Upload
vohanh
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
70
Bab V
KONSEP PERANCANGAN
5.1. Konsep Umum Perancangan
Menciptakan bangunan Gedung Pertujukan Wayang Orang yang mampu merepresentasikan
tentang wayang orang serta mampu memberikan kenyamanan kepada pengunjung dan ramah
dengan lingkungan.
5.1.1. Site Development
Prinsip site development ini ialah memanfaatkan semaksimal mungkin potensi-potensi area
sekitar site, seperti potensi area hijau, potensi keadaan tanah, potensi open space dan potensi
keadaan air sekitar site. Penerapan konsep ini pada site antara lain:
Memanfaatkan area terbangun seminimal mungkin, sehingga menciptakan banyak
area terbuka.
Gambar 5.1.1.1 Situasi Bangunan
Sumber: Analisis 2014
Area terbangun sekitar 40% dari keseluruhan lahan.
Tidak merusak area hijau eksisting dan memanfaatkannya sebagai area teduh.
Area Terbangun
71
Gambar 5.1.1.2 Vegetasi Eksisting
Sumber: Analisis 2014
Menambahkan penghijauan pada area-area yang menggunakan penghawaan alami.
Memanfaatkan area hijau sebagai pelindung panas maupun kebisingan
5.1.2. Energy Efficiency and Conservacion
Prinsip Energi Efficiency and Conservation yang dimagsudkan ialah memanfaatkan dan
memaksimalkan energi alami dan meminimalisir penggunaan energi buatan.Penerapan prinsip
ini pada bangunan meliputi:
Memanfaatkan orientasi bangunan untuk memaksimalkan dan menyimpan potensi
energi matahari sebagai energi pada malam hari.
Penggunaan solar panel untuk menyimpan energi
Gambar 5.1.2.1 Pemasangan Solar Panel
Sumber: Analisis 2014
Memanfaatkan orientasi bangunan untuk memaksimalkan penhawaan alami
Menggunakan prinsip ventilasi silang
Area Pemasangan
Solar Panel
72
5.1.3. Water Conservation
Yang dimagsudkan ialah memanfaatkan dan menjaga sebaik mungkin penggunaan air.
Penerapan prinsip ini pada bangunan meliputi:
Gambar 5.1.3.1 Area Penampungan Air
Sumber: Analisis 2014
Menampung dan memanfaatkan air hujan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak
memerlukan air bersih. Seperti flush toilet, sprinkler dan penyiraman tanaman.
Pengumpulan air hujan dilakukan dengan cara membuat tiang-tiang vertikal sebagai
penangkap air hujan dan disalurkan ke tempat penampungan air.
Menggunakan teknologi kran otomatis, dimana keran akan mati dan menyala sesuai
kebutuhan.
5.1.4. Material Resource and Cycle
Prinsip ini magsudnya ialah memanfaatkan material-material yang mudah diperbaharui.
Pemnafaatan prinsip ini pada bangunan meliputi:
Menggunakan material-material daur ulang seperti botol bekas
Menggunakan material-material bekas pembangunan
Menggunakan material bambu sebagai pengganti kayu
Menggunakan material-material yang mudah diperbaharui. Misalnya penggunaan
beton dimana, agregat beton bekas dapat digunakan untuk membuat beton baru.
5.1.5. Indoor Health and Comfort
Yang dimagsudkan ialah bagaimana menciptakan kenyamanan termal pada suatu ruangan
tanpa harus menggunakan energi buatan. Penerapan kenyaman termal pada bangunan
meliputi:
73
Penggunaan beton sebagai struktur bangunan, dimana beton mampu menyimpan panas
pada siang hari dan membuang panas pada malam hari.
Menggunakan sistem ventilasi silang, dimana udara dapat mengalir ke segala arah dan
memberikan kenyamanan
Menciptakan penghawaan atap bangunan, dimana udara panas akan naik ke atap dan
dibuang keluar melalui lubang atap.
5.2. Konsep Programatik
5.2.1. Fungsi dan Fasilitas Bangunan
Tabel 5.2.1.1 Fungsi dan Fasilitas Gedung Pertunjukan Wayang Orang
Zona Fasilitas Keterangan Zona Utama Auditorium Merupakan area tempat duduk penonton, auditorium
didesain sedemikan rupa sehingga memberikan
kenyamanan bagi pengunjung.
Panggung Tempat melaksanakan kegiatan pementasan
wayang orang
Ruang Bersama Merupakan sebuah ruang yang biasanya digunakan
para pemain untuk breafing maupun latihan
koreografi
Ruang Rias Merupakan tempat berganti kostum sekaligus
melakukan tata rias. Di sini kadang pemain juga
sering melakukan latihan koreografi sakalian berias
Ruang Istirahat Tempat para pemain menenangkan diri, beristirahat
sebelum maupun sesudah tampil
Zona
Informasi
Hall Sebuah ruang yang biasanya menjadi tempat
berkumpul pengunjung dan tempat menunggu dan
sebagai pusat penghubung ke zona lain
Ruang Display Ruang pameran yang berisi foto-foto dan informasi
mengenai wayang orang
Ruang Tiket Tempat pengunjung membeli tiket
Resipsionis Tempat dimana pengunjung dapat mencari informasi
tentang wayang orang
Zona
Komersial
Foodcourt Merupakan tempat menyajikan makanan-makanan
tradisional khas Surakarta
Retail store Berisi kios-kios yang memperjualkan souvenir khas
wayang orang dan surakarta
Zona
Pengelola
Kantor
Pengelola
Merupakan tempat terjadinya kegiatan
pengelolaan.Zona ini berdekatan dengan zona utama
Zona
Kendaraan
Parkir Zona pakir kendaraan berada di lantai basement
gedung utama.
Zona Servis Toilet Ruang toilet tersebar ke beberapa zona
Mushola Mushola berada di area komersial
Zona Utilitas Ruang listrik Pengaturan listrik
74
Ruang pompa Pengaturan air
Gudang Tempat penyimpanan barang-barang dan dokumen
pengelola
Ruang CCTV Ruang pengawasan CCTV
Ruang peralatan tempat penyimpanan dan pengoperasian peralatan-
peralatan utilitas
Pos Jaga Pos penjaga keamanan Sumber: Analisa, 2014
5.2.2. Hasil Analisa Site
Gambar 5.2.2.1 Skema Hasil Analisa Site
Sumber: Analisa, 2014
Dari hasil analisa site dapat terbentuk suatu pola bangunan berdasarkan karakteristik
lingkungan setempat yaitu :
Sempadan jalan sebesar 9 m pada sisi utara dan 4 m pada sisi barat dan timur
dimanfaatkan sebagai area sirkulasi maupun area hijau.
Banguanan berupa bangunan tunggal yang yang menampung banyak fungsi. Sehingga
meletakan fungsi-fungsi bangunan sesuai dengan kebutuhan.
Meletakan penghijauan pada sisi-sisi site sebagai perlindungan terhadap panas dan
kebisingan.
Mengorientasikan bangunan serta memberikan bukaan ke utara dan selatan agar
penghawaan dapat masuk secara maksimal
75
5.2.3. Zoning
Gambar 5.2.3.1 Zonasi Fungsional Horizontal Tapak
Sumber: Analisa, 2014
Penyusunan zonasi pada site dipengaruhi oleh berbagai macam hal
Karakteristik pengguna bangunan
Aktivitas pengguna bangunan
Keefektifan ruang
Analisa tapak bangunan
Zona parkir, rekreasi dan komersial diletakan pada bagian depan dan dapat diakses secara
langsung oleh pengunjung tanpa harus membeli tiket. Selain itu zona pada zona ini
memungkinkan tingkat kebisingan yang tinggi.
Zona Informasi juga diletakan di area depan bangunan, akan tetapi zona ini tidak dapat
diakses secara langsung oleh publik. Zona ini memungkitkan tingkat kebisingan yang tinggi.
Zona utama diletakan di area tengah ke belakang, di zona inilah pengguna bangunan
menghabiskan waktu paling lama. Sehingga pada zona ini di desain sedemikian rupa agar
memberikan kenyamanan bagi pengguna.
Zona pengelola diletakan
Zona servis diletakan tersebar pada setiap zona
Zona Rekreasi
Zona Informasi, Zona Utama, Zona Parkir,
Zona Utilitas, Zona Pengelola
Ruang Terbuka Hijau
Zona Komersial
76
5.2.4. Organisasi Ruang
Gambar 5.2.4.1 Diagram Hubungan Ruang
Sumber: Analisa, 2014
5.3. Konsep Tata Luar Bangunan
5.3.1. Ruang Terbuka Hijau
Gambar 5. 1 Skematik Pola Parkir
Sumber: Analisa, 2014
Penentuan ruang terbuka hijau berdasarkan pada area-area hijau eksisting yang masih
dipertahankan.
RTH 1
RTH 2
RTH 3
77
5.3.2. Area Komunal
Mengingat kebiasaan masyarakat surakarta yang suka berkumpul atau biasa dikena dengan
istilah nongkrong, oleh sebab itu, keberadaan area komunal dianggap penting. Area komunal
diletakan di area depan dikarenakan fungsinya yaitu sebagai zona publik yang mana dengan
mudah dapat diakses oleh masyarakat setempat. Desain area komunal terinspirasi dari bentuk
soko guru dan tumpang sari dari pendapa. Penutup atap di buat semi terbuka dengan
polikarbonat bening dan tanaman rambat.
Gambar 5.3.2.1 Area Komunal
Sumber: Analisa, 2014
5.3.3. Jalur Pedestrian
Jalur pdestrian dianggap penting sebagai penghubung antara area luar ke dalam gedung,
maupun penghubung antar fungsi bangunan. Area pdestrian dibuat terbuka dengan penutup
atap semi tertutup dengan tanaman rambat.
Gambar 5.3.3.1 Pedestrian Path
Sumber: Analisa, 2014
78
5.4. Konsep Tampilan Bangunan
Konsep tampilan bangunan ini mengakomodasi dari
5.4.1. Konsep Tata Massa Bangunan
Pola tata massa yang di gunakan pada bangunan Gedung Pertunjukan Wayang Orang ialah
pola tata massa jamak. Dimana terdapat 3 massa bangunan yang mengakomodasi fungsi-
fungsi ruang seperti :
Massa 1
Zona Informasi
Zona Utama
Massa 2
Zona Komersial
Zona Servis
Zona Utilitas
Massa 3
Zoma Rekreasi
Pembuatan massa utama bangunan bertujuan untuk mensentralkan kegiatan pada Gedung
Pertunjukan Wayang Orang, sehingga mempermudah pencapaian pengunjung. Orientasi
bangunan menyesuaikan orientasi hasil analisa site.
Gambar 5.4.1.1 Tata Massa Bangunan
Sumber: Analisa, 2014
1
2
4 3
5 Massa 1
Massa 2
Massa 3
79
Keterangan Gambar:
1. Bangunan Massa 1
2. Bangunan Massa 2
3. Area Komunal
4. Ruang Terbuka Hijau
5. Openspace
5.4.2. Konsep Bentuk dan Fasade Bangunan
Konsep bentuk massa bangunan menyesuaikan dengan fungsi ruang dan pergerakan suara
Gambar 5.4.2.1 Potongan Bentuk Bangunan
Sumber: Analisa, 2014
Berdasarkan analisa, bentuk bangunan lengkung memiliki tingkat penyebaran suara lebih baik
dibandingkan bentuk bangunan kotak.
Konsep fasad dan bentuk bangunan terinspirasi dari bentuk blangkon, kenapa blangkon?
Gambar 5.4.2.2 Blangkon
Sumber: www.blangkonjogjaonline.blogspot.com
80
Blangkon merupakan properti yang digunakan oleh abdi dalem kerajaan. Pada waktu
dahulu semua pemain wayang orang meperoleh kehormatan untuk menjadi abdi
dalem kerajaan
Brangkon merupakan salah satu properti pemain wayang orang
Blangkon merupakan identitas jawa tengah terutama Surakarta
Gambar 5.4.2.3 Bentuk Bangunan
Sumber: Analisa, 2014
5.4.3. Konsep Tata Landskap
Konsep tata landskap bangunan terinspirasi dari sejarah penyajian seni wayang orang.
Gambar 5.4.3.1 Perkembangan Penyajian Wayang Orang
Sumber: Analisa, 2014
Penataan landskap bangunan dapat membawa kenangan-kenang massa lalu penyajian seni
wayang orang. Ketika memasuki wilayah gedung wayang orang, pengunjung langsung di
81
hadapkan dengan area komunal yang mana memiliki bentuk hasil akomodasi dari bentuk
bentuk pendapa istana.
Gambar 5.4.3.2 Area Komunal
Sumber: Analisa, 2014
Lalu di bagian tengan bangunan terdapat area terbuka yang terasa seperti panggung terbuka.
Setelah itu, pengunjung akan dihadapkan pada panggung procenium.
Gambar 5.4.3.3 Konsep Tata Landskap
Sumber: Analisa, 2014
5.5. Konsep Sistem Bangunan
5.5.1. Material Bangunan
Penggunaan material-mateial pada bangunan ini dipengaruhi beberapa aspek antara lain:
Keselarasan dengan area sekitar
Material bangunan mampu menciptakan keselarasan dengan bangunan sekitar.
Dengan mengamati penggunaan material area sekitar dapan diciptakannya
Pendapa
Panggung Terbuka
Procenium
82
keselaraasan. Kareana bangunan berada di sekitar area Sriwedari, oleh sebab itu harus
menselaraskan dengan area tersebut.
Gambar 5.5.1.1 Area Sriwedari
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Konsep arsitektur bekelanjutan
Pada konsep arsitektur berkelanjutan telah dijelaskan bahwa material-material yang
sesuai dengan konsep tersebut antara lain Menggunakan material-material daur ulang
seperti botol bekas, menggunakan material-material bekas pembangunan,
menggunakan material bambu sebagai pengganti kayudan menggunakan material-
material yang mudah diperbaharui. Misalnya penggunaan beton dimana, agregat beton
bekas dapat digunakan untuk membuat beton baru.
5.5.2. Struktur Bangunan
Struktur bangunan Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang mengunakan struktur yang
dinamis agar tidak kaku, maka struktur yang terbangun terbentuk dari sebuah pattern-pattern
yang tidak teratur, tidak rigid, dan fleksibel mengikuti alur yang terbentuk. Selain itu, struktur
mewakili bentukan bangunan yang dirancang dan kemungkinan terekspose (tidak tersembunyi
dalam elemen tertentu).
Menggunakan Shell Structure yaitu, Menggunakan sitem struktur yang tipis dan fleksibel
sehingga sangat mudah dibentuk dan menyesuaikan potensi akustik bangunan.
83
Gambar 5.5.2.1 Struktur Shell
Sumber: http://sumirinjournal.wordpress.com/2010/03/23/02_
5.5.3. Penghawaan
Sistem penghawaan pada bangunan ini menggunakan sistem penghawaan alami dan buatan.
Penentuan penggunaan sistem penghawaan ini berdasarkan pada fungsi dari setiap ruang.
Penghawaan alami menggunakan sistem penghawaan ventilasi silang, dengan memanfaatkan
semaksimal mungkin bukaan pada dinding. Selain itu pada area yang menggunakan
penghawaaan alami memerlukan tata vegetasi yang baik sehingga mampu memberikan
kenyamanan termal.
Area rekreasi
Hall
Lobby
Foodcourt
Retail Shop
Ruang bersama
Ruang santai
Ruang rias
Area Servis
Sitem penghawaan buatan pada bangunan ini menggunakan 2 sistem, yaitu menggunakan
AHU untuk daerah yang luas, dan AC untuk area sempit. Penghawaan buatan diletakan pada
area-area yang membutuhkan kenyamanan thermal yang tinggi dan membutuhkan suhu udara
yang standar.
84
Misalnya :
Penggunaan AHU
Auditorium
Penggunaan AC
Area Utilitas
5.5.4. Pencahayaan
Seperti halnya pada penghawaan, pencahayaan pada bangunan ini menggunakan 2 sistem
pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami pada
bangunan ini sangat penting, mengingat massa bangunan yang relatif besar, sehingga perlu
adanya usaha untuk meminimalisir pencahayaan buatan. Pada bangunan ini memanfaatkan
cahaya alami melalui 2 cara, yaitu
Sky Light
Penggunaan skylight dianggap penting mengingat massa bangunan yang relatif besar.
Penerapan skylight pada bangunan ini ialah pada area auditorium dan panggung
Gambar 5.5.4.1 Skylight Bangunan
Sumber: Analisa, 2014
Side Light
Sidelight diterapan pada area-area yang memiliki luasan yang sempit dan berada di
samping-samping bangunan. Misalnya pada area informasi, komersial dan backstage
Akan tetapi dikarenakan pertunjukan wayang orang ini diselenggarakan pada malam hari,
sehingga pencahaayaan buatan pada bangunan ini lebih ditekankan. Selain itu dengan adanya
pencahayaan buatan dapat memberikan kesan dan suasana yang berbeda pada setiap area.
Pencahayaan buatan yang digunakan antara lain :
Task Lighting
Pencahayaan pada bidang kerja, paling sesuai untuk pencahayaan pada pangguang
Amenity Lighting
Intensitas pencahayaan umum pada ruangan atau sirkulasi
85
Emergency Lighting
Pencahayaan alternatif ketika pencahayaan utama tidak berfungsi dengan baik.
Warning lighting
Lampu penanda pada pintu masuk
Eksternal Lighting
Pencahayaan pada pintu keluar darurat.
5.5.5. Akustik
Isolasi sumber kebisingan di dalam gedung
Isolasi pada auditorium
Sound lock pada titik masuk menuju area sensitif secara akustik seperti akses publik
menuju auditorium.
Meletakan sumber suara suara sedekat mungkin, sumber suara harus lebih tinggi dari
audience, meninggikan lantai audience pada bagian belakang, memasang pemantul
suara 23
Pada bagian langit-langit dan didekat sumber suara dan dibutuhkan sistem tata suara.
(materi fisika bangunan, akustik)
5.5.6. Utilitas Bangunan
5.6.5.1. Jaringan Air Bersih
Jaringan PAM yang telah ada tetap dimanfaatkan sebagai sumber air bersih pada kompleks
Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang. Selain itu pada site ditambah sumur dengan sistem
deepwell untuk menambah sumber air bersih.
Penambahan sumber air bersih ini dapat digunakan sebagai unsur air yang bersifat rekreatif
pada site, dan juga menambah karakter nature pada site.
Pengolahan air hujan dengan cara membuat penampung air hujan dimana air hujan akan
dipergunakan kembali untuk kegiatan-kegiatan seperti menyiram tanaman, flush toilet. Akan
tetapi dengan threatment khusus, air hujan dapat diolah sebagai air bersih.
5.6.5.1. Jaringan Air Kotor
Sitem jaringan air kotor yang digunakan pada bangunan ini antara lain:
86
Gambar 5.5.6.1 Sistem Jaringan Air Kotor
Sumber: Materi Kuliah Utilitas
Air Lemak
Merupakan air berlemak, biasanya dinetralisasi di bak lemak
Air Tinja
Merupakan air kotor berasal dari kloset, air tinja dialirkan ke saptic tank untuk
dinetralisasikan. Selanjutnya dibuang ke riol kota
Air Sabun
Berasal dari air bekas cuci. Biasanya air sabun dapat langsung dialirkan ke riol kota.
5.6.5.2. Jaringan Listrik
Sumber energi listrik pada bangunan ini ada 3 yaitu
PLN
Sumber energi dari PLN dirasa sangatlah penting mengingat kebutuhan listrik yang
digunakan pada bangunan ini cukup besar.
Genset
Penggunaan energi dari genset dirasa perlu sebagai energi listrik cadangan apabila
sewaktu-waktu terjadi pemadaman
Solar Panel
Solar panel digunakan sebagai energi cadangan Jika diasumsikan kebutuhan listrik.
5.6.5.3. Jaringan Penanggulangan Kebakaran
Setiap bangunan untuk kepentingan umum, seperti bangunan peribadatan, bangunan
perkantoran, bangunan pasar/pertokoan/pusat perbelanjaan, bangunan perhotelan, bangunan
kesehatan, bangunan pendidikan, bangunan pertemuan, bangunan pelayanan umum, dan
87
bangunan industri, serta bangunan hunian susun harus mempunyai sistem pencegahan dan
penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, baik sistem proteksi pasif maupun sistem
proteksi aktif dan bahaya petir.
Gedung Pertunjukan Seni Wayang Orang berbeda dengan bangunan gedung yang memiliki
standar sistem penanggulangan kebakaran. Keterbukaan ruang dan unit-unit yang tidak
menjadi satu massa dapat mempermudah proses evakuasi saat terjadi kebakaran. Beberapa
titik yang dianggap ramai seperti koridor dipasang hidran sebagai tindakan represif. Air yang
digunakan untuk memadamkan kebakaran menggunakan tampungan air hujan.
5.6.5.4. Jaringan Sampah
Setiap bangunan diharuskan melengkapi dengan tempat/kotak pembuangan sampah.Agar
tidak mengganggu karakter nature, maka tempat pembuangan sementara dibuat terpisah dari
jangkauan penglihatan pengunjung yang datang. Selain agar tidak mengganggu secara visual,
pemisahantersebut juga untuk menjaga kualitas udara dan kesan kumuh pada area Gedung
Pertunjukan Seni Wayang Orang.
Untuk memberikan kemudahan bagi pengguna pasar, tempat-tempat pembuangan sampah
dirancang reachable (mudah dijangkau) di sepanjang area sirkulasi dengan
mempertimbangkan jarak antar tempat sampah yang nyaman untuk dijangkau orang.