18
70 Bab V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Umum Perancangan Menciptakan bangunan Gedung Pertujukan Wayang Orang yang mampu merepresentasikan tentang wayang orang serta mampu memberikan kenyamanan kepada pengunjung dan ramah dengan lingkungan. 5.1.1. Site Development Prinsip site development ini ialah memanfaatkan semaksimal mungkin potensi-potensi area sekitar site, seperti potensi area hijau, potensi keadaan tanah, potensi open space dan potensi keadaan air sekitar site. Penerapan konsep ini pada site antara lain: Memanfaatkan area terbangun seminimal mungkin, sehingga menciptakan banyak area terbuka. Gambar 5.1.1.1 Situasi Bangunan Sumber: Analisis 2014 Area terbangun sekitar 40% dari keseluruhan lahan. Tidak merusak area hijau eksisting dan memanfaatkannya sebagai area teduh. Area Terbangun

Bab V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/.../potongan/S1-2014-301690-conclusion.pdf · Retail store Berisi kios-kios yang memperjualkan souvenir

  • Upload
    vohanh

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

70

Bab V

KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Umum Perancangan

Menciptakan bangunan Gedung Pertujukan Wayang Orang yang mampu merepresentasikan

tentang wayang orang serta mampu memberikan kenyamanan kepada pengunjung dan ramah

dengan lingkungan.

5.1.1. Site Development

Prinsip site development ini ialah memanfaatkan semaksimal mungkin potensi-potensi area

sekitar site, seperti potensi area hijau, potensi keadaan tanah, potensi open space dan potensi

keadaan air sekitar site. Penerapan konsep ini pada site antara lain:

Memanfaatkan area terbangun seminimal mungkin, sehingga menciptakan banyak

area terbuka.

Gambar 5.1.1.1 Situasi Bangunan

Sumber: Analisis 2014

Area terbangun sekitar 40% dari keseluruhan lahan.

Tidak merusak area hijau eksisting dan memanfaatkannya sebagai area teduh.

Area Terbangun

71

Gambar 5.1.1.2 Vegetasi Eksisting

Sumber: Analisis 2014

Menambahkan penghijauan pada area-area yang menggunakan penghawaan alami.

Memanfaatkan area hijau sebagai pelindung panas maupun kebisingan

5.1.2. Energy Efficiency and Conservacion

Prinsip Energi Efficiency and Conservation yang dimagsudkan ialah memanfaatkan dan

memaksimalkan energi alami dan meminimalisir penggunaan energi buatan.Penerapan prinsip

ini pada bangunan meliputi:

Memanfaatkan orientasi bangunan untuk memaksimalkan dan menyimpan potensi

energi matahari sebagai energi pada malam hari.

Penggunaan solar panel untuk menyimpan energi

Gambar 5.1.2.1 Pemasangan Solar Panel

Sumber: Analisis 2014

Memanfaatkan orientasi bangunan untuk memaksimalkan penhawaan alami

Menggunakan prinsip ventilasi silang

Area Pemasangan

Solar Panel

72

5.1.3. Water Conservation

Yang dimagsudkan ialah memanfaatkan dan menjaga sebaik mungkin penggunaan air.

Penerapan prinsip ini pada bangunan meliputi:

Gambar 5.1.3.1 Area Penampungan Air

Sumber: Analisis 2014

Menampung dan memanfaatkan air hujan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak

memerlukan air bersih. Seperti flush toilet, sprinkler dan penyiraman tanaman.

Pengumpulan air hujan dilakukan dengan cara membuat tiang-tiang vertikal sebagai

penangkap air hujan dan disalurkan ke tempat penampungan air.

Menggunakan teknologi kran otomatis, dimana keran akan mati dan menyala sesuai

kebutuhan.

5.1.4. Material Resource and Cycle

Prinsip ini magsudnya ialah memanfaatkan material-material yang mudah diperbaharui.

Pemnafaatan prinsip ini pada bangunan meliputi:

Menggunakan material-material daur ulang seperti botol bekas

Menggunakan material-material bekas pembangunan

Menggunakan material bambu sebagai pengganti kayu

Menggunakan material-material yang mudah diperbaharui. Misalnya penggunaan

beton dimana, agregat beton bekas dapat digunakan untuk membuat beton baru.

5.1.5. Indoor Health and Comfort

Yang dimagsudkan ialah bagaimana menciptakan kenyamanan termal pada suatu ruangan

tanpa harus menggunakan energi buatan. Penerapan kenyaman termal pada bangunan

meliputi:

73

Penggunaan beton sebagai struktur bangunan, dimana beton mampu menyimpan panas

pada siang hari dan membuang panas pada malam hari.

Menggunakan sistem ventilasi silang, dimana udara dapat mengalir ke segala arah dan

memberikan kenyamanan

Menciptakan penghawaan atap bangunan, dimana udara panas akan naik ke atap dan

dibuang keluar melalui lubang atap.

5.2. Konsep Programatik

5.2.1. Fungsi dan Fasilitas Bangunan

Tabel 5.2.1.1 Fungsi dan Fasilitas Gedung Pertunjukan Wayang Orang

Zona Fasilitas Keterangan Zona Utama Auditorium Merupakan area tempat duduk penonton, auditorium

didesain sedemikan rupa sehingga memberikan

kenyamanan bagi pengunjung.

Panggung Tempat melaksanakan kegiatan pementasan

wayang orang

Ruang Bersama Merupakan sebuah ruang yang biasanya digunakan

para pemain untuk breafing maupun latihan

koreografi

Ruang Rias Merupakan tempat berganti kostum sekaligus

melakukan tata rias. Di sini kadang pemain juga

sering melakukan latihan koreografi sakalian berias

Ruang Istirahat Tempat para pemain menenangkan diri, beristirahat

sebelum maupun sesudah tampil

Zona

Informasi

Hall Sebuah ruang yang biasanya menjadi tempat

berkumpul pengunjung dan tempat menunggu dan

sebagai pusat penghubung ke zona lain

Ruang Display Ruang pameran yang berisi foto-foto dan informasi

mengenai wayang orang

Ruang Tiket Tempat pengunjung membeli tiket

Resipsionis Tempat dimana pengunjung dapat mencari informasi

tentang wayang orang

Zona

Komersial

Foodcourt Merupakan tempat menyajikan makanan-makanan

tradisional khas Surakarta

Retail store Berisi kios-kios yang memperjualkan souvenir khas

wayang orang dan surakarta

Zona

Pengelola

Kantor

Pengelola

Merupakan tempat terjadinya kegiatan

pengelolaan.Zona ini berdekatan dengan zona utama

Zona

Kendaraan

Parkir Zona pakir kendaraan berada di lantai basement

gedung utama.

Zona Servis Toilet Ruang toilet tersebar ke beberapa zona

Mushola Mushola berada di area komersial

Zona Utilitas Ruang listrik Pengaturan listrik

74

Ruang pompa Pengaturan air

Gudang Tempat penyimpanan barang-barang dan dokumen

pengelola

Ruang CCTV Ruang pengawasan CCTV

Ruang peralatan tempat penyimpanan dan pengoperasian peralatan-

peralatan utilitas

Pos Jaga Pos penjaga keamanan Sumber: Analisa, 2014

5.2.2. Hasil Analisa Site

Gambar 5.2.2.1 Skema Hasil Analisa Site

Sumber: Analisa, 2014

Dari hasil analisa site dapat terbentuk suatu pola bangunan berdasarkan karakteristik

lingkungan setempat yaitu :

Sempadan jalan sebesar 9 m pada sisi utara dan 4 m pada sisi barat dan timur

dimanfaatkan sebagai area sirkulasi maupun area hijau.

Banguanan berupa bangunan tunggal yang yang menampung banyak fungsi. Sehingga

meletakan fungsi-fungsi bangunan sesuai dengan kebutuhan.

Meletakan penghijauan pada sisi-sisi site sebagai perlindungan terhadap panas dan

kebisingan.

Mengorientasikan bangunan serta memberikan bukaan ke utara dan selatan agar

penghawaan dapat masuk secara maksimal

75

5.2.3. Zoning

Gambar 5.2.3.1 Zonasi Fungsional Horizontal Tapak

Sumber: Analisa, 2014

Penyusunan zonasi pada site dipengaruhi oleh berbagai macam hal

Karakteristik pengguna bangunan

Aktivitas pengguna bangunan

Keefektifan ruang

Analisa tapak bangunan

Zona parkir, rekreasi dan komersial diletakan pada bagian depan dan dapat diakses secara

langsung oleh pengunjung tanpa harus membeli tiket. Selain itu zona pada zona ini

memungkinkan tingkat kebisingan yang tinggi.

Zona Informasi juga diletakan di area depan bangunan, akan tetapi zona ini tidak dapat

diakses secara langsung oleh publik. Zona ini memungkitkan tingkat kebisingan yang tinggi.

Zona utama diletakan di area tengah ke belakang, di zona inilah pengguna bangunan

menghabiskan waktu paling lama. Sehingga pada zona ini di desain sedemikian rupa agar

memberikan kenyamanan bagi pengguna.

Zona pengelola diletakan

Zona servis diletakan tersebar pada setiap zona

Zona Rekreasi

Zona Informasi, Zona Utama, Zona Parkir,

Zona Utilitas, Zona Pengelola

Ruang Terbuka Hijau

Zona Komersial

76

5.2.4. Organisasi Ruang

Gambar 5.2.4.1 Diagram Hubungan Ruang

Sumber: Analisa, 2014

5.3. Konsep Tata Luar Bangunan

5.3.1. Ruang Terbuka Hijau

Gambar 5. 1 Skematik Pola Parkir

Sumber: Analisa, 2014

Penentuan ruang terbuka hijau berdasarkan pada area-area hijau eksisting yang masih

dipertahankan.

RTH 1

RTH 2

RTH 3

77

5.3.2. Area Komunal

Mengingat kebiasaan masyarakat surakarta yang suka berkumpul atau biasa dikena dengan

istilah nongkrong, oleh sebab itu, keberadaan area komunal dianggap penting. Area komunal

diletakan di area depan dikarenakan fungsinya yaitu sebagai zona publik yang mana dengan

mudah dapat diakses oleh masyarakat setempat. Desain area komunal terinspirasi dari bentuk

soko guru dan tumpang sari dari pendapa. Penutup atap di buat semi terbuka dengan

polikarbonat bening dan tanaman rambat.

Gambar 5.3.2.1 Area Komunal

Sumber: Analisa, 2014

5.3.3. Jalur Pedestrian

Jalur pdestrian dianggap penting sebagai penghubung antara area luar ke dalam gedung,

maupun penghubung antar fungsi bangunan. Area pdestrian dibuat terbuka dengan penutup

atap semi tertutup dengan tanaman rambat.

Gambar 5.3.3.1 Pedestrian Path

Sumber: Analisa, 2014

78

5.4. Konsep Tampilan Bangunan

Konsep tampilan bangunan ini mengakomodasi dari

5.4.1. Konsep Tata Massa Bangunan

Pola tata massa yang di gunakan pada bangunan Gedung Pertunjukan Wayang Orang ialah

pola tata massa jamak. Dimana terdapat 3 massa bangunan yang mengakomodasi fungsi-

fungsi ruang seperti :

Massa 1

Zona Informasi

Zona Utama

Massa 2

Zona Komersial

Zona Servis

Zona Utilitas

Massa 3

Zoma Rekreasi

Pembuatan massa utama bangunan bertujuan untuk mensentralkan kegiatan pada Gedung

Pertunjukan Wayang Orang, sehingga mempermudah pencapaian pengunjung. Orientasi

bangunan menyesuaikan orientasi hasil analisa site.

Gambar 5.4.1.1 Tata Massa Bangunan

Sumber: Analisa, 2014

1

2

4 3

5 Massa 1

Massa 2

Massa 3

79

Keterangan Gambar:

1. Bangunan Massa 1

2. Bangunan Massa 2

3. Area Komunal

4. Ruang Terbuka Hijau

5. Openspace

5.4.2. Konsep Bentuk dan Fasade Bangunan

Konsep bentuk massa bangunan menyesuaikan dengan fungsi ruang dan pergerakan suara

Gambar 5.4.2.1 Potongan Bentuk Bangunan

Sumber: Analisa, 2014

Berdasarkan analisa, bentuk bangunan lengkung memiliki tingkat penyebaran suara lebih baik

dibandingkan bentuk bangunan kotak.

Konsep fasad dan bentuk bangunan terinspirasi dari bentuk blangkon, kenapa blangkon?

Gambar 5.4.2.2 Blangkon

Sumber: www.blangkonjogjaonline.blogspot.com

80

Blangkon merupakan properti yang digunakan oleh abdi dalem kerajaan. Pada waktu

dahulu semua pemain wayang orang meperoleh kehormatan untuk menjadi abdi

dalem kerajaan

Brangkon merupakan salah satu properti pemain wayang orang

Blangkon merupakan identitas jawa tengah terutama Surakarta

Gambar 5.4.2.3 Bentuk Bangunan

Sumber: Analisa, 2014

5.4.3. Konsep Tata Landskap

Konsep tata landskap bangunan terinspirasi dari sejarah penyajian seni wayang orang.

Gambar 5.4.3.1 Perkembangan Penyajian Wayang Orang

Sumber: Analisa, 2014

Penataan landskap bangunan dapat membawa kenangan-kenang massa lalu penyajian seni

wayang orang. Ketika memasuki wilayah gedung wayang orang, pengunjung langsung di

81

hadapkan dengan area komunal yang mana memiliki bentuk hasil akomodasi dari bentuk

bentuk pendapa istana.

Gambar 5.4.3.2 Area Komunal

Sumber: Analisa, 2014

Lalu di bagian tengan bangunan terdapat area terbuka yang terasa seperti panggung terbuka.

Setelah itu, pengunjung akan dihadapkan pada panggung procenium.

Gambar 5.4.3.3 Konsep Tata Landskap

Sumber: Analisa, 2014

5.5. Konsep Sistem Bangunan

5.5.1. Material Bangunan

Penggunaan material-mateial pada bangunan ini dipengaruhi beberapa aspek antara lain:

Keselarasan dengan area sekitar

Material bangunan mampu menciptakan keselarasan dengan bangunan sekitar.

Dengan mengamati penggunaan material area sekitar dapan diciptakannya

Pendapa

Panggung Terbuka

Procenium

82

keselaraasan. Kareana bangunan berada di sekitar area Sriwedari, oleh sebab itu harus

menselaraskan dengan area tersebut.

Gambar 5.5.1.1 Area Sriwedari

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Konsep arsitektur bekelanjutan

Pada konsep arsitektur berkelanjutan telah dijelaskan bahwa material-material yang

sesuai dengan konsep tersebut antara lain Menggunakan material-material daur ulang

seperti botol bekas, menggunakan material-material bekas pembangunan,

menggunakan material bambu sebagai pengganti kayudan menggunakan material-

material yang mudah diperbaharui. Misalnya penggunaan beton dimana, agregat beton

bekas dapat digunakan untuk membuat beton baru.

5.5.2. Struktur Bangunan

Struktur bangunan Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang mengunakan struktur yang

dinamis agar tidak kaku, maka struktur yang terbangun terbentuk dari sebuah pattern-pattern

yang tidak teratur, tidak rigid, dan fleksibel mengikuti alur yang terbentuk. Selain itu, struktur

mewakili bentukan bangunan yang dirancang dan kemungkinan terekspose (tidak tersembunyi

dalam elemen tertentu).

Menggunakan Shell Structure yaitu, Menggunakan sitem struktur yang tipis dan fleksibel

sehingga sangat mudah dibentuk dan menyesuaikan potensi akustik bangunan.

83

Gambar 5.5.2.1 Struktur Shell

Sumber: http://sumirinjournal.wordpress.com/2010/03/23/02_

5.5.3. Penghawaan

Sistem penghawaan pada bangunan ini menggunakan sistem penghawaan alami dan buatan.

Penentuan penggunaan sistem penghawaan ini berdasarkan pada fungsi dari setiap ruang.

Penghawaan alami menggunakan sistem penghawaan ventilasi silang, dengan memanfaatkan

semaksimal mungkin bukaan pada dinding. Selain itu pada area yang menggunakan

penghawaaan alami memerlukan tata vegetasi yang baik sehingga mampu memberikan

kenyamanan termal.

Area rekreasi

Hall

Lobby

Foodcourt

Retail Shop

Ruang bersama

Ruang santai

Ruang rias

Area Servis

Sitem penghawaan buatan pada bangunan ini menggunakan 2 sistem, yaitu menggunakan

AHU untuk daerah yang luas, dan AC untuk area sempit. Penghawaan buatan diletakan pada

area-area yang membutuhkan kenyamanan thermal yang tinggi dan membutuhkan suhu udara

yang standar.

84

Misalnya :

Penggunaan AHU

Auditorium

Penggunaan AC

Area Utilitas

5.5.4. Pencahayaan

Seperti halnya pada penghawaan, pencahayaan pada bangunan ini menggunakan 2 sistem

pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami pada

bangunan ini sangat penting, mengingat massa bangunan yang relatif besar, sehingga perlu

adanya usaha untuk meminimalisir pencahayaan buatan. Pada bangunan ini memanfaatkan

cahaya alami melalui 2 cara, yaitu

Sky Light

Penggunaan skylight dianggap penting mengingat massa bangunan yang relatif besar.

Penerapan skylight pada bangunan ini ialah pada area auditorium dan panggung

Gambar 5.5.4.1 Skylight Bangunan

Sumber: Analisa, 2014

Side Light

Sidelight diterapan pada area-area yang memiliki luasan yang sempit dan berada di

samping-samping bangunan. Misalnya pada area informasi, komersial dan backstage

Akan tetapi dikarenakan pertunjukan wayang orang ini diselenggarakan pada malam hari,

sehingga pencahaayaan buatan pada bangunan ini lebih ditekankan. Selain itu dengan adanya

pencahayaan buatan dapat memberikan kesan dan suasana yang berbeda pada setiap area.

Pencahayaan buatan yang digunakan antara lain :

Task Lighting

Pencahayaan pada bidang kerja, paling sesuai untuk pencahayaan pada pangguang

Amenity Lighting

Intensitas pencahayaan umum pada ruangan atau sirkulasi

85

Emergency Lighting

Pencahayaan alternatif ketika pencahayaan utama tidak berfungsi dengan baik.

Warning lighting

Lampu penanda pada pintu masuk

Eksternal Lighting

Pencahayaan pada pintu keluar darurat.

5.5.5. Akustik

Isolasi sumber kebisingan di dalam gedung

Isolasi pada auditorium

Sound lock pada titik masuk menuju area sensitif secara akustik seperti akses publik

menuju auditorium.

Meletakan sumber suara suara sedekat mungkin, sumber suara harus lebih tinggi dari

audience, meninggikan lantai audience pada bagian belakang, memasang pemantul

suara 23

Pada bagian langit-langit dan didekat sumber suara dan dibutuhkan sistem tata suara.

(materi fisika bangunan, akustik)

5.5.6. Utilitas Bangunan

5.6.5.1. Jaringan Air Bersih

Jaringan PAM yang telah ada tetap dimanfaatkan sebagai sumber air bersih pada kompleks

Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang. Selain itu pada site ditambah sumur dengan sistem

deepwell untuk menambah sumber air bersih.

Penambahan sumber air bersih ini dapat digunakan sebagai unsur air yang bersifat rekreatif

pada site, dan juga menambah karakter nature pada site.

Pengolahan air hujan dengan cara membuat penampung air hujan dimana air hujan akan

dipergunakan kembali untuk kegiatan-kegiatan seperti menyiram tanaman, flush toilet. Akan

tetapi dengan threatment khusus, air hujan dapat diolah sebagai air bersih.

5.6.5.1. Jaringan Air Kotor

Sitem jaringan air kotor yang digunakan pada bangunan ini antara lain:

86

Gambar 5.5.6.1 Sistem Jaringan Air Kotor

Sumber: Materi Kuliah Utilitas

Air Lemak

Merupakan air berlemak, biasanya dinetralisasi di bak lemak

Air Tinja

Merupakan air kotor berasal dari kloset, air tinja dialirkan ke saptic tank untuk

dinetralisasikan. Selanjutnya dibuang ke riol kota

Air Sabun

Berasal dari air bekas cuci. Biasanya air sabun dapat langsung dialirkan ke riol kota.

5.6.5.2. Jaringan Listrik

Sumber energi listrik pada bangunan ini ada 3 yaitu

PLN

Sumber energi dari PLN dirasa sangatlah penting mengingat kebutuhan listrik yang

digunakan pada bangunan ini cukup besar.

Genset

Penggunaan energi dari genset dirasa perlu sebagai energi listrik cadangan apabila

sewaktu-waktu terjadi pemadaman

Solar Panel

Solar panel digunakan sebagai energi cadangan Jika diasumsikan kebutuhan listrik.

5.6.5.3. Jaringan Penanggulangan Kebakaran

Setiap bangunan untuk kepentingan umum, seperti bangunan peribadatan, bangunan

perkantoran, bangunan pasar/pertokoan/pusat perbelanjaan, bangunan perhotelan, bangunan

kesehatan, bangunan pendidikan, bangunan pertemuan, bangunan pelayanan umum, dan

87

bangunan industri, serta bangunan hunian susun harus mempunyai sistem pencegahan dan

penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, baik sistem proteksi pasif maupun sistem

proteksi aktif dan bahaya petir.

Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang berbeda dengan bangunan gedung yang memiliki

standar sistem penanggulangan kebakaran. Keterbukaan ruang dan unit-unit yang tidak

menjadi satu massa dapat mempermudah proses evakuasi saat terjadi kebakaran. Beberapa

titik yang dianggap ramai seperti koridor dipasang hidran sebagai tindakan represif. Air yang

digunakan untuk memadamkan kebakaran menggunakan tampungan air hujan.

5.6.5.4. Jaringan Sampah

Setiap bangunan diharuskan melengkapi dengan tempat/kotak pembuangan sampah.Agar

tidak mengganggu karakter nature, maka tempat pembuangan sementara dibuat terpisah dari

jangkauan penglihatan pengunjung yang datang. Selain agar tidak mengganggu secara visual,

pemisahantersebut juga untuk menjaga kualitas udara dan kesan kumuh pada area Gedung

Pertunjukan Seni Wayang Orang.

Untuk memberikan kemudahan bagi pengguna pasar, tempat-tempat pembuangan sampah

dirancang reachable (mudah dijangkau) di sepanjang area sirkulasi dengan

mempertimbangkan jarak antar tempat sampah yang nyaman untuk dijangkau orang.