Upload
rizki-azizah
View
215
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gi
Citation preview
BAB V
D I S K U S I
Dalam diskusi ini akan dibahas uraian-uraian mengenai hasil pengolahan data-
data lapangan serta hasil rekonstruksi struktur yang dilakukan yang menghasilkan
berupa lipatan-lipatan, kedudukan pada rijang dan batuan metamorf lainnya serta
hubungannya dengan proses tektonik pada daerah penelitian.
Adapun hal-hal yang dapat diangkat menjadi bahan diskusi yang dijumpai
pada daerah penelitian yaitu :
1. Keberadaan Rijang diatas batuan Metamorf
2. Keberadaan dari Breksi Granitik
Penjelasan mengenai hal-hal tersebut di atas, akan kita bahas sebagai berikut.
1. Keberadaan Rijang diatas batuan metamorf
Secara umum hubungan penempatan batuan dengan kontrol struktur bahwa
penempatan batuan yang berumur tua yang ada di daerah penelitian sangat
berhubungan proses tektonik yang terjadi sebelumnya, dimana akibat evolusi tektonik
tersebut mengakibatkan terjadinya tumbukan beberapa lempeng secara tektonik.
Pengaruh struktur seperti struktur sesar naik sangat berpengaruh pada daerah
penelitian yang mengakibatkan tersingkapnya batuan tua metamorf diatas batuan
muda (rijang).
52
Selain itu dapat pula diinterpretasi bahwa selama terjadi proses pengendapan
maka batuan dasarnya atau batuan tua mengalami pergerakan yang aktif, sehingga
memperlihatkan kenampakan yang berbeda antara Metamorf dengan batuan yang ada
di atasnya, dalam hal ini Rijang yang memperlihatkan struktur yang sangat rumit dan
kompleks seperti lipatan antiklin dan sinklin serta adanya lipatan–lipatan minor.
Terbentuknya rijang yang menutupi batuan sekis akbat pengendapan
material-material pelagic (masih dalam kondisi laut dalam). Pengendapan material
pada lempeng oceanic ini berlangsung pada saat lempeng oceanic masih aktif
menumbuk lmpeng kontinen secara sempurna sehingga membentuk struktur
bergelombang yang merupakan struktur primer pada rijang.
Akibat tumbukan lempeng ini pula yang menyebabkan lempeng retak
danmmeunkinklan cairn setengah padat pada mantel menyisisp dan naik menrintrusi
batuan sedimen yang telah trebentuk sebelumnya.
2. Keberadaan dari Breksi Granitik
Beradasarkan beberapa fakta-fakta yang didapat dilapanganm maka dapat
dijelaskan bahwa keberadaan Breksi Granitik ini berkaitan erat dengan aktivitas
tektonik pada kala pliosen. Dimana pada saat tersebut aktivitas tektonisme terus
berlangsung yang menyebabkan kompleks akresi mengalami subsidensi dalam
bentuk pull – apart, disertai dengan pemebentukan batulempung, sebelum
batulempung tersebut mengalami litifkasi sempurna, subduksi dan kompleks akresi
terus berlangsung, yang menyebabkan terjadinya atau adanya blok kontinen
53
Kalimantan Timur yang jatuh kedalam cekungan yang kemudian membentuk satuan
Breksi Granitik. Proses tersebut diatas dapat dilihat pada gambar di bab sebelumnya.
Namun dalam hal ini mengacu pada hasil penbelitian dari peneliti terdahulu
bahwa keberadaan breksi granitik ini adalah hasil dari proses intrusi batuan granit
pada daerah ini. Dimana kenampakan dari breksi tersebut sebagai akibat dari aktifitas
dari tektonik yang begitu kuat setelah terjadinya intrusi, (Rab Sukamto, 1985).
54