28
1.1.Latar Belakang Pada prinsipnya pembangunan sektor sanitasi merupakan salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan “sekunder”, sehingga sering terpinggirkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standar kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan. Gambaran kondisi pembangunan sanitasi di Indonesia sebagai berikut : Akses terhadap sanitasi dasar mencapai 90,5 % BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 1

Bab1 Bps Tala

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab1 Bps Tala

1.1.Latar Belakang

Pada prinsipnya pembangunan sektor sanitasi merupakan

salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam

menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan

dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman

serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi

seringkali dianggap sebagai urusan “sekunder”, sehingga sering

terpinggirkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan

tuntutan peningkatan standar kualitas hidup masyarakat, semakin

tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya

dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah

satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan.

Gambaran kondisi pembangunan sanitasi di Indonesia

sebagai berikut :

Akses terhadap sanitasi dasar mencapai 90,5 % (perkotaan) dan

67 % di pedesaan, namun akses terhadap sanitasi yang

setempat yang aman (menggunakan septic tank) baru

mencapai 71,06 % (perkotaan) dan 32,47 % (pedesaan)

Diare penyebab kedua terbesar kematian balita (46/1000

kelahiran dan penyebab ketiga terbesar kematian bayi yaitu

32/1000 kelahiran

Alokasi pendanaan masih sangat rendah (2,4 %) dari total

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 1

Page 2: Bab1 Bps Tala

anggaran Kementrian Pekerjaan Umum atau 0,86 % dari

Anggaran Pendapatan Belanja Negara Kondisi sanitasi

Indonesia berada di peringkat 6 dari 9 negara ASEAN dibawah

Vietnam dan diatas Myanmar

Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi

Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh

terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Kegiatan penyusunan Buku Putih

Sanitasi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari

semangat kegiatan nasional seiring saat sekarang bangsa

Indonesia sedang berpacu dengan waktu untuk mencapai target

yang disepakati bersama yaitu meratifikasi Milenium Development

Goals (MDGs) yang dihasilkan pada Johanesburg Summit pada

tahun 2002, dengan salah satu kesepakatannya adalah mengurangi

separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak mendapatkan

akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar yang

merupakan target ke 10 MDGs.

1.2. Landasan Gerak

Pengertian sanitasi dari beberapa sumber adalah sebagai

berikut :

Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap semua faktor

lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau mungkin

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 2

Page 3: Bab1 Bps Tala

mempengaruhi sehingga merugikan pertumbuhan fisik, kesehatan

dan kelangsungan hidupnya (WHO/World Heath Organization).

Sedangkan pengertian sanitasi menurut Buku Panduan Tim

Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) disebutkan bahwa

sanitasi juga diartikan sebagai usaha untuk memastikan

pembuangan kotoran manusia, cairan limbah, dan sampah

secara higienis yang akan berkontribusi pada kebersihan dan

lingkungan hidup yang sehat baik di rumah maupun

lingkungan sekitarnya.

Ruang lingkup penanganan Sanitasi dalam program PPSP

adalah sebagai berikut :

1. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan

peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.

2. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga

yang dilakukan secara terpusat. Penanganan persampahan atau

limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh

masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar,

restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau

transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

3. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran

drainase sebagai penggelontor air kota dan memutuskan air

permukaan.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 3

Page 4: Bab1 Bps Tala

4. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah untuk

menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan

PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan

maupun air tanah.

Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial

mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Tanah

Laut. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tanah Laut ini diposisikan

sebagai acuan perencanaan strategis pembangunan sanitasi skala

kota. Buku Strategi Sanitasi Kota yang memuat rencana

pembangunan sanitasi kota dikembangkan atas dasar

permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Setiap

tahun data yang ada akan dibuat “Laporan Sanitasi Tahunan” yang

merupakan gabungan antara laporan Tahunan SKPD dan status

proyek sanitasi. Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku

Putih Sanitasi dan setelah 3 tahun (seiring dengan berakhirnya

RPJMD 2008 - 2013), semua informasi tersebut dirangkum dalam

Revisi Buku Putih Sanitasi.

Berdasarkan visi, misi Bupati di dalam RPJMD Kabupaten

Tanah Laut Tahun 2013 – 2018, serta tujuan penataan ruang

sebagaimana tercantum dalam RTRW Kabupaten Tanah Laut tahun

2012 – 2032 maka di jelaskan sebagai berikut :

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 4

Page 5: Bab1 Bps Tala

a) Visi Kabupaten Tanah Laut:

"TANAH LAUT MAJU BERDASARKAN NILAI-NILAI

AGAMA"

Secara sosiologis, konsep maju tidak hanya berdimensi

ekonomi tetapi juga berdimensi sosial, hukum dan keadilan.

Oleh sebab itu, visi “kabupaten Tanah Laut yang maju” selain

ditandai dengan kokohnya ketahanan dan daya saing ekonomi

berbasis pertanian, perikanan, pertambangan dan pariwisata

dengan pengelolaan secara berkelanjutan; juga penyelenggara

pemerintahan dan sikap warga masyarakatnya baik secara

individu maupun kelompok menyadari sepenuhnya akan

perlunya keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Penyelenggara pemerintahan dan warga masyarakat secara

sadar harus mematuhi peraturan dan norma atau hukum yang

berlaku sesuai dengan posisi dan peran sosialnya. Khusus

yang menyangkut aspek sumberdaya manusia (SDM),

“Kabupaten Tanah laut yang maju” berarti mewujudkan SDM

yang berkualitas dan berdaya saing melalui pelayanan

pendidikan dan kesehatan.

Nilai – nilai agama merupakan suatu nilai yang menjadi

pondasi dan pilar pembangunan. Nilai-nilai agama harus

diyakini dan dijunjung tinggi, diamalkan serta diterapkan dalam

segenap perilaku kehidupan oleh setiap insan anggota

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 5

Page 6: Bab1 Bps Tala

masyarakat di Kabupaten Tanah Laut sesuai dengan yang

dianutnya. Nilai – nilai agama akan membentuk insan anggota

masyarakat yang beriman dan bertaqwa, mempunyai

kesalehan dan kepedulian sosial serta kecerdasan spritual.

Dijadikan sumber motivasi, inspirasi dan pedoman oleh

masyarakat Kabupaten Tanah Laut dalam setiap aspek

kehidupan baik ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, IPTEK,

lingkungan dan keamanan ketertiban. Oleh sebab itu, nilai –

nilai agama yang termaktub dalam visi pembangunan

Kabupaten Tanah Laut Tahun 2008 – 2013 tersebut harus

senantiasa menjadi dasar untuk menuju “Kabupaten Tanah

Laut yang Maju” melalui penciptaan keseimbangan dinamis

antara dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, lahir dan bathin,

serta material spiritual.

b) Misi Kabupaten Tanah Laut

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditetapkan 7

(Tujuh) Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut

2008-2013 sebagai berikut :

1. Peningkatan dan pengembangan nilai-nilai agama

2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui

peningkatan pelayanan pendidikan dan pelayanan

kesehatan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 6

Page 7: Bab1 Bps Tala

3. Penguatan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada sektor

pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan kelautan,

kehutanan, industri, perdagangan, koperasi dan UMKM serta

pariwisata.

4. Peningkatan pelayanan publik dan pengembangan Tanah

Laut sebagai daerah tujuan investasi baik PMDN maupun

PMA.

5. Pengembangan Tanah Laut sebagai daerah tujuan wisata.

6. Peningkatan kualitas mental aparatur pemerintah,

profesionalisme dan pengembangan kepemimpinan yang

baik.

7. Peningkatan penyelamatan dan menjamin kelestarian

lingkungan

c) Tujuan Tata Ruang dalam RTRW Kabupaten Tanah Laut

Adapun yang menjadi tujuan tata ruang seperti

termaktub dalam RTRW Kabupaten tanah Laut adalah :

“ Mewujudkan penataan ruang Kabupaten Tanah Laut yang

indah, damai, nyaman dan dinamis sebagai kota yang terdepan

dalam pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa, industri,

pemerintahan, dan permukiman dengan mempertahankan

kelestarian lingkungan hidup bagi pembangunan

berkelanjutan ”.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 7

Page 8: Bab1 Bps Tala

Sebagai wujud dari penataaan ruang maka RTRW

Kabupaten Tanah Laut dijadikan pedoman dalam :

1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang;

2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah;

3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

di wilayah Kabupaten Tanah Laut;

4. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan

perkembangan antarwilayah serta keserasian antarsektor;

5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;

6. Penataan ruang kawasan strategis;

7. Penataan ruang wilayah Kabupaten Tanah Laut.

1.3. Maksud Dan Tujuan

Maksud penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/ Kota

Tanah Laut untuk menggambarkan profil sanitasi (sanitation

mapping) atau gambaran secara lebih lengkap yang

menggambarkan kondisi sanitasi kota/kabupaten dengan cara

melakukan beberapa studi, antar lain Studi Penilaian Resiko

Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assesment/

EHRA).

Tujuan dari penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi ini

adalah :

1. Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 8

Page 9: Bab1 Bps Tala

Kabupaten Tanah Laut serta melakukan identifikasi strategi

dan langkah pelaksanaan kebijakan dalam sektor sanitasi.

2. Menghasilkan kebijakan daerah terkait sanitasi yang sesuai

dengan kondisi dan kemampuan Pemerintah Daerah

berdasarkan kesepakatan seluruh lintas pelaku (stakeholder)

AMPL Kabupaten Tanah Laut

3. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan

pengorganisasian pelaksanaan pembangunan sanitasi secara

efektif, efisien, sistematis, terpadu dan berkelanjutan.

1.4. Metodologi

Pendekatan yang dipakai dalam penyusunan Buku Putih

Sanitasi Kabupaten Tanah Laut adalah sebagai berikut :

Pendekatan partisipatif (participatory approach) dengan

melibatkan semua pemangku kepentingan di Kabupaten.

Pendekatan berbasis kebutuhan (demand responsive

approach)

Pendekatan berbasis fakta (evidence based approach)

Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku

Putih Sanitasi secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal

penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan

dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai

berikut :

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 9

Page 10: Bab1 Bps Tala

1. Sumber Data

a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas

program masing-masing dinas/ badan/ kantor terkait, baik

langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa

data statistik, proposal, laporan, foto dan peta.

b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan

dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data,

pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan berbagai teknik antara

lain :

Desk Study (kajian Literature, data sekunder)

Field Research (Observasi, wawancara responden)

FGD dan in-depth interview

Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam

tahap ini. Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk

mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu

memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa

lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada

masa kini.

3. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara Deskriptif kualitatif dan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 10

Page 11: Bab1 Bps Tala

kuantitatif.

Sumber data dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Tanah Laut meliputi :

a. Data primer; yaitu data yang bersumber dari survei atau

observasi lapangan yang dilakukan Pokja. Data primer

dapat berupa rekaman hasil wawancara maupun potret/

dokumentasi kondisi eksisting di lapangan. Data primer

dalam buku putih sanitasi (BPS), meliputi ; Enviromental

Health Risk Assesment (EHRA), Survei peran media

dalam perencanaan sanitasi, survei kelembagaan, survei

keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi,

survei keuangan, survei priority setting area beresiko serta

survei peran serta masyarakat dan gender.

b. Data sekunder; yang diperoleh dari dokumen yang dimiliki

tiap dinas/ SKPD yang terlibat dalam POKJA AMPL, buku-

buku umum ekspose Kabupaten/kota Tanah Laut secara

umum seperti :

RTRW Kabupaten Tanah Laut Tahun 2012 s/d tahun

2032 (20 tahun)

Kabupaten Tanah Laut Dalam Angka (Tahun 2011 -

2012)

Laporan Susenas

Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 11

Page 12: Bab1 Bps Tala

Laporan Bulanan/Tahunan PDAM dan Non PDAM

Rencana Strategis AMPL, Kabupaten/ Kota Tanah Laut

Panduan Survei Partisipasi Sektor Swasta Dan Lembaga

Non Pemerintah Dalam Pengelolaan Sanitasi Perkotaan,

TTPS, Kabupaten/ Kota Tanah Laut

Laporan Utama Kerangka Perencanaan Sanitasi

Berbasis Kota, TTPS, Kabupaten/ Kota Tanah Laut

1.5.Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

Di dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten

Tanah Laut mengacu pada beberapa peraturan perundang-

undangan yang berlaku di tingkat Nasional / Pusat maupun

daerah. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi

Permukiman di Kabupaten Tanah Laut didasarkan pada aturan-

aturan dan produk hukum yang meliputi :

A. Undang-Undang:

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber

Daya Air.

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional.

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 12

Page 13: Bab1 Bps Tala

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah.

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007

Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

2005-2025.

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007

Tentang Penataan Ruang.

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sampah

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun

2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

B. Peraturan Pemerintah :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

1982 Tentang Pengaturan Air.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35

Tahun 1991 Tentang Sungai.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 13

Page 14: Bab1 Bps Tala

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27

Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun

2001 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun.

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82

Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang

Pengembangan Sistim Penyediaan Air Minum.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah.

9. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang

Standar Pelayanan Minimum.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang

Pembagian urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota.

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

dan Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 14

Page 15: Bab1 Bps Tala

C. Keputusan Presiden :

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123

Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan

Sumber Daya Air.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83

Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001

Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

D. Peraturan Menteri Republik Indonesia :

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

416/1992 tentang Persyaratan dan Pengawasan Kualitas

Air.

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 69/PRT/1995

tentang Pedoman Teknis Mengenai Dampak Lingkungan

Proyek Bidang Pekerjaan Umum.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 15

Page 16: Bab1 Bps Tala

14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal

bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

E. Keputusan Menteri :

1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.

2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 269/1996

tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL dan UPL

Departemen Pekerjaan Umum.

3. Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No 337/1996

tentang Petunjuk Tata Laksana UKL dan UPL Departemen

Pekerjaan Umum.

4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 296/1996

tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL –UPL Proyek

Bidang Pekerjaan Umum.

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 829/Menkes/1999 tentang Persyaratan

Kesehatan Perumahan.

6. Keputusan Menteri Kimpraswil 534/2000 Tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Permukiman.

7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau

kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 16

Page 17: Bab1 Bps Tala

8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah

Domestik.

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan

Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

45/KPTS/M/2005 tentang Pedoman Pemberdayaan

Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Jasa

Konstruksi Kualifikasi Kecil.

11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 tahun

2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengelolaan persampahan.

12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi

Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

F. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan:

1. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5

Tahun 2007 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup

(Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun

2007 Nomor 5 Seri E Nomor 2, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 4).

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 17

Page 18: Bab1 Bps Tala

2. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5

Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan Air Tanah dan

Air Permukaan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan

Selatan Tahun 2002 Nomor 18 Seri B Nomor 7).

3. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 2

Tahun 2006 tentang pengelolaan Kualitas Air 7

Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Daerah

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2006 Nomor 2).

G. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut:

1. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 4 Tahun

1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Tanah Laut

2. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 12 tahun

2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi

Kewenangan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut

3. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 11 tahun

2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah ( RPJM Daerah ) Kabupaten Tanah Laut tahun

2009 – 2013

4. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut No. 1 Tahun

2010 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten

Tanah Laut Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 18

Page 19: Bab1 Bps Tala

Perangkat Daerah Kabupaten Tanah Laut

5. Peraturan Bupati Kabupaten Tanah Laut No. 10 tahun 2008

tentang RPJPD Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 – 2025.

6. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 27

Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pembangunan

Kabupaten Tanah Laut Tahun 2003 - 2008.

7. Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 14 Tahun 2007

tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008.

8. Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 10 Tahun 2011

tentang Bangunan dan Izin Mendirikan Bangunan

9. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 1 Tahun

2009 tentang APBD Kabupaten Tanah Laut Tahun

Anggaran 2009

10. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 19

Tahun 2009 tentang Perubahan APBD Kabupaten Tanah

Laut Tahun Anggaran 2009

11. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 2

Tahun tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan

Daerah.

12. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 10

Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah dan

Pertamanan

Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 19

Page 20: Bab1 Bps Tala

sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang

Nomor 25 tahun 2004, maka keberadaan Buku Putih Sanitasi

merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja

di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut khususnya

dalam menjalankan arah dan agenda pembangunan baik yang

telah tertuang dalam RPJPD 2005 – 2025 maupun rencana

umum tata ruang (RTRW). Selain itu, keberadaan RPJMD

Kabupaten Tanah Laut 2008 - 2013 akan dijadikan pedoman

bagi SKPD untuk penyusunan Renstra SKPD. Selanjutnya,

untuk setiap tahunnya - selama periode perencanaan - akan

dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) Kabupaten Tanah Laut, yang dari keberadaan RKPD

Kabupaten Tanah Laut tersebut selanjutnya akan dijadikan

acuan bagi SKPD untuk menyusun Rencana Kerja (Renja)

SKPD.

Kaitannya dengan sistem keuangan sebagaimana yang

diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003,

maka penjabaran Buku Putih Sanitasi ini kedalam RKPD

Kabupaten Tanah Laut untuk setiap tahunnya akan dijadikan

pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Tanah Laut.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013 Page 20