35
BAB VI PEMUPUKAN Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari mengenai skope pemupukan tanaman dengan unsur-unsurnya yang terdiri atas : jenis-jenis pupuk, cara aplikasi pupuk dan penghitungan dosis pemupukan. Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan peranan pemupukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. 2. Menghitung keperluan pupuk pada luas tanah tertentu untuk berbagai jenis tanaman budidaya. 3. memilih jenis pupuk yang paling tepat untuk setiap jenis tanah yang berbeda. VI. 1. Pemupukan Ada tiga hal yang harus dipahami dalam pemupukan tanaman budidaya yaitu: (1) Tanah; (2) Tanaman; dan (3) Pupuk. Ketiganya saling berkaitan dan menunjang untuk VI - 1 PENDAHULUAN PENYAJIAN

Bab VI. Pemupukan

  • Upload
    gita91

  • View
    8.528

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab VI. Pemupukan

BAB VI

PEMUPUKAN

Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari mengenai skope

pemupukan tanaman dengan unsur-unsurnya yang terdiri atas : jenis-jenis pupuk,

cara aplikasi pupuk dan penghitungan dosis pemupukan.

Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan peranan pemupukan terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaman budidaya.

2. Menghitung keperluan pupuk pada luas tanah tertentu untuk berbagai jenis

tanaman budidaya.

3. memilih jenis pupuk yang paling tepat untuk setiap jenis tanah yang

berbeda.

VI. 1. Pemupukan

Ada tiga hal yang harus dipahami dalam pemupukan tanaman budidaya

yaitu: (1) Tanah; (2) Tanaman; dan (3) Pupuk. Ketiganya saling berkaitan dan

menunjang untuk menghasilkan tanaman yang benar-benar subur dan produktif.

VI.1.1 Tanah

Tanah mempunyai arti penting bagi tanaman. Dalam mendukung kehidupan

tanaman, tanah memiliki fungsi sebagai berikut:

Memberikan unsur hara dan sebagai media perakaran.

Menyediakan air dan sebagai tempat penampungan ( reservoar ) air.

Menyediakan udara untuk respirasi akar.

VI - 1

PENDAHULUAN

PENYAJIAN

Page 2: Bab VI. Pemupukan

Sebagai tempat bertumpunya tanaman.

Tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang subur. Tanah yang

subur adalah tanah yang mampu untuk menyediakan unsur hara yang cocok,

dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat dan lingkungan

yang sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies tanaman.

Tanah yang subur memiliki sifat fisik kimia dan biologi yang baik untuk

pertumbuhan tanaman. Sifat tersebut antara lain:

Struktur Tanah

Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang

dikehendaki ialah struktur tanah yang remah. Keuntungan struktur tanah demikian

ialah udara dan air tanah berjalan lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut

sangat memacu pertumbuhan jasad renik tanah yang memegang peranan penting

dalam proses pelapukan bahan organik di dalam tanah. Oleh karena itu, untuk

memperbaiki strutur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk organik (pupuk

kandang, kompos, atau pupuk hijau ).

Salah satu contoh tanah yang berstruktur jelek adalah tanah liat. Tanah ini

tersusun atas partikel-partikel yang cukup kecil. Sangat kecil kalau dibandingkan

dengan tanah pasir. Partikel tanah liat kurang lebih sama dengan seperseratus kali

partikel tanah pasir. Kehalusannya membuat tanah liat cenderung menggumpal,

terlebih pada musim hujan, dan amat rakus menghisap air. Jeleknya lagi, tanah liat

akan menahan air dengan ketat sehingga keadaannya menjadi lembab dan udara

pun berputar cukup lambat. Bila nantinya kering, tanah liat akan menggumpal

seperti batu dan sifatnya pun kian kedap terhadap udara. Itu sebabnya kerap kali

dijumpai tanah liat banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat keramik dan

batu bata. Tentunya tanaman kalau ditanam pada tanah tersebut, kehidupannya

akan menderita karena akarnya tak mampu menembus lapisan tanah padat.

Ada pula tanah yang struktur terlalu porous, seperti tanah pasir. Pada tanah

tersebut tanaman juga tidak akan tumbuh subur. Pasalnya, sifat porous tanah

tersebut sangat mudah merembeskan air yang mengangkut zat-zat makanan

hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya, zat-zat makanan yang dibutuhkan

tanaman tersebut tidak bisa terjangkau oleh akar.

VI - 2

Page 3: Bab VI. Pemupukan

Lalu, mengapa tanaman yang ditanam bukan di tanah pasir dan tanah liat

masih saja tumbuh kerempeng seperti kurang makan? Kasus serupa ini memang

paling banyak terjadi dan sering dikeluhkan petani. Ini ada hubungannya dengan

kesuburan tanah yang meliputi: kandungan hara, derajat keasaman (pH),

pengolahan tanah, dan segi perawatan lain.

pH Tanah.

Ada 3 alasan pH tanah sangat penting untuk diketahui:

a. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman.

Umumnya unsur hara yang diserap oleh akar pada pH 6-7, karena pada pH

tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.

b. Derajat keasaman atau pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur

yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah masam. Banyak ditemukan unsur

aluminiun yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak

dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah masam unsur-unsur mikro menjadi

mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro, seperti Fe, Zn, Mn, Cu dalam

jumlah yang terlalu besar. Akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman. Pada

tanah alkali, ditemukan juga unsur yang dapat meracuni tanaman, yaitu natrium

(Na) dan molibdenum (Mo).

c. Derajat keasaman atau pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan

mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri dan jamur pengurai

bahan organik dapat berkembang dengan baik.

Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan

tanaman adalah mendekati netral (6,5-7). Namun, kenyataannya setiap jenis

tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda-beda seperti yang tertera.

Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas

optimum. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam

jumlah yang diharapkan. Karenanya, pH tanah sangat penting diketahui jika

efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa

mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.

Derajat keasaman (pH) tanah yang sangat rendah dapat ditingkatkan

dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi

VI - 3

Page 4: Bab VI. Pemupukan

dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Sebelum pengapuran, pH tanah

harus diketahui terlebih dahulu. Nilai pH yang didapat akan menentukan jumlah

kapur yang harus ditebarkan.

VI.1.2. Pupuk dan Cara Pemupukan

A. Penggolongan Pupuk

Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk

anorganik. Pupuk organik ialah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup

yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.

Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal

dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk

organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah

tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan

organik ini termasuk tinggi.

Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh

pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase

kandungan hara yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah Urea, TSP, dan

KCl. Jenis pupuk buatan sangat banyak.

Menurut jenis dan jumlah unsur hara makro yang dikandungnya dapat

dibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk

tunggal, jenis unsur hara makro yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya

berupa unsur hara makro primer, misalnya urea yang hanya mengandung unsur

nitrogen. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis

unsur hara makro. Penggunaan pupuk majemuk ini lebih praktis, karena hanya

dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun,

dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain

diammonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen dan phosphor, serta

pupuk NPK Mutiara yang mengandung unsur nitrogen, phosphor, dan kalium.

Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua, yakni

pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada

daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Nutrigro-Plus,

VI - 4

Page 5: Bab VI. Pemupukan

Greenzit, Atonik, Seprint, Bayfolan, Plant Catalist dan Grow More. Pupuk akar

diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. contoh pupuk akar

adalah urea, SP-36, dan KCl.

Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua,

yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release

ditebarkan ke tanah, dalam waktu singkat, unsur hara yang dikandungnya dapat

dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis,

bukan hanya diserap oleh tanaman tetapi juga menguap dan tercuci oleh air. Yang

termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA, dan KCl.

Pupuk slow release atau sering disebut dengan pupuk lepas terkendali

(controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi

sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang

dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama dibandingkan dengan pupuk fast

release. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk

slow release dilindungi secara kimiawi dan mekanis. Perlindungan secara

mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau selaput

yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polymer coated urea

dan sulfur coated urea. Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara

mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia, sehingga bahan pupuk tersebut

lepas secara terkendali. Contohnya, Methylin Urea, Urea Formaldehide, dan

Isobutylidenr Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanya

digunakan untuk tanaman-tanaman yang bernilai ekonomi tinggi.

B. Jenis-jenis Pupuk

B.1. Pupuk Sumber Nitrogen

Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat

(NO3-) atau ammonium (NH4

+) yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam

bentuk nitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman. Ammonium juga akan diubah

menjadi nitrat oleh mikroorganisme tanah, kecuali pada tembakau dan padi.

Tembakau tidak dapat menoleransi jumlah ammonium yang tinggi. Untuk

menyediakan nitrogen pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3-)

dengan kandungan nitrogen minimal 50%. Pada padi sawah, lebih baik gunakan

VI - 5

Page 6: Bab VI. Pemupukan

pupuk berbentuk ammonium (NH4+), karena pada tanah yang tergenang, nitrogen

mudah berubah menjadi gas N2. Umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi

dapat membakar daun tanaman sehingga pemakaiannya perlu lebih hati-

hati.Beberapa contoh pupuk yang mengandung N disajikan pada Tabel VI-1.

Tabel VI.1. Kandungan Nitrogen pada beberapa jenis pupuk

Jenis pupuk% N total (Nitrogen)

% NH4+

(Ammonium)

% NO3-

(Nitrat)% Unsur lain

Ammonium Nitrat 33,5 16,7 16,7 -

Ammonium sulfat 21 21 0 S = 24%

Kalsium Nitrat 15,5 0 15,5 Ca = 19%

Urea 45 45 0 -

Ammonium Nitrat (NH4NO3)

Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan

daerah panas. Pupuk ini dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat

dengan akar atau langsung kontak dengan daun. Ketersediaan bagi tanaman

sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering. Ammonium

nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.

Ammonium Sulfat (NH4)2SO4

Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen

(N) dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis. Reaksi

kerjanya agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Bereaksi masam,

sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat

baik untuk sumber sulfur. Lebih disarankan dipakai di daerah panas.

Kalsium Nitrat (Ca(NO3)2)

Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut di dalam

air, dan sebagai sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. sifat

lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.

VI - 6

Page 7: Bab VI. Pemupukan

B.2. Pupuk Sumber Phosphor

SP-36

Mengandung 36% phosphor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari

phosphat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya

agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan

sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan

tidak bersifat membakar.

Ammonium Phosphat

Monoammonium Phosphat (MAP) memiliki analisis 11.52.0.

Diammonium Phosphat (DAP) memiliki analisis 16.48.0 atau 18.46.0. Pupuk ini

umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (starter

fertilizer). Bentuknya berupa butiran berwarna cokelat kekuningan. Reaksinya

termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya adalah tidak

higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar

karena indeks garamnya rendah.

B.3. Pupuk Sumber Kalium

Kalium Khlorida (KCl)

Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak masam, dan bersifat

higroskopis. Namun demikian, Khlor bisa berpengaruh negatif pada tanaman yang

tidak membutuhkannya, misalnya kentang, wortel, dan tembakau.

Kalium Sulfat (K2SO4)

Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%.

Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak

mengasamkan tanah. dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam.

Tanaman yang peka terhadap keraculan Cl, seperti tembakau, disarankan untuk

menggunakan pupuk ini.

VI - 7

Page 8: Bab VI. Pemupukan

Kalium Nitrat (KNO3)

Mengandung 13% N dan 44% K2O. Berbentuk butiran berwarna putih

yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.

B.4. Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder

Kapur Dolomit

Berbentuk bubuk berwarna kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk

menaikkan pH tanah. dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang

cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh

ukuran butiran. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.

Kapur Kalsit

Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian

yang berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini

mengandung 90-99% Ca. bersifat lebih cepat larut di dalam air.

Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)

Berbentuk butiran berwarna kuning. Mengandung 30% K2O, 12% S, dan

12% MgO. Sifatnya agak sukar larut di dalam air. Selain untuk memperbaiki

defisiensi Mg, pupuk ini juga bermanfaat untuk memperbaiki kejenuhan basa

pada tanah masam.

Kapur Gipsum

Berbentuk bubuk dan berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S, dan

sedikit Mg. Ditebarkan dalam satu kali aplikasi.

Jika terkena air, gypsum yang ditebarkan akan menggumpal dan mengeras

seperti tanah liat (cake). Gypsum digunakan untuk menetralisir tanah yang

terganggu karena kadar garam yang tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai.

Aplikasi gypsum tidak dapat mengubah pH tanah yang terlalu besar.

VI - 8

Page 9: Bab VI. Pemupukan

Bubuk Belerang (Element Sulfur)

Umumnya, sulfur disuplai dalam bentuk sulfat yang terdapat pada

berbagai jenis pupuk. Kandungan sulfat tersebut tidak banyak berpengaruh dalam

penurunan pH tanah. selain terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang

adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 99%. Namun,

bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi masalah defisiensi sulfur, tetapi

lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah. penggunaannya tidak boleh

melebihi 25 gram/m2, karena bubuk sulfur dapat mengakibatkan gejala

terbakarnya daun tanaman (burning effect).

B.5. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro

Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di Indonesia.

Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa tanaman padi sawah dan teh di

beberapa daerah di Jawa sudah mulai memerlukan tambahan Zn dari pupuk. Hasil

analisis tanah pada 10 propinsi di Indonesia menunjukkan, bahwa pada tanah yang

mendapat program pengapuran terjadi kekurangan unsur Cu dan Zn. Penambahan

pupuk Cu dan Zn ternyata meningkatkan hasil panen yang sangat berarti. Pada

padi sawah, hasil panen meningkat 17,5%, padi gogo menunjukkan peningkatan

sebesar 15%, dan pada kedelai meningkat sampai 24%.

Pupuk sebagai sumber unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni

bentuk garam anorganik dan bentuk organik sintetis. Kedua bentuk ini bersifat

mudah larut di dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam anorganik

adalah Cu, Fe, Zn, dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai

sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan

sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium dan

ammonium molibdat.

B.6. Pupuk Majemuk

Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merek,

kualitas, dan analisis telah tersedia di pasaran. Kendati harganya relatif lebih

mahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap.

VI - 9

Page 10: Bab VI. Pemupukan

Efisiensi pemakaian tenaga kerja pada aplikasi pupuk majemuk juga lebih tinggi

daripada aplikasi pada pupuk tunggal yang harus diberikan dengan cara dicampur.

Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besar butiran yang seragam

dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat

menggumpal. Hampir semua pupuk majemuk bereaksi masam, kecuali yang telah

mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.

Variasi analisis pupuk majemuk sangat banyak. meskipun demikain

perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15.15.15 dan

NPK 16.16.16. Berikut ini gambaran fungsi beberapa jenis analisis pupuk

majemuk.

Variasi analisis pupuk, seperti 15.15.15, 16.16.16, dan 20.20.20

menunjukkan ketersediaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk

dengan variasi analisis seperti ini antara lain untuk mempercepat perkembangan

bibit; sebagai pupuk pada awal penanaman; dan sebagai pupuk susulan saat

tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga dan berbuah.

Dalam memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor,

antara lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur hara mikro,

kualitas pupuk, dan harga per kilogramnya.

B.7. Pupuk Daun

Daun memiliki mulut yang dikenal dengan nama stomata. Sebagian besar

stomata terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur

penguapan air dari tanaman sehingga aliran air dari akar dapat sampai ke daun.

Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan tertutup sehingga tanaman tidak akan

mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan

membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk ke dalam

jaringan daun. Dengan sendirinya, unsur hara yang disemprotkan ke permukaan

daun juga masuk ke dalam jaringan daun.

Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan

kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih

lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur hara mikro. Pemilihan analisis

yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama

VI - 10

Page 11: Bab VI. Pemupukan

dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia

tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah

manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan

tanaman dan peningkatan hasil panen.

Pupuk daun berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya dianggap baik jika

mudah larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut di

dalam air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis. Akibatnya, tidak dapat

disimpan terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.

Keuntungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap

tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu,

tidak menimbulkan kerusakan sedikit pun pada tanaman, dengan catatan

aplikasinya dilakukan secara benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah

konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk

daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan ke dalam satuan

volume air. Contohnya, pada kemasan pupuk daun tertera angka 2 gram per liter

air, artinya pupuk sebanyak 2 gram harus dilarutkan ke dalam 1 liter air. Supaya

lebih praktis, saat di lapangan, ukuran bobot pupuk daun dapat diubah ke dalam

satuan yang lebih gampang digunakan, misalnya sendok makan. Penentuan

besarnya volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot.

Angka konsentrasi ini selalu dicantumkan pada kemasan pupuk. Jika konsentrasi

pupuk daun yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan

terbakar.

Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore

hari karena bertepatan dengan saat membukanya stomata. Prioritaskan

penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata.

Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam

setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi

efektivitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprot pupuk daun pada

saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke

daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Beberapa contoh pupuk

daun yang banyak beredar di pasaran sebagai berikut.

- Bayfolan 11.8.6 dilengkapi dengan Fe, Mg, B, Cu, Zn, dan Mo.

VI - 11

Page 12: Bab VI. Pemupukan

- Complesal 12.4.6 dilengkapi dengan Fe, S, Mn, Mg, B, Cu, Zn.

- Gandasil Daun 14.12.14 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu, Zn.

- Gandasil Bunga 6.20.30 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu, Zn.

- Grow More.

- Hypnex 10.40.15.

B.8. Pupuk Organik

Kandungan bahan organik di dalam tanah perlu dipertahankan agar

jumlahnya tidak sampai di bawah 2%. Selain penambahan pupuk organik, bahan

organik di dalam tanah dapat dipertahankan melalui cara-cara sebagai berikut :

- Terapkan rotasi tanaman dengan menyertakan jenis kacang-kacangan dalam

pergiliran tanaman.

- Sedapat mungkin mengembalikan sisa tanaman ke dalam tanah.

- Atasi erosi yang dapat menghanyutkan bahan organik tanah.

- Tanaman penutup tanah (cover crop). Cara ini lazim dilakukan di perkebunan

kelapa sawit dan karet.

- Minimalisasi pengolahan tanah, yakni mengolah tanah seperlunya saja.

Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih

kecil daripada yang terdapat di dalam pupuk buatan. Cara aplikasinya juga lebih

sulit karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada

pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih banyak. Namun, hingga

sekarang pupuk organik tetap digunakan karena fungsinya belum tergantikan oleh

pupuk buatan. Berikut ini beberapa manfaat pupuk organik :

- Meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil, pupuk organik mampu

menyediakan unsur hara makro dan mikro.

- Memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat

meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan

kemampuan tanah dalam menyerap air.

- Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar

kation.

- Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme

tanah.

VI - 12

Page 13: Bab VI. Pemupukan

- Pada tanah masam, penambahan pupuk organik dapat membantu

meningkatkan pH tanah.

- Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air.

Adapun Jenis-jenis pupuk organik yang banyak dikenal adalah sebagai berikut :

1. Kompos

Kompos adalah hasil pembusukan sisa-saia tanaman yang disebabkan oleh

aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos sangat ditentukan oleh

besarnya perbandingan antara nisbah karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N

rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna.

Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama

dibandingkan dengan bahan ber-C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap

baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.

Bahan kompos, seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk

gergaji, memiliki C/N rasio antara 50-100. Daun segar memiliki C/N rasio sekitar

10-20. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga menjadi

12-15. Tahapan proses pembuatan kompos sebagai berikut :

- Karbohidrat, protein, dan lilin (bahan C/N rasio tinggi) diurai menjadi

senyawa sederhana, seperti NH3, CO2, H2, dan H2O. Pada tahap ini,

mikroorganisme pengurai menyerap unsur hara dari lingkungan sekitarnya

untuk pertumbuhannya.

- Setelah perombakan selesai, mikroorganisme pengurai akan mati.

Konsekuensinya, unsur hara penyusun tubuh mikroorganisme akan

dilepaskan. Pada tahap ini C/N rasio menjadi lebih rendah karena banyak

karbon yang berubah menjadi CO2 dan menguap ke udara. Namun, bertolak

belakang dengan karbon, kandungan nitrogennya justru melimpah.

- Jika C/N rasio telah mencapai angka 12-20 berarti unsur hara yang terikat

pada humus telah dilepaskan melalui proses mineralisasi sehingga dapat

digunakan oleh tanaman.

Penjelasan proses di atas dapat menjawab pertanyaan mengapa tanaman

justru tampak seperti kekurangan unsur hara setelah diberi kompos yang belum

terurai sempurna. Sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan

bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena

VI - 13

Page 14: Bab VI. Pemupukan

itu, disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum

terurai sempurna terpaksa digunakan. Contohnya seperti yang dilakukan oleh

petani strawberi, petani semangka, dan petani sayuran yang menggunakan jerami

padi atau serbuk gergaji yang belum terurai sempurna menjadi mulsa.

Kandungan unsur hara di dalam kompos sagat bervariasi. Tergantung dari

jenis bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Kandungan unsur

hara kompos mempunyai kisaran sebagai berikut :

- Nitrogen 0,1-0,6%

- Phosphor 0,1-0,4%

- Kalium 0,8-1,5%

- Kalsium 0,8-1,5%.

Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak

lembab, gembur, dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Produsen

kompos yang baik akan mencantumkan besarnya kandungan unsur hara pada

kemasan. Meskipun demikian, dosis pemakaian pupuk organik tidak seketat pada

pupuk buatan karena kelebihan dosis pupuk organik tidak akan merusak tanaman.

Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos lebh berorientasi untuk

memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara.

2. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak.

Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan

ternak, dan cara penampungan pupuk kandang. Tabel VI.2. di bawah ini

menunjukkan pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki kandungan unsur

hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran

padat pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan

unsur hara pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.

VI - 14

Page 15: Bab VI. Pemupukan

Tabel VI.2. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk kandang

Jenis Ternak N (%) P2O5 (%) K2O (%)

Ayam 1,7 1,9 1,5

Sapi 0,3 0,2 0,3

Kuda 0,4 0,2 0,3

Domba 0,6 0,3 0,2

Seperti kompos, sebelum digunakan, pupuk kandang perlu mengalami

proses penguraian. Dengan demikian, kualitas pupuk kandang juga turut

ditentukan oleh C/N rasio. Pupuk kandang yang mengandung jerami memiliki

C/N rasio yang tinggi sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih

lama untuk menyelesaikan proses penguraiannya. Contoh pupuk kandang yang

banyak mengandung jerami antara lain pupuk kandang dari sapi, kerbau, atau

babi.

Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk

dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya

berlangsung cepat sehingga terbentuk panas, misalnya pupuk kandang dari kuda,

kambing, domba dan ayam. Pada pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N rasio yang

tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan

panas, misalnya pada sapi, kerbau, dan babi.

Pupuk kandang yang berasal dari sapi dan babi banyak mengandung

mikroorganisme pengurai yang bermanfaat untuk meningkatkan jenis dan

populasi mikroorganisme tanah. Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat

secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yakni berwarna cokelat kehitaman, cukup

kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah

C/n rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya

relatif stabil.

C. Cara Aplikasi dan Penghitungan Penggunaan Pupuk

Efektivitas pemupukan dipengaruhi oleh pemilihan jenis pupuk,

pemakaian dosis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dan cara penempatan

pupuk. Pengaturan cara penempatan pupuk memiliki tujuan sebagai berikut :

VI - 15

Page 16: Bab VI. Pemupukan

- Tanaman dapat memanfaatkan semaksimal mungkin unsur hara dari pupuk

melalui minimalisasi terjadinya pencucian dan penguapan.

- Cara aplikasi yang dipilih harus aman bagi tanaman dan biji yang ditanam.

- Cara aplikasi yang tepat menjadikan jumlah yang ditebar sesuai dengan dosis

yang diinginkan (akurat).

- Pilih cara aplikasi yang paling efisien dalam memanfaatkan sumberdaya

tenaga kerja, waktu, alat, dan bahan.

C.1. Faktor Penentu

Dalam memilih cara aplikasi atau penempatan pupuk, pertimbangkan

faktor-faktor sebagai berikut :

Tanaman yang akan dipupuk

Jenis tanaman yang akan dipupuk harus diketahui mengenai :

1. Nilai ekonomis tanaman dan luas areal tanam. Tanaman dengan nilai

ekonomis yang tinggi atau memiliki skala penanaman yang sangat luas

dapat mempertimbangkan cara penempatan pupuk dengan alat mekanis

atau fertigasi (pupuk dilarutkan ke dalam air dan disiramkan pada

tanaman melalui irigasi). Cara ini memiliki akurasi yang cukup tinggi.

2. Umur tanaman. Untuk tanaman yang ditanam dari biji, pupuk tertentu

dapat ditempatkan bersamaan pada saat penanaman biji. Tanaman di

dalam wadah persemaian dapat dipupuk dengan cara menyemprotkan

pupuk daun. Pupuk untuk tanaman di lapangan yang masih kecil dapat

diberikan dengan cara menugal. Pada tanaman yang sudah besar, pupuk

dapat diberikan dengan cara larikan.

3. Tipe perakaran. Tanaman memiliki dua jenis perakaran, yakni akar

tunggang dan akar serabut. Untuk tanaman yang berakar tunggang,

tempatkan pupuk di bawah biji agar dapat digunakan langsung oleh

tanaman. Pupuk untuk tanaman yang berakar serabut dapat diberikan

dengan cara ditebar. Dalam penempatan pupuk, pertimbangkan juga jenis

perakaran yang luas atau terbatas. Jika perakaran tanaman terbatas,

tempatkan pupuk lebih dekat dengan tanaman.

VI - 16

Page 17: Bab VI. Pemupukan

4. Jarak tanam dan karakter tajuk. Tanaman dalam barisan yang rapat,

seperti jagung dan kacang tanah, dapat dipupuk dengan cara larikan pada

satu sisi atau kedua sisi dari baris tanam. Tanaman yang ditanam

berjauhan seperti pada perkebunan mangga atau kelapa sawit dapat

dipupuk dengan cara membuat lingkaran di sekeliling pohon. Pada

tanaman penutup tanah (ground cover), seperti rumput dan tanaman hias

yang bertajuk lebar, berikan pupuk daun atau pupuk yang bersifat slow

release. Meskipun demikian, pupuk fast release juga bisa digunakan

asalkan segera diikuti dengan penyiraman, agar pupuk tidak membakar

daun.

Jenis Pupuk yang Digunakan

Mengenai jenis pupuk yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Mobilitas unsur hara di dalam tanah. phosphor (P) hampir tidak bersifat

mobil (mudah berpindah). Akibatnya, pupuk P tetap berada di tempat

semula selama musim tanam sehingga harus diberikan sekaligus dan harus

diberikan dekat dengan area perakaran. Caranya, buat tugalan atau larikan

di samping benih atau bibit. Jika cara penebaran yang digunakan,

pemanfaatan pupuk P pada tanah cenderung tidak efektif.

2. Pupuk kalium dan nitrogen cenderung mudah bergerak (mobil) dari tempat

asal penebarannya. Pola pergerakannya vertikal ke bawah bersama-sama

air. Tidak disarankan memberikan pupuk nitrogen secara sekaligus karena

kemungkinan terjadinya penguapan dan pencucian sangat besar. Karena

sifatnya yang mobil (mudah bergerak), pupuk kalium dan nitrogen dapat

ditebar di atas permukaan tanah atau di dalam larikan.

3. Perhatikan juga sifat pupuk yang lain. Misalnya, pupuk dengan indeks

garam yang tinggi tidak dapat ditempatkan terlalu dekat dengan akar atau

benih karena dapat merusak tanaman. Pupuk dengan butiran yang sangat

halus seperti kapur umumnya ditebar di atas permukaan tanah. jika ingin

menggunakan peralatan mekanis untuk penebaran pupuk, perhatikan

ukuran butiran dan kekerasan butiran pupuk.

VI - 17

Page 18: Bab VI. Pemupukan

Dosis Pupuk

Tidak disarankan menempatkan pupuk dengan dosis sangat tinggi ti dalam

larikan atau di dalam tugalan karena dapat merusak tanaman. Pupuk tersebut

sebaiknya ditebar agar terjadi penumpukan di satu tempat. Untuk tanaman di

dalam pot, meskipun dosis yang diberikan relatif kecil (hanya 1-2 sendok),

penebaran adalah cara yang paling aman mengingat jumlah medianya sangat

terbatas.

C.2. Faktor Lain

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan cara

penempatan pupuk adalah iklim, jenis tanah, dan ketersediaan air.

C.3. Cara Aplikasi Pupuk

Larikan

Caranya, buat parit kecil di samping barisan tanaman sedalam 6-10 cm.

Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini

dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan,

larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-

jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas

tanah. Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari

membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena menyebabkan

perkembangan akar tidak seimbang, misalnya akar tumbuh lebih pesat pada sisi

yang diberi pupuk. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi

yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya, cara ini dilakukan untuk

memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran

yang terbatas, disarankan untuk menggunakan cara larikan.

Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah

Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran

pupuk, dilanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan

pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata

sehingga perkembangan akar pun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk

menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap.

VI - 18

Page 19: Bab VI. Pemupukan

Pop Up

Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih

atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar

tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP-36,

pupuk organik, atau pupuk slow release.

Penugalan

Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam

10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian, setelah pupuk

dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan.

Cara ini dapat dilakukan di samping kiri dan samping kanan baris tanaman atau di

sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah

pupuk slow release dan pupuk tablet.

Fertigasi

Pupuk dilarutkan ke dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air

irigasi. Lazimnya, cara ini dalakukan untuk tanaman yang pengairannya

menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan

tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman

yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh

akar dapat lebih tinggi.

Pada pertanian intensif, pemupukan sering dilakukan berkali-kali sehingga

beberapa cara di atas dapat dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam.

D. Penghitungan Penggunaan Pupuk

Agar dosis yang ditebarkan sesuai dengan yang diinginkan, sebelum

melakukan pemupukan diperlukan beberapa penghitungan. Berikut ini beberapa

contoh penghitungan sederhana sebelum melaksanakan pemupukan. Prinsip dasar

dari contoh-contoh di bawah ini dapat digunakan untuk kasus-kasus lain yang

ditemui di lapangan.

1. Hasil analisis tanah merekomendasikan untuk melakukan pemupukan dengan

200 gram N, 100 gram P2O5, dan 200 gram K2O per tanaman. Pupuk yang

tersedia adalah urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% K2O).

VI - 19

Page 20: Bab VI. Pemupukan

Berdasarkan rekomendasi pemupukan, bobot setiap pupuk yang diperlukan

untuk memenuhi rekomendasi di atas adalah :

Urea yang diperlukan : 100/45 x 200 g = 444 g.

SP-36 yang diperlukan : 100/36 x 100 g = 278 g.

Kcl yang diperlukan : 100/60 x 200 g = 333 g.

2. Di dalam buku Pedoman Bercocok Tanam dianjurkan untuk menggunakan

urea (45% N) sebanyak 100 gram. Adapun pupuk N yang tersedia adalah ZA

(26% N). Berdasarkan data-data tersebut, pupuk yang digunakan adalah

45/100 x 100 g urea = 45 gram N sehingga pupuk ZA yang diperlukan untuk

memasok 45 gram N adalah 100/26 x 45 = 173 gram.

3. Penyuluh pertanian menyarankan untuk menggunakan 1 kg pupuk NPK

15.15.15 per pohon, tetapi harga pupuk NPK sangat mahal. Pupuk yang

tersedia urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% K2O). Menurut

data-data di atas, dosis Urea, SP-36, dan KCl yang diperlukan untuk

menggantikan 1 kg pupuk NPK 15.15.15 adalah :

15/100 x 1.000 g = 150 g N

15/100 x 1.000 g = 150 g P2O5

15/100 x 1.000 g = 150 g K2O

Jadi urea diperlukan sebanyak 100/45 x 150 = 333 gram; SP-36 sebanyak

100/36 x 150 = 471 gram; dan KCl sebanyak 100/60 x 150 = 250 gram.

PETUNJUK : Jika mahasiswa dapat menjawab pertanyaan berikut dengan

lengkap dan terperinci maka mahasiswa telah menguasai 50 % dari bahan yang

diajarkan pada bab ini.

PERTANYAAN.

1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemupukan !

2. Sebutkan dan jelaskan pembagian pupuk berdasarkan asalnya !

3. Jelaskan pengertian tentang kompos, dan sebutkan kriteria kompos yang baik !

VI - 20

LATIHAN

Page 21: Bab VI. Pemupukan

Ada tiga hal yang harus dipahami dalam pemupukan tanaman budidaya

yaitu: (1) Tanah; (2) Tanaman; dan (3) Pupuk. Ketiganya saling berkaitan dan

menunjang untuk menghasilkan tanaman yang benar-benar subur dan produktif.

Jenis tanah yang berbeda juga akan menghendaki kebutuhan pupuk yang

berbeda juga. Sifat fisik, kimia dan biologi tanah harus dianalisis terlebih dahulu

untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan pemupukan.

Selain faktor tanah, efektivitas pemupukan juga tergantung dari jenis

pupuk yang digunakan dan cara aplikasinya. Jenis pupuk yang meliputi jumlah

kandungan unsur hara makro tiap pupuk, asal pupuk dan bentuk pupuk sering

menjadi pertimbangan dalam penentuan pemupukan. Demikian juga cara

aplikasinya baik dengan larikan, ditebar maupun ditugal harus memperhatikan

asas empat tepat (tepat jenis, tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu).

TES FORMATIF

PETUNJUK I : Isilah titik-titik dibawah ini.

Pupuk adalah …………………………………………………………………… 1)

Pemupukan adalah …………………………………………………………….. 2)

Berdasarkan kandungan unsur hara makronya pupuk dibedakan … jenis 3) yaitu

…… ……………………….. 4) dan ………………………………………… 5)

PETUNJUK II : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas !

1. Mengapa tanaman yang dipupuk bahan organik dengan C/N ratio lebih dari 30

pertumbuhannya justru kurus ? jelaskan !

2. Langkah apa saja yang dilakukan agar pemupukan berjalan efektif ? jelaskan !

3. Sebutkan dan jelaskan cara aplikasi pupuk di lapangan !

VI - 21

PENUTUP

RINGKASAN

Page 22: Bab VI. Pemupukan

VI - 22