12
70 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan Perilaku Ibu Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan- penyelidikan epidemiologi. Menurut WHO pembagian umur pada suatu penelitian dapat dibagi berdasarkan tingkat kedewasaan yaitu usia di bawah 32 tahun berada pada tahap dewasa muda dan usia 32 tahun atau lebih berada pada tahap dewasa tua (Notoatmodjo, 2003). Hasil analisis mendapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kelompok umur dan perilaku ibu memberikan stimulasi tumbuh kembang anak (p=0,029). Pada penelitian ini didapatkan bahwa umur ibu yang lebih banyak memiliki perilaku baik adalah ibu yang tergolong dewasa muda (<32 tahun). Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan stimulasi perkembangan kepada anaknya. Menurut penelitian Turley (2003) menyebutkan bahwa usia ibu dipengaruhi oleh latar belakang keluarganya terutama adanya saudara yang saling memberikan informasi. Hal itu juga didasari oleh faktor ras, etnis, kemampuan, pengalaman seperti perceraian, teknik pengasuhan, kemiskinan dan pengaturan konstekstual seperti lingkungan, sekolah, atau masyarakat di sekitarnya. Pada penelitian tersebut juga disebutkan bahwa usia ibu yang lebih muda dan memiliki saudara memiliki nilai tes dan masalah perilaku yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu usia tua. Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya (tingkat kedewasaan) bertambah baik, akan tetapi pada umur

BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

70

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan Perilaku Ibu

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-

penyelidikan epidemiologi. Menurut WHO pembagian umur pada suatu

penelitian dapat dibagi berdasarkan tingkat kedewasaan yaitu usia di bawah

32 tahun berada pada tahap dewasa muda dan usia 32 tahun atau lebih

berada pada tahap dewasa tua (Notoatmodjo, 2003). Hasil analisis

mendapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kelompok umur

dan perilaku ibu memberikan stimulasi tumbuh kembang anak (p=0,029).

Pada penelitian ini didapatkan bahwa umur ibu yang lebih banyak

memiliki perilaku baik adalah ibu yang tergolong dewasa muda (<32 tahun).

Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku

ibu dalam memberikan stimulasi perkembangan kepada anaknya. Menurut

penelitian Turley (2003) menyebutkan bahwa usia ibu dipengaruhi oleh latar

belakang keluarganya terutama adanya saudara yang saling memberikan

informasi. Hal itu juga didasari oleh faktor ras, etnis, kemampuan,

pengalaman seperti perceraian, teknik pengasuhan, kemiskinan dan

pengaturan konstekstual seperti lingkungan, sekolah, atau masyarakat di

sekitarnya. Pada penelitian tersebut juga disebutkan bahwa usia ibu yang

lebih muda dan memiliki saudara memiliki nilai tes dan masalah perilaku

yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu usia tua.

Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan

mentalnya (tingkat kedewasaan) bertambah baik, akan tetapi pada umur

Page 2: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

71

tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat

seperti ketika berumur belasan tahun. Menurut penelitian Craik (1997), daya

ingat menurun pada masa dewasa, hal ini berarti daya ingat seseorang salah

satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada

pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur

tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat

suatu pengetahuan akan berkurang.

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Indarwati (2008) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

sangat bermakna antara usia ibu dengan perilaku kepatuhan ibu dalam

mengimunisasikan anaknya (p=0,001).

6.2. Hubungan antara Jumlah Anak dengan Perilaku Ibu

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa ibu yang memiliki perilaku baik lebih

banyak di dapatkan pada ibu yang hanya memiliki anak 1 atau 2. Hasil

analisis menunjukkan bahwa jumlah anak berhubungan dengan perilaku ibu

dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang anak (p=0,042). Hal ini bisa

terjadi keluarga kecil lebih mampu menyediakan sandang, pangan dan

papan, yang terpenting adalah limpahan kasih sayang yang lebih besar

untuk anak-anaknya, sehingga akhirnya anak tumbuh dan berkembang

dalam lingkungan keluarga yang sehat (BKKBN, 2006). Hasil penelitian ini

berbeda dengan hasil penelitian Fitriyani, dkk (2009) yang menyebutkan

tidak ada hubungan antara jumlah anak dan pemberian stimulasi (p=0,226).

Page 3: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

72

6.3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Ibu

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tingkat pendidikan

menengah lebih banyak memiliki perilaku baik (47,7%). Hasil analisis

mendapatkan bahwa tingkat pendidikan ibu berhubungan secara signifikan

dengan perilaku ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang

(p=0,033). Ibu yang tergolong berperilaku kurang baik, sebagian besar

adalah ibu dengan tingkat pendidikan dasar (68,4%), sedangkan ibu yang

berpendidikan tinggi juga sebagian besar memiliki perilaku yang baik (25%).

Namun, pada penelitian ini jumlah respondennya hanya sedikit. Hal ini

sejalan dengan pernyataan Lareau (2003) yang menyatakan bahwa orang

tua kelas menengah mengambil peran aktif dalam pendidikan dan

pengembangan anak-anak mereka dengan menggunakan kendali

mengorganisir kegiatan dan mendorong rasa hak melalui diskusi. Selain itu,

menurut Liliweri (2007), bahwa cakupan pengetahuan atas keluasan

wawasan seseorang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Semakin

tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah diberikan pengertian

mengenai suatu informasi.

Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan adalah suatu kegiatan atau

proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan

kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.

Koentjoroningrat (2003), mengatakan pendidikan adalah kemahiran

menyerap pengetahuan pendidikan seseorang berhubungan dengan sikap

seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Semakin tinggi tingkat

pendidikan semakin mudah untuk dapat menyerap pengetahuan. Pendidikan

merupakan unsur karakteristik personal yang sering dihubungkan dengan

Page 4: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

73

derajat kesehatan seseorang/masyarakat. Semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka akan semakin mudah untuk menyerap informasi dalam

bidang kesehatan. Mudahnya seseorang untuk menyerap informasi akan

berpengaruh terhadap pembentukan perilaku baru yang lebih sehat. Tingkat

pendidikan sangat menentukan daya nalar seseorang yang lebih baik,

sehingga memungkinkan menyerap informasi-informasi juga dapat berpikir

secara rasional dalam menanggapi informasi atas setiap masalah yang

dihadapi. (Azwar, 2007).

Penelitian ini mendapatkan bahwa tingkat pendidikan ibu mendukung

adanya perilaku yang baik dalam memberikan stimulasi perkembangan

anaknya. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani, Sodikin dan Yuliarti

(2009) menemukan bahwa responden yang berpendidikan tinggi mempunyai

peluang 7,6 kali lebih besar akan memberikan stimulasi pada anaknya

dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah. Keberhasilan

seorang ibu dalam memberikan pendidikan kepada anak tidak terlepas dari

pendidikan yang dilaluinya (Tarbiyah, 2009). Pendidikan seorang ibu

terhadap anak merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan.

Oleh sebab itu seorang ibu diharapakan bijak dan pandai dalam mendidik

anak-anaknya. Baik ataupun buruk pendidikan ibu yang diberikan akan

berpengaruh terhadap perkembangan dan watak anak di kemudian hari.

Peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai sumber dari

pemberi rasa kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mencurahkan

isi hati, pengatur kehidupan dalam rumah tangga, pembimbing hubungan

pribadi, dan pendidik dalam segi emosional (Purwanto, 2002). Pendidikan

Page 5: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

74

sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan wawasan ibu (orang tua)

tentang pemberian stimulasi terhadap perkembangan anak.

6.4. Hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Ibu

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara status pekerjaan ibu dan perilaku ibu dalam memberikan stimulasi

tumbuh kembang (p=0,024). Ibu yang tergolong berperilaku baik sebagian

besar merupakan ibu yang tidak bekerja (Tabel 5.2).

Pada dasarnya ibu-ibu yang tidak bekerja akan lebih banyak

meluangkan waktu bersama anaknya dan dapat mengurus keluarganya

secara maksimal. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Azizah (2012) yang menyatakan bahwa 70% responden yang

bekerja memiliki waktu ≤ 8 jam untuk berinteraksi dengan anak sedangkan

ibu rumah tangga (87%) memiliki waktu yang lebih lama untuk berinteraksi

dengan anaknya yaitu > 8 jam sehari.

Menurut Yulia (2007), terdapat beberapa alasan yang membuat

wanita bekerja di luar rumah, diantaranya karena tuntutan hidup yang

semakin tinggi sementara penghasilan suami kurang dapat mencukupi

kebutuhan keluarga, memperoleh pendapatan sendiri untuk keleluasaan

finansial, aktualisasi diri dan praktise, pengembangan bakat dan hobi

menjadi sesuatu yang komersil serta yang terakhir adalah karena kejenuhan

di rumah. Ibu yang memutuskan bekerja di luar rumah harus dapat membagi

waktunya terutama untuk anaknya karena seorang ibu pada hakekatnya

mempunyai tugas utama untuk mengatur kebutuhan keluarganya di rumah

terutama menstimulasi, mengatur dan mengawasi perkembangan anaknya,

Page 6: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

75

terutama pada ibu yang memiliki anak usia balita karena periode penting

dalam perkembangan anak adalah masa balita. Ada masa kritis dalam

perkembangan anak, sehingga diperlukan rangsangan atau stimulasi yang

berguna agar potensi anak berkembang secara optimal. Anak yang

mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang

dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulasi

(Soetjiningsih, 2003).

6.5. Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Perilaku Ibu

Tingkat pendapatan keluarga yaitu jumlah penghasilan riil dari

seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan

bersama atau perseorangan. Pendapatan keluarga riil dihitung dengan

menjumlah semua pendapatan riil masing-masing anggota keluarga, di

mana pendapatan masing-masing keluarga merupakan pendapatan

perseorangan (personal income), yaitu pendapatan yang berupa upah, gaji,

pendapatan dari usaha, termasuk hadiah dan subsidi (BPS, 2006).

Pada penelitian ini didapatkan bahwa tingkat penghasilan keluarga

responden yang paling banyak adalah < Rp 1.500.000, namun untuk

perilaku ibu dalam kategori baik paling banyak dilakukan oleh ibu yang

memiliki tingkat pendapatan ≥ Rp 1.500.000. Hasil analisis menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga

dan perilaku ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang. Menurut

Kasuma (2001), keadaan ekonomi dapat mempengaruhi pengasuhan orang

tua terhadap anaknya. Keluarga dengan tingkat ekonomi rendah umumya

kurang memberi perhatian terhadap perilaku anak dan kurang latihan. Di sisi

Page 7: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

76

lain, keluarga dengan ekonomi cukup menyebabkan orang tua lebih punya

waktu untuk membimbing anaknya karena tidak lagi memikirkan keadaan

ekonomi yang kurang. Berdasarkan teori WHO menyatakan bahwa yang

menyebabkan seseorang berperilaku ada tiga alasan diantaranya adalah

sumber daya (Resources) meliputi fasilitas, pelayanan kesehatan, dan

pendapatan keluarga. Selain itu, pendapatan keluarga yang memadai akan

menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan

semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder (Kartini,

2013).

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Latifah, dkk (2010)

yang menunjukkan bahwa tingkat pendapatan keluarga memiliki korelasi

yang kuat dengan pemberian stimulasi psikososial yang diberikan pada

anaknya (p<0,001; r=0,506).

6.6. Hubungan antara Sumber Informasi yang Diperoleh Ibu dengan

Perilaku Ibu

Menurut Sabarguna (2008), Informasi terdiri atas data yang telah

didapatkan, diolah/diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan

penjelasan/penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk

pembuatan ramalan atau pembuatan keputusan. Pada penelitian ini, sumber

informasi dikelompokkan berdasarkan penciptaanya yang terdiri dari tiga

jenis sumber informasi, yaitu sumber primer, sumber sekunder, dan sumber

tersier dan dipilih dari masing-masing contoh sumber informasi tersebut

sehingga didapatkan hasil pengelompokkannya adalah televisi, majalah,

petugas kesehatan, orang lain, KMS, internet, lain-lain, lebih dari satu

Page 8: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

77

sumber, dan ibu yang tidak mendapatkan informasi sama sekali tentang

pemberian stimulasi perkembangan kepada anaknya.

Berdasarkan gambar 5.6 digambarkan bahwa ibu lebih banyak

mendapatkan informasi dari berbagai sumber (lebih dari 1 sumber) dengan

jumlah responden 21. Namun ada analisis bivariat dikelompokkan menjadi 2

menurut jumlah sumber informasi yang didapatkan ibu. Pada tabel 5.2

menyebutkan bahwa berdasarkan jumlah sumber, ibu yang mendapatkan

informasi hanya dari 1 sumber saja memiliki perilaku yag baik dalam

memberikan perilaku stimulasi perkembangan pada anaknya.

Hal ini bertolak belakang menurut Notoatmodjo (2012) yang

mengatakan bahwa ibu yang mendapatkan lebih banyak informasi akan

lebih menambah pengetahuannya dan akan memberikan pengaruh yang

baik pada perilakunya. Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap suatu objek sehingga pengetahuan

merupakan faktor penting untuk terbentuknya perilaku seseorang.

Notoadmodjo (2012) juga mengungkapkan bahwa apabila penerimaan

perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses (awarenes, interest,

evaluation, trial, and adoption) di mana didasari oleh pengetahuan,

kesadaran, dan sifat positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng

(long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Hasil ini juga

dipengaruhi oleh jumlah responden dari kategori tersebut yang jauh berbeda.

Namun, kualitas informasi lebih penting dibandingakan dengan

jumlah sumber informasi. Menurut Fatta (2007) dengan meningkatkan

kualitas informasi tidak dengan menambah jumlah informasi karena terlalu

Page 9: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

78

banyak informasi justru akan menimbulkan masalah baru. Ledakan informasi

yang terjadi membuat pengguna merasa bingung dalam memilih sumber

informasi mana yang harus digunakan dalam proses pemenuhan kebutuhan

informasi mereka. Seperti yang telah diketahui sumber-sumber informasi

dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan

disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran, dan lain-

lain). Oleh karena itu hendaknya para pengguna mengidentifikasi sumber

informasi terlebih dahulu (Pratiwi, 2010).

Pada penelitian Pratiwi (2010) berpendapat bahwa nilai informasi

ditentukan oleh banyak hal, diantaranya adalah kualitas informasi karena

secara tidak langsung nilai informasi akan diperoleh. Berbagai macam

karakteristik yang digunakan oleh para ahli dalam mengukur kualitas

informasi, mereka mempunyai pemikiran yang berbeda-beda dalam

menentukan kualitas informasi. Berdasarkan pendapat dan uraian tentang

karakteristik yang digunakan dalan mengukur kualitas informasi dapat

dikatakan bahwa kualitas informasi tergantung dari 4 hal yaitu keakuratan

informasi, tepat waktu, relevan, dan kelengkapan informasi. Oleh karena itu,

pada hasil penelitian ini menyebutkan bahwa karakteristik ibu tidak

berhubungan dengan perilaku ibu dalam memberikan stimulasi

perkembangan anak karena penelitian ini hanya mengukur tentang jumlah

informasi yang didapatkan ibu, bukan kualitas informasi dan tingkat

pemahaman ibu.

Page 10: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

79

6.7. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dalam pengambilan sampel yang peneliti alami

antara lain :

- Ada beberapa faktor penting lain yang juga dapat mempengaruhi perilaku

ibu dalam memberikan stimulasi perkembangan kepada anaknya selain

karakteristik dari ibu sendiri yang tidak ikut diukur dalam penelitian ini,

misalnya pengetahuan ibu.

- Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden sendiri

sehingga apa yang dilaporkan oleh ibu bisa saja berbeda dengan

kenyataannya.

6.8. Implikasi terhadap Bidang Kebidanan

Penelitian ini dapat dijadikan penambah wawasan tentang perilaku

ibu dalam memberikan stimulasi kepada anaknya. Namun, masih perlu

ditingkatkan lagi untuk sampel dan variabel yang digunakan walaupun pada

variabel karakteristik sudah mencakup sebagian besar faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi perilaku ibu. Pentingnya stimulasi dini pada anak

karena khususnya pada masa prasekolah ini merupakan masa golden

periode yang membutuhkan persiapan dalam menghadapi kegiatan formal

yang akan dijalaninya.

Penelitian ini juga memberikan informasi bahwa ibu yang memiliki

anak yang lebih sedikit akan lebih baik dalam memberikan perilaku stimulasi

pada anaknya karena ibu akan lebih fokus dibandingkan dengan ibu yang

memiliki anak banyak. Selain itu, didukung juga dengan status ibu yang tidak

bekerja memberikan manfaat yaitu ibu dapat lebih banyak meluangkan

Page 11: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

80

waktu bersama anaknya sehingga pemberian stimulasi pada anaknya juga

lebih maksimal. Namun, pemberian stimulasi ini juga didukung oleh tingkat

ekonomi yang lebih tinggi untuk dapat memberikan stimulasi yang baik pada

anaknya. Jadi, apabila ibu ingin bekerja untuk menunjang perekonomian

keluarganya, penting untuk ibu dapat sebaik mungkin mengatur waktu

bersama anaknya sehingga walaupun bekerja tapi pemberian stimulasi pada

anak juga harus dilakukan dengan semaksimal mungkin. Pada ibu yang

memiliki banyak anak harus diperhatikan perkembangan setiap anaknya,

terutama pada anak yang berusia balita, setiap anak memiliki tingkat

kemampuan masing-masing, jadi ibu harus mampu memperlakukan setiap

anaknya sesuai dengan usia dan kemampuannya. Apabila ibu selain

memiliki anak balita, juga mempunyai seorang bayi, maka waktu dan

perhatian yang diperlukan ibu harus diatur dengan baik, misalnya saja ibu

dapat membagi tugas dengan suaminya atau keluarga lainnya yang dapat

membantu ibu untuk melaksanakan tugasnya mengasuh dan mendidik anak.

Bagi ibu yang ingin memiliki anak lagi, padahal ibu masih memiliki anak

balita, maka penting bagi ibu dan suami untuk memikirkan kembali. Apabila

ibu memiliki anak lagi, maka perhatian ibu juga akan terbagi dan dan bisa

berpengaruh pada pemberian stimulasi tumbuh kembang anaknya. Pada ibu

yang baru memiliki seorang anak padahal usia ibu sudah memasuki usia

dewasa tua, ibu harus tetap mempunyai peran untuk memberikan stimulasi

tumbuh kembang yang baik untuk anaknya, misalnya dengan mencari

informasi yang berkualitas pada sumber-sumber yang terpecaya seperti

tenaga kesehatan, media cetak, atau elektronik.

Page 12: BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Hubungan antara Umur Ibu dengan ...repository.ub.ac.id/125167/8/BAB_VI.pdf · Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan

81

Peran tenaga kesehatan dalam mendukung perilaku ibu agar dapat

memberikan stimulasi yang baik untuk anaknya sangat penting. Tenaga

kesehatan harus dapat memberikan informasi untuk ibu sedini mungkin dan

harus dapat mengajak ibu untuk mengaplikasikan ke anak-anaknya.

Informasi tersebut dapat diberikan pada saat ibu melakukan pemeriksaan

fasilitas kesehatan, misalnya di BPM, Puskesmas, Posyandu, dan tempat

lainnya.