24
BAB III PEMBAHSAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Pembentukan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) merupakan bagian penting dari perjalanan sejarah bangsa dan tanah air Indonesia. Sejarah tersebut bermula pada tahun 1845 ketika dilaksanakannya nasionalisasi atas NV Assurantie Maatschappij de Nederlander, sebuah perusahaan Asuransi umum milik colonial belanda dan Bloom Vander, perusahaan Asuransi Umum Inggris yang berkedudukan di Jakarta. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dinyatakan pada 17 agustus 1945 oleh Proklamator RI, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta, sekaligus mengamanatkan pelaksanaan pemindahan kekuasaan dan kepemilikan kerajaan Belanda kepada Pemerintah Indonesia. Termasuk, melakukan nasionalisasi terhadap dua perusahaan tersebut dan mengubah namakeduanya menjadi PT Asuransi Bendasraya yang bergerak di bidang Asuransi Umum dalam Rupiah dan PT Umum Internasional Underwrites (UIU) yang bergerak pada bidang asuransi Umum dalam valuta asing. PT. Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo adalah Badan Usaha MIlik Negara yang bergerak di bidang jasa Asuransi kerugian yang didirikan pada tahun 1973, berdasarkan Akta Notaris Mohammad Ali nomor 1, tanggal 2 juni 1973. Pendirian Asuransi Jasindo dilakukan sebagai salah satu perwujudan kebijakan baru di bidang perekonomian (TAP MPRS tahun 1966) yang memberi keleluasaan kepada industri Asuransi untuk bergerak dibidang valuta asing. Asuransi Jasindo Merupakan penggabungan antara PT. Umum International Underwriters (UIU) yang semula ditugaskan menangani Asuransi kerugian dengan valuta rupiah. Apabila ditelusuri lebih dalam, maka sebenarnya Asuransi Bendasraya itupun hasil penggabungan antara PN Asuransi Jasa Aneka dan PN Asuransi Kerugian Jasa Samudera. PT. Asuransi Jasindo meskipun didirikan tahun 1973 namun sebenarnya telah menempuh perjalanan yang panjang untuk menjadi salah satu aparat perekonomian Negara. Dalam penyelenggaraannya sejak dahulu sudah harus dilaksanakan secara ekonomis atau menganut

BAB3 laporan pkl

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pembahasan mengenai laporan pkl

Citation preview

Page 1: BAB3 laporan pkl

BAB III

PEMBAHSAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarah PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)

Pembentukan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) merupakan bagian penting dari

perjalanan sejarah bangsa dan tanah air Indonesia. Sejarah tersebut bermula pada tahun 1845

ketika dilaksanakannya nasionalisasi atas NV Assurantie Maatschappij de Nederlander, sebuah

perusahaan Asuransi umum milik colonial belanda dan Bloom Vander, perusahaan Asuransi

Umum Inggris yang berkedudukan di Jakarta.

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dinyatakan pada 17 agustus 1945 oleh

Proklamator RI, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta, sekaligus mengamanatkan pelaksanaan

pemindahan kekuasaan dan kepemilikan kerajaan Belanda kepada Pemerintah Indonesia.

Termasuk, melakukan nasionalisasi terhadap dua perusahaan tersebut dan mengubah

namakeduanya menjadi PT Asuransi Bendasraya yang bergerak di bidang Asuransi Umum dalam

Rupiah dan PT Umum Internasional Underwrites (UIU) yang bergerak pada bidang asuransi

Umum dalam valuta asing.

PT. Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo adalah Badan Usaha MIlik Negara

yang bergerak di bidang jasa Asuransi kerugian yang didirikan pada tahun 1973, berdasarkan Akta

Notaris Mohammad Ali nomor 1, tanggal 2 juni 1973. Pendirian Asuransi Jasindo dilakukan

sebagai salah satu perwujudan kebijakan baru di bidang perekonomian (TAP MPRS tahun 1966)

yang memberi keleluasaan kepada industri Asuransi untuk bergerak dibidang valuta asing.

Asuransi Jasindo Merupakan penggabungan antara PT. Umum International Underwriters (UIU)

yang semula ditugaskan menangani Asuransi kerugian dengan valuta rupiah. Apabila ditelusuri

lebih dalam, maka sebenarnya Asuransi Bendasraya itupun hasil penggabungan antara PN

Asuransi Jasa Aneka dan PN Asuransi Kerugian Jasa Samudera.

PT. Asuransi Jasindo meskipun didirikan tahun 1973 namun sebenarnya telah menempuh

perjalanan yang panjang untuk menjadi salah satu aparat perekonomian Negara. Dalam

penyelenggaraannya sejak dahulu sudah harus dilaksanakan secara ekonomis atau menganut

Page 2: BAB3 laporan pkl

kaidah suatu badan usaha pada umumnya. dengan kata lain, Asuransi Jasindo sebagai Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) harus mengutamakan fungsinya sebagai badan usaha kegiatan yang selalu

harus menguntungkan (profit oriented).

Dalam perjalanannya Asuransi Jasindo sejak tahun 1975 telah mengalami pasang surut,

dengan mengalami banyak benturan operasional. Sejak dari kehilangan portofolio Asuransi

Perminyakan, perkebunan dan berdirinya perusahaan-perusahaan yang memperoleh hak

operasional istimewa dari berbagai sumber yang sebelumnya jadi sumber perolehannya, Asuransi

Jasindo telah tumbuh tertatih-tatih dibawah standar pertumbuhan industri Asuransi nasional.

Disamping itu, perlu dicatat bahwa Asuransi Jasindo sebagai BUMN tidak memperoleh

kemudahan dari pemerintah dalam kegiatan pemasarannya karena pada tahun 1997 Surat Edaran

Menteri Keuangan RI menyatakan bahwa asset Negara tidak diharuskan diasuransikan di

perusahaan milik Negara. Modal dasar yang ditetapkan sesuai akta terakhir dari notaris Imas

fatimah SH no. 42 tanggal 10 maret 1998 adalah sebesar Rp. 300 Milyar dan modal disetor sampai

dengan tahun 2004 sebesar Rp. 155 Milyar.

Sejak didirikannya PT. Asuransi Jasa Indonesia (selanjutnya lebih dikenal dengan nama

“Asuransi Jasindo”) banyak dikenal dalam dunia usaha-usaha perasuransian, baik di dalam

maupun luar negeri. Di dalam negeri, Asuransi Jasindo dikenal sebagai perusahaan asuransi

kerugian terbesar kedua dalam perolehan premi asuransi secara nasional setelah Tugu Pratama

(perusahaan asuransi kerugian milik Yayasan Dana Pensiun Pertamina). Tetapi dalam hal

keragaman produk asuransi yang dijual, Asuransi Jasindo menempati urutan pertama. Asuransi

Jasindo juga merupakan perusahaan asuransi pertama di Indonesia yang menutup asuransi untuk

satelit.

Di luar negeri, Asuransi Jasindo dikenal luas oleh Perusahaan Reasuransi (Reasuradur)

terkemuka di dunia dan banyak Resuardur terkemuka di dunia yang menjadi back up Asuransi

Jasindo, baik dalam program Treaty Reasuransi atau dalam Reasuransi Fakultatif seperti Munich-

re, Swiss Re, Zurich Re,Willis Faber, Lloyd Underwriters, Sydney Underwriters dan lain-lain.

Reasuradur-reasuradur tersebut memiliki rating internasional yang baik berdasarkan penilaina

internasional Rating Agencies seperti Standar & Poors (S&P) dan A.M Best.

Kemampuan Asuransi Jasindo berbisnis dan membayar klaim diakui secara internasional.

Pada tanggal 10 juni 1997 Asuransi Jasindo meraih peringkat BBB dari standar & poor’s atas

kemampuan Asuransi Jasindo membayar klaim. Selain itu, pada tanggal 11 agustus 1997 asuransi

Page 3: BAB3 laporan pkl

jasindo juga menerima sertifikat ISO 9002 dari PT. Sucofindo International Certification Service.

Pada Januari 2002 Asuransi Jasindo berhasil mendapatkan ISO 9001:2000 menyangkut keputusan

Akseptasi, penyelesaian dan pembayaran klaim. Pada Februari 2005 Asuransi Jasindo

melaksanakan Complaince Audit dan perpanjangan sertifikat ISO 9001:2000, periode 2005 s.d

2008.

Asuransi Jasindo juga mendapatkan penghargaan sebagai “The Best Insurance Companies

Rating” tahun 2007 kategori Asuransi Umum beraset di atas Rp 1 juta triliun dan berdaarkan premi

netto. Pada tahun 2005 dan 2006 mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan umum yang

memenuhi predikat kinerja keuangan “BAGUS” dan “SANGAT BAGUS” dari Biro Riset Majalah

Info Bank.

Pada tahun 2004 dan 2005 Asuransi Jasindo berhasil memperoleh penghargaan “Annual

Report Award 2003 & 2004” sebagai “Peringkat Pertama Kategori Perusahaan Non Publik”. Pada

bulan Agustus, Asuransi Jasindo untuk ketiga kalinya kembali memperoleh penghargaan sebagai

pemenang 1 “Annual Report Award 2005 untuk Kategori keuangan BUMN Non Listed.

Selain itu, di tahun 2005, DRS. Edi Subekti, Direktur Utama Asuransi Jasindo,

mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Financial Indonesia Tahun 2005 Bidang Asuransi dan

majalan investor. Pada bulan Oktober 2006 Drs. Edi Subekti, Direktut utama Asuransi Jasindo,

mendapatkan penghargaan sebagai predikat One od The Best CEO’s 2006 berdasarkan survey

majalah SWA. Synnovate & Dunamis/kementrian BUMN juga memberikan penghargaan kepada

Asuransi Jasindo sebagai Pemenang 1, penghragaan Situs Web BUMN Kategori Komunikasi

Online Terbaik dan Pemenang 2, penghargaan Situs Web BUMN Kategori Pelayanan Publik

dengan Respon Tercepat dari 116 website BUMN.

Budaya Kerja PT Asuransi Jasa Indonesia merupakan ungkapan kepedulian dan semangat

pelayanan profesional dengan karakteristik pokok yang disingkat “CARE” yaitu:

“C” (Cepat) adalah kecepatan pelayanan yang akan memberikan kepastian dan ketenangan kepada

tertanggung.

“A” (Akurat) adalah kecermatan dalam menjamin kepuasan tertanggung dalam memperoleh kepastian

berasuransi.

“R” (Ramah) adalah keramahan dalam memberikan pelayanan, kenyamanan, dan keakraban dan

kemitraan.

Page 4: BAB3 laporan pkl

“E” (Efisien) adalah efisien yang menjamin nilai produk yang ditawarkan serta layanan yang diberikan

setara dengan kualitas yang diharapkan.

Di dalam manajemen PT Asuransi Jasa Indonesia senantiasa membangun energi yang

solid, sinergi yang mengasah pengalaman dan konsistesi dalam meningkatkan layanan maupun

ketepatan waktu profesionalnya. Dengan sumber dayan manusia yang ahli dan terampil dalam

bidangnya sertaBusiness partner’s confidence keep improving).

3.1.2 Visi dan Misi PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)

Visi PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) adalah menjadikan perusahaan asuransi yang

tangguh dalam persaingan global dan menjadi market leader dipasar domsetik.

Misi PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) adalah menyelenggarakan usaha asuransi

kerugian dengan reputasi internasional dengan peningakatan pangsa pasar, pelayanan prima dan

tetap menjaga tingkat mampu labaan serta memenuhi harapan stakeholder.

3.1.3 Mitra Usaha PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo)

Asuransi Jasindo sangat selektif dalam menggalang kemitraan usaha demi

mengoptimalkan efektivitas kerjasama bisnis jangka panjang. Mitra usaha yang mendampingi

Asuransi Jasindo terdiri dari perusahaan, dan asosiasi terkemuka dibidangnya. Adapun mitra usaha

dari PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) adalah sebagai berikut:

1. Reasuransi

Reasuransi merupakan bagian terpenting bagi proses pengelolaan risiko. Mengingat vitalnya

reasuransi sebagai "security" bagi perusahaan maka Asuransi Jasindo hanya bermitra dengan

perusahaan Reasuransi dengan track record baik, berpengalaman di dunia internasional serta

berpredikat AAA (triple A), atau minimal berpredikat BBB (triple B).

Kriteria tersebut ditetapkan untuk menjamin kepastian dalam risiko pertanggungan agar lebih

aman, mengingat citra, reputasi baik dan kemampuan Asuransi Jasindo dalam pembayaran klaim

yang ingin dipertahankan.

2. Broker Reasuransi

Asuransi Jasindo melakukan penyebaran reasuransi melalui Broker Reasuransi Internasional yang

mempunyai reputasi di dunia Broker Reasuransi.

3. Agen

Page 5: BAB3 laporan pkl

Asuransi Jasindo selalu membina forum pertemuan rutin dengan para agen untuk meningkatkan

kinerja dan peran agen.

4. Penyertaan

Bersama Asuransi Allianz AG di Jarman, Asuransi Jasindo membentuk perusahaan asuransi

patungan di Indonesia dengan saham 24%, juga dengan Tokio Marine di Jepang Asuransi Jasindo

membentuk perusahaan yang sama di Jakarta dengan saham sebesar 40%.

5. Broker Asuransi

Membangun interaksi secara profesional dengan broker asuransi serta kemitraan yang saling

menguntungkan, profesional dan sesuai undang-undang yang berlaku merupakan salah satu

langkah penting yang ditempuh perusahaan, hingga kini.

6. Independent Loss Adjuster

Pelayanan klaim terus disempurnakan, tidak saja melalui penggunaan in-house Loss Adjuster

terdidik dan berpengalaman, tetapi juga dengan Independent Loss Adjuster lain dengan tingkat

integritas tinggi.

7. Perbankan

Untuk membantupembiayaan, peningkatan produksi, dan kemajuan usaha para Tertanggung,

Asuransi jasindo menjalin kemitraan dengan sektor Perbankan.

8. Asosiasi

Asuransi Jasindo menggalang kerja sama dengan berbagai asosiasi seperti, penerbangan,

kontraktor, dll, yang memungkinkan pemahaman tentang berbagai bidang usaha.

9. Pefindo

PT. PEFINDO atau "PT Pemeringkat Efek Indonesia" didirikan di Jakarta pada tanggal 21

Desember 1993, melalui inisiatif dari BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal), dan Bank

Indonesia (Bank Sentral). Pada tanggal 13 Agustus 1994, PEFINDO memperoleh izin operasi (No

39/PM-PI/1994) dari BAPEPAM dan tetap salah satu lembaga penunjang Pasar Modal Indonesia.

10. Mitra Usaha Lain

Mitra usaha lain yang terkait dan sangat berperan dalam mendukung keberhasilan usaha dilayani

secara profesional, proporsional serta saling menguntungkan.

3.1.4 Jenis Produk Asuransi PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel

Page 6: BAB3 laporan pkl

Berikut adalah jenis atau produk-produk yang terdapat pada PT Asuransi Jasa Indonesia

(Asuransi Jasindo) Bandung Ritel, sebagai berikut :

1. JASINDO OTO, produk ini memberikan proteksi meliputi kerugian (kerusakan atau kehilangan

total), tanggung jawab hukum terhadap Pihak Ketiga, dan santunan terhadap pengemudi dan

penumpang. Jasindo OTO, merupakan produk unggulan dan menjadi sangat diminati oleh

masyarakat pemilik kendaraan bermotor dengan pelayanan klaim yang cepat, tepat dan

akurat.cakup semua kerugian atas kendaraan bermotor baik hilang maupun rusak karena

kecelakaan.

2. JASINDO GRAHA, merupakan kombinasi atau paduan antara asuransi kebakaran, asuransi

kecelakaan diri dan asuransi meninggal dunia biasa (normally death) yang ditujukan untuk

segment debitur KPR Perbankan baik secara perorangan maupun kumpulan.

3. ASURANSI KELUARGA, asuransi merupakan bentuk pertanggungan dalam rangka menghadapi

risiko kerugian yang muncul secara tidak terduga. Ada dua hal utama dalam berasuransi , memilih

perusahaan asuransi yang memberikan kepastian dan kesempatan untuk memilih jenis asuransi

yang sesuai kebutuhan tertanggung. Asuransi keluarga dari Asuransi Jasindo memberikan paket-

paket pilihan untuk pertanggungan keluarga sesuai dengan kebutuhan keluarga tertanggung.

4. ASURANSI KARISMA, ketenangan hidup merupakan suatu kebutuhan setiap keluarga.

Seringkali berbagai musibah yang tidak terduga mengganggu ketenangan tersebut, bahkan

kadang-kadang menjadi suatu hambatan kelangsungan hidup. Asuransi Jasindo melalui polis

KARISMA mengambil alih risiko yang dapat mengganggu ketenangan tertanggung dengan

jaminan yang luas.

5. ASURANSI LINTASAN, LINTASAN adalah asuransi perjalanan dari Asuransi Jasindo yang

memberikan proteksi dalam seluruh perjalanan tertanggung baik melalui udara, laut maupun

perjalanan darat selama masa pertanggungan sesuai tertera di dalam kartu peserta lintas

tertanggung.

6. ASURANSI AVIATION, memberikan proteksi asuransi aviation terhadap operator / pemilik

pesawat udara dari suatu kerugian finansial yang mungkin timbul akibat suatu kecelakaan yang

terjadi, sehingga kerugian tersebut tidak mengganggu kondisi keuangan operator / pemilik pesawat

dimaksud serta operasi penerbangan.

7. ASURANSI PELANGI, adalah asuransi penerbangan dan pelayaran, merupakan produk dari

asuransi jasindo yang memberikan proteksi dalam penerbangan dan pelayaran tertanggung :

Page 7: BAB3 laporan pkl

a. Dimulai sejak penumpang berada di ruang tunggu pemberangkatan;

b. Selama penerbangan / pelayaran;

c. Berakhir di ruang tunggu bandara / pelabuhan tujuan

JASINDO PELANGI memberikan jaminan atas risiko yang timbul akibat kecelakaan yang

mengakibatkan kematian, cacat tetap sebagian atau seluruh tubuh serta biaya

perawatan/pengobatan yang tertanggung perlukan sesuai dengan ketentuan jaminan.

8. JASINDO ANAK SEKOLAH, adalah jaminan asuransi bagi siswa/pelajar atau mahasiswa akibat

suatu kecelakaan. Untuk mendapatkan jaminan asuransi maka siswa/ pelajar atau mahasiswa

cukup membeli kupon asuransi ANAK SEKOLAH yang disediakan oleh Asuransi Jasindo. Kupon

asuransi terbagi atas 4 (empat) kelompok yang disesuaikan antara besarnya santunan ganti rugi

dengan besarnya premi asuransi.

9. ASURANSI TAKAFUL, merupakan salah satu unit usaha Asuransi Jasindo yang berlandaskan

kaedah atau hukum Islam dengan sistem pengelolaan premi (dana peserta) yang ditempatkan

terpisah dari Asuransi Jasindo. Jasindo takaful dikelola berdasarkan syariah dalam operasinya

menghindari gharar (ketidakjelasan), maisir (judi), dan riba(bunga) dengan cara menggunakan

mekanisme Mudharabah (bagi hasil). Peserta memperoleh bagi hasil sisa dana pada masa

pertanggungan. Besarnya rasio bagi hasil untuk peserta dan pengelola adalah: 30% : 70%.

10. INBOUND TRAVEL INSURANCE. Sebagai perusahaan yang menjunjung semangat

profesionalisme. Asuransi Jasindo, mempersembahkan Inbound Travel Insurance, yang sangat

unik dan menguntungkan. Produk ini, memberikan jaminan/santunan kepada wisatawan

mancanegara yang mengalami musibah akibat kecelakaan yang terjadi di Indonesia. Adapun masa

pertanggungannya dimulai, sejak pembelian asuransi saat tiba di Terminal Kedatangan

Bandara/Pelabuhan di Indonesia, sampai dengan saat beranjak meninggalkan Terminal

Keberangkatan Bandara/Pelabuhan di Indonesia menuju ke Negara asal sesuai ikhtisar polis.

11. ASURANSI HAJI DAN UMROH, adalah asuransi kecelakaan diri risiko perjalanan merupakan

produk Asuransi Jasindo yang memberikan proteksi dalam perjalanan haji atau umroh

tertanggung, dimulai sejak tertanggung/peserta meninggalkan rumah kediaman dan sesuai tanggal

mulainya pertanggungan yang tertera di kupon, selama melakukan aktivitas haji atau umroh,

berakhir sampai kembali ke rumah atau berakhirnya masa pertanggungan (mana saja yang lebih

dulu terjadi). JASINDO HAJI dan UMROH memberikan jaminan atas risiko yang timbul akibat

Page 8: BAB3 laporan pkl

kecelakaan yang mnegakibatkan kematian, cacat tetap sebagian atau seluruh tubuh serta biaya

perawatan/pengobatan yang tertanggung perlukan sesuai dengan ketentuan jaminan.

12. JASINDO HEALTH CARE, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) menawarkan program asuransi

kesehatan yang disebut Jasindo Health Care. Jasindo Health Care merupakan produk asuransi

kesehatan yang sangat komprehensif meliputi jaminan rawat inap, rawat jalan, rawat gigi, manfaat

melahirkan, manfaat kacamata, serta manfaat medical check up. Jasindo Health Care juga

menawarkan benefit yang sangat fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan yaitu melalui

pembuatan produk yang bersifat tailor made dan dapat mengakomodasi permintaan akan asuransi

kesehatan yang bersifat Indemnity maupun managed care. Program ini memberikan manfaat

khusus yang tepat bagi Anda karena memberikan penggantian biaya kesehatan sekaligus santunan

kematian apabila seseorang menderita penyakit atau mengalami kecelakaan.

3.1.5 Struktur Organisasi PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung

Ritel

Struktur organisasi merupakan suatu bagian dan uraian tugas yang menggambarkan

hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap karyawan yang ada dalam perusahaan,

seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan

perusahaan. Adapun struktur Organisasi PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) Kantor Cabang

Bandung Ritel:

Gambar 3.1

Struktur Organisasi PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel

Sumber: PT Jasa Asuransi Indoneia Kantor Cabang Bandung Ritel

3.1.6 Job Description

Job Description atau atau yang disebut juga dengan deskripsi tugas merupakan penjabaran

tugas dan tanggungjawab pada setiap bagian yang terkait dengan kegiatan usaha suatu organisasi

atau perusahaan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama, maka dibutuhkan

perangkat yang saling mendukung dan memadai. Adanya struktur organisasi akan

menggambarkan tugas dan tanggungjawab yang jelas dari setiap bagian yang terkait. Adapun

rinciannya sebagai berikut :

1. Kepala Kantor Cabang

Page 9: BAB3 laporan pkl

Kepala kantor cabang mempunyai tugas :

a. Mengelola fungsi –fungsi cabang.

b. Menandatangani surat-surat kepada tertanggung intern Jasindo untuk isi surat yang

penting.

c. Menandatangani polis asuransi.

d. Memberikan kebijakan dalam memberi keputusan.

2. Kepala Unit Teknik

Kepala Unit Teknik mempunyai tugas :

a. Memberikan keputusan atas usulan-usulan unit terkait yang dibawahnya.

b. Membantu urusan kepala cabang dalam hal penandatanganan polis maupun yang

berhubungan dengan surat-menyurat jika kepala cabang tidak berada di tempat.

c. Memberikan T & C (Term and Conditions) polis. T& C adalah kebijakan dalam hal

pemutusan kondisi dan resiko asuransi kepada tertanggung.

Kepala urusan teknik membawahi lima fungsi yaitu :

1) Fungsi Akseptasi yang mempunyai tugas :

a. Membuat polis yang berhubungan dengan Marine Cargo, Marine Hull (Rangka Kapal)dan

Avation.

b. Meminta persetujuan pembuatan polis/underwriting info kepada Divisi Underwriting Kantor

Pusat.

c. Membuat laporan produksi bulanan kepada unit penjualan/pemasaran.

2) Casuality & Bonding yang mempunyai tugas :

a. Membuat polis yang berhubungan dengan Surety Bond, Kendaraan Bermotor (KBM), Hole In

One, Alat Berat/Moveable All Risk.

b. Meminta persetujuan pembuatan polis/underwriting info kepada Divisi Underwriting Kantor

Pusat.

c. Membuat laporan produksi bulanan kepada unit Penjualan/pemasaran.

d. Membuat polis-polis yang berhubungan dengan Marine & Avation.

3) Fungsi Non Marine yang mempunyai tugas :

a. Membuat polis-polis yang berhubungan dengan Asuransi Kebakaran, Erection All Risk (EAR),

Contruction All Risk (CAR), Machinery Breakdown (MB).

Page 10: BAB3 laporan pkl

b. Meminta persetujuan pembuatan polis/underwriting info kepada Divisi Underwriting Kantor

Pusat.

c. Membuat laporan bulanan kepada unit Penjualan.pemasaran

4) Fungsi Klaim yang mempunyai tugas :

a. Melakukan analisa terhadap klaim/kerugian yang dialami tertanggung

b. Membuat laporan kerugian (Nonfication Of Loss) kepada divisi klaim kantor pusat.

c. Membuat LKS (Laporan Kerugian Sementara) yang dimasukan kedata komputer sentral.

d. Membuat analisa perhitungan ganti rugi terhadap tertanggung dengan angka wajar.

e. Membuat LKP (Laporan Kerugian Pasti), nota debet/kredit, kwitansi sebagai bukti pembayaran

klaim.

f. Meminta dana kepada divisi pendanaan pusat.

g. Membuat surat permintaan pembayaran klaim kepada unit keuangan.

5) Surveyor/Adjuster yang mempunyai tugas:

Melakukan survey lapangan/analisa atas kebenaran klaim/kerugian yang dialami tertanggung dan

melaporkan data-data kerugian kepada unit klaim.

3. Kepala Unit Penjualan/ Pemasaran

Kepala Unit Pemasaran mempunyai tugas:

a. Memperkenalkan produk-produk unggulan dari asuransi Jasindo.

b. Merekrut pangsa pasar dari para kompetitor/pesaing.

c. Memberikan penjelasan asuransi, tariff dan luas jaminan kepada klien.

d. Memberikan pelayanan yang baik dan memberikan surat pemberitahuan untuk jatuh tempo

polis.

e. Sebagai koordinator untuk masing-masing tenaga pemasaran (staff), broker dalam

rangka mempertahankan kepercayaan dari tertanggung (klien).

f. Meningkatkan perolehan premi dan mengembangkan jaringan kerja sama (network).

Kepala urusan penjualan/pemasaran membawahi dua fungsi yaitu ;

1) Fungsi penjualan/pemasaran untuk BUMS/Bank/Broker/Penjualan langsung (direct).

2) Fungsi penjualan/pemasaran untuk BUMN/BUMD.

4. Kepala Unit Keuangan

Kepala unit keuangan mempunyai tugas yaitu :

a. Mengelola keuangan cabang.

Page 11: BAB3 laporan pkl

b. Menandatangani urusan-urusan yang berhubungan dengan keuangan.

c. Memberikan laporan keuangan tiap bulan pada kantor pusat.

d. Mengelola seluruh karyawan dikantor cabang.

e. Mengatur operasional kendaraan.

f. Menilai produktifitas karyawan..

Kepala unit keuangan membawahi lima fungsi yaitu :

1) Fungsi Pembendaharaan yang mempunyai tugas yaitu :

Menyediakan fasilitas keuangan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

2) Fungsi Penagihan yang mempunyai tugas yaitu :

a. Melakukan penagihan yang berhubungan dengan premi angsuran.

b. Membuat nota kas kredit/debet surat-surat yang berkaitan dengan aktivitas keuangan.

c. Membuat laporan keuangan setiap bulan.

3) Fungsi akuntansi dan SIM yang mempunyai tugas:

a. Melakukan analisa atas data-data yang masuk ke komputer sentral.

b. Membuat data-data produksi/akseptasi dan klaim.

c. Membuat laporan bulanan ke kantor pusat.

4) Fungsi SDM dan umum yang mempunyai tugas :

a. Menilai produktivitas karyawan.

b. Memberikan laporan keuangan tiap bulan kepada kantor pusat.

c. Mengelola seluruh karyawan dikantor pusat.

d. Mengatur operasional kendaraan.

5) Kasir yang mempunyai tugas yaitu :

Mengeluarkan dana/uang yang berhubungan dengan kegiatan keuangan kantor cabang.

3.2 Deskripsi Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat karena dapat

mengetahui dunia kerja yang sesungguhnya sehingga ilmu yang telah didapat selama ini di kampus

bisa dipraktekkan secara langsung. Kegiatan PKL ini dilaksanakan dari mulai tanggal 22 Februari

sampai dengan 14 April 2012, setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat mulai pukul 08.00 WIB

sampai dengan 17.00 WIB. Penulisan Laporan PKL ini didasarkan pada pengamatan dan

pengumpulan data-data, yang telah dilaksanakan selama kegiatan PKL di PT Asuransi Jasa

Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel yang beralamat di Jl. W.R. Supratman No.35,

Page 12: BAB3 laporan pkl

Bandung 40114, telepon (022) 7202517, 7202370, 7275120 faximile (022) 7274572, 7274493,

email :[email protected]. Pada pelaksanaan PKL penulis ditempatkan pada Unit

Keuangan selama pelaksanaan PKL.

Aktivitas yang dilakukan selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT

Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) Kantor Cabang Bandung Ritel, yaitu :

1. Monitoring outstanding klaim

Yaitu memeriksa daftar klaim yang belum diselesaikan.

2. Rekapitulasi klaim

Yaitu merekap daftar klaim yang telah diselesaikan.

3. Membuat surat penagihan premi

Membuat surat penagihan premi kepada kantor cabang lain dan kantor pusat.

4. Rekapitulasi pembatalan premi

Membuat rekapitulasi untuk pembersihan data premi yang telah dibatalkan.

5. Rekapitulasi polis kendaraan bermotor

Merekap polis sesuai dengan urutannya dan mencocokkan kode mesinnya.

6. Pembuatan surat pengantar nota debet/nota kredit

Membuat surat pengantar untuk menyampaikan nota debet/kredit ke bagian-bagian yang terkait

atau ke kantor cabang lain dan kantor pusat.

7. Rekapitulasi pembatalan premi

Melakukan pembersihan terhadap premi yang telah dibatalkan dan melakukan pembuatan bukti

memorial internal.

8. Pembukuan penerimaan premi melalui bank

Melakukan pembukuan atas penerimaan premi yang dibayarkan melalui rekening bank.

9. Entry pembatalan premi asuransi.

Setelah di lakukan rekapitulasi pembatalan premi, maka dilakukan entry pembataan premi untuk

dibukukan menjad bukti memorial melalui starindo.

10. Pengarahan pengarsipan bukti memorial

Pemberian pengarahan untuk pengarsipan bukti memorial, di mana letak filling dan tata cara

filling.

11. Pembukuan dan entry dari mutasi rekening bank.

Page 13: BAB3 laporan pkl

12. Rekonsiliasi Bank untuk bulan Februari 2012

Menyamakan saldo yang ada di buku bank dengan di rekening bank.

13. Pembuatan Bukti Bank Debet/Kredit berdasarkan rekening koran

Membuat Buku Bank Debebt/Kredit yang akan di arsipkan berdasarkan rekening koran atas

penerimaan premi melalui bank.

14. Melakukan pencatatan ke buku register atas rekening koran

Pencatatan pembukuan atas penerimaan premi melalui buku register.

15. Filling Rekonsiliasi Bank

Mengarsipkan rekonsiliasi bank berdasarkan kronologi/tanggalnya.

16. Filling Bukti Memorial BD/BK

Mengarsipkan bukti memorial BD/BK yang telah di buat ke filling berdasarkan kronologi atau

tanggalnya.

17. Rekapitulasi pembatalan komisi

Melakukan pembersihan data atas komisi-komisi yang telah dibatalkan akibat dari pembatalan

premi.

18. Entry pembatalan komisi ke sistem online starindo

Melakukan entry data pembersihan tadi ke starindo dan kemudian dibuat bukti memorial internal.

19. Membuat Bukti Kas

Membuat bukti kas harian atas pengeluaran-pengeluaran dan pemasukan yang langsung di

laporkan ke kepala unti keuangan melalui sistem starindo.

Dalam proses pencatatan premi secara langsung ini para nasabah atau pihak tertanggung

melakukan pembayaran secara langsung ke perusahaan yang sebelumnya ditagih oleh bagian

inkaso atas dasar selesainya pembuatan polis.

Adapun proses pencatatan premi secara langsung pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)

Kantor Cabang Bandung yaitu :

3.3 Sistem Pencatatan Penerimaan Premi Asuransi pada PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero)

Kantor Cabang Bandung Ritel

Page 14: BAB3 laporan pkl

Penerimaaan premi asuransi pada PT Jasindo (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel

dicatat melalui tiga proses, diantaranya yaitu penerimaan premi secara langsung, melalui bank,

dan melalui kantor cabang lain. Berikut penjelasan mengenai sistem pencatatan penerimaan premi

yang ada pada PT Jasindo (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel:

1. Pencatatan Premi Asuransi atas Pembayaran secara Langsung

Pencatatan premi asuransi atas Pembayaran secara Langsung merupakan bagian dari Sistem

Pencatatan Premi Asuransi pada PT Jasindo (Persero) KC Bandung Ritel di mana dalam prosedur

ini nasabah atau pihak tertanggung membayar dengan cara mendatangi langsung Kantor Cabang

Bandung Ritel.

a. Bagian Inkaso melakukan penagihan kepada Nasabah/pihak tertanggung untuk melakukan

pembayaran premi yang telah jatuh tempo. Dari pembayaran tersebut bagian Inkaso menerima

pembayaran berupa cek/bilyet giro/uang tunai beserta kuitansi dari Nasabah/pihak tertanggung.

b. Bagian Inkaso mencari Nota Debet pada Sistem Aplikasi Terpadu Jasindo-STAR JASINDO

(Asuransi Jasindo Intergrity Application System) dengan menggunakan Nomor Polis yang tercetak

pada kuitansi Nasabah.

c. Jika Nota Debet telah ditemukan, maka bagian Inkaso mencetak Nota Debet.

d. Jika Nota Debet tidak ditemukan, maka bagian Inkaso mengembalikan pembayaran berupa

cek/bilyet giro/uang tunai dan kuitansi ke Nasabah.

e. Bagian Inkaso memverifikasi jumlah premi yang dibayarkan dengan jumlah premi yang ada pada

Nota Debet.

f. Jika jumlah premi yang dibayarkan telah sesuai dengan jumlah premi yang ada pada Nota Debet,

maka bagian Inkaso membuat Kas Debet yang digunakan untuk mencatat pembayaran premi

secara langsung sebanyak 4 rangkap.

g. Jika jumlah premi yang dibayarkan tidak sesuai dengan jumlah premi yang ada pada Nota Debet,

maka bagian Inkaso menyerahkan kembali cek/bilyet giro/uang tunai dan kuitansi ke Nasabah.

h. Bagian Inkaso menyerahkan cek/bilyet giro/uang tunai, Kuitansi, Nota Debet, dan Kas Debet (4

rangkap) ke bagian Kasir.

i. Bagian kasir menerima cek/bilyet giro/uang tunai, Kuitansi, Nota Debet, dan Kas Debet (4

rangkap) dari bagian Inkaso.

j. Bagian Kasir memverifikasi cek/bilyet giro/uang tunai, Kuitansi, Nota Debet, dan Kas Debet (4

rangkap).

Page 15: BAB3 laporan pkl

k. Jika sudah sesuai maka bagian kasir memberikan paraf pada Kas Debet tersebut dan menyerahkan

cek/bilyet giro/uang tunai, Kuitansi, Nota Debet, dan Kas Debet (4 rangkap) kepada Kepala Unit

Keuangan.

l. Jika belum sesuai, maka bagian kasir mengembalikan cek/bilyet giro/uang tunai, Kuitansi, Nota

Debet, dan Kas Debet (4 rangkap) ke bagian Inkaso.

m. Kepala Unit Keuangan menerima cek/bilyet giro/uang tunai, Kuitansi, Nota Debet, dan Kas Debet

(4 rangkap) dari bagian Kasir.

n. Kepala Unit Keuangan meneliti cek/bilyet giro/uang tunai, Kuitansi, Nota Debet, dan Kas Debet

(4 rangkap).

o. Jika sudah sesuai, maka Kepala Unit Keuangan dapat mengotorisasi Kas Debet tersebut dan

menyerahkan cek/bilyet giro/uang tunai, Kuitansi, Nota Debet, dan Kas Debet (4 rangkap) ke

bagian Kasir.

p. Jika belum sesuai, maka Kepala Unit Keuangan mengembalikan cek/bilyet giro/uang tunai,

Kuitansi, Nota Debet, dan Kas Debet (4 rangkap) ke bagian Kasir untuk diperbaiki.

q. Bagian Kasir menerima cek/bilyet giro/uang tunai, Kuitansi, Nota Debet, dan Kas Debet (4

rangkap) yang telah diotorisasi oleh kepala Unit Keuangan.

r. Bagian Kasir menyerahkan Kas Debet lembar ketiga ke bagian Inkaso.

s. Bagian Inkaso menerima Kas Debet lembar ketiga dari bagian Kasir.

t. Bagian Inkaso mencatat Kas Debet tersebut ke dalam Klad Kas dan mengarsipkan Kas Debet

menurut kronologinya.

u. Bagian Kasir menyetorkan pembayaran premi yang berupa cek/bilyet giro/uang tunai ke bank.

v. Bagian Kasir mengarsipkan Kas Debet lembar kedua untuk bagian kasir dan mencatatnya ke dalam

buku Klad kas dan menyerahkan Kuitansi, Nota Debet, dan Kas Debet lembar pertama dan

keempat ke bagian Akuntansi.

w. Bagian Akuntansi menerima Kuitansi, Nota Debet, dan Kas Debet lembar pertama dan keempat

dari bagian Kasir dan melakukan monitoring status Nota Debet pada STAR Jasindo apakah nota

tersebut sudah lunas atau belum.

x. Jika status Nota Debet sudah lunas, maka piutang premi atas polis tersebut secara otomatis telah

terhapus dan selesai.

y. Jika belum, maka bagian akuntansi melakukan inqury nota kemudian melakukan input penerimaan

premi pada STAR JASINDO sesuai dengan Kas Debet.

Page 16: BAB3 laporan pkl

z. Bagian Akuntansi membuat laporan penerimaan premi setiap akhir bulan dan sistem pencatatan

premi secara langsung selesai.

Untuk melihat lebih jelasnya dari sistem pencatatan penerimaan premi asuransi secara

langsung tersebut bisa dilihat pada flowchart berikut:

Gambar 3.2

Flowchart Sistem Penerimaan Premi Secara Langsung pada PT Asuransi Jasa Indonesia

(Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel

2. Pencatatan Premi atas Pembayaran Melalui Bank

Selain penerimaan premi secara langsung, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang

Bandung membuka rekening bank untuk memudahkan para nasabah dalam melakukan

pembayaran premi untuk memudahkan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dalam melakukan

penerimaan premi. Untuk lebih jelasnya di bawah ini proses pencatatan premi atas pembayaran

melalui bank, yaitu :

a. Bagian inkaso melakukan penagihan kepada para nasabah atau pihak tertanggung yang telah jatuh

tempo, dan pembayaran premi dilakukan tertanggung dengan mentransfer ke bank.

b. Bagian inkaso menerima Rekening Koran dari bank yang digunakan sebagai bukti setiap transaksi

pembayaran premi melaui Bank.

c. Bagian Inkaso mencari Nota Debet pada Sistem Aplikasi Terpadu Jasindo-STAR JASINDO

(Asuransi Jasindo Intergrity Application System) dengan menggunakan Nomor Polis yang tercetak

pada Rekening Koran.

d. Jika Nota Debet telah ditemukan, maka bagian Inkaso mencetak Nota Debet.

e. Jika Nota Debet tidak ditemukan, maka bagian Inkasko meminta bukti pembayaran/transfer

beserta nomor polis dari Nasabah. Jika bukti transfer & nomor polis ada dan sesuai, maka bagian

inkaso mencatat nomor polis pada Rekening Koran, dan mengarsipkan Bukti transfer & nomor

polis kemudian kegiatan sistem pencatatan penerimaan premi dapat dilanjutkan. Sedangkan, jika

bukti transfer tidak ada dan tidak sesuai, maka sistem pencatatan penerimaan premi selesai.

f. Bagian Inkaso memverifikasi jumlah premi yang ada pada Rekening Koran dengan jumlah premi

yang ada pada Nota Debet.

Page 17: BAB3 laporan pkl

g. Jika jumlah premi yang ada pada Rekening Koran sesuai dengan jumlah premi yang ada pada Nota

Debet, maka bagian Inkaso membuat Bukti Bank Intern (Bank Debet) yang digunakan untuk

mencatat pembayaran premi melalui Bank sebanyak 3 rangkap.

h. Jika jumlah premi yang ada pada Rekening Koran dibayarkan tidak sesuai dengan jumlah premi

yang ada pada Nota Debet, maka bagian Inkasko meminta bukti pembayaran/transfer beserta

nomor polis dari Nasabah. Jika bukti transfer & nomor polis ada dan sesuai, maka bagian inkaso

mencatat nomor polis pada Rekening Koran, dan mengarsipkan Bukti transfer & nomor polis

kemudian kegiatan sistem pencatatan penerimaan premi dapat dilanjutkan. Sedangkan, jika bukti

transfer tidak ada dan tidak sesuai, maka sistem pencatatan penerimaan premi selesai.

i. Bagian Inkaso menyerahkan Rekening Koran, Nota Debet, dan Bank Debet (3 rangkap) ke bagian

Kasir.

j. Bagian kasir menerima Rekening Koran, Nota Debet, dan Bank Debet (3 rangkap) dari bagian

Inkaso.

k. Bagian Kasir memverifikasi Rekening Koran, Nota Debet, dan Bank Debet (3 rangkap).

l. Jika sudah sesuai maka bagian kasir memberikan paraf pada Bank Debet tersebut dan menyerahkan

Rekening Koran, Nota Debet, dan Bank Debet (3 rangkap) kepada Kepala Unit Keuangan.

m. Jika belum sesuai, maka bagian kasir mengembalikan Rekening Koran, Nota Debet, dan Bank

Debet (3 rangkap) ke bagian Inkaso.

n. Kepala Unit Keuangan menerima Rekening Koran, Nota Debet, dan Bank Debet (3 rangkap) dari

bagian Kasir.

o. Kepala Unit Keuangan meneliti Rekening Koran, Nota Debet, dan Bank Debet (3 rangkap).

p. Jika sudah sesuai, maka Kepala Unit Keuangan dapat mengotorisasi Bank Debet tersebut dan

menyerahkan Rekening Koran, Nota Debet, dan Bank Debet (3 rangkap) ke bagian Kasir.

q. Jika belum sesuai, maka Kepala Unit Keuangan mengembalikan Rekening Koran, Nota Debet,

dan Bank Debet (3 rangkap) ke bagian Kasir untuk diperbaiki.

r. Bagian Kasir menerima Rekening Koran, Nota Debet, dan Bank Debet (3 rangkap) yang telah

diotorisasi oleh kepala Unit Keuangan.

s. Bagian Kasir menyerahkan Bank Debet lembar pertama ke bagian Inkaso.

t. Bagian Inkaso menerima Bank Debet lembar pertama dari bagian Kasir.

u. Bagian Inkaso mencatat Bank Debet tersebut ke dalam Buku Register Bank dan mengarsipkan

Bank Debet menurut kronologinya.

Page 18: BAB3 laporan pkl

v. Bagian Kasir mengarsipkan Kas Debet lembar kedua dan Rekening Koran kemudian mencatatnya

ke dalam buku Register Bank dan menyerahkan Nota Debet dan Bank Debet lembar ketiga ke

bagian Akuntansi.

w. Bagian Akuntansi menerima Nota Debet dan Bank Debet lembar ketiga dari bagian Kasir dan

melakukan monitoring status Nota Debet pada STAR Jasindo apakah nota tersebut sudah lunas

atau belum.

x. Jika status Nota Debet sudah lunas, maka piutang premi atas polis tersebut secara otomatis telah

terhapus dan selesai.

y. Jika belum, maka bagian akuntansi melakukan inqury nota kemudian melakukan input penerimaan

premi pada STAR JASINDO sesuai dengan Bank Debet.

z. Bagian Akuntansi membuat laporan penerimaan premi setiap akhir bulan dan sistem pencatatan

premi secara langsung selesai.

Untuk melihat lebih jelasnya dari sistem pencatatan penerimaan premi asuransi melalui

bank tersebut bisa dilihat pada flowchart berkut:

Gambar 3.3

Flowchart Sistem Pencatatan Penerimaan Premi Asuransi melalui Bank pada PT Asurasni Jasa

Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel

3. Pencatatan Premi atas Pembayaran Melalui Kantor Cabang Lain

Penerimaan premi melalui kantor cabang terjadi jika nasabah berpindah tempat tinggal atau kantor

dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dimana para nasabah tersebut mengasuransikannya,

sehingga para nasabah tersebut melakukan pembayaran preminya melalui kantor cabang PT

Asuransi Jasa Indonesia (Persero) lainnya yang satu kota dengan tempat tinggal, rumah, atau

kantornya yang baru. Dengan begitu akan memudahkan para nasabah dalam melakukan

pembayaran premi asuransinya dengan didukung oleh 72 kantor cabang PT Asuransi Jasa

Indonesia (Persero) yang tersebar di Indonesia.

Namun dalam penerimaan premi melalui kantor cabang lain ini sedikit terjadi, hanya beberapa

pihak tertanggung (nasabah) saja yang melakukan. Untuk lebih jelasnya sistem pencatatan premi

melalui kantor cabang lain adalah sabagai berikut :

a. Bagian inkaso melakukan penagihan kepada para nasabah/pihak tertanggung yang telah jatuh

tempo, dan pembayaran premi dilakukan pihak tertanggung melalui kantor cabang lain.

Page 19: BAB3 laporan pkl

b. Bagian inkaso menerima bukti memorial bersamaan dengan kuitansi atas penerimaan premi

tersebut dari kantor cabang lain.

c. Bagian Inkaso mencari Nota Debet pada Sistem Aplikasi Terpadu Jasindo-STAR JASINDO

(Asuransi Jasindo Intergrity Application System) dengan menggunakan Nomor Polis yang tercetak

pada Bukti memorial. (apabila Nota Debet tidak dilampirkan dalam bukti memorial)

d. Jika Nota Debet telah ditemukan, maka bagian Inkaso memverifikasi/mencocokkan Bukti

memorial dengan Nota Debet sebagai bukti premi yang masuk ke pihak penanggung. Jika tidak

maka bagian Inkaso mengembalikan kepada KC Bersangkutan.

e. Jika sesuai, maka bagian Inkaso menyerahkan berkas tersebut ke bagian Akuntansi untuk diinput

ke STAR JASINDO. Jika tidak maka Bukti Memorial dikembalikan ke KC bersangkutan.

f. Bagian Akuntansi melakukan melakukan monitoring status Nota Debet yang tetera dalam Bukti

Memorial pada STAR Jasindo apakah nota tersebut sudah terbayarkan atau belum.

g. Jika sudah, maka piutang premi atas nomor polis tersebut secara otomatis telah terhapus dan

selesai. Jika belum, maka bagian akuntansi melakukan inqury nota dan kemudian melakukan input

penerimaan premi pada STAR JASINDO sesuai dengan Bukti memorial.

h. Bagian akuntansi mengarsipkan bukti memorial.

i. Bagian Akuntansi membuat laporan penerimaan premi setiap akhir bulan.

j. Sistem penerimaan premi melalui kantor cabang lain selesai.

Untuk melihat lebih jelasnya dari sistem pencatatan penerimaan premi asuransi secara

langsung tersebut bisa dilihat pada flowchart dibawah ini:

Gambar 3.4

Flowchart Sistem Penerimaan Premi Melalui Kantor Cabang Lain pada PT Asurasni Jasa

Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel

3.4 Fungsi-fungsi yang Terkait dalam Sistem Pencatatan Penerimaan Premi Asuransi PT

Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel

Page 20: BAB3 laporan pkl

Dalam kaitan pelaksanaan sistem penerimaan premi asuransi dibutuhkan fungsi-fungsi

yang dapat melaksanakan sistem yang telah ada. Bagian yang terkait pada sistem penerimaan

premi asuransi pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel adalah:

1. Bagian inkaso

a. Melakukan dan mengawasi kegiatan operasional penagihan premi asuransi.

b. Melakukan pembukuan atau pencatatan-pencatatan yang berhubungan dengan kegiatan

administrasi inkaso sesuai dengan pola yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.

c. Menerima Polis, Nota Debet/Kredit, dan Kuitansi yang diserahkan oleh bagian Teknik/Produksi.

d. Mencatat Polis, Nota Debet/Kredit, dan Kuitansi ke dalam buku Register.

e. Membuat Surt penyampaian polis dan pembayaran premi.

f. Mengirimkan Berkas Polis kepada Nasabah/pihak tertanggung sekaligus melakukan penagihan.

g. Mebuat Bukti Bank Debet jika menerima pembayaran premi melalui bank.

2. Bagian kasir

a. Melaksanakan dan mengatur pembukuan serta atas semua transaksi-transaksi keuangan baik itu

penerimaan maupun pengeluaran uang pada Kantor Cabang Bandung Ritel.

b. Memverifikasi Bukti Kas Debet sebelum di teliti dan ditandatangani oleh Kepala Unit Keuangan.

c. Mencatat Buku Kas Debet ke dalam Buku Register Kas Debet.

d. Mengarsipkan Buku Kas Debet.

3. Kepala Unit Keuangan

a. Meneliti Bukti Kas dan Bank Debet.

b. Mengelola keuangan cabang.

c. Menandatangani/mengotorisasi urusan-urusan yang berhubungan dengan keuangan.

d. Memberikan laporan keuangan tiap bulan pada kantor pusat.

4. Bagian akuntansi

a. Melaksanakan dan bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan premi asuransi dari piutang

ke dalam STAR JASINDO dan memastikan bahwa pembayaran premi yang telah dilakukan oleh

nasabah/pihak tertanggung sudah terinput ke dalam STAR JASINDO untuk penghapusan piutang

pihak tertanggung kepada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).

b. Mengarsipkan Kas Debet dan Bank Debet sebagai bukti bahwa pihak tertanggung telah melakukan

pembayaran premi.

Page 21: BAB3 laporan pkl

3.5 Dokumen-dokumen yang Diperlukan Dalam Pencatatan Penerimaan Premi PT Asuransi

Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel

Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam Sistem Penerimaan Premi Asuransi pada PT

Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel adalah sebagai berikut :

1. Polis

Polis merupakan dokumen perjanjian pertanggungan antara pihak perusahaan dan pihak nasabah

yang didalamnya terdapat obyek yang dijamin apabila terjadi kerugian. Polis dibuat oleh setiap

bagian produksi yang telah ditandatangani oleh kepala unit teknik.

Di dalam polis itu sendiri secara umum meuat data-data tertanggung, nomor register polis, nomor

polis, jangka waktu pertanggungan, objek yang ditanggung, harga pertanggungan, kerugian yang

dijamin, jumlah premi dan lain-lain.

2. Nota Debet/ Kredit

Nota Debet/Kredit adalah dokumen yang digunakan untuk membuat bukti premi yang masuk ke

pihak perusahaan yang terdapat dibagian inkaso dan dibuat oleh setiap bagian produksi yang telah

ditandatangani oleh Kepala Unit Teknik.

Dalam nota debet/kredit memuat komponen Nomor Debet/Kredit, Nomor Polis, Nomor Berkas,

Tahun Penutupan, Broker atau Agen, Nama tertanggung, Saham, Mata Uang, Jumlah Premi,

Kolom Nomor, Kolom Uraian, Kolom Jumlah, Kolom Mata Anggaran, Kolom Jumlah dalam

rupiah, (untuk pembukuan) kolom dibuat kolom verifikasi dan keterangan.

3. Kuitansi

Dokumen ini sebagai bukti bahwa pihak nasabah atau tertanggung telah membayar premi kepada

pihak penanggung atau perusahaan atas lunasnya obyek yang dijamin.

Dalam kuitansi memuat Nomor Kuitansi, Nama dan Alamat Nasabah, Jumlah Pembayaran, Jenis

Pembayaran, Nomor Polis, Nomor Nota Debet, Jenis Pertanggungan dan Perincian. Kuitansi

terdapat di Bagian Inkaso dan dibuat oleh setiap Bagian Produksi yang telah tandatangani oleh

Kepala Unit Teknik

4. Kas debet

Kas Debet adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat pembayaran secara langsung dan

dibuat oleh bagian inkaso dan ditandatangani oleh bgian kasir serta diketahui oleh unit keuangan

dan diverifikasi oleh bagian akuntansi.

Page 22: BAB3 laporan pkl

Dalam kas debet memuat komponen-komponen nomor kas debet, kantor nit, kode, terima dari,

uang sejumlah, nomor register, keterangan, diketahui, diverifikasi, jurnal., tanggal dan nama serta

tandatangan penerima.

5. Rekening koran

Rekening Koran adalah dokumen yang dibuat oleh bank digunakan sebagai bukti atas setiap

transaksi pembayarna premi yang telah dilakuan oleh pihak dnasabah atau tertanggung kemudian

akan dikirimkan ke bagian inkaso untuk iproses lebih lanjut. Dalam rekening koran memuat

komponen-komponen kolom tanggal, kolom uraian rincian, kolom debet dan kolom kredit serta

kolom saldo.

6. Bukti Bank Debet

Bukti Bank Debet yaitu dokumen yang digunakan apabila pembayaran premi oleh tertanggung

melalui bank dan dibuat oleh bagian inkaso atau bisa juga oleh bagian kasir yang kemuadian

ditandantangani olehkepala unit keuangan. Dalam bukti bankmemuat komponen nomor bank

debet, kantor/unit, kode, nama bank, alamat, mata uang, nomor rekening, kolom dari, ko,om

keterangan, kolom jumlah, kolom dibuat, kkolom verifikasdi, dan kolom jurnal yang terdiri dari

mata anggaran, kolom debet dan kolom kredit.

7. Bukti memorial

Bukti Memorian adalah dokumen yang digunakan apabila pembayaran premi oleh pihak nasabah

atau tertanggung melalui kantor cabang lain atau kantor cabang pusat. Dalam bukti memorial ini

memuat nomor nota kredit, kantor/unit, kode (a), kepada, kode, (b), QQ, kode (c), kolom uraian,

kolom jumlah, kolom mata anggaran, komol jumlah (debet dan kredit), kolom dibuat, dan kolom

verifikasi.

3.6 Hambatan-Hambatan yang Dihadapi dalam Sistem Pencatatan Penerimaan Premi Asuransi

pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel

Dalam pelaksanaan sistem pencatatan penerimaan premi asuransi pada PT Asuransi Jasa

Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

tidak luput dari hambatan-hambatan yang dihadapai dalam pencapaian tujuan tersebut.

Adapun hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah:

Page 23: BAB3 laporan pkl

1. Adanya gangguan pada STAR JASINDO sehingga kegiatan operasional perusahaan tidak dapat

berfungsi dari mulai pencarian nota, bembuatan Kas Debet, Bank Debet, dan semua hal yang

berkaitan dengan penerimaan premi pada PT Jasindo (Persero) KC Bandung Ritel.

2. Adanya kesalahan dalam pengetikan polis di bagian teknik, baik dalam pengetikan nama, alamat,

pertanggungan atau biaya yang dibebankan, dan premi tertanggung. Sehingga akan menyulitkan

dalam penemuan nota debet pada STAR JASINDO dan waktu yang dibutuhkan dalam

penyelesaian sistem akan sedikit terhambat.

3. Adanya kesalahan pengetikan dalam memasukkan data ke komputer di bagian inkaso yang dapat

menyebabkan tidak balance nya laporan keuangan. Sehingga bagian akuntansi harus melakukan

cek ulang atas transaksi-transaksi yang dilakukan sebelumnya dan hal itu membutuhkan waktu

yang lebih lama dari yang seharusnya.

4. Keterlambatan pihak tertanggung dalam membayar premi. Sehingga piutang premi menumpuk

dan jika sudah 2 kesempatan tidak ada pembayaran maka akan dilakukan pembatalan premi oleh

pihak penanggung. Hal ini akan berakibat pada target pendapatan premi PT Jasindo.

5. Alamat tertanggung tidak lengkap. Sehingga pada saat penagihan bagian inkaso mengalami

kesulitan untuk mengirimkan surat penagihan.

6. Apabila pembayaran dilakukan melalui bank dengan tidak mencantumkan nama pengirimkan dan

nomor polis, hal ini akan menyulitkan bagian inkaso untuk mencari Nota Debet/Kredit pada STAR

JASINDO.

Untuk meminimalisi dan mengatasi masalah-masalah yang dapat menghambat bagi

kemajuan dan kelancaran perusahaan, maka PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang

Bandung Ritel mengambil langkah-angkah atau upaya-upaya yang dirasakan perlu bagi

perusahaan.

Upaya-upaya tersebut adalah:

1. Memberitahukan ke pihak Kantor Pusat bahwa kegiatan operasional pada Kantor Cabang Bandung

Ritel tidak dapat berjalan sehingga Kantor Pusat akan segera memperbaiki STAR JASINDO

dengan memberitahu bagian IT di Kantor Pusat.

2. Bagian teknik mencocokkan polis dengan SPPA (Surat Permohonan Penutupan Asuransii) yang

telah ditandatangani oleh pihak tertanggung dan melakukan cek ulang polis terlebih dahulu

sebelum disampaikan kepada tertanggung.

3. Unit keuangan lebih teliti dalam memasukan data ke komputer/sistem online yang sudah ada.

Page 24: BAB3 laporan pkl

4. Bagian penagihan/inkaso memberi tahu nasabah 5 hari sebelum jatuh tempo agar membayar premi

tepat waktu. Jika nasabah melewati jangka waktu pembayaran premi yang telah disepakati, maka

pihak asuransi akan membatalkan polis tersebut.

5. Hendaknya nasabah/pihak tertanggung dalam menulis alamat harus lengkap, diusulkan pada

bagian teknik yang telah mengadaka surat menyurat atau korespondensi dengan tertanggung baik

langsung maupun lewat telepon.

6. Seharusnya bagian penagihan dan teknik dalam setiap pengiriman surat polis, agar dicantumkan

permohonan. Bila polis dibayar melalui bank, bukti pembayaran agar di fax-an ke PT Asuransi

Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bandung Ritel atau dengan memasukan nama dan nomor

polis pada saat transfer.