4
5 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan keadaan tergenangnya suatu daerah oleh air dalam jumlah yang besar. Sedangkan keadaan yang disebut banjir bandang (flash flood) adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh tersumbatnya sungai maupun perubahan ekosistem hutan disepanjang sungai. Kerugian yang diakibatkan oleh banjir adalah terjadinya kerusakan pada rumah-rumah penduduk maupun bangunan sungai yang ada di sekitar. Salah satu tindakan preventif yang dilakukan untuk pengendalian banjir yaitu membangun sebuah waduk untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan. Proses perancangan waduk membutuhkan data hidrograf aliran pada lokasi hilir waduk. Untuk memperoleh data hidrograf aliran di hilir dilakukan penelusuran sungai dengan memasukkan hidrograf aliran di hulu. Hidrograf aliran di hulu didapatkan dari hasil pengamatan di lapangan. Maka dari itu hidrograf di hilir dapat diestimasikan nilainya. Pada kenyataannya, data hidrograf di hulu hasil pengamatan tidak selalu dimiliki oleh setiap sungai. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan estimasi besarnya hidrograf aliran di hulu dengan menggunakan metode HSS (Hidrograf Satuan Sintetis) Gama I dan juga mengambil data hujan terdekat dari sungai yang akan ditinjau. Perhitungan estimasi hidrograf aliran dilakukan sebanyak anak sungai yang masuk ke sungai utama. Hidrograf aliran pada daerah hulu hasil estimasi dengan metode Gama I dengan masukan (input) hujan jam-jaman dapat langsung digunakan sebagai nilai hasil estimasi besar hidrograf aliran di hilir pada satu penggal sungai. Metode penelusuran yang sering digunakan untuk menghitung besarnya hidrograf aliran di hilir sungai yang memiliki banyak anak sungai adalah metode gabungan O’Donnel dan Muskingum-Cunge (Sobriyah, 2012) serta metode Muskingum Extended (M. Hassanuzzaman Khan, 1993).

BAB_I

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB_I

5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banjir merupakan keadaan tergenangnya suatu daerah oleh air dalam jumlah yang

besar. Sedangkan keadaan yang disebut banjir bandang (flash flood) adalah banjir

yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh tersumbatnya sungai maupun

perubahan ekosistem hutan disepanjang sungai. Kerugian yang diakibatkan oleh

banjir adalah terjadinya kerusakan pada rumah-rumah penduduk maupun

bangunan sungai yang ada di sekitar.

Salah satu tindakan preventif yang dilakukan untuk pengendalian banjir yaitu

membangun sebuah waduk untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan.

Proses perancangan waduk membutuhkan data hidrograf aliran pada lokasi hilir

waduk. Untuk memperoleh data hidrograf aliran di hilir dilakukan penelusuran

sungai dengan memasukkan hidrograf aliran di hulu. Hidrograf aliran di hulu

didapatkan dari hasil pengamatan di lapangan. Maka dari itu hidrograf di hilir

dapat diestimasikan nilainya.

Pada kenyataannya, data hidrograf di hulu hasil pengamatan tidak selalu dimiliki

oleh setiap sungai. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan estimasi

besarnya hidrograf aliran di hulu dengan menggunakan metode HSS (Hidrograf

Satuan Sintetis) Gama I dan juga mengambil data hujan terdekat dari sungai yang

akan ditinjau. Perhitungan estimasi hidrograf aliran dilakukan sebanyak anak

sungai yang masuk ke sungai utama.

Hidrograf aliran pada daerah hulu hasil estimasi dengan metode Gama I dengan

masukan (input) hujan jam-jaman dapat langsung digunakan sebagai nilai hasil

estimasi besar hidrograf aliran di hilir pada satu penggal sungai. Metode

penelusuran yang sering digunakan untuk menghitung besarnya hidrograf aliran di

hilir sungai yang memiliki banyak anak sungai adalah metode gabungan

O’Donnel dan Muskingum-Cunge (Sobriyah, 2012) serta metode Muskingum

Extended (M. Hassanuzzaman Khan, 1993).

Page 2: BAB_I

6

Penelusuran aliran dengan ketidak tersediaan data hidrograf aliran hasil

pengamatan pada daerah hulu dan hilir serta mempertimbangkan banyak anak

sungai yang masuk belum pernah dilakukan sebelumnya. Maka dari itu, penelitian

ini dilakukan untuk menguji keandalan metode penelusuran sungai dengan input

data hidrograf aliran hasil estimasi pada daerah hulu.

Lokasi penelitian untuk menguji keandalan metode penelusuran sungai adalah

Sungai Dengkeng ditunjukkan pada Gambar 1.1, yang merupakan bagian dari

Sungai Bengawan Solo. Sungai Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di pulau

Jawa dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 16.100 km2 (Listiya, 2010).

Gambar 1.1. Peta lokasi wilayah Sungai Dengkeng

Gambar lokasi tersebut diatas menunjukkan Sungai Dengkeng memiliki banyak

anak sungai yang masuk ke sungai utama. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa

metode gabungan O’Donnel dan Muskingum-Cunge serta metode Muskingum

Extended adalah metode yang tepat untuk melihat kesesuaian hidrograf hasil

pengamatan dengan hasil model.

Penelitian ini akan mencoba melakukan perhitungan hidrograf aliran di hilir

Sungai Dengkeng dengan mengestimasikan besarnya hidrograf aliran daerah hulu

dengan metode Gama I dan memperhitungkan data hujan terdekat. Sebelum itu

harus dipastikan bahwa data hidrograf aliran hasil pengamatan daerah hilir Sungai

Page 3: BAB_I

7

Dengkeng sudah diketahui untuk mencari parameter nilai k pada sungai utama.

Data hidrograf aliran ini pula yang nantinya akan menjadi parameter dalam proses

kalibrasi untuk menguji kesesuaian kedua metode penelusuran sungai yang

digunakan. Dengan demikian data yang terkait dengan anak sungai dapat

diestimasikan sesuai dengan ketentuan dari jenis penelusuran banjir yang

digunakan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang adalah :

3. Bagaimana penerapan model penelusuran banjir dengan metode gabungan

O’Donnel dan Muskingum-Cunge serta metode Muskingum Extended pada

Sungai Dengkeng dengan keterbatasan data AWLR pada daerah hulu ?

4. Bagaimana perbandingan hidrograf daerah hilir hasil dari metode gabungan

O’Donnel dan Muskingum-Cunge metode Muskingum Extended dengan

hidrograf daerah hilir hasil pengamatan AWLR.pada Sungai Dengkeng ?

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini supaya tidak meluas dalam pembahasan

adalah :

10. Penelitian dilakukan di Sungai Dengkeng.

11. Data hujan harian yang digunakan adalah data hujan dari tahun 2011-

2012.

12. Data pencatatan AWLR digunakan tahun 2011-2012.

13. Data pencatatan ARR digunakan tahun 2011-2012.

14. Koefisien Manning (n) bernilai 0,035 di setiap alur utama dan alur

samping di sepanjang potongan sungai.

15. Perbandingan antara hujan yang melimpas dengan hujan total dianggap

tetap.

16. Pengalihragaman hujan-aliran menggunakan metode HSS Gama I.

17. Nilai x pada tiap anak sungai merupakan hasil trial antara 0,1 - 0,5.

18. Adanya pengambilan pada sungai diabaikan.

Page 4: BAB_I

8

.

1.6. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

2. Mengetahui penerapan model penelusuran banjir dengan metode gabungan

O’Donnel dan Muskingum-Cunge serta metode Muskingum Extended dan

pada Sungai Dengkeng di Kabupaten Klaten.

3. Mengetahui kesesuaian model penelusuran banjir dengan metode metode

gabungan O’Donnel dan Muskingum-Cunge serta Muskingum Extended pada

Sungai Dengkeng di Kabupaten Klaten.

1.7. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memberikan cara

untuk mengestimasikan besarnya hidrograf aliran pada daerah hilir sungai

dengan keterbatasan data hidrograf aliran hasil pengamatan pada daerah hulu

sungai. Dengan demikian proses penelusuran bajir tetap dapat dilakukan

meskipun data hidrograf aliran hasil pengamatan tidak didapatkan. Proses

estimasi hidrograf aliran daerah hulu dapat dilakukan dengan

mempertimbangkan data hujan wilayah, data fisik sungai dan data ARR

(Automatic Rainfal Recorder) yang pada sungai tersebut.