19
BAB VI PERALATAN DAN TRANSPORTASI TAMBANG PT. LABOYO ABADI telah menetapkan sistem dan sarana transportasi dengan kapasitas memadai untuk mendukung tercapainya produksi tambang breksi batuapung yang telah ditetapkan. Karena itu kajian transportasi menjadi penting bagi kelancaran pengangkutan breksi batuapung dari lokasi tambang ketempat pengolahan. 6.1. Penambangan Breksi Batuapung Penambangan bahan galian Breksi Batuapung direncanakan menggunakan metode kuari dengan sistem tambang terbuka, yaitu sistem penambangan yang banyak diterapkan pada bahan galian Breksi Batuapung. Penambangan dilakukan pada tiap level dengan membuat jenjang. Breksi Batuapung yang diproduksi oleh PT. LABOYO ABADI digunakan sebagai pondasi dengan sasaran produksi 1.050.000 m 2 /tahun. Waktu kerja yang dipakai sebanyak 3 shift. Setiap shift terdiri dari tujuh jam kerja dan satu jam istirahat. Total waktu kerja setahun dengan mempertimbangkan faktor kehilangan jam/tahun adalah 7200 jam sehingga didapatkan target produksi sebesar 151.91 m 2 /jam, maka target produksi yang akan 65

BAB VI PT Edhi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB VI PT Edhi

Citation preview

Page 1: BAB VI PT Edhi

BAB VI

PERALATAN DAN TRANSPORTASI TAMBANG

PT. LABOYO ABADI telah menetapkan sistem dan sarana transportasi

dengan kapasitas memadai untuk mendukung tercapainya produksi tambang

breksi batuapung yang telah ditetapkan. Karena itu kajian transportasi menjadi

penting bagi kelancaran pengangkutan breksi batuapung dari lokasi tambang

ketempat pengolahan.

6.1. Penambangan Breksi Batuapung

Penambangan bahan galian Breksi Batuapung direncanakan menggunakan

metode kuari dengan sistem tambang terbuka, yaitu sistem penambangan yang

banyak diterapkan pada bahan galian Breksi Batuapung. Penambangan dilakukan

pada tiap level dengan membuat jenjang. Breksi Batuapung yang diproduksi oleh

PT. LABOYO ABADI digunakan sebagai pondasi dengan sasaran produksi

1.050.000 m2/tahun.

Waktu kerja yang dipakai sebanyak 3 shift. Setiap shift terdiri dari tujuh

jam kerja dan satu jam istirahat. Total waktu kerja setahun dengan

mempertimbangkan faktor kehilangan jam/tahun adalah 7200 jam sehingga

didapatkan target produksi sebesar 151.91 m2/jam, maka target produksi yang

akan direncanakan untuk 6 tahun produksi, dapat dilihat pada Tabel 6.1

Tabel 6.1 Target Produksi

65

Tahun Target Produksi(m3)/hari Target Penambangan (m3)/tahun

1 182.29 52499.522 182.29 52499.523 182.29 52499.524 182.29 52499.525 182.29 52499.526 182.29 52499.52

Page 2: BAB VI PT Edhi

Dengan mempertimbangkan keberadaan Breksi Batuapung yang akan

datang apakah diminati sehingga produksi ditingkatkan, ataupun terjadi

penurunan permintaan, maka jumlah produksi dapat dinaikkan atau diturunkan.

Gambar 6.1.Peralatan dan Transportasi Pertambangan

Sketsa penambangan

Gambar 6.2.Blok Penambangan

66

Penambangan

Stock Yard

Pemasaran

Alat Bongkar Alat MuatWiresaw Portable CraneMerk : Hizar Merk : -Tipe : Wire rope Tipe : -Jumlah : 1 Jumlah : 1

Alat AngkutDump TruckMerk : HINOTipe :FM 320 PLJumlah : 8

Alat AngkutDump TruckMerk : HINOTipe : FM 320 PLJumlah : 10

Page 3: BAB VI PT Edhi

6.2. Tata Cara Pengangkutan

Salah satu kegiatan yang penting dalam usaha pertambangan adalah

pengangkutan. Pengangkutan dimaksudkan untuk mengangkut hasil

penambangan, penyediaan peralatan penambangan maupun pengolahan dan

tenaga kerja. Kelancaran target produksi pertahun tergantung pada pengangkutan

Breksi Batuapung dari ROM menuju ke pabrik pengolahan dengan alat angkut

dumptruck.

Adapun jenis proses pengangkutan yang akan ditempuh dalam kegiatan

penambangan PT. LABOYO ABADI meliputi pengangkutan Breksi Batuapung

dari daerah penambangan (ROM) ke pabrik pengolahan.

Penentuan jalan angkut pada rencana penambangan Breksi Batuapung di

Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul

direncanakan di lokasi penambangan sampai ke pabrik pengolahan ± 554 m. Jalan

angkut yang direncanakan merupakan jalan tambang yang digunakan hanya untuk

kegiatan penambangan, yaitu pengangkutan Breksi Batuapung ke pabrik

pengolahan dengan jarak ± 554 m serta kecepatan alat angkut yang direncanakan

± 20km/jam.

Pada kegiatan penambangan terutama dalam proses pemilihan alat ada

beberapa geometri yang perlu diperhatikan dan dipenuhi terhadap jalan angkut

supaya tidak menimbulkan hambatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan

operasi kegiatan pengangkutan. Dalam hal ini berkaitan dengan target produksi

yang direncanakan, karena fungsi jalan angkut adalah untuk menunjang

kelancaran kegiatan dalam pengangkutan.Dalam mendesain suatu jalan angkut,

geometri jalan angkut harus diperhatikan meliputi :

1) Lebar Jalan Angkut

Semakin lebar jalan angkut maka akan semakin aman dan lancar

lalulintasalat angkut dalam kegiatan pengangkutan. Lebar jalan angkut minimum

yang diperlukan hendaknya disesuaikan dengan lebar daripada alat angkut

terbesar yang akan melintas pada jalan tersebut. Untuk menghitung lebar jalan

angkut pada jalan lurus dan lebar jalan angkut pada belokan.

67

Page 4: BAB VI PT Edhi

a) Lebar jalan angkut pada jalan lurus

Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan pada

Rule of Thumb yang dikemukakan oleh AASHTO Manual Rural Highway Design

adalah sebagai berikut :

L = n .Wt + (n + 1) (0,5Wt)

Keterangan : L = Lebar jalan angkut minimum (m)

n = Jumlah jalur

Wt = Lebar alat angkut total (m).

Nilai 0,5 merupakan faktor pengali terhadap lebar terbesar dari truck yang

digunakan dan ukuran aman pada masing-masing kendaraan dibagian kanan kiri

tepi jalan. Lebar jalan angkut minimum direncanakan dengan dua jalur adalah

8.63 m (Lampiran D).

b) Lebar jalan angkut pada tikungan

Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada lebar jalan

lurus ( perhitungan jalan angkut terlampir). Berdasarkan Spesifikasi Dumptruck

HINO E 700 maka lebar jalan minimum pada tikungan adalah 12 m.

Gambar 6.3.Sketsa lebar jalan pada tikungan

2) Jari-jari Tikungan

Jari-jari tikungan harus dibuat lebih besar dari jari-jari lintasan serta harus

memenuhi keselamatan kerja ditambang atau memenuhi faktor keamanan, yaitu

jarak pandang bagi pengemudi ditikungan baik horizontal maupun vertikal

terhadapan kedudukan suatu penghalang pada jalan tersebut yang diukur dari mata

68

Page 5: BAB VI PT Edhi

pengemudi. Besarnya jari-jari tikungan minimum pada jalan dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

R = V2

127 (e + f)

Keterangan :

R = Radius tikungan (m)

V = Kecepatan kendaraan (km/jam)

e = Superelevasi 0,09 (mm/m)

f = Koefisien gesekan.

Berdasarkan perhitungan besarnya jari-jari tikungan minimum yang dapat

dilalui oleh Dump truck FM 320 PL dengan kecepatan rencana sebesar 30 km/jam

adalah 26.3 m.

3) Superelevasi

Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk

oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan

ketinggian. Hal ini bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan guna

mengimbangai gaya sentirfugal dan untuk mencegah atau menghindari kendaraan

tergelincir keluar jalur atau terguling. Semakin besar superelevasi semakin besar

pula komponen berat kendaraan yang diperoleh untuk menghitung besarnya nilai

superelevasi adalah :

e + f= V2

127 . R

Keterangan :

e = Superelevasi (m/m); v = Kecepatan kendaraan (km/jam)

f = Koefisien gesekan; R = Jari-jari tikungan (m).

4) Kemiringan Jalan Angkut

Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan kendaraan

dalam pengereman ataupun dalam mengatasi tanjakan. Secara umum kemiringan

jalan dinyatakakan dalam persen (%). Dalam pengertiannya kemiringan 1%

berarti jalan tersebut naik atau turun sebesar 1 satuan untuk setiap jarak mendatar

100 m. Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui oleh alat dengan baik

69

Page 6: BAB VI PT Edhi

berkisar antara 10%-18%. Akan tetapi untuk jalan naik maupun turun pada bukit

lebih aman kemiringan jalan maksimum 8% atau 4,50.

Kemiringan atau grade jalan angkut dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Grade = (∆h/∆x) x 100%

Keterangan :

∆h = Beda tinggi antara dua titik yang diukur (m)

∆x = Jarak datar antara dua titik yang diukur (m).

Tabel 6.2.Nilai Tahanan Guling untuk Ban Karet pada Berbagai Jalan

Macam Jalan Lb/ton Kg/tonKeras, permukaan halus, stabil, permukaan jalan tanpa ada amblasan roda kendaraan, terawat

40 20

Kuat dengan permukaan halus, terawat baik, bekas jejak roda kendaraan (tipis)

65 35

Salju: packedLoose

5090

2545

Jalan becek, bekas jejak roda kendaraan (tebal), sedikit perawatan, amblasan roda 1” (25 mm) atau 2” (50 mm)

100 50

Jalan becek, tidak terawat, tidak stabil, amblasan roda 4” (100 mm) sampai 6” (150 mm)

150 75

Loose sand or gravel 200 100Lembek, berlumpur, tidak terawat 200 - 400 100 - 200

Sumber :YantoIndonesianto, “Pemindahan Tanah Mekanis”, 2013

5) Cross Slope (Kemiringan Melintang)

Cross slope merupakan sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan

terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk

penampang melintang seperti kerucut. Pembuatan cross slope dimaksudkan agar

saat turun hujan air tidak menggenangi badan jalan dan segera masuk dalam parut

yang berada disamping kiri dan kanan jalan, karena air yang menggenang pada

permukaan jalan menyebabkan jalan menjadi becek dan akan mempercepat

kerusakan jalan. Selain itu juga dapat membahayakan kendaraan yang

melewatinya.

70

Page 7: BAB VI PT Edhi

Angka cross slope pada jalan angkut dinyatakan dalam perbandingan jarak

vertikal dan horizontal dengan satuan mm/m. Nilai yang umum dari kemiringan

melintang (cross slope) untuk direkomendasikan adalah sebesar 20-40 mm/m

jarak bagian tepi jalan kebagian tengah atau pusat jalan dan disesuaikan dengan

kondisi yang ada.

6) Jalur Pengangkutan Breksi batuapung dari Daerah Penambangan ke Stock

Yard

Pengangkutan Breksi batuapung dari Quarry menggunakan jalan angkut

utama yang dibangun untuk menghubungkan Quarry dengan lokasi pengolahan

dibangun dengan ukuran lebar 9 m. Dimensi jalan angkut dapat dilihat pada

Gambar 6.4.

Gambar 6.4Jalan Angkut

Sistem pengangkutan dari Quarry ke Stock Pile dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

a. Alat angkut yang digunakan adalah dengan kapasitas angkut 7.2 m3. Dump

Truck HINO FM 320 PL.

b. Jalur pengangkutan breksi batuapung melalui jalan tambang dan

selanjutnya dibawa kelokasi Stock Pile.

c. Jalan tempuh pengangkutan Quarry sejauh ± 554 m.

71

SaluranPenyaliran0,5m 1,21m2,540m 1,21m2,540m 1,21m 0,5m

900

0,5 m

Page 8: BAB VI PT Edhi

6.3. Penentuan Jumlah dan Kapasitas Peralatan Produksi Penambangan

Untuk menunjang kegiatan penambangan breksi batuapung diperlukan

beberapa peralatan produksi yang harus dipersiapkan. Penentuan kapasitas dan

jumlah alat yang dibutuhkan tergantung pada sasaran produksi, jam kerja efektif

alat per tahun, produktivitas alat per tahun serta kepadatan lalulintas jalan

tambang.

Gambar 6.5.Alat Potong (Wiresaw)

Gambar 6.6.Contoh Blok Hasil Penambangan

Kebutuhan alat dapat memberikan gambaran dalam merencanakan suatu

proyek, untuk menentukan waktu investasi peralatan dan penambahan investasi

72

Page 9: BAB VI PT Edhi

alat. Besar kecil volume material yang ditambang dan diangkut berhubungan

dengan penambahan atau pengurangan ukuran serta jumlah alat yang

dibutuhkan.Apabila sasaran produksi tiap tahun tidak sama maka jumlah

kebutuhan alat untuk melakukan kegiatan tersebut juga akan mengalami

perubahan.

Perhitungan kebutuhan alat didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :

a. Rencana Produksi

Diperoleh cadangan breksi batuapung 5.849.166 m2 dan sasaran produksi

breksi batuapung yang akan ditambang direncanakan sebesar 182.29 m3/hari,

dengan jumlah hari kerja 24 hari per bulan maka diperoleh target produksi per

bulan 182.29 m3/hari x 24 = 4375 m3/bulan.

b. Jalan Tambang

Untuk mendukung kelancaran dari kegiatan pengangkutan, maka

diperlukan jalan tambang yang baik dan aman bagi kendaraan maupun pekerja.

Direncanakan alat angkut yang digunakan yaitu Dump Truck HINO FM 320 PL.

Lebar jalan yang direncanakan yaitu 8.63 m. Lebar pada jalan tikungan 12 m.

Kemiringan pada jalan tikungan 0,09 mm/m.

c. Alat Bongkar

Alat yang digunakan untuk membongkar breksi batuapung adalah

wiresaw. Dengan menggunakan wiresaw tipe Steel wire rope dengan kecepatan

pemotongan mencapai 0-40 m/s.

Untuk menunjang kerja wiresaw maka kami menambahkan alat bor. Alat bor

yang di gunakan jenis Giror Drilling 200 dengan kecepatan pengeboran 1.5-1.9

m/menit yang dipadukan dengan kompresor. Adapun kompresor yang digunakan

berjenis Portable Rotary sekrup dengan kapasitas angin 27 m3/menit dan dengan

tekanan udara 10 Bar.

Jumlah alat bor 1 buah dan alat potong 3 buah. Dengan dimensi blok

penambangan 2 x 2.5 x 2.5 m maka didapat estimasi penambangan sebagai

berikut :

Pengeboran :

73

Page 10: BAB VI PT Edhi

Pemotongan :

Total waktu penambangan 1 blok = 77 menit

Dengan jam kerja selama 7 jam/shift atau sama dengan 420 menit/shift maka

dalam 1 shift kerja dapat menambang sebanyak 16.2 blok. 1 shitf kerja

menghasilkan 202.5 m3, untuk memenuhi target produksi 182.29 m3/hari maka

penambangan dilakukan dengan menggunakan 3 buah alat potong.

d. Alat Muat

Untuk memuatkan breksi bauapung ke alat angkut menggunakan Crane.

Crane ini sendiri adalah merupakan crane rakitan dari besi profil I dan katrol.

Dari hasil pengamatan cycle time untuk memuat breksi batuapung ke alat angkut

yaitu 20 detik, yang terdiri dari 8 detik untuk muat breksi batuapung, 4 detik

untuk swing dan 8 detik untuk dump (menumpahkan) breksi batuapung ke alat

angkut (Dumptruck). Kemampuan maksimum Komatsu PC 600-6 dapat memuat

sekitar 3,1 m3/bucket. Alat muat ini digunakan untuk melayani 2 buah Dump

truck. Untuk memenuhi bak Dump truck sampai penuh, total cycle time adalah

1,67 menit.

Gambar 6.7.Crane

74

Page 11: BAB VI PT Edhi

e. Alat Angkut

Direncanakan alat angkut yang digunakan yaitu Dump truck HINO FM

320 PL. Spesifikasi alat angkut dapat dilihat pada lampiran D. Dari spesifikasi alat

diketahui bahwa kemampuan bak sebesar 7,2 m3 dengan sasaran produksi 182.29

m3/hari. Jarak dari Quarry ke stock pile 554 m, diperkirakan Dump truck

tersebut berjalan dengan kecepatan rata-rata 30 km/jam pada saat bermuatan dari

Quarryke stock pile danakan memakan waktu 2,08 menit, sedangkan pada saat

kosong truck berjalan dengan kecepatan 35 km/jam sehingga waktu tempuhnya

adalah 1,78 menit. Jadi total cycle time Dump truck keseluruhannya 7,53 menit,

sehingga jumlah Dump truck adalah sebanyak 2 unit (lihat lampiran D).

6.4. Peralatan Pengolahan

Untuk pengolahan PT. LABOYO ABADI menggunakan Gerinda

KGP-1542S buatan taiwan. Penggunaan gerinda ini sendiri disesuaikan dengan

sasaran pasar breksi batuapung yang untuk ornamen.

6.5. Peralatan Penunjang

Peralatan penunjang disini adalah peralatan-peralatan yang menunjang

dalam kegiatan penambangan. Peralatan itu antara lain peralatan untuk kegiatan

teknis dan non teknis.

6.5.1. Peralatan Teknis

1. Generator

2. Kabel

3. Lampu penerangan jalan

4. Lampu dalam kantor.

6.5.2. Peralatan Non Teknis

1. Peralatan Kantor

Peralatan Kantor yang digunakan di PT. Breksi Apung meliputi :

a. Meja

b. Kursi

c. Alat Tulis dan Kantor

2. Peralatan Dapur

75

Page 12: BAB VI PT Edhi

3. Peralatan Kebersihan

Tabel 6.3Kebutuhan Peralatan

No. Alat Merk Type Jumlah Alat

1 Penambangan        Wiresaw Hizar Wire Rope 1  Crane Rakitan - 1  Dump truck Hino FM 320 PL 2   Alat bor Liutech LUY036-7 12 Reklamasi        Dump Truck Hino FM 320 PL 2  Back Hoe Komatsu PC600-6 2  Land fill compactor Caterpillar 836 G 1         3 Alat Pendukung Tambang        Genset     2

  Sekop     10  Cangkul     104 Stockpile        Crane Rakitan - 1         5 Bengkel        Dongkrak     3  Alat Las dan Patri     2  Alat Bengkel     1

  Kompresor  Aivyter Portable rotary sekrup 1

  Penampung Minyak Pelumas Bekas     10  Alat Pemadam Kebakaran     1         6 Peralatan Keselamatan Tambang        Helm Pengaman     180  Sepatu Pengaman (Safety Shoes)     180  Kacamata Pelindung (Safety Glasses)     180  Masker Debu     200  Peralatan K3     100

No. Alat Merk Type Jumlah Alat

  Sarung Tangan     180

K3

76

Page 13: BAB VI PT Edhi

  Helm Pengaman     15  Sepatu Pengaman (Safety Shoes)     15  Masker Debu     15  Alat Pemadam Kebakaran     15

  Suku cadang (Sparepart)     10         8 Peralatan di Kantor        Meja Kantor     50  Kursi     75  Alat Tulis Kantor     1  Komputer     15  AC     10  Genset (Indoor)     1  Sofa     1  Mobil Operasional     10  Dispenser     8  Jam Dinding     12  Televisi     2

  LCD     1  Printer,Scanner,Fotocopy     10  Cabinet     20  WhiteBoard     5  CCTV     5  Alat Pemadam Kebakaran     2  Telepon     12         9 Peralatan di Mess        Perlengkapan Tidur     183  Lemari     100  Dispenser     5  Kursi     100  Perlengkapan Mandi     20  Jemuran     10  Pewangi Ruangan     100  Kipas Angin     40         

No. Alat Merk Type Jumlah Alat

10 Peralatan di Poliklinik        Tabung Oksigen     4  Alat Suntik     2  Alat Pemadam Kebakaran     2

77

Page 14: BAB VI PT Edhi

  Perlengkapan P3K     4

  Jam Dinding     2         

11 Peralatan di Pos Security        Meja     1  Kursi     2  Handy Talky (HT)     3  Jam Dinding     1  Perlengkapan Security     3  Dispenser     1

78