17
MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL Perancangan Proses dan Kapasitas Disusun oleh: Sovia Yanti 201210170311307 Tri Kusmiati 201310170311281 Ririn Okatia 201310170311299 Gaida Afra 201310170311306 Karina Ismurossa 201310170311312 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014

Bab_4_-_Perancangan_Proses_dan_Kapasitas-libre.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL Perancangan Proses dan Kapasitas

    Disusun oleh:

    Sovia Yanti 201210170311307

    Tri Kusmiati 201310170311281

    Ririn Okatia 201310170311299

    Gaida Afra 201310170311306

    Karina Ismurossa 201310170311312

    JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

    2014

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah S.W.T karena atas segala rahmat dan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Laporan ini merupakan laporan tertulis dari kelompok Manajemen Operasional Jurusan Akuntansi 2013 Universitas Muhammadiyah Malang .

    Makalah ini ditujukan kepada Ibu Triningsih sebagai Dosen Mata Kuliah Manajemen Operasional. Makalah ini membahas tentang Perancangan Proses dan Kapasitas.

    Pada kesempatan ini kami selaku mahasiswa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Triningsih selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Operasional yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyempurnakan makalah ini.

    Penyusun menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

    Malang, 14 Oktober 2014

    Penyusun

  • i

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............. i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang ................................. 1 1.2. Rumusan Masalah .... 2 1.3. Tujuan Penulisan ...... 2

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1. Ciri-ciri Aliran Proses ......... 3 2.2. Klasifikasi Berdasarkan Jenis Pelayanan Pelanggan.... 7

    2.3. Keputusan Seleksi Proses ................ 9 2.4. Perancangan Kapasitas ................ 10 2.5. Perancangan Kapasitas Jangka Pendek ................. 10 2.6. Perancangan Kapasitas Jangka Panjang ...................................... 11 BAB III PENUTUP

    3.1. Kesimpulan .......... 13 DAFTAR PUSTAKA .. 14

  • Manajemen Operasi | 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Diantara keputusan penting yang harus di ambil oleh para manajer operasi adalah keputusan yang meliputi rancangan proses fisik untuk memproduksi barang dan jasa. Rangkaiaan keputusan ini mencakup : Seleksi proses, rancangan operasi jasa, pemilihan teknologi, analisis aliran proses, dan tata letak fasilitas. Setelah rangkaiaan keputusan ini diambil, maka sebagian besar akan ditentukan mengenai: jenis proses, tingkat otomasi, tata letak fisik, dan rancangan pekerjaan. Rancangan proses tidak hanya melibatkan masalah teknis saja, tetapi juga manyangkut masalah social, ekonomi, dan lingkungan.

    Rancangan operasi jasa juga mendapat perhatian khususu dalam pembahasan ini, karena tingginya tingkat kebutuhan pelanggan yang harus dilayani pada kebanyakan operasi jasa. Juga akan dibahas beberapa kerangka kerja tentang jasa, dan metode yang digunakan untuk pemikiran rancangan operasi jasa, dan rancangan proses jasa.

    Rancangan proses juga memerlukan keputusan pada suatu tingkatan mikro berkenaan dengan analisis aliran proses dan tata letak fasilitas. Keputusan ini menentukan aliran fisik bahan, pelanggan dan informasi dalam proses tersebut. Metode analisis proses menjelaskan aliran proses dengan menggunakan diagram alur (flowchart) dan model-model matematik. Keputusan tata letak fasilitas memperbaiki aliran proses dengan mengatur fasilitas fisik.

  • Manajemen Operasi | 2

    1.2.Rumusan Masalah a. Bagaimana sistem operasional dari strategi proses produksi? b. Bagaimana klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan pelanggan? c. Apa saja tujuan dan cara keputusan seleksi Proses? d. Apa pengertian perancangan kapasitas? e. Apa saja jenis perancangan kapasitas?

    1.3.Tujuan Penulisan a. Mengetahui macam-macam sitem operasional dari strategi oprasi b. Mengetahui klasifitahekasi berdasarkan jenis pelayanan pelanggan c. Mengetahui tujuan, dan cara pengambilan keputusan seleksi proses d. Mengetahui pengertian perancangan kapasitas e. Mengetahui jenis-jenis perancangan kapasitas.

  • Manajemen Operasi | 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Ciri-Ciri Aliran Proses

    Dimensi pertama dari klasifikasi proses adalah aliran produk (Product Flow) atau urutan operasi (Sequence of operations). Ada tiga jenis aliran proses: lini, intermittent, dan proyek.

    Aliran Lini (Line Flow) aliran ini dicirikan dengan urutan operasi yang liniear dalam membuta barang atau jasa. Pada operasi aliran ini, produk harus benar-benar dilakukan standarisasi dan harus menggalir/berpindah dari satu operasi atau gugus kerja ke operasi berikutnya dalam urutan yang telah ditentukan. Setiap tugas pekerjaan saling berkaitan satu sama lain dan harus seimbang, sehingga satu pekerjaan tidak akan menghambat tugas pekerjaan berikutnya.

    Operasi aliran lini dapat dibagi menjadi dua jenis produksi: produksi masal (mass production) dan produksi terus-menerus (continuous production). Produksi masal pada umumnya berkaitan dengan suatu jenis operasi lini perakitan, seperti pada industry mobil. Produksi terus-menerus dicirikan dengan waktu produksi yang relative lama untuk menghindari penyetelan-penyetelan dan persiapan persiapan lain yang mahal. Produksi terus menerus tampak pada industry proses seperti industry kimia, kertas, baja, bis, listrik, dan telepon. Walaupun kedua jenis operasi ini dicirikan dengan aliran linier, proses produksi terus menerus cenderung memproduksi lebih banyak produk yang telah distandarisasi dan mempunyai tingkat otomasi lebih tinggi.

  • Manajemen Operasi | 4

    Operasi lini biasanya efisien, tetapi juda tidak fleksibel. Efisiensi ini diakibatkan oelh substitusi tenaga kerja dengan modal dan sisa tenaga kerjanya distandarisasi dalam tugas rutin. Tingkat efisiensi yang tinggi dapat dicapai dengan mempertahankan volume yang besar agar dapat menutupi biaya peralatan khusus. Hal ini pada gilirannya menuntut standarisasi lini produk yang relative stabil sepanjang waktu. Karena standarisasi ini dan organisasi tugas pekerjaan yang berurutan ini, maka pengubahan suatu produk atau volume dalam operasi aliran lini ini, menjadi sulit dan mahal, sehingga operasi jenis ini tidak fleksibel.

    Tentu saja, operasi lini hanya bisa dibenarkan dalam situasi kondisi terbatas saja, persayratan umum yang harus dipenuhi adalah volume produksi yang besar dan produk atau kelompok produk di standarisasi. Kalau kondisi ini dipenuhi, operasi aliran lini dapat digunakan untuk produk pasar dengan persaingan yang ketat karena tingkat efisiensinya yang tinggi. Sekalipun demikian, suatu perusahaan harus hati-hati menganalisis keputusannya menggunakan operasi lini, pilihan ini tidak boleh hanya didasarkan atas efisiensi saja. Factor lain harus pula ikut dipertimbangkan yaitu antara lain : resiko atas kadaluarsaaan produk (product absolescence), kemungkinan ketidak puasan pekerja sebagai akibat pekerjaan yang menjemuhkan, dan resiko perubahan proses teknologi.

    Aliran Intermittent

    Suatu proses aliran intermittent mempunyai cirri produksi dalam kelompok-kelompok dengan selang interval waktu yang terputus-putus. Pada aliran intermittent ini, peralatan dan tenaga kerja diatur atau diorganisasi dalam pusat-pusat kerja menurut jenis ketrampilan dan peralatn yang sama. Dengan demikian, suatu produk atau pekerjaan akan mengalir hanya ke pusat kerja yang diperlukan dan melompati yang lain. Hal ini menghasilkan suatu pola aliran yang bercampur baur.

    Karena menggunakan peralatan yang serbaguna dan tenaga kerja dengan ketrampilan yang tinggi, oprasi intermittent sangat fleksibel dalam merubah produk atau volume. Akan tetapi juga agak tidak efisien. Felksibilitas ini menimbulkan berbagai masalah dalam pengendalian persediaan, skedul, dan kualitas.

  • Manajemen Operasi | 5

    Kalau suatu operasi intermittent berfungsi mendekati kapasitas, akan terjadi penumpukan persediaan barang dalam proses yang tinggi dan waktu proses bergerak barang dalam kelompok akan meniggkat. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan dalam pekerjaan apabila pekerjaan yang berbeda memerlukan peralatan atau tenaga kerja yang sama pada waktu yang sama, mengakibatkan penggunaan peralatan dan tenaga kerja yang jauh lebih sedikit disbanding dalam suatu jenis operasi lini.

    Salah satu cirri kunci suatu proses intermittent adalah bahwa peralatn dan ketrampilan tenaga kerja yang sama dikelompokkkan bersama. Ini juga dikenal sebagai bentuk tata-letak proses. Sedangkan aliran ini disebut juga tata-letak produk, karena berbagai proses, peralatan dan ketrampialn tenaga kerja diletakkan secara berurutan sesuai dengan produk yang dibuat.

    Operasi intermittent dapat diterapkan kalau produknya tidak distandarisasi atau volumenya rendah. Dalam keadaan seperti ini, operasi intermittent adalah paling ekonomis dan menanggung resiko yang paling kecil. Bentuk operasi intermittent biasanya terjadi pada awal daur hidup dari semua produk, untuk produk yang bersifat pesanan, dan untuk produk yang volume pasar rendah.

  • Manajemen Operasi | 6

    Proyek

    Bentu operasi proyek digunakan untuk memproduksi suatu produk yang unik atau khusus seperti pekerjaan seni, konser, bagunan, atau suatu gambar hidup. Setiap unit dari produk ini diproduksi sebagai suatu produk tunggal. Untuk proyek yang tidak ada aliran produknya, tetapi masih tetap terdapat ururtan operasi. Dalam hal ini, seluruh operasi individu atau tugas harus diurutakan untuk mendukung pencapaiaan sasaran proyek akhir.

    Bentuk proyek digunakan bila banyak dibutuhakan kreativitas dan keunikan dalam pembuatan suatu produk. Kita sulit untuk mengotomatiskan proyek, karena proyek hanya dikerjakan sekali saja; sekalipun demikian, kadang kadang dapat dipakai peralatan serba guna mengurangi kebutuhan tenaga kerja. Proyek dikenali denga cirri khasnya antara lain biaya yang tinggi dan sulit dalam perencanaan dan pengendalian manajerial. Hal ini disebabkan proyek seringkali sukar ditentukan sebelumnya, dan tingkat perubahan dan pembaharuannya sangat tinggi.

  • Manajemen Operasi | 7

    Ciri-ciri berbagai proses dapat diringkas sebagai berikut. Perbandingan secara langsung antara jenis proses untuk masing-masing cirri.

    2.2. Klasifikasi Berdasarkan Jenis Pelayanan Pelanggan

    Dalam proses membuat untuk pesanan, kegiatan pemrosesan disesuaikan dengan spesifikasi masing-masing pesanan pelanggan. Siklus pesanan dimulai pada saat pelanggan menentukan spesifikasi produk yang diinginkan. Berdasarkan atas permintaan pelanggan tersebut, produsen akan mengajukan penawaran harga dan waktu penyerahannya. Penawaran tersebut dapat segera diajukan bila pesanan itu bersifat standart, akan tetapi untuk pesanan bisas mungkin diperlukan waktu agak lama. Kalau pelanggan menerima penawaran yang diajukan, produk akan dirakit dari komponen yang tersedia atau dibuat selengkapnya menurut spesifikasi pelanggan.

  • Manajemen Operasi | 8

    Faktor penting pelaksanaan operasi dari proses produksi untuk pesanan adalah waktu penyerahan. Sebelum pesanan dikerjakan, pelanggan ingin mengetahui berapa lama pesanan akan diselesaikan. Bila waktu penyerahan disepakati oleh pelanggan, maka harus dilakukan pengendalian aliran pesanan untuk menempati waktu penyerahan yang telah ditentukan. Ini berarti bahwa waktu penyerahan harus ditetapkan secara realistis dengan kerjasama antara bagian operasi dengan pemasaran.

    Dalam proses membuat untuk persediaan, siklus ini dimulai dengan produsen menetukanspesifikasi produk, bukan pelanggan. Pelanggan mengambil produk dari persediaan kalau harganya dapat diterima dan produk ada persediaannya. Kalau kebetulan produk tidak ada dalam persediaan, maka diadakan pesanan kembali. Sistem produksi adalah membuat tingkat persediaan untuk pesanan yang akan dating, bukan sekarang, pesanan sekarang dipenuhi dari persediaan yang ada.

    Untuk kunci unjuk kerja dalam keadaan membuat untuk persediaan adalah penggunaan asset produksi (persediaan dan kapasitas) dan pelayanan pelanggan. Ukuran ini dapat meliputi : perputaran persediaan, pemanfaatan kapasitas, penggunaan waktu lembur, dan persentase pemenuhan permintaan dari persediaan.

    Perbedaan pokok kedua jenis proses ini ditunjukan dalam table:

  • Manajemen Operasi | 9

    Proses membuat untuk merakit.

    Proses ini akan menghasilkan rakitan, atau komponen, untuk peramalan dan juga proses ini mebuat produk akhir sesuai dengan pelanggan. Produk tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga dapat untuk meramalkan beberapa rakitan yang umum, namun banyak pilihan produk akhir dapat ditambahkan, pada saat akhir, saat pesanan langganan telah diketahui. Dengan cara ini maka pelanggan dapat diberikan variasi yang banyak dengan persediaan rakitan umum yang terbatas. Proses pembuatan untuk merakit sebenarnya merupakan versi cangkokan dari proses membuat untuk persediaan dan membuat untu pesanan. Rakitan-rakitan ini dibuat untuk persediaan dan produk akhir dibuat untuk pesanan.

    2.3. Keputusan seleksi proses

    Matriks dengan enam macam proses yang berbeda

    Keenam proses tersebut semuanya dapat diterapkan untuk jasa maupun barang. Suatu proses jasa yang murni hanya dapat membuat untuk pesanan. Akan tetapi sebagian besar jasa diserahkan sebagai suatu berkas dengan barang. Berkas barang yang menyertai jasa ini dapat dibuat untuk persediaan.

    Sistem klasifkasi proses enam sel dapa dipakai untuk beberapa tujuan:

    1. Dapat dipakai untuk mengategorikan berbangai jenis masalah keputusan yang dijumpai dalam operasi.

  • Manajemen Operasi | 10

    2. Matriks dapat digunakan untuk seleksi proses. Ada enam factor yang memprngaruhi seleksi proses dari proses-proses tersebut Kebutuhan Modal Kondisi Pasar Tenaga kerja Ketrampilan manajemen Bahan baku Teknologi

    2.4.Perancanga Kapsitas

    Menurut Yamit (2003), perencanaan kapasitas produksi adalah jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Contoh : bus mempunyai kapasitas kursi 40 sekali jalan, pabrik pupuk mempunyai kapasitas 100.000 kg sekali produksi Kapasitas produksi dikaitkan dengan kapasitas sumber daya yang dimiliki seperti : Kapasitas tenaga kerja Kapasitas mesin Kapasitas bahan baku Kapasitas modal

    2.5.Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek

    Digunakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang bersifat mendadak di masa yang akan datang. Umumnya perusahaan tidak beroperasi secara penuh 24 jam dan 7 hari/minggu. Pada umumnya untuk usaha berskala kecil yang berproduksi berdasarkan pesanan, contoh : catering, penjahit dll.

    Menurut Krajewzki dan Ritzman dalam Yamit (2003), ada 5 cara yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek : Meningkatkan jumlah sumber daya :

    o Penggunaan kerja lembur o Penambahan regu kerja

  • Manajemen Operasi | 11

    o Memberikan kesempatan kerja secara part-time o Sub-kontrak o Kontrak kerja

    Memperbaiki penggunaan sumber daya : o Mengatur regu kerja o Menetapkan skedul

    Memodifikasi produk : o Menentukan standar produk

    o Melakukan pengawasan kualitas

    Memperbaiki permintaan : o Melakukan perubahan harga o Melakukan perubahan promosi

    Tidak memenuhi permintaan : tidak mensuplai semua permintaan

    2.6.Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang Dalam perencanaan kapasitas jangka panjang segala kemungkinan yang terjadi sudah

    dapat diperkirakan sebelumnya secara matang. Ada 2 strategi yang dapat ditempuh perusahaan : a. Strategi Melihat dan Menunggu (Wait and See Strategy)

    Strategi melihat dan menunggu (wait and see strategy) adalah strategi hati-hati karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila permintaan konsumen sudah naik.

    b. Strategi Ekspansionis Strategi ekspansionis adalah strategi melebihi produksi / di atas permintaan, sehingga

    diharapkan tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang menyebabkan peluang masuknya pesaing lain & menjamin pelayanan terbaik dengan tersedianya produk di pasaran. Dalam Yamit (2003), metode perencanaan kapasitas produksi terdiri dari :

    Metode Break Even Point (BEP) Metode BEP dapat digunakan untuk menentukan kapasitas produksi. BEP diartikan

    sebagai suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR=TC) atau laba = 0.

  • Manajemen Operasi | 12

    Metode Linier Programing (LP) : Metode Linier Programing (LP) merupakan teknik matematik dalam membantu

    manajemen dalam mengambil keputusan. Metode LP dalam penentuan kapasitas produksi optimum formulasi model matematik dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Tentukan variabel keputusan dan buat dalam notasi matematik. (2) Tentukan fungsi tujuan yang ingin dicapai dengan memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya, adalah sama dengan biaya variabel perunit. (3) Tentukan fungsi kendala. Model LP dapat digunakan 2 metode yaitu : Metode Grafik Meode Simplek

  • Manajemen Operasi | 13

    BAB III PENUTUP

    3.1. KESIMPULAN 1. Rancangan proses juga memerlukan keputusan pada suatu tingkatan mikro berkenaan

    dengan analisis aliran proses dan tata letak fasilitas. Keputusan ini menentukan aliran fisik bahan, pelanggan dan informasi dalam proses tersebut. Metode analisis proses menjelaskan aliran proses dengan menggunakan diagram alur (flowchart) dan model-model matematik. Keputusan tata letak fasilitas memperbaiki aliran proses dengan mengatur fasilitas fisik.

    2. Perencanaan kapasitas produksi adalah jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu.

    3. Sistem Operasi dikenal ada 4 strategi proses:

    a. Proses produksi yang terputus-putus b. Proses produksi yang kontinu c. Proses produksi yang berulang-ulang d. Proses produksi massa

  • Manajemen Operasi | 14

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Novia, Dina. 2013. Modul-3-MPO. http://dinanovia.lecture.ub.ac.id. 10/15/8.15 2. Universitas Gunadarma. 2014. Strategi Operasi. http://Elearning.gunadarma.ac.id.

    7/10/7.56