengolahan untuk CPM dan pengolahan untuk PERT, di

bawah ini adalah Pengolahan software-nya yaitu sebagai berikut.

1. Pengolahan Software CPM

Langkah membuat software CPM dam PERT yaitu mencarinya di

program, dengan cara klik menu start lalu klik all programs setelah itu carilah

WinQSB dan terakhir PERT CPM. Langkah selanjutnya setelah masuk

kedalam PERT CPM didalam bagian menubar memilih file lalu mengklik

newproblem. Setelah masuk kedalam newproblem maka akan terdapat tabel

seperti Gambar 4.6 dalam kolom problem title ditulis pembuatan kipas angin,

selanjutnya dalam number of activities diberikan angka 10, dan dalam time

unit ditulis day. Langkah selanjutnya dalam problem type yaitu mencentang

deterministic CPM maka selanjutnya yaitu memilih normal time, crash time,

normal cost dan crash cost. Setelah selesai lalu mengklik tombol ok.

A – B – C – D – F – G – I – J

IV-9

Gambar 4.6 Problem Specification CPM

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat tabel

seperti gambar 4.7. Langkah selanjutnya dalam gambar tersebut yaitu

mengisi data-data yang sesuai dengan studi kasusnya.

Gambar 4.7 Data Pengamatan CPM

Langkah selanjutnya setelah data telah tersusun seperti gambar di atas,

data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data yaitu critical path

method. Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah memilih

solve and analyze, lalu memilih solve critical path using normal time.

IV-10

Gambar 4.8 Solve and Analyze, Solve Critical Path Using Normal Time

Langkah selanjutnya setelah mengklik solve critical path using normal

time maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah

hasil pengolahan data di atas yaitu solve critical path using normal time. Hasil

activity criticality analysis adalah hasil output pertama.

Gambar 4.9 Activity Criticality Analysis Normal Time

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve

critical path normal time. Hasil graphic activity analysis adalah hasil output

kedua.

IV-11

Gambar 4.10 Graphic Activity Analysis Normal Time

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve

critical path using normal time. Hasil show critical path adalah hasil output

ketiga.

Gambar 4.11 Show Critical Path Normal Time

Langkah selanjutnya untuk mencari hasil output untuk yang dipercepat

setelah data telah tersusun seperti Gambar 4.7 lalu memilih solve and

analyze, lalu memilih solve critical path using crash time.

Gambar 4.12 Solve and Analyze, Solve Critical Path Using Crash Time

Langkah selanjutnya setelah mengklik solve critical path using crash time

maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil

IV-12

pengolahan data di atas yaitu solve critical path using crash time. Hasil

activity criticality analysis adalah hasil output keempat.

Gambar 4.13 Activity Criticality Analysis Crash Time

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve

critical path using crash time. Hasil graphic activity analysis adalah hasil

output kelima.

Gambar 4.14 Graphic Activity Analysis Crash Time

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve

critical path using crash time. Hasil show critical path adalah hasil output

keenam.

IV-13

Gambar 4.15 Show Critical Path Crash Time

Langkah selanjutnya untuk mencari hasil output untuk biaya. Langkah

selanjutnya yaitu memilih results, lalu memilih perform crashing analisis.

Setelah masuk maka akan terdapat tampilan seperti Gambar 4.16 dalam

gambar tersebut kolom desired completion time diberi angka 123 lalu memilih

ok.

Gambar 4.16 Crashing Analysis

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat hasil

outputnya. Hasil crashing analysis adalah hasil output ketujuh.

IV-14

Gambar 4.17 Activity Criticality Analysis Cost

Gambar 4.18 Graphic Criticality Analysis Cost

2. Pengolahan Software PERT

Langkah membuat software CPM dan PERT yaitu mencarinya di

program, dengan cara klik menu start lalu klik all programs setelah itu carilah

WinQSB dan terakhir PERT dan CPM. Langkah selanjutnya setelah masuk

kedalam PERT CPM didalam bagian menubar memilih file lalu mengklik

newproblem. Setelah masuk kedalam newproblem maka akan terdapat tabel

seperti Gambar 4.19 dalam kolom problem title ditulis pembuatan kipas

angin, selanjutnya dalam number of activities diberikan angka 10, dan dalam

IV-15

time unit ditulis day. Langkah selanjutnya dalam problem type yaitu

mencentang probabilistic PERT, klik tombol ok.

Gambar 4.19 Problem Specification PERT

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat tabel

seperti gambar 4.20. Langkah selanjutnya dalam gambar tersebut yaitu

mengisi data-data yang sesuai dengan studi kasusnya.

Gambar 4.20 Data Pengamatan PERT

IV-16

Langkah selanjutnya setelah data telah tersusun seperti gambar di atas,

data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data yaitu program

evaluation and review technique. Setelah data telah tersusun langkah

selanjutnya adalah memilih solve and analyze, lalu memilih solve critical path.

Gambar 4.21 Solve and Analyze, Solve Critical Path

Langkah selanjutnya setelah mengklik solve critical path maka akan

terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan

data di atas yaitu solve critical path. Hasil activity criticality analysis adalah

hasil output kedelapan.

Gambar 4.22 Activity Criticality Analysis PERT

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve

critical path. Hasil graphic activity analysis adalah hasil output kesembilan.

IV-17

Gambar 4.23 Graphic Activity Analysis PERT

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve

critical path. Hasil show critical path adalah hasil output kesepuluh.

Gambar 4.24 Show Critical Path PERT

4.1.4. Analisis

Berdasarkan data tersebut agar dimengerti bagi penulis dan pembaca

maka akan dipermudah dengan membuat suatu penilaian. Data didapat

berdasarkan perhitungan atau pengolahan yang telah dilakukan baik manual

dan software maka berikut ini adalah analisis bagi perhitungan keduanya.

Perhitungan manual dibuat analisis dari perhitungan menggunakan

dengan menggunakan kalkulator untuk mengisi data-data tabel dan rumus

sehingga menghasilkan data yang diinginkan. Pengolahan software dibuat

analisis dari hasil pengolahan data menggunakan software dengan mengisi

data sehingga dapat menghasilkan data yang diinginkan. Hubungan antara

perhitungan manual dan pengolahan software diberikan tujuan untuk

IV-18

menghubungkan kedua pembahasan, sehingga dapat menentukan hasil-hasil

tersebut yang lebih akurat dan berbobot sehingga dapat dipertanggung

jawabkan.

4.1.4.1 Analisis Perhitungan Manual

Analisis dari hasil data-data tabel dan rumus diolah dengan

menggunakan kata-kata sehingga dapat dipahami. Analisis tersebut juga

dapat dibaca sebagai pengertian terhadap nilai dari hasil-hasil

perhitungannya. Analisis Perhitungan manual dibagi menjadi dua yaitu untuk

program CPM dan program PERT, di bawah ini adalah analisis perhitungan

manualnya sebagai berikut. 1. Analisis Perhitungan Manual CPM

Langkah awal suatu program proyek adalah mengidentifikasikan keadaan

yaitu dengan cara melihat suatu keadaan yang sedang terjadi dibutuhkan

waktu selama 30 hari dikarenakan suatu proyek yang akan dilakukan

berhubungan dengan cuaca yang terjadi sekarang dengan keadaan cuaca

yang semakin panas sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam

penelitiannya. Menentukan proyek merupakan langkah yang akan ditempuh

dalam pembuatan suatu produk dibutuhkan waktu selama 7 hari dikarenakan

penentuan untuk pembuatan kipas angin atau AC. Penentuan proyek yang

digunakan adalah kipas angin dikarenakan harga yang terjangkau oleh

semua kalangan. Surpey pasar dipergunakan untuk menentukan jenis suatu

kipas angin pembuatannya seperti yang digantung ditembok, melayang

dilangit-langit atau kipas angin yang ditaruh dilantai. Penentuan surpey pasar

sangat dibutuhkan untuk menentukan suatu produk tersebut dibutuhkan

waktu selama 35 hari dikarenakan pengambilan datanya berasal dari

beberapa kota besar.

Langkah selanjutnya adalah merancang produk dengan surpey yang

telah didapat dari peminat masyarakat maka PT tersebut membuat bentuk

IV-19

kipas angin yang diberada pada lantai. Pembuatan produk dibutuhkan waktu

selama 15 hari dikarenakan PT tersebut ingin membuat produk yang berbeda

dengan produk lainnya sehingga membutuhkan waktu selama 15 hari.

Menyiapkan bahan dibutuhkan karena suatu komponen kipas angin yang

berkualitas harus membutuhkan bahan yang baik sehingga pencarian bahan

tersebut membutuhkan waktu selama 9 hari. Pembuatan produk dilakukan

setelah rancangan telah sempurna dan bahan yang digunakan memiliki

kualitas tinggi sehingga program pembuatan kipas angin dapat dilaksanakan

pembuatan produk kipas angin membutuhkan waktu selama 7 hari

dikarenakan pembuatan ini merupakan pembuatan awal dan juga tidak

memiliki data-data terlebih dahulu sehingga membutuhkan waktu yang lama.

Langkah selanjutnya adalah standarisasi produk merupakan syarat-

syarat minimum suatu produk dan juga bentuk penjaminan PT tersebut

terhadap kualitas produk tersebut. Standarisasi membutuhkan waktu selama

20 hari dikarenakan pengujuan dan pengujian sangat diperlukan untuk

pembuatan produk yang berkualitas. Pendistribusian konsumen merupakan

langkah suatu produk tersebut menuju pasar perdagangan dibutuhkan waktu

selama 17 hari dikarenakan pendistribusian menuju kota kota besar diseluruh

indonesia. Penelitian hasil penjualan produk dilakukan untuk menentukan

minat masyarakan terhadap produk yang dibuat PT tersebut, penelitian

tersebut membutuhkan waktu selama 30 hari dikarenakan suatu kegiatan

membutuhkan waktu yang sempurna dalam meramalkan produk yang akan

datang.

Lintasan kritis waktu normal adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan

nilainya adalah 149 hari. Pengambilan kegiatan waktu kritis mengambil

kegiatan D dari pada kegiatan E dikarenakan kegiatan D memiliki waktu yang

lebih lama dari kegiatan E yaitu 15 dengan 9. Pengambilan kegiatan waktu

kritis mengambil kegiatan G dari pada kegiatan H dikarenakan kegiatan G

memiliki waktu yang lebih lama dari kegiatan H yaitu 20 dengan 17.

IV-20

Lintasan kritis waktu dipercepat adalah A – B – C – D – F – G – I – J

dengan nilainya adalah 123 hari. Pengambilan kegiatan waktu kritis

mengambil kegiatan D dari pada kegiatan E dikarenakan kegiatan D memiliki

waktu yang lebih lama dari kegiatan E yaitu 12 dengan 5. Pengambilan

kegiatan waktu kritis mengambil kegiatan G dari pada kegiatan H

dikarenakan kegiatan G memiliki waktu yang lebih lama dari kegiatan H yaitu

17 dengan 14.

Perhitungan manual biaya dengan langkah awalnya adalah 149 hari

berarti tidak ada percepatan yang terjadi sehingga biayanya adalah 520 atau

52.000.000. Berdasarkan kegiatan dipercepat akan menaikkan setiap

biayanya dengan ketentuan slop biaya yang telah diberikan sehingga total

biaya apabila suatu kegiatan dipercepat selama 123 hari adalah 546 atau

54.600.000. Pengalokasian kegiatan pada kegiatan E dan H tidak akan

mempersingkat total waktu penyelesaian proyek, jadi kegiatan E dan H tidak

perlu dilakukan percepatan.

2. Analisis Perhitungan Manual PERT

Kegiatan A menunjukkan bahwa waktu optimis merupakan waktu

dipercepat dengan ketentuan apabila semua berjalan dengan baik dengan

nilainya adalah 25 hari. Waktu realistik merupakan waktu yang ditentukan

sebelumnya dengan ketentuan bila suatu kegiatan dilakukan dengan kondisi

normal dengan nilainya adalah 30 hari. Waktu pesimistik merupakan waktu

apabila kegiatan A mengalami hambatan-hambatan sehingga terjadi

pengunduran waktu dengan nilainya adalah 35 hari. Berdasarkan data waktu

tersebut sehingga waktu yang diharapkan untuk kegiatan A adalah 30 hari

yang sesuai dengan ketentuan rumus yang berlaku.

Berdasarkan waktu yang diharapkan maka lintasan kritis waktu yang

diharapkan adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan nilainya adalah 152

hari. Pengambilan kegiatan waktu kritis yang diharapkan mengambil kegiatan

D dari pada kegiatan E dikarenakan kegiatan D memiliki waktu yang lebih

IV-21

lama dari kegiatan E yaitu 15 dengan 9. Pengambilan kegiatan waktu kritis

yang diharapkan mengambil kegiatan G dari pada kegiatan H dikarenakan

kegiatan G memiliki waktu yang lebih lama dari kegiatan H yaitu 20 dengan

17.

4.1.4.2 Analisis Pengolahan Software

Analisis dari hasil menggunakan perangkat komputer diolah dengan

menggunakan kata-kata sehingga dapat dimengerti oleh penulis dan

pembaca. Analisis tersebut juga dapat dibaca sebagai pengertian terhadap

nilai dari hasil-hasil pengolahannya. Analisis Pengolahan software dibagi

menjadi dua yaitu untuk program CPM dan program PERT, di bawah ini

adalah analisis pengolahan software-nya sebagai berikut.

1. Analisis Pengolahan Software CPM

Berdasarkan pengolahan software waktu normal didapat nilai earliest

start (ES) sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa awal suatu

kegiatan berada pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka

permulaan. Nilai earliest finish (EF) pada aktivitas awal A bernilai 30 data

tersebut dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 30 untuk selesainya kegiatan.

Berdasarkan pengolahan software waktu normal didapat nilai latest start (LS)

sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa akhir suatu kegiatan berada

pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka kegiatan dimulai.

Nilai latest finish (LF) pada aktivitas akhir A bernilai 30 data tersebut

dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 30 untuk akhir selesainya kegiatan.

Slack merupakan perbedaan selisih antara earliest finish (EF) dengan latest

finish (LF). Project compeletion time merupakan waktu yang dibutuhkan suatu

aktivitas tersebut untuk selesai yaitu selama 149 hari dengan total biayanya

adalah 520 atau 52.000.000 berdasarkan nilai kritisnya berjumlah 1 buah.

Lintasan kritis waktu normal adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan

IV-22

nilainya adalah 149 hari yang ditandai dengan warna peristiwa dan

kegiatannya adalah merah.

Berdasarkan pengolahan software waktu dipercepat didapat nilai earliest

start (ES) sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa awal suatu

kegiatan berada pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka

permulaan. Nilai earliest finish (EF) pada aktivitas awal A bernilai 25 data

tersebut dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 25 untuk selesainya kegiatan.

Berdasarkan pengolahan software waktu dipercepat didapat nilai latest start

(LS) sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa akhir suatu kegiatan

berada pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka kegiatan

dimulai. Nilai latest finish (LF) pada aktivitas akhir A bernilai 25 data tersebut

dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 25 untuk akhir selesainya kegiatan.

Slack merupakan perbedaan selisih antara earliest finish (EF) dengan latest

finish (LF). Project compeletion time merupakan waktu yang dibutuhkan suatu

aktivitas tersebut untuk selesai yaitu selama 123 hari dengan total biayanya

adalah 651 atau 65.100.000 berdasarkan nilai kritisnya berjumlah 1 buah.

Lintasan kritis waktu dipercepat adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan

nilainya adalah 123 hari yang ditandai dengan warna peristiwa dan

kegiatannya adalah merah.

Berdasarkan lintasan biaya didapat selama 123 hari dengan memiliki 2

lintasan kritis yaitu A – B – C – D – F – G – I – J dan A – B – C – D – F – H – I

– J dengan kurun waktu selama 123 hari. Berdasarkan total harganya yaitu

sebanyak 601 atau 60.100.000.

2. Analisis Pengolahan Software PERT

Berdasarkan pengolahan software waktu PERT didapat nilai earliest start

(ES) sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa awal suatu kegiatan

berada pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka permulaan.

Nilai earliest finish (EF) pada aktivitas awal A bernilai 30 data tersebut

dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 30 untuk selesainya kegiatan.

IV-23

Berdasarkan pengolahan software waktu PERT didapat nilai latest start (LS)

sebesar nol (0) data tersebut dinyatakan bahwa akhir suatu kegiatan berada

pada aktivitas A sehingga aktivitas A tidak memiliki angka kegiatan dimulai.

Nilai latest finish (LF) pada aktivitas akhir A bernilai 30 data tersebut

dinyatakan bahwa aktivitas A bernilai 30 untuk akhir selesainya kegiatan.

Slack merupakan perbedaan selisih antara earliest finish (EF) dengan latest

finish (LF). Project compeletion time merupakan waktu yang dibutuhkan suatu

aktivitas tersebut untuk selesai yaitu selama 152 hari berdasarkan nilai

kritisnya berjumlah 1 buah. Lintasan kritis waktu PERT adalah A – B – C – D

– F – G – I – J dengan nilainya adalah 152 hari yang ditandai dengan warna

peristiwa dan kegiatannya adalah merah dengan standar deviasi dari lintasan

kritis adalah 4,33.

4.1.4.3 Perbandingan Analisis

Analisis dari hubungan antara perhitungan manual dan pengolahan

software dipergunakan sebagai pembanding terhadap kedua perhitungan

untuk menentukan tingkat kesamaan perhitungan dan perbedaan

perhitungan sehingga dapat diperhitungan untuk sebuah penelitian yang lebih

besar, di bawah ini adalah hasil dari perbandingannya adalah sebagai

berikut.

Lintasan kritis waktu normal dalam perhitungan manual adalah A – B –

C – D – F – G – I – J dengan waktu 149 hari, sedangkan pengolahan

software adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan waktu 149 hari. Data

tersebut dinyatakan sama dikarenakan perhitungan yang konstan dengan

pengolahan software yang sesuai.

Lintasan kritis waktu dipercepat dalam perhitungan manual adalah A –

B – C – D – F – G – I – J dengan waktu 123 hari, sedangkan pengolahan

software adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan waktu 123 hari. Data

IV-24

tersebut dinyatakan sama dikarenakan perhitungan yang konstan dengan

pengolahan software yang sesuai.

Lintasan kritis waktu PERT dalam perhitungan manual adalah A – B –

C – D – F – G – I – J dengan waktu 152 hari, sedangkan pengolahan

software adalah A – B – C – D – F – G – I – J dengan waktu 152 hari. Data

tersebut dinyatakan sama dikarenakan perhitungan yang konstan dengan

pengolahan software yang sesuai.

4.2. Linier Programing

Modul linier programing ini memiliki permasalahan dan

penyelesaiannya dengan permasalahan pada studi kasus sedangkan

penyelesaiannya menggunakan perhitungan manual dan pengolahan

software. Permasalahan studi kasus dipergunakan untuk menentukan

keakuratan dalam penyelesaian terhadap perhitungan manual dan

pengolahan software. Perhitungan manual digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan studi kasus dengan menggunakan rumus yang berasal dari

landasan teori sehingga keakuratan perhitungan manual dapat

dipertanggungjawabkan saat penganalisaan. Pengolahan software digunakan

untuk menyelesaikan permasalahan studi kasus dengan menggunakan

program komputer sehingga lebih efisien. Berdasarkan kedua penyelesaian

tersebut maka dibuatlah analisis agar dapat dipahami oleh penulis dan

pembaca dengan membuat suatu penilaian.

4.2.1 Studi Kasus

Sebuah PT Electronic Internasional yang bekerja di bidang elektronik

akan melakukan pembuatan suatu produk yaitu kipas angin. Pembuatan

produk tersebut terdiri atas dua yaitu kipas angin berdiri dan kipas angin

dinding. Berdasarkan bagian-bagiannya yaitu plastik, besi, dan kabel berikut

ini adalah tabel data banyaknya produksi kipas angin.

IV-25

Tabel 4.4 Produksi Kipas Angin

Bagian Produk Produksi Kipas Angin Kapasitas

Tersedia Berdiri Dinding

Plastik (m2) 5 4 7500

Besi (kg) 2 2 3040

Kabel (m) 2 3 3960

Keuntungan $15 $20

Berdasarkan penyelesaian suatu masalah tersebut maka berapa

banyak kipas angin berdiri dan dinding yang harus diproduksi PT Electronic

Internasional tersebut untuk memaksimumkan pendapatannya.

4.2.2 Perhitungan Manual

Perhitungan manual adalah sebuah penyelesaian dengan

menggunakan suatu rumus yang dihitung secara manual. Perhitungan

manual dibagi menjadi dua yaitu perhitungan manual untuk metode grafik

dan perhitungan manual untuk metode simplek. Berikut ini adalah

perhitungan manualnya.

1. Perhitungan Manual Metode Grafik

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan penyelesaian

produk dengan metode grafik. Berdasarkan data yang telah dicantumkan

dalam tabel, maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan data dengan

menggunakan perhitungan manual.

a. Variabel Keputusan

Variabel keputusan yaitu variabel yang merupakan petunjuk tentang

keputusan-keputusan yang akan dibuat.

x = jumlah kipas angin berdiri yang harus diproduksi.

y = jumlah kipas angin dinding yang harus diproduksi.

IV-26

b. Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan yaitu fungsi dari variabel keputusan yang akan

dioptimalkan.

Maksimum : Z = 15x + 20y (Keuntungan)

c. Fungsi Pembatas

Fungsi pembatas merupakan kendala yang dihadapi karena ketersediaan

sumber daya sehingga penulis tidak dapat menentukan nilai variabel-

variabel keputusan secara sembarang.

5x + 4y ≤ 7500

2x + 2y ≤ 3040

2x + 3y ≤ 3960

x ≥ 0 y ≥ 0

Berdasarkan nilai fungsi tujuan dan fungsi kendala langkah selanjutnya

adalah mencari nilai untuk pembuatan garis linier. Berikut ini adalah titik

koordinat untuk pembuatan grafik kipas angin.

Tabel 4.5 Perhitungan Mencari Titik Koordinat

Bagian X Y Titik

Plastik

5x + 4y = 7500

0 1875 (0,1875)

1500 0 (1500,0)

Besi

2x + 2y = 3040

0 1520 (0,1520)

1520 0 (1520,0)

Kabel

2x + 3y = 3960

0 1320 (0,1320)

1980 0 (1980,0)

Berdasarkan nilai perhitngan pencarian garis di atas maka di bawah

ini adalah grafik produksi kipas angin. Grafik tersebut menunjukkan titik-titik

optimal yang akan dicapai produksi kipas angin, berikut ini adalah grafiknya.

IV-27

Gambar 4.25 Grafik Produksi Kipas Angin

Berdasarkan grafik di atas maka selanjutnya adalah mencari nilai

maksimum dan batas optimal. Berikut ini adalah nilai maksimum dan batas

optimalnya:

2x + 2y = 3040

2x + 3y = 3960 -

-1y = -920

y = 920

2x + 2y = 3040

2x + 2(920) = 3040

2x = 1200

x = 600

Nilai maksimum telah didapat yaitu titik B (600,920), nilai titik A yaitu

(0,1320), dan nilai titik C yaitu (1520,0). Berdasarkan titik-titik optimal dalam

grafik berikut ini adalah keuntungan yang baik dalam produksi kipas angin.

0

500

1000

1500

2000

2500

0 500 1000 1500 2000 2500

A

B

C

IV-28

Z (titik A) = 15x + 20y

= 15(0) + 20(1320)

= 26400

Z (titik B) = 15x + 20y

= 15(600) + 20(920)

= 27400

Z (titik C) = 15x + 20y

= 15(1520) + 20(0)

= 22800

Berdasarkan nilai Z yang terbesar maka dapat dikatakan bahwa titik

optimal suatu keuntungan yang dapat diperoleh adalah (600,920). Nilai titik

tersebut maka dapat ditentukan keuntungan yang didapat adalah $27400

yang berdasarkan pembuatan produk kipas angin berdiri sebanyak 600 unit

dan pembuatan produk kipas angin dinding sebanyak 920 unit.

2. Perhitungan Manual Metode Simplek

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan penyelesaian

produk dengan metode simplek. Berdasarkan data yang telah dicantumkan

dalam tabel, maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan data dengan

menggunakan perhitungan manual.

Nilai maksimum lama

Z = 15x + 20y

Nilai maksimum baru

Z = - 15x2 - 20x2 + 0(S1 + S2 + S3) = 0

Slack lama

5x + 4y ≤ 7500

2x + 2y ≤ 3040

2x + 3y ≤ 3960

IV-29

Slack baru

5x1 + 4x2 + S1= 7500

2x1 + 2x2 + S2= 3040

2x1 + 3x2 + S3= 3960 Interaksi Pertama

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS Rasio

Z 1 -15 -20 0 0 0 - -

S1 0 5 4 1 0 0 7500 1875

S2 0 2 2 0 1 0 3040 1520

S3 0 2 3 0 0 1 3960 1320

Warna hijau menunjukkan kolom kunci dalam interaksi pertama. Kolom

kunci tersebut berdasarkan dari kolom yang memiliki angka negatif paling

besar dalam nilai Z.

Perhitungan:

Rasio = kunciKolom

RHS

= 4

7500 = 1875

Warna kuning menunjukkan baris kunci dalam interaksi pertama. Baris

kunci tersebut berdasarkan dari baris yang memiliki nilai rasio paling kecil.

Berdasarkan kolom kunci dan baris kunci maka didapatkan angka

perpotongan yang disebut angka kunci yang berwarna biru.

Nilai Pivot

Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

0 0,667 1 0 0 0,333 1320

IV-30

Perhitungan:

Nilai Pivot Z = kunciAngka

kunci Baris dalam ZNilai

= 30 = 0

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai S1 baru.

Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai S1 yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

S1 Lama 0 5 4 1 0 0 7500

Pivot (×4) 0 2,668 4 0 0 1,332 5280

S1 0 2,332 0 1 0 -1,332 2220

Angka (×4) berdasarkan atas kolom kunci dalam baris S1.

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai S2 baru.

Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai S2 yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

S2 Lama 0 2 2 0 1 0 3040

Pivot (×2) 0 1,334 2 0 0 0,666 2640

S2 0 0,666 0 0 1 -0,666 400

Angka (×2) berdasarkan atas kolom kunci dalam baris S2.

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai Z baru.

Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai Z yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

Z Lama 0 -15 -20 0 0 0 -

Pivot (×-20) 0 -13,34 -20 0 0 -6,66 -26400

Z 0 -1,66 0 0 0 6,66 26400

Angka (×-20) berdasarkan atas kolom kunci dalam baris Z.

IV-31

Interaksi Kedua

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS Rasio

Z 0 -1,66 0 0 0 6,66 26400 -

S1 0 2,332 0 1 0 -1,332 2220 952

S2 0 0,666 0 0 1 -0,666 400 600

X2 0 0,667 1 0 0 0,333 1320 1979

Warna hijau menunjukkan kolom kunci dalam interaksi kedua. Kolom

kunci tersebut berdasarkan dari kolom yang memiliki angka negatif paling

besar dalam nilai Z.

Perhitungan:

Rasio = kunciKolom

RHS

= 2,3322220 = 952

Warna kuning menunjukkan baris kunci dalam interaksi kedua. Baris

kunci tersebut berdasarkan dari baris yang memiliki nilai rasio paling kecil.

Berdasarkan kolom kunci dan baris kunci maka didapatkan angka

perpotongan yang disebut angka kunci yang berwarna biru.

Nilai Pivot:

Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

0 1 0 0 1,502 -1 600,6

Perhitungan:

Nilai Pivot Z = kunciAngka

kunci Baris dalam ZNilai

= 0,666

0 = 0

IV-32

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai X2 baru.

Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai X2 yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

X2 Lama 0 0,667 1 0 0 0,333 1320

Pivot (×0,667) 0 0,667 0 0 1,002 -0,667 400

X2 0 0 1 0 -1,002 1 920

Angka (×0,667) berdasarkan atas kolom kunci dalam baris X2.

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai Z baru.

Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai Z yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

Z Lama 0 -1,66 0 0 0 6,66 26400

Pivot (×-1,66) 0 -1,66 0 0 -2,493 -1,66 -996,9

Z 0 0 0 0 2,493 8,32 27400

Angka (×-1,66) berdasarkan atas kolom kunci dalam baris Z.

Berdasarkan nilai pivot langkah selanjutnya adalah mencari nilai S1 baru.

Berikut ini adalah perhitungan untuk mencari nilai S1 yang baru.

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

S1 Lama 0 2,332 0 1 0 -1,332 2220

Pivot (×2,332) 0 2,332 0 0 3,503 -2,332 1400,6

S1 0 0 0 1 -3,503 -1 819,4

Angka (×2,332) berdasarkan atas kolom kunci dalam baris S1.

IV-33

Interaksi Ketiga

BV Z x1 x2 S1 S2 S3 RHS

Z 0 0 0 0 2,493 8,32 27400

S1 0 0 0 1 -3,503 -1 819,4

X1 0 1 0 0 1,502 -1 600,6

X2 0 0 1 0 -1,002 1 920

Berdasarkan tabel interaksi ketiga dapat dinyatakan bahwa untuk

mendapatkan keuntungan yang maksimal yaitu $2740 maka PT Electronic

Internasional harus memproduksi kipas angin berdiri sebanyak 600 unit dan

kipas angin dinding 920 unit.

4.2.3 Pengolahan Software

Data-data di atas selain penghitungan yang dilakukan secara manual,

penghitungan-penghitungan untuk studi kasus dapat secara lebih praktis dan

efisien dilakukan dengan program komputer. Pengolahan software dibagi

menjadi dua yaitu pengolahan untuk metode grafik dan pengolahan untuk

metode simplek, di bawah ini adalah Pengolahan software-nya yaitu sebagai

berikut.

1. Pengolahan Software Metode Grafik

Langkah membuat software metode grafik yaitu mencarinya di program,

dengan cara klik menu start lalu klik all programs setelah itu carilah WinQSB

dan terakhir Goal Programing. Langkah selanjutnya setelah masuk kedalam

Goal Programing didalam bagian menubar memilih file lalu mengklik

newproblem. Setelah masuk kedalam newproblem maka akan terdapat tabel

seperti Gambar 4.26 dalam kolom problem title ditulis produk kipas angin,

selanjutnya dalam number of goal diberikan angka 1, selanjutnya dalam

IV-34

number of variable diberikan angka 2, dan selanjutnya dalam number of

constrants diberikan angka 3. Setelah selesai lalu mengklik tombol ok.

Gambar 4.26 Problem Specification GP-IGP Metode Grafik

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat tabel

seperti Gambar 4.27. Langkah selanjutnya dalam gambar tersebut yaitu

mengisi data-data yang sesuai dengan studi kasusnya.

Gambar 4.27 Data Pengamatan Metode Grafik

IV-35

Langkah selanjutnya setelah data telah tersusun seperti gambar di atas,

data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data yaitu graphic method.

Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah memilih solve and

analyze, lalu memilih graphic method.

Gambar 4.28 Solve and Analyze, Graphic Method

Langkah selanjutnya setelah mengklik graphic method maka akan

terdapat tabel seperti Gambar 4.29. Langkah selanjutnya dalam gambar

tersebut yaitu memilih X1 untuk horizontal dan X2 untuk vertical, setelah

selesai lalu memilih ok.

Gambar 4.29 Select Variables For Graphic Method

IV-36

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat hasil

outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas

yaitu graphic method.

Gambar 4.30 Graphic Method

2. Pengolahan Software Metode Simplek

Langkah membuat software metode simplek yaitu dengan mencari

aplikasi pemrograman, dengan cara klik menu start lalu klik all programs

setelah itu carilah WinQSB dan pilih icon linier and integer programing.

Langkah selanjutnya, setelah masuk kedalam linier and integer programing,

didalam bagian menu bar pilih file lalu mengklik new problem, maka tampilan

akan terdapat tabel seperti pada gambar 4.31 dalam kolom problem title

ditulis produksi kipas angin dan selanjutnya dalam number of variable

IV-37

diberikan angka 2, dan selanjutnya dalam number of constrants diberikan

angka 3. Setelah selesai lalu mengklik tombol ok.

Gambar 4.31 Problem Specification GP-IGP Metode Simplek

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat tabel

seperti Gambar 4.32. Langkah selanjutnya dalam gambar tersebut yaitu

mengisi data-data yang sesuai dengan studi kasusnya.

Gambar 4.32 Data Pengamatan Metode Simplek

Langkah selanjutnya setelah data telah tersusun seperti gambar di atas,

data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data yaitu solve and display

IV-38

steps. Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah memilih solve

and analyze, lalu memilih solve and display steps.

Gambar 4.33 Solve and Analyze, Solve and Display Steps

Langkah selanjutnya setelah mengklik solve and display steps maka akan

terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan

data di atas yaitu solve and display steps. Hasil iteration 1 adalah hasil output

pertama.

Gambar 4.34 Interation 1

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve

and display steps. Hasil iteration 2 adalah hasil output kedua.

Gambar 4.35 Interation 2

IV-39

Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan data di atas yaitu solve

and display steps. Hasil iteration 3 adalah hasil output ketiga.

Gambar 4.36 Interation 3

Langkah selanjutnya setelah mengklik next interaction maka akan

kembali kedalam data yang telah tersusun diawal, data tersebut akan

digunakan untuk pengolahan data yaitu solve the problem. Setelah data telah

tersusun langkah selanjutnya adalah memilih solve and analyze, lalu memilih

solve the problem.

Gambar 4.37 Solve and Analyze, Solve The Problem

Langkah selanjutnya setelah mengklik solve the problem maka akan

terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil pengolahan

data di atas yaitu solve the problem. Hasil combined report for produksi kipas

angin adalah hasil output keempat.

IV-40

Gambar 4.38 Solve and Analyze, Combined Report For Produksi Kipas Angin

4.2.4 Analisis

Berdasarkan data tersebut agar dimengerti bagi penulis dan pembaca

maka akan dipermudah dengan membuat suatu penilaian. Data didapat

berdasarkan perhitungan atau pengolahan yang telah dilakukan baik manual

dan software maka berikut ini adalah analisis bagi perhitungan keduanya.

Perhitungan manual dibuat analisis dari perhitungan menggunakan

dengan menggunakan kalkulator untuk mengisi data-data tabel dan rumus

sehingga menghasilkan data yang diinginkan. Pengolahan software dibuat

analisis dari hasil pengolahan data menggunakan software dengan mengisi

data sehingga dapat menghasilkan data yang diinginkan. Hubungan antara

perhitungan manual dan pengolahan software diberikan tujuan untuk

menghubungkan kedua pembahasan, sehingga dapat menentukan hasil-hasil

tersebut yang lebih akurat dan berbobot sehingga dapat dipertanggung

jawabkan.

4.2.4.1 Analisis Perhitungan Manual

Analisis dari hasil data-data tabel dan rumus diolah dengan

menggunakan kata-kata sehingga dapat dipahami. Analisis tersebut juga

dapat dibaca sebagai pengertian terhadap nilai dari hasil-hasil

IV-41

perhitungannya. Analisis Perhitungan manual dibagi menjadi dua yaitu untuk

metode grafik dan metode simplek, di bawah ini adalah analisis perhitungan

manualnya sebagai berikut.

1. Analisis Perhitungan Manual Metode Grafik

Variabel keputusan yaitu variabel yang merupakan petunjuk tentang

keputusan-keputusan yang akan dibuat. x = jumlah kipas angin berdiri yang

harus diproduksi. y = jumlah kipas angin dinding yang harus diproduksi. Maka

nilai kipas angin berdiri akan dimasukkan dalam grafik horizontal dan nilai

kipas angin dinding akan dimasukkan dalam grafik vertikal.

Fungsi tujuan yaitu fungsi dari variabel keputusan yang akan

dioptimalkan. Maksimum : Z = 15x + 20y (Keuntungan). Nilai tersebut

merupakan nilai yang ingin dicapai PT Electonic Internasional dalam produksi

kipas angin, dengan harapan keuntungan pada kipas angin berdiri adalah

$15 untuk satu produknya dan keuntungan pada kipas angin dinding adalah

$20 untuk satu produknya.

Nilai titik B telah didapat yaitu (600,920), nilai titik A yaitu (0,1320), dan

nilai titik C yaitu (1520,0). Berdasarkan titik-titik optimal dalam grafik berikut

ini adalah keuntungan yang baik dalam produksi kipas angin. Nilai titik A

mendapatkan keuntungan sebesar $26400, nilai tersebut merupakan

keuntungan yang didapat perusahaan apabila menginginkan tidak

memproduksi kipas angin berdiri dan memproduksi 1320 kipas angin dinding.

Nilai titik C mendapatkan keuntungan sebesar $22800, nilai tersebut

merupakan keuntungan yang didapat perusahaan apabila menginginkan

memproduksi 1520 kipas angin berdiri dan tidak memproduksi kipas angin

dinding. Nilai titik B mendapatkan keuntungan sebesar $27400, nilai tersebut

merupakan keuntungan yang didapat perusahaan apabila menginginkan

memproduksi 600 kipas angin berdiri dan memproduksi 920 kipas angin

dinding. Berdasarkan titik-titik tersebut maka apabila PT Electonic

Internasional ingin memaksimalkan keuntungannya maka harus

IV-42

memproduksi kipas angin berdiri sebanyak 600 unit dan kipas angin dinding

sebanyak 920 unit.

2. Analisis Perhitungan Manual Metode Simplek

Warna kuning menunjukkan baris kunci dalam setiap interaksi. Baris

kunci tersebut berdasarkan dari baris yang memiliki nilai rasio paling kecil.

Berdasarkan kolom kunci dan baris kunci maka didapatkan angka

perpotongan yang disebut angka kunci yang berwarna biru.

Warna hijau menunjukkan kolom kunci dalam setiap interaksi. Kolom kunci

tersebut berdasarkan dari kolom yang memiliki angka negatif paling besar

dalam nilai Z. Berdasarkan pada tiga interaksi maka metode simplek dapat

ditentukan hasilnya.

Interaksi ketiga merupakan hasil dari metode simplek dengan syaratnya

yaitu pada baris Z tidak terdapat nilai min. Berdasarkan metode simplek

dapat dijelaskan bahwa apabila PT Electonic Internasional ingin

menghasilkan keuntungan maksimal yaitu $27400 maka harus memproduksi

kipas angin berdiri sebanyak 600 unit dan kipas angin dinding sebanyak 920

unit.

4.2.4.2 Analisis Pengolahan Software

Analisis dari hasil menggunakan perangkat komputer diolah dengan

menggunakan kata-kata sehingga dapat dimengerti oleh penulis dan

pembaca. Analisis tersebut juga dapat dibaca sebagai pengertian terhadap

nilai dari hasil-hasil pengolahannya. Analisis Pengolahan software dibagi

menjadi dua yaitu untuk metode grafik dan metode simplek, di bawah ini

adalah analisis pengolahan software-nya sebagai berikut.

1. Analisis Pengolahan Software Metode Grafik

Berdasarkan grafik yang terjadi dapat dinyatakan bahwa variabel X2

merupakan produksi kipas angin dinding dan variabel X1 merupakan produksi

kipas angin berdiri. Garis merah menyatakan objective fungtion menyatakan

IV-43

bahwa garis tersebut merupakan fungsi yang baik dalam mendapatkan

keuntungan produksi kipas angin. Garis constraints merupakan garis kendala

yang terjadi pada pembuatan produk kipas angin. Berdasarkan feasible area

merupakan daerah yang menunjukkan keuntungan yang terjadi pada

produksi kipas angin. Berdasarkan titik pada feasible area yaitu terdapat

pada koordinat (0,1320), (600,920) dan (1520,0) merupakan keuntungan-

keuntungan yang dapat diperoleh PT tersebut dalam produksi kipas angin.

Berdasarkan optimal solution menyatakan bahwa keuntungan terbaik yaitu

$27400 dengan syarat produksi yaitu produksi kipas angin berdiri adalah 600

dan kipas angin dinding adalah 920, titik tersebut merupakan solusi yang baik

dalam mencari keuntungan.

2. Analisis Pengolahan Software Metode Simplek

Berdasarkan interaksi yang terjadi maka terdapat 3 interaksi dalam

produksi kipas angin yang berdasarkan pada metode simplek. Interaksi

tersebut digunakan untuk menentukan batas keuntungan yang optimum

dalam produksi kipas angin. Hasilnya yaitu nilai RHS menyatakan produksi

kipas angin berdiri adalah 600 unit dan produksi kipas angin dinding adalah

920 unit dengan keuntungan yang diproleh adalah $27400.

Hasil output kedua terdapat decision variable terdapat X1 menyatakan

produksi kipas angin berdiri dan X2 menyatakan produksi kipas angin

dinding. Nilai solution value menyatakan bahwa produksi kipas angin berdiri

adalah sebanyak 600 dan produksi kipas angin dinding adalah 920 untuk

mendapatkan solusi keuntungan yang baik yaotu $27400. Berdasarkan

keuntungan yang ingin dicapai yaitu untuk produksi kipas angin berdiri adalah

$15 sehingga keuntungan yang tercapai adalah $9000, dan untiuk produksi

kipas angin dinding adalah $20 sehingga keuntungan yang tercapai adalah

$18400 sehingga total keuntungan yang tercapai adalah $27400. Nilai

allowable min merupakan batas minimum dari keuntungan yang ditentukan

untuk produksi kipas angin berdiri adalah $13,3 dan untuk produksi kipas

IV-44

angin dinding adalah $15. Nilai allowable max merupakan batas maksimum

dari keuntungan yang ditentukan untuk produksi kipas angin berdiri adalah

$20 dan untuk produksi kipas angin dinding adalah $22,5.

Hasil output kedua terdapat constraint terdapat C1 menyatakan bagian

plastik, untuk C2 menyatakan bagian besi, dan untuk C3 menyatakan bagian

kabel. Berdasarkan left hand side merupakan banyaknya komponen yang

digunakan sedangkah right hand side merupakan banyaknya komponen yang

tersedia, maka nilai C2 dan C3 didapat antara left hand side dan right hand

side bernilai sama dinyatakan bahwa produksi untuk bagian besi dan kabel

tidak terdapat sisa. Sedangkan nilai C1 didapat antara left hand side bernilai

6.680 dan right hand side bernilai 7.500 nilai tersebut dinyatakan tidak sama

sehingga terdapat nilai slack or surplus sebesar 820. Berdasarkan slack or

surplus maka nilai shadow price untuk C1 tidak ada dikarenakan apabila ingin

menambah pembuatan produk kipas angin maka tidak perlu mengeluarkan

biaya dikarenakan masih memiliki sisa bahan plastik, sedangkan harga

bayangan yang terjadi pada besi dan kabel sebesar 2,5 dan 5 dikarenakan

apabila ingin membuat produk kembali maka harus membeli barang

disebabkan tidak ada persediaan maka dinyatakan terdapat harga yang

dapat dibayangkan untuk komponen. Nilai allowable min RHS merupakan

batas minimum dari kapasitas bagian tersebut untuk plastik adalah 6.680

unit, untuk besi 2.640 unit dan untuk kabel 3.140 unit. Nilai allowable max

RHS merupakan batas maksimum dari kapasitas bagian tersebut untuk

plastik adalah M unit dikarenakan masih memiliki sisa dalam bagian tersebut,

untuk besi 3.274 unit dan untuk kabel 4.560 unit.

4.2.4.3 Perbandingan Analisis

Analisis dari hubungan antara perhitungan manual dan pengolahan

software dipergunakan sebagai pembanding terhadap kedua perhitungan

untuk menentukan tingkat kesamaan perhitungan dan perbedaan

IV-45

perhitungan sehingga dapat diperhitungan untuk sebuah penelitian yang lebih

besar, di bawah ini adalah hasil dari perbandingannya adalah sebagai

berikut.

Hasil metode grafik dinyatakan sama yaitu solusi optimalnya memiliki

keuntungan $27400 dengan produksi kipas angin berdiri adalah 600 dan

produksi kipas angin dinding adalah 920. Hasil perhitungan manual dan

pengolahan software dinyatakan sama.

Hasil metode simplek dinyatakan sama yaitu apabila menginginkan

keuntungan maksimal yaitu $27400 maka harus memproduksi kipas angin

berdiri sebanyak 600 unit dan kipas angin dinding sebanyak 920 unit. Hasil

perhitungan manual dan pengolahan software dinyatakan sama.

4.3. Line Balancing

Line Balancing merupakan penyeimbangan elemen tugas dari suatu

assembly line ke work station untuk menimumkan banyaknya work station

dan menimumkan total idle time pada semua stasiun kerja untuk tingkat

output tertentu. Berikut ini adalah pembahasan berdasarkan studi kasus yang

telah dibuat dengan pemecahan melalui perhitungan manual maupun

software.

4.3.1 Studi Kasus

PT. Electronic Internasional yang bekerja di bidang elektronik akan

melakukan pembuatan suatu produk yaitu kipas angin. Perusahaan ini

bergerak dalam industri perakitan kipas angin yang ingin memproduksi 600

unit kipas angin dalam sehari. Perusahaan tersebut memiliki jam kerja

selama 7 jam sehari. Berikut ini adalah data yang di produksi.

IV-46

Tabel 4.6 Data Pembuatan Produk Kipas Angin

No Operasi Operasi

Pendahulu

Waktu Operasi

(detik)

1 Merakit dinamo ke rangka - 20

2 Merakit kincir ke rangka 1 15

3 Merakit kunci kincir 2 10

4 Merakit casing bagian belakang - 25

5 Merakit tombol kecepatan 4 10

6 Merakit tombol waktu 5,3 10

7 Merakit putaran dinamo 6 10

8 Merakit kabel 7 30

9 Merakit casing bagian depan 8 10

10 Merakit tutup casing 9 15

∑ Total 155

Bedasarkan data yang telah diperoleh dalam perakitan kipas angin maka PT.

Electronic akan menentukan precedence diagram, waktu siklus dan

banyaknya work station.

4.3.2 Perhitungan Manual

Perhitungan manual adalah sebuah penyelesaian dengan

menggunakan suatu rumus yang dihitung secara manual. Perhitungan

manual dibagi menjadi dua yaitu perhitungan dengan menggunakan metode

Killbridge dan Ranked Positional Weight (RPW). Berikut adalah penjelasan

serta perhitungannya.

1. Metode Killbridge

Metode ini merupakan metode untuk memperoleh solusi yang lebih baik

daripada solusi yang telah dicapai sebelumnya. Metode ini termasuk metode

heuristic. Langkah-langkah perhitungan yang dilakukan dengan

menggunakan metode ini adalah sebagai berikut.

IV-47

a. Precedence Diagram

Precedence diagram adalah diagram pendahulu yang menunjukkan

urutan proses pengerjaan suatu produk yaitu kipas angin. Diagram ini

untuk menggambarkan hubungan atau saling keterkaitan antara satu

operasi dengan operasi lainnya.

Gambar 4.39 Predence Diagram Metode Killbrige

b. Waktu Siklus (Cycle Time)

Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan dimana untuk membuat satu

unit produk per satu stasiun. Dimana waktu siklus adalah jarak waktu

antara proses pertama ke proses berikutnya dalam pembuatan suatu

produk. Nilai ini didapatkan dari pembagian antara waktu produksi dengan

jumlah produksi.

CT = oduksiJumlahoduksiWaktu

PrPr = 3600

6007 x = 42 detik

c. Banyaknya Stasiun Kerja (Work Station)

Stasiun kerja merupakan dimana jumlah waktu operasi dibagi dengan

waktu siklus. Berikut adalah perhitungan untuk mencari banyaknya

stasiun kerja.

WS =sWaktusiklusiWaktuOpera =

42155 = 3,69 ≈ 4

Hasil perhitungan di atas menunjukkan banyaknya stasiun kerja. Jumlah

work station untuk metode Killbridge adalah 4 stasiun kerja.

IV-48

d. Pengelompokan Work Station

Diketahui diagram pendahulu dan waktu siklus maka dilakukan

pengelompokan stasiun kerja. Terdapat 5 work station dengan

menggunakan metode Killbridge. Pengelompokan ini diatur berdasarkan

urutan operasi dalam setiap work station.

Tabel 4.7 Pengelompokan Work Station

WS Operasi Total Waktu Cycle Time 1 1,2 20+15=35 42 2 3,4 10+25=35 42 3 5,6,7 10+10+10=30 42 4 8,9 30+10=40 42 5 10 15 42

Berikut adalah diagram yang telah dikelompokkan dengan menggunakan

metode Killbridge. Operasi 1 dan 2 bekerja dalam stasiun kerja 1, operasi

3 dan 4 bekerja dalam stasiun kerja 2. Operasi 5,6 dan 7 bekerja dalam

stasiun kerja 3, operasi 8 dan 9 bekerja dalam stasiun kerja 4. Stasiun

kerja 5 hanya terdapat stasiun kerja 10.

Gambar 4.40 Pembagian Work Station Metode Killbrige

e. Efisiensi Work Station

Efisiensi stasiun kerja adalah waktu efektif kerja pada setiap work station.

Persen efisiensi stasiun kerja didapatkan dari pembagian waktu operasi

dengan waktu siklus dikalikan dengan 100%. Berdasarkan

pengelompokan kerja dari setiap stasiun, maka untuk mencari efisiensi

dari setiap work station digunaka rumus sebagai berikut.

IV-49

%effisiensi WS = %100sWaktuSiklusiWaktuOpera = %100

4235

= 83,33%

Tabel 4.8 Efisiensi Work Station Metode Killbridge

WS Operasi Total Waktu Cycle

Time

%effisiensi WS

1 1,2 20+15=35 42 83,33

2 3,4 10+25=35 42 83,33

3 5,6,7 10+10+10=30 42 71,43

4 8,9 30+10=40 42 95,24

5 10 15 42 35,71

Work station 1 memiliki nilai persen efisiensi stasiun kerja sebesar

83,33%. Sehingga stasiun ini sudah bisa dikatakan efisien karena hanya

menganggur sebanyak 16,67%.

f. Efisiensi Lintasan

Efisiensi lintasan adalah waktu efektif kerja pada lintasan kerja. Setelah

mendapatkan nilai efisiensi lintasan maka bisa didapatkan persen

menganggurnya dengan melakukan pengurangan antara 100 persen

dengan persen efisiensi lintasan. Berdasarkan hasil dari efisensi work

station, maka untuk mencari jumlah keseluruhan presentase efisiensi

lintasan digunakan rumus sebagai berikut:

% Effisien Lintasan = %100Pr

WSCTtosesPerUniWaktu

= %100442

155

x= 92,26,%

% Idle Lintasan = 7,74%

Nilai persen efisiensi lintasan sebesar 92,26% sehingga stasiun ini sudah

bisa dikatakan efisien karena hanya menganggur sebanyak 7,74%.

IV-50

2. Metode RPW (Ranked Position Weight)

Metode Bobot Posisi (Ranked Position Weight) merupakan waktu proses

operasi tersebut ditambah waktu proses-proses operasi berikutnya. Berikut

adalah langkah-langkah perhitungan dengan metode RPW (Ranked Position

Weight).

a. Predence Diagram

Precedence diagram adalah diagram pendahulu yang menunjukkan

urutan proses pengerjaan suatu produk yaitu kipas angin. Diagram ini

untuk menggambarkan hubungan atau saling keterkaitan antara satu

operasi dengan operasi lainnya.

Gambar 4.41 Predence Diagram Metode RPW (Ranked Position Weight)

b. Waktu Siklus (Cycle Time)

Waktu siklus adalah jarak waktu antara proses pertama ke proses

berikutnya dalam pembuatan suatu produk. Nilai ini didapatkan dari waktu

terbesar pada proses yang ada. Waktu siklus pada studi kasus ini adalah

30 detik. CT = 30 (Waktu Operasi Terbesar)

c. Matrik Bobot Posisi

Matrik bobot posisi terdiri dari operasi pendahulu dan operasi lanjutan.

Berikut adalah tabel yang telah dibuat. Berdasarkan diagram pandahulu di

atas, maka dapat dibuat matriks posisi seperti berikut ini.

IV-51

Tabel 4.9 Matrik Metode RPW (Ranked Position Weight)

Operasi Operasi Lanjutan Total

Pendahulu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 - 1 1 0 0 1 1 1 1 1 120 2 0 - 1 0 0 1 1 1 1 1 100 3 0 0 - 0 0 1 1 1 1 1 85 4 0 0 0 - 1 1 1 1 1 1 110 5 0 0 0 0 - 1 1 1 1 1 85 6 0 0 0 0 0 - 1 1 1 1 75 7 0 0 0 0 0 0 - 1 1 1 65 8 0 0 0 0 0 0 0 - 1 1 55 9 0 0 0 0 0 0 0 0 - 1 25

10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - 15

Nilai 1 dikonversikan ke dalam waktu operasi dari data studi kasus di atas

sedangkan nilai 0 diabaikan.

Pembobotan:

1. 20+15+10+10+10+30+10+15=120

2. 15+10+10+10+30+10+15 = 100

3. 10+10+10+30+10+15 = 85

4. 25+10+10+10+30+10+15=110

5. 10+10+10+30+10+15=85

6. 10+10+30+10+15=75

7. 10+30+10+15=65

8. 30+10+15=55

9. 10+15=25

10. 15

IV-52

d. Tabel Before dan After

Operasi Before adalah sebuah tabel operasi tanpa memperhatikan urutan.

Sedangkan Operasi After adalah sebuah tabel operasi dimana operasinya

diurutkan dari waktu terbesar sampai dengan waktu operasi terkecil.

Tabel 4.10 Before Tabel 4.11 After

e. Banyaknya Stasiun Kerja

Stasiun kerja terdiri dari beberapa proses. Berikut adalah perhitungan

untuk mencari banyaknya stasiun kerja. Banyaknya stasiun kerja

diperoleh dari jumlah operasi dibagi dengan waktu siklus. Seperti pada

rumus dibawah ini.

WS =sWaktusiklusiWaktuOpera =

30155 = 5,16 ≈ 6

Hasil perhitungan di atas menunjukkan banyaknya stasiun kerja. Jumlah

work station untuk metode RPW (Ranked Position Weight) adalah 6

stasiun kerja.

Operasi Bobot

Posisi

Operasi

Pendahulu

1 120 -

2 100 1

3 85 2

4 110 -

5 85 4

6 75 5,3

7 65 6

8 55 7

9 25 8

10 15 9

Operasi Bobot

Posisi

Operasi

Pendahulu

1 120 -

4 110 -

2 100 1

3 85 4

5 85 2

6 75 5,3

7 65 6

8 55 7

9 25 8

10 15 9

IV-53

f. Pengelompokan Masing-Masing Kelompok Kerja

Setelah diketahui diagram pendahulu dan waktu siklus maka dilakukan

pengelompokan stasiun kerja. Terdapat 6 work station dengan

menggunakan metode Ranked Positional Weight (RPW). Pengelompokan

ini diatur berdasarkan urutan operasi dalam setiap work station.

Tabel 4.12 Pengelompokan Kelompok Kerja

WS Operasi Total Waktu dalam Stasiun

Kerja Cycle Time

1 1 20 30

2 4 25 30

3 2,5 15+10=25 30

4 3,6,7 10+10+10=30 30

5 8 30 30

6 9,10 10+15=25 30

Berikut adalah diagram yang telah dikelompokkan dengan menggunakan

metode Killbridge. Operasi 1 bekerja dalam stasiun kerja 1, operasi 4

bekerja dalam stasiun kerja 2. Operasi 2 dan 5 bekerja dalam stasiun

kerja 3, operasi 3,6 dan 7 bekerja dalam stasiun kerja 4. Operasi 8

bekerja dalam stasiun kerja 5 dan operasi 9 dan 10 bekerja dalam stasiun

kerja 6.

Gambar 4.42 Pembagian Work Station Metode RPW (Ranked Position Weight)

IV-54

g. Efisiensi Work Station

Efisiensi stasiun kerja adalah waktu efektif kerja pada setiap work station.

Persen efisiensi stasiun kerja didapatkan dari pembagian waktu operasi

dengan waktu siklus dikalikan dengan 100 persen. Berdasarkan

pengelompokan kerja dari setiap stasiun, maka untuk mencari efisiensi

dari setiap work station digunaka rumus sebagai berikut.

%effisiensi WS = %100sWaktuSiklusiWaktuOpera = %100

4235

= 83,33%

Tabel 4.13 Efisiensi Work Station Metode RPW

WS Operasi Total Waktu

dalam Stasiun

Kerja

Cycle

Time

%Efisiensi

Work Station

1 1 20 30 66,67

2 4 25 30 83,33

3 2,5 25 30 83,33

4 3,6,7 30 30 100

5 8 30 30 100

6 9,10 25 30 83,33 Work station 1 memiliki nilai persen efisiensi stasiun kerja sebesar

66,67%. Sehingga stasiun ini sudah bisa dikatakan cukup efisien karena

hanya menganggur sebanyak 33,33%.

h. Efisiensi dan idle Lintasan

Efisiensi lintasan adlah waktu efektif kerja pada lintasan kerja.

Mendapatkan nilai efisiensi lintasan maka bisa didapatkan persen

menganggurnya dengan melakukan pengurangan antara 100 persen

dengan persen efisiensi lintasan.

IV-55

% Efisiensi Lintasan = %100Pr

WSCTtosesPerUniWaktu

= %100630

155

x= 86,11 %

% Idle = 13,89 %

Nilai persen efisiensi lintasan sebesar 86,11%. Sehingga stasiun ini sudah

bisa dikatakan efisien karena hanya menganggur sebanyak 13,89%.

4.4.3 Perhitungan Software

Buka WinQSB kemudian klik Facility Location and Layout. Klik file –

New Problem. Maka akan mucul Problem Specification. Klik problem type

Line Balancing, masukkan judul masalahnya dan masukkan banyaknya

operasi yaitu 10 dengan hitungan waktu dalam detik. Klik OK.

Gambar 4.43 Problem Specification

Tampilan akan muncul line balancing task information. Masukkan semua

data yang ingin di olah.

IV-56

Gambar 4.44 Task Information

Klik Solve and Analyze – Solve The Problem. Maka akan muncul Line

Balancing Solution dengan metode pemecahan dengan Heuristic Procedure,

primary heuristic yang digunakan Ranked Positional Weight Method dengan

tie breaker random (acak). Klik OK.

Gambar 4.45 Line Balancing Solution

Tampilan akan langsung muncul line balancing solution. Di sini bisa

dilihat banyaknya stasiun kerja, banyaknya operator, tugasnya, nama

tugasnya, waktu tugasnya, waktu yang tidak digunakan dan persen

menganggur.

IV-57

Gambar 4.46 Hasil Line Balancing Solution

Hasil dari line balancing solution yaitu mengetahui total keseluruhan

jumlah bnyaknya work station pada data perakitan produk kipas angin,

selanjutnya klik Results - Show Line Summary, tampilan akan muncul

kesimpulan dari line yang di olah.

Gambar 4.47 Line Balancing Summary

Klik Results – Show Line Layout in Graph. Tampilan akan mucul

pembagian stasiun kerja dalam lintasan.

Gambar 4.48 Line Balancing in Graph

IV-58

4.3.4. Analisis

Berdasarkan data tersebut agar dimengerti bagi penulis dan pembaca

maka akan dipermudah dengan membuat suatu penilaian. Data didapat

berdasarkan perhitungan atau pengolahan yang telah dilakukan baik manual

dan software, maka berikut ini adalah analisis bagi perhitungan keduanya.

4.3.4.1 Analisis Perhitungan Manual

Analisis dari hasil data-data tabel, gambar dan rumus diolah dengan

menggunakan kata-kata sehingga dapat dipahami. Analisis tersebut juga

dapat dibaca sebagai pengertian terhadap nilai dari hasil-hasil

perhitungannya. Analisis Perhitungan manual dibagi menjadi dua metode

yaitu metode killbridge dan metode bobot posisi (Ranked Position Weight). Di

bawah ini adalah analisis perhitungan manualnya sebagai berikut.

1. Metode Killbridge

Metode Killbridge digunakan hanya di hitung dengan menggunakan

perhitungan manual. Pada langkah pertama yaitu menentukan predence

diagram, dimana diagram ini untuk menggambarkan hubungan atau saling

keterkaitan antara satu operasi dengan operasi lainnya. Dihasikan waktu

siklus sebesar 42 detik yang didapat dari waktu produksi selama 7 jam dibagi

jumlah produksi 600 unit, dengan banyaknya stasiun kerja menggunakan

rumus yang ada terdiri dari 4 stasiun kerja. Kemudian dilakukan

pengelompokan stasiun kerja yang ternyata terdiri dari 5 stasiun kerja karena

kalau menggunakan rumus tidak melihat dari susunan operasi dan waktunya.

Persen efisiensi stasiun kerja berbeda-beda pada setiap stasiun kerja.

Stasiun kerja yang paling sedikit waktu menganggurnya adalah stasiun kerja

4. Persen efisiensi lintasan sebesar 92,26% yang berarti lintasan ini sangat

efisien dan 7,74% sedikit menganggur.

IV-59

2. Metode Bobot Posisi (Ranked Position Weight)

Perhitungan manual dengan metode Ranked Positional Weight (RPW)

pertama-tama membuat diagram pendahulu kemudian dilanjutkan dengan

pembuatan matriks bobot posisi dan setelah itu membuat tabel sebelum dan

sesudah. Waktu siklus didaptkan dari waktu terbesar pada waktu pengerjaan

produk yaitu sebesar 30 detik. Setelah itu dicari banyaknya stasiun kerja dan

dilakukan pengelompokan masing-masing kelompok kerja yang terdiri dari 6

stasiun kerja. Stasiun 4 dan 5 yang sangat efektif karena tidak menganggur

sedikit pun. Persen efisiensi lintasan dengan metode ini adalah 86,11%

berarti lintasa ini cukup memanfaatkan waktu yang ada.

4.3.4.2 Analisis Perhitungan Software

Berdasarkan pengolahan software dengan menggunakan metode

Ranked Positional Weight (RPW) maka diketahui jumlah hasil line balancing

solution. Stasiun lintasan sebanyak 6 buah stasiun. Dibutuhkan satu orang

operator pada masing-masing work station. Task name adalah nama operasi

yang ingin di olah dan task time adalah waktu pengerjaan per operasi. Time

unassigned adalah waktu yang tidak dipergunakan dan % idleness adalah

persen waktu menganggur. Operasi pertama terletak di stasiun pertama

dengan banyaknya operator sebanyak 1 orang dan nama operasi merakit

dinamo ke rangka dengan waktu pengerjaan selama 20 detik. Waktu yang

tidak digunakan sebesar 10 detik kemudian di dapatkan persen menganggur

sebesar 33,33%. Begitu pula pembacaan untuk operasi-operasi selanjutnya.

Waktu siklusnya sebesar 30 detik dengan banyaknya work station 6

buah dan banyaknya operator yang dibutuhkan sebanyak 6 orang.

Banyaknya waktu yang tersedia dalam detik adalah 180 detik dan total waktu

pengerjaan selama 155 detik dan waktu menganggur selama 25 detik. Jadi,

banyaknya persen waktu menganggur sebanyak 13,89%.

IV-60

Line balancing in graph, menunjukkan banyaknya pembagian stasiun

kerja. Terdapat 6 stasiun kerja, pada stasiun pertama terdapat tugas yang

pertama, pada stasiun kedua terdapat tugas keempat, pada stasiun tiga

terdapat tugas ke dua dan lima. Stasiun empat terdapat tugas ke tiga, enam

dan tujuh. Sedangkan pada stasiun lima terdapat tugas ke delapan dan pada

stasiun ke enam terdapat tugas sembilan dan sepuluh.

4.3.4.3 Perbandingan Analisis

Analisis hubungan antara perhitungan manual dan pengolahan

software dipergunakan sebagai pembanding terhadap kedua perhitungan

untuk menentukan tingkat kesamaan perhitungan dan perbedaan

perhitungan sehingga dapat diperhitungan untuk sebuah penelitian yang lebih

besar.

Perhitungan manual dengan mengggunakan metode killbridge dan

bobot posisi didapat hasil yang berbeda, karena dalam perhitungannya

metode killbridge menggunkan rumus dalam mencari waktu siklus dan bobot

posisi hanya mengambil waktu operasi paling besar dari setiap operasi.

Perhitungan metode killbridge didapatkan work station sebanyak 5 dan

metode RPW didaptkan 6 work station.

Perhitungan software terdapat kesamaan perhitungan antara

perhitungan manual dan perhitungan software dengan menggunakan metode

bobot posisi. Jadi, perbandingan antara kedua perhitungan terdapat

persamaan.

IV-61

4.4. Quality Control

Modul quality control ini memiliki permasalahan dan penyelesaiannya

dengan permasalahan pada studi kasus sedangkan penyelesaiannya

menggunakan perhitungan manual dan pengolahan software. Permasalahan

studi kasus dipergunakan untuk menentukan keakuratan dalam penyelesaian

terhadap perhitungan manual dan pengolahan software. Perhitungan manual

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan studi kasus dengan

menggunakan rumus yang berasal dari landasan teori sehingga keakuratan

perhitungan manual dapat dipertanggungjawabkan saat penganalisaan.

Pengolahan software digunakan untuk menyelesaikan permasalahan studi

kasus dengan menggunakan program komputer sehingga lebih efisien.

Berdasarkan kedua penyelesaian tersebut maka dibuatlah analisis agar

dapat dipahami oleh penulis dan pembaca dengan membuat suatu penilaian.

4.4.1 Studi Kasus

Sebuah PT. Elektronik Internasional yang bekerja dibidang elektronik

adalah suatu perusahaan pembuat produk yaitu kipas angin. Pembuatan

kipas angin ini tidak selamanya berjalan dengan lancer karena itu

perusahaan tersebut mempunyai bagian quality control. Bagian quality

control ini digunakan untuk memeriksa kecacatan barang berupa tutup depan

(casing) kipas angin dengan diameter 25cm. PT. Elektronik Internasional

mempunyai batasan kecacatan ±0,2 terhadap diameter tutup depan (casing)

kipas angin. Berikut ini adalah data pengamatan selama 30 hari dengan 5 kali

perulangan:

IV-62

Tabel 4.14 Data Pengamatan Produksi Tutup Depan (Casing)

Hari X1 X2 X3 X4 X5

1 24,07 24,05 25,00 24,07 24,01 2 24,01 25,00 24,00 24,09 25,04 3 24,09 24,09 24,00 24,19 25,00 4 25,12 24,22 24,29 24,00 25,17 5 24,21 24,00 24,06 24,19 24,14 6 24,21 25,05 24,90 24,89 24,55 7 24,02 24,01 24,10 24,00 25,00 8 24,55 24,23 25,14 24,22 24,25 9 25,00 24,10 24,90 25,00 24,00

10 24,05 24,11 24,05 24,00 25,00 11 24,03 24,10 25,00 24,01 24,09 12 25,00 25,00 24,09 24,01 24,00 13 24,00 24,00 24,06 24,01 24,09 14 24,01 24,05 24,01 24,00 24,02 15 25,00 25,00 24,00 24,99 25,01 16 24,03 25,00 24,04 24,00 24,02 17 25,01 24,02 24,00 24,01 25,00 18 24,00 25,00 24,00 25,09 24,09 19 24,08 24,17 24,09 25,00 25,01 20 25,00 24,02 24,05 25,00 24,00 21 25,00 25,00 24,00 25,00 25,00 22 24,00 25,00 24,01 24,02 24,04 23 24,09 24,04 25,00 24,00 24,00 24 24,99 25,00 24,90 24,90 25,00 25 25,00 24,08 25,00 24,00 24,02 26 24,91 24,78 24,26 25,00 24,99 27 25,00 24,99 24,90 25,00 24,78 28 24,10 25,00 24,40 24,09 25,00 29 25,00 25,01 24,00 25,02 24,00 30 24,97 24,88 25,00 25,01 25,00

IV-63

Berdasarkan data-data di atas dapat dicari, nilai rata-rata peta control

X dan peta control R, nilai BKA dan BKB, grafik peta control X dan peta

control R, simpangan baku, kapabilitas proses mesin (CP), indeks kapabilitas

bawah (CPL), indeks kapabilitas atas (CPU), dan indeks performansi kane

(CPK). Berikut ini adalah perhitungan manualnya untuk mencari hasil yang

optimal sehingga kualitas barang terjamin.

4.4.2 Perhitungan Manual

Perhitungan manual adalah sebuah penyelesaian dengan

menggunakan suatu rumus yang dihitung secara manual. Berikut ini adalah

perhitungan manual yang dilakukan untuk mencari nilai-nilai yang telah

ditentukan di atas.

Contoh Perhitungan:

Xഥ=24,07+24,05+25,00+24,07+24,01

5

Xഥ=121,2

5

Xഥ= 24,24 cm

R = Xmax – Xmin

= 25,00 - 24,01

= 0,99

Data hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

IV-64

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Data Produksi Tutup Depan (Casing) Kipas Angin

Hari X1 X2 X3 X4 X5 Xഥ R 1 24,07 24,05 25,00 24,07 24,01 24,24 0,99 2 24,01 25,00 24,00 24,09 25,04 24,428 1,04 3 24,09 24,09 24,00 24,19 25,00 24,274 1 4 25,12 24,22 24,29 24,00 25,17 24,56 1,17 5 24,21 24,00 24,06 24,19 24,14 24,12 0,21 6 24,21 25,05 24,90 24,89 24,55 24,72 0,84 7 24,02 24,01 24,10 24,00 25,00 24,226 1 8 24,55 24,23 25,14 24,22 24,25 24,478 0,41 9 25,00 24,10 24,90 25,00 24,00 24,6 1

10 24,05 24,11 24,05 24,00 25,00 24,37 1 11 24,03 24,10 25,00 24,01 24,09 24,3 0,09 12 25,00 25,00 24,09 24,01 24,00 24,42 1 13 24,00 24,00 24,06 24,01 24,09 24,025 0,09 14 24,01 24,05 24,01 24,00 24,02 24,018 0,05 15 25,00 25,00 24,00 24,99 25,01 24,8 1,01 16 24,03 25,00 24,04 24,00 24,02 24,218 1 17 25,01 24,02 24,00 24,01 25,00 24,408 1,01 18 24,00 25,00 24,00 25,09 24,09 24,436 1,09 19 24,08 24,17 24,09 25,00 25,01 24,335 0,93 20 25,00 24,02 24,05 25,00 24,00 24,414 1 21 25,00 25,00 24,00 25,00 25,00 24,8 1 22 24,00 25,00 24,01 24,02 24,04 24,214 1 23 24,09 24,04 25,00 24,00 24,00 24,226 1 24 24,99 25,00 24,90 24,90 25,00 24,958 0,1 25 25,00 24,08 25,00 24,00 24,02 24,42 1 26 24,91 24,78 24,26 25,00 24,99 24,788 0,74 27 25,00 24,99 24,90 25,00 24,78 24,934 0,22 28 24,10 25,00 24,40 24,09 25,00 24,518 0,91 29 25,00 25,01 24,00 25,02 24,00 24,606 1,02 30 24,97 24,88 25,00 25,01 25,00 24,972 0,13

733,586 23,95

IV-65

1. Peta Kontrol X

Penyelesaian quality control manggunakan peta control X adalah dengan

mencari nilai rata-rata dari data-data yang didapatkan. Berikut ini adalah nilai

rata-rata X, nilai BKA dan BKB, serta gambar grafik dari peta control X.

a. Nilai Rata-rata

b. Menghitung Nilai BKA dan BKB

BKAX = + A2 BKB X = - A2

= 24,4528+(0,577)(0,7983) = 24,4528-(0,577)(0,7983)

= 24,4528 + 0,4606191 = 24,4528-0,4606191

= 24,9134 = 23,9921

c. Grafik Peta Control X

Gambar 4.49 Peta Kontrol X

2. Peta Control R

Penyelesaian quality control menggunakan peta control R adalah dengan

mencari selisih atau range antara nilai terbesar dan terkecil dari data-data

IV-66

yang didapatkan. Berikut ini adalah nilai rata-rata R, nilai BKA dan BKB, serta

gambar dari peta control R.

a. Menghitung Rata-rata R

b. Menghitung Nilai BKA dan BKB

BKAR = D4 .

= (2,144)(0,7983)

= 1,6876

c. Gambar Grafik Peta Control R

Gambar 4.50 Peta Kontrol R

3. Menghitung nilai simpangan baku, kapabilitas proses mesin, indeks

kapabilitas bawah dan indeks kapabilitas atas, indeks performansi kane.

Berikut ini adalah nilai dari simpangan baku, kapabilitas proses mesin, indeks

kapabilitas bawah dan indeks kapabilitas atas, indeks performansi kane:

IV-67

a. Menghitung Simpangan Baku

σ=Rഥd2

=0,79832,326 =0,3432

b. Menghitung Kapabilitas Proses Mesin

CP=USL-LSL

6σ =25,2-24,86(0,3432) =

0,42,0592 =0,019

25cm (diameter tutup depan kipas angin (casing depan))

±0,2 (batas kecacatan dari tutup kipas angin (casing depan))

c. Menghitung Indeks Kapabilitas Bawah dan Indeks Kapabilitas Atas

CPL=Xഥ-LSL

3σ =24,24-24,83(0,3432) =

-0,561,0296 = -0,5439

CPUUSL-Xഥ

3σ =25,2-24,243(0,3432) =

0,961,0296 = 0,9324

d. Menentukan Indeks Performansi Kane (CPK)

CPK = Min (CPL,CPU) = Min (-0,5439;0,9324) = -0,5439

4.4.3 Perhitungan Software

Perhitungan secara manual data-data sampel yang telah diperoleh

dapat diolah dengan menggunakan perhitungan software WinQSB. Berikut ini

adalah langkah-langkah pengolahan data degan menggunakan software

WinQSB.

Langkah pertama, yaitu mengklik file-new problem, kemudian akan

muncul kotak dialog QCC problem specification, pilih variable data pada

kolom quality characteristics, pilih subgrup horizontally pada kolom data entry

format, pada problem title diisi dengan pembuatan PT. Elektronik

Internasional dengan number of quality characteristics adalah 1, size of

subgroups adalah 5, dan number of groups adalah 30. Jika semua perintah

telah dimasukkan, maka klik OK.

IV-68

Gambar 4.51 Menu File Quality Control Chart

Tampilan kotak dialog quality Characteristic dengan memilih variable data

dan data entry format dipilih subgroup horizonyally. Tampilan akan mucul

seperti gambar dibwah ini.

Gambar 4.52 Kotak Dialog QCC Problem Specification

Kotak dialog penginputan data akan muncul. Masukakan setiap

observasi ke kolom observation 1, observation 2, observation 3, observation

4 dan observation 5 sampai semua data-data dimasukkan sebanyak 30.

Dibawah ini merupakan gambar output peinginputan data sebanyak 30 yaitu

sebagai berikut.

IV-69

Gambar 4.53 Input Data pada Quality Control

Semua data telah dimasukkan ke dalam kotak dialog penginputan data

sebanyak 30 data, kemudian pilih menu gallery dan pilih x-bar (mean) chart.

Gambar 4.54 Menu Gallery

Output peta x-bar (mean) ajan muncul, output tersebut menunjukan

suatu peta yang menggambarkan grafik dari nilai rata-rata yang memiliki

batasan-batasan, yaitu batasan control atas (BKA) dan batas control bawah

(BKB).

IV-70

Gambar 4.55 Output Peat X

Output peta x-bar (mean) sudah muncul, maka kembali ke

penginputan data awal. Pilih gallery, kemudian pilih R (range) chart untuk

menentukan peta R.

Gambar 4.56 Menu Gallery

Output peta R (range) ajan muncul, output tersebut menggambarkan

suatu peta atau grafik dari nilai rata-rata yang memiliki batasan-batasan,

yaitu batasan control atas (BKA) dan batas control bawah (BKB).

IV-71

Gambar 4.57 Output Pera R

Output peta R muncul, kemudian pilih pada toolbar. Setelah itu,

pilih analysis-sample summary.

Gambar 4.58 Menu Analysis

Output sampel summary akan muncul. Kemudian dari output tersebut

dapat terlihat ringkasan-ringkasan nilai dari mean, median, midrange,

variance, standard deviation, range. Maximum, dan minimum.

IV-72

Gambar 4.59 Output Sample Summary

4.4.4. Analisis

Berdasarkan data tersebut agar dimengerti bagi penulis dan

pembaca maka akan dipermudah dengan membuat suatu penilaian. Data

didapat berdasarkan perhitungan atau pengolahan yang telah dilakukan baik

manual dan software, maka berikut ini adalah analisis bagi perhitungan

keduanya.

IV-73

4.4.4.1 Analisis Perhitungan Manual

Analisis dari hasil data-data yang ada ditabel menggunakan data

variabel karena berbentuk angka, rumus diolah dengan menggunakan kata-

kata sehingga dapat dipahami. Analisis tersebut juga dapat dibaca sebagai

pengertian terhadap nilai dari hasil-hasil perhitungannya. Analisis perhitungan

manual dibagi menjadi dua yaitu peta control X dan peta control R. Berikut ini

adalah analisis dari perhitungan manual.

1. Peta Kontrol X

Rata-rata dari peta control X didapat sebesar 733,586, sedangkan untuk

rata-rata double Xbar sebesar 24,4528, nilai BKA didapat hasil sebesar

24,9134 dan nilai BKB didapat sebesar 23,9921. Hasil dari rata-rata, BKA

dan BKB dapat digunakan untuk membuat grafik peta control X, dari peta

control X ini dapat dilihat data-data yang keluar dari batas control atas dan

batas control bawah. Hasil dari grafik tersebut memperlihatkan ada tiga data

yang melewati batas control atas artinya produk tersebut sudah tidak layak

untuk diproduksi lagi.

2. Peta Kontrol R

Nilai dari peta R pada peta control R didapat sebesar 23,98, sedangkan

nilai dari Rbar didapat sebesar 0,7983, nilai BKA didapat hasil sebesar

1,6876 dan nilai BKB didapat sebesar 0. Hasil dari rata-rata, BKA dan BKB

dapat digunakan untuk membuat peta control R, dari peta control R ini dapat

dilihat data-data yang keluar dari batas control atas dan batas control bawah.

Hasil dari grafik tersebut memperlihatkan tidak ada data yang keluar dari

batas control atas dan batas control bawah yang artinya semua barang

masih layak untuk diproduksi.

Menghitung peta control X dan peta control R pada modul quality control

juga menghitung simpangan baku, menghitung kapabilitas proses mesin,

menghitung indeks kapabilitas bawah, dan indeks kapabilitas atas,

menentukan indeks kane. Hasil dari simpangan baku sebesar 0,3432,

IV-74

kapabilitas proses mesin 0,019, hasil dari indeks kapabilitas bawah sebesar

-0,5439 dan indes kapabilitas atas sebesar 0,9324, sedangkan indeks

kanennya -0,5439.

4.4.4.2 Pengolahan Software

Berdasarkan pengolahan software dengan menggunakan peta

control X dan peta control R maka dapat diketahui banyaknya sampel yang

digunakan adalah 5 kali dengan pengulangan 30 hari pegamatan, nilai mean

terbesar 24,45, nilai mediannya sebesar 24,35, midrange didapat dari nilai

minimum ditambah nilai maksimum dan dibagi dua sehingga mendapatkan

hasil sebesar 24,51, nilai variansnya sebesar 17,29, standar deviasi sebesar

0,3757, rangenya sebesar 0,7983, nilai maksimum dari data-data tersebut

ialah 25,17 sedangkan nilai minimumnya 24.

Grafik dari peta X terdapat titik merah di atas batas control atas yang

artinya ada tiga barang yang cacat dan sudah tidak dapat di produksi,

sedangkan titik merah yang masih masuk batas control atas dan batas

control bawah artinya produk tersebut masih layaj produksi tapi sudah tidak

lama lagi produk tersebut juga kan cacat dan tidak dapat diproduksi. Grafik

dari peta R tidak terdapat titik merah di atas batas control yang artinya semua

barang masih layak untuk diproduksi tetapi ada tiga barang yang terdapat titik

merahnya artinya barang tersebut mendapat peringatan agar tidak lewat dari

batas control atas dan batas control bawah.

4.4.4.3 Perbandingan Analisis

Analisis hubungan antara perhitungan manual dan pengolahan

software dippergunakan sebgai perbandingan terhadap kedua perhitungan

untuk menentukan tingkat kesamaan perhitungan dan perbedaan

IV-75

perhitungan sehingga dapat diperhitungan untuk sebuah penelitian yang lebih

besar, berikut ini adalah hasil dari perbandinganya.

Perhitungan manual dan software dengan menggunakan peta control

X tidak terdapat perbedaan dalam perhitungannya akan tetapi pada grafik

ada perbedaannya karena di software barang-barang yang tidak layak

ataupun masuk kedalam zona berbahaya bias dilihat dari titik merahnya.

Sedangkan untuk peta R juga sama seperti peta X ada barang-barang yang

sudah mendapatkan peringatan seperti diberi titik merah.

4.5. Trasportasi

Modul trasportasi ini memiliki permasalahan dan penyelesaiannya

dengan permasalahan pada studi kasus sedangkan penyelesaiannya

menggunakan perhitungan manual dan pengolahan software. Permasalahan

studi kasus dipergunakan untuk menentukan keakuratan dalam penyelesaian

terhadap perhitungan manual dan pengolahan software. Perhitungan manual

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan studi kasus dengan

menggunakan rumus yang berasal dari landasan teori sehingga keakuratan

perhitungan manual dapat dipertanggungjawabkan saat penganalisaan.

Pengolahan software digunakan untuk menyelesaikan permasalahan studi

kasus dengan menggunakan program komputer sehingga lebih efisien.

Berdasarkan kedua penyelesaian tersebut maka dibuatlah analisis agar

dapat dipahami oleh penulis dan pembaca dengan membuat suatu penilaian.

4.5.1 Studi Kasus

Sebuah PT Electronic Internasional yang bekerja di bidang elektronik

pembuatan suatu produk yaitu kipas angin. Berdasarkan kipas angin yang

telah dibuat akan didistribusikan kepada empat agen perusahaan

pendistribusi. Berdasarkan lima gudang yang dimiliki PT Electronic

Internasional tersebut maka PT tersebut menyanggupkan empat agen

IV-76

perusahaan pendistribusi tersebut untuk produk kipas anginnya dengan biaya

trasportasinya dalam ($ / unit), berikut ini adalah tabel data pemesanan untuk

produk kipas angin. Tabel 4.16 Permintaan Produk Kipas Angin

Ke Gudang

Perusahaan Agen Alam

Perusahaan Agen Bima

Perusahaan Agen Cindra

Perusahaan Agen Demi

Kapasitas

Jakarta 5 2 4 6 150

Bekasi 3 5 6 6 100

Bandung 9 7 5 4 100

Bogor 6 5 4 3 200

Tanggerang 5 4 6 7 50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan data pemesanan akan produk kipas angin diatas tentukanlah

total biaya yang paling minimum dengan menggunakan empat metode.

4.5.2 Perhitungan Manual

Perhitungan manual adalah sebuah penyelesaian dengan

menggunakan suatu rumus yang dihitung secara manual. Perhitungan

manual dibagi menjadi empat yaitu perhitungan manual untuk metode pokok

kiri atas, metode least cost, metode VAM, dan metode RAM. Berikut ini

adalah perhitungan manualnya.

1. Perhitungan Manual Metode Pokok Kiri Atas (North West Corner)

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan penyelesaian

produk dengan metode pokok kiri atas. Berdasarkan data yang telah

dicantumkan dalam tabel, maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan

data dengan menggunakan perhitungan manual.

IV-77

Tabel 4.17 Perhitungan Manual Metode North West Corner Interaksi 1

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

150 2

X 4

X 6

X 150

Bekasi 3

X 5

6

6

100

Bandung 9

X 7

5

4

100

Bogor 6

X 5

4

3

200

Tanggerang 5

X 4

6

7

50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 1 diatas selanjutnya adalah mencari nilai yang

lainnya. Tabel 4.18 Perhitungan Manual Metode North West Corner Interaksi 2

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

150 2

X 4

X 6

X 150

Bekasi 3

X 5

100 6

X 6

X 100

Bandung 9

X 7

5

4

100

Bogor 6

X 5

4

3

200

Tanggerang 5

X 4

6

7

50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 2 diatas selanjutnya adalah mencari nilai yang

lainnya.

IV-78

Tabel 4.19 Perhitungan Manual Metode North West Corner Interaksi 3

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

150 2

X 4

X 6

X 150

Bekasi 3

X 5

100 6

X 6

X 100

Bandung 9

X 7

100 5

X 4

X 100

Bogor 6

X 5

X 4

3

200

Tanggerang 5

X 4

X 6

7

50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 3 diatas selanjutnya adalah mencari nilai yang

lainnya. Tabel 4.20 Perhitungan Manual Metode North West Corner Interaksi 4

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

150 2

X 4

X 6

X 150

Bekasi 3

X 5

100 6

X 6

X 100

Bandung 9

X 7

100 5

X 4

X 100

Bogor 6

X 5

X 4

175 3

200

Tanggerang 5

X 4

X 6

X 7

50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 4 diatas selanjutnya adalah mencari nilai yang

lainnya.

IV-79

Tabel 4.21 Perhitungan Manual Metode North West Corner Interaksi 5

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

150

2

X

4

X

6

X 150

Bekasi 3

X

5

100

6

X

6

X 100

Bandung 9

X

7

100

5

X

4

X 100

Bogor 6

X

5

X

4

175

3

25 200

Tanggerang 5

X

4

X

6

X

7

50 50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 5 maka selesailah sudah alokasi produk kipas

angin pada sel-sel sesuai dengan kapasitas dan permintaan yang

ditentukan. Langkah selanjutnya adalah menghitung total biaya

distribusinya yaitu sebagai berikut.

Z = (150 x $5) + (100 x $5) + (100 x $7) + (175 x $4) + (25 x $3) +

(50 x $7)

= $3075

2. Perhitungan Manual Metode Biaya Terkecil (Least Cost)

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan penyelesaian

produk dengan metode biaya terkecil. Berdasarkan data yang telah

dicantumkan dalam tabel, maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan

data dengan menggunakan perhitungan manual.

IV-80

Tabel 4.22 Perhitungan Manual Metode Least Cost Interaksi 1

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

5

6

6

100

Bandung 9

7

5

4

100

Bogor 6

5

4

3

200

Tanggerang 5

4

6

7

50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 1 diatas selanjutnya adalah mencari nilai yang

lainnya. Tabel 4.23 Perhitungan Manual Metode Least Cost Interaksi 2

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

7

5

4

100

Bogor 6

5

4

3

200

Tanggerang 5

4

6

7

50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 2 diatas selanjutnya adalah mencari nilai yang

lainnya.

IV-81

Tabel 4.24 Perhitungan Manual Metode Least Cost Interaksi 3

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

7

5

4

X 100

Bogor 6

5

4

3

75 200

Tanggerang 5

4

6

7

X 50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 3 diatas selanjutnya adalah mencari nilai yang

lainnya. Tabel 4.25 Perhitungan Manual Metode Least Cost Interaksi 4

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

7

5

4

X 100

Bogor 6

X 5

X 4

125 3

75 200

Tanggerang 5

4

6

7

X 50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 4 diatas selanjutnya adalah mencari nilai yang

lainnya.

IV-82

Tabel 4.26 Perhitungan Manual Metode Least Cost Interaksi 5

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

7

X 5

4

X 100

Bogor 6

X 5

X 4

125 3

75 200

Tanggerang 5

X 4

50 6

X 7

X 50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 5 diatas selanjutnya adalah mencari nilai yang

lainnya. Tabel 4.27 Perhitungan Manual Metode Least Cost Interaksi 6

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

50 7

X 5

50 4

X 100

Bogor 6

X 5

X 4

125 3

75 200

Tanggerang 5

X 4

50 6

X 7

X 50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 6 maka selesailah sudah alokasi produk kipas

angin pada sel-sel sesuai dengan kapasitas dan permintaan yang

IV-83

ditentukan. Langkah selanjutnya adalah menghitung total biaya

distribusinya yaitu sebagai berikut.

Z = (150 x $2) + (100 x $3) + (50 x $9) + (50 x $5) + (125 x $4) +

(75 x $3) + (50 + $4)

= $2225

3. Perhitungan Manual Vogel Approximation Method (VAM)

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan penyelesaian

produk dengan metode VAM. Berdasarkan data yang telah dicantumkan

dalam tabel, maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan data dengan

menggunakan perhitungan manual. Tabel 4.28 Perhitungan Manual Metode VAM Interaksi 1

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas Penalty

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150 2

Bekasi 3

5

6

6

100 2

Bandung 9

7

5

4

100 1

Bogor 6

5

4

3

200 1

Tanggerang 5

4

6

7

50 1

Permintaan 150 200 175 75 600 penalty 2 2 1 1

IV-84

Tabel 4.29 Perhitungan Manual Metode VAM Interaksi 2

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas Penalty

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100 2

Bandung 9

7

5

4

100 1

Bogor 6

5

4

3

200 1

Tanggerang 5

4

6

7

50 1

Permintaan 150 200 175 75 600 penalty 2 1 1 1

Tabel 4.30 Perhitungan Manual Metode VAM Interaksi 3

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas Penalty

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

7

5

4

X 100 1

Bogor 6

5

4

3

75 200 1

Tanggerang 5

4

6

7

X 50 1

Permintaan 150 200 175 75 600 penalty 1 1 1 1

IV-85

Tabel 4.31 Perhitungan Manual Metode VAM Interaksi 4

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas Penalty

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

X 7

X 5

100 4

X 100 2

Bogor 6

5

4

3

75 200 1

Tanggerang 5

4

6

7

X 50 1

Permintaan 150 200 175 75 600 penalty 1 1 1

Tabel 4.32 Perhitungan Manual Metode VAM Interaksi 5

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas Penalty

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

X 7

X 5

100 4

X 100

Bogor 6

5

4

75 3

75 200 1

Tanggerang 5

4

6

X 7

X 50 1

Permintaan 150 200 175 75 600 penalty 1 1 2

IV-86

Tabel 4.33 Perhitungan Manual Metode VAM Interaksi 6

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas Penalty

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

X 7

X 5

100 4

X 100

Bogor 6

X 5

50 4

75 3

75 200 1

Tanggerang 5

50 4

X 6

X 7

X 50 1

Permintaan 150 200 175 75 600 penalty 1 1

Berdasarkan interaksi 6 maka selesailah sudah alokasi produk kipas

angin pada sel-sel sesuai dengan kapasitas dan permintaan yang ditentukan.

Langkah selanjutnya adalah menghitung total biaya distribusinya yaitu

sebagai berikut.

Z = (150 x $2) + (100 x $3) + (100 x $5) + (50 x $5) + (75 x $4) + (75 x $3)

+ (50 + $5)

= $2125

4. Perhitungan Manual Russel Approximation Method (RAM)

Data perhitungan manual di bawah ini menggunakan penyelesaian

produk dengan metode RAM. Berdasarkan data yang telah dicantumkan

dalam tabel, maka di bawah ini adalah hasil dari pengolahan data dengan

menggunakan perhitungan manual.

IV-87

Tabel 4.34 Perhitungan Manual Metode RAM Interaksi 1

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

2

4

6

150

Bekasi 3

5

6

6

100

Bandung 9

7

5

4

100

Bogor 6

5

4

3

200

Tanggerang 5

4

6

7

50

Permintaan 150 200 175 75 600

A1 = 5-6-9 = -10 B1 = 2-6-7 = -11 C1 = 4-6-6 = -8 D1 = 6-6-7 = -7

A2 = 3-6-9 = -12 B2 = 5-6-7 = - 8 C2 = 6-6-6 = -6 D2 = 6-6-7 = -7

A3 = 9-7-9 = - 7 B3 = 7-9-7 = - 9 C3 = 5-9-6 = -10 D3 = 4-9-7 = -12

A4 = 6-6-9 = - 9 B4 = 5-6-7 = - 8 C4 = 4-6-6 = -8 D4 = 3-6-7 = -10

A5 = 5-7-9 = -11 B5 = 4-7-7 = -10 C5 = 6-7-6 = -7 D5 = 7-7-7 = -7

Tabel 4.35 Perhitungan Manual Metode RAM Interaksi 2

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

2

4

6

150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

7

5

4

100

Bogor 6

5

4

3

200

Tanggerang 5

4

6

7

50

Permintaan 150 200 175 75 600

IV-88

A1 = 5-5-9 = - 9 B1 = 2-5-7 = -10 C1 = 4-5-6 = - 7

A3 = 9-7-9 = - 7 B3 = 7-9-7 = - 9 C3 = 5-9-6 = -10

A4 = 6-6-9 = - 9 B4 = 5-6-7 = - 8 C4 = 4-6-6 = - 8

A5 = 5-6-9 = -10 B5 = 4-6-7 = - 9 C5 = 6-6-6 = - 6

A1 = 5-6-9 = -10 B1 = 2-6-7 = -11 C1 = 4-6-6 = -8 D1 = 6-6-7 = -7

A3 = 9-7-9 = - 7 B3 = 7-9-7 = - 9 C3 = 5-9-6 = -10 D3 = 4-9-7 = -12

A4 = 6-6-9 = - 9 B4 = 5-6-7 = - 8 C4 = 4-6-6 = -8 D4 = 3-6-7 = -10

A5 = 5-7-9 = -11 B5 = 4-7-7 = -10 C5 = 6-7-6 = -7 D5 = 7-7-7 = -7

Tabel 4.36 Perhitungan Manual Metode RAM Interaksi 3

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

2

4

6

X 150

Bekasi 3

100

5

X

6

X

6

X 100

Bandung 9

7

5

4

75 100

Bogor 6

5

4

3

X 200

Tanggerang 5

4

6

7

X 50

Permintaan 150 200 175 75 600

IV-89

A3 = 9-7-9 = - 7 B3 = 7-9-7 = - 9 C3 = 5-9-6 = -10

A4 = 6-6-9 = - 9 B4 = 5-6-7 = - 8 C4 = 4-6-6 = - 8

A5 = 5-6-9 = -10 B5 = 4-6-6 = - 8 C5 = 6-6-6 = - 6

Tabel 4.37 Perhitungan Manual Metode RAM Interaksi 4

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

X 7

X 5

25 4

75 100

Bogor 6

5

4

3

X 200

Tanggerang 5

4

6

7

X 50

Permintaan 150 200 175 75 600

Tabel 4.38 Perhitungan Manual Metode RAM Interaksi 5

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

X 7

X 5

25 4

75 100

Bogor 6

5

4

3

X 200

Tanggerang 5

4

6

7

X 50

Permintaan 150 200 175 75 600

A4 = 6-6-6 = - 6 B4 = 5-6-5 = - 6 C4 = 4-6-6 = - 8

A5 = 5-6-6 = - 7 B5 = 4-6-6 = - 8 C5 = 6-6-6 = - 6

IV-90

A4 = 6-6-6 = - 6 B4 = 5-6-5 = - 6

A5 = 5-6-5 = - 6 B5 = 4-5-5 = - 6

Tabel 4.39 Perhitungan Manual Metode RAM Interaksi 6 Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

X 7

X 5

25 4

75 100

Bogor 6

5

4

150 3

X 200

Tanggerang 5

4

6

X 7

X 50

Permintaan 150 200 175 75 600

Tabel 4.40 Perhitungan Manual Metode RAM Interaksi 7

Ke Gudang

Perusahaan Alam

Perusahaan Bima

Perusahaan Cindra

Perusahaan Demi

Kapasitas

Jakarta 5

X 2

150 4

X 6

X 150

Bekasi 3

100 5

X 6

X 6

X 100

Bandung 9

X 7

X 5

25 4

75 100

Bogor 6

50 5

X 4

150 3

X 200

Tanggerang 5

X 4

50 6

X 7

X 50

Permintaan 150 200 175 75 600

Berdasarkan interaksi 7 maka selesailah sudah alokasi produk kipas

angin pada sel-sel sesuai dengan kapasitas dan permintaan yang ditentukan.

IV-91

Langkah selanjutnya adalah menghitung total biaya distribusinya yaitu

sebagai berikut.

Z = (150 x $2) + (100 x $3) + (25 x $5) + (75 x $4) + (50 x $6) + (150 x $4)

+ (50 + $4)

= $2125

4.5.3 Pengolahan Software

Data-data di atas selain penghitungan yang dilakukan secara manual,

penghitungan-penghitungan untuk studi kasus dapat secara lebih praktis dan

efisien dilakukan dengan program komputer. Pengolahan software dibagi

menjadi empat yaitu pengolahan software untuk metode pokok kiri atas,

metode least cost, metode VAM, dan metode RAM. Berikut ini adalah

Pengolahan software-nya yaitu sebagai berikut.

1. Pengolahan Software Metode Pokok Kiri Atas (North West Corner)

Langkah membuat software metode pokok kiri atas yaitu mencarinya di

program, dengan cara klik menu start lalu klik all programs setelah itu carilah

WinQSB dan terakhir network modelling. Langkah selanjutnya setelah masuk

kedalam network modelling didalam bagian menubar memilih file lalu

mengklik newproblem. Setelah masuk kedalam newproblem maka akan

terdapat tabel seperti Gambar 3.1 dalam kolom problem title ditulis produk

kipas angin, selanjutnya dalam number of goal diberikan angka 1, selanjutnya

dalam problem type diklik trasportation problem, selanjutnya dalam number

of sorces diberikan angka 5, dan selanjutnya dalam number of destination

diberikan angka 4. Setelah selesai lalu mengklik tombol ok.

IV-92

Gambar 4.60 Problem Specification Metode Pokok Kiri Atas (North West Corner)

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan terdapat tabel

seperti Gambar 3.2. Langkah selanjutnya dalam gambar tersebut yaitu

mengisi data-data yang sesuai dengan studi kasusnya.

Gambar 4.61 Data Pengamatan Metode Pokok Kiri Atas (North West Corner)

Langkah selanjutnya setelah data telah tersusun seperti gambar di atas,

data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data yaitu transportation.

Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah memilih solve and

analyze, lalu memilih select initial solution method.

IV-93

Gambar 4.62 Solve and Analyze, Select Initial Solution Method

Langkah selanjutnya setelah mengklik select initial solution method maka

akan terdapat tabel seperti Gambar 3.4. Langkah selanjutnya dalam gambar

tersebut yaitu memilih northwest corner method (NWC), setelah selesai lalu

memilih ok.

Gambar 4.63 Trasportation Simplex Initial Solution Method(North West Corner)

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan kembali ke awal

semula. Langkah selanjutnya adalah memilih solve and analyze, lalu memilih

solve and display steps-tableau.

Gambar 4.64 Solve and Analyze, Solve and Display Steps-tableau

IV-94

Langkah selanjutnya setelah mengklik solve and analyze maka akan

terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil interaksi 1

pengolahan data di atas yaitu northwest corner method (NWC).

Gambar 4.65 Trasportation Tableau North West Corner Interation 1

Langkah selanjutnya adalah mengklik next interation sampai final

interation. Data output di bawah ini adalah hasil interaksi 6 pengolahan data

di atas yaitu northwest corner method (NWC).

IV-95

Gambar 4.66 Trasportation Tableau North West Corner Interation 6 (Final)

Langkah selanjutnya setelah mengklik next interation final maka akan

terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil solution table

pengolahan data di atas yaitu northwest corner method (NWC).

Gambar 4.67 Solution Tableau North West Corner

Langkah selanjutnya setelah mengklik graphic solution maka akan

terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil graphic

solution pengolahan data di atas yaitu northwest corner method (NWC).

IV-96

Gambar 4.68 Graphic Solution North West Corner

2. Pengolahan Software Metode Biaya Terkecil (Least Cost)

Langkah selanjutnya adalah mengembalikan ke data semula, setelah

data kembali maka data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data

yaitu transportation. Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah

memilih solve and analyze, lalu memilih select initial solution method.

Langkah selanjutnya setelah mengklik select initial solution method maka

akan terdapat tabel seperti Gambar 3.10. Langkah selanjutnya dalam gambar

tersebut yaitu memilih row minimum (RM), setelah selesai lalu memilih ok.

IV-97

Gambar 4.69 Problem Specification Metode Biaya Terkecil (Least Cost)

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan kembali ke awal

semula. Langkah selanjutnya adalah memilih solve and analyze, lalu memilih

solve and display steps-tableau. Langkah selanjutnya setelah mengklik solve

and analyze maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini

adalah hasil interaksi final pengolahan data di atas yaitu row minimum (RM).

Gambar 4.70 Trasportation Tableau Least Cost Interation 1 (Final)

IV-98

Langkah selanjutnya setelah mengklik next interation final maka akan

terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil solution table

pengolahan data di atas yaitu row minimum (RM).

Gambar 4.71 Solution Tableau Least Cost

Langkah selanjutnya mengklik result lalu graphic solution, setelah

mengklik graphic solution maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di

bawah ini adalah hasil graphic solution pengolahan data di atas yaitu row

minimum (RM).

Gambar 4.72 Graphic Solution Least Cost

IV-99

3. Pengolahan Software Vogel Approximation Method (VAM)

Langkah selanjutnya adalah mengembalikan ke data semula, setelah

data kembali maka data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data

yaitu transportation. Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah

memilih solve and analyze, lalu memilih select initial solution method.

Langkah selanjutnya setelah mengklik select initial solution method maka

akan terdapat tabel seperti Gambar 3.14. Langkah selanjutnya dalam gambar

tersebut yaitu memilih vogel’s approximation method (VAM), setelah selesai

lalu memilih ok.

Gambar 4.73 Problem Specification Vogel Approximation Method (VAM)

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan kembali ke awal

semula. Langkah selanjutnya adalah memilih solve and analyze, lalu memilih

solve and display steps-tableau. Langkah selanjutnya setelah mengklik solve

and analyze maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini

adalah hasil interaksi final pengolahan data di atas yaitu vogel approximation

method (VAM).

IV-100

Gambar 4.74 Trasportation Tableau Vogel Approximation Method Interation 1

(Final)

Langkah selanjutnya setelah mengklik next interation final maka akan

terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil solution table

pengolahan data di atas yaitu vogel approximation method (VAM).

Gambar 4.75 Solution Tableau Vogel Approximation Method

Langkah selanjutnya mengklik result lalu graphic solution, setelah

mengklik graphic solution maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di

IV-101

bawah ini adalah hasil graphic solution pengolahan data di atas yaitu vogel

approximation method (VAM).

Gambar 4.76 Graphic Solution Vogel Approximation Method

4. Pengolahan Software Russel Approximation Method (RAM)

Langkah selanjutnya adalah mengembalikan ke data semula, setelah

data kembali maka data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data

yaitu transportation. Setelah data telah tersusun langkah selanjutnya adalah

memilih solve and analyze, lalu memilih select initial solution method.

Langkah selanjutnya setelah mengklik select initial solution method maka

akan terdapat tabel seperti Gambar 3.18. Langkah selanjutnya dalam gambar

tersebut yaitu memilih russel approximation method (RAM), setelah selesai

lalu memilih ok.

IV-102

Gambar 4.77 Problem Specification Russel Approximation Method (RAM)

Langkah selanjutnya setelah mengklik ok maka akan kembali ke awal

semula. Langkah selanjutnya adalah memilih solve and analyze, lalu memilih

solve and display steps-tableau. Langkah selanjutnya setelah mengklik solve

and analyze maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini

adalah hasil interaksi final pengolahan data di atas yaitu russel approximation

method (RAM).

Gambar 4.78 Trasportation Tableau Russel Approximation Method Interation 1

(Final)

IV-103

Langkah selanjutnya setelah mengklik next interation final maka akan

terdapat hasil outputnya. Data output di bawah ini adalah hasil solution table

pengolahan data di atas yaitu russel approximation method (RAM).

Gambar 4.79 Solution Tableau Russel Approximation Method

Langkah selanjutnya mengklik result lalu graphic solution, setelah

mengklik graphic solution maka akan terdapat hasil outputnya. Data output di

bawah ini adalah hasil graphic solution pengolahan data di atas yaitu russel

approximation method (RAM).

Gambar 4.80 Graphic Solution Russel Approximation Method

IV-104

4.5.4. Analisis

Berdasarkan data tersebut agar dimengerti bagi penulis dan pembaca

maka akan dipermudah dengan membuat suatu penilaian. Data didapat

berdasarkan perhitungan atau pengolahan yang telah dilakukan baik manual

dan software maka berikut ini adalah analisis bagi perhitungan keduanya.

Perhitungan manual dibuat analisis dari perhitungan menggunakan

dengan menggunakan kalkulator untuk mengisi data-data tabel dan rumus

sehingga menghasilkan data yang diinginkan. Pengolahan software dibuat

analisis dari hasil pengolahan data menggunakan software dengan mengisi

data sehingga dapat menghasilkan data yang diinginkan. Hubungan antara

perhitungan manual dan pengolahan software diberikan tujuan untuk

menghubungkan kedua pembahasan, sehingga dapat menentukan hasil-hasil

tersebut yang lebih akurat dan berbobot sehingga dapat

dipertanggungjawabkan.

4.5.4.1 Analisis Perhitungan Manual

Analisis dari hasil data-data tabel dan rumus diolah dengan

menggunakan kata-kata sehingga dapat dipahami. Analisis tersebut juga

dapat dibaca sebagai pengertian terhadap nilai dari hasil-hasil

perhitungannya. Analisis perhitungan manual dibagi menjadi empat yaitu

metode pokok kiri atas, metode least cost, metode VAM, dan metode RAM, di

bawah ini adalah analisis perhitungan manualnya sebagai berikut.

1. Analisis Perhitungan Manual Metode Pokok Kiri Atas (North West Corner)

Berdasarkan data interaksi kelima maka pendistribusian kipas angin

untuk perusahaan Alam didistribusikan dari Jakarta dengan kapasitasnya

sebesar 150 unit. Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Bima

didistribusikan dari Bekasi dengan kapasitasnya sebesar 100 unit.

Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Bima didistribusikan dari

Bandung dengan kapasitasnya sebesar 100 unit. Pendistribusian kipas angin

IV-105

untuk perusahaan Cindra didistribusikan dari Bogor dengan kapasitasnya

sebesar 175 unit. Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Demi

didistribusikan dari Bogor dengan kapasitasnya sebesar 25 unit.

Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Demi didistribusikan dari

Tanggerang dengan kapasitasnya sebesar 50 unit. Sehingga total biaya yang

dihasilkan sebesar $3075.

2. Analisis Perhitungan Manual Metode Biaya Terkecil (Least Cost)

Berdasarkan data interaksi keenam maka pendistribusian kipas angin

untuk perusahaan Bima didistribusikan dari Jakarta dengan kapasitasnya

sebesar 150 unit. Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Alam

didistribusikan dari Bekasi dengan kapasitasnya sebesar 100 unit.

Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Alam didistribusikan dari

Bandung dengan kapasitasnya sebesar 50 unit. Pendistribusian kipas angin

untuk perusahaan Cindra didistribusikan dari Bandung dengan kapasitasnya

sebesar 50 unit. Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Cindra

didistribusikan dari Bogor dengan kapasitasnya sebesar 125 unit.

Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Demi didistribusikan dari

Bogor dengan kapasitasnya sebesar 75 unit. Pendistribusian kipas angin

untuk perusahaan Bima didistribusikan dari Tanggerang dengan

kapasitasnya sebesar 50 unit. Sehingga total biaya yang dihasilkan sebesar

$2225.

3. Analisis Perhitungan Manual Vogel Approximation Method (VAM)

Berdasarkan data interaksi keenam maka pendistribusian kipas angin

untuk perusahaan Bima didistribusikan dari Jakarta dengan kapasitasnya

sebesar 150 unit. Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Alam

didistribusikan dari Bekasi dengan kapasitasnya sebesar 100 unit.

Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Cindra didistribusikan dari

Bandung dengan kapasitasnya sebesar 100 unit. Pendistribusian kipas angin

untuk perusahaan Cindra didistribusikan dari Bogor dengan kapasitasnya

IV-106

sebesar 75 unit. Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Bima

didistribusikan dari Bogor dengan kapasitasnya sebesar 50 unit.

Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Demi didistribusikan dari

Bogor dengan kapasitasnya sebesar 75 unit. Pendistribusian kipas angin

untuk perusahaan Alam didistribusikan dari Tanggerang dengan

kapasitasnya sebesar 50 unit. Sehingga total biaya yang dihasilkan sebesar

$2125.

4. Analisis Perhitungan Manual Russel Approximation Method (RAM)

Berdasarkan data interaksi ketujuh maka pendistribusian kipas angin

untuk perusahaan Bima didistribusikan dari Jakarta dengan kapasitasnya

sebesar 150 unit. Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Alam

didistribusikan dari Bekasi dengan kapasitasnya sebesar 100 unit.

Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Cindra didistribusikan dari

Bandung dengan kapasitasnya sebesar 25 unit. Pendistribusian kipas angin

untuk perusahaan Demi didistribusikan dari Bandung dengan kapasitasnya

sebesar 75 unit. Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Alam

didistribusikan dari Bogor dengan kapasitasnya sebesar 50 unit.

Pendistribusian kipas angin untuk perusahaan Cindra didistribusikan dari

Bogor dengan kapasitasnya sebesar 150 unit. Pendistribusian kipas angin

untuk perusahaan Bima didistribusikan dari Tanggerang dengan

kapasitasnya sebesar 50 unit. Sehingga total biaya yang dihasilkan sebesar

$2125.

4.5.4.2 Analisis Pengolahan Software

Analisis dari hasil menggunakan perangkat komputer diolah dengan

menggunakan kata-kata sehingga dapat dimengerti oleh penulis dan

pembaca. Analisis tersebut juga dapat dibaca sebagai pengertian terhadap

nilai dari hasil-hasil pengolahannya. Analisis Pengolahan software dibagi

menjadi empat yaitu metode pokok kiri atas, metode least cost, metode VAM,

IV-107

dan metode RAM, di bawah ini adalah analisis pengolahan software-nya

sebagai berikut.

1. Analisis Pengolahan Software Metode Pokok Kiri Atas (North West

Corner)

Berdasarkan interaksi pertama didapatkan bahwa perusahaan Alam pada

gudang Tanggerang terdapat Cij=-8**, sedangkan pada perusahaan Demi

pada gudang Tanggerang terdapat 50*, dari hasil tersebut maka

pendistribusian dapat ditukarkan untuk menghasilkan biaya yang lebih

murah. Hasil dari dual p(j) untuk perusahaan Alam didapat nilai sebesar 3

data tersebut merupakan selisih biaya distribusi dari gudang-gudang tertentu

untuk perusahaan tersebut yaitu gudang Bekasi dengan biaya 3 dan gudang

Bogor dengan biaya 6 maka selisih harganya sebesar 3. Berdasarkan

solution table merupakan hasil yang optimal dari pendistribusian kipas angin

menuju beberapa perusahaan dengan total biaya sebesar $2125.

2. Analisis Pengolahan Software Metode Biaya Terkecil (Least Cost)

Hasil dari dual p(j) untuk perusahaan Alam didapat nilai sebesar 3 data

tersebut merupakan selisih biaya distribusi dari gudang-gudang tertentu

untuk perusahaan tersebut yaitu gudang Bekasi dengan biaya 3 dan gudang

Bogor dengan biaya 6 maka selisih harganya sebesar 3. Berdasarkan

solution table merupakan hasil yang optimal dari pendistribusian kipas angin

menuju beberapa perusahaan dengan total biaya sebesar $2125.

3. Analisis Pengolahan Software Vogel Approximation Method (VAM)

Hasil dari dual p(j) untuk perusahaan Alam didapat nilai sebesar 3 data

tersebut merupakan selisih biaya distribusi dari gudang-gudang tertentu

untuk perusahaan tersebut yaitu gudang Bekasi dengan biaya 3 dan gudang

Bogor dengan biaya 6 maka selisih harganya sebesar 3. Berdasarkan

solution table merupakan hasil yang optimal dari pendistribusian kipas angin

menuju beberapa perusahaan dengan total biaya sebesar $2125.

IV-108

4. Analisis Pengolahan Software Russel Approximation Method (RAM)

Hasil dari dual p(j) untuk perusahaan Alam didapat nilai sebesar 3 data

tersebut merupakan selisih biaya distribusi dari gudang-gudang tertentu

untuk perusahaan tersebut yaitu gudang Bekasi dengan biaya 3 dan gudang

Bogor dengan biaya 6 maka selisih harganya sebesar 3. Berdasarkan

solution table merupakan hasil yang optimal dari pendistribusian kipas angin

menuju beberapa perusahaan dengan total biaya sebesar $2125.

4.5.4.3 Perbandingan Analisis

Analisis dari hubungan antara perhitungan manual dan pengolahan

software dipergunakan sebagai pembanding terhadap kedua perhitungan

untuk menentukan tingkat kesamaan perhitungan dan perbedaan

perhitungan sehingga dapat diperhitungan untuk sebuah penelitian yang lebih

besar, di bawah ini adalah hasil dari perbandingannya adalah sebagai

berikut.

Berdasarkan perhitungan manual bahwa total biaya dari pokok kiri

atas didapat biaya sebesar $3075 sedangkan pengolahan software didapat

biaya sebesar $2125 terdapat perbedaan yang besar dikarenakan untuk

pengolahan software untuk metode pokok kiri atas hanya interaksi yang

pertama saja yang sama sedangkan interaksi berikutnya merupakan hasil

yang paling minimum yang terbaik untuk pendistribusian kipas angin.