25
BAB IV TEKNIK PRAKTIS PROSEDUR RISET KOMUNIKASI

Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

BAB IV TEKNIK PRAKTISPROSEDUR RISET

KOMUNIKASI

Page 2: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

TAHAPAN RISET

Page 3: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Tahapan atau proses riset memerlukan beberapa tahapan:

Menurut Gerald E. Miller daan Henry Nicholson dlm kcom inquiry (Littlejohn &Foss, 2005:6) terdapat 3 tahapan :

1. Menanyakan pertanyaan (asking question) tahap ini adlh tahap yang menyertakan seluruh proses riset. “nothing more...than the process of asking interesting,significant question.. And providing disciplined, systematic answer to them”.

2. Observasi (observasi)periset melakukan pengamatan thdp objek seperti menggunakan observasi partisipan, dokumen, eksperimen dsb.

3. Kontruksi jawaban (contruction answers)periset mendeskrripsikan, menggambarkan, dan menjelaskan serta memberikan penilaian. Mengacu pada teori yang digunakan yg akhrinya melahirkan pengetahuan baru.

Page 4: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Ketiga tahap tersebut saling mempengarui.

question

theory observation

Page 5: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Latar belakang masalah

Page 6: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Latar Belakang Masalahpermasalahan merupakan awal dari riset karena riset merupakan upaya menjawab permasalahan yang dirumuskan. Latar belakang masalah berisi deskripsi tentang:a. Mengapa permasalahan ini munculb. Mengapa permasalahan ini menarik dan penting untuk dirisetc. Apakah ada kesenjangan atara tataran teoritis dengan realitas di lapangan. d. Apa yang diriset dan bagaimana merisetnya.

Page 7: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Perumusan masalah

Page 8: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Rumusan masalah dirumuskan dalam kalimat tanya mengandung konsep-konsep yang akan diriset atau dengan kaya lain berada di level kontekstual. Ketika merumuskan masalah perlu mempertimbangkan pertanyaan2 :

1. Apakah masalaha yang diriser fenomena komunikasi atau tidak? Harus dapat dikaitkan dengan objek formal komunikasi

2. Apakah hasil riset dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan masyarakat?

3. Apakah permasalahan tersebut sesuai dengan minat periset atau tidak?

4. Apakah riset dapat dilaksanakan atau tidak ?Beberapa yang harus dipertimbangkan.- kemampuan teoritis periset.- masalah dapat dikonsepsikan (dalam level konseptual); dapat dioperasionalkan atau memliki batasan yang jelas, dapat dihipotesisikan, memiliki sumber data yang jelas, memiliki refrensi teoritis yang jelas,memiliki alat ukur yang jelas, dapat dianalisis dengan teknik analisi yang jelas-waktu-tenaga-dana-izin dari yang berwenang.

Page 9: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Tujuan dan manfaat riset(signifikansi)

Page 10: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Tahap ini periset menyampaikantujuan riset.Tujuan riset adalah menjawab permasalahan riset. Dalam perumusan masalah didalam bentuk kalimat tanya jika tujuan

berbentuk pernyataan. Manfaat riset berkorelasi dengan bab saran, artinya agar manfaat

riset bisa dioptimalkan maka periset menyampaikan saran-saran agar bermanfaat.

Page 11: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Tinjauan pustaka atau kajian teori(menyusun kerangka pemikiran/conceptualization)

Page 12: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Jenis kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran

deskriptif

Kerangka konsep

Hasilnyadefinisi teoritis dari

konsep/variable

Eksplanatif(analitik)

Kerangka teori

Hasilnyadefinisi teoritis dari konsep/variable dan

hipotesis teoritis

Page 13: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Proses penyusunan kerangka pemikiran

konsep

Menentukan teori dan premis (hasil

penelitian sebelumnya)

Teori dan premis dikaji/dianalisi secara

kritis

Sintesis/kesimpulanHipotesis riset

Page 14: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Tinjauan pustaka (literatur review) berisi teori2, konsep2, dan premis2 yang relevan dengan permasalahan. Diperlukan untuk alat analisis periset. Sebelum terjun kelapangan periset harus dapat menjawab secara teoritis permsalahan penelitian. Upaya menjawab maslaah ini disebut kerangka pemikiran.

Kerangka pemikiran/kerangka teori merupakan kajian tentang bagaimana hubungan teori dengan berbagai konsep yang ada dalam perumusan masalah. Jika terdiri lebih dari dua atau lebih konsep/variabel hasilnya adalah hipotestis teori. Dalam riset deskriptif disebut dengan kerangka konseptual.

Kerangka pemikiran bermanfaat untuk memberikan arah bagi proses riset dan terbentuknya persepsi antara periset dan orang lain. Tarhadap alur berpikir periset dalam rangka membentuk hipotesis riset secara logis.

Page 15: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Pada riset eksplanatif periset tidak saja memiliki definisi konseptual untuk konsep2 (minimal 2 konsep) yang akan doriset tetapi juga mempunyai jawaban sementara terhadap permasalahan. Jawaban sementara ini disebut hipotesis teoritis. Setelah melalui operasionalisasi konsep, hipotesis tersebut diubah menjadii hipotesisi riset (operasional) dan berlaku pada riset evaluatif

Pada riset eksploratis, konseptualisasi permasalahan masih bersifat sementara atau belum mampu mengidentifikasi elemen atau dimensi dari gejala yang dimiliki. Karena eksplorasi atau grouned berangkat dari laur induktif dari fakta dilapangan dan ditarik kesimpulan

Pada riset deskriptif, periset diharapkan dapat mengemukana konseptualisasi yang jelas dan telah memiliki definisi konseptual dari gejala yang diriset defenisi diperoleh dari membuat kerangka konsep atau landasan teori.

Page 16: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Penyusunan perangkat metodologi

Page 17: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Perumusan metodologi ini mencakup langkah21. Memilih jenis metodologi atau pendekatan2. Menentukan metode riset3. Menentukan metode pengukuran atau prosedur

operaionalisasi konsep4. Menentukan teknik pengumpulan data5. Menentukan metode analisis data

a. Metodologi disini diterangkan mengapa kita memilih metodologu tersebut.

b. Metode risetmetode adalah cara atau teknik yang digunakan untuk riset, metode mengatur langkah2 dalam melakukan riset. Periset memilih metode tersebut dan disesuaikan dengan permasalahan, pendekatan dan juga bentuk data.

Page 18: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

c. Metode pengkuran (operasionalisasi konsep) penentuan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep dilakukan dengan memilih definisi konsep dan menurunkannya dalam definisi operasional. Operasionalisasi konsep adalah tahap mengubah konsep agar menjadi variable yang dapat diukur. Pendefinisian berasal dari literatur review. Konsep yang telah dioperasionalkan dalam riset eksplanatif dijadikan pedoman untuk menyusun hipotesisi riset. Tahap ini merupkan landasan membuat kuesioner dan harus selaras dengan kuesioner yang telah dibuat.

Dalam tahap operasionalisasi konsep periset harus menentukan:

a. Apa yang diukur atau dengan kata lain variable dan apa indikator-indikatornya

b. Bagaimana cara mengukur atau apa skala pengukurannya.

Page 19: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

d. Teknik pengumpulan datateknik atau metode pengumpulan data merupakan kelengkapan atau pengembangan metode riset yang dipilih agar data dapat dikumpulkan. Metode survei, eksperimen dsb.

e. Teknik analisis data harus disampaikan metode analisisnya (deskriptif atau ekspalanatif), alatnya apa (rumus statistik), dan prosedur analisis. Teknik analisis kuantitatif menggunakan statistik baik deskriptif dan enferensial. Utk eksplanatif dari hipotesis penelitian menjadi hipotesisi statistik. Sedangkan kualitatif menggunakan teknik analisis domain, semiotika maupun kritis.

Teknik analisi data ini mencakup 2 hal:1. Analisis data

Merupkan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh periset melalui perangkat metodologi tertentu. Analisis data ini berada pada level empiris, mksdna dapat dihitung, diolah, atau dianalisis adalah data empiris. Maka hasilnya belum bisa digunakan untuk menjawan permasalahan karena masih bersifat konseptual. Untuk menjawab dan memberikan rekomendasi akan dibutuhkan tahap interpretasi data. Pada tahap ini periset harus menyampaikan metode analisinya, alat analisi dan bagaimana proses menganalisis.

Page 20: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

2. Interpretasi data merupakan tahap interpretasi terhadap hasil analisis data. Pada tahap ini periset mendiskusikan hasil analisis data dengan menggunakan kerangka pemikiran atau kerangka teori yang sudah ditetapkan. Interpretasi data bermakna sbgai proses rekonseptualisasi terhadap hasil analisis data yang sigatnya empiris. Karena itu jawaban permasalahan dilakukan setelah proses interpretasi, interpretasi data bisa bersifat subjektif-ilmiah karena berdasar pada pilihan teori dan logika periset dalam pemberian makna terhadap hasil analisis.

f. Kesimpulan dan sarankseimpulan merupakan ringkasan dan sintesis dari hasil analisis dan interpretasi data. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan riset. Kesimpulan berada pada tataran teoritis/konseptual sehingga [eriset harus menghindari kalimat-kalimat empiris. Saran merupakan jawaban dari bab manfaat. Saran berisi rekomendasi periset agar dimasa depan apa yang ditulis dapat dioptimalkan.

Page 21: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Desain riset (penelitian) desain riset digunakan untuk memudahkan peneliti agar proses risetnya terarah dan sistematis.

Membuat sebuah desain riset tergantung pada bebrapa faktor antara lain:

1. Metodologi atau pendekatan yang digunakan2. Metode riset yang dipakai3. Jenis riset yang direncanakan4. Metode analisis data

Page 22: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Desain riset kuantitatif Desain riset bervariasi tergantung pada metode maupun jenis riset yang

digunakan. Pedoman umum riset kuantitatifBab 1 pendahuluan

1. latar belakang masalah2. perumusan masalah3. tujuan riset4. manfaat riset5. tinjauan Pustaka, berisi :a. Kajain pustaka, teori2, konsep2, hasil studi atau bila ada uraian awalb. Kerangka berpikir/pemikiran (kerangka konseptual untuk riset deskriptif dan kerangka teori untuk riset eksplanatif)6. definisi konsep : konseptualisasi konsep/permasalahan berdasarkan kajain pustaka7. perumusan hipotesisi teoritis terutama untuk riset eksplanatif

Bab 2 metodologi1. pendekatan dan metodologi2. metode dan tipe riset3. operasionalisasi konsep 4. perumusan hipotesis riset/empiris5.populasi dan sampel6. teknik pengumpulan data7. teknik analisis dan interpretasi data

Bab 3 Gambaran umum objek risetBab 4 analisis dan interpretasi dataBab 5 kesimpulan dan saran

Page 23: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Desain riset kualitatif Desain riset ini tidak harus dilakukan sebelum riset

tetapi dapat dibuat selama proses riset berlangsung. Oleh karena itu desain riset dapat berubah atau disesuaikan dengan perkembangan riset.

Desain riset ini lebih bebas struktur dan sistematikanya tidak terkait dan kaku karena riset ini bersifat subjektif dan tidak bermaksud untuk generalisasi. Oleh karena itu desain ini lebih fleksibel dan bervariasi.

Persamaan antara desain riset kuantitatif dan riset kualitatif yaitu terdapat perumusan masalah,tujuan, manfaat maupun teknik pengumpulan data dan analisisnya.

Perbedaannya yaitu pada desain riset kualitatif adalah tidak menggunakan tahap operasionalisasi konsep.

Page 24: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Desain riset kualitatif secara umumBab 1 latar belakang masalah

a. Latar belakang masalahb. Perumusan masalah/identifikasi masalahc. Pembatasan masalah/fokus risetd. Tujuan risete. Manfaat riset

Bab 2 kepustakaan yang berkaitanBab 3 metodologi riset

a. Deskripsi latar, sumber data, satuan kajianb. Tahap-tahap risetc. Metode risetd. Pengumpulan dan pencatatan datae. Analisis dan penafsiran dataf. Pemeriksaan keabsahan data

Bab 4 analisis dan interpretasi dataBab 5 kesimpulan dan saran

Page 25: Bab IV Prosedur Riset Komunikasi

Kombinasi riset kuantitatif dan kualitatif Tujuan mengkombinasi keduanya karena untuk

mendapatkan hasil penelitian yang lengkap Kombinasi kedua penelitian ini dapat terjadi secara:1. Bersamaan sewaktu pengumpulan data. Disebut

penelitian semukuantitatif-kualitatifcontohnya dalam riset kuantitatif periset melakukan wawancara dan kuesioner, tetapi wawancara ini hanya digunakan untuk melengkapi data kuesioner.

2. Bersama tetapi terpisah. Periset harus menonjolkan salah satu pendekatan atau metodologinya karena masing2 periset mempunyai perbedaan dalam cara pandang dan merumuskan masalah. Kombinasi kedua pendekatan ini terjadi karena keduanya tidak saling independen satu sama lain. Tiga cara untuk mengkombinasikan keduanya yaitu dengan:- Pendekatan kualitatif sebagai fasilitator dari kuantitatif- Pendekatan kuantitatif sebagai fasilitator kualitatif- Keduanya dialkukan secara bersamaan dan sederajat