Upload
nadia-ananda
View
240
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 BAB VII _HX
1/24
Perpindahan Panas
BAB VII
PESAWAT PENUKAR KALOR
Alat yang dapat mengantarkan proses perpindahan panas diantara dua fluida
yang berbeda tingkat energinya (temperatur) yang disekat oleh dinding (padat) atau
tidak, disebut PESAWAT PENUKAR KALOR. Pemakaian spesifik alat tersebut
dapat dilihat pada: mesin pendingin ruangan (evaporator & kondensor), mesin refrigersi
(evaporator & kondensor), instalasi pembangkit daya (boiler, condensor, economizer,
deaerator, air preheater, superheater) dan lain-lain.
7.1. Tipe Pesawat Penukar Kalor
Ada beberapa tipe pesawat penukar kalor yang dikelompokkan berdasarkan
konstruksinya.
1. Tipe pipa dobel (concentric tube) kedua fluida dipisahkan oleh dinding pipa.
Tipe ini ada dua macam yaitu tipe aliran parallel (parallel flow) dan tipe aliran
berlawanan arah (counter flow).
B
Gambar 7.1:Pesawat penukar kalor tipe pipa dobel: a) Aliran parallel b). Aliran berlawanan arah
2. Tipe tipe aliran silang (cross flow), juga ada dua macam yaitu tipe kedua fluida
tidak bercampur (both fluid unmixed) dan tipe satu fluida bercampur sedang
yang satunya tidak bercampur (one fluid mixed and the other unmixed).
Gambar 7.2: Pesawat penukar kalor : a) Kedua fluida tidak bercampur b). Satu fluida bercampur yang lain
tidak bercampur
A B
D3MITS - FTI - ITS 96
7/24/2019 BAB VII _HX
2/24
Perpindahan Panas
3. Tipe tipe shell and tube, pada tipe ini satu fluida mengalir di dalam pipa-pipa
sedangkan yang lainnya mengalir pada shell dengan pola aliran menyerupai
aliran silang.
Shelloutlet
Tubeoutlet
Tubeinlet
Shellinlet Buffle
Gambar 7.3: Pesawat penukar kalor tipe Shell and Tube
Shell and tube ini ada beberapa konstruksi yaitu satu shell (case) dua laluan tube
(pipe) dan dua shell empat laluan tube.
Shellinlet
Tubeinlet
Tubeoutlet
Shelloutlet
Shellinlet
Shelloutlet
Tubeoutlet
Tubeinlet
Gambar 7.4: Pesawat penukar kalor tipe shell and tube: a). Satu shell dan dua laluan tube. b). Dua shell
dan empat laluan tube
7.2. Koefisien Perpindahan Panas Keseluruhan
Koefisien perpindahan panas keseluruhan merupakan koefisien perpindahan
panas gabungan yang meliputi seluruh koefisien yang ada mulai dari fluida dingin
sampai ke fluida panas, termasuk juga adanya faktor kerak (fouling factor) yang
mungkin terjadi sesudah pesawat digunakan.
Jika kedua fluida dipisahkan oleh dinding datar maka koefisien perpindahan panas
keseluruhan adalah:
D3MITS - FTI - ITS 97
7/24/2019 BAB VII _HX
3/24
Perpindahan Panas
oi hk
L
h
U 1)11
1
++=
hi hok
L
Jika kedua fluida dipisahkan oleh dinding silinder (pipa) maka:
ii
o
i
oo
o hr
r
r
r
k
r
h
oU11 ln
1
++= , berdasarkan luas permukaan luar pipa. 2)
oo
i
i
oi
i hr
r
r
r
k
r
h
iU11 ln
1
++= berdasarkan luas permukaan dalam pipa. 3)
Dimana ooii AUAU =
Jika memperhitungkan adanyafouling factor(kerak) persamaan menjadi:
r
ri
hh
ii
o
i
oo
o hr
rifr
r
k
rofh
oRR
U1
,,1 ln
1
++++= 4)
oo
i
i
oi
i hr
rofr
r
k
rifh
iRR
U1
,,1 ln
1
++++= 5)
Harga representasifouling factoradalah:
Tabel 7.1: Harga representasifouling factor(Incropera)
Fluid Rf(m2-K/W)
Seawater and treated boiler feedwater (below 50C) 0.0001
Seawater and treated boiler feedwater (above 50C) 0.0002
River water (below 50C) 0.0002 s/d 0.0001
Fuel oil 0.0009
Refrigerating liquids 0.0002
Steam (non oil bearing) 0.0009
D3MITS - FTI - ITS 98
7/24/2019 BAB VII _HX
4/24
Perpindahan Panas
Tabel 7.2: Harga representasi koefisien perpindahan panas keseluruhan (Incropera)
Kombinasi Fluida U( W /m2-K)
Air ke air 850 s/d 1700
Air ke minyak 110 s/d 350
Kondensor uap (air di dalam tube) 1000 s/d 6000
Kondensor amoniak (air di dalam tube) 800 s/d 1400
Kondensor alkohol (air di dalam tube) 250 s/d 700
Heat exchanger dengan sirip (air dalam tube, udara silang) 25 s/d 50
7.3. Analisis Pesawat Penukar Kalor (Lmtd)
Analisis pesawat penukar kalor didasarkan pada dua asumsi utama (disamping
beberapa asumsi tambahan) yaitu: semua kalor yang dilepaas fluida panas diterima
semuanya oleh fluida dingin dan perpindahan panas antara pesawat dengan lingkungan
diabaikan.
Kalor yang dilepas fluida panas:
) 6)( ,,,*
ohihhp TTcmq h =
Kalor yang diterima fluida dingin:
)( ,,,*
icoccpc TTcmq =
73)A: luas permukaan
perindahan panas
Th o
Gambar 7.5: Balans energi pada pesawat penukar kalor
Persamaan lain yang diperlukan untuk analisis adalah:
, dimana:mTUAq = chm TTT = 7)
mT : beda temperatur rata-rata antara fluida panas dan fluida dingin.
7.3.1. Tipe Aliran Paralel
Distribusi temperatur yang terjadi pada pesawat penukar kalor aliran parallel
adalah sebagai berikut:
Tc o
Th i
qTc i
D3MITS - FTI - ITS 99
7/24/2019 BAB VII _HX
5/24
Perpindahan Panas
A: luas permukaan
perindahan panas
Th
Tcdq
Ch
Cc
Th+dTh
Tc+dTc
dA
x21
T
TT1
T2
dTh
dTc
Tc,i
Tc,o
Th o
Th i
d
Gambar 7.6: Pesawat penukar kalor aliran paralel
Asumsi :
1. Perpindahan panas antara pesawat dengan lingkungan diabaikan
2. Konduksi arah aksial pada tube diabaikan
3.
Perubahan energi kinetik dan potensial diabaukan
4.
Kapasitas panas jenis fluida konstan
5.
Koefisien perpindahan panas keseluruhan konstan
Balans energi pada masing-masing elemen tersebut diatas:
hhhhph dTCdTcmdq = ,*
h
hC
dqdT = 8)
ccccpc dTCdTcmdq = ,*
c
cC
dqdT = 9)
, dimana:TUdAdq =
ch TTT = (beda temperatur lokal), jika dideferensiasi:
+==
ch
chCC
dqTdTdTd11
)( , substitusi dan
diintegralkan menjadi:
TUdAdq =
+=
2
1
2
1
11)(dA
CCU
T
Td
ch
, menjadi :
+=
ch CCUA
T
T 11ln1
2 10)
D3MITS - FTI - ITS 100
7/24/2019 BAB VII _HX
6/24
Perpindahan Panas
Substitusi Chdan Cc:
[ ])()(ln ,,,,,,,,
1
2ocohicih
icocohihTTTT
q
UA
q
TT
q
TTUA
T
T=
+
=
1
2
12
lnT
TTTUAq
= atau lmTUAq = 11)
Dimana:
1
2
12
lnT
T
TTTlm
= , disebut log mean temperature difference 12)
PERHATIAN: Untuk aliran paralel:
icih TTT ,,1 = 13)
ocoh TTT ,,2 = 14)
7.3.2. Tipe Aliran berlawanan arah
Dalam hal ini semua persamaaan sama dengan aliran parallel kecuali pada 1T
dan yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan arah aliran yang berlawanan.2T
A: luas permukaanperindahan panas
Th
Tcdq
C
CcTh+dTh
Tc+dTc
dA
x21
T
T
T1
T2
dTh
dTc
Tc,o
Tc,i
Th o
Th i
dq
Gambar 7.7: Pesawat penukar kalor aliran berlawanan
PERHATIAN: Untuk aliran berlawanan arah (berlawanan):
ocih TTT ,,1 = 15)
icoh TTT ,,2 = 16)
D3MITS - FTI - ITS 101
7/24/2019 BAB VII _HX
7/24
Perpindahan Panas
7.3.3. Tipe Aliran Multipass dan Aliran Silang
Meskipun pesawat penukar kalor untuk tipe multipass dan aliran silang sangat
kompleks tetapi persamaan-persaman tersebut diatas dapat digunakan untuk analisis
dengan hasil yang memuaskan. Satu-satunya yang harus dimodifikasi adalah log mean
temperature difference (LMTD), yaitu dalam bentuk:
xFTT CFlmlm ,= 17)
CFlmT , adalah log mean temperature difference untuk aliran berlawanan arah dan F
adalah faktor koreksiyang dapat dilihat pada gambar berikut:
oi tTT = 1
io tTT = 2
Gambar 7.8 Faktor Koreksi LMTD Untuk Shell And Tube Dengan Satu Shell Dan Kelipatan 2 Laluan
Tube
oi tTT = 1
io tTT = 2
D3MITS - FTI - ITS 102
7/24/2019 BAB VII _HX
8/24
Perpindahan Panas
Gambar 7.9 Faktor Koreksi LMTD Untuk Shell And Tube Dengan Dua Shell Dan Kelipatan 2 Laluan
Tube
oi tTT = 1
io tTT = 2
Gambar 7.10 Faktor Koreksi LMTD Untuk HX Aliran Silang Dengan Kedua Fluida Tidak Bercampur
oi tTT = 1
io tTT = 2
Gambar 7.11 Faktor Koreksi LMTD Untuk HX Aliran Silang Dengan Satu Fluida Bercampur , yang Lain
Tidak Bercampur
D3MITS - FTI - ITS 103
7/24/2019 BAB VII _HX
9/24
Perpindahan Panas
Contoh 1:
Pesawat penukar kalor tipe pipa konsentris dengan aliran berlawanan arah digunakan
untuk mendinginkan minyak pelumas turbine gas. Laju massa air pendingin melalui
pipa bagian dalam (D = 25 mm) = 0,2 kg/sc. Laju massa minyak melalui pipa
bagian luar (D = 45 mm) . Minyak pelumas masuk bertemperatur T
*
cm
sckgmh /1,0* = h,i=
100 C dan air masuk bertemperatur Tc,i = 30 C. Berapa panjang total pipa pesawat
tersebut agar temperatur minyak pelumas keluar menjadi Th,o= 60 C
Jawaban:
Skema:
Asumsi: x21
T
Tc,oTc,i
Th,o
Th,i
Air
Oilx
1. Perpindahan panas ke lingkungan diabaikan
2. Perubahan energi kinetic dan potensial diabaikan
3.
Sifat-sifat konstan
4. Hambatan perpindahan panas pada dinding pipa (tipis) diabaikan
5. U konstan (tidak bergantung pada x)
Data:
Tabel A5: engine oil (Th,m= (100+60)/2=80C=353K): cp= 2131 J/kg-K, = 3,25x10-2
N-sc/m2, k = 0,138 W/m-K.
Tabel A6: air : cCT mc 35, p= 4178 J/kg-K, = 725x10-6
N-sc/m2, k = 0,625 W/m-K.
, Pr = 4,85
Analisis:
Kalor yang dilepas oleh minyak pelumas adalah:
WCxTTcmqKkg
Js
kg
ohihhph 8524)60100(21311,0)( ,,,* ===
Kalor yang diserap air :
, atau)( ,,,*
ociccpc TTcmq = iccpc
oc Tcm
q,
,*, +=T
CCkgKJscxkg
WT oc 2,4030
/4178/2,0
8524, =+= , asumsi Tc,o= 35 C memadai.
D3MITS - FTI - ITS 104
7/24/2019 BAB VII _HX
10/24
Perpindahan Panas
Panjang pipa pesawat dihitung melalui :
lmTUAq =
LDA i=
2,43)30/8,59ln(
308,59
ln1
2
12 ==
=
T
TTTTlm
oi hh
U11
1
+=
Air mengalir di dalam pipa : 050.14/10725025,0
/2,044Re
26
*
===
mNscxmxx
sckgx
D
m
i
C
Karena aliran turbulen maka korelasi konveksi mengunakan persamaan
nDDNu PrRe023,0
54
= , dimana n = 0,4 untuk heating jadi:
90)85,4()14050(023,0PrRe023,0 4,0544,054
===DD
Nu , sehingga:
KmWm
mKWx
D
kNuh
iDi
2/2250025,0
/625,090===
Untuk aliran minyak pelumas pada saluran annulus, diameter hidrolik Dh = Do - Di
=0,02m, maka:
0,56/1025,3)025,0045,0(
/1,04
)(
4Re
22
*
=+
=+
=
mNscxmxx
sckgx
DD
m
io
h
Aliran tersebut laminar, dengan asumsi temperatur permukaan pipa bagian dalam
seragam dan pipa bagian luar diisolasi, maka koefisien konveksi diperoleh dari tabel
dengan didapat Nu56,0/ =oi DD o= 5,56.
KmWm
mKW
D
kNuho
oo2/4,38
020,0
/138,056,5 ===
Koefisien perpindahan panas keseluruhan:
KmW
KmWKmW
U
oi hh
2
22
11/8,37
/4,38
1
/2250
1
11=
+=
+=
mCxmxKxmW
W
TDU
qL
lmi
5,662,43025,0/8,37
8524
2 ==
=
D3MITS - FTI - ITS 105
7/24/2019 BAB VII _HX
11/24
Perpindahan Panas
Contoh :
Pesawat penukar kalor tipe shell and tube (1 shell) digunakan untuk memanaskan air
dari 15C menjadi 85C. Panas diambil dari minyak pelumas mesin bertemperatur 160C.
Minyak pelumas dialirkan pada bagian shell dan air pada bagian tube. koefisien
konveksi rata-rata pada sisi minyak adalah ho = 400 W/m2-K. Jumlah pipa air yang
dipasang 10 pipa, tipis berdiameter D = 25 mm dibelokkan menjadi 8 pass (laluan).
Laju massa air 2,5 kg/s. Temperatur minyak keluar 100 C. 1) Hitung laju massa
minyak. 2). Panjang pipa per laluan untuk memenuhi tujuan pemanasan tersebut.
Jawaban:
x21
T
Tc,oTc,i
Th,o
Th,iSkema:
N = 10 tube
*cm
Air
Oil
*hm
ho=400 W/m2-K
Jumlah pass = 10 pass
Asumsi:
1.
Perpindahan panas ke lingkungan diabaikan
2. Perubahan energi kinetic dan potensial diabaikan
3. Sifat-sifat konstan
4.
Hambatan perpindahan panas pada dinding pipa (tipis) diabaikan
5.
U konstan (tidak bergantung pada x)
Data:
Tabel A5: engine oil (Th,m= (160+100)/2=130C): cp= 2350 J/kg-K
Tabel A6: air : cCT mc 50, p= 4181 J/kg-K, = 546x10-6N-sc/m2, k = 0,643 W/m-K.
, Pr = 3,56
Analisis:
Dari balans energi, kalor yang dilepas oil = kalor yang diterima air
WxCkgKxJscxkgTTcmq ociccpc5
,,,* 10317,7)1585(/4181/5,2)( ===
1). Laju massa oil:
sckgCkgKxJ
xTTc
qm
ohihhp
h /19,5)100160(/2350
10317,7)(
5
,,,
* ===
D3MITS - FTI - ITS 106
7/24/2019 BAB VII _HX
12/24
Perpindahan Panas
2). Panjang tube (pipa):
CFlmTUAFq ,=
oi hh
U11
1
+
=
Air mengalir di dalam pipa : 234.23/1048025,0
/25,044Re
26
*
===
mNscxmxx
sckgx
D
mC
Karena aliran turbulen maka korelasi konveksi mengunakan persamaan
nDDNu PrRe023,0
54
= , dimana n = 0,4 untuk heating jadi:
119)56,3()234.23(023,0PrRe023,0 4,0544,054
===D
DNu , sehingga:
KmWm
mKWx
D
kNuh
iDi
2/3061025,0
/643,0119===
Koefisien perpindahan panas keseluruhan:
KmW
KmWKmW
U
oi hh
2
22
11/354
/3061
1
/400
1
11=
+=
+=
9,79)85/75ln(
8575
ln1
2
12
, =
=
=
T
T
TTT
CFlm
Faktor koreksi untuk F:
86,01585
100160=
=R , 48,015160
1585=
=P , maka F=0,87
DLNA = , N = 10 tube
m
CxxmxxxKmW
Wx
TDFUN
qL
CFlm
9,37
9,7987,0025,010./354
10317,7
2
5
,
==
=
Panjang tersebut dibagi menjadi 8 pass, jadi panjang tiap pass adalah = m7,489,37 =
D3MITS - FTI - ITS 107
7/24/2019 BAB VII _HX
13/24
Perpindahan Panas
Soal:
Dalam suatu PLTU untuk mendinginkan/mengkondensasikan uap setelah diekspansi
pada turbin digunakan sebuah kondensor bertipe shell and tube dengan satu shell dan
dua laluan, dimana setiap laluan terdiri dari 30500 buah tube/pipa. Pipa dari bahan
tembaga tipis berdiameter 25 mm. Uap terkondensasi dibagian luar tube/pipa tersebut.
Koefisien konveksi pada sisi uap tersebut adalah 11000 W/m2. Sebagai media pendingin
digunakan air yang dialirkan kedalam pipa-pipa dengan laju massa 3 x 104 kg/s.
Temperatur air masuk kondensor 200C dan uap terkondensasi pada temperatur 500C.
Kondensor tersebut harus dapat menangani transfer kalor sebesar 2 x 109 Watt.
Dapatkan berapa temperatur air keluar dari kondensor dan berapa panjang pipa per
laluan?
D3MITS - FTI - ITS 108
7/24/2019 BAB VII _HX
14/24
Perpindahan Panas
7.4. The Effectivenes - NTU Method
Untuk mendefinisikan efektivitas pesawat penukar kalor terlebih dahulu harus
ditentutkan kemungkinan maksimum perpindahan panas (qmax):
Kalor yang dipindahkan:
)( TmCq = 18)
Heat capasity:
pccc CmC*=
phhh CmC*=
Definisi qmax: minC
19)
20)
21)
Dimana : HX effectiveness da at din atakan seba ai berikut:
22)
D3MITS - FTI - ITS 109
7/24/2019 BAB VII _HX
15/24
Perpindahan Panas
Dari pembahasan LMTD didapat pers.:
Maka:
Substitusi nilai Tco dari pers.:
cihohico TTTCC
T += )(max
min
23)
D3MITS - FTI - ITS 110
7/24/2019 BAB VII _HX
16/24
Perpindahan Panas
D3MITS - FTI - ITS 111
max
min
C
CCr=
7/24/2019 BAB VII _HX
17/24
Perpindahan Panas
D3MITS - FTI - ITS 112
7/24/2019 BAB VII _HX
18/24
Perpindahan Panas
D3MITS - FTI - ITS 113
7/24/2019 BAB VII _HX
19/24
Perpindahan Panas
Skema:
Asumsi:1. Sifat-sifat konstan
2. Abaikan kehilangan kalor kesekeliling
Kapasitas panas minimum:
Energi balans memberikan:
Laju perpindahan panas sebenarnya:
Efektivitas HX:
D3MITS - FTI - ITS 114
7/24/2019 BAB VII _HX
20/24
Perpindahan Panas
Soal:
1. Dalam suatu PLTU untuk mendinginkan/mengkondensasikan uap setelah
diekspansi pada turbin digunakan sebuah kondensor bertipe shell and tube
dengan satu shell dan dua laluan, dimana setiap laluan terdiri dari 30500
buah tube/pipa. Pipa dari bahan tembaga tipis berdiameter 25 mm. Uap
terkondensasi dibagian luar tube/pipa tersebut. Koefisien konveksi padasisi uap tersebut adalah 11000 W/m
2. Sebagai media pendingin digunakan
air yang dialirkan kedalam pipa-pipa dengan laju massa 3 x 104 kg/s.
Temperatur air masuk kondensor 200C dan uap terkondensasi pada
temperatur 500C. Kondensor tersebut harus dapat menangani transfer
kalor sebesar 2 x 109 Watt. Dapatkan berapa temperatur air keluar dari
kondensor dan berapa panjang pipa per laluan? (hitung menggunakan
metoda NTU).
2.
D3MITS - FTI - ITS 115
7/24/2019 BAB VII _HX
21/24
Perpindahan Panas
DAFTAR PUSTAKA
1. Theodore L Bergman, Adrienne S Lavine, Frank P Incropera, David P Dewitt:
Fundamental of Heat and Mass Transfer, 7nd edition, copyright John Wiley &
Sons Inc. U S A, 2011.
2. Theodore L Bergman, Adrienne S Lavine, Frank P Incropera, David P Dewitt:
Introduction to Heat Transfer, 6th edition, copyright John Wiley & Sons Inc.
USA, 2011.
D3MITS - FTI - ITS 116
7/24/2019 BAB VII _HX
22/24
Perpindahan Panas
TABEL
Catatan: semua tabel dan gambar bersumber dari kedua literatur tersebut dalam daftar
pustaka
D3MITS - FTI - ITS 117
7/24/2019 BAB VII _HX
23/24
Perpindahan Panas
Lampiran:
Boiler:
Evaporator:
Condenser:
D3MITS - FTI - ITS 118
7/24/2019 BAB VII _HX
24/24
Perpindahan Panas
Superheater:
Economizer
Air preheater