43
BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada lansia di kelurahan Lebak bulus pada bulan Juli 2013. Penelitian ini mengambil sampel secara cluster sampling pada lansia di kelurahan lebak bulus. Sampel yang diteliti pada penelitian ini sebanyak 219 lansia. 5.1 Gambaran deskriptif hasil penelitian 5.1.1 Analisis univariat jenis kelamin pasien Berdasarkan jenis kelamin, responden dibagi menjadi dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Terdapat 51% responden yang berjenis kelamin laki-laki dan terdapat 49% responden yang berjenis kelamin perempuan. Tabel 5.1 Distribusi responden terhadap jenis kelamin Jenis kelamin N % Laki-laki 112 51 Perempuan 107 49 Jumlah 219 100 5.1.2 Analisis univariat umur pasien 18

bab V, VI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

doc

Citation preview

Page 1: bab V, VI

BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada lansia di kelurahan Lebak bulus pada bulan Juli 2013.

Penelitian ini mengambil sampel secara cluster sampling pada lansia di kelurahan lebak bulus.

Sampel yang diteliti pada penelitian ini sebanyak 219 lansia.

5.1 Gambaran deskriptif hasil penelitian

5.1.1 Analisis univariat jenis kelamin pasien

Berdasarkan jenis kelamin, responden dibagi menjadi dua kategori yaitu laki-laki dan

perempuan. Terdapat 51% responden yang berjenis kelamin laki-laki dan terdapat 49%

responden yang berjenis kelamin perempuan.

Tabel 5.1 Distribusi responden terhadap jenis kelamin

Jenis kelamin N %

Laki-laki 112 51

Perempuan 107 49

Jumlah 219 100

5.1.2 Analisis univariat umur pasien

Berdasarkan usia, usia rata-rata responden adalah sebesar 69,44 dengan standar deviasi

3,813. dengan responden umur termuda 65 dan tertua 85 tahun

Tabel 5.2 Distribusi responden terhadap umur

Mean ± SD

Umur pasien 69,92 ± 4,294

18

Page 2: bab V, VI

5.1.3 Analisis univariat disabilitas pasian

Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan disabilitas

N %

Disabilitas 44 19,6

Tidak disabilitas 175 80,4

Jumlah 219 100

Berdasarkan ada tidaknya disabilitas pada responden, responden dibagi menjadi dua

kategori yaitu responden yang mengalami disabilitas dan responden yang tidak mengalami

disabilitas. Dalam penelitian ini responden dikatakan mengalami disabilitas apabila

menggunakan alat bantu seperti tongkat, kursi roda untuk dapat melakukan aktifitasnya dan

mereka yang mengalami disabilitas total ataupun berat seperti hanya dapat terbaring ditempat

tidur saja. Terdapat 44 responden yang mengalami disabilitas dengan presentase sebesar 19,6%,

dimana 15 responden diantaranya mengalami disabilitas total sedangkan sisanya sebanyak 28

orang menggunakan alat bantu dalam kesehariannya Dan terdapat 175 responden yang tidak

mengalami disabilitas dengan presentase sebesar 80,4%

19

Page 3: bab V, VI

5.2 Analisis Kualitas Hidup Lansia dengan Disabilitas

Tabel 5.3 Kualitas Hidup Lansia dengan Disabilitas

Domain 1

Mobilitas

Domain 2

Kognitif

Domain 3

Partisipasi

Domain 4

Aktifitas

Domain 4

Perawatan

diri

Domain 5

Interaksi

dengan

sekitar

Total

Kualitas

Hidup

Disabilitas 22,74 ±4,6 26,84 ±2,7 36,14±3,4 22,65±2,36 18,47±1,62 22,53±2,33 149,33±13

Tidak

Disabilitas

9,02 ± 3,67 10,85±4,0 13,76±5,5 9,6±3,5 7,24±2,94 10,05±3,5 60,53±21,5

Nilai P 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Tabel 5.3 Menggambarkan Analisa hubungan antara enam domain yaitu Mobilitas,

Fungsi kognitif, Kemampuan berpartisipasi, Interaksi dengan sekitar, Perawatan diri dan

Kemampuan beraktivitas pada lansia dengan disabilitas dan tanpa disabilitas. Berdasarkan uji T-

independen test maka didapatkan keenam domain tersebut bermakna, dimana nilai p = 0,00 ( p <

0,05 ). Berdasarkan uji T-independen mobilitas dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas

didapatkan mobilitas rata-rata responden dengan disabilitas sebesar 22,74 dengan standard

deviasi ± 2,18. Didapatkan mobilitas rata-rata responden yang tidak mengalami disabilitas

sebesar 9,02 dengan standard deviasi ± 3,67. Perawatan diri dengan kualitas hidup lansia dengan

disabilitas didapatkan perawatan diri rata-rata responden dengan disabilitas sebesar 18,47 dengan

standard deviasi ± 1,62. Didapatkan perawatan diri rata-rata responden yang tidak mengalami

disabilitas sebesar 7,24 dengan standard deviasi ± 2,94. Kemampuan berinteraksi dengan kualitas

hidup lansia dengan disabilitas didapatkan kemampuan berinteraksi rata-rata responden dengan

disabilitas sebesar 22,53 dengan standard deviasi ± 2,33. Didapatkan kemampuan berinteraksi

rata-rata responden yang tidak mengalami disabilitas sebesar 10,05 dengan standard deviasi ±

3,52. Kemampuan beraktivitas dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas didapatkan

kemampuan beraktivitas rata-rata responden dengan disabilitas sebesar 22,65 dengan standard

20

Page 4: bab V, VI

deviasi ± 2,36. Didapatkan kemampuan beraktivitas rata-rata responden yang tidak mengalami

disabilitas sebesar 9,61 dengan standard deviasi ± 3,5. Fungsi kognitif dengan kualitas hidup

lansia dengan disabilitas didapatkan ketersediaan lingkungan sosial rata-rata responden dengan

disabilitas sebesar 26,84 dengan standard deviasi ± 2,7. Didapatkan fungsi kognitif rata-rata

responden yang tidak mengalami disabilitas sebesar 10,85 dengan standard deviasi ± 4,0.

Kemampuan berpartisipasi dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas didapatkan

kemampuan berpartisipasi rata-rata responden dengan disabilitas sebesar 36,14 dengan standard

deviasi ± 3,4. Didapatkan kemampuan berpartisipasi rata-rata responden yang tidak mengalami

disabilitas sebesar 13,76 dengan standard deviasi ± 5,5.

Tabel 5.4 Karakteristik Responden, Kondisi rumah dan Sosial pada Pasien Disabilitas

Karakteristik

Responden

( Usia dan Jenis

kelamin )

Kondisi

Rumah

Sosial ( Dukungan

Keluarga, Masyarakat

dan Pelayanan

Kesehatan )

Disabilitas 74,3 ± 4,6 13,77 ± 2,66 26,81 ± 2,04

Tidak

Disabilitas

67,76 ± 1,75 13,83 ± 2,24 22,95 ±4,03

Nilai P 0,0 0,876 0,0

Berdasarkan uji T-independen usia dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas

didapatkan usia rata-rata responden dengan disabilitas sebesar 74,3 dengan standard deviasi ±

4,6. Didapatkan usia rata-rata responden yang tidak mengalami disabilitas sebesar 67,76 dengan

standard deviasi 1,75. Dan ditemukan nilai p hasil uji T-independent adalah p = 0,0 dimana p <

0, 05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 0 ( Ho ) diterima yaitu terdapat hubungan antara usia

dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas. Ketersediaan lingkungan sosial dengan kualitas

hidup lansia dengan disabilitas didapatkan ketersediaan lingkungan sosial rata-rata responden

dengan disabilitas sebesar 33,23 dengan standard deviasi ± 2,85. Didapatkan ketersediaan

21

Page 5: bab V, VI

lingkungan sosial rata-rata responden yang tidak mengalami disabilitas sebesar 15,4 dengan

standard deviasi ± 4,11. Dan ditemukan nilai p hasil uji T-independent adalah p = 0,0 dimana p <

0, 05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 0 ( Ho ) diterima yaitu terdapat hubungan antara

dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas. Kondisi rumah dengan kualitas hidup lansia

dengan disabilitas didapatkan kondisi rumah rata-rata responden dengan disabilitas sebesar 13,77

dengan standard deviasi ± 2,66. Didapatkan kondisi rumah rata-rata responden yang tidak

mengalami disabilitas sebesar 13,83 dengan standard deviasi ± 2,24. Dan ditemukan nilai p hasil

uji T-independent adalah p = 0,876 dimana p > 0, 05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 0

( Ho ) tidak diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kondisi rumah

dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas.

22

Page 6: bab V, VI

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini kami menggunakan uji T- independen untuk menganalisis domain

yang terdapat pada WHODAS yaitu hubungan umur, mobilitas, kemampuan melakukan

perawatan diri, kemapuan berinteraksi, kemapuan beraktivitas, ketersediaan lingkungan sosial,

kondisi lingkungan rumah, fungsi kognitif dan kemampuan berpartisipasi dengan kualitas hidup

pada lansia dengan disabilitas.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Heikkinen tahun 2003 pada jurnalnya yang berjudul

“ What Are The Main Risk Factors for Disability in old Age” menyatakan bahwa disabilitas pada

lansia menggambarkan ketergantungan lansia, menurunnya kualitas hidup, merupakan awal

untuk mendapatkan perawatan di panti dan menyebabkan kematian dini pada lansia.6 Disabilitas

juga merupakan masalah utama pada lanjut usia untuk mencapai “healthy ageing”maupun

“active ageing”.6

Pada penelitian ini responden dibagi menjadi dua kategori yaitu responden yang

mengalami disabilitas dan responden yang tidak mengalami disabilitas. Terdapat 44 responden

yang mengalami disabilitas dengan presentase sebesar 19,6%, dimana 15 responden diantaranya

mengalami disabilitas total sedangkan sisanya sebanyak 28 orang menggunakan alat bantu

seperti tongkat dan kursi roda dalam kesehariannya dan terdapat 175 responden yang tidak

mengalami disabilitas dengan presentase sebesar 80,4%.

Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yvonne suzy pada

tahun 2006 dengan jurnalnya yang berjudul “Pengukuran Disabilitas dan Prediksi Kualitas Hidup

Pada Masyarakat Lanjut usia di DKI Jakarta” yang menyakatan bahwa prevalensi disabilitas

meningkat sesuai dengan peningkatan usia.14 Hal ini menujukan semakin tua usia semakin rentan

terjadi disabilitas. Kemungkinan disebabkan setiap tahun terjadi pertambahan penduduk lansia

yang tidak dibarengi dengan pelayanan kesehatan yang memadai untuk lansia terutama bagi

lansia yang terlantar atau miskin.14 Tetapi didapatkan perbedaan dalam jumlah presentase

disabilitas pada lansia yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya oleh Yvonne Suzy yang

23

Page 7: bab V, VI

didapatkan angka presentase disabilitas pada lansia sebesar 29% tetapi dalam penelitian ini

hanya didapatkan presentase sebanyak 19,6 %, perbedaaan tersebut disebabkan karena ruang

lingkup penelitian sebelumnya lebih luas yaitu diseluruh DKI Jakarta sedangkan pada penelitian

kami hanya mencakup Kelurahan Lebak Bulus saja. Dan juga terdapat perbedaan dalam hal

penggunaan instrument kuesioner yang digunakan oleh penelitian sebelumnya dengan

menggunakan indeks Bartel untuk mengkur disabilitas dalam melakukan aktifitas sehari-hari

sedangkan penelitian ini menggunakan WHODAS ( WHO Disabilities Assesment Survey)

dimana kuesinoer WHODAS mencakup 6 domain yang lebih spesifik untuk menilai kualitas

hidup seseorang dengan disabilitas.

Berdasarkan hubungan antara usia dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas

didapatkan hasil uji T-independen usia rata –rata responden dengan disabilitas sebesar 74,3 ±4,6.

Dan didapatkan nilai p hasil uji T-independen adalah p = 0,0 dimana p < 0, 05, hal ini

menunjukkan bahwa hipotesis 0 ( Ho ) diterima yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara

usia dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas. Hasil analisis ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Siop pada tahun pada 2008 yang mengatakan umur secara signifikan

mempengaruhi terjadinya disabilitas, dengan meningkatnya umur kejadian disabilitas juga

meningkat. Lansia yang berusia lebih dari 70 tahun mempunyai risiko terjadinya disabilitas 2

kali lebih besar dibandingkan dengan lansia berusia 60-69 tahun.16

Dari nilai rata-rata tersebut didapatkan disabilitas pada lansia mulai muncul saat usia 68

tahun. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Heikkinen tahun 2003 yang berjudul

“What Are the Main Risk Factors for Disability in Old Age” yang menyatakan prevalensi

disabilitas meningkat dengan meningkatnya usia dan pada umumnya mulai timbul pada usia

lebih dari 65 tahun. Semakin bertambah usia seseorang semakin banyak terjadi perubahan pada

berbagai sistem dalam tubuh. Perubahan yang terjadi cenderung pada penurunan berbagai fungsi

tubuh.6

Hal ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Budjianto pada tahun 2008 yang

mengatakan bahwa disabilitas jika dilihat dari gambaran usia maka memberikan gambaran tren

yang makin meningkat seiring dengan peningkatan umur. Hal ini menunjukkan keadaan secara

alami terjadi bahwa semakin meningkat usia, kecenderungan terjadi disabilitas juga semakin

meningkat.20

24

Page 8: bab V, VI

Hubungan antara total kualitas hidup lansia dengan disabilitas dan total kualitas hidup

lansia tanpa disabilitas berdasarkan uji T-independen didapatkan total kualitas hidup lansia

dengan disabilitas sebesar 149,33 dengan standard deviasi ± 17,62., sedangkan total kualitas

hidup lansia tanpa disabilitas sebesar 60,54 dengan standar deviasi 21,49. Hal ini menunjukkan

bahwa total kualitas hidup lansia dengan disabilitas 2,5 kali lebih buruk dibandingkan dengan

kualitas hidup lansia tanpa disabilitas. Penelitian ini menunjukan bahwa kualitas hidup lansia

dengan disabilitas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdapat pada domain WHODAS

seperti fungsi kognitif, mobilisasi, kemampuan perawatan diri, kemampuan berinteraksi dengan

sekitar, aktifitas dan kemampuan berpartisipasi. Total penilaian kualitas hidup ini didapatkan

berdasarkan kuesioner WHODAS yang mengandung keenam domain tersebut yang penilaiannya

semakin besar total angka yang didapat menunjukkan kualitas hidup yang semakin buruk.

Domain pertama, yaitu Kemampuan mobilitas yang dianalisis dalam penelitian ini adalah

kemampuan untuk dapat berdiri dalam waktu yang lama sekitar 30 menit, kemampuan untuk

langsung berdiri sehabis dari posis duduk, berjalan-jalan disekitar rumah, dan kemampuan

berjalan keluar dalam jarak yang tidak terlalu jauh. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa

mobilitas lansia yang mengalami disabilitas ± 2,5 kali lebih buruk daripada lansia yang tidak

mengalami disabilitas. Dan ditemukan nilai p hasil uji T-independent adalah p = 0,0 dimana p <

0, 05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 0 ( Ho ) diterima yaitu terdapat hubungan antara

mobilitas dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas. Penelitian ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Allison pada tahun 2004 dalam jurnalnya yang berjudul “Determinant of

Quality ofLife Among Older People” yang menyatakan mobilitas seseorang yang mengalami

disabilitas akan jauh lebih rendah daripada seseorang yang tidak mengalami disabilitas dan hal

tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas hidup orang tersebut. Hasil penelitian ini juga

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Handjani, Yvonne Suzy tahun 2006 di Jakarta yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara mobilitas dengan kualitas hidup lansia

dengan disabilitas.14

Domain kedua, yaitu Kemampuan melakukan perawatan diri yang dianalisa dalam

penelitian ini adalah kemampuan untuk dapat berpakaian, mandi, dan makan sendiri, juga

kemampuan atau tidak adanya kesulitan untuk dapat berada didalam rumah seorang diri sendiri.

Kemampuan perawatan diri rata-rata responden dengan disabilitas mengalami disabilitas 2 kali

25

Page 9: bab V, VI

lebih buruk daripada lansia yang tidak mengalami disabilitas. Dan ditemukan nilai p hasil uji T-

independent adalah p = 0,0 dimana p < 0, 05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 0 ( Ho )

diterima yaitu terdapat hubungan antara kemampuan perawatan diri dengan kualitas hidup lansia

dengan disabilitas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Febrina tahun

2011 di Medan yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kemampuan perawatan diri dengan

kualitas hidup lansia dengan disabilitas.21 Lansia dengan disabilitas mengalami ketidakmampuan

untuk memenuhi kebutuhan aktivitas dasar sehari- hari termasuk melakukan perawatan diri

seperti menggunakan toilet, berpakaian dan membersihkan diri dan hal tersebut akan

mempengaruhi kualitas hidupnya.21

Domain ketiga yaitu kemampuan berinteraksi dengan sekitar yang dianalisa dalam

penelitian ini adalah kemampuan berinteraksi dengan orang sekitar yang dekat dengan dirinya,

berinteraksi dengan orang lain yang baru dikenal maupun yang tidak dikenal, mempertahankan

pertemanan, memulai pertemanan yang baru, dan hubungan seksual. Kemampuan berinteraksi

dengan sekitar rata-rata lansia dengan disabilitas 2 kali lebih buruk daripada lansia yang tidak

mengalami disabilitas. Dan ditemukan nilai p hasil uji T-independent adalah p = 0,0 dimana p <

0, 05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 0 ( Ho ) diterima yaitu terdapat hubungan antara

kemapuan berinteraksi dengan sekitar dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Handjani, Yvonne Suzy tahun 2006 di

Jakarta yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kemampuan berinteraksi

dengan sekitar dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas.14

Doamin keempat yaitu kemampuan beraktifitas yang dianalisa dalam penelitian ini

adalah kemampuan dalam beraktifitas fisik, dan juga beberapa aktifitas dalam melakukan

pekerjaan rumah tangga dan kemampuan untuk menjaga dan mengurus orang terdekat yang

hidup dengannya. Kemampuan beraktivitas rata-rata responden dengan disabilitas mengalami

disabilitas 2 kali lebih buruk daripada lansia yang tidak mengalami disabilitas. Dan ditemukan

nilai p hasil uji T-independent adalah p = 0,0 dimana p < 0, 05, hal ini menunjukkan bahwa

hipotesis 0 ( Ho ) diterima yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara kemampuan

beraktivitas dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas. Hasil analisis ini juga sesuai dengan

penelitian Haryono tahun 2008 dalam jurnalnya yang berjudul “Studi Deskriptif, Penyakit

Kronis, Faktor Prilaku, dan Lingkungan pada Disabilitas dan Kualitas Hidup Lansia” yang

26

Page 10: bab V, VI

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara responden yang beraktifitas dengan

disabilitas karena aktivitas fisik adalah cara yang terbaik untuk memutuskan lingkaran jahat dan

bergerak menuju peningkatan yang progresif. Ini menolong lansia untuk meningkatkan

kemandirian mereka.19 Keuntungan yang diperoleh dari aktivitas fisik yaitu memperbaiki

kemampuan fungsional, kesehatan dan kualitas hidup juga dapat mengurangi biaya perawatan

kesehatan baik untuk individu maupun untuk masyarakat (WHO, 1998). Aktifitas fisik secara

teratur mempunyai efek perlindungan yang signifikan terhadap kemungkinan berbagai macam

penyakit, seperti jantung dan pengeroposan tulang (osteoporosis). Sebaliknya, gaya hidup tanpa

gerak (sedentary lifestyle) diketahui berisiko terhadap terjadinya hal-hal tersebut.

Domain kelima yaitu Fungsi kognitif yang dianalisa dalam penelitian ini adalah

kemampuan dalam berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaan, mengingat hal-hal penting,

menganalisa dan menemukan solusi dari masalah dalam kehidupan sehari-hari, mempelajari hal

baru, pergi ke tempat yang baru, dan memulai-mengerti dan mempertahankan percakapan

dengan orang lain. Fungsi kognitif rata-rata responden dengan disabilitas menunjukan 2,5 kali

lebih buruk daripada lansia yang tidak mengalami disabilitas. Dan ditemukan nilai p hasil uji T-

independent adalah p = 0,0 dimana p < 0, 05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 0 ( Ho )

diterima yaitu terdapat hubungan antara fungsi kognitif dengan kualitas hidup lansia dengan

disabilitas. Hasil penelitian ini mendukung Joshua tahun 2013 dalam jurnalnya yang berjudul

Measuring the Activities of daily living among older people yang menyatakan bahwa sekitar 20-

50% dari lansia yang berusia lebih dari 70 tahun mengalami penurunan fungsi kognitif. Fungsi

kognitif berperan dalam menjalankan fungsi aktifitas keseharian. Jika seorang lansia sudah

mengalami kesulitan untuk melakukan fungsi aktifitasnya maka lansia tersebut akan sangat

bergantung dengan orang lain yang nantinya akan berpengaruh pada penurunan kualitas hidup.

Domain keenam yaitu kemampuan berpartisipasi yang dianalisa dalam penelitian ini

adalah kemampuan untuk bergabung di aktifitas komunitas misalnya aktifitas keagamaan,

perayaan, dan undangan, ada tidaknya kesulitan uantuk dapat hidup bermartabat karena sikap

dan tindakan orang lain terhadapnya, banyaknya waktu yang dihabiskan pada kondisi kesehatan

dan konsekuensinya, pengaruh emosional pada kondisi kesehatannya. Kemampuan berpartisipasi

lansia yang mengalami disabilitas 2,5 kali lebih buruk daripada lansia yang tidak mengalami

disabilitas. Dan ditemukan nilai p hasil uji T-independent adalah p = 0,0 dimana p < 0, 05, hal

27

Page 11: bab V, VI

ini menunjukkan bahwa hipotesis 0 ( Ho ) diterima yaitu terdapat hubungan antara kemampuan

berpartisipasi dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Handjani, Yvonne Suzy tahun 2006 di Jakarta yang menyatakan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara kemampuan berpartisipasi dengan kualitas hidup

lansia dengan disabilitas.14

Ketersediaan lingkungan sosial yang dianalisa dalam penelitian ini termasuk didalamnya

peranan dari dukungan keluarga, dukungan masyarakat dan pelayanan kesehatan. Dukungan

keluarga yang dimaksud seperti seberapa besar perhatian keluarga untuk membantunya dalam

melakukan aktifitas sehari-hari, memberikan motivasi, memberikan bantuan dalam hal keuangan

dan penyediaan sarana transportasi, nasehat. Dukungan masyarakat yang dimaksud adalah

adanya tetangga yang datang untuk mengunjungi ataupun bersedia mengantar untuk berpergian.

Adanya kegiatan sosial yang dibuat oleh masyarakat agar lansia tersebut masih dapat terlibat

didalamnya. Sedangkan Pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah ada tidaknya kesulitan

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dilingkungan sekitar dan ada tidaknya homecare.

Ketersediaan lingkungan sosial rata-rata responden dengan disabilitas menujukan angka

yang lebih buruk daripada lansia tanpa disabilitas. Dan ditemukan nilai p hasil uji T-independent

adalah p = 0,0 dimana p < 0, 05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 0 ( Ho ) diterima yaitu

terdapat hubungan antara ketersediaan lingkungan sosial dengan kualitas hidup lansia dengan

disabilitas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mandy dalam

jurnalnya yang berjudul “Developmental of a home visitation programme for the elderly

detection of health problems in older people” tahun 2013 yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara pelayanan kesehatan dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas.10

Pada penelitian yang dilakukan oleh Amelia tahun 2007 yang berjudul “Pengaruh

Dukungan Keluarga terhadap Lansia dengan Disabilitas” di Purworejo menyatakan dukungan

keluarga turut berperan terhadap kualitas hidup lansia. Dukungan itu terdiri dari 7 jenis yaitu

komunikasi, interaksi sosial, finansial, penyediaan transportasi, upaya mempertahankan aktifitas

fisik yang masih mampu dilakukan lansia dan dukungan keluarga dalam menyiapkan makanan.

Dukungan masyarakat juga berperan terhadap kualitas hidup lansia, dukungan masyarakat

berupa dukungan emosional, dukungan informasi dan dukungan pertemanan. Dukungan

emosional meliputi rasa empati, kepedulian dan perhatian. Dukungan instrumental merupakan

28

Page 12: bab V, VI

bantuan secara langsung seperti uang atau barang. Dukungan informasi adalah dukungan berupa

masukan, arahan dan saran. Dukungan pertemanan yaitu kesediaan orang lain untuk

menghabiskan waktu bersama.12

Kondisi rumah yang dianalisa dalam penelitian ini termasuk pencahayaan, kondisi kamar

mandi seperti kondisi lantai, pegangan, WC duduk atau jongkok, kondisi tangga dan anak

tangga. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan rumah responden yang

mengalami disabilitas sama dengan responden yang tidak mengalami disabilitas. Dan ditemukan

nilai p hasil uji T-independent adalah p = 0,876 dimana p > 0, 05, hal ini menunjukkan bahwa

hipotesis 0 ( Ho ) tidak diterima yaitu tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi

lingkungan rumah dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas. Hasil penelitian ini juga

menyangkal penelitian yang dilakukan oleh Raymond dalam jurnalnya yang berjudul Influences

Enviromental factors on The Physical Functioning in Older People tahun 2013 yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan antara kondisi lingkungan rumah dengan kualitas hidup lansia dengan

disabilitas.9 Juga menyangkal penelitian yang dilakukan oleh Stewart tahun 2001 yang berjudul

Home Safety and Royal Society for Public Health yang menyatakan bahwa lansia dengan

disabilitas dengan kondisi rumah yang aman dan baik memiliki kualitas hidup yang lebih baik

daripada lansia dengan kondisi rumah yang tidak aman.18 Hal ini bertentangan dengan hasil

penelitian yang kami dilakukan, hal ini terjadi karena lokasi penelitian yang dilakukan oleh

Stewart dilakukan pada lansia di California yang sebagian besar rumahnya sudah dirancang

untuk menyediakan alat bantu yang memudahkan mereka untuk menjalankan aktivitas sehari-

hari. Alat bantu yang digunakan antara lain pegangan tangan dalam kamar mandi dan kamar

tidur serta bahan dasar lantai yang tidak licin, selain memudahkan lansia untuk bergerak, hal ini

juga mengurangi risiko jatuh pada lansia, sehingga kondisi rumah turut berperan terhadap

kualitas hidup lansia dengan disabilitas.

Hubungan antara total kualitas hidup lansia dengan disabilitas dan total kualitas hidup

lansia tanpa disabilitas berdasarkan uji T-independen didapatkan total kualitas hidup lansia

dengan disabilitas sebesar 149,33 dengan standard deviasi ± 17,62., sedangkan total kualitas

hidup lansia tanpa disabilitas sebesar 60,54 dengan standar deviasi 21,49. Hal ini menunjukkan

29

Page 13: bab V, VI

bahwa total kualitas hidup lansia dengan disabilitas 2,5 kali lebih buruk dibandingkan dengan

kualitas hidup lansia tanpa disabilitas. Penelitian ini menunjukan bahwa kualitas hidup lansia

dengan disabilitas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdapat pada domain WHODAS

seperti fungsi kognitif, mobilisasi, kemampuan perawatan diri, kemampuan berinteraksi dengan

sekitar, aktifitas dan kemampuan berpartisipasi. Total penilaian kualitas hidup ini didapatkan

berdasarkan kuesioner WHODAS yang mengandung keenam domain tersebut yang penilaiannya

semakin besar total angka yang didapat menunjukkan kualitas hidup yang semakin buruk.

BAB VII

30

Page 14: bab V, VI

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

- Berdasarkan hasil penelitian kami didapatkan prevalensi lansia dengan disabilitas sebesar 19,6

% , prevalensi lansia tanpa disabilitas sebesar 80,4%.

- Usia berhubungan dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas di Kecamatan Lebak bulus

pada Juli 2013

- Kemampuan bermobilisasi berhubungan dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas di

Kecamatan Lebak bulus pada Juli 2013

- Kemampuan melakukan perawatan diri berhubungan dengan kualitas hidup lansia dengan

disabilitas di Kecamatan Lebak bulus pada Juli 2013

- Kemampuan berinteraksi dengan sekitar berhubungan dengan kualitas hidup lansia dengan

disabilitas di Kecamatan Lebak bulus pada Juli 2013

- Kemampuan berpartisipasi berhubungan dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas di

Kecamatan Lebak bulus pada Juli 2013

- Kemampuan melakukan aktivitas berhubungan dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas

di Kecamatan Lebak bulus pada Juli 2013

- Fungsi kognitif berhubungan dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas di Kecamatan

Lebak bulus pada Juli 2013

- Ketersediaan lingkungan sosial berhubungan dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas

di Kecamatan Lebak bulus pada Juli 2013

- Kondisi rumah tidak berhubungan dengan kualitas hidup lansia dengan disabilitas di

Kecamatan Lebak bulus pada Juli 2013

7.2 Saran

31

Page 15: bab V, VI

Puskesmas

Dari kesimpulan diatas di dapatkan satu variabel yang tidak berhubunngan dengan

kualitas hidup lansia dengan disabilitas. Namun demikian terdeapat delapan variabel yang

berperan terhadap kualitas hidup lansia dengan disabilitas, diantaranya dari faktor sosial

termasuk pelayanan kesehatan. Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mandy tahun 2013,

meyatakan bahwa terdapat hubungan antara pelayanan kesehatan dengan kualitas hidup lansia

dengan disabilitas. Dari keterangan di atas, diharapkan puskesmas dapat lebih memperhatikan

kondisi lansia dengan disabilitas melalui kujungan rumah atau home care.

Peneliti

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam melakukan penelitian ini, tidak

semua faktor diteliti dan dianalisis dengan parameter yang tepat karena keterbatasan waktu,

dana, dan tenaga. Oleh karena itu, sangat diharapkan ada peneliti lain yang berminat melanjutkan

penelitiian ini dengan membuat penelitian lanjutan dan membahas lebih mendalam lagi faktor-

faktor lainnya selain yang telah kami lakukan demi kesempurnaan penelitian ini. jumlah sampel

dan waktu penelitian juga disarankan untuk diperbesar agar dapat melihat hasil yang lebih baik

lagi

Masyarakat

Perlunya perhatian yang lebih terhadap kualitas hidup lansia dengan disabilitas. Karena

salah satu faktor yang berperan dalam kualitas hidup lansia adalah adanya dukungan keluarga

dan dukungan masyarakat serta pelayanan kesehatan yang tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

32

Page 16: bab V, VI

1. World Health Organization. Definition of an Older or Elderly Person. 2013. Diunduh dari

http ://www.who.int/heatlhinfo/survey/ageingdefnolder/ Diakses pada tanggal 1 juli 2013-07-05

2. BPS (2010). Jumlah Penduduk Lansia. Jakarta : BPS

3. Depertemen Kesehatan RI. Jumlah Penduduk Lanjut Usia Meningkat. 2003. Diunduh dari

http ://www. depkes.go.id. Diakses pada tanggal 2 Juli 2013.

4. M Steven, A Vicki. 2009. Public Health and Aging. Maximizing Function and Well-Being.

Ssecond Edition. New York : Springer Publishing Company

5. Stenley M, Beare PG. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi ke- 2. Jakarta: EGC ; 2007.

6. Heikkinen E. What Are The Main Risk Factors for Disability in Old Age. Journal American

Geriatrics. 2003. Diunduh tanggal 3 Juli 2013

7. Allison E. Determinant of Quality of Life Among Older People. Journal Cambridge. 2004.

Diunduh tanggal 3 Juli 2013

8. Joshua M. Measuring the Activities of Daily Living. Journal of Gerontology. 2000. Diunduh

tanggal 2 Juli 2013.

9. Raymond. Influences of Environmental Factors on The Physical Functioning in Older People.

Journal of Sosiology and Social Welfare. 2013. Diunduh tanggal 2 Juli 2013.

10. Mandy M. Developmental of a Home Visitation Programme for The Early Detection of Health

Problems in Older People. European Journal of Ageing. 2013. Diunduh tanggal 3 Juli 2013.

11. Darmiatrojo B, dan Martono H (2006). Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia lanjut ),

Jakarta: FKUI

12. Amelia L. Dukungan Keluarga Terhadap Lansia dalam Menjaga Emosi Lansia di Purworejo,

Jurnal FK-UGM. 2007. Diunduh tanggal 3 Juli 2013.

13. Ismayadi, 2004. Proses Menua (Aging process), terdapat pada

http//library.usu.ac.id/modules.php. Diunduh tanggal 3 Juli 2013.

14. Yvonne, Handajani. 2006. Indeks Pengukuran Disabilitas dan Prediksi Kualitas Hidup Pada

Masyarakat lanjut Usia di DKI Jakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia

33

Page 17: bab V, VI

15. Trihandini, Indang. 2007. Peran Utilisasi Medical Check Up terhadap Aktifitas Dasar Lansia

Studi Panel Kelompok Lanjut Usia 1993-2000. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Universitas indonesia

16. Siop, Sidiah. 2008. Disability and Quality of Life Among Older Malaysian, terdapat pada http://

paa2008. Princenton.edu/downlooad.aspx. Diunduh tanggal 4 Juli 2013

17. Kanyingi, Mark. 2012. A Living Lab Facility On Safety In Homes Among The Elderly and

Elderly Disabled. Central University of Applied Sciences.

18. Stewart, J. 2001. Home Safety and Royal Society for Public Health. Terdapat pada http

://rsh.sagepub.com/content/121/1/16.full.pdfhtml. Diunduh tanggal 6 Juli 2013

19. Haryono, Laras. 2008. Studi Deskriptif Penyakit Kronis, Faktor Perilaku dan Lingkungan Pada

Disabilitas Dan Kualitas Hidup Lansia Peserta Posbindu Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok.

Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

20. Budijanto, Didik. 2008. Tingkat disabilitas dan Psikososial Berdasarkan Faktor Sosial, Demografi

dan Penyakit Degenaratif Yang Diderita Di Indonesia. Laporan Analisis Lanjut Riskesdas 2007.

Badan Litbang Kesehatan. Departemen Kesehatan

21. Febrina, Anggraini. 2011. Hubungan Antara Tingkat Kemampuan Perawatan Diri Lansia dengan

Perubahan Konsep Diri Lansia di UPT Pelayanan Lanjut Usia di wilayah Binjai dan Medan.

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

34

Page 18: bab V, VI

WHODAS mengandung 6 domain

Domain 1 Kognitif

Beberapa pertanyaan akan menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan pemahaman dan

komunikasi dalam sehari-hari

Dalam 30 hari terakhir,

seberapa sulit anda

melakukan hal-hal ini:

None

Tidak

ada

masalah

Mild

sedikit

Moderate

sedang

Severe

sering

Extreme/cannot

do

Tidak bisa

sama sekali

D1.1 Adakah kesulitan untuk

dapat berkonsentrasi dalam

melakukan pekerjaan dalam

waktu 10 menit

1 2 3 4 5

D1.2 Seberapa sulit bagi anda

untuk dapat mengingat

supaya melakukan hal yang

penting

D1.3 Adakah kesulitan bagi anda

untuk dapat menganalisa

masalah dan menemukan

solusi dari masalah tersebut

dalam kehidupan sehari-hari

D1.4 Adakah kesulitan bagi anda

untuk mempelajari hal baru,

misalnya pergi ke tempat

baru

35

Page 19: bab V, VI

D1.5 Adakah kesulitan bagi anda

untuk dapat mengerti

percakapan orang sekitar

D1.6 Adakah kesulitan bagi anda

untuk Dapat memulai

percakapan dan

mempertahankan percakapan

Domain 2 Mobilitas

Saya akan menanyakan anda tentang kesulitan

Dalam 30 hari terakhir adakah

anda mengalami kesulitan dalam

Tidak

ada

masalah

sedikit Sedang Sering Tidak bisa

sama

sekali

D2.1 Berdiri dalam waktu yang lama

misalnya sekitar 30 menit

1 2 3 4 5

D2.2 Langsung berdiri sehabisdari

duduk

D2.3 Berjalan-jalan sekitar dalam

rumah

D2.4 Berjalan keluar dari rumah

D2.5 Berjalan dalam jarak yang jauh

misalnya 1 kilometer atau lebih

Domain 3 Perawatan diri

Saya akan menayakan anda tentang kesulitan dalam merawat diri sendiri

36

Page 20: bab V, VI

Dalam 30 hari terakhir adakah

kesulitan dalam melakukan hal-

hal berikut:

Tidak

ada

mild Moderate severe Extreme/

Cannot do

D3.1 Adakah kesulitan dalam

Membasuh seluruh tubuh

1 2 3 4 5

D3.2 Adakah kesulitan dalam

berpakaian

D3.3 Adakah kesulitan ketika makan

D3.4 Adakah kesulitan untuk tinggal

sendirian di dalam rumah

Domain 4 Kemampuan berinteraksi dengan sekitar

Saya akan bertanya tentang adakah kesulitan dalam bergaul dengan orang khususnya kesulitan

yang anda dapatkan karena masalah kesehatan anda. Misalnya karena penyakit, kecelakaan,

mental atau masalah emosional

Dalam 30 hari terakhir adakah

kesulitan dalam melakukan hal:

Tidak

ada

mild moderate severe Extreme/

Cannot do

D4.1 Adakah kesulitan ketika harus

berurusan dengan orang lain yang

tidak anda kenal

1 2 3 4 5

D4.2 Adakah kesulitan untuk

mempertahankan hubungan

pertemanan

D4.3 Adakah kesulitan dalam bergaul

dengan orang sekitar yang dekat

dengan anda

D4.4 Adakah kesulitan dalam memulai

pertemanan yang baru

D4.5 Adakah kesulitan dalam

37

Page 21: bab V, VI

melakukan hubungan sexual

Domain 5 Aktifitas

5(1) aktifitas rumah tangga

Saya akan menanyakan anda tentang beberapa aktifitas dalam pekerjaan rumah tangga dan

menjaga/mengurus orang terdekat yang hidup dengan anda. Aktifitas tersebut termaksud

memasak, membersihkan rumah, menjaga orang terdekat dan menjaga barang-barang anda

Dikarenakn kondisi kesehatan

anda, Dalam 30 hari terakhir

adakah kesulitan dalam

melakukan hal-hal berikut:

Tidak

ada

mild moderate severe Extreme/

Cannot do

D5.1 Bertanggung jawab dalam

melakukan urusan rumah tangga

1 2 3 4 5

D5.2 Melakukan urusan rumah tangga

yang paling penting dengan baik

D5.3 Menyelesaikan semua pekerjaan

rumah tanga yang harus anda

lakukan

D5.4 Menyelesaikan pekerjaan rumah

tangga secepat mungkin

Domain 6. Partisipasi

Saya akan bertanya mengenai partisipasi anda dalam kehidupan sosial dan dampak dari masalah

kesehatan anda kepada anda dan keluarga anda. Beberapa pertanyaan akan melibatkan masa

38

Page 22: bab V, VI

lampau. Jawablah pertanyaan sambil berpikir tentang masalah kesehatan anda seperti kesehatan

fisik, mental, emosional,

Dalam 30 hari terakhir Tidak

ada

mild moderate severe Extreme/

Cannot do

D6.1 Adakah masalah bagi anda untuk

dapat bergabung di aktifitas

komunitas (seperti aktifitas

keagamaan, undangan, perayaan)

1 2 3 4 5

D6.2 Seberapa besar masalah yang anda

miliki karena larangan dari orang

sekitar anda

D6.3

Adakah masalah bagi anda untuk

dapat hidup bermartabat karena

sikap dan tindakan orang lain

terhadap anda

D6.4 Berapa banyak waktu yang anda

habiskan pada kondisi kesehatan

anda dan konsekuensi dari

kesehatan anda

D6.5 Seberapa besar anda terpengaruh

secara emosional krn kondisi

kesehatan anda

D6.6 Seberapa banyak kesehatan anda

menghabiskan keuangan

anda/keuangan keluarga

D6.7 Seberapa besar masalah yang

dihadapi keluarga anda karena

kondisi kesehatan anda

D6.8 Adakah masalah bagi anda untuk

dapat melakukan relaksasi atau

39

Page 23: bab V, VI

kesenangan dengan diri anda

sendiri

KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA, DUKUNGAN MASYARAKAT & PELAYANAN

KESEHATAN

1. Apakah keluarga memberikan perhatian kepada anda, seperti membantu anda untuk

melakukan aktifitas sehari-hari?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

2. Apakah keluarga memberikan dorongan atau motivasi kepada anda?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

3. Apakah keluarga memberikan bantuan berupa keuangan atau penyediaan transportasi?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

4. Apakah keluarga memberikan informasi seperti nasehat atau petunjuk untuk melakukan

sesuatu?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

5. Apakah keluarga memberikan waktu untuk rekreasi, hiburan dan waktu luang untuk

relaksasi?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

6. Apakah keluarga memberikan dukungan dalam melakukan kegiatan beribadah?

a. Selalu

40

Page 24: bab V, VI

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

7. Apakah masyarakat sekitar memberikan dukungan kepada anda, seperti tetangga yang

mengunjungi anda atau bersedia mengantar jika anda akan bepergian?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

8. Apakah anda masih dapat mengikuti kegiatan sosial seperti pengajian, perkumpulan

lansia ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

9. Apakah anda merasa puas dengan pelayanan kesehatan di lingkungan sekitar anda?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

10. Apakah anda mendapatkan kesulitan dalam pelayanan kesehatan di lingkungan anda?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

11. Apakah anda mendapatkan kunjungan rutin dari petugas kesehatan?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

12. Berapa kali anda mendapat kunjungan dari petugas kesehatan dalam 1 bulan?

a. Tidak sama sekali

b. 1-2 kali

41

Page 25: bab V, VI

c. 3-4 kali

CHECKLIST KONDISI RUMAH

Kondisi Kamar Tidur

Pencahayaan di kamar :

1. Pencahayaan baik

2. Pencahayaan buruk / gelap

Pegangan di sekitar tempat tidur untuk memudahkan bangun

1. Ada

2. Tidak ada

Kondisi Kamar Mandi

Lantai kamar mandi :

1. Lantai tidak licin

2. Lantai tidak licin

Pegangan di kamar mandi :

1. Ada

2. Tidak ada

WC yang digunakan :

1. WC duduk

2. WC jongkok

Tangga di rumah, jika ada :

1. Tidak licin

2. Licin

Jarak antar anak tangga :

1. < 15 cm

2. > 15 cm

Lantai tangga :

1. Tidak licin, 2. Licin

DAFTAR DIAGRAM

42

Page 26: bab V, VI

Diagram 1 : Distribusi responden menurut disabilitas

43

Page 27: bab V, VI

Diagram 2 : Ditribusi responden menurut usia

Diagram 3 : Distribusi responden menurut kemampuan bermobilisasi

44

Page 28: bab V, VI

Tingkat Kualitas Hidup Lansia dengan Disabilitas dan Tanpa Disabilitas

Group Statistics

disabilitaspasien N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

whodasdisabilitas 43 149,33 13,971 2,130

tidak disabilitas 176 60,53 21,499 1,621

45

Page 29: bab V, VI

46

Page 30: bab V, VI

47