Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB V
PERANCANGAN
1. PERANCANGAN TAPAK
88
ANALISIS MATAHARI DAN ANGIN
89
Pefcuwahsin
[cub* Zivy&M. , t*ruK <̂ ci X\\ix^r
ANALISIS KEBISINGAN
90
PETfl DflRfTIO PERmfll S I M P A N C 3 A R M 0 P£»MAiTiMgn
DARMO P£p.M4l TlUUR
TAMAN 3APMO PERMAJ TIMUR
OAflMO P E R M A J &ELATAH
T A M A N O A A U O P * R M A F S C A U N
O A R M O P E S M A I U T A R A
T A M A N 3 A R M 0 » S R M A I U T A R A
S-'MMNC OAflMO PERMAI SE.ATAN
. . . UTARA
PUNCAK PEBMAI P E B M A I CAR9EN
RUKQ/PE*OAGAN£AN
KANTOR P 0 U S 1 7AJOES
TERMINAL SEMO/ANCKUTAN *OTA
TEMPAT ?END[3TKAN
T£MPAT I 3 A D A H
KANTSM P 1 3 A 0 M Q P ' S M A !
IKEMaJOKCRTO
UNGKUNGAN SEKITAR SITE (^"SfifcUtANG
$?.Stmpari£ Baemo
C Sepi } .
ANALISIS SIRKULASI Dl LUAR SITE
92
I:
uteunzt .
PENCAPAIAN DAN ENTRANCE
93
ANALISIS SIRKULASI Dl DALAM SITE
94
Mew.puvwjzii kuztli-bts
hy: lebiU leb^R.
4ln<
;i v. - 1
o >:-^
£ 0l~-
I*
<5
kuzili+As fcusaio^ <
•fi4alc pefeln mev\.e»»U<?[ . >wa.Ua tuldUp 4ik-tel6k4.K pel 'tov\£
(C< •H^uU tefWlu. ^V^gi
%ailc Gterejat Wv2iapu-n
hfmwuwi. ^ztlsuvi heal im , oUn per -
ANALISIS ZONING , PERLETAKAN & 0RIENTAS1 MASSA
95
96
2. PERANCANGAN BANGUNAN
2 . 1 . Konsep Ruang Luar
* Sirkulasi Di Luar Site
Sirkulasi di luar site yang dimaksud adalah sirkulasi lalu
lintas yang ada di sekitar site. Hal ini perlu diperliatikan
karena nantinya akan mempengaruhi banyak hal, seperti
pencapaian di site, sirkulasi dalam site itu sendiri,
orientasi bangunan dan Iain-lain.
* Sirkulasi Dalam Site
Sirkulasi ini terbagi menjadi :
Sirkulasi kendaraan
Sirkulasi pejalan kaki
Adapun dilihat dari kemungkinan-kemungkinan yang ada,
terdapat 2 alternatif sirkulasi kendaraan :
1. Kendaraan bisa melewati dan berlienti di depan
entrance bangunan.
2. Atau sebaliknya.
Dari alternatif 1, akibat yang diperolehadalah antar
pejalan kaki dan kendaraan terjadi cross dan hal ini
dirasakan mengganggu kenyamanan para pejalan kaki.
Sedang alternatif 2, tidak limbul cross lagi karena disini
antara pejalan kaki dan kendaraan sudah dipisahkan secara
tegas, maka dipilih alternatif yang ke 2.
97
Selain itu ada cara untuk memperjelas sirkulasi
antara keduanya, yaitu dengan ketinggian permukaan,
perbedaan warna dan tekstur.
* Entrance Site
Entrance Site terbagi atas Main Entrance Site dan
Side Entrance Site. Letak Main Entrance Site hams jelas
dan mudah sehingga orang bisa langsung mengetahuinya.
Sedang Side Entrance Site letaknya bisa lersembunyi/tidak
terlalu jelas, karena umumnya Side Entrance Site ini yang
memakai adalah orang-orang tertentu yang sudah terbiasa
keluar masuk site, atau bisa juga dipakai sebagai pintu
bagi aktivitas-aktivitas yang sif'atnya penunjang. Oleh
karena Site yang ada dikelilingi oleh beberapa jalan, maka
Main Entrance Site diletakkan di jalan primer, sedang
Side Entrance Site berada di jalan sekunder.
* Pencapaian Bangunan
Meiuirui Francis DK. Ching, dengan bukunya
"Arsitektur: bentuk, ruang dan susunannya" hal. (249) ada
3 macam pencapaian bangunan yang masing-masing
niempunyai karakteristik tersendiri, yaitu secara langsung,
tersamar dan berputar. Pari ketiga ini dipilih yang
"tersamar", dengan pertinibangan :
98
Pencapaian yang samar-samar meninggikan efek
perspektif pada fasade depan suatu bangunan dan
bentuk.
Mengajak pengamat secara bertahap dibavva untuk
mengalami sequence-sequence dalam site.
Sehubungan dengan masalah pencapaian bangunan,
maka didepan diberikan sebuah plaza ---> untuk
menambah kesan sakral-agung.
Plaza sebagai ruang luar ini terbagi menjadi 3 tingkatan
yaitu Publik, Semi Publik dan Private (seperti yang
dikatakan dalam buku "Merancang Ruang Luar" karangan
Yoshinobu Ashihara.
A Publik
B| Semi publik
B2 Semi publik
B3 Private
Untuk plaza zone semi publik terbagi menjadi 2
bagian, dikarenakan jaraknya yang cukup panjang dan
99
disini diberikan suatu perbedaan suasana serta kualitas
ruang guna mengatasi kejenuhan bagi yang melewatinya
(seperti dalam buku Merancang Ruang Luar hal. 45,
Yoshindau, raengatakan setiap jarak 21 sampai 24 meter,
harus diadakan perubahan dan pergantian secara kontinyu
dalam irama, tekstur, permukaan lantai agar suasana yang
diperoleh lebih meriah dan hidup).
Dan pada tiap zone ditampilkan sebuah titik-titik/
bagian-bagian yang penting (sebagai nodes) untuk
memperkuat ruang guna memberikan tekanan pada
tingkatan-tingkatan ruang. Untuk zone public ---> tekstur
kasar, tanpa tanaman dan tanpa lampu.
Zone S. Publik !---> tekstur kotak-kotak beton berumput,
ada tanaman dan sedikit lampu juga
ditambahkan suatu kolam air dan
salib.
Zone S. Publik 2 ---> tekstur kerikil, ada tanaman-
tanaman pot, banyak lampu-lampu
taman serta pohon-pohon pal ma
yang diatur berjajar sebagai
pengaruh ke bangunan yang dituju.
Plaza ini mulai berdinding, namun
belli m be rata p.
Zone Private > lantai tegel, lepi berdinding dan
sudah beratap.
100
Maka dari kolam air, salib yang ada di plaza zone semi
publik 1 itu adalah sebagai berikut :
Air adalah media yang dipakai untuk membabtis
seseorang. Matius 3:11 "Aku membabtis engkau
dengan air sebagai lambang pertobatan, dan ..."
Salib adalah diri Allah sendiri. Dalam Injil Markus
28:19 "Karena itu pergilah, jadilah semua bangsa
muridku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus".
Jadi : Kolam air dan salib tersebut adalah lambang
pertobatan. Jadi dari awal sebelum masuk ke
bangunan gerejanya, seseorang telah diingatkan
untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar
mengikuti Kristus.
2.2. Konsep Ruang Dalam
Yang ingin dicapai dalam ruang dalam gereja :
* Konsentrasi Jemaat yang baik harus tert'okus ke satu arah,
yakni pada si pemberi firman (minibar).
Akibatnya :
Orientasi dari Ruang Ibadahnya ke dalam
101
Oleh karena itu diinding sebatas pandangan mata
manusia dipilihkan bahan yang sifatnya tidak tembus
pandang agar tidak mangganggu konsentrasi
' jemaatnya.
Posisi bangku jemaat diatur mengarah ke mimbar.
* Hubungan Aktivitas dalam Gereja haru.s nampak dan
terasa.
1. Vertikal (manusia - Tuhan).
Akibatnya :
Muncul skala-skala yang heroik dan menjulang
dalam interiornya.
v-<-
Skala yang heroik dan menjulang ---> untuk
memperjelas kesan kevertikalannya.
Background mimbar yang dibuai berskala tinggi
menjulang.
102
2. Hubungan Horisontal (manusia dengan sesamanya).
Akibatnya :
Posisi tempat dudiik yang raelingkar (1/2
lingkaran) akan melahirkan kesan yang lebih akrab
dan lebih saling mengenal.
Ketinggian tempat duduk yang saraa rata antara
jemaat (kecuali di balkon atas, karena tuntutan
fungsional sudut pandang manusia).
Pemakaian trap pada mimbar yang tidak terlalu
linggi ---> supaya kesan akrab masih terasa.
103
Perbedaan ketinggian lantai tidak raencolok sehingga
hubungan antara jemaat dan kepala sidang tidak terlepas
—> AKRAB.
Lihat :
(dalam buku Arsitektur "Bentuk, Ruang dan
Susunannya" FDK Ching hal. 1 19 alternatif I).
&
2.3. Bentuk Bangunan
Analisis Tapak : Lokasi tapak
Analisis Bangunan
Bentuk tapak
Ukuran/luas tapak
Iklim
Peraturan setern pat
Sirkulasi lalu lintas
Zoning
Nilai-nilai fungsional
Nilai-nilai budaya setempal
Nilai-nilai simbolik
Nilai-nila estetis
>
Tampilan
Bentuk • Bangunan
Mengingat keterbatasan Site serta aclanya bangunan-
bangunan lain yang cuktip besar dalam satu Site, maka cara yang
104
dipakai untuk menciptakan kesan kereligiusan serta kesakralannya
adalah sebagai berikut :
1. Meninggikan bidang tanah.
Seperti yang tertera dalam buku "Arsitektur bentuk ruang
dan susunannya" karangan FDK Ching halaman 121. "Bidang
tanah yang ditinggikan untuk menciptakan sistem panggung
atau podium, secara strukturil dan visuil menunjang bentuk
bangunannya atau secara antifisial dibentuk untuk
meningkatkan nilai bangunan di atasnya dan selain itu dapat
dipergunakan untuk menghormati bangunan-bangunan suci".
J
m
Memherikan ukiiran yang kontras dengan bangunan-bangunan
yang lainnya.
FDK Ching dalam bukunya Arsitektur bentuk, ruang dan
susunannya halaman 35 lOmengatakan bahwa suatu bentuk
atau ruang akan menguasai suatu komposisi arsitektur
dengan membuatnya berbeda dengan jelas dalam ukuran
dibandingkan dengan mesin-mesin yang lainnya di dalam
105
komposisi yang ada (bisa terkecil,. atau terbesar). Namun
dalam komposisi ini lebih cocok bila dikatakan bahwa skala
dari gereja lebih dominan dibanding dengan bangunan yang
lain.
Memhedakan potongan bentuknya.
Seperti yang tertulis dalam bukunya FDK Ching halaman 351
"Bentuk-bentuk dan ruang-ruang dapat dibuat terlihat
dominan dan menjadi penting dengan memhedakan
bentuknya secara jelas dari unsur-unsur lain dalam komposisi
yang ada"
* Konsep Bentuk Gereja
Tilik tolak ajaran Trinitas di dalam agama Kristen ialah
keyakinan bahwa manusja hanya clapal menhenal Allah sejauh
Allah menyatakan diri kepada manusia melalui pernyaiaan Allah.
Allah menyatakan diri kepada manusia sebagai Allah yang
106
Tritunggal, Allah Bapa, Allah Anak dan Rah Kudus (Kutipan dari
buku Pengantar agama Kriten, hal 66).
Ajaran Trinitas inilah yang nantinya akan dipakai dalam
desain gereja ini, karena ajaran ini merupakan kespesifikan
tersendiri yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain.
Dalam Alkitab, ketritunggalan Allah ini dapat dilihat melalui
I Korintus 12:4-6 "Segala karunia berasal dari Allah Tritunggal".
(juga Matius 3:16, Lukas 1:35 dan Yohanes 14:10).
2.4. Sistem Dan Bahan Struktur
Untuk menentukan sistem struktur yang perlu diperhatikan
adalah :
Penyesuaian terhadap fungsi dan tinggi bangunan.
Kemudahan pelaksanaan.
Memenuhi persyaratan-persyaratan struktur (misal:
kekakuan, kestabilan, daya tahan terhadap gempa, angin dan
api, dll).
Maintenance yang mudah.
Keahlian para tenaga kerja.
Faktor ekonomis.
Sedang bahan-bahannya dipilih berdasarkan kriteria-kriteria
sebagai berikut :
Kesesuaian terhadap fungsi bangunan.
Kekuatan, ketahanan dan keamanan.
107
Pengadaan materialnya.
Kemudahan pelaksanaannya.
Faktor ekonomis.
Kemudahan maintenancenya.
Penyesuaian terhadap lingkungan sekitar.
SISTEM UTILITAS
Sistem Air Bersih
Pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhaiikan dalam
perencanaan air bersih :
Kelancaran distribusi yang merata
Penghemaian pemakaian pompa
Pemakaian pipa seefisien nuuigkin
Kemudahan pemeliharaan
Untuk sumber air diperoleh dari PL)AM.
Dalam hal ini sistem distribusi memakai 2 macam. Untuk
Bangunan gereja memakai sistem up feed dengan alasan :
Segi estetika
Pemakaian air pada bangunan gereja (ibadatnya) tidak
sesering bangunan lain.
Sedang bangunan sekolah memakai sistem Down feed dengan
alasan :
Penghemaian pemakaian pompa, yang sckaligus penghemaian
listrik.
1 0 8
Bila listrik padam, masih memungkinkan air untuk keluar,
karena ada cadangan air di tandon atas. (Mengingat
pemakaian air di sekolah lebih sering daripada di Gereja).
Skema sistem distribusi air bersih
T DISTRIBUSI 1
J l
P 0
1 PDAM
METER
T A M n n M DAIA/AU
P o -
TA T i
T, i
T T
i
B. Sistem Pembuangan
Ada 3 bagian dalam sistem ini, yaitu :
1. Air kotor dan kotoran.
- Mengalirkan air kotor dari kamar mandi, wastafel dan
closet ke sumiir resapan dan mengalirkan kotoran ke
septick tank lalu ke sumur resapan.
- Disediukun septick tank clan sumur resapan untuk
sekelompok KM/WC.
- Disediakan shaft-shaft vertikal tempat penyimpanan
pipa-pipa pembuangan.
109
Kotoran
dari: Closet Septic Tai ik
Air Kotor
dari: Km. mandi wastafel urinoir
Sumur Resapan
Air hujan.
Air hujan
tanah - diserapkan ke dalam tanah
Talang horisontal - talang vertikal - bak kontrol - riol kota
Saluran-saluran tertutup - bak kontrol dipompa • riol kota
KHUSUS UNTUK SEMI BASEMENT
Sarapah.
Pertimbahan
- Memenulii syarat-syarat kebersihan clan kesehalan.
Sampah -- -> bak-bak sampan ---> tempat sampah utama
---> truk sampah.
110
Sistem Penghawaan
Dipakai sistem penghawaan alami.
Diusahakan terjadi cross ventilation.
Jumlah pembukaan yang cukup.
Dipakai elemen-elemen sebagai penyejuk
pohon-pohonan dan kolam (di luar bangunan).
• - -> m i s a l :
D. Sistem Listrik
Memakai 2 sistem catu daya.
1. yang utama adalah dari PLN.
2. sebagai cadangan disediakan genset.
PLN • Meter Trafo _
r— Panil lantai
ATS - Panil utama - - Panil lantai
Generator Panil Genset ̂
Panil lantai
l _ distribusi
— distribusi
|— distribusi distribusi
u distribusi
— distribusi
— distribusi
Sistem Pemadam Kebakaran
Fungsinya yaitu untuk mengetahui kebakaran secara dini,
memberi keselamatan terhadap orang yang di dalam gedung, serta
melindungi gedung itu sendiri dari kebakaran.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :
Lebar serta posisi bukaan pintu.
111
Perlu diperhitungkan jumlah tangga-tangga yang ada, apakah
sudah sesuai dengan kapasitas bangunan yang ada.
Persediaan sarana dan prasarana pemadamnya yaitu air dari
tandon yang ada, Fire Hidran yang cukup dan Portable Fire
Extinguisher.
Sedang untuk perpustakan, yang berisi buku-buku dipakai
bahan serbuk kimia kering.
F. Sistem Penangkal Petir
Prinsip utama dari perencanaan ini adalah menyediakan jalur dari
logam ke tanah (bumi) untuk menyalurkan sambaran petir. Disini
dipakai sistem tongkat Franklin, karena mudah dan murah.
Ketentuan dalam sistem penangkal petir ini adalah :
sudut perlindungan bangunan 45 derajat.
untuk tinggi dinding yang melebihi 25 meter, daerah
perlindungannya berbentuk kerucut - silinder
jarak batang < 60 M
Untuk Gereja, tongkat Franklin diletakkan pada ujiing atap,
tepatnya pada salib di atas atap, disalurkan melalui
konduktor/penghantar ke tanah. Sedang bangunan sekolah yang
mempunyai bentuk memanjang bisa digunakan lebih dari satu
tongkat.
112
Sistem Tata Suara
Penggunaan sistem pengeras suara dalam ruang kebaktian sangat
dibutuhkan mengingat volume ruang yang ada cukup besar.
Sketsa sistem pengeras suara :
MIKROFON to AMPLIFIER distribusi ^ ^ "
^-J T
Sistem Akustik
Sistem akustik Gereja harus direncanakan dengan baik, karena
akan mempengaruhi bagaimana penyampaian firman itu ditangkap
oleh para jemaat. Di sinf yang perlu diperhatikan adalah waktu
reverberasinya (RT). Akustik gereja mempunyai kekhususan
waktu reverberasi antara 1,4 - 3,4 detik pada 500 Hz - 100 Hz.
PEMBIAYAAN BANGUNAN
Perkiraan biaya adalah sebagai berikut :
a. Harga tanah 4.050x450.000 = Rp 1.822.500.000
b. Harga bangunan 10.100x350.000 = Rp 3.535.000.000
c. Sarana
- Utilitas 10% harga bangunan = Rp 353.500.000
- Parkir 3.200 x 20.000 = Rp 64.000.000
- Taman 2.000 x 3.000 = Rp 6.000.000
113
- Lain-lain = Rp 15.000.000
d. Biaya perencanaan dan pengawasan 7% = Rp 116.000.000
e. Pajak pendapatan 10% harga bangunan = Rp_ 353.500.000
Total = Rp 6.265.716.000
5. PERENCANAAN PELAKSANAAN
Pelaksanaan pembangunan proyek ini direncanakan secara
bertahap, dengan pertimbangan :
dana yang dibutuhkan lidak dapat dipenuhi secara sereniak
pelaksanaan pembangunan gedung yang satu tidak
raengganggu kelangsungan aktivitas yang Iain.
Pertama-tama dibangun gedung gereja di tanali yang baru dibeli
beserta pembangunan fasilitas-fasilitas penunjangnya. Apabila
pembangunan gereja telah selesai, gereja lama bisa dirobohkan.
Kemudian disusul dengan pembangunan gedung SMA lebili dulu
di bagian belakang agar kegiatan sekolah yang ada sekarang ini
tidak terhenti (pembangunan ini dilaksanakan apabila dana yang
kedua sudah lerkumpul). Dan secara bertahap dibangun
berikutnya gedung SMP, SI) dan TK.
114