BAB VII _HX

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    1/24

    Perpindahan Panas

    BAB VII

    PESAWAT PENUKAR KALOR

    Alat yang dapat mengantarkan proses perpindahan panas diantara dua fluida

    yang berbeda tingkat energinya (temperatur) yang disekat oleh dinding (padat) atau

    tidak, disebut PESAWAT PENUKAR KALOR. Pemakaian spesifik alat tersebut

    dapat dilihat pada: mesin pendingin ruangan (evaporator & kondensor), mesin refrigersi

    (evaporator & kondensor), instalasi pembangkit daya (boiler, condensor, economizer,

    deaerator, air preheater, superheater) dan lain-lain.

    7.1. Tipe Pesawat Penukar Kalor

    Ada beberapa tipe pesawat penukar kalor yang dikelompokkan berdasarkan

    konstruksinya.

    1. Tipe pipa dobel (concentric tube) kedua fluida dipisahkan oleh dinding pipa.

    Tipe ini ada dua macam yaitu tipe aliran parallel (parallel flow) dan tipe aliran

    berlawanan arah (counter flow).

    B

    Gambar 7.1:Pesawat penukar kalor tipe pipa dobel: a) Aliran parallel b). Aliran berlawanan arah

    2. Tipe tipe aliran silang (cross flow), juga ada dua macam yaitu tipe kedua fluida

    tidak bercampur (both fluid unmixed) dan tipe satu fluida bercampur sedang

    yang satunya tidak bercampur (one fluid mixed and the other unmixed).

    Gambar 7.2: Pesawat penukar kalor : a) Kedua fluida tidak bercampur b). Satu fluida bercampur yang lain

    tidak bercampur

    A B

    D3MITS - FTI - ITS 96

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    2/24

    Perpindahan Panas

    3. Tipe tipe shell and tube, pada tipe ini satu fluida mengalir di dalam pipa-pipa

    sedangkan yang lainnya mengalir pada shell dengan pola aliran menyerupai

    aliran silang.

    Shelloutlet

    Tubeoutlet

    Tubeinlet

    Shellinlet Buffle

    Gambar 7.3: Pesawat penukar kalor tipe Shell and Tube

    Shell and tube ini ada beberapa konstruksi yaitu satu shell (case) dua laluan tube

    (pipe) dan dua shell empat laluan tube.

    Shellinlet

    Tubeinlet

    Tubeoutlet

    Shelloutlet

    Shellinlet

    Shelloutlet

    Tubeoutlet

    Tubeinlet

    Gambar 7.4: Pesawat penukar kalor tipe shell and tube: a). Satu shell dan dua laluan tube. b). Dua shell

    dan empat laluan tube

    7.2. Koefisien Perpindahan Panas Keseluruhan

    Koefisien perpindahan panas keseluruhan merupakan koefisien perpindahan

    panas gabungan yang meliputi seluruh koefisien yang ada mulai dari fluida dingin

    sampai ke fluida panas, termasuk juga adanya faktor kerak (fouling factor) yang

    mungkin terjadi sesudah pesawat digunakan.

    Jika kedua fluida dipisahkan oleh dinding datar maka koefisien perpindahan panas

    keseluruhan adalah:

    D3MITS - FTI - ITS 97

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    3/24

    Perpindahan Panas

    oi hk

    L

    h

    U 1)11

    1

    ++=

    hi hok

    L

    Jika kedua fluida dipisahkan oleh dinding silinder (pipa) maka:

    ii

    o

    i

    oo

    o hr

    r

    r

    r

    k

    r

    h

    oU11 ln

    1

    ++= , berdasarkan luas permukaan luar pipa. 2)

    oo

    i

    i

    oi

    i hr

    r

    r

    r

    k

    r

    h

    iU11 ln

    1

    ++= berdasarkan luas permukaan dalam pipa. 3)

    Dimana ooii AUAU =

    Jika memperhitungkan adanyafouling factor(kerak) persamaan menjadi:

    r

    ri

    hh

    ii

    o

    i

    oo

    o hr

    rifr

    r

    k

    rofh

    oRR

    U1

    ,,1 ln

    1

    ++++= 4)

    oo

    i

    i

    oi

    i hr

    rofr

    r

    k

    rifh

    iRR

    U1

    ,,1 ln

    1

    ++++= 5)

    Harga representasifouling factoradalah:

    Tabel 7.1: Harga representasifouling factor(Incropera)

    Fluid Rf(m2-K/W)

    Seawater and treated boiler feedwater (below 50C) 0.0001

    Seawater and treated boiler feedwater (above 50C) 0.0002

    River water (below 50C) 0.0002 s/d 0.0001

    Fuel oil 0.0009

    Refrigerating liquids 0.0002

    Steam (non oil bearing) 0.0009

    D3MITS - FTI - ITS 98

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    4/24

    Perpindahan Panas

    Tabel 7.2: Harga representasi koefisien perpindahan panas keseluruhan (Incropera)

    Kombinasi Fluida U( W /m2-K)

    Air ke air 850 s/d 1700

    Air ke minyak 110 s/d 350

    Kondensor uap (air di dalam tube) 1000 s/d 6000

    Kondensor amoniak (air di dalam tube) 800 s/d 1400

    Kondensor alkohol (air di dalam tube) 250 s/d 700

    Heat exchanger dengan sirip (air dalam tube, udara silang) 25 s/d 50

    7.3. Analisis Pesawat Penukar Kalor (Lmtd)

    Analisis pesawat penukar kalor didasarkan pada dua asumsi utama (disamping

    beberapa asumsi tambahan) yaitu: semua kalor yang dilepaas fluida panas diterima

    semuanya oleh fluida dingin dan perpindahan panas antara pesawat dengan lingkungan

    diabaikan.

    Kalor yang dilepas fluida panas:

    ) 6)( ,,,*

    ohihhp TTcmq h =

    Kalor yang diterima fluida dingin:

    )( ,,,*

    icoccpc TTcmq =

    73)A: luas permukaan

    perindahan panas

    Th o

    Gambar 7.5: Balans energi pada pesawat penukar kalor

    Persamaan lain yang diperlukan untuk analisis adalah:

    , dimana:mTUAq = chm TTT = 7)

    mT : beda temperatur rata-rata antara fluida panas dan fluida dingin.

    7.3.1. Tipe Aliran Paralel

    Distribusi temperatur yang terjadi pada pesawat penukar kalor aliran parallel

    adalah sebagai berikut:

    Tc o

    Th i

    qTc i

    D3MITS - FTI - ITS 99

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    5/24

    Perpindahan Panas

    A: luas permukaan

    perindahan panas

    Th

    Tcdq

    Ch

    Cc

    Th+dTh

    Tc+dTc

    dA

    x21

    T

    TT1

    T2

    dTh

    dTc

    Tc,i

    Tc,o

    Th o

    Th i

    d

    Gambar 7.6: Pesawat penukar kalor aliran paralel

    Asumsi :

    1. Perpindahan panas antara pesawat dengan lingkungan diabaikan

    2. Konduksi arah aksial pada tube diabaikan

    3.

    Perubahan energi kinetik dan potensial diabaukan

    4.

    Kapasitas panas jenis fluida konstan

    5.

    Koefisien perpindahan panas keseluruhan konstan

    Balans energi pada masing-masing elemen tersebut diatas:

    hhhhph dTCdTcmdq = ,*

    h

    hC

    dqdT = 8)

    ccccpc dTCdTcmdq = ,*

    c

    cC

    dqdT = 9)

    , dimana:TUdAdq =

    ch TTT = (beda temperatur lokal), jika dideferensiasi:

    +==

    ch

    chCC

    dqTdTdTd11

    )( , substitusi dan

    diintegralkan menjadi:

    TUdAdq =

    +=

    2

    1

    2

    1

    11)(dA

    CCU

    T

    Td

    ch

    , menjadi :

    +=

    ch CCUA

    T

    T 11ln1

    2 10)

    D3MITS - FTI - ITS 100

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    6/24

    Perpindahan Panas

    Substitusi Chdan Cc:

    [ ])()(ln ,,,,,,,,

    1

    2ocohicih

    icocohihTTTT

    q

    UA

    q

    TT

    q

    TTUA

    T

    T=

    +

    =

    1

    2

    12

    lnT

    TTTUAq

    = atau lmTUAq = 11)

    Dimana:

    1

    2

    12

    lnT

    T

    TTTlm

    = , disebut log mean temperature difference 12)

    PERHATIAN: Untuk aliran paralel:

    icih TTT ,,1 = 13)

    ocoh TTT ,,2 = 14)

    7.3.2. Tipe Aliran berlawanan arah

    Dalam hal ini semua persamaaan sama dengan aliran parallel kecuali pada 1T

    dan yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan arah aliran yang berlawanan.2T

    A: luas permukaanperindahan panas

    Th

    Tcdq

    C

    CcTh+dTh

    Tc+dTc

    dA

    x21

    T

    T

    T1

    T2

    dTh

    dTc

    Tc,o

    Tc,i

    Th o

    Th i

    dq

    Gambar 7.7: Pesawat penukar kalor aliran berlawanan

    PERHATIAN: Untuk aliran berlawanan arah (berlawanan):

    ocih TTT ,,1 = 15)

    icoh TTT ,,2 = 16)

    D3MITS - FTI - ITS 101

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    7/24

    Perpindahan Panas

    7.3.3. Tipe Aliran Multipass dan Aliran Silang

    Meskipun pesawat penukar kalor untuk tipe multipass dan aliran silang sangat

    kompleks tetapi persamaan-persaman tersebut diatas dapat digunakan untuk analisis

    dengan hasil yang memuaskan. Satu-satunya yang harus dimodifikasi adalah log mean

    temperature difference (LMTD), yaitu dalam bentuk:

    xFTT CFlmlm ,= 17)

    CFlmT , adalah log mean temperature difference untuk aliran berlawanan arah dan F

    adalah faktor koreksiyang dapat dilihat pada gambar berikut:

    oi tTT = 1

    io tTT = 2

    Gambar 7.8 Faktor Koreksi LMTD Untuk Shell And Tube Dengan Satu Shell Dan Kelipatan 2 Laluan

    Tube

    oi tTT = 1

    io tTT = 2

    D3MITS - FTI - ITS 102

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    8/24

    Perpindahan Panas

    Gambar 7.9 Faktor Koreksi LMTD Untuk Shell And Tube Dengan Dua Shell Dan Kelipatan 2 Laluan

    Tube

    oi tTT = 1

    io tTT = 2

    Gambar 7.10 Faktor Koreksi LMTD Untuk HX Aliran Silang Dengan Kedua Fluida Tidak Bercampur

    oi tTT = 1

    io tTT = 2

    Gambar 7.11 Faktor Koreksi LMTD Untuk HX Aliran Silang Dengan Satu Fluida Bercampur , yang Lain

    Tidak Bercampur

    D3MITS - FTI - ITS 103

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    9/24

    Perpindahan Panas

    Contoh 1:

    Pesawat penukar kalor tipe pipa konsentris dengan aliran berlawanan arah digunakan

    untuk mendinginkan minyak pelumas turbine gas. Laju massa air pendingin melalui

    pipa bagian dalam (D = 25 mm) = 0,2 kg/sc. Laju massa minyak melalui pipa

    bagian luar (D = 45 mm) . Minyak pelumas masuk bertemperatur T

    *

    cm

    sckgmh /1,0* = h,i=

    100 C dan air masuk bertemperatur Tc,i = 30 C. Berapa panjang total pipa pesawat

    tersebut agar temperatur minyak pelumas keluar menjadi Th,o= 60 C

    Jawaban:

    Skema:

    Asumsi: x21

    T

    Tc,oTc,i

    Th,o

    Th,i

    Air

    Oilx

    1. Perpindahan panas ke lingkungan diabaikan

    2. Perubahan energi kinetic dan potensial diabaikan

    3.

    Sifat-sifat konstan

    4. Hambatan perpindahan panas pada dinding pipa (tipis) diabaikan

    5. U konstan (tidak bergantung pada x)

    Data:

    Tabel A5: engine oil (Th,m= (100+60)/2=80C=353K): cp= 2131 J/kg-K, = 3,25x10-2

    N-sc/m2, k = 0,138 W/m-K.

    Tabel A6: air : cCT mc 35, p= 4178 J/kg-K, = 725x10-6

    N-sc/m2, k = 0,625 W/m-K.

    , Pr = 4,85

    Analisis:

    Kalor yang dilepas oleh minyak pelumas adalah:

    WCxTTcmqKkg

    Js

    kg

    ohihhph 8524)60100(21311,0)( ,,,* ===

    Kalor yang diserap air :

    , atau)( ,,,*

    ociccpc TTcmq = iccpc

    oc Tcm

    q,

    ,*, +=T

    CCkgKJscxkg

    WT oc 2,4030

    /4178/2,0

    8524, =+= , asumsi Tc,o= 35 C memadai.

    D3MITS - FTI - ITS 104

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    10/24

    Perpindahan Panas

    Panjang pipa pesawat dihitung melalui :

    lmTUAq =

    LDA i=

    2,43)30/8,59ln(

    308,59

    ln1

    2

    12 ==

    =

    T

    TTTTlm

    oi hh

    U11

    1

    +=

    Air mengalir di dalam pipa : 050.14/10725025,0

    /2,044Re

    26

    *

    ===

    mNscxmxx

    sckgx

    D

    m

    i

    C

    Karena aliran turbulen maka korelasi konveksi mengunakan persamaan

    nDDNu PrRe023,0

    54

    = , dimana n = 0,4 untuk heating jadi:

    90)85,4()14050(023,0PrRe023,0 4,0544,054

    ===DD

    Nu , sehingga:

    KmWm

    mKWx

    D

    kNuh

    iDi

    2/2250025,0

    /625,090===

    Untuk aliran minyak pelumas pada saluran annulus, diameter hidrolik Dh = Do - Di

    =0,02m, maka:

    0,56/1025,3)025,0045,0(

    /1,04

    )(

    4Re

    22

    *

    =+

    =+

    =

    mNscxmxx

    sckgx

    DD

    m

    io

    h

    Aliran tersebut laminar, dengan asumsi temperatur permukaan pipa bagian dalam

    seragam dan pipa bagian luar diisolasi, maka koefisien konveksi diperoleh dari tabel

    dengan didapat Nu56,0/ =oi DD o= 5,56.

    KmWm

    mKW

    D

    kNuho

    oo2/4,38

    020,0

    /138,056,5 ===

    Koefisien perpindahan panas keseluruhan:

    KmW

    KmWKmW

    U

    oi hh

    2

    22

    11/8,37

    /4,38

    1

    /2250

    1

    11=

    +=

    +=

    mCxmxKxmW

    W

    TDU

    qL

    lmi

    5,662,43025,0/8,37

    8524

    2 ==

    =

    D3MITS - FTI - ITS 105

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    11/24

    Perpindahan Panas

    Contoh :

    Pesawat penukar kalor tipe shell and tube (1 shell) digunakan untuk memanaskan air

    dari 15C menjadi 85C. Panas diambil dari minyak pelumas mesin bertemperatur 160C.

    Minyak pelumas dialirkan pada bagian shell dan air pada bagian tube. koefisien

    konveksi rata-rata pada sisi minyak adalah ho = 400 W/m2-K. Jumlah pipa air yang

    dipasang 10 pipa, tipis berdiameter D = 25 mm dibelokkan menjadi 8 pass (laluan).

    Laju massa air 2,5 kg/s. Temperatur minyak keluar 100 C. 1) Hitung laju massa

    minyak. 2). Panjang pipa per laluan untuk memenuhi tujuan pemanasan tersebut.

    Jawaban:

    x21

    T

    Tc,oTc,i

    Th,o

    Th,iSkema:

    N = 10 tube

    *cm

    Air

    Oil

    *hm

    ho=400 W/m2-K

    Jumlah pass = 10 pass

    Asumsi:

    1.

    Perpindahan panas ke lingkungan diabaikan

    2. Perubahan energi kinetic dan potensial diabaikan

    3. Sifat-sifat konstan

    4.

    Hambatan perpindahan panas pada dinding pipa (tipis) diabaikan

    5.

    U konstan (tidak bergantung pada x)

    Data:

    Tabel A5: engine oil (Th,m= (160+100)/2=130C): cp= 2350 J/kg-K

    Tabel A6: air : cCT mc 50, p= 4181 J/kg-K, = 546x10-6N-sc/m2, k = 0,643 W/m-K.

    , Pr = 3,56

    Analisis:

    Dari balans energi, kalor yang dilepas oil = kalor yang diterima air

    WxCkgKxJscxkgTTcmq ociccpc5

    ,,,* 10317,7)1585(/4181/5,2)( ===

    1). Laju massa oil:

    sckgCkgKxJ

    xTTc

    qm

    ohihhp

    h /19,5)100160(/2350

    10317,7)(

    5

    ,,,

    * ===

    D3MITS - FTI - ITS 106

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    12/24

    Perpindahan Panas

    2). Panjang tube (pipa):

    CFlmTUAFq ,=

    oi hh

    U11

    1

    +

    =

    Air mengalir di dalam pipa : 234.23/1048025,0

    /25,044Re

    26

    *

    ===

    mNscxmxx

    sckgx

    D

    mC

    Karena aliran turbulen maka korelasi konveksi mengunakan persamaan

    nDDNu PrRe023,0

    54

    = , dimana n = 0,4 untuk heating jadi:

    119)56,3()234.23(023,0PrRe023,0 4,0544,054

    ===D

    DNu , sehingga:

    KmWm

    mKWx

    D

    kNuh

    iDi

    2/3061025,0

    /643,0119===

    Koefisien perpindahan panas keseluruhan:

    KmW

    KmWKmW

    U

    oi hh

    2

    22

    11/354

    /3061

    1

    /400

    1

    11=

    +=

    +=

    9,79)85/75ln(

    8575

    ln1

    2

    12

    , =

    =

    =

    T

    T

    TTT

    CFlm

    Faktor koreksi untuk F:

    86,01585

    100160=

    =R , 48,015160

    1585=

    =P , maka F=0,87

    DLNA = , N = 10 tube

    m

    CxxmxxxKmW

    Wx

    TDFUN

    qL

    CFlm

    9,37

    9,7987,0025,010./354

    10317,7

    2

    5

    ,

    ==

    =

    Panjang tersebut dibagi menjadi 8 pass, jadi panjang tiap pass adalah = m7,489,37 =

    D3MITS - FTI - ITS 107

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    13/24

    Perpindahan Panas

    Soal:

    Dalam suatu PLTU untuk mendinginkan/mengkondensasikan uap setelah diekspansi

    pada turbin digunakan sebuah kondensor bertipe shell and tube dengan satu shell dan

    dua laluan, dimana setiap laluan terdiri dari 30500 buah tube/pipa. Pipa dari bahan

    tembaga tipis berdiameter 25 mm. Uap terkondensasi dibagian luar tube/pipa tersebut.

    Koefisien konveksi pada sisi uap tersebut adalah 11000 W/m2. Sebagai media pendingin

    digunakan air yang dialirkan kedalam pipa-pipa dengan laju massa 3 x 104 kg/s.

    Temperatur air masuk kondensor 200C dan uap terkondensasi pada temperatur 500C.

    Kondensor tersebut harus dapat menangani transfer kalor sebesar 2 x 109 Watt.

    Dapatkan berapa temperatur air keluar dari kondensor dan berapa panjang pipa per

    laluan?

    D3MITS - FTI - ITS 108

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    14/24

    Perpindahan Panas

    7.4. The Effectivenes - NTU Method

    Untuk mendefinisikan efektivitas pesawat penukar kalor terlebih dahulu harus

    ditentutkan kemungkinan maksimum perpindahan panas (qmax):

    Kalor yang dipindahkan:

    )( TmCq = 18)

    Heat capasity:

    pccc CmC*=

    phhh CmC*=

    Definisi qmax: minC

    19)

    20)

    21)

    Dimana : HX effectiveness da at din atakan seba ai berikut:

    22)

    D3MITS - FTI - ITS 109

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    15/24

    Perpindahan Panas

    Dari pembahasan LMTD didapat pers.:

    Maka:

    Substitusi nilai Tco dari pers.:

    cihohico TTTCC

    T += )(max

    min

    23)

    D3MITS - FTI - ITS 110

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    16/24

    Perpindahan Panas

    D3MITS - FTI - ITS 111

    max

    min

    C

    CCr=

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    17/24

    Perpindahan Panas

    D3MITS - FTI - ITS 112

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    18/24

    Perpindahan Panas

    D3MITS - FTI - ITS 113

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    19/24

    Perpindahan Panas

    Skema:

    Asumsi:1. Sifat-sifat konstan

    2. Abaikan kehilangan kalor kesekeliling

    Kapasitas panas minimum:

    Energi balans memberikan:

    Laju perpindahan panas sebenarnya:

    Efektivitas HX:

    D3MITS - FTI - ITS 114

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    20/24

    Perpindahan Panas

    Soal:

    1. Dalam suatu PLTU untuk mendinginkan/mengkondensasikan uap setelah

    diekspansi pada turbin digunakan sebuah kondensor bertipe shell and tube

    dengan satu shell dan dua laluan, dimana setiap laluan terdiri dari 30500

    buah tube/pipa. Pipa dari bahan tembaga tipis berdiameter 25 mm. Uap

    terkondensasi dibagian luar tube/pipa tersebut. Koefisien konveksi padasisi uap tersebut adalah 11000 W/m

    2. Sebagai media pendingin digunakan

    air yang dialirkan kedalam pipa-pipa dengan laju massa 3 x 104 kg/s.

    Temperatur air masuk kondensor 200C dan uap terkondensasi pada

    temperatur 500C. Kondensor tersebut harus dapat menangani transfer

    kalor sebesar 2 x 109 Watt. Dapatkan berapa temperatur air keluar dari

    kondensor dan berapa panjang pipa per laluan? (hitung menggunakan

    metoda NTU).

    2.

    D3MITS - FTI - ITS 115

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    21/24

    Perpindahan Panas

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Theodore L Bergman, Adrienne S Lavine, Frank P Incropera, David P Dewitt:

    Fundamental of Heat and Mass Transfer, 7nd edition, copyright John Wiley &

    Sons Inc. U S A, 2011.

    2. Theodore L Bergman, Adrienne S Lavine, Frank P Incropera, David P Dewitt:

    Introduction to Heat Transfer, 6th edition, copyright John Wiley & Sons Inc.

    USA, 2011.

    D3MITS - FTI - ITS 116

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    22/24

    Perpindahan Panas

    TABEL

    Catatan: semua tabel dan gambar bersumber dari kedua literatur tersebut dalam daftar

    pustaka

    D3MITS - FTI - ITS 117

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    23/24

    Perpindahan Panas

    Lampiran:

    Boiler:

    Evaporator:

    Condenser:

    D3MITS - FTI - ITS 118

  • 7/24/2019 BAB VII _HX

    24/24

    Perpindahan Panas

    Superheater:

    Economizer

    Air preheater