Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
25
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Tinjauan Perusahaan
4.1.1 Deskripsi Perusahaan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan manufaktur yang
bergerak dibidang produksi pembuatan semendan menjadi bagian dari
perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Multinasional Company Indonesia. Saat ini PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk memiliki perluasan 4 cabang yaitu Tuban 1, 2, 3 dan 4 yang memiliki
perluasan kapasitas hingga 14 juta ton pertahun. Perusahaan Semen Indonesia
ini membawahi beberapa perusahaan semen di Indonesia lainnya seperti PT
Semen Padang, PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa dan Thang Long
Cement dan yang terbaru pada tahun 2018 ini berhasil menggaet produk
barunya PT Semen Holcim. Semen sendiri merupakan suatu produk yang
sangat penting dan banyak dicari dalam pembangunan infrastruktur, karena
itu diperlukan semen dengan kualitas baik agar kebutuhan customer dapat
terpenuhi.
4.1.2 Proses Produksi Semen
Pada proses produksi semen ini perusahaan mempunyai bermacam-
macam seksi dalam proses pembuatan semen secara keseluruhan. Berikut
uraian dari beberapa macam seksi yang terdapat di PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk :
1. Seksi Tambang
Pada seksi ini adalah tahap penyiapan bahan baku yang dilakukan
Seksi yang bertugas. Pada seksi ini bertugas melakukan penambangan
dengan bahan tambang utama adalah batu kapur yang mencapai 85% dan
tanah liat 15% karena kedua bahan tersebut adalah bahan utama dalam
proses pembuatan semen.
26
Pada proses produksi tersebut kemudian batu kapur yang berupa
bukit tersebut diproses dengan proses sistem Single Beach Continues
dengan guna agar terhindar dari kelongsoran bukit dengan evaluasi sudut
ketinggian 44 meter. Dalam melakukan penambangan batu kapur ini ada
tahap yang harus diselesaikan yaitu :
Tahap pembabatan (clearing)
Tahap pengupasan tanah (stripping)
Tahap pengeboran (drilling)
Tahap peledakan (blasting)
Tahap pemuatan (loading) dan pengangkutan (hauling)
2. Seksi Operator Crusher
Pada seksi ini dimana bertugas sebagai seksi yang menjalankannya
mesin dengan jenis limestone crusher dan clay cutter. Kemudian setelah
dilakukan proses pemotongan atau penggilingan material yang selesai
ditambang lalu material tersebut diangkut menggunakan dump truck
kedalam mesin penggiling atau penghancur. Kemudian pada mesin
tersebut dihancur menjadi butiran kerikil dengan besar ±1 cm. Mesin
yang digunakan adalah jenis Limestone Crusher dengan alat potong jenis
hammer mill. Setelah dihancurkan produk kerikil tersebut keluar
dialirkan dengan belt conveyor menuju storage.
Gambar 4.1 Mesin Limestone Crusher
27
Pada sistem pemotongan untuk tanah liat sendiri menggunakan
mesin dengan tipe double roll crusher berkapasitas 500 ton/jam. Setelah
itu dibawa masuk kedalam storage menggunakan belt conveyor.
Setelah dalam storage batu kapur dan tanah liat tersebut dicampur
pada alat belt conveyor yang memiliki daya yang cukup bagus.
Kemudian campuran keduanya tersebut diberikan bahan tambahan
lainnya berupa pasir silika, pasir besi, dan batu kapur dengan rate tinggi
lainnya. Kemudian setelah bahan tercampur semua dimasukkan dalam
mesin penghancur material atau mesin Raw Mill untuk proses
penghancuran material.
Gambar 4.2 Pile Batu Kapur High Grade
3. Seksi Operator RKC (Raw Mill, KILN, Coal Mill)
Pada seksi ini adalah seksi pusat atau seksi yang memiliki tugas atas
proses produksi semen karena dari awal proses digiling di mesin Raw
Mill, kemudian bahan tersebut dipanaskan dengan suhu yang tinggi di
mesin KILN ditambah lagi dengan proses pendinginan kerak klinker.
Raw Mill
Untuk tahapan di mesin ini setelah bahan yang keluar sudah
sesuai target dari perusahaan kemudian di proses di mesin
penggilingan material ini dengan tujuan untuk memperkecil ukuran
dari bahan tersebut hingga memiliki diamter 100 mm. Kemudian
produk yang sudah digiling tersebut dalam kondisi halus yang
28
dialirkan oleh penyaring udara atau Cyclone untuk menuju ke proses
selanjutnya.
Setelah masuk kedalam Cyclone kemudian material tersebut
dialirkan melewati udara bersih oleh Electrostatic Precipitator (EP).
Setelah material tersebut dialirkan melalui EP kemudian material
tersebut dicampurkan dengan material yang berasal dari tower
Conditioning dengan alat yang bernama Belt Conveyor. Setelah
material sudah tercampur rata kemudian dialirkan melalui Dust Bin
untuk kemudian disaring menggunakan alat bernama Bag Filter.
Setelah material selesai semua kemudian dialirkan masuk ke mesin
penyaring atau Fan yang akan dialirkan keluar dalam kondisi debu
bersih melewati udara. Untuk material yang dalam kategori reject
berkisar 143 ton/jam yang kemudian di masukkan ke dalam alat Belt
Conveyor dan dilakukan proses ulang agar material tersebut dapat
memenuhi standar dari perusahaan.
Blending Silo
Pada tahap di mesin Silo ini adalah dimana dilakukannya
proses pencampuran dalam tabung raksasa dengan daya tertentu
guna untuk semua material agar lebih bercampur menjadi satu atau
biasa disebut material homogen.
Gambar 4.3 Blending Silo
29
Pre Heater
Pre Heater berfungsi sebagai mesin atau alat pemanas dengan
temperatur tertentu pada umpan di mesin KILN sehingga material
tersebut dapat terpecah atau mencair.
Gambar 4.4 Suspension Preheater
Rotary KILN
Pada tahapan di mesin KILN ini adalah tahapan membakar
material sampai dengan mencair dengan suhu tertentu sesuai dengan
standar mesin tersebut, dengan bahan bakar yang digunakan adalah
batu bara.
Gambar 4.5 Rotary KILN
30
Clinker Cooler
Pada tahap pendinginan material ini atau Clinker Cooler
mempunyai fungsi yaitu sebagai alat pendingin setelah material
keluar dari tempat panas atau KILN terutama bahan klinker, klinker
sendiri memiliki beberapa lapisan yaitu sebanyak 16 kompartemen.
Ada 14 Fan pada perusahaan Semen Indonesia ini yang mempunyai
suhu tertentu dengan kapasitas laju alir 390 ton/jam nya yang keluar
dari mesin KILN ini.
. Gambar 4.6 Clinker Storage
4. Seksi Finish Mill
Pada seksi ini memiliki tugas sebagai tempat penggilingan atau
penghancuran akhir dari produk semen. Terak yang sudah keluar dari
mesin kemudian ditambahkan bahan-bahan tambahan lainnya seperti
gypsum, pasir silika, pasir besi, dan pasir dengan jenis rating tinggi
lainnya. Untuk proses penggilingan terak ini terkadang mesin yang
digunakan adalah mesin Ball Mill yang memiliki bentuk seperti tabung
bola besi dan memiliki daya hancur material sampai 325 Mesh.
Kemudian material yang berasal dari mesin Ball Mill dipisahkan
menjadi beberapa bagian : dimana material yang sudah halus dimasukkan
kedalam mesin penyaring Cyclone. Kemudian material dari Cyclone
dicampurkan dengan material lainnya dan dialirkan melewati alat yang
31
bernama Air Slide. Setelah melewati Air Slide kemudian dilakukan
proses percampuran semua material menjadi satu didalam mesin Silo
dengan temperatur produknya sesuai dengan standar dengan mesin
tersebut.
Gambar 4.7 Silo Semen
5. Seksi Packer dan Pelabuhan
Pada bagian seksi ini dimana seksi yang bertugas sebagai seksi
pengemasan bahan yang sudah sesuai dengan ketetapan perusahaan yang
sudah jadi sesuai dengan masing-masing OPC dan PPC. Setelah produk
tersebut selesai dikemas diangkut kedalam truk pengangkut dan
diarahkan ke pelabuhan untuk proses ekspor produk semen sesuai dengan
permintaan pelanggan. Proses pengantongan ini memiliki mesin dimana
mesin tersebut dapat secara auto melakukan prosesnya dinamakan mesin
Roto Packer. Tahap pengantongan ini terdapat di area Tuban 1 dan 2
dimana pada area tersebut memiliki Silo semen sebagai alat
penampungnya dan yang digunakan adalah pada bagian Silo 5, 6, 7 dan
8 dengan kapasitas per Silo bisa memuat 20.000 ton produk.
32
.
Gambar 4.8 Proses Pengisian Semen di Pelabuhan Semen Indonesia
6. Seksi Operasi Utilitas
Pada seksi ini bertugas untuk sebagai penedia air bersih, air hidra
dan jenis air lainnya untuk kebutuhan pabrik pada tiap mesinnya, selain
itu sebagai penyedia genset, kompresor juga di pabrik Semen Indonesia
ini.
Dalam melakukan hal menyediakan air bersih dan air pendigngin
untuk tiap perusahaan, pada seksi ini bertugas untup tiap harinya. Air
yang diperoleh berasal dari sumber Waduk Temandang dan air dari
sumur yang di bor. Air bersih disini berfungsi sebagai tempat untuk
seseorang melakukan wudlu, mandi terutama sebagian besar. Sedangkan
air pendingin disini berfungsi sebagai pendingin beberapa mesin di
perusahaan ini.
7. Seksi Perencanaan, Pengendalian Bahan Baku dan Produksi
Pada bagian seksi ini bertugas merencanakan dan memberi persedian
bahan baku tambahan lainnya seperti : gypsum, pasir silika, pasir besi,
trass, dll Selain itu seksi ini bertugas mengatur jalannya jumlah produksi
terak sesuai dengan permintaan tiap mesin atau dari perusahaan. Dalam
bertugas seksi ini juga terlibat pada seksi pengendalian kualitas dan
penjaminan mutu agar proses produksi semen dapat berjalan sesuai
harapan dengan ketetapan kriteria dari perusahaan sendiri.
33
8. Seksi Pengendalian Proses
Untuk seksi ini bertugas mengendalikan bahan penolong yang sudah
disediakan sebelumnya apa sudah memenuhi kriteria atau belum selama
proses produksi dan bertidak sebagai quality control. Dalam pengamatan
kualitas produk diamati mulai dari awal penyediaan bahan baku
khususnya pada mesin Raw Mill, Rotary Kiln dan Finish Mill. Data yang
diambil secara rutin setiap 1 jam sekali dilihat kandungannya apakah
sudah memenuhi kriteria dari perusahaan atau belum yang kemudian
dimasukkan ke dalam laboratorium untuk dites hasil dari kandungan tiap-
tiap bahan tersebut sehingga nantinya didapatkan kandungan yang sesuai
agar kualitas produk semen yang didapatkan maksimal sesuai dengan
target.
9. Seksi Penjaminan Mutu
Dimana pada seksi ini adalah seksi yang bertugas untuk mengecek
material yang keluar apakah sudah memenuhi kriteria dari perusahaan
atau belum, untuk pengecekannya dilakukan di laboratorium dengan
sesuai target yang ditetapkan. Pada seksi ini bertindak sebagai seksi
bagian pengecekan kualitas atau disebut dengan quality assurance.
Laboratorium di Semen Indonesia ini juga terbagi menjadi beberapa
bagian yaitu : bagian bahan baku, batu bara dan bahan alternatif lainnya.
4.1.3 Lokasi Perusahaan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk ini bertempat di kota tuban tidak
jauh dari perkotaan, tepatnya berada di lokasi Desa Sumberarum, Kecamatan
Kerek, Area Ladang, Sumberarum, Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur
62356. Berikut merupakan letak dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk jika
di tinjau dari peta :
34
Gambar 4.9 Lokasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
4.1.4 Visi dan Misi Perusahaan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mempunyai visi dan misi yang
sangat dijunjung tinggi sebagai pedoman kemajuan perusahaan. Berikut ini
merupakan visi dan misi dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk :
Visi :
“ Menjadi Perusahaan Produksi Semen Internasional yang Terkemuka di Asia
Tenggara ”.
Misi :
1. Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang
berorientasikan kepuasan konsumen.
2. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan keunggulan
daya saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai tambah secara
berkesinambungan.
3. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
4. Memberikan nilai tambah terbaik untuk seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders).
5. Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia.
35
4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.10 Struktur Organisasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
36
4.2 Pengumpulan Data
Pada pengumpulan data ini terdapat 2 jenis data yang diperoleh yaitu :
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh terkait data yang didapatkan
oleh peneliti berupa wawancara dengan kepala unit, karyawan yang bekerja di
area Tuban 1, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh
dari perusahaan langsung terkait kecelakaan kerja pada tahun 2016-2018.
4.2.1 Pengumpulan Data Primer
Pada tahap ini pengumpulan data diperoleh dari hasil peneliti sendiri
dan dari perusahaan secara langsung memberikan data, baik data sekunder
yang dimiliki oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk maupun data primer
yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara dengan
pihak HRD, kepala unit maupun karyawan yang bekerja di area Tuban 1
khususnya area Raw Mill (mesin penghancur/penggiling material) dan KILN
(pembakaran hingga suhu 1500°C).
1. Wawancara
Dalam wawancara ini dilakukan langsung terhadap kepala unit atau
HRD pada area Tuban 1 Unit Section of Tuban Safety dan karyawan yang
bekerja disekitar area tersebut. Wawancara dalam bentuk tanya jawab
langsung kepada kepala unit dan karyawan yang bekerja disekitar proses
produksi Tuban 1 khususnya pada proses Raw Mill
(penghancur/penggiling material) dan KILN (pembakaran hingga suhu
1500°C).
2. Observasi dan Dokumentasi
Pada tahapan observasi ini adalah tahapan dimana membandingkan
antara objek secara nyata dilapangan dengan berdasarkan standar yang
ada. Observasi yang didapat terkadang masih ada yang belum terlaksana
dengan baik, contoh : masih ada pekerja alat berat khususnya di mesin
Raw Mill dan KILN yang sering melalaikan SOP. Berikut dokumentasi
pada area Raw Mill (penghancur/penggiling material) dan KILN
(pembakaran hingga suhu 1500°C) :
37
Gambar 4.11 Roller Mill
Gambar 4.12 Area Top Dome Clinker
Gambar 4.13 Area Mesin Raw Mill
38
4.2.2 Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data ini diperoleh data dari dari perusahaan. Data tersebut
merupakan data historis kecelakaan kerja selama tahun 2016-2018 pada area
Tuban 1 khususnya Raw Mill (penghancur/penggiling material) dan KILN
(pembakaran hingga suhu 1500°C). Data historis kecelakaan kerja ini
digunakan sebagai data pendukung untuk menyelesaikan pengerjaan.
Tabel 4.1 Data Historis Kecelakaan Kerja Tahun 2016-2018 Pada Mesin Raw Mill dan KILN
No Jenis Kecelakaan Kriteria
kecelakaan Frek Penyebab
1
Kejatuhan benda
(material produksi)
Berat
1
Korban melewati area steril yang dipakai
menurunkan material kegiatan pembersihan
yang menyebabkan kepala korban pendarahan
hingga hilang pikiran (2018)
2
Terjepit benda
berputar (Belt
Conveyor)
Berat
1
Korban melakukan pembersihan sisa material
menggunakan sapu pada peralatan berputar,
sesaat peralatan menyebabkan tangan kanan
korban tertarik dan terjepit (2018)
3
Jatuh dari
ketinggian
Ringan
1
Terjadi kebocoran pada sirkulasi oil absorber
roll 3 yang menyebabkan kinerja kurang
maksimal, sehingga korban memperbaiki
kemudian terpeleset karena lantai licin (2017)
4
Mata terkena
material proses
Ringan
1
Korban saat melewati lantai 6 preheater terjadi
kebocoran debu yang menyebabkan mata
korban terkena iritasi (2017)
5
Terpukul peralatan Ringan
1
Saat perbaikan liner skid board 233 CR 2 yang
kropos, korban melakukan pemasangan liner
dengan palu yang kurang pas sehingga terkena
bibir bawah korban dan terluka (2017)
6
Terkena material
panas
Ringan
1
Saat perbaikan mainhole chute CT
menggunakan pipa untuk mengeluarkan
material dari dalam, saat bongkaran berhasil
dicongkel tiba tiba material debu panas keluar
dan terkena kaki korban (2017)
7
Terjepit peralatan
berputar
Ringan
1
Korban melakukan ganti roda 451 DB 2,
setelah selesai korban melakukan pengecekan
sampai top dome clinker. Saat berjalan korban
berpegang pada pagar kanan DB yang tidak
terpasang pengaman, kemudian roda melindas
tangan korban yang menyebabkan luka (2016)
39
8
Terbakar Ringan
1
Saat korban melakukan perbaikan trouble pada
alat listrik 442 CP, terjadi ledakan pada alat
listrik 442 CP sehingga korban mengalami
luka pada bagian tubuh (2016)
9
Kejatuhan benda
(material produksi)
Berat
1
Korban melewati bawah tangga pada kegiatan
maintenance mesin, kemudian korban
kejatuhan material dari lantai atas yang
menyebabkan korban kepala korban
pendarahan hingga hilang pikiran (2016)
10
Terpeleset dari
tangga
Ringan
1
Korban saat melakukan pembersihan area Raw
Mill tidak sadar melewati tangga yang licin
banyak debu dari material, akibatnya korban
terpeleset dan luka (2016)
11
Keracunan bahan
kimia
Ringan
1
Korban pada saat di area dumping & export
clinker tidak memakai masker, yang akibatnya
korban tidak sadar menghirupdan berkontak
langsung dengan bahan kimia dan keracunan
(2017)
12
Terkena bagian
mesin yang
permukaan tajam
Ringan
1
Saat korban maintenance mesin clinker cooler
tidak menggunakan sarung tangan dan kurang
fokus, akibatnya tangan korban tersayat karena
terkena permukaan mesin yang tajam (2017)
13
Terkena
perpindahan mesin
berjalan
Ringan
1
Korban sedang melakukan kerja pada area
clinker cooler, tidak fokus pada kerja
akibatnya punggung korban terbentur alat
otomatis berjalan yang sedang berfungsi
(2018)
14
Terbakar Ringan
1
Pada area clinker loading dimana ada trouble
pada salah satu mesin akibatnya terjadi
kebakaran pada area sekitar, dan bagian tubuh
korban terpecik api (2016)
15
Terjatuh dari tangga Ringan
1
Saat korban sedang maintenance bagian obor
pada area burning kiln, korban tidak berhati-
hati saat turun akibatnya kaki korban terkilir
(2016)
Sumber : PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
Keterangan kriteria kecalakaan :
Ringan = kecelakaan yang membutuhkan pengobatan di hari itu dan dapat
40
melakukan pekerjaannya kembali atau istirahat kurang dari 2 hari.
Berat = kecelakaan yang mengalami amputasi hingga kegagalan fungsi
tubuh.
Dari data yang diperoleh peneliti dari perusahaan ini adalah data
kecelakan kerja pada tahun 2016 sampai 2018 dan terdapat 15 jenis
kecelakaan pada area Tuban 1 khususnya area yang diteliti yaitu pada area
Raw Mill (penghancur/penggiling material) dan KILN (pembakaran hingga
suhu 1500°C) yang dapat digolongkan kriteria kecelakaan ringan dan berat
sesuai dengan penyebab kejadian terjadi maupun dampak yang ditimbulkan
terhadap korban.
Dari beberapa kecelakaan kerja diatas terjadi karena seringnya pekerja
lalai dalam melakukan kerjanya dan sering melakukan kesalahan yang tidak
perlu untuk dilakukan, karena kurang fokusnya pekerja melakukan kerja dan
mengabaikan keselamatan mereka.
4.3 Pengolahan Data
4.3.1 Pengolahan Data Menggunakan Metode Technique for Human Error
Rate Prediction (THERP)
Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dalam pengelolaan
metode THERP mempunyai beberapa tahapan dalam pengerjaannya yaitu
:
4.3.1.1 Menentukan HE (Human Error)
Pada tiap perusahaan pastinya memiliki human error atau kesalahan
manusia dalam melakukan tiap aktivitas pada pekerjaannya. Kesalahan
tersebut paling banyak diakibatkan dari kelalaian manusia itu sendiri yang
sering tidak fokus dalam pekerjaan. Adapun kecelakaan kerja yang dialami
ada bermacam-macam mulai dari kecelakaan kerja yang berat sampai
ringan. Berikut jenis kecelakaan kerja akibat dari human error beserta
penyebab dan dampak yang ditimbulkan :
41
Tabel 4.2 Jenis Kecelakaan Kerja Akibat Kesalahan Human Error
No Jenis Kecelakaan Frek Penyebab Dampak
1
Kejatuhan benda
(material produksi) 1
Korban melewati area steril yang
dipakai menurunkan material
kegiatan pembersihan (2018)
Kepala korban
mengalami pendarahan,
karena kejatuhan
material proses
2
Terjepit benda berputar
(Belt Conveyor)
1
Korban melakukan pembersihan
sisa material menggunakan sapu
pada peralatan berputar, sesaat
peralatan menarik dan menjepit
korban (2018)
Tangan kanan korban
tertarik dan terjepit belt
conveyor
3
Jatuh dari ketinggian
1
Terjadi kebocoran pada sirkulasi oil
absorber roll 3 yang menyebabkan
kinerja mesin kurang maksimal,
sehingga korban memperbaiki
kemudian terpeleset karena lantai
licin (2017)
Kaki korban terkilir,
karena terpeleset lantai
yang licin
4
Mata terkena material
proses 1
Korban saat melewati lantai 6
preheater terjadi kebocoran debu
yang pekat (2017)
Mata korban terkena
iritasi, karena terkena
debu
5
Terpukul peralatan
1
Saat perbaikan liner skid board 233
CR 2 yang kropos, korban
melakukan pemasangan liner
dengan palu yang kurang pas
(2017)
Bibir bawah korban
terkena palu dan terluka,
karena saat pemasangan
palu yang digunakan
kurang pas
6
Terkena material panas
1
Saat perbaikan mainhole chute CT
menggunakan pipa untuk
mengeluarkan material dari dalam,
saat bongkaran berhasil dicongkel
tiba tiba material debu panas keluar
(2017)
Kaki korban terluka,
karena terkena material
debu panas
7
Terjepit peralatan
berputar
1
Korban melakukan ganti roda 451
DB 2, setelah selesai korban
melakukan pengecekan sampai top
dome clinker. Saat berjalan korban
berpegang pada pagar kanan DB
yang tidak terpasang pengaman
(2016)
Tangan korban terlindas
roda yang melintas yang
menyebabkan luka
8
Terbakar
1
Saat korban melakukan perbaikan
trouble pada alat listrik 442 CP,
Tangan kanan korban
terkena percikan
42
terjadi ledakan pada panel breaker
442 CP (2016)
ledakan dan mengalami
luka
9
Kejatuhan benda
(material produksi) 1
Korban melewati bawah tangga
pada kegiatan maintenance mesin,
kemudian korban kejatuhan sisa
material produksi (2016)
Kepala korban
mengalami pendarahan,
karena kejatuhan sisa
material dari atas
10
Terpeleset dari tangga
1
Korban saat melakukan
pembersihan area Raw Mill tidak
sadar melewati tangga yang licin
banyak debu dari material (2016)
Tangan korban terkilir,
karena melewati tangga
yang licin
11
Keracunan bahan kimia
1
Korban pada saat di area dumping
& export clinker tidak memakai
masker (2017)
Korban keracunan,
karena tidak sadar
berkontak langsung
dengan bahan kimia
12
Terkena bagian mesin
yang permukaan tajam 1
Saat korban maintenance mesin
clinker cooler tidak menggunakan
sarung tangan dan kurang fokus
(2017)
Tangan korban tersayat
karena terkena
permukaan mesin yang
tajam
13
Terkena perpindahan
mesin berjalan 1
Korban sedang melakukan kerja
pada area clinker cooler, tidak
fokus pada kerja akibatnya (2018)
Punggung korban
terbentur alat otomatis
berjalan yang sedang
berfungsi
14
Terbakar
1
Pada area clinker loading dimana
ada trouble pada salah satu mesin
akibatnya terjadi kebakaran pada
area sekitar, dan (2016)
Bagian tubuh korban
terpecik api, karena
terkena percikan
15
Terjatuh dari tangga
1
Saat korban sedang maintenance
bagian obor pada area burning kiln
(2016)
Kaki korban terkilir,
karena tidak berhati-hati
saat turun
4.3.1.2 Penyusunan HTA (Hierarchial Task Analysis)
Penyusunan HTA memahami proses alur suatu sistem dengan cara
dimana langkah-langkah task dapat berkaitan satu sama lain, melihat
alurnya dan kemudian menyusun tiap prosesnya. Untuk HTA ini
pembuatan berdasarkan alur dari proses produksi di mesin Raw Mill dan
KILN.
43
Pada tahapan di Raw Mill ini adalah dimana tahap penggilingan awal
setelah bahan-bahan yang sudah dicampur pada tahap sebelumnya
dimasukkan ke dalam storage dan akan masuk pada tahap penggilingan
awal ini, sehingga diperoleh susunan HTA sistem produksi semen pada
mesin Raw Mill yang dapat dilihat pada tabel sebelumnya dan tahapan
pada di KILN adalah suatu alat dengan bentuk tanur putar yang memiliki
fungsi membakar suatu material sampai mencair dengan suhu panas yang
tinggi, sehingga diperoleh susunan HTA pada mesin KILN yang kemudian
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 HTA Sistem Produksi Semen Pada Mesin Raw Mill
NO. OPERASI KERJA NO
TASK ELEMEN KERJA
1 Tahap awal 1.1 Memakai sepatu safety
1.2 Memakai sarung tangan
1.3 Memakai masker
1.4 Memakai kacamata safety
1.5 Memakai helm safety
2 Pengecekan peralatan
2.1
Memastikan jenis dan ukuran material datang dari
proses sebelumnya dalam keadaan sesuai yang
ditetapkan
2.2 Memastikan kondisi mesin berfungsi sebelum
digunakan
2.3 Mengecek emergency switch
3 Pemilihan meterial 3.1 Mengetahui jenis material yang akan diolah
3.2 Mengetahui jenis pekerjaan yang akan dilakukan
3.3 Memilih material sesuai dengan standar yang
ditetapkan
4 Proses produksi mesin
Roller Mill atau Raw
Mill
4.1
Memproses bahan dari storage di mesin Roller Mill
guna memperkecil ukuran material sekaligus
mengurangi kadar air
4.2
Mengecek produk hasil penggilingan dan
pengeringan sesuai dengan standar yang ditetapkan
untuk keluar dari mesin Roller Mill
4.3 Melakukan pemrosesan terkait material dari mesin
Cyclone untuk dipisah kembali bersama udara
4.4 Meterial sisa diproses dengan udara (± 10%) untuk
diambil oleh Electrostatic Precipitator
44
4.5 Gas diproses sebesar 0,1% yang masih diudara
melalui cerobong udara atau Stack
4.6
Produk dari Electrostatic Precipitator dibawa
Chain Conveyor bercampur dengan produk
Conditioning Tower yang akan dicampurkan
bersama di mesin Screw Conveyor
4.7
Debu yang masuk Bucket Elevator kemudian
disaring Bag Filter, hasilnya penyaringan tersebut
kemudian dibuang melalui udara dalam kondisi
bersih
4.8
Menurunkan temperatur gas panas dari mesin Pre
Heater, kemudian material yang di dinginkan pada
mesin pendingin tersebut dialirkan melewati mesin
pada tower pembersih dengan Water Spray
4.9
Produk yang sudah masuk kategori reject
,kemudian dikembalikan kepada sistem ulang
melewati Belt Conveyor dengan kapasitas produk
reject sekitar 143 ton/jam
4.10 Produk yang masuk kategori reject sebelumnya
kemudian diangkut kedalam Bucket Elevator
5 Penyelesaian 5.1
Mengecek produk akhir yang dikeluarkan untuk
mengalami proses pada tahap selanjutnya
Tabel 4.4 HTA Sistem Produksi Semen Pada Mesin KILN
NO. OPERASI KERJA NO
TASK ELEMEN KERJA
1 Pengecekan peralatan 1.1
Memastikan jenis dan ukuran material datang dari
proses sebelumnya dalam keadaan sesuai standar
1.2 Memastikan kondisi mesin berfungsi sebelum
digunakan
2 Pemilihan meterial 2.1 Mengetahui jenis material yang akan diolah
2.2 Memilih material sesuai dengan standar yang
ditetapkan
3 Proses produksi mesin
KILN
3.1
Memproses material yang masuk KILN adalah
material yang mendapat proses pemanasan dengan
temperatur panasnya antara 1100-1200°C sehingga
material tersebut berubah menjadi meleleh yang
awalnya berupa serbuk atau disebut proses calinasi
zone
3.2
Memproses bahan-bahan material tersebut
dipanaskan kembali dengan suhu panas yang lebih
tinggi lagi pada tahap kedua dengan temperatur
45
suhu antara 1200-1300°C dan material ini hampir
mendekati mencair atau disebut proses transisi zone
3.3
Memproses material yang dipanaskan dengan suhu
penuh pada mesin KILN kemudian dapat dikatakan
mencair jika melalui tahap ini dengan temperatur
suhunya antara 1400-1600°C atau disebut proses
burning zone
3.4
Memproses material yang sudah mencair
dimasukkan ke dalam mesin pendingin atau Cooler
dengan maksud agar produk clincer yang keluar
tidak lengket dengan temperatur suhu 150-
200°C atau disebut proses cooling zone
4 Penyelesaian 4.1
Mengecek produk akhir yang keluar harus
memenuhi standar
Untuk data historis kecelakaan kerja diatas sebagai data pendukung
untuk mengetahui jenis kecelakaan kerja apa saja yang dialami pekerja
dalam proses produksi khususnya area Raw Mill (penghancur/penggiling
material) dan KILN (pembakaran hingga suhu 1500°C). Kemudian
pembuatan fault tree analysis ini untuk mengetahui penyebab dari
kecelakaan tersebut terjadi, ada 15 jenis kecelaakan kerja diatas berikut
uraian fault tree analysis tiap jenis kecelakaan kerja :
46
Kejatuhan Benda (material produksi)
Kepala terkena material
Tidak ada pengecekan area steril untuk dilewati
Melanggar SOP
Melanggar SOP
Jenis mesin : vertical roller mill Tipe mesin : fuller loesche mill LM 59.42Diameter roller : 5,9 meter dengan 4 grinding roller
Ketinggian mesin : ± 5 meter dari permukaanSisa material jatuh : ± 10-15 kg
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Jenis kelamin Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Kebisingan PeneranganFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Gambar 4.14 FTA Kejatuhan Benda
Korban melewati area steril yang dipakai menurunkan material
kegiatan pembersihan yang menyebabkan kepala korban kejatuhan benda
(material produksi) sehingga kepala korban mengalami pendarahan karena
korban kurang fokus memperhatikan area yang sudah diberi tulisan area
steril.
47
Terjepit benda berputar (Belt Conveyor)
Tangan kanan tertarik dan terjepit
Melanggar SOP
Kelelahan sehingga
konsentrasi turun
Jenis mesin : belt conveyorUkuran makan : 50-1200 mmBahan terapan : batu bara, kerikil, pasir, semen, pupuk kimia, makanan, dll.
Jarak : ± 2-5 meter dengan pekerja
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Perilaku Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Kebisingan PeneranganFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Gambar 4.15 FTA Terjepit Benda Berputar
Korban melakukan pembersihan sisa material menggunakan sapu
pada peralatan berputar (belt conveyor), sesaat peralatan tersebut
menyebabkan tangan kanan korban tertarik, terjepit karena korban tidak
fokus, kelelahan saat bekerja sehingga konsentrasi pekerja menurun.
Diameter : 2800 mmBobot : 12 tonPanjang : 8500 mm
Ketinggian : ± 2-3 meter dari permukaanJatuh dari ketinggian
Kaki terkilirTidak ada pengecekan pada
sirkulasi absorber roll 3
Melanggar SOP
Kurang teliti cek semua jenis
mesin
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Perilaku Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Kebisingan Penerangan Lantai licinFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Gambar 4.16 FTA Jatuh Dari Ketinggian
48
Terjadi kebocoran pada sirkulasi oil absorber roll 3 yang
menyebabkan kinerja kurang maksimal, sesaat korban memperbaikinya
kemudian terpeleset karena lantai licin yang menyebabkan kaki korban
terkilir karena kurang fokus, berhati-hati dan tidak adanya pengecekan
pada mesin karena kurang teliti dalam cek semua jenis mesin.
Terkena material proses
Mata iritasiTidak ada pengecekan pada
lantai 6 pre heater
Melanggar SOP
Kurang teliti cek semua jenis
mesin
Kebocoran debu
Nama alat : air preheaterKode alat : HE-301Panjang pipa : 192 ftBahan konstruksi : stainless steel AISI tipe 316
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Perilaku Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Kebisingan Penerangan Suhu udaraFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Berkontak langsung Tidak menggunakan kacamata safety Mengabaikan aturan
Gambar 4.17 FTA Terkena Material Proses
Korban saat melewati lantai 6 preheater terjadi kebocoran debu pada
mesin karena kurang adanya pengecekan pada mesin tersebut yang
menyebabkan mata korban terkena iritasi dan kurang berhati-hati dalam
melewati area sekitar mesin tersebut.
49
Nama alat : liner skid boardKode alat : 233 CCR 2
Terpukul peralatan
Bibir bawah terluka
Melanggar SOP
Kelelahan sehingga
konsentrasi turun
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Perilaku Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Lantai licin PeneranganFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Gambar 4.18 FTA Terpukul Peralatan
Saat perbaikan liner skid board 233 CR 2 yang kropos, korban
melakukan pemasangan liner dengan palu yang kurang pas sehingga
terkena bibir bawah korban dan terluka. Kecelakaan tersebut karena
korban tidak fokus dalam bekerja dan kelelahan sehingga konsentrasi
turun.
50
Terkena material panas
Kaki terlukaTidak ada pengecekan pada
area mainhole chute CT
Kurang teliti cek semua jenis
mesin
Kebocoran debu panas
Melanggar SOP
Jenis mesin : mainhole chute Penyebab : material basah mudah terbentuk coatingAkibat : chute inlet, outlet akan buntuSolusi : Material dari storage yg akan diproses harus
kering Bersihkan coating sebelum buntu
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Jenis kelamin Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Kebisingan PeneranganFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Material debu panas keluar setelah dicongkel
Gambar 4.19 FTA Terkena Material Panas
Saat perbaikan mainhole chute CT menggunakan pipa untuk
mengeluarkan material dari dalam, sesaat bongkaran material berhasil
dicongkel dari dalam tiba tiba material debu panas keluar dan terkena kaki
korban.
51
Terjepit peralatan berputar
Tangan terlukaTidak ada pengecekan pada
area roda 451 DB 2
Kurang teliti cek semua jenis
mesin
Pagar pengaman samping DB tidak
terpasang
Melanggar SOP
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Jenis kelamin Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Kebisingan PeneranganFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Jenis mesin : rotary kilnBentuk : silinder (horizontal) diletakkan pada kemiringan tertentuDiameter : 5,6 metertanur putarPanjang : 84 meterKapasitas : 7800 ton/hariTemperatur : 800-900 derajat celcius masuk tanur
Berpegangan pada pagar DB 2 yang tidak terpasang pengaman
Gambar 4.20 FTA Terjepit Peralatan Berputar
Korban melakukan ganti roda pada mesin 451 DB 2, setelah selesai
korban melakukan pengecekan sampai top dome clinker atau rotary kiln.
Saat berjalan korban berpegangan pada pagar kanan DB 2 yang tidak
terpasang pengaman, kemudian roda melindas tangan korban yang
menyeba bkan luka.
52
Jenis mesin : alat listrikJenis mesin : 442 CPManfaat : kebutuhan tiap utilitas
Terbakar
Tangan terkena percikan ledakan
Tidak ada pengecekan pada alat listrik 442 CP
Melanggar SOP
Kurang teliti cek semua jenis
mesin
Terjadi ledakanFaktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Jenis kelamin Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Kebisingan Penerangan Suhu udaraFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Saat perbaikan mesin listrik 442 CP yang trouble terjadi ledakan
Gambar 4.21 FTA Terbakar
Saat korban melakukan perbaikan trouble pada alat listrik 442 CP,
terjadi ledakan pada panel breaker 442 CP sehingga tangan kanan korban
terkena percikan ledakan dan mengalami luka akibat kurang waspada dan
berhati-hati.
53
Kejatuhan Benda (material produksi)
Kepala pendarahan Tidak ada pengecekan area
steril untuk dilewati
Melanggar SOP
Tidak fokus memperhatikan
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Jenis kelamin Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Kebisingan Penerangan Suhu udaraFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Melewati bawah tangga saat maintenance mesin Raw Mill
Gambar 4.22 FTA Kejatuhan Benda
Korban melewati area bawah tangga pada kegiatan maintenance
mesin, kemudian korban kejatuhan material dari lantai atas yang
menyebabkan kepala korban terkena material dan mengalami pendarahan
karena tidak memperhatikan area sekitar dan tidak konsentrasi dalam
bekerja.
54
Terpleset dari tangga
Tangan terkilir
Melanggar SOP
Kelelahan sehingga
konsentrasi turun
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Jenis kelamin Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Lantai licin Penerangan Suhu udaraFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Jenis mesin : raw millFungsi : penghancur atau penggiling material (beton)Kapasitas : 30-720 ton/hPower : 17-20 kWh/h
Melewati tangga licin
Gambar 4.23 FTA Terpleset Dari Tangga
Korban saat melakukan pembersihan area Raw Mill tidak sadar
melewati tangga yang licin banyak debu dari sisa material pembersihan,
akibatnya korban terpeleset dari tangga yang licin dan tangan korban
terkilir akibat tidak fokus dalam kerjanya.
Keracunan bahan kimia
Tubuh keracunan
Melanggar SOP
Tidak sadar berkontak langsung
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Jenis kelamin Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Suhu udara PeneranganFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Berkontak langsung tanpa disadari tidak menggunakan masker
Jenis mesin : dumping dan export clinkerKonsumsi semen : januari-oktober mencapai 3,62 ton naik 95,8% tahunanEkspor clinker : sampai bulan oktober mencapai 541.143 ton naik 31,1% tahunan
Gambar 4.24 FTA Keracunan Bahan Kimia
55
Korban pada saat di area dumping & export clinker tidak memakai
masker, tidak fokus kerja dan tidak sadarkan diri korban sedang berkontak
langsung dengan bahan kimia di area tersebut akibatnya korban
mengalami keracunan.
Terkena bagian mesin yang permukaan tajam
Tangan tersayatTidak ada pengecekan area di
clinker cooler
Melanggar SOP
Tidak fokus memperhatikan
Mesin permukaan tajam
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Jenis kelamin Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Suhu udara Penerangan KebisinganFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Saat melakukan maintenance tidak menggunakan sarung tangan safety
Jenis mesin : clinker coolerFungsi : pendingin clinkerTemperature : 950-1100 derajat celcius (udara) dan clinker keluar <100 derajat celciusPemakaian : untuk cooling fan antara 3-6 kWh ton/clinkerpowerDimensi : Panjang : 36 meter Lebar : 3,6 meter
Gambar 4.25 FTA Terkena Bagian Mesin Yang Permukaannya Tajam
Saat korban melakukan maintenance di mesin clinker cooler tidak
menggunakan sarung tangan dan kurang fokus, akibatnya tangan korban
tersayat karena terkena ujung mesin yang permukaannya tajam.
56
Terkena perpindahan mesin berjalan
Punggung terbenturTidak ada pengecekan area di
clinker cooler
Melanggar SOP
Tidak fokus memperhatikan
Pagar pembatas rusak
Jenis mesin : clinker coolerFungsi : pendingin clinkerTemperature : 950-1100 derajat celcius (udara) dan clinker keluar <100 derajat celciusPemakaian : untuk cooling fan antara 3-6 kWh ton/clinkerpowerDimensi : Panjang : 36 meter Lebar : 3,6 meter
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Jenis kelamin Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Suhu udara Penerangan KebisinganFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Pagar pembatas rusak ,punggung terkena perpindahan mesin berjalan
Gambar 4.26 FTA Terkena Perpindahan Mesin Berjalan
Korban sedang melakukan kerja pada area clinker cooler, bagian
pembatas rusak pada area tersebut karena kurang adanya perhatian dalam
maintenance akibatnya punggung korban terbentur mesin berjalan karena
tidak ada pagar pembatas.
Terbakar
Bagian tubuh terpecik api
Melanggar SOP
Tidak ada pengecekan, kurang teliti
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Jenis kelamin Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Suhu udara Penerangan KebisinganFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Jenis mesin : clinker loadingArea : pelabuhan (distribusi dan transportasi) kapal kargoTujuan : menambah daya cepat bongkar clinkerKapasitas : 15 ribu ton/hari semalam dimuat pada kapal
Trouble salah satu mesin
Gambar 4.27 FTA Terbakar
57
Pada area clinker loading dimana ada trouble pada salah satu mesin
akibatnya terjadi kebakaran pada area sekitar, akibatnya korban terkena
percikan api dari mesin tersebut karena kurang berhati-hati.
Terjatuh dari tangga
Kaki terkilir
Melanggar SOP
Konsentrasi menurun
(kelelahan)
Faktor Manusia : Umur : kondisi fisik, mental, kemampuan kerja Jenis kelamin Penggunaan APD Tingkat pendidikanFaktor Lingkungan : Suhu udara Penerangan Lantai licinFaktor Peralatan : Kondisi mesin
Nama mesin : rotary kilnJenis proses : burning zone Tujuan : pemanasan penuh material dari kiln sampai mencairTemperatur : 1400-1600 derajat celcius
Saat mintenance obor pada area burning zone, terpleset karena lantai licin
Gambar 4.28 FTA Terjatuh Dari Tangga
Saat korban sedang maintenance bagian obor pada area burning kiln,
korban kurang berhati-hati saat turun kebawah selesai perbaikan akibatnya
kaki korban terkilir dan terjatuh.
4.3.1.3 Menentukan HEP (Human Error Probability)
Untuk menentukan HEP proses pekerjaan produksi semen khususnya
pada area Raw Mill (penghancur/penggiling material) dan KILN
(pembakaran hingga suhu 1500°C) dapat dilakukan pada masing-masing
tahapan pekerjaan yang akan diamati, dan nantinya akan diberikan
rekomendasi yang sesuai untuk task yang memiliki nilai HEP tertinggi.
Dalam menentukan HEP, HTA yang telah dibuat akan digunakan untuk
melihat tingkat keseringan pekerja dalam mematuhi setiap task pekerjaan
pada HTA.
Untuk menentukan nilai HEP pada mesin Raw Mill di dapat dengan rumus:
58
𝑃𝑖 = Jumlah kecelakaan kerja mesin 𝑅𝑎𝑤 𝑀𝑖𝑙𝑙 selama 3 tahun
Jam kerja efektif x hari kerja efektif selama 3 tahun
𝑃𝑖 = 10 kecelakaan/ 3 tahun
8 jam/hari x 1095 hari/ 3 tahun
𝑃𝑖 = 0,001141
Sehingga nilai HEP yang diperoleh yaitu sebagai berikut :
𝑄𝑖 = 1 − (1 − 𝐹𝑖𝑃𝑖)𝑛𝑖
𝑄𝑖 = 1 − (1 − 10 𝑥 0,001141)5
𝑄𝑖 = 0,055762 (contoh perhitungan variabel 1 task 1.2 proses
produksi semen mesin Raw Mill)
Keterangan :
Qi = Nilai Human Error Probabilities
Fi = Jumlah Human Error
Pi = Probabilitas kecelakaan yang terjadi
ni = Jumlah variabel
Nilai HEP metode THERP yang tertinggi pada masing masing
variabel pada proses produksi di mesin Raw Mill (penghancur/penggiling
material) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Nilai HEP Tertinggi pada Proses Produksi di Mesin Raw Mill
Variabel Uraian Task HEP (Qi)
1 1.2 Memakai sarung tangan 0,055762
2 2.1 Memastikan jenis dan ukuran material datang dari proses
sebelumnya dalam keadaan sesuai yang ditetapkan 0,064221
3 3.3 Memilih material sesuai dengan standar yang ditetapkan 0,059624
4 4.1 Memproses bahan dari storage di mesin Roller Mill guna
memperkecil ukuran material sekaligus mengurangi kadar air 0,063357
4.5 Gas diproses sebesar 0,1% yang masih diudara melalui
cerobong udara atau Stack 0,063357
5 5.1 Mengecek produk akhir yang dikeluarkan untuk mengalami
proses pada tahap selanjutnya 0,056431
59
Kemudian untuk perhitungan nilai HEP pada mesin KILN sama
seperti rumus sebelumnya :
𝑃𝑖 = Jumlah kecelakaan kerja mesin 𝐾𝐼𝐿𝑁 selama 3 tahun
Jam kerja efektif x hari kerja efektif selama 3 tahun
𝑃𝑖 = 5 kecelakaan/ 3 tahun
8 jam/hari x 1095 hari/ 3 tahun
𝑃𝑖 = 0,000571
Sehingga nilai HEP yang diperoleh yaitu sebagai berikut :
𝑄𝑖 = 1 − (1 − 𝐹𝑖𝑃𝑖)𝑛𝑖
𝑄𝑖 = 1 − (1 − 5 𝑥 0,000571)4
𝑄𝑖 = 0,011371 (contoh perhitungan variabel 3 task 3.3 proses
produksi semen mesin KILN)
Keterangan :
Qi = Nilai Human Error Probabilities
Fi = Jumlah Human Error
Pi = Probabilitas kecelakaan yang terjadi
ni = Jumlah variabel
Nilai HEP metode THERP yang tertinggi pada masing masing
variabel pada proses produksi di mesin KILN (pembakaran hingga suhu
1500°C) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6 Nilai HEP Tertinggi pada Proses Produksi di Mesin KILN
Variabel Uraian Task HEP (Qi)
1 1.1 Memastikan jenis dan ukuran material datang dari proses
sebelumnya dalam keadaan sesuai standar 0,026544
2 2.2 Memilih material sesuai dengan standar yang ditetapkan 0,023992
3
3.3 Memproses material yang dipanaskan dengan suhu penuh
pada mesin KILN kemudian dapat dikatakan mencair jika melalui
tahap ini dengan temperatur suhunya antara 1400-1600°C atau
disebut proses burning zone
0,011371
4 4.1 Mengecek produk akhir yang keluar harus memenuhi standar 0,017832
60
4.3.1.4 Penyusunan HRA (Human Realibility Analysis) Event Tree Metode
THERP
Penyusunan HRA Event Tree ini adalah untuk mengetahui task yang
memiliki nilai HEP tertinggi pada masing-masing tahapan pekerjaan
(variabel) dan nilai HEP yang tertinggi atau yang mendekati nilai 1 akan
diberikan rekomendasi perbaikan terlebih dahulu. Jadi untuk task yang
memiliki nilai HEP tertinggi atau nilai yang mendekati 1 akan diberikan
perbaikan terlebih dahulu, dengan menghitung nilai keandalan dari tiap task
tertinggi dengan rumus : 1-HEP.
61
Mengecek produk akhir yang
dikeluarkan untuk mengalami proses
pada tahap selanjutnya Q5 = 0,056431
Memilih material sesuai
dengan standar yang ditetapkan
Q6 = 0,059624
Memproses bahan dari storage di mesin
Roller Mill guna memperkecil ukuran
material sekaligus mengurangi kadar air
Q7 = 0,063357
Gas diproses sebesar 0,1% yang masih
diudara melalui cerobong udara atau StackQ8 = 0,063357
Memastikan jenis dan ukuran material
datang dari proses sebelumnya dalam
keadaan sesuai yang ditetapkanQ9 = 0,064221
Tidak mengecek produk akhir yang
dikeluarkan untuk mengalami proses
pada tahap selanjutnya q5 = 0,943569
Tidak memilih material sesuai
dengan standar yang ditetapkan
q6 = 0,940376
Tidak memproses bahan dari storage di
mesin Roller Mill guna memperkecil ukuran
material sekaligus mengurangi kadar air
q7 = 0,936643
Tidak diprosesnya gas sebesar 0,1% yang
masih diudara melalui cerobong udara atau
Stackq8 = 0,936643
Tidak memastikan jenis dan ukuran material
datang dari proses sebelumnya dalam
keadaan sesuai yang ditetapkanq9 = 0,935779
Memastikan jenis dan ukuran material
datang dari proses sebelumnya dalam
keadaan sesuai standar
Q4 = 0,026544
Memilih material sesuai dengan
standar yang ditetapkan
Q3 = 0,023992
Mengecek produk akhir yang
keluar harus memenuhi standar
Q2 = 0,017832
Memproses material yang dipanaskan
dengan suhu penuh pada mesin KILN
kemudian dapat dikatakan mencair jika
melalui tahap ini dengan temperatur
suhunya antara 1400-1600°C atau
disebut proses burning zone
Q1 = 0,011371
Tidak memproses material yang dipanaskan dengan suhu
penuh pada mesin KILN kemudian dapat dikatakan
mencair jika melalui tahap ini dengan temperatur suhunya
antara 1400-1600°C atau disebut proses burning zone
q1 = 0,988629
Tidak mengecek produk akhir yang
keluar harus memenuhi standar
q2 = 0,982168
Tidak memilih material sesuai dengan
standar yang ditetapkan
q3 = 0,976008
Tidak memastikan jenis dan ukuran
material datang dari proses sebelumnya
dalam keadaan sesuai standar
q4 = 0,973456
62
Gambar 4.29 HRA Event Tree Proses Produksi di Mesin Raw Mill dan KILN
63
Pada gambar 4.30 menunjukkan bahwa pada HRA Event Tree diatas
untuk keterangan Q1 sampai Q9 sebagai nilai HEP tertinggi untuk masing-
masing task tiap variabel pada mesin Raw Mill, KILN dan keterangan q1
sampai q9 sebagai nilai keandalan manusia (HRA). Dari nilai tersebut sudah
diurutkan yang paling atas adalah nilai HEP tertinggi yang mendekati nilai
1 ada pada variabel 3 task 3.3 pada proses produksi di mesin KILN dengan
uraian task tidak diprosesnya material yang dipanaskan dengan suhu penuh
pada mesin KILN kemudian dapat dikatakan mencair jika melalui tahap ini
dengan suhu temperatur yang tinggi sesuai dengan standar perusahaan atau
disebut proses burning zone dengan nilai keandalan 0,988629 yang hampir
mendekati nilai angka 1 dan perlu adanya rekomendasi perbaikan terlebih
dahulu.
Untuk pemberian rekomendasi usulan perbaikan ini diberikan dengan
melihat nilai keandalan yang tertinggi nantinya seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Untuk task 3.3 pada proses produksi di mesin KILN
dengan uraian task tidak diprosesnya material yang dipanaskan dengan suhu
penuh pada mesin KILN kemudian dapat dikatakan mencair jika melalui
tahap ini dengan suhu temperatur yang tinggi sesuai dengan standar
perusahaan atau disebut proses burning zone menjadi task yang dominan
paling banyak maka perlu diberikan rekomendasi perbaikan berupa :
64
1. Pemberian Visual Display
Perlu adanya pemberian visual display menyeluruh pada area yang
memang sering terjadi kecelakaan kerja baik dari karyawan yang
melakukan kelalaian dalam bekerja maupun yang sering mengabaikan
keselamatan kerjanya serta lebih mempejelas pada waktu briefing
operator untuk memberikan arahan terkait penggunaan APD pada waktu
kerja sangatlah penting untuk melindungi bagian tubuh apa saja agar
terhindar dari kecelakaan pada saat bekerja.
65
2. Pemasangan Rambu
66
Perlu adanya pemasangan rambu lebih menyeluruh disetiap titik
yang memang titik tersebut sering terjadi kecelakaan kerja. Tidak hanya
pada jalan-jalan yang sering dilewati alat berat tetapi juga ada area mesin
berat atau ringan, kantor, tiap sudut dilapangan atau area produksi, dll
tetap harus dipasang rambu agar karyawan yang bekerja di area sekitar
tetap dapat melihat pentingnya menjaga keselamatan mereka dari
ancaman bahaya tanpa mengabaikan keselamatan kerja mereka.