106
1 BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR A. Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Impor 1. Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Kedatangan Sarana Pengangkut Lazimnya barang impor diangkut dengan menggunakan sarana pengangkut, baik sarana pengangkut laut (kapal laut) maupun sarana pengangkut udara (pesawat terbang). Namun dimungkinkan impor dilakukan dengan menggunakan sarana pengangkut darat (truk), bahkan melaui software/internet. Dalam undang-undang Kepabeanan impor maupun ekspor dimungkinkan dilakukan melalui transmisi, saluran pipa, transmisi elektronik (peranti lunak). Dalam materi ini dibahas mengenai penyelesaian kewajiban pabean atas kedatangan sarana pengangkut, pembongkaran barang impor di kawasan pabean dan penimbunan barang impor di Tempat Penimbunan Sementara (TPS). Pengangkut bertanggung jawab atas bea masuk sampai barang selesai dibongkar di kawasan pabean. Pengusaha tempat penimbunan bertanggung jawab atas bea masuk barang yang ditimbun di Tempat Penimbunan Sementara (TPS). Sedangkan 1 Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mempelajari materi bahan ajar ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan penyelesaian kewajiban pabean atas kedatangan sarana pengangkut. 2. Menjelaskan tatalaksana pengeluaran barang impor untuk dipakai, impor sementara, barang penumpang, pelintas batas, barang kiriman. 3. Menjelaskan tata cara pemeriksaan barang impor. 4. Menjelaskan pemberian kemudahan dibidang pelayanan impor. 5. Menjelaskan jenis pungutan impor, perhitungan dan pembayarannya. 6. Menjawab pertanyaan tentang tatalaksana kepabeanan dibidang impor.

BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

1

BAB

KEPABEANAN

DI BIDANG IMPOR

A. Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Impor

1. Penyelesaian Kewajiban Pabean Atas Kedatangan Sarana Pengangkut

Lazimnya barang impor diangkut dengan menggunakan sarana pengangkut,

baik sarana pengangkut laut (kapal laut) maupun sarana pengangkut udara (pesawat

terbang). Namun dimungkinkan impor dilakukan dengan menggunakan sarana

pengangkut darat (truk), bahkan melaui software/internet. Dalam undang-undang

Kepabeanan impor maupun ekspor dimungkinkan dilakukan melalui transmisi,

saluran pipa, transmisi elektronik (peranti lunak).

Dalam materi ini dibahas mengenai penyelesaian kewajiban pabean atas

kedatangan sarana pengangkut, pembongkaran barang impor di kawasan pabean

dan penimbunan barang impor di Tempat Penimbunan Sementara (TPS).

Pengangkut bertanggung jawab atas bea masuk sampai barang selesai dibongkar di

kawasan pabean. Pengusaha tempat penimbunan bertanggung jawab atas bea

masuk barang yang ditimbun di Tempat Penimbunan Sementara (TPS). Sedangkan

1

Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mempelajari materi bahan ajar ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan penyelesaian kewajiban pabean atas kedatangan sarana

pengangkut. 2. Menjelaskan tatalaksana pengeluaran barang impor untuk dipakai, impor

sementara, barang penumpang, pelintas batas, barang kiriman. 3. Menjelaskan tata cara pemeriksaan barang impor. 4. Menjelaskan pemberian kemudahan dibidang pelayanan impor. 5. Menjelaskan jenis pungutan impor, perhitungan dan pembayarannya. 6. Menjawab pertanyaan tentang tatalaksana kepabeanan dibidang impor.

Page 2: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

2

importir bertanggung jawab atas bea masuk sejak dokumen pemberitahuan impor

barang (PIB) diterima di kantor pabean.

a. Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP) dan Jadwal Kedatangan

Sarana Pengangkut (JKSP)

Untuk memenuhi kewajiban pabean atas rencana kedatangannya di suatu

kantor pabean, pengangkut yang sarana pengangkutnya akan datang dari :

- luar Daerah Pabean; atau

- dalam Daerah Pabean yang mengangkut barang impor, barang ekspor

dan/atau barang-barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke dalam

Daerah Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean;

wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Rencana Kedatangan Sarana

Pengangkut (RKSP) kepada kepada Pejabat di setiap Kantor Pabean yang akan

disinggahi. RKSP wajib disampaikan sebelum kedatangan sarana pengangkut,

kecuali sarana pengangkut darat. Sedangkan JKSP dapat diserahkan dalam

periode kedatangan sebulan sekali (periode 30 hari), yang penyerahan

pertamanya dilakukan sebelum kedatangan sarana pengangkut yang pertama

kali. Berdasarkan informasi tersebut Pejabat Bea dan Cukai dengan segera

dapat mengetahui sarana pengangkut yang akan datang, dan jika diperlukan

dapat melakukan pemeriksaan sarana pengangkut yang datang dari luar Daerah

Pabean tersebut.

b. Kedatangan sarana pengangkut

Untuk memenuhi kewajiban pabean atas barang yang diangkutnya,

pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari :

- luar Daerah Pabean; atau

- dalam Daerah Pabean dengan mengangkut barang impor, barang ekspor

dan/atau barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke dalam Daerah

Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean,

wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Inward Manifest dalam bahasa

Indonesia atau bahasa Inggris kepada Pejabat di Kantor Pabean sebelum

melakukan pembongkaran. Dalam hal tidak segera dilakukan pembongkaran,

penyampaian inward manifest dilaksanakan:

Page 3: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

3

- paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sejak kedatangan sarana

pengangkut, untuk sarana pengangkut yang melalui laut;

- paling lambat 8 (delapan) jam sejak kedatangan sarana pengangkut, untuk

sarana pengangkut yang melalui udara; atau

- pada saat kedatangan sarana pengangkut, untuk sarana pengangkut yang

melalui darat.

Kewajiban penyerahan inward manifest dikecualikan bagi sarana

pengangkut laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak

melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh

paling lama 8 (delapan) jam. Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang

dari luar Daerah Pabean, apabila sarana pengangkutnya tidak mengangkut

barang sebagaimana dimaksud diatas, wajib menyerahkan pemberitahuan nihil.

Selain Inward Manifest, dalam waktu paling lama pada saat kedatangan

Sarana Pengangkut, Pengangkut wajib menyerahkan pemberitahuan dalam

bahasa Indonesia atau bahasa Inggris secara elektronik atau manual kepada

Pejabat di Kantor Pabean, berupa :

- daftar penumpang dan/atau awak sarana pengangkut,

- daftar bekal sarana pengangkut,

- daftar perlengkapan/inventaris sarana pengangkut,

- stowage plan atau bay plan untuk sarana pengangkut melalaui laut;

- daftar senjata api dan amunisi, dan

- daftar obat-obatan termasuk narkotika yang digunakan untuk kepentingan

pengobatan.

Sepanjang dapat dibuktikan dengan dokumen pendukung, pengangkut

atau pihak-pihak lain yang bertanggungjawab atas barang dapat mengajukan

perbaikan terhadap BC 1.1, dalam hal:

- terdapat kesalahan mengenai nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan

dan/atau petikemas;

- terdapat kesalahan mengenai jumlah kemasan dan/atau petikemas serta

jumlah barang curah;

Page 4: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

4

- terdapat kesalahan nama consignee dan/atau notify party pada manifes;

- diperlukan penggabungan beberapa pos menjadi satu pos:

- terdapat kesalahan data lainnya atau perubahan pos manifes.

c. Pembongkaran dan penimbunan barang impor

Pembongkaran barang impor dilaksanakan di Kawasan Pabean; atau

tempat lain setelah mendapat ijin dari Kantor Pabean. Paling lama 12 (dua belas)

jam setelah selesai pembongkaran barang impor, pengangkut menyampaikan

daftar kemasan atau peti kemas atau jumlah barang curah yang telah dibongkar

kepada Pejabat di Kantor Pabean. Pada kantor pabean tertentu atau kantor yang

telah menggunakan sistem pertukaran data elektronik (PDE), data barang yang

dibongkar dan ditimbun di TPS terekam secara elektronik.

Pengangkut yang tidak dapat mempertanggungjawabkan terjadinya

kekurangan bongkar atas jumlah kemasan atau peti kemas atau barang curah

yang diberitahukan, diwajibkan untuk melunasi Bea Masuk, Cukai, dan Pajak

Dalam Rangka Impor (PDRI) yang seharusnya dibayar berikut sanksi

administrasi berupa denda. Sebaliknya pengangkut yang tidak dapat

mempertanggungjawabkan kelebihan bongkar atau jumlah kemasan atau peti

kemas atau barang curah yang diberitahukan, dikenai sanksi administrasi berupa

denda; sebagaimana ditetapkan dalam pasal 10A ayat 3 dan 4 Undang-undang

Kepabeanan.

Penimbunan barang impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya

dapat dilaksanakan di TPS atau gudang atau lapangan penimbunan milik importir

setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Pabean yang mengawasi

tempat tersebut.

Pengusaha tempat penimbunan yang tidak dapat

mempertanggungjawabkan barang yang seharusnya berada di tempat

penimbunannya wajib melunasi Bea Masuk, Cukai, dan PDRI yang seharusnya

dibayar berikut sanksi administrasi berupa denda sebagaimana diatur dalam

pasal 43 Undang-undang No. 17 Tahun 2006 jo. Nomor 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan.

Page 5: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

5

2. Prosedur Impor Untuk Dipakai

Dalam materi ini dibahas mengenai tatalaksana penyelesaian kewajiban

pabean atas penyampaian dokumen pemberitahuan impor barang, pemeriksaan

pabean dan pengeluaran barang impor untuk dipakai.

a. Penyampaian Pemberitahuan Impor Barang

Pengeluaran Barang Impor dari Kawasan Pabean, dengan tujuan diimpor

untuk dipakai wajib diberitahukan dengan Pemberitahuan Impor Barang (PIB)

yang disampaikan ke Kantor Pabean. PIB dibuat oleh Importir berdasarkan

dokumen pelengkap pabean dan dokumen pemesanan pita cukai dengan

menghitung sendiri bea masuk, cukai, dan PDRI yang seharusnya dibayar.

Dalam hal pengurusan PIB dimaksud tidak dilakukan sendiri, Importir

menguasakannya kepada Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK).

Importir wajib memenuhi ketentuan larangan dan/atau pembatasan impor

yang ditetapkan oleh instansi teknis. PIB dilayani setelah Importir memenuhi

ketentuan larangan dan/atau pembatasan. Penelitian pemenuhan ketentuan

larangan dan/atau pembatasan dimaksud dilakukan oleh portal Indonesia

National Single Window (INSW); atau Pejabat yang menangani penelitian barang

larangan dan/atau pembatasan.

Penyampaian PIB ke Kantor Pabean dilakukan untuk setiap pengimporan

atau secara berkala. PIB disampaikan dalam bentuk:

a) data elektronik, disampaikan melalui sistem PDE Kepabeanan (untuk Kantor

Pabean yang telah menerapkan sistem tersebut) atau menggunakan media

penyimpan data elektronik ; atau

b) tulisan diatas formulir.

PIB, dokumen pelengkap pabean dan bukti pembayaran bea masuk, cukai

dan PDRI disampaikan kepada Pejabat di Kantor Pabean tempat pengeluaran

barang. Dalam hal barang impor berupa Barang Kena Cukai (BKC) yang

pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai, dokumen pemesanan pita

Page 6: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

6

cukai disampaikan kepada Pejabat di Kantor Pabean tempat pengeluaran

barang.

Untuk PIB yang disampaikan melalui sistem PDE Kepabeanan, PIB,

dokumen pelengkap pabean, dan bukti pelunasan bea masuk, cukai, PDRI, dan

dokumen pemesanan pita cukai harus disampaikan kepada Pejabat di Kantor

Pabean tempat pengeluaran barang dalam jangka waktu:

- 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM)

untuk jalur merah,

- 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal Surat Pemberitahuan Jalur Kuning (SPJK)

untuk jalur kuning,

- 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal Surat Persetujuan Pengeluaran Barang

(SPPB) untuk jalur hijau, dan

- 5 (lima) hari kerja setelah tanggal SPPB untuk jalur MITA (dalam hal

dilakukan pemeriksaan pabean).

Apabila ketentuan dimaksud diatas tidak dipenuhi, penyampaian PIB

berikutnya oleh Importir yang bersangkutan tidak dilayani sampai dipenuhinya

ketentuan dimaksud. Dikecualikan dari penyampaian hasil cetak PIB dan bukti

pelunasan bea masuk, cukai, PDRI, dan dokumen pemesanan pita cukai,

terhadap MITA Prioritas dan MITA Non Prioritas.

b. Pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI

Pembayaran bea masuk dan PDRI dilakukan dengan cara:

- pembayaran tunai; atau

- pembayaran berkala.

Pembayaran berkala dapat dilakukan oleh MITA Prioritas dan Importir yang

diberikan kemudahan PIB berkala. Dalam hal pembayaran dilakukan secara tunai,

Importir melakukan pembayaran bea masuk, cukai untuk impor etil alkohol, dan

PDRI, sebelum menyampaikan PIB ke Kantor Pabean dan dilakukan di Bank

Devisa Persepsi atau Pos Persepsi. Pembayaran dilakukan dengan

menggunakan Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak (SSPCP).

c. Perhitungan Bea Masuk,Cukai, dan PDRI

Bea masuk yang harus dibayar dihitung dengan cara sebagai berikut:

Page 7: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

7

- Untuk tarif advalorum, bea masuk = nilai pabean X NDPBM X pembebanan

bea masuk; atau

- Untuk tarif spesifik, bea masuk = jumlah satuan barang X pembebanan bea

masuk per- satuan barang.

PPN, PPnBM, dan PPh yang seharusnya dibayar dihitung dengan cara

sebagai berikut:

- PPN = % PPN x (nilai pabean + bea masuk + cukai);

- PPnBM = % PPnBM x (nilai pabean + bea masuk + cukai); dan

- PPh = % PPh x (nilai pabean + bea masuk + cukai)

Bea Masuk dimaksud diatas adalah bea masuk yang dibayar, ditangguhkan

dan/atau ditanggung pemerintah dan dihitung untuk setiap jenis barang impor

yang tercantum dalam PIB dan dibulatkan dalam ribuan Rupiah penuh untuk satu

PIB.

d. Pemeriksaan Pabean dan Penetapan Jalur

Terhadap Barang Impor yang telah diajukan PIB dilakukan pemeriksaan

pabean secara selektif berdasarkan manajemen risiko, meliputi penelitian

dokumen dan pemeriksaan fisik barang. Dalam rangka pemeriksaan pabean

secara selektif ditetapkan jalur pengeluaran, sebagai berikut:

- Jalur Merah;

- Jalur Kuning;

- Jalur Hijau;

- Jalur MITA Non-Prioritas; dan

- Jalur MITA Prioritas.

Terhadap importir jalur MITA non Prioritas yang mengimpor barang ekspor yang

diimpor kembali; barang yang terkena pemeriksaan acak, atau barang impor

sementara; diterbitkan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Fisik (SPPF) yang

merupakan izin untuk dilakukan pemeriksaan fisik di tempat Importir.

Page 8: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

8

e. Penelitian dokumen pemberitahuan

Penelitian berkas PIB meliputi kelengkapan dan kebenaran pengisian PIB

dan dokumen pelengkap pabean. Penelitian dokumen pelengkap pabean

dilakukan terhadap pemenuhan persyaratan impor, keabsahan dan kebenaran

serta validitas dokumen yang dilampirkan.

Untuk pemenuhan hak keuangan negara dan ketentuan impor yang berlaku,

Pejabat melakukan penelitian terhadap tarif dan nilai pabean yang diberitahukan.

Penelitian dimaksud diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)

hari sejak tanggal pendaftaran PIB. Dalam hal hasil penelitian sebagaimana

dimaksud mengakibatkan kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, dan PDRI,

Pejabat menerbitkan Surat Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPTNP).

Terhadap SPTNP yang terbit atas PIB yang ditetapkan jalur merah atau jalur

kuning, Pejabat menerbitkan SPPB setelah:

- Importir melunasi kekurangan bea masuk, cukai, PDRI, dan/atau sanksi

administrasi berupa denda; atau

- Importir menyerahkan jaminan sebesar bea masuk, cukai, PDRI, dan/atau

sanksi administrasi berupa denda dalam hal diajukan keberatan.

3. Pemeriksaan Fisik Barang Impor

Pemeriksaan fisik barang impor harus dimulai paling lambat 3 (tiga) hari kerja

setelah tanggal SPJM; atau bagi importir MITA non Prioritas 5 (lima) hari kerja

setelah tanggal SPPF. Importir atau kuasanya menyampaikan kesiapan dimulainya

pemeriksaan fisik barang kepada Pejabat Pabean. Importir yang barang impornya

ditetapkan jalur merah wajib :

- menyerahkan hardcopy PIB, dokumen pelengkap pabean, dan SSPCP,

dalam hal PIB disampaikan dengan menggunakan sistem PDE

Kepabeanan;

- menyiapkan barang untuk diperiksa; dan

- hadir dalam pemeriksaan fisik, dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)

hari kerja setelah tanggal SPJM.

Untuk pelaksanaan pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud, pengusaha

TPS wajib memberikan bantuan teknis yang diperlukan atas beban biaya Importir.

Page 9: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

9

a. Prosedur pemeriksaan fisik

Setelah mendapatkan SPJM/SPPF importir menyiapkan dokumen PIB dan

berkas dokumen pelengkap pabean, dan menyerahkan ke kantor pabean tempat

pembongkaran dalam rangkap 4. Selanjutnya menyiapkan barang yang akan

diperiksa dan menyampaikan surat kesiapan barang bersama PIB.

Pejabat pemeriksa Bea dan Cukai melakukan pemeriksaan barang di lokasi

tempat pemeriksaan bersama-sama dengan importir atau kuasanya. Pejabat

pemeriksa memeriksa kontainer yang ditunjuk meliputi jumlah, merek dan nomor

kontainer. Selanjutnya menyuruh membuka kontainer, mengeluarkan isinya,

menghitung jumlah koli/kemasan barang, memeriksa jumlah, jenis, merek, tipe

dan spesifikasi barang lainnya. Jika diperlukan atau jika diinstruksikan dalam

Instruksi Pemeriksaan, Pejabat pemeriksa mengambil contoh barang, brosur,

foto atau bukti lainnya, memasukkannya dalam kantong pembungkus dan

menandatanganinya.

Hasil pemeriksaan barang dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) dan membuat Berita Acara Pemeriksaan. Selanjutnya menyerahkan hasil

pemeriksaan ke Seksi Pabean untuk diteruskan ke pejabat pemeriksa dokumen.

Dalam hal kantor pabean telah menggunakan sistem PDE, data hasil

pemeriksaan dimasukkan ke komputer. Hal yang perlu diperhatikan dalam

melakukan pemeriksaan barang adalah: (1) tingkat pemeriksaan dilakukan

sesuai instruksi pemeriksaan (10%, 30%, atau 100%); Jika tingkat pemeriksaan

100%, maka barang harus diperiksa seluruhnya; (2) melaporkan dalam LHP

jumlah, jenis, spesifikasi barang yang diperiksa sesuai apa adanya, tidak

terpengaruh oleh importir, atau mengarang-ngarang/mengira-ngira.

LHP akan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pejabat

pemeriksa dokumen. Untuk mendapatkan keakuratan identifikasi barang Impor,

Pejabat pemeriksa dokumen dapat memerintahkan untuk dilakukan uji

laboratorium. Terhadap uji barang dikenakan biaya sebagai penerimaan negara

bukan pajak (PNBP).

Page 10: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

10

b. Pemeriksaan fisik melalui alat pemindai peti kemas

Untuk Kantor Pabean yang mengoperasikan pemindai peti kemas,

pemeriksaan fisik barang dapat dilakukan dengan menggunakan pemindai peti

kemas. Pemeriksaan dengan menggunakan pemindai peti kemas dilakukan

terhadap:

- barang yang pengeluarannya ditetapkan jalur hijau dan terkena pemeriksaan

acak melalui pemindai peti kemas;

- barang yang pengeluarannya ditetapkan jalur merah namun hanya terdiri dari

satu jenis (satu pos tarif);

- barang impor dalam refrigerated container yang berdasarkan pertimbangan

dari Pejabat yang menangani pelayanan pabean dapat diperiksa dengan

pemindai;

- barang yang berisiko tinggi berdasarkan hasil analisis intelijen;

- barang peka udara; atau

- barang lainnya yang berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pabean atau

Pejabat yang ditunjuk dapat dilakukan pemeriksaan melalui pemindai peti

kemas.

Dalam hal hasil image X-Ray menunjukkan adanya kesalahan, barang

tersebut dilakukan pemeriksaan fisik biasa dengan tingkat pemeriksaan 100%.

Tidak semua barang boleh dilakukan tindakan pemeriksaan X-Ray. Oleh

karena itu barang impor yang seharusnya diperiksa melalui X-Ray/pemindai peti

kemas dapat dikecualikan dari pemeriksaan tersebut. Kriteria barang yang

dikecualikan dari pemeriksaan dimaksud adalah terhadap:

- barang impor peka cahaya;

- barang impor yang mengandung zat radioaktif; atau

- barang impor lainnya yang karena sifatnya dapat menjadi rusak apabila

dilakukan pemindaian.

Terhadap barang tersebut dilakukan pemeriksaan biasa. Pemeriksaan ini

dengan alasan tertentu dapat dilakukan di gudang importir, misalnya jika dibuka

di pelabuhan dapat merusak barang.

Pada intinya pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat atau membandingkan

jumlah, jenis, dan spesifikasi barang dengan data pemberitahuan pabeannya.

Page 11: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

11

Data barang tersebut diperlukan untuk menetapkan tarif dan nilai pabean, serta

pemenuhan persyaratan impor.

4. Prosedur Impor Barang Pribadi Penumpang, Awak Sarana

Pengangkut (ASP), Pelintas Batas dan Barang Kiriman.

Terhadap barang pribadi penumpang, ASP, pelintas batas, dan barang

kiriman sampai batas nilai pabean dan/atau jumlah tertentu diberikan pembebasan

bea masuk, dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku.

a. Barang Pribadi Penumpang

Terhadap barang keperluan yang dipakai selama yang bersangkutan dalam

perjalanan maupun berada di luar negeri, tidak dipungut bea masuk dan pajak

dalam rangka impor. Atas barang pribadi penumpang yang tiba bersama

penumpang, wajib diberitahukan kepada pejabat bea dan cukai dengan

menggunakan Customs Declaration/BC 2.2 yang wajib diisi dengan lengkap dan

benar. Pemberitahuan dimaksud dapat dilakukan secara lisan, pada tempat-

tempat tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Terhadap barang pribadi penumpang yang tiba bersama penumpang dengan

nilai pabean paling banyak FOB USD 250.00 (dua ratus lima puluh US dollar)

per orang atau FOB USD 1,000.00 (seribu US dollar) per keluarga untuk setiap

perjalanan, diberikan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam

rangka impor sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang

perpajakan yang berlaku.

Dalam hal barang pribadi penumpang melebihi batas nilai pabean

sebagaimana tersebut diatas, maka atas kelebihan tersebut dipungut bea masuk

dan pajak dalam rangka impor. Terhadap barang penumpang yang

dikategorikan sebagai barang dagangan, dipungut bea masuk dan pajak dalam

rangka impor tanpa melihat nilai barang yang bersangkutan. Untuk penyelesaian

barang dagangan tersebut digunakan dokumen pemberitahuan impor barang

Page 12: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

12

khusus (BC 2.1). Pemberitahuan BC 2.1 juga digunakan atas barang impor

sementara yang dibawa oleh penumpang.

Selain pembebasan bea masuk, terhadap barang pribadi penumpang yang

merupakan barang kena cukai juga diberikan pembebasan cukai untuk setiap

orang dewasa paling banyak:

1). 200 (dua ratus) batang sigaret, 25 (dua puluh lima) batang cerutu, atau

100 (seratus) gram tembakau iris/hasil tembakau lainnya; dan

2). 1 (satu) liter rninuman mengandung etil alkohol.

Dalam hal hasil tembakau sebagaimana dimaksud lebih dari satu jenis,

pembebasan cukai diberikan setara dengan perbandingan jumlah per jenis hasil

tembakau tersebut. Atas kelebihan barang kena cukai, langsung dimusnahkan

dengan atau tanpa disaksikan penumpang yang bersangkutan.

Setelah menerima pemberitahuan CD sebagaimana dimaksud, pejabat bea

dan cukai;

1). memberikan persetujuan pengeluaran barang, dalam hal penumpang

melalui jalur hijau; atau

2). melakukan pemeriksaan fisik, dalam hal penumpang melalui jalur

merah.

Dalam hal terdapat kecurigaan, pejabat bea dan cukai berwenang melakukan

pemeriksaan fisik atas barang penumpang yang melalui jalur hijau. Apabila dari

hasil pemeriksaan fisik ditemukan :

1). kelebihan barang kena cukai dari jumlah yang ditentukan, terhadap

kelebihan barang kena cukai tersebut langsung dimusnahkan dengan

atau tanpa disaksikan penumpang yang bersangkutan.

2). barang yang terkena larangan atau pembatasan impor, pejabat bea dan

cukai melakukan penindakan sesuai ketentuan yang berlaku.

3). barang pribadi penumpang dengan nilai pabean tidak melebihi batas

pembebasan bea masuk, maka terhadap barang pribadi penumpang

tersebut diberikan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak

Page 13: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

13

dalam rangka impor sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di

bidang perpajakan yang berlaku.

4). barang pribadi penumpang dengan nilai pabean melebihi batas

pembebasan bea masuk, maka atas kelebihan nilai pabean barang

pribadi penumpang tersebut dipungut bea masuk dan pajak dalam

rangka impor dengan dasar nilai pabean penuh dikurangi dengan nilai

pabean yang mendapatkan pembebasan bea masuk.

Pengeluaran barang pribadi penumpang yang tiba sebelum atau sesudah

kedatangannya dan terdaftar di dalam manifes, diselesaikan dengan

Pemberitahuan Impor Barang Khusus (PIBK); namun jika terdaftar sebagai

barang "Lost and Found", diselesaikan dengan CD.

b. Barang Awak Sarana Pengangkut

Barang awak sarana pengangkut dengan nilai pabean tidak melebihi FOB

USD 50.00 (lima puluh US dollar) per orang untuk setiap kedatangan diberikan

pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku.

Selain itu terhadap barang awak sarana pengangkut yang merupakan barang

kena cukai diberikan pembebasan cukai, dengan ketentuan :

1). paling banyak 40 (empat puluh) batang sigaret, 10 (sepuluh) batang

cerutu, atau 40 (empat puluh) gram tembakau iris/hasil tembakau

lainnya; dan

2). paling banyak 350 (tiga ratus lima puluh) mililiter minuman mengandung

etil alkohol.

Dalam hal hasil tembakau lebih dari satu jenis, pembebasan cukai diberikan

setara dengan perbandingan jumlah per jenis hasil tembakau tersebut. Dalam

hal barang kena cukai melebihi jumlah sebagaimana dimaksud, atas kelebihan

barang tersebut langsung dimusnahkan dengan atau tanpa disaksikan awak

sarana pengangkut yang bersangkutan. Barang awak sarana pengangkut yang

tiba dari luar daerah pabean, wajib diberitahukan kepada pejabat bea dan cukai

dengan menggunakan Customs Declaration (BC 2.2).

Page 14: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

14

c. Barang Pelintas Batas

Barang pelintas batas diberikan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut

PDRI sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan yang

berlaku. Dokumen pemberitahuan pabean yang digunakan adalah Buku Pas

Barang Lintas Batas (BPBLB). Fasilitas barang pelintas batas diberikan dengan

ketentuan nilai pabean sebagai berikut :

1). Indonesia dengan Papua New Guinea paling banyak FOB USD 300.00

(tiga ratus US dollar) per orang untuk jangka waktu satu bulan;

2). Indonesia dengan Malaysia :

a) paling banyak FOB MYR 600.00 (enam ratus ringgit Malaysia) per

orang untuk jangka waktu satu bulan, apabila melewati batas daratan;

b) paling banyak FOB MYR 600.00 (enam ratus ringgit Malaysia) setiap

perahu untuk setiap trip, apabila melalui batas lautan (sea border);

3). Indonesia dengan Filipina paling banyak FOB USD 250.00 (dua ratus lima

puluh US dollar) per orang untuk jangka waktu satu bulan.

4). Indonesia dengan Timor Leste paling banyak FOB USD 50.00 (lima puluh

US dollar) per orang per hari.

Dalam hal barang pelintas batas melebihi batas nilai pabean dimaksud

diatas, maka atas kelebihan barang tersebut dipungut bea masuk dan pajak

dalam rangka impor.Setiap pelintas batas yang membawa barang wajib memiliki

Kartu Identitas Lintas Batas (KILB). KILB dikeluarkan oleh kepala kantor pabean

yang mengawasi Pos Pengawasan Lintas Batas (PPLB) atas permohonan

pelintas batas yang diajukan kepada kepala kantor pabean dengan dilampiri

fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan fotokopi PLB yang ditandasahkan

oleh pejabat imigrasi setempat. Dalam hal permohonan dimaksud telah

memenuhi persyaratan, kepala kantor pabean memberikan KILB kepada

pelintas batas tersebut dan dibuatkan BPBLB sesuai format yang ditentukan.

d. Barang Kiriman

Terhadap barang kiriman diberikan pembebasan bea masuk dan tidak

dipungut pajak dalam rangka impor sesuai dengan ketentuan perundang-

Page 15: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

15

undangan di bidang perpajakan yang berlaku, dengan nilai pabean paling

banyak FOB USD 50.00 (lima puluh US dollar) untuk setiap orang per kiriman.

Impor barang kiriman dilakukan melalui pos atau Perusahaan Jasa Titipan

(PJT) dan dilakukan pemeriksaan pabean oleh pejabat bea dan cukai.

Pemeriksaan meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang.

Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara selektif. Dalam hal dilakukan

pemeriksaan fisik barang, pemeriksaan fisik tersebut disaksikan oleh petugas

pos atau petugas PJT.

1). Barang Kiriman Melalui Pos

Penyelesaian pabean atas barang kiriman pos menggunakan dokumen

pos Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP). Atas barang

kiriman yang nilainya USD 50,- atau lebih, Pejabat bea dan cukai

menetapkan tarif dan nilai pabean serta menghitung bea masuk dan pajak

dalam rangka impor yang wajib dilunasi atas barang kiriman melalui pos.

Barang kiriman melalui pos yang telah ditetapkan tarif dan nilai,

diserahkan kepada penerima barang kiriman melalui pos setelah bea

masuk dan pajak dalam rangka impor dilunasi. Penyelesaian impor

barang kiriman melalui pos dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero)

dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, meliputi penanganan kantung

pos, pelalubeaan serta pengawasannya.

2). Barang Kiriman Melalui Perusahaan Jasa Titipan

PJT yang akan melaksanakan kegiatan impor barang kiriman harus

mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean sesuai contoh

format yang ditentukan. Atas permohonan dimaksud Kepala Kantor

Pabean memberikan persetujuan sesuai contoh format yang ditentukan.

PJT dapat melaksanakan kegiatan impor barang kiriman setelah

menyerahkan mempertaruhkan jaminan tunai, jaminan bank, atau

customs bond yang besarnya ditetapkan oleh kepala kantor pabean.

Penetapan jaminan dimaksud, dilakukan dengan memperhatikan jumlah

bea masuk dan pajak dalam rangka impor dalam periode penangguhan

pembayaran tertentu atas barang kiriman yang diberitahukan oleh PJT.

Barang kiriman melalui PJT harus memenuhi ketentuan paling berat 100

(seratus) kilogram untuk setiap House Airway Bill (AwB). Pengecualian

Page 16: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

16

dapat diberikan terhadap barang kiriman untuk tujuan tempat penimbunan

berikat, atau barang kiriman lainnya yang memperoleh izin dari Direktur

Jenderal Bea dan Cukai. Atas barang kiriman melalui PJT yang melebihi

berat yang ditentukan (100 Kg) dan/atau tidak dikecualikan, diberlakukan

ketentuan umum di bidang impor.

Pengeluaran barang kiriman melalui PJT dilaksanakan setelah diajukan

Pemberitahuan Impor Barang Khusus (PIBK) atau BC 2.1. Pejabat bea

dan cukai menetapkan tarif dan nilai pabean serta menghitung bea masuk

dan pajak dalam rangka impor yang wajib dilunasi atas barang kiriman

melalui PJT. Bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang terutang

wajib dilunasi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah

diterbitkannya persetujuan pengeluaran barang.

Pejabat bea dan cukai menetapkan tarif bea masuk atas impor barang

pribadi penumpang, barang awak sarana pengangkut, barang pelintas batas dan

barang kiriman didasarkan pada tarif bea masuk dari jenis barang bersangkutan.

Dalam hal barang impor sebagaimana dimaksud lebih dari 3 (tiga) jenis barang,

pejabat bea dan cukai menetapkan hanya satu tarif bea masuk berdasarkan tarif

barang tertinggi.

5. Impor Sementara

Impor sementara adalah pemasukan barang impor ke dalam daerah pabean

yang benar-benar dimaksudkan untuk diekspor kembali dalam jangka waktu paling

lama 3 (tiga) tahun. Barang impor dapat disetujui untuk dikeluarkan sebagai barang

impor sementara apabila pada waktu impornya memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

a. tidak akan habis dipakai;

b. mudah dilakukan identifikasi;

c. dalam jangka waktu impor sementara tidak mengalami perubahan bentuk

secara hakiki kecuali aus karena penggunaan;

d. tujuan penggunaan barang tersebut jelas; dan

e. terdapat dokumen pendukung bahwa barang tersebut akan diekspor kembali.

Page 17: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

17

Terhadap barang impor sementara dapat diberikan pembebasan atau

keringanan bea masuk. Barang impor sementara yang diberikan pembebasan bea

masuk adalah:

a. barang untuk keperluan pameran yang dipamerkan di tempat lain dari tempat

penyelenggaraan pameran berikat;

b. barang untuk keperluan seminar atau kegiatan semacam itu;

c. barang untuk keperluan peragaan atau demonstrasi;

d. barang untuk keperluan tenaga ahli;

e. barang untuk keperluan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan dan

kebudayaan;

f. barang untuk keperluan pertunjukan umum, olah raga dan perlombaan;

g. kemasan yang digunakan untuk pengangkutan dan/atau pengemasan barang

impor atau ekspor baik secara berulang-ulang maupun tidak;

h. barang keperluan contoh atau model;

i. kapal pesiar perorangan (yacht) yang digunakan sendiri oleh wisatawan

manca negara;

j. kendaraan atau sarana pengangkut yang digunakan sendiri oleh warga

negara asing;

k. kendaraan atau sarana pengangkut yang masuk melalui lintas batas dan

penggunaannya tidak bersifat regular;

l. barang untuk keperluan diperbaiki, direkondisi, diuji, dan dikalibrasi;

m. binatang hidup untuk keperluan pertunjukan umum, olahraga, perlombaan,

pelatihan, pejantan, dan penanggulangan gangguan keamanan;

n. barang untuk keperluan penanggulangan bencana alam, kebakaran,

kerusakan lingkungan, gangguan keamanan dan untuk tujuan kemanusiaan

atau sosial;

o. barang untuk keperluan kegiatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan

Kepolisian Republik Indonesia (POLRI);

p. kapal yang diimpor oleh perusahaan pelayaran niaga nasional atau

perusahaan penangkapan ikan nasional;

q. pesawat dan mesin pesawat yang diimpor oleh perusahaan penerbangan

nasional;

Page 18: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

18

r. barang pribadi penumpang, barang pribadi awak sarana pengangkut, dan

barang pribadi pelintas batas;

s. barang pendukung proyek pemerintah yang dibiayai dengan pinjaman atau

hibah dari luar negeri;

t. sarana pengangkut yang tidak dipergunakan untuk pengangkutan dalam

Daerah Pabean; dan/atau

u. peti kemas yang tidak digunakan untuk pengangkutan dalam Daerah Pabean.

Barang impor sementara yang dapat diberikan keringanan bea masuk adalah

barang impor sementara selain yang diberikan pembebasan tersebut pada huruf a

sampai dengan u diatas, termasuk:

- Mesin dan peralatan untuk kepentingan produksi atau pengerjaan proyek

infrastruktur;

- Barang yang digunakan untuk melakukan perbaikan; atau

- Barang yang digunakan untukmelakukan pengetesan atau pengujian.

Untuk mendapatkan fasilitas impor sementara, importir mengajukan

permohonan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pabean tempat pemasukan

barang impor sementara. Dalam hal tertentu permohonan dimaksud dapat diajukan

kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai, yaitu:

- Barang impor sementara yang digunakan untuk kegiatan berskala

internasional;

- Kantor Pabean tidak dapat digunakan untuk melakukan pelayanan pemenuhan

kewajiban kepabeanan yang disebabkan karena terjadi bencana alam atau

dalam kondisi keadaan memaksa;

- Barang impor sementara digunakan untuk operasi perminyakan dan

pertambangan; atau

- Barang impor sementara diperlukan dalam rangka efisiensi dan efektivitas

untuk kemudahan pelayanan pemberian izin imporsementara.

Kewajiban pengajuan permohonan dikecualikan terhadap barang impor

sementara dengan kriteria sebagai berikut:

Page 19: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

19

- Barang pribadi penumpang, barang pribadi awak sarana pengangkut, barang

pribadi pelintas batas;

- Sarana pengangkut yang tidak dipergunakan untuk pengangkutan dalam

Daerah Pabean;

- Peti kemas yang tidak digunakan untuk pengangkutan dalam Daerah Pabean.

Atas permohonan yang bersangkutan Kepala Kantor melakukan penelitian

dan penetapan nilai pabean serta klasifikasi barang atas barang impor sementara

untuk penghitungan bea masuk dan pajak dalam rangka impor sebagai dasar

penerbitan izin impor sementara. Dalam hal permohonan fasilitas impor sementara

disetujui, Kepala Kantor atas nama Menteri menerbitkan izin impor sementara.

Dalam hal permohonan fasilitas impor sementara tidak disetujui, Kepala Kantor

membuat surat pemberitahuan penolakan permohonan dengan menyebutkan alasan

penolakan.

Terhadap barang impor sementara yang diberikan pembebasan bea masuk,

importir wajib menyerahkan jaminan kepada Kepala Kantor. Kewajiban menyerahkan

jaminan dapat dikecualikan untuk impor sementara yang dibawa oleh penumpang,

awak sarana pengangkut, dan pelintas batas berdasarkan pertimbangan dari Kepala

Kantor. Jaminan juga dikecualikan terhadap kemasan dalam rangka

pengangkutan/pengemasan barang impor/ekspor baik secara berulang maupun

tidak, serta sarana pengangkut yang tidak dipergunakan untuk pengangkutan dalam

daerah pabean, dan peti kemas yang tidak digunakan untuk pengangkutan dalam

daerah Pabean.

Terhadap barang impor sementara yang diberikan keringanan bea masuk, importir

wajib membayar :

a. Bea Masuk sebesar 2% (dua persen) untuk setiap bulan atau bagian dari

bulan, dikalikan jumlah bulan jangka waktu impor sementara, dikalikan jumlah

bea masuk yang seharusnya dibayar atas barang impor sementara

bersangkutan; dan

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

(PPnBM).

Page 20: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

20

Selain kewajiban untuk membayar bea masuk, PPN atau PPN dan PPnBM,

importir wajib menyerahkan jaminan sebesar selisih antara bea masuk yang

seharusnya dibayar dengan yang telah dibayar ditambah dengan Pajak

Penghasilan Pasal 22 impor. Orang yang terlambat mengekspor kembali barang

impor sementara melebihi jangka waktu yang diijinkan, dikenai sanksi

administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari bea masuk yang

seharusnya dibayar.

6. Pengeluaran Barang Impor Untuk Diangkut Terus atau Diangkut

Lanjut, atau Direekspor, dan Penyelesaian Barang Eksep.

a. Pengeluaran Barang Impor Untuk Diangkut Terus atau Diangkut Lanjut.

Barang impor atau ekspor dapat dikeluarkan dari kawasan pabean untuk

diangkut terus atau diangkut lanjut dan wajib diberitahukan dengan

pemberitahuan pabean. Pemberitahuan pabean dimaksud berupa manifes

keberangkatan sarana pengangkut (outward manifest).

Pengeluaran barang sebagaimana dimaksud wajib mendapat persetujuan

pejabat bea dan cukai. Persetujuan berupa manifest keberangkatan sarana

pengangkut (outward manifest) yang telah mendapat nomor dan tanggal

pendaftaran.

b. Pengeluaran Barang Impor dari Kawasan Pabean untuk Diangkut ke Tempat

Penimbun Sementara di Kawasan Pabean Lainnya.

Pengusaha tempat penimbunan sementara yang akan mengeluarkan

barang impor, wajib menyerahkan pemberitahuan pabean berupa BC 1.2 kepada

kantor pabean yang mengawasi kawasan pabean asal.

Terhadap barang impor atau ekspor untuk diangkut terus atau diangkut

lanjut atau barang impor untuk diangkut ke tempat penimbunan sementara di

kawasan pabean lainnya, wajib diinformasikan oleh pejabat bea dan cukai di

kantor pabean keberangkatan kepada pejabat bea dan cukai di kantor pabean

tujuan.

Page 21: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

21

Pengangkutan barang impor atau ekspor dari kawasan pabean untuk

diangkut terus atau diangkut lanjut, dilakukan di bawah pengawasan pabean.

Pengangkutan barang impor dari kawasan pabean di suatu kantor pabean ke

tempat penimbunan sementara di kawasan pabean lainnya, dilakukan di bawah

pengawasan pabean.

c. Pengeluaran Barang Impor Untuk Diekspor Kembali

Terhadap barang impor yang masih berada di dalam Kawasan Pabean

dapat diekspor kembali apabila:

1). tidak sesuai pesanan;

2). tidak boleh diimpor karena adanya perubahan peraturan;

3). salah kirim;

4). rusak; atau

5). tidak dapat memenuhi persyaratan impor dari instansi teknis.

Ketentuan sebagaimana dimaksud diatas tidak berlaku apabila barang

tersebut telah diajukan PIB dan telah dilakukan pemeriksaan fisik barang dengan

hasil kedapatan jumlah dan atau jenis barang tidak sesuai. Importir yang

menghendaki barangnya diekspor kembali mengajukan permohonan reekspor

kepada Kepala Kantor Pabean dengan menyebutkan alasan tersebut diatas.

Berdasarkan persetujuan Kepala Kantor Pabean, Importir atau Pengangkut

mengisi dan menyerahkan Pemberitahuan Ekspor Barang (BC 3.0) kepada

Pejabat di Kantor Pabean tempat pemuatan.

d. Barang Impor Eksep

Apabila pada saat pengeluaran barang impor dari kawasan pabean

terdapat selisih kurang dari jumlah yang diberitahukan dalam PIB (eksep),

penyelesaian atas barang yang kurang tersebut dilakukan dengan menggunakan

PIB semula paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal SPPB.

Page 22: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

22

7. Kemudahan di Bidang Pelayanan Impor

Dalam materi ini dibahas mengenai kemudahan pelayanan kepabeanan

dibidang impor antara lain berupa:

a. Pemberitahuan Pendahuluan (Prenotification)

Importir dapat menyampaikan pemberitahuan pendahuluan dengan mengajukan

dokumen PIB sebelum BC 1.1 disampaikan oleh Sarana Pengangkut, dengan

ketentuan:

1). sebelum dilakukan pembongkaran barang impor bagi Importir MITA Prioritas

tanpa harus mengajukan permohonan;

2). paling cepat 3 (tiga) hari kerja sebelum dilakukan pembongkaran barang

impor bagi importir lainnya setelah mendapatkan persetujuan Kepala Bidang

Pelayanan Fasilitas Pabean dan Cukai atau pejabat yang ditunjuknya;

Dalam hal PIB ditetapkan jalur merah dan pemeriksaan fisik barang tidak dapat

dilakukan dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal SPJM dengan alasan

barang impor belum bongkar, dilakukan pemblokiran terhadap importir yang

bersangkutan.

b. Pelayanan Segera

Pelayanan segera adalah penyelesaian pengeluaran barang impor tanpa

menyampaikan PIB. Untuk mendapatkan pelayanan segera, Importir mengajukan:

1). Dokumen Pelengkap Pabean dan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai, dan

PDRI.

2). PIBK dilampiri Dokumen Pelengkap Pabean dan bukti pembayaran atau

jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai, dan PDRI, sepanjang importasi

dilakukan oleh orang perorangan dan tidak untuk diperdagangkan.

Pelayanan segera dimaksud hanya dapat diberikan terhadap importasi:

1). organ tubuh manusia antara lain ginjal, kornea mata, atau darah;

2). jenazah dan abu jenazah;

3). barang yang dapat merusak lingkungan antara lain bahan yang mengandung

radiasi;

Page 23: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

23

4). binatang hidup;

5). tumbuhan hidup;

6). surat kabar, majalah yang peka waktu;

7). barang berupa dokumen;

Untuk menyelesaikan importasi dengan pelayanan segera dengan menggunakan

Dokumen Pelengkap Pabean, Importir wajib mengajukan PIB definitif dalam

waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pengeluaran barang impor.

Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud diatas tidak dipenuhi, maka:

1). jaminan dicairkan;

2). importir dikenai sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10B ayat (6) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006; dan

3). kemudahan pelayanan segera untuk dan atas nama Importir yang

bersangkutan hanya dapat diberikan lagi setelah importir menyelesaikan

kewajibannya.

Pelayanan segera terhadap barang impor berupa barang yang dapat

merusak lingkungan, binatang hidup dan tumbuhan hidup, hanya dapat diberikan

apabila telah mendapatkan izin dari instansi teknis.

c. Pengeluaran barang impor dengan jaminan (Vooruitslag)

Barang impor dapat dikeluarkan sebagai barang impor untuk dipakai dari

Kawasan Pabean, setelah dokumen pelengkap pabean dan jaminan diserahkan

ke kantor pabean. Pengeluaran barang impor tersebut diberikan terhadap importir

yang telah mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas pembebasan

atau keringanan bea masuk, dan pajak dalam rangka impor, dan/atau cukai.

Terhadap barang impor untuk keperluan penanggulangan bencana alam dapat

dikeluarkan sebelum pengajuan permohonan .

Dalam hal barang impor merupakan barang larangan atau pembatasan,

barang impor tersebut dapat dikeluarkan dari Kawasan Pabean, sepanjang telah

dipenuhi ketentuan impor barang larangan atau pembatasan sesuai ketentuan

perundangan yang berlaku. Jaminan yang diserahkan atas pengeluaran barang

Page 24: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

24

impor dimaksud sebesar bea masuk, bea masuk dan pajak dalam rangka impor,

dan/atau cukai yang terutang.

Importir yang tidak menyelesaikan kewajiban berupa menyampaikan

pemberitahuan pabean dan membayar bea masuk, bea masuk dan pajak dalam

rangka impor, dan/atau cukai, sesuai dengan jangka waktu yang diizinkan wajib

membayar bea masuk, dan pajak dalam rangka impor, dan/atau cukai yang

terutang; serta sanksi administrasi berupa denda sebesar 10% (sepuluh persen)

dari bea masuk yang wajib dilunasi dan bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan

dari pajak dalam rangka impor yang wajib dilunasi.

d. Penimbunan barang impor di gudang atau lapangan importir di luar Kawasan

Pabean

Penimbunan barang impor dapat dilakukan di gudang atau lapangan importir

di luar Kawasan Pabean setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor

Pabean atau pejabat yang ditunjuknya, dalam hal :

1). keadaan darurat (force majeur);

2). sifat barang yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga tidak dapat

ditimbun di TPS di Kawasan Pabean;

3). kongesti yang dinyatakan secara tertulis oleh pihak terkait/berwenang;

dan/atau

4). alasan lainnya berdasarkan pertimbangan Kepala Bidang Pelayanan Pabean

dan Cukai atau Pejabat yang ditunjuknya, dan tempat tersebut memenuhi

syarat untuk dilakukan penimbunan.

e. Pemeriksaan barang impor di gudang atau lapangan penimbunan milik Importir

Pemeriksaan barang impor di gudang atau lapangan penimbunan milik

Importir dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean

atau pejabat yang ditunjuknya.Persetujuan dimaksud sekaligus merupakan izin

untuk menimbun barang impor di gudang atau lapangan penimbunan milik

Importir yang bersangkutan.Penyelesaian pemeriksaan barang impor dilakukan

sesuai tatakerja penyelesaiaan barang impor pada umumnya.

f. Pemeriksaan pendahuluan dan pengambilan contoh untuk pembuatan PIB

Page 25: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

25

Pemeriksaan pendahuluan dan pengambilan contoh untuk pembuatan PIB

dapat dilakukan dalam hal importir tidak dapat menetapkan sendiri tarif dan/atau

penghitungan nilai pabean sebagai dasar untuk penghitungan Bea Masuk, Cukai,

dan PDRI, karena uraian barang dan/atau rincian nilai pabean yang tercantum

dalam dokumen pelengkap pabean tidak jelas. Untuk mendapatkan persetujuan

pemeriksaan pendahuluan dan pengambilan contoh, importir mengajukan

permohonan kepada Kepala Kantor Pabean, atau pejabat yang ditunjuknya.

g. PIB Berkala

Kepala Kantor Pabean atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan

kemudahan dengan PIB Berkala untuk penyelesaian barang impor yang telah

dikeluarkan terlebih dahulu dengan menggunakan Dokumen Pelengkap Pabean

dan jaminan dalam periode paling lama 30 (tiga puluh) hari.Kemudahan

sebagaimana dimaksud diberikan kepada Importir yang mengimpor barang:

1). yang diimpor dalam frekuensi impor yang tinggi serta perlu segera

digunakan;

2). yang diimpor melalui saluran pipa atau jaringan transmisi; atau

3). yang berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal BC dapat diberikan

kemudahan PIB Berkala.

Importir wajib menyerahkan PIB Berkala dan bukti pembayaran bea masuk,

cukai, dan pajak dalam rangka impor atas seluruh importasi pada periode

bersangkutan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal

jatuh tempo.Dalam hal kewajiban dimaksud tidak dipenuhi:

1). jaminan dicairkan;

2). importir dikenai sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10B ayat (6) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006; dan

3). kemudahan pemberitahuan impor berkala untuk dan atas nama Importir yang

bersangkutan hanya dapat diberikan lagi setelah 6 (enam) bulan sejak

importir menyelesaikan kewajibannya.

Page 26: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

26

h. Pengemas yang dipakai berulangkali (returnable package)

Importir dapat mempergunakan pengemas yang dipakai berulangkali dalam

pelaksanaan importasinya. Izin pemasukan dan pengeluaran pengemas yang

dipakai berulangkali ke dan dari daerah pabean diberikan oleh Kepala Bidang

Pelayanan Fasilitas Pabean dan Cukai atau pejabat yang ditunjuk dan berlaku

untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan setiap tahunnya dapat diperpanjang atas

permohonan importir.

Terhadap pengemas yang berasal dari impor yang tidak dipergunakan

sesuai dengan izin yang diberikan, importir wajib mengekspor dalam jangka waktu

paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal teguran dari Kepala Bidang

Pelayanan Fasilitas Pabean dan Cukai atau pejabat yang ditunjuk. Importir yang

tidak melaksanakan ketentuan dimaksud wajib membayar Bea masuk dan PDRI

serta dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen)

dari Bea Masuk yang seharusnya dibayar.

B. Pungutan Dalam Rangka Impor

Dalam materi ini dibahas mengenai pungutan impor berupa bea masuk, bea

masuk tambahan, cukai, sanksi administrasi dan pajak dalam rangka impor.

1. Pungutan Bea Masuk

Bea Masuk adalah pungutan Negara berdasarkan Undang-undang No. 10

Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah atau ditambah dengan

UU No. 17 Tahun 2006 yang dikenakan terhadap barang impor.

Terdapat 2 (dua ) cara menghitung Bea Masuk , sebagai berikut :

1. Tarif Spesifik .

Yaitu penghitungan Bea Masuk dengan cara mengkalikan jumlah satuan

barang dengan tarif pembebanan Bea Masuk. Jenis barang impor yang dikenakan

tarifspesifik ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Jenis barang yang ditetapkan tarif

spesifik yaitu beras, Gula, barang kena cukai, dan film.

Page 27: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

27

Contoh :

Gula pasir (refined sugar) sebanyak 10.000 kg. Pos tariff BTKI BM : Rp. 700,-/kg.

BM wajib dibayar adalah: 10.000 x Rp. 700,- = Rp7.000.000,-

2. Tarif Advalorum.

Barang impor dipungut Bea Masuk berdasarkan tarif setinggi-tingginya empat

puluh persen dari nilai pabean untuk penghitungan Bea Masuk. Dikecualikan dari

ketentuan dimaksud adalah :

a) barang impor hasil pertanian tertentu;

b) barang impor yang termasuk dalam daftar ekslusif Skedul XXI-Indonesia

pada Persetujuan Umum Mengenai Tarif dan Perdagangan; dan

c) barang impor sebagai berikut :

yang dikenakan tarif Bea Masuk berdasarkan perjanjian atau

kesepakatan internasional;

barang bawaaan penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas,

atau barang kiriman melalaui pos atau jasa titipan; atau

barang impor yang berasal dari Negara yang memperlakukan barang

ekspor Indonesia secara diskriminatif.

Dasar penghitungan Bea Masuk (termasuk Cukai dan Pajak dalam rangka

impor) dinyatakan dalam rupiah sebagai hasil perkalian antara Nilai Dasar

Perhitungan Bea Masuk (NDPBM) dengan nilai CIF dalam valuta asing. Dasar

penghitungan Bea Masuk ini sering disebut Nilai Pabean yang dibulatkan menjadi

rupiah penuh dengan cara menghilangkan bagian dari satuan rupiah.

Cara penentuan nilai CIF adalah sebagai berikut :

1) Harga CIF adalah nilai yang dijadikan dasar untuk menghitung Bea Masuk,

Cukai dan Pajak dalam rangka impor.Unsur harga CIF adalah FOB + Freight +

Insurance.

2) Harga FOB adalah harga barang impor sampai dengan barang dimuat diatas

kapal di pelabuhan muat. Harga FOB biasanya tertera didalam Invoice atau

Faktur.

Page 28: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

28

3) Freight adalah biaya pengangkutan dari pelabuhan muat di luar negeri sampai

pelabuhan bongkar di Indonesia. Besarnya freight biasanya tertera didalam

dokumen pengapalan yaitu Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB).

4) Insurance.

Insurance adalah biaya asuransi pengangkutan dari pelabuhan muat di luar

negeri sampai dengan pelabuhan bongkar di Indonesia.

Untuk penghitungan Bea Masuk digunakan NDPBM yang berlaku :

1). dalam hal PIB bayar atau jaminan, NDPBM yang berlaku adalah pada saat

dilakukannya pembayaran atau diserahkan jaminan bea masuk, cukai dan

pajak dalam rangka impor;

2) dalam hal PIB bebas, NDPBM yang berlaku adalah pada saat PIB

mendapatkan nomor pendaftaran di Kantor Pabean;

3) dalam hal Pembayaran Berkala, NDPBM yang berlaku adalah pada saat PIB

mendapatkan nomor pendaftaran di Kantor Pabean.

Dalam hal jenis valuta asing tidak diatur didalam Keputusan Menteri Keuangan

tentang kurs pajak, NDPBM yang digunakan adalah nilai tukar yang berlaku pada

Bank Indonesia.Bea Masuk yang dibayar adalah hasil perkalian antara nilai

pabean dengan persentase (%) tarif pembebanan bea masuk sebagaimana

tertera didalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI).

Contoh penghitungan Bea Masuk:

Bahan baku obat berupa: ampicilin tryhidrate, dengan nilai CIF USD 10,000.-

diimpor dari India. Pos tarif dan pembebananan menurut BTKI adalah:

2941.10.20.00, besar tariff Bea Masuk : 10 %, NDPBM yang berlaku adalah USD

1.- = Rp. 9.000,-.

Bea Masuk = 10 % x 10.000 x Rp. 9.000,- = Rp. 9.000.000,-

2. Pungutan Bea Masuk Imbalan

Dasar hukum dari pengenaan Bea Masuk Imbalan adalah pasal 21 dan 22

UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan UU No. 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan. Bea Masuk Imbalan dikenakan terhadap barang impor dalam hal :

Page 29: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

29

a. ditemukan adanya subsidi yang diberikan di Negara pengekspor terhadap

barang impor yang bersangkutan, dan

b. impor barang tersebut :

1) menyebabkan kerugian terhadap industri dalam negeri yang memproduksi

barang sejenis dengan barang tersebut;

2) mengancam terjadinya kerugian terhadap industri dalam negeri yang

memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut, atau

3) menghalangi pengembangan industri barang sejenis di dalam negeri .

3. Pungutan Bea Masuk Anti Dumping

Bea Masuk Anti Dumping dikenakan terhadap barang impor dalam hal :

a. harga ekspor dari barang tersebut lebih rendah nilai normalnya, dan

b. impor barang tersebut :

- menyebabkan kerugian terhadap industri dalam negeri yang memproduksi

barang sejenis dengan barang tersebut;

- mengancam terjadinya kerugian terhadap industri barang sejenis dengan

barang tersebut; atau

- menghalangi pengembangan industri barang sejenis didalam negeri.

Bea Masuk Anti Dumping dikenakan terhadap barang impor setinggi-

tingginya sebesar selisih antara nilai normal dengan harga ekspor dari barang

tersebut. Bea Masuk Anti Dumping merupakan tambahan dari Bea Masuk yang

dipungut berdasarkan pasal 12 ayat (1) UU No. 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan.

Contoh perhitungan :

Carbon Black dengan nilai CIF USD 50,000.- , ex India. Besarnya tarif Bea Masuk

Anti Dumping adalah 11%. NDPBM yang berlaku : USD 1.- = Rp. 9.000,-.

Bea Masuk Anti Dumping = 11 % x 50.000 x Rp. 9.000,- = Rp. 49.500.000,-

Sedangkan PDRI dihitung berdasarkan tarif dikalikan jumlah BMAD.

4. Pungutan Bea Masuk Tindakan Pengamanan

Dasar hukum pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan adalah pasal

23A dan 23B UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan UU No. 10 Tahun 1995

Page 30: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

30

tentang Kepabeanan yang kemudian diatur didalam Keputusan Presiden Nomor

84 Tahun 2002 tentang Tindakan Pengamanan Industri dalam Negeri. Contoh:

produk keramik tableware kecuali produk peralatan toilet, dikenakan Bea Masuk

Tindakan Pengamanan (safeguard) yang berupa tarif spesifik.

5. Pungutan Cukai

Berdasarkan UU No. 39 Tahun 2007 tentang perubahan UU No. 11 Tahun

1995 tentang Cukai, yang dimaksud dengan barang kena cukai (BKC) adalah hasil

tembakau, etil alcohol atau etanol, minuman mengandung etil alcohol dan

konsentrat mengandung etil alcohol. Barang Kena Cukai yang diimpor selain

dikenai Bea Masuk dan Pajak dalam rangka impor juga dikenai Cukai. Terhadap

impor BKC jenis hasil tembakau, dan minuman mengandung etil alkohol, importir

harus membayar/membeli pita cukai terlebih dahulu di Kantor Pusat DJBC atau

Kantor Pabean, dan memitai BKC sebelum diimpor.

6. Pungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Besar pembebanan tarif PPN impor flat 10%. Tarif PPN adalah 10 %

dikalikan dengan nilai impor (hasil penjumlahan antara nilai pabean/CIF ditambah

Bea Masuk dan Cukai). Untuk menghitung Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) tarif

PPN dikalikan dengan jumlah BMAD.

Contoh penghitungan :

PT A di Jakarta mengimpor dari Jepang , 100 sets , Air Conditioner , merek : “X”,

yang digunakan pada kendaraan bermotor dengan harga CIF USD 10,000.- BM :

15 % , PPN : 10 % dan PPnBM 20 % . NDPBM USD 1.- = Rp. 9.000,- .

Nilai CIF : 10.000 x Rp. 9.000,00 = Rp. 90.000.000,00

BM : 15 % x Rp. 90.000.000,- = Rp. 13.500.000,00

PPN : 10 % x ( Rp 90.000.000 + Rp. 13.500.000,00)

= Rp.10.350.000,00

7. Pungutan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Pungutan PPnBM dikenakan atas barang tertentu yang digolongkan sebagai

barang mewah. Besarnya Tarif PPnBM adalah 10%, 20% atau 35% tergantung

Page 31: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

31

penetapan Menteri Keuangan. PPnBM yang harus dibayar importir adalah hasil

perkalian prosentase (%) tarif PPnBM dengan nilai impor. Cara perhitungannya

sama dengan perhitungan PPN.

8. Pungutan Pajak Penghasilan (PPh Pasal 22 impor)

Besarnya tariff PPh pasal 22 adalah sebagai berikut :

- untuk Importir yang mempunyai Angka Pengenal Impor (API) adalah 2,5 % x

Nilai Impor ;

- untuk Importir yang tidak mempunyai API adalah 7,5 % x Nilai Impor.

Yang dimaksud dengan nilai impor adalah hasil penjumlahan antara CIF

dengan pungutan pabean dan cukai.

9. Sanksi Adminstrasi Berupa Denda

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan

Sanksi Admintrasi Berupa Denda Di Bidang Kepabeanan, sanksi administrasi

berupa denda dikenakan hanya terhadap pelanggaran yang diatur dalam Undang-

undang Kepabeanan yang besarnya dinyatakan dalam :

- nilai rupiah tertentu;

- nilai rupiah minimum sampai dengan maksimum;

- persentase tertentu dari bea masuk yang seharusnya dibayar;

- persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari kekurangan

pembayaran bea masuk atau bea keluar; atau

- persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari bea masuk

yang seharusnya dibayar.

Demikian materi Kepabeanan di Bidang Impor, yang meliputi tata laksana

kepabeanan di bidang impor, dan pungutan dalam rangka impor.

Page 32: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

32

7.

1. RKSP wajib disampaikan kepada Pejabat di setiap Kantor Pabean yang akan

disinggahi sebelum kedatangan Sarana Pengangkut dan JKSP wajib

disampaikan sebelum kedatangan yang pertama dalam jadwal tertentu.

2. Inward Manifest yang telah diserahkan Pengangkut dan telah diberikan nomor

pendaftaran di Kantor Pabean merupakan Pemberitahuan Pabean BC 1.1 dan

berlaku sebagai persetujuan pembongkaran.

3. Pembongkaran barang impor dilaksanakan di Kawasan Pabean atau tempat

lain setelah mendapat ijin dari Kepala Kantor Pabean yang mengawasi tempat

tersebut.

4. Terhadap barang impor yang akan dikeluarkan dari Kawasan Pabean dengan

tujuan diimpor untuk dipakai, Importir/PPJK menyiapkan PIB berdasarkan

dokumen pelengkap pabean dan menghitung sendiri Bea Masuk, Cukai, dan

PDRI yang harus dibayar.

5. Terdapat 5 (lima) jalur pengeluaran barang impor, yaitu Jalur Merah, Jalur

Kuning, Jalur Hijau dan Jalur Mitra Utama Prioritas dan non prioritas.

Penetapan pemeriksaan dengan metode penjaluran dilakukan berdasarkan

manajemen resiko.

6. Terhadap barang impor yang dikategorikan sebagai barang impor khusus

pada penyelesaiannya menggunakan dokumen PIBK Pemberitahuan PIBK

dapat diajukan ke Kantor Pabean secara manual. Penggunaan PIBK antara

lain pada impor barang pindahan dan barang kiriman melalui perusahaan jasa

titipan.

7. Untuk kepentingan pembangunan dan peningkatan industri, atas impor yang

akan digunakan sementara waktu di Indonesia dan kemudian akan diekspor

kembali diberikan fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk.

8.

C. RANGKUMAN

Page 33: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

33

8. Cara pemungutan Bea Masuk didasarkan pada tarif spesifik dan tarif

advalorum. Berdasarkan tarif spesifik Bea Masuk didasarkan pada tarif per

satuan atau takaran tertentu. Sedangkan berdasarkan tarif advalorum Bea

Masuk didasarkan pada prosentase tertentu dari harga barang.

9. Pungutan yang dipungut berdasarkan tarif advalorum besarnya Bea Masuk

didasarkan pada besarnya tarif BTKI dikalikan dengan Nilai Pabean.

Sedangkan Nilai Pabean adalah penjumlahan dari harga FOB ditambah Freight

dan Asuransi .

10. PPN, PPnBM dan PPh pasal 22 Impor dihitung berdasarkan prosentase tarif

tertentu dikalikan dengan Nilai Impor. Yang dimaksud dengan Nilai Impor

adalah nilai CIF ditambah pungutan Pabean berupa Bea Masuk, Bea Masuk

Anti Dumping, Bea Masuk Imbalan, Bea Masuk Tindakan Pengamanan dan

Cukai.

1. Sarana Pengangkut datang dari Singapura mengangkut 3.000 container

yang akan dibongkar di Tanjung Priok dan sebagian dibongkar di Surabaya.

Jelaskan kewajiban Sarana Pengangkut menjelang dan pada saat

kedatangannya di Kantor Pabean di Tanjung Priok dan di Tanjung Perak.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan RKSP dan JKSP, dan apa

perbedaaan antara RKSP dan JKSP? Jelaskan jangka waktu pengajuannya

kepada Kantor Pabean yang disinggahi.

3. Jelaskan pengertian „impor untuk dipakai‟ dan apa persyaratan untuk dapat

mengeluarakan barang impor untuk dipakai.

4. Jelaskan dalam hal apa barang impor dilakukan pemeriksaan fisik barang.

Jelaskan juga tata cara melakukan pemeriksaan fisik atas barang impor

5. Jelaskan unsur-unsur perhitungan bea masuk, dan jelaskan perbedaan cara

penghitungan Bea Masuk berdasarkan tarif spesifik dan tarif advalorum.

D. LATIHAN

Page 34: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

34

BAB

KEPABEANAN DIBIDANG EKSPOR

A. Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor

Dalam materi ini dibahas mengenai tatalaksana penyelesaian kewajiban

pabean dibidang ekspor, meliputi dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB),

pemeriksaan barang ekspor, dan pungutan ekspor.

1. Pengertian ekspor

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Barang

ekspor adalah barang yang dikeluarkan dari daerah pabean. Sedangkan eksportir

adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mengeluarkan barang dari

daerah pabean.

Secara harfiah barang dikatakan telah diekspor jika barang tersebut telah

diangkut keluar melalui batas daerah pabean untuk dibawa ke luar daerah pabean.

Namun mengingat dari segi pelayanan dan pengamanan tidak mungkin

menempatkan pejabat bea dan cukai di sepanjang garis perbatasan untuk

memberikan pelayanan dan melakukan pengawasan barang ekspor. Maka

dinyatakan bahwa barang yang telah dimuat di sarana pengangkut untuk dikeluarkan

Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mempelajari materi bahan ajar ini mahasiswa diharapkan mampu 1) Menjelaskan tata laksana penyelesaian kewajiban pabean dalam

penyampaian dokumen ekspor. 2) Menjelaskan prosedur ekspor. 3) Menjelaskan tatacara pemeriksaan barang ekspor. 4) Menjelaskan konsolidasi barang ekspor. 5) Menjelaskan pembatalan dan pembetulan dokumen ekspor. 6) Menjelaskan pelaksanaan pemungutan bea keluar. 7) Menjawab pertanyaan tentang tatalaksana kepabeanan dibidang ekspor

2

Page 35: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

35

dari daerah pabean dianggap telah diekspor dan diperlakukan sebagai barang

ekspor (pasal 2 ayat 2 UU Kepabeanan).

2. Pemberitahuan Pabean Ekspor

a. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).

Eksportir wajib memberitahukan barang yang akan diekspor ke kantor pabean

pemuatan dengan menggunakan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).

Pengurusan PEB di kantor pabean dapat dilakukan sendiri oleh eksportir atau

dikuasakan kepada PPJK. PEB ditetapkan dengan kode BC 3.0 dan dapat

disampaikan dalam bentuk tulisan di atas formulir atau dalam bentuk data

elektronik .

Pemberitahuan Ekspor Barang harus diisi secara lengkap dengan

menggunakan Bahasa Indonesia, huruf latin, dan angka arab. Pengisian PEB

dapat menggunakan Bahasa Inggris dalam hal:

- penyebutan nama tempat atau alamat;

- penyebutan nama orang atau badan hukum;

- penyebutan uraian jenis barang ekspor yang tidak ada padanan katanya

dalam Bahasa Indonesia;

- penyebutan uraian jenis barang ekspor yang ada padanan katanya dalam

Bahasa Indonesia, tetapi perlu menyebutkan istilah teknis dalam Bahasa

Inggris terkait dengan istilah yang dikenal secara internasional.

Tidak semua pembawaan barang ke luar daerah pabean wajib menyampaikan

PEB. Penyerahan PEB tidak wajib atas ekspor :

Barang pribadi penumpang ;

Barang awak sarana pengangkut;

Barang pelintas batas;

Barang kiriman melalui PT Pos Indonesia dengan berat tidak melebihi 100

(seratus) kilogram.

Dalam hal ekspor barang melalui PJT, PJT dapat memberitahukan dalam

satu PEB untuk beberapa pengirim barang dengan ketentuan :

Page 36: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

36

Harus berstatus sebagai PPJK;

Bertindak sebagai eksportir;

Wajib menyerahkan ke kantor pabean pemuatan lembar lanjutan PEB yang

telah dilengkapi dengan nomor pos tarif paling lama 7 (tujuh) hari setelah

PEB mendapat nomor dan tanggal pendaftaran.

Perusahaan Jasa Titipan yang tidak menyerahkan lembar lanjutan PEB,

maka atas PEB berikutnya tidak dilayani sampai dengan PJT menyelesaikan

kewajibannya yang belum selesai.

Dalam hal barang yang akan dibawa ke luar daerah pabean diperlukan

pemberitahuan pabean, maka pemberitahuan dapat dilakukan secara manual.

Penyederhanaan penyampaian pemberitahuan pabean diberikan terhadap

barang ekspor tertentu/khusus. PEB atas Barang Ekspor Khusus meliputi :

1) Barang kiriman;

2) Barang pindahan;

3) Barang perwakilan negara asing atau badan internasional;

4) Barang untuk keperluan ibadah untuk umum, sosial, pendidikan,

kebudayaan atau olah raga;

5) Barang cendera mata;

6) Barang contoh; dan

7) Barang keperluan penelitian.

PEB untuk Barang Ekspor Khusus sebagaimana butir 2) sampai dengan 7)

diatas dapat disampaikan oleh eksportir dengan menggunakan tulisan diatas

formulir (manual). Dalam hal penyampaian PEB melalui sistem Pertukaran Data

Elektronik (PDE) kepabeanan, hasil cetak PEB yang telah mendapat nomor

pendaftaran, Nota Persetujuan Ekspor (NPE), Pemberitahuan Pemeriksaan

Barang (PPB) dan Laporan Pemeriksaan Ekspor (LPE) diberlakukan sebagai

dokumen yang sah.

b. Pemberitahuan Pembawaan Uang Tunai Ke Luar Daerah Pabean.

Formulir Pemberitahuan Pembawaan Uang Tunai Ke Luar Daerah Pabean

ditetapkan dengan kode BC 3.2 disampaikan dalam bentuk tulisan di atas

formulir. Sedangkan pembawaan mata uang dari luar negeri senilai 100 juta

Page 37: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

37

rupiah atau lebih, menggunakan form BC 2.2. Pembawaan uang tunai ke luar

negeri senilai 100 juta rupiah atau lebih dalam bentuk rupiah, harus

mendapatkan izin Bank Indonesia.

3. Pemeriksaan Dokumen dan Fisik Barang Ekspor

a. Penelitian dokumen ekspor .

Terhadap barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB dilakukan

penelitian dokumen setelah PEB disampaikan, sebagai berikut :

1) Pada kantor pabean pemuatan yang dalam sistem pelayanan

kepabeanannya menggunakan sistem PDE kepabeanan, dilakukan :

- Penelitian oleh Sistem Komputer Pelayanan, meliputi :

Ada atau tidaknya pemblokiran Eksportir/PPJK;

Kelengkapan pengisian data PEB;

Pembayaran Bea Keluar, dalam hal barang ekspor dikenai bea

keluar.

- Penelitian dokumen oleh pejabat bea dan cukai yang menangani

penelitian barang larangan dan pembatasan meliputi kelengkapan

dokumen yang dipersyaratkan oleh instansi terkait.

2) Pada kantor pabean pemuatan yang dalam system pelayanan

kepabeannya melayani PEB dalam bentuk tulisan diatas formulir, penelitian

dokumen dilakukan oleh :

Pejabat penerima dokumen meliputi :

- Ada atau tidaknya pemblokiran Eksportir/PPJK;

- Kelengkapan dokumen pelengkap pabean berupa invoice dan

packinglist; dan/atau

- Kesesuaian antara pengisiandata PEB dengan :

Dokumen pelengkap pabean berupa invoice dan packinglist;

Pembayaran Bea Keluar, dalam hal barang ekspor dikenai Bea

Keluar.

Pejabat bea dan cukai yang menangani penelitian barang larangan dan

pembatasan terhadap kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan oleh

instansi terkait.

Page 38: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

38

Penelitian ketentuan larangan dan pembatasan dilakukan oleh :

Portal Indonesia National Single Window (INSW).

Pejabat bea dan cukai yang menangani penelitian mengenai barang

larangan dan/atau pembatasan.

Dalam hal perhitungan Bea Keluar kedapatan tidak benar dan terhadap barang

ekspor tidak dilakukan pemeriksaan fisik, maka Pejabat Pemeriksa Dokumen

Ekspor melakukan penetapan perhitungan Bea Keluar dengan menerbitkan

Surat Penetapan Perhitungan Bea Keluar (SPPBK) dalam waktu paling lama

30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pendaftaran PEB.

Dalam hal perhitungan Bea Keluar kedapatan tidak benar dan terhadap barang

ekspor dilakukan pemeriksaan fisik, maka Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor

melakukan penetapan perhitungan Bea Keluar dengan menerbitkan SPPBK

dalam waktu :

- Paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pendaftaran PEB, dalam hal

hasil pemeriksaan fisik menunjukkan jumlah dan/atau jenis barang sesuai;

atau

- Paling lambat sebelum keberangkatan sarana pengangkut, dalam hal hasil

pemeriksaan fisik menunjukkan jumlah dan/atau jenis barang tidak sesuai.

b. Pemeriksaan Fisik Barang Ekspor

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap barang ekspor yang :

Akan diimpor kembali;

Pada saat impornya ditujukan untuk diekspor kembali;

Mendapat fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE);

Dikenai Bea Keluar;

Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak; atau

Berdasarkan hasil analisis informasi dari Unit Pengawasan terdapat indikasi

yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran

ketentuan perundang-undangan.

Pemeriksaan fisik dikecualikan terhadap eksportir tertentu, yang atas barang

ekspornya :

Page 39: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

39

- Mendapat fasilitas KITE dengan pembebasan bea masuk dan/atau cukai;

atau

- Dikenai bea keluar.

Pemeriksaan fisik atas barang ekspor dapat dilaksanakan di :

- Kawasan Pabean pelabuhan muat;

- gudang eksportir; atau

- tempat lain yang digunakan oleh eksportir untuk menyimpan barang setelah

mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean.

Dalam hal terhadap barang ekspor dilakukan pemeriksaan fisik di luar

Kawasan Pabean, PEB disampaikan ke kantor pabean pemuatan paling lambat

2 (dua) hari sebelum dimulainya pemeriksaan fisik barang. Pihak eksportir

menyampaikan dokumen PEB dan dokumen pelengkap pabeannya ke Kantor

Pabean yang mengawasi perusahaan eksportir. Pejabat pemeriksa barang

akan melakukan pemeriksaan di lokasi eksportir tempat barang ditimbun

dengan menggunakan dokumen PEB. Hasil pemeriksaan barang dituangkan di

halaman belakang dokumen PEB yang bersangkutan. Jika hasil pemeriksaan

barang sesuai, Pejabat pemeriksa barang menerbitkan persetujuan ekspor

berupa NPE; namun jika hasil pemeriksaan salah, berkas dokumen PEB

diserahkan ke Kantor Pabean untuk diteliti oleh Pejabat pemeriksa dokumen

ekspor.

Pemeriksaan fisik barang dilakukan atas seluruh party barang (tingkat

pemeriksaan 100%); kecuali terhadap barang ekspor yang mendapat fasilitas

KITE dilakukan tingkat pemeriksaan fisik 10% secara acak dari seluruh party

barang, dan sekurang-kurangnya 2 (dua) kemasan.

Untuk mengetahui jumlah barang ekspor yang pemuatannya ke sarana

pengangkut melalaui pipa, dilakukan pemeriksaan pada saat pemuatan

berdasarkan hasil pengukuran alat ukur dibawah pengawasan Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai.Dalam hal saluran pipa atau jaringan transmisi

langsung menuju luar daerah pabean, pemeriksaan fisik barang ekspor

didasarkan pada hasil pengukuran terakhir didalam daerah pabean.

Page 40: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

40

Terhadap barang ekspor yang pemeriksaan fisiknya dilakukan di luar

kawasan pabean pelabuhan muat, harus dilakukan pengawasan stuffing dan

penyegelan pada peti kemas atau kemasan barang.

Dalam hal hasil pemeriksaan fisik barang kedapatan jumlah/atau jenis

barang sesuai:

- Pejabat pemeriksa fisikmenerbitkan NPE; dan

- Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor melakukan penelitian perhitungan bea

keluar, dalam hal barang ekspor dikenai bea keluar.

4. Konsolidasi dan Penggabungan Barang Ekspor

a. Konsolidasi Barang Ekspor

Konsolidasi barang ekspor adalah mengumpulkan barang ekspor dalam

dua atau lebih PEB dengan menggunakan satu peti kemas sebelum barang

ekspor tersebut dimasukkan ke kawasan pabean untuk dimuat ke atas sarana

pengangkut. Pihak yang melakukan konsolidasi barang ekspor wajib

memberitahukan konsolidasi barang ekspornya dalam Pemberitahuan

Konsolidasi Barang Ekspor (PKBE) dan menyampaikannya ke kantor pabean

pemuatan. Dalam hal sistem pelayanan pabean menggunakan sistem PDE

Kepabeanan, penyampaian PKBE dimaksud dengan menggunakan sistem

PDE. Dalam hal sistem pelayanan pabean tidak menggunakan sistem PDE

kepabeanan, penyampaian PKBE dimaksud dengan menggunakan tulisan

diatas formulir.

Barang ekspor konsolidasi yang akan dilakukan stuffing (pemuatan ke

dalam kontainer) harus sudah dilengkapi dengan PEB dan NPE. Terhadap

konsolidasi barang ekspor dilakukan pengawasan stuffing oleh Petugas

pengawasan Stuffing berdasarkan PKBE. Selanjutnya kontainer disegel untuk

diangkut ke kawasan pabean di pelabuhan muat. Pemasukan barang ekspor ke

kawasan pabean menggunakan PKBE.

b. Penggabungan Barang Ekspor Yang Mendapat Fasilitas KITE

Eksportir yang mendapat fasilitas barang dan bahan asal impor yang

hasilnya diekspor (fasilitas KITE) dapat melakukan ekspor barang gabungan

Page 41: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

41

dengan cara menggabungkan barang hasil produksinya dengan barang hasil

produksi dari perusahaan lain yang mendapat fasilitas KITE atau tidak

mendapat fasilitas KITE. Barang Ekspor yang digabung tersebut tidak menjadi

satu kesatuan unit, artinya barang yang digabung dalam satu kesatuan yang

utuh tetapi masing-masing barang masih dapat dipisahkan, antara lain lampu

senter yang berisikan batu baterai dan pupuk yang dikemas dalam karung.

Perusahaan pengirim barang wajib memberitahukan barang yang akan

diserahkannya kepada perusahaan penerima barang dengan menggunakan

SSTB ke kantor pabean yang terdekat dengan lokasi pengiriman barang.

Perusahaan penerima barang wajib memberitahukan ke kantor pabean yang

mengawasinya pada saat menerima barang yang akan digabungkan.

Berdasarkan PEB dimaksud kantor pabean pemuatan menerbitkan

Laporan Pemeriksaan Ekspor (LPE) untuk masing-masing perusahaan yang

mendapat fasilitas KITE yang hasil produksinya digabungkan untuk diekspor

sebagai Barang Ekspor Gabungan.

5. Ekspor Bahan Baku Asal Impor yang Mendapat Fasilitas KITE

Ekspor bahan baku asal impor yang mendapat fasilitas KITE tanpa melalui

proses pengolahan, dapat dilakukan setelah eksportir mendapatkan persetujuan

dari Kepala kantor pabean pemuatan dan dilaksanakan dengan menggunakan

PEB dan diterbitkan LPE. Barang ekspor dimaksud tidak diperlakukan sebagai

barang yang mendapat fasilitas KITE dan tidak diterbitkan LPE.

Terhadap barang dimaksud wajib dilakukan pemeriksaan fisik barang.

Dalam hal hasil pemeriksaan fisik barang yang diekspor berbeda dengan barang

yang diberitahukan pada PEB dan/atau PIB, Pejabat Pemeriksa Dokumen

Ekspor menyerahkan kepada Unit Pengawasan di kantor pabean pemuatan

untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

6. Pemasukan Barang Ekspor Ke Kawasan Pabean Di Pelabuhan Muat

Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean di pelabuhan muat

dilakukan dengan menggunakan :

Nota Pelayanan Ekspor/NPE ;

Page 42: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

42

Pemberitahuan Ekspor Barang/PEB dan Pemberitahuan Pemeriksaan

Barang/PPB dalam hal dilakukan pemeriksaan fisik barang di kawasan

pabean;

PKBE, dalam hal barang ekspor merupakan barang konsolidasi; atau

Permohonan pemuatan barang ekspor curah yang telah diberikan catatan

persetujuan muat oleh Kepala Kantor Pabean pemuatan, dalam hal

barang ekspor merupakan barang curah dan PEB belum disampaikan ke

kantor pabean pemuatan. Dalam hal ini PEB diajukan ke kantor pabean

selambat-lambatnya sebelum keberangkatan sarana pengangkut.

7. Pemuatan Barang Ekspor dan Rekonsiliasi

Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkut dilakukan setelah

mendapat persetujuan ekspor, dengan menggunakan :

NPE;

PKBE, dalam hal barang ekspor merupakan barang konsolidasi;

Permohonan pemuatan barang ekspor curah yang telah diberikan

catatan persetujuan muat oleh kepala kantor pabean pemuatan, dalam

hal barang ekspor merupakan barang curah dan PEB belum disampaikan

ke kantor pabean.

Terhadap PEB yang telah disampaikan ke kantor pabean pemuatan

dilakukan rekonsiliasi dengan outward manifest yang telah didaftarkan di kantor

pabean pemuatan. Hasil rekonsiliasi akan menggambarkan apakah barang

ekspor telah benar-benar dimuat di sarana pengangkut.

Pada kantor pabean pemuatan yang dalam sistem komputer pelayanan

kepabeanannya menggunakan sistem PDE kepabeanan atau Media Penyimpan

Data Elektronik untuk pelayanan ekspor dan manifest, kegiatan rekonsiliasi

dilakukan oleh Pejabat beadan cukai yang menangani manifest dengan

menggunakan Sistem Komputer Pelayanan. Pada kantor pabean pemuatan yang

dalam sistem komputer pelayanan ekspor dan manifest menggunakan tulisan

diatas formulir, rekonsiliasi dilakukan oleh pejabat beadan cukai yang menangani

Page 43: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

43

manifest.Dalam hal rekonsiliasi terdapat elemen data yang tidak cocok, pejabat

bea dan cukai yang menangani manifest melakukan penelitian lebih lanjut.

8. Pembatalan Ekspor dan Pembetulan Data PEB

a. Pembatalan Ekspor

Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor dan telah mendapatkan

nomor pendaftaran PEB, dapat dibatalkan ekspornya. Eksportir wajib

melaporkan pembatalan ekspor dimaksud secara tertulis kepada Pejabat

Pemeriksa Dokumen Ekspor di kantor pabean pemuatan paling lama 3 (tiga)

hari kerja terhitung sejak keberangkatan sarana pengangkut yang tercantum

dalam PEB.

Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspor atas barang yang

telah diberitahukan dalam PEB atau melaporkan setelah melewati jangka waktu

yang ditentukan, dikenai sanksi administrasi berupa denda sesuai ketentuan

yang berlaku. Terhadap barang yang dibatalkan ekspornya tidak dilakukan

pemeriksaan fisik, kecuali atas barang ekspor tersebut diterbitkan nota hasil

intelijen/NHI.

b. Pembetulan Data PEB.

Eksportir dapat melakukan pembetulan data PEB yang telah disampaikan

ke kantor pabean pemuatan dalam hal terjadi kesalahan data PEB. Dalam hal

barang ekspor dikenai bea keluar, eksportir dapat melakukan pembetulan data

PEB sepanjang kesalahan tersebut terjadi karena kekhilafan yang nyata,

seperti:

- Kesalahan hitung berupa kesalahan perhitungan bea keluar; atau

- Kesalahan penerapan aturan berupa ketidaktahuan adanya perubahan

peraturan.

Pembetulan data PEB diberitahukan oleh eksportir ke kantor pabean

pemuatan dengan menggunakan Pemberitahuan Pembetulan PEB (PP-PEB)

dan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari kepala kantor pabean

pemuatan. Terhadap barang ekspor yang dilakukan pembetulan data PEB tidak

Page 44: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

44

dilakukan pemeriksaan fisik, kecuali atas barang ekspor tersebut diterbitkan

NHI.

Pembetulan data PEB mengenai jenis barang, nomor peti kemas, jenis

valuta dan/atau nilai FOB barang dapat dilayani sebelum barang masuk ke

Kawasan Pabean, kecuali dalam hal :

- tidak keseluruhan barang ekspor terangkut (short shipment) atau ekspor

barang curah, paling lama 3 (tiga) hari sejak keberangkatan sarana

pengangkut;

- ekspor barang dengan karakteristik tertentu, paling lama 60 (enam puluh)

hari sejak keberangkatan sarana pengangkut.

Pembetulan data PEB mengenai nama sarana pengangkut, nomor

voyage/flight, tanggal perkiraan ekspor yang disebabkab short shipment, dapat

dilayani paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak keberangkatan sarana

pengangkut semula. Pembetulan data dimaksud atas PEB dari barang ekspor

yang dikenai bea keluar, tidak dapat dilayani apabila :

- Kesalahan tersebut merupakan temuan Pejabat Pemeriksa Dokumen

Ekspor; atau

- Telah mendapatkan penetapan Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor.

Pembetulan data PEB mengenai tanggal perkiraan ekspor atas barang

ekspor yang dikenai bea keluar dapat dilayani dengan ketentuan:

Barang ekspor telah dimasukkan ke kawasan pabean;

Diajukan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal

pendaftaran PEB, dalam hal barang ekspor telah dimasukkan ke kawasan

pabean; atau

Tanggal perkiraan ekspor yang baru tidak melampaui tanggal perkiraan

ekspor yang dibetulkan, dalam hal barang ekspor ditimbun atau dimuat

ditempat lain di luar kawasan pabean.

Pembetulan data PEB lainnya (selain jenis dan jumlah barang, nomor

peti kemas/kemasan, jenis valuta, nilai FOB, nama sarana pengangkut, nomor

Page 45: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

45

voyage/flight, tanggal perkiraan ekspor, short shipment), dapat dilayani paling

lama 1 (satu) bulan terhitung sejak PEB mendapat nomor pendaftaran.

Terhadap kesalahan data PEB mengenai jenis/kategori ekspor, jenis

fasilitas yang diminta, dan/atau kantor pabean pemuatan, tidak dapat dilakukan

pembetulan data PEB. Atas kesalahan tersebut dapat dilakukan pembatalan

PEBsepanjang barang ekspor belum dimuat di sarana pengangkut, dengan

persetujuan kepala kantor pabean berdasarkan permohonan pembatalan PEB

yang diajukan oleh eksportir. Terhadap barang ekspor yang telah dilakukan

pembatalan PEB dimaksud, eksportir menyampaikan PEB baru sepanjang

barang ekspor belum dimuat di sarana pengangkut.

Dalam hal barang ekspor dikenai bea keluar, eksportir wajib mengajukan

pembatalan PEB terhadap :

- barang ekspor yang belum dimasukkan ke kawasan pabean paling lambat

sampai dengan tanggal perkiraan ekspor;

- pengajuan pembetulan tanggal perkiraan ekspor melewati jangka waktu 30

(tiga puluh) hari sejak tanggal pendaftaran PEB, dalam hal barang ekspor

telah dimasukkan ke kawasan pabean; atau

- pembetulan tanggal perkiraan ekspor dimana tanggal perkiraan ekspor

yang baru melampaui tanggal perkiraan ekspor yang dibetulkan, dalam hal

barang ekspor ditimbun atau dimuat di tempat lain di luar kawasan pabean.

Dalam hal eksportirbarang ekspor yang dikenai bea keluar dimaksud

diatas tidak mengajukan pembatalan Pemberitahuan Pabean Ekspor,

pelayanan ekspor terhadap eksportir tersebut tidak dilayani.

Dalam hal barang ekspor telah dimasukkan ke kawasan pabean terjadi

kerusakan pada :

seluruh peti kemas atau kemasan barang sehingga perlu dilakukan

penggantian atas seluruh peti kemas atau kemasan barang, maka :

- dilakukan pembatalan PEB dan harus diberitahukan kepada Pejabat

Pemeriksa Dokumen Ekspor di kantor pemuatan;

- terhadap barang ekspor yang bersangkutan harus dilakukan

pemeriksaan fisik terlebih dahulu sebelum barang ekspor dikeluarkan

dari kawasan pabean.

Page 46: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

46

Sebagian peti kemas atau kemasan barang sehingga perlu dilakukan

penggantian peti kemas atau kemasan barang, maka :

- dilakukan pembetulan data PEB dan harus diberitahukan kepada

Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor di kantor pabean pemuatan;

- terhadap barang ekspor yang peti kemas atau kemasan barangnya akan

diganti harus dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu sebelum

barang ekspor dikeluarkan dari kawasan pabean.

Pengeluaran barang ekspor dari kawasan pabean dimaksud dilakukan dengan

menggunakan SPPBE.

9. Pembatalan dan Pembetulan Data PKBE

a. Pembatalan Data PKBE

Pemberitahuan Konsolidasi Barang Ekspor (PKBE) yang telah

disampaikan dapat dilakukan pembatalan oleh pihak yang melakukan

konsolidasi setelah mendapat persetujuan dari kepala kantor pabean pemuatan

atau Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor. Persetujuan pembatalan dapat

diberikan sebelum barang ekspor dimuat di sarana pengangkut.

b. Pembetulan Data PKBE

PKBE yang telah disampaikan dapat dilakukan pembetulan yang

diajukan oleh pihak yang melakukan konsolidasi dengan menggunakan

Pemberitahuan Pembetulan PKBE (PP-PKBE) sebelum barang ekspor masuk

ke kawasan pabean. Pembetulan dapat dilakukan terhadap semua elemen

data kecuali identitas pihak yang melakukan konsolidasi dan kode kantor

pabean pemuatan. Terhadap kesalahan data identitas pihak yang melakukan

konslidasi dan kode kantor pabean pemuatan dilakukan pembatalan PEB.

Pembetulan PKBE dapat disampaikan dengan sistem PDE kepabeanan atau

tulisan diatas formulir.

10. Penerbitan dan Pembetulan LPE

a. Penerbitan LPE

Terhadap barang ekspor yang mendapat fasilitas impor barang dan

bahan untuk diolah yang hasilnya untuk diekspor (KITE) diterbitkan Laporan

Page 47: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

47

Pemeriksaan Ekspor (LPE) oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor di kantor

pabean pemuatan. LPE diterbitkan setelah elemen data yang dicocokkan pada

proses rekonsiliasi kedapatan sesuai. Dalam hal terdapat sebagian elemen

data yang dicocokkan pada proses rekonsiliasi dimaksud kedapatan tidak

sesuai, LPE diterbitkan setelah eksportir menyerahkan dokumen:

- Hasil cetak PEB, invoice, packing list;

- PEB pembetulan dalam hal dilakukan pembetulan PEB;

- NPE yang ditandatangani oleh Petugas Dinas Luar di pintu masuk

Kawasan Pabean, atau Petugas Dinas Luar yang mengawasi pemuatan,

dalam hal barang ekspor dimuat di tempat lain diluar kawasan pabean; dan

- Copy B/L atau AWB.

Eksportir wajib menyerahkan dokumen-dokumen tersebut kepada

Pejabat Pemeriksa Dokumen di kantor pabean pemuatan dalam jangka waktu

paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal pendaftaran PEB. Dalam hal

Eksportir menyerahkan dokumen dimaksud melebihi jangka waktu tersebut,

maka LPE tidak diterbitkan.

b. Pembetulan LPE

Terhadap LPE yang telah diterbitkan dapat dilakukan pembetulan oleh

Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor di kantor pabean pemuatan tempat

diterbitkannya LPE dalam hal :

Terdapat pembetulan data PEB; atau

Karena kesalahan adminstratif atas penerbitan LPE.

B. Bea Keluar

1. Pengenaan dan Perhitungan Bea Keluar

a. Pengenaan Bea Keluar

Terhadap barang ekspor dapat dikenakan Bea Keluar.Penetapan Bea

Keluar ditujukan untuk:

- Menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri;

- Melindungi kelestarian sumber daya alam;

Page 48: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

48

- Mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditi ekspor

tertentu di pasaran internasional; atau

- Menjaga stabilitas harga komditi tertentu di dalam negeri.

Tarif Bea Keluar ditetapkan paling tinggi :

1) 60% dari Harga Ekspor, dalam hal tarif bea keluar ditetapkan

berdasarkan persentase dari Harga Ekspor (advalorum);

2) Nominal tertentu yang besarnya equivalent dengan 60% (enam puluh

persen) sebagaimana dimaksud diatas, dalam hal tarif bea keluar

ditetapkan secara spesifik.

Tarif Bea Keluar ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah mendapat

pertimbangan dan/usul menteri yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang

perdagangan dan/atau menteri/kepala lembaga pemerintah non

departemen/kepala badan teknis terkait. Sedangkan harga ekspor untuk

penghitungan Bea Keluar ditetapkan oleh Menteri Perdagangan sesuai harga

patokan ekspor yang ditetapkan secara periodik oleh Pejabat Negara tersebut.

Dalam hal Harga Ekspor untuk periode berikutnya belum ditetapkan, berlaku

ketentuan Harga Ekspor periode sebelumnya.

Barang ekspor yang dikenakan bea keluar adalah barang ekspor berupa

rotan, kulit, kayu, kelapa sawit, CPO (crude palm oil) dan produk turunannya,

bio diesel, biji cacao, dan bahan tambang mineral logam dan batuan,nikel, bijih

aluminium, bijih timbal, bijih seng, bijih kromium, bijih zieconium. Besaran tarif

bea keluar masing-masing komoditi dapat dilihat pada referensi Peraturan

Menteri Keuangan terkait. Besaran tarif ini berubah-ubah sesuai dengan

kebijakan pemerintah saat itu.

b. Perhitungan Bea Keluar

Tarif bea keluar dapat ditetapkan berdasarkan persentase dari harga

ekspor (advalorum) atau secara spesifik.

Dalam hal tarif bea keluar ditetapkan berdasarkan persentase dari harga

ekspor (advalorum), bea keluar dihitung berdasarkan rumus sebagai

berikut:

Page 49: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

49

Bea Keluar (advalorum):

tarif bea keluar x harga ekspor x jumlah satuan barang x nilai tukar mata

uang

Dalam hal Tarif bea keluar ditetapkan secara spesifik, bea keluar dihitung

berdasarkan rumus sebagai berikut :

Bea Keluar (spesifik):

tarif bea keluar per satuan barang dalam satuan mata uang tertentu x

jumlah satuan barang x nilai tukar mata uang.

Tarif Bea Keluar dan Harga Ekspor yang digunakan untuk penghitungan

Bea Keluar adalah Tarif Bea Keluar dan Harga Ekspor yang berlaku pada

tanggal pemberitahuan pabean ekspor didaftarkan di Kantor Pabean. Dalam

hal Harga Ekspor untuk periode berikutnya belum ditetapkan, berlaku

ketentuan Harga Ekspor periode sebelumnya.

c. Pengecualian Atas Pengenaan Bea Keluar

Barang ekspor yang dikecualikan dari pengenaan Bea Keluar adalah

sebagai berikut:

1) Barang perwakilan Negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di

Indonesia berdasarkan azas timbal balik;

2) barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain

semacam itu yang terbuka untuk umum serta barang untuk konservasi

alam;

3) barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;

4) barang contoh yang tidak untuk diperdagangkan;

5) barang pindahan;

6) barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan

barang kiriman sampai batas nilai pabean ekspor dan/jumlah tertentu,

apabila Nilai Pabean Ekspor tidak melebihi Rp. 2,500,000,00 (dua juta

lima ratus ribu rupiah);

7) barang asal impor yang kemudian diekspor kembali; atau

8) barang ekspor yang akan diimpor kembali.

Page 50: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

50

Untuk mendapat pengecualian atas pengenaan Bea Keluar

sebagaimana huruf 1) sampai dengan huruf 5) diatas, Eksportir harus

memberitahukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pabean. Untuk

mendapat pengecualian atas pengenaan Bea Keluar sebagaimana dimaksud

huruf 7) dan 8), Eksportir harus mengajukan permohonan kepada Kepala

Kantor Pabean dengan melampirkan bukti-bukti pendukung.

2. Penagihan, Penundaan dan Pengembalian Bea Keluar

a. Penagihan Bea Keluar

Eksportir wajib melunasi kekurangan pembayaran Bea Keluar dan/atau

sanksi admistrasi berupa denda dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)

hari sejak tanggal penetapan dan penetapan kembali serta memberitahukan

pelunasannya kepada Kepala Kantor Pabean atau Pejabat Bea dan Cukai yang

menangani penagihan di Kantor Pabean tempat penyelesaian kewajiban

pabean.

Dalam hal Eksportir tidak melunasi sampai dengan batas waktu tersebut,

Eksportir dikenai bunga sebesar 2% setiap bulan dari jumlah yang terutang

untuk paling lama 24 bulan dan bagian bulan dihitung 1 (satu) bulan sejak

tanggal jatuh tempo pelunasan.

b. Penundaan Pembayaran Bea Keluar

Eksportir dapat diberikan penundaan pembayaran atas tagihan

kekurangan pembayaran Bea Keluar dan/atau sanksi administrasi berupa

denda sebagai berikut:

- penetapan Pejabat Bea dan Cukai;

- penetapan kembali oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai; atau

- keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukaiatas keberatan.

Penundaan pembayaran dimaksud dapat berupa:

pengunduran jangka waktu pembayaran tagihan kekurangan pembayaran Bea

Keluar dan/atau sanksi adminstrasi berupa denda.

- Pembayaran secara bertahap tagihan kekurangan pembayaran Bea Keluar

dan/atau sanksi administrasi berupa denda.

Page 51: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

51

Penundaan pembayaran bea keluar diberikan dalam hal Eksportir

memenuhi kriteria sebagai berikut:

Eksportir mengalami kesulitan likuiditas namun mampu untuk melunasi

kekurangan pembayaran; dan

Eksportir memiliki kredibilitas yang baik.

Penundaan diberikan untuk jangka waktu paling lama 12 (dua belas)

bulan terhitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran tagihan. Atas

penundaan dikenakan bunga sebesar 2% (dua) persen per bulan, bagian bulan

dihitung satu bulan penuh, terhitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran

tagihan.

c. Pengembalian Bea Keluar

Pengembalian Bea Keluar dapat diberikan terhadap seluruh atau

sebagian Bea Keluar dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang telah

dibayar, dalam hal:

- barang dibatalkan ekspornya atau tidak jadi diekspor;

- kesalahan tatausaha berupa kesalahan tulis, kesalahan hitung, atau

kesalahan pencantuman tarif Bea Keluar dan/atau Harga Ekspor;

- kelebihan pembayaran akibat penetapan Pejabat Beadan Cukai;

- kelebihan pembayaran akibat penetapan kembali Direktur Jenderal Bea

dan Cukai;

- kelebihan pembayaran akibat keputusan keberatan; atau

- kelebihan pembayaran akibat putusan Pengadilan Pajak.

Untuk mendapatkan pengembalian Bea Keluar, eksportir mengajukan

permohonan pengembalian kepada Kepala Kantor Pabean di Kantor Pabean

tempat penyelesaian kewajiban pabean. Dikecualikan dari kewajiban

menyerahkan permohonan adalah pengembalian Bea Keluar akibat dari hasil

keputusan keberatan atau banding.

Page 52: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

52

1. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah Pabean. Barang

yang telah dimuat ke dalam sarana pengangkut untuk tujuan ekspor, dianggap

telah diekspor.

2. Terdapat 6 (enam) kelompok jenis barang yang dikenakanBea Keluar yaitu:

kayu olahan, kulit lembu/domba, rotan (sementara tidak dipungut), CPO dan

produk turunannya, termasuk bio diesel, cacao, dan bahan galian/mineral.

3. Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan oleh eksportir/kuasanya

dengan menggunakan PEB. Eksportir/kuasanya wajib mengisi PEB dengan

lengkap dan benar dan bertanggung jawab atas kebenaran hal-hal yang

diberitahukan dalam PEB.

4. Terhadap PEB dilakukan penelitian dokumen, meliputi kelengkapan dan

kebenaran pengisian data PEB, kebenaran perhitungan dan pelunasan BK

dalam hal barang ekspor terkena Bea Keluar, kelengkapan dokumen pelengkap

pabean yang diwajibkan, dan kelengkapan dokumen pelengkap pabean lainnya

yang diwajibkan dalam rangka pemenuhan ketentuan kepabeanan di bidang

ekspor.

5. Pemeriksaan fisik barang dilakukan oleh Pemeriksa terhadap barang ekspor

yang akan diimpor kembali, barang diekspor kembali, barang ekspor yang telah

mendapat NPE yang terkena NHI. Pemeriksaan fisik barang juga dapat

dilakukan dalam hal barang yang diekspor adalah barang ekspor yang terkena

BK dan SSPCP yang nomor dan tanggalnya tercantum dalam PEB belum

diserahkan eksportir kepada Pejabat dan barang yang diatur, diawasi dan

dilarang ekspornya dan izin dari instansi terkait yang tercantum dalam PEB

belum diserahkan eksportir kepada Pejabat;

6. Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean dilakukan dengan

menggunakan NPE yang telah ditandatangani Pejabat. Pemasukan barang

ekspor yang akan dilakukan pemeriksaan fisik barang di Kawasan Pabean

dengan menggunakan PEB dan PPB. Dalam hal Pendaftaran PEB di Kantor

Pemuatan dengan menggunakan formulir, pemasukan barang ekspor ke

Kawasan Pabean dilakukan dengan menggunakan copy PEB.

C. RANGKUMAN

Page 53: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

53

1. Jelaskan jenis-jenis eksportasi yang diwajibkan menggunakan dokumen PEB

dan yang tidak diwajibkan menggunakan dokumen PEB.

2. Jelaskan kriteria pemeriksaan fisik terhadap barang ekspor (barang yang wajib

diperiksa fisik); dan jelaskan tata cara melakukan pemeriksaan barang ekspor.

3. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan dokumen yang wajib disertakan pada saat

pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean di pelabuhan muat.

4. Jelaskan penggolongan jenis-jenis barang ekspor berdasarkan ketentuan

Kementerian Perdagangan dan sebutkan beberapa jenis barang berdasarkan

masing-masing penggolongan.

5. Sebutkan jenis-jenis komoditi barang ekspor yang dikenakan Bea Keluar;dan

jelaskan cara penghitungan Bea Keluar.

D. LATIHAN

7. Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean dilakukan dengan

menggunakan NPE yang telah ditandatangani Pejabat. Pemasukan barang

ekspor yang akan dilakukan pemeriksaan fisik barang di Kawasan Pabean

dengan menggunakan PEB dan PPB. Dalam hal Pendaftaran PEB di Kantor

Pemuatan dengan menggunakan formulir, pemasukan barang ekspor ke

Kawasan Pabean dilakukan dengan menggunakan copy PEB.

Page 54: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

54

BAB FASILITAS PEMBEBASAN ATAU KERINGANAN BEA MASUK, DAN FASILITAS TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT

A. Fasilitas Pembebasan dan Keringanan Bea Masuk

Dalam materi ini dibahas mengenai tatacara dan persyaratan pemberian

fasilitas pembebasan dan keringanan bea masuk, termasuk fasilitas bea masuk

ditanggung pemerintah, dan fasilitas preferensi tarif bea masuk. Fasilitas

Kepabeanan yang dikaitkan dengan pungutan Bea Masuk diatur dalam Undang-

undang nomor 10 tahun 1995 yang telah direvisi dengan UU Nomor 17 tahun 2006

tentang Kepabeanan, adalah sebagai berikut.

1. Tidak Dipungut Bea Masuk

Dalam pasal 24 Undang-Undang No. 17 tahun 2006 disebutkan

bahwa barang yang dimasukkan ke dalam daerah pabean untuk diangkut terus

atau diangkut lanjut ke luar daerah pabean, tidak di pungut bea masuk. Pada

dasarnya barang di luar daerah pabean sejak memasuki (melintasi batas

daerah pabean) sudah terutang bea masuk, tetapi dalam hal barang yang

dimasukkan tersebut tidak di impor untuk dipakai, barang tersebut tidak di

pungut bea masuk.Tidak di pungut bea masuk mengandung pengertian bahwa

sama sekali tidak di pungut bea masuk tanpa syarat apapun.

Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mempelajari materi bahan ajar ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan fasilitas pembebasan bea masuk. 2. Menjelaskan fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk. 3. Menjelaskan fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah. 4. Menjelaskan fasilitas preferensi tarif bea masuk. 5. Menjelaskan fasilitas Tempat Penimbunan Berikat.

3

Page 55: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

55

2. Fasilitas Pembebasan Bea Masuk Diatur Dalam Pasal 25 Undang-undang

No. 17 Tahun 2006

Pembebasan bea masuk adalah peniadaan pembayaran bea masuk yang

diwajibkan. Pembebasan bea masuk yang diberikan dalam pasal ini adalah

pembebasan yang bersifat mutlak, artinya jika persyaratan yang diatur dalam

pasal tersebut di atas dipenuhi, barang yang diimpor tersebut diberi

pembebasan bea masuk. Pemberian fasilitas pembebasan bea masuk, yang

dimasukkan dalam perundang-undangan kepabeanan indonesia bersifat

universal dan dilaksanakan dalam praktek kepabeanan internasional.

Kriteria pemberian fasilitas pembebasan pungutan bea masuk telah

disusun sedemikian rupa sehingga sejalan dengan ketentuan nasional dan

perjanjian internasional. Barang-barang impor yang diberikan fasilitas

pembebasan bea masuk dalam Undang-undang Kepabeanan Indonesia

adalah :

- Barang Perwakilan Negara Asing beserta para pejabatnya yang

bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik;

- Barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang

bertugas di Indonesia;

- Buku ilmu pengetahuan;

- Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial atau

kebudayaan atau untuk kepentingan penanggulangan bencana alam;

- Barang untuk keperluan museum, kebun binatang dan tempat lain

semacam itu yang terbuka untuk umum serta barang untuk konservasi

alam;

- Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan;

- Barang untuk keperluan kaum tunanetra dan penyandang cacat

lainnya;

- Persenjataan, amunisi dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang

yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara;

Page 56: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

56

- Barang untuk keperluan yang di pergunakan untuk menghasilkan

barang bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara;

- Barang contoh yang tidak untuk di perdagangkan;

- Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah;

- Barang pindahan;

- Barang pribadi Penumpang; awak sarana pengangkut, pelintas batas,

dan barang kiriman sampai batas nilai pabean dan/atau jumlah tertentu.

- Obat-obatan yang diimpor dengan menggunakan anggaran pemerintah

yang diperuntukan bagi kepentingan masyarakat;

- Barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan,

pengujian;

- Barang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas

yang sama dengan kualitas pada saat diekspor;

- Bahan terapi manusia, pengelompokan darah, dan bahan penjenisan

jaringan.

Untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk tersebut pada intinya

harus disampaikan permohonan pembebasannya kepada Menteri Keuangan

cq Direktur Jenderal Bea dan Cukai, atau pejabat yang diberi wewenang,

disertai dengan daftar barang yang akan diimpor serta rekomendasi dari

Institusi/Kementerian terkait. Untuk mengetahui lebih jelas prosedur

dimaksud, diminta agar Saudara membaca Peraturan Menteri Keuangan

terkait sebagai referensinya.

a. Barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya

Impor barang milik perwakilan negara asing beserta para pejabatnya dalam

upaya menunjang tugas/fasilitas diplomatik perwakilan asing di Indonesia

berdasarkan asas timbal balik diberikan fasilitas pembebasan bea masuk dan

cukai yang meliputi :

Barang yang dipakai untuk keperluan resmi, seperti keperluan kantor,

simbol-simbol, bendera kebangsaan, dan sebagainya, serta barang-

barang lain yang digunakan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari;

Page 57: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

57

Barang yang digunakan untuk pendirian dan/atau perbaikan gedung

yang ditempati oleh perwakilan diplomatik, konsuler dan dagang,

termasuk juga furniture dan kelengkapan di dalamnya;

Barang pindahan milik pejabat perwakilan negara asing yang meliputi

semua barang-barang rumah tangga, termasuk kendaraan bermotor;

Barang yang dipakai untuk keperluan sendiri termasuk pemakaian

anggota keluarga dari pejabat perwakilan negara asing.

Kepala perwakilan diplomatik, konsuler atau lembaga

internasional mengajukan surat permohonan kepada Direktur Jenderal

Bea dan Cukai. Surat permohonan tersebut terlebih dahulu harus

disetujui oleh Kementerian Luar Negeri, dalam hal ini Direktorat Jenderal

Protokol dan Konsuler. Selanjutnya Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas

nama Menteri Keuangan memberikan keputusan pembebasan Bea

Masuk, PPn dan PPnBM serta PPh pasal 22 sesuai ketentuan yang

berlaku.

Terhadap barang-barang impor keperluan perwakilan negara

asing selain kendaraan bermotor, pemberian persetujuan izin impor

dengan pembebasan Bea Masuk dan pajak dalam rangka impor diberikan

langsung oleh Kepala Kantor Pabean setempat.

b. Barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang

bertugas di Indonesia

Badan internasional adalah perwakilan negara asing, perwakilan

organisasi internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa dan

organisasi serta lembaga internasional lainnya yang berkedudukan di

Indonesia atas penunjukan induk badan internasional yang bersangkutan,

yang memberikan bantuan teknis dalam bidang ekonomi, sosial dan

kebudayaan kepada Indonesia.

1) Pembebasan Bea Masuk, PDRI, Cukai atas barang-barang yang diimpor

oleh Badan Internasional.

Page 58: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

58

Barang yang diimpor untuk keperluan Badan Internasional beserta

pejabatnya yang mendapat pembebasan Bea Masuk dan Cukai meliputi :

Barang untuk keperluan kantor badan internasional di Indonesia;

Barang keperluan pribadi dan barang yang digunakan untuk keperluan

keahlian (professional equipment) termasuk barang untuk keperluan

anggota keluarga dari pejabat yang bekerja untuk badan internasional

di Indonesia;

Barang untuk keperluan proyek dan non proyek dalam rangka kerja

sama teknik yang dikirim melalui badan internasional;

Kendaraan bermotor untuk keperluan kantor, pejabat dan untuk

keperluan proyek. Untuk kendaraan proyek tidak dibatasi jumlah dan

jenisnya tergantung kebutuhan di lapangan.

Keputusan pembebasan bea masuk diberikan Direktur Jenderal

Bea dan Cukai atas permohonan kepala badan internasional setelah

mendapat persetujuan dari Sekretariat Negara RI.

c. Buku ilmu pengetahuan

Yang dimaksud buku ilmu pengetahuan adalah buku-buku yang dapat

digunakan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Buku dimaksud meliputi: buku ilmu

pengetahuan dan teknologi, buku pelajaran umum, kitab suci, buku pelajaran

agama dan buku ilmu pengetahuan lainnya.

Pembebasan bea masuk atas impor buku ilmu pengetahuan diberikan

atas buku-buku yang menggunakan bahasa asing, dengan ketentuan:

Importir mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan melalui

Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Permohonan dilampiri dengan daftar

jumlah, jenis, judul dan perkiraan nilai pabean. Permohonan juga

dilampiri dengan rekomendasi dari kementerian teknis terkait

(misalnya: Kemdiknas atau Kementerian Agama).

Page 59: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

59

Direktur Jenderal Bea dan Cukai menerbitkan keputusan pembebasan

bea masuk atas nama Menteri Keuangan yang memuat daftar rincian

buku dan pelabuhan bongkar.

d. Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial atau

kebudayaan

Pemasukan barang-barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah

umum, amal, sosial dan kebudayaan yang dapat diberikan pembebasan bea

masuk, cukai dan pungutan impor lainnya dapat berupa barang-barang

sebagai berikut :

- Barang yang diperlukan untuk mendirikan atau memperbaiki bangunan

ibadah, rumah sakit, poliklinik dan sekolah atau barang yang akan

merupakan inventaris tetapnya.

- Mobil klinik sarana pengangkut orang sakit, sarana pengangkut petugas

ibadah umum, sarana pengangkut petugas kesehatan.

- Barang yang diperlukan pemakaian tetap oleh perkumpulan dan badan-

badan untuk tujuan kebudayaan.

- Barang yang diperlukan untuk ibadah umum, seperti tikar sembahyang,

permadani atau piala-piala untuk jamuan perjamuan suci

- Peralatan operasi, perkakas pengobatan dan bahan pembalut yang

digunakan untuk badan-badan sosial

- Barang peralatan belajar-mengajar untuk lembaga pengajaran dan

diberikan secara cuma-cuma untuk meningkatkan kecerdasan

masyarakat.

- Barang yang diperlukan dalam rangka penanganan bencana alam.

- Makanan, obat-obatan dan pakaian untuk diberikan dengan cuma-cuma

kepada masyarakat yang memerlukan;

Untuk impor barang oleh badan atau lembaga yang telah di tetapkan,

pengajuan permohonan kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal

Bea dan Cukai dengan dilampiri :

Rincian jumlah dan jenis barang yang dimintakan pembebasan bea

masuk beserta nilai pabeannya.

Page 60: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

60

Surat keterangan dari pemberi hadiah di luar negeri (gift certificate) yang

menyatakan bahwa barang tersebut adalah kiriman hadiah dan dalam

pengadaannya tidak menggunakan devisa Indonesia.

Rekomendasi dari kementerian teknis terkait, bahwa lembaga maupun

barang yang diimpor benar dan sesuai peruntukan impornya.

Atas permohonan yang diajukan oleh badan atau lembaga yang belum

ditetapkan, keputusan Menteri Keuangan mengenai pembebasan bea masuk

diterbitkan oleh Direktur Fasilitas setelah mendapat persetujuan dari Direktur

Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan.

e. Barang untuk keperluan museum, kebun binatang dan tempat lain semacam

itu yang terbuka untuk umum

Untuk mendapatkan pembebasan atas barang-barang impor tersebut,

penanggung jawab museum, kebun binatang atau tempat lain semacam itu

yang terbuka untuk umum mengajukan permohonan kepada Menteri

Keuangan melalui Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dengan dilampiri :

Rincian jumlah dan jenis barang yang dimintakan pembebasan bea

masuk beserta nilai pabeannya;

Rekomendasi dari kementerian teknis terkait

Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan

mengeluarkan Surat Keputusan Pembebasan Bea Masuk dan Pajak Dalam

Rangka Impor.

f. Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

Perguruan tinggi, lembaga dan badan yang telah ditetapkan, mengajukan

permohonan kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Bea dan

Cukai, dengan dilampiri:

Daftar rincian jumlah dan jenis barang yang dimintakan pembebasan Bea

Masuk beserta nilai pabeannya yang telah disahkan oleh Pimpinan

Perguruan Tinggi, Lembaga dan Badan yang terkait dengan penelitian.

Rekomendasi dari kementerian teknis terkait, misalnya dari Kemdiknas,

Badan Tenaga Atom Nasional, Kementerian Pertanian dan sebagainya.

Page 61: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

61

Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan

mengeluarkan surat keputusan pembebasan.

g. Barang untuk keperluan kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya

Barang-barang yang dapat diimpor dengan mendapat pembebasan bea

masuk dan pungutan impor lainnya meliputi peralatan khusus yang diperlukan

seperti kursi roda, buku dengan huruf Braille atau mesin cetak Braille, tongkat

jalan dan sebagainya.

Badan-badan sosial yang mengurus kaum tunanetra dan penyandang

cacat lainnya mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan melalui

Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Direktur Jenderal Bea dan Cukai

memberikan keputusan pembebasan bea masuk dan cukai atas nama

Menteri Keuangan.

h. Persenjataan, amunisi dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang yang

diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara.

Barang yang diberikan fasilitas pembebasan bea masuk dan pajak dalam

rangka impor, meliputi barang-barang berupa:

- Persenjataan dan amunisi adalah alat utama TNI termasuk suku cadang

dan perlengkapan militer yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan

dan keamanan negara untuk melaksanakan kegiatan dan operasi dalam

rangka pelaksanaan tugas pokok TNI, serta alat pendukung yang

dipergunakan dalam pengoperasian alat utama dalam rangka

pelaksanaan kegiatan dan operasi TNI, termasuk kendaraan bermotor.

- Barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi

keperluan pertahanan dan keamanan adalah termasuk juga suku cadang

yang dipergunakan untuk pemeliharaan; perawatan dan perbaikan alat

utama dan alat pendukungnya, termasuk bahan kain, bijih plastik, bahan

untuk membuat bahan peledak, dan sebagainya.

Untuk penyelesaian importasinya dapat dilaksanakan oleh pihak ke-3

berdasarkan perjanjian kerja sama. Untuk mendapatkan fasilitas

pembebasan bea masuk yang bersangkutan mengajukan permohonan

Page 62: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

62

kepada Kepala Kantor Pabean (format SP-1, SP-2, SP-3, SP-4, atau SP-5)

dengan dilampiri:

Dokumen pelengkap pabean (invoice, packing list, B/L dsb)

Surat Kontrak Kerja Pengadaan Barang, dalam hal diimpor oleh pihak

ke-3; yang menyebutkan bahwa harga dalam kontrak kerja tidak

meliputi pembayaran bea masuk dan PDRI .

Terhadap barang-barang yang tidak tercantum dalam daftar barang yang

diberi pembebasan, pembebasan bea masuk diberikan oleh Menteri

Keuangan setelah diajukan permohonan melalui Direktur Jenderal Bea dan

Cukai.

i. Barang Contoh

Barang contoh adalah semua barang yang diimpor secara khusus

sebagai contoh bagi pembuatan hasil produksi dengan tujuan untuk di ekspor

atau untuk tujuan pemasaran dalam negeri. Barang contoh tidak boleh

diperdagangkan. Oleh karena itu barang impor yang akan digunakan sebagai

contoh harus memenuhi beberapa kriteria. Persyaratan barang contoh adalah

sebagai berikut :

Semata-mata diperuntukkan bagi pengenalan hasil produksi atau produk

baru.

Pengimporannya hanya 3 (tiga) barang untuk 1 (satu) jenis

merk/model/type.

Bukan sebagai barang yang tujuannya untuk diolah lebih lanjut kecuali

untuk penelitian dan pengembangan kualitas.

Tidak untuk dipindahtangankan, dijual atau dikonsumsi di dalam negeri.

Tidak termasuk kendaraan bermotor termasuk alat berat dalam jenis

dan/atau kondisi apapun.

Barang contoh wajib disimpan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak

tanggal realisasi impor, dan dalam rentang waktu tersebut barang contoh

tidak boleh dijual atau dipindahtangankan.

Page 63: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

63

j. Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah

Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah dan abu jenazah adalah peti

atau kemasan dengan tidak memandang jenis atau komposisi yang

digunakan untuk menyimpan jenazah atau abu jenazah bagi keperluan

pengangkutan.

Pada saat kedatangan di dalam daerah Pabean wajib diserahkan

keterangan sebagai berikut :

Untuk peti atau kemasan lain yang berisi jenazah, surat keterangan

kematian dari dokter di negara tempat jenazah berasal.

Untuk peti atau kemasan lain yang berisi abu jenazah, dilampirkan surat

keterangan dari Balai Perabuan Jenazah di negara tempat jenazah

diperabukan.

PIB diajukan beserta dokumen pelengkap dan dokumen tersebut di atas.

k. Barang pindahan

Barang pindahan adalah barang-barang keperluan rumah tangga milik

orang yang semula berdomisili di luar negeri kemudian dibawa pindah ke

dalam negeri.

Dengan demikian barang dikategorikan sebagai barang pindahan jika

memenuhi ketentuan :

Barang-barang yang karena kepindahan pemiliknya ke Indonesia

dimasukkan ke dalam daerah Pabean Indonesia, yang terdiri dari barang-

barang rumah tangga yang diperuntukkan akan tetap sebagai bagian

rumah tangganya; seperti tempat tidur, meja kursi, pesawat televisi, radio,

kulkas, buku-buku dan sebagainya;

Tidak termasuk persediaan barang dagangan dan barang larangan serta

kendaraan bermotor: mobil maupun sepeda motor;

Barang tersebut tiba bersama-sama pemilik yang bersangkutan atau

paling lama 3 (tiga) bulan sesudah atau sebelum pemilik barang yang

bersangkutan tiba di Indonesia.

Page 64: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

64

Dalam hal memenuhi syarat sebagaimana tersebut di atas, terhadap

barang pindahan diberikan fasilitas pembebasan bea masuk dan pajak dalam

rangka impor.

l. Pembebasan bea masuk atas impor obat-obatan yang dibiayai anggaran

pemerintah.

Yang dimaksud dengan obat adalah suatu bahan atau paduan bahan

yang digunakan untuk menetapkan diagnose, mencegah, mengurangi,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau

kelainan badaniah pada manusia dan hewan.

Importir mengajukan permohanan kepada Menteri Keuangan melalui

Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dilampiri dengan:

- Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau yang disamakan.

- Rekomendasi dari instansi teknis terkait.

- Perjanjian/kontrak kerja dengan pihak ketiga yang ditunjuk sebagai

pelaksana impor dalam hal dilakukan oleh pihak ketiga.

- Rincian jumlah, jenis dan perkiraan nilai pabean obat yang akan diimpor,

serta pelabuhan bongkar.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan

menerbitkan keputusan pembebasan bea masuk.

m. Impor kembali barang yang telah di ekspor

Impor kembali adalah impor yang meliputi :

- barang-barang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali dalam

kualitas yang sama

- barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan

- barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan pengerjaan

- barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan pengujian

Atas pemasukan barang-barang yang telah diekspor kemudian di impor

kembali dalam kualitas yang sama, dalam hal barang :

Page 65: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

65

- Yang pada ekspornya tidak memperoleh fasilitas pembebasan atau

pengembalian bea masuk dan cukai, diberikan pembebasan bea masuk

dan cukai,

- Yang pada saat ekspor telah memperoleh fasilitas pembebasan atau

pengembalian bea masuk dan cukai, dikenakan bea masuk dan cukai

sebesar fasilitas yang telah diperoleh importir,

- Yang berasal dari Kawasan Berikat diberikan pembebasan bea masuk

dan cukai sepanjang dimasukkan kembali ke Kawasan Berikat.

Atas pemasukan barang-barang untuk perbaikan atau pengerjaan di luar

negeri, dikenakan bea masuk dan cukai terhadap bagian-bagian yang diganti

atau ditambah serta biaya perbaikannya termasuk ongkos angkutan dan

asuransi (dalam hal asuransi di tutup di luar negeri).

n. Bahan terapi manusia, pengelompokan darah dan bahan penjernihan

jaringan

Barang-barang yang diberikan fasilitas pembebasan bea masuk adalah :

- bahan terapi yang berasal dari manusia yaitu darah manusia serta

derivatifnya seperti darah, plasma kering, albumin, gamma globulin,

fitringen serta organ tubuh.

- bahan pengelompokan darah adalah bahan pengelompokan darah yang

berasal dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan atau sumber lainnya.

- Bahan penjenisan jaringan adalah bahan penjenisan jaringan yang

berasal dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan atau sumber lain.

Permohonan pembebasan atau keringanan bea masuk dan cukai

ditujukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau pejabat yang ditunjuk.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau pejabat yang ditunjuk mengeluarkan

keputusan pembebasan atau keringanan bea masuk dan cukai.

3. Pembebasan atau Keringanan Bea Masuk

Fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk ini diatur dalam pasal

26 Undang-undang No. 17 tahun 2006 tentang Kepabeanan, yaitu

pembebasan yang bersifat relatif, dalam arti bahwa pembebasan yang

Page 66: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

66

diberikan didasarkan pada beberapa persyaratan dan tujuan tertentu, sehingga

terhadap barang impor dapat diberikan pembebasan atau keringanan bea

masuk.Yang dimaksud dengan keringanan bea masuk adalah pengurangan

sebagian pembayaran bea masuk yang diwajibkan sebagaimana dimaksud

dalam Undang-undang Kepabeanan, dengan kata lain pembebasan sebagian

bea masuk.

Fasilitas pembebasan atau keringanan ini erat kaitannya dengan kebijakan

pemerintah saat itu (dalam periode tertentu) untuk mendorong pertumbuhan

industri dalam negeri, perdagangan dan ekonomi pada umumnya.

Pembebasan atau keringanan bea masuk yang diberikan sebagaimana

diatur dalam perundang-undangan kepabeanan Indonesia atas impor adalah:

- Barang dan bahan untuk pembangunan dan pengembangan industri

dalam rangka penanaman modal;

- Mesin untuk pembangunan dan pengembangan industri;

- Barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan pengembangan

industri untuk jangka waktu tertentu;

- Peralatan dan bahan yang digunakan untuk mencegah pencemaran

lingkungan;

- Bibit dan benih untuk pembangunan dan pengembangan industri

pertanian, peternakan dan perikanan;

- Hasil laut yang ditangkap dengan sarana penangkapan yang telah

mendapat izin;

- Barang yang mengalami kerusakan, penurunan mutu, kemusnahan

atau penyusutan volume atau berat karena alamiah antara saat

diangkut ke dalam daerah Pabean dan saat diberikan persetujuan impor

untuk dipakai;

- Barang oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang ditujukan

untuk kepentingan umum;

- Barang untuk keperluan olah raga yang diimpor oleh induk organisasi

olah raga nasional;

- Barang untuk keperluan proyek pemerintah yang dibiayai dengan

pinjaman dan/atau hibah dari luar negeri;

Page 67: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

67

- Barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain

dengan tujuan untuk diekspor.

Sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, wewenang

pemberian fasilitas pembebasan ataupun keringanan bea masuk (dan pajak-

pajak dalam rangka impor) berada pada Menteri Keuangan, dan dalam hal

tertentu Menteri Keuangan memberikan delegasi wewenang kepada Direktur

Jenderal Bea dan Cukai. Untuk mendapatkan fasilitas pembebasan bea

masuk tersebut pada intinya harus disampaikan permohonan pembebasannya

kepada Menteri Keuangan cq Direktur Jenderal Bea dan Cukai, atau pejabat

yang diberi wewenang, disertai dengan daftar barang yang akan diimpor serta

rekomendasi dari Institusi/Kementerian terkait. Untuk mengetahui lebih jelas

prosedur dimaksud, dapat dipelajari pada Peraturan Menteri Keuangan terkait.

a. Mesin, barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan pengembangan

industri

Fasilitas pembebasan Bea Masuk diberikan:

- Atas impor mesin diberikan pembebasanbea masuk sehingga tarif bea

masuknya menjadi 0% (nol persen). Pembebasan bea masuk berlaku

untuk pengimporan selama 2 tahun terhitung sejak tanggal keputusan

pemberian fasilitas bea masuk.

- Terhadap industri yang telah mendapatkan pembebasan bea masuk atas

impor mesin, dapat diberikan pembebasan bea masuk atas impor barang

dan bahan dalam rangka pembangunan untuk keperluan 2 (dua) tahun

sesuai kapasitas terpasang dengan jangka waktu pengimporan 2 (dua)

tahun sejak tanggal keputusan pembebasan bea masuk. Pembebasan

juga dapat diberikan kepada industri yang melakukan pembangunan

dengan mesin produksi dalam negeri.

- Terhadap industri yang telah mendapat pembebasan bea masuk, kecuali

industri jasa, dalam rangka pengembangan dapat diberikan pembebasan

bea masuk atas barang dan bahan untuk keperluan tambahan produksi 2

(dua) tahun sehingga tarif akhir bea masuknya menjadi 0% apabila

Page 68: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

68

pengembangan menambah kapasitas sekurang-kurangnya 30% dari

besarnya kapasitas terpasang dengan jangka waktu pengimporan selama

2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal keputusan fasilitas bea masuk atas

barang dan bahan.

- Terhadap industri yang melakukan pembangunan/pengembangan dengan

menggunakan mesin produksi dalam negeri, dapat diberikan

pembebasanbea masuk atas impor barang dan bahan untuk keperluan

produksi selama 4 (empat) tahun, dengan jangka waktu pengimporan

bertahap selama 4 tahun.

b. Pembebasan/keringanan bea masuk atas impor mesin dalam rangka

pembangunan dan pengembangan industri.

Pembebasan bea masuk dalam rangka pembangunan yang diberikan

meliputi:

- mesin yang terkait langsung dengan kegiatan industri;

- suku cadang/komponen mesin dalam jumlah tidak melebihi 5% dari harga

mesin;

- barang dan bahan untuk keperluan 2 tahun sesuai kapasitas terpasang

dengan jangka waktu pengimporan 2 tahun sejak tanggal keputusan.

Pembebasan bea masuk dalam rangka pengembangan industri yang

diberikan meliputi:

- mesin yang terkait langsung dengan kegiatan industri;

- suku cadang/komponen mesin dalam jumlah tidak melebihi 5% dari harga

mesin;

- peningkatan kapasitas minimal 30% dari kapasitas terpasang (yang

sudah ada);

- bila menggunakan mesin lokal maka yang diberi fasilitas barang dan

bahannya sesuai kapasitas terpasang .

c. Peralatan dan bahan yang digunakan untuk mencegah pencemaran

lingkungan

Page 69: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

69

Pengusaha industri atau pengusaha pengolah limbah mengajukan

permohonan kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Bea dan

Cukai dengan melampirkan:

o Akta Pendirian Perusahaan dan Surat Izin Industri dari Kementerian

Perindustrian.

o NPWP dan PKP, SPT.

o Rekomendasi dari Menteri Negara Urusan Lingkungan Hidup/Ketua

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

o Rincian jumlah dan jenis peralatan dan bahan yang diimpor serta nilai

Pabeannya.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan

menerbitkan keputusan pembebasan bea masuk serta penunjukan pelabuhan

tempat pembongkaran.

d. Bibit dan benih untuk pembangunan dan pengembangan industri pertanian,

peternakan atau perikanan

Bibit dan benih adalah segala jenis tumbuhan atau hewan yang nyata-

nyata untuk dikembangbiakkan lebih lanjut dalam rangka pembangunan dan

pengembangan bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan

perikanan, yang ditetapkan oleh instansi teknis terkait.

Permohonan fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk diajukan

kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dengan

dilampiri :

Akta Pendirian Perusahaan dan Surat Izin Industri dari Kementerian

Perindustrian dan Perdagangan/ instansi terkait;

NPWP dan Nomor Penegasan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP);

Penetapan barang impor sebagai bibit dan benih dan/atau rekomendasi

dari kementerian/instansi teknis terkait;

Sertifikat kesehatan tumbuhan dan hewan dari negara asal;

Rincian jumlah dan jenis, perkiraan nilai pabean bibit/benih peralatan

dan bahan yang diimpor serta pelabuhan bongkar.

Page 70: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

70

Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan

menerbitkan keputusan pembebasan bea masuk dan cukai dengan dilampiri

daftar rincian jumlah, jenis dan nilai Pabean, serta penunjukan pelabuhan

tempat pembongkaran.

e. Hasil laut yang ditangkap dengan sarana penangkap yang telah mendapat

izin.

Hasil laut adalah semua jenis tumbuhan, ikan dan hewan laut yang layak

untuk dimakan seperti udang, kerang dan kepiting yang belum atau sudah

diolah dalam sarana penangkapan yang bersangkutan. Termasuk dalam

kategori ini adalah hasil laut.

Pemberian fasilitas atas hasil laut yang ditangkap di Zona Ekonomi

Ekslusif (ZEE) diatur sebagai berikut :

Hasil laut yang ditangkap di ZEE oleh sarana penangkap dianggap

sebagai hasil atau produk dalam daerah pabean dan diberikan

pembebasan bea masuk.

Atas peralatan dan umpan yang didatangkan dari luar daerah pabean

yang akan digunakan oleh sarana penangkap wajib memberitahukan

secara tertulis kepada Kepala Kantor Pabean.

Sarana penangkap sebelum dan sesudah melakukan kegiatan operasinya

wajib memberitahukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pabean,

peralatan dan umpan yang dipergunakan untuk penangkapan ikan serta

hasil laut tangkapannya.

Kepala Kantor Pabean melaksanakan pengawasan apabila sarana

penangkap yang bersangkutan akan meninggalkan daerah pabean,

terhadap kekurangan peralatan dan umpan sebagaimana dimaksud di

atas harus dilunasi bea masuk dan pajak dalam rangka impor sesuai

ketentuan impor yang berlaku.

Untuk mendapatkan fasilitas dimaksud, Importir mengajukan

permohonan kepada Kepala Kantor Pabean yang mengawasi tempat

pemasukan/penimbunan/pembongkaran hasil tangkapan.

Page 71: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

71

f. Barang yang mengalami kerusakan, penurunan mutu, kemusnahan atau

penyusutan volume atau berat

Atas pemasukan barang impor yang sebelum dikeluarkan dari kawasan

Pabean mengalami kerusakan, penurunan mutu, kemusnahan atau

penyusutan volume atau berat dapat diberikan pembebasan atau keringanan

bea masuk dan cukai oleh Direktur Jenderal Bea Dan Cukai.

Pembebasan atau Keringanan Bea Masuk dan Cukai dapat diberikan

dengan syarat :

Kerusakan, penurunan mutu, kemusnahan atau penyusutan volume atau

berat dimaksud oleh sebab alami dan,

Terjadi antara waktu pengangkutan dan diberikan persetujuan impor

untuk dipakai.

g. Barang oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang ditujukan untuk

kepentingan umum

Permohonan pembebasan bea masuk dapat diajukan oleh pemerintah

pusat/daerah atau pihak ketiga kepada Menteri Keuangan melalui Direktur

Jenderal Bea dan Cukai, dengan dilampiri (dalam hal dibiayai APBN/APBD):

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau dokumen sejenis;

Ijin instansi teknis terkait, dalam hal barang lartas;

Kontrak kerja dengan pihak ke-3 yang ditunjuk sebagai importir;

Rincian jumlah, jenis, nilai pabean, serta pelabuhan bongkar;

Surat Pernyataan Pejabat (minimal eselon II) bahwa pembiayaan dalam

DIPA tidak termasuk unsur bea masuk.

Menteri Keuangan mengeluarkan suara keputusan pembebasan atau

keringanan bea masuk, sepanjang barang yang diimpor semata-mata untuk

kepentingan masyarakat umum.

h. Barang yang diimpor untuk keperluan olah raga nasional.

Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, induk organisasi olah raga

nasional dipersyaratkan mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan

melalui DJBC disertai lampiran berupa rekomendasi dari KONI atau instansi

Page 72: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

72

teknis terkait, rincian jumlah dan jenis/spek barang serta perkiraan nilai

pabean dan pelabuhan bongkar. Penyalahgunaan fasilitas dapat

mengakibatkan dicabutnya fasilitas dan pengenaan denda. Atas permohonan

tersebut Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan

memberikan persetujuan atau penolakan.

i. Pembebasan Bea Masuk atas impor barang untuk kegiatan usaha hulu

minyak dan gas bumi serta panas bumi.

Atas impor barang yang digunakan untuk kegiatan usaha hulu minyak

dan gas serta panas bumi diberikan pembebasan bea masuk, dengan

memenuhi persyaratan:

- Barang tersebut belum diproduksi di dalam negeri;

- Barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri namun belum

memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan;

- Barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya

belum mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Pembebasan untuk kegiatan hulu minyak dan gas diberikan terhadap:

- Badan Usaha/Bentuk Usaha Tetap yang membuat kontrak kerja dengan

Badan PelaksanaKegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi; dan

- PT. Pertamina.

Pembebasan untuk kegiatan usaha panas bumi diberikan terhadap:

- Badan Usaha yang mendapat Wilayah Kerja Pertambangan, atau

penugasan survey pendahuluan, atau ijin usaha pertambangan panas

bumi; dan

- PT. Pertamina, dan PT. Geo Dipa Energi.

Permohonan untuk usaha hulu minyak dan gas bumi diajukan kepada

Dirjen Bea dan Cukai, dilampiri RIB (Rencana Impor Barang) untuk

kebutuhan 12 bulan yang telah disetujui Dirjen Migas, Kementerian Energi

dan Sumber Daya Mineral.Permohonan untuk usaha panas bumi perlu

persetujuan dari Dirjen Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi, Kementerian

Page 73: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

73

ESDM.Selanjutnya Dirjen Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan

menerbitkan keputusan pemberian pembebasan bea masuk.

4. Fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah

Undang-undang Kepabeanan tidak mengatur adanya fasilitas bea masuk

di tanggung pemerintah. Fasilitas ini timbul karena Undang-undang

Kepabeanan membatasi barang-barang yang mendapatkan fasilitas

pembebasan (pasal 25 ayat1) dan fasilitas pembebasan atau keringanan (pasal

26 ayat 1). Oleh karena pemerintah masih menganggap perlu adanya

pemberian insentif terhadap impor barang tertentu, maka pemerintah (dalam hal

ini Menteri Keuangan) memberikan subsidi bea masuk dan PPN impor atas

impor barang dimaksud. Pemberian fasilitas bea masuk dan PPN impor

ditanggung pemerintah bersifat temporer, biasanya diberikan dalam periode

satu tahun.

Barang-barang yang diberikan fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah

antara lain:

a) Barang dan bahan guna pembuatan kemasan plastik lembaran, biaxially

oriented polypropylene film, cast polypropylene film, barang dan/atau perabot

rumah tangga dari plastik, karung plastik, benang dari plastik, terpal plastik,

dan atau geotekstil.

b) Barang dan bahan guna pembuatan peralatan telekomunikasi.

c) Barang dan bahan guna pembuatan tinta khusus (toner).

d) Barang dan bahan guna pembuatan kemasan infus dan/atau produksi obat

infus.

e) Barang dan bahan guna perbaikan dan/atau pemeliharaan pesawat terbang.

f) Barang dan bahan guna pembuatan resin berupa alkyd resin, unsaturated

polyester resin, amino resin, pigment pthalate, solution acrylic/syntetic latex,

plasticizer.

g) Barang dan bahan guna pembuatan pupuk.

h) Barang dan bahan guna pembuatan kabel serat optik.

i) Barang dan bahan guna pembuatan komponen dan/atau produk elektronika.

j) Barang dan bahan guna pembuatan dan/atau perbaikan kapal.

Page 74: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

74

k) Barang dan bahan guna pembuatan dan/atau perbaikan gerbong barang,

kereta penumpang, kereta rel listrik/diesel, bogie, dan komponen kereta api.

l) Barang dan bahan guna pembuatan komponen kendaraan bermotor.

m) Barang dan bahan guna pembuatan karpet dan/atau permadani.

n) Barang dan bahan guna pembuatan alat tulis berupa ballpoint.

o) Barang dan bahan guna pembuatan bagian tertentu alat besar dan/atau

perakitan alat besar.

Untuk mendapatkan fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) atas

barang impor yang telah ditetapkan, pada pengajuan dokumen impor (PIB)

disertakan Surat Keputusan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah.

5. Fasilitas Preferensi Tarif Bea Masuk

Fasilitas preferensi tarif adalah pengurangan tarif bea masuk berdasarkan

kesepakatan internasional/regional. Salah satu kesepakatan FTA adalah Asean

Trade in Goods Agreement (ATIGA). Kesepakatan tersebut didasari pada

keinginan negara-negara Asean pada waktu itu untuk membentuk kawasan

perdagangan bebas, yang disebut Asean Free Trade Area (AFTA). Asean Free

Trade Area merupakan hasil suatu kesepakatan negara-negara ASEAN untuk

membentuk kawasan perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN pada

tahun 1992.

Contoh penurunan tarif bea masuk dalam rangka ASEAN PTA‟S yang

dikenal dengan CEPT for AFTA (Common Effective Preferentional Tariff for

Asean Free Trade Area). Tarif bea masuk tersebut hanya berlaku terhadap

importasi barang yang telah dilengkapi dengan Surat Keterangan Asal atau

Certificate of Origin (misalnya: Form D dari negara Asean dan Form E dari

RRC).

Skema ini terus dikembangkan oleh pemerintah Indonesia, antara lain

yang telah dilakukan adalah kesepakatan perdagangan dengan China, Korea,

Jepang, India, Australia/New Zealand, Pakistan dan berikutnya dengan negara

lain. Barang-barang yang berasal dari negara tersebut jika dilengkapi dengan

CoO diberikan pengurangan tarif bea masuk hingga 0% sampai 5%. Dengan

Page 75: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

75

adanya kesepakatan preferensi tarif tersebut diharapkan perdagangan luar

negeri akan semakin meningkat.

B. Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE)

1. Pengertian

Fasilitas KITE merupakan fasilitas pembebasan atau pengembalian bea

masukatas barang/bahan baku asal impor yang tujuannya untuk diolah, dirakit, atau

dipasang pada barang lain yang hasil produksinya untuk diekspor. Atas

barang/bahan baku asal impor untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain

dengan tujuan untuk diekspor, diberikan pembebasan bea masuk atau pengembalian

bea masuk yang telah dibayar. Fasilitas pembebasan maupun pengembalian bea

masuk dapat diberikan kepada badan usaha yang telah memperoleh NIPER (Nomor

Induk Perusahaan) Pembebasan, atau NIPER Pengembalian.

Untuk memperoleh NIPER badan usaha mengajukan permohonan kepada

Kepala Kantor Wilayah atau Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai yang

mengawasi lokasi pabrik badan usaha yang bersangkutan. Permohonan dilampiri

dengan copy NIK, izin usaha, copy bukti kepemilikan atau penguasaan lokasi atas

gudang penimbunan bahan baku, pabrik tempat proses produksi, dan gudang

penimbunan barang hasil produksi. Disamping itu juga melampirkan daftar badan

usaha penerima sub kontrak, dan daftar rencana hasil produksi dan bahan baku.

Setelah meneliti berkas permohonan dan peninjauan lapangan Kepala Kantor

membuat keputusan menerbitkan atau tidak menerbitkan NIPER.

2. Mekanisme NIPER Pembebasan

Untuk memperoleh fasilitas pembebasan, perusahaan mengajukan

permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah atau KPU dengan melampirkan:

a. rencana impor yang mencantumkan perkiraan jumlah dan nilai kebutuhan bahan

baku yang diperlukan dan daftar pelabuhan tempat pembongkaran;

b. rencana ekspor yang mencantumkan perkiraan jumlah dan nilai hasil produksi

yang dihasilkan dalam periode pembebasan;

c. penjelasan masa produksi, yaitu jangka waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan

untuk melakukan produksi;

Page 76: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

76

d. ijin impor dari instansi terkait atas barang yang diberlakukan petentuan

larangan/pembatasan;

e. konversi, yaitu komposisi pemakaian bahan baku untuk setiap satuan hasil

produksi; dan

f. kontrak ekspor

Untuk merealisasikan impor bahan baku yang telah diberikan pembebasan

berdasarkan keputusan pemberian pembebasan, perusahaan mengajukan dokumen

pemberitahuan impor dengan mencantumkan nomor keputusan mengenai

pembebasan pada kolom pemenuhan persyaratan fasilitas impor. Pengusaha juga

wajib menyerahkan jaminan sebesar bea masuk atas bahan baku yang

diberitahukan dalam pemberitahuan pabean impor.

Realisasi ekspor atas hasil produksi harus dilakukan dalam periode paling

lama 12 (dua belas) bulan. Perusahaan wajib mempertanggungjawabkan

pelaksanaan ekspor dengan menyerahkan laporan pertanggungjawaban kepada

Kepala Kanwil Bea dan Cukai atau KPU Bea dan Cukaisecara berkala setiap 6

(enam) bulan sekali selama dalam periode pembebasan. Laporan

pertanggungjawaban harus dilampiri dengan:

a. dokumen pemberitahuan pabean impor yang telah mendapatkan persetujuan

keluar pejabat bea dan cukai;

b. dokumen pemberitahuan pabean ekspor yang telah mendapat persetujuan

ekspor;

c. salinan bukti penerimaan transaksi ekspor berupa buku piutang, letter of credit,

rekening koran, telegraphic transfer dan/atau dokumen yang membuktikan

adanya transaksi ekspor;

d. laporan pemeriksaan ekspor; dan

e. daftar konversi dari pemakaian bahan baku yang dimintakan pembebasan.

Terhadap hasil produksi, termasuk hasil produksi rusak/reject, yang tidak

diekspor atau tidak dilaporkan sampai dengan periode pembebasan selesai, maka

jaminan dicairkan dan perusahaan dikenai sanksi administrasi berupa denda. Jika

Page 77: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

77

laporan pertanggungjawaban disetujui, maka jaminan dikembalikan sebesar bea

masuk dari bahan baku yang hasil produksinya diekspor.

3. Mekanisme NIPER Pengembalian

Terhadap pengusaha yang mendapatkan fasilitas pengembalian atas impor

bahan baku yang akan diajukan permohonan pengembalian diberlakukan ketentuan

umum di bidang impor, bea masuk dan pungutan impornya dibayar lunas.

Perusahaan mengajukan dokumen pemberitahuan impor dengan mencantumkan

NIPER Pengembalian pada kolom pemenuhan persyaratan fasilitas impor.

Perusahaan wajib membongkar dan menimbun bahan baku dari Kawasan Pabean

ke lokasi yang tercantum dalam NIPER.

Ekspor dilakukan dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan

sejak tanggal pendaftaran dokumen pemberitahuan impor. Pengembalian dapat

diberikan terhadap bea masuk yang telah dibayar atas impor bahan baku yang hasil

produksinya telah diekspor. Pengembalian diberikan sebesar bea masuk dari bahan

baku yang terkandung dalam hasil produksi yang telah diekspor.

Pengembalian dapat diberikan sepanjang memenuhi kriteria sebagai

berikut: hasil produksi telah diekspor dalam jangka waktu yang ditentukan, bea

masuk atas impor bahan baku telah dibayar, telah menyerahkan laporan konversi,

dan tidak mempunyai tunggakan utang bea masuk. Permohonan pengembalian bea

masuk diajukan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal

Laporan Pemeriksaan Ekspor (LPE).

Untuk mendapatkan pengembalian bea masuk, perusahaan mengajukan

permohonan kepada Kepala Kanwil atau KPU BC dengan melampirkan:

a. Daftar Laporan Pemakaian Bahan Baku yang dimohonkan pengembalian;

b. dokumenimpor dan dokumen ekspor serta LPE dari Kantor Bea dan Cukai

tempat pemuatan barang ekspor, dalam hal proses bisnis tidak menggunakan

PDE;

c. salinan bukti penerimaan transaksi ekspor berupa buku piutang, letter of

credit, rekening koran, telegraphic transfer, dan/atau dokumen yang

membuktikan adanya transaksi ekspor;

d. daftar konversi dari pemakaian bahan baku yang dimintakan pengembalian.

Page 78: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

78

Kantor Pabean hanya dapat memberikan restitusi terhadap bea masuk yang

telah dibayar. Terhadap PDRI yang telah dibayar dapat dimintakan restitusi pajak

kepada Kantor Pelayanan Pajak setempat.

C. Fasilitas Tempat Penimbunan Berikat

Dalam materi ini dibahas mengenai fasilitas Tempat Penimbunan Berikat

(TPB) dengan mendapat fasilitas penangguhan bea masuk.

1. Tempat Penimbunan Berikat

Tempat Penimbunan Berikat adalah bangunan, tempat, atau kawasan yang

memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk menimbun barang dengan

tujuan tertentu dengan mendapatkan penangguhan bea masuk. Tempat Penimbunan

Berikat merupakan kawasan pabean dan sepenuhnya berada di bawah pengawasan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Sesuai fungsinya, Tempat Penimbunan Berikat dapat berbentuk:

a. Gudang Berikat;

Di dalam GB ditimbun barang untuk didistribusikan baik ke industri di KB/TLDDP

maupun ke Toko Bebas Bea, atau diekspor kembali.

b. Kawasan Berikat;

Di dalam KB ditimbun barang untuk diproses lebih lanjut menjadi barang yang

mempunyai nilai tambah lebih tinggi, yang tujuannya untuk diekspor. Hanya

sebagian kecilhasil produksi (25% dari hasil produksi tahun lalu yang

diekspor/diserahkan ke KB kawasan berikat lain) yang boleh dijual ke TLDDP.

c. Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat;

Di dalam TPPB ditimbun barang untuk dipamerkan dalam ajang pameran yang

berskala internasional. Selesai dipamerkan barang harus diekspor kembali.

d. Toko Bebas Bea;

Di dalam TBB ditimbun barang untuk dijual kepada orang tertentu seperti anggota

korps diplomatik dan tenaga ahli bangsa asing dengan mendapatkan

pembebasan bea masuk dan cukai.

e. Tempat Lelang Berikat;

Page 79: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

79

Di dalam TLB ditimbun barang impor untuk dijual secara lelang, untuk diimpor

maupun diekspor.

f. Kawasan Daur Ulang Berikat.

Di dalam kawasan daur ulang berikat ditimbun barang untuk mendaur ulang

barang-barang bekas dari luar negeri.

Pemasukan barang ke tempat penimbunan berikat dapat berasal dari:

a. Luar Daerah Pabean;

Dokumen yang digunakan adalah BC 2.3. BC 2.3 diajukan ke Kantor Pabean

yang mengawasi TPB. Atas pengajuan BC 2.3 diterbitkan SPPB-TPB yang

digunakan untuk mengeluarkan barang dari TPS ke TPB.

b. Tempat Penimbunan Berikat lainnya;

Pengangkutan barang dari satu TPB ke TPB lain menggunakan pemberitahuan

BC 2.7. Pemberitahuan diajukan oleh pengusaha TPB asal ke Kantor Pabean

yang mengawasi TPB dimaksud.

c. Tempat lain dalam daerah pabean (TLDDP).

Tidak semua jenis TPB diperbolehkan memasukkan barang dari TLDDP. Di

Gudang Berikat hanya boleh ditimbun barang impor yang belum diselesaikan

kewajiban pabeannya. Tetapi pada Kawasan Berikat diperbolehkan memasukkan

barang dari TLDDP. Dokumen pemberitahuannya berupa BC 4.0.

Barang dari Tempat Penimbunan Berikat dapat dikeluarkan ke:

a. Luar daerah pabean;

Pengeluaran barang dari TPB ke luar daerah pabean menggunakan

pemberitahuan BC 3.0 (Pemberitahuan Ekspor Barang). Adakalanya pengeluaran

barang karena salah kirim atau tidak sesuai pesanan.

b. Tempat penimbunan berikat lainnya;

Pengeluaran barang dari satu TPB ke TPB lain bisa karena adanya jual beli atau

sub kontrak. Dokumen yang digunakan adalah BC 2.7.

c.Tempat lain dalam daerah pabean.

Pengeluaran barang ke tempat lain dalam daerah pabean (dikenal juga sebagai

peredaran bebas) antara lain karena adanya transaksi jual beli. Pengusaha TPB

wajib menyampaikan pemberitahuan BC 2.5 dan melunasi pungutan impor yang

terutang jika ada.

Page 80: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

80

Pengeluaran barang dari tempat penimbunan berikat dengan tujuan ke luar

daerah pabean berlaku ketentuan kepabeanan di bidang ekspor. Pengeluaran

barang asal impor dari tempat penimbunan berikat ke tempat lain dalam daerah

pabean berlaku ketentuan kepabeanan di bidang impor. Atas pengeluaran barang

asal impor harus dilakukan dengan menggunakan pemberitahuan pabean impor

yang disampaikan oleh pengusaha tempat penimbunan berikat. Pengusaha tempat

penimbunan berikat bertanggung jawab terhadap bea masuk dan pajak yang

terutang atas barang yang ditimbun di tempat penimbunan berikatnya.

2. Gudang Berikat

a. Pengertian

Gudang berikat adalah tempat penimbunan berikat untuk menimbun barang

impor, dapat disertai 1 (satu) atau lebih kegiatan berupa pengemasan/pengemasan

kembali, penyortiran, penggabungan (kitting), pengepakan, penyetelan, dan/atau

pemotongan atas barang-barang tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk

dikeluarkan kembali. Di dalam gudang berikat dapat dilakukan penyelenggaraan dan

pengusahaan gudang berikat. Penyelenggaraan gudang berikat dilakukan oleh

penyelenggara gudang berikat yang berbadan hukum Indonesia dan berkedudukan

di Indonesia. Penyelenggara gudang berikat melakukan kegiatan menyediakan dan

mengelola kawasan untuk kegiatan pengusahaan gudang berikat.Dalam 1 (satu)

penyelenggaraan gudang berikat dapat dilakukan 1 (satu) atau lebih pengusahaan

gudang berikat. Pengusahaan gudang berikat dilakukan oleh pengusaha gudang

berikat ataupengusaha di gudang berikat merangkap sebagai penyelenggara di

gudang berikat.

b. Perlakuan Kepabeanan dan Perpajakan

Barang yang dimasukkan dari luar daerah pabean ke gudang berikat

diberikan penangguhan bea masuk dan/atau tidak dipungut pajak dalam rangka

impor.Barang yang dimasukkan dari tempat penimbunan berikat ke gudang berikat

yang merupakan barang retur dan/atau rijek diberikan penangguhan bea masuk

dan/atau tidak dipungut pajak dalam rangka impor.

Dalam hal barang impor dikeluarkan ke tempat lain dalam daerah pabean (TLDDP)

dengan tujuan diimpor untuk dipakai, pengusaha gudang berikat atau pengusaha di

Page 81: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

81

gudang berikat wajib melunasi bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Barang

yang ditimbun di gudang berikat bukan merupakan barang untuk dikonsumsi di

gudang berikat yang bersangkutan.

c. Penyelenggara Gudang Berikat

Penetapan tempat sebagai gudang berikat dan pemberian izin penyelenggara

gudang berikat ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan. Demikian juga

izin pengusaha gudang berikat. Untuk mendapatkan penetapan tempat sebagai

gudang berikat dan izin penyelenggara gudang berikat, pihak yang akan menjadi

penyelenggara/pengusaha gudang berikat harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

1). memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu kawasan, tempat, atau

bangunan yang mempunyai batas-batas yang jelas, berikut peta lokasi/tempat

danrencana tata letak/denah yang akan dijadikan gudang berikat;

2). memiliki Surat Izin Tempat Usaha, Dokumen Lingkungan Hidup, dan izin lainnya

yang diperlukan dari instansi teknis terkait; dan

3). telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

(PKP) dan telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan tahun pajak terakhir bagi yang sudah wajib menyampaikan Surat

Pemberitahuan Tahunan.

d. Pengusaha di Gudang Berikat

Untuk mendapatkan izin pengusaha di gudang berikat dan penetapan

penyelenggara di gudang berikat, pihak yang akan menjadi pengusaha di gudang

berikat merangkap sebagai penyelenggara di gudang berikat harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1). memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu tempat, atau bangunan yang

mempunyai batas-batas yang jelas berikut peta lokasi/tempat dan rencana tata

letak/denah;

2). memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan, Dokumen Lingkungan Hidup, dan izin

lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait;

Page 82: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

82

3). telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh tahun terakhir; dan

4). mendapat rekomendasi dari penyelenggara gudang berikat.

e. Bentuk Gudang Berikat

Gudang berikat dapat berbentuk:

1) GB Pendukung Kegiatan Industri, yaitu GB yg berfungsi untuk menimbun dan

menyediakan barang impor untuk didistribusikan kepada perusahaan/industri di

tempat lain dalam daerah pabean atau kawasan berikat;

2) GB Pusat Distribusi Khusus TBB, yaitu GB yang berfungsi untuk menimbun dan

mendistribusikan barang impor ke TBB;

3) GB Transit, yaitu GB yang berfungsi untuk menimbun dan mendistribusikan

barang impor ke luar daerah pabean.

f. Pengeluaran Barang dari Gudang Berikat

Barang impor yang ditimbun di gudang berikat sesuai dengan jenis/bentuk

gudang berikat, dapat dikeluarkan untuk:

1). mendukung kegiatan industri di kawasan berikat dan/atau industri di tempat lain

dalam daerah pabean;

2). dimasukkan ke toko bebas bea; atau

3). diekspor.

3. Kawasan Berikat

a. Pengertian

Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun

barang impor dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean

guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor. Di dalam

kawasan berikat dilakukan penyelenggaraan dan pengusahaan kawasan

berikat.Penyelenggaraan kawasan berikat dilakukan oleh penyelenggara kawasan

berikat.Penyelenggara kawasan berikat melakukan kegiatan menyediakan dan

mengelola kawasan untuk kegiatan pengusahaan kawasan berikat.

Dalam 1 (satu) penyelenggaraan kawasan berikat dapat dilakukan 1 (satu)

atau lebih pengusahaan kawasan berikat.Pengusahaan kawasan berikat dilakukan

Page 83: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

83

oleh pengusaha kawasan berikat, atau pengusaha di kawasan berikat merangkap

sebagai penyelenggara di kawasan berikat.

Pengusaha kawasan berikat dan pengusaha di kawasan berikat melakukan

kegiatan menimbun barang impor dan/atau barang yang berasal dari TLDDP guna

diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor.Di dalam lokasi

kawasan berikat dapat diselenggarakan gudang berikat.

b. Perlakuan Kepabeanan dan Perpajakan

Barang yang dimasukkan dari luar Daerah Pabean ke Kawasan Berikat

diberikan penangguhan bea masuk dan/atau tidak dipungut pajak dalam rangka

impor. Barang yang dimasukkan dari tempat penimbunan berikat ke kawasan berikat

diberikan penangguhan bea masuk dan/atau tidak dipungut pajak dalam rangka

impor (PDRI). Barang yang dimasukkan ke kawasan berikat bukan merupakan

barang untuk dikonsumsi di kawasan berikat tersebut.

Barang yang dimasukkan dari TLDDP ke kawasan berikat tidak dipungut

Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah. Dalam hal barang asal impor dikeluarkan ke TLDDP dengan tujuan

diimpor untuk dipakai, pengusaha kawasan berikat atau pengusaha di kawasan

berikat wajib melunasi bea masuk dan PDRI.

Barang impor berupa barang modal dan peralatan perkantoran yang

dimasukkan ke kawasan berikat diberikan penangguhan bea masuk dan tidak

dipungut PDRI. Ketentuan tersebut tidak berlaku terhadap peralatan perkantoran

yang habis pakai.

c. Penyelenggara Kawasan Berikat

Penetapan tempat sebagai kawasan berikat dan pemberian izin

penyelenggara kawasan berikat ditetapkan dengan Keputusan Menteri

Keuangan.Untuk mendapatkan persetujuan penyelenggaraan kawasan berikat,

perusahaan yang bersangkutan telah mempunyai kawasan yang berlokasi di

kawasan industri. Kawasan berikat dapat berlokasi di kawasan budidaya yang

diperuntukkan bagi kegiatan industri, sepanjang kawasan berikat tersebut

diperuntukkan bagi:

a). perusahaan yg menggunakan Bahan Baku, atau proses produksinya

memerlukan lokasi khusus;

Page 84: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

84

b). perusahaan industri mikro dan kecil;

c). perusahaan industri yg akan menjalankan industri di daerah yang belum

memiliki kawasan industri atau yang telah memiliki kawasan industri

namunseluruh kavling industrinya telah habis.

Luas lokasi untuk Kawasan Berikat di kawasan budidaya paling sedikit 10.000 m2

dalam satu hamparan.

Permohonan persetujuan penyelenggaraan kawasan berikat dapat diajukan

setelah fisik bangunan berdiri atau belum berdiri dengan mengajukan permohonan

kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Kawasan

berikat yang penyelenggaraaannya dilakukan oleh penyelenggaraan kawasan

berikat dapat diperuntukkan bagi satu perusahaan atau lebih yang melakukan

kegiatan industri pengolahan.

Untuk mendapatkan penetapan tempat sebagai kawasan berikat dan izin

penyelenggara kawasan berikat, pihak yang akan menjadi penyelenggara kawasan

berikat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1). memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu kawasan, tempat, atau

bangunan yang mempunyai batas-batas yang jelas berikut peta lokasi/tempat

danrencana tata letak/denah yang akan dijadikan kawasan berikat;

2). berlokasi di kawasan industri atau kawasan budidaya yang sesuai dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan;

3). memiliki Surat Izin Tempat Usaha, Dokumen Lingkungan Hidup, dan izin

lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait; dan

4). telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh tahun pajak terakhir bagi yang sudah wajib

menyampaikan SPT.

d. Pengusaha Kawasan Berikat

Untuk mendapatkan izin pengusaha kawasan berikat pihak yang akan

menjadi pengusaha kawasan berikat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1). memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu tempat atau bangunan yang

mempunyai batas-batas yang jelas berikut peta lokasi/tempat dan rencana tata

letak/denah;

Page 85: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

85

2). memiliki Surat Izin Usaha Industri, Dokumen Lingkungan Hidup, dan izin

lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait; dan

3). telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh.

e. Pengusaha di Kawasan Berikat

Untuk mendapatkan izin dan penetapan pihak yang akan menjadi pengusaha

di kawasan berikat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1). memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu tempat atau bangunan yang

mempunyai batas-batas yang jelas berikut peta lokasi/tempat dan rencana tata

letak/denah;

2). memiliki Surat Izin Usaha Industri, Dokumen Lingkungan Hidup, dan izin

lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait;

3). telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh tahun pajak terakhir;

4). mendapat rekomendasi dari Penyelenggara Kawasan Berikat.

f. Subkontrak

Pengusaha kawasan berikat dan pengusaha di kawasan berikat dapat

mensubkontrakkan dan/atau menerima pekerjaan subkontrak atas sebagian dari

kegiatan pengolahan kepada dan/atau dari pengusaha kawasan berikat dan

pengusaha di kawasan berikat lainnya dan/atau perusahaan industri di tempat lain

dalam daerah pabean. Pekerjaan subkontrak tidak dapat dilakukan untuk pekerjaan

yang hanya merupakan pekerjaan pemeriksaan awal, penyortiran, pemeriksaan akhir

atau pengepakan. Pekerjaan subkontrak harus dilakukan berdasarkan perjanjian

subkontrak.

Dalam hal pengusaha kawasan berikat dan pengusaha di kawasan berikat

melakukan penyerahan pekerjaan subkontrak kepada perusahaan industri di tempat

lain dalam daerah pabean, pengusaha kawasan berikat dan pengusaha di kawasan

berikat harus menyampaikan dokumen kepabeanan dan menyerahkan jaminan.

Pengeluaran barang tersebut mendapat penangguhan bea masuk dan/atau tidak

dipungut PPN.

Page 86: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

86

Atas pemasukan kembali barang dalam rangka subkontrak dari kawasan

berikat lainnya atau TLDDP ke kawasan berikat diberikan penangguhan bea masuk

dan/atau tidak dipungut PPN. Dalam hal barang tersebut tidak dimasukkan kembali

ke dalam kawasan berikat tempat pengeluaran barang, maka:

1). untuk barang asal impor, pengusaha kawasan berikat atau pengusaha di

kawasan berikat wajib melunasi bea masuk dan PDRI dan dikenai sanksi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2). atas barang yang tidak dimasukkan kembali ke dalam kawasan berikat tempat

pengeluaran barang, pengusaha kawasan berikat atau pengusaha di kawasan

berikat wajib membuat faktur pajak dan memungut PPN.

g. Pengeluaran barang ke TLDDP

Barang hasil olahan oleh industri di kawasan berikat pada prinsipnya memiliki

tujuan utama untuk diekspor. Dengan kondisi tertentu barang tersebut dapat juga

dijual ke dalam negeri (DPIL/TLDDP). Peluang ini memang harus diberikan karena

tidak semua barang hasil produksi KB dapat diekspor, antara lain misalnya : jenis

barang yang diproduksi tidak sesuai pesanan sehingga ditolak oleh pembeli luar

negeri, pemasaran barang keluar negeri terbatas atau terhambat faktor musim,

perluasan pemasaran ke dalam negeri karena barang tersebut diminati konsumen

dalam negeri, dan sebagainya.

Pengeluaran barang yang telah diolah dari PDKB ke TLDDP menggunakan

BC.2.5 sesuai tatalaksana di bidang impor dengan ketentuan sebagai berikut:

- pengeluaran hasil produksi kawasan berikat ke TLDDP, dapat dilakukan

dalam jumlah paling banyak 25% dari nilai realisasi ekspor tahun sebelumnya

dan/atau nilai realisasi penyerahan ke KB lainnya tahun sebelumnya.Nilai realisasi

penyerahan ke KB lainnya terbatas untuk hasil produksi kawasan berikat yg akan

diolah lebih lanjut.

Atas pengeluaran barang yang telah diolah oleh PDKB ke TLDDP dikenakan

bea masuk, cukai, PPN, PPnBM dan PPh pasal 22 impor sepanjang terhadap

pengeluaran tersebut tidak ditujukan kepada pihak yang memperoleh fasilitas

pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor.

Page 87: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

87

Dasar perhitungan pungutan negara adalah sebagai berikut :

Dalam hal hasil produksi tidak dalam kondisi rusak, bea masuk dihitung

berdasarkan:

a) nilai pabean dan klasifikasi yang berlaku pada saat barang impordimasukkan ke

kawasan berikat; dan

b) pembebanan pada saat pemberitahuan pabean impor untukdipakai

didaftarkan;Cukai dihitung berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangandi bidang cukai; PDRI dihitung berdasarkan nilai impor yang berlaku

pada saat barang impor dimasukkan ke kawasan berikat.

Hasil produksi dalam kondisi rusak ataupun penurunan kualitas mutu adalah

hasil produksi yang secara teknis tidak dapat diperbaiki sehingga menyamai

kualitas/standar mutu yang diharapkan.Dalam hal hasil produksi dalam kondisi rusak,

bea masuk dihitung berdasarkan:

a) nilai pabean berdasarkan harga transaksi pada saat pengeluaran barang dari

KB ke TLDDP;

b) klasifikasi yang berlaku pd saat barang impor dimasukkan ke KB ;

c) pembebanan pada saat pemberitahuan pabean impor untuk dipakai

didaftarkan;

Cukai dihitung berdasarkan peraturan di bidang cukai dan PDRI dihitung

berdasarkan harga jual.

Penjualan scraps.

Pengusaha kawasan berikat atau pengusaha di kawasan berikat dapat

mengeluarkan sisa hasil produksi dari proses produksi di kawasan berikat ke tempat

lain dalam daerah pabean. Sisa hasil produksi yang berupa limbah bahan berbahaya

dan beracun dapat dikeluarkan dari kawasan berikat untuk didaur ulang atau

dimusnahkan.Sisa hasil produksi yang dikeluarkan ke TLDDP dikecualikan dari tata

niaga impor.

Bea masuk, cukai, dan PDRI atas pengeluaran sisa dari proses

produksi/limbah (waste/scrap) atau bekas pengemas asal luar daerah pabean ke

TLDDP, adalah sebagai berikut:

Page 88: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

88

Bea Masuk dihitung berdasarkan:

1) nilai pabean berdasarkan harga transaksi pada saat pengeluaran barang dari

KB ke TLDDP;

2) klasifikasi yang berlaku pada saat pengeluaran barang dari KB ke TLDDP

3) pembebanan pada saat pemberitahuan pabean impor untuk dipakai

didaftarkan;

Atas penyerahan sisa (waste/scrap) dan bekas pengemas dari KB ke TLDDP,

PDKB wajib memungut PPN, PPnBM, dan membuat faktur pajak.

Sisa dari proses produksi/limbah (waste/scrap) dan/atau sisa atau bekas pengemas

yang dikeluarkan ke TLDDP dikecualikan dari ketentuan larangan dan pembatasan

di bidang impor.

4. Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat

a. Pengertian

Tempat penyelenggaraan pameran berikat adalah tempat penimbunan

berikat untuk menimbun barang impor dalam jangka waktu tertentu, dengan atau

tanpa barang dari dalam daerah pabean untuk dipamerkan. Di dalam tempat

penyelenggaraan pameran berikat dilakukan penyelenggaraan dan pengusahaan

tempat penyelenggaraan pameran berikat. Penyelenggaraan tempat

penyelenggaraan pameran berikat dilakukan oleh penyelenggara tempat

penyelenggaraan pameran berikat yang berbadan hukum Indonesia dan

berkedudukan di Indonesia. Penyelenggara tempat penyelenggaraan pameran

berikat melakukan kegiatan penyediaan dan pengelolaan kawasan untuk kegiatan

pengusahaan tempat penyelenggaraan pameran berikat.

Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat dapat bersifat tetap atau

sementara Pengusahaan Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat tetap,

dilakukan oleh pengusaha Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat tetap; atau

pengusaha di Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat tetap merangkap sebagai

Penyelenggara di Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat tetap.

Sedangkan Pengusahaan Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat

sementara, dilakukan oleh pengusaha Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat

sementara. Pengusaha Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat dan pengusaha

Page 89: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

89

di Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat melakukan kegiatan menimbun

barang impor dalam jangka waktu tertentu, dengan atau tanpa barang dari dalam

daerah pabean untuk dipamerkan.

b. Perlakuan Kepabeanan dan Perpajakan

Barang yang dimasukkan dari luar daerah pabean ke Tempat

Penyelenggaraan Pameran Berikat diberikan penangguhan bea masuk; dan/atau

tidak dipungut PDRI. Barang yang dimasukkan dari Tempat Penimbunan Berikat ke

Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat diberikan penangguhan bea masuk;

dan/atau tidak dipungut PDRI. Barang yang ditimbun di TPPB bukan merupakan

barang untuk dikonsumsi di Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat yang

bersangkutan.

Barang kena pajak berupa barang pameran yang dimasukkan dari TLDDP

ke Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat tidak dipungut PPN atau PPN dan

PPnBM. Dalam hal barang asal impor dikeluarkan ke TLDDP dengan tujuan diimpor

untuk dipakai, pengusaha Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat atau

pengusaha di Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat, wajib melunasi Bea

Masuk dan PDRI.

c. Penyelenggara Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat

Untuk mendapatkan penetapan dan izin yang bersifat tetap, pihak yang akan

menjadi penyelenggara harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu tempat atau bangunan yang

mempunyai batas-batas yang jelas berikut peta lokasi/tempat dan rencana tata

letak/denah yang akan dijadikan Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat;

2) memiliki Surat Izin Tempat Usaha, Dokumen Lingkungan Hidup, dan izin

lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait; dan

3) telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh tahun pajak terakhir.

Untuk mendapatkan penetapan tempat sebagai Tempat Penyelenggaraan

Pameran Berikat dan izin penyelenggaraan Tempat Penyelenggaraan Pameran

Page 90: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

90

Berikat yang bersifat sementara, pihak yang akan menjadi penyelenggara harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) memiliki bukti penggunaan suatu tempat atau bangunan yang mempunyai

batas-batas yang jelas berikut peta lokasi/tempat dan rencana tata letak/denah

yang akan dijadikan Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat; dan

2) telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh tahun pajak terakhir.

d. Pengusaha Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat

Untuk mendapatkan izin pengusaha Tempat Penyelenggaraan Pameran

Berikat, pihak yang akan menjadi pengusaha Tempat Penyelenggaraan Pameran

Berikat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) memiliki Surat Izin Usaha Pameran, Dokumen Lingkungan Hidup, dan izin

lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait; dan

2) telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh.

e. Pengusaha di Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat

Untuk mendapatkan izin pengusaha di Tempat Penyelenggaraan Pameran

Berikat dan penetapan sebagai penyelenggara di Tempat Penyelenggaraan

Pameran Berikat pihak yang akan menjadi pengusaha merangkap sebagai

penyelenggara di Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1) memiliki Surat Izin Usaha Pameran, Dokumen Lingkungan Hidup, dan izin

lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait;

2) telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh;

3) mendapat rekomendasi dari penyelenggara Tempat Penyelenggaraan

Pameran Berikat.

Page 91: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

91

5. Toko Bebas Bea

a. Pengertian

Toko Bebas Bea adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun

barang asal impor dan/atau barang asal daerah pabean untuk dijual kepada orang

tertentu.Di dalam Toko Bebas Bea dilakukan penyelenggaraan dan pengusahaan

Toko Bebas Bea.Penyelenggaraan Toko Bebas Bea dan Pengusahaan Toko Bebas

Bea dilakukan oleh penyelenggara Toko Bebas Bea sekaligus pengusaha Toko

Bebas Bea yang berbadan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.

b. Lokasi TBB

Toko Bebas Bea dapat berlokasi di:

1). terminal keberangkatan bandar udara internasional di kawasan pabean;

2). pelabuhan utama di kawasan pabean;

3). tempat transit pada terminal keberangkatan bandar udara internasional

yang merupakan tempat khusus bagi penumpang transit tujuan luar

negeri di kawasan pabean;

4). pelabuhan utama yang merupakan tempat khusus bagi penumpang

transit tujuan luar negeri di kawasan pabean; atau

5). dalam kota.

c. Perlakuan Kepabeanan dan Perpajakan

Barang yang dimasukkan dari luar daerah pabean ke Toko Bebas Bea

diberikan penangguhan bea masuk dan/atau tidak dipungut PDRI. Barang yang

dimasukkan dari Gudang Berikat ke Toko Bebas Bea diberikan penangguhan bea

masuk dan/atau tidak dipungut PDRI.

Barang yang dimasukkan dari TLDDP ke Toko Bebas Bea tidak dipungut

PPN atau PPN dan PPnBM. Terhadap pemasukan barang dari TLDDP ke Toko

Bebas Bea, pengusaha di TLDDP wajib membuat faktur pajak yang dibubuhi cap

PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut. Barang yang ditimbun di TBB bukan

merupakan barang untuk dikonsumsi di TBB yang bersangkutan.

Page 92: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

92

d. Penyelenggara Toko Bebas Bea Sekaligus Pengusaha Toko Bebas Bea

Penetapan tempat sebagai Toko Bebas Bea dan pemberian izin

penyelenggara Toko Bebas Bea sekaligus pengusaha Toko Bebas Bea ditetapkan

dengan Keputusan Menteri. Untuk mendapatkan penetapan tempat sebagai Toko

Bebas Bea dan izin penyelenggara Toko Bebas Bea sekaligus pengusaha Toko

Bebas Bea pihak yang akan menjadi penyelenggara Toko Bebas Bea sekaligus

pengusaha Toko Bebas Bea harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu tempat atau bangunan yang

mempunyai batas-batas yang jelas berikut peta lokasi/tempat dan rencana tata

letak/denah yang akan dijadikan Toko Bebas Bea;

2) memiliki Surat Izin Tempat Usaha, Dokumen Lingkungan Hidup, Surat Izin

Usaha Perdagangan, dan izin lainnya yang diperlukan dari instansi teknis

terkait; dan

3) telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh tahun pajak terakhir.

e. Orang yang berhak membeli barang di Toko Bebas Bea

Orang yang berhak membeli barang di Toko Bebas Bea yang berlokasi di

kawasan pabean dengan tidak dipungut bea masuk dan tidak dipungut PDRI adalah

orang yang bepergian ke luar negeri, atau penumpang yang sedang transit di

kawasan pabean. Biasanya TBB ini berada di pelabuhan udara maupun di

pelabuhan laut, dan pembelinya orang yang akan berangkat ke luar daerah pabean.

Orang yang berhak membeli barang di Toko Bebas Bea yang berlokasi di dalam

kotadengan mendapatkan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut PDRI adalah:

1) anggota korps diplomatik yang bertugas di Indonesia beserta keluarganya yang

berdomisili di Indonesia berikut lembaga diplomatik;

2) pejabat/tenaga ahli yang bekerja pada Badan Internasional di Indonesia yang

memperoleh kekebalan diplomatik beserta keluarganya; dan

3) turis asing yang akan keluar dari Daerah Pabean.

Pembelian barang di TBB ini wajib menunjukan identitas yang bersangkutan,

misalnya kartu pengenal korps diplomatik, kartu kuning, atau passport.

Page 93: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

93

6. Tempat Lelang Berikat

a. Pengertian

Tempat Lelang Berikat adalah tempat penimbunan berikat untuk menimbun

barang impor dalam jangka waktu tertentu untuk dijual secara lelang.Di dalam

Tempat Lelang Berikat dilakukan penyelenggaraan dan pengusahaan Tempat

Lelang Berikat.Penyelenggaraan Tempat Lelang Berikat dan Pengusahaan Tempat

Lelang Berikat dilakukan oleh penyelenggara Tempat Lelang Berikat sekaligus

pengusaha Tempat Lelang Berikat yang berbadan hukum Indonesia dan

berkedudukan di Indonesia.

b. Perlakuan Kepabeanan dan Perpajakan

Barang yang dimasukkan dari luar daerah pabean ke tempat lelang berikat

diberikan penangguhan bea masuk dan tidak dipungut PDRI.

Barang yang dimasukkan dari TLDDP ke Tempat Lelang Berikat tidak dipungut PPN

atau PPN dan PPnBM.

Dalam hal barang sebagaimana dimaksud dikeluarkan ke TLDDP dengan

tujuan diimpor untuk dipakai, pengusaha Tempat Lelang Berikat wajib melunasi Bea

Masuk dan PDRI.Barang sebagaimana dimaksud bukan merupakan barang untuk

dikonsumsi di Tempat Lelang Berikat yang bersangkutan.

c. Penyelenggara Tempat Lelang Berikat Sekaligus Pengusaha Tempat Lelang

Berikat

Penetapan tempat sebagai Tempat Lelang Berikat dan pemberian izin

penyelenggara Tempat Lelang Berikat sekaligus pengusaha Tempat Lelang Berikat

ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.Untuk mendapatkan penetapan

dan izin, pihak yang akan menjadi penyelenggara Tempat Lelang Berikat merangkap

sebagai pengusaha Tempat Lelang Berikat harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

1). memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu tempat atau bangunan yang

mempunyai batas-batas yang jelas berikut peta lokasi/tempat dan rencana tata

letak/denah yang akan dijadikan Tempat Lelang Berikat;

2). memiliki Surat Izin Tempat Usaha, Dokumen Lingkungan Hidup, Surat Izin

Usaha Lelang, dan izin lainnya dari instansi teknis terkait; dan

Page 94: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

94

3). telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh tahun pajak terakhir bagi yang sudah wajib

menyampaikan SPT.

7. Kawasan Daur Ulang Berikat

a. Pengertian

Kawasan Daur Ulang Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk

menimbun barang impor dalam jangka waktu tertentu yang di dalamnya dilakukan

kegiatan daur ulang limbah asal impor dan/atau asal daerah pabean sehingga

menjadi produk yang mempunyai nilai tambah serta nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Di dalam Kawasan Daur Ulang Berikat dilakukan penyelenggaraan dan

pengusahaan Kawasan Daur Ulang Berikat. Penyelenggaraan Kawasan Daur Ulang

Berikat dilakukan oleh penyelenggara Kawasan Daur Ulang Berikat yang berbadan

hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Penyelenggara Kawasan Daur

Ulang Berikat melakukan kegiatan menyediakan dan mengelola kawasan untuk

kegiatan pengusahaan Kawasan Daur Ulang Berikat. Dalam 1 (satu)

penyelenggaraan Kawasan Daur Ulang Berikat dapat dilakukan 1 (satu) atau lebih

pengusahaan Kawasan Daur Ulang Berikat. Pengusahaan Kawasan Daur Ulang

Berikat dilakukan oleh: pengusaha Kawasan Daur Ulang Berikat atau pengusaha di

Kawasan Daur Ulang Berikat merangkap sebagai penyelenggara di Kawasan Daur

Ulang Berikat.

Pengusaha Kawasan Daur Ulang Berikat atau pengusaha di Kawasan Daur

Ulang Berikat merangkap sebagai penyelenggara di Kawasan Daur Ulang Berikat

melakukan kegiatan menimbun barang impor yang di dalamnya dilakukan kegiatan

pengolahan berupa proses daur ulang limbah asal impor dan/atau asal Daerah

Pabean dengan mempergunakan teknologi yang telah disetujui oleh kementerian

yang menangani masalah lingkungan hidup sehingga menjadi produk yang

mempunyai nilai tambah serta nilai ekonomi yang lebih tinggi.

b. Perlakuan Kepabeanan dan Perpajakan

Barang yang dimasukkan dari luar daerah pabean ke Kawasan Daur Ulang

Berikat diberikan penangguhan bea masuk dan/atau tidak dipungut PDRI. Barang

yang dimasukkan dari Tempat Penimbunan Berikat ke Kawasan Daur Ulang Berikat

Page 95: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

95

diberikan penangguhan bea masuk; dan/atau tidak dipungut Pajak Dalam Rangka

Impor.

Terhadap pemasukan barang dari Tempat Penimbunan Berikat atau dari

TLDDP ke Kawasan Daur Ulang Berikat, pengusahaTempat Penimbunan Berikat

atau pengusaha TLDDP wajib membuat faktur pajak yang dibubuhi cap PPN atau

PPN dan PPnBM tidak dipungut.

Dalam hal barang hasil produksi yang dihasilkan oleh pengusaha Kawasan

Daur Ulang Berikat dan pengusaha di Kawasan Daur Ulang Berikat dikeluarkan ke

TLDDP dengan tujuan diimpor untuk dipakai, pengusaha Kawasan Daur Ulang

Berikat dan pengusaha di Kawasan Daur Ulang Berikat wajib melunasi bea masuk

dan PDRI. Barang yang ditimbun di Kawasan Daur Ulang Berikat bukan merupakan

barang untuk dikonsumsi di Kawasan Daur Ulang Berikat yang bersangkutan.

c. Penyelenggara Kawasan Daur Ulang Berikat

Untuk mendapatkan penetapan tempat sebagai Kawasan Daur Ulang Berikat

dan izin penyelenggara Kawasan Daur Ulang Berikat pihak yang akan menjadi

penyelenggara Kawasan Daur Ulang Berikat harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

1). memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu kawasan, tempat, atau

bangunan yang mempunyai batas-batas yang jelas berikut peta lokasi/tempat

dan rencana tata letak/denah yang akan dijadikan Kawasan Daur Ulang

Berikat;

2). berlokasi di kawasan industri yang ditunjuk khusus untuk daur ulang;

3). memiliki Surat Izin Tempat Usaha Daur Ulang, Dokumen Lingkungan Hidup,

dan izin lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait;

4). telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh tahun pajak terakhir;

5). mendapat rekomendasi dari menteri yang menangani masalah lingkungan

hidup.

d. Pengusaha Kawasan Daur Ulang Berikat

Untuk mendapatkan izin pengusaha Kawasan Daur Ulang Berikat pihak yang

akan menjadi pengusaha harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Page 96: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

96

1). memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu tempat atau bangunan yang

mempunyai batas-batas yang jelas berikut peta lokasi/tempat dan rencana

tataletak/denah;

2). memiliki Dokumen Lingkungan Hidup, surat izin usaha industri daur ulang, dan

izin lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait;

3). telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh tahun pajak terakhir;

4). mendapat rekomendasi dari menteri yang menangani masalah lingkungan

hidup;

5). merupakan importir produsen limbah non bahan berbahaya dan beracun (B3);

6). pernyataan tertulis dari pengusaha Kawasan Daur Ulang Berikat yang

menyatakan kesediaan untuk mengekspor kembali bahan berupa limbah dalam

hal limbah tersebut tidak diolah dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan atau izin

pengusaha Kawasan Daur Ulang Berikat dicabut.

e. Pengusaha di Kawasan Daur Ulang Berikat

Pemberian izin pengusaha di Kawasan Daur Ulang Berikat dan penetapan

penyelenggara di Kawasan Daur Ulang Berikat ditetapkan dengan Keputusan

Menteri. Untuk mendapatkan izin pengusaha di Kawasan Daur Ulang Berikat dan

penetapan penyelenggara di Kawasan Daur Ulang Berikat pihak yang akan menjadi

pengusaha di Kawasan Daur Ulang Berikat harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

1). memiliki bukti kepemilikan atau penguasaan suatu kawasan, tempat, atau

bangunan yang mempunyai batas-batas yang jelas berikut peta lokasi/tempat

danrencana tata letak/denah yang akan dijadikan Kawasan Daur Ulang Berikat;

2). berlokasi di kawasan industri yang ditunjuk khusus untuk daur ulang;

3). memiliki Surat Izin Tempat Usaha Daur Ulang, Surat Izin Usaha Industri Daur

Ulang, Dokumen Lingkungan Hidup, dan izin lainnya yang diperlukan dari

instansi teknis terkait;

4). telah melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

dan telah menyampaikan SPT PPh tahun terakhir;

5). mendapat rekomendasi dari menteri yang menangani masalah lingkungan

hidup;

Page 97: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

97

6). memiliki bukti sebagai importir produsen limbah non bahan berbahaya dan

beracun (B3); dan

7). pernyataan tertulis dari pengusaha di Kawasan Daur Ulang Berikat merangkap

sebagai penyelenggara di Kawasan Daur Ulang Berikat yang menyatakan

kesediaan untuk mengekspor kembali bahan berupa limbah dalam hal limbah

tersebut tidak diolah dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan atau izin

pengusaha di Kawasan Daur Ulang Berikat dicabut.

Pengusaha Kawasan Daur Ulang Berikat dan pengusaha di Kawasan Daur

Ulang Berikat harus mengolah bahan baku berupa limbah non bahan berbahaya dan

beracun (B3) yang dimasukkan ke Kawasan Daur Ulang Berikat yang dikelolanya

dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemasukan.

Kriteria bahan baku berupa limbah non bahan berbahaya dan beracun (B3) berupa:

1). limbah padat yang tersortir;

2). bukan limbah bahan berbahaya dan beracun;

3). bukan sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga atau sejenis sampah

rumah tangga atau sampah spesifik;

4). tidak berbentuk cair, debu, lumpur, pasta, sludge, dan tidak terkontaminasi

limbah bahan berbahaya dan beracun; dan

5). limbah yang telah dipotong, dihancurkan atau diubah dalam bentuk yang ramah

lingkungan.

Pengusaha Kawasan Daur Ulang Berikat dan pengusaha di Kawasan Daur

Ulang Berikat wajib melakukan pengendalian pencemaran lingkungan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.

8. Pembekuan dan Pencabutan izin TPB

a. Pembekuan Izin

Izin penyelenggaraan Tempat Penimbunan Berikat/ Izin pengusahaan di

Tempat Penimbunan Berikat dibekukan dalam hal pihak yang melakukan

penyelenggaraan/pengusahaan melakukan kegiatan yang menyimpang dari izin

yang diberikan berdasarkan bukti permulaan yang cukup, atau menunjukkan

Page 98: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

98

ketidakmampuan dalam penyelenggaraan/pengusahaan Tempat Penimbunan

Berikat.

Izin yang dibekukan dapat diberlakukan kembali dalam hal

penyelenggara/pengusaha Tempat Penimbunan Berikat tidak terbukti melakukan

kegiatan yang menyimpang dari izin yang diberikan, atau telah mampu kembali

menyelenggarakan/mengusahakan Tempat Penimbunan Berikat. Izin yang

dibekukan dapat diubah menjadi pencabutan dalam hal penyelenggara/pengusaha

Tempat Penimbunan Berikat terbukti telah melakukan kegiatan yang menyimpang

dari izin yang diberikan, atau tidak mampu lagi menyelenggarakan/mengusahakan

Tempat Penimbunan Berikat tersebut.

b. Pencabutan Izin

Penetapan Tempat Penimbunan Berikat dan izin penyelenggaraan atau

pengusahaan di Tempat Penimbunan Berikat dicabut dalam hal penyelenggara

dan/atau pengusaha Tempat Penimbunan Berikat:

1). tidak melakukan kegiatan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan secara terus

menerus;

2). dinyatakan pailit;

3). izin usaha yang dimilikinya tidak berlaku lagi;

4). bertindak tidak jujur dalam usahanya; atau

5). mengajukan permohonan pencabutan.

Dalam hal izin Tempat Penimbunan Berikat dicabut, penyelenggara dan/atau

pengusaha Tempat Penimbunan Berikat dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga

puluh) hari sejak tanggal pencabutan izin harus melunasi semua Bea Masuk dan

PDRI yang terutang; atau mengekspor kembali barang yang masih ada di Tempat

Penimbunan Berikat; atau memindahkan barang yang masih ada di Tempat

Penimbunan Berikat ke Tempat Penimbunan Berikat lain. Dalam hal jangka waktu

sebagaimana dimaksud dilampaui maka atas barang yang berada di Tempat

Penimbunan Berikat dinyatakan sebagai barang yang tidak dikuasai.

Page 99: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

99

1. Fasilitas pembebasan bea masuk merupakan peniadaan pembayaran bea

masuk. Fasilitas keringanan bea masuk merupakan pengurangan

pembebasan bea masuk. Fasilitas pembebasan bea masuk yang diatur dalam

pasal 25 Undang-undang Kepabeanan bersifat mutlak, artinya jika

persyaratan yang diatur dalam pasal tersebut dipenuhi, barang tersebut

diberikan pembebasan bea masuk.

2. Fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk sebagaimana diatur dalam

pasal 26 Undang-undang Kepabeanan bersifat relatif, artinya pemberian

pembebasan maupun keringanan bea masuk didasari pada beberapa

persyaratan dan tujuan tertentu sesuai kebijakan pemerintah waktu itu.

Sebagai contoh atas importasi mesin dan barang atau bahan untuk industri

baru diberikan pembebasan bea masuk sehingga tarif akhirnya menjadi 0%.

Hal ini diberikandalam rangka untuk mendorong tumbuhnya industri di dalam

negeri. Pada prosedur pengajuan dokumen impornya dilengkapi dengan bukti

atau rekomendasi dari instansi terkait disamping dokumen pelengkap pabean

lainnya.

3. Barang-barang yang telah mendapat pemberian fasilitas pembebasan atau

keringanan bea masuk harus tetap digunakan sesuai tujuan pengimporannya.

Penyalahgunaan atas barang yang telah diberikan pembebasan atau

keringanan bea masuk jika mengakibatkan kerugian pada penerimaam

negara, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar seratus persen

dari bea masuk yang seharusnya dibayar, dan pemberian fasilitas tersebut

menjadi batal.

4. Atas importasi barang impor sementara dapat diberikan fasilitas pembebasan

atau keringanan bea masuk. Pada prinsipnya barang impor sementara

mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk. Barang impor sementara

yang mendapat keringanan bea masuk hanya terhadap mesin dan peralatan

untuk pengerjaanproyek dan atas importasinya dipungut bea masuk sebesar

2% per bulan dari bea masuk yang terhutang, serta membayar penuh PPN

impor.

RANGKUMAN

Page 100: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

100

1. Sebutkan dan jelaskan fasilitas pembebasan atau keringanan bea masuk yang

diatur dalam pasal 26 Undang-undang Kepabeanan.

2. Jelaskan mengapa pemerintah memberikan fasilitas Bea Masuk ditanggung

pemerintah. Apa dasar pemberian fasilitas tersebut?

3. Tempat penimbunan berikat yang diatur dalam Undang-undang Kepabeanan

merupakan bangunan, tempat atau kawasan yang digunakan untuk

menimbun, mengolah, memamerkan atau menyediakan barang untuk dijual,

dengan mendapatkan perlakuan khusus bidang kepabeanan, cukai dan

perpajakan. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis tempat penimbunan berikat

sesuai fungsinya.

4. Sebutkan dan jelaskan fasilitas kepabeanan dan perpajakan yang diberikan

kepada perusahaan pemakai fasilitas Kawasan Berikat dan Gudang Berikat.

5. Jelaskan dimana saja toko bebas bea ( duty free shop ) boleh didirikan (

sesuai dengan jenis-jenis toko bebas bea ), dan jelaskan bagaimana tatacara

pengajuan dan persyaratan untuk mendirikan toko bebas bea.

LATIHAN

Atas impor sementara wajib menyerahkan jaminan sebesar selisih bea masuk

terhutang dan yang telah dibayar, serta menyerahkan jaminan PPh pasal 22

impor.

5. Tempat penimbunan berikat dalam implementasinya berbentuk sebagai

Kawasan Berikat, Gudang Berikat, Tempat Penyelenggaraan Pameran

Berikat, Toko Bebas Bea ( Duty Free Shops ), Tempat Daur Ulang Berikat,

dan Tempat Lelang Berikat. Di TPB diberikan fasilitas penangguhan bea

masuk dan PDRI tidak dipungut.

Page 101: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

101

PENUTUP

Saudara para peserta perkuliahan.

Saudara telah mempelajari seluruh kegiatan belajar yang meliputi Bab I

sampai dengan Bab III dengan materi teknis kepabeanan. Materi tersebut meliputi

teknis kepabeanan secara umum dibidang impor, ekspor, dan pemberian fasilitas

pembebasan, keringanan dan penangguhan bea masuk, termasuk fasilitas Tempat

Penimbunan Berikat. Materi tersebut harus benar-benar dipahami karena merupakan

dasar pelaksanaan tugas kepabeanan.

Bahan ajar ini disesuaikan dengan kebutuhan materi dalam kurikulum. Untuk

lebih memperdalam materi yang telah didapat dari bahan ajar ini diharapkan

Saudara membaca Peraturan Menteri Keuangan dan peraturan DJBC terkait sebagai

referensi.

Dengan selesainya pembelajaran bahan ajar mata kuliah Teknis Kepabeanan

ini diharapkan Saudara akan lebih mudah dalam mempelajari mata pelajaran lain

yang terkait.

Semoga sukses.

Page 102: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

102

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No. 18 / 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai.

Undang-undang No. 17 / 2000 tentang Pajak Penghasilan.

Undang-undang No. 17 Tahun 2006 jo. No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1996 tentang Bea Masuk Anti Dumping dan

Bea Masuk Imbalan.

Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2002 tentang Tindakan Pengamanan Industri

dalam Negeri Dari Akibat Lonjakan Impor

Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Admintrasi

Berupa Denda Di Bidang Kepabeanan

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2008 tentang Pengenaan Bea Keluar Terhadap

Barang Ekspor

Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 2009 tentang Tempat Penimbunan Berikat

Departemen Keuangan RI, Keputusan Menteri Keuangan No. 128/KMK.05/2000

Tentang Toko Bebas Bea.

Departemen Keuangan RI, Keputusan Menteri Keuangan No. 123/KMK.05/2000

Tentang Entrepot Tujuan Pameran.

Departemen Keuangan RI, Peraturan Menteri Keuangan RI No. 39/PMK.04/2006

tentang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan

Sarana Pengangkut, Manifest Kedatangan Sarana pengangkut dan Manifest

Keberangakatan Sarana Pengangkut

Departemen Keuangan RI, Peraturan Menteri Keuangan No. 89/PMK.04/2007

tentang Impor Barang Pribadi Penumpang, Awak Sarana Pengangkut,

Pelintas Batas dan Barang Kiriman

Departemen Keuangan RI, Peraturan Menteri Keuangan No. 139/PMK.04/2007

tentang Pemeriksaan Pabean Atas Barang Impor .

Departemen Keuangan RI, SKMK Nomor 144/PMK.04/2007, Pengeluaran Barang

Impor Untuk Dipakai.

Departemen Keuangan RI, Peraturan Mentetri Keuangan No. 148/PMK.04/2007

tentang Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Pelayanan

Segera (Rush Handling) .

Page 103: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

103

Departemen Keuangan RI, Peraturan Menteri Keuangan No. 145/PMK.04/2007

tentang Ketentuan Kepabeanan Di Bidang Ekspor

Departemen Keuangan RI, SKMK Nomor 155/PMK.04/2008, Pemberitahuan Pabean

Departemen Keuangan RI, SKMK Nomor 213/PMK.04/2008, Tata Cara Pembayaran

Bea Masuk.

Departemen Keuangan RI, Peraturan Menteri Keuangan No. 214/PMK.04/2008

tentang Pemungutan Bea Keluar

Departemen Keuangan RI, Keputusan Menteri Keuangan No. 256/KM.4/2009

tentang Penetapan Harga Ekspor Untuk Penghitungan Bea Keluar .

Kementerian Keuangan RI Surat Keputusan Menteri Keuangan RI

No.147/PMK.04/2011 Tentang Kawasan Berikat .

Kementerian Keuangan RI Keputusan Menteri Keuangan No. 143/PMK.04/2011

tentang Gudang Berikat.

Kementerian Keuangan RI, Keputusan Menteri Keuangan No.148 /PMK.04/2011

tentangKetentuan Bidang Ekspor.

Kementerian Keuangan RI, Keputusan Menteri Keuangan No.253 /PMK.04/2011

tentang KITE Pengembalian.

Kementerian Keuangan RI, Keputusan Menteri Keuangan No.254 /PMK.04/2011

tentang KITE Pembebasan.

Kementerian Keuangan RI, Keputusan Menteri Keuangan No.128 /PMK.04/2011

tentang Pemungutan Bea Keluar.

Kementerian Keuangan RI, Keputusan Menteri Keuangan No.142 /PMK.04/2011

tentang Impor Sementera.

Page 104: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

104

BIODATA PENULIS

Nama : Drs. Ahmad Dimyati MM Alamat korespondensi : Palem Indah Blok R 12A Pondok Kelapa Jakarta Timur Unit Instansi : Pusdiklat Bea dan Cukai Telp./Faks : 021 47862387 / 021 4897123 HP : 081586041952 E-mail : [email protected] Riwayat Pendidikan:

Tahun Lulus

Perguruan Tinggi Bidang Spesialisasi

S-1 Institut Ilmu Keuangan Bea dan Cukai S-2 ST Manajemen LABORA Manajemen SDM S-3

Nama mata kuliah yang diasuh:

No Nama Mata Kuliah

1. Teknis Kepabeanan

2. Klasifikasi Tarif

3. Teknis Perbendaharaan Penerimaan Pengalaman publikasi di berkala ilmiah 5 tahun terakhir:

Nama Tahun terbit

Judul artikel

Nama berkala

Volume dan halaman

Status akreditasi

Artikel 2013 Insentif fiskal dan non fiskal bagi food estatat

Website Pusdik BC

2633 karakter

ISSN 2088-2491

Artikel 2013 Penyelesaian impor atas barang pindahan

Website Pusdik BC

2323 karakter

ISSN 2088-2491

Artikel 2013 Pembentukan budaya organisasi melalui penerapan nilai-nilai Kementerian Keuangan

Majalah: Edukasi Keuangan

2308 karakter

ISSN 2086-4833

Page 105: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

105

Pengalaman penerbitan buku 10 tahun terakhir:

Judul Buku Tahun Penerbit ISBN

Jakarta, Agustus 2013

(Ahmad Dimyati)

Page 106: BAB KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR laut yang berlabuh paling lama 24 (dua puluh empat) jam dan tidak melakukan pembongkaran barang; dan sarana pengangkut udara yang berlabuh paling lama

106