Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
TAHAPAN PRA-PRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCA PRODUKSI
4.1. Pra Produksi
Tahap pra produksi adalah tahap pencarian data awal oleh penulis yang
menjadi pedoman melakukan tahap produksi, data yang didapat kemudian
dijadikan bahan untuk menentukan alur dari film dokumenter yang akan dibuat.
Sebelum masuk ketahap produksi, yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu adalah
storiline dan storyboard berdasarkan data yang sudah diperoleh.
4.1.1 Riset
Pada tahap pengambilan data awal, metode yang dilakukan penulis
adalah dengan cara datang langsung ke tempat komunitas BMX Boyolali
berkumpul, yaitu dengan cara wawancara, diskusi dan sharing mengenai
permasalahan apa yang dihadapi oleh komunitas BMX Boyolali, pada
pertemuan pertama dengan komunitas BMX Boyolali, penulis bertemu
dengan Fadian, salah satu pendiri komunitas BMX Boyolali. Dari proses
tersebut didapat informasi bahwa komunitas BMX Boyolali memiliki citra
yang buruk dimata masyarakat, karena rider BMX boyolali dianggap
mengakibatkan kerusakan pada fasilitas umum yang mereka gunakan untuk
bermain BMX, sedangkan menurut keterangan dari pihak komunitas BMX
Boyolali, didapat informasi bahwa para anggota komunitas BMX Boyolali
terpaksa menggunakan fasilitas umum untuk bermain BMX karena tidak
adanya fasilitas yang disediakan oleh pemerintah daerah, sehingga
masyarakat yang tidak mengetahui hal tersebut menganggap komunitas BMX
Boyolali hanya bisa merusak fasilitas umum , padahal hampir setiap tahun
komunitas BMX mengajukan proposal permohonan membangun fasilitas
bermain yang layak untuk komunitas dan tidak pernah ada jawaban dari
pemerintah. Permohonan yang dilakukan oleh komunitas BMX Boyolali juga
bukan tanpa timbal balik bagi pemerintah, disisi lain juga para anggota
komunitas berkontribusi dalam mengharumkan nama Boyolali dengan cara
mengikuti kompetisi-kompetisi yang diadakan di luar kota, dengan cara
tersebut mereka mencoba menorehkan prestasi dan menharumkan nama
Boyolali. Melihat permasalahan tersebut penulis mencoba merancang solusi
yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membuat film dokumenter yang
nantinya akan di sebar luaskan melalui media online Youtube, yang berisi
tentang apa saja sebenarnya hal-hal bermanfaat yang dilakukan oleh
komunitas BMX Boyolali, termasuk apa saja prestasi yang sudah mereka raih
selama ini dan apa alasan mereka menggunakan fasilitas umum untuk
bermain BMX, sehingga pada akhirnya juga diharapkan film yang dirancang
juga dapat menjadi bahan pertimbangan oleh pemerintah dalam
merealisasikan pembangungan fasilitas bermain BMX untuk komunitas BMX
Boyolali.
4.1.2 Storyline
Berdasarkan riset yang dilakukan, penulis memperoleh gambaran konten
film yang akan dibuat, yaitu meliputi lokasi, topik wawancara dan narasumber
yang sesuai, dengan menekankan bagian wawancara dengan anggota
komunitas, dan dilengkapi dengan tanggapan warga pada bagian awal film.
Adapun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada anggota komunitas
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana anda menjelaskan apa itu BMX kepada masyarakat ?
2. Bagaimana BMX dipersepsi oleh lingkungan ? (baik/buruk)
3. A.) Sebagai founder : Apa tujuan anda mendirikan komunitas BMX
Boyolali ?
B.) Sebagai member : Apa tujuan anda bergabung dengan komunitas
BMX Boyolali ?
4. BMX menurut anda seperti apa ?
5. Bagaimana perasaan anda ketika memenangkan kompetisi (bangga
membawa nama Boyolali) ?
6. Pelajaran apa yang anda dapat dari bermain BMX ?
7. Apa pendapat anda tentang tidak adanya fasilitas bermain BMX di
Boyolali?
Tabel 4.1
Storyline
Scene Narasi Gambar Audio Tempat
1
- Footage kota Boyolali
- Beauty shoot BMX
- Vidio anggota komunitas
terjatuh dari BMX
- Wawancara masyarakat tentang
apa itu BMX menurut mereka
- Vidio anggota komunitas
bermain BMX
- Vidio rutinitas warga boyolali
- Opening Song + VO
- Wawancara
- EXT. Kota
Boyolali
- INT. cafe &
rumah
- EXT.
tempat-
tempat
bermain
BMX
2
- Wawancara anggota komunitas
tentang menjelaskan apa itu
BMX pada masyarakat
- Vidio kebersamaan anggota
komunitas
- Backsound + VO
- Wawancara
- EXT.
Tempat-
tempat
bermain
BMX
- INT cafe &
rumah
3
- Wawancara anggota komunitas
tentang pandangan masyarakat
terhadap mereka
- Gambar kerusakan fasilitas
umum akibat BMX
- Vidio anggota komunitas
bermain BMX
- Backsound + VO
- Wawancara
- EXT.
Tempat-
tempat
bermain
BMX
- INT cafe &
rumah
4
- Wawancara anggota komunitas
(founder) tentang tujuan
mengapa mendirikan komunitas
BMX Boyolali
- Wawancara anggota komunitas
(member) tentang tujuan
mengapa bergabung dengan
komunitas BMX Boyolali
- Wawancara satu persatu
anggota komunitas tentang apa
itu BMX menurut mereka
- Cuplikan Vidio anggota
komunitas saat mengikuti
kompetisi
- Backsound + VO
- Wawancara
- EXT.
Tempat
bermain
BMX
- INT. cafe &
rumah
5
- Gambar anggota komunitas saat
melakukan trik BMX
- Wawancara anggota komunitas
tentang perasaan ketika dapat
melakukan trik sulit
- Wawancara anggota komunitas
tentang perasaan ketika
memenangkan kompetisi
- Gambar piala / tropi yang diraih
anggota komunitas
- Backsound + VO
- Wawancara
- INT. cafe &
rumah (piala
& tropi)
6
- Wawancara anggota komunitas
tentang apa pelajaran yang
didapat dari BMX
- Vidio kebersamaan komunitas
- Gambar anggota mengangkat
peralatan untuk bermain BMX
- Gambar anggota komunitas
- Backsound + VO
- Wawancara
- EXT. tempat
bermain
BMX
- INT. rumah
& cafe
4.1.3 Storyboard
Setelah menyelesaikan storyboard, penulis kemudian membuat storyline
berdasarkan storyboard, hal ini dilakukan agar dalam proses pengambilan
vidio dapat dilakukan dengan lebih teratur dan praktis. Berikut format dari
storyboard :
Tabel 4.2
Storyboard
SCENE 1 Sequence Gambar
1
SHOOT : LONG SHOOT FOOTAGE KOTA BOYOLALI
2
SHOOT : MEDIUM CLOSE UP BEAUTY SHOOT BMX
menyiapkan peralatan untuk
bermain BMX
- Anggota komunitas bermain
BMX
7
- Wawancara anggota komunitas
tentang tidak adanya fasilitas
bermain BMX di Boyolali
- Footage kemegahan
pembangunan kota Boyolali
- Anggota komunitas bermain
BMX
- HL patung kuda simpang lima
Boyolali
- Backsound + VO
- Wawancara
- INT. rumah
& cafe
3
SHOOT : FOLLOW ANGGOTA KOMUNITAS TERJATUH SAAT MELAKUKAN TRIK BMX
4
SHOOT : MEDIUM SHOOT WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT TENTANG BMX MENURUT MEREKA
5
SHOOT : LONG SHOOT ANGGOTA KOMUNITAS BERMAIN BMX
6
SHOOT : LONG SHOOT RUTINITAS WARGA BOYOLALI
SCENE 2 Sequence Gambar
1
SHOOT : MEDIUM SHOOT WAWANCARA DENGAN ANGGOTA KOMUNITAS (MENJELASKAN BMX PADA MASYARAKAT)
2
SHOOT : LONG SHOOT VIDIO KEBERSAMAAN ANGGOTA KOMUNITAS
SCENE 3 Sequence Gambar
1
SHOOT : MEDIUM SHOOT WAWANCARA DENGAN ANGGOTA KOMUNITAS TENTANG PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP MEREKA
2
SHOOT : CLOSE UP – EXTREME CLOSE UP DETAIL GAMBAR KERUSAKAN FASILITAS UMUM AKIBAT BMX
3
SHOOT : FOLLOW ANGGOTA KOMUNITAS MELAKUKAN TRIK BMX
SCENE 4 Sequence GAMBAR
1
SHOOT : MEDIUM SHOOT WAWANCARA DENGAN ANGGOTA KOMUNITAS (FOUNDER) TENTANG TUJUANYA BERGABUNG DENGAN KOMUNITAS
2
SHOOT : MEDIUM SHOOT WAWANCARA DENGAN ANGGOTA KOMUNITAS (MEMBER) TENTANG TUJUANYA BERGABUNG DENGAN KOMUNITAS
3
SHOOT : MEDIUM SHOOT WAWANCARA DENGAN ANGGOTA, TENTANG APA ITU BMX MENURUT MEREKA
4
SHOOT : VERY LONG SHOOT CUPLIKAN VIDIO ANGGOTA KOMUNITAS SAAT MENGIKUTI KOMPETISI
SCENE 5 Sequence Gambar
1
SHOOT : LONG SHOOT ANGGOTA KOMUNITAS MELAKUKAN TRIK BMX
2
SHOOT : MEDIUM SHOOT WAWANCARA DENGAN ANGGOTA KOMUNITAS TENTANG PERASAAN KETIKA DAPAT MELAKUKAN TRIK SULIT
3
SHOOT : MEDIUM SHOOT WAWANCARA DENGAN ANGGOTA KOMUNITAS TENTANG PERASAAN KETIKA MEMENANGKAN KOMPETISI
4
SHOOT : CLOSE UP – EXTREME CLOSE UP TROPI / PIALA YANG DIRAIH ANGGOTA KOMUNITAS
SCENE 6 Sequence Gambar
1
SHOOT : MEDIUM SHOOT WAWANCARA DENGAN ANGGOTA KOMUNITAS TENTANG PELAJARAN APA YANG DIDAPAT DARI BMX
2
SHOOT : LONG SHOOT VIDIO KEBERSAMAAN ANGGOTA KOMUNITAS
3
SHOOT : LONG SHOOT ANGGOTA KOMUNITAS MENGANGKAT PERALATAN BERMAIN BMX
4
SHOOT : LONG SHOOT ANGGOTA KOMUNITAS MEMPERSIAPKAN PERALATAN BERMAIN BMX
5
SHOOT : LONG SHOOT ANGGOTA KOMUNITAS BERMAIN BMX
SCENE 7 Sequence GAMBAR
1
SHOOT : MEDUIM SHOOT WAWANCARA DENGAN ANGGOTA KOMUNITAS TENTANG TIDAK ADANYA FASILITAS BERMAIN BMX DI BOYOLALI
2
SHOOT : LONG SHOOT FOOTAGE KEMEGAHAN PEMBANGUNAN KOTA BOYOLALI
3
SHOOT : LONG SHOOT ANGGOTA KOMUNITAS BERMAIN BMX
4
SHOOT : MEDIUM SHOOT WAWANCARA DENGAN KETUA DISDIKPORA BOYOLALI
5
CLOSING
HL PATUNG KUDA SIMPANG LIMA BOYOLAL
4.2. Produksi
Pada tahap produksi, penulis memilih lokasi-lokasi yang sesuai dengan
konsep rancangan film agar sama dengan tujuan awal yaitu mengenalkan BMX
pada masyarakat, dengan pertimbangan tersebut penulis memilih tempat
pengambilan gambar antara lain : bangunan yang menjadi icon Boyolali, gedung-
gedung baru di wilayah Boyolali, tempat berkumpul sekaligus bermain komunitas
BMX Boyolali dan sedikit aktifitas kota Boyolali. Selain itu inti dari film
dokumenter komunitas BMX Boyolali nantinya adalah pengambilan vidio
wawancara dari para anggota komunitas.
Tabel 4.3
Time Table Produksi
No. SEQUENCE GAMBAR VO TIME
CODE
1 Opening
Instrument
00.00.00-
00.00.22
2 Transisi
segmen
00.00.22-
00.00.28
3 Narasumber
Wawancara 00.00.28-
00.00.31
4
Anggota
terjatuh dari
BMX
Instument 00.00.31-
00.00.45
5 Wawancara
warga sekitar
Wawancara 00.00.45-
00.00.58
6
Anggota
komunitas
bermain BMX
Backsound
lagu Tame
Impala -
Feels Like
We Only
Go
Backwards
00.00.58-
00.01.20
7 Transisi
segmen
00.01.20-
00.01.26
8
Wawancara
anggota
komunitas
tentang
menjelaskan apa
itu BMX pada
masyarakat
00.01.26-
00.02.06
9 Vidio
kebersamaan
komunitas
00.02.06-
00.02.17
10 Transisi
segmen
00.02.17-
00.02.24
11
Wawancara
tentang
pandangan
masyarakat
terhadap
mereka
00.02.24-
00.03.13
12
Vidio anggota
komunitas
bermain BMX
Back sound
lagu The
Black Eyed
Peas -
Pump It
00.03.13-
00.03.32
12 Transisi
segmen
00.03.32-
00.03.37
13
Wawancara
(founder)
tentang tujuan
mendirikan
komunitas
00.03.37-
00.04.00
14
Wawancara
(member)
tentang tujuan
bergabung
dengan
komunitas
00.04.00-
00.04.39
15
Wawancara
anggota
komunitas
tentang apa itu
BMX menurut
mereka
00.04.39-
00.05.04
16
Cuplikan Vidio
anggota
komunitas saat
mengikuti
kompetisi
00.05.04-
00.05.38
17 Transisi
segmen
Backsound
lagu DJ
Snake,
AlunaGeor
ge - You
Know You
Like It
(Official
Instrumenta
l)
00.05.38-
00.05.43
18
Vidio anggota
komunitas saat
melakukan trik
BMX
00.05.43-
00.05.55
19 Transisi
segmen
00.05.55-
00.05.59
20
Wawancara
anggota
komunitas
tentang
perasaan ketika
dapat
melakukan trik
sulit
00.05.59-
00.06.43
21
Wawancara
anggota
komunitas
tentang
perasaan ketika
memenangkan
kompetisi
00.06.43-
00.07.32
22 Transisi
segmen
Backsound
dj Snake,
AlunaGeor
ge - You
Know You
Like It
(Official
Instrumenta
l)
00.07.32-
00.07.35
23
Gambar piala /
tropi yang
diraih anggota
komunitas
00.07.35-
00.07.47
24 Transisi
segmen
00.07.47-
00.07.51
25
Wawancara
anggota
tentang apa
pelajaran yang
didapat dari
BMX
00.07.51-
00.08.16
26
Vidio
kebersamaan
komunitas
00.08.16-
00.08.17
27
Gambar
anggota
mengangkat
peralatan untuk
bermain BMX
00.08.17-
00.08.18
28
Gambar
anggota
menyiapkan
peralatan untuk
bermain BMX
Backsound
lagu dj
Snake,
AlunaGeor
ge - You
Know You
Like It
(Official
Instrumenta
l)
00.08.18-
00.08.19
29
Anggota
komunitas
bermain BMX
00.08.19-
00.08.25
30 Transisi
segmen
00.08.25-
00.08.29
31
Wawancara
anggota
tentang tidak
adanya fasilitas
bermain BMX
00.08.29-
00.10.45
32
Footage
kemegahan
pembangunan
kota Boyolali
00.10.45-
00.10.48
33
Anggota
komunitas
bermain BMX
00.10.48-
00.11.12
34
HL patung
kuda simpang
lima Boyolali
Backsound
lagu dj
Snake
00.11.12-
00.11.22
35
Wawancara
dengan ketua
Disdikpora
Boyolali
Suara
Wawancara
00.11.22-
00.14.17
36 Closing
Backsound
lagu Ride,
Twenty
One Pilots
00.14.17-
00.14.46
4.3. Penjelasan Scene
4.3.1. Opening film
Dalam pembukaan film, ditampilkan ikon-ikon kota Boyolali guna
memperkenalkan bahwa film ini bercerita mengenai kota Boyolali, dengan
selingan beatyshoot tentang BMX agar penonton bisa langsung memahami
bahwa film bercerita mengenai BMX yang berlokasi di Boyolali.
Gambar 1
Footage kota Boyolali
4.3.2 Intro
Intro disini adalah adegan pengantar sebelum masuk pada isi dari film mulai muncul, agar penonton tidak bingung ketika isi dari film mulai ditampilkan, Intro film dokumenter BMX Boyolali ini terdiri dari menampilkan judul film dokumenter ini, kemudian salah seorang anggota komunitas mengucapkan satu kata “BMX itu” kemudian disusul dengan tanggapan warga sekitar tentang BMX dengan satu kata, setelah itu menampilkan adegan anggota komunitas terjatuh saat bermain BMX.
Gambar 2
Judul Film
Gambar 3
Anggota komunitas berkata “BMX itu”
Gambar 4
Anggota komunitas terjatuh saat bermain BMX
Gambar 5
Tanggapan masyarakat tentang BMX dengan satu kata
Gambar 6
Gambar anggota komunitas bermain BMX
4.3.3 Transisi segmen
Untuk transisi segmen, penulis memilih menggunakan motion graphic berbentuk sepeda BMX agar sesuai dengan tema film dan agar lebih menarik.
Gambar 7
Transisi segment
4.3.4 Wawancara dengan anggota komunitas
Sebagian besar isi dari film ini adalah hasil wawancara dengan anggota komunitas BMX Boyolali yang menjelaskan secara gamblang mengenai apa saja yang dilakukan oleh komunitas, prestasi yang sudah mereka raih dan apa alasan mereka menggunakan fasilitas umum untuk bermain. Dalam film ini jumlah keseluruhan anggota komunitas BMX Boyolali yang diwawancarai adalah 7 orang.
Gambar 8
Wawancara dengan anggota komunitas BMX Boyolali
4.3.5 Vidio kebersamaan anggota komunitas
Vidio kebersamaan anggota komunitas BMX Boyolali dimaksudkan agar mempertegas kesan bahwa komunitas BMX Boyolali adalah komunitas yang solid dan aktif dalam berlatih.
Gambar 9
Kebersamaan anggota komunitas BMX Boyolali
4.3.6 Vidio anggota komunitas bermain BMX
Pada alur film dokumenter ini, banyak disisipkan adegan anggota komunitas BMX melakukan trick-trik yang beragam, hal ini dimaksudkan agar film tidak membosankan ketika ditonton karena sebagian besar menampilkan hasil wawancara dengan anggota komunitas.
Gambar 10
Anggota komunitas melakukan trick-trick BMX
4.3.7 Cuplikan anggota komunitas saat mengikuti kompetisi
Guna menjelaskan bahwa anggota komunitas aktif mengikuti kompetisi BMX, maka penulis mennyisipkan cuplikan vidio saat anggota komunitas mengikuti ajang kompetisi.
Gambar 11
Anggota komunitas mengikuti kompetisi BMX
4.3.8 Piagam dan tropi yang sudah dimenagkan oleh anggota komunitas
Sesuai dengan konsep awal tujuan dibuatnya film dokumenter komunitas BMX Boyolali adalah mensosialisasikan komunitas ini kepada pemerintah daerah dan masyarakat, oleh karena itu hal terpenting yang harus ditampilkan ialah prestasi yang mereka raih yaitu dengan menampilkan piagam dan tropi yang sudah mereka menangkan.
Gambar 12
Piagam dan tropi yang sudah dimenangkan oleh mereka
4.3.9 Anggota komunitas mengangkat alat-alat untuk bermain BMX
Dalam film ini dijelaskan juga bahwa komunitas BMX Boyolali membuat sendiri peralatan untuk keperluan mereka bermain, namun mereka tidak memiliki tempat yang benar-benar disediakan oleh pemerintah untuk mereka, oleh karena itu setiap kali akan bermain mereka harus mengangkat semua peralatan dan menyusunya sedemikian rupa agar bisa digunakan untuk bermain, bahkan usai bermain mereka harus menyembunyikan semua peralatan tersebut di suatu tempat agar tidak hilang. Oleh karena itu adegan ini penting untuk ditampilkan.
Gambar 13
Anggota komunitas mengangkat peralatan bermain BMX
4.3.10 Footage kemegahan kota Boyolali
Maksud dari menampilkan kemegahan kota Boyolali dalam film ini adalah, untuk menegaskan bahwa Boyolali tengah gencar-gencarnya melakukan pembangunan besar-besaran fasilitas publik untuk Boyolali, namun pemerintah belum memikirkan fasilitas untuk komunitas BMX Boyolali.
Gambar 14
Footage kemegahan kota Boyolali
4.3.11 Hyper lapse patung kuda simpang lima Boyolali
Hyper lapse patung kuda simpang lima dimaksudkan untuk memberi sentuhan akhir dari wawancara dengan anggota komunitas, sekaligus memberi jeda untuk pergantian scene dengan wawancara dengan ketua Disdikpora kabupaten Boyolali agar suasana yang diciptakan berbeda.
Gambar 15
Hyper lapse patung kuda simpang lima Boyolali
4.3.12 Wawancara dengan ketua Disdikpora kabupaten Boyolali
Setelah semua permasalahan sudah disampaikan oleh para anggota komunitas, disinilah tahap dimana semua pertanyaan yang muncul dari rentetan wawancara dengan anggota komunitas dijawab oleh pihak pemerintah daerah. Disini pula bisa dibilang penulis menjembatani antara komunitas BMX Boyolali, masyarakat dan pemerintah daerah, sehingga semua permasalahan bisa mendapat jawaban yang jelas oleh pihak yang berwenang.
Gambar 16
Wawancara dengan ketua Disdikpora kabupaten Boyolali
4.4. Pasca Produksi
Setelah semua tahap produksi sudah dilewati yaitu pengambilan vidio dan vidio
dirasa sudah lengkap, barulah masuk pada tahap pasca produksi, yaitu proses
editing. Pada proses editing penulis menggunakan software Adobe Premiere CC,
serta dilengkapi dengan pembuatan motion graphic untuk mengisi bagian transisi
pada setian pergantian segmen agar memudahkan pemirsa untuk memahami
maksud yang disampaikan oleh film ini.
4.4.1 Persiapan Bahan Editing
Yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah meilih satu persatu vidio
dan memisahkan vidio yang layak dipakai ke dalam folder good agar
memudahkan saat proses editing, karena vidio yang akan dipakai sudah
dipisahkan dari vidio yang tidak terpakai. Sehingga saat proses edit
berlangsung penulis tinggal menyesuaikan dengan storyboard.
Gambar 17
Persiapan Bahan Editing
4.4.2 Proses Editing Grafis
Dalam pembuatan konten grafis pada film yaitu motion graphic, penulis
menggunakan software Adobe After Effect, yang nantinya akan dipasang dalam
transisi pada setiap pergantian segmen. Transisi yang dibuat gambar sepeda
BMX dan tulisan keterangan tiap segmen dipilih agar film menjadi lebih
menarik dan sesuai dengan isi dari film dokumenter komunitas BMX Boyolali.
Gambar 18
Proses Editing Grafis
4.4.3 Proses Editing Film
Dalam proses edit film penulis menggunakan software Adobe Premiere
CC, software ini dipilih dengan tujuan agar film yang dihasilkan bisa lebih
maksimal, dalam proses edit film penulis menerapkan konsep cerita yang
ringan dan sesuai dengan konsep awal agar mudah dipahami oleh pemirsa. Hal
pertama yang dilakukan saat proses edit berlangsung adalah, memasukan vidio
yang sudah disortir satu-persatu sesuai dengan alur yang ada pada storyboard
dan merangkai hasil wawancara dari anggota komunitas agar sesuai dengan
alur sehingga maksut dari apa yang mereka sampaikan dapat diterima dengan
gamblang oleh pemirsa, setelah itu dalam setiap transisi segmen akan diberi
keterangan agar pemirsa tau setiap pergaitian segmen akan membahas tentang
apa. Guna melengkapi konten film yang berisi tentang hasil wawancara dengan
anggota komunitas BMX Boyolali, penulis menempatkan vidio-vidio selingan
berupa footage kota Boyolali, kegiatan warga sekitar dan gambaran
kebersamaan komunitas BMX Boyolali sendiri supaya film menjadi lebih
menarik dan tidak membosankan. Sedangkan dalam penempatan backsound
penulis memilih backsound yang sekiranya pantas untuk diperdengarkan
kepada semua kalangan, sehingga film bernuansa santai namun tidak
melupakan tujuan awal yang ingin mensosialisasikan tentang semua hal yang
berhubungan dengan komunitas BMX boyolali agar masyarakat menjadi tau
apa yang sebenarnya terjadi didalam komuntitas BMX Boyolali.
Gambar 19
Proses Editing Film