Upload
vankhue
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
26
BAB IV
TINJAUAN PERUM BULOG
4.1 Sejarah Perum BULOG
Gambar 4.1 Logo Perum BULOG
Perum BULOG dibentuk pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan
keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan pokok
untuk mengamankan penyediaan pangan dalam rangka menegakkan
eksistensi Pemerintahan baru. Selanjutnya direvisi melalui Keppres No. 39
tahun 1969 tanggal 21 Januari 1969 dengan tugas pokok melakukan
stabilisasi harga beras dan masih melewati 10 revisi lagi yang pada akhirnya
dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI no. 7 tahun 2003 BULOG
resmi beralih status menjadi Perusahaan Umum (Perum) BULOG.
www.bulog.co.id
Dalam rangka menjamin kelancaran penyebaran komoditas pangan
yang dikelola oleh Perum BULOG diperlukan persediaan yang cukup dan
tersebar maka sejak terbitnya Peraturan Direksi No. PD-13/DS000/10/13
tentang Pedoman Pengadaan Jasa Angkutan Barang dalam Negeri di
Lingkungan Perusahaan Umum BULOG, penyebaran stok nasional dapat
dipercepat dan pengadaan jasa angkutannya dapat dilakukan baik di Divre
27
maupun kantor pusat. Hal ini meningkatkan fleksibilitas Divre dan kantor
pusat dalam memenuhi kebutuhan penyebarannya dan mempersingkat
waktu yang dibutuhkan untuk memastikan penyebaran stok yang lebih
merata. Kehadiran PT. Jasa Prima Logistik (JPL) sebagai anak perusahaan
yang kemudian memiliki kantor cabang di Divre ikut berandil dalam
peningkatan kecepatan dan efisiensi penyebaran stok nasional maupun stok
regional di Divre-Divre.
Gambar 4.2 Logo Jasa Prima Logistik
PT. Jasa Prima Logistics (JPLogistics) adalah anak perusahaan dari
Perum BULOG. Melakukan usaha dibidang Freight forwarding,
Warehousing dan Project Shipment, jasa logistik dan angkutan serta usaha
pendukung lainnya untuk menghasilkan barang dan/ jasa yang bermutu
tinggi dan berdaya saing kuat, baik di dalam maupun di luar wilayah
Indonesia untuk mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai
perseroan dengan tetap menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Berbekal pengalaman yang menunjang kegiatan BULOG baik untuk
pendistribusian beras maupun pengelolaan gudang dan komiditi lainnya,
maka memberikan nilai tambah bagi JPlogistics untuk memberikan
pelayanan bagi pelanggan di luar perum BULOG.
www.jplogistics.co.id
28
4.2 Visi dan Misi Perum BULOG
4.2.1 Visi
Menjadi perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam
mendukung terwujudnya kedaulatan pangan.
4.2.2 Misi
1. Menjalankan usaha logistik pangan pokok dengan mengutamakan
layanan kepada masyarakat.
2. Melaksanakan praktik manajemen unggul dengan dukungan
sumber daya manusia yang profesional, teknologi yang terdepan
dan sistem yang terintegrasi.
3. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta
senantiasa melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
4. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas komoditas
pangan pokok.
4.3 Tugas Perum BULOG
Tugas publik Perum BULOG merupakan amanat dari Inpres No. 3
tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/ Berita dan Penyaluran
Beras oleh Pemerintah. Perum BULOG memiliki tiga tugas yang saling
terkait dan memperkuat satu sama lain, yaitu:
1. Pengadaan Gabah dan Beras Dalam Negeri untuk Memperkuat Pilar
Ketersediaan.
29
Konsep pengadaan gabah dan beras dalam negeri dilakukan pemerintah
sebagai intervensi dari sisi produsen pada saat suplai melimpah karena
panen raya. Melindungi petani dari tingkat harga yang rendah karena
kurang kuatnya nilai tawar petani saat panen. Pengadaan BULOG juga
dapat menjadi salah satu alternatif pasar bagi produksi petani dalam
negeri. Melalui pengadaan gabah dan beras dalam negeri, pilar
ketersediaan ketahanan pangan dapat diwujudkan.
2. Raskin Untuk Memperkuat Pilar Keterjangkauan (Accessibilty)
Beras pengadaan dalam negeri diantaranya disalurkan kepada Rumah
Tangga Miskin (RTM) yang menjadi sasaran dalam program
penanggulangan kemiskinan. Dengan nama program Raskin (Beras
untuk Rumah Tangga Miskin) diharapkan setiap Rumah Tangga
Sasaran (RTS) mampu memperoleh ketahanan pangannya tidak lagi
dengan membeli beras di pasar, sehingga hal ini akan mengurangi
permintaan beras ke pasar.
3. Cadangan Beras Pemerintah untuk Memperkuat Pilar Stabilitas
Cadangan beras pemerintah diperlukan untuk memperkuat ketahanan
pangan rumah tangga dalam situasi darurat, seperti bencana alam
(banjir/ kekeringan, serangan hama/ penyakit, gunung meletus, dan
sebagainya) dan bencana yang dibuat oleh manusia (konflik sosial)
serta kondisi rawan daya beli akibat gejolak harga.
30
4.4 Struktur Organisasi BULOG Subdivisi Regional
Berikut adalah struktur organisasi BULOG Subdivisi Regional Tipe
A (BULOG Subdivre III Surakarta).
Gambar 4.3 Struktur Organisasi BULOG Subdivre III Surakarta
4.5 Tugas Pokok
1. Kepala Subdivre
Kepala subdivre mempunyai tugas :
1. Memimpin Subdivre dengan tugas yang telah ditetapkan
berdasarakan ketentuan yang berlaku.
2. Membina sumber daya Perum BULOG di lingkungan Subdivre.
3. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang pelayanan publik,
perencanaan, dan pengembangan usaha, adminsitrasi dan
keuangan.
4. Melaksanakan kerja sama dengan bidang usaha lain atau instansi
pemerintah.
31
2. Wakil Kepala Subdivre
Wakil Kepala Subdivre mempunyai tugas membantu
Kasubdivre dalam
merencanakan, .mongoordinasikan, mngendalikan, dan mengevaluasi
pelaksanaan:
1. Analisis harga dan pasar, kemitraan on farm
2. Pengadaan gabah, beras, dan pangan pokok lain
3. Operasional dan tugas pelayanan publik
4. Usaha bisnis komersial
5. Pengelolaan keuangan
6. Pengelolaan SDM dan umum
3. Seksi Gasar dan Pengadaan Pangan Pokok Lain
Seksi harga pasar dan pengadaan pangan pokok lain mempunyai tugas
pokok:
1. Melakukan pengamatan dan pengumpulan data harga dan pasar
komoditas gabah, beras, dan pangan pokok lain.
2. Melakukan market intelligence, penyediaan data statistik untuk
mendukung kegiatan opersional dan komersial; pendataan, evaluasi,
dan pembinaan mitra kerja pengadaan, pengelolaan kegiatan
kemitraan dan on farm (padi dan pangan pokok lain).
3. Memantau, mengevaluasi, melaporkan kegiatan analisis harga dan
pasar, kemitraan dan on farm dan pangan pokok lain.
4. Melakukan pengadaan pangan pokok lain meliputi, hasil pertanian
(jagung, kedelai, cabai, bawang merah dan lainnya), hasil industri
32
(tepung terigu, minyak goreng, gula dan lainnya), hasil peternakan
dan perikanan (daging sapi, daging ayam, ikan, dan lainnya).
4. Seksi Pengadaan Gabah/ Beras
Seksi pengadaan gabah/ beras mempunyai tugas pokok:
1. Melakukan pengadaan gabah dan beras medium/premium.
2. Penyiapan perangkat pemeriksa kualitas di laboratorium
pemeriksaan kualitas, administrasi pengadaan seperti kontrak jual
beli, dan dokumen lainnya.
3. Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan pengadaan
gabah dan beras.
5. Seksi Operasional dan Pelayanan Publik
Seksi pelayanan publik mempunyai tugas :
1. Merencanakan, melakukan, mengkoordinasi, memonitor, dan
mengevaluasi kegiatan pengadaan gabah / beras, pembinaan teknis,
kerja sama lembaga niaga pangan koperasi dan non koperasi serta
analisis dan pengamatan perkembangan harga pokok dan
penyusunan statistik.
2. Merencanakan, melakukan, dan mengkoordinasi kegiatan
pengelolaan persediaan dan pergudangan serta angkutan, pemuatan,
dan pembongkaran.
3. Merencanakan, melakukan, dan mengkoordinasi kegiatan
perawatan kualitas dan pemberantasan hama serta pengolahan
komoditas pangan.
33
4. Merencanakan, melakukan, dan mengkoordinasi kegiatan
pelayanan penyaluran beras kepada lembaga pemerintah dan
masyarakat umum dan khusus.
6. Seksi Komersial dan Pengembangan Bisnis
Seksi komersial dan pengembangan bisnis bertugas melakukan:
1. Pemasaran dan promosi produk, kerjasama pemasaran dan promosi
dengan pihak lain.
2. Pengendalian persediaan produk secara tidak langsung, administrasi
biaya operasional dan hasil penjualan produk.
3. Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan komersial.
7. Seksi Administrasi dan Keuangan
Seksi administrasi dan keuangan mempunyai tugas :
1. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan
administrasi sumber daya manusia, urusan hukum dan klaim.
2. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan surat
menyurat, arsip, ekspedisi, hubungan masyarakat,
kerumahtanggaan, dan pengelolaan pengadaan pemeliharaan
perlengkapan sarana kantor, rumah dinas jabatan.
3. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan
anggaran, administrasi pembiayaan dan verifikasi.
4. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi
pembukuan, neraca, laporan, pertanggung jawaban keuangan dan
hubungan rekening antar kantor.
34
8. Seksi Akuntasi Manajemen Resiko dan Kepatuhan
Seksi akuntasi mempunyai tugas :
1. Merencanakan, dan mengkoordinasi kegiatan pengelolaan
adminsitrasi sumber daya manusia, urusan hukum dan klaim
2. Merencanakan, dan mengkoordinasikan kegiatan pengolahan surat
menyurat, arsip, ekspedisi, hubungan masyarakat,
kerumahtanggaan dan pengelolaan pengadaan pemeliharaan
perlengkapan sarana kantor, rumah dinas dan jabatan.
3. Merencanakan serta mengkoordinasi kegiatan pengeloahan
anggaran, administrasi pembiayaan dan verfikasi
4. Merencanakan, dan mengkoordinasikan kegiatan adminsitrasi
pembukuan, neraca, laporan pertanggung jawaban keuangan dan
hubungan rekening antar kantor.
9. Pusat Distribusi
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 12/DS200/03/2016
mengenai Struktur Organisasi Subdivisi Regional Tipe A Bab XI Pasal
78 mengenai Pusat Distribusi yang diuraikan sebagai berikut:
1. Pusat Distribusi Perum BULOG adalah sarana gudang yang khusus
dipergunakan untuk menerima, menyimpan, merawat, dan
melayani pengeluaran serta distribusi produk komersial yang dalam
pengelolaannya baik secara administrative maupun operasional
dilakukan oleh Divre atau Subdivre.
2. Pusat Distribusi dipimpin oleh seorang Manajer yang selanjutnya di
dalam Peraturan ini disebut Manajer Pusat Distribusi.
35
3. Manajer Pusat Distribusi berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kadivre atau Kasubdivre sesuai kedudukannya.
4. Kedudukan Pusat Distribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan tersendiri dalam Keputusan Direksi.
Berkaitan dengan susunan organisasi beserta penjabaran
mengenai masing-masing tugas jabatan yang terdapat pada Pusat
Distribusi akan dijelaskan pada Pasal 79 adalah sebagai berikut:
1. Susunan organisasi Pusat Distribusi terdiri dari:
a. Manajer
b. Petugas Persediaan
c. Petugas Distribusi
d. Petugas Administrasi
2. Manager Pusat Distribusi mempunyai tugas pokok melakukan
pengelolaan pusat distribusi yang meliputi penerimaan,
penyimpanan, perawatan, pengeluaran dan pendistribusian produk
komersial, serta pengelolaan SDM, administrasi dan pelaporan
kegiatan pusat distribusi.
3. Petugas persediaan mempunyai tugas pokok melakukan urusan
penerimaan,penyimpanan, perawatan, dan pengeluaran produk
komersial.
4. Petugas Distribusi mempunyai tugas pokok melakukan urusan
pendistribusian produk komersial.
5. Petugas Administrasi mempunyai tugas pokok melakukan urusan
administrasi dan pelaporan kegiatan pusat distribusi.
36
10. Unit Pengolahan
Unit Pengolahan adalah sarana yang dipergunakan untuk
mengolah komiditi gabah/beras dan pangan pokok lainnya yang dalam
pengelolaanya baik secara adminstratif maupun operasional dilakukan
oleh Divre atau Subdivre.
Berkaitan dengan susunan organisasi beserta penjabaran
mengenai masing-masing tugas jabatan yang terdapat pada Unit
Pengolahan akan dijelaskan pada Pasal 79B adalah sebagai berikut:
1. Susunan Organisasi Unit Pengolahan terdiri dari:
a. Kepala
b. Petugas Operasi
c. Petugas Administrasi
2. Kepala Unit Pengolahan mempunyai tugas pokok melakukan
pengolahan dan pemeliharaan unit pengolahan, serta pengelolaan
SDM, adminstrasi dan pelaporan kegiatan unit pengolahan.
3. Petugas Operasi mempunyai tugas pokok melakukan kegiatan
operasional pengolahan dan pemeliharaan sarana pengolahan.
4. Petugas Administrasi mempunyai tugas pokok melakukan urusan
administrasi dan pelaporan kegiatan unit pengolahan.
11. Gudang
Gudang BULOG adalah unit instalasi yang dipergunakan untuk
menyimpan barang komoditi Perum BULOG dalam pengelolaannya
baik secara administratif maupun operasional dilakukan oleh Divre, Sub
Divre, dan Kansilo. Gudang BULOG dipimpin oleh seorang kepala.
37
Gudang BULOG mempunyai tugas melakukan urusan pemasukan,
penyimpanan, perawatan dan pengeluraran barang komoditi Perum
BULOG serta administrasi keuangan sumber daya manusia dan
ketatausahaan.
Bidang yang menjalankan tugas untuk mengatur distribusi yaitu
Seksi Operasional dan Pelayanan Publik yaitu merencanakan, melakukan,
dan mengkoordinasi kegiatan pengelolaan persediaan dan pergudangan serta
angkutan, pemuatan, dan pembongkaran.
4.6 Raskin (Beras untuk Rakyat Miskin)
4.6.1 Sekilas Raskin
1. Tujuan
Tujuan program Raskin adalah mengurangi beban pengeluaran
KPM (Keluarga Sasaran Penerima Manfaat) melalui pemenuhan
sebagian kebutuhan pangan beras.
2. Sasaran
Sasaran Program Raskin adalah berkurangnya beban
pengeluaran KPM dalam mencukupi kebutuhan pangan beras
melalui penyaluran beras bersubsidi dengan alokasi sebanyak 15
kg/KPM/bulan atau sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat.
3. Manfaat
Manfaat Program Raskin adalah sebagai berikut:
38
1. Peningkatan ketahanan pangan di tingkat KPM, sekaligus
sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan
kemiskinan.
2. Peningkatan akses pangan baik secara fisik (beras tersedia di
titik distribusi), maupun ekonomi (harga jual yang
terjangkau) kepada KPM.
3. Sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi.
4. Stabilisasi harga beras di pasaran.
5. Pengendalian inflasi melalui intervensi Pemerintah dengan
menetapkan harga beras bersubsidi sebesar Rp.1.600,-/kg
atau sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat, dan menjaga
stok pangan nasional.
6. Membantu pertumbuhan ekonomi di daerah.
4.6.2 Alur Distribusi Raskin
Pelaksanaan penyaluran Raskin sampai titik distribusi
menjadi tugas dan tanggung jawab Perum BULOG. Penyediaan
beras untuk KPM Raskin dilakukan oleh Perum BULOG dalam
kemasan berlogo Perum BULOG dengan kuantum 15 kg/karung
dan/atau 50 kg/karung. Perum BULOG bersama Tim Koordinasi
Raskin menyusun rencana penyaluran bulanan berdasarkan SPA
(Surat Permintaan Alokasi) untuk menjamin kelancaran proses
penyaluran Raskin.
39
Gambar 4.4 Alur Distribusi Raskin
Penyaluran Raskin diawali dari permintaan alokasi SPA dari
Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. SPA tersebut
ditujukan kepada Kadivre/ Kasubdivre yang membawahi wilayah
tersebut. Berdasarkan SPA tersebut, oleh Tim Koordinasi Raskin
setempat dibahas jadwal penyalurannya untuk memberikan
kesempatan kepada masyarakat menyiapkan waktu, tenaga dan dana
pada saat penyaluran. Sebelum jadwal pengiriman beras ke titik
distribusi, Tim Koordinasi Raskin melakukan pengecekan kondisi
beras Raskin yang akan disalurkan.
Beras Raskin kemudian dikirimkan ke titik distribusi tujuan sesuai
dengan jumlah RTS (Rumah Tangga Sasaran) yang terdata di
wilayah tersebut. Tidak ada penambahan dan pengurangan jumlah
40
oleh BULOG. Apabila ada perubahan data RTS adalah kewenangan
musyawarah desa/ kelurahan dan musyawarah kecamatan.
4.7 Data Perum BULOG Subdivre III Surakarta
1. Gudang BULOG
BULOG Subdivre III Surakarta memiliki 9 Gudang yang
tersebar di wilayah Eks-Karesidenan Surakarta.
Tabel 4.1 Data Gudang BULOG Subdivre III Surakarta
No Kode Nama Alamat
1 GB 301 Gudang Bulog
Klaten
Jl. By Pass RT. 01 RW. 06, Desa
Karanganom, Kec. Klaten Utara,
Kab. Klaten
2 GB 302 Gudang Bulog
Masaran
Jl. Raya Solo-Sragen, Desa Krikilan,
Kec. Masaran, Kab. Sragen
3 GB 303 Gudang Bulog
Kartasura
Jl. Adi Sumarmo No.101 RT. 04
RW. 02, Desa Ngabeyan, Kec.
Kartasura, Kab. Sukoharjo
4 GB 304 Gudang Bulog
Delanggu
Jl. Raya Solo-Yogyakarta Km. 23
RT. 10 RW. 05, Desa Banaran, Kec.
Delanggu, Kab. Klaten
5 GB 305 Gudang Bulog
Grogol
Jl. Solo-Wonogiri RT. 02 RW. 10,
Desa Telukan, Kec. Grogol, Kab.
Sukoharjo
6 GB 306 Gudang Bulog
Mojolaban
Jl. Raya Solo-Karanganyar Km. 09
RT. 02 RW.06, Desa Triyagan, Kec.
Mojolaban, Kab. Sukoharjo
7 GB 307 Gudang Bulog
Wonogiri
Jl. Raya Ngadirojo-Baturetno Km.
05 RT. 02 RW. 15, Desa Gedong,
Kec. Ngadirojo, Kab. Wonogiri
8 GB 308 Gudang Bulog
Karangwungu
Jl. Raya Solo-Yogyakarta Km. 24
RT. 01 RW. 06, Desa Meger, Kec.
Ceper, Kab. Klaten
9 GB 309 Gudang Bulog
Duyungan
Jl. Raya Solo-Sragen Km. 31 RT. 24
RW. 06, Desa Duyungan, Kec.
Sidoharjo, Kab. Sragen
41
2. Persediaan Gudang
Persediaan beras di Gudang BULOG setiap bulannya bisa
berubah sesuai dengan kondisi pertanian.
Tabel 4.2 Data persediaan beras di Gudang BULOG bulan Januari 2017
No Nama Gudang Persediaan
1 GB 301 Klaten 1.917.425 Kg
2 GB 302 Masaran 9.170.886 Kg
3 GB 303 Kartasura 2.088.654 Kg
4 GB 304 Delanggu 2.049.663 Kg
5 GB 305 Grogol 3.897.722 Kg
6 GB 306 Mojolaban 4.214.740 Kg
7 GB 307 Wonogiri 2.848.565 Kg
8 GB 308 Karangwungu 10.446.921 Kg
9 GB 309 Duyungan 7.648.784 Kg
3. Permintaan Raskin
Permintaan Raskin untuk setiap wilayah setiap bulannya rata-
rata sama dan tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Tabel 4.3 Data permintaan Raskin bulan Januari 2017
No Kode Nama Permintaan
1 SKT Kota Surakarta 435.645 Kg
2 SKH Kabupaten Sukoharjo 767.520 Kg
3 KRG Kabupaten Karanganyar 774.570 Kg
4 BYL Kabupaten Boyolali 962.490 Kg
5 SGN Kabupaten Sragen 1.041.300 Kg
6 WNG Kabupaten Wonogiri 1.058.535 Kg
7 KLN Kabupaten Klaten 1.627.905 Kg
42
4. Biaya distribusi Raskin
Tabel 4.4 Data biaya distribusi BULOG Subdivre III Surakarta
No Nama Tujuan Biaya
1 Kota Surakarta Rp 3.825.214
2 Kabupaten Sukoharjo Rp 20.320.870
3 Kabupaten Karanganyar Rp 40.085.540
4 Kabupaten Boyolali Rp 152.173.024
5 Kabupaten Sragen Rp 105.747.628
6 Kabupaten Wonogiri Rp 425.281.232
7 Kabupaten Klaten Rp 161.011.248
Total Rp 908.444.756
Total biaya distribusi Raskin pada bulan Januari 2017 adalah
sebesar Rp 908.444.756.
5. Alokasi Gudang BULOG dan Tujuan Raskin
BULOG Subdivre III Surakarta telah menetapkan lokasi Gudang
BULOG dan tujuan Raskin berdasarkan proses analisa yang sudah
diterapkan.
Tabel 4.5 Alokasi Gudang BULOG dan tujuan Raskin
No Tujuan Raskin Gudang BULOG
1 Kota Surakarta GB 303 Kartasura
2 Kabupaten Sukoharjo GB 305 Grogol
3 Kabupaten Karanganyar GB 306 Mojolaban
4 Kabupaten Boyolali GB 303 Kartasura
GB 304 Delanggu
5 Kabupaten Sragen GB 302 Masaran
GB 309 Duyungan
6 Kabupaten Wonogiri GB 307 Wonogiri
GB 309 Duyungan
7 Kabupaten Klaten GB 301 Klaten
GB 308 Karangwungu
43
4.8 Biaya Distribusi
Biaya dalam pelaksanaan distribusi (pengalokasian) Raskin dari
gudang ke titik distribusi secara keseluruhan ditanggung oleh BULOG
Subdivre III Surakarta.
Rumus untuk menghitung biaya distribusi yaitu:
Biaya armada =Jarak tempuh
𝐾 ×
Harga solarliter
⁄ ............................
(4.1)
Jumlah armada =Total beras yang diangkut
𝐿 ............................................. (4.2)
Total biaya distribusi = (Biaya armada × Jumlah armada) ..............
(4.3)
Ketentuan:
1. K = 5
Rasio bahan bakar 1 Liter : 5 Km (Satu liter solar digunakan untuk jarak
5 Km)
2. L = 7.000
Kapasitas truk yang digunakan yaitu 7.000 Kg (7 Ton)
Contoh:
Simulasi perhitungan untuk menentukan total biaya distribusi di Kota
Surakarta.
Diketahui : - Harga solar = Rp 5.150
- Jumlah beras yang diangkut = 435.645 Kg
- Sumber dari Gudang Bulog 301 Klaten
44
1. Biaya Armada
a. Banjarsari = 27,6 Km
5 Km × Rp 5.150 = Rp 28.428
b. Jebres = 30,8 Km
5 Km × Rp 5.150 = Rp 31.724
c. Laweyan = 24,1 Km
5 Km × Rp 5.150 = Rp 24.823
d. Pasar Kliwon = 27,3 Km
5 Km × Rp 5.150 = Rp 28.119
e. Serengan = 25,5 Km
5 Km × Rp 5.150 = Rp 26.265
2. Total biaya armada = Rp 139.359
3. Jumlah armada = 435.645
7.000 = 62 unit
4. Total biaya distribusi = Rp 139.359 × 62 = Rp 8.640.258
Berdasarkan perhitungan diatas maka total biaya distribusi dari
Gudang Bulog 301 Klaten ke 5 Kecamatan yang ada di Kota Surakarta yaitu
Rp 8.640.258
4.9 Perhitungan Metode North West Corner
Berikut proses perhitungan manual menggunakan Metode North
West Corner :
1. Membuat model tabel transportasi.
45
Diperlukan 7 kolom untuk data permintaan dan 9 baris untuk data
persediaan.
Tabel 4.6 Proses 1 NWC dengan membuat model transportasi
Tuj SKT SKH KRG BYL SGN WNG KLN Supply
Gud
GB 301 1.917.425
GB 304 2.049.663
GB 303 2.088.653
GB 307 2.848.565
GB 305 3.897.722
GB 306 4.214.740
GB 309 7.648.784
GB 302 9.170.886
GB 308 10.446.921
Demand 435.
645
767.
520
774.
570
962.
490
1.041.
300
1.058.
535
1.627.
905
44.283.359
6.667.965
Total demand (permintaan) yaitu 6.667.965 dan total supply
(persediaan) yaitu 44.283.359, selisih 37.615.394.
2. Menambahkan kolom dummy.
Tabel 4.7 Proses 2 NWC dengan menambah kolom dummy
Tuj SKT SKH KRG BYL SGN WNG KLN Dummy Supply
Gud
GB 301 1.917.
425
GB 304 2.049.
663
GB 303 2.088.
653
GB 307 2.848.
565
GB 305 3.897.
722
GB 306 4.214.
740
GB 309 7.648.
784
GB 302 9.170.
886
46
GB 308 10.446
.921
Demand 435.
645
767.
520
774.
570
962.
490
1.041.
300
1.058.
535
1.627.
905
37.615.
394 44.283
.359
Menambahkan kolom dummy sebesar 37.615.394 agar hasil antara
demand dan supply menjadi seimbang.
Penambahan kolom dummy dalam Metode North West Corner hanya
sebagai penyeimbang, tidak berpengaruh terhadap hasil karena biaya
distribusi dalam kolom dummy ini bernilai nol (0).
3. Menghitung dan mengalokasikan awal nilai sel.
Biaya Distribusi menggunakan biaya per Kg yaitu membagi biaya
distribusi dengan jumlah permintaan.
Biaya Distribusi per Kg = Total Biaya Distribusi
Jumlah Permintaan............................. (4.4)
Contoh :
Biaya distribusi dari GB 301 Klaten ke Kota Surakarta Rp 8.640.258
Permintaan Raskin di Kota Surakarta sebesar 435.645 Kg
Biaya Distribusi = 8.640.258
435.645 = Rp 19,83
Tabel 4.8 Data Biaya Distribusi Raskin per Kg
No Sumber Nama Tujuan Biaya
1 GB 301 Klaten Kota Surakarta Rp 19,83
2 GB 301 Klaten Kabupaten Sukoharjo Rp 44,2
3 GB 301 Klaten
Kabupaten Karanganyar Rp 124,11
GB 304 Delanggu Rp 114,6
4 GB 304 Delanggu Kabupaten Boyolali Rp 91,06
5 GB 304 Delanggu
Kabupaten Sragen Rp 152,44
GB 303 Kartasura Rp 123,66
47
6 GB 303 Kartasura Kabupaten Wonogiri Rp 264,66
7 GB 303 Kartasura
Kabupaten Klaten Rp 103,56
GB 307 Wonogiri Rp 218,33
Tabel 4.9 Proses 3 NWC dengan Menghitung dan mengalokasikan awal
nilai sel dari ujung kiri atas
Tuj SKT SKH KRG BYL SGN WNG KLN Dummy Supply
Gud
GB 301
19,83 44,2 124,11 0 0 0 0 0 1.917.
425 435.
645
767.
520
714.
260
GB 304
0 0 114,6 91,06 152,44 0 0 0 2.049.
663 60.310 962.
490
1.026.
863
GB 303
0 0 0 123,66 264,66 103,56 0 2.088.
653 14.437 1.058.
535
1.015.
681
GB 307
0 0 0 0 0 218,33 0 2.848.
565 612.
224
2.236.
341
GB 305
0 0 0 0 0 0 0 3.897.
722 3.897.
722
GB 306
0 0 0 0 0 0 0 0 4.214.
740 4.214.
740
GB 309
0 0 0 0 0 0 0 0 7.648.
784 7.648.
784
GB 302
0 0 0 0 0 0 0 0 9.170.
886 9.170.
886
GB 308
0 0 0 0 0 0 0 0 10.446.
921 10.446.
921
Demand 435.
645
767.
520
774.
570
962.
490
1.041.
300
1.058.
535
1.627.
905
37.615.
394 44.283.
359
Menghitung dan mengalokasikan nilai dari ujung kiri atas, geser ke
kanan jika permintaan sudah terpenuhi dan turun ke bawah jika
persediaan sudah terpenuhi.
Sel SKT – GB 301 (X11) = S1 > d1
= 1.917.425 > 435.645
48
= 435.645 (d1 terpenuhi)
Sel SKH – GB 301 (X12) = S1 – X11
= 1.917.425 - 435.645 = 1.481.780
(sisa S1)
= S1 > d2
= 1.481.780 > 767.520
= 767.520 (d2 terpenuhi)
Sel KRG – GB 301 (X13) = S1 – X12
= 1.481.780 - 767.520 = 714.260
(d3 belum terpenuhi)
S1 = 435.645 + 767.520 + 714.260 = 1.917.425 (S1 terpenuhi)
Kapasitas di S1 habis, pindah ke S2
Sel KRG – GB 304 (X23) = S1 < d3 = d3 – X13
= 774.570 – 714.260
= 60.310 (d3 terpenuhi)
Sel BYL – GB 304 (X24) = S2 – X23
= 2.049.663 - 60.310 = 1.989.353
(sisa S2)
= S2 > d4
= 1.989.353 > 962.490
= 962.490 (d4 terpenuhi)
Sel SGN – GB 304 (X25) = S2 – X24
= 1.989.353 - 962.490 = 1.026.863
49
(d5 belum terpenuhi)
S2 = 60.310 + 962.490 + 1.026.863= 2.049.663 (S2 terpenuhi)
Kapasitas di S2 habis, pindah ke S3
Sel SGN – GB 303 (X35) = S2 < d5 = d5 – X25
= 1.041.300 – 1.026.863
= 14.437 (d5 terpenuhi)
Sel WNG – GB 303 (X36) = S3 – X35
= 2.088.653 - 14.437 = 2.074.216
(sisa S3)
= S3 > d6
= 2.074.216 > 1.058.535
= 1.058.535 (d6 terpenuhi)
Sel KLN – GB 303 (X37) = S3 – X36
= 2.074.216 - 1.058.535 = 1.015.681
(d7 belum terpenuhi)
S3 = 14.437 + 1.058.535 + 1.015.681 = 2.088.653 (S3 terpenuhi)
Kapasitas di S3 habis, pindah ke S4
Sel KLN – GB 307 (X47) = S3 < d7 = d7 – X37
= 1.627.905 – 1.015.681
= 612.224 (d7 terpenuhi)
Sel Dummy – GB 307 (X48) = S4 – X47
= 2.848.565 - 612.224 = 2.236.341
50
(sisa S4)
S4 = 612.224 + 2.236.341 = 2.848.565 (S4 terpenuhi)
4. Menghitung sel-sel yang telah terisi dengan cara mengkalikan biaya
distribusi dengan jumlah beras yang diangkut.
Sel SKT – GB 301 (X11) = 19,83 × 435.645 = 8.638.840
Sel SKH – GB 301 (X12) = 44,2 × 767.520 = 33.924.384
Sel KRG – GB 301 (X13) = 124,11 × 714.260 = 88.646.809
Sel KRG – GB 304 (X23) = 114,6 × 60.310 = 6.911.526
Sel BYL – GB 304 (X24) = 91,06 × 962.490 = 87.644.339
Sel SGN – GB 304 (X25) = 152,44 × 1.026.863 = 156.534.996
Sel SGN – GB 303 (X35) = 123,66 × 14.437 = 1.785.279
Sel WNG – GB 303 (X36) = 264,66 × 1.058.535 = 280.151.873
Sel KLN – GB 303 (X37) = 103,56 × 1.015.681 = 105.183.924
Sel KLN – GB 307 (X47) = 218,33 × 612.224 = 133.666.866
Sel Dummy – GB 307 (X48) = 0 × 2.236.341 = 0
Sel Dummy – GB 305 (X58) = 0 × 3.897.722 = 0
Sel Dummy – GB 306 (X68) = 0 × 4.214.740 = 0
Sel Dummy – GB 309 (X78) = 0 × 7.648.784 = 0
Sel Dummy – GB 302 (X88) = 0 × 9.170.886 = 0
Sel Dummy – GB 308 (X98) = 0 × 10.446.921 = 0
5. Jumlahkan hasil perkalian tersebut.
NWC = 33.924.384 + 88.646.809 + 6.911.526 + 87.644.339 +
51
156.534.996 + 1.785.279 + 280.151.873 + 105.183.924 +
133.666.866 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0
= 903.088.837
Biaya distribusi untuk penyaluran Raskin sebelum menggunakan
Metode North West Corner yaitu Rp 908.444.756. Hasil perhitungan setelah
menggunakan Metode North West Corner untuk mencari biaya distribusi
Raskin pada BULOG Subdivre III Surakarta yaitu Rp 903.088.837. Terjadi
penurunan biaya distribusi sebesar Rp 5.355.919 atau 0,58% jika
menerapkan Metode North West Corner.