20
BAB V ANALISIS DAN SINTESIS Visi dan misi Taman Lalu Lintas Bandung tetap dipegang teguh sejak pendiriannya sampai sekarang, yaitu memberikan pendidikan keamanan dan ketertiban lalu lintas kepada anak-anak agar dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari demi keselamatan diri sendiri dan orang lain. Pelaksanaannya melalui bentuk rekreasi dan hiburan dalam sebuah taman yang juga menjadi salah satu taman kota. Selanjutnya, visi dan misi tersebut menghasilkan tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung. Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis dan sintesis yang mengacu kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut. 5.1 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Pendidikan Kelalulintasan 5.1.1 Aspek Fisik Taman Lalu Lintas Bandung pada awalnya dirancang sebagai tempat belajar kelalulintasan bagi anak-anak agar mereka dapat berlatih sopan-santun berlalu lintas dan bersikap sebagai seorang pengguna jalan yang taat akan peraturan lalu lintas. Anak-anak akan senang belajar kelalulintasan di taman ini karena metode yang digunakan adalah bermain sambil belajar. Sebagai taman pendidikan kelalulintasan, konsep Taman Lalu Lintas Bandung didesain sebagai miniatur jalan raya yang dilengkapi dengan berbagai perangkat jalan seperti rambu lalu lintas, lampu lalu lintas, halte, zebra cross, dan papan nama jalan. Keberadaan perangkat jalan tersebut sudah cukup tersedia, tetapi tata letaknya perlu dipertimbangkan lagi berdasarkan fungsi, kebutuhan, lokasi, dan sirkulasi. Hal ini dapat terlihat pada peletakan papan rambu-rambu lalu lintas di Taman Lalu Lintas Bandung. Rambu-rambu lalu lintas di taman ini, yang merupakan salah satu sarana pendidikan kelalulintasan, diletakkan pada suatu tiang yang diletakkan di tengah kanal, yang berada dekat dengan gerbang masuk.

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

48

 

BAB V

ANALISIS DAN SINTESIS

Visi dan misi Taman Lalu Lintas Bandung tetap dipegang teguh sejak

pendiriannya sampai sekarang, yaitu memberikan pendidikan keamanan dan

ketertiban lalu lintas kepada anak-anak agar dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari demi keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Pelaksanaannya melalui bentuk rekreasi dan hiburan dalam sebuah taman yang

juga menjadi salah satu taman kota. Selanjutnya, visi dan misi tersebut

menghasilkan tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung.

Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan

analisis dan sintesis yang mengacu kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas

Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman

pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak

(rekreasi). Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek

yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut.

5.1 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Pendidikan Kelalulintasan

5.1.1 Aspek Fisik

Taman Lalu Lintas Bandung pada awalnya dirancang sebagai tempat

belajar kelalulintasan bagi anak-anak agar mereka dapat berlatih sopan-santun

berlalu lintas dan bersikap sebagai seorang pengguna jalan yang taat akan

peraturan lalu lintas. Anak-anak akan senang belajar kelalulintasan di taman ini

karena metode yang digunakan adalah bermain sambil belajar.

Sebagai taman pendidikan kelalulintasan, konsep Taman Lalu Lintas

Bandung didesain sebagai miniatur jalan raya yang dilengkapi dengan berbagai

perangkat jalan seperti rambu lalu lintas, lampu lalu lintas, halte, zebra cross, dan

papan nama jalan. Keberadaan perangkat jalan tersebut sudah cukup tersedia,

tetapi tata letaknya perlu dipertimbangkan lagi berdasarkan fungsi, kebutuhan,

lokasi, dan sirkulasi. Hal ini dapat terlihat pada peletakan papan rambu-rambu lalu

lintas di Taman Lalu Lintas Bandung. Rambu-rambu lalu lintas di taman ini, yang

merupakan salah satu sarana pendidikan kelalulintasan, diletakkan pada suatu

tiang yang diletakkan di tengah kanal, yang berada dekat dengan gerbang masuk.

Page 2: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

49

 

Peletakan ini perlu dipertimbangkan kembali karena selain dapat menghalangi

pengunjung menikmati pemandangan dalam taman, peletakan ini juga cukup

berbahaya bagi anak-anak. Bagi anak-anak yang ingin mempelajari atau membaca

tulisan pada rambu-rambu, mereka akan terdorong untuk melihatnya lebih dekat.

Hal ini disebabkan oleh tulisan yang ada pada rambu agak sulit terbaca dari jalan.

Selain itu, hal tersebut juga dapat menimbulkan kecenderungan untuk anak

melewati pembatas yang berupa semak dan groundcover sehingga jika tidak hati-

hati, anak tersebut dapat terjatuh ke dalam kanal (Gambar 31). Sebaiknya

peletakan rambu-rambu dipindahkan ke tempat yang lebih aman dan

menggunakan font (ukuran huruf) yang lebih besar. Menurut Azhariyah (1994),

ukuran huruf pada rambu-rambu lalu lintas adalah 2,5 cm, 5 cm, 10 cm, dan 15

cm dengan jarak baca masing-masing 7,5 cm, 15 cm, 30 cm, dan 45 cm,

sedangkan tinggi huruf untuk papan penunjuk bagi pejalan kaki adalah 64 mm

dengan warna yang umum digunakan adalah warna hijau gelap.

Selain melalui rambu lalu lintas, pendidikan tentang kelalulintasan

diberikan melalui papan informasi yang berisi tentang aturan-aturan kelalulintasan

seperti cara menyeberang jalan supaya aman (camejasa) (Gambar 32). Namun,

keberadaan papan informasi ini dirasa kurang untuk menunjang fungsi Taman

Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan. Beberapa taman

sejenis, contohnya Taman Lalu Lintas Cibubur, sudah menggunakan multimedia

dalam memeberikan pendidikan kelalulintasan. Oleh karena itu, pihak pengelola

sebaiknya meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan agar Taman Lalu Lintas

Bandung dapat bersaing dengan taman sejenis lainnya.

(a) Rambu Lalu Lintas (b) Perilaku Anak-Anak Gambar 31 Peletakkan Rambu Lalu Lintas yang Kurang Sesuai

Page 3: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

50

 

Gambar 32 Papan Informasi yang Berisi tentang Camejasa

5.1.2 Aspek Sosial

Menurut hasil kuisioner yang dibagikan kepada 46 orang responden, yang

merupakan pendamping anak-anak, kebanyakan responden (85%) mengaku

setelah mengunjungi Taman Lalu Lintas Bandung, mereka mendapat pengetahuan

tentang pendidikan kelalulintasan (Gambar 33). Namun, hal ini tidak sesuai

dengan hasil pengamatan di lapang. Contohnya pada sarana bermain sepeda mini.

Anak-anak yang mengendarai sepada di area ini tidak sesuai dengan peraturan lalu

lintas walaupun sudah terdapat lampu lalu lintas.

Untuk keberadaan rambu lalu lintas, kebanyakan responden menilai sesuai

dengan persentase 83% sedangkan 11% menilai tidak sesuai dan 6% lainnya

menilai sangat sesuai (Gambar 34). Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan

rambu lalu lintas sudah cukup memadai. Namun, menurut hasil pengamatan

lapang, peletakkan papan rambu lalu lintas agak membahayakan anak-anak

sehingga perlu dipertimbangkan untuk memindahkan ke tempat yang lebih aman.

Gambar 33 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Perolehan Pendidikan Kelalulintasan di Taman Lalu Lintas Bandung

Ya85%

Tidak4%

Tidak Tahu11%

Page 4: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

51

 

30

38

50

0

10

20

30

40

Sangat Sesuai Cukup Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai

Rambu-Rambu Lalu Lintas

Frek

uens

i

Gambar 34 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Rambu-Rambu Lalu Lintas

5.1.3 Program Pedidikan Kelalulintasan

Untuk menunjang fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan,

Taman Lalu Lintas Bandung saat ini hanya memiliki satu program, yaitu Program

Penyuluhan dan Pendidikan Keamanan Lalu Lintas (PPKLL) yang diadakan stiap

setahun sekali. Namun, menurut hasil survei lapang, anak-anak yang bermain di

Taman Lalu Lintas Bandung belum menunjukkan sikap pengguna jalan yang taat

akan peraturan lalu lintas. Contohnya pada sarana bermain sepeda mini. Anak-

anak mengendarai sepeda tanpa memperhatikan rambu-rambu dan lampu lalu

lintas. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya tabrakan antara pengendara sepeda.

Oleh karena itu, dapat dikatakan program PPKLL tersebut belum mencapai

tujuan. Hal ini juga dapat disebabkan karena tidak adanya pemandu (guide) yang

menjelaskan tentang rambu-rambu atau sarana pendidikan kelalulintasan lainnya.

5.2 Taman Lalu Lintas sebagai Taman Lingkungan Hidup

5.2.1 Aspek Biofisik

Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup

dimaksudkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) kota Bandung yang berwujud

taman kota. Di dalam taman ini terdapat beragam jenis pohon. Pohon yang ada di

taman ini merupakan potensi yang perlu dipertahankan. Beberapa pohon bahkan

sudah berusia kurang lebih 70 tahun, misalnya pohon palem raja (Roystonea

regia) dan ki hujan (Samanea saman). Selain itu, keberadaan pohon ini sangat

penting dan diperlukan pemeliharaan yang intensif agar dapat berfungsi secara

Page 5: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

52

 

optimal. Fungsi penanaman pohon ini, antara lain, untuk mereduksi polusi udara

dan kebisingan yang berasal dari empat ruas jalan yang mengelilingi Taman Lalu

Lintas Bandung. Fungsi lainnya adalah untuk menambah keindahan dan

keteduhan di dalam taman.

Penggunaan penanaman vegetasi dengan gradasi dari tinggi ke rendah dan

kasar ke halus di dalam Taman Lalu Lintas Bandung sudah cukup baik. Menurut

Laurie (1986), pengaturan kumpulan vegetasi dan struktur bangunan yang tepat

dapat mengalirkan udara maksimum yang dapat mengurangi kelembaban yang

berlebih sehingga pengunjung akan merasa nyaman. Selain itu, keberadaan

penghijauan yang baik di suatu areal bermain tidak hanya bersifat sebagai material

struktur saja, tetapi juga dipakai sebagai media pengetahuan (Marcus dan Francis,

1998). Hal ini senada seperti yang dikemukakan Moore (1993) bahwa anak-anak

menggunakan vegetasi sebagai sumber dasar untuk bermain dan belajar.

Keanekaragaman vegetasi yang ada di taman ini dapat menjadi media

pengetahuan anak. Anak-anak dapat mempelajari berbagai jenis spesies dari

vegetasi yang ada di taman ini. Sebelumnya, pihak pengelola pernah memberikan

papan nama pada setiap pohon (Gambar 35). Namun, beberapa papan

dirusak/dicabut oleh pengunjung. Sebaiknya pengelola lebih memperhatikan

peletakan papan nama pada pohon agar tidak mudah dirusak oleh pengunjung.

Keberadaan pohon tua di Taman Lalu Lintas Bandung selain menjadi

potensi nilai sejarah, juga dapat membahayakan pengunjung bila tidak dilakukan

pemeliharaan yang baik. Pohon-pohon tua biasanya memerlukan pemeliharaan

yang intensif, seperti pemangkasan dan penyiraman yang rutin. Batang pohon

yang besar dapat berbahaya bagi anak-anak yang sedang bermain jika tiba-tiba

(a) Peletakan (b) Kondisi Gambar 35 Papan Nama Pada Pohon

Page 6: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

53

 

patah dan jatuh. Sebaiknya peletakan sarana bermain tidak terlalu dekat dengan

pohon-pohon yang sudah tua. Untuk penyiraman, pihak pengelola sudah

melakukan dengan baik, yaitu dengan melakukannya setiap hari (selain di musim

hujan).

5.2.2 Aspek Sosial

Sebagai taman lingkungan hidup, keberadaan tanaman di dalam Taman

Lalu Lintas Bandung sangat diperlukan. Persepsi pengunjung terhadap keberadaan

tanaman di dalam Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat pada Gambar 36.

Keberadaan tanaman dinilai pengunjung cukup nyaman sebesar 87% dan 13%

lainnya menilai sangat nyaman. Hal ini menunjukkan bahwa Taman Lalu Lintas

Bandung dinilai sesuai menjadi taman lingkungan hidup oleh responden.

Gambar 36 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Tanaman

Untuk penilaian kebersihan dan kenyamanan di dalam Taman Lalu Lintas

Bandung, sebagian besar pengunjung menilai bahwa taman ini cukup bersih dan

cukup nyaman dengan persentase masing-masing 70% dan 76% (Gambar 37),

sedangkan untuk penilaian sistem pemeliharaan taman dan pengelolaan Taman

Lalu Lintas Bandung secara umum dinilai cukup baik (83%). Namun, masih ada

15% pengunjung menilai kurang baik (Gambar 38). Hal ini dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi pihak pengelola untuk memperbaiki sistem pemeliharaan dan

pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung agar semakin baik.

6

40

0 0 00

10

20

30

40

50

Sangat Nyaman Cukup Nyaman Nyaman Kurang Nyaman Tidak Nyaman

Tanaman

Frek

uens

i

Page 7: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

54

 

Gambar 37 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Kebersihan dan Kenyamanan

5.2.3 Program Lingkungan Hidup

Untuk saat ini, program yang mendukung fungsi Taman Lalu Lintas

Bandung sebagai taman lingkungan hidup belum ada. Namun, pendidikan

lingkungan hidup ini disisipkan pada program PPKLL. Oleh karena itu, sebaiknya

pihak pengelola perlu menambah program yang menunjang fungsi Taman Lalu

Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup.

5.3 Taman Lalu Lintas Sebagai Taman Bermain (Rekreasi)

5.3.1 Aspek Fisik

Sebagai tempat bermain (rekreasi), Taman Lalu Lintas Bandung

dilengkapi oleh sarana bermain yang cukup bervariasi, mulai dari sarana bermain

sederhana seperti ayunan, panjatan, luncuran, jungkitan, dan panjatan spiral

Gambar 38 Persepsi Pengunjung terhadap Sistem Pemeliharaan dan Pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung

Sangat Baik2%

Cukup Baik83%

Kurang Baik15%

Tidak Baik0%

1

30

7 80

6

40

0 0 00

1020304050

Sang

at B

ersi

h

Cuk

up B

ersi

h

Ber

sih

Kur

ang

Ber

sih

Tida

k B

ersi

h

Sang

at N

yam

an

Cuk

up N

yam

an

Nya

man

Kur

ang

Nya

man

Tida

k N

yam

an

Kebersihan Kenyamanan

Frek

uens

i

Page 8: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

55

 

sampai dengan sampai dengan sarana bermain yang menggunakan tenaga

mesin/listrik seperti kereta api mini, karosel, kolam renang, kolam pancing,

sepeda mini, mobil baterai, mandi bola, kereta listrik, flying fox, kereta motor,

kincir, sport kids, gajah terbang, dan arena bermain anak (AMA) dengan koin.

Namun, keberadaan sarana bermain tersebut kurang ditunjang oleh

pemeliharaannya. Beberapa sarana bermain terlihat kurang terawat dan bahkan

rusak (Gambar 39). Hal ini sesuai dengan hasil kuisioner yang menyatakan bahwa

mayoritas responden mengharapkan perbaikan kualitas rekreasi dengan persentase

34% (Gambar 40).

Namun, kerusakan sarana bermain tersebut juga disebabkan oleh perilaku

pengunjung yang tidak menaati peraturan. Contohnya, pihak pengelola sudah

membatasi pemakaian sarana bermain hanya untuk anak-anak yang berusia 13

tahun ke bawah. Namun, menurut hasil survei lapang, masih banyak remaja

bahkan orang dewasa yang menggunakan sarana bermain tersebut. Selain untuk

sarana bermain, pihak pengelola juga membuat beberapa aturan untuk menjaga

kebersihan seperti tentang keharusan membuang sampah pada tempatnya. Namun,

Gambar 40 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Harapan

Gambar 39 Kondisi Sarana Bermain (a) Kurang Terawat (b) Rusak

Harga lebih terjangkau

3%

Perbaikan kualitas rekreasi

34%

Peningkat-an kualitas pelayanan rekreasi

24%

Penambah-an sarana rekreasi

26%

Kepedulian terhadap

lingkungan13%

Tidak ada0%

Page 9: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

56

 

pada saat ramai pengunjung, masih dapat ditemukan sampah yang berserakan

(Gambar 41). Hal ini perlu mendapat perhatian dari pihak pengelola untuk

mempertegas peraturan agar meningkatkan kesadaran para pengunjung.

Sarana bermain Taman Lalu Lintas Bandung yang cukup bervariasi

membuat anak-anak senang bermain di taman ini. Pemilihan warna pada sarana

bermain di taman ini secara umum sudah cukup baik. Anak-anak menyukai

warna-warna spektrum/pelangi yang cerah dan warna-warna yang teduh (Gibson,

1968). Dari survei, diketahui bahwa warna-warna primer cerah (merah, kuning,

biru) adalah warna yang paling sering digunakan pada sarana bermain, tetapi

terdapat juga penggunaan warna lain seperti hijau, ungu, dan oranye dalam porsi

yang lebih kecil (Gambar 42). Pemilihan warna-warna teduh jarang dijumpai.

Fasilitas penunjang rekreasi lain seperti tempat sampah, dan tempat duduk

cukup tersebar di dalam taman, tetapi beberapa fasilitas, seperti toilet, kurang

banyak dan tidak tersebar merata serta sulit diakses oleh pengunjung

berkebutuhan khusus. Sirkulasi di dalam taman kondisinya cukup baik. Jalan

utama cukup lebar untuk sirkulasi dua arah. Namun, ada beberapa masalah yang

harus diperhatikan, yaitu adanya jalan-jalan buntu, terkonsentrasinya sirkulasi

manusia pada jalan atau area rekreasi utama saja, dan kurang intensifnya sirkulasi

Gambar 42 Pemilihan Warna Pada Sarana Bermain (a) Dominasi Warna Primer (b) Penggunaan Warna Lain

Gambar 41 Papan Himbauan dan Kondisi Waktu Ramai Pengunjung (a) Papan Himbauan (b) Sampah Pengunjung

Page 10: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

57

 

manusia pada jalan atau area rekreasi lainnya (Gambar 43). Hal ini disebabkan

oleh fasilitas permainan yang dilalui jalan tertentu kurang menarik dan secara

visual kurang menampilkan keindahan atau keunikan taman. Hal ini menyebabkan

lahan tidak digunakan secara optimal dan membuat area dengan kepadatan

pengunjung yang berbeda-beda (Gambar 44). Alternatif pemecahan masalahnya

adalah dengan menghilangkan jalan buntu atau melanjutkan jalan (membuat jalan

baru) agar sirkulasi tidak terhambat. Selain itu, tata letak sarana bermain juga

sebaiknya dibuat menyebar dan tidak terkonsentrasi pada satu area.

U Tanpa Skala

Gambar 44 Area Kepadatan Pengunjung

Tinggi Rendah Area Kepadatan Pengunjung : Sedang

U Tanpa Skala

Keterangan: Jalan Buntu Area Bermain Utama (Karcis)

Gambar 43 Jalan Buntu dan Area Bermain Utama (Karcis)

Page 11: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

58

 

5.3.2 Analisis Aspek Sosial

Sebagai tempat bermain (rekreasi), persepsi dari pengunjung turut menjadi

pertimbangan dalam pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung. Berdasarkan hasil

kuisisoner yang dibagikan kepada 46 orang respoden, penilaian pemandangan dan

kondisi fasilitas sarana bermain cukup baik dengan persentase masing-masing

74% dan 78% (Gambar 45). Dari kedua aspek yang dinilai, aspek pemandangan

dinilai paling baik dengan presentase yang menilai sangat baik 13% dan yang

menilai kurang baik hanya 2% dari pengunjung. Hal ini dapat menjadi masukan

bagi pengelola untuk mempertahankan dan meningkatkan keindahan di Taman

Lalu Lintas Bandung.

Untuk masalah keamanan, kebanyakan pengunjung menilai aman dengan

persentase 87% (Gambar 46) sedangkan untuk jenis permainan yang diminati,

kebanyakan responden memilih kereta api mini dengan persentase 27% (Gambar

47). Untuk jenis permainan non-karcis (ayunan, luncuran, panjatan, dan lain-lain)

juga diminati responden dengan persentase 14%. Jenis permainan kolam pancing

dan mobil baterai paling sedikit diminati responden dengan persentase 2%.

Gambar 45 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Pemandangan dan Kondisi Fasilitas/Sarana Bermain

6

30

91 0 1

41

4 40

0

10

20

30

40

50

Sangat Baik

Cukup Baik

Baik Kurang Baik

Tidak Baik

Sangat Baik

Cukup Baik

Baik Kurang Baik

Tidak Baik

Pemandangan Kondisi Fasilitas/Sarana Bermain

Frek

uens

i

Page 12: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

59

 

Menurut hasil survei lapang, jenis permainan kolam pancing jarang sekali

dibuka. Hal ini disebakan oleh pasokan air yang lebih diutamakan untuk kolam

renang sehingga untuk kolam pancing jarang diisi air. Untuk mobil baterai, jumlah

mobil yang tersedia terbatas dan tidak digunakan secara optimal. Perbedaan

persentase yang cukup jauh antara jenis permainan yang satu dengan yang lain

dapat menyebabkan terjadinya penumpukan pengunjung pada salah satu jenis

mainan (yang paling diminati saja). Hal ini dapat menjadi pertimbangan pengelola

Taman Lalu Lintas Bandung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

sarana/jenis permainan yang kurang diminati agar dapat berfungsi dan digunakan

secara optimal.

Gambar 47 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Jenis Permainan yang Diminati

Gambar 46 Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Keamanan

33

1310 9

74

2 24

86

3 4

17

05

101520253035

KA

Min

i

Kol

am R

enan

g

Sepe

da M

ini

Flyi

ng F

ox

Man

di B

ola

Kar

osel

Kol

am P

anci

ng

Mob

il B

ater

ai

AM

A/K

oin

Ker

eta

List

rik

Ker

eta

Mot

or

Kin

cir

Gaj

ah T

erba

ng

Ayu

nan,

Lun

cura

n, d

llJenis Permainan

Frek

uens

i

3 3

40

0 005

1015202530354045

Sangat Aman Cukup Aman Aman Kurang Aman Tidak Aman

Keamanan

Frek

uens

i

Page 13: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

60

 

5.3.3 Analisis Daya Dukung

Daya dukung kawasan (DDK) diartikan sebagai jumlah maksimum

pengunjung yang secara fisik dapat ditampung suatu kawasan yang disediakan

pada waktu tertentu. Untuk mengetahui daya dukung fisik suatu tempat, perlu

diketahui luas area yang dibutuhkan untuk seseorang dalam melakukan suatu

aktivitas rekreatif spesifik agar tetap merasa nyaman. Beberapa aktivitas rekreasi

sudah memiliki standar tertentu (Douglas, 1982), tetapi yang lainnya didapat

melalui asumsi secara logis.

Aktivitas rekreasi yang banyak dilakukan di Taman Lalu Lintas Bandung

adalah aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak-anak. Menurut Marcus dan

Francis (1998), standar minimum kebutuhan ruang untuk anak-anak di suatu areal

bermain adalah 7 m2/anak. Dengan menggunakan rumus perhitungan daya dukung

menurut Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo (2003), dapat dihitung

daya dukung pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung per hari dengan

mengetahui luas area rekreasi 2,8 hektar (80% x 3,5 hektar), jam kunjungan per

hari 7 jam (pada hari Senin –Kamis dan Sabtu) dan 8 jam (pada hari

Minggu/libur) dengan rata-rata waktu kunjungan 4 jam (sesuai dengan simulasi

perjalanan yang telah dilakukan ketika survei).

Dengan mengetahui standar minimum kebutuhan ruang untuk rekreasi dan

luas area rekreasi, dapat diketahui daya dukung untuk area rekreasi sebanyak 4000

orang, sedangkan dari data jam kunjungan dan rata-rata waktu kunjungan, dapat

diketahui koefisien rotasi sebesar 2. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat

diketahui bahwa daya dukung Taman Lalu Lintas Bandung sebesar 8.000

orang/hari. Dari hasil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pengunjung

taman ini tidak melebihi daya dukung. Namun, dapat berpotensi melebihi daya

dukung pada saat hari libur nasional.

5.5 Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Setelah menganalisis ketiga fungsi Taman Lalu Lintas Bandung,

didapatkan beberapa potensi dan kendala yang kemudian dianalisis menggunakan

metode SWOT. analisis SWOT ini digunakan untuk menentukan strategi rencana

pengelolaan di Taman Lalu Lintas Bandung. Caranya adalah dengan menganalisis

Page 14: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

61

 

potensi dan kendala yang yang dimiliki oleh Taman Lalu Lintas Bandung, yang

kemudian disusun ke dalam faktor-faktor internal dan eksternal. Semua faktor

internal dan eksternal dianalisa untuk menentukan langkah strategis yang dapat

diambil dalam usaha pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman

pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain (rekreasi).

5.5.1 Identifikasi Faktor Strategis Internal

Faktor strategis internal yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung terdiri

dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Hasil identifikasi kekuatan

dan kelemahan adalah sebagai berikut.

a. Kekuatan

1) Sebagai taman bermain dan belajar

Taman Lalu Lintas Bandung merupakan tempat belajar kelalulintasan

yang di dalamnya terdapat berbagai sarana bermain bagi anak-anak.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam taman ini adalah bermain

sambil belajar.

2) Sarana bermain yang tersedia cukup bervariasi

Sarana bermain yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung cukup bervariasi,

baik sarana bermain yang sederhana maupun yang menggunakan tenaga

mesin. Hal ini membuat para pengunjung, terutama anak-anak, memiliki

banyak pilihan dalam bermain.

3) Terdapat berbagai jenis pohon yang fungsional dan estetis

Sebagai taman lingkungan hidup, taman ini memiliki berbagai jenis pohon

untuk menambah keindahan dan keteduhan di dalam taman. Pohon ini juga

berungsi untuk mereduksi polusi udara dan kebisingan yang berasal dari

empat ruas jalan yang mengelilingi Taman Lalu Lintas Bandung.

b. Kelemahan

1. Terkonsentrasinya pengunjung pada area/sarana bermain tertentu

Sarana bermain berkarcis merupakan sarana bermain yang banyak

diminati anak-anak. Namun, peletakannya kurang tersebar. Hal ini

menyebabkan mayoritas pengunjung terkonsentrasi pada area tersebut.

2. Beberapa sarana bermain yang kurang terawat dan rusak

Page 15: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

62

 

Selain berfungsi sebagai taman kelalulintasan, Taman Lalu Lintas

Bandung juga berfungsi sebagai taman bermain (rekreasi) untuk anak-

anak. Namun, beberapa sarana bermain yang ada di taman ini terlihat

kurang terawat dan tidak berfungsi optimal, seperti kolam pancing.

3. Program yang ada kurang menunjang tujuan pengelolaan

Tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung adalah mempertahankan

dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan,

taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Namun,

tujuan tersebut kurang ditunjang dengan program yang ada. Program yang

dimiliki Taman Lalu Lintas Bandung hanya satu, yaitu PPKLL.

4. Peletakan rambu lalu lintas yang kurang sesuai

Sebagai taman pendidikan kelalulintasan, Taman Lalu Lintas Bandung

dilengkapi dengan berbagai perangkat jalan seperti rambu lalu lintas,

lampu lalu lintas, halte, zebra cross, dan papan nama jalan. Namun

peletakan beberapa perangkat jalan kurang sesuai seperti peletakan papan

rambu-rambu lalu lintas yang berada di tengah kanal.

5.5.2 Identifikasi Faktor Strategis Eksternal

Faktor strategis eksternal yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung terdiri

dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Hasil identifikasi peluang dan

ancaman adalah sebagai berikut.

a. Peluang

1. Taman yang banyak dikunjungi dan diminati masyarakat

Taman yang didirikan pada tahun 1958 ini sudah terkenal di mata

masyarakat Bandung sebagai tempat pendidikan kelalulintasan dan

rekreasi yang strategis, harga biaya masuk, serta sewa permainannya

terjangkau bagi masyarakat umum.

b. Ancaman

1) Perilaku pengunjung yang kurang menaati peraturan

Meskipun sudah banyak papan himbauan untuk menjaga kebersihan,

masih banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Selain

itu, sarana bermain yang dibatasi pemakaiannya hanya untuk anak-anak

Page 16: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

63

 

yang berusia 13 tahun ke bawah, pada kenyataannya, masih digunakan

oleh remaja bahkan orang dewasa.

2) Adanya taman atau objek rekreasi yang lain

Semakin berkembangnya pembangunan, semakin banyak taman atau objek

rekreasi lain yang menyediakan permainan yang lebih modern serta

menarik. Hal ini dapat mengancam keberadaan Taman Lalu Lintas

Bandung sebagai taman bermain dan belajar.

5.5.3 Penilaian Faktor Internal dan Eksternal

Sebelum melakukan pembobotan faktor internal maupun eksternal,

terlebih dahulu ditentukan tingkat kepentingan dari masing-masing faktor

tersebut. Setiap faktor diberi tingkat kepentingannya berdasarkan prioritas fungsi

dari Taman Lalu Lintas Bandung. Faktor yang berhubungan dengan fungsinya

sebagai taman pendidikan kelalulintasan, tingkat kepentingannya lebih penting

dari pada fungsi Taman Lalu Lintas Bandung yang kedua (sebagai taman

lingkungan hidup) dan fungsi ketiga (sebagai taman bermain/rekreasi) (Tabel 13

dan 14). Setelah memperoleh tingkat kepentingan, dilakukan pembobotan (Tabel

15 dan 16).

Tabel 13 Tingkat Kepentingan Faktor Internal

Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan

S1 S2 S3

Sebagai taman bermain dan belajar Sarana bermain yang cukup bervariasi Terdapat berbagai jenis pohon

Sangat penting Cukup penting Penting

W1 W2 W3 W4

Penumpukan konsentrasi pengunjung Beberapa sarana bermain yang kurang terawat dan rusak Program yang ada kurang menunjang tujuan pengelolaan Peletakan rambu lalu lintas yang kurang sesuai

Sangat penting Cukup penting Sangat penting Sangat penting

Tabel 14 Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Simbol Faktor Eksternal Tingkat

Kepentingan O1 Taman yang banyak dikunjungi dan diminati

masyarakat Sangat penting

T1 T2

Perilaku pengunjung yang kurang menaati peraturan Adanya taman atau objek rekreasi yang lain

Penting Penting

Page 17: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

64

 

Tabel 15 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Taman Lalu Lintas Bandung Simbol S1 S2 S3 W1 W2 W3 W4 Total Bobot

S1 3 3 2 3 2 1 14 0.16 S2 1 1 1 2 1 1 7 0.08 S3 1 3 1 3 1 1 10 0.12 W1 2 3 3 3 2 2 15 0.18 W2 1 2 1 1 1 1 7 0.08 W3 2 3 3 2 3 2 15 0.18 W4 3 3 3 2 3 2 16 0.19

Total 84 1

Tabel 16 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Taman Lalu Lintas Bandung Simbol O1 T1 T2 Total Bobot

O1 3 3 6 0.50 T1 1 2 3 0.25 T2 1 2 3 0.25

Total 12 1

5.5.4 Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks

External Factor Evaluation (EFE)

Setelah diperoleh bobot dari masing-masing faktor strategis internal dan

eksternal, dilakukan penentuan peringkat (rating) dari 1–4. Kemudian peringkat

setiap faktor tersebut dikali dengan bobot untuk memperoleh skor pembobotan

yang tercantum dalam matriks IFE dan EFE (Tabel 17 dan 18). Matriks IFE dan

EFE akan digunakan dalam membuat rating strategi Taman Lalu Lintas Bandung

yang akan diprioritaskan.

Tabel 17 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Simbol Faktor Internal Bobot Peringkat Skor Strengths (S) S1 S2 S3

Sebagai taman bermain dan belajar Sarana bermain yang cukup bervariasi Terdapat berbagai jenis pohon

0.16 0.08

0.12

4 2

3

0.64 0.16

0.36

Weaknesses (W) W1 W2 W3 W4

Penumpukan konsentrasi pengunjung pada area tertentu Beberapa sarana bermain yang kurang terawat dan tidak berfungsi optimal Program yang ada kurang menunjang tujuan pengelolaan Peletakan rambu lalu lintas yang kurang sesuai

0.18

0.08

0.18

0.19

1

3

1

1

0.18

0.24

0.18

0.19

Total 1.00 1.95

Page 18: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

65

 

Tabel 18 Matriks External Factor Evaluation (EFE) Simbol Faktor Eksternal Bobot Peringkat Skor Opportunities (O) O1

Taman yang banyak dikunjungi dan diminati masyarakat

0.50

4

2.00

Threats (T) T1 T2

Perilaku pengunjung yang kurang menaati peraturan Adanya taman atau objek rekreasi yang lain

0.25

0.25

2

2

0.50

0.50

Total 1.00 3.00 Berdasarkan nilai total skor IFE dan EFE pada Tabel 17 dan 18, kondisi

internal Taman Lalu Lintas Bandung memiliki total nilai skor 1.95, sedangkan

untuk kondisi eksternalnya bernilai 3.00. Dari skor yang didapat dari pembobotan

peringkat di atas, diketahui posisi Taman Lalu Lintas Bandung pada kuadran

tertentu yang dapat menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks

internal-eksternal (IE). Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu skor

total matriks IFE pada sumbu x dan total matriks EFE pada sumbu y. Total skor

matriks IFE adalah 1.95 dan total skor matriks EFE adalah 3.00. Hasil pemetaan

matriks IFE dan EFE Taman Budaya dapat dilihat pada Gambar 48.

I II III IV V VI VII VIII IX

Berdasarkan nilai total skor IFE dan EFE, Taman Lalu Lintas Bandung

berada pada Kuadran III yang menunjukkan bahwa Taman Lalu Lintas Bandung

berada pada posisi hold and maintain. Strategi yang sesuai adalah strategi yang

tidak mengubah visi yang telah dibuat (defensif) namun perlu peningkatan potensi

yang dimiliki.

5.6 Sintesis

Permasalahan dan potensi dari hasil analisis aspek fisik, biofisik, sosial,

serta pengelolaan dan pemeliharaan dirumuskan dalam faktor kekuatan

(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman

Gambar 48 Matriks IE

4tinggi

sedang rendah

rendahsedang tinggi 3 2 1

Tota

l Sko

r EFE

Total Skor IFE

3

2 1

Page 19: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

66

 

(threats). Sintesis merupakan tahap memberikan solusi dari permasalahan dan

mengembangkan potensi dari hasil analisis. Sintesis yang dilakukan merupakan

penyusunan alternatif strategi menggunakan Matriks SWOT.

5.6.1 Matriks SWOT

Analisis SWOT mengumpulkan permasalahan dan potensi yang ada di

Taman Lalu Lintas Bandung. Hasil sintesis dari analisis SWOT adalah matriks

SWOT (Tabel 19). Matriks SWOT menunjukkan beberapa strategi yang dapat

diambil untuk mengatasi permasalahan dan mengembangkan potensi yang ada di

taman ini. Matriks ini dapat menghasilkan empat alternatif strategi yang dapat

diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan, yaitu

5. strategi SO, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk

mengambil kesempatan yang ada;

6. strategi WO, strategi yang mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang

ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan;

7. strategi ST, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk

mengatasi ancaman yang dihadapi;

8. strategi WT, strategi yang meminimumkan kelemahan dan menghindari

ancaman yang ada.

Tabel 19 Matriks SWOT Eksternal

Internal

Peluang (Opportunities)

1. Taman yang banyak dikunjungi dan diminati masyarakat

Ancaman (Threats) 1. Perilaku pengunjung

kurang menaati peraturan

2. Adanya taman atau objek rekreasi yang lain

Kekuatan (Strengths) 1. Sebagai taman bermain dan

belajar 2. Sarana bermain yang cukup

bervariasi 3. Terdapat berbagai jenis pohon

Strategi S – O 1. Meningkatkan

sarana pendidikan kelalulintasan

2. Mempertahankan keberadaan pohon

Strategi S – T 1. Melakukan sosialisasi

kepada pengunjung untuk menaati peraturan

2. Meningkatkan kualitas pelayanan

Kelemahan (Weaknesses) 1. Penumpukan konsentrasi

pengunjung pada area tertentu 2. Beberapa sarana bermain yang

kurang terawat dan rusak 3. Program yang ada kurang

menunjang tujuan pengelolaan 4. Peletakan rambu lalu lintas

yang kurang sesuai

Strategi W – O 1. Memperbaiki dan

meningkatkan kualitas fasilitas

2. Menambah program 3. Memindahkan

rambu lalu lintas ke tempat yang lebih sesuai

Strategi W – T 1. Meletakkan sarana

bermain secara menyebar

Page 20: BAB V ANALISIS DAN SINTESIS - repository.ipb.ac.id · Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan

67

 

5.6.2 Pembuatan Tabel Peringkat Alternatif Strategi

Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT

kemudian ditentukan prioritasnya. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan

dengan cara menjumlah semua skor dari faktor-faktor penyusunnya. Strategi yang

memiliki skor paling tinggi menjadi prioritas utama. Bentuk penentuan prioritas

alternatif strategi disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20 Pemeringkatanan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT

Strategi Keterkaitan

dengan unsur SWOT

Skor Peringkat

1. Meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan

2. Meningkatkan kualitas pelayanan

3. Mempertahankan keberadaan pohon 4. Melakukan sosialisasi kepada

pengunjung untuk menaati peraturan 5. Memperbaiki dan meningkatkan

kualitas fasilitas 6. Menambah program yang menunjang

tujuan pengelolaan 7. Memindahkan rambu lalu lintas ke

tempat yang lebih sesuai 8. Meletakkan sarana bermain secara

menyebar

S1, O1, W3, W4 S1, S2, S3, T2, O1 S3, O1 S1, T1, O1 W2, O1, T1, T2, S2 W3, O1, S1, T1, T2 W4, O1, S1, T1 W1, T1, S2, O1

3.01

3.66

2.36 3.14

3.40

3.82

3.33

2.84

VI

II

VIII V

III I

IV

VII