Bab_II-Dsr

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    1/60

      1

    SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

    Berikut ini digambarkan salah satu blok diagram sistem komunikasi sederhana.

    Gbr. 1 : Salah satu model sistem komunikasi

    •  Fungsi sistem komunikasi adalah memancarkan informasi secara andal dari

    sumber informasi ke pengguna informasi•  Dari blok diagram diatas dapat dilihat bahwa :

    o   keluaran dari sumber informasi adalah sudah berbentuk signal-

    signal digital  , yaitu berupa urutan simbol-simbol dari berbagai abjad

    yang sudah menjadi signal-signal diskrit •  Simbol-simbol ini diproses oleh koder sumber  menjadi  simbol-simbol

    bentuk lain (atau disebut kelompok simbol) agar supaya :

    o  dapat dibuat menjadi simbol-simbol yang  pada saat dipancarkan ke

     pengguna informasi , banyaknya simbol tersebut adalah menjadi

    seminimal mungkin 

    •  Keluaran dari koder sumber menjadi masukan bagi koder saluran dimana :o   koder saluran  tersebut berfungsi untuk memperbesar efisiensi

     komunikasi , yaitu dengan jalan :  mengubah urutan bit keluaran  koder sumber   menjadi

     urutan bit simbol yang berbeda   dari abjad yang dikirim

    dari sumber informasi

    •  Keluaran koder saluran masuk ke modulator  , kemudian dipancarkan lewatKanal Diskrit Tanpa Memori = DMC (Discrete Memoryless Channel) menuju

    ke demodulator yang menjadi bagian sistem penerima , terus masuk ke

    dekoder kanal sistem penerima  •  Manfaat DMC ini mencakup :o  melakukan  pengurangan terhadap pengaruh distorsi

    signal sewaktu melewati kanal komunikasi gelombang•  detektor kanal yang mendapat masukan dari demodulator  , akan beru-

     paya untuk :

    o  merekonstruksi urutan keluaran yang berasal dari koder sum-

     ber , menjadi urutan bit yang seasli mungkin •  Dengan menggunakan disain enkoder-dekoder yang tepat , maka akan dapat :

    Sumber

    InformasiKoder

    Sumber

    Koder

    Kanal

    Modulator

    Gelombang

    Kanal

    Gelombang

    Demodulator

    Gelombang

    Dekoder

    Kanal

    Dekoder

    Sumber

    Pengguna

    Informasi

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    2/60

      2

    o  mengoreksi beberapa kesalahan transmisi yang terjadi

    di Kanal Diskrit Tak Bermemori  (DMC) tadi, sehingga

    dapat memperbaiki keandalan komunikasi•  Dengan memakai  keluaran dekoder kanal, maka dekoder sumber akan dapat

    membuat  perkiraan urutan bit informasi yang dipan-

    carkan 

    KODE KELOMPOK(Block Code)

    Kode kelompok  adalah suatu kode yang dapat mengoreksi kesalahan bit secara

    mandiri (self error correction) , dimana :

    •   bentuk kode terdiri atas :o  kode yang menggambarkan suatu kharakter  sebanyak  k  buah bit 

    o  kode yang digunakan sebagai uji paritas sebanyak q   buah bit 

    •   kemungkinan kharakter yang terjadi  = m buah =  2  k   buah •   pada kode kelompok banyaknya bit menjadi k + q = n  buah bit 

    Jika salah satu kharakter tersebut  adalah :

    ( )k2 1   dddd   ⋅⋅⋅⋅⋅⋅=  1atau0bernilais/dd k1 , maka :

    •  dengan memakai enkoder (alat untuk membuat kode), maka :o   kode kharakter data yang terdiri atas  k  bits  tersebut diubah

    menjadi kharakter baru yang terdiri atas n bits

    o  tambahan bit sebanyak ( )knq   −==  bits, merupakan bit uji paritas •  Kata kodenya ditulis dengan kode (n , k)  •  Tujuan penambahan q bits paritas tersebut adalah :

      untuk membuat kode yang terdiri atas n bits  tadi menjadi

    kode yang dapat mendeteksi  dan mengoreksi  ke-salahan bit secara mandiri  (self detection and correctingcode)

    •  Kesalahan bit   tersebut dapat terjadi karena signal-signal biner tersebutmelalui media transmisi dalam perjalanannya dari sumber signal ke

     tujuan 

    •  Data yang keluar dari encoder tersebut , yang disebut dengan kata kode (code word),dinyatakan sebagai berikut :

    ( )n2 k1kk2 1

    qk2 k1kk2 1

    xxxxxxx

    atau

    xxxxxxx

    ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅=

    ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅=

    ++

    +++

     

    Untuk kode sistematis, maka :

    kk3 3 2 2 11   dxdxdxdx   =⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅===   Banyaknya bit uji paritas = q buah

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    3/60

      3

    qk n   +== barukodesetiap bitseluruhBanyaknya  Bit-bit uji paritas untuk kode sistimatis tersebut dibuat memenuhi hubungan

    yang sesuai dengan persamaan berikut ini :

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    +

    +

    k

    1

    qkq2 q1

    2k22 21

    1k12 11

    n

    2 k

    1k

    d

    d

    d

    hhh

    hhh

    hhh

    x

    x

    x

    M

    L

    MMMM

    L

    L

    M  

    Contoh :Suatu kode (15,11), mempunyai kode data :

    ( )11010111010=d  , dengan n = 15 ; q=4 dan k = 11 ;Misalkan kode uji paritas dinyatakan dengan persamaan matrix sebagai berikut :

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    11

    2

    1

    2

    1

    21

    22221

    11211

    15

    14

    13

    12

    411

    311

    211

    111

    2

    1

    10011010111

    11010111100

    01101011110

    00110101111

    hhh

    hhh

    hhh

     x

     x

     x

     x

     x

     x

     x

     x

     x

     x

     x

    k qk qq

    n

    MM

    L

    MMMM

    L

    L

    M

     

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕+⊕

    =

    ⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    0

    0

    0

    0

    10010010010

    11010111000

    00010011010

    00010101010

    11

    0

    1

    0

    1

    1

    1

    0

    1

    0

    10011010111

    11010111100

    01101011110

    00110101111

    15

    14

    13

    12

     x

     x

     x

     x

    Maka kode sistimatis lengkap yang dikirimkan adalah :

    ( ) ( )000011010111010151413121121   ==  x x x x x x x x   LLL  Jika m adalah salah satu dari 2k  buah kode untuk data yang mungkin terjadi, maka salah satu

    kode data adalah mk mm  x x x ,.....,, 21 .

    Dengan kata lain salah satu kode data tesebut adalah :

    [ ]mk mmdm  x x x x ,,, 21   L=  

    kqk3 q3 2 q2 1q1nqk

    k2k3 23 2 22 1212 k

    k1k3 13 2 12 1111k

    dhdhdhdhxx

    ........................................................................

    dhdhdhdhx

    dhdhdhdhx

    +⋅⋅⋅⋅+++==

    +⋅⋅⋅⋅+++=+⋅⋅⋅⋅⋅+++=

    +

    +

    +

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    4/60

      4

    Jika kode tersebut diberi bit uji paritas ( parity checking bit ) yang banyaknyaq buah bit   ,maka keseluruhan bit keluaran dari enkoder yang menggambarkan suatu kharakter, akanmenjadi terdiri atas n buah bit, sehingga susunannya menjadi :

    [ ]mnmmm  x x x x   L21=  Jika digambarkan secara blok diagram :

    Operasi enkoder  yang dikerjakan dalam suatu enkoder blok biner linier dapat

    digambarkan sebagai himpunan  n  buah persamaan dalam bentuk ma-

     trix  sebagai berikut :

     jk  jm jm jm jm g xg xg xc   +++=   L2211  

    dengan k mn j 2,2,1;,,2,1   ⋅⋅⋅⋅==   L  10dimana ataug  ji   =  

    Contoh :

    Kode ( 7,4 ) ; maka kodenkemungkina2darisatusalahadalah 4 jm  

    Data yang mungkin terjadi jika setiap data terdiri atas 4 bit adalah

    Kode-kode bit paritas yang terkait tergantung dari matrix H.

    Matrix H  tersebut dapat dilihat pada pembahasan berikut :

    ]

    •  Seperti sudah dibahas sebelumnya, kata kode dinyatakan dengan :( )nk k k   x x x x x x x   ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅=   ++ 2121  •  Kode data dinyatakan dengan ( )mk mmm d d d d d  .........321=  

    dimana :m j adalah salah satu dari 2

    k   buah jenis kata kode yang mungkin terjadi

    •  Selanjutnya dapat ditulis :dG x =  

    dimana :

    1111

    0111

    1011

    0011

    1101

    0101

    1001

    0001

    1110

    0110

    1010

    0010

    1100

    0100

    1000

    0000

     

     Enkoder bit

    Masukank   bit

    Keluarann

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    5/60

      5

    G = matrix generator kode dan merupakan matrix k x nMatrix generator G dinyatakan dengan persamaan matrix :

    [ ] P I G k=  

    dengan identitasmatrix=k  I   dan

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ==

    qn2k1k

    q32313

    q22212

    qn2111

    T

    hhh

    hhhhhh

    hhh

    HP

    LL

    MMMM

    LLLL

    LL

     

    Contoh :

    Suatu kode (7,4) dengan generator matrix : [ ]P I G k =  Disini n = 7 ; k = 4 ; q = 3

    Dari contoh ini, karena :

    •   banyaknya bit untuk setiap kode adalahk = 4 •   banyak bit untuk paritas adalahq = 3 , maka :

    o  dapat digambarkan kemungkinan seluruh kode blok yang terjadi adalah :

    Jika rumus-rumus yang ada diuraikan lebih lanjut :

    [ ][ ] [ ]

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    ===

    qk qq

    k k 

    hhh

    hhh

    hhh

    d d d P I d dGc

    L

    MLMM

    L

    L

    M

    LLMM

    L

    L

    L

    21

    22221

    11211

    21

    100

    010

    001

     

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    =

    1101000

    0110100

    1110010

    1010001

    G

    ⎥⎥

    ⎢⎢

    ⎡=

    1011

    1110

    0111

    H

    k  I DataMatrix T  H P =

    == dG x

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎢⎢⎢⎢

    1111

    0111

    1011

    0011

    1101

    0101

    1001

    0001

    1110

    0110

    1010

    0010

    1100

    0100

    1000

    0000

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    1101000

    0110100

    1110010

    1010001

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    0110100

    1101000

    0000000

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    6/60

      6

    [ ] [ ][ ]Pd d d d d d 

    hhh

    hhh

    hhh

    d d d c k k 

    qk k k 

    q

    q

    k    LL

    L

    MLMM

    L

    L

    M

    LLMM

    L

    L

    L 2121

    21

    22212

    12111

    21

    100

    010

    001

    =

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    =  

    Maka

    [ ]   pccdPdc   ==  

    Jadi urutan bit uji paritas adalah dPc p =  

    Jika urutan bit yang diterima adalahkata kode yang tepat , maka :

    Jika urutan bit yang diterima tepat , maka rumus diatas dapat ditulis dalam persamaan matrixsebagai berikut :

    [ ]   ⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ⎡=+=

    q

    pp I

    PcdcdP0  

    hal ini karena

     pq p c I c   =  Jika tak terjadi kesalahan bit , maka : 0=⊕  pcdP  

    [ ] [ ]   00PPI

    PcdPcdcHq

    pp

    T ==⎥⎥⎦

    ⎢⎢⎣

    ⎡⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    ⎡==  

    Syarat urutan bit yang diterima dekoder tidak terjadi kesalahan bit : 0=T cH   Didalam hal ini , sesuai dengan perhitungan diatas , yang dimaksudkan dengan T  H   adalah :

    [ ]q

    q

    T  I P H 

     I 

    P H    =→⎥

    ⎤⎢⎣

    ⎡=  

    Dalam persamaan matrix

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ==

    qk qq

    hhh

    hhh

    hhh

    L

    MLMM

    MLMM

    L

    L

    21

    22212

    11211

    Hparitasuj iMatrix  

    Contoh :

    Kode (7, 3) dengan matrix uji paritas :

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ==→

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    1000

    0100

    0010

    0001

    1111

    0110

    0011

    1000100

    0100110

    0010111

    0001101

    T  H  p H   

     bitUrutandihitungyang

    dekoder di

     bitUrutan paritasuji

    diterimayang

    0cdP p =⊕

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    7/60

      7

    Kata kode : dGc =  Bila tanpa kesalahan bit maka : 0=T cH   

    Bila terjadi kesalahan bit yang diterima di dekoder , maka vektor kode yang diterima adalah :ecr    ⊕=  

    Jika terjadi kesalahan bit , maka : ( )000   LL≠→≠ ecr   Jika tidak terjadi kesalahan bit , maka : ( )000   LL=→= ecr   

    Syndrome = ( )T T T T T 

    eH eH cH  H ecrH s   +=⊕=⊕== 0  Syndrome = T eH s =  Jika tanpa kesalahan bit , maka : ( )000   LL=s  Jika ada kesalahan bit , maka : ( )000   LL≠s  

    •  Anggaplah bahwa terjadi kesalahan pada bit ke-i 

    [ ]

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎢⎢⎢

    ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅

    ⋅⋅⋅⋅⋅⋅

    ==

    100

    010

    001

    '

    21

    22221

    11211

    LLLL

    LLLL

    LLLL

    LLLL

    LLLL

    LLLL

    qk qq

    hhh

    hhh

    hhh

     I  H  H   

    ( ) ( )   ( )qiiiqk k k 

    qiii

    q

    q

    hhhhhh

    hhh

    hhh

    hhh

     H esSyndrome   ⋅⋅⋅=

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅

    ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅

    ⋅⋅⋅

    ⋅⋅⋅⋅⋅⋅

    === 2121

    21

    22212

    12111

    100

    010

    001

    0100'1

    M

    M

    M

    M

    M

    M

    M

    M

    M

    M

    M

    M

    LL

     

    •  Persyaratan suatu kode dapat dikoreksi  bilamana  terjadi 1 kesalahan  bitadalah :

    o  Semua kolom matrix H  sudah ditentukan nilainya dengan pastio  Semua isi kolom ke-1 s.d. ke-k  sudah tertentu nilainya dengan pastio  q kolom berikutnya merupakan matrix identitas I k  o  Agar matrix identitas  I k   dapat membuat syndrome yang dapat ditentukan

    nilainya, maka harus : ( ) k qq ≥−− 12  o  Misalkan k q   ≥=−→= 6283  o  Jadi kode blok (7, 4) , yang berarti bahwa : memenuhiqk    →=→= 34   ( ) k qq ≥−− 12  

    o  Ketidak samaan (inequity) ( ) k qq ≥−− 12 yang harus dipenuhi bagi kode berkesalahan tunggal adalah hal yang khusus daripada ketidak samaan Ham-

    ming 1212 min   +=→+≥ t d t d   H  H   

    digit ike −

    ( )01000   LLLL=eadalahyakesalahannvektor 

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    8/60

      8

    •  Ketidak samaan Hamming 12   +≥ t d  H    yang dapat digunakan secara umum untuk pengoreksian kode yang mengalami kesalahan t  buah bit , dapat diterangkan dengancontoh berikut ini :

    o  Kode blok ( 7, 3 ) berarti n = 7 ; k = 3 ; q = 4 .

    o  Penerapan ketidak samaan ( ) ( ) 31314212 4 =≥=−−→≥−− k k qq  o  Dengan demikian kode blok ( 7, 3 ) adalah kode yang dapar mengoreksi

    kesalahan tunggal

    o  Contoh kode blok yang tak dapat mengoreksi meskipun kesalahannya tunggaladalah kode bloK ( 6, 4) , yang beratiq =2 ; dengan memasukkan ke ketidak

    samaan ( ) k qq ≥−− 12 , dimana ( ) 431222 =

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    9/60

      9

     

    •  Jarak Hamming : perbedaan banyaknya posisi diantara 2 kata kode apa saja•  Jarak Hamming ini memegang peranan kunci didalam penaksiran kapasitas atau

    kemampuan kode-kode mengoreksi kesalahan

    •  Jarak Hamming = 1212 min   +=→+≥ t d t d   H  H   dimana :

    dikoreksidapatdansalahyang bit banyaknya=t   •  Kode-kode yang dapat mengoreksi kesalahan tunggal : ( ) 31121 min   =+=→=  H d t   • 

    JARAK HAMMING DAN BOBOT HAMMING(HAMMING DISTANCE and HAMMING WEIGHT)

    Sebagai contoh adalah kode blok ( 7, 4) ; Efisiensi kode =7

    4= R  

    •  Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa setip kata kode (setelah dibalik cara penulisannya ) berbeda satu-sama lain , dengan perbedaan paling tidak 3 posisi , yangdapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel kode blok khusus

    •  Jadi jika terjadi kesalahan bit sampai dengan 2 buah , maka kesalahan tersebut tidakakan menyebabkan kodenya menjadi kode yang sama dengan setiap kode lainnya ,apapun juga kode lain itu

    •  Berita dan kata kode (serta berita dan kata kode yang dibalik cara penulisannya) yangmungkin terjadi adalah sebagai tabel berikut ini :

    ( )( )

    ( )( ) 55.012,241224

    52.012,231223

    33.05,15515

    2.02,10410

    EfisiensiKodemaxk n)3t(gandakesalahanmengoreksidapatyangkode-Kode   =

    ⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    11111111110100

    1101001

    1100010

    1011000

    1010011

    1001100

    1000101

    0111010

    0110001

    0101`00

    0110111

    0011101

    0010110

    00010110000000

    11111110

    1101

    110`0

    1011

    1010

    1001

    1000

    0111

    0110

    0101

    0100

    0011

    0010

    00010000

    11111110010111

    1001011

    0100011

    0001101

    1100101

    0111001

    1010001

    0101110

    1000110

    0011010

    1110010

    1011100

    0110100

    11010000000000

    11110111

    1011

    0011̀

    1101

    0101

    1001

    0001

    1110

    0110

    1010

    0010

    1100

    0100

    10000000

    1514

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    10

    menjadidibalik 

    berita No  Berita kodeKata  Berita kodeKata

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    10/60

      10

     

    •  Didalam hal ini penulisan kata kode yang telah dibalik susunannya akan mampumemberi tahu pengguna bahwa kesalahan transmisi telah terjadi , meskipun tidakdapat mengoreksi kesalahan-kesalahan tersebut

    •  Suatu kode khusus ditampilkan pada tabel berikut ini :

    • 

    Contoh : Kode blok(7, 4) ; kode datanya terdiri atas k  bit atau 4 bit ; kode paritasnya terdiri atas q bit

    atau 3 bitJenis kode data yang terdiri atas 4 bit adalah 2k  = 2

    4  = 16 buah .

    Semua jenis kode data yang masing-masing terdiri atas 4 bit dapat digambarkan sebagai berikut :

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    1111

    0111

    1011

    0011

    1101

    0101

    1001

    0001

    1110

    0110

    1010

    0010

    1100

    0100

    1000

    0000

     

    Misalkan matrik uji paritas adalah :

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡=

    34333231

    24232221

    14131211

    hhhh

    hhhh

    hhhh

     H   

    Bit uji paritasnya adalah :

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    11/60

      11

    [ ]⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕⊕

    =⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡==

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    434333232131

    424323222121

    414313212111

    34333231

    24232221

    14131211

    4321

    7

    6

    5

    d hd hd hd h

    d hd hd hd h

    d hd hd hd h

    hhhh

    hhhh

    hhhh

    d d d d dH 

    c

    c

    c

     

    Jika

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⊕⊕⊕⊕⊕⊕

    =⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡→

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡=

    421

    432

    321

    7

    6

    5

    1011

    1110

    0111

    d d d 

    d d d 

    d d d 

    c

    c

    c

     H   

    Rumus untuk kata kode adalah [ ] T k k   H dI PdI dGc   ===  c = Seluruh kata kode yang mungkin terjadi

    ( ) = xW  non-zero weight = pembobot bukan nol = banyaknya bit bukan nol dalam 1 kata kode

    ( ) minmin  H d  xW    =  ; 3121 jikamin

    min   =+==t 

     H  t d   

    •  Untuk kode blok (n, k ) ; berarti q= n - k  •  Misalkan n = 7 ; k = 4 ,  berarti q = m = 3; khusus kode ini memenuhi hubungan :

    12   −= qn   718123 =−=−→  O  Tidak semua jenis kode blok memenuhi hubungan itu ; misalnya kode blok

    (7, 3) ; jika diterapkan rumus diatas , maka 7151161212 4 ≠=−=−=−= qn 

    •  Efisiensi kode = code rate =n

    q

    n

    qn

    n

    k −=−= 1  

    O  Untuk kode blok khusus sebagaimana contoh diatas :12

    1−

    −=q

    q

    n

    k  

    O  Untuk efisiensi kode 11   ≅→≅n

    k  

    O  Untuk kode blok khusus ∞≅→∞≅−→≅−

    →−

    −=≅ qqqq

    qq

    n

    k 2120

    121211  

    Berarti 1>>q  

    d  c

    k  I  P

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    7

    4

    4

    3

    3

    4

    4

    3

    4

    3

    3

    4

    4

    3

    3

    0

    1111111

    0010111

    1001011

    0100011

    0001101

    1100101

    0111001

    1010001

    0101110

    1000110

    0011010

    1110010

    1011100

    0110100

    1101000

    0000000

    1101000

    0110100

    1110010

    1010001

    1111

    0111

    1011

    0011

    1101

    0101

    1001

    0001

    1110

    0110

    1010

    0010

    1100

    0100

    1000

    0000

    ( ) xW   weightzeronon −

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    12/60

      12

    •  Kata kode yang ke-i adalah xi yang terdiri atas :o  mi buah bit berita , dimana  i = 1, 2, 3 …… ko  ci - k   buah bit koreksi, dimana i = k+1, k+2, ……n.

    •  Sebagai contoh adalah sebuah kata kode ( 7,4 )o  ini berarti n = 7 dan k = 4 q = banyak-nya bit uji paritas = 3o   Dengan 7 bit per kata kode berarti banyaknya kode yang bisa terjadi adalah

    = 27  = 128 jenis kata kode yang berbeda satu sama lain

    o  Namun karena kode untuk data hanya terdiri atas 4 bit saja, maka hanyaterdapat 2

    4  = 16 jenis kata kode saja yang digunakan, dari 128 buah jenis

    kata kode yang mungkin terjadi

    o  Bentuk kata kode tersebut adalah : T cccmmmm x ][ 3214321=  o  Jika  H = matrix uji paritas, maka  H   adalah matrix persegi q x n yang

     bentuknya sebagai berikut : 

    o  dimana bagian kanan dari matrix tersebut adalah matrix satuan (unit matrix)q x q 

    o  Dengan pemilihan matrix uji paritas tersebut maka harus dipenuhi : H x = 0  ( dimana x = kode tertentu )

    Dengan demikian :

    [ ]

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    =

    0

    0

    0

    1000

    0010

    0001

    1000

    00010

    0001

    2

    1

    2

    1

    21

    22221

    11211

    2121

    21

    22221

    11211

    M

    M

    M

    LL

    MMMMMMMMM

    LL

    LL

    LL

    LL

    MMMMMMMMM

    L

    LL

    q

    qk qq

    qk 

    qk qq

    c

    c

    c

    m

    m

    m

    hhh

    hhh

    hhh

    cccmmm

    hhh

    hhh

    hhh

     Hx

     

    k  q

    q

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    1000

    00010

    0001

    21

    22221

    11211

    LL

    MMMMMMMMM

    L

    LL

    qk qq

    hhh

    hhh

    hhh

     H 

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    13/60

      13

     

    Maka : 02211   =⊕⊕⊕⊕  jk  jk  j j cmhmhmh   L  ; q j   L,2,1=  Misalkan sebuah kata kode  x  dipancarkan mengalami beberapa kesalahan bit-nya sewaktuditeri-ma di tujuan. Jika kata kode yang diterima adalah y , dimana pola kesalahannya (error- pattern) adalah e.

    Maka y = x⊕ e.Ini berarti setiap kata kode yang diterima adalah iii e x y   ⊕=  dengan k i   L,2,1= .

    Jika⎩⎨⎧

    =→≠→=

    ii

    ii

    i x y

     x ye

    0

    Contoh :

     y

     x

    ]00110[

    ]10010[

    =

    =  →= T e ]10100[  

    Jika di penerima kesalahan e  dapat ditentukan , maka semua kesalahan yang terjadi dapatdiko-reksi. Untuk dapat menentukan kesalahan “e” dari kata kode yang diterima “ y” , makakata kode yang dipancarkan “ x”  harus diketahui.Untuk itu harus dihitung sebuahq-digit syndrome.

    Yang dimaksudkan denganq-digit syndrome adalah : Hys =  

    Lebih lanjut s dapat diuraikan menjadi :  He Hxs   ⊕=  Karena 0= Hx , maka :

     Hes =  Jadi dapat dilihat bahwa jika tanpa kesalahan atau 0=e  maka 0=s .

    Jika berita yang diterima hanya salah 1 digit saja, misalkan yang mengalami kesalahan digitke- j, maka dapat dibuktikan bahwa :

    qj j j hhhs ][ 21   L=  dimana k  j ≤  

    Contoh :Kode ( 7,4 )  berarti k = 4 ; n = 7 ; q =3

    Kode paritas untuk setiap berita adalah :

    q  

     Hc = 0 ( dimana c = kode tertentu yang dikirim) 

    ]Dengan demikian :

    [ ] T qk 

    qk qq

    cccd d d 

    hhh

    hhh

    hhh

    c H    LL

    LL

    MMMMMMMMM

    L

    LL

    2121

    21

    22221

    11211

    1000

    00010

    0001

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    =  

    Kesalahan terjadi padadigit ke-3 dan ke-5

    k  q

    ⎥⎥

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢

    ⎢⎢⎢

    =

    1000

    00010

    0001

    21

    22221

    11211

    LL

    MMMMMMMMM

    L

    LL

    qk qq

    hhh

    hhh

    hhh

     H  q

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    14/60

      14

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    =

    0

    0

    0

    1000

    0010

    0001

    2

    1

    2

    1

    21

    22221

    11211

    M

    M

    M

    LL

    MMMMMMMMM

    LL

    LL

    q

    qk qq

    c

    c

    c

    hhh

    hhh

    hhh

     Hc  

    : 02211   =⊕⊕⊕⊕  jk  jk  j j cd hd hd h   L  ; q j   L,2,1=  

    011001101

    0110;4;3:

    11312114131211

    4321

    =⊕⊕→=⊕⊕⊕⊕→=

    ======chhchhhh j

    d d d d k qUntuk  

    •  Matrix Uji Paritas adalah :

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡=

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡→

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    =

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    =   +

    +

    +

    4

    3

    2

    1

    34333231

    24232221

    14131211

    7

    6

    5

    2

    1

    21

    22221

    11211

    2

    1

    hhhh

    hhhh

    hhhh

    c

    c

    c

    hhh

    hhh

    hhh

    cc

    c

    c

    k qk qq

    qk n

    M

    L

    MMMML

    L

    M

     

    4343332321317

    4243232221216

    4143132121115

    d hd hd hd hc

    d hd hd hd hc

    d hd hd hd hc

    ⊕⊕⊕=⊕⊕⊕=

    ⊕⊕⊕=

     

    •   Nilai syndrome atau s ini sama dengan isi kolom ke- j dari kolom matrix uji paritas H•  Karena itu syndrome memberikan informasi seolah-olah tidak ada kesalahan yang

    terjadi (no error) , atau posisi sebuah kesalahan asalkan semua kolom matrix uji paritas H  adalah berbeda dan bukan nol

    •  Dengan demikian didapatkan kode pengoreksi kesalahan tunggal (jika kesalahan yangterjadi hanya 1, maka langsung dikoreksi) 

    •  Jika digunakan dengan model ini, maka suatu kode(n,k) akan mempunyai ProbabilitasKesalahan : 

    ( )2, nword e PP   ≈  

    ( ) ( ) 2, 122 cnk Pn

    k P nbit e   −≈≈  

    •   Namun kesalahan-kesalahan yang terjadi berulang-ulang (multiple errors) akanmenyebabkan keruwetan atau komplikasi

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    15/60

      15

    o  karena meskipun kesalahan-kesalahan yang sebenarnya itu bisa dihilangkan,tapi akibatnya akan salah didalam membetulkan digit berita lainnya

    o  yang mana beritanya akan menjadi lebih jeleko  Akibatnya dikehendaki kode yang lebih kuat

      kecuali jika c  sebegitu kecil sehingga kesalahan-kesalahan yang berulang akan amat jarang terjadi.

    •  Sayangnya dengan melengkapi suatu syndrome dan matrix uji paritas yang tepat untuk

    mengoreksi kesalahan yang berulang-ulang adalah :o  suatu kerja yang jauh lebih ruweto  Oleh karena itu kode pengoreksi dua kesalahan yang pertama kali dibuat orang

    :  lebih didasarkan pada coba-coba (trial-and-error) daripada dirancang

     berdasarkan metode tertentu.

    •  Akhirnya Slepian pada tahun 1956 mengambil teori koding yang berdasarkansepenuhnya pada matematika, pada saat dia :

    o   berhasil menemukan relasi konsep koding dengan aljabar modern.

    •  Segera setelah itu , dengan memakai teori medan Galois, para ahli yang bernama :o  Bose, Chaudhuri dan Hocquenghem mengembangkan ke-lompok kode yang

    dapat mengoreksi kesalahan yang berulang-ulang (sekarang disebut dengankode BCH (singkatan dari Bose-Chaudhuri-Hocquenghem) yang :  efisien dan mempunyai hubungan relative sederha-na dengan

     persyaratan perangkat keras bagi coding dan dekoding.

    Pendeteksian Kesalahan Dengan Kode Siklis

    -  Meskipun sebagian besar upaya didalam penkodean (coding) yang telah dipelajariadalah yang berkaitan dengan kode-kode FEC = Forward Error Correction , namun pendeteksian kesalahan juga dipakai secara luas dilam komunikasi data modern

    -  Pendeteksian kesalahan tersebut biasanya memerlukan lintasan catubalik dari penerima

    informasi ke pemancar , yang memberi tahu bahwa telah terjadi kesalahan bit yangditerima , yaitu urutan bit informasi tidak cocok dengan urutan bit paritasnya 

    -  Selanjutnya pemancar akan mengirim ulang urutan bit katakode yang benar-  Beberapa versi implementasi FEC adalah dengan cara : 

    o  Pengenalan negatip (NAKs = Negative Acknowledments) berarti lintasancatubalik hanya diterapkan terhadap signal yang diterima salah saja , dimana pemancar akan mengirim ulang signal informasi jika signal NAK diterima

    o  Pengenalan positip (ACKs) berati bahwa lintasan catubalik hanya diterapkanterhadap signal yang diterima dengan benar saja , dimana akan secara otomatisdikirim ulang signal informasi dari pemancar jika tidak diterima signal ACK ,

    selama interval waktu tertentu o  Kombinasi ACK dan NAK  

    -  Cara seperti yang disebutkan diatas disebut ARQ = Automatic Repeat reQuest , atau pengenalan dengan cara teknik pengiriman kembali (retransmission)

    -  Semua jaringan switching data-paket dan jaringan komputer melakukan pendeteksiankesalahan dengan pengiriman kembali bilamana kesalahan terdeteksi 

    -  Contoh jaringan-jaringan tersebut adalah : o  Jaringan-jaringan dengan pembagian waktu (time-shared networks) o  Jaringan-jaringan data untuk masyarakat (public-data networks) 

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    16/60

      16

    o  Jaringan-jaringan perusahaan swasta (private corporate networks) , misalnya perbankan , pemesanan tiket pesawat udara , penjualan produk manufacturesecara eceran , dan sebagainya) dan jaringan-jaringan yang terus berkembang ,yang menggunakan banyak komputer untuk komunikasi data secara bersama 

    -  Jaringan-jaringan ini terdiri atas banyak saluran komunikasi (jalur = link) yangdihubungkan dengan berbagai topologi jaringan , dengan pendeteksian kesalalahandilakukan secara umum terhadap jalur-lalur tersebut

    -  Kode siklis digunakan paling sering digunakan didalam melakukan fungsi pendetek-sian kesalahan -  Blok-blok data yang dikirimkan didalam jaringan-jaringan ini sering kali disebut

    dengan paket -  Paket-paket tersebut dapat berentang dari 500 sampai dengan 1000 bit panjangnya ,

     bahkan lebih -  Jadi pengkoreksian kesalahan untuk kata-kode kode sepanjang itu bukanlah pekerjaan

    yang mudah -  Pendeteksian kesalahan terhadap kata-kata kode yang bit uji paritasnya tetap dapat

    mudah dilakukan 

    -  Adanya q buah bit uji paritas memungkinkan setiap kesalahan lonjakan (burst error)sepanjang q  buah bit (ataupun kurang) tersebut untuk dideteksi kesalahannya (jikaterjadi) 

    -  Pendeteksian tersebut tidak tergantung pada panjang paket data -  Karena pada umumnya dirancang agar qk  >>   (agar efisiensi pengkodean tinggi) ,

    maka deret generator ( ) xg  , atau enkoder siklis jenis-sisa (remaider-type cyclic enco-der) pada umumnya digunakan didalam aplikasi pendeteksian kesalahan tersebut 

    -  Misalkan kode siklis (n, k) , pada pendeteksian ini , dimana 4;6;10   === qk n  

    -  Pada pendeteksian ini , k  buah bit data tersebut dikelompokkan menjadi 

    -  Perlu untuk dicatat bahwa hanya terdapat 1 bit saja didalam setiap lonjakanb buah bit(ataupun kurang) yang akan mempengaruhi setiap bit uji paritas , dan selanjutnya dapatyang dideksi 

    -  Hal ini adalah benar , apakah lonjakan-lonjakan tersebut terjadi dalam salah satu darisegmen-segmen b  buah bit , dimana urutan data telah dikelompokkan , ataupun bertumpang tindih sampai meluberi 2 buah segmen seperti itu 

    -  Sebagai tambahan terhadap pendeteksian sebuah lonjakan didalamb buah bit (ataupunkurang) suatu kode linier dengan bit uji paritas sebanyak q = b buah

    bit akan mendeteksi lonjakan-lonjakan yang lebih panjang dengan

    prosentasi yang tinggi -  Jika sebagian daripada lonjakan b buah bit tersebut menyebabkan : 

    o  b > q , maka yang tetap tak terdeteksi pada kode siklis n, k) adalahq−2  , jika b > q + 1

    o  Jika b = q + 1 maka yang tetap tak terdeteksi pada kode siklis n, k)

    adalah ( )12   −− q  -  Teorema 

    o  ika banyaknya kode paritas q   cukup banyak  , maka hampir

    semua kesalah-an dapat terdeteksi o  Sebagai misal jika 16=q  , maka semua lonjakan kesalahan sebanyak 16 buah

    ataupun kurang akan dapat dideteksi

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    17/60

      17

    o  Jika bagian lonjakan kesalahan yang terjadi menyebabkan 17>b  , maka yangtetap tak dapat dideteksi adalah 616 104..2   −−  xd s (suatu jumlah yang betul-betul

    kecil) o  Untuk membuktikan teorema tersebut , misalkan suatu lonjakan kesalahan

    terjadi di pengelompokan b  buah bits , mulai dari bit yang ke-i dan berakhir

    dengan bit yang ke-   ( )[ ]1−+ bi  o  Dalam bentuk deret lonjakan kesalahan (burst polynomial : ( ) ( ) xb x xb 1'=  o  ( ) xb1  deret berpangkat tertinggi ( ) →−1b   ( ) 111211   +++++++=   −−−−− bbiibb  x x x x x xb   LL  o  Jika diperlihatkan dengan gambar , dimana adanya kesalahan ditunjukkan

    dengan bit 1 , yang terjadi pada bit i dan bit diakhir lonjakan , yaitu bit

    ( )1−+ bi  sebagai berikut ini :

    ( ) ibi  bit1 bit

    11

    LLLL

    LLL

    LLLL

    −+−−−−  

    o  Lonjakan kesalahan sepanjang b buah bit mempunyai kemungkinan sebanyak22   −b  buah simbol (1 atau 0) diantara permulaan dan akhir , yang bedasarkan

    difinisi , masing-masing dikendalai dengan bit 1 (untuk menyatakan bahwa pada urutan bit tersebut terjadi kesalahan)

    o  Hal ini sesuai dengan 22   −b  kemungkinan pattern lonjakan kesalahan disepan-

     jang b buah bit tadi , atau kemungkinan terjadinya 22   −b  buah bentuk daripada

    deret ( ) xb1  o  Oleh karena perhitungan bit uji paritas di penerima dilakukan dengan jalan

     pembagian oleh deret generator ( ) xg   yang mempunyai pangkat tertinggi r   ,satu kesalahan tetap tak terdeteksi  jika dan hanya jika ( ) xb1  dapatdibagi oleh ( ) xg  

    o  Dari sini persyaratan bagi suatu pattern kesalahan lonjakan untuk tetap tak ter-

    deteksi adalah bahwa ( ) xb1  mempunyai  ( ) ( ) ( ) xQ xg xb   =1  o  Karena ( ) xb1  adalah deret dengan pangkat tertinggi ( )1−b  dan ( ) xg  adalah deret

    dengan pangkat tertinggi q   , maka ( ) xQ   adalah deret dengan pangkat tertinggi( )[ ]qb   −−1  

    o  Kemungkinan yang bisa terjadi adalah : 

      Yang pertama adalah : lonjakan kesalahan sepanjang ( ) qb   =−1 ,sehingga pangkat tertinggi daripada ( ) ( )[ ] 01adalah =−− qb xQ   , sehi-ngga ( ) 1= xQ ; dengan demikian hanya terdapat 1 patternlonjakan yang tak dapat terdeteksi

     

    •  agian lonjakan yang tak terdeteksi secara sederhana dirumuskan sebagai

    Bagian dari lonjakan kesalahan yang tak terdetekasi = 22

    1−b  

    =  ( )12   −− q   dimana qb   =− 1  

      Yang kedua adalah jika qb   >− 1  ; oleh karena pangkat tertinggi deret

    ( ) ( )[ ]qb xQ   −−1adalah , dan harus berakhir dengan 1 , maka suku dari- pada deret ( ) xQ  adalah sebanyak ( )[ ]11   −−− qb   , yang masing-masingdengan koefisien 1 atau 0

    KesalahanPattern←

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    18/60

      18

    Bagian dari lecutan kesalahan bit yang tak terdetekasi =  qb

    qb

    22

    22

    11

    =−−−−

     

      Dua kemungkinan hasil yang diperoleh diatas membuktikan bahwakode yang dapat mendeteksi kesalahan dengan bit uji paritas moderatatau cukup , akan mendeteksi kejadian pada sebagian besar patternlonjakan kesalahan

    o  Karena semua jaringan data maupun komputer yang modern menggunakan beberapa

     bentuk deteksi kesalahan dengan teknik ARQ bila menerima paket data yang salah ,maka :

      Pemakaian teknik pendeteksi kesalahan akan dapat mengurangi probabilitas

    terjadinya kesalahan suatu paket data , sehingga menjadiq−2  

      Prosedur deteksi kesalahan yang khusus , mempunyai bit uji paritas denganrentang antara 8 s.d. 32 buah bit

      Standard internasional untuk pengontrolan jalur data (link data control) ,adalah menggunakan protokol HDLC (High-Level Data Link Control) , dima-na pada pengontrolan jalur ini menggunakan :

    •   bit uji paritas sebanyak 16 bit dan deret generator( ) 151216 +++=  x x x xg  

    o  Perhitungan sebenarnya daripada probabilitas kesalahan suatu paket

    atau blok data yang dilindungi oleh suatu bit uji paritas siklis ada-lah :

      sulit dilakukan karena masih kurangnya pengetahuan tentang mekanis-me yang menghasilkan ledakan-ledakan kesalahan khusus

      Jika mekanisme yang dimaksudkan adalah :

    •  noise suhu yng terus-menerus terjadi dan pengaruh-penga-ruhnya diberi model sebagai AWGN = Additive WhiteGaussian Noise , maka :

    o  kesalahan-kesalahan bit yang berturut-turutdidalam suatu burst (lecutanan bit) akan bebassatu sama lain

    o  Probabilitas bahwa suatu paket atau blok sepanjang n bit akan diterima salahadalah :

    ( )[ ]  bitkesalahanas probabilit;1;11   =

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    19/60

      19

    o  Dengan demikian dapat dirumuskan :

    npPb ≅= blok kesalahanasProbabilit  dimana pengamatann berdasarkaditentukanyang parametersuatu= p  

    o  Jadi semakin panjang blok , maka semakin besar kesalahan yang terjadi

    •  Jika dilakukan pengujian siklis , hasil yang sederhana adalah q−2 kejadian kesalahantak dapat dideteksi (hal ini dilakukan dengan menganggap panjang lonjakanb > q  ,atau q >> 1 

    •  Probabilitas kesalahan blok keseluruhan dapat didekati dengan :q

    e npP  −≅ 2  

    •  Contoh :1.

    2.

    Rangkuman

    -  Tekanan pembahasan sistem komunikasi digital ini adalah mengenai pengoptimalanrancangan sistem dengan memaximalkan kecepatan transmisi informasi , yangmenghadapi kendala-kendala berupa daya signal terbatas , noise dan lebar pita

    -  Beberapa aspek optimisasi dibahas dari berbagai sudut pandang-  Dalam pembahasan tentang komunikasi biner , diutarakan tentang pengaturan ambang

     pengambilan keputusan , apakah suatu signal diputuskan bernilai 0 atau 1-  Konsep matched filter dibahas untuk pemaximalan SNR pada transmisi biner-  Ketidak samaan Schwarz digunakan didalam membicarakan jaringan emphasis

    (preamphasis dan deemphasis) yang optimal untuk transmisi analog FM dan AM-  Pembahasan tentang SNR , perubahan lebarpita pada sistem PCM-  Teori Shanon tentang sistem transmisi digital optimum

    -  Pembahasan transmisi optimum dengan cara yang lebih statistik didalam sistem komu-nikasi digital

    -  Prosedur optimisasi pada sistem komunikasi digital berdasarkan minimisasi proba- bilitas terjadinya kesalahan bit , dalam keadaan adanya AWGN

    -  Prosedur ini akan menjawab pertanyaan “apakah ada gelombang-gelombang bineryang optimum dan mekanisme penerima yang optimum untuk meminimalkan probabilitas terjadinya kesalahan

    -  Pembahasan dimulai dari sample-sample signal tunggal yang diterima dan selanjutnyamelakukan generalisasi terhadap sample-sample yang berulang (multiple) secara bebas

    -  Dari probabilitas distribusi yang diketahui dapat diperoleh prosedur pemrosesan opti-mum , yang terdiri atas peningkatan pengaturan perbandingan kemungkinam (like-

    lihood ratio) dan menentukan apakah perbandingan tersebut lebih besar atau lebih kecildibandingkan dengan suatu konstanta yang diketahui-  Sebagai alternatip , prosedur optimum terdiri atas sample-sample signal terima ruang

     berdimensi-m , yang dapat dibagi menjadi 2 daerah untuk pengambilan keputusan yangtidak tumpang tindih (disjoint decision regions)

    -  Dengan melakukan pensignalan multidimensi yang menggunakan signal-signal ortho-gonal M -susun , maka :

    o  dapat diperoleh penurunan probabilitas kesalahan , namun :  memerlukan lebarpita yang lebih lebar  rangkaian memjadi bertambah komplex

    ( )( )( )   ( )( )   ( )

      ( ) ( ) 12145348

    53255 10410

    64

    410

    256

    4

    2

    101000210100032;1000;10   −−−

    −−−− ≅≅≅=≅→===  xPbitsqbitsn p e

    ( )( )( )   ( ) 5855 102256

    1055002105008;500;10   −−−− ≅=≅→===  xPbitsqbitsn p e

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    20/60

      20

    -  Cara diatas adalah hal yang khusus daripada teorema kapasitas kanal Shanon   ,dimana :

    •  secara teoritis dapat dibuat sistem komunikasi dengan probabilitas kesalahanrendah , meskipun terdapat adanya noise AWGN , sehingga :o  dapat dilakukan

    oper si pengkode n d n pendekode n

     seca-ra memuaskan

    o  Hal diatas dimungkinkan asalkan : 

    kecepatan transmisi bit =  R bps tidak melebihi kapasitas kanal , yangmana :  kapasitas kanal tersebut ditentukan oleh :

    •  lebarpita kanal transmisi , daya signal rata-rata dan kerapatanspektral

    -  Penggunaan metode-metode untuk mendeteksi dan mengoreksikesalahan bit adalah :

    o  sebagai suatu cara untuk memperbaiki kinerja sistem komunikasi digital -  Cara yang umum dilakukan untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan bit adalah :

    o  dengan jalan menyisipkan bit-bit uji paritas dalam aliran biner (binary stream) ,sehingga dimungkinkan untuk :

     mendeteksi dan mengoreksi kesalahan dalam jumlah tertentu-  Langkah yang diambil dalam hal ini adalah :

    o  memilih kode yang mendekati kinerja kesalahan yang diramalkan oleh Shanon

    PEMBUATAN KODE SIKLIS

    •  Deret generator ( ) xg  langsung dapat digunakan untuk pembuatan kode siklis•  Pembuatan kode secara serial dapat dilakukan dengan mengimplementasikan register

    geser

    •  Dasar pemikirannya sebagai berikut :•  Berdasarkan rumus untuk deret katakode = ( ) ( ) ( ) xg xa xc   = , dimana :

    o  deret urutan data : ( ) k k k  d  xd  xd  xd    +++=   −

    −1

    1

    1   L   ; derajat (pangkat tertinggi)

    deret ini adalah ( )1−k   o  namum derajat deret urutan data bisa menjadi kurang dari ( )1−k   jika 01 =d   

      hal ini tergantung pada nilai-nilai bit data

    o  operasi ( ) xd  x k n− akan menghasilkan deret berderajat ( ) ( ) ( )11   −=−+− nk k n   ,atau lebih kecil bila koefisien dari suku deret yang berpangkat ( )1−n  adalah 0

    o ( )

    ( )  ( ) ( ) xr  xq

     xg

     xd  x k n+=+=

     pembagianhasilsisa pembagianhasil  

    o  Derajat deret ( )( ) xg

     xd  xk n−

    adalah :

    ( ) ( ) ( ){ }[ ]   ( ) 11rtinggi pangkat te1   −=−−==−−+− k qnq xgk k n  

    o  Deret kata kode =   ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) xr  xd  x xg xa xc k n +==   −  

    ( )  ( )

    ( )( )

    ( ) xg xd  x

     xg

     xd  x xr 

    k nk n   −−

    ==  pembagianhasilsisarem  

    Contoh :

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    21/60

      21

    Buktikan bahwa kode ( )3,7 jika kode datanya = 111=d    , maka kata kodenyaadalah : ( )1110100=c  

    Bukti :

    ( )  ( )

    ( )

    ( )

    11

    1remrem

    234

    456

    234

    237

    +++

    ++=

    +++

    ++==

    −−

     x x x

     x x x

     x x x

     x x x

     xg

     xd  x xr 

    k n

     

    2 x  

    1234 +++  x x x   456  x x x   ++  

    ( )  ( )

    ( )  ( )1001rem 22 ++===

     x x x xg

     xd  x xr 

    k n

     

    Jadi ( ) ( ) ( )[ ]   ( )1110100100,1110remkoefisien-koefisien,   === d c  

    Arithmatika polynomial 

    Sebelum menentukan deret generator ( ) xg , akan dibahas lebih dahulu tentang arithmatika(perhitungan aljabar) perkalian dan pembagian polynomial sebagai berikut :

    •  Misalkan ( ) 112

    210

    −−++++=

    k   Dw Dw Dww Dw   LL  adalah deret ukur , dimana nilai

    setiap 1012,1,0

    atauwk  j

     j   =−=   LL

     

    • 

    Jika semua nilai ( )12

    12,1,0 11

      −

    −= ++++=→=k 

    k  j j  D D D Dww

      LLLL  

    o  Jika ( ) 3214  D D D Dwk    +++=→=  

    •  Jika untuk 6=k   tidak semua12,1,0   −= k  j

     jwLL

     bernilai 1 , misalnya :

    o  1;1;0;0;1;1 543210   ====== wwwwww  , maka :

      ( ) 554

    41  Dw Dw D Dw   +++=  •  Polynomial tersebut memberi gambaran yang sesuai dengan vektor informasi – k bit :

    1210   −= k wwwww   LL  •  Perhatikanlah beberapa polynomial berikut :

    ( )

    ( )

    ( )

    ( ) 112

    210

    1

    1

    2

    210

    1

    1

    2

    210

    1

    1

    2

    210

    −−

    −−

    −−

    −−

    ++++=

    ++++=

    ++++=

    ++++=

    n

    n

    n

    n

    n

    n

    n

    n

     De De Dee De

     D x D x D x x D x

     D y D y D y y D y

     Dg Dg Dgg Dg

    LL

    LL

    LL

    LL

     

    •  Penjumlahan modulo-2 daripada 2 buah polynomial , misalnya :( ) ( ) ( ) De D x D y   +=  

    ( ) 112

    210

    1

    1

    2

    210

    −−

    −−   +++++++++=

    n

    n

    n

    n  De De Dee D x D x D x x D y   LLLL  

    2456  x x x x   +++

    ( ) 1111 2 ++=→=  x x xd d 

    2 rem  x=

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    22/60

      22

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 1112

    221100

    1

    1

    2

    210

    −−−

    −−   ++++++++=++++=

    n

    nn

    n

    n  De x De x De xe x D y D y D y y D y   LLL

    Jadi :

    111

    111

    000

    −−−   +=

    +=+=

    nnn e x y

    e x y

    e x y

    Secara umum :  j j j e x y   +=  •  Perkalian daripada 2 polynomial , misalnya :

    ( ) ( )   { }{ }112210112210 −−−−   ++++++++= nnnn  Dw Dw Dww Dg Dg Dgg Dw Dg   LLLL  ( ) ( )

    22

    11

    1

    2111

    1

    01

    11

    3

    21

    2

    1101

    1

    10

    2

    201000

    −−−

    +−−

    −−

    −−

    ++++++

    +++++++++=n

    nn

    n

    n

    n

    n

    n

    n

    n

    n

    n

    n

     Dwg Dwg Dwg Dwg

     Dwg Dwg Dwg Dwg Dwg Dwg Dwgwg Dw Dg

    LL

    LL

    ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

    ( ) ( )   LLL   ++++++++++

    +++++++++=−

    −−−−

    −−−−

    2

    423120

    1

    01222110

    113

    032130

    2

    0211200110

    0

    00

    n

    nnn

    n

    nnnn

    n

    n

     Dwgwgwg Dwgwgwgwg

     Dw Dwgwgwg Dwgwgwg Dwgwg Dwg Dw Dg

    Dapat ditulis :

    ( ) ( ) ( )

    ( )( )

    ( ) 000

    3

    12213

    2112

    1

    1

    g   Dw

     Dwgwgwg

     Dwgwg

     Dwg Dw Dg

    n

    k k nk k nk k n

    nk k nk k n

    n

    k k n

    +

    +++++

    =

    −−−−−−−−−

    −−−−−−

    +−−

    M

     

    Kata kode keluaran adalah :

    iq

    q

    i

    iq gw x −=∑=

    0

     

    dimana perhitungan dan rangkaian berikut ini secara konsep dapat digunakan untuk me-

    nggambarkan perkalian ( ) ( ) ( ) Dg Dw D x   =

     

    Untuk menghitung persamaan diatas dapat dilakukan dengan menggunakan rangkaianlogika berikut :

    04132231404

    031221303

    0211202

    01101

    000

    4

    3

    2

    1

    0

    gwgwgwgwgw xq

    gwgwgwgw xq

    gwgwgw xq

    gwgw xq

    gw xq

    ++++=→=+++=→=

    ++=→=+=→=

    =→=

     

     X X  X  X X

    3 n-k21

    k ng − 1−−k ng 2−−k ng 3−−k ng 0g

    1210 ,,,, −− nn  x x x x   L

    Masukan

    1210 ,,,, −− k k  wwww   L

    Keluaran

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    23/60

      23

     

    Cara kerjanya :

    •  Koefisien-koefisien ( ) Dw  adalah masukan pertama pada saat awal dengan 1−k w  •  Keluaran pertama adalah k nk n gw x −−−   = 11  •  Register geser (shift-register) selanjutnya dikunci sekali sehingga 1−k w  disimpan di

    register 1

    •  Keluaran 1122   −−−−−−   ⊕= k nk k nk n gwgw x  •  Register geser totak dikunci sebanyak ( )1−n  kali , untuk menghasilkan semua

    koefisien daripada ( ) D x  •  Setelah koefisien masukan yang ke-k  , maka bit-bit 0 adalah masukan ke register ge-

    ser ; cara ini akan sangat menyederhanakan pengenkodea kode-kode siklis•  Selanjutnya perhatikan hasil-bagi daripada•  Sebagai misal ( ) ( ) 3542 1;1  D D Dg D D D D D x   ++=++++=  , maka :

    •  Perlu untuk diperhatikan bahwa hampir dalam semua kasus , hasil bagi polynomialmenghasilkan sisa

    •  Sisa hasil bagi ini ditulis dengan : ( )   ( )[ ]   ( ) D D x R  Dg   ρ =  

    SIFAT-SIFAT KODE SIKLIS

    •  Untuk setiap kode siklis ( )k n, , semua vektor kode ( deret ukur kode = code- polynomial ) dapat dinyatakan sebagai :

    o  Hasil kali dari suatu deret generator ( ) Dg  , yang mempunyai derajat k nq   −=  dengan deret berita ( ) Dw  yang mempunyai derajat 1−k   

    o  Hasilkali ( ) ( ) ( ) Dg Dw D x   =  mempunyai derajat ( ) ( ) 11   −=−+− nk nk   o  Karena setiap berita terdiri atas k  buah bit , maka akan terdapat k 2 buah

    kemungkinan berita , sehingga akan terjadi k 2 buah deret ukur yang berbeda

    ( ) 112

    210

    −−++++=

    k   Dw Dw Dww Dw   LL , sesuai dengan semua bilangan biner

    yang mungkin terjadi untuk mengisi nilai koefisien  jw  

    o  Terdapat k 2 buah katakode yang munkin terjadi

    ( ) ( ) Dg D x   −

    13 ++ D D 1245 ++++  D D D D bagiHasil12 →++ D D

    235  D D D   ++

    134 +++  D D D D D D   ++ 24

    123 ++ D D1

    3

    ++  D DSisa2 →+ D D

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    24/60

      24

    •  Kata kode untuk suatu kode siklis biner dapat mudah dihasilkan dengan menggunakanrangkaian sebagai berikut :

    •  Beberapa sifat penting daripada deret generator adalah sebagai berikut :o  Deret generator untuk setiap kode siklis adalah suatu faktor daripada 1+n D  o  Karena itu akan tidak terdapat sisa jika dilakukan proses pembagian yang

     panjang daripada 1+n D  oleh ( ) Dg  

    o  Setiap deret berderajat k n −   , yang mana adalah sebuah faktor daripada1+n D , adalah generator polynomial untuk suatu kode siklis ( )k n,  

    o  Derajat dari deret generator selalu k n −  o  Pergeseran siklis ke-q daripada suatu katakode , adalah sisa daripada hasilbagi

    ( ) D x Dq  oleh 1+n D  •  Deret generator ( ) k nk n  Dg Dgg Dg

      −−+++=   L10 untuk kode siklis , adalah matrix

    generator n xk   sebagai berikut :

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢

    ⎢⎢

    =

    −−−

    −−−

    k n

    k nk n

    k nk n

    k n

    ggg

    gggg

    gggg

    ggg

    G

    L

    MMMMMMMMMLL

    LL

    LLL

    10

    110

    110

    10

    00000

    000

    000

    000

     

    •  Matrix uji paritas untuk kode siklis adalah :

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    =

    01

    11

    011

    01

    00000

    0000

    000

    000

    hhh

    hhh

    hhhh

    hhh

     H 

    k k 

    k k 

    k k 

    k k 

    L

    MMMMMMMMM

    LL

    LL

    LLL

     

    Dimana ( ) k k  Dh Dhh Dh   +++=   L10  , adalah hasil pembagian daripada 1+n D  

    oleh ( ) Dg  o  tidak terdapat sisa jika dilakukan proses pembagian yang panjang daripada

    1+n D  oleh ( ) Dg  (sesuai dengan sifat 2 )

     X X  X  X X

    3 n-k21

    k ng − 1−−k ng 2−−k ng 3−−k ng 0g

    1210 ,,,, −− nn  x x x x   L

    Masukan

    1210 ,,,, −− k k  wwww   L

    Keluaran

    ⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢

    =

    01

    11

    011

    01

    00000

    0000

    000

    000

    hhh

    hhh

    hhhh

    hhh

     H 

    k k 

    k k 

    k k 

    k k 

    L

    MMMMMMMMM

    LL

    LL

    LLL

    22   +k 

    1+k 

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    25/60

      25

     

    •  ( ) ( ) 3542 1dibagi1  D D Dg D D D D D x   ++=++++=  

    Kode-Kode Hamming•  Kode-kode Hamming adalah sekelompok kode yang ditemukan oleh R. W. Hamming

    (1950)

    •  kode-kode Hamming ini semuanya mempunyai jarak minimum 3 , yang dapat :o  mengoreksi sebuah kesalahan tunggal (t = 1) didalam suatu kelompok no  mendeteksi semua kesalahan ganda

    •  Kode-kode Hamming adalah kode-kode sistematis siklis linier•  Kode-kode Hamming dengan 12   −=  jn  dan  jnk    −=  akan ada jika interger 3≥ j  

    •   Nilai kode atau Efisiensi kode =12

    12

    −−−

    == j

     j j

    n

    k  R  

    •  Tabel nilai kode atau efisienssi kode R  :

    %991023101310

    %985115029

    %972552478

    %941271207

    %9063576

    %8431265

    %7315114

    %57743

    / nk  Rnk  j   =

     

    •  Kode-kode Hamming selalu ditentukan oleh matrix uji paritas  H   , yang banyakkolomnya =  jk n   =−  dan banyak barisnya = n  

    •  Kolom-kolom tersebut terdiri atas semua vektor komponen -  j  yang bukan nol

    q2

    q

    ⎥⎥

    ⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢

    ⎢⎢⎢⎢

    =

    −−−

    −−−

    k n

    k nk n

    k nk n

    k n

    ggg

    gggg

    gggg

    ggg

    G

    L

    MMMMMMMMM

    LL

    LL

    LLL

    10

    110

    110

    10

    00000

    000

    000

    000

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    26/60

      26

    •  Contoh :o  Matrix uji paritas untuk kode Hamming (7,4) adalah :

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡=

    0110100

    0111010

    1101001

     H   

    o  Matrix generator untuk kode-kode Hamming diperoleh dengan menggunakanhubungan :

    1,1,0,1,1,0,   −−−= k mmmk nmmmm www x x x x   LL  

    [ ]

    ⎥⎥⎥⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢⎢⎢⎢

    =

    −−−−−

    −−

    −−

    −−

    1000

    0100

    0010

    0001

    1,11,10,1

    1,21,20,2

    1,11,10,1

    1,01,00,0

    1,1,0,

    LL

    MMMMMMMMM

    LL

    LL

    LL

    L

    k nk k k 

    k n

    k n

    k n

    nmmmm

    ggg

    ggg

    ggg

    ggg

    www x  

    [ ]Gwww x nmmmm 1,1,0,   −=   L  asalkan kode-kodenya linier sistematis

    • 

    Generator polynomial ( ) Dg adalah :o  Anggota dari kelas polynomials tertentu yang disebut dengan polynomials primitip

    o  Tabel singkat daripada polynomial primitip yang dapat digunakan sebagaigenerator bagi kode-kode Hamming , sampai dengaan panjang =

    12   −= k n adalah sebagai beri-kut :

    Pengenkodean Kode-kode Hamming

    •  Enkoder yang digunakan bagi kode-kode Hamming terdiri dari berbagai bentuk :o  Jika kecepatan pengenkodean tidak kritis , maka :

      Enkoder dapat diimplementasikan / dilakukan dalam software , dengan jalan menghitung perkalian ma-trix generator secaaara langsung

    o  Jika kecepatan pengenkodean kritis , biasanya diguna-kan implementasi yang

    lain•  Gambar berikut ini melukiskan implementasi secara langsung bagi suatu enkoder

    Hamming , yang dapat dibuat dengan memakai rangkaian logika berkecepatan tinggi

    • •  Register geser ( )bitsk  1−  dipuncak gambar menerima bit-bit in-formasi dari sumber

    data

    •  Setelah register masukan terisi , maka keluaran modulo-2 adders adalah simbol-simbolkata kode yang benar

     j

    3456

    7891011

    1 + D + D 2  1 + D + D 4  1 + D + D 5  1 + D + D 6  

    1 + D 3  + D 7  1 + D 2  + D 3  + D 4  +D 8  1 + D 4  + D 9  1 + D 3  + D 10

    1 + D 2  + D 11 

     j

    14151617

    1819202122

    1 + D + D 6  + D 10  +D 14

    1 + D + D 15  1 + D + D 3  + D 12  +

    D 16

    1 + D 3  + D 17  1 + D 7  + D 18  1 + D 2  + D 3  + D 4  +D 8  1 + D 3  + D 20  

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    27/60

      27

    •  Setiap simbol adalah suatu “penjumlahan modulo-2” daripada bit-bit informasitertentu , yang ditentukan oleh matrix gene-rator

    •  Generator matrix dapat diperoleh daari generator polynomial , dengan cara sebagai berikut :

    • 

    •  Biasanya, banyaknya bit uji paritas < banyaknya bit kharakter, agar efisiensi kode >50 %

    •  Dengan demikian daya yang digunakan untuk pengiriman kode sebagian besardigunakan untuk keperluan pengiriman kode kharatter.

    •  Bit uji paritas tersebut isinya tergantung pada kode kharakter•  Tiap-tiap kharakter mempunyai bit-bit penguji sendiri-sendiri•  Banyaknya bit uji paritas tersebut paling sedikit sebanyak 3 bit•  Banyaknya perbedaan bit tersebut disebut dengan jarak Hamming (Hamming

     distance)

    •  Jadi untuk kode ( 7,4 ), dimana :o   banyaknya bit seluruhnya 7== n  o   banyaknya bit untuk kharakter 4== k   o   banyaknya bit uji paritas adalah 3=−== k nq  

    o  karena itu untuk kode ( 7 , 4 ), jarak Hammingnya adalah 134   =−=−= qk   •  Kode yang mengikuti aturan ini disebut dengankode Hamming •  Syndrome s  pada kode belitan (convolution code) terdiri atasq bit •  Sebagai contoh jika : 

    o   banyaknya bit keseluruhan 7== n  o   banyaknya bit uji paritas = 4=q  o  maka banyknya bit kharakter 347   =−=−== qnk  . 

    •  Jika tanpa kesalahan penerimaan bit, maka :o  syndrome nya adalah = 000=s  o  Jika syndromnya =   →= 001s maka terjadi kesalahan pada bit ke-1 (dari yang

     paling kiri atau LSB)o  Oleh karena itu diperlukan petunjuk (n + 1)  buah kesalahan (dibuktikan

     pada contoh dihalaman berikutnya)o  Apa yang ditunjukan pada contoh itu adalah tentang kode yang :

      “tanpa kesalahan” (no error)  satu kesalahan pada setiap digit dari kata kode   lebih dari satu kesalahan pada setiap digit dari kata kode , sampai

    dengan seluruh digit kata kode salah

      adanya 2q buah kemungkinan syndrom yang berlain-an •  Sebagai contoh, untuk menjelaskan pernyataan diatas , diam-bil :

    o  suatu kode yang banyaknya bit keseluruhan 743   =+=+== qk n  o 

    Untuk kode kharakter 000 :1. Jika tanpa kesalahan penerimaan, syndrome-nya 000== s  2. Jika terjadi kesalahan pada bit pertama (LSB) 001=→ s  3. Jika terjadi kesalahan pada bit kedua 010=→ s  4. Jika terjadi kesalahan pada bit ketiga 100=→ s  

    5. Jika terjadi kesalahan pada bit pertama dan kedua011

    =→s

     

    6. Jika terjadi kesalahan pada bit pertama dan ketiga 101=→ s

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    28/60

      28

     

    •  Banyaknya bit kharakter 3== k   •  Semua kharakter yang mungkin terjadi = 2k  = 23 =8, yaitu :

    o  000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, 111

    •  Maka pada kode Hamming ini :•   banyaknya bit uji paritas dan bit berita adalah sesuai dengan hubungan berikut :

    12   += nq  ( )1log2   += nq  

    dimanaq = banyaknya bit uji paritas ;

    n = banyaknya bit keseluruhan untuk kata kode

    •  Efisiensi kode ( )1log1

    11 2   +−=−=−

    === nnn

    q

    n

    qn

    n

    k  R  

    •  Jika nilai n  semakin besar, maka effisiensi kode akan semakin tinggi sebagaimanacontoh berikut :

    %66.7615

    11

    15

    414;15

    %14.577

    4

    7

    313;7

    %33.333

    212;3

    ==−=→==

    ==−=→==

    =−=→==

     Rqn

     Rqn

     Rqn

     

    •  Matrix uji paritas dapat dibentuk dengan lebih mudah•  Dengan hanya 1 kesalahan digit, misalkan digit yang ke- j,  maka syndrome

    =s kolom ke-j matrix H  •  Untuk kata kode Hamming ( 7, 4 ), maka sebagai contoh matrix uji paritas = H adalah

    :

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡=

    1010101

    1100110

    1111000

     H   

    Banyaknya kolom = n = 7

    •  Dibandingkan dengan matrix uji paritas pada kode blok sebelumnya, dapat dilihat bahwa

    o  k ode Hamming ini bukan kode yang sistematis o  Hal ini disebabkan bahwa posisi-posisi digit uji paritas harus sesuai dengan

     kolom-kolom H yang hanya mempu-nyai sebuah digit 1 

    Banyaknya baris = q = 7 – 4 = 3

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    29/60

      29

      dalam hal ini, jika dilihat dari matrix  H   diatas , maka kolom-kolomyang memenuhi syarat adalah kolom ke-1 dan kolom ke-2 saja

    •  Untuk lebih jelas, perhatikan kata kode ( 7, 4 ) berbentuk sebagai berikut :T 

    mmmcmcc x ][ 4323121=  •  Digit-digit paritasnya adalah sesuai dengan persamaan beikut :

    4323

    4312

    4211

    mmmc

    mmmc

    mmmc

    ⊕⊕=⊕⊕=

    ⊕⊕=

     

    •  Contoh : Untuk kata kode dengan :

    111111

    010110

    010110

    1;1;1;0

    3

    2

    1

    4321

    =→=⊕⊕==→=⊕⊕==→=⊕⊕=

    ====

    diambilc

    diambilc

    diambilc

    mmmm

     

    •  Maka kata kode tersebut adalah :

    T mmmcmcc x

    ]1111000[

    ][ 4323121

    =

    •  Perhatikan, bahwa kata-kode ini sama dengan baris pertama dari matrik H diatas tadi•  Selanjutnya dibuat tabel kode Hamming sebagai berikut :

    o  Jika n = 7, maka banyaknya kode blok yang mungkin terjadi adalah27  = 128 buah

    o  Jika banyaknya bit untuk sebua berita adalah k = 4, maka hanya 24 = 16 buahkode blok yang digunakan untuk mewakili seluruh berita yang mungkin terjadi

    o Tabel untuk kode blok adalah sebagai berikut

    •  Jika penulisan kode berita dilakukan secara pembacaan terbalik, artinya jika kodeuntuk menyatakan nilai suatu level amplitudo, misalnya amplitudo yang terdiri atas 4

    Nomor

    Berita

    Kode

    BeritaKata Kode

    012345678

    91011121314

    15 

    0000

    0001

    0010

    0011

    0100

    0101

    0110

    0111

    1000

    10011010

    1011

    1100

    1101

    1110

    1111 

    0000000 1010001 1110010 0100011 0110100 1100101 1000110 00101111101000

    011100100110101001011101110000011010101110

    1111111 

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    30/60

      30

    level, yang biasanya bilangan binernya adalah 0100 dibalik penulisannya menjadi dariarah sebelah kanan sehingga menjadi 0010 , ma-ka :

    o  tabelnya akan berubah menjadi tabel kode Hamming berikut ini :

    Berdasarkan tabel kata kode yang terdapat pada halaman sebelum-nya, maka dapat dilihat bahwa setiap kata kode yang digunakan un-tuk menyatakan sebuah berita, maka :

    •  Setiap kata kode yang berturutan nilainya berbeda 3 posisi•  Berita berbeda dapat mempunyai bit uji paritas yang sama•  Bit uji paritas ditulis mendahului bit data•  Dengan demikian 1 atau 2 kesalahan transmisi tidak akan dapat mengubah suatu kata

    kode menjadi kata kode yang lain

    •  Karena itu dekodernya akan dapat memberitahukan kepada pengguna bahwa telahterjadi kesalahan transmisi (meskipun tidak dapat mengoreksi kesalahan tersebut  

    •   Namun jika terjadi 3 kesalahan transmisi maka akan dapat mengubah kata kode yangdipan-carkan menjadi sebuah blok yang sama dengan kata kode yang memenuhi syarat

    •  Karena itu dekodernya tidak akan dapat mendekti dan mengo-reksi kesalahan.Tabel tertentu yang dibuat sebagai contoh tersebut adalah termasuk kelompok kode Hamming

    No

    012

    34567891011121314

    15

    Berita

    0000

    1000

    0100

    11000010

    1010

    0110

    1110

    0001

    1001

    0101

    1101

    0011

    1011

    0111

    1111 

    Kata kode

    0000000 1101000 0110100 

    1011100 1110010 0011010 1000110 0101110 1010001 0111001 1100101 0001101 0100011 1001011 0010111

    1111111 

    Jika kata kode untuk berita nomor 2 yaitu 0110100 dikirimkan dan kesalahan terjadi pada posisi 1, 2dan 4, maka :

    •  signal yang salah tersebut adalah :“1011100” , yang mana berarti sama dengan kata kodeuntuk berita nomor 3

    •  Karena itu detektor akan menganggap berita nomor 2 sebagai berita nomor 3•  Jadi dengan terjadinya 3 kesalahan, maka detektor tidak dapat mendeteksi kesalahan tersebut•  Jika kesalahan lebih dari 3 bit, maka hanya akan dapat mende-teksi kesalahan jika kata kode

    yang diterima (atau vetor yang diterima) tidak sama dengan kata kode yang ditunjukkan padatable

    •  Banyaknya perbedaan diantara sepasang kata kode yang berturutan, misalnya xm dan  xm’  ,adalah sesuatu yang benar-benar penting dan disebut dengan :

    o   jarak Hamming ( Hamming –distance )

    •  Simbolnya adalah d  H  atau d  H ( xm , xm’ ) 

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    31/60

      31

    •  Pada tabel tersebut terdapat 3 buah jarak Hamming minimum•  Ketiga jarak Hamming minimum tersebut dapat digunakan untuk mengoreksi sebuah

    kesalahan transmisi tunggal didalam setiap blok kata kode yang dipancarkan

    •  Hasil penjumlahan kedua kata kode yang berturutan ini dinamakan dengan jarakHamming.

    Jadi :Kata kode nomor 2 = x2 = 0110100

    Kata kode nomor 3 = x3 = 1011100 

     Jarak Hamming = d  H  = 1101000

     Bobot Hamming (Hamming-weight) = banyaknya angka 1 pada setiap kata kode

    Contoh :Kode Hamming ( 7,4 )  sebagaimana diberikan pada tabel kode Hamming diatas, misalkanmempunyai keluaran kanal simetrik biner seperti yang dituliskan berikut ini :

     y = 1011010Detektor menghitung jarak-jarak Hamming antara  y dan semua kata kode yang mungkinterjadi xm .

    Keluaran dekoder mengistimasikan  x&

     adalah m x  yang mempunyai jarak minimum dari y.Dari tabel kode Hamming, kata kode nomor lima adalah : x5 = 0011010.Jarak Hamming antara y dan x5 adalah  pertambahan modulo-2 antara y dengan kata kode x5,yaitu 1011010 + 0011010 = 1000000.Bobot Hamming-nya = 1 = jarak Hamming minimum.Jadi jarak Hamming minimum antara y dan  xm akan terjadi antara y dengan kode berita untuk x5 = 0011010 . 

    Probabilitas Kesalahan Blok

    Probabilitas kesalahan blok =  BP   daripada kode-kode yang dapat mengoreksi kesalahan

    tunggal adalah :

    •  Probabilitas dua atau lebih kesalahan terjadi selama transmisi

    •  Probabilitas kesalahan Blok = ( ) ( )∑−

    =

    −−−−−=12

    1

    1111

     j

     j

    nn

     B  p p pP  

    •  Terdapat sebuah “pattern kesalahan” tunggal , dengan tanpa kesalahan , yang manaterjadi dengan probabilitas = ( ) n p p   −1

    •  Terdapat 12   − j  pattern kesalahan dengan sebuah kesalahan tu-nggal , yang mana terjadi

    dengan probabilitas = ( )

    1

    1

      −

    n

     p p  •  Berikut ini gambar yang melukiskan probabilitas kesalahan blok  BP   sebagai fungsidaripada = p   probabilitas daripada fungsi pin-dah silang (crossover) BSC (BinarySymetric Code) , untuk kode-kode Hamming , berdasarkan tabel berikut :

    • 

    Vektor Kesalahan

    +

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    32/60

      32

    Jika kata kode x m ditransmisikan menggunakan Kode Simetrik Biner ( BSC = Binary Sym-metric Code ) , maka selama transmisi kesalahan dapat terjadi.

    Vektor kesalahannya dapat ditulis sebagai 1210   −⋅⋅⋅⋅⋅= neeeee  Jika salah satu atau lebih dari nilai vektor tersebut adalah “1”, maka telah terjadi kesalahantransmisi diposisi bit tersebut.Contoh :

    0011101

    0001011

    0010110

    =→=→

    =→

     yditerima yangVektor 

    ekesalahanVektor 

     xkodekataVektor  m

     

    Jika kanal dianggap tak bermemory, maka probabilitas terjadinya kesalahan pada setiap sim- bol tertentu adalah tak tergantung pada semua simbol yang lainnya.Jadi pada kode simetrik biner, probabilitas-probabilitas transisi  ( transition probabilitiesBSC ) adalah konstan untuk seluruh transmisi.Maka :

    ( )''1

    'Pr ][Pr  nn

    n

    n x y x y

    Π=  

    Untuk BSC,  p p   −==→== 1)11Pr()00Pr()10Pr()01Pr(Dengan demikian probabilitas bahwa BSC menyebabkan terjadinya vektor kesalahan :

    )1()1()1()1(]1101000[:1101000  p x p x p x p x p x p x pePadalahe   −−−−===  Secara umum, probabilitas bahwa BSC menyebabkan kesalahan-kesalahan kanale’  pada po-sisi tertentu didalam blok kata kode yang panjangnya n adalah :

    '' )1(

    '

    Pr  ene  p p

    kodekatadalam

    tertentulokasilokasi

     padaekesalahan−−=

    ⎥⎥⎥

    ⎢⎢⎢

    ⎡−  

    Hasil diatas tersebut digunakan untuk mencari ],Pr[ m x y  yaitu Probabilitas y = signal ter-

    tentu yang diterima jika signal yang dikirim adalah xm .Rumus lainnya yang dapat digunakanadalah :

     H  H  d d 

    m  p p x y )1(]Pr[   −=  Pada kode Hamming ini untuk memeriksa kesalahan kode dilakukan secara kontinyu, dengancara yang dikenal dengan nama pembelitan atau konvolusi (convolution).Untuk menggambarkan kode Hamming ini secara lebih jelas, dimisalkan setiap kharakteryang dibuat menjadi kode terdiri atas k buah bit, dan disebut dengan kode asli.  Setelahmasing-masing kharakter diberi bit-bit penguji-nya masing-masing, jumlah bit untukmenggambarkan setiap kharakter menjadi  n buah bit. Jadi banyaknya bit penguji adalahsebanyak m = (n-k) buah bit.

    Maka Efisiensi kode = %100nk =η  .

    Kelompok kode yang termasuk dalam kode Hamming ini dapat ditulis sebagai berikut :

    ( )   ( ) ( ){ }mk n mm −−−= 12,12,dimana :

    n = jumlah bit total untuk menyatakan kharakterm = banyaknya bit penguji

    k = banyaknya bit asliJadi jika banyaknya bit penguji 4=m , maka :

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    33/60

      33

    kode seluruhnya adalah 15124 =−=n  dengan jumlah bit penguji sebanyak   1141212 4 =−−=−−= mk  m  bit

    Dengan demikian kode aslinya adalah :

    ( ) ( )11,15,   =k n  Jika m = 3 bit, maka 4312712 33 =−−==−= mdann  ; kodenya =Contoh kode (7,4) adalah  :

    •  Kode asli  tersebut secara seri digeser  melalui register geser sehingga  padasetiap penggeseran akan menghasilkan kode yang terdiri atas n buah bit  

    •  Hal ini dapat dicapai dengan jalan membuat rangkaian tertentu yang dapat memenuhikebutuhan yang diinginkan

    •  Teknik yang diterapkan untuk mencapai keinginan itu adalah dengan menggunakanrangkaian sebagai berikut :

    Coding untuk Kanal Simetrik Biner(BSC =Binary Symetric Channel)

    Shanon  telah mendemonstrasikan jika  kapasitas kanal transmisi melebihi  ba-

    nyaknya bit per detik yang melewatinya , maka :

    dimungkinkan diperoleh transmisi bit-bit tanpa kesalahanJadi jika C = kapasitas kanal transmisi ; R = banyak bit yang dikirimkan per detik .Maka jika C ≥  R akan dimungkinkan transmisi bit-bit tanpa kesalahan 

    Dasar-dasar Teori Informasi

    Sebelumnya sudah dibahas bahwa :

    •  signal yang mengandung informasi yang dibangkitkan di pemancar tidak dapatditerjemahkan secara benar di penerima . sebagai akibat :•  adanya signal yang mengalami cacat di kanal antara pemancar dan penerima •  Cacat ini menyebabkan  matched filter detector di penerima membuat

     kesalahan 

    •  Disain sistem komunikasi yang baik akan dapat :•  meminimalkan kemungkinan matched filter tersebut membuat kesalahan dengan

    cara :

    •  melebarkan lebarpita 

    mk 

    n

    1001001

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    34/60

      34

    •  menambah daya pancar •  sekali gus mempertahankan beaya pembutan sistem yang layak.

    Hal ini memang membuat disain menjadi lebih ruwet.Studi teori informasi menunjukkan bahwa terdapat batas-batas teori fundamentil yang adahubungannya dengan :

    •  probabilitas kesalahan•  daya pemancar 

    •  interferensi •  lebarpita signal •  keruwetan sistem 

    Hubungan ini digunakan untuk :

    •  menelaah kelayakan kinerja probabilitas kesalahan sistem  yang telahdibahas secara mendalam, dengan memakai sumber daya yang tersedia

    •  mendapatkan wawasan tentang teknik   yang digunakan bagi pencapaiankinerja yang dinginkan tersebut.

    Bidang teori informasi dimulai dengan karya Shanon, diakhir tahun 1940.Sejak saat itu banyak ahli riset telah mengembangkannya dan telah berhasil mendapatkan

    teknik yang terperinci untukmerancaang efisiensi komunikasi.

    Keseluruhan daripada bidang pengontrolan kesalahan tersebut harus dibahas secaramendalam, untuk :

    •  dapat melakukan  pengembangan teknik-teknik yang diperlukan bagi tercapainya kinerja yang diharapkan 

    •   terwujudnya apa yang telah dibuktikan oleh ShanonPada bab ini sejumlah  teknik pengontrolan kesalahan yang paling penting   akandibahas.Dari studi yang sangat mendalam , maka akan dapat diperlihatkan tentang :

    •   pengertian bagaimana kinerja sistem komunikasi mungkin akan menghadapiberbagai hambatan (constraints) tambahan

    •  Studi tentang berbagai teknik pengontrolan kesalahan akan dapat memberi pengertiantentang :

    o   prinsip pengontrolan kesalahano  teknik-teknik tentang bagaimana caranya mencapai kinerja sistem komunikasi

    yang diinginkan tersebut

    •  Teknik pengontrolan kesalahan yang dibahas akan mencakup tentang :o   pengkodean signal yang merupakan salah satu yang diperlukan

     pada sistem komunikasi digital , agar diperoleh :

      kode yang dapat melakukan self correction  jika mengalamikesalahan didalam urutan bit-bit , misalnya :

    •  kode blok•  kode konvolusi•  automatic repeat request system  dengan menggunakan

    deteksi kesalahan.Jenis interferensi oleh noise yang dibahas , adalah :

    •  yang terkait dengan pengontrolan kesalahan•  dibatasi hanya pada interferensi noise Gaussian saja.

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    35/60

      35

    KONSEP D S R TEORI INFORM SI

    Studi tentang teori informasi secara klasik dibagi menjadi :

    •  studi tentang koding sumber informasi •  studi tentang koding kanal 

    Dari gambar mode sistem komunikasi sebelumnya , terlihat bahwa keluaran dari sumber

    informasi adalah masukan ke enkoder sumber, yang mana fungsinya adalah :

    •  memperkecil banyaknya bit data rata-rata  pada setiap waktu tertentu, yangharus dipancarkan ke pengguna informasi melalui kanal

    •  membuat  banyaknya bit data rata-rata tersebut adalah seminimummungkin.

    Jika koding sumber informasi bukan menjadi pokok pengamatan, maka :

    -  akan menjadi mudah untuk mengelompokkan enkoder sumber informasi 

    dengan sumber informasi itu sendiri 

    -  mengamati hasil dari sumber informasi-  Keluaran sumber informasi adalah masukan ke enkoder kanal

    -  Fungsi dari enkoder kanal, yang mana fungsinya dapat disingkat dengan

    melakukan  koding   , adalah yang menjadi pokok dari kebanyakan pembahasantentang teori informasi ini.

    KODING ( PENYANDIAN ) SUMBER INFORMASI

    Ada banyak kemungkinan sumber informasi yang akan dikirimkan, yang :

    •  rentangnya mulai dari  halaman-halaman ketikan  sampai dengan  bayangan- bayangan atau gambar-gambar video 

    •  suara analog yang didigitalkan  sampai dengan  kandungan biner dimemory komputer.

    Semua sumber informasi analog   dianggap  harus diubah menjadi urutan

     waktu diskrit , dengan :

    -  simbol-simbol diskrit wi  , dari suatu abjad adalah : { }1,,2,1,0   −⋅⋅⋅⋅⋅= wqW    ; banyaknya simbol = w buah

    -   prosesnya adalah dengan pen ”sampling ”an dan  pencapaian perubahan darianalog ke digital

    -  didalam setiap interval waktu T , wi dapat bernilai salah satu dari qw buah simbol

    yang berbeda-beda

    -  nilai-nilai tersebut adalah mulai dari 1,,2,1,0   −⋅⋅⋅⋅⋅ wq  

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    36/60

      36

    •  Setiap simbol adalah :o  salah satu dari keluaran dari sumber informasi yang terjadi pada setiap

    waktu T w detik (disini w menunjukkan berita).

    •  Simbol-simbol itu  tidak lebih dahulu  dianggap sebagai  keluaran dengan probabilitas yang sama

    Probabilitas keluaran sumber informasi adalah :

    •  sebuah simbol  jw   =1  j, yaitu Qw(j), dimana j = 0,1,2,…..,qw-1

    •  Simbol-simbol dianggap bebas satu sama lain•  setiap simbol keluaran  dari sumber informasi , dengan simbol yang beri-

     kutnya , dinyatakan dengan index waktu yang berbeda  sehingga simbolnya juga

     berbeda-beda

    Jika qw= banyaknya abjad , maka setiap simbol terdiri atas log2 qw digit biner.Contoh :

    qw = 256 = 28 

    Setiap simbol terdiri atas log2 28 = 8 buah digit biner

    Kecepatan bit sumber informasi per detik = banyaknya bit per detik :

    w

    m

    m qT  R2log

    1

    =  bps

    dimana :T m = waktu yang diperlukan untuk menyatakan sebuah simbol

    simbol

    bit q R wm 2log'simbol per bitBanyaknya   ==  

    •  Meskipun urutan keluaran sumber informasi dapat dinyatakan dengan suatu arusbit (bit stream) yang mempunyai kecepatan Rm bps, namun biasanya :

    o  dimungkinkan untuk menyatakan urutan dengan menggunakan arus bit

    dengan kecepatan yang lebih rendah 

    o  Kecepatan bit terendah yang mungkin  adalah sama dengan  kandungan

    informasi rata-rata dari urutan simbolo  Kandungan informasi pada setiap simbol  , yang berarti  banyaknya bit

    setiap simbol, adalah : 

    ( ) ( ) 1,,.........2,1,0;log2   −=−= ww q j jP j I   yang mana adalah :

    fungsi probabilitas kejadian simbol tersebut

    •  Rumus tersebut memperlihatkan bahwa :o  kejadian keluarnya event dari sample yang ada adalah : 

      lebih sering tidak sama besarnya dibandingkan dengan kejadiankeluaran event yang sama pada bidang komunikasi ini

      Dengan kata lain random events outcome lebih sering terjadidibanding dengan equally likely events outcome.

    •  Probabilitas keluaran yang kecil  akan menghasilkan  kandunganinformasi yang tinggi

    •  Jika banyaknya abjad hanya 1, maka simbolnya hanya terdiri atas 1 bit sehingga probabilitas keluarnya simbol tersebut adalahPw( j ) =1

    •  Akibatnya  kandungan informasinya = 0, atau  tanpa kandungan in-formasi apapun juga  

  • 8/16/2019 Bab_II-Dsr

    37/60

      37

    •  Kandungan informasi rata-rata dari sumber berita   disebutdengan :

    simbol

    bits :adalahsatuannyayang

    Entropy 

    EntropyIntisari dari teori komunikasi adalah tentang :

    •   ukuran informasi•  Yang dimaksudkan dengan informasi didalam teori komunikasi ini adalah :

    o  segala sesuatu yang dihasilkan oleh sumber berita  untuk ditransferke pengguna yang memerlukannya

    •  Jika isi informasi yang ditransfer ke pengguna tersebut , mempunyai :o   kemungkinan yang kecil untuk diketahui lebih dahulu oleh

     pengguna , maka :

     

    nilai informasinya tinggi o  Sebaliknya :o   jika kemungkinannya besar, maka nilai informasinya rendah.

    Sebagai contoh jika seseorang berpapasan dengan temannya, lalu bertanya :

    •  “kemana kamu hendak pergi”•   jika dijawab :

    o  ”saya mau kedepan “, maka :

      nilai informasi yang didapat oleh penanya adalah rendah

    sekali, sebab sipenanya hampir sudah pasti tahu bahwa

     kemungkinan temannya berjalan menuju kearah depan  Namun jika temannya yang ditanya tadi menjawab : “saya mau ke stasiun bis”, maka nilaiinformasi yang diperoleh penanya adalah tinggi, sebab kemungkinan bahwa yang ditanyaakan menuju ke stasiun bis hanya merupakan sebagian kecil dari kemungkinan-kemungkinanlain yang bisa kerjadi.Nilai informasi disebut juga dengan entropy. Sim