Upload
agus-gunardi
View
31
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Grafik 1. Umur Responden
0-5 tahun 6-11 tahun 12-17 tahun 18-40 tahun 41-65 tahun >65 tahun 0
2
4
6
8
10
12
14
16 15
3
0
15
8
0
UMUR RESPONDEN
UMUR RESPONDEN
Grafik 2. Jenis Kelamin
laki-laki perempuan0
5
10
15
20
25
30
jenis kelamin
Grafik 3. Jumlah Anggota Keluarga
< 2 orang 2 orang 3-4 orang > 4 orang0
5
10
15
20
25
JUMLAH ANGGOTA KELUARGA
Grafik 4. Bentuk Keluarga
nuclear family extended family blenden family three generation family
0
5
10
15
20
25
30
BENTUK KELUARGA
36
Grafik 5. Pendidikan Kepala Keluarga (KK)
tidak sekolah SD SLTP SLTA D3 S10
5
10
15
20
25
PENDIDIKAN KK
Grafik 6. Pekerjaan Kepala Keluarga (KK)
PNS BUMN karyawan swasta
petani buruh lain20
2
4
6
8
10
12
14
16
18
PEKERJAAN KK
37
Grafik 7. Penghasilan Per Bulan
< Rp 650.000 Rp 700.000 - Rp 1.500.000
RP 1.500.000 - Rp 3.000.000
> 3.000.0000
5
10
15
20
25
30
35
Penghasilan per Bulan
Grafik 8. Penderita Diare
Kasus Bukan kasus0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Penderita Diare
38
Grafik 9. Perokok
Ya Tidak0
5
10
15
20
25
Perokok
Grafik 10. Olahraga Teratur
Ya Tidak0
5
10
15
20
25
30
Olahraga Teratur
39
Grafik 11. Mencuci Tangan Sebelum Beraktivitas
Ya Tidak0
5
10
15
20
25
30
35
40
Mencuci Tangan Sebelum Beraktivitas
Grafik 12. Sumber Air Bersih
PDAM Air Sumur Air Sungai0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sumber Air Bersih
40
Grafik 13. Sumber Air Minum
PDAM Air Sumur Air Sungai0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sumber Air Minum
Grafik 14. Air Minum Dimasak Dahulu
Ya Tidak0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Air Minum Dimasak Dulu
41
Grafik 15. Makanan Dimasak Langsung Habis
Ya Tidak0
5
10
15
20
25
30
Makanan Dimasak Langsung Habis
Grafik 16. Makanan Selalu Habis Dimakan
ya tidak0
5
10
15
20
25
30
Apakah Makanan yang Dimasak Selalu Habis Dimakan
42
Grafik 17. Makanan Sisa Dipanaskan Kembali
ya tidak0
2
4
6
8
10
12
14
16
Jika Tidak, Apakah Dipanaskan Untuk Waktu Selan-jutnya
Grafik 18. Pemberian Makanan Sesuai Umur
ya tidak0
5
10
15
20
25
30
Jika Penderita Anak-anak, Apakah Makanan Diberikan Sesuai Umur
43
Grafik 19. Makanan Tertutup Rapat
ya tidak0
5
10
15
20
25
30
Makanan Terjaga Kebersihannya atau Tertutup Rapat
Grafik 20. Penduduk dengan Alergi Makanan
ya tidak0
5
10
15
20
25
30
35
Penduduk dengan Alergi Makanan
44
Grafik 21. Tindakan Penanganan Diare
periksa ke dokter/
puskesmas
beli obat di warung
beli oralit beri teh beri susu encer
dibiarkan saja
lain-lain (daun
jambu biji)
0
5
10
15
20
Tindakan yang Dilakukan saat Diare
Grafik 22. Orangtua Memberikan ASI Eksklusif
ya tidak0
5
10
15
20
25
30
35
Orangtua Memberikan ASI Eksklusif
45
Grafik 23. Pemberian Pengganti ASI
ya tidak0
5
10
15
20
25
30
35
Warga Tidak Memberi Asi Eksklusif dan Memberikan Pengganti Asi
Grafik 24. Penurunan Berat Badan Ketika Diare
2,5-5% 5-10% >10% tidak terjadi penurunan0
2
4
6
8
10
12
14
16
Penurunan Berat Badan Ketika Diare
46
Grafik 25. Kepemilikan Jamban
punya tidak Category 30
5
10
15
20
25
KEPEMILIKAN JAMBAN
Grafik 26. Tempat BAB Selain Jamban
sungai pekarangan lain20
2
4
6
8
10
12
14
16
TEMPAT BAB SELAIN JAMBAN
47
Grafik 27. Jarak Jamban dengan Sumber Air
10 m 5 m < 5 m0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
JARAK JAMBAN DENGAN SUMBER AIR
Grafik 28. Jamban Sehat
leher angsa cemplung kakus empang0
5
10
15
20
25
JAMBAN SEHAT
48
Grafik 29. Faktor Resiko Terjadi Diare
SDBuru
h
Penghas
ilan R
endah
Air Sum
ur
Over C
ook
Pember
ian M
akan
an T
idak
Ses
uai Um
ur
Keber
sihan
Pen
yimpan
an M
akan
an
Tidak
ASI E
ksklu
sif
Tidak
Ada J
amban
Seh
at
Jara
k Jam
ban <
10 m
Kakus E
mpan
g
2317
32
41
15 17 15
8
1822
18
Faktor Resiko Terjadi Diare
Series 1
Berdasarkan data yang diterima didapatkan hasil terbanyak yang
terkena diare adalah usia 0-5 tahun dan 18-40 tahun. Angka kejadian
untuk wanita lebih banyak daripada pria yaitu 68,29%. Anggota
keluarga yang berjumlah 3-4 orang memiliki presentase lebih tinggi
yaitu sebanyak 56,10% dan dominan adalah bentuk nuclear family
(keluarga inti). Sebagian besar penduduk memiliki pendidikan hingga
SLTA dan bekerja sebagai buruh yaitu sebanyak 41,46% dengan
penghasilan kurang dari 650.000 per bulan. Responden yang memiliki
anggota keluarga yang merokok cukup banyak yaitu 56,10%. Presentase
warga yang sering melakukan olah raga cukup banyak yaitu 56,54%
dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan yaitu 87,80%.
Dominan warga mendapat sumber air bersih dari sumur dan digunakan
juga sebagai sumber air minum dengan terlebih dulu dimasak hingga
matang sebelum digunakan untuk minum. Makanan yang dimakan oleh
warga sebanyak 60,98% habis hari itu. Tetapi warga juga masih
memakan makanan yang dipanaskan untuk hari berikutnya yaitu
sebanyak 93,75%. Warga yang memberikan makanan untuk bayinya
sesuai umur adalah sebanyak 58,54%. Sebanyak 75,61% warga tidak
49
memiliki alergi makanan. Warga yang memilih akses ke dokter atau
puskesmas ketika sakit adalah sebanyak 36,59%. Responden yang
memberikan asi eksklusif kepada anaknya cukup banyak yaitu 80,49%.
Berdasarkan penurunan berat badan untuk mendeteksi adanya dehidrasi
diketahui sebanyak 34,15% responden yang mengalami dehidrasi
tingkat sedang. Sebanyak 56,10% responden tidak memiliki jamban
sehat dan lebih banyak melakukan buang air besar di sungai atau kakus
empang. Bagi warga yang memiliki jamban sehat ternyata jarak antara
jamban dan sumber air bersih yang digunakan terpaut hanya sedikit
yaitu sebanyak 46,34% memiliki jarak kurang dari 5m.
5.2 Pembahasan
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai
bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari
tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair)
dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma
diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Berdasarkan data
yang ada faktor risiko diare yang ditemukan adalah kurangnya
penggunaan jamban sehat dan jarak jamban dengan septic tank yang
kurang dari 10 meter.
Usia penderita diare yang ditemukan 35,59% adalah masa balita dan
masa dewasa yaitu usia 0-5 tahun dan 18-40 tahun. Dapat diketahui
dalam hal ini pada masa balita imunitas seorang anak belum terbentuk
dengan sempurna, sehingga sistem imunitas anak tidak atau belum
bekerja secara optimal dan pada masa dewasa diare dapat disebabkan
karena perilaku yang kurang sehat seperti, jajan sembarangan dan
pengaruh lingkungan (Jusup, 2010).
Diare merupakan salah satu penyakit yang cara penularannya
mudah. Apabila salah satu dari anggota keluarga terkena diare maka
kemungkinan ada anggota keluarga lain yang terkena diare. Hal ini
dikarenakan penularan diare biasanya melalui mulut, dapat disebabkan
juga kurang bersihnya peralatan makan, air minuman, makanan, tangan,
serta mainan anak (Febry, 2010). Pada praktek lapangan di dapatkan
50
hasil 12,20% tidak mencuci tngan sebelum makan dan sesudah BAB.
Data ini memang tidak dominan tapi merupakan faktor resiko terjadiya
penularan dari tangan yang terkontaminasi feses atau tidak tercuci bersih
sehingga penularan lebih mudah terjadi, terutama dari food born
disease.
Faktor-faktor yang turut jadi penyebab diare adalah pembuangan
limbah serta pengadaan air bersih yang tidak memadai, lingkungan yang
penuh sesak serta kurangnya kebersihan perorangan, kemiskinan dan
rendahnya tingkat pendidikan (Isselbacher, 1999). Sesuai hasil yang
didapat penghasilan rata-rata penduduk per bulan dibawah Rp.
650.000,00 sebanyak 78,05%. Hal ini berkaitan dengan status gizi dari
anggota keluarga. 93,75% atau sebanyak 15 orang memanaskan kembali
makanan yang belum dihabiskan.
Sebagian besar penduduk memiliki tingkat pendidikan yang rendah
yaitu sebanyak 56,10% sehingga mempengaruhi tingkat pengetahuan
tentang gizi, penggunaan jamban sehat, dan perilaku hidup bersih dan
sehat. Hal ini menyebabkan 18 keluarga atau sebesar 43,90% tidak
memiliki jamban dan menggunakan kakus empang sebagai tempat
buang air besar.
Kualitas air merupakan kriteria standar yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit pada masyarakat. peraturan
yang digunakan sebagai standar persyaratan kualitas air adalah peraturan
pemerintah nomor 82/2001, tentag pengelolaan Kualitas Air dan
pengendalian pencemaran air. Standar persyaratan kualitas air bersih
berlaku Peraturan menteri Kesehatan RI Nomor 416/Per.Menkes/ IX/
1990, tentang Pengawasan dan Persyaratan Kualitas Air yang meliputi
parameter Fisika, Kimia, Mikrobiologi dan Radioktivitas. Standar
persyaratan kualitas air minum, berlaku Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002, tentang Syarat-syrat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum (Departemen Kesehatan RI, 2000).
Keadaan fisik sarana air bersih, lingkungan dan perilaku masyarakat,
yang diperkirakan dapat mempengaruhi kualitas air.
51
Jika sumber air tercemar maka akan berdampak kurang baik untuk
kesehatan, sedangkan penularan diare dapat terjadi melalui air yang
digunakan untuk menggosok gigi, berkumur, mencuci sayuran, atau
makanan. Berdasarkan hasil yang di dapat sebanyak 53,66% warga
memiliki jarak jamban dari sumber air bersih kurang memadai yakni
hanya berkisar kurang dari 10 meter. Walaupun nilai jarak tersebut tidak
memadai, tetapi karena warga memasak terlebih dahulu air bersih untuk
kebutuhan memasak dan minum, maka kualitas air bersih disini dan
jarak jamban tidak begitu berpengaruh terhadap kejadian diare.
Jalannya praktek lapangan dan faktor kesulitan dalam praktek
lapangan yang dialami adalah:
a. Jalannya penelitian
Pewawancara adalah mahasiswa sehingga dapat
menimbulkan duplikasi persepsi dalam berkomunikasi dengan
responden.
b. Faktor kesulitan penelitian
Kasus diare sangat dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga
diperlukan penelitian dalam waktu yang lama, tetapi karena
keterbatasan waktu, dana dan tenaga maka penelitian ini dilakukan
dalam waktu hanya 4 hari. Tetapi untuk meminimalisasi faktor
tersebut pengambilan sampel di dasarkan suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat sendiri sehingga faktor-faktor perancu dapat
diminimalkan.
52