Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
48
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data
1. Gambaran Umum Budi Daya Pohon Sengon di Desa Bahaur Tengah
Kecamatan Kahayan Kuala.
Bahaur berasal dari kata „Ba-haur‟, haur yang artinya bambu. Dulu desa ini
banyak ditumbuhi bambu. Desa Bahaur Tengah adalah salah satu desa yang
terdapat di Kecamatan Kahayan Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi
Kalimantan Tengah. Desanya berbentuk kepulauan yang dikelilingi oleh perairan
dengan letak geografis yang berdekatan dengan pulau Jawa di sebelah selatannya,
dan hamparan sungai Bahaur yang memanjang dipinggiran pemukiman warga
Bahaur. Secara geografis Desa Bahaur Tengah terletak di Kecamatan Kahayan
Kuala dengan perbatasan wilayah kelurahan sebagai berikut:
a. Sebelah utara : Bahaur Hulu
b. Sebelah selatan : Bahaur Hilir dan Desa Kiapak
c. Sebelah barat : Kecamatan Sebangau Kuala
d. Sebelah timur : Terusan Raya (Kecamatan selat)
Desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan Kuala mempunyai luas wilayah
sekitar 17,800 km persegi, dengan jumlah penduduk sekitar 2998 jiwa, serta
terdiri dari 9 (sembilan) RT. Dengan berbagai jenis mata pencarian yaitu sebagai
pedagang, PNS, buruh, tani dan nelayan.1
1
Data Profil Desa Bahaur Tengah, Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Kecamatan
Kahayan Kuala Desa Bahaur Tengah, 2010.
49
Desa Bahaur merupakan desa yang masih bersahabat baik dengan alam,
dengan hutan yang masih dilindungi, dan sungai yang digunakan sebagai
transfortasi. Desa Bahaur dikenal sebagai “Kampung nyiur” karena sebagian besar
wilayahnya dipenuhi pohon kelapa, dan mayoritas penduduk Bahaur sebagai
petani. Namun, sekarang keadaan desa Bahaur sudah berbeda, yang dulunya
Bahaur adalah desa yang mendapat julukan “Kampung nyiur”, sekarang perlahan
pohon-pohon nyiur itu mulai punah. Hal tersebut dikarenakan petani tidak dapat
berkebun nyiur lagi karena lahannya diserang monyet dan tupai. Kedua hewan ini
menyebabkan nyiur-nyiur (kelapa) di Bahaur Tengah khususnya rusak. Hal ini
tentu saja merugikan para petani, hasil kebun mereka menurun, ditambah lagi
dengan harga kelapa yang melonjak turun.
Kedudukan pohon kelapa kini telah tergantikan sejak kemunculan pohon
sengon yang sudah ada sejak 6 (enam) tahun terakhir di desa Bahaur Tengah.
Sekitar tahun 2009, warga mulai tahu bahwa pohon sengon mempunyai nilai
harga jual yang tinggi. Hal itu tentu saja menggiurkan banyak orang, dengan
harga batang kayu sengon yang cukup tinggi, ini akan menjadi jaminan hidup
mereka. Sejak itulah warga di desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan Kuala
(yang mempunyai modal untuk membudidayakan pohon sengon) berlomba- lomba
untuk melakukan budi daya pohon sengon. Mereka tidak perlu susah payah
bekerja, tinggal menunggu masa panen batang kayu pohon sengon hingga
menjadikan lembaran nilai tukar yang berlaku dimana-mana.
Dahulu terdapat pulau-pulau nyiur (kelapa) yang dulu bersemayam di desa
Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan Kuala. Kini berubah menjadi perkebunan
50
pohon-pohon sengon yang besar dan menjulang tinggi. Hal ini berpengaruh pada
perekonomian di Desa Bahaur tengah Kecamatan Kahayan Kuala, dan semua
orang dapat melakukan budi daya pohon sengon dikarenakan modal yang
tergolong murah, dan pengolahan yang mudah.
2. Deskripsi Data
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan yang peneliti lakukan dengan
para informan tentang bagaimana budi daya pohon sengon di desa Bahaur Tengah
Kecamatan Kahayan Kuala, penulis mengambil 7 (tujuh) informan yang
semuanya terdiri dari pemilik usaha budi daya pohon sengon dan sudah
mendapatkan hasil panen budi daya pohon sengon diuraikan sebagai berikut:
a. Deskripsi Data 1
1) Identitas Informan
Nama : Kamarudin
Umur : 62 Tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Bahaur Tengah Rt.05
2) Uraian Data
Bapak Kamarudin adalah seorang petani, meskipun beliau sudah berusia 62
tahun beliau tetap mempunyai semangat yang tinggi untuk bekerja mencari
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup anak dan istrinya. Semenjak
kemunculan usaha baru yakni budi daya pohon sengon beliau pun ikut merambah
dalam bidang budi daya pohon sengon dengan tujuan ingin menambah
penghasilan, selain itu juga untuk mengisi waktu kosong.
51
Meskipun usia beliau sudah tua, bapak Kamarudin tetap lihai dalam bidang
berkebun, mulai dari membersihkan lahan sendiri, mengolah biji menjadi bibit,
memberikan pupuk dan lain- lain. Kini beliau sudah menjalani proses budi daya
pohon sengon selama 4 tahun terakhir yaitu mulai dari tahun 2011.
Pada awalnya beliau memulai budi daya pohon sengon dengan modal
keseluruhan sebesar Rp 200.000,- dari jumlah biaya keselurahan mulai dari
membeli biji untuk dijadikan bibit dan kebutuhan pupuk yang digunakan untuk
keperluan proses budi daya tersebut. Letak perkebunan yang dimiliki bapak
Kamarudin berada di depan rumah (perkebunan kecil) yang panjangnya hanya
sekitar 21 meter dan lebarnya 11 meter.
Kebun yang beliau miliki tidak begitu besar dan pohon sengon yang bisa
ditanampun tidak begitu banyak karena jarak yang dibutuhkan dalam menanam
pohon sengon adalah sekitar 1,5 Depa atau 2 meter, akan tetapi meskipun dengan
kebun yang tidak terlalu luas tersebut beliau bisa menanam sebanyak 15 batang
pohon sengon. Batang pohon sengon tersebut panjangnya sudah sekitar 8-10
meter dan lebar batangnya berdiameter sekitar 18-20 cm maka beliau mulai
menjualnya dengan harga jual berkisar Rp 150.000–Rp 200.000/batang, dan hasil
penjualan yang dapat beliau nikmati dari 15 batang pohon sengon adalah sebesar
Rp 1.200.000. Adapun hasil bersil yang dikurangi biaya secara keseluruhan yakni
Rp 1.000.000. Hasil yang diperoleh sangat membantu untuk menambah
penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan hidup seperti membeli lauk pauk dan
sebagainya. Setelah merasakan manfaat hasil penjualan pohon sengon tersebut.
52
Maka beliau menambah perkebunan pohon sengon yang beliau milik dengan niat
untuk memperoleh hasil yang lebih banyak lagi dimasa mendatang.2
b. Deskripsi Data 2
1) Identitas Informan
Nama : Karni
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Bahaur Tengah Rt.05
2) Uraian Data
Berawal dari hobi beliau berkebun, maka ketika beliau melihat potensi yang
diperoleh dari keuntungan budi daya pohon sengon, beliau tertarik untuk
membudidayakan pohon sengon. Alasan lain yang membuat beliau tertarik
membudidayakan pohon sengon dikarenakan pengelolaannya yang mudah dan
tidak membutuhkan biaya yang besar.
Bapak Karni sudah terjun dalam bidang budi daya pohon sengon, selama 5
tahun terakhir mulai tahun 2010, dan dalam jangka waktu tesebut beliau pernah
satu kali panen yaitu ketika pohon sengon berumur sekitar 4 tahun. Pada awalnya
beliau memulai budi daya pohon sengon dengan modal keseluruhan sebesar Rp
900.000,- yang digunakan untuk membeli biji untuk dijadikan bibit dan membeli
bibit yang sudah tumbuh, biaya upah pembersihan lahan sebesar Rp 50.000 untuk
satu orang dalam sehari, pembelian pupuk dan biaya perawatan guna keperluan
proses budi daya tersebut. Dalam proses pengelolaan budi daya pohon sengon
2 Hasil Wawancara dengan Bapak Kamarudin di Desa Bahaur Tengah Kecamatan
Kahayan Kuala Pada 28 April 2015.
53
beliau memulai dari membibitnya sendiri dan membersihkan lahan secara rutin 3
bulan sekali selama satu tahun.
Pada awalnya letak kebun yang dimiliki bapak Karni hanya berada di
pinggir galian pengairan (tanggul) yang kondisinya memungkinkan dimanfaatkan
untuk menanam pohon sengon. Dengan lahan yang beliau anggap tidak telalu luas
maka menurut beliau pohon kayu sengon yang bisa ditanampun tidak begitu
banyak, yaitu sebanyak 65 karena jarak yang dibutuhkan dalam menanam pohon
sengon adalah sekitar 2 Depa atau 2,5 meter, akan tetapi dengan kebun yang tidak
terlalu luas tersebut beliau bisa memanen dan menjual batang pohon sengon yang
beragam besarnya dengan panjang 7-10 dan berdiameter 15-20 cm sampai dengan
ukuran 20 cm keatas. Dari penjualan pohon sengon tersebut beliau mendapatkam
hasil Rp 7.200.000, sehingga apabila dikurangi biaya keseluruhan maka hasil
bersih yang beliaun dapatkan sebesar Rp 6.300.000.
Melihat hasil yang beliau dapatkan pada pertama kali panen tersebut, dan
beliau menganggap lumayan untuk menambah penghasilan selain dari berdagang
dan bertani, sehingga lahan yang beliau miliki yang sebelumnya ditanami dengan
pohon kelapa, namun karena perkebunan kelapa tersebut tidak produktif lagi dan
harga jualnya murah, menyebabkan beliau mengalihfungsikan perkebunan kelapa
menjadi lahan produktif yaitu dengan menanami pohon-pohon sengon.3
c. Deskripsi Data 3
1) Identitas Informan
Nama : Nani
3
Hasil Wawancara dengan Bapak Karni d i Desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan
Kuala Pada 4 Mei 2015.
54
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Bahaur Tengah Rt.05
2) Uraian Data
Bapak nani telah menjalani berbagai macam usaha, salah satunya beliau
mempunyai sebuah rumah sarang burung walet, akan tetapi rumah sarang burung
walet yang beliau miliki tidak produktif lagi dan sekarang telah beralih fungsi
menjadi rumah beliau sendiri. Usaha yang kini sedang digeluti oleh bapak Nani
yakni budi daya pohon sengon. Bapak Nani ternyata sudah menjalankan proses
budi daya pohon sengon sejak 4 tahun terakhir yaitu dari tahun 2011.
Biaya keseluruhan yang beliau gunakan selama proses budi daya sebesar Rp
300.000,- dari jumlah biaya keselurahan mulai dari membeli biji untuk dijadikan
bibit, biaya pembersihan lahan dan kebutuhan pupuk yang digunakan untuk
keperluan proses budi daya tersebut. Dalam proses budi daya pohon sengon beliau
memberikan pupuk tanaman, membersihkan rumput liar, dan meninggikan
tanahnya agar tanaman menjadi lebih subur dan memberikan obat supaya rumput-
rumput liar disekitarnya tidak tumbuh lagi. Menurut beliau kendala yang dihadapi
yaitu adanya hama yang tidak bisa dikendalikan seperti adanya binatang yang
merusak batang pohon.
Setelah melewati proses penanaman, perawatan dan lain- lain, beliaupun
dapat memanen batang kayu dari pohon sengon milik beliau yaitu sebanyak 20
batang dengan ukuran panjang mencapai 7-8 meter dan lebarnya berdiameter 15-
20 cm saja. Hasil yang beliau peroleh adalah sebesar Rp 1.244.000, adapun hasil
55
bersih yang beliau peroleh setelah dikurangi biaya-biaya selama proses
penanaman adalah sebesar Rp 944.000.
Bapak Nani merasa puas dengan hasil yang beliau peroleh, menurut beliau
budi daya pohon sengon tergolong pekerjaan yang mudah, dapat dikerjakan ketika
waktu luang, akan tetapi hasil yang didapatkan sangatlah memuaskan. Kini beliau
telah memperbanyak lokasi penanaman pohon sengon, dengan penanaman bibit
sengon sekitar 200 batang pohon, dengan penanaman tersebut beliau berharap
memperoleh hasil yang maksimal tanpa ada gangguan baik hama maupun
kekeringan. 4
d. Deskripsi Data 4
1) Identitas Informan
Nama : Supian
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Bahaur Tengah Rt.05
2) Uraian Data
Bapak supian mempunyai 3 (tiga) orang anak, menurut beliau setiap hari
kebutuhan semakin bertambah, sedangkan lapangan pekerjaan semakin sedikit,
untuk memenuhi kebutuhan maka beliau memilih melakukan budi daya pohon
sengon untuk menambah penghasilan selain dari hasil pendapatan dari bertani.
Bapak Supian memulai budi daya pohon sengon dari tahun 2011, beliau
memilih budi daya sengon karena melihat orang lain banyak yang melakukannya
4 Hasil Wawancara dengan Bapak Nani d i Desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan
Kuala Pada 4 Mei 2015.
56
dan modalnya tidak banyak, bisa dilakukan dengan kemampuan seadanya. Bapak
Supian melakukan budi daya pohon sengon dengan modal keseluruhan sebesar Rp
390.000, dari pembelian bibit yang sudah tumbuh Rp 200.000, pembelian pupuk
Rp 120.000, dan membeli obat pembasmi hama Rp 70.000. Perkebunan yang
beliau miliki letaknya dipinggiran sawah, pengelolaan dilakukan sama dengan
yang lainnya yaitu dengan memberikan pupuk, memberikan obat pembasmi hama,
membersihkan lahan, dan meninggikan tanahnya, perawatan dilakukan 3 bulan
sekali. Beliau tertarik ikut budi daya sengon karena ingin menambah penghasilan.
Bapak Supian telah melakukan panen pertama dengan berbagai ukuran
batang pohon sengon. Adapun hasil pohon sengon yang bisa dijual sebanyak 16
batang pohon sengon yang berdiameter 15-20 cm dan panjang 7-8 meter sehingga
hasil yang diperoleh sebesar Rp 800.000, dan keuntungan bersih yang diperoleh
dari penjualan batang pohon sengon dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan
selama proses budi daya adalah Rp 410.000, dengan hasil yang beliau peroleh
tersebut sangat berarti bagi beliau. Selanjutnya beliau berniat untuk kembali
menanam dan memelihara perkebunan sengon yang beliau miliki agar batang
pohon yang dihasilkan berkualitas bagus dan banyak.5
e. Deskripsi Data 5
1) Indentitas Informan
Nama : Sugianor
Umur : 37 Tahun
Pekerjaan : Petani
5 Hasil Wawancara dengan Bapak Supian di Desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan
Kuala Pada 5 Mei 2015.
57
Alamat : Desa Bahaur Tengah Rt.05
2) Uraian Data
Bertani merupakan pekerjaan utama yang dilakukan oleh bapak Sugianor,
beliau merupakan seorang kepala keluarga dan belum memiliki anak. Meskipun
begitu beliau tetap terus berusaha menambah penghasilan. Beliau memilik
beberapa lahan kosong yang tidak produktif, beliau mendengar adanya kabar
bahwa batang kayu dari pohon sengon dapat dijual dan bernilai jual tinggi, lalu
beliau tertarik untuk mengisi lahan kosong yang beliau milik dengan menanam
pohon sengon tersebut dan hal tersebut merupakan kesempatan besar bagi beliau
untuk menambah penghasilan.
Pada tahun 2011, beliau memulai menanam pohon sengon dengan modal
biaya keseluruhan sebesar Rp 100.000, budi daya sengon tersebut dilakukan
dengan usaha dan kemampuan beliau sendiri, tidak dengan bantuan orang lain,
dan perkebunan tersebut letaknya berada di pinggiran dekat sawah karena
memanfaatkan lahan kosong.
Menurut beliau dalam usaha budi daya pohon sengon terdapat beberapa
kendala di antaranya adanya hama (tikus), serta kekeringan. Dalam
pengelolaannya sangat mudah selain diberi pupuk dan diberikan obat pembasmi
hama, beliau memberikan kayu untuk menahan dahan pohon yang masih kecil
pada setiap batang sengon agar bibitnya tidak bengkok atau rebah.
Setelah pohon sengon berusia 3 tahun beliau melakukan panen yang
pertama, beliau menjual 10 batang pohon sengon diameter berkisar 10-15 cm dan
panjang 7-8 meter. Adapun hasil bersih yang diperoleh sekitar Rp 400.000, sudah
58
dikurangi biaya selama proses budi daya sebesar Rp 100.000,- dengan hasil
tersebut membuat beliau merasa tertarik untuk menambah lagi menanam pohon
sengon yaitu sekitar 3000 pohon agar hasil yang didapatkan dapat maksimal.
Jumlah tersebut menurut beliau dapat membantu menangani kebutuhan hidup jika
hasil yang didapatkan maksimal, dengan giat beliau melakukan budi daya pohon
sengon dengan harapan penuh bahwa hasil yang diperoleh akan dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup beliau dan istri.6
f. Deskripsi Data 6
1) Identitas Informan
Nama : Mahrita
Umur : 38 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Desa Bahaur Tengah Rt.05
2) Uraian Data
Ibu mahrita adalah seorang ibu rumah tangga, suami beliau adalah seorang
petani, keinginan untuk membantu suami dalam mengatasi masalah kebutuhan
ekonomi adalah alasan utama beliau melakukan budi daya pohon sengon, Ibu
Mahrita mulai menanam sengon yaitu pada tahun 2009, beliau melakukan budi
daya pohon sengon karena merasa dapat menambah penghasilan dan sebagai
kegiatan mengisi waktu luang. Ibu Mahrita melakukan budi daya pohon sengon
dengan bantuan suaminya tanpa bantuan orang lain mulai dari membibit sendiri,
6 Hasil Wawancara dengan Bapak Sugianor di Desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan
Kuala Pada 6 Mei 2015
59
membersihkan lahan sendiri, menanam sendiri, serta memberikan pupuk dan obat
pembasmi hama dilakukan dengan usaha sendiri.
Beliau melakukan budi daya pohon sengon dengan modal keseluruhan Rp
220.000 untuk pembelian bibit dan pupuk. Letak penanaman pohon sengon adalah
disekitar sawah (tanggul). Kendala yang dihadapi oleh ibu Mahrita yaitu terdapat
hama pada batang pohon, ulat, dimakan tikus, dan rantingnya yang dirusak oleh
monyet, oleh sebab itu perlu pengelolaan yaitu dengan membersihkan ranting-
ranting pohon, disemprot memakai obat pembasmi hama, diberikan pupuk, dan
ditinggikan tanahnya.
Ibu Mahrita telah menjual batang pohon sengon dengan harga agak sedikit
murah karena batang pohon yang masih kecil diameternya hanya berkisar 10-15
cm dengan panjang 7-8 meter. Meskipun demikian hasil bersih yang diperoleh
dari penjualan sebanyak 15 batang pohon sengon adalah Rp 530.000,- hasil yang
diperoleh tersebut sudah dikurangi biaya keseluruhan sebesar Rp 220.000.
Dengan hasil tersebut beliau tidak berkecil hati, tetapi beliau semakin
bersemangat untuk kembali menanam pohon sengon sebanyak sekitar 500 batang
pohon. Menurut beliau hal tersebut sengaja dilakukan untuk memperbanyak
keuntungan yang diperoleh dimasa akan datang.7
g. Deskripsi Data 7
1) Identitas Informan
Nama : Nur jannah
Umur : 44 Tahun
7 Hasil Wawancara dengan Ibu Mahri tadi Desa Bahaur Tengah Pada 6 Mei 2015.
60
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Bahaur Tengah Rt.05
2) Uraian Data
Ibu Nur jannah adalah seorang pekerja keras, karena selain menjadi ibu
rumah tangga beliau juga menjadi tulang punggung keluarga dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi di dalam rumah tangga, ibu Nur Jannah memiliki 2 (dua)
orang anak yang masih duduk dibangku sekolah. Sedangkan suami beliau tidak
dapat berkerja layaknya orang biasanya, suami beliau mengalami penyakit asma
yang sudah terlampau parah, sehingga Ibu Nur Jannah tertarik melakukan budi
daya pohon sengon untuk menambah penghasilan dalam pemenuhan segala
kebutuhan hidup keluarganya.
Ibu Nur Jannah mulai menanam pohon sengon sejak tahun 2009, dengan
modal keseluruhan yang dikeluarkan sebesar Rp 50.000, usaha yang dilakukan
dari mulai membibit dilakukan sendiri, menanam serta mengelolanya.
Pengelolaan yang beliau lakukan tidak secara terus-menurus yakni setelah
pembibitan dan pembersihan lahan beliau kemudian menanam pohon sengon
tanpa memberikan perawatan khusus seperti pemberian pupuk, penyemprotan
dengan obat pembasmi hama dan lain- lain. Sehingga batang pohon sengon yang
dihasilkan tidak terlalu besar dan banyak.
Penanaman pohon sengon dilakukan di belakang rumah yaitu bekas
perkebunan pohon kelapa, menurut beliau pohon kelapa tersebut tidak
menghasilkan buah lagi dan harganya yang murah karena itu diganti dengan
perkebunan sengon. Pada pertama kali panen Ibu Nur jannah hanya bisa menjual
61
6 batang kayu pohon sengon yang berukuran kecil dengan diameter berkisar 10-
15 dan panjang 7-8 meter. sehingga hasil bersih yang diperoleh untuk panen
pertama hanya sebesar Rp 350.000,- sudah dikurangi biaya yang dikeluarkan
untuk keperluan budi daya sebesar Rp 50.000. Menurut beliau hasil yang didapat
terlalu sedikit dari hasil yang seharusnya diperoleh. Berkaca dari hasil penjualan
pertama kali panen yang biasa saja, beliau kemudian menanam pohon sengon
sebanyak 150 batang, untuk pengelolaan selanjutnya maka beliau memberikan
pupuk dan perawatan agar batang kayu dari pohon sengon dapat tumbuh besar,
sehingga dapat memperoleh keuntungan yang besar pula. 8
8 Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Jannah di Desa Bahaur Tengah Pada 6 Mei 2015.
62
B. Analisis Data
1. Gambaran Budi Daya Pohon Sengon di Desa Bahaur Kecamatan
Kahayan Kuala.
Budi daya secara umum dapat dikatakan sebagai sebuah aktivitas yang
bermanfaat baik untuk lingkungan sekitar dan untuk diri pribadi. Budi daya pohon
sengon yang diteliti oleh peneliti pada saat ini ternyata sudah mulai berkembang,
dari yang awalnya hanya sebagian besar masyarakat hanya menggunakan lahan
kosong di pinggiran sawah (tanggul), sekarang sudah menggunakan tempat
khusus untuk budi daya pohon sengon di lahan pribadi milik mereka masing-
masing dan menanam pohon sengon dalam jumlah yang besar dari sebelumnya.
Secara umum budi daya dilakukan dengan beberapa cara :
a. Persiapan pembibitan
b. Memilih lokasi
c. Persiapan lahan
d. Proses penanaman
e. Perawatan tanaman
f. Pemanenan
Berdasarkan deskripsi data peneliti menganalisa dari gambaran budi daya
pohon sengon yang dilakukan di Desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan Kuala
meliputi beberapa hal:
1) Persiapan pembibitan
Adapun budi daya sengon dimulai dengan persiapan pembibitan, cara
menanam sengon membutuhkan ketelatenan dan kesabaran yang cukup.
63
Menganalisa dari beberapa kasus maka informan yang melakukan
pembibitan sendiri adalah kasus I, III,IV,V,VI,VII , sedangkan kasus yang ke II
membeli bibit yang sudah tumbuh, sehingga sudah siap tanam.
2) Memilih lokasi
Kemudian langkah selanjutntya memilih lokasi, lokasi sengon
menentukan tingkat keberhasilan pertumbuhan sengon tersebut. Berdasarkan
survey yang dilakukan oleh peneliti, lokasi yang dipilih oleh para informan
pada awal budi daya pohon sengon adalah dengan memanfaatkan lokasi yang
berada di dekat persawahan atau di sekitar sawah (tanggul), beberapa diantara
mereka yang memanfaatkan lahan yang ada berada di sekitar persawahan
adalah kasus II,III,IV,V,VI, sedangkan kasus I dan VII memilih lokasi yaitu
perkebunan yang berada dibelakang rumah.
3) Persiapan lahan
Kemudian langkah selanjutnya adalah persiapan lahan yakni
membersihkan lahan dari berbagai tanaman pengganggu yang bisa
mempengaruhi pertumbuhan pohon sengon. Secara keseluruhan pembersihan
lahan dilakukan oleh para informan sebelum proses penanaman bibit pohon
sengon yang akan dibudi dayakan.
4) Proses penanaman
Setelah pembersihan lahan selesai dilakukan maka untuk proses
penanaman mula-mula dilakukan pembuatan ajir tanam dari bambu atau kayu.
Ajir bermamfaat untuk mempermudah penanaman bibit sengon karena sudah
ada tanda di mana bibit harus ditanam. Kemudian dibuat lubang pada ajir
64
tersebut. Kemudian penanaman bibit yang dilakukan dengan hati-hati supaya
bibit tidak cepat rusak.
Proses penanaman yang dilakukan para informan yakni setelah lahan
dibersihkan lalu membuat ajir tanaman dengan jarak yang berbeda. Dari kasus
yang I, III, IV,V,VI,VII memberikan jarak penanaman sekitar 2 x 2 m persegi,
sedangkan pada kasus II memberikan jarak penanaman pohon sekitar 2,5 x 2,5
m persegi.
5) Perawatan tanaman
Dalam budi daya selalu ada perawatan tanaman, secara umum ada 5
tahap kegiatan yang dilakukan pada perawatan tanaman, yaitu penyulaman,
penyiangan, pendagingan, pemangkasan, dan penjarangan. Penyulaman adalah
pergantian tanaman yang mati dengan tanaman baru. Penyiangan adalah
kegiatan membersihkan tanaman pengganggu yang berada di sekitar tanaman
pokok. Pendagingan adalah penggemburan tanah untuk memperbaiki struktur
tanah yang ada disekitar tanaman pokok. Pemangkasan adalah pemotongan
cabang pohon yang tidak berguna. Penjarangan adalah penebangan poho n
untuk memberikan ruang tambahan bagi tanaman yang masih tinggal.
Perawatan tanaman yan dilakukan oleh para informan yakni penyulaman,
penyiangan, pendagingan, pemangkasan, penjarangan dan perawatan dari hama
tanaman dan lain- lain. Pada kasus I informan melakukan pembersihkan lahan,
memberikan pupuk, dan meninggikan tanahnya, pada kasus II yang dilakukan
oleh informan adalah meninggikan tanahnya, membersihkan lahan 3 bulan
sekali dalam satu tahun dan memberikan pupuk, pada kasus III Informan
65
melakukan perawatan dengan cara memberikan pupuk dan memberikan obat
pembasmi hama, pada kasus IV Informan melakukan perawatan dengan
berbagai cara yaitu membersihkan lahan secara rutin 3 bulan sekali selama satu
tahun pertama, memberikan pupuk, meninggikan tanahnya, dan memberikan
obat pembasmi hama, pada kasus V Informan melakukan perawatan dengan
cara yang sedikit berbeda yaitu selain memberikan pupuk, memberikan obat
pembasmi hama responden juga memberikan tongkat pada setiap batang pohon
yang masih kecil, pada kasus VI Informan melakukan pembersihan lahan,
menyirami bibit, memberikan pupuk dan memberikan obat pembasmi hama,
dan menebang ranting-ranting pohon yang dianggap tidak penting, dan kasus
yang terakhir yakni kasus ke VII informan ternyata tidak melakukan
perawatan secara khusus setelah melakukan proses penanaman selesai, akan
tetapi perkebunan yang ia miliki sudah memiliki tekstur tanah yang tinggi dan
banyak ditumbuhi tanaman liar sehingga tidak perlu melakukan proses
perawatan.
6) Pemanenan
Lalu sampai pada tahap akhir yaitu panen, pohon sengon akan siap panen
pada umur 5-7 tahun dengan panjang pohon mencapai 15-20 meter dan
diameter 30-15 cm. Pada usia tersebut sengon sudah bisa digunakan untuk
berbagai kegiatan pertukangan, pembuatan kertas dan kayu bakar. Dalam
memanen sengon, dilakukan perencanaan terlebih dahulu yang meliputi
pembangunan jaringan angkutan, kebijakan finansial dan penetapan biaya
finansial.
66
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan diketahui bahwa
batang pohon sudah mulai dipanen oleh para informan pada usia 3-4 tahun
dengan diameter mulai dari 10-15 cm, 15-20 cm dan yang paling besar 20-25
cm. Sehingga hal ini berpengaruh pada nilai harga jual batang kayu pohon
sengon yang dijual oleh para informan.
Adapun proses penebangan pohon sengon dari hasil survey penelitian yang
dilakukan oleh peneliti penebangan dilakukan oleh para pembeli, dimana setiap
informan menyerahkan langsung kepada pembeli dalam proses penebangan,
sehingga biaya-biaya penebangan dipotong langsung oleh pembeli, dan hasil yang
didapatkan oleh para informan adalah hasil keuntungan bersih pada setiap kali
panen hal ini terjadi menurut kesepakatan bersama oleh pembeli dengan setiap
informan yakni I, II, III, IV, V, VI, dan VII.
Setiap aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh setiap individu tidak terlepas
dari aturan-aturan yang berlandaskan aturan Islam. Sesuai dengan tujuan utama
dalam budi daya pohon adalah untuk memperoleh kemaslahatan. Hal tersebut
bertujuan untuk mengarahkan manusia agar terhindar dari berbuat kerusakan
karena tujuan dari aktivitas ekonomi sebenarnya tidak untuk mencari keuntungan
sebesar-besarnya akan tetapi yang lebih utama adalah untuk memenuhi kebutuhan
manusia dalam usaha mencapai kemakmuran dan memperoleh kesejahteraan
dunia maupun akhirat.
Seperti firman Allah Swt. dalam Al-Qur‟an surah Al-A‟rāf ayat 56 :
67
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.9
Budi daya dilakukan oleh masyarakat di Desa Bahaur Tengah Kecamatan
Kahayan Kuala adalah untuk mengambil manfaat dari aktivitas ekonomi sesuai
dengan asas-asas ekonomi Islam yakni menyerahkan segalanya kepada Allah,
dengan berlaku adil kepada sesama, tidak melakukan penipuan dan sembarang
kerusakan. Selain itu Islam juga mendorong manusia untuk berjuang mendapatkan
harta dengan berbagai cara yang telah ditetapkan.
Allah berfirman dalam Al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat 168 :
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.10
9 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qu’an dan Terjemahnya, Penerjemah
Yayasan Penyelenggara Penterjemahan/Penafsiran Al-Qur‟an, (Jakarta : Intermasa, 1993). h 230
10 Kementrian Agama Republik Indonesia, op.cit., h 41.
68
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam mendorong manusia untuk
menikmati karunia yang diberikan oleh Allah. Karunia tersebut didayagunakan
untuk meningkatkan pertumbuhan, baik materi maupun nonmateri dengan
berbagai cara yakni mencari yang halal lagi baik, tidak menggunakan secara
bathil, tidak berlebih- lebihan, tidak menzalimi, serta tidak melupakan tanggung
jawab sosial. Sejalan dengan budi daya pohon sengon yang ada di Desa Bahaur
Tengah Kecamatan Kahayan kuala hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan dengan jalan yang halal lagi baik, tidak secara bathil, tidak berlebih-
lebihan, tidak ada kezaliman, dan bertanggung jawab sosial.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adapun budi daya
pohon sengon di Desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan Kuala ternyata
mereka memperoleh keuntungan tanpa merusak lingkungan karena tidak
menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan di sekitarnya. Sebaliknya, budi
daya pohon sengon bermanfaat banyak bagi lingkungan dan masyarakatnya.
Karena dapat terhindar dari penebangan liar terhadap kayu besar yang ada hutan,
tentunya yang paling utama dirasakan bahwa budi daya sengon sangat membantu
meningkatkan kesejahteraan perekonomian.
Dalam meraih keuntungan yang utama perlu diperhatikan adalah nilai-nilai
etika yang digunakan sesuai dengan syariat agama, hal tersebut ditujukan untuk
menuntun seorang muslim agar bersifat ihsan, amanah dan saling tolong-
menolong yaitu:
69
a) Bekerja atas dasar motivasi ibadah, bekerja bukanlah semata-mata mencari
keuntungan di dunia saja, akan tetapi bekerja atas dasar beribadah kepada
Allah untuk memperoleh keuntungan akhirat.11
b) Bersikap profesional dan selalu berupaya mencapai hasil yang terbaik, salah
satunya bekerja dengan penuh ketekunan dan semangat yang tinggi untuk
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya.12
c) Tetap mempertahankan rasa empati, berinteraksi dengan berdasarkan
prinsip kerja sama saling menguntungkan, tidak ada penipuan antara penjual
dengan pembeli atau sesama mitra bisnis.13
d) Menggunakan harta yang kekayaan dalam batas-batas yang benar, serta
menjauhkan diri dari mengambur-hamburkan harta secara sia-sia.14
e) Mensyukuri hasil yang diperoleh, memandang segala hasil yang diperoleh
merupakan karunia nikmat yang Allah berikan sesuai dengan kemampuan
kerja.15
f) Memanfaatkan sumber daya alam tanpa merusakanya. Hak atas pengelolaan
lahan hendaknya dilakukan dengan cara yang tidak menimbulkan kerusakan
terhadap lingkungan hidup.16
11 Miftahul Huda, Aspek Ekonomi dalam Syariat Islam, (Mataraman : LKBH (Lembaga
Konsultasi dan Bantuan Hukum) IAIN Mataraman, 2007). h 47
12
Ibid., h 49.
13
Ibid., h 50.
14
Ibid., h 51.
15 Ibid., h 53.
16 Ibid., h 54.
70
Dari keseluruhan nilai-nilai etika di atas dapat diketahui bahwa budi daya
pohon sengon di Desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan Kuala telah
memenuhi nilai-nilai etika. tergambar dari sifat mereka yang senantiasa berusaha
untuk memperoleh keuntungan dunia dan akhirat, bekerja dengan penuh
ketekunan dan semangat yang tinggi, tidak melakukan penipuan, tidak melakukan
pemborosan, merasa puas dan mensyukuri hasil yang diperoleh meskipun sedikit,
dan yang paling utama memanfaatkan sumber daya alam dengan tidak melakukan
kerusakan.
Selain itu setiap kegiatan yang dinilai sebagai aktivitas ekonomi Islam
merupakan bagian dari ibadah muamalah, maka setiap aktivitas harus dilandasi
oleh norma dan etika Islam, termasuk di dalamnya yang berhadapan dengan alam
maka harus sesuai dengan etika lingkungan. Budi daya pohon sengon yang
dilakukan oleh masyarakat di Desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan Kuala
selaras dengan alam, maksudnya budi daya pohon sengon ini memberikan banyak
sekali dampak positif terhadap lingkungan sekitar. Hal ini tentu saja sejalan
dengan prinsip-prinsip etika lingkungan hidup yakni :
Pertama, sikap hormat terhadap alam, merupakan kewajiban moral untuk
menghormati kehidupan, baik kepada manusia maupun mahluk Allah lainnya.
Kedua, prinsip tanggung jawab, semua yang memanfaatkan sumber daya alam
harus saling bekerja sama menjaga kelestarian alam dan mencegah kerusakan
alam. Ketiga, solidaritas kosmis, yakni manusia seluruhnya memilik tanggungan
untuk menyelamatkan lingkungan sekitar. Keempat, prinsip kasih sayang dan
kepedulian, yakni tidak hanya untuk kepentingan pribadi tetapi untuk kepentingan
71
alam. Kelima, prinsip No harm, kewajiban untuk tidak merugikan mahluk hidup
lain. Keenam, prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam, dengan tidak
rakus dan tamak. Ketujuh, prinsip keadilan, telah ditentukannya kebijakan
pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam seperti yang tercantum dalam
undang-undang dan aturan syariat Islam. Kedelapan, prinsip integritas moral,
semua yang ditundukan kepada para pejabat publik agar bertindak sesuai dengan
amanah agar dapat menjamin kepentingan di bidang lingkungan.17
2. Kontribusi Budi Daya Pohon Sengon Sebagai Upaya Dalam
Meningkatkan Pendapatan Di Desa Bahaur Tengah Kecamatan
Kahayan Kuala.
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas ekonomi.
Suatu aktivitas ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan salah satunya
adalah dengan cara mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang alam yang
ada yakni budi daya pohon sengon.
Pemanfaatan sumber daya yang belum optimal membuat tanah kosong yang
tidak diproduksikan terkesan terlantar, hal tersebut tidak menutup kemungkinan
akan mengakibatkan kerusakan hutan. Kerusakan hutan mengakibatkan efek
berantai, mulai dari kerusakan ekosistem, punahnya flora dan fauna, serta
munculnya berbagai bencana alam yang justru merugikan manusia. Oleh karena
itu, masyarakat di Desa Bahaur Kecamatan Kahayan Kuala merasa sangat perlu
melakukan budi daya pohon sengon yang dapat dijadikan solusi untuk mengatasi
kerusakan hutan yang terus-menerus sekaligus dapat meningkatkan dampak
17 Muhammad, Djakfar, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, (Malang: UIN Malang
Press, 2007) h. 142
72
positif secara ekonomi yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat168 :
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.18
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam mendorong manusia untuk
menikmati karunia yang diberikan oleh Allah Swt. Pemanfaatan sumber daya
yang diperoleh harus digunakan sesuai dengan ketentuan syariat.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menganalisa beberapa hal yang
menjadi bukti nyata yang dirasakan oleh masyarakat di Desa Bahaur Tengah
Kecamatan Kahayan Kuala terkait kontribusi yang dihasilkan dari budi daya
pohon sengon dalam meningkatkan pendapatan, diantaranya yaitu:
a. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Penghasilan yang diperoleh masyarakat di Desa Bahaur Tengah
Kecamatan Kahayan Kuala sebagian besar adalah hasil bertani, dari hasil
pertanian menurut informan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari salah satunya membeli beras untuk dimakan, sedangkan budi daya
18 Kementerian Agama Republik Indonesia, loc.cit., h 41.
73
pohon sengon dianggap dapat menambah pendapatan masyarakat khususnya
para pemilik budi daya pohon sengon pada kasus I,II,III,IV,V,VI, dan VII.
Dari hasil penelitian yang diteliti oleh penulis, dapat diketahui bahwa
budi daya pohon sengon yang dilakukan di Desa Bahaur Tengah Kecamatan
Kahayan Kuala telah meningkatkan pendapatan masyarakatnya (pada kasus
I,II,III,IV,V,VI, dan VII). Sesuai dengan hasil penelitian, peneliti menganalisa
keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil penjualan batang kayu pohon
sengon dikurangi biaya-biaya secara keseluruhan, dimulai dari biaya membibit
atau membeli bibit yang sudah jadi, biaya pembersihan lahan, biaya pembelian
pupuk penyubur tanah, biaya pembelian obat pembasmi hama, dan biaya-biaya
lainnya yang dikeluarkan selama proses budi daya pohon sengon berlangsung.
Maka, keuntungan bersih yang diperoleh yakni :
1) Kasus pertama memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 1.000.000,-
2) Kasus kedua memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 6.300.000,-
3) Kasus ketiga memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 944.000,-
4) Kasus keempat memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 410.000,-
5) Kasus kelima memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 400.000,-
6) Kasus keenam memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 530.000,-
7) Kasus ketujuh memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 350.000,-
Persentase perolehan keuntungan diatas menunjukan bahwa adanya
penambahan penghasilan. Hal tersebut dapat diketahui dari keuntungan bersih
yang didapat pada setiap kasus I, II, III, IV, V, VI, dan VII. Hal ini
menyebabkan adanya peningkatan pendapatan yang diperoleh masyarakat dari
74
hasil usaha perkebunan budi daya pohon sengon di Desa Bahaur Tengah
Kecamatan Kahayan Kuala.
Sebagai seorang muslim sudah sepantasnya kita berusaha dengan
maksimal untuk memperoleh rezeki yang banyak lagi halal dan mensyukuri
segala nikmat yang diberikan-Nya serta selalu berupaya melakukan yang
terbaik untuk memperoleh kebahagian di dunia maupun akhirat.
Firman Allah Swt dalam Surah Al-Qur‟an surah Ar-Rahmān ayat 10-13 :
Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya): di bumi itu ada buah-
buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang: dan biji-bijian
yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu
yang manakah yang kamu dustakan?.19
Ayat-ayat Al-Qur‟an ini serta berbagai ayat lainnya yang telah
memberikan motivasi untuk pekerjaan di bidang pertanian agar masyarakat
mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari dan mansyukuri nikmat
yang diberikan oleh Allah Swt.
b. Terciptanya Lapangan Pekerjaan
Budi daya pohon sengon menjadi alternatif baru bagi masyarakat untuk
terhindar dari pengangguran. Masyarakat di Desa Bahaur Tengah Kecamatan
Kahayan Kuala sebagian besar pekerjaan utama mereka adalah bertani, jika
19 Kementerian Agama Republik Indonesia, op.cit., h 885
75
masa tanam telah usai mereka kadang hanya menganggur menunggu musim
panen. Sehingga dengan adanya budi daya pohon sengon masyarakat dapat
memanfaatkan waktu luang dengan melakukan penanaman dan perawatan
terhadap perkebun pohon sengon yakni seperti yang telah dilakukan pada kasus
I,II,III,IV,V,VI dan VII.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur‟an surah Ibrāhim ayat 32-34 :
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan
(pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah).20
Jelas sekali bahwa ayat di atas menyerukan manusia untuk mengelola
sumber daya alam untuk memenuhi segala kebutuhan manusia itu sendiri.
Segala yang telah diberikan oleh Allah jika dikembangkan dengan baik akan
20 Kementerian Agama Republik Indonesia, op.cit., h 885
76
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jadi, menanam pohon sengon
merupakan solusi yang ditawarkan untuk mencegah terjadinya pengangguran
di Desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan Kuala.
c. Terjaganya Kelestarian Alam
Budi daya pohon sengon memang banyak mempunyai manfaat. Manfaat
yang bisa dirasakan tersebut tidak hanya untuk masa sekarang tetapi bisa
dirasakan pada masa yang akan datang. Budi daya pohon sengon dapat
melindungi alam dari kerusakan, karena salah satu dari penyebab kerusakan
hutan adalah penebangan kayu secara illegal. Di Indonesia sangat jelas bahwa
merusak hutan dengan cara menebang kayu secara liar adalah dilarang, akan
tetapi memanfaatkan sumber daya alam secara produktif sesuai dengan aturan
yang ditetapkan akan mampu memberikan hasil maksimal. Seperti yang telah
dilakukan oleh masyarakat di Desa Bahaur Tengah Kecamatan Kahayan Kuala
(pada kasus I, II, III, IV, V, VI, dan VII), mereka menggunakan lahan kosong
untuk bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi lahan produktif. Menurut mereka
menanam bibit pohon sengon dilahan kosong adalah salah satu bentuk
pemanfaatan sumber daya yang ada, hal tersebut dapat memberikan nilai
positif terhadap perekonomian sekaligus terhadap alam.
Dalam hal ini Allah berfirman dalam Al-Qur‟an surah Al-Qasas ayat 77 :
77
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan.21
Jadi, secara garis besar kontribusi budi daya pohon sengon sebagai upaya
dalam meningkatkan pendapatan di Desa Bahaur Tengah yakni menyebabkan
adanya peningkatan pendapatan masyarakat, terciptanya lapangan pekerjaan,
dan terjaganya kelestarian alam.
21 Kementerian Agama Republik Indonesia, op.cit., h 623.