10
59 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil perhitungan program ruang yang telah dianalisa sebelumnya serta pembahasan mengenai tapak perancangan. 5.1.1 Program Ruang Setelah dilakukan programming ruang pada bangunan Rest Area, maka dihasilkan besaran program ruang yang disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …eprints.undip.ac.id/55879/6/ALFANADI_AGUNG_S_21020113120011_BAB_V.pdf · 62 Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …eprints.undip.ac.id/55879/6/ALFANADI_AGUNG_S_21020113120011_BAB_V.pdf · 62 Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1

59

BAB V

PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REST AREA TOL SEMARANG – BATANG

5.1 Program Dasar Perencanaan

Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil

perhitungan program ruang yang telah dianalisa sebelumnya serta pembahasan mengenai tapak

perancangan.

5.1.1 Program Ruang

Setelah dilakukan programming ruang pada bangunan Rest Area, maka dihasilkan besaran

program ruang yang disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

Page 2: BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …eprints.undip.ac.id/55879/6/ALFANADI_AGUNG_S_21020113120011_BAB_V.pdf · 62 Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1

60

Page 3: BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …eprints.undip.ac.id/55879/6/ALFANADI_AGUNG_S_21020113120011_BAB_V.pdf · 62 Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1

61

Sumber : Analisa Penulis

Page 4: BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …eprints.undip.ac.id/55879/6/ALFANADI_AGUNG_S_21020113120011_BAB_V.pdf · 62 Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1

62

Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1 diatas dapat diambil kesimpulan

per kelompok fasilitasnya yang disajikan pada Tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2. Besaran Kelompok Fasilitas

No Kelompok Fasilitas Luas

1 Fasilitas Publik 9850 m2

2 Fasilitas Semi Publik 4100 m2

3 Fasilitas Semi Private 670 m2

4 Fasilitas Private 220 m2

5 Fasilitas Servis 160 m2

Sirkulasi 40% 6000 m2

Jumlah 15000 m2

Total 21000 m2

Sumber : Analisa Pribadi

Page 5: BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …eprints.undip.ac.id/55879/6/ALFANADI_AGUNG_S_21020113120011_BAB_V.pdf · 62 Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1

63

5.1.2 Tapak Terpilih

Lokasi site Rest Area ini berada di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang tepatnya berada

pada kawasan peruntukan pertanian sesuai RTRW Kabupaten Batang. . Penetapan lokasi yang

disajikan pada Gambar 5.1 dan 5.2 di bawah ini berdasarkan pada perencanaan proyek Jalan Tol

Semarang - Batang sehingga sudah disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan.

Gambar 5.1. Site Rest Area Kelurahan Gringsing

Sumber : Google Earth

Gambar 5.2. Site Plan Rest Area Kelurahan Gringsing

Sumber : PT. Jasa Marga Semarang Batang

Page 6: BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …eprints.undip.ac.id/55879/6/ALFANADI_AGUNG_S_21020113120011_BAB_V.pdf · 62 Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1

64

Lokasi : Desa Sawangan, Kelurahan Gringsing, Kecamatan Gringsing, Kabupaten

Batang

Lebar Site : 170,5 meter

Panjang Site : 288 meter

Luas Rencana Bersih : 49.104 m2 / 4,9 Ha

Areal Hijau : 18.519,082 m2 / 1,85 Ha

Ruwasja Tol : 28,9 m ( 4 lajur dengan masing – masing lebar lajur 3,2 m, median jalan 5

m, bahu jalan dalam 1,5 m dan bahu jalan luar 3 m )

KDB : 60% ( Bangunan Pelayanan Umum menurut RDTRK Kab. Batang )

KLB : 2,4 ( Bangunan Pelayanan Umum menurut RDTRK Kab. Batang )

Ketinggian Maksimal : Maksimal 4 lantai ( Bangunan Pelayanan Umum menurut RDTRK Kab.

Batang untuk kecamatan Gringsing )

Ketinggian Rencana : Direncanakan 3 lantai

Batas Lahan

- Utara : Hutan Jati (Perhutani)

- Selatan : Hutan Jati dan Pabrik

- Timur : Pabrik

- Barat : Areal Persawahan

Perhitungan Luas Lantai Dasar (LLD) :

LLD = KDB x Luas Lahan

= 0,6 x 49.104 m2

= 29.462,4 m2 / 2,95 Ha

Luas lantai bangunan berdasarkan program ruang yang dibutuhkan yaitu 21.000 m2.

Sedangkan luas lantai dasar bangunan maksimal yang boleh dibangun berdasarkan KDB setempat

yaitu ± 29.462,4 m2 atau 2,9 Ha, sehingga program ruang sudah sesuai dengan ketentuan KDB. Sisa

lahan digunakan untuk jaringan jalan dan vegetasi.

5.2 Program Dasar Perancangan

Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil

perhitungan program ruang yang telah dianalisa sebelumnya serta pembahasan mengenai tapak

perancangan.

5.2.1 Pendekatan Aspek Kinerja

Sistem Penghawaan

Salah satu yang mempengaruhi kenyamanan fisik suatu ruang adalah masalah

pengkondisian udara ruangan, yang meliputi temperatur, kelembaban dan penghawaan atau

aliran udara (Poerbo, 1992). Demi mendapatkan sirkulasi udara yang baik pada bangunan,

perlu memperhatikan sistem penghawaan yang ada dengan penghawaan alami dan buatan

seperti AC Split dan AC Ducting Split

.

Page 7: BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …eprints.undip.ac.id/55879/6/ALFANADI_AGUNG_S_21020113120011_BAB_V.pdf · 62 Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1

65

Sistem Pencahayaan

Demi mendapatkan penerangan yang baik pada bangunan Rest Area, perlu

memperhatikan sistem penerangan yang ada. Penerangan dapat berupa alami maupun

buatan. Buatan disini berupa lampu

Sistem Air Bersih

Mengingat site luas dan bangunan yang akan dibangun merupakan bangunan lebar,

dapat diprediksi bahwa pendistribusian air bersih tidak dapat dilakukan hanya satu sumber.

Akan tetapi harus dibagi menjadi beberapa sumber agar debit air dibeberapa titik tercukupi

sesuai tingkat kebutuhan per fasilitas masing – masing.

Sistem Air Kotor

Saluran air kotor pada bangunan Rest Area, dibedakan menjadi dua. Air hujan dan air

kotor. Air hujan yang jatuh dapat ditampung untuk digunakan lagi dengan metode Harvesting

Rainwater System, dimana air hujan dapat di re-use untuk kegiatan mencuci tangan atau

untuk menyiram kloset.

Untuk air kotor disalurkan langsung melalui saluran pembuangan utama. Sementara air

limbah kamar mandi langsung disalurkan ke septictank dengan jarak yang pendek / tegak lurus

agar menghindari kebocoran pada saluran.

Sistem Jaringan Listrik

Sumber listrik utama bagi Rest Areaadalah PLN. Dari gardu disalurkan melalui

tranformator untuk dikecilkan tegangannya kemudian didistribusikan ke berbagai fasilitas.

Sementara untuk emergency, menggunakan genset / generator untuk menyalakan

pencahayaan, fasilitas emergency, fasilitas penghawaan dan fasilitas keamanan.

Sistem Pencegahan Kebakaran

Sistem pencegahan kebakaran dibedakan menjadi sistem aktif dan pasif. Pada

pencegahan aktif dibutuhkan beberapa alat diantaranya Fire Detection dan Fire Suppression.

Fire Detection berfungsi untuk mendeteksi timbulnya api sedini mungkin yang terhubung

dengan sistem keamanan berupa alarm dan pemadaman otomatis melalui Sprinkle. Fire

Suppresion berfungsi untuk memadamkan api ketika api masih kecil dengan menggunakan

Hose Reels dan Portable Fire Extinguisher.

Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah disini menggunakan sistem TPS atau Tempat Pembuangan

Sementara. Pihak petugas kebersihan akan mengangkut sampah yang ada di fasilitas tempat

sampah menuju TPS untuk nantinya diangkut petugas kebersihan menuju TPA atau Tempat

Pembuangan Akhir.

Page 8: BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …eprints.undip.ac.id/55879/6/ALFANADI_AGUNG_S_21020113120011_BAB_V.pdf · 62 Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1

66

Sistem Komunikasi

- Jaringan komunikasi internal

Pada jaringan komunikasi internal menggunakan jaringan intercom telepon khususnya

pada ruang kantor pengelola. Untuk alternatif lain, dalam penyebaran informasi dalam

bangunan dapat menggunakan pengeras suara atau speaker pada setiap ruang.

- Jaringan komunikasi eksternal

Pada jaringan komunikasi eksternal penyaluran informasi keluar bangunan berupa

telepon, baik telepon pribadi, telepon umum, fax, atau menggunakan layanan internet.

Layanan internet bisa berupa koneksi menggunakan kabel LAN maupun nirkabel atau wireless

yang tersedia pada fasilitas tertentu di Tempat istirahat diantaranya Lobby, Restoran,

Minimarket, ATM Center, Tempat Istirahat dan Kantor Pengelola.

Sistem Penangkal Petir

Alternatif sistem penangkal petir yang dapat digunakan sebagai sistem pengaman

bangunan adalah Sistem Franklin dan Sistem Faraday. Sistem Franklin efektif untuk bangunan

dengan atap yang tidak lebar dengan area perlindungan membentuk sudut 120° pada ujung

penangkal. Sedangkan Sistem Faraday efektif diterapkan pada bangunan dengan atap lebar.

Sistem Transportasi Vertikal

Pada bangunan Rest Area ini, digunakan transportasi vertikal berupa escalator dan

tangga untuk mencapai elevasi lantai yang lebih tinggi. Serta tangga darurat apabila dalam

keadaan darurat.

Sistem Keamanan

Sebagai sarana fasilitas keamanan, digunakan CCTV yang dimonitoring melalui ruang

monitor dan petugas keamanan pada beberapa fasilitas.

Sistem Utilitas Penunjang

Dalam operasional, bangunan Rest Area membutuhkan utilitas penunjang untuk

menunjang fasilitas – fasilitas yang ada.

5.2.2 Pendekatan Aspek Teknis

Sistem Struktur

Pendekatan sistem struktur yang akan digunakan diperoleh dengan pertimbangan –

pertimbangan sebagai berikut :

o Struktur harus mampu memenuhi tuntutan keamanan fisik bangunan, yaitu kekakuan,

kekuatan dan kestabilan.

o Struktur yang dapat mendukung fungsi bangunan, seperti mewadahi aktivis dalam bangunan,

menjamin kelancaran sirkulasi, mendukung sistem kerja peralatan dan perlengkapan

bangunan, dsb.

o Harus memperhatikan kondisi sekitar, seperti kondisi tanah, kondisi lingkungan.

o Struktur dapat menunjang penampilan bangunan dan pengolahan massa yang diinginkan.

o Struktur dapat digunakan secara berkelanjutan.

Page 9: BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …eprints.undip.ac.id/55879/6/ALFANADI_AGUNG_S_21020113120011_BAB_V.pdf · 62 Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1

67

Sistem struktur terdiri dari 3 bagian yaitu :

1. Sub Structure (Struktur Bawah)

Struktur bawah berkaitan dengan pondasi bangunan sebagai penumpu beban bangunan

sebelum dialirkan menuju tanah.

2. Middle Structure (Struktur Tengah)

Struktur tengah menggunakan struktur rangka dengan konstruksi rangka baja.

3. Upper Structure (Struktur Atas)

Struktur atas berkaitan dengan atap yang digunakan sebagai penutup atap bangunan

menggunakan konstruksi rangka baja.

Sistem Modul

Modul merupakan angka baku yang menjadi acuan untuk menentukan ukuran lebar, tinggi,

jarak, elemen-elemen ruang. Terdapat beragam macam penentuan modul yang secara garis besar

dikelompokkan menjadi :

Modul Vertikal

Merupakan jarak dari permukaan lantai ke permukaan bawah dari plafond. Jarak ini

merupakan tinggi efektif ruangan. Faktor yang mempengaruhi modul dasar vertikal yaitu

penggunaan bahan, tinggi dari lantai ke lantai, ekonomis.

Modul Horizontal

Dikenal juga dengan grid struktur. Modul ini menyangkut ukuran panjang dan lebar untuk

menentukan luas ruangan berdasarkan kelipatan dari modul yang dipakai. Modul ini akan

berpengaruh terhadap perabot, ruang gerak, aktivitas manusia,dan bahan bangunan yang

digunakan.

5.2.3 Pendekatan Aspek Visual Arsitektural

Karakter Bangunan

Karakter bangunan yang akan diterapkan dalam Rest Area jalan tol Semarang – Batang yang

bertempat di Gringsing ini menggunakan karakter bangunan High Tech. Dikarenakan dengan konsep

High Tech Architecture yang ditawarkan pada desain Rest Area ini, akan memberikan kesan modern

dengan penggunaan material baja dan kaca sehingga merepresentasikan prestige bagi pengelola.

Penggunaan dan tatanan ruang yang fleksibel didalamnya juga memberikan manfaat untuk

pengelola dalam mencari keuntungan dibidang komersial. Maintenance yang mudah dikarenakan

utilitas terekspose serta dapat mengadopsi teknologi dalam upaya menghemat energi juga

merupakan kelebihan yang akan ditawarkan. Sehingga diterapkan penekanan desain arsitektur High

Tech. Penerapan arsitektur High Tech dalam bangunan Rest Area ini berupa :

1. Eksterior ( fasade bangunan )

Menggunakan warna-warna cerah untuk finishing eksterior.

Penggunaan material kaca yang merupakan produk masal yang hampir menutupi sebagian

besar fasade untuk memaksimalkan bukaan.

Penggunaan baja pada fasade bangunan sebagai penguat struktur bangunan dan sebagai

penguat karakteristik High Tech.

Page 10: BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …eprints.undip.ac.id/55879/6/ALFANADI_AGUNG_S_21020113120011_BAB_V.pdf · 62 Besaran program ruang yang telah disajikan pada Tabel 5.1

68

2. Interior

Penggunaan furniture yang unik dan modern untuk memperkental kesan High Tech.

Finishing interior ruang dibuat berbeda-beda untuk membedakan fungsi ruang dan aktivitas

yang terjadi di dalamnya dan terkesan dinamis.

Pemilihan warna dan material bangunan untuk elemen lantai, dinding dan plafond disesuaikan

dengan karakter fasilitas.