51
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Sejak pertama kali dilaporkan di Surabaya dan Jakarta(1968), dari tahun ke tahun jumlah penderita makin meningkat dan menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia (Utami dkk, 1995). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu,gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechiae), lebam (echymosis) atau ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (shock) (Departemen Kesehatan RI, 2007).

BAB1-BAB 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep

Citation preview

33

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Sejak pertama kali dilaporkan di Surabaya dan Jakarta(1968), dari tahun ke tahun jumlah penderita makin meningkat dan menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia (Utami dkk, 1995).Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu,gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechiae), lebam (echymosis) atau ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (shock) (Departemen Kesehatan RI, 2007).Penyebaran DF/DHF di dunia akhir-akhir ini mulai dikaji kembali. Antara tahun 1975 dan 1995, DF/DHF ditemukan menyerang 102 negara dari lima wilayah WHO: 20 negara di Afrika, 42 di Amerika, 7 di Asia Tenggara, 4 di Mediterania Timur, dan 29 di negara Pasifik Barat (WHO, 2004 )

1Sejak tahun 1968 hingga saat ini terjadi peningkatan kasus dan meluasnya penyebaran penyakit serta angka kematian DBD yang masih relatif tinggi dan berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa. Pada tahun 2006 jumlah kasus DBD yang dilaporkan sebanyak 114. 656 penderita (Incidence Rate: 52,48/100.000 penduduk) dengan jumlah kematian sebanyak 1.196 (1,04%). Di penghujung tahun 2007 jumlah kasus telah mencapai 124.811 (IR: 57,52/100.000 penduduk) dengan 1.277 kematian (Case Fatality Rate: 1,02%) (Departemen Kesehatan RI, 2007).Kejadian Luar Biasa (KLB) dengue yang cukup bermakna terjadi pada lima dari enam wilayah WHO, dengan wilayah Eropa merupakan satu-satunya pengecualian. Populasi di dunia yang diperkirakan beresiko terhadap penyakit ini mencapai 2,5 sampai 3 miliar orang yang tinggal di daerah perkotaan di wilayah yang beriklim tropis dan subtropis (WHO, 2004)B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis berkeinginan untuk membahas tentang, bagaimanah penerapan Asuhan keperawatan pada klien dengan Dengue Hemorhagic Fever di ruangan di Rs. Reksodiwiryo padang.C. Tujuan studi kasus1. Tujuan UmumMampu mendapatkan gambaran tentang menerapkan asuhan keperawatan yang baik dan benar terhadap klien dengan Dengue Hemorhagic Fever di Rs. Reksodiwiryo padang.2. Tujuan kususa. Mampu melakukan pengkajian terhadap klien dengan Dengue Hemorhagic Feverb. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap klien dengan Dengue Hemorhagic Feverc. Mampu menyusun intervensi keperawatan terhadap klien dengan Dengue Hemorhagic Feverd. Mampu melakukan implementasi yang telah disusun terhadap klien dengan Dengue Hemorhagic Fevere. Mampu nmengevaluasi tindakan yang telah diberikan terhadap klien dengan Dengue Hemorhagic Feverf. Mampu melakukan dokumentasi keperawatan terhadap klien dengan Dengue Hemorhagic Fever3. Manfaat Studi kasusa. Bagi mahasiswaDapat menambah pengetahuan dan memahami tentang cara penerapan asuhan keperawatan khususnya pada pasien dengan Dengue Hemorhagic Fever di Rs.Reksodiwiryo padang.b. Bagi Institusi pendidikanSebagai referensi bacaan di perpustakaan yang berhubungan dengan cara penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan Dengue Hemorhagic Fever di Rs. Reksodiwiryo padangc. Bagi institusi Rumah SakitSebagai tambahan dan pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Dengue Hemorhagic Fever di Rs.Reksodiwiryo padang.

d. Bagi pasien dan keluargaDapat memberikan informasi kepada keluarga terutama kepada penderita penyakit Dengue Hemorhagic Fever) tentang pentingnya mengetahui apa itu penyakit Dengue Hemorhagic Fever, tanda dan gejala Dengue Hemorhagic Fever

BAB IITINJAUAN TEORITIS

A. Konsep dasar 1. DefinisiDengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Pada DHF terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh (Sudoyo Aru, dkk, 2009; Nurarif dan Kusuma, 2013).Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalahsuatu penyakit yang ditandai dengan adanya tanda tanda dan gejala demam serta perdarahan (Depkes RI, 2000).Dengue Hemorhagic Fever adalah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovis. Arbrovis adalah singkatan dari arthropod-borne viruses, artinya virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, sengkerit atau lalat (Soedarmo, 2005).

54DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedesaegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).2. EtiologiVirus-virus dengue ditularkan ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi, terutana Aedes aegypty, dan karenanya dianggap sebagai arbovirus (virus yang ditularkan melalui artropoda). Bila terinfeksi, nyamuk tetap akan terinfeksi sepanjang hidupnya, menularkan virus ke individu rentan selama menggigit dan menghisap darah. Virus bersirkulasi dalam darah manusia terinfeksi pada kurang lebih waktu dimana mereka mengalami demam, dan nyamuk tak terinfeksi mungkin mendapatkan virus bila mereka menggigit individu saat ia dalam keadaan viraemik. Virus kemudian berkembang di dalam nyamuk selama periode 8-10 hari sebelum ini dapat ditularkan ke manusia lain selama menggigit atau menghisap arah berikutnya. Lama waktu yang diperlukan untuk inkubasi ekstrinsik ini tergantung pada kondisi lingkungan, khususnya suhu sekitar (WHO, 2004). Virus dengue merupakan bagian dari famili Flaviviridae. Keempat serotip virus dengue (disebut DEN-1, DEN-2, dst) dapat dibedakan dengan metode serologi. Infeksi pada manusia oleh salah satu serotipe menghasilkan imunitas sepanjang hidup terhadap infeksi ulang oleh serotipe yang sama, tetapi hanya menjadi perlindungan sementara dan parsial terhadap serotipe yang lain (WHO, 2004).3. KlasifikasiMenurut WHO, DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis dibagi menjadi :

a. Derajat IDemam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet positif )b. Derajat IIDerajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.c. Derajat IIIKegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )d. Derajat IVNadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur 4. Manifestasi KlinisGejala awal DHF biasanya berupa pusing atau sakit kepala, tubuh terasa lemah, dan nafsu makan berkurang (Hindra dan Meiliasari, 2004). Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini dipenuhi (Nurarif dan Kusuma, 2013): a. Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik. b. Demam pada DHF bisa sampai 39-40oC. Bila demam hanya berkisar 38oC kemungkinan bukan DHF, tetapi bisa jadi penyakit infeksi virus lain (Yatim, 2007). c. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa: 1). Uji tourniquet positif Perdarahan tidak selalu terlihat kasat mata dari luar, misalnya bercak (ruam) kulit. Pada permulaan penyakit, ruam kulit bisa diciptakan dan terlihat dengan tes bendung (tes tourniquet). Tanda perdarahan yang tidak terlihat pada permulaan penyakit tetapi tetap perdarahan bisa mengancam (Yatim, 2007). 2). Petekie, ekimosis, atau purpura 3). Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saaluran cerna, tempat bekas suntikan 4). Hematemesis atau melena d. Trombositopenia 20 %) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus.Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan.Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi.Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di seluruh tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal.6. Komplikasia. Sindrom Syok Dengue (SSD)4Seluruh kriteria Demam Berdarah Dengue (DBD) disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi:1) Nadi yang cepat dan lemah2) Tekanan darah turun ( 20 mmHg)3) Hipotensi (dibandingkan standar sesuai umur)4) Kulit dingin dan lembab5) Gelisahb. Sindrom syok dengue, menurut sumber lain: pada penderita DBD yang disertai syok, setelah demam berlangsung selama beberapa hari, keadaan umum penderita tiba-tiba memburuk. Pada sebagian besar penderita ditemukan tanda kegagalan peredaran darah yaitu kulit teraba lembab dan dingin, sianosis sekitar mulut, nadi menjadi cepat dan lemah, kecil sampai tidak dapat diraba. Tekanan darah menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, dan tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau lebih rendah. Penderita kelihatan lesu, gelisah, dan secara cepat masuk dalam fase kritis syok. Penderita seringkali mengeluh nyeri di daerah perut sesaat sebelum syok timbul. Nyeri perut hebat seringkali mendahului perdarahan gastrointestinal, dan nyeri di daerah retrosternal tanpa sebab yang dapat dibuktikan memberikan petunjuk terjadinya perdarahan gastrointestinal yang hebat. Syok yang terjadi selama periode demam biasanya mempunyai prognosis buruk.c. Ensefalopati DenguePada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, maka kemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darah otak, sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular yang menyeluruh. Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar darah-otak. Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan dengan kegagalan hati akut.7. Pemeriksaan penunjanga. Pemeriksaan darah lengkap b. Hematokrit meningkat 20% atau lebih, trombositopeni (100 000/mm3 atau kurang). c. Air seni : Mungkin ditemukan albuminuria ringan. d. Sumsum tulang : Pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian menjadi hiperselular pada hari ke-5. Sedangkan pada hari ke-10 sudah kembali normal untuk semua sistem.e. Serologi Uji serologi untuk infeksi dengue dapat dikategorikan atas 2 kelompok besar, yaitu uju serologi memakai serum ganda dan uji serologi memakai serum tunggal. f. Isolasi virus Bahan pemeriksaan adalah darah pasien, jaringan-jaringan baik dari pasien hidup (melalui biopsi) dan pasien yang meninggal (melalui autopsi). g. Rontgen torax Biasanya ditemukan efusi pleura.8. Penatalaksanaana. Tirah baring b. Diet makan lunak c. Minum banyak (2 - 2,5 liter/24 jam) dapat berupa susu, teh manis, sirup dan beri penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF. d. Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer Laktat, NaCl faali). Ringer Laktat merupakan cairan intravena yang paling sering digunakan, mengandung Na+ 130 mEg/l, K+ 4 mEg/l, korektor basa 28 mEg/l, Cl- 109 mEg/l, dan Ca++ 3 mEg/l. e. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernapasan). Jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam. f. Periksa Hb, Ht dan Trombosit setiap hari. g. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukinin, dan dipiron (kolaborasi dengan dokter). h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut. i. Pemberian antibiotika bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder (kolaborasi dengan dokter). j. Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil-hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk. k. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).

B.Asuhan Keperawatan Teoritis1.Pengkajian Pengkajian merupakan awal dalam proses keperawatan, meliputi identitas klien ( nama, alamat, no .MR, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, data penanggung jawab dan lain lain (Muttaqin. 2011).a. Riwayat Kesehatan1) Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)Tanyakan apakah sebelumnya klien pernah mengalami penyakit yang sama2) Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)a. Suhu tubuh meningkat sehingga menggigil yang mengakibatkan sakit kepalaAnoreksia, mual, muntah sakit saat menelan, lemah,b. Nyeri otot dan persendianc. Konstipasi dan bisa juga diared. Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.e. Kadang-kadang batuk ringanf. Mata terasa pegal, sering mengeluarkan air mata (lakrimasi), fotofobiag. Ruam pada kulit (kemerahan)h. Perdarahan pada kulit: pteki, ekimosis, hematoma dan perdarahan lain; epitakis, hematemsis, hematuri, melenai. Suhu tubuh meningkat sehingga menggigil yang mengakibatkan sakit kepala biasanya klien mengeluh suhu tubuh meningkat hingga menggigil yang mengakibatkan sakit kepala, anoreksia, mual, muntah, sakit saat menelan, lemah, nyeri otot dan persendiaan, konstipasi atau diare, mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, mata terasa pegal dan ruam pada kulit, hematoma dan perdarahan3) Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)Sebelumnya apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama.b. Pemeriksaan Fisik1) Keadaan Umum dan TTVa) Keadaan umum klien lemah, letih dan terlihat sakit beratb) Tingkat kesadaran klien apakah composmetis, apatis, samnolen, supor, dan comac) TTV : biasanya suhu >380c tekanan darah pada DF dan DHF dapat meningkat sedangkan pada DSS dapat menurun, nadi pada DF dan DHF takikardi sedangkan pada DSS dapat cepat dan lemah serta bradikardi pada proses penyembuhan. Pernafasan dapat normal dan meningkat (N=16-24x/menit) pada DSS cepat dan dangkal., tekanan darah dapat meningkat dan menurun2) Kepala a) Rambut : Biasanya rambut klien bersih dan tidak ada perlukaanb) Wajah : Biasanya wajah Kemerahan (flushig), pada hidung terjadi epistaksisc) Mata : Biasanya Pembengkakan sekitar mata, konjungtiva hiperemis, lakrimasi dan fotopobiad) Hidung : Biasanya Nafas cepat, dispnea, takipneae) Bibir : Biasanya mukosa bibir keringf) Gigi: Biasanya terdapat perdarahan gusi3) Lidah : Biasanya lidah kotor4) Leher : Biasanya terdapat pembesaran kelenjar limfe5) Dada / Thoraka) Inspeksi : Biasanya klien dengan napas cepatb) Palpasi : Biasanya fremitus kiri dan kananc) Perkusi : Biasanya Sonord) Auskultasi : Biasanya vesicular6) Jantung a) Inspeksi : Biasanya ictus cordis tidak terlihatb) Palpasi : Biasanya ictus Cordis teraba di ruang inter costal 2 linea deksta sinistrac) Perkusi : Biasanya pekak d) Auskultasi : Biasanya terdapat irama jantung yang normal7) Perut / Abdomena) Inspeksi :Biasanya tidak terjadi distensi abdomen, acites b) Auskultasi : Biasanya bising usus normal, berkisar antara 5-35 kali/menitc) Palpasi : Biasanya terdapat pembesaran hepar dan nyeri tekan hepar.d) Perkusi : Biasanya tympani8) Genitourinaria Biasanya tidak terjadi penurunan air seni, dan tidak terpasang kateter9) Ekstremitas Biasanya didapatkan adanya nyeri pada otot dan sendi10) Sistem IntegumenBiasanya ditemukan ruam, ptekie, ekimosis, purpura, hematom, c. Data Pola Kebiasaan Sehari-hari1) Nutrisi a) Makanan Biasanya terjadi mual dan muntah, anoreksia b) Minum Biasanya klien minum lebih banyak

2) Eliminasi a) Miksi Biasanya tidak terjadi penurunan urineb) Defekasi Biasanya terjadi nya diare atau konstipasi.c) Istirahat dan tidur Biasanya klien mengalami gangguan tidur , gelisah karena badan yang terasa panas dan adanya nyeri otot, sendid) Aktivitas sehari-hari dan perawatan diriBiasanya klien kesulitan menentukan kondisi, contohnya tidak mampu bekerja dan mempertahankan fungsi peran dalam keluarga.d. Data Sosial EkonomiBiasanya klien tidak bisa menjalankan tugasnya sehari-hari karena perawatan yang lama.e. Data PsikososialBiasanya klien mengalami factor stress contoh financial, hubungan dan sebabnya, perasaan tidak berdaya, tidak ada kekuatan, menolak, ansietas, takut,marah. f. Data SpritualBiasanya tidak terjadi gangguan pola tata nilai dan kepercayaan.

g. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium :Trombositopenia : 100.000/mm (200.000-300.000)Nilai hematokrit meningkat 20%Hiponatremia (N:125135 meq/ml)Leukosit bisa normal atau meningkatHb menurunSGPT/SGOT, ureum, dan pH darah meningkatLED meningkat

2.Diagnosa KeperawatanKemungkinan diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan Dengue Hemorhagic Fever yaitu :a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kebocoran plasma darahb. Hipertermia b.d proses infeksi virus dengue c. Kekurangan volume cairan b.d pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun

e. Resiko syok (hipovolemik) b.d perdrahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler (Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2009-2011)3. Intervensi Keperawatan NOC NICNoDiagnosa keperawatanNocNic

1.Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kebocoran plasma darah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien dengan Ketidakefektifan perfusi jaringan diharapkan dapat teratasi dengan kriteria hasil :NOC1.Circulation status2.Tissue perfussion: cerebralKriteria hasil:Mendemonstasikan status sirkulasi yang ditandai dengan:1.Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan2.Tidak ada ortostatik Hipertensi Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:1.Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan2.Menunjukkan perhatian, konsentrasi, dan orientasi3.Memproses informasi4.Membuat keputusan dengan benarNICPerawatan sirkulasi1.Melakukan sirkulasi perifer secara komprehensif (misalnya, periksa nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, dan suhu ekstremitas)2.Kaji tingkatrasa tidak nyaman atau nyeri3.Pantau status cairan, meliputi asupan dan haluaran4.Tinggikan anggota badan yang terkena 20 derajat atau lebih tinggi dari jantung untuk meningkatkan aliran darah balik vena, jika diperlukan

2.Hipertermia b.d proses infeksi virus dengue

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien dengan hipertermi diharapkan dapat teratasi dengan kriteria hasil :NOC-Temperature Regulation 3900 Suhu dalam rentang normal (36-37) Nadi dan RR dalam rentang normal (nadi 60-100x/menit.RR:16-24X/Menit) Tidak ada perubahan warna kulit,dan tidak pusing tidak merasa mual

NIC - Thermoregulation 0800 Monitor suhu maksimal 4 jam sekali Monitor TTV (TD,N.Suhu,RR) Monitor intake dan output cairan. Selimuti pasien Tingkatkan sirkulasi udara Catat adanya fluktasi tekanan darah

3. Kekurangan volume cairan b.d pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien dengan kekurangan volume cairan diharapkan dapat teratasi dengan kriteria hasil :NOC1.Fluid balance2.Hydration3.Nutritional status: food and fluid intakeKriteria hasil:1.Mempertahankan urinoutput sesuai dengan usia dan BB, BJ urin normal, HT normal2.Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal3.Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elatisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihanNICFluid management1.Pertahankan catatan intake dan output yang akurat2.Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan3.Monitor vital sign4.Monitor masukan makanan/cairan dan hitung itake kalori hariankolaborasikan pemberian cairan IV5.Dorong masukan oral6.Dorong keluarga untuk membantu pasien makanHypovolemia management1.Monitor status cairan termasukintake dan output cairan2.Pelihara IV line3.Monitor tingkat Hb dan hematokrit4.Monitor tanda vital5.Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan6.Monitor berat badan7.Doron pasien untuk menambah intake oral8.Pemberian cairan IV, monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan

4.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh diharapkan dapat teratasi dengan kriteria hasil :

NOC 1. Nutritional status: food and fluid intake 2. Nutritional status: nutrient intake 3. Weight control

Kriteria hasil; 1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan 2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan 3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan 6. Tidak terjadi penurunan berat bdan yang berarti

NIC Nutrition management 1. Kaji adanya alergi makanan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien 3. Yakinkan diet yang dimakan menhandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi 4. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

Nutrition monitoring 1. Monitor adanya penurunan berat badan 2. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 3. Monitor turgor kulit 4. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah 5. Monitor mual dan muntah 6. Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht 7. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva 8. Monitor kalori dan intake nutrisi

4.Implemetasi KeperawatanImplementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi kesehatan ( tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.5.Evaluasi KeperawatanEvaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.

24BAB III TINJAUAN KASUSASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN DENGUE HEMORHAGIC FEVER

A. PengkajianNama : Tn. SUmur : 60 tahunJenis kelamin: Laki- LakiPekerjaan: PT. Teluk LuasAgama: IslamSuku bangsa: IndonesiaAlamat: Alai timur S no.14 No.rm: 13.08.09Ruang rawat: IVTanggal masuk : 4 april 2015Diagnosa medik: Dengue Hemorhagic Fever (DHF)Penanggung jawab: Keluarga

B. Riwayat kesehatan dahulu Klien sebelumnya tidak pernah dirawat yang berhubungan dengan penyakit yang sekarang tetapi pernah di rawat dengan penyakit typus 7 tahun yang lalu.klien dahulunya juga memiliki riwayat penyakit TB Paru.

C. Riwayat kesehatan sekarang Klien masuk rumah sakit pada tanggal 4 april 2015 melalui IGD RS. TK.III Reksodiwiryo Padang dengan keluhan badan terasa panas sejak 3 hari yang lalu, demam dirasakan menggigil diseluruh badan, klien juga mengeluh sakit kepala, badan terasa lemah, dengan nyeri otot dan persendiaan, Pada saat pengkajian badan klien masih panas dengan suhu 380c dan klien tampak lemah,lesu, tidak nafsu makan.D. Riwayat kesehatan keluargaKlien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti klien dan penyakit keturunan seperti ; hipertensi, Dm, asma dll.E. Pemeriksaan fisikData umumTD:140/80 mmHGN:70x/iS:38cP:19x/iBB:68 kgTB:155 cmKepala : bentuk kepala klien bulat, tidak ada edema dan tidak ada bekas lukaMata : Mata simetris kiri-kanan, pupil isokor, sklera tidak ikterik, reflek cahaya baik, kunjungtiva tidak anemisHidung : Hidung simetris kiri-kanan, tidak ada polib, tidak ada pendarahan pada hidungMulut : Mukosa bibir kering, lidah bersih, gigi lengkap, tidak ada pendarahan pada gusiTelinga : Telinga simetris kiri-kanan, pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada serumenLeher :Tidak ada pembesaran kelenjer tyroid, jvp 5-2 cm ho dan pembesaran getah beningDada /thorakI: Simetris kiri dan kananP: Premitus kiri-kananP:Terdapat bunyi sonorA: Bunyi VesikulerJantung I:Ictus kordis tidak terlihatP: Ictus kordis tidak terabaP:Terdapat bunyi pekakA: irama jantung teratur Abdomen I: Perut tampak buncitP: tidak terdapat pembesaran hepar dan lienP:Tympani A: Bising usus 12 x/ i (normal)Genitourinaria: Klien tidak terpasang kateterEkstremitas :Ekstremitas atas : Ekstremitas atas sebelah kanan terpasang infus RL 20x/i, tidak ada bekas luka, tidak ada edema.Ekstremitas Bawah : Ekstremitas bawah tidak edema, akral teraba hangat, dan tidak ada bekas lukaSistem integumen :Warna kulit sawo matang, Kulit tidak sianosis, turgor kulit Baik, dan tidak ada bekas luka.F. Data pola kebiasaan sehari-haria. Nutrisi Makan Sehat : Selama sehat nafsu makan klien dengan porsi banyak 3 x/ hari, 1 porsi habis, makanan yang disukai berupa lauk pauk dan sayuran dan jenis lainnya.Sakit : semenjak sakit klien tidak nafsu makan, hanya dihabiskan porsi saja.Minum Sehat : selama sehat klien minum sampai 6-8 gelas / hari Sakit: selama sakit klien hanya minum 6-8 gelas / harb. Eliminasi Defekasi Sehat : klien mengatakan sewaktu sehat BAB 3-5x/hari. Berwarna kuning, lembek bau nya khas.Sakit :klien mengatakan sewaktu sakit sama yaitu 3-5x/hari, warna kuning, lembek, bau khas.

Miksi Sehat : klien mengatakan waktu sehat BAK teratur 4-5 x sehari, warna kuning, jernih, bau khas.Sakit : klien mengatakan waktu sakit BAK lancar yaitu1-2x/hari, warna kuning, jernih, bau khas.Istirahat dan tidurSehat : klien tidur ketika sehat tidur nyenyak ,tidur klien sekitar 7-8 jam/ hari, pola tidur teratur dan nyaman Sakit : klien ketika sakit mengalami gangguan tidur, tidur klien sekitar 5-6 jam/hari.Aktifitas sehari- hariKlien dalam melakukan aktifitas dibantu oleh keluarganya saat klien sakit.Data sosial ekonomi Klien bekerja di PT.Teluk Luas, klien merupakan sumber penghasilan dalam keluarga, biaya peawatan klien menggunakan BPJS.Data psikososialKlien berharap cepat sembuh dan ingin cepat pulang ke rumah nya.Data spritualSakit : klien selama sakit jarang melakukan sholat 5 waktuG. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKPemeriksaan darah rutin :Hemoglobin 14,8 gr/dl p:14-18,w:12-16gr/dlLeukosit 4.040 mm3Trombosit 157.000 mm3Hematocrit 41,6%Gula darah sewaktu 106 mg/dl

H. PENGOBATAN / THERAPY YANG DI DAPATInjeksiRanitidin 2xsehariOral Ambroxol syrp 3x1Antosid syrp 3x1Suksalfat syrp 3x1ParenteralRL kolf xv gtt 20 tts x/iI. Analisa DataNoDataMasalahEtiologi

1.

2.

Ds : a. Klien mengatakan badan terasa panasb. Klien mengatakan berkeringat dingin

Do :a. Badan klien teraba hangatb. Suhu : 380cc. TD : 140/80 mm/HG

Ds :a. Klien mengatakan tidak nafsu makan

Do :a. Klien tampak lemasb. Porsi makan klien hanya di habiskan porsi sajac. Klien tampak lemah

Hipertermia

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Proses infeksi virus dengue

Intake nutrisi yang tidak adekuat nafsu makan yang menurun

J. Diagnosa keperawatan 1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat nafsu makan yang menurun

K. Intervensi keperawatan NoDiagnosa keperawatanNocNic

1.Hipertermia b.d proses infeksi virus dengue

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien dengan hipertermi diharapkan dapat teratasi dengan kriteria hasil :NOC-Temperature Regulation 3900 Suhu dalam rentang normal (36-37) Nadi dan RR dalam rentang normal (nadi 60-100x/menit.RR:16-24X/Menit) Tidak ada perubahan warna kulit,dan tidak pusing tidak merasa mual

NIC - Thermoregulation 0800 Monitor suhu maksimal 4 jam sekali Monitor TTV (TD,N.Suhu,RR) Monitor intake dan output cairan. Selimuti pasien Tingkatkan sirkulasi udara Catat adanya fluktasi tekanan darah Melakukan pemasangan infus RL

2.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang tidak adekuat akibat nafsu makan yang menurun

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh diharapkan dapat teratasi dengan kriteria hasil :

NOC 1. Nutritional status: food and fluid intake 2. Nutritional status: nutrient intake 3. Weight control

Kriteria hasil; 1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan 2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan 3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan 6. Tidak terjadi penurunan berat bdan yang berarti

NIC Nutrition management 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

Nutrition monitoring 1. Monitor adanya penurunan berat badan 2. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 3. Monitor turgor kulit 4. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah 6. Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht 7. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

L. Implementasi Implementasi yang dilakukan mengacu pada rencana asuhan keperawatan. Penulis berusaha meleksanakan tindakan keperawatan pada klien sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan dan fasilitas atau sarana yang ada. Namun penulis tidak dapat melakukan tindakan secara menyeluruh berhubungan dengan waktu yang tersedia, sehingga penulis hanya mampu melaksanakan tindakan keperawatan selama 1 hari.

M. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses asuhan keperawatan, bertujuan untuk menilai tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan pada klien Tn.S dengan Dengue Hemorhagic Fever Setelah dilakukan keperawatan selama 1 hari, dari 2 diagnosa yaitu diagnosa pertama Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue dan diagnosa kedua Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat nafsu makan yang menurun. Maka didapatkan evaluasi keperawatannya, dimana dari semua pelaksanaan kegiatan pemberian asuhan keperawatan hanya sebagian yang dapat berhasil dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, Oktri. 2008. Demam Berdarah Dengue: Penyakit dan Cara Pencegahannya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA. Jilid 1. Yogyakarta: MediaAction Publishing Satari, Hindra I., dan Meiliasari Mila. 2004. Demam Berdarah: Perawatan di Rumah dan Rumah Sakit. Jakarta: Puspa Swara WHO. 2004. Demam Berdarah Dengue: Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan & Pengendalian. Edisi 2. Jakarta: EGC Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Ed 7. Jakarta: EGC Yatim, Faisal. 2007. Macam-macam Penyakit Menulardan cara Pencegahannya. Jilid 2. Jakarta: Pustaka Obor Populer