Upload
phungquynh
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
170
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa
keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring
dengan pergantian waktu akan menentukan keberagaman aktivitas yang
terjadi di jalur pedestrian. Begitu pula sebaliknya, elemen-elemen non fisik,
dalam hal ini manusia dan segala aktivitasnya memerlukan setting fisik
yang tertentu dan terjadi pada waktu yang tertentu pula. Dalam hal ini,
pergantian waktu akan menciptakan bentuk kegiatan atau ragam aktivitas
yang berbeda dengan pelaku dan bentuk setting yang berbeda. Berikut
adalah kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis dan pembahasan
penelitian.
1. Bagaimana pengaruh setting fisik terhadap pengguna jalur pedestrian
dalam beraktivitas di jalur pedestrian ?
Semakin beragam setting fisiknya, maka akan semakin beragam
pula aktivitas yang terjadi. Perubahan setting fisik hanya diikuti oleh
pergantian elemen-elemen semi tetap (semi-fixed elements), sementara
elemen-elemen tetap (fixed elements) akan mempengaruhi setting
aktivitas bila keberadaannya jelas, aman dan nyaman.
Keberlangsungan aktivitas yang ada di ruang jalan Ahmad Yani,
sebagai salah satu bentuk setting aktivitas ditunjang oleh adanya
171
beberapa kelompok kegiatan baik formal maupun informal, yang
letaknya relatif tersebar tetapi masih berada dalam satu kawasan yaitu
kawasan jalan Ahmad Yani, dimana aktivitas yang terjadi saling
menunjang satu sama lain.
2. Kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh pengguna jalur pedestrian di
kawasan jalan Ahmad Yani kota Makassar ?
Ukuran jalur pedestrian diperlebar sehingga dapat menampung semua
kegiatan baik itu aktivitas dinamis maupun aktivitas statis secara
maksimal seperti berbincang, duduk-duduk, mengerjakan sesuatu,
bermain dan bersosialisasi. Selain itu, jalur pedestrian harus
mengutamakan aksesibilitas baik untuk pejalan kaki normal maupun
penyandang cacat, yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang
bergerak dengan aman, nyaman dan tidak terhalang.
Area untuk PKL.
Perlu dilakukan penataan jalur pedestrian dengan menggunakan
material yang rata, bertekstur halus tetapi tidak licin, dengan
mengutamakan aksesibilitas baik terhadap pejalan kaki maupun
penyandang cacat.
Fasilitas yang dibutuhkan seperti : area parkir, pohon, tempat duduk
dan lampu penerangan pada malam hari.
3. Bagaimana arahan perencanaan dan penataan jalur pedestrian di
kawasan jalan Ahmad Yani kota Makassar ?
172
Berdasarkan temuan dan faktor yang mempengaruhi pedestrian dapat
dikembangkan guideline/arahan penataan jalur pedestrian jalan Ahmad
Yani yang terdiri dari konsep penataan sebagai berikut :
a. Jalur pedestrian yang terlindung dari sinar matahari, dapat diatasi
dengan penyediaan elemen fisik seperti pohon, kanopi dan pergola.
b. Jalur pedestrian yang bebas dari setting yang mengganggu pergerakan
dan dapat diakses oleh semua kelompok pengguna jalur pedestrian.
c. Perluasan ruang gerak pada jalur pedestrian, berupa kompromi ruang
privat menjadi semi publik.
d. Penataan jalur pedestrian yang menarik dapat menjadi penggerak
aktivitas, dengan menyediakan elemen-elemen fisik seperti area
parkir, jalur pedestrian yang bebas PKL, tempat duduk dan lampu
penerangan di malam hari.
Untuk mewujudkan konsep arahan penataan ini akan dikembangkan
alternatif-alternatif desain yang masing-masing memiliki pengaruh
positif dan negatif terhadap penataan jalur pedestrian jalan Ahmad Yani.
5.2 Konsep Arahan Penataan Jalur Pedestrian Jalan Ahmad Yani
Dari pengamatan setting fisik dan setting aktivitas serta setting ruang
jalan, faktor-faktor yang mempengaruhi jalur pedestrian jalan Ahmad Yani
adalah keragaman pengguna, keragaman aktivitas, keragaman waktu serta
kemenarikan dan kenyamanan, dijadikan acuan terhadap arahan penataan
173
jalur pedestrian jalan Ahmad Yani yang dapatdijabarkan dalam konsep arahan
penataan sebagai berikut :
1. Jalur pedestrian yang nyaman dan terlindung dari panas
a. Alternatif 1 : Desain kanopi pada bangunan komersial
Pada bangunan dengan fungsi komersial dibentuk kanopi bangunan
yang dapat berfungsi sebagai peneduh, menaungi pejalan kaki, tempat
istirahat/menunggu dan bersosialisasi.
Tabel V.1 Arahan penataan Jalur Pedestrian Alternatif 1 Gambar Sebelum Sesudah
Peta jalan
Potongan
Perspektif
(Hasil : Analisis, 2013)
174
b. Alternatif 2 : Pengoptimalan vegetasi / pohon peneduh
Bangunan yang mempunyai fungsi sebagai bangunan pendidikan dan
fasilitas umum, penggunaan vegetasi dioptimalkan dengan
menggunakan jenis pohon yang bertajuk lebar/rindang yang dapat
berfungsi sebagai peneduh, menaungi pejalan kaki, tempat istirahat,
menunggu dan bersosialisasi.
Tabel V.2 Arahan penataan Jalur Pedestrian Alternatif 2 Gambar Sebelum Sesudah
Peta jalan
Potongan
Perspektif
(Hasil : Analisis, 2013)
175
2. Jalur pedestrian yang bebas dari setting yang mengganggu
pergerakan
a. Alternatif 3 : Penggunaan pagar transparan/terbuka
Pada bangunan pendidikan dan fasilitas umum sebaiknya menggunakan
pagar transparan/terbuka dengan ketinggian + 1,5 m atau penambahan
pergula/tanaman perdu pada sisi luar dari pagar.
Tabel V.3 Arahan penataan Jalur Pedestrian Alternatif 3 Gambar Sebelum Sesudah
Peta jalan
Potongan
Perspektif
(Hasil : Analisis, 2013)
176
b. Alternatif 4 : Tanpa penggunaan pagar bagi bangunan komersial
Pada bangunan komersial tidak menggunakan pagar bangunan, dinding
pembatas ruang adalah bangunan.
Tabel V.4 Arahan penataan Jalur Pedestrian Alternatif 4 Gambar Sebelum Sesudah
Peta jalan
Potongan
Perspektif
(Hasil : Analisis, 2013)
177
c. Alternatif 5 : Penataan permukaan jalur pedestrian
Penataan jalur pedestrian dengan permukaan yang rata dengan
menggunakan tekstur halus tapi tidak licin serta penambahan guiding
blocks agar juga dapat diakses oleh penyandang cacat.
Tabel V.5 Arahan penataan Jalur Pedestrian Alternatif 5 Gambar Sebelum Sesudah
Peta jalan
Potongan
Perspektif
(Hasil : Analisis, 2013)
178
3. Perluasan ruang gerak pada jalur pedestrian yang dilakukan dengan
penggunaan setback bangunan. (Alternatif 6)
Bangunan komersial memiliki eksisting lebar antara 25 – 30 m, diadakan
setback bangunan antara 3 – 7 m yang merupakan kompromi ruang privat
menjadi ruang semi publik yang berfungsi memperluas ruang gerak jalur
pedestrian dan juga berfungsi sebagai parkir untuk mengurangi beban on
street parking.
Tabel V.6 Arahan penataan Jalur Pedestrian Alternatif 6 Gambar Sebelum Sesudah
Peta jalan
Potongan
Perspektif
(Hasil : Analisis, 2013)
179
4. Penataan jalur pedestrian yang menarik dapat menjadi penggerak
aktivitas, konsep penataannya berupa pemanfaatan setback bangunan
sebagai tempat PKL pada malam hari. (Alternatif 7).
Pada malam hari ruang jalan didominasi oleh aktifitas PKL yang berada di
sepanjang jalur pedestrian, dengan pengoptimalan penerangan dan
memanfaatkan setback bangunan pertokoan (merupakan kompromi ruang
semi publik menjadi ruang publik) sebagai tempat PKL menjual makanan,
yang nantinya diharapkan dapat menjadi penggerak kegiatan.
Tabel V.7 Arahan penataan Jalur Pedestrian Alternatif 7 Gambar Sebelum Sesudah
Peta jalan
Potongan
Perspektif
(Hasil : Analisis, 2013)
180
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, terdapat beberapa
saran yang dapat ditujukan kepada pihak yang terkait dengan Penataan Jalur
Pedestrian Jalan Ahmad Yani :
a. Bagi Pemerintah Kota
Perlu ditindak lanjuti tentang aksesibilitas ruang jalan termasuk
terhadap pemakai dari penyandang cacat
Perlu perhatian khusus terhadap Peraturan Daerah mengenai izin
pembangunan kawasan komersial baru ataupun alih fungsi bangunan
agar dapat menyediakan fasiliras parkir pada masing-masing bangunan
Perlunya komunikasi dengan pemiliki toko dan PKL terhadap
pemanfaatan setback bangunan sebagai area semi publik menjadi publik
untuk PKL menjual pada waktu malam hari
b. Bagi Arsitek dan Perencana Kota
Perlunya memperhatikan segala aspek yang terkait dengan kebutuhan
manusia sebagai pengguna baik itu yang normal maupun yang
berkebutuhan khusus dalam setiap perencanaan jalur pedestrian.
Perlunya mempertimbangkan penambahan elemen-elemen fisik
berdasarkan skala manusia sehingga dapat memberikan kenyamanan
dan keamanan secara maksimal di jalur pedestrian.
Terkhusus bagi kelompok pengembang perumahan (Developer
property), kawasan pendidikan, perkantoran serta fasilitas umum untuk
181
menggunakan pagar transparan / terbuka guna menghindari
pemanfaatan jalur pedestrian yang ada di sekitar propertinya oleh PKL.
c. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian terhadap persepsi diharapkan dapat menjadi
penggerak dalam melakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap
penempatan elemen-elemen fisik di jalur pedestrian yang dapat
mempengaruhi ruang gerak pejalan kaki di jalur tersebut.