60
70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan titik awal yang penting untuk penilaian bisnis dengan menggunakan laporan keuangan. Analisis strategi memungkinkan peneliti untuk menyelidiki keadaan ekonomi suatu perusahaan pada tingkat kualitatif. Analisis strategi menyangkut analisis industry dari perusahaan Gajah Tunggal dan strateginya untuk menciptakan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. Analisis strategi yang digunakan penulis untuk penilaian bisnis dibatasi dengan menggunakan analisis SWOT dan analisis persaingan industri ( analisis pesaing Porter). IV.1.1 Analisis SWOT Analisis SWOT dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai situasi strategi perusahaan. Analisis ini dilakukan dengan melihat pengaruh sisi internal yang berupa kekuatan dan kelemahan, serta pengaruh eksternal yang berupa peluang dan ancaman. Kesesuaian antara pengaruh internal dan eksternal akan memaksimalkan kekutan dan peluang dan mengurangi kelemahan dan ancaman. Dari hasil analisis SWOT pada perusahaan Gajah Tunggal Tbk akan memberikan gambaran efektif dan efisiensi strategi perusahaan PT Gajah Tunggal dari faktor internal dan eksternal. Faktor Internal Kekuatan Perusahaan :

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

  70 

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Analisis Strategi Perusahaan

Analisis strategi merupakan titik awal yang penting untuk penilaian bisnis

dengan menggunakan laporan keuangan. Analisis strategi memungkinkan peneliti untuk

menyelidiki keadaan ekonomi suatu perusahaan pada tingkat kualitatif. Analisis strategi

menyangkut analisis industry dari perusahaan Gajah Tunggal dan strateginya untuk

menciptakan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. Analisis strategi yang

digunakan penulis untuk penilaian bisnis dibatasi dengan menggunakan analisis SWOT

dan analisis persaingan industri ( analisis pesaing Porter).

IV.1.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai

situasi strategi perusahaan. Analisis ini dilakukan dengan melihat pengaruh sisi internal

yang berupa kekuatan dan kelemahan, serta pengaruh eksternal yang berupa peluang dan

ancaman. Kesesuaian antara pengaruh internal dan eksternal akan memaksimalkan

kekutan dan peluang dan mengurangi kelemahan dan ancaman. Dari hasil analisis

SWOT pada perusahaan Gajah Tunggal Tbk akan memberikan gambaran efektif dan

efisiensi strategi perusahaan PT Gajah Tunggal dari faktor internal dan eksternal.

Faktor Internal

Kekuatan Perusahaan :

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

71  

1. Merupakan pemimpin pasar pada produk ban sepeda motor saat ini. Hal ini

dibuktikan dengan mendapatkan empat penghargaan dalam empat tahun berturut

– turut. ( Top of market Share )

2. Mempunyai divisi atau anak perusahaan yang mendukung untuk memproduksi

ban yang berguna untuk mengurangi biaya produksi perusahaan.

3. Memiliki produk – produk yang unik dan berbeda dari pesaingnya yaitu

Champiro ECO ( Ban ramah lingkungan ), ban salju ( musim dingin ) dan ban

drifting multi warna

4. Memiliki sumber daya manusia professional, terpercaya, kompeten dan tekun

yang sebagian besar karyawannya telah bergabung dengan perusahaan sejak

lama sebagai kunci bagi perusahaan mencapai visinya.

5. Berkomitmen untuk program tanggung jawab social perusahaan ( CSR ) dengan

program mengembangkan empat pilar (kesehatan, pendidikan, pengembangan

masyarakat dan lingkungan ) yang telah menerima berbagai penghargaan untuk

lebih mendekatkan diri kepada masyarakat.

6. Mendapatkan banyak penghargaan dari Museum Rekor Indonesia dan

penghargaan merek asli dari Indonesia yang diakui oleh dunia.

7. Memiliki perputaran barang atau inventory yang cukup cepat.

8. Memiliki rasio likuiditas yang cukup baik dibandingkan dengan pesaingnya.

Kelemahan Perusahaan :

1. Sewaktu – waktu dapat mengalami kerugian karena hutang dalam denominasi

US Dollar Amerika. ( bergantung pada apresiasi nilai Rupiah )

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

72  

2. Harga bahan baku ( karet alam ) yang cenderung meningkat menjadi suatu beban

perusahaan.

3. Skor Altman yang berada pada gray area menunjukkan potensi perusahaan

untuk dapat mengalami masalah kebangkrutan dapat terjadi dan dapat terlepas

dari masalah kebangkrutan.

4. Perputaran piutang yang menurun dan semakin lambat untuk di konversi menjadi

kas

5. Struktur permodalan Perusahaan yang kurang sehat.

Faktor Eksternal

Peluang Perusahaan :

1. Perusahaan merupakan perusahaan yang sudah dikenal di Indonesia dan di luar

Indonesia sejak lama.

2. Akses situs internet www.gt-tires.com untuk memudahkan akses informasi dan

publikasi perusahaan untuk para pemegang saham dan masyarakat umum yang

ingin berinvestasi.

3. Acara – acara rutin yang sering diselenggarakan oleh PT Gajah Tunggal Tbk

berupa acara – acara otomotif yang ikut serta mendukung didalam sektor

penjualan perusahaan dan brand awareness.

4. Meningkatnya penjualan kendaraan bermotor tahun demi tahun yang

mempengaruhi kegiatan produksi Perusahaan dan pasar OE ( Original

Equipment ).

Hambatan :

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

73  

1. Persaingan bisnis di industry yang sejenis dengan perusahaan lain cukup ketat

2. Meningkatnya harga bahan baku karet alam yang memberatkan perusahaan

dalam kegiatan produksinya.

3. Kurs mata uang rupiah terhadap dolar yang tidak menentu.

4. Produk pesaing yang memiliki harga bersaing

5. Ban motor yang diimpor secara illegal merupakan ancaman bagi perusahaan

karena harga ban import illegal tersebut lebih murah.

6. Konsumen yang lebih memilih produk ban import ( dari Jepang, Amerika dan

Eropa ) dari pada memakai produk dalam negeri sendiri.

IV.1.2 Analisis Persaingan Industri

Pada analisis persaingan industri, penulis menggunakan metode dengan

menggunakan analisis persaingan porter. Analisis Porter menunjukkan keadaan

persaingan dalam industry yang bergantung pada lima kekuatan persaingan pokok.

Yaitu, Persaingan industry, Masuknya pesaing baru, ancaman produk pengganti,

kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar pembeli.

Persaingan Industri

PT Gajah Tunggal Tbk merupakan perusahaan dalam negeri yang begerak dalam

industry karet, lebih spesifiknya ialah dalam memproduksi ban untuk kendaraan

roda dua, roda empat maupun truk dan bus. Perusahaan sendiri mempunyai

perusahaan pesaing yang bergerak di industri yang sejenis untuk memproduksi

ban kendaraan yang digunakan oleh masyarakat umum. Berikut ini ialah

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

74  

beberapa perusahaan pesaing yang mempunyai segmen produk yang sejenis

dengan PT Gajah Tunggal :

• PT Goodyear Indonesia Tbk

• PT Multisrada Arah Sarana Tbk

• PT Bridgestone Indonesia

Perusahaan diatas tersebut mempunyai produk bersaing yang dimiliki oleh PT

Gajah Tunggal Tbk khususnya produk ban yang dipakai oleh masyarakat umum

( mobil dan motor pribadi ). Contoh produk yang bersaing dalam persaingan

perusahaan ini seperti pada PT Gajah Tunggal mempunyai produk unggulan

untuk kendaraan roda empat yaitu GT Radial Champiro HPY dan Champiro

HPX dalam berbagai ukuran yang digunakan masyarakat umum. Pada PT

Multistrada Arah Sarana produk yang fokus dipasarkan ialah Achilles ATR

Sport dan Achilles Platinum, PT Goodyear Indonesia mempunyai produk

unggulan yaitu ban Goodyear Duraplus dan Goodyear NCT 5 untuk kendaran

penumpang . Sedangkan untuk PT Bridgestone Indonesia mempunyai produk

Bridgestone Potenza dan Turanza yang merupakan produk yang mempunyai

harga yang tertinggi dibandingkan dengan produk – produk dari ketiga

perusahaan tersebut. Produk dari ketiga perusahaan yang disebut diatas tersebut

mempunyai segmen pasar yang sama yaitu masyarakat umum pengguna mobil

pribadi. Untuk ban kendaraan beroda dua, PT Multistrada Arah Sarana Tbk

mempunyai produk ban motornya yaitu Corsa yang terdiri dari beberapa varian

dan ukuran. Sedangkan untuk PT Gajah Tunggal Tbk mempunyai produk IRC

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

75  

yang terdiri dari beberapa macam produk ban sepeda motor yang termasuk

pemimpin pasar dalam produk sepeda motor pada masa sekarang ini.

Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Kemungkinan hadirnya para kompetitor baru dalam pasar yang berkembang

pesat seperti Indonesia bukanlah hal yang mengejutkan bagi perusahaan Gajah

Tunggal Tbk. Perusahaan Gajah Tunggal sudah berkompetisi dan bersaing

selama lebih dari dua puluh tahun di pasar Indonesia maupun di luar Indonesia.

PT Gajah Tunggal Tbk terus menghadapi persaingan dengan pesaing lama dan

baru dengan cara focus untuk berinovasi dan memproduksi produk berkualitas

untuk meningkatkan brand equity merek GT Radial, sebagai merek global

Indonesia yang terbesar sampai saat ini. Untuk tiga tahun terakhir ini pesaing

baru yang dihadapi perusahaan bukanlah perusahaan baru yang muncul,

melainkan produk – produk baru yang bermunculan dengan harga yang lebih

bersaing dengan produk PT Gajah Tunggal khususnya GT – radial. Seperti pada

PT Multistrada arah sarana Tbk yang mengeluarkan ban radial dengan merek

Achilles atr sport untuk masyarakat umum dengan harga yang bersaing

dikelasnya. Begitu pula Bridgestone yang mengeluarkan produk Potenza GIII

dengan teknologi kecepatan tinggi . Pada PT Goodyear Indonesia meluncurkan

produk ban terbarunya yaitu Assurance Fuel Max . Seperti Produk Gajah

Tunggal yang bernama Champiro ECO, ban dari produk goodyear ini diklaim

ramah lingkungan dan hemat dalam pemakaian bahan bakar. Namun dengan

munculnya produk – produk baru yang telah dikeluarkan oleh pesaing

perusahaan, tidak terlalu berpengaruh besar terhadap kegiatan penjualan yang

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

76  

dijalankan oleh PT Gajah Tunggal Tbk. Hal ini dibuktikan perusahaan dengan

meningkatnya penjualan setiap tahunnya . Pada tahun 2008 penjualan mengalami

peningkatan pada penjualan sebesar 20%. Dan pada tahun 2010 penjualan

meningkat sebesar 24.16% dari 7,936,432 menjadi 9,853,904. PT Gajah Tunggal

Tbk juga berinovasi untuk memproduksi produk –produk yang berbeda dengan

lainnya. Seperti tiga produk yang diakui Museum Rekor Indonesia sebagai ban

pertama yang ada di Indonesia. Penghargaan tersebut ialah Ban ramah

lingkungan pertama yang diproduksi oleh Indonesia ( Champiro ECO ), Ban

dengan bubuhan salju yang pertama di Indonesia dan Ban asap dengan multi

warna yang pertama dibuat di Indonesia. Begitu pula dengan produk ban sepeda

motor yang diberi penghargaan Top Brand pada tahun 2007, 2008 , 2009 dan

2010. Penghargaan ini mengakui posisi merek yang unggul yang dimiliki ban

sepeda motor di pasar Indonesia.

Produk Pengganti

Produk pengganti merupakan produk –produk yang dapat menjalankan fungsi

yang sama seperti produk dalam industry. Pada persaingan industri karet

khususnya ban, ancaman produk pengganti cukup kuat pada bisnis ini. Karena

setiap perusahaan dan Perusahaan pesaing masing – masing mengeluarkan

produk yang sejenis dan hampir sama fungsinya bagi para konsumen. Produsen

ban yang bersaing pun berusaha untuk mereduksi biaya produksinya agar harga

yang ditawarkan kepada konsumen dapat mengalami penurunan dan bersaing

dengan produsen ban lain. Namun dalam kasus ini konsumen ( pemakai ban )

cenderung setia untuk menggunakan produk ban yang sudah dipakai sebelumnya

dibandingkan untuk mengganti produk yang biasa sudah dipakai.

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

77  

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

PT Gajah Tunggal memiliki keunggulan dalam hal produksi karena mempunyai

kedekatan dalam bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi ban. Bahan

baku yang digunakan ialah karet alam, karet sintetis, kainban, karbonhitam dan

kawat baja. Untuk kain ban dan karet sintetis diproduksi oleh Perusahaan sendiri

untuk memastikan ketersediaan dan memperkuat pengendalian biaya. Pada tahun

2010 sebesar 61% produksi dari karet sintetis dan 56% produksi kain ban adalah

untuk penggunaan internal perusahaan. Sisanya dijual kepada pihak ketiga.

Selain itu Perusahaan juga berupaya untuk mempertahankan keseimbangan

antara pengaturan pasokan bahan baku jangka panjang seperti karet alam dan

bahan kimia lainnya.

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Untuk pasar domestik kekuatan pembeli ada pada pesar OEM ( Original

Equipment Manufacturer ) dimana produksi kendaraan bermotor berpengaruh

terhadap pembelian ban sebagai bahan baku produksi kendaraan bermotor.

Selain itu PT Gajah Tunggal Tbk juga memberikan dukungan teknis dan

pemasaran bagi para distributor dan perluasan keberadaan Perusahaan secara

langsung hadir melalui konsep ritel, yaitu Tire Zone , yang akan memperkuat

citra merek GT Radial. Perusahaan berfokus pada saluran distribusi milik

Perusahaan sendiri. Konsep Tire Zone menggambarkan salah satu inovasi yang

mencerminkan tekad Perusahaan untuk mengambil porsi yang lebih besar dari

pasar retail Indonesia. Tire Zone merupakan sebuah gerai ritel dengan beragam

merek yang didirikan melalui kerjasama dengan Michellin, menawarkan

berbagai merek seperti GT Radial dan Michellin secara bersamaan menyediakan

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

78  

layanan yang terkait dengan ban guna memenuhi kebutuhan ban konsumen.

Pendirian konsep toko ritel tire zone bersama – sama dengan Michellin

memungkinkan perusahaan untuk mendistribusikan ban radial Perusahaan ke

pasar ritel yang lebih luas dan memberi kemudahan kepada pembeli. Pada tahun

2007 ini, Perusahaan juga mulai mendistribusikan ban radial dan ban sepeda

motor Perusahaan didalam negeri melalui Carrefour, peritel besar di Indonesia.

Dengan menambah jumlah outlet ritel masyarakat dapat lebih mudah untuk

membeli ban – ban produksi Perusahaan.

Sedangkan untuk kegiatan eksport, Perusahaan mempunyai kontrak

kerjasama untuk mengesport hasil produksinya kepada Michellin salah satu

produsen ban yang sudah besar untuk memproduksi ban yang dieksport ke

Michellin. PT Gajah Tunggal Tbk juga memproduksi ban salju untuk musim

dingin kepada Nokian tyres dan ban drifting multiwarna yang ditujukan kepada

pasar di Negara – Negara Eropa. Untuk kekuatan tawar menawar pembeli pada

kegiatan eksport pada saat ini lebih besar dibandingkan dengan kekuatan tawar

menawar pembeli di pasar Domestik.

Pada lima kekuatan pokok persaingan industry yang ada di atas, resiko terbesar

yang dapat dihadapi Perusahaan Gajah Tunggal Tbk ialah ancaman dari produk

pengganti. Pada hal ini perusahaan – perusahaan pesaing yang bergerak pada industri

yang sama dengan Perusahaan Gajah Tunggal Tbk memproduksi barangnya seefisien

dan seefektif mungkin untuk menghasilkan harga yang bersaing pada Industri ini.

Perusahaan harus tetap berinovasi dalam memproduksi dan mengembangkan produk –

produknya agar dapat bersaing dengan perusahaan pesaingnya karena produk yang

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

79  

dihasilkan dalam industri karet atau ban kendaraan bermotor ini mempunyai fungsi yang

sama namun mempunyai kualitas dan harga yang berbeda – beda pula.

IV.1.3 Implementasi Strategi Perusahaan

Perusahaan menjalankan dan mengembangkan strategi yang dijalankan untuk

mengoptimalkan kekuatan dan peluang perusahaan dan menghadapi kelemahan dan

ancaman perusahaan. Berikut perkembangan strategi yang dijalankan perusahaan Gajah

Tunggal Tbk dalam menjalankan bisnisnya :

Strategi Penetrasi dan Pengembangan Pasar

Pada strategi penetrasi pasar, untuk menghadapi persaingan dari produk – produk

pesaingnya, perusahaan melakukan pemasaran dengan mengadakan berbagai macam

acara untuk mempromosikan produknya agar lebih dikenal dengan masyarakat atau

konsumen. . Disamping dengan menggunakan media iklan konvensional, seperti papan

iklan, surat kabar, radio dan televisi, PT Gajah Tunggal Tbk aktif menjadi

mengorganisir beberapa acara otomotif di Indonsia. Acara tersebut ialah

• Berkendara aman dengan menggunakan GT Radial. Pada acara ini, perwakilan

dari Perusahaan memberikan pemeriksaan ban secara gratis dan konsultasi

mengenai ban – ban yang digunakan oleh konsumen serta mendengarkan saran –

saran dari konsumen mengenai ban dari GT Radial.

• Pada ban sepeda motor, Perusahaan mempromosikan ban dengan

mempromosikan cara berkendara yang aman pada siswa – siswi SMA dengan

nama program IRC Goes to School untuk mendorong siswa menunjukkan

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

80  

tanggung jawab dalam berkendara dan meningkatkan kesadaran terhadap produk

IRC.

• Selain itu PT Gajah Tunggal Tbk juga aktif mengorganisir aktivitas – aktivitas

balap motor dan mobil dari tahun ke tahun. Acara ini meliputi kejuaraan GT

Radial Car Championship, GT Radial Jakdrift, BMW Touring Championship,

Mercedes Benz Touring Championship dan Motorprix. Pada acara itu semua

peserta harus menggunakan ban bermerek yang di produksi Gajah Tunggal yaitu

GT Radial.

Promosi dengan program seperti ini dilakukan agar memberikan kesadaran yang

kuat terhadap suatu merek terutama GT Radial sebagai ban mobil dan IRC sebagai ban

Motor untuk mendorong pada sektor Penjualan.

Selanjutnya untuk pengembangan pasar , Perusahaan memastikan distribusi

produknya dengan mengadakan hubungan jangka panjang dengan distributor.

Disamping itu perusahaan memiliki saluran distribusi milik Perusahaan sendiri. Yaitu

TireZone. Pendirian TireZone dilakukan melalui kerja sama dengan Michellin.

Pendirian ini memungkinkan Perusahaan untuk mendistribusikan ban radial Perusahaan

ke pasar ritel lebih luas. Perusahaan juga mendistribusikan produknya melalui Carrefour

dan ACE hardware.

Strategi Pengembangan Produk

PT Gajah Tunggal Tbk terus berinovasi untuk mengembangkan produk yang

sudah diproduksinya agar dapat terus bersaing di masa penuh persaingan ini. Produk

pertama yang dikembangkan dari PT Gajah Tunggal Tbk dari ban radialnya ialah

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

81  

CHAMPIRO ECO. Champiro Eco ialah ban ramah lingkungan yang di produksi oleh PT

Gajah Tunggal Tbk yang diklaim dapat mengurangi penggunaan bahan bakar karena

proses produksinya sangat ramah lingkungan. Produk kedua yang dikembangkan ialah

ban salju ( ban musim dingin). Ban salju ini diproduksi bukan untuk pasar Indonesia,

melainkan untuk di ekspor diluar Indonesia khusunya Negara – Negara Eropa.

Selanjutnya PT Gajah Tunggal mengembangkan produk bannya untuk kendaraan Off

Road yaitu GT Radial Savero Komodo. Produk terakhir yang dikembangkan oleh PT

Gajah Tunggal ialah Ban Multiwarna yang diproduksi untuk olah raga drifting. Ban

Multiwarna ialah ban yang dapat mengeluarkan asap yang dihasilkan saat ban dipakai

memutar. Asap tersebut akan memunculkan beberapa warna.

Strategi Pengembangan Industri

Perusahaan terus berusaha mengurangi biaya produksi dan menjamin kelancaran

pasokan bahan baku untuk produksinya melalui strategi integrasi vertikal yang

dilakukan dengan cara mengakuisisi asset – asset yang memproduksi bahan baku utama

yang dibutuhkan Perusahaan dalam proses produksinya. Pada tahun 1991, Perusahaan

mengakuisisi GT Petrochem Industries, perusahaan yang memproduksi kain ban dan

benang nilon yang medukung supply bahan baku dan membantu mengurangi biaya

dalam kegiatan produksi Perusahaan Gajah Tunggal . Selain akuisisi, kerjasama strategis

juga dilakukan perusahaan. Ditunjukkan dengan melakukan kerjasama dengan Michellin

untuk meproduksi ban dan dieksport hasil produksinya dengan rencana lima juta ban

pertahun hingga sekarang. Kerjasama juga dilakukan dengan Nokian tyres, sebuah

perusahaan manufaktur ban terkemuka di Finlandia untuk memproduksi beberapa jenis

ban mobil penumpang, termasuk ban untuk musin dingin. Strategi pengembangan

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

82  

industry juga dilakukan perusahaan dengan melaksanakan ekspansi. Ekspansi dilakukan

perusahaan untuk meningkatkan kapasitas terpasang baik ban radial dan ban motor.

Dengan program ekspansi tersebut, kapasitas produksi ban radial akan naik menjadi

45.000 ban perhari, sebagian untuk memenuhi rencana kenaikan perjanjian dari

Michellin. Kapasitas ban sepeda motor akan meningkat menjadi 105.000 ban per hari

untuk mengakomodasi pertumbuhan yang signifikan dari pasar ban sepeda motor

Indonesia. Perluasan yang telah direncanakan untuk kapasitas produksi ban radial dan

ban sepeda motor Perusahaan telah didanai sepenuhnya dari penerbitan hutang obligasi.

IV.1.4 Matriks SWOT

Matriks SWOT dapat membantu para manajer mengembangkan empat tipe

strategi yaitu SO ( Kekuatan – Peluang ), WO ( Kelemahan – Peluang ), ST ( Kekuatan

– Ancaman ) dan WT ( Kelemahan – Ancaman ).

Kekuatan dan Peluang

Perusahaan dapat menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang dengan

strategi :

1) Mengembangkan kegiatan eksport perusahaan untuk produk ban motor ( IRC

) yang merupakan pemimpin pasar di Indonesia.

2) Mengadakan dan menambahkan acara – acara rutin sebagai promosi dari

produk – produk PT Gajah Tunggal Tbk sebagai jalur komunikasi antara

perusahaan dan konsumen.

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

83  

3) Menjalin kerjasama dengan produsen kendaraan bermotor di Indonesia

seiring bertumbuhnya industri otomotif di Indonesia dengan menawarkan

harga yang bersaing dengan perusahaan lainyya.

Kelemahan dan Peluang

Perusahaan dapat menanggulangi kelemahan dengan menggunakan peluang.

1) Mengurangi dan mengontrol hutang perusahaan untuk memperbaiki struktur

modal perusahaan yang dapat dilihat oleh pengguna situs internet

perusahaan.

2) Memberikan diskon bagi pembelian secara tunai pada pasar domestik yang

sedang meningkat untuk mengatasi perputaran piutang yang melemah.

Kekuatan dan Hambatan

Perusahaan dapat menggunakan kekuatan untuk menanggulangi hambatan

dengan strategi :

1) Mengadakan program – program intensif penjualan seperti pemasaran

untuk memberikan kesadaran akan merek GT Radial dan IRC secara

efektif dan efisien.

2) Mengontrol biaya produksi perusahaan agar dapat memberikan harga

yang bersahabat pada konsumen.

3) Tetap berinovasi dalam menghasilkan produk – produk unggulan untuk

dapat bersaing dengan industry sejenis.

Kelemahan dan Hambatan

Perusahaan sebaiknya memperkecil kelemahan dan menghindari hambatan.

1) Mengontrol biaya – biaya dalam produksi dan operasional perusahaan

agar dapat memaksimalkan profit atau laba perusahaan.

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

84  

2) Mengontrol harga produksi penjualan untuk memberikan harga bersaing

kepada perusahaan lain.

3) Memberikan kesadaran kepada target pasar untuk memakai produk dari

dalam negeri dengan mengadakan promosi produk dari PT Gajah

Tunggal Tbk.

IV.2 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan salah satu tahap lanjutan dari penilaian

bisnis dengan menggunakan laporan keuangan yang dilakukan oleh penulis untuk dapat

menilai dan mengetahui kinerja perusahaan. Laporan Keuangan yang akan di analisis

oleh penulis meliputi laporan neraca dan laporan laba rugi periode 2008, 2009 dan 2010

dengan menggunakan metode analisis horizontal, analisis vertikal dan analisis rasio

laporan keuangan.

IV.2.1 Analisis Horizontal dan Analisis Vertikal

IV.2.1.1 Analisis Horizontal

Analisis horizontal dilakukan penulis dengan cara membandingkan akun – akun

yang berada pada laporan keuangan pada periode tersebut dengan periode – periode

sebelumnya. Dengan mengadakan perbandingan ini akan dapat diketahui perkembangan

dari suatu perusahaan. Analisis horizontal pada PT Gajah Tunggal Tbk dapat dilihat

pada tabel analisis horizontal pada lampiran halaman L1.

Hasil analisis horizontal pada laporan Laba Rugi PT Gajah Tunggal Tbk ialah

sebagai berikut :

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

85  

• Penjualan

Untuk penjualan perusahaan sedikit sekali mengalami penurunan di tahun 2009.

Penurunan penjualan hanya sebesar 0.34%. Namun penurunan penjualan ini

diimbangi dengan penurunan beban pokok penjualan pada tahun tersebut. Pada

tahun 2010, perusahaan mengalami peningkatan dalam penjualan bersih.

Peningkatan tersebut sampai pada angka 24.16% dari 7,936,432 menjadi

9,853,904. Hal ini dikarenakan pasar domestik mengalami pertumbuhan yang

kuat dan pasar ekspor kembali normal kembali. Peningkatan pada penjualan ini

menunjukkan kinerja perusahaan dalam menjual hasil produksinya semakin

membaik.

• Beban Pokok Penjualan

Beban pokok perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2009. Penurunan

beban pokok penjualan sebesar 10.45 %. Hal ini disebabkan karena turunnya

harga bahan baku untuk kegiatan produksi pada tahun 2009. Namun pada tahun

2010 beban pokok penjualan kembali mengalami peningkatan. Peningkatan ini

dipengaruhi oleh kecenderungan peningkatan harga bahan baku yang digunakan

untuk memproduksi ban, khususnya karet alam.

• Laba Kotor

Berdasarkan analisis horizontal PT Gajah Tunggal Tbk pada akun laba kotor,

perusahaan mengalami peningkatan laba kotor pada setiap tahunnya.

Peningkatan yang dialami pada tahun 2009 melebihi 50% yaitu 60.48%.

Peningkatan dengan jumlah yang cukup tinggi ini dipengaruhi oleh penurunan

beban pokok penjualan pada tahun 2009. Pada tahun 2010 perusahaan juga

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

86  

mengalami peningkatan pada laba kotor sebesar 6.43 % walaupun mengalami

peningkatan pada beban pokok penjualan ditahun tersebut. Hal ini dapat terjadi

karena diimbangi dengan meningkatnya penjualan pada perusahaan di tahun

2010.

• Beban Usaha

Beban usaha PT Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2009 meningkat sebesar

22.19%. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya beban penjualan

dalam akun beban usaha yaitu mencapai 53% yang isinya berupa biaya

pengangkutan, iklan serta promosi. Alasan utama meningkatnya beban penjualan

ini karena melakukan program intensif penjualan yang diperlukan untuk

mendukung penjualan karena melemahnya permintaan. Akan tetapi pada tahun

2010 perusahaan berhasil menurunkan beban usaha mereka sebesar 3.74%

melalui pengurangan beban penjualannya dengan mengurangi beberapa program

insentif penjualan yang dilakukan selama tahun 2010.

• Laba Usaha

Laba Usaha pada perusahaan Gajah Tunggal Tbk mengalami peningkatan

hampir 100% pada tahun 2009 yaitu sebesar 97% dari 581,353 menjadi

1,144,990. Peningkatan pada laba usaha ini dipengaruhi juga oleh peningkatan

pada laba kotor yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan beban usaha

perusahaan. Pada tahun 2010 perusahaan kembali mengalami peningkatan pada

laba usaha sebesar 12.44%. Peningkatan ini disebabkan oleh penurunan beban

usaha khususnya pada beban penjualan pada tahun 2010.

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

87  

• Beban lain – lain

Pada tahun 2008, perusahaan memiliki beban lain – lain sebesar 1,355,552. Hal

ini membuat perusahaan mengalami kerugian karena dipengaruhi oleh kerugian

kurs mata uang asing pada tahun 2008. Namun pada tahun 2009, beban lain –

lain berkurang dan berubah menjadi penghasilan lain – lain dengan mendapatkan

penghasilan sebesar 128,623. Berbeda pada tahun sebelumnya, pada tahun ini

perusahaan mendapatkan keuntungan dari kurs mata uang asing. Hal ini

berpengaruh terhadap Laba bersih perusahaan dimana perusahaan mendapatkan

laba pada tahun tersebut.

• Pada tahun 2008 PT Gajah Tunggal Tbk mengalami kerugian sebesar 624,788.

Hal ini diakibatkkan karena kerugian kurs yang timbul yang dibebankan dalam

laporan laba rugi pada masa krisis ekonomi global pada tahun 2008. Laba bersih

pada tahun 2009 meningkat secara signifikan sebesar 244% dari kerugian

sebesar 624,788 menjadi laba sebesar 905,330 . Tidak seperti pada tahun 2008,

pada tahun 2009 perusahaan mengalami keuntungan dari kurs mata uang asing

dimana pada tahun ini nilai Rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika semakin

menguat. Hal ini menjadi salah satu faktor perusahaan mengalami peningkatan

laba bersih dengan persentasi yang tinggi karena hutang perusahaan adalah

dalam mata uang Dollar AS. Pada tahun 2010 perusahaan mengalami sedikit

penurunan pada laba bersih sebesar 8.25% yang diakibatkan karena menurunnya

keuntungan dari selisih kurs mata uang asing perusahaan.

Hasil analisis horizontal pada laporan neraca pada PT Gajah Tunggal Tbk pada

tahun 2008-2010 mengalami peningkatan total asset pada setiap tahunnya. Pada tahun

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

88  

2009 mengalami peningkatan sebesar 1.88%, sedangkan pada tahun 2010 mengalami

peningkatan sebesar 16.83% .

Pada asset lancar, perusahaan juga mengalami peningkatan pada setiap tahunnya.

Pada tahun 2009 aset lancar perusahaan meningkat 10.41% .Dan pada tahun 2010,

aktiva lancar perusahaan meningkat sebesar 33%. Berikut rincian dari akun aset lancar :

• Kas dan setara kas mengalami peningkatan dengan nilai yang tinggi pada tahun

2009. Yaitu sebesar 380.75% atau sebesar 645,838. Hal ini terjadi karena

Perusahaan berhasil menyelesaikan penawaran penukaran obligasi yang beredar.

Begitu juga pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 6.21%. Manajemen

menjaga modal kerja Perusahaan untuk memastikan tidak terjadi kekurangan

kas.

• Pada akun piutang , PT Gajah Tunggal Tbk mengalami peningkatan pada tahun

2009 sebesar 9.15%, Pada tahun 2010 perusahaan mengalami peningkatan pada

akun piutang dengan nilai yang tinggi yaitu 112.01% dari 730,582 menjadi

1,549,461. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan penjualan pada

perusahaan di tahun 2010.

• Persediaan perusahaan mengalami penurunan sebesar 38.39% pada tahun 2009

karena harga bahan baku mengalami penurunan dan perusahaan mengelola

secara ketat tingkat persediaan pada tahun ini. Namun pada tahun 2010

persediaan pada perusahaan meningkat sebesar 26.34%. Peningkatan persediaan

ini merupakan peningkatan persediaan perusahaan secara efisien, karena

peningkatan persediaan ini diiringi dengan peningkatan penjualan pada tahun

2010.

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

89  

• Pajak dibayar dimuka pada perusahaan mengalami penurunan pada setiap

tahunnya. Pada tahun 2009, perusahaan mengalami penurunan sebesar 24.15%

dari tahun 2008. Dan pada tahun 2010 perusahaan mengalami penurunan sebesar

69.90%.

Berdasarkan analisis secara horizontal , berbeda dengan aktiva lancar, aktiva

tidak lancar perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2009. Penurunan aktiva tidak

lancar sebesar 2.73% pada tahun 2009. Namun pada tahun 2010 perusahaan mengalami

peningkatan aktiva tidak lancar kembali sebesar 6.92% yang dikarenakan adanya

peningkatan pada aktiva tetap perusahaan pada tahun tersebut.

• Aktiva tidak lancar pada tahun 2009 stabil dibandingkan dengan aktiva tidak

lancar pada tahun 2008. Hal ini dikarenakan PT Gajah Tunggal Tbk memutuskan

untuk menunda ekspansi pada tahun 2009 . Aktiva tetap perusahaan mengalami

peningkatan pada tahun 2010. Pada tahun 2010 aktiva tetap perusahaan

menunjukkan peningkatan sebesar 12.93% peningkatan ini menggambarkan

upaya – upaya pengembangan yang dilakukan perusahaan dalam

mengimplementasikan program ekspansi perusahaan setelah penundaan dalam

penambahan belanja modal ditahun tersebut.

Pada kewajiban dapat dilihat terjadi penurunan total kewajiban pada tahun 2009

sebesar 10%. Akan tetapi kewajiban perusahaan kembali meningkat pada tahun 2010

sebesar 10%.

Pada kewajiban lancar perusahaan mengalami peningkatan cukup signifikan

pada tahun 2010 yaitu sebesar 40%. Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

90  

pada hutang usaha dan jaminan kepada dealer. Berikut rincian dari analisis horizontal

untung kewajiban lancar

• Hutang Usaha

Berdasarkan analisis yang dijalankan secara horizontal, hutang usaha perusahaan

menurun pada tahun 2009 sebesar 43.94%. hal ini dipengaruhi karena harga

bahan baku yang turun dan kebutuhan modal kerja berkurang . Akan tetapi

hutang usaha perusahaan meningkat kembali pada tahun 2010 sebesar 48.04%

yaitu dari 717,543 menjadi 1,062,268. Hal ini disebabkan karena hutang usaha

pada pihak ke tiga meningkat menjadi 917 milyar seiring meningkatnya

penjualan bersamaan dengan harga bahan baku untuk ban.

• Beban yang masih harus dibayar

Beban – beban ini terdiri dari Bunga, Gas, Listrik, air dan telepon, royalty, biaya

ekspor, Jasa professional, Gaji dan tunjangan,dan lain-lain. Beban yang masih

harus dibayar perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2009 yaitu sebesar

58.73%. Sedangkan untuk tahun 2010 beban yang masih harus dibayar

perusahaan mengalami peningkatan sebesar 60.3%.

Pada kewajiban tidak lancar, perusahaan mengalami penurunan pada setiap

tahunnya. Pada tahun 2009 kewajiban tidak lancar turun menjadi 10.31%, sedangkan

untuk tahun 2010 kewajiban tidak lancar perusahaan turun juga sebesar 2.12%. berikut

rincian dari akun –akun kewajiban tidak lancar:

• Hutang obligasi perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar

11.72%. Hal ini dipengaruhi juga oleh apresiasi nilai Rupiah terhadap hutang

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

91  

obligasi Perusahaan dalam mata uang Dollar AS. Begitu pula pada tahun 2010

hutang obligasi perusahaan juga mengalami penurunan sebesar 4.15%.

Penurunan hutang obligasi atau jangka panjang merupakan penurunan yang baik

karena membantu perusahaan untuk mampu melunasi hutang jangka panjangnya

sedikit demi sedikit.

Dari analisis horizontal yang dilakukan dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan

ekuitas pada tahun 2008, 2009 dan 2010. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar

61.91%. hal ini terjadi karena peningkatan pada saldo laba yang tidak ditentukan

penggunannya dan pembukuan laba bersih yang secara signifikan memperbaiki rasio

hutang terhadap ekuitas. Seperti pada tahun 2009, Ekuitas pada tahun 2010 mengalami

peningkatan juga sebesar 32 %. Hal ini juga diperngaruhi peningkatan pada saldo laba

yang belum ditentukan penggunaannya sebesar 86.59%. Sedangkan untuk tambahan

modal disetor tidak berubah besarnya pada tahun 2008, 2009 dan 2010 yaitu sebesar

51,500.

IV.2.1.2 Analisis Vertikal

Analisis vertikal dapat digunakan dengan membandingkan masing – masing pos

pada laporan periode berjalan dengan jumlah total pada laporan yang sama. Dengan

membandingkan pos tersebut dapat diketahui hubungan yang ada dalam laporan

keuangan tersebut. Analisis vertikal pada PT Gajah Tunggal Tbk dapat dilihat pada tabel

Analisis Vertikal pada lampiran halaman L5.

Hasil analisis vertikal pada laporan Neraca PT Gajah Tunggal Tbk pada tahun

2008, 2009 dan 2010 ialah sebagai berikut:

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

92  

• Aset lancar

Aset lancar pada tahun 2008 ialah sebesar 35.08% dari total aset. Pada tahun

2009 persentase aset lancar terhadap total aset mengalami peningkatan menjadi

38.02%. Pada tahun 2010, persentase aset lancar terhadap total aktiva meningkat

menjadi 43.28%. Kenaikan ini disebabkan karena adanya peningkatan pada akun

– akun yang ada di dalam laporan neraca. Peningkatan yang signifikan ialah kas

dan setara kas pada tahun 2009. Kas dan setara kas perusahaan meningkat

persentasenya menjadi 9.19% dari 1.95% atas total assetnya pada tahun 2009.

• Aset tidak lancar

Berbeda dengan aset lancar yang mengalami peningkatan persentase setiap tahun

terhadap total asetnya, aset tidak lancar perusahaan mengalami penurunan

persentase setiap tahunnya. Pada tahun 2008 persentasi aset tidak lancar terhadap

total asset memiliki persentas sebesar 64.92%. Pada tahun 2009 persentase aset

tidak lancar terhadap total aset menurun menjadi 61.98%. Begitu pula juga pada

tahun 2010 dimana persentase asset tidak lancar terhadap total aset menurun

menjadi 56.72%. Hal ini dipengaruhi juga oleh akun – akun yang mengalami

penurunan persentase terhadap total aset pada setiap tahunnya. Seperti pada akun

asset tetap. Menurut analisis vertikal yang telah dilakukan asset tetap perusahaan

mengalami penurunan persestase pada tahun 2009 dan 2010 terhadap total

assetnya. Pada tahun 2008 persentase asset tetap terhadap total asetnya sebesar

41.53%. Pada tahun 2009 persentase aset tetap terhadap total asetnya menjadi

40.66%. Pada tahun 2010 persentase aset tetap terhadap total asetnya menurun

lagi menjadi 39.30%.

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

93  

• Pada analisis vertikal yang dijalankan dapat dilihat persentase kewajiban lancar

terhadap total kewajiban dan ekuitas mengalami penurunan pada tahun 2009

menjadi 20.48%. hal ini dipengaruhi karena berkurangnya hutang usaha

perusahaan pada tahun 2009. Persentase hutang usaha pada tahun 2009 ialah

8.08% terhadap total kewajiban dan ekuitas. Sedangkan pada tahun 2008

persentase hutang usaha sebesar 14.69% terhadap total kewajiban dan ekuitas.

Pada tahun 2010 persentase hutang lancar terhadap total kewajiban dan ekuitas

kembali meningkat. Persentase hutang lancar pada tahun 2010 sebesar 25.58%

terhadap total kewajiban dan ekuitas. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya

hutang usaha yang kembali meningkat dan jaminan penyalur.

• Pada kewajiban tidak lancar dapat dilihat terdapat penurunan persentase atas

total kewajiban dan ekuitas di setiap tahunnya. Besarnya persentase tersebut

pada tahun 2008, 2009 dan 2010 ialah 56.16%, 49.44% dan 41.42% atas total

kewajiban dan ekuitas. Hal ini terjadi karena berkurangnya hutang obligasi yang

disebabkan karena apresiasi rupiah terhadap hutang obligasi dalam denominasi

dollar Amerika Serikat milik perusahaan.

• Pada analisis vertikal yang dilakukan dapat dilihat persentase ekuitas terhadap

total kewajiban dan ekuitas meningkat pada setiap tahunnya. Persentasi Ekuitas

pada tahun 2008,2009 dan 2010 sebesar 18.93%, 30.08% dan 34% atas jumlah

kewajiban dan ekuitas. Walaupun mengalami peningkatan pada setiap tahunnya,

namun dari analisis ini terlihat bahwa komposisi ekuitas perusahaan lebih kecil

dibandingkan dengan komposisi kewajiban perusahaan. Hal ini dapat

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

94  

memberikan dampak negatif kepada perusahaan karena posisi perusahaan belum

termasuk dalam posisi yang aman.

Hasil analisis vertikal pada Laporan Laba Rugi PT Gajah Tunggal Tbk ialah

sebagai berikut :

• Pada laba kotor , peningkatan persentase laba kotor terhadap penjualan

meningkat secara signifikan pada tahun 2009 dari 14.25% di tahun 2008 menjadi

22.95%. Hal ini terjadi karena berkurangnya beban pokok penjualan yang

disebabkan berkurangnya harga bahan baku untuk produksi perusahaan. Namun

pada tahun 2010, Persentase laba kotor terhadap penjualan kembali turun pada

angka 19.67%.

• Beban Usaha

Berdasarkan analisis vertikal dari tahun 2008, 2009 dan 2010, persentase beban

usaha terhadap total penjualan meningkat pada tahun 2009 dan turun secara

signifikan pada tahun 2010. Pada tahun 2009 persentase nya sebesar 8.53% hal

ini diakibatkan karena meningkatnya beban usaha tepatnya pada beban

penjualan. Yaitu dari 308,409 menjadi 472,738. Namun pada tahun 2010

persentase beban usaha terhadap penjualan kembali menurun menjadi 6.61%.

Penurunan ini diakibatkan karena perusahaan mereduksi beban penjualan yang

meningkat pada tahun 2009.

• Laba Usaha

Persentase Laba usaha terhadap penjualan mengalami peningkatan pada tahun

2009 dari 7.30% menjadi 14.43 %. Hal ini dipengaruhi juga karena ada

peningkatan pada laba kotor pada tahun 2009. Namun persentasi laba usaha

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

95  

terhadap penjualan mengalami penurunan pada tahun 2010, seperti penurunan

persentasi laba kotor terhadap penjualan pada tahun 2010.

• Laba Bersih

Pada analisis vertikal perusahaan tahun 2008, 2009 dan 2010, dapat dilihat

persentase laba bersih terhadap penjualan mengalami peningkatan drastis pada

tahun 2009. Pada tahun 2008 perusahaan mengalami kerugian yang diakibatkan

kerugian kurs mata uang asing, persentasi pendapatan bersih mendapatkan hasil

minus atau rugi yaitu sebesar -7.85% dari hasil penjualan. Pada tahun 2009

persentasi laba bersih terhadap penjualan meningkat drastis menjadi 11.41%. Hal

ini juga dipengaruhi karena perusahaan dapat mereduksi beban pokok penjualan

dan beban lain – lain serta mendapatkan laba dari kurs mata uang asing karena

menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Aollar AS. Pada tahun 2010 pendapatan

bersihnya dibandingkan dengan penjualan kembali mengalami penurunan

menjadi 8.43%.

IV.2.2 Analisis Rasio Laporan Keuangan

Analisis Rasio merupakan salah satu cara untuk menilai suatu kinerja perusahaan

dengan menggunakan laporan keuangan. Analisis rasio merupakan gabungan dari unsur

– unsur yang ada di neraca dan laporan laba rugi yang digunakan untuk mengetahui

posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Untuk menilai kinerja laporan

keuangan melalui rasio laporan keuangan digunakan rasio pembanding dari perusahaan

pembanding untuk menentukan apakah perusahaan yang dinilai mempunyai rasio yang

baik atau tidak.

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

96  

Penulis menggunakan dua perusahaan pembanding untuk memperbandingkan

rasio dari PT Gajah Tunggal Tbk. Perusahaan yang digunakan oleh penulis ialah PT

Goodyear Indonesia Tbk dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk . Kedua perusahaan

tersebut merupakan perusahaan yang bergerak di industri yang sama serta mempunyai

segmen pasar yang sejenis.

IV.2.2.1 Analisis Rasio Likuiditas

Berikut perhitungan rasio likuiditas dari perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk pada

tahun 2008 – 2010.

Tabel IV.1 Perhitungan Rasio Likuiditas

Keterangan 2010 2009 2008

Rasio lancar 4,489,184 = 1.76 X 3,375,286 = 1.86 X 3,057,108 =1.41 X 2,549,406 1,817,666 2,170,859

Rasio Cepat 4,489,184 - 1,089,211 = 1.33 X 3,375,286 - 862,152 = 1.38 X 3,057,108 - 1,399,407 = 0.76 X 2,549,406 1,817,666 2,170,859

• Rasio Lancar

Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan perusahaan untuk mengetahui

kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan

tersebut.

Rasio lancar pada PT Gajah Tunggal Tbk mengalami peningkatan pada tahun

2009 dan menurun pada tahun 2010. Rasio lancar pada tahun 2008 adalah sebesar 1.41

kali, yang dapat diartikan bahwa aset lancar ada 1.41 kali dari hutang lancar atau pada

tahun 2008 aset menutup kewajiban 1.41 kali. Pada tahun 2009 rasio ini mengalami

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

97  

peningkatan menjadi 1.86 kali. Peningkatan pada rasio ini diakibatkan karena terjadi

penurunan dari kewajiban lancar pada tahun 2009. Pada kewajiban lancar, perusahaan

dapat mengurangi hutang usaha perusahaan karena harga bahan baku yang turun

sehingga kebutuhan modal kerja berkurang. Akan tetapi terjadi penurunan rasio pada

tahun 2010 menjadi 1.76 kali dikarenakan peningkatan kewajiban lancar yang lebih

tinggi dibandingkan aktiva lancar pada tahun ini. Pada tahun 2010 hutang usaha

perusahaan kembali meningkat dikarenakan hutang kepada pihak ketiga seiring

meningkatnya kembali harga bahan baku untuk produksi.

Tabel IV.2 Rasio Lancar Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

1.76 X 1.86 X 1.41 X 0.86 X 0.77 X 1.11 X 0.67 X 0.86 X 0.89 X

Jika dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya yaitu PT Goodyear Indonesia

mengalami penurunan pada tahun 2009 dan peningkatan pada tahun 2010 dalam kinerja

rasio lancarnya. Besar rasio dari dari tahun 2008, 2009 dan 2010 ialah 1.11 kali, 0.77

kali dan 0.86 kali. Berbeda dengan PT Multistrada arah sarana Tbk yang mengalami

penurunan rasio disetiap tahunnya. Besar Rasio yang dimiliki oleh PT Multistrada arah

sarana Tbk pada tahun 2008, 2009 dan 2010 ialah 0.89 kali, 0.86 kali dan 0.67 kali.

Dari perbandingan rasio yang tertera diatas dapat dilihat bahwa perusahaan Gajah

Tunggal memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dari pada PT Goodyear Indonesia

Tbk dan PT Multistrada arah sarana Tbk.

• Rasio Cepat

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

98  

Pada rasio cepat, Rasio ini memiliki ukuran test solvensi yang lebih kuat dari

pada rasio lancar, karena rasio ini menghilangkan persediaan dari pembilang.

Pada perusahaan PT Gajah Tunggal, Rasio mengalami peningkatan yang

signifikan pada tahun 2008 dan 2009 dari 0.76 kali menjadi 1.38 kali. Seperti pada rasio

lancar, salah satu faktor meningkatnya rasio ini ialah menurunnya kewajiban lancar pada

tahun 2009 tepatnya pada hutang usaha perusahaan dan pengurangan persediaan pada

tahun 2009. Dengan meningkatnya rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin meningkat. Namun pada tahun

2010, rasio mengalami sedikit penurunan menjadi 1.33 kali dimana pada tahun ini

kewajiban lancar meningkat karena hutang usaha kembali meningkat dan penambahan

persediaan perusahaan sebesar 26% ( analisa horizontal ) .

Tabel IV.3 Rasio Cepat Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

1.33X 1.38 X 0.76 X 0.51 X 0.42 X 0.74 X 0.27 X 0.35 X 0.38 X

Jika dibandingkan dengan perusahaan PT Goodyear Indonesia Tbk ,sebagai

perusahaan pembanding, perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2009 dan sedikit

peningkatan ditahun 2010 pada rasio cepat ini. Rasio perusahaan pada tahun 2008, 2009

dan 2010 ialah 0.74 kali, 0.42 kali dan 0.51 kali. Berbeda dengan perusahaan PT

Multistrada arah sarana Tbk yang mengalami sedikit penurunan pada setiap tahunnya.

Yaitu, 0.38 kali, 0.35 kali dan 0.27 kali. Hal ini menunjukkan bahwa rasio cepat pada PT

Gajah Tunggal Tbk lebih baik dari perusahaan pembandingnya yaitu PT Goodyear

Page 30: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

99  

Indonesia dan PT Multistrada arah sarana Tbk karena PT Gajah Tunggal memiliki

tingkat rasio yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan pembandingnya.

IV.2.2.2 Analisis Rasio Aktivitas

Tabel IV.4 Perhitungan Rasio Aktivitas

Keterangan 2010 2009 2008

Rata-Rata Bagi Tagihan 1,297,944 x 360 = 47 hari 644,650 x 360 = 29 hari 541,560 x 360 = 24 hari 9,853,904 7,936,432 7,963,473 Perputaran Piutang 9,853,904 = 7.59 X 7,936,432 = 12.31 X 7,963,473 = 14.70 X 1,297,944 644,650 541,560 Perputaran Barang 7,915,174 = 7.26 X 6,114,847 = 7.09 X 6,828,388 = 4.87 X 1,089,211 862,152 1,399,407 Perputaran Aktiva Tetap 9,853,904 = 2.42 X 7,936,432 = 2.20 X 7,963,473 = 2.20 X 4,075,764 3,609,236 3,618,630 Perputaran Total Aktiva 9,853,904 = 0.95 X 7,936,432 = 0.89 X 7,963,473 = 0.91 X 10,371,567 8,877,146 8,713,559

• Rata – Rata Bagi Tagihan

Rasio ini digunakan untuk menghitung jumlah hari rata – rata yang diperlukan

perusahaan untuk mengubah piutang menjadi kas.

Pada table yang ada diatas dapat dilihat bahwa PT Gajah Tunggal mengalami

peningkatan pada rasio rata – rata bagi tagihan. Besarnya rasio pada tahun 2008 ialah 24

hari. Ini menjelaskan bahwa PT Gajah Tunggal Tbk menagih piutang secara rata – rata

selama 24 hari. Pada tahun 2009 dan 2010 besarnya rasio ini adalah 29 hari dan 47 hari.

Peningkatan rasio ini diakibatkan karena peningkatan piutang usaha perusahaan lebih

besar dari peningkatan penjualan pada tahun 2009 dan 2010. Pada tahun 2009 penjualan

tidak mengalami perubahan signifikan sedangkan piutang usaha meningkat sebesar

Page 31: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

100  

19%. Begitu juga pula dengan tahun 2010 dimana penjualan perusahaan meningkat

sebesar 24% namun peningkatan piutang usaha meningkat lebih tinggi sebesar 101 %.

Peningkatan pada rasio rata- rata bagi tagihan ini bukanlah hal yang positif karena waktu

yang diperlukan perusahaan untuk mengkonversi piutang menjadi kas menjadi semakin

lama.

Tabel IV.5 Rasio Rata – Rata Bagi Tagihan Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

47 hari 29 hari 24 hari 32 hari 30 hari 28 hari 19 hari 25 hari 26 hari

Sama dengan perusahaan Gajah Tunggal, pada perusahaan Goodyear Indonesia

sebagai perusahaan pembanding juga mengalami peningkatan pada rasio ini ditahun

2009 dan 2010. Rasionya dari tahun 2008 sampai 2010 yaitu 28 hari, 30 hari , dan 32

hari. Sedangkan untuk perusahaan Multistrada arah sarana mengalami penurunan rasio

dari tahun 2008 sampai 2010. Yaitu sebesar 26 hari, 25 hari, dan 19 hari. Dari data-data

didapat dapat dilihat bahwa PT Multistrada arah sarana Tbk memiliki rata-rata bagi

tagihan yang lebih baik dibandingkan dengan PT Gajah Tunggal Tbk dan PT Goodyear

Indonesia Tbk. Hal ini dapat dilihat bahwa PT Multistrada arah sarana Tbk memiliki

angka rasio yang lebih kecil yang menunjukkan piutang perusahaan lebih cepat untuk

dirubah menjadi kas.

• Perputaran Piutang

Rasio perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali dana atau piutang tersebut

dapat ditagih dalam waktu satu tahun. Pada tahun 2008 rasio perputaran piutang pada

Page 32: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

101  

PT Gajah Tunggal Tbk ialah 14 kali. Hal ini medeskripsikan bahwa dalam satu tahun

piutang dapat ditagih perusahaan sebanyak 14 kali. Pada tahun 2009 dan 2010 rasio

semakin menurun menjadi 12 kali dan 8 kali. Terlihat dari penurunan rasio ini bahwa

penagihan piutang perusahaan semakin menurun pada tahun 2009 dan 2010. Penurunan

piutang ini disebabkan karena peningkatan pada piutang usaha lebih tinggi dibandingkan

dengan peningkatan penjualan pada perusahaan. Pada tahun 2010 piutang usaha

perusahaan meningat hingga 101% sedangkan penjualan perusahaan meningkat hanya

24%. Hal ini kurang baik untuk perusahaan dimana dengan penurunan perputaran

piutang ini diikuti dengan peningkatan rata – rata bagi tagihan yang berarti semakin

lama dan semakin sulit perusahaan untuk menagih piutangnya.

Tabel IV.6 Rasio Perputaran Piutang Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

7.59 X 12.3 X 14.7 X 11.3X 11.9 X 12.9 X 18.8 X 14.1 X 13.6 X

Pada PT Goodyear Indonesia Tbk mengalami penurunan pada rasio perputaran

piutang tahun 2009 dan 2010. Rasio perputaran piutang PT Goodyear Indonesia dari

tahun 2008 sampai 2010 yaitu 13kali, 12 kali dan 11 kali. Sedangkan pada PT

Multistrada Arah Sarana Tbk mengalami peningkatan rasio perputaran piutang dari

tahun 2008 hingga tahun 2010 yaitu sebesar 13 kali, 14 kali dan 19 kali. Seperti dengan

hal rasio rata – rata bagi tagihan, PT Multistrada arah sarana Tbk mempunyai rasio

perputaran piutang lebih baik dari PT Gajah Tunggal Tbk dan PT Goodyear Indonesia

Tbk. Perputaran piutang perusahaan PT Mulitstrada arah sarana Tbk memiliki angka

yang lebih baik dari pada kedua perusahaan tersebut.

Page 33: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

102  

• Perputaran Persediaan

Rasio perputaran persediaan pada PT Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2008 ialah

sebesar 4,87 kali. Hal ini menjelaskan bahwa persediaan barang dagangan perusahaan

yang berputar ( diganti atau terjual ) dalam satu tahun ialah sebanyak 4,87 kali. Pada

tahun 2009 rasio perusahaan meningkat menjadi 7.09 kali.Hal ini disebabkan karena

berkurangnya persediaan pada tahun ini dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 38% .

Penurunan ini lebih besar dari penurunan beban pokok penjualan pada tahun yang sama.

Pada tahun 2010 rasio perusahaan meningkat kembali menjadi 7.26 kali. Peningkatan

pada rasio perputaran barang ini menunjukkan bahwa barang persediaan yang ada

diperusahaan semakin cepat berputar dan bergerak yang dapat mengurangi biaya

penyimpanan dan barang yang menumpuk pada perusahaan.

Tabel IV.7 Rasio Perputaran Persediaan Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

7.27 X 7.09 X 4.88 X 7.37 X 6.10 X 7.62 X 3.99 X 3.05 X 2.93 X

Pada Perusahaan Goodyear Indonesia , sebagai perusahaan pembanding,

mengalami penurunan pada tahun 2009 dari 7.62 kali menjadi 6.1 kali. Namun pada

tahun 2010 terjadi peningkatan pada rasio ini. Yaitu dari 6.1 kali menjadi 7.37 kali.

Sedangkan untuk PT Multistrada arah sarana Tbk mengalami peningkatan kembali pada

tahun 2008 , 2009 dan 2010 sebesar 2.93 kali, 3.05 kali dan 3.99 kali. Dari hasil rasio

yang didapat, dapat dilihat bahwa rasio PT Gajah Tunggal Tbk masih lebih baik

Page 34: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

103  

dibandingkan dengan PT Multistrada Arah Sarana Tbk namun masih lebih rendah

dibandingkan dengan PT Goodyear Indonesia.

• Perputaran aktiva tetap

Perputaran aktiva tetap merupakan rasio untuk mengukur berapa kali dana yang

ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode atau berapa rupiah

penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva

tetap. Dengan meningkatnya rasio ini maka semakin kecil investasi yang dibutuhkan

untuk menghasilkan penjualan dan akan semakin menguntungkan untuk perusahaan.

Perputaran aktiva tetap pada PT Gajah Tunggal Tbk di tahun 2008 dan 2009 ialah

sebesar 2.20 kali. Yang artinya pada tahun 2008 dan 2009 perusahaan stabil dalam

mengelola aktiva tetapnya. Pada tahun 2009 aktiva tetap tidak mengalami perubahan

yang signifikan dipengaruhi Perusahaan menunda program rencana ekspansinya

pada tahun tersebut. Pada tahun 2010 perputaran aktiva tetap meningkat menjadi

2.42 kali. Hal ini menggambarkan perusahaan semakin efektif dalam mengelola

aktiva tetapnya dan kebutuhan untuk melakukan investasi pada aktiva tetap semakin

berkurang.

Tabel IV.8 Rasio Perputaran Aktiva Tetap Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

2.42 X 2.20 X 2.20 X 2.97 X 1.86 X 2.27 X 0.94 X 1.00 X 0.82 X

Rasio perputaran aktiva tetap pada PT Goodyear Indonesia mengalami

penurunan pada tahun 2009 dari 2.27 kali menjadi 1.86 kali dan mengalami peningkatan

Page 35: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

104  

pada tahun 2010 yaitu dari 1.86 kali menjadi 2.97 kali. Sedangkan untuk PT Multistrada

arah sarana Tbk mengalami peningkatan pada tahun 2009 yaitu dari angka 0.82 kali

menjadi 1 kali. Dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2010 menjadi 0.94 kali.

Jika dilihat dari rasionya, rasio perusahaan PT Goodyear Indonesia lebih baik dari PT

Gajah Tunggal Tbk dan PT Multistrada arah sarana Tbk karena PT Goodyear Indonesia

Tbk memiliki rasio yang lebih stabil dan lebih besar serta lebih efektif menggunakan

aktiva tetapnya dibandingkan dengan kedua perusahaan pembandingnya.

• Perputaran Total Aktiva

Rasio perputaran total aktiva merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari tiap Rupiah aktiva. PT Gajah Tunggal Tbk mengalami

sedikit penurunan dari tahun 2008 menuju tahun 2009 dari 0.91 kali menjadi 0.89 kali.

Hal ini diakibatkan karena pada tahun 2009, penjualan perusahaan mengalami sedikit

penurunan sedangkan total aktiva perusahaan meningkat sebesar 1.8% karena

peningkatan kas dan setara kas pada tahun tersebut. Pada tahun 2010 PT Gajah Tunggal

Tbk mengalami peningkatan pada rasio perputaran total aktiva menjadi 0.95 kali dimana

pada tahun 2010 perusahaan mengalami peningkatan penjualan yang lebih besar dari

peningkatan total aktivanya. Dengan meningkatnya rasio ini mendeskripsikan bahwa

manajemen semakin efektif untuk menghasilkan penjualan dari investasi dalam aktiva.

Tabel IV.9 Rasio Perputaran Total Aktiva Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

0.95 X 0.89 X 0.91 X 1.51 X 1.15 X 1.22 X 0.66 X 0.67 X 0.56 X

Page 36: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

105  

Pada perusahaan Goodyear Indonesia, rasio perputaran total aktiva sedikit

menurun pada tahun 2009 dari 1.22 kali menjadi 1.15 kali. Namun pada tahun 2010

rasio ini meningkat cukup signifikan yaitu dari 1.09 kali menjadi 1.51 kali. Sedangkan

untuk perusahaan PT Multistrada arah sarana Tbk mengalami sedikit peningkatan pada

tahun 2009 yaitu dari 0.56 kali menjadi 0.67 kali dan mengalami sedikit penurunan pada

tahun 2010 menjadi 0.66 kali. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Goodyear

Indonesia lebih efektif dalam penggunaan aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

Terlihat dari tingginya angka rasio PT Goodyear Indonesia dibandingkan dengan

perusahaan Gajah Tunggal Tbk dan Multistrada Arah Sarana Tbk.

IV.2.2.3 Analisis Rasio Solvabilitas

Tabel IV.10 Perhitungan Rasio Solvabilitas

Keterangan  2010  2009  2008                     

Ratio Hutang Atas Harta 6,844,970 = 0.66 X 6,206,486 = 0.70 X 7,064,134 = 0.81 X 10,371,567 8,877,146 8,713,559

Ratio Hutang Atas Ekuitas 6,844,970 = 1.94 X 6,206,486 = 2.32 X 7,064,134 = 4.28 X 3,526,597 2,670,660 1,649,425

Ratio Laba Terhadap Beban Bunga 1,287,427 = 3.51 X 1,144,990 = 2.72 X 581,353 = 1.26 X 366,552 420,280 462,994

• Rasio Hutang Atas Harta

Rasio hutang atas harta merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar

aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan

Page 37: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

106  

berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Pada Tahun 2008 rasio hutang atas harta pada

PT Gajah Tunggal Tbk ialah sebesar 0.81 kali, hal ini menjelaskan bahwa aktiva

perusahaan dibiayai sebesar 0.81 kali atau sebesar 81 % dengan hutang. Rasio Hutang

atas harta pada PT Gajah Tunggal Tbk mengalami penurunan pada tahun 2009 . Hal ini

disebabkan karena kewajiban lancar dan tidak lancar pada tahun 2009 berkurang dari

tahun sebelumnya. Pada kewajiban lancar, perusahaan mengurangi hutang usahanya

karena modal kerja yang dibutuhkan lebih sedikit seiring turunnya harga bahan baku.

Pada tahun 2010 rasio kembali turun menjadi 0.66 kali. Hal ini dipengaruhi oleh

peningkatan asset perusahaan yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pada

kewajibannya. Peningkatan asset pada tahun 2010 juga dipengaruhi oleh peningkatan

asset tetap perusahaan setelah menjalankan program ekspansi yang sempat tertunda pada

tahun sebelumnya. Dengan penurunan rasio ini menunjukkan hal yang positif karena

tingkat resiko perusahaan semakin mengecil dari tahun demi tahun.

Tabel IV.11 Rasio Hutang atas Harta Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

0.66 X 0.70 X 0.81 X 0.64 X 0.63 X 0.71 X 0.46 X 0.42 X 0.46 X

PT Goodyear Indonesia Tbk sebagai perusahaan pembanding juga mengalami

penurunan pada rasio ini pada tahun 2009 yaitu dari 0.71 kali menjadi 0.63 kali. Pada

tahun 2010 rasio ini hutang atas harta tidak mengalami perubahan yang signifikan yaitu

0.64 kali. Sedangkan pada perusahaan Multistrada Arah Sarana mengalami penurunan

pada tahun 2009 dari 0.46 kali menjadi 0.42 kali, namun mengalami peningkatan

kembali pada tahun 2010 yang kembali menjadi 0.46 kali. Walaupun mengalami

Page 38: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

107  

peningkatan pada tahun 2010, namun ratio hutang atas harta PT Multistrada Arah Sarana

Tbk lebih baik dari pada PT Gajah Tunggal Tbk dan PT Goodyear Indonesia Tbk

dikarenakan PT Multisrada Arah Sarana memiliki angka rasio hutang atas aktiva yang

lebih kecil dibandingkan dengan dua perusahaan tersebut. Dari rasio ini dapat di artikan

bahwa struktur modal dari perusahaan Multisrada Arah Sarana lebih baik dari kedua

perusahaan tersebut.

• Rasio Hutang atas Ekuitas

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap Rupiah modal sendiri yang

digunakan untuk jaminan utang. Rasio hutang atas ekuitas pada PT Gajah Tunggal

ditahun 2008 ialah sebesar 4.28 kali. Ini menunjukkan bahwa 428 % dari modal sendiri

dijadikan jaminan atas hutang. Tingginya rasio ini menunjukkan bahwa struktur modal

perusahaan tidak sehat dan perusahaan akan dapat menanggung resiko yang cukup

besar. Akan tetapi Rasio hutang atas ekuitas ini membaik pada tahun 2009 menjadi 2.32

kali . Hal ini dipengaruhi total kewajiban yang berkurang pada tahun 2009. Hutang

usaha dan hutang obligasi berkurang pada tahun 2009. Pada tahun 2010 rasio ini

kembali berkurang menjadi 1.94 kali. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan ekuitas yang

lebih besar dari peningkatan kewajiban pada tahun 2010. Ekuitas perusahaan mengalami

peningkatan dari laba yang belum direalisasi dari pemilikan efek.

Tabel IV.12 Rasio Hutang atas Ekuitas Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

1.94 X 2.32 X 4.28 X 1.76 X 1.71 X 2.4 X 0.87 X 0.74 X 0.85 X

Page 39: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

108  

Jika dibandingkan dengan PT Goodyear Indonesia, struktur modal perusahaan

Goodyear ini lebih baik dibandingkan dengan perusahaan Gajah Tunggal. Hal ini dapat

dilihat dengan rasio yang dimiliki PT Goodyear Indonesia yaitu 2.4 kali pada tahun

2008, 1.7 kali pada tahun 2009 dan 1.76 kali pada tahun 2010. Sedangkan PT

Multistrada arah sarana mempunyai rasio yang lebih baik dibandingkan dengan dua

perusahaan tersebut. Karena PT Multistrada Arah Sarana mempunyai rasio hutang atas

ekuitas lebih kecil dibandingkan dengan kedua perusahaan tersebut. Yaitu, 0.85 kali

pada tahun 2008, 0.74 kali pada tahun 2009 dan 0.87 pada tahun 2010.

• Rasio Laba terhadap Beban Bunga

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban atau hutang bunga dengan menggunanakan laba operasi. Pada PT Gajah

Tunggal Tbk, perusahaan mengalami peningkatan rasio pada tahun 2009 dari 1.26 kali

menjadi 2.72 kali. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya laba usaha pada

tahun 2009 secara signifikan karena berkurangnya beban pokok penjualan. Pada tahun

2010 rasio ini mengalami peningkatan kembali menjadi 3.51 kali. Hal ini dipengaruhi

meningkatnya laba usaha karena beban usaha dibidang penjualan perusahaan dan beban

bunga perusahaan berkurang. Dengan meningkatnya rasio laba terhadap beban bunga ini

menunjukkan bahwa perusahaan dapat memperbaiki kemampuan pembayaran bunga

dari laba operasi dan memiliki keuntungan agar para kreditor mau memberikan

pinjaman kembali kepada perusahaan karena rasio yang terus meningkat dan tinggi.

Page 40: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

109  

Tabel IV.13 Rasio Laba Terhadap Beban Bunga Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

3.51 X 2.72 X 1.26 X 7.72 X 8.08 X 8.75 X 7.67 X 4.05 X 3.74 X

Jika dibandingkan dengan perusahaan Goodyear Indonesia, Perusahaan

Goodyear mempunyai rasio lebih tinggi yang artinya rasio perusahaan Goodyear

Indonesia lebih baik dibandingkan dengan PT Gajah Tunggal Tbk walaupun PT

Goodyear Indonesia Tbk mengalami penurunan rasio pada tahun 2009 dan 2010 dari

8.75 pada tahun 2008, menjadi 8.08 kali dan menjadi 7.72 kali pada tahun 2010.

Sedangkan untuk perusahaan PT Multistrada arah sarana Tbk mengalami peningkatan

rasio laba terhadap beban bunga dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Yaitu, 3.74 kali,

4.05 kali dan 7.67 kali. Namun rasio ini masih lebih rendah dari rasio yang dimiliki oleh

Goodyear Indonesia. Dapat disimpulkan dari rasio yang ada diatas bahwa PT Goodyear

Indonesia merupakan perusahaan yang paling baik dalam kemungkinan pembayaran

bunga dari laba operasinya.

Page 41: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

110  

IV.2.2.4 Analisis Rasio Profitabilitas

Tabel IV.14 Perhitungan Rasio Profitabilitas

Keterangan 2010 2009 2008

Rasio Marjin Laba Kotor 1,938,730 = 19.67% 1,821,585 = 22.95% 1,135,085 = 14.25% 9,853,904 7,936,432 7,963,473

Rasio Marjin Laba Bersih 830,624 = 8.43% 905,330 = 11.41% (624,788) = -7.85% 9,853,904 7,936,432 7,963,473

Rasio Marjin Laba Usaha 1,287,427 = 13.07% 1,144,990 = 14.43% 581,353 = 7.30% 9,853,904 7,936,432 7,963,473

ROA 830,624 = 8.01% 905,330 = 10.20% (624,788) = -7.17% 10,371,567 8,877,146 8,713,559

ROE 830,624 = 23.55% 905,330 = 33.90% (624,788) = -37.88% 3,526,597 2,670,660 1,649,425

• Marjin Laba Kotor

Marjin laba kotor menunjukkan laba yang relative terhadap perusahaan , dengan

cara penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dan mengukur

kemampuan perusahaan mengotrol biaya persediaan atau produksi. Marjin laba kotor

pada PT Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2008 sebesar 14.25 %. Ini menunjukkan bahwa

setiap penjualan Rp 1,- akan diperoleh laba kotor sebesar Rp 0.14. PT Gajah Tunggal

Tbk mengalami peningkatan rasio yang cukup signifikan pada tahun 2009 yaitu

menjadi 22.95%. Peningkatan rasio ini dipengaruhi oleh peningkatan laba kotor karena

berkurangnya beban pokok penjualan khususnya penurunan bahan baku pada tahun

2009. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin baik dalam hal mengontrol biaya

persediaan . Namun perusahaan mengalami sedikit penurunan rasio ini pada tahun 2010

menjadi 19.67 % yang disebabkan juga karena kembali meningkatnya harga bahan baku

( karet alam) pada tahun 2010.

Page 42: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

111  

Tabel IV.15 Rasio Marjin Laba Kotor Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

19.67% 22.95% 14.25% 9.94% 14.90% 7.60% 21.71% 21.91% 21.80%

Perusahaan Goodyear Indonesia sebagai perusahaan pembanding mengalami

peningkatan secara signifikan pada tahun 2009 dari 7.6% menjadi 14.9 %. Pada tahun

2010. Perusahaan pembanding ini mengalami penurunan rasio pada rasio marjin laba

kotor. Yaitu dari 14.90% menjadi 9.94%. Untuk PT Multistrada Arah Sarana Tbk

mempunyai rasio yang tergolong stabil di tahun 2008, 2009 dan 2010. Yaitu 21.81 %.

21.91% dan 21.70%. Diantara tiga perusahaan ini, PT Multistrada arah sarana Tbk

mempunyai rasio marjin laba kotor yang lebih baik dilihat dari angka rasionya. Ini

menunjukkan bahwa PT Multistrada arah sarana Tbk berproduksi lebih efisien

dibandingkan dengan kedua perusahaan tersebut.

• Marjin Laba Bersih

Rasio marjin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan

dengan penjualan. Rasio pada tahun 2008 bernilai minus karena perusahaan mengalami

kerugian pada tahun tersebut yang disebabkan selisih kurs mata uang asing. Pada tahun

2009 rasio meningkat secara signifikan menjadi 11.41 % yang menunjukkan bahwa

setiap Rp 1,- penjualan menghasilkan Rp0.11,- sebagai laba bersih. Hal ini dipengaruhi

oleh peningkatan laba bersih cukup tinggi yang disebabkan apresiasi nilai tukar rupiah

terhadap dollar AS dan penurunan harga bahan baku pada tahun tersebut. Pada tahun

Page 43: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

112  

2010 perusahaan mengalami penurunan rasio ini menjadi 8.43%. Penurunan ini karena

berkurangnya laba bersih perusahaan yang disebabkan oleh meningkatnya beban lain –

lain perusahaan termasuk selisih kurs mata uang asing.

Tabel IV.16 Rasio Marjin Laba Bersih Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

8.43% 11.41% -7.85% 3.84% 9.37% 0.07% 8.77% 10.34% 0.22%

Seperti perusahaan Gajah Tunggal, rasio marjin laba bersih pada perusahaan

Goodyear Indonesia meningkat cukup drastis pada tahun 2009. Dan kembali merosot

pada tahun 2010. Rasio marjin laba bersih PT Goodyear Indonesia tahun 2008, 2009 dan

2010 ialah 0.07%, 9.37% dan 3.84%. Sedangkan untuk perusahaan Multistrada arah

sarana Tbk mengalami peningkatan secara signifikan dan turun pada tahun 2010. Rasio

marjin laba bersih pada PT Multistrada arah sarana ialah 0.22%, 10.34% dan 8.77%.

Dari hasil rasio marjin laba bersih diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio marjin

laba bersih dan kinerja perusahaan PT Multistrada Arah Sarana Tbk lebih baik

dibandingkan dengan PT Gajah Tunggal Tbk dan PT Goodyear Indonesia.

• Marjin Laba Operasi

Rasio marjin operasi merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi

usaha termasuk memasukkan beban usaha dengan membandingkan antara laba usaha

dibandingkan dengan penjualan bersih perusahaan. Besarnya rasio marjin operasi

perusahaan pada tahun 2008 sampai dengan 2010 ialah 7.30 %, 14.43% dan 13.07%.

Walaupun beban usaha meningkat pada tahun 2009, peningkatan rasio marjin laba

Page 44: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

113  

operasi pada tahun 2009 dipengaruhi karena peningkatan pada laba usaha perusahaan

yang diiringi peningkatan laba kotor perusahaan disebabkan karena berkurangnya harga

bahan baku dalam kegiatan produksi pada tahun ini. Hal ini menunjukkan perusahaan

masih dapat mengontrol pertambahan beban usaha pada penjualan tahun 2009. Namun

pada tahun 2010 rasio marjin laba operasi mengalami penurunan kembali karena

peningkatan penjualan perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan pada

laba usaha perusahaan pada tahun tersebut.

Tabel IV.17 Rasio Marjin Laba Operasi Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

13.07% 14.43% 7.30 % 5.02 % 9.91 % 3.49 % 12.80% 13.65 % 13.23 %

Pada Perusahaan PT Goodyear Indonesia Tbk sebagai perusahaan pembanding,

Perusahaan mengalami peningkatan pada tahun 2009 dan penurunan pada tahun 2010.

Besarnya rasio pada tahun 2008 – 2010 ialah 3.49%, 9.91 % dan 5.02%. Sedangkan

untuk Perusahaan Multistrada Arah Sarana Tbk rasio perusahaan tergolong stabil pada

tahun 2008 dan 2009 dan mengalami penurunan pada tahun 2010. Dari rasio – rasio

yang terdapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa PT Gajah Tunggal Tbk memiliki

rasio marjin laba operasi lebih baik dibandingkan kedua perusahaan pembanding

tersebut.

• Rasio Pengembalian atas Aktiva

Rasio ini memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan

pengembalian kepada kedua penanam modal yaitu pemegang saham dan kreditor.

Page 45: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

114  

Seperti rasio Marjin laba bersih, Perusahaan Gajah Tunggal Tbk mengalami peningkatan

dengan signifikan pada tahun 2009. Yaitu dari -7.17% menjadi 10.20% karena

peningkatan laba bersih yang disebabkan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap Dollar

AS. Namun pada tahun 2010 perusahaan Gajah Tunggal Tbk mengalami penurunan

kembali rasio pengembalian atas asset menjadi 8.01 %. Hal ini terjadi karena ada sedikit

penurunan laba bersih karena meningkatnya beban lain – lain sedangkan total asset

perusahaan meningkat 16% pada tahun tersebut.

Tabel IV.18 Rasio ROA Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

8.01% 10.20% -7.17% 5.81% 10.74% 0.08% 5.80% 6.89% 0.13%

Jika dibandingkan dengan perusahaan Goodyear Indonesia Tbk, Perusahaan

mengalami peningkatan pada tahun 2009 dan penurunan kembali pada tahun 2010.

Rasio pengembalin terhadap asset perusahaan Goodyear Indonesia pada tahun 2008,

2009 dan 2010 ialah 0.08%,10.74% dan 5.81%. Pada perusahaan Multistrada Arah

Sarana Tbk Perusahaan mengalami kenaikan rasio pada tahun 2009 dan menurun pada

tahun 2010. Yaitu 0.13%, 6.89% dan 5.80%. Dari rasio yang tertera diatas dapat dilihat

bahwa Rasio pengembalian atas total aktiva PT Gajah Tunggal Tbk lebih baik

dibandingkan dengan PT Goodyear Indonesia Tbk dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk.

Hal ini menunjukkan bahwa PT Gajah Tunggal Tbk dapat mengelola asset perusahaan

lebih efisien dibandingkan dengan kedua perusahaan tersebut.

• Rasio Pengembalian atas Ekuitas

Page 46: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

115  

Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri, menilai tingkat

keuntungan dari investasi yang telah dilakukan oleh pemilik modal sendiri .Semakin

tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian

sebaliknya.

Seperti Rasio pengembalian atas asset, PT Gajah Tunggal Tbk mempunyai rasio

yang buruk di tahun 2008. Namun di tahun 2009 rasio tersebut meningkat secara

signifikan yaitu dari -37.88% menjadi 33.90%. Ini menunjukkan posisi modal dari

perusahaan semakin menguat. Seperti rasio profitabilitas lainnya, hal ini disebabkan

karena laba perusahaan Gajah Tunggal Tbk yang meningkat drastis dibandingkan

peningkatan ekuitas pada tahun 2009. Meningkatnya rasio ini dapat berdampak positif

dengan munculnya calon – calon investor yang ingin berinvestasi di perusahaan ini.

Tabel IV.19 Rasio ROE Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

23.55% 33.90% -37.8% 16.04% 29.15% 0.27% 10.81% 11.98% 0.23%

PT Goodyear Indonesia Tbk sebagai perusahaan pembanding mengalami

peningkatan pada tahun 2009 dari 0.27% menjadi 29.15% dan penurunan rasio pada

tahun 2010 dari 29.15% menjadi 16.04%. Sedangkan untuk perusahaan PT Multistrada

Arah Sarana Tbk mengalami peningkatan rasio pada tahun 2009 dan penurunan pada

tahun 2010. Yaitu 0.23%, 11.98% dan 10.81%. Namun angka rasio yang didapat dari PT

Gajah Tunggal Tbk tetap lebih besar dari PT Multistrada Arah Sarana Tbk dan PT

Goodyear Indonesia Tbk. Yang berarti bahwa rasio PT Gajah Tunggal Tbk lebih baik

Page 47: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

116  

dibandingkan dengan dua perusahaan pembandingnya dan menguntungkan perusahaan

karena akan semakin banyak investor untuk menjalankan kegiatan investasinya pada

perusahaan Gajah Tunggal Tbk.

IV.2.2.5 Analisis Leverage

Tabel IV.20 Perhitungan Rasio Leverage

Keterangan  2010  2009  2008                     

Price Earning Ratio 2,300 = 9.66 X 425 = 1.63 X 200 = -1.12 X 238 260 -179

Dividend Payout Ratio 15 = 6.30 % 0 = 0 % 4.97 = - 2.78% 238 260 -179

Price to Book Value Ratio 2,300 = 2.27 X

425 = 0.55 X 200 = 0.42 X 1,012 767 473

• Harga saham per lembar

Penulis mendapatkan harga perlembar saham perusahaan Gajah Tunggal Tbk

pada tahun 2008 – 2010 melalui http:/www.finance.yahoo.com. Harga saham perlembar

perusahaan pada tahun 2008, 2009 dan 2010 ialah Rp 200, Rp 425, Rp 2300

• Pendapatan dan Dividen Per Lembar Saham

Sebelum menganilisis rasio leverage Perusahaan, Peneliti menentukan

Pendapatan dan Dividen per lembar saham untuk mempermudah peneliti dalam

melakukan perhitungan rasio leverage.

Pada pendapatan per lembar saham Perusahaan dapat dilihat pada laporan

keuangan melalui laporan laba rugi Perusahaan. Pendapatan per lembar saham

menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham. Pendapatan per

Page 48: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

117  

lembar Perusahaan pada tahun 2008, 2009 dan 2010 ialah -179, 260, 238. Peningkatan

pada tahun 2009 menunjukkan bahwa keuntungan yang diterima oleh pemegang saham

semakin besar karena adanya peningkatan laba pada perusahaan. Begitu pula penurunan

pendapatan per lembar saham pada tahun 2010 yang disebabkan karena penurunan laba

bersih pada tahun 2010.

Begitu pula dengan dividen per lembar saham dimana para pemegang saham dan

investor memperhatikan nilai dividen per lembar saham yang dibagikan kepada oleh

Perusahaan kepada pemegang sahamnya. Nilai ini didapat dari dividen yang dibayarkan

kepada pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.

Besarnya dividen per lembar saham yang dibagikan kepada perusahaan pada tahun

2008, 2009 dan 2010 ialah 4.97 , 0, dan 15. Pada tahun 2009 perusahaan tidak

membagikan dividen karena Perusahaan mengalami kerugian pada tahun 2008 untuk

menyisihkan jumlah tertentu setelah disetujui oleh para pemegang sahamnya pada Rapat

Umum Pemegang Saham dari laba bersihnya sebagai cadangan. Pada tahun 2010

perusahaan sudah mulai membagikan kembali dividen kepada pemegang sahamnya

karena kondisi keuangan yang mulai membaik.

• Price Earning Ratio

Berdasarkan perhitungan nilai price earning ratio pada PT Gajah Tunggal Tbk

rasio mengalami peningkatan pada tahun 2009 yaitu dari -1.12 kali menjadi 1.63 kali.

Hal ini terjadi karena ada peningkatan harga saham pada tahun ini dari 200 menjadi 425

. Pada tahun 2010 Perusahaan kembali mengalami peningkatan pada tahun karena ada

peningkatan harga saham kembali dan juga karena berkurangnya saldo laba bersih pada

Page 49: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

118  

tahun berjalan yang diikuti oleh berkurangnya earning per share. Dengan

meningkatnya Price Earning Ratio menunjukkan perusahaan mempunyai prospek yang

baik dan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi dengan melihat harga pasar saham

relative terhadap pendapatannya ( earning ).

Tabel IV.21 Rasio PER Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

9.66 X 1.63 X -1.12 X 7.68 X 3.05 X 252 X 11.46 X 7. 17 X 280 X

Jika dibandingkan dengan rasio pembandingnya, PT Goodyear Indonesia masih

memiliki rasio lebih rendah jika dibandingkan dengan Perusahaan Gajah Tunggal Tbk

pada tahun 2010. Namun PT Multistrada Arah Sarana Tbk memiliki rasio tertinggi jika

dibandingkan dengan kedua perusahaan pada tahun 2010. Hal ini menunjukka bahwa PT

Multistrada Arah Sarana Tbk mempunyai prospek terbaik pada perusahaan mengenai

harga saham terhadap pendapatan ( earning ) nya.

• Dividend Payout Ratio

Berdasarkan perhitungan nilai dividend payout ratio pada PT Gajah Tunggal Tbk

mengalami nilai yang minus pada tahun 2008 dikarenakan perusahaan mencatat rugi

bersih sebesar Rp 625 miyar karena krisis ekonomi global yang berdampak juga pada

Perusahaan. Hal ini juga menyebabkan dividen tidak dibagikan pada tahun 2009 untuk

menyisihkan jumlah tertentu setelah disetujui oleh para pemegang sahamnya pada Rapat

Umum Pemegang Saham dari laba bersihnya sebagai cadangan.. Pada tahun 2010

perusahaan sudah memulai pembagian dividen dengan peningkatan yang cukup tinggi

Page 50: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

119  

yang terjadi karena penurunan pada laba bersih yang diiringi dengan berkurangnya

earning per share.

Tabel IV.22 Rasio DPR Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

6.30% 0% -2.78% 13.31% 2.03% 444% 3.47% 0% 200%

Jika dibandingkan dengan perusahaan pembandingnya PT Goodyear Indonesia

mempunyai rasio yang lebih besar pada tahun 2010 yaitu 13.31 %. Sedangkan pada PT

Multistrada Arah Sarana Tbk mempunyai rasio yang lebih rendah dari kedua perusahaan

tersebut pada tahun 2010. Jika dilihat dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

rasio yang didapatkan Perusahaan Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2010 sudah baik jika

dibandingkan dengan perusahaan pembandingnya. Namun PT Multistrada Arah Sarana

Tbk mempunyai rasio yang lebih rendah yang artinya mempunyai tingkat pertumbuhan

yang lebih tinggi dari PT Gajah Tunggal Tbk.

• Price to Book Value Ratio

Pada price to book value ratio Perusahaan mengalami peningkatan pada setiap

tahunnya. Besarnya rasio pda tahun 2008, 2009 dan 2010 ialah 0.42 kali, 0.55 kali dan

2.27 kali. Peningkatan pada rasio ini disebabkan karena harga per lembar saham yang

meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan harga bukunya. Peningkatan

ini merupakan hal yang baik karena menunjukkan kepada investor bahwa perusahaan

cukup potensial.

Page 51: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

120  

Tabel IV.23 Rasio PBV Perusahaan Pembanding

PT GT Radial Tbk PT Goodyear Indonesia

Tbk PT Multistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

2.27 X 0.55 X 0.42 X 1.23 X 0.89 X 0.69 X 1.24 X 0.86 X 0. 67 X

Pada PT Goodyear Indonesia sebagai perusahaan pembanding mengalami

peingkatan rasio pada setiap tahunnya. Besarnya rasio pada tahun 2008, 2009 dan 2010

ialah 0.69, 0.89 dan 1.23 kali. Begitu pula dengan PT Multistrada Arah Sarana Tbk yang

mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Besarnya rasio pada tahun 2008, 2009

dan 2010 pada PT Multistrada Arah Sarana Tbk ialah 0.67, 0.86 dan 1.24 kali. Dari rasio

– rasio yang ada pada tabel diatas dapat dilihat perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk

mempunyai rasio price to book value terbaik dibandingkan dengan kedua perusahaan

pembandingnya. Hal ini dapat dilihat dengan besarnya rasio yang dimiliki oleh PT

Gajah Tunggal Tbk.

IV.3 Analisis Prospektif Laporan Keuangan

Analisis prospektif merupakan suatu penilaian bisnis dengan menggunakan

laporan keuangan yang dilakukan untuk dapat meramalkan kondisi keuangan

perusahaan dimasa mendatang. Pada penelitian ini penulis menganalisis analisis

proyektif hanya sampai dengan lima tahun ke depan yaitu dari tahun 2011 sampai

dengan tahun 2015. Analisis prospektif dilakukan pada laporan neraca dan laporan laba

rugi. Karena keterbatasan yang dihadapi oleh penulis, analisis ini dilakukan dengan

melihat faktor – faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan akun – akun

dan tren rata – rata pertumbuhan atau penurunan akun – akun yang ada di laporan

Page 52: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

121  

keuangan dimana rata – rata pertumbuhan atau persentase tersebut digunakan penulis

untuk melihat atau meramalkan besarnya nominal suatu akun dari pertumbuhan rata –

rata akun tersebut. Analisis proyektif perusahaan ini dapat dilihat pada halaman

lampiran yang ada di halaman L 10.

Pada analisis proyektif laporan laba rugi, dapat dilihat pada akun penjualan yang

memiliki rata – rata pertumbuhan sebesar 14.47% yang didapat dari pertumbuhan

penjualan tiga tahun terakhir. Dapat diprediksikan bahwa penjualan pada PT Gajah

Tunggal Tbk akan terus meningkat setiap tahunnya sampai tahun 2015. Hal ini

dipengaruhi oleh meningkatnya industry di bidang otomotif yang mempengaruhi

banyaknya permintaan pada produksi ban di Indonesia. Pada data Gaikindo ( Gabungan

Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ) didapatkan penurunan penjualan pada tahun

2009 sebesar 30 %, Namun meningkat kembali pada tahun 2010 sebesar 46.1 %.

Gaikoindo juga memprediksikan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor akan terus

meningkat pada tahun kedepanya. Pada tahun 2015 diprediksikan bahwa penjualan pada

PT Gajah Tunggal Tbk dapat mencapai angka 19,367,196. Peningkatan penjualan ini

juga diiringi dengan peningkatan pada beban pokok penjualan dan beban usaha. Hal ini

dipengaruhi oleh meningkatnya penjualan dan beban pokok penjualan diprediksi akan

meningkat setiap tahunnya karena harga karet alam yang terus melonjak. Namun

peningkatan ini diimbangi dengan peningkatan penjualan yang sedikit lebih besar

sehingga dapat diprediksikan laba kotor Perusahaan juga akan terus meningkat di tiap

tahunnya. Pada beban usaha diperkirakan akan terjadi peningkatan pada setiap tahunnya

terutama pada bidang penjualan karena naiknya harga bahan baku akan mengakibatkan

permintaan menurun sehingga diperlukan biaya program insentif untuk penjualan.

Page 53: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

122  

Untuk Laba bersih perusahaan , diprediksi dapat mengalami penaikan laba secara

berkala dan juga mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan beban lain – lain

perusahaan dipengaruhi kekuatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS pada selisih

kurs mata uang asing. Sehingga Perusahaan dapat mengalami profit karena hal ini

bahkan kerugian yang sangat besar. Pada lima tahun mendatang dapat diprediksikan,

dengan kondisi nilai tukar rupiah seperti dua tahun terakhir, peningkatan beban lain –

lain terburuk mencapai 60 % dari rata – rata tahun sebelumnya, sehingga dapat dilihat

Perusahaan diprediksi akan mengalami peningkatan keuntungan sampai tahun 2013

yaitu sebesar 1,250,093 dan penurunan keuntungan pada tahun 2014 dan tahun 2015

menjadi 962,439.

Pada asset lancar diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata 11.47 %

dari rata – rata pertumbuhan tahun – tahun sebelumnya. Komponen aktiva lancar pada

Perusahaan berupa kas dan setara kas yang akan diperkirakan meningkat 6% sampai

dengan lima tahun kedepan setelah kas dan setara kas Perusahaan mengalami

peningkatan signifikan pada tahun 2009 setelah menyelesaikan penawaran penukaran

obligasi yang beredar, Piutang yang diprediksi juga mengalami peningkatan sampai lima

tahun terakhir yang dipengaruhi meningkatnya penjualan pada Perusahaan pada lima

tahun ke depan, dan persediaan yang diprediksi akan meningkat sebesar 12.47 % pada

lima tahun ke depan yang diiringi peningkatan harga bahan baku untuk produksi.

Pada aktiva tidak lancar, akan diperkirakan meningkat seperti tahun - tahun

sebelumnya karena peningkatan pada aktiva tetap seiring dengan program ekspansi

pada Perusahaan yang terus berjalan.

Page 54: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

123  

Pada kewajiban, diperkirakan akan mengalami peningkatan lima tahun kedepan

baik kewajiban lancar maupun kewajiban tidak lancar. Pada kewajiban lancar , hutang

diperkirakan akan tetap meningkat disebabkan peningkatan penjualan bersamaan dengan

harga bahan baku produksi. Sedangkan untuk kewajiban jangka panjang diperkirakan

akan mengalami peningkatan dengan peningkatan hutang obligasi yang disebabkan nilai

kurs mata uang asing ( Dollar AS ) yang dapat meningkat.

Dari proyeksi neraca pada asset dan kewajiban dapat dihasilkan modal

Perusahaan dari pengurangan asset dan kewajiban. Pada perhitungan proyeksi tersebut

didapatkan modal perusahaan pada tahun 2015 ialah 5,684,430. Proyeksi total kewajiban

Perusahaan pada tahun 2015 ialah 9,394,254. Hal ini menunjukkan struktur permodalan

perusahaan pada tahun 2015 masih kurang baik. Dapat diliat pada rasio hutang terhadap

ekuitas (net debt to equity ratio ) ialah 1.60. Namun hasil rasio ini masih lebih baik jika

dibandingkan dengan besarnya rasio pada tahun 2010 yaitu 1.94.

IV.4 Analisis Kebangkrutan Perusahaan

Analisis kebangkrutan dilakukan untuk mengetahui tingkat kebangkrutan suatu

perusahaan. Pada analisis kebangkrutan ini, penulis menggunakan analisis diskriminan

dari Altman untuk mengetahui tingkat kebangkrutan pada PT Gajah Tunggal Tbk

dengan menggunakan persamaan :

Z = 1,2 (X1) + 1,4 (X2) + 3,3 (X3) + 0,6 (X4) + 1,0 (X5)

Dimana :

• X1 = Working Capital / Total Asset

Page 55: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

124  

• X2 = Retained Earnings/ Total Asset

• X3 = Earnings Before Interest and Taxes / Total Asset

• X4 = Market Value of Equity / Total Liabilities

• X5 = Sales/ Total Asset

Penilaian atau pengungkapan dari perhitungan analisis kebangkrutan dengan

menggunakan metode Altman ialah sebagai berikut :

a. Z < 1,81 = Kemungkinan untuk perusahaan besar bangkrut

b. 1,81 < Z <2,99 = Kemungkinan untuk perusahaan meragukan (dapat

bangkrut atau tidak), diperlukan investigasi untuk memecahkan masalah ini

c. Z>2,99 = Kemungkinan untuk perusahaan besar bangkrut kecil.

Rincian perhitungan analisis kebangkrutan perusahaan PT Gajah Tunggal

dengan menggunakan metode Altman didapat sebagai berikut :

Tahun 2008 :

x1 ( 3,057,108 - 2,170,859) = 0.10 8,713,559 x2 ( 12,033 ) = 0.00138 8,713,559 x3 -311,205 = - 0.035715 8,713,559 x4 1,637,392 = 0.2318 7.064,134 x5 7,963,473 = 0.914 8,713,559

Page 56: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

125  

Penghitungan : 1.2 ( 0.1017 ) + 1.4 (0.0014) + 3,3 ( -0.0357) + 0,6 ( 0.2318 ) + 1 (

0.9139 )

Hasil = 1.059

Tahun 2009 :

x1 ( 3,375,286 – 1,817,666 ) = 0.18 8,877,146 x2 ( 30,000 + 887,363 ) = 0.103 8,877,146 x3 1,693,893 = 0.1908 8,877,146 x4 1,753,297 = 0.2825 6,206,486 x5 7,936,432 = 0.89403 8,877,146

Penghitungan : 1.2 ( 0.18 ) + 1.4 (0.103) + 3,3 ( 0.1908) + 0,6 ( 0.2825 ) + 1 ( 0.89403 )

Hasil : 2.048

Tahun 2010 :

x1 ( 4,489,184 – 2,549,406 ) = 0.19 10,371,567 x2 1,695,715 = 0.1634 10,371,567 x3 1,486,992 = 0.143372 10,371,567

Page 57: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

126  

x4 1,830,882 = 0.2675 6,844,970 x5 9,853,904 = 0.950088    10,371,567         

Penghitungan : 1.2 ( 0.19 ) + 1.4 (0.1634) + 3,3 ( 0.143372) + 0,6 ( 0.2675 ) + 1 (

0.950088 )

Hasil : 2.037

Pada tahun 2008, PT Gajah Tunggal Tbk mendapatkan hasil skor Altman sebesar

1.08. Hasil ini menggambarkan bahwa Perusahaan pada tahun 2008 memiliki potensi

untuk mengalami masalah kebangkrutan pada Perusahaan Gajah Tunggal Tbk. Namun

hasil analisis Z score mengalami peningkatan sedikit demi sedikit pada tahun 2009 dan

2010. Pada tahun 2009, nilai Z score perusahaan meningkat diangka 2.048 Peningkatan

nilai ini diikuti dengan meningkatnya kinerja perusahaan yang semakin membaik.

Seperti pada peningkatan aktiva lancar ( kas dan setara kas), penurunan hutang lancar (

hutang usaha ), dan peningkatan laba yang sangat drastis. Pada tahun 2009 level

kebangkrutan perusahaan berada pada gray area yaitu posisi perusahan berada pada

potensi dapat mengalami masalah kebangkrutan namun juga dapat terlepas dari masalah

kebangkrutan. Diperlukan antisipasi oleh pihak manajemen perusahaan agar perusahaan

dapat keluar dari masalah kebangkrutan. Pada tahun 2010, nilai Z score perusahaan

mengalami penurunan sedikit menjadi 2.037. Pada tahun 2010 ini level kebangkrutan

perusahaan tetap berada pada gray area .Penurunan hasil Z skor yang dialami

perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2010 disebabkan karena adanya

Page 58: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

127  

peningkatan pada kewajiban lancar yaitu pada hutang usaha seiring dengan peningkatan

harga bahan baku yang juga meningkat sehingga meningkatkan jumlah total kewajiban

pada tahun tersebut. Analisis kebangkrutan pada Perusahaan merupakan analisis yang

diperhatikan oleh investor dan kreditor untuk bahan pertimbangan mereka dalam

kegiatan investasinya sehingga hasil ini mempengaruhi keinginan mereka untuk

melanjutkan kegiatan mereka atau tidak.

Tabel IV.24 Skor Altman Perusahaan Pembanding

PT Gajah Tunggal Tbk PT Goodyear Indonesia PTMultistrada Arah Sarana

Tbk 2010 2009 2008 2010 2009 2008 2010 2009 2008

2.04 2.05 1.05 2.17 2.05 1.69 1.52 1.79 1.31

Dari analisis kebangkrutan perusahaan yang tertera di Tabel IV.24 , PT Gajah

Tunggal Tbk mendapatkan skor yang lebih rendah jika dibandingkan dengan PT

Goodyear Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2008, 2009 dan 2010. Skor yang

didapatkan PT Gajah Tunggal Tbk masih lebih rendah jika dibandingkan dengan PT

Goodyear Indonesia Tbk yang mendapatkan skor lebih tinggi pada tahun 2010 . Namun

PT Gajah Tunggal Tbk masih memiliki skor lebih baik jika dibandingkan dengan PT

Multistrada Arah Sarana Tbk dimana skor yang didapatkan oleh PT Gajah Tunggal Tbk

masih lebih tinggi dan lebih baik dari tahun 2008 sampai 2010. Skor ini dapat dilihat

pada tabel IV.24 diatas. Dari analisis kebangkrutan Perusahaan pembanding dapat

dilihat bahwa perusahaan yang memiliki skor Altman lebih baik ialah Perusahaan PT

Goodyear Indonesia yang memiliki skor Altman tertinggi dan mengalami pertumbuhan

skor disetiap tahunnya, diikuti Perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk dan PT Multistrada

Arah Sarana Tbk.

Page 59: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

128  

Penulis juga memberikan analisis kebangkrutan pada Perusahaan Gajah Tunggal

Tbk untuk lima tahun ke depan yang berasal dari analisis prospektif yang sudah

dilakukan sebelumnya. Hasil dari analisis kebangkrutan pada PT Gajah Tunggal Tbk

dan Perusahaan pesaing untuk lima tahun ke depan ialah sebagai berikut.

Tabel IV.25 Analisis kebangkrutan lima tahun ke depan

PT Gajah Tunggal Tbk 2011 2012 2013 2014 2015

2.01 2.09 2.16 2.20 2.20

PT Goodyear Indonesia Tbk

2011 2012 2013 2014 2015

2.36 2.56 2.79 3.02 3.28

PT Multistrada Arah Sarana Tbk

2011 2012 2013 2014 2015

1.55 1.58 1.62 1.66 1.72

Pada analisis kebangkrutan Perusahaan Gajah Tunggal Tbk dapat diprediksikan

akan mengalami peningkatan skor setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh prediksi

peningkatan pada penjualan, ekuitas dan laba pada Perusahaan. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel IV.25 diatas. Namun terlihat dari skor yang didapatkan pada Perusahaan

Gajah Tunggal Tbk masih berada dalam gray area yang menunukkan bahwa

Perusahaan berpotensi dalam mengalami masalah kebangkrutan atau Perusahaan dapat

terlepas dari masalah kebangkrutan. Pada PT Goodyear Indonesia Tbk juga

diprediksikan akan memiliki skor yang lebih baik dari tahun ke tahun. Bahkan untuk PT

Goodyear Indonesia dapat dilihat pada tahun 2014 dan 2015 skor menempuh angka 3

yang menunjukkan bahwa potensi Perusahaan untuk mengalami kebangkrutan sangat

Page 60: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaanthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-1-00010-ak 4.pdf70 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Strategi Perusahaan Analisis strategi merupakan

129  

kecil atau sukar untuk terjadi. Sedangkan untuk Perusahaan Multistrada Arah Sarana

Tbk juga diprediksikan mengalami peningkatan pada skor ini, namun peningkatan

tersebut tidak sampai menempuh skor 1.8. Yang menunjukkan bahwa kemungkinan

Perusahaan PT Multistrada Arah Sarana Tbk untuk mengalami kebangkrutan masih

cukup tinggi dan harus diberikan investigasi tim manajemen lebih lanjut. Dari tabel

diatas dapat pula memberikan gambaran bahwa diantara tiga perusahaan ini yang

mempunyai ancaman paling besar untuk masalah kebangkrutan ialah PT Multistrada

Arah Sarana Tbk. Sedangkan untuk Perusahaan yang memiliki skor paling baik

diprediksikan akan tetap pada Perusahaan Goodyear Indonesia dan diikuti oleh

Perusahaan Gajah Tunggal Tbk.