Upload
hoangnga
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Enterprise Architecture
Pengertian Enterprise adalah area dari aktivitas dan tujuan umum dalam
sebuah organisasi, dimana informasi dan sumber daya lainnya yang dipetukarkan
(Bernard, 2005, p55). Enterprise biasanya terdiri dari komponen vertikal,
horizontal, dan extended. Komponen vertikal (segment atau Line of Bussiness)
adalah daerah kegiatan yang khusus untuk satu baris bisnis (contohnya;
penelitian dan pengembangan). Komponen horizontal (crosscutting enterprise)
adalah daerah yang lebih umum dari aktivitas yang melayani beberapa baris
bisnis. Extended components terdiri lebih dari satu organisasi (Supply Chain dan
Customer Relationship).
Enterprise Architecture merupakan praktek kerja dan manajemen yang
muncul yang ditunjukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan
memungkinkan mereka untuk melihat diri mereka sendiri dalam hal holistic dan
pandangan terpadu dari arah strategis, praktek bisnis, arus informasi, dan sumber
daya teknologi. Dengan mengembangkan pandangan yang terintegrasi dari versi
sekarang dan masa depan, perusahaan dapat lebih baik mengelola transisi
mencakup identifikasi tujuan-tujuan baru, kegiatan dan sumber daya modal dan
manusia (termasuk teknologi informasi) yang akan meningkatkan keuangan baris
8
9
bawah dan misi kinerja (Bernand, 2005, p31). Dapat disimpulkan
enterprise architecture itu adalah Strategy + Bussiness + Technology
(Bernand, 2005, p32).
Gambar 2.1 Enterprise Architecture
2.1.1 Enterprise Architecture Documentation Method
Enterprise Architecture dokumentasi dapat dicapai melalui enam
elemen dasar (Bernard, 2005, p37), yaitu : (1) sebuah dokumentasi kerangka
kerja Enterprise Architecture, dan (2) metodologi implementasi yang
mendukung (3) saat ini dan (4) arsitektur pada masa depan, untuk
pengembangan (5) dan rencana pengelolaan EA untuk mengelola transisi
perusahaan dari saat ini ke arsitektur masa depan. Ada juga beberapa area
umum untuk semua tingkat kerangka yang disebut sebagai (6) tantangan
seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Gambar 2.2 Elemen dasar Enterprise Architecture
EA = S + B + T
Enterpise Architecture = Strategy + Bussiness + Technology
10
2.1.2 Enterprise Architecture Documentation Framework
Enterprise Architecture Framework merupakan kerangka kerja untuk
mengidentifikasi ruang lingkup arsitektur yang akan didokumentasikan serta
menghubungkan antar area-area arsitektur. Ruang lingkup ini direfleksikan
melalui desain geometric dan area yang diidentifikasikan untuk
didokumentasikan. Kerangka kerja membuat serangkaian pandangan abstrak
dari perusahaan melalui cara dokumentasi tersebut mengkoleksi dan
mengorganisasi informasi tersebut. Contoh yang digunakan adalah kerangka
kerja yang memiliki bentuk kubik tiga dimensi yang menghubungkan aspek-
aspek yang berbeda untuk mendokumentasikan perusahaan (Bernard, 2005,
p38).
Gambar 2.3 Enterprise Architecture Documentation Framework
11
2.1.3 Enterprise Architecture Component
Enterprise Architecture komponen adalah tujuan, proses, standar, dan
sumberdaya yang berubah mungkin memperpanjang enterprise-wide atau
terkandung dalam garis spesifik bisnis, contoh komponen termasuk sasaran
strategis dan inisiatif produk bisnis dan servis arus informasi, gudang
pengetahuan dan data objek, informasi sistem, software aplikasi, program
sumber daya perusahaan, dan situs web, suara data dan video jaringan dan
mendukung infrastruktur yang melibatkan bangunan, ruangan server,
pengkabelan, dan peralatan capital (Bernard, 2005, p39).
Gambar 2.4 Contoh Komponen Enterprise Architecture
2.1.4 Enterprise Architecture Current Achitecture
Kondisi arsitektur sekarang mengandung komponen Enterprise
Architecture yang sudah ada di dalam perusahaan dan berada di setiap
kerangka kerja Enterprise Architecture. Kondisi ini biasa disebut “as-is” dan
menjadi dasar dari sumber daya awal dan aktifitas untuk melakukan
dokumentasi yang sesuai dengan design ke depan Enterprise Architecture.
12
Mendapatkan analisa yang akurat dan komprehensif sangat penting untuk
perencanaan proyek, manajemen asset dan para pengambil keputusan.
Analisa atau arsitektur awal terdiri dari artefak atau pengumpulan informasi
(dokumen, diagram, data, gambar, proses bisnis, dan sebagainya) pada setiap
level kerangka (Bernard, 2005, p40).
2.1.5 Enterprise Architecture Future Achitecture
Gambaran masa depan pada enterprise architecture pasti baru atau
mengalami perubahan. Perubahan ini diperlukan untuk menutupi atau
menghilangkan celah yang ada atau mendukung inisiatif strategi baru,
kebutuhan operasional atau solusi teknologi.
Gambaran masa depan didorong oleh strategi dan taktis level dalam
tiga langkah, yaitu visi dan misi yang baru, mengubah prioritas bisnis dan
memunculkan teknologi. Pengendalu perubahan seharusnya mencakup
perencanaan kepada komponen Enterprise Architecture dalam jangka dekat
(1-3 tahun), juga perubahan dalam jangka panjang, yang dapat dilihat dalam
scenario operasi 4-10 tahun ke depan. Perencanaan ini menggabungkan
perbedaan pengarahaan internal dan eksternal, serta dapat memberi bantuan
untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam prose perubahan, sumber daya atau
teknologi yang dapat diasumsikan perencanaan masa depan di mana
pengarahan perencanaan untuk komponen Enterprise Architecture yang baru
(Bernard, 2005, p41).
13
Gambar 2.5 Pengendali perubahan
2.1.6 Enterprise Architecture Management Plant
Perencanaan managemen pada dokumentasi Enterprise Architecture
menyediakan deskripsi saat ini dan masa depan, memberikan urutan rencana
untuk mengolah transisi ke masa depan atau mengoperasikan teknologi di
lingkungan bisnis. Perencanaan manajemen ini merupakan hal yang penting
untuk mewujudkan keuntungan dari Enterprise Architecture berdasarkan
manajemen program, serta bagaimana perusahaan tetap beroperasi dan
berjalan dari situasi saat ini ke masa depan (Bernard, 2005, p42).
2.1.7 Enterprise Architecture Planning Threads
Dokumentasi Enterprise Architecture juga mempunyai ancaman pada
aktifitas di setiap kerangka kerja. Ancaman itu terdiri dari IT-related security,
standards, and workforce considerations (Bernard, 2005, p42).
- Keamanan IT. Keamanan lebih efektif ketika itu adalah bagian integral
dari program manajemen EA dan metodologi dokumentasi. Suatu IT
komprehensif program fokus pada beberapa area yang melibatkan
informasi, personel, dan fasilitas.
14
- Standar IT. Satu dari kebanyakan fungsi yang penting dari EA adalah
menyediakan standar relasi teknologi pada semua tahap framework, EA
seharusnya menggambarkan kesepatakan internasional, nasional dan
standar industri dalam rangka untuk mem- promosikan pengunaan solusi
non-proprietary EA komponen. Peningkatan integrasi komponen EA,
serta mendukung switch-out dari komponen ketika dibutuhkan tenaga
kerja IT.
- Tenaga kerja IT. Perusahaan sangat mengharapkan sumber daya manusia
yang baik pada tenaga kerja mereka. Karena itu, kepentingan untuk
memastikan relasi staff IT, kemampuan dan kebutuhan latihan adalah
sangat penting untuk diidentifikasi di dalam Lines of Business (LOB) dan
mendukung aktifitas pelayanan pada setiap tahap frame work dan solusi
yang sesuai direfleksikan pada saat ini dan masa depan arsitektur.
2.1.8 Enterprise Architecture Repository
Enterprise Architecture Repository adalah sebuah database yang
menyimpan informasi dan menyediakan link ke sumber-sumber program atau
pengetahuan mengenai Enterprise Architecture (Bernard, 2005, p45).
Menyediakan akses yang mudah ke dokumentasi EA adalah hal yang paling
penting untuk digunakan dalam perencanaan maupun pengambilan
keputusan.Biasanya EA repository merupakan sebuah website dan database
yang menyimpan informasi dan menyediakan links ke EA tools dan sumber
program EA lainnya. Contoh dari desain EA repository :
15
Gambar 2.6 EA Repository
2.1.9 Strategic Plan
Strategic plan adalah kebijakan tingkat tinggi dan merencanakan
dokumen yang digunakan sebuah perusahaan untuk mendokumentasi arahan,
stategi yang kompetitif, tujuan paling penting, dan memungkinkan program
dan proyek (Bernard, 2005, p115). Rancanagan strategi biasanya mencakup
3-5 tahun.
Sebuah rencana strategi adalah bagian dari Artifak EA yang
seharusnya menuntun arah tujuan perusahaan melebihi periode 3-5 tahun di
masa depan dengan menyediakan barang berikut, masing-masing yang artifak
EA primitif.
16
Menyediakan sebuah visi dan misi perusahaan.
Mengembangkan arahan strategi yang cocok dengan tujuan perusahaan.
Membuat rangkuman hasil dari analisis SWOT.
Merangkum asumsi keadaan dan rencana untuk beberapa ‘konsep
operasional’. CONOPS Scenarios yang mendukung arahan strategi
perusahaan.
Mengembangkan Diagram CONOPS yang dalam setiap gambarnya
menangkap esensi dan peserta dalam skenario operasi saat ini.
Mengembangkan sebuah ‘General Competitive Stragegy’ untuk sebuah
perusahaan yang tidak terintegrasi dengan baik.
Identifikasi strategi tujuan yang akan menyelesaikan strategi yang
kompetitif dalam pencapaian tujuan.
Identifikasi strategi inisiatif dan sumber daya pendukung untuk inisiatif,
program yang terus-menerus atau pengembangan proyek yang akan
menyelesaikan setiap strategi tujuan.
Rangkuman hasil tindakan dari setiap strategi tujuan dan inisiatif,
menggunakan Balanced Scorecard atau pendekatan serupa.
2.2 Strategi Mengintegrasikan Dua Sistem
Komponen-komponen yang akan sangat berpengaruh dalam proses
pengintegrasian adalah sebagai berikut (Indrajit dan Djokopranoto, 2003,
p169):
17
1. Pada tingkat paling rendah, terdapat komponen transmisi yang
harus diperhatikan. Infrastruktur ini akan sangat berpengaruh
terhadap pengiriman sinyal digital dari tempat yang satu ke tempat
yang lain. Secara fisik, medium transmisi biasanya akan melalui
tiga jalur: darat, laut dan udara.
2. Di atas komponen transmisi terdapat peralatan-peralatan (devices)
yang menghubungkan computer yang satu dengan computer yang
lainnya, atau jaringan yang satu dengan jaringan yang lainnya,
melalui medium transmisi tersebut, contoh : hub atau router.
3. Setelah masuk ke peralatan yang berfungsi sebagai jembatan antar
berbagai computer dan jaringan, barulah melalui kabel transmisi
dihubungkan ke perangkat computer personal, notebook, atau
lainnya.
4. Ketiga komponen di atas baru merupakan anatomi perangkat
kerasnya, yang dapat dilihat secara fisik. Sebuah perangkat lunak
“minimal” yang harus dimiliki adalah sistem operasi (operating
system), karena komponen inilah yang berfungsi untuk
menjalankan.
5. Setelah sistem operasinya dimiliki, baru kemudian dipasang
aplikasi dasarnya, yaitu bahasa pemrograman dan sistem basis
data.
18
6. Kedua perangkat lunak di atas tersebut merupakan modal untuk
membangun aplikasi, baik yang dikembangkan sendiri oleh
perusahaan maupun yang dibeli dari vendor perangkat lunak.
7. Di pasaran dijual pula beberapa perangkat lunak analisis yang
telah siap pakai dengan syarat perusahaan telah memiliki
komponen-komponen dasarnya seperti yang dideskripsikan di
atas.
8. Komponen yang terakhir biasa disebut interface atau sistem
antarmuka, yaitu sistem input dan output yang menghubungkan
computer sebagai mesin dengan manusia.
Gambar 2.7 Komponen Pengintegrasi
19
2.3 Objek Yang Diintegrasikan Menurut Zachman
Menurut Zachman, dilihat dari manajemen perspektif, ada tiga hal
utama yang harus diintegrasikan dan dapat dipisahkan satu dari yang lainnya.
Pada dasarnya, struktur anatomi yang cukup kompleks tersebut bisa dibagi
menjadi tiga komponen mendasar, yaitu data, proses dan teknologi (Indrajit
dan Djokopranoto, 2003, p180).
Gambar 2.8 Komponen Mendasar Menurut John Zachman
Pada level data, yang diintegrasikan oleh perusahaan sebenarnya
adalah system basis data (database) yang dimiliki. Yang diperhatikan adalah
berbagai aspek yang berkaitan dengan struktur data, atau bagaiman di dalam
sistem basis data tersebut seluruh rekaman transaksi bisnis direpresentasikan
dalam format-format digital tertentu dan dikelola. Penggabungan basis data
yang sama dapat menggunakan RDMS (Relational Database Management
System).
20
Pada level proses, yang diintergrasikan adalah aplikasi antar
perusahaan. Yang menghubungkan kedua perusahaan terkait. Sedangkan
level terakhir adalah teknologi. Dimana hal yang paling mudah untuk
diintegrasikan antara dua buah perusahaan. Yang dimaksud dengan teknologi
adalah berbagai hal yang berkaitan dengan perangkat keras computer dan
komponen-komponennya. Hal utama yang harus menjadi perhatian adalah
spesifikasi dari masing-masing peralatan fisik tersebut sehingga dapat
dipelajari tingkat kompleksitas pengintegrasian kedua buah komponen
teknologi yang ada.
Pengintegrasian terhadap ketiga unsur baru berkisar pada
pengintegrasian teknologi informasi dari dua perusahaan, belum meliputi
keseluruhan sistem informasi. Jika ingin melakukan “penggabungan”
terhadap dua sistem informasi dibutuhkan sebuha kerangka baru yang
merupakan perluasan dari teori Zachman.
Gambar 2.9 Gambar Kerangka Baru “Penggabungan”
21
Pada gambar di atas terlihat bahwa tidak hanya data, proses dan
teknologi saja yang harus diperhatikan, namun lebih luas lagi, yaitu mengarah
kepada sumber daya manusia, waktu dan motivasi. Prose pengintegrasian
juga memerlukan peta teknis (blue print) dari berbagai komponen yang ada
seperti yang terlihat pada gambar di atas. Contohnya : untuk
mengintergrasikan data dibutuhkan model data dan desain data, untuk proses
dibutuhkan kode program dan diagram alur proses, untuk pengguna computer
(users) dibutuhkan structure organisasi dan organogram dan seterusnya.
2.4 Skenario Pengintegrasian
Dalam segi teknis, ada tiga pilihan scenario dalam pengintegrasian
dua buah sistem teknologi informasi (Indrajit dan Djokopranoto, 2003, p183),
yaitu :
Gambar 2.10 Skenario Pengintegrasian
22
1. Implementasi sistem baru
Membeli sistem yang sama sekali baru merupakan pilihan yang
ideal. Permasalahannya dengan pendekatan ini adalah diperlukan
investasi yang sangat besar, mengingat semua perusahaan harus
“membeli” dan mempergunakan sistem baru tersebut. Sistem baru
di sini dapat berarti membeli yang sudah tersedia di pasaran
(package implementation) atau membuat yang baru dengan
mempergunakan bantuan konsultan atau SDM internal perusahaan
(custom development)
2. The Best of Breed
Pilihan kedua adalah dengan mempertahankan sistem dari salah
satu perusahaan dan “memaksa” perusahaan lain untuk migrasi ke
sistem ini, atau dikenal dengan istilah the best of breed. Cara ini
jelas lebih murah dibandingkan dengan full migration karena
paling tidak investasi hanya dikeluarkan untuk migrasi
perusahaan-perusahaan lain ke sistem yang ada. Pemilihan
menggunakan cara ini haruslah dipilih yang terbaik. Yang
dimaksud dengan terbaik, misalnya :
Yang paling cocok dengan strategi perusahaan baru hasil
pengintegrasian dua buah sistem.
Yang paling canggih (state-of-the-art)
Yang paling banyak penggunanya, dengan alasan
memperkecil investasi untuk biaya migrasi.
23
Yang paling mudah untuk melakukan migrasi karena
paling kecil resikonya.
Alasan-alasan lain yang didasari oleh pertimbangan-
pertimbangan khusus (mutu pelayanan purnabeli, akses ke
vendor di Indonesia, fasilitas support and services,
pengalaman masa lalu dengan sistem yang sama dan
sebagainya).
3. Sistem Antarmuka (Interfacing)
Skenario ini bila perusahaan sudah mempunyai sistem informasi
yang memadai hanya perlu membuat jembatan atau sistem
antarmuka untuk menjembatani dengan sistem-sistem yang
berlainan.
2.5 Metode perancangan Object Oriented Analysis and Design
Pembahasan teori - teori yang berkaitan dengan metode yang di pakai
dalam merancang dan mendesain sistem informasi dengan menggunakan
metode Object Oriented Analysis And Design.
2.5.1 Pengertian Object Oriented Analysis and Design
Menurut Withen (2001, p97), Object Oriented Analysis and Design
(OOAD) adalah upaya untuk menggabungkan data dan proses menjadi
konstruksi singular yang disebut objek. OOAD memperkenalkan diagram-
diagram yang mendokumentasikan suatu sistem dalam bentuk objek-objek
beserta interaksinya.
24
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p135), OOAD adalah
metode untuk menganalisis dan merancang sistem dengan pendekatan
berorientasi objek.
Dan masih menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p4), objek
diartikan sebagai suatu entitas yang memiliki identitas, state dan behavior.
Pada Analisis, objek merupakan gambaran dari fenomena dalam isi sistem.
Objek menjelaskan bagaimana seorang user membedakannya dari objek lain,
dan behavior objek digambarkan melalui event yang dilakukannya.
Sedangkan pada perancangan, objek adalah bagian dari sistem. Objek
digambarkan dengan cara bagaimana objek lain mengenalinya sehingga dapat
diakses, dan behavior objek digambarkan dengan operation yang dapat
dilakukan objek tersebut yang dapat mempengaruhi objek lain dalam sistem.
2.5.2 Rich Picture
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p26), Rich Picture
merupakan gambaran informal mengenai situasi yang digambarkan ilustrator.
Rich Picture memiliki fokus pada aspek-aspek penting dari situasi yang
digambarkan. Sebelum penggambaran rich picture diperlukan penggambaran
seluruh entitas penting seperti orang, objek-objek, organisasi, peran maupun
tugas yang dilakukan.
2.5.3 Aktivitas Utama OOAD
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p15), ada empat aktivitas
utama yang terdapat dalam OOAD, yaitu:
25
Gambar 2.11 Aktivitas Utama OOAD
1. Analisis Problem Domain
Analisis problem domain bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodelkan
suatu problem domain. Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p45),
problem domain adalah bagian dari konteks yang diadministrasikan, dimonitor,
dan dikendalikan oleh sistem. Sedangkan model adalah deskripsi dari class,
objek, structure dan behavior dalam sebuah problem domain. Aktivitas-aktivitas
yang dilakukan pada analisis problem domain:
a. Classes
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p49), class adalah deskripsi
dari kumpulan objek-objek yang memiliki attribute, structure, dan behavior
pattern yang sama. Tujuannya adalah untuk memilih elemen-elemen dari
sebuah model problem domain dan objek diberi karakter yang sesuai dengan
eventnya. Objek merupakan suatu entitas yang memiliki identitas, state dan
behavior. Event adalah peristiwa yang terjadi saat itu juga, yang melibatkan
satu objek atau lebih.
Menurut (Bernard, 2005, p315)Sistem Data Flow Diagram yang lebih
dikenal sebagai 'Data Flow Diagram' dan dimaksudkan untuk menunjukkan
26
proses dalam suatu sistem yang melakukan pertukaran data, dan bagaimana
pertukaran terjadi. Fungsi dari 'Data Flow Diagram' :
Menangkap dan menggambarkan fungsi sistem dan data mengalir di
antara mereka.
Dokumen sistem hirarki fungsional.
Tujuan utama adalah untuk:
a Mengembangkan deskripsi yang jelas mengenai arus sistem data
yang diperlukan yang input (dikonsumsi) dan output (yang
dihasilkan) oleh sistem masing-masing.
b Pastikan konektivitas fungsional selesai
c Dukungan tingkat
d Sesuai dekomposisi fungsional untuk detail tambahan
Gambar 2.12 Sistem Data Flow
27
b. Structure
Structure bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan struktural antara class
dan objek dalam problem domain. Menurut Mathiassen (Mathiassen et al.,
2000, p69), konsep hubungan strukturalnya, terdiri dari:
Struktur antar class.
Generalization merupakan sebuah class umum (super class) yang
menjelaskan properties pada sekelompok kelas khusus (subclass).
Cluster merupakan sekumpulan class yang saling berhubungan.
Struktur antar objek
Aggregation merupakan sebuah objek superior (the whole) yang
mengandung sejumlah objek (the parts).
Association merupakan sebuah relasi penting antara sejumlah objek.
c. Behavior
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p89) tujuan behavior adalah
untuk memodelkan dinamika dari problem domain. Behavior merupakan
susunan event-event yang melibatkan sebuah objek Dalam aktivitas behavior,
definisi class dalam class diagram diperluas dengan menambahkan deskripsi
behavioral pattern dan atribut dari tiap class. Konsep behavior:
- Event Trace: Serangkaian event yang berurutan yang melibatkan sebuah
objek khusus.
28
- Behavioral Pattern : Deskripsi kemungkinan event trace untuk semua
objek dalam sebuah class.
- Attribute : Sebuah sifat deskriptif dari sebuah class atau event.
Menurut (Bernard, 2005, p306)Diagram keadaan transisi
menggunakan notasi dari bahasa pemodelan terpadu untuk menunjukkan
bagaimana siklus hidup objek data tertentu. Diagram ini menunjukkan
perubahan atribut, link, dan / atau perilaku dari objek pesanan online yang
merupakan hasil dari aktivitas sistem internal atau eksternal yang memicu
perubahan dalam tahapan.
Gambar 2.13 Object State and Transition
2. Analisis Application Domain
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p115), application merupakan
suatu organisasi yang mengadministrasi, memonitor, atau mengontrol suatu
problem domain. Analisis application domain bertujuan untuk menentukan
kebutuhan-kebutuhan pemakaian suatu sistem. Untuk menganalisis application
domain harus terfokus pada pekerjaan pengguna dan kemudian
29
menspesifikasikan berbagai kebutuhan secara terperinci. Aktivitas-aktivitas yang
dilakukan pada analisis application domain, yaitu:
a. Usage diagram
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p119), usage menjelaskan
bagaimana actor berinteraksi dengan sebuah sistem. Actor adalah abstraksi
atau pemisahan pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan target
sistem. Sedangkan usecase adalah pola interaksi antara sistem dan actor
dalam application domain.
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p343), diagram usecase
menunjukkan relasi antara actor dengan usecases. Dalam diagram ini, actor
dan usecases merupakan elemen terpenting. Keduanya dapat dihubungkan
satu sama lain untuk menggambarkan pola interaksi antara actor dengan
bagian sistem tertentu.
Menurut (Bernard, 2005, p322)Sebuah narasi kasus penggunaan
bahasa pemodelan (UML) format untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis,
konteks, orang yang berkepentingan (aktor), dan aturan bisnis untuk interaksi
mereka dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasi sebagai
solusi teknologi yang membutuhkan perkembangan.
30
Gambar 2.14 Use Case Diagram
b. Sequence Diagram
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p340), sequence diagram
menjelaskan tentang interaksi antara objek dalam urutan waktu. Sequence
diagram bisa menunjukkan hal yang lebih detail mengenai situasi yang
bersifat kompleks dan dinamis yang melibatkan objek-objek yang dihasilkan
oleh class di dalam class diagram. Pada sequence diagram, sumbu horizontal
melambangkan objek yang ikut serta dan sumbu vertical melambangkan
urutan waktu.
c. Functions
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p137) function (fungsi) adalah
fasilitas untuk membuat sebuah model yang berguna bagi actor. Fungsi
bertujuan untuk menentukan kemampuan pemrosesan sistem informasi.
Fungsi berfokus pada apa yang dapat dilakukan sistem untuk membantu tugas
actor. Prinsipnya adalah mengidentifikasi semua Fungsi, menspesifikasikan
31
Fungsi yang rumit, dan mengecek kelengkapan daftar Fungsi. Empat macam
Fungsi, yaitu:
- Update merupakan fungsi yang diaktifkan oleh suatu event problem
domain dan menghasilkan suatu perubahan dalam model-model state.
- Read adalah aktivitas akan kebutuhan informasi dalam sebuah tugas kerja
actor dan hasilnya berupa tampilan sistem yang relevan dari model.
- Signal adalah fungsi yang diaktifkan oleh sebuah perubahan dalam model
state dan menghasilkan suatu reaksi di dalam konteks. Reaksi ditujukan
kepada actor dalam application domain.
- Compute adalah fungsi yang diaktifkan oleh suatu kebutuhan akan
informasi dalam tugas actor dan terdiri dari suatu perhitungan termasuk
informasi yang disajikan oleh actor. Hasilnya berupa tampilan mengenai
hasil perhitungan.
Menurut (Bernard, 2005, p310)Matriks entitas/aktivitas pemetaan
yang dikembangkan oleh entitas data dipengaruhi oleh garis terkait kegiatan
usaha. sering disebut matric 'mentah' karena mengidentifikasi jenis dasar
dari transformasi yang dilakukan pada data (membuat, membaca,
memperbarui, menghapus) melalui proses bisnis.
d. Interface
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p151), konsep-konsep
mengenai interface adalah sebagai berikut:
32
- Interface adalah fasilitas yang memungkinkan sebuah model sistem dan
fungsi dapat digunakan oleh pengguna.
- User Interface adalah sebuah interface untuk pengguna.
- System Interface adalah sebuah interface untuk sistem lain.
- Navigation Diagram merupakan jenis khusus dari statechart diagram
yang memfokuskan pada keseluruhan dinamika user interface
(Mathiassen et al., 2000, p344). Diagram ini menunjukkan windows yang
berpartisipasi dan bagaimana transisi diantara mereka. Setiap Windows
mempresentasikan sebuah state.
3. Architectural Design
Menurut Mathiassen (Mathiassen et al., 2000, p173), tujuannya adalah untuk
menstrukturkan sistem terkomputerisasi. Dalam buku Mathiassen
Architectural Design itu secara general atau Dekstop Application, tetapi
perbedaan Dekstop Application dengan Web Application atau Web Server
hanya dari cara permintaan data.
Gambar 2.15 Skema N-tier
33
4. Component Design
Menurut Mathiassen (2000, p231) tujuan component design adalah untuk
mendefinisikan implementasi kebutuhan-kebutuhan di dalam kerangka
arsitektur.
Menurut (Bernard, 2005, p13)Sistem Interface Diagram dengan
menyediakan suatu deskripsi tentang bagaimana data yang dikomunikasikan
antara sistem di seluruh perusahaan, dan termasuk spesifik tentang link, jalan,
jaringan, dan media.
2.6 SWOT Analisis
SWOT analisis adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weakness) dan ancaman (Threats) (Rangkuti ,2006, p18).
Analisis SWOT merupakan analisis untuk mengidentifikasikan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki internal perusahaan dan mengkaji
peluang dan ancaman dari eksternal perusahaan.
1. S : Strengths
Merupakan keunggulan perusahaan yang menjadikan kekuatan internal
perusahaan. Contohnya :
a) Knowledge atau kepakaran yg dimiliki
b) Produk baru atau pelayanan yg unik
c) Lokasi tempat perusahaan berada
34
d) Kualitas produk atau proses
2. W : Weakness
Merupakan kelemahan atau kekurangan dari internal perusahaan.
Contohnya:
a) Kurangnya pengetahuan marketing
b) Produk yg tidak dapat dibedakan dgn produk kompetitor
c) Lokasi perusahaan yg terpencil
d) Kualitas produk yg jelek
e) Reputasi yg buruk
3. O : Opportunities
Merupakan peluang perusahaan yang berasal dari luar perusahaan atau
eksternal perusahaan, memberikan peluang kepada perusahaan untuk
lebih berkembang. Contohnya:
a) Pasar yg berkembang
b) Penggabungan 2-3 perusahaan atau aliansi
c) Segmen pasar yg baru
d) Pasar internasional
e) Pasar yg luang karena kompetitor yg tidak sanggup memenuhi
permintaan customer
4. T : Threats
Merupakan ancaman yang berasal dari eksternal perusahaan. Contohnya :
a) Kompetitor baru di area yg sama
b) Persaingan harga dgn kompetitor
c) Kompetitor mengeluarkan produk baru yg inovatif
35
d) Kompetitor memegang pangsa pasar terbesar
e) Diperkenalkannya pajak penjualan
Analisis SWOT dilakukan dengan :
1. Menganalisis Faktor Strategis Internal dan Eksternal
Menginventarisir faktor internal yang mempengaruhi pencapaian
goals/sasaran, visi, dan misi yang telah ditetapkan secara rinci (detail)
dengan teknik brainstorming dan atau NGT/Non Group Tecnique.
Kemudian mendiskusikan setiap faktor internal apakah termasuk
kekuatan atau kelemahan dibandingkan dengan perusahaan lain, dengan
cara poling pendapat.
• Kekuatan adalah kegiatan (proses) dan sumberdaya yang sudah baik.
• Kelemahan adalah kegiatan (proses) dan sumberdaya yang belum
baik.
Menginventarisir faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian
goals/sasaran, visi dan misi yang telah ditetapkan secara rinci (detail)
dengan teknik brainstorming dan NGT/Non Group Tecnique. Kemudian
mendiskusikan setiap faktor eksternal apakah termasuk peluang atau
ancaman dibanding perusahaan lain, dengan cara poling pendapat.
- Peluang adalah faktor eksternal yang positif.
- Ancaman adalah faktor eksternal yang negatif.
36
2. Membuat Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS = Internal Strategic
Factors Analysis Summary) dan Matriks Faktor Strategis Eksternal
(EFAS =
External Strategic Factors Analysis Summary).
Tujuannya adalah melihat berapa posisi tiap faktor yang telah termasuk
kedalam kekuatan, kelemahan, peluang ataupun ancaman setelah
dilakukan pembobotan, peratingan, dan penilaian
3. Membuat Matrik Ruang (Space matriks).
Tujuannya adalah menggambarkan posisi/kedudukan strategis perusahaan
pada matriks ruang (space matrix). Dengan bantuan matrik ruang yang
terdiri dari 4 ruang, sehingga akan terlihat pada posisi ruang atau kuadran
mana perusahaan berada.
- Kuadran 1
Kuadran ini merupakan posisi yang terbaik, karena lembaga berada
pada daerah yang “kuat” dan “berpeluang”. Pada daerah ini, sangat
memungkinkan bagi lembaga untuk melakukan pertumbuhan yang
agresif karena memiliki peluang dan kekuatan yang dibutuhkan.
Strategi yang harus ditetapkan pada posisi ini adalah kebijakan
pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).
- Kuadran 2
Kuadran ini menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
dilain pihak menghadapi beberapa kendala kelemahan internal. Fokus
37
strateginya adalah meminimalkan masalah-masalah internal lembaga
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih besar.
- Kuadran 3
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, lembaga
menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal.
- Kuadran 4
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, lembaga masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
4. Menyusun keputusan strategis
Merumuskan keputusan strategi dengan menghubungkan antara baris
faktor internal (S dan W) dan kolom factor eksternal (O dan T). Pada
pertemuan keduanya, melakukan analisis strategi yang mungkin
dikembangkan dengan memanfaatkan keterkaitan keduanya. Untuk
mempermudah analisis ini, perhatikan saran umum dalam
mengembangkan strategi tersebut di bawah ini.
o Strategi yang menghubungkan antara S dan O. Strategi dibuat
berdasarkan jalan pikiran yaitu dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaat peluang yang sebesar-
besarnya.
38
o Strategi yang menghubungkan antara - Strategi yang
menghubungkan antara S dan T. Strategi yang dipilih adalah
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman
yang dihadapi.
o Strategi yang menghubungkan antara W dan O. Strategi ini
diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
o Strategi yang menghubungkan antara W dan T. Strategi ini
berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2.6.1 Matrik EFAS (External Strategy Factor Analysis Summary)
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu
mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal, EFAS (External Factors
Analysis Summary) (Rangkuti, 2006, p22). Berikut ini adalah cara-cara
penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) :
39
Tabel 2.1 Contoh Matrik External Strategy Factor Analysis Summary
Penjelasan :
1. Menyusun peluang dan ancaman dalam kolom 1.
2. Memberikan nilai bobot faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Jumlah semua bobot
tersebut tidak boleh lebih dari 1,00.
3. Menghitung rating dalam kolom 3, yang mempunyai skala mulai dari
4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan kondisi
perusahaan tersebut. Pemberian nilai rating pada faktor yang bersifat
positif yaitu peluang (semakin besar peluang diberi rating 4, tetapi
jika peluangnya kecil diberi rating 1). Pemberian rating ancaman
adalah kebalikan, jika ancamannya sangat besar nilai rating 1,
sedangkan jika ancaman sedikit diberi rating 4.
4. Mengalikan bobot kolom 2 dengan rating di kolom 3, kemudian hasil
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya mulai dari 4,0
sampai 1,0 pada kolom 4.
5. Pada kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
6. Menjumlahkan skor pembobotan (kolom 4), untuk memperoleh total
nilai bagi perusahaan yang menunjukan bagaimana perusahaan
bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya dan juga dapat
digunakan untuk perbandingan dengan perusahaan pesaing.
40
2.6.2 Matrik IFAS (Internal Strategy Factor Analysis Summary)
Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan di
identifikasi, suatu table IFAS (Interval Strategic Factors Analysis Summary)
disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam
kerangka kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) perusahaan
(Rangkuti, 2006, p24)..
Tabel 2.2 Contoh Matrik Internal Strategy Factor Analysis Summary
Penjelasan :
1. Menyusun kekuatan dan kelemahan dalam kolom 1.
2. Memberikan nilai bobot faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Jumlah semua bobot
tersebut tidak boleh lebih dari 1,00.
3. Menghitung rating dalam kolom 3, yang mempunyai skala mulai dari
4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan kondisi
perusahaan tersebut. Pemberian nilai rating pada faktor yang bersifat
41
positif yaitu kekuatan (semakin besar kekuatan diberi rating 4, tetapi
jika kekuatannya kecil diberi rating 1). Pemberian rating kelemahan
adalah kebalikan, jika kelemahannya sangat besar nilai rating 1,
sedangkan jika kelemahan sedikit diberi rating 4.
4. Mengalikan bobot kolom 2 dengan rating di kolom 3, kemudian
hasilnya pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya
mulai dari 4,0 sampai 1,0 pada kolom 4.
5. Pada kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
6. Menjumlahkan skor pembobotan (kolom 4), untuk memperoleh total
nilai bagi perusahaan yang menunjukan bagaimana perusahaan
bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya dan juga dapat
digunakan untuk perbandingan dengan perusahaan pesaing.
42
2.6.3 SWOT Diagram
Gambar 2.16 SWOT Diagram
Penjelasan :
1. Kuadran 1
Merupakan dimana kondisi memiliki peluang dan kekuatan sehingga
perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman
sehingga mendukung strategi agresif.
2. Kuadran 2
Merupakan dimana kondisi mendukung strategi diversifikasi yaitu
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan ancaman dan
memanfaatkan peluang.
43
3. Kuadran 3
Merupakan kondisi perusahaan menghadapi peluang yang besar tetapi
di lain pihak menghadapi kelemahan sehingga mendukung strategi
Turnround.
4. Kuadran 4
Merupakan kondisi perusahaan yang sangat tidak menguntungkan,
karena selain mempunyai kelemahan perusahaan harus menghadapi
ancaman sehingga mendukung strategi defensif.
2.7 CONOPS and CONOPS diagram
CONOPS Scenario merupakan konsep dari skenario operasi adalah
dokumen narasi yang menjelaskan bagaimana perusahaan beroperasi saat ini
atau akan beroperasi beberapa tahun dalam waktu yang diberikan faktor-
faktor tertentu internal dan eksternal menyatakan diidentifikasi dalam analisis
SWOT (Bernard, 2005, p119).
CONOPS Diagram adalah gambaran grafis tingkat tinggi tentang
bagaimana fungsi perusahaan, baik secara keseluruhan maupun area tertentu
yang harus diperhatikan.
2.8 Swinlane
Stakeholder menunjukkan diagram aktivitas dimana orang yang
berkepentingan (orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam
perusahaan) yang terlibat dengan lini proses bisnis, dan interaksi dengan
lingkungan. Diagram menggunakan format untuk mengatur jalur stakeholder
44
dengan berurutan, dan jangka waktu menurut kolom, kemudian membuat
diagram dengan alur kegiatan simbologi (Bernard, 2005, p.299).
Gambar 2.17 Swimlane Diagram Process
2.9 Teori Lima Daya Porter
Menurut (Ward dan peppard, 2002, p95), teori ini telah memberikan
pengaruh yang nyata dalam perencananaan strategi bisnis berbagai
perusahaan selama 20 tahun terakhir ini.
Lima faktor porter dapat dijelaskan sebagai berikut (wheelen and
hunger, 2004, p61):
1. Ancaman pesaing sejenis
Persaingan tersebut bertingkat dari industri yang kuat sampai industri
yang lemah. Ketika tingkat persaingan tinggi, keuntungan akan menjadi
cenderung rendah dan sebaliknya. Menurut porter tingkat persaingan
dipengaruhi oleh factor, yaitu: jumlah competitor. Tingkat pertumbuhan
45
industri, karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas dan
hambatan keluar.
2. Ancaman masuknya pendatang baru
Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan yang sudah ada. Ancaman masuknya pendatang baru ke
dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung
dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan
oleh pendatang baru. Jika rintangan atau hambatan ini besar dan atau
pendatang baru memperkirakan akan ada perlawanan yang keras dari
pesaing lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah.
Terdapat tujuh sumber utama rintangan masuk yaitu:
a. Skala ekonomis, dapat terjadi pada hampir semua fungsi bisnis,
meliputi manufaktur, pembelian, penelitian dan pengembangan,
pemasaran, jaringan pelayanan, distribusi, dan sebagainya.
b. Diferensiasi produk, artinya perusahaan tertentu mempunyai
identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan, yang disebabkan oleh
periklanan, pelayanan terhadap pelanggan, perbedaan produk di masa
yang lampau, atau sekedar karena merupakan perusahaan pertama
yang memasuki industri. Diferensiasi menciptakan hambatan masuk
dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar
untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang ada.
c. Kebutuhan modal, untuk menanamkan modal yang besar bila akan
memasuki industri, dapat bersaing menciptakan hambatan masuk,
46
khususnya jika modal tersebut diperuntukkan untuk periklanan yang
tidak dapat kembali lagi atau untuk kegiatan penelitian dan
pengembangan yang penuh risiko.
d. Biaya beralih pemasok, hambatan masuk tercipta dengan adanya
biaya peralihan pemasok (switching costs) yaitu biaya satu kali (one
time cost) yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari
produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Biaya peralihan
ini dapat meliputi biaya melatih karyawan, biaya peralatan pelengkap
yang baru, dan waktu untuk menguji atau menerima sumber baru.
e. Akses ke saluran distribusi, makin terbatasnya saluran distribusi untuk
suatu produk dan makin banyak pesaing yang telah banyak mengikat
saluran ini, jelas akan berat usaha untuk masuk ke dalam industri.
f. Biaya yang tidak menguntungkan terlepas dari skala, perusahaan yang
mempunyai keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru oleh pendatang
baru yang akan masuk tidak peduli berapapun besarnya dan
berapapun pencapaian skala ekonomis dari pendatang baru tersebut.
g. Kebijakan pemerintah, pemerintah dapat membatasi atau bahkan
menutup kemungkinan masuk ke dalam industri dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.
3. Ancaman dari produk pengganti
Pada tingkat ancaman ini menjadi lebih tinggi maka keuntungan
organisasi akan menjadi rendah dan pelanggan akan berubah ketika harga
produk menjadi tinggi. Contohnya :
47
o Apakah kualitas pengganti tersebut lebih baik atau tidak?
o Keinginan pembeli untuk beralih ke produk jasa pengganti.
o Harga dan performa dari produk jasa pengganti
o Biaya untuk beralih ke produk jasa pengganti. Apakah mudah untuk
mengubah ke produk lain
4. Kekuatan tawar menawar kembali
Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu
mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk,
meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan
pesaingnya.
5. Kekuatan tawar – menawar terhadap pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi industry melalui kemampuan mereka
menaikan harga atau mengurangi kualitas produk barang atau jasa yang
ditawarkan
48
Gambar 2.18 Swimlane Diagram Process
2.10 Teori PEST
Menurut (Ward dan Pepard, 2002, p70) analisis PEST adalah analisis
terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial, teknologi. PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu
unit bisnis atau unit organisasi.
Arah analisis PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan
menilai strategi atau posisi arah perusahaan, rencana pemasaran atau ide.
Dimana analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi
perusahaan.
49
1. Faktor Politik
Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum,
serta mencakup aturan – aturan formal dan informal dari lingkungan
dimana perusahaan melakukan kegiatannya. Contohnya :
• Kebijakan pada pajak.
• Peraturan tenaga kerja.
• Peraturan daerah.
• Peraturan perdagangan.
• Peraturan impor dan ekspor produk.
• Peraturan registrasi produk.
• Peraturan pada bea cukai.
• Stabilitas politik.
• Pemilu.
2. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi faktor yang mempengaruhi daya beli pelanggan
dan mempengaruhi daya tingkat biaya perusahaan. Contohnya :
• Pertumbuhan ekonomi.
• Tingkat suku bunga.
50
• Standar nilai tukar.
• Tingkat inflasi.
• Krisis ekonomi global.
• Harga minyak mentah dunia.
• Harga bahan baku.
• Biaya pengiriman produk.
3. Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan
dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar
yang ada. Contohnya :
• Tingkat pendidikan masyarakat.
• Tingkat pertumbuhan penduduk.
• Kondisi lingkungan sosial.
• Kondisi lingkungan kerja.
• Keselamatan dan kesejahteraan sosial.
• Tingkat kebutuhan hidup .
• Pengaruh budaya asing.
51
4. Faktor Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam
menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis.
Contohnya :
• Aktivitas penelitian dan pengembangan.
• Otomatisasi.
• Dukungan teknologi.
• Tingkat kemajuan teknologi.
• Ketergantungan terhadap teknologi.
• Tuntutan dalam persaingan