28
45 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam satu prasiklus dan dua siklus sebagaimana pemaparan berikut ini: A. Prasiklus Prasiklus terdiri dari empat tahap: 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. observasi dan 4. Refleksi serta Replanning 1. Perencanaan a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa pada materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT dengan menggunakan metode yang biasa digunakan peneliti yaitu metode ceramah. b. Peneliti membuat silabus pembelajaran. c. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembalajaran.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Prasikluseprints.radenfatah.ac.id/142/4/BAB IV.pdf46 d. Peneliti menyiapkan sarana / media pembelajaran yang berkaitan dengan materi sifat-sifat

Embed Size (px)

Citation preview

45

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam satu prasiklus dan

dua siklus sebagaimana pemaparan berikut ini:

A. Prasiklus

Prasiklus terdiri dari empat tahap:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. observasi dan

4. Refleksi serta Replanning

1. Perencanaan

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa pada

materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT dengan menggunakan

metode yang biasa digunakan peneliti yaitu metode ceramah.

b. Peneliti membuat silabus pembelajaran.

c. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembalajaran.

46

d. Peneliti menyiapkan sarana / media pembelajaran yang berkaitan

dengan materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT.

e. Peneliti menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Pada saat awal prasiklus pelaksanaan tidak sesuai dengan

rencana, hal ini disebabkan oleh:

a. Siswa mengalami kesulitan dalam menghafal materi sifat-sifat

mustahil bagi Allah SWT. .

b. Guru memilih metode yang kurang tepat dalam proses

pembelajaran sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT.

3. Observasi dan Evaluasi

Adapun hasil dari observasi dan penilaian yang telah dilakukan

oleh peneliti pada prasiklus dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:

47

Tabel 1

Perolehan Nilai Siswa Terhadap Materi Sifat-sifat mustahil bagi Allah

SWT dengan Menggunakan metode Ceramah pada Prasiklus

No Nama Siswa Perolehan Nilai Siswa

Skor KKM

Ketuntasan

1 Azka 50 70 Belum Tuntas

2 Aziza 60 70 Belum Tuntas

3 Adelta 50 70 Belum Tuntas

4 Alfian 50 70 Belum Tuntas

5 Bela 50 70 Belum Tuntas

6 Chelsi 50 70 Belum Tuntas

7 Dicky 50 70 Belum Tuntas

8 Dinda 50 70 Belum Tuntas

9 Ferdi 70 70 Tuntas

10 Jusika 40 70 Belum Tuntas

11 Rahmi 40 70 Belum Tuntas

12 Rahayu 70 70 Tuntas

13 Marsel 70 70 Tuntas

14 Sandi 50 70 Belum Tuntas

15 Sanjaya 60 70 Belum Tuntas

16 Wahyu 50 70 Belum Tuntas

17 Winanda 50 70 Belum Tuntas

18 Tatia 60 70 Belum Tuntas

Jumlah Nilai 970

Nilai Rata-rata 53.88

48

Melihat pada tabel di atas, maka hasil nilai terhadap kemampuan

siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada saat proses

belajar mengajar pada prasiklus masih tergolong rendah atau kurang,

hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh peserta didik pada saat

prasiklus, nilai tertinggi hanya mencapai 70 sedangkan nilai terendah

adalah 40. Dari penilaian terhadap kemampuan siswa menghafal sifat-

sifat mustahil bagi Allah SWT. mendapatkan nilai rata 53.88 dari skor

KKM 70.

Tabel 2

Tingkat Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada Prasiklus

NO Tingkat Kemampuan Jumlah Persentase Keterangan

Tidak Tuntas Tuntas

1

2

3

4

5

Sangat Baik (90 - 100)

Baik (70 - 89)

Cukup (50 – 69)

Kurang ( 30 – 49)

Sangat Kurang (00 – 29)

-

3 Orang

13 Orang

2 Orang

-

-

16,66 %

72.22 %

11.11%

-

Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Jumlah 18 Orang 100 %

Keterangan: Sangat Baik : 81 - 100 Baik : 61 - 80 Cukup : 41 - 60 Kurang : 21 - 40 Sangat Kurang : 00 - 20

Berdasarkan pada tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-

rata yang diperoleh siswa pada prasiklus dalam hal kemampuan

49

menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. masih kurang dan

sangat kurang. Dari 18 siswa, baru ada 3 siswa yang nilainya

mendapat kategori baik. Adapun perolehan nilai siswa adalah 13

peserta didik atau 72.22 % mendapat kategori cukup, 2 Peserta didik

atau 11.11 % mendapat kategori kurang. Bila dilihat dari segi

ketuntasan, maka pada prasiklus baru ada 3 orang siswa atau

16.66 % siswa yang mencapai ketuntasan.

Tabel. 3 Hasil Observasi Aktifitas belajar Siswa Pada Pratindakan

No Nama Siswa Aktifitas Belajar Siswa

Memperhatikan Tidak Memperhatikan

1 Azka Ö

2 Aziza Ö

3 Adelta Ö

4 Alfian Ö

5 Bela Ö

6 Chelsi Ö

7 Dicky Ö

8 Dinda Ö

9 Ferdi Ö

10 Jusika Ö

11 Rahmi Ö

12 Rahayu Ö

13 Marsel Ö

14 Sandi Ö

15 Sanjaya Ö

16 Wahyu Ö

17 Winanda Ö

18 Tatia Ö

Jumlah 6 12

Persentase 33 % 67 %

50

Hasil observasi kegiatan belajar siswa pada pratindakan masih

sangat rendah hal ini terlihat pada tabel di atas dari 2 aspek penilaian,

hanya 6 orang peserta didik atau 33% dari peserta didik yang aktif

memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada saat

melaksanakan proses pembelajaran pada prasiklus.

Tabel 4

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada saat Proses Belajar Mengajar pada Prasiklus

No Kegiatan Skor

1 Apersepsi 60

2 Penjelasan materi pelajaran 50

3 Penjelasan metode pembelajaran 50

4 Teknik persiapan proses pembelajaran 50

5 Pengelolaan kegiatan kegiatan pembelajaran 50

6 Pemberian pejelasan pada saat kegiatan pembelajaran

50

7 Pemberian kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya dan mengutaran pendapat

60

8 Memberikan penghargaan kepada setiap individu 50

9 Kemampuan melakukan evaluasi 50

10 Kemampuan menyimpulkan materi pelajaran 60

11 Menutup Pelajaran 60

Jumlah 590

Rata-rata 53,6

Adapun penskoran terhadap aktivitas proses belajar mengajar

yang dilakukan oleh guru adalah:

Skor 85-100 = Sangat Baik Skor 70-84 = Baik Skor 61-69 = Cukup Skor < 60 = Kurang

51

Tabel 5 Analisis Hasil Penilaian Terhadap Aktivitas Mengajar Guru

No Rentang Nilai Perolehan Skor Kategori

1 85 – 100

2 70 – 84

3 61 – 69

4 < 60 53,6 Kurang

Melihat pada tabel di atas, ada 11 aspek yang dari aktivitas proses

pembelajaran yang diobservasi, maka hasil observasi terhadap

aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar masih tergolong

kurang, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh guru pada saat

menyelenggarakan proses belajar mengajar. Dalam 11 aspek dalam

proses pembelajaran, teman sejawat hanya memberikan skor nilai

rata-rata 53,6 dikarenakan dari 11 aspek yang diobservasi, 4 aspek

mendapat skor 60 dan 7 aspek lainnya mendapatkan skor 50. Dengan

demikian aktivtas proses belajar mengajar guru pada prasiklus ini

tergolong kurang atau rendah.

4. Refleksi dan Perencanaan Ulang

Adapun aktifitas yang dilakukan oleh guru pada saat refleksi pra

siklus adalah sebagai berikut:

a. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat menganalisa

penyebab kegagalan pada prasiklus

52

b. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat melakukan langkah-

langkah yang dapat diambil untuk pelaksanaan siklus pertama

Untuk memperbaiki kelemahan prasiklus, maka guru dan teman

sejawat merumuskan langkah-langkah yang akan diterapkan pada

siklus pertama, adapun perencanaan langkah-langkah pada siklus

pertama adalah sebagai berikut:

a. Guru menggunakan metode talking stick dalam proses

pembelajaran sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. .

b. Guru memberikan penjelasan terhadap siswa mengenai

langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode

talking stick

c. Guru memberikan pengakuan atau penghargaan (reward) baik

berupa pujian maupun acungan jempol.

B. Siklus Pertama (satu pertemuan)

Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi serta Replaining, sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa pada

53

materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. dengan menggunakan

metode talking stick.

b. Peneliti membuat silabus pembelajaran.

c. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembalajaran.

d. Peneliti menyiapkan sarana / media pembelajaran yang berkaiitan

dengan materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. dan metode

talking stick.

e. Peneliti menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Pelaksanaan

Adapun langkah-langkan yang perlu dipersiapkan guru sebelum

menggunakan metode talking stick adalah:

a. Siapkanlah satu tongkat terbuat dari karton yang digulung rapi.

b. Bungkuslah tongkat yang terbuat dari karton dengan kertas yang

berwarna warni sehingga terlihat lebih menarik.

c. Siapkanlah karton berwarna

d. Gutinglah karton menjadi beberapa bagian dengan ukuran sama

e. Tulislah pada potongan karton/ kartu dengan sifat-sifat mustahil

bagi Allah SWT.

f. Usahakan tulisan tersebut jelas dan harus menggunakan warna

yang sama.

54

Sedangkan langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan metode talking stick adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan sebuah tongkat.

b. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa mempelajari materi.

c. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya

mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.

d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah

itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang

tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya.

e. Guru memberikan kesimpulan

f. Evaluasi

3. Observasi dan Evaluasi

Adapun hasil dari observasi dan penilaian yang telah dilakukan

oleh peneliti pada siklus pertama dapat dilihat pada tabel di samping

ini:

55

Tabel 6

Perolehan Nilai Siswa Terhadap Materi Sifat wajib bagi Allah SWT

dengan Menggunakan Metode Talking stick pada Siklus Pertama

No Nama Siswa Perolehan Nilai Siswa

Skor KKM

Ketuntasan

1 Azka 60 70 Belum Tuntas

2 Aziza 70 70 Tuntas

3 Adelta 70 70 Tuntas

4 Alfian 70 70 Tuntas

5 Bela 50 70 Belum Tuntas

6 Chelsi 70 70 Tuntas

7 Dicky 50 70 Belum Tuntas

8 Dinda 80 70 Tuntas

9 Ferdi 80 70 Tuntas

10 Jusika 60 70 Tuntas

11 Rahmi 40 70 Belum Tuntas

12 Rahayu 70 70 Tuntas

13 Marsel 80 70 Belum Tuntas

14 Sandi 80 70 Tuntas

15 Sanjaya 60 70 Belum Tuntas

16 Wahyu 60 70 Belum Tuntas

17 Winanda 80 70 Tuntas

18 Tatia 60 70 Belum Tuntas

Jumlah Nilai 1190

Nilai Rata-rata 66,1

56

Melihat pada tabel di samping, maka hasil nilai terhadap

kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada

saat proses belajar mengajar pada siklus pertama sudah tergolong

sedang atau cukup, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh

peserta didik pada saat siklus pertama, nilai tertinggi mencapai 80

sedangkan nilai terendah adalah 40. Dari penilain terhadap

kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT.

mendapatkan nilai rata 66,1 dari skor KKM 70.

Hasil Penilaian Tingkat Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat

mustahil bagi Allah SWT. pada prasiklus

Tabel 7 Tingkat Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat mustahil bagi Allah

SWT. pada Siklus Pertama

NO Tingkat Kemampuan Jumlah Persentase Keterangan

Tidak Tuntas Tuntas

1

2

3

4

5

Sangat Baik (90 - 100)

Baik (70 - 89)

Cukup (50 – 69)

Kurang ( 30 – 49)

Sangat Kurang (00 – 29)

-

10 Orang

7 Orang

1 Orang

-

-

56 %

39 %

5 %

-

-

Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

-

Jumlah 18 Orang 100 %

Keterangan:

Sangat Baik : 81 - 100 Baik : 61 - 80 Cukup : 41 - 60 Kurang : 21 - 40 Sangat Kurang : 00 - 20

57

Berdasarkan pada tabel 5 di samping, dapat dari 18 peserta

didik, sudah ada 10 peserta didik yang nilainya mendapat kategori

baik. Untuk lebih jelasnya ialah 10 peserta didik atau 56% siswa

mendapat kategori baik, 7 siswa atau 39% mendapat kategori cukup

dan sisanya 1 siswa mendapatkan atau 5 % mendapatkan kategori

kurang. Bila dilihat dari segi ketuntasan, maka sudah ada 10 peserta

didik atau 56% dari peserta didik telah mencapai ketuntasan.

Tabel. 8 Hasil Observasi Aktifitas belajar Siswa Pada Siklus Pertama

No Nama Siswa Aktifitas Belajar Siswa

Memperhatikan Tidak Memperhatikan

1 Azka Ö

2 Aziza Ö

3 Adelta Ö

4 Alfian Ö

5 Bela Ö

6 Chelsi Ö

7 Dicky Ö

8 Dinda Ö

9 Ferdi Ö

10 Jusika Ö

11 Rahmi Ö

12 Rahayu Ö

13 Marsel Ö

14 Sandi Ö

15 Sanjaya Ö

16 Wahyu Ö

17 Winanda Ö

18 Tatia Ö

Jumlah 13 5

Persentase 72 % 28 %

58

Hasil observasi kegiatan belajar siswa pada siklus pertama

sudah tergolong baik hal ini terlihat pada tabel di atas dari 2 aspek

penilaian, sudah ada 13 orang peserta didik atau 72% dari peserta

didik yang aktif memperhatikan pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada saat

melaksanakan proses pembelajaran pada siklus kedua.

Tabel 9 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada saat Proses Belajar Mengajar pada

Siklus Pertama

No Kegiatan Skor

1 Apersepsi 75

2 Penjelasan materi pelajaran 70

3 Penjelasan metode pembelajaran 70

4 Teknik persiapan proses pembelajaran 70

5 Pengelolaan kegiatan kegiatan pembelajaran 70

6 Pemberian pejelasan pada saat kegiatan pembelajaran

70

7 Pemberian kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya dan mengutaran pendapat

80

8 Memberikan penghargaan kepada setiap individu 70

9 Kemampuan melakukan evaluasi 70

10 Kemampuan menyimpulkan materi pelajaran 80

11 Menutup Pelajaran 80

Jumlah 805

Rata-rata 73,18

Adapun penskoran terhadap aktivitas proses belajar mengajar

yang dilakukan oleh guru adalah:

Skor 85-100 = Sangat Baik Skor 70-84 = Baik Skor 61-69 = Cukup Skor < 60 = Kurang

59

Tabel 10

Analisis Hasil Penilaian Terhadap Aktivitas Mengajar Guru

No Rentang Nilai Perolehan Skor Kategori

1 85-100

2 70-84 73,18 Baik

3 61-69

4 < 60

Melihat pada tabel di atas, ada 11 aspek dari aktivitas proses

pembelajaran yang diobservasi, maka hasil observasi terhadap

aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar sudah tergolong baik,

hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh guru pada saat

menyelenggarakan proses belajar mengajar. Dalam 11 aspek dalam

proses pembelajaran, teman sejawat memberikan skor nilai rata-rata

73,18. Dengan demikian aktivitas proses belajar mengajar guru pada

siklus pertama ini tergolong baik.

4. Refleksi dan Perencanaan Ulang

Adapun aktifitas yang dilakukan oleh guru pada saat refleksi siklus

pertama adalah sebagai berikut:

a. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat melakukan analisa

terhadap hasil yang telah dicapai pada siklus pertama

60

b. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat memperbaiki

kelemahan-kelemahan pada siklus pertama

c. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat melakukan langkah-

langkah yang dapat dilakukan pada saat pelaksanaan siklus yang

kedua

C. Siklus Kedua

Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, observasi, refleksi dan perencanaan ulang (replaining).

1. Perencanaan (Planning)

Planing pada siklus kedua berdasarkan replaning siklus pertama yaitu:

a. Guru memberikan mitovasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi

dalam pembelajaran.

b. Guru lebih intensif membimbing siswa-siswa yang mengalami

kesulitan dalam metode talking stick.

c. Guru memberikan pengakuan atau penghargaan (reward).

2. Pelaksanaan (Acting)

Adapun langkah-langkan yang perlu dipersiapkan guru sebelum

menggunakan metode talking stick adalah:

a. Siapkanlah satu tongkat terbuat dari karton yang digulung rapi.

61

b. Bungkuslah tongkat yang terbuat dari karton dengan kertas

yang berwarna warni sehingga terlihat lebih menarik.

c. Siapkanlah karton berwarna

d. Gutinglah karton menjadi 20 bagian, usahakan setiap potongan

karton atau kartu berukuran sama

e. Tulislah pada potongan karton/ kartu dengan sifat-sifat mustahil

bagi Allah SWT.

f. Usahakan tulisan tersebut jelas dan harus menggunakan warna

yang sama.

Sedangkan langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan metode talking stick adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan sebuah tongkat dan menyelipkan kartu

berisikan pertanyaan pada tongkat tersebut.

b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,

kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk

membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/

paketnya.

c. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya

mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.

d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa,

setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang

62

memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian

seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian

untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

e. Guru memberikan kesimpulan

f. Evaluasi

3. Observasi dan Evaluasi

a. Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar

selama siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11

Perolehan Nilai Siswa Terhadap Materi Sifat-sifat mustahil bagi Allah

SWT. dengan Menggunakan Metode Talking stick pada

Siklus Kedua

No Nama Siswa Perolehan Nilai Siswa

Skor KKM

Ketuntasan

1 Azka 100 70 Tuntas

2 Aziza 100 70 Tuntas

3 Adelta 100 70 Tuntas

4 Alfian 100 70 Tuntas

5 Bela 80 70 Tuntas

6 Chelsi 100 70 Tuntas

7 Dicky 90 70 Tuntas

8 Dinda 100 70 Tuntas

9 Ferdi 100 70 Tuntas

63

10 Jusika 100 70 Tuntas

11 Rahmi 100 70 Tuntas

12 Rahayu 100 70 Tuntas

13 Marsel 80 70 Tuntas

14 Sandi 100 70 Tuntas

15 Sanjaya 100 70 Tuntas

16 Wahyu 100 70 Tuntas

17 Winanda 100 70 Tuntas

18 Tatia 100 70 Tuntas

Jumlah Nilai 1750

Nilai Rata-rata 97,2

Melihat pada tabel di samping, maka hasil nilai terhadap

kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada

saat proses belajar mengajar pada siklus kedua sudah tergolong

sangat baik, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh peserta didik

pada saat siklus kedua, nilai tertinggi mencapai 100 sedangkan nilai

terendah adalah 80. Dari penilain terhadap kemampuan siswa

menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. mendapatkan nilai rata

97,2 dari skor KKM 70.

a. Hasil Penilaian Tingkat Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat

mustahil bagi Allah SWT. pada prasiklus

64

Tabel 12 Tingkat Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat mustahil bagi Allah

SWT. pada Siklus Kedua

NO Tingkat Kemampuan Jumlah Persentase Keterangan

Tidak Tuntas Tuntas

1

2

3

4

5

Sangat Baik (90 - 100)

Baik (70 - 89)

Cukup (50 – 69)

Kurang ( 30 – 49)

Sangat Kurang (00 – 29)

16 Orang

2 Orang

-

-

-

89 %

11 %

-

-

Tuntas

Tuntas

-

-

-

Jumlah 18 Orang 100 %

Keterangan: Sangat Baik : 81 - 100 Baik : 61 - 80 Cukup : 41 - 60 Kurang : 21 - 40 Sangat Kurang : 00 - 20

Berdasarkan pada tabel. 8 di samping, dapat dilihat bahwa sudah ada

16 peserta didik atau 89% yang nilainya mendapat kategori sangat baik.

Sedangkan 2 atau 11% peserta didik mendapat kategori baik. Bila dilihat dari

segi ketuntasan, maka seluruh siswa yang berjumah 18 orang telah

mencapai ketuntasan.

65

Tabel. 13 Hasil Observasi Aktifitas belajar Siswa Pada Siklus Kedua

No Nama Siswa Aktifitas Belajar Siswa

Memperhatikan Tidak Memperhatikan

1 Azka Ö

2 Aziza Ö

3 Adelta Ö

4 Alfian Ö

5 Bela Ö

6 Chelsi Ö

7 Dicky Ö

8 Dinda Ö

9 Ferdi Ö

10 Jusika Ö

11 Rahmi Ö

12 Rahayu Ö

13 Marsel Ö

14 Sandi Ö

15 Sanjaya Ö

16 Wahyu Ö

17 Winanda Ö

18 Tatia Ö

Jumlah 18 0

Persentase 100 % 0 %

Hasil observasi kegiatan belajar siswa pada siklus kedua sudah

tergolong sangat baik hal ini terlihat pada tabel di atas dari 2 aspek

penilaian, seluruh peserta didik yang berjumlah 18 orang peserta didik

atau 100% dari peserta didik aktif memperhatikan pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada saat

melaksanakan proses pembelajaran pada siklus kedua.

66

Tabel 14 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada saat Proses Belajar Mengajar pada

Siklus Kedua

No Kegiatan Skor

1 Apersepsi 95

2 Penjelasan materi pelajaran 85

3 Penjelasan metode pembelajaran 85

4 Teknik persiapan proses pembelajaran 80

5 Pengelolaan kegiatan kegiatan pembelajaran 80

6 Pemberian pejelasan pada saat kegiatan pembelajaran

80

7 Pemberian kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya dan mengutaran pendapat

95

8 Memberikan penghargaan kepada setiap individu 80

9 Kemampuan melakukan evaluasi 90

10 Kemampuan menyimpulkan materi pelajaran 95

11 Menutup Pelajaran 95

Jumlah 960

Rata-rata 87,27

Adapun penskoran terhadap aktivitas proses belajar mengajar

yang dilakukan oleh guru adalah:

Skor 85 -100 = Sangat Baik Skor 70 - 84 = Baik Skor 61 - 69 = Cukup Skor < 60 = Kurang

Tabel 15

Analisis Hasil Penilaian Terhadap Aktivitas Mengajar Guru

No Rentang Nilai Perolehan Skor Kategori

1 85 – 100 87,27 Sangat Baik

2 70 – 84

3 61 – 69

4 < 60

67

Melihat pada tabel di atas, ada 11 aspek yang dari aktivitas proses

pembelajaran yang diobservasi, maka hasil observasi terhadap

aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar tergolong sangat

baik, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh guru pada saat

menyelenggarakan proses belajar mengajar. Dalam 11 aspek dalam

proses pembelajaran, teman sejawat memberikan skor nilai rata-rata

87,27. Dengan demikian aktivtas proses belajar mengajar guru pada

siklus pertama ini tergolong baik.

4. Refleksi

Adapun aktifitas yang dilakukan oleh guru pada saat refleksi siklus

kedua adalah sebagai berikut:

a. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat melakukan analisa

terhadap hasil yang telah dicapai pada siklus kedua

b. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat memperbaiki

kelemahan-kelemahan pada siklus kedua

c. Meningkatnya rata-rata nilai dari prasiklus 53.88 meningkat pada

siklus pertama dengan nilai rata-rata 66,1 dan dan puncaknya pada

siklus kedua nilai rata-rata siswa 97,2. Hal ini disebabkan karena

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV pada

materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. menggunakan metode

talking stick.

68

d. Guru dan teman sejawat memutuskan tidak perlu merencanakan

siklus ketiga karena pada siklus kedua ini, sudah berhasil dan nilai

siswa telah mencapai ketuntasan atau mencapai nilai KKM.

Untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada setiap

siklus dapat kita perhatikan pada grafik berikut ini:

Grafik 1

Peningkatan Nilai Rata-rata dari Tiap Siklus

nilai -- 100 97,2 / 97%

rata-rata -- 90

per siklus -- 80

-- 70 66,1 / 66%

-- 60 53,88/53%

-- 50

-- 40

-- 30

-- 20

-- 10

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Jenis Siklus

Pada grafik di atas, dapat diketahui peningkatan nilai rata-rata

siswa pada setiap siklus. Rata-rata nilai dari prasiklus 53,88 meningkat

pada siklus pertama dengan nilai rata-rata 66,1 dan dan puncaknya pada

siklus kedua nilai rata-rata siswa 97,2. Hal ini disebabkan karena proses

69

pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas III pada materi sifat-sifat

mustahil bagi Allah SWT. menggunakan metode talking stick

Grafik 2

Persentase Ketuntasan Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat

Mustahil Bagi Allah SWT dari Tiap Siklus

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Prasiklus Siklus I Siklus II

Prasiklus: 16.66 %

Siklus Pertama: 55,55 %

Siklus Kedua: 100 %

Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan

kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT

mengalami peningkatan. Pada prasiklus baru ada 3 siswa atau

16,66% siswa yang mampu menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah

SWT atau mencapai ketuntasan, tapi pada siklus I sudah ada 10 orang

siswa atau 55,55 % dari siswa telah mencapai ketuntasan dan pada

siklus II semua siswa yang berjumlah 18 orang semuanya telah

mencapai ketuntasan atau 100% tuntas.

70

D. Temuan Penelitian

1. Untuk melaksanakan proses belajar mengajar di perlukan

perencanaan yang matang.

2. Ketelitian pemilihan metode pembalajaran sangat menentukan

keberhasilan proses pembalajaran.

3. Metode talking stick lebih tepat digunakan dalam proses

pembelajaran materi pelajaran yang menuntut adanya aspek kognitif

dan afektif karena dengan metode talking stick siswa akan lebih

paham dan hafal dengan materi pelajaran.

4. Dengan penggunaan metode talking stick pada materi sifat-sifat

mustahil bagi Allah SWT. terdapat peningkatan pada setiap siklus.

Sebelum menggunakan metode talking stick perolehan nilai siswa

rata-rata 53, 88 meningkat pada siklus pertama dengan nilai rata-rata

66,1 dan dan puncaknya pada siklus kedua nilai rata-rata siswa 97,2

dari nilai KKM 70.

5. Maka dengan demikian terjawablah rumusan masalah bahwa

penggunaan metode talking stick dalam meningkatkan hafalan

siswa terhadap sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. di kelas III

SD Negeri POM Sawit Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin.

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab terakhir ini, penulis memberikan suatu kesimpulan yang

berdasarkan hasil penelitian terhadap penggunaan matode talking stick

dalam meningkatkan kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil

bagi Allah SWT di Kelas III SD Negeri POM Sawit Kecamatan Lais

Kabupaten Musi Banyuasin. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dari hasil observasi, terlihat adanya peningkatan dari setiap siklus. Hal

ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa.

Walaupun pada prasiklus nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya

53,88 meningkat pada siklus pertama dengan nilai rata-rata 66,1 dan

dan puncaknya pada siklus kedua nilai rata-rata siswa 97,2 dari nilai

skor KKM 70.

2. Selain dari sisi nilai, siswa lebih aktif dan termotivasi untuk mengikuti

proses belajar mengajar.

B. Saran-saran

Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan

siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara

72

berkesinambungan dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam maupun

mata pelajaran lain.

1. Kepada guru, hendaknya dapat menggunakan metode talking stick

dalam pembelajaran PAI terutama pada materi pembelajaran yang

membutuhkan adanya aspek hafalan dari siswa.

2. Kepada siswa, hendaknya dapat lebih giat dalam mengikuti proses

pembelajaran dan rajin belajar terhadap mata pelajaran PAI dan

mata pelajaran lainnya.

3. Kepada pihak sekolah, hendaknya dapat mendukung dan

memfasilitasi guru dalam menggunakan metode yang bervariasi

agar efektifitas pembelajaran dapat lebih maksimal.