Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KARAKTER TOKOH DRAMA
BADAI SEPANJANG MALAM KARYA MAX ARIFIN
DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE
COOPERATIVE LEARNING
UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER II
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Yoanna Daru Kusumastuti
NIM: 111224035
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS KARAKTER TOKOH DRAMA
BADAI SEPANJANG MALAM KARYA MAX ARIFIN
DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE
COOPERATIVE LEARNING
UNTUK SISWA SMA KELAS XI SEMESTER II
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Yoanna Daru Kusumastuti
NIM:111224035
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
1. Orang tua saya yang terkasih, Bapak Alexander Hartana dan Ibu Caecillia
Sukamtinem berkat curahan cinta kasih, pendampingan, dukungan dan doa
beliau, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Adik saya, Markus Nugroho Setyawan berkat perhatian, dukungan dan
doanya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Bersukacita dalam pengharapan, bertekunlah dalam doa. Sebab Tuhan bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
(Roma 8:28)
Rahasia kegembiraan dalam bekerja terangkum dalam satu kata istimewa. Guna
mengerti bagaimana mengerjakan sesuatu dengan baik adalah menikmatinya.
(Pearl S Buck)
Jika Anda dapat memimpikannya, Anda dapat melakukannya.
(Walt Disney)
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan.
(Yeremia17:7)
Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.
(Galatia 5:5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 Oktober 2018
Penulis
Yoanna Daru Kusumastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yoanna Daru Kusumastuti
Nomor Mahasiswa : 111224035
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Analisis Karakter Tokoh Drama Badai Sepanjang Malam Karya Max Arifin
dan Rencana Pembelajarannya dengan Metode Cooperative Learning Untuk
Siswa SMA Kelas XI Semester II
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalambentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal: 1 Oktober 2018
Yang menyatakan,
Yoanna Daru Kusumastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Kusumastuti, Yoanna Daru. 2018. Analisis Karakter Tokoh Drama Badai
Sepanjang Malam Karya Max Arifin dan Rencana pembelajarannya
dengan Metode Cooperative Learning untuk Siswa SMA Kelas XI
Semester II .Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas
Sanata Dharma.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan siswa dalam
mengikuti pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Siswa kurang teliti dalam
menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks bacaan. Permasalahan yang lain
yaitu minimnya motivasi belajar siswa dan kurangnya kemampuan siswauntuk
berpikir secara aktif dan kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia dengan kurikulum 2013 yang didesain untuk membuat siswa
proaktif. Penelitian ini mempunyai dua rumusan masalah yaitu mendeskripsikan
karakter tokoh drama Badai Sepanjang Malam dan mendeskripsikan Rencana
Pembelajaran karakter tokoh drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin
sebagai referensi bahan ajar pembelajaran Sastra Indonesia. Tujuan penelitian ini
untuk melengkapi bahan ajar pembelajaran Sastra Indonesia yang masih minim
dengan menitikberatkan pada deskripsi karakter tokoh drama Badai Sepanjang
Malam yang dianalisis menggunakan teknik Ekspositori dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajarannya.
Hasil analisis penggambaran karakter tokoh drama Badai Sepanjang
Malamdalam penelitian ini sebagai berikut: (a) tokoh utama yang sering muncul
maupun dilibatkan dalam cerita yaitu Saenah. Lalu, tokoh tambahan yang hadir
untuk mendukung tokoh utama yaitu Jamil. Tokoh yang memegang peranan
pemimpin dalam cerita mempunyai karakter baik yaitu Saenah. Tokoh antagonis
yang menyebabkan konflik yaitu Jamil. Kemudian, tokoh sederhana atau datar
yang kurang mewakili keutuhan personalitas manusia hanya ditonjolkan satu
sisinya saja dan tidak mengalami dinamika cerita serta kehadirannya hanya
melalui rekaman suara flashback yaitu Kepala desa. (b) penggunaan metode
cooperative learning dalam pembelajaran Sastra Indonesia ini dicantumkan pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran karakter tokoh drama Badai Sepanjang
Malam dengan metode cooperative learning yang terdiri dari enam tahap
pembelajaran yang harus dilalui guru dan siswa.
Dari hasil penelitian, peneliti menyusun RPP dan Silabus untuk memenuhi
kebutuhan belajar siswa dan meningkatkan pengetahuan, sikap sosial dan
keterampilan siswa dalam mengikuti pembelajaran Sastra Indonesia.
Kata kunci: metode cooperative learning, unsur tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Kusumastuti, Yoanna Daru. 2018. The Analysis of Drama’s Character Badai
Sepanjang Malam Created by Max Arifin and The Lesson Plan with
Cooperative Learning Method for 11th
Graders of High Students in 2nd
Semester. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature
Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education,
Sanata Dharma University.
The background of this research is the existence of students' problems in
following the learning process of Indonesian Language and Literature, in which
students are less careful in analyzing the structure and rules of language reading
text. The other problem isthe students’ lack of motivation and ability to be active
and creative in learning activities with 2013 curriculum which is designed to
make students proactive. This research has two research problems, namely
describing the characters from drama Badai Sepanjang Malam, also shows the
lesson plan of the character in Badai Sepanjang Malam by Max Arifin as a
reference teaching materials for Indonesian Literature learning. This study aims
to support the teaching material of Indonesian Literature learning which is
inadequete by focusing on the elements of the characters contained in drama
Badai Sepanjang Malam which is conducted using expository methods.
The results of the characterization of Badai Sepanjang Malam’s
characters are as follows: (a) the analysis of the character elements in drama
"Badai Sepanjang Malam" by Max Arifin uses the Expository technique to
analyze the main character who often appears and is involved in the story,
Saenah. Saenah is the main character and protagonist of the story. The other
figure presented in the analysis is Jamil as supporting character and the
antagonist who causes conflict, Jamil. A simple or flat figure who does not
represent the integrity of the human character, only highlighted on one side only
and does not experience the dynamics of the story and its presence only through a
flashback sound recording is Headman.(b) The result of the use of cooperative
learning methods in learning Indonesian Literature Languange, namely the
Implementation Lesson Plan of the characters drama Badai Sepanjang Malam
with the cooperative learning method in this study consists of six stage learning
that must be passed by the teachers and students.
From the results of the study, researcher compiled RPP and Syllabus to
fulfill the students’ learning needs and improve students' knowledge, social
attitudes and skills in participating in Indonesian Literature learning.
Keywords: cooperative learning method, element of characters
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas rahmat‟NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul
Analisis Karakter Tokoh Drama “Badai Sepanjang Malam” karya Max Arifin
dan Rencana Pembelajarannya dengan Metode Cooperative Learning untuk
Siswa Kelas XI Semester II. Penulis bersyukur atas kesempatan baik dan
pengalaman belajar yang diperoleh dalam menyusun skripsi ini, adanya hambatan
maupun kesulitan yang dialami penulis dalam menyusun skripsi menjadi motivasi
belajar bagi penulis. Penulis dalam menyusun skripsi ini mendapat bantuan,
bimbingan, pendampingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Dosen pembimbing II yang telah
memberikan dukungan, pendampingan, pengarahan, motivasi, dan nasihat
dengan penuh kesabaran.
3. Danang Satria Nugraha, S.S., M.A., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan dukungan, pendampingan, pengarahan, motivasi dan nasihat
dengan penuh kesabaran.
5. Para Dosen PBSI yang telah membimbing dan memberikan ilmu sehingga
penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Theresia Rusmiyati selaku sekretariat PBSI yang telah memberikan
pelayanan dan informasi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Drs. J. Prapta Diharja, SJ M.Hum., selaku Dosen Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia atas kesediaannya menjadi trianggulator dalam
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Rahmi Nur Azizah, S.Pd. selaku Guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1
Wedi atas kesediaannya menjadi validator Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga saya Ayah, Ibu dan Adik yang telah memberi dukungan spiritual,
material, dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
10. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia angkatan 2011 kelas A dan B.
11. Bernadheta Dian Septiana, Bijak Ampuni, Natalia Sulistya, Sisillia Yossy,
Agatha Lisa, Arum Galih Rahayu, Gisella Arin, Melyda Agustini,
Bernadette Vega Isti Paila, Markus Jalu Vianugrah, Yolenta Elsa Ambon,
Oktapianis Rindi, Anis Okta Cahyaningrum, Elisabeth Lina, Riya Pertiwi
Nugrahani, Ririn Cahyowati dan Oktovianus bin Rozak yang telah
memberikan perhatian, dukungan, bantuan dan motivasi belajar bagi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, terima kasih atas perhatian, doa, dukungan dan pendampingannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan penulis dapat menyempurnakan penelitian
ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 1 Oktober 2018
Penulis
Yoanna Daru Kusumastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... ….ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
MOTO .................................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI….………...……..............................................................................vii
ABSTRAK……………………………………………………………………...viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 5
1. Manfaat Praktis ............................................................................................... 5
a. Bagi Guru ................................................................................................. 5
b. Bagi Siswa ................................................................................................ 5
c. Bagi Peneliti Lain ..................................................................................... 6
E. Batasan Istilah ..................................................................................................... 6
1. Drama ............................................................................................................. 6
2. Tokoh .............................................................................................................. 6
3. Metode Cooperative learning ........................................................................ 7
4. Kurikulum 2013 ............................................................................................. 7
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................... 7
G. Sistematika Penyajian ........................................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan ..................................................................................... 9
B. Landasan Teori ................................................................................................. 12
1. Pengertian Cooperative Learning ........................................................... 12
2. Ciri-ciri Metode Cooperative learning .................................................. 13
3. Prinsip-prinsip Metode Cooperative learning ....................................... 14
4. Langkah-langkah Metode Cooperative learning ................................... 16
2. Pengajaran Sastra di Jenjang SMA .............................................................. 18
a. Membantu Keterampilan Berbahasa ...................................................... 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
b. Meningkatkan Pengetahuan Budaya ...................................................... 18
c. Mengembangkan Cipta dan Rasa ........................................................... 19
d. Menunjang Pembentukan Watak ........................................................... 19
3. Unsur Intrinsik Drama ................................................................................. 20
a. Unsur Tokoh ........................................................................................... 20
4. Hakikat Drama ............................................................................................. 23
5. Teori Ekspositori .......................................................................................... 23
6. Kurikulum 2013 ........................................................................................... 24
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 ................................. 25
8. Cara Pengembangan RPP Kurikulum 2013 ................................................. 28
a. Menetapkan Mata Pelajaran ................................................................... 28
b. Menetapkan Kompetensi Dasar yang Sama dalam Setiap Mata Pelajaran
.................................................................................................................... 28
c. Menetapkan Hasil belajar dan Indikator pada Setiap Mata Pelajaran .... 28
d. Menetapkan Tema .................................................................................. 29
e. Memetakan Keterhubungan Kompetensi Dasar dengan Tema Pemersatu
.................................................................................................................... 29
f. Menyusun Silabus Pembelajaran Tematik .............................................. 29
g. Mengkaji Silabus .................................................................................... 29
h. Mengindentifikasi Materi Pembelajaran ................................................ 30
i. Menentukan Tujuan ................................................................................ 31
j. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran ............................................... 31
k. Penjabaran Jenis Penilaian ..................................................................... 31
l. Menentukan Alokasi Waktu ................................................................... 32
m. Menentukan Sumber Belajar ................................................................ 32
9. Validitas Penelitian ....................................................................................... 33
10. Trianggulasi Data ....................................................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 37
B. Objek Penelitian ............................................................................................... 37
C. Sumber Data ..................................................................................................... 37
D. Instrumen Penelitian…………………………………………………………..38
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 38
F. Teknik Analisis Data…………………………………………………………. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .................................................................................................. 41
B. Analisis Karakter tokoh Drama Badai Sepanjang Malam ............................... 42
1. Analisis Karakter tokoh Drama Badai Sepanjang Malam ........................... 42
a. Tokoh Utama atau Tokoh Sentral .......................................................... 43
b. Tokoh Tambahan atau Tokoh Periferal.................................................. 45
c. Tokoh Protagonis ................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
d. Tokoh Antagonis .................................................................................... 50
e. Tokoh Sederhana atau Datar .................................................................. 50
f. Tokoh Kompleks atau Tokoh Bulat ........................................................ 51
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Karakter tokoh drama Badai Sepanjang
Malam dengan Metode Cooperative learning .................................................. 53
D. Rencana Pembelajaran Karakter tokoh Drama Badai Sepanjang Malam karya
Max Arifin dengan Metode Cooperative learning ........................................... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 57
B. Implikasi ........................................................................................................... 59
C. Saran ................................................................................................................. 59
1. Bagi Guru Bahasa Indonesia ........................................................................ 59
2. Bagi Sekolah ................................................................................................. 60
3. Bagi Peneliti Lain ......................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61
LAMPIRAN ......................................................................................................... 64
BIODATA ......................................................................................................... 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1Kerangka RPP Kurikulum 2013 ........................................................... 27
Bagan 2.2Kerangka Berpikir dalam Penelitian ..................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................... 65
Lampiran 2: Naskah Drama Badai Sepanjang Malam Karya Max Arifin .......... 104
Lampiran 3: Lembar Pengesahan Triangulasi Data ............................................ 108
Lampiran 4: Lembar Pengesahan Validasi RPP ................................................. 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini bertransisi dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ke Kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013 terdapat
mata pelajaran Sastra Indonesia bagian dari pelajaran yang diberikan pada siswa
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Landasan peneliti mengadakan penelitian
ini didasari adanya masalah dari segi siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia, misalnya; siswa kurang teliti dalam menganalisis struktur dan kaidah
kebahasaan teks bacaan. Timbulnya permasalahan siswa tersebut, disebabkan oleh
kurangnya motivasi belajar siswa; siswa belum mampu berpikir aktif dan kreatif
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kurikulum
2013 yang didesain agar siswa menjadi proaktif.
Permasalahan belajar siswa yang menjadi landasan penelitian ini,
ditemukan dari hasil wawancara peneliti dengan Guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada jenjang SMA kelas XI di SMA Negeri 1 Wedi. Selain itu, adanya
keprihatinan peneliti terhadap ketersediaan bahan ajar mata pelajaran Sastra
Indonesiayang dipelajari oleh siswa dengan jumlah yang terbatas juga menjadi
faktor pendorong penelitian ini diadakan. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan jalan alternatif terhadap permasalahan belajar siswa dan menambah
referensi bahan ajar Sastra Indonesia dengan metode cooperative learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Penggunaan metode cooperative learning dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran pada penelitian ini mempunyai tujuan untuk memberi kemudahan
bagi siswa dalam memahami materi pelajaran, menjawab latihan soal, dan
meningkatkan keterampilan sosial siswa sebagai upaya membangun interaksi
antar siswa dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.Adapun, keunggulan
dari pembelajaran kooperatif yaitu dapat mengembangkan hubungan
antarkelompok, meningkatnya rasa harga diri dan pencapaian prestasi siswa,
tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir,
menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan
kemampuan dan pengetahuan siswa (Slavin, 2005: 4-5). Sehubungan dengan hal
diatas, terdapat penelitian yang menyatakan bahwa sebagian besar waktu (91%) di
kelas-kelas sekolah dasar dihabiskan untuk pengajaran kelompok yang seluruhnya
dipimpin oleh guru atau kerja individu dan hanya menyisakan sedikit waktu bagi
siswa untuk berinteraksi antarsatu sama lain (Pianta, Belksy, Houts & Morrison,
2007). Melalui, hasil penelitian yang diuraikan diatas, menunjukkan bahwa
metode cooperative learning dirasa efektif untuk membangun interaksi yang erat
antarsatu sama lain.
Peneliti bermaksud memilih topik penelitian“Analisis Karakter Tokoh
Drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin dan RencanaPembelajarannya
dengan Metode Cooperative learning untuk Siswa SMA kelas XI Semester
II”agar siswa dapat memahami unsur tokoh yang terkandung dalam naskah drama
berdasarkan karakter tokoh sesuai dengan peranannya. Selain itu, siswa juga
diharapkan dapat memaparkan karakter tokoh yang terkandung dalam naskah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
drama pada kegiatan pembelajaran karakter tokoh drama Badai Sepanjang
Malamdengan metode cooperative learning. Melalui kegiatan pembelajaran
tersebut, siswa dapat terlibat untuk mengenal dan mendalami karya sastra yang
menanamkan nilai moral yang baik bagi kehidupan siswa sehari-hari.
Alasan peneliti memilih naskah drama Badai Sepanjang Malam karya
Max Arifin dalam penelitian ini sebagai bahan analisis karena drama ini
mengandung nilai moral yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
siswa.misalnya; sikap peduli terhadap sesama yang membutuhkan bantuan dan
sikap optimis yang harus dimiliki seseorang dalam meraih cita-cita hidup.Melalui,
naskah drama Badai Sepanjang Malam, peneliti akan melakukan penggambaran
tokoh berdasarkan karakternya menggunakan teknik ekspositori dan menunjukkan
rencana pembelajaran karakter tokoh dengan metode cooperative
learning.Sehubungan dengan hal diatas, penelitian ini menitikberatkan pada
penggambaran karakter tokoh drama Badai Sepanjang Malam yang termasuk
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya.
Pemilihan kelas XI SMA sebagai sasaran penelitian karena materi
pelajaran yang diajarkan pada kelas XI SMA sesuai dengan topik penelitian. Lalu,
peneliti mengambil semester II pada penelitian ini disebabkan penyesuain bab
pada materi pelajaran tentang „Membahas Kehidupan dalam Drama‟ yang terdapat
di semester II, sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada
Kurikulum 2013 jenjang Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah kelas XI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana deskripsi karakter tokoh drama Badai Sepanjang Malam
karya Max Arifin dideskripsikan?
2. Bagaimana deskripsi rencana pembelajaran tokoh drama Badai Sepanjang
Malam karya Max Arifin dalam pembelajaran Sastra Indonesia
menggunakan metode cooperative learning untuk SMA kelas XI semester
II?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan karakter tokoh drama Badai Sepanjang Malam karya
Max Arifin.
2. Mendeskripsikan rencana pembelajaran tokoh drama Badai Sepanjang
Malam karya Max Arifin dengan metode cooperative learning dalam
pembelajaran Sastra di SMA kelas XI semester II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca. Adapun
manfaatnya sebagai berikut.
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru pada mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia dalam menyiapkan perangkat mengajarberupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Silabus yang dibuat dari hasil analisis
karakter tokoh drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin.Guru dapat
mengaplikasikan metode cooperative learning dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia. Hasil
penelitian ini, dapat dijadikan salah satu referensi bahan ajar bagi guru dalam
mengembangkan daya kreatifitas guru untuk membuat perangkat mengajar
menggunakan metode belajar dan materi ajar yang berbeda.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa mengenai
metode belajar yang efektif dalam pembelajaran Sastra. Tujuan dari pembelajaran
Sastra dalam penelitian ini untuk mempelajari unsur intrinsik drama dengan
metode cooperative learning pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra
Indonesia di SMA kelas XI semester II. Selain itu, siswa dapat melatih diri untuk
bersikap kooperatif antarsatu sama lain dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh Guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain untuk
mengembangkan penelitian dengan topik dan metode yang berbeda. Peneliti lain
dapat mengaktualisasikan diri dengan mengadakan penelitian dengan topik yang
relevan dengan permasalahan belajar siswa yang timbul saat ini. Sehingga,
penelitian yang diadakan oleh peneliti lain itu dapat menjadi solusi pemecahan
masalah belajar siswa dan pemenuhan kebutuhan belajar siswa dengan
menggunakan sumber kepustakaan yang terbaru. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan untuk penelitian yang selanjutnya.
E.Batasan Istilah
Dalam sebuah penelitian terdapat batasan istilah yang berkaitan dengan
rumusan judul penelitian.Batasan istilah diuraikan sebagai berikut.
1. Drama
Panuti Sujiman (1984:20) memberi batasan „drama‟ adalah karya Sastra
yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian atau
konflik (conflict) dan emosi lewat lakukan (action) dan dialog (dialogue);dan
lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung.
2. Tokoh
Abrams(1981:20) memaparkan “tokoh cerita adalah orang-orang yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki moral dan kecenderungan tertentu seperti diekspresikan dalam ucapan
dan apa yang dilakukan dalam tindakan”(dalam Nurgiyantoro, 2002:165).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Metode Cooperative Learning
Cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama pada struktur
kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih
dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri (Solihatin, 2008:4).
4. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru sebagai pengganti
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 khususnya mata
pelajaran Bahasa Indonesia menyuguhkan pembelajaran dengan berbasis teks.
Kurikulum 2013 berbasis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
harus dicapai siswa (Hartanti, 2016).
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
“Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menurut Permendikbud RI No. 81a
Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum dalam Lampiran IV disebutkan,
yaitu “Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara terperinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
F. Sistematika Penyajian
Penelitian ini diuraikan menjadi lima bab. Adapun sistematika penulisan
karya ilmiah ini sebagai berikut.
Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
penelitian,rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah,
ruang lingkup penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisi landasan
teoriyang terdiri dari penelitian yang relevan dan tinjauan pustaka sebagai acuan
penelitian. Bab III berisi metodologi penelitian yang terdiri dari jenis
penelitian,objek penelitian, sumber data penelitian, metodepenelitian,teknik
pengumpulan data, dananalisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan
pembahasan hasil analisis tokoh dan tema drama Badai Sepanjang Malamkarya
Max Arifin, rencana pembelajaran dengan metode cooperative learning dan
rencana pembelajaran tokoh dan tema drama Badai Sepanjang Malam karya Max
Arifin dengan metode cooperative learning. Bab V berisi penutup yang terdiri
darikesimpulan, implikasi dan saran yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
terkait dengan topik penelitian deskriptif tentang analisis karakter tokoh drama
Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajarannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan
Peneliti mengambil penelitian yang relevan sebagai acuan, referensi dan
bahan refleksi untuk melaksanakan penelitian dengan baik. Terdapat beberapa
penelitian yang relevan mengenai analisis karya Sastra.Namun, peneliti dalam
penelitian ini hanya mengambil tiga penelitian dari Bayu Krisna Murti,Bekti
Yustiarti dan Karmelia Sari Galih Runti sebagai tolok ukur penelitian yang
relevan.
Penelitian pertama dilakukan oleh Bayu Krisna Murti (2008), yang
melakukan penelitian dengan judul Analisis puisi karya siswa dalam“Kaki
Langit” majalah Horizon edisi 77 Mei 2003 dan implementasinya dalam Sastra di
SMA kelas X dengan strategi pembelajaran cooperative learning. Penelitian ini
menitikberatkan pada analisis struktur puisi yang berupa analisis imajinasi;
tipografi; tema atau makna puisi; dan diksi yang meliputi makna kias, persamaan
bunyi dan lambang puisi. Peneliti menggunakan pendekatan analisis dan metode
deskriptif untuk menganalisis data.
Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut.Pertama,imajinasi yang
terdapat dalam kumpulan puisi “Kaki langit” ini dapat dikatakan sudah bagus.
Imajinasi yang dimunculkan oleh pengarangdalam karyanya sangat menarik
meskipun masih ada beberapa puisi yangimajinasinya kurang. Kedua, tipografi
yang digunakan dalam penciptaan puisi-puisi tersebutsebagian besar
menggunakan tipografi standar. Ada dua puisi yang mencoba menyajikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
puisinya dengan tipografi yang sedikit bervariasi. Ketiga, tema yang diangkat
dalam kumpulan puisi “Kaki langit” ini semua mengangkat tema cinta. Dari
delapan puisi yang ada hanya puisi karya Imay Mariah yang berjudul “Kabut
Sukma”, Fince Ursula dengan puisinya. yang berjudul “Rindu”, dan Puspa
Martiani Delma dengan puisinya yang berjudul “Anyelir, Sepasang Tangan, dan
Setangkai Daun” yang memiliki tema menarik dan bagus. Keempat, diksi dalam
kumpulan puisi “Kaki langit” ini sudah cukup baik. Delapan puisi yang ada,
hanya beberapa puisi yang mempunyai dasar pemilihan kata yang kuat.
Relevansi penelitian yang dikaji oleh Bayu Krisna Murti (2008)dengan
penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama bersifat penelitian
analisis Sastramenggunakan metode cooperative learning dalam pembelajaran
Sastra. Penelitian Bayu Krisna Mukti (2008) menggunakan puisi “Kaki langit”
sebagai bahan analisis, sedangkan peneliti menggunakan drama “Badai
Sepanjang Malam” karya Max Arifin sebagai bahan analisis yang keduanya
mempunyai persamaan yaitu berbentuk karya Sastra.
Penelitian selanjutnya dikaji oleh Bekti Yustiarti (2011) dengan judul
“Analisis penokohan, alur, dan tema cerpen “Dua Tanjung” karya Farizal
Sikumbang serta implementasinya dalam pembelajaran Sastra kelas
XI”.Penelitian ini menitikberatkan pada unsur intrinsik cerpen. Penelitian ini juga
termasuk penelitian studi pustaka. Bekti Yustiarti (2011) mendeskripsikan tentang
penokohan, alur, dan tema cerpen “Dua Tanjung” karya Farizal Sikumbang
dengan metode kualitatif. Hasil penelitian ini berupa analisis penokohan, analisis
latar, analisis alur, analisis tema dengan model pelaporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Relevansi penelitian yang dikaji oleh Bekti Yustiarti (2011) dengan
penelitian yang sedang dilakukan peneliti adalah sama-sama bersifat penelitian
analisis Sastra dengan menganalisis unsur intrinsik cerpen atau drama.Hasil
analisis dari cerpen “Dua Tanjung” karya Farizal Sikumbang telah
diimplementasikan dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai bahan ajar. Penelitian Bekti Yustiarti
(2011) menjadi referensi bagi peneliti untuk mengimplementasikan hasil analisis
tokoh dan tema drama “Badai Sepanjang Malam” karya Max Arifin dalam bentuk
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Karmelia Sari Galih Runti (2017) yang
berjudul Analisis tokoh dan Penokohan novel “Orang-Orang Proyek” karya
Ahmad Tohari dan Rancangan pembelajarannya dengan menggunakan metode
role playing untuk siswa SMA kelas XI semester I. Penelitian ini menitikberatkan
pada unsur tokoh dan penokohan sebuah novel, pendekatan yang
digunakanKarmelia Sari Galih Runti (2017) adalah pendekatan kooperatif dengan
menggunakan metode role playing. Berdasarkan hasil analisis penokohan pada
novel “Orang-Orang Proyek” dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa
penokohan yang digunakan dalam novel tersebut ialah penokohan dengan metode
analitik dan metode dramatik. Namun, didominasi penggambaran tokoh dengan
menggunakan metode dramatik.
Relevansi penelitian yang dikaji oleh Karmelia Sari Galih Runti (2017)
dengan penelitian yang sedang dilakukan peneliti adalah sama-sama bersifat
penelitian analisis Sastra yang menggunakan metode cooperative learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Padapenelitian yang dikaji oleh Karmelia Sari Galih Runti (2017), peneliti melihat
metode yang digunakan Karmelia berhasil untuk mendeskripsikan unsur tokoh
dan penokohan sebuah novel secara rinci serta membuat bahan ajar yang efektif
dalam pembelajaran Sastra untuk siswa SMA kelas XI semester II. Oleh sebab itu,
peneliti bermaksud mengembangkan penelitian yang terdahulu dengan metode
belajar yang sama yaitu metode cooperative learning dalam pembelajaran Sastra
untuk siswa SMA kelas XI semester II, meskipun dengan bahan analisis yang
berbeda. Penelitian terdahulu yang dikaji oleh Karmelia Sari Galih Runti (2017)
menggunakan novel “Orang-Orang Proyek” karya Ahmad Tohari sedangkan
peneliti menggunakan naskah drama “Badai Sepanjang Malam” karya Max
Arifin.
B. Landasan Teori
1. Metode Cooperative Learning
a. Pengertian Cooperative Learning
Rusman (2010), mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif
(Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen (Rusman,2010: 202). Senada dengan Nurulhayati (2012),
mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran
yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling
berinteraksi. Pada sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerjasama
dengan anggotanya lainnya. Pada model ini, siswa memiliki dua tanggung jawab,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota
kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan
mereka dapat melakukannya seorang diri. Ditambah pula, Sanjaya (2006),
mengungkapkan bahwacooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa
yang dilakukan secara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok-kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (dalam
Rusman 2010: 2012). Berdasarkan paparan teori mengenai pengertian metode
cooperative learning dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar siswa secara berkelompok dengan
struktur yang heterogen yang berarti siswa mempunyai perbedaan tingkat
kemampuan belajar dan karakteristik pribadi siswa.
b. Ciri-ciri Metode Cooperative Learning
“Model pembelajaran kooperatif bercirikan (1) “memudahkan siswa
belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti, fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan
bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan
diakui oleh mereka yang berkompeten menilai” (Supriyono, 2009: 58).
Berdasarkan paparan teori mengenai ciri-ciri metode cooperative learning dari
para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri metode cooperative learning
yaitu metode belajar yang memberi kebermanfaatan bagi siswa dalam
meningkatkan aspek pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sosial siswa
dalam menjalin hubungan yang baik dengan sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Prinsip metode Cooperative Learning
Menurut Stahl (dalam Solihatin, 2008: 7 - 10) prinsip-prinsip dasar metode
cooperative learning sebagai berikut.
1) Perumusan Tujuan Belajar Siswa Harus Jelas
Perumusan tujuan belajar siswa harus disesuaikan dengan tujuan
kurikulum dan tujuan pembelajaran. Apakah kegiatan belajar siswa ditekankan
pada pemahaman materi pelajaran, sikap, dan proses dalam bekerja sama, ataukah
keterampilan tertentu.
2) Penerimaan yang Menyeluruh oleh Siswa tentang Tujuan belajar
Siswa dikondisikan untuk mengetahui dan menerima kenyataan bahwa
setiap orang dalam kelompoknya menerima dirinya untuk bekerja sama dalam
mempelajari seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang telah ditetapkan
untuk dipelajari.
3) Ketergantungan yang Bersifat Positif
Guru diharapkan mampu merancang struktur kelompok dan tugas-tugas
kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan mengevaluasi
dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami
materi pelajaran. Kondisi belajar ini memungkinkan siswa untuk merasa
tergantung secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
4) Interaksi yang Bersifat Terbuka
Didalam kelompok belajar, interaksi yang terjadi bersifat langsung dan
terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Suasana belajar seperti itu akan membantu menumbuhkan sikap ketergantungan
yang positif dan keterbukaan di kalangan siswa untuk memperoleh keberhasilan
dalam belajarnya. Mereka akan saling memberi dan menerima masukan, ide,
saran, dan kritik dari temannya secara positif dan terbuka.
5) Tanggungjawab Individu
Siswa secara individu mempunyai dua tanggung jawab, yaitu mengerjakan
dan memahami materi atau tugas bagi keberhasilan dirinya dan juga bagi
keberhasilan anggota kelompoknya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
6) Kelompok Bersifat Heterogen
Dalam pembentukan kelompok belajar, keanggotaan kelompok harus
bersifat heterogen sehingga interaksi kerja sama yang terjadi merupakan
akumulasi dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda.
7) Interaksi Sikap dan Perilaku Sosial yang Positif
Pada kegiatan ini siswa bekerja dalam kelompok, siswa harus belajar
bagaimana meningkatkan kemampuan interaksinya dalam memimpin, berdiskusi,
bernegosiasi, dan mengklarifikasikan berbagai masalah dalam menyelesaikan
tugas-tugas kelompok.
8) Tindak Lanjut (Follow up)
Setelah masing-masing kelompok belajar menyelesaikan tugas dan
pekerjaannya, selanjutnya perlu dianalisis bagaimana penampilan dan hasil kerja
siswa dalam kelompok belajarnya, termasuk juga: (a) bagaimana hasil kerja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dihasilkan, (b) bagaimana mereka membantu anggota kelompoknya dalam
mengerti dan memahami materi dan masalah yang dibahas, (c) bagaimana sikap
dan perilaku mereka dalam interaksi kelompok belajar bagi keberhasilan
kelompoknya, dan (d) apa yang mereka butuhkan untuk meningkatkan
keberhasilan kelompok belajarnya dikemudian hari.
9) Kepuasan dalam Belajar
Setiap siswa dan kelompok harus memperoleh waktu yang cukup untuk
belajar dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilannya.
Apabila, siswa tidak memperoleh waktu yang cukup dalam belajar, maka
keuntungan akademis dari penggunaan cooperative learning akan sangat terbatas.
Berdasarkan paparan teori mengenai prinsip metode cooperative learning dari
para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa prinsip metode cooperative learning
mengandung poin-poin yang ditentukan menjadi pedoman pembelajaran
kooperatif yang digunakan guru dalam mengajar siswa.
d.Langkah-langkah Metode Cooperative learning
Sebuah model dalam kegiatan pembelajaran memiliki langkah-langkah
secara sistematis dalam penerapannya. Ibrahim (dalam Trianto, 2010: 66−67)
menyatakan bahwa terdapat enam langkah utama atau fase pokok dalam
penerapan cooperative learning sebagai berikut.
1) Fase 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2) Fase 2, menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.
3) Fase 3, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
4) Fase 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar.
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas-tugas mereka.
5) Fase 5, evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6) Fase 6, memberikan penghargaan.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.
Berdasarkan paparan teori mengenai langkah-langkah metode cooperative
learning dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
metode cooperative learning yaitu tahapan-tahapan belajar siswa yang
dipersiapkan oleh guru secara rinci dan sistematis menggunakan prinsip-prinsip
pembelajaran kooperatif ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Pengajaran Sastra di Jenjang SMA
Pengajaran Sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila
cakupannya meliputi 4 manfaat, yaitu: membantu keterampilan berbahasa,
meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan
menunjang pembentukan watak (Rahmanto,1988:15-25). Hal ini dapat dijabarkan
sebagai berikut.
a. Membantu Keterampilan Berbahasa
Mengikutsertakan pengajaran sastra dalam kurikulum berarti akan
membantu siswa berlatih keterampilan membaca, dan mungkin ditambah sedikit
keterampilan menyimak, wicara, dan menulis yang masing-masing erat
hubungannya. Pada pengajaran sastra, siswa dapat melatih keterampilan
menyimak dengan mendengarkan suatu karya yang dibacakan oleh guru, teman
atau lewat pita rekaman. Siswa dapat melatih keterampilan wicara dengan ikut
berperan dalam suatu drama. Siswa dapat juga meningkatkan keterampilan
membaca dengan membacakan puisi atau prosa cerita dan mendiskusikannya serta
menuliskan hasil diskusinya sebagai latihan keterampilan menulis.
b. Meningkatkan Pengetahuan Budaya
Suatu bentuk pengetahuan khusus yang harus selalu dipupuk dalam
masyarakat adalah pengetahuan tentang budaya yang dimilikinya. Istilah „budaya‟
sekarang ini dipakai secara luas dan mengandung berbagai arti serta pengertian
yang satu sama lain kadang berbeda. Kita menggunakan istilah itu untuk
menunjuk ciri-ciri khusus suatu masyarakat tertentu dengan totalitasnya yang
meliputi: organisasi, lembaga, hukum, etos kerja, seni, drama, agama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sebagainya. Setiap sistem pendidikan kiranya perlu disertai usaha untuk
menanamkan wawasan pemahaman budaya bagi setiap anak didik; Pemahaman
budaya dapat menumbuhkan rasa bangga, rasa percaya diri dan rasa ikut
memiliki.
c. Mengembangkan Cipta dan Rasa
Setiap siswa adalah seorang individu dengan kepribadiannya yang khas,
kemampuan, masalah dan kadar perkembangannya masing-masing yang khusus.
Oleh sebab itu, penting sekali kiranya memandang pengajaran sebagai proses
pengembangan individu secara keseluruhan.
d. Menunjang Pembentukan Watak
Nilai pengajaran sastra ada dua tuntutan yang dapat diungkapkan
sehubungan dengan watak ini. Pertama, pengajaran sastra hendaknya mampu
membina perasaan yang lebih tajam. Dibanding pelajaran-pelajaran lainnya, sastra
mempunyai kemungkinan lebih banyak untuk mengantar kita mengenal seluruh
rangkaian kemungkinan hidup manusia seperti misalnya: kebahagiaan, kebebasan,
kesetiaan, kebanggaan diri sampai pada kelemahan, kekalahan, keputusasaan,
kebencian, perceraian dan kematian. Seseorang yang telah banyak mendalami
berbagai karya sastra biasanya mempunyai perasaan yang lebih peka untuk
menunjuk hal mana yang bernilai dan mana yang tak bernilai. Tuntutan kedua
sehubungan dengan pembinaan watak ini adalah bahwa pengajaran sastra
hendaknya dapat memberikan bantuan dalam usaha mengembangkan berbagai
kualitas kepribadian siswa yang antara lain meliputi: ketekunan, kepandaian,
pengimajian, dan penciptaan. Berdasarkan paparan teori mengenai pengajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sastra dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengajaran Sastra
memberi kebermanfaatan bagi siswa dalam meningkatkan ketrampilan berbahasa,
memahami pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan
pembentukan watak siswa.
3.Unsur-unsur Intrinsik Drama
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya Sastra itu
sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya Sastra hadir sebagai karya
Sastra, unsur-unsur yang secara faktual dijumpai jika orang membaca karya
Sastra. Unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung)
turut serta membangun cerita. Kepaduanantar berbagai unsur intrinsik inilah yang
membuat sebuah drama berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita
sebagai pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita
membaca sebuah naskah drama. Unsur yang dimaksud untuk menyebut sebagian
saja, misalnya: 1) judul;2) tema; 3) plot atau alur; 4) tokoh cerita dan perwatakan;
5) dialog; 6) konflik; dan 7) latar (Nurgiyantoro, 2002). Peneliti hanya
menggunakan salah satu dari 7 unsur intrinsik drama sesuai dengan topik
penelitian yaitu unsur tokoh. Teori unsur tokoh drama diuraikan sebagai berikut.
a. Unsur Tokoh
Abrams (1981: 20), mengungkapkan bahwa tokoh menunjuk pada orang
sebagai pelaku cerita. Abrams memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam
ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (dalam Nurgiyantoro,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2002:165).Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembaca dan
penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca. Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dibedakan
berdasarkan watak atau karakternya sebagai berikut.
1) Tokoh Utama atau Tokoh Sentral
Tokoh utama ialah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa
yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik
sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama menjadi
sentral dalam sebuah cerita.
2) Tokoh Tambahan atau Tokoh Periferal
Tokoh tambahan ialah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama. Tokoh
tambahan bisa terdiri dari satu atau lebih yang kehadirannya sebagai pelengkap
cerita.
3) Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis ialah tokoh yang memegang peranan pemimpin dalam
cerita. Tokoh ini ialah tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai dengan pandangan
kita, harapan-harapan kita, dan merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-
nilai yang ideal bagi kita. Tokoh ini digambarkan sebagai tokoh yang berkarakter
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4) Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis ialah tokoh penentang dari tokoh protagonis sehingga
menyebabkan konflik dan ketegangan. Tokoh ini digambarkan sebagai tokoh yang
berkarakter kurang baik. Tokoh antagonis akan memusuhi tokoh protagonis.
5) Tokoh Sederhana atau Datar
Tokoh sederhana atau datar ialah tokoh yang kurang mewakili keutuhan
personalitas manusia dan hanya ditonjolkan satu sisinya saja. Tokoh ini tidak
mengalami dinamika dalam cerita.
6) Tokoh Kompleks atau Tokoh Bulat
Tokoh kompleks atau tokoh bulat ialah tokoh yang dapat dilihat semua sisi
kehidupannya.
Tokoh adalah pelaku yang berperan dalam sebuah drama yang
membutuhkan pendalaman karakter dan penjiwaan agar dapat memainkan
perannya. “Tokoh dalam drama mengacu pada watak atau sifat pribadi pelaku dan
aktor mengacu pada peran yang bertindak dan berbicara” (Wiyatmi, 2009:50).
“Tokoh dalam seni sastra (termasuk drama) disebut tokoh „rekaan‟ (dramatis
personae), yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah sebabnya
bahwa „tokoh‟ sering juga disebut „watak‟ atau karakter” (Satoto,2012:41).
Berdasarkan paparan teori mengenai pengertian tokoh dari para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pemeran yang terlibat aktif dalam cerita
untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam naskah drama kepada
pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4. Hakikat Drama
“Drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang
diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action di
hadapan penonton (audience) (Harymawan, 1988:2)”. Drama sering disebut
sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa, sandi yang berarti
rahasia dan warah yang berarti ajaran.Sandiwara berarti ajaran yang disampaikan
secara rahasia atau tidak terang-terangan. Lakon drama sebenarnya mengandung
pesan atau ajaran (terutama ajaran moral) bagi penontonnya. Penonton
menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon drama (Wiyanto, 2004:1-2).
Berdasarkan paparan teori mengenai pengertian hakikat drama dari para ahli
tersebut, dapat disimpulkan bahwa drama adalah kisah hidup manusia yang
dipentaskan dalam sebuah acara kesenian berupa dialog dan gerak tubuh yang
mendapat apresiasi dari penonton yang hadir dalam acara kesenian.
5. Teori Ekspositori
Teknik Ekspositori juga disebut sebagai teknik analitis, pelukisan tokoh
cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara
langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang kehadapan pembaca
secara tidak terbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai deskripsi
kediriannya, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau bahkan
juga ciri fisiknya. Bahkan, sering dijumpai dalam suatu karya fiksi, pembaca
akrab berkenalan dengan tokoh-tokoh cerita itu, informasi kedirian tokoh tersebut
justru telah lebih dahulu kita terima secara lengkap. Hal, semacam itu biasanya
terdapat pada tahap perkenalan. Pengarang tidak hanya memperkenalkan latar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
suasana dalam rangka “menyituasikan” pembaca, melainkan juga data-data
kedirian tokoh cerita (Nurgiyantoro, 2012: 195).Berdasarkan paparan teori
mengenai teknik Ekspositori dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
teknik Ekspositori adalah kegiatan analisis karya Sastra yang berupa uraian atau
penjelasan mengenai sifat, watak atau perilaku tokoh dan tokoh-tokoh yang
dibedakan berdasarkan watak atau karakternya.
6. Kurikulum 2013
“Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir Muhammad Nuh, DEA
mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan
pemikiran kompetensi, berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kurniasih,
2014:21-22)”.Adapun, ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar sebagai berikut.
1. Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu
pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah
mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi
dan informasi.
2. Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepadalingkungan,
kemampuan interpersonal, antar personal, maupun memiliki kemampuan
berpikir kritis.
3. Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif dan
afektif.
4. Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integratif memberi
kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam
berbagai mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5. Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan paparan teori mengenai pengertian Kurikulum 2013 dari para
ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
kegiatan pembelajarannya menekankan pada aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap siswa yang perlu dikembangkan.
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 20 dijelaskan, bahwa “Perencanaan pembelajaran adalah penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran”. Secara
lebih eksplisit selanjutnya diungkapkan dalam Permendikbud RI No.65 Tahun
2013 tentang Standar Proses pada lampirannya Bab III, yaitu perencanaan
pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi. Perencanaan pembelajaran
meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Berdasarkan paparan teori mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari para
ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah
perangkat mengajar guru berisi rencana dan kegiatan pembelajaran yang diajarkan
pada siswa.
Pada bagian ini diperlihatkan kerangka rencana pelaksanaan pembelajaran
kurikulum 2013 yang berisi kompenen-kompenen penting untuk kegiatan
pembelajaran siswa yang mengacu pada silabus. Guru mempersiapkan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pembelajaran dengan melengkapi isi dari kerangka rencana pelaksanaan
pembelajaran itu dengan mengacu pada silabus menggunakan pendekatan
saintifik. Rencana pelaksanaan pembelajaran berisi poin-poin kegiatan
pembelajaran untuk diterapkan guru dalam kelas guna mencapai tujuan
pembelajaran. Kerangka rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013
digambarkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan:
Kelas:
Semester:
Mata Pelajaran:
Alokasi Waktu:
A. Kompetensi inti
B. Kompetensi dasar
C. Indikator
D. Tujuan pembelajaran
E. Materi ajar
F. Metode pembelajaran
G. Sumber belajar dan Media
H. Kegiatan pembelajaran
I. Penilaian
Ind Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen
Kota, …
Mengetahui, Guru mata pelajaran
Kepala Sekolah
NIP … NIP …
Bagan 2.1Kerangka RPP Kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
8.Cara Pengembangan RPP Kurikulum 2013
“Langkah-langkah perencanaan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum
2013 (Prastowo, 2015:83-102) sebagai berikut.
a. Menetapkan Mata Pelajaran
Langkah ini sebaiknya dilakukan setelah kita membuat peta kompetensi
dasar secara menyeluruh pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
dasar, dengan maksud supaya terjadi pemerataan ketematikan. Pada saat
menetapkan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah
disertai dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi
dasar oleh siswa dan kebermaknaan belajar.
b. Menetapkan Kompetensi Dasar yang Sama dalam Setiap Mata Pelajaran
Pada tahap ini kita perlu melakukan identifikasi kompetensi dasar pada
jenjang kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran yang
memungkinkan untuk diajarkan secara tematik dengan menggunakan payung
suatu tema pemersatu. Namun, sebelumnya kita harus menetapkan terlebih dahulu
aspek-aspek dari setiap mata pelajaran yang dapat dipadukan.
c. Menetapkan Hasil belajar dan Indikator pada Setiap Mata Pelajaran
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu mempelajari dan
menetapkan hasil belajar dari setiap mata pelajaran sehingga dapat diketahui
materi pokok yang bisa dibahas secara tematik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
d. Menetapkan Tema
Tahap berikutnya yaitu menetapkan tema yang dapat mempersatukan
kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang akan dipadukan pada jenjang kelas
dan semester yang sama. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan yang menjadi
pokok pembicaraan. Pada model pembelajaran tematik, tema memiliki peran
penting.
e. Memetakan Keterhubungan Kompetensi Dasar dengan Tema Pemersatu
Pada tahap kelima ini, dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi
dasar masing-masing mata pelajaran yang akan dipadukan dengan tema
pemersatu. Pemetaan itu dapat dibuat dalam bentuk bagan atau matriks jaringan
topik yang memperlihatkan kaitan antara tema pemersatu dan kompetensi dasar
setiap mata pelajaran. Tidak hanya itu, dalam pemetaan ini akan tampak juga
hubungan tema pemersatu dengan hasil belajar yang harus dicapai siswa berikut
indikatornya.
f. Menyusun Silabus Pembelajaran Tematik
Pada tahap ini, hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap
sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus pembelajaran tematik.
Secara umum, silabus diartikan sebagai garis-garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau
pokok-pokok isi atau materi pembelajaran tematik.
g. Mengkaji Silabus
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD
sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD ini, di dalam silabus
dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan
standar proses. Kegiatan peserta didik ini merupakan perincian dari eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengolah dan mengomunikasikan.
Kegiatan inilah yang harus diperinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam
bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat
peserta didik aktif belajar. Pengkajian terhadap silabus juga meliputi perumusan
indikator KD dan penilaiannya.
h. Mengindentifikasi Materi Pembelajaran
Mengindentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1. potensi peserta didik;
2. relevansi dengan karakteristik daerah;
3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial;
4. spiritual peserta didik;
5. kebermanfaatan bagi peserta didik;
6. struktur keilmuan;
7. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
8. pembelajaran;
9. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan;
10. lingkungan; dan
11. alokasi waktu
i. Menentukan Tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan
untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak
mengandung dua aspek; audience (peserta didik) dan behavior (aspek
kemampuan).
j. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik.
k. Penjabaran Jenis Penilaian
Pada silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian pencapaian KD
peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau produk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh sebab itu, pada setiap
pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya. Penyajian
portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
l. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rata
untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh siswa yang beragam. Oleh karena itu,
alokasi itu diperinci dan disesuaikan lagi di RPP.
m. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penyeleksian bahan dan alat juga
merupakan bagian dari sistem perencanaan pembelajaran. Menurut Wina Sanjaya,
penentuan bahan dan alat dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
1. Keberagaman kemampuan intelektual siswa. Jumlah dan keberagaman
tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapaisiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus.
3. Berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai
tujuanpembelajaran.
4. Bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan.
5. Fasilitas fisik yang tersedia
Berdasarkan paparan teori mengenai Cara Pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa Cara
pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus melalui langkah-
langkah pembelajaran dengan mencantumkan poin-poin penting yang terdapat
dalam silabus.
9. Validitas Penelitian
Neuman (2000) dalam bukunya mendefinisikan validitas, “Validity means
truthful. It refers to the bridge between a counstruct of the data”. Validitas dapat
pula diartikan sebagai kesesuaian antara alat ukur dengan sesuatu yang hendak
diukur, sehingga hasil ukur yang didapat akan mewakili dimensi ukuran yang
sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan (Herdiansyah, 2012: 190). Senada
dengan Neuman, validitas data berarti bahwa data yang telah terkumpul dapat
menggambarkan realitas yang ingin diungkapkan oleh peneliti (Afrizal, 2015:
167). Berdasarkan paparan teori mengenai validitas penelitian dari para ahli
tersebut, dapat disimpulkan bahwa validitas penelitian yaitu kegiatan peneliti
melakukan penyesuaian data penelitian berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Silabus dengan komponen-komponen nilai yang terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pada rubrik penilaian validasi penelitian yang dilakukan pemeriksaan oleh guru
agar mendapat kesesuaian data penelitian dengan alat ukur data berupa rubrik
penilaian. Validitas penelitian mengacu pada kegiatan mengukur data penelitian
yang berupa perangkat pembelajaran yang disusun oleh guru sebelum mengajar
dengan menggunakan rubrik penilaian perangkat pembelajaran untuk memperoleh
kesesuaian data penelitian.
10. Trianggulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007: 330). Berdasarkan
paparan teori mengenai trianggulasi data dari para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa trianggulasi data adalah pemeriksaan data hasil penelitian
yang berupa analisis karakter tokoh Badai Sepanjang Malam dengan sumber
bahan analisis yang berupa naskah drama Badai Sepanjang Malamagar dapat
menemukan bukti kebenaran data penelitian. Trianggulasi data mengacu pada
kegiatan membandingkan atau memeriksa hasil penelitian dengan sumber data
untuk memperoleh kebenaran data penelitian.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan GuruBahasa
Indonesia pada jenjang SMA terdapat beberapa masalah yang ditemukan guru dari
hasil pengamatan guru terhadap siswa saat mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia dan Sastra Indonesia. Adapun, permasalahan belajar yang ditemukan
guru yaitu siswa kurang teliti dalam menganalisis struktur dan kaidah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kebahasaanteks bacaan dikarenakan kurangnya motivasi belajar siswa. Selain itu,
siswa belum mampu untuk berpikir secara aktif dan kreatif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kurikulum 2013 yang didesain
untuk membuat siswa proaktif. Oleh sebab itu, peneliti berupaya memberikan
alternatif pemecahan masalah dengan menyumbang bahan ajar pembelajaran
Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia, khususnya dalam pembelajaran Sastra
dengan metode cooperative learning yang diperuntukkan bagi guru.
Penelitian deskriptif ini menggunakan kerangka berpikir untuk
memudahkan pembaca memahami arah penelitian dengan memaparkan pola pikir
penelitidalam melaksanakan penelitian ini. Peneliti menggunakan teori
penggambaran tokoh dari Abrams untuk mendeskripsikan karakter tokoh drama
Badai Sepanjang Malam karya MaxArifin, sedangkan penggunaan metode
cooperative learning dalam penelitian ini untuk kegiatan pembelajaran sastra bagi
siswa SMA kelas XII semester 2. Kerangka berpikir itu meliputi dasar-dasar teori
yang digunakan oleh peneliti untuk mendukung diadakannya penelitian sekaligus
menjawab permasalahan penelitian. Kerangka berpikir peneliti pada penelitian ini
diuraikan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir dalam Penelitian
Analisis Karakter Tokoh DramaBadai Sepanjang
Malam Karya Max Arifin Dan Rencana
Pembelajarannya Dengan Metode Cooperative learning
Untuk Siswa SMA XI Semester II
Penggambaran tokoh berdasarkan karakter
menggunakan teori Abrams.
Mendeskripsikan karakter
tokoh drama Badai Sepanjang
malam karya Max Arifin.
Mendeskripsikan rencana
pelaksanaan pembelajaran karakter
tokoh drama Badai Sepanjang
Malamkarya Max Arifin dengan
metode cooperative learning untuk
siswa SMA kelas XI semester II. Penggolongan Tokoh
berdasarkan karakter yang
dideskripsikan sebagai berikut.
a) a) Tokoh Utama, b) Tokoh
Tambahan, c) Tokoh Protagonis,
d) Tokoh Antagonis, e) Tokoh
Sederhana, dan f) Tokoh
Kompleks
Penggunaan Teori Ekspositori untuk menganalisis data
yang hasil analisisnya berupa uraian atau penjelasan
untuk menjawab rumusan masalah penelitian sebagai
berikut.
Enam tahapan metode cooperative
learning untuk mendeskripsikan
karakter tokoh drama Badai
Sepanjang Malam meliputi.
Fase 1,menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa.
Fase2, menyajikan informasi.
Fase3, mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok kooperatif.
Fase4, membimbing kelompok
bekerja dan belajar.
Fase 5, evaluasi
Fase 6, memberi penghargaan
Fase 6,
Penggunaan teori metode cooperative learning untuk
menyusun kegiatan pembelajaran karakter tokoh drama
Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin.
n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam
penelitian deskriptif tidak diperlukan administrasi dan pengontrolan terhadap
perlakuan (Hikmawati, 2017: 88). Berdasarkan paparan teori mengenai pengertian
penelitian deskriptif dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian
penelitian deskriptif adalah kegiatan penggambaran data penelitian secara apa
adanya dari sumber tertulis berupa tuturan-tuturan dalam naskah drama Badai
Sepanjang Malam karya Max Arifin.
B. Objek Penelitian
Pada penelitian ini, objek yang akan diteliti karakter tokoh drama Badai
Sepanjang Malam karya Max Arifin. Peneliti menganalisis karakter tokoh
dramaBadai Sepanjang Malam karya Max Arifin pada buku Kumpulan Drama
Remaja yang disusun oleh A Rumadi, tahun terbit 1988.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam sumber
tertulis yang berupa naskah drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin
pada buku Kumpulan Drama Remajayang disusun oleh A Rumadi, tahun terbit
Kegiatan pembelajaran
penggambaran karakter tokoh
drama Badai Sepanjang Malam
karya max Arifin dengan
metode Cooperative learning
meliputi tahap-tahap sebagai
berikut.
1.
2. sampai 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1988. Data penelitian ini berisi tuturan tokoh yang menggambarkan karakter
tokoh satu dengan tokoh yang lainnya, ditunjukkan melalui kutipan isi dialog
dalam naskah drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin.
D. Instrumen Penelitian
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Peneliti
sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir
data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya (Moloeng: 2007:
168). Berdasarkan paparan teori mengenai peneliti sebagai instrumen penelitian
dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa peneliti mempunyai peran dari
awal sampai akhir untuk meneliti dan mengumpulkan data penelitian yang
berhubungan dengan ruang lingkup penelitiannya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu teknik baca dan
catat. Peneliti membaca naskah drama yang berjudul Badai Sepanjang
Malamkarya Max Arifin pada buku Kumpulan Drama Remaja yang disusun oleh
A Rumadi, tahun terbit 1988. Lalu, peneliti mencatat intisari yang terkandung
dalam naskah drama tersebut. Berdasarkan paparan teori mengenai pengertian
pengumpulan data dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengumpulan
data deskriptif adalahkegiatan menyiapkan data penelitian yang dikumpulkan
sebelum kegiatan analisis data. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
F. Teknik Analisis Data
Spradley (dalam Yusuf, 2014: 333)secara lugas menyatakan bahwa
analisis adalah cara berpikir. Hal itu, berkaitan dengan pengujian secara sistematis
mengenai sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antarbagian, dan
hubungannya dengan keseluruhan. Pada prinsipnya, analisis adalah untuk mencari
pola tentang sesuatu yang diteliti. Berdasarkan paparan teori mengenai teknik
analisis data dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis data
penelitian deskriptif yaitu kegiatan peneliti memberikan penggambaran tokoh
berdasarkan karakter menggunakan teknik Ekspositori.Pada tahap perencanaan
ini, peneliti akan menganalisis karakter tokoh drama Badai Sepanjang Malam
karya Max Arifin dengan membuat daftar urutan kegiatan analisis data. Langkah-
langkah peneliti dalam menganalisis data penelitian sebagai berikut.
1. Peneliti mengindentifikasi karakter tokoh dalam naskah drama Badai
Sepanjang Malam karya Max Arifin yang terdapat pada Buku Rumadi
dengan membaca secara saksama naskah drama Badai Sepanjang
Malamkarya Max Arifin.
2. Peneliti mengklasifikasikan tokoh-tokoh drama Badai Sepanjang Malam
karya Max Arifin berdasarkan karakter tokoh dengan mencatat tokoh-
tokoh yang terdapat dalam naskah drama Badai Sepanjang Malam dan
memilah-milah kutipan isi naskah drama yang berupa tuturan tokoh
drama Badai Sepanjang Malam yang menunjukkan bukti mengenai
karakter tokoh sesuai dengan peranannya.Tokoh-tokoh itu diklasifikasikan
menjadi enam peran yang mempunyai karakter masing-masing yaitu tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
utama, tokoh tambahan, tokoh protagonis, tokoh antagonis, tokoh
sederhana dan tokoh kompleks.
3. Peneliti menginterpretasikan karakter tokoh-tokoh yang berperan dalam
drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin sesuai dengan
klasifikasi tokoh menggunakan teknik ekspositori dengan memberikan
uraian atau penjelasan dan mencantumkan bukti kutipan isi naskah drama.
4. Peneliti melaporkan hasil analisis karakter tokoh yang berperan dalam
dramaBadai Sepanjang malamkarya Max Arifin berupa uraian maupun
penjelasan dari tuturan tokoh drama Badai Sepanjang Malam yang
dicantumkan pada bab IV yang berisi hasil penelitian dan pembahasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan naskah drama Badai Sepanjang Malam karya
Max Arifin sebagai bahan analisis yang dijabarkan pada bab IV mulai dari tahap
analisis awal sampai analisis akhir. Pada bab ini, peneliti akan menguraikan dua
rumusan masalah yaitu mendeskripsikan karakter tokoh drama“Badai Sepanjang
Malam karya Max Arifin serta menunjukkan rencana pembelajaran karakter tokoh
drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin dalam pembelajaran Sastra
menggunakan metode cooperative learning untuk SMA kelas XI semester II.
Penelitian deskriptif ini, berupa hasil analisis karakter tokoh drama Badai
Sepanjang Malam karya Max Arifin yang dijabarkan dalam sebuah kalimat atau
paragraf menggunakan teknik Ekspositori.Teknik Ekspositori juga disebut sebagai
teknik analitis, pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi,
uraian, atau penjelasan secara langsung (Nurgiyantoro, 2012:195).
Pada penelitian ini, pengunaan metode cooperative learning dalam
pembelajaran Sastra dengan tujuan untuk membangun sikap kooperatif antar guru
dan siswa dalam kegiatan menganalisis karakter tokoh drama Badai Sepanjang
Malam yang diintegrasikan pada materi teks Ulasan Flim atau Drama di jenjang
SMA kelas XI semester II. Metode cooperative learning ini dikembangkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Silabus pembelajaran yang diharapkan
dapat memberi motivasi belajar siswa dalam meningkatkan aspek pengetahuan
dan keterampilan serta menanamkan nilai sikap yang baik dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sehari-hari siswa. Peneliti mendeskripsikan karakter tokoh yang berperan dalam
drama Badai Sepanjang Malam menggunakan teori penggambaran tokoh dari
Abrams berdasarkan karakternya yang diklasifikan sesuai peranannya.
B. Analisis Karakter Tokoh Drama Badai Sepanjang Malam
1. Analisis Karakter Tokoh Drama Badai Sepanjang Malam
Drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin ini merupakan salah
satu kumpulan drama remaja dalam Buku Rumadi, terdiri dari adegan satu babak
dalam lima lembar halaman.Terdapat tiga tokoh yang berperan dalam naskah
drama Badai Sepanjang Malam yaitu Jamil, Saenah dan Kepala desa.Tokoh
menunjuk pada orang sebagai pelaku cerita. Tokoh cerita adalah orang-orang yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam
ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan Abrams (1981:20), (dalam
Nurgiyantoro, 2002:165). Peneliti akan menginterpretasikan karakter tokoh-tokoh
yang berperan dalam drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin
menggunakan teknik ekspositori dengan memberikan uraian atau penjelasan
mengenai karakter tokoh yang berperan drama sesuai dengan hasil klasifikasi
tokoh dari teori Abrams.
Pengenalan awal tokoh yang terdapat pada Badai Sepanjang Malamkarya
Max Arifin diawali dengan deskripsi kedatangan pertama kali suami-istri yang
menghadiri acara malam hari di desa Klaulan. Jamil dan Saenah mengenakan baju
bagus pada acara itu yang memberi kesan sebagai penduduk kota. Tujuan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
datang ke desa Klaulan yang terpencil diperlihatkan sebagai sisi idealisme
mereka. Hal ini dapat dibuktikan pada kutipan berikut.
“Kedua suami-istri memperlihatkan pola kehidupan kota. Dengan
kata lain, mereka berdua memang berasal dari kota. Tampak
padacara dan bahan pakaian yang mereka kenakan pada malam
hari itu. Mereka juga memperlihatkan sebagai orang yang baik-
baik. Hanya idealisme yang menyala-nyala yang menyebabkan
mereka berada di desa terpencil itu. Arifin (dalam Rumadi,1988:
25)”.
a. Tokoh Utama atau Tokoh Sentral
Tokoh yang diutamakan paling banyak diceritakan sebagai pelaku
kejadian maupun yang dikenai kejadian adalah Saenah. Kehadiran Saenah dalam
drama Badai Sepanjang Malam ini sebagai seorang yang dikenai kejadian pada
saat Saenah mengingat pertama kali tiba di desa Klaulan dan mengetahui tekad
Jamil datang ke Klaulan untuk mengajar generasi muda agar pandai yang disertai
dengan idealismenya yang menyala-nyala. Hal ini dapat dibuktikan pada kutipan
sebagai berikut.
“Aku tidak berpikir sampai ke sana. Pikiranku sederhana saja. Kau
masih ingat tentunya, ketika kita pertama kali tiba di sini, ya
setahun yang lalu.Tekadmu untuk berdiri di depan kelas, mengajar
generasi muda itu agar mereka menjadi pandai. Idealismemu
menyala-nyala. Arifin (dalam Rumadi,1988: 27)”.
Saenah berusaha menguji kejujuran Jamil dengan menyampaikan beberapa
pertanyaan pada Jamil untuk jujur dengan hati nuraninya. Saenah menganggap
Jamil sebagai orang yang keras kepala karena hanya menuruti hati nuraninya saja.
Saenah pun merasa terdesak dengan masyarakat desa Klaulan. Hal ini dapat
dibuktikan pada kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
“Kini aku yang harus bertanya: jujurkah pada nuranimu sendiri?
Penilaian terakhir ada pada hatimu. Dan mampukah kau membuat
semacam pengadilan yang tidak memihak kepada nuranimu
sendiri? Karena bukan mustahil sikap keras kepala yang berdiri di
belakang semuannya itu. Terus terang dari hari ke hari kita seperti
terdesak dalam masyarakat yang kecil ini. Arifin(dalam
Rumadi,1988: 28)”.
Saenah menjadi pelaku yang dikenai kejadian yaitu saat Saenah
mengenang Jamil yang membujuknya datang ke desa Klaulan untuk mewujudkan
tekadnya dalam mengajar generasi muda agar menjadi pandai. Hal ini dapat
dibuktikan pada kutipan berikut.
“Aku terkenang masa itu, ketika kau membujuk aku agar aku mau
datang kemari.Arifin(dalam Rumadi,1988: 29)”.
Saenah menyampaikan pada Jamil bahwa ia sudah mengetahui macam
suami yang ia pilih saat melangkahkan kaki memasuki gerbang perkawinan.
Saenah juga menyadari tugasnya sebagai istri untuk mendampingi dan
mendukung karier Jamil sebagai guru yang mengajar di sekolah desa Klaulan
yang terpencil. Saenah menunjukkan sikap berbaktinya Jamil sebagai suaminya
yang mau berpindah tinggal dari kota ke desa.Hal ini dapat dibuktikan pada
kutipan berikut.
“Baiklah, Sayang. Ketika aku melangkahkan kaki memasuki
gerbang perkawinan kita, aku sudah tahu macam suami yang
kaupilih itu. Aku bersedia mendampingimu. Aku tahu, apa tugas
utamaku disamping sebagai seorang ibu rumah tangga. Yaitu
menghayati tugas suami dan menjadi pendorong utama kariernya.
Aku bersedia meninggalkan kota yang ramai dan aku sudah siap
mental menghadapi kesunyian dan kesepian macam apa pun. Kau
tak perlu sangsi. Arifin(dalam Rumadi,1988: 30)”.
Saenah bertukar pikiran dengan Jamil mengenai permasalahan yang
dialami mereka dengan masyarakat desa Klaulan saat tinggal di desa Klaulan.
Akhirnya, Saenah meyakinkan Jamil akan manfaat dari pertukaran pikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi dengan masyarakat desa Klaulan.
Saenah menganggap orang yang mempunyai kuasa tidak mau bertukar pikiran
karena mereka sudah berkuasa atau mempunyai wewenang khusus. Hal ini dapat
dibuktikan pada kutipan berikut.
“Ya, seperti pertukaran pikiran malam ini. Kita harus yakin akan
pertukaran pikiran. Ada gejala dalam masyarakat dimana orang
kuat dan berkuasa segan bertukar pikiran. Untuk apa, kata mereka.
Kan aku berkuasa. Arifin (dalam Rumadi, 1988: 32)”.
b. Tokoh Tambahan atau Tokoh Periferal
Tokoh tambahan yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita tetapi
kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama yang melengkapi
cerita yaitu Jamil. Jamil diceritakan sebagai seorang guru muda yang ditempatkan
di desa terpencil, saat bertugas sebagai guru ia membuat buku harian yang
berisiperjalanan hidupnya yang dapat menjadi peluang atau kesempatan bagi
orang lain. Tokoh Jamil menjadi pelengkap cerita sebagai lawan bicara Saenah.
Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut.
“Semuanya, semua apa yang kupikirkan selama ini sudah kurekam
dalam buku harianku, Saenah. Perjalanan hidupku seorang guru
muda yang ditempatkan di suatu desa terpencil seperti Klaulan ini
kini merupakan lembaran-lembaran terbuka bagi semua
orang.Arifin (dalam Rumadi,1988: 26).
Jamil menjawab pertanyaan Saenah denganmenyertakan sikap jujur dalam
menulis buku hariannya karena setia kepada hati nuraninya. Jamil tidak mudah
menjawab sesuatu hal dengan berkata iya, jika hatinya menolak berkata tidak saat
berdialog dengan masyarakat dalampergaulan hidup. Hal ini dapat dibuktikan
pada kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
“Kejujuran kupertaruhkan di dalamnya, Saenah. Aku bisa
mengatakan, kita kadang-kadang dihinggapi oleh sikap-sikap
munafik salam suatu pergaulan hidup. Ada ikatan - ikatan yang
mengharuskan kita berkata “Ya!” terhadap apa pun, sekalipun
dalam hati kecil kita berkata “Tidak”. Kejujuranku mendorong aku
berkata, “Tidak”, karena aku melatih diri menjadi orang yang setia
kepada nuraninya. Aku juga tahu, masa kini yang dicari adalah
orang-orang yang mau berkata “Ya”.
Yang berkata “Tidak” akan disisihkan. Memang sulit, Saenah. Tapi
itulah hidup yang sebenarnya terjadi. Kecuali kalau kita mau
melihat hidup ini indah diluar, bobrok di dalam. Itulah
masalahnya.Arifin (dalam Rumadi,1988: 27).
Jamil mengajak Saenah untuk datang ke desa Klaulan dengan tekad untuk
menenangkan diri dari keramaian kota dan bisa bertemu dengan masyarakat desa
yang polos. Jamil menyampaikan pada Saenah bahwa tenaga mengajarnya lebih
diperlukan didesa dengan bisa melakukan banyak hal di desa daripada dikota. Hal
ini dapat dibuktikan pada kutipan berikut.
“Aku mau hidup jauh dari kebisingan, Saenah. Aku tertarik dengan
kehidupan sunyi di desa, dengan penduduknya yang polos dan
sederhana. Di sana aku ingin melihat manusia seutuhnya. Manusia
yang belum dipoles sikap-sikap munafik dan pulasan belaka. Aku
harap kau menyambut keinginanku ini dengan gembira, dan kita
bersama-sama ke sana. Di sana tenagaku lebih diperlukan daripada
di kota. Dan tentu banyak yang dapat aku lakukan” Arifin (dalam
Rumadi, 1988:30).
Jamil mempunyai sifat yang idealis, ia bertekad melamar bertugas di desa
Klaulan karena ingin menjadi guru teladan ditambah kepedulian Jamil terhadap
minimnya fasilitas pendidikan di sekolah desa dibandingkan di sekolah perkotaan.
Jamil mempunyai keprihatinan terhadap pendidikan anak-anak di desa yang
terbatas fasilitas pendidikan seperti alat tulis sehingga guru yang mengajar didesa
mengalami kesulitan dan kesedihan saat mengajar setiap harinya berhadapan
dengan anak-anak yang bersekolah di desa. Sedangkan, anak-anak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bersekolah dikota mempunyai kesempatan belajar yang lebih baik dengan fasilitas
pendidikan yang memadai. Hal itulah yang menjadi alasan Jamil melamar tugas
mengajar generasi muda di desa Klaulan yang terpencil. Hal ini dapat dibuktikan
pada kutipan sebagai berikut.
“Aku bukan orang yang membutuhkan perhatian dan publikasi.
Kepergianku ke sana bukan dengan harapan untuk menjadi guru
telada. Coba bayangkan, siapa pejabat yang bisa memikirkan
kesulitan seorang guru yang bertugas di Sembalun, umpamannya?
Betul mereka menerima gaji tiap bulan. Tapi dari hari ke hari
dicekam kesunyian, dengan senyum secercah terbayang di bibirnya
bila menghadapi anak bangsanya. Dengan alat-alat serba kurang
mungkin kehabisan kapur, namun hatinya tetap disana. Aku bukan
orang yang membutuhkan publikasi, tapi ukuran-ukuran dan nilai-
nilai seorang guru di desa perlu direnungkan kembali. Ini bukan
ilusi atau igauan di malam sepi, Saenah. Sedang teman-teman di
kota mempunyai kesempatan untuk hal-hal yang sebaliknya dari
kita ini. Itulah yang mendorong aku, mendorong hatiku melamar
bertugas di desa ini. Arifin (dalam Rumadi,1988: 30).
c. Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis yang memegang peranan pemimpin dalam cerita
mempunyai karakter baik dan pengejawantahan nilai-nilai yang ideal bagi kita
adalah Saenah. Saenah mempunyai sifat optimis saat menghadapi Jamil yang
mempunyai masalah tidak bisa bergaul akrab dengan masyarakat desa Klaulan.
Saenah meyakinkan Jamiluntuk diketahui bersama, kalau ada sesuatu yang perlu
ditemukan penyebabnya perihal Jamil yang tidak bisa bergaul akrab dengan
masyarakat desa Klaulan sekaligus mengingatkan Jamil terhadap sikap idealisnya
yang seharusnya dapat membantu Jamil mampu bergaul akrab dengan masyarakat
desa Klaulan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tidak! Mesti ada sesuatu yang hilang antara kau dengan
masyarakatmu. Selama ini kau dengan masyarakatmu. Selama ini
kau membanggakan dirimu sebagai seorang idealis. Idealis
sejati,malah. Apalah arti kata itu bila kau sendiri tidak bisa dan
tidak mampu bergaul akrab dengan masyarakatmu.Arifin (dalam
Rumadi, 1988: 29).
Saenah membaca buku harian Jamil tertanggal 2 Oktober 1977, tentang
perjalanan hidup Jamil menjadi seorang guru SD di desa Klaulan. Saenah diminta
Jamil untuk membacakan buku hariannya. Hal ini dapat dibuktikan pada kutipan
sebagai berikut.
(Membaca)“Sudah setahun aku bertugas di Klaulan. Suatu tempat
yang terpacak tegak seperti karang di tengah lautan, sejak desa ini
tertera dalam peta bumi. Dari jauh dia angker, tidak bersahabat;
panas dan debu melecut tubuh. Ia kering kerontang, gersang.
Apakah aku akan menjadi bagian dari alam yang tidak bersahabat
ini? Menjadi penonton yang diombang-ambingkan oleh barang
tontonannya. Setahun lewat dan selama itu manusia ditelan alam”.
Aku belum menemukan kenjatanan di sini. Orang-orang seperti
sulit berbicara tentang hubungan dirinya dengan alam. Sampai di
mana kebisuan ini bisa diderita? Dan apakah akan diteruskan oleh
generasi-generasi yang setiap pagi kuhadapi? Apakah disini tidak
dapat dikatakan adanya kekejaman”. Arifin (dalam Rumadi,1988:
27).
Saenah mempertanyakan kejujuran dan sikap keterlaluan Jamil dalam
tulisan di buku harian Jamil tentang perjalanan hidupnya menjadi seorang guru
yang mengajar anak SD di desa Klaulan. Hal ini dapat dibuktikan pada kutipan
berikut.
“Apakah tulisan ini tidak keterlaluan? Bisakah ditemukan
kejujuran di dalamnya?” Arifin (dalam Rumadi,1988: 27).
Saenah menyampaikan pada Jamil bahwa Jamil tidak memahami
masyarakat di desa Klaulan tempat ia mengajar sebagai guru SD di desa Klaulan.
Hal ini dapat dibuktikan pada kutipan berikut.
“Kau tidak memahami masyarakatmu”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Arifin (dalam Rumadi,1988:29).
Saenah menanyakan Jamil untuk memikirkan baik-baik bahwa perjuangan
mengajar didesa itu jauh dari perhatian banyak orang. Hal ini dapat dibuktikan
pada kutipan berikut.
“Sudah kau pikirkan baik-baik? Perjuangan di sana berarti diluar
jangkauan perhatian. Arifin (dalam Rumadi,1988:30)”.
Saenah mempunyai sifat sabar saat menghadapi permasalahan yang
dialami Jamil dengan masyarakat di desa Klaulan. Saenah menyampaikan pada
Jamil tentang masalah itu berdasarkan sudut pandang dari buku yang sering
dibaca oleh Jamil ditambah pula Saenah mengenal diri Jamil dengan baik sebagai
suaminya, ia berusaha menghargai suaminya. Hal ini dapat dibuktikan pada
kutipan berikut.
“Tidak banyak. Tapi yang kuketahui ada orang yang mencari
kekuatan pada buku-bukunya. Dan dia tidak akan mundur walau
kehidupan pahit macam apa pun disodorkan kepadanya. Karena ia
mempunyai integritas diri lebih tinggi dari orang-orang yang
menyebabkan kepahitan hidupnya. Apakah kau menyerah dalam
hal ini? Ketika kau melangkahkan kakimu memasuki desa ini
terlalu banyak meminta dirimu. Inilah resiko hidup di desa.
Seluruh aspek kehidupan disorot. Sampai-sampai soal pribadi kita
dijadikan ukuran mampu tidaknya kita bertugas. Dan aku tahu hal
itu. Karena aku kenal kau. (Suasana menjadi hening. Pause) Aku
sama sekali tak menyalahkan kau. Malah diam-diam menghargai
kau, hal itu sudah sepantasnya. Aku tidak ingin tenggelam begitu
saja dalam suatu masyarakat atau dalam suatu sistem yang jelek
namun telah membudaya dalam masyarakat itu. Dimana pun kau
berada. Juga sekiranya kau bekerja di kantor. Kau pernah dengan
penuh semangat menceritakan bagaimana novel karya Leon Uris
yang berjudul QB. VII. Di sana Uris menulis, katamu, bahwa
seorang manusia harus sadar kemanusiaannya dan berdiri tegak
antara batas kegilaan lingkungannya dan kekuatan moral yang
seharusnya menjadi pendukungnya. Betapapun kecil kekuatan itu.
Di sanalah manusia itu diuji. Ini bukan kuliah. Aku tak menyetujui
bila kau bicara soal kalah dan menang dalam hal ini. Tidak ada
yang kalah dan tidak ada yang menang. Dialog masih kurang
Arifin (dalam Rumadi,1988:32).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
d. Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis yang menentang tokoh protagonis sehingga
menyebabkan konflik, ketegangan dan berkarakter kurang baik yang memusuhi
tokoh protagonis adalah Jamil. Jamil menyatakan perlawanannya terhadap Saenah
yang selalu mengganggap Jamil sulit berdialog dan bergaul akrab dengan
masyarakat desa Klaulan. Jamil menanyakan keraguan Saenah, Jamil merasa
sudah berusaha berbuat jujur dalam tindakannya. Hal ini dapat dibuktikan pada
kutipan berikut.
“Apakah masih harus kukatakan bahwa aku telah berusaha berbuat
jujur dalam semua tindakanku? Kau menyalahkan aku karena aku
terlalu banyak bilang “Tidak” dalam setiap dialog dengan
sekitarku. Tapi itulah hatiku yang iklas untuk ikut gerak langkah
masyarakatku. Tidak, Saenah. Mental masyarakat seperti katamu
itu tidak terbatas di desa saja, tapi juga berada di kota”. Arifin
(dalam Rumadi, 1988: 29).
Jamil mempunyai sifat yang mudah putus asa dengan menyalahkan orang
lain saat menghadapi masalah. Jamil menyampaikan pada Saenah bahwa
masyarakat desa Klaulan tidak bisa memahami dirinya. Hal ini dapat dibuktikan
pada kutipan berikut.
“Masyarakat itulah yang tidak bisa memahami aku”
Arifin (dalam Rumadi,1988:29)
e. Tokoh Sederhana atau Datar
Tokoh sederhana atau datar yang kurang mewakili keutuhan personalitas
manusia hanya ditonjolkan satu sisinya saja dan tidak mengalami dinamika yaitu
Kepala desa. Tokoh ini tidak berperan penuh dalam drama Badai Sepanjang
Malam.Peran kepala desa ini digambarkan melalui suara flashback kepala desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang terekam pada tape recorder saat memberi sambutan pidato selamat datang
bagi Jamil dan Saenah sebagai warga pendatang di desa Klaulan pada acara
malam hari. Kepala desa sebagai wakil masyarakat desa Klaulan mempunyai sifat
yang baik hati dengan menyimpan harapan pada Jamil untuk turut serta
memajukan pendidikan di sekolah desa Klaulan dengan sumbangan tenaga dan
pikirannya. Hal ini dapat dibuktikan pada kutipan berikut.
“Kami ucapkan selamat datang kepada Saudara Jamil dan istri.
Inilah tempat kami. Kami harap Saudara betah di tempat ini, betah
menjadi guru di sini”.“Untuk tempat Saudara berlindung dari panas
dan angin, kami telah menyediakan pondok yang barangkali tidak
terlalu baik bagi Saudara. Dan apabila Anda memandang bangunan
SD yang cuma tiga kelas itu. Dindingnya telah robek, daun
pintunya telah copot, lemari-lemari sudah reyot, lonceng sekolah
bekas pacul tua yang telah tak terpakai lagi. Semuanya, menjadi
tantangan bagi kita bersama. Selain itu, kami perkenalkan dua
orang lainnya yang sudah lima tahun bekerja disini. Yang ini
adalah Saudara Sahli, sedang yang berkacamata itu adalah Saudara
Hasan.Kedatangan Saudara ini akan memperkuat tekad kami untuk
membina generasi muda di sini. Harapan seperti menjadi harapan
Saudara Sahli dan Saudara Hasan tentunya”Arifin (dalam
Rumadi,1988:28).
f. Tokoh Kompleks atau Tokoh Bulat
Tokoh kompleks atau tokoh bulat yang dapat dilihat semua sisi
kehidupannya yaitu Tokoh Jamil. Jamil menulis dalam buku harian tentang
perjalanan hidupnya sebagai guru muda yang telah setahun bertugas di desa
Klaulan dengan menggambarkan desa Klaulan sebagai sebuah desa yang
mempunyai kehidupan yang pelik karena masyarakatnya susah untuk diajak
berpikir maju untuk menyiapkan masa depan yang cerah dan pendidikan yang
layak. Masyarakat desa Klaulan juga mempunyai masalah sulit membangun
dengan baik lingkungan hidupnya untuk memajukan lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
“Sudah setahun aku bertugas di Klaulan. Suatu tempat yang
terpacak tegak seperti karang di tengah lautan, sejak desa ini tertera
dalam peta bumi. Dari jauh dia angker, tidak bersahabat; panas dan
debu melecut tubuh. Ia kering kerontang, gersang. Apakah aku
akan menjadi bagian dari alam yang tidak bersahabat ini? Menjadi
penonton yang diombang-ambingkan oleh barang tontonannya.
Setahun lewat dan selama itu manusia ditelan alam”. Aku belum
menemukan kenjatanan di sini. Orang-orang seperti sulit berbicara
tentang hubungan dirinya dengan alam. Sampai di mana kebisuan
ini bisa diderita? Dan apakah akan diteruskan oleh generasi-
generasi yang setiap pagi kuhadapi? Apakah disini tidak dapat
dikatakan adanya kekejaman” Arifin (dalam Rumadi,1988: 27).
Jamil menyampaikan pada Saenah dalam perbincangannya bahwa ada
permasalahan yang dialami oleh anak-anak di sekolah yang membutuhkan
pertukaran pikiran banyak orang untuk memecahkan permasalahan itu. Hal ini
dapat dibuktikan pada kutipan berikut.
“Aku mungkin mulai menyadari apa benda yang hilang yang
kaukatakan tadi. Generasi sekarang mengalami kesulitan dalam
masalah hubungan. Hubungan antar sesama manusia. Mereka
mengalami apa yang disebut kegaguan intelektual. Kita makin
cemas, kita seakan akan mengalami kemiskinan artikulasi. Di
sementara sekolah di banyak sekolah malah, mengarang pun
bukanlah menjadi pelajaran utama lagi, sementara makin banyak
gagasan harus diberitahukan ke segala sudut. Pertukaran pikiran
makin dibutuhkan”. Arifin (dalam Rumadi,1988: 32).
Jamil menyampaikan kutipan kata-kata dalam buku Eric Fromm yang
telah dibaca bahwa masyarakat tidak hanya konflik dengan orang-orang yang
bersikap tidak sosial melainkan juga pada seseorang yang mempunyai
kemampuan lebih, sumbangsihnya diharapkan oleh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan di lingkungan sekitar tempat ia tinggal bersama masyarakat. Namun,
orang yang memberikan sumbangsih itu justru mendapatkan tuntutan-tuntutan
lebih dari masyarakat tempat ia tinggal, sehingga ia merasa ditekan oleh
masyarakatnya sendiri. Hal ini dapat dibuktikan pada kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
“Padahal nasib suatu masyarakat tergantung pada hal-hal itu. Dan
kita jangan melupakan kenyataan bahwa masyarakat itu bukan saja
berada dalam konflik dengan sifat-sifat manusia yang paling
dibutuhkan, yang justru ditekan oleh masyarakat itu sendiri”
Arifin (dalam Rumadi, 1988: 32).
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Karakter Tokoh drama Badai
Sepanjang Malam dengan Metode Cooperative learning
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran karakter tokoh drama Badai
Sepanjang Malam dengan metode cooperative learning dalam penelitian ini
terdiri dari enam tahap yang harus dilaluisiswa dan guru. Tahap yang pertama,
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar siswa
pada kegiatan awal pembelajaran agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Lalu, tahap yang kedua, guru menyajikan informasi tentang teks ulasan drama
atau flim pada siswa dengan mempertunjukkan contoh teks materi pelajaran yang
sedang dipelajari siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, tahap yang
ketiga, siswa mendapat penjelasan dan arahan dari guru untuk mengetahui cara
membentuk kelompok dan siswa juga mendapat pendampingan guru untuk
melakukan transisi secara efisien didalam kelompok. Selanjutnya, tahap yang
keempat, siswa mendapat bimbingan dari guru saatmengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru yaitu membandingkan teks ulasan Laskar pelangi dan
Sahabat terbaikserta menulis teks ulasan drama Badai Sepanjang Malam yang
menafsirkan unsur tokoh drama Badai Sepanjang Malam. Pada tahap yang
kelima, siswa dan guru melakukan evaluasi belajar mengenai materi teks ulasan
drama atau flimyang telah dipelajari, dilanjutkan setiap kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
mempresentasikan hasil kerjanya tentang membandingkan teks ulasan dan
menulis teks ulasan tersebut. Terakhir, tahap yang keenam, siswa mendapat
penghargaan atau apresiasi dari guru atas upayamaupun hasil belajar siswa secara
individu dan kelompok.
D. Rencana Pembelajaran karakter tokoh drama Badai SepanjangMalam
karya Max Arifin dengan Metode Cooperative learning
Pada bagian ini, siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal sampai
akhir sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang telah disusun
oleh guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus materi teks ulasan
untuk mendeskripsikan karakter tokoh drama Badai Sepanjang Malam karya Max
Arifin dengan metode cooperative learning. Adapun kegiatan pembelajaran yang
diikuti siswa sebagai berikut.
1. Siswa mendapat gambaran awal teks ulasan drama atau flim dan menulis
teks ulasan drama atau flim pada kegiatan pembelajaran pertemuan
pertama dan kedua.
2. Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai tujuan pembelajaran,
kompetensi diri dan kompetensi sosial yang hendak dicapai oleh siswa
serta mendapat motivasi belajar dari guru.
3. Siswa menerima informasi tentang materi membandingkan teks ulasan
dramayang telah disajikan oleh guru pada pertemuan pertama dan siswa
menerima informasi tentang materi menulis teks ulasan flim atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dramayang telah disajikan guru pada kegiatan pembelajaran
pertemuankedua.
4. Siswa melakukan tanya jawab mengenaimateri pokok membandingkan
teks ulasan drama atau flim, unsur intrinsik drama khususnya unsur tokoh
beserta contoh teks ulasan flim Surat kecil untuk Tuhan pada pertemuan
pertama, kemudian bertanya jawab mengenai materi menulis teks ulasan
drama dan mengamati struktur dan kaidah teks ulasan flim Surat kecil
untuk Tuhan pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua.
5. Siswa mengumpulkan informasi untuk menjelaskan pengertian teks ulasan
drama atau flim,struktur dan kaidah teks ulasan drama dan unsur intrinsik
drama khususnya unsur tokoh pada pertemuan pertama. Selanjutnya, siswa
menjelaskan tentang menulis ulasan flim atau drama dan langkah-langkah
menulis ulasan drama berdasarkan informasi yang dikumpulkan pada
kegiatan pembelajaran pertemuan kedua.
6. Siswa mendapat arahan dan penjelasan dari guru dalam membentuk
kelompok diskusi yang terdiri 4 orang untuk mendiskusikan tentang
membandingkan teks ulasan flim Laskar pelangi dan Sahabat terbaik pada
pertemuan pertama dan berdiskusi kembali dalam kelompok untuk
mendiskusikan tentang menulis teks ulasan drama Badai Sepanjang
Malam dengan adanya kegiatan menafsirkan tokoh berdasarkan karakter
yang sesuai dengan peranannya pada kegiatan pembelajaran pertemuan
kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
7. Siswa mendapat bimbingan dari guru saat mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru yaitu membandingkan teks ulasan Laskar pelangi dan Sahabat
terbaikserta menulis teks ulasan drama Badai Sepanjang Malamdengan
adanya kegiatan menafsirkan tokoh berdasarkan karakter yang sesuai
dengan peranannya pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua.
8. Siswa dan guru melakukan evaluasi mengenai materi teks ulasan yang telah
dipelajari pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dan kedua.
9. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang membandingkan
teks ulasan flim Laskar pelangi dan Sahabat terbaik pada pertemuan
pertama. Kemudian, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
menulis ulasan drama Badai Sepanjang Malam khususnya untuk
mendeskripsikan karakter tokoh drama “Badai Sepanjang Malam” pada
kegiatan pembelajaran pertemuankedua.
10. Siswa mendapat perhargaan dan apresiasi dari guru atas usaha dan hasil
belajar siswa secara individu dan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
` BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan menyumbangkan bahan ajar dalam pembelajaran
Sastra untuk menganalisis karakter tokoh drama Badai Sepanjang Malam yang
diintegrasikan pada materi teks Ulasan Flim atau Drama dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Peneliti menganalisis karaktertokoh menggunakan
teknik Ekspositori yang berupa uraian atau penjelasan. Hasil penelitian dan
pembahasan pada penelitian ini yaitu Saenah menjadi tokoh utama yang sering
muncul terlibat dalam cerita maupun dilibatkan dalam cerita dan tokoh
protagonisyang memegang peranan pemimpin dalam cerita mempunyai karakter
baik dan pengejawantahan nilai-nilai yang ideal. Lalu, Jamil menjadi tokoh
tambahan yang hadir untuk mendukung tokoh utama dan tokoh antagonis yang
menentang tokoh protagonis sehingga menyebabkan konflik, ketegangan dan
berkarakter kurang baik yang memusuhi tokoh protagonist karena ia menentang
dirinya sendiri dan menentang Saenah sebagai tokoh protagonis serta tidak bisa
bergaul akrab dengan masyarakat desa Klaulan. Jamil juga menjadi tokoh
kompleks atau tokoh bulat yang dapat dilihat semua sisi kehidupannya mulai dari
ia mengajar di perkotaan sampai melamar bertugas di desa Klaulan serta
permasalahan pribadi yang dialami dengan dirinya sendiri dan masyarakat desa
Klaulan berkaitan dengan keadaan di desa klaulan yang tidak bisa berubah sesuai
dengan idealis Jamil maupun pertentangannya dengan Saenah menanggapi
permasalahan tersebut. Kemudian, Kepala desa menjadi tokoh sederhana atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
datar yang kurang mewakili keutuhan personalitas manusia hanya ditonjolkan satu
sisinya saja dan tidak mengalami dinamika cerita serta kehadirannya hanya
melalui rekaman suara flashback
Kegiatan pembelajaran karakter tokoh drama Badai Sepanjang Malam
dengan metode cooperative learning melalui enam tahap yang perlu dilalui siswa.
Tahap yang pertama, siswa menyimak tujuan pembelajaran dan mendapat
motivasi belajar dari guru agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran. Tahap
yang kedua, siswa menerima informasi tentang teks ulasan drama atau flim dari
contoh teks materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Tahap yang ketiga, siswa
mendapat penjelasan dan arahan dari guru untuk membentuk kelompok dan
pendampingan guru untuk melakukan transisi secara efisien didalam kelompok.
Tahap yang keempat, siswa mendapat bimbingan dari guru saat mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru yaitu membandingkan teks ulasan Laskar pelangi
dan Sahabat terbaik serta menulis teks ulasan drama Badai Sepanjang Malam
dengan adanya kegiatan menafsirkan unsur tokoh berdasarkan karakter sesuai
dengan peranannya dalam naskah drama Badai Sepanjang Malam. Tahap yang
kelima, siswa melakukan evaluasi belajar dengan guru mengenai materi teks
ulasan drama atau flim yang telah dipelajari. Kemudian, mempresentasikan hasil
kerja kelompok tentang membandingkan teks ulasan dan menulis teks ulasan
tersebut. Terakhir, tahap yang keenam, siswa mendapat penghargaan atau
apresiasi dari guru atas upaya maupun hasil belajar siswa secara individu dan
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
B. Implikasi
Penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi terhadap pembelajaran Sastra
pada jenjang SMA kelas XI. Siswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan bersastra
dengan membaca naskah drama Badai Sepanjang Malamkarya Max Arifin dan
memahami unsur tokoh drama berdasarkan karakter sesuai dengan peranannya
serta menjawab soal latihan.
Naskah drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin ini layak dibaca
oleh siswa karena mengandung nilai-nilai kehidupan yang baik yaitu
menanamkan rasa peduli untuk membantu sesama yang membutuhkan bantuan
dan mempersiapkan diri dengan tekun belajar untuk mempersiapkan masa depan
yang cerah serta menanamkan nilai karakter yang baik bagi siswa.
C. Saran
1. Bagi Guru Bahasa Indonesia
Guru diharapkan dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa dalam
pembelajaran Sastra melalui bahan ajar yang membantu siswa mengoptimalkan
potensi diri dengan menggunakan metode belajar yang inovatif dan ketersediaan
sumber belajar yang memadai. Selain itu, guru diharapkan juga dapat menjadi
fasilitator belajar siswa dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa dengan
melatih siswa bersikap kooperatif saat mengikuti pembelajaran Sastra. Melalui,
peran dari guru yang menyiapkan bahan ajar dengan metode belajar yang inovatif
dan mendampingi siswa dalam meningkatkan keterampilan sosial diharapkan
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Bagi Sekolah
Metode cooperative learning dalam pembelajaran Sastra yang diterapkan
oleh peneliti diharapkan dapat menunjang kegiatan belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan tersedianya partisipan belajar yang aktif
dan motivasi belajar yang tinggi. Penggunaan metode belajar lain yang
mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia disarankan untuk digunakan agar
guru mempunyai banyak pilihan referensi metode belajar yang inovatif.
Pembelajaran di sekolah diharapkan mendapat kemajuan melalui penggunaan
metode belajar yang inovatif agar tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian “Analisis Karakter Tokoh Drama Badai Sepanjang Malamkarya
Max Arifin dan RencanaPembelajarannya dengan metode Cooperative learning
untuk Siswa SMA kelas XI Semester II” ini merupakan penelitian yang
mempunyai tujuan untuk melengkapi bahan ajar dalam pembelajaran Sastra dan
kebermanfaatannya. Penelitian dengan teknik maupun metode yang lain oleh
peneliti lain dibutuhkan untuk mengoptimalkan potensi diri siswa, meningkatkan
keterampilan siswa dan memberikan solusi terhadap permasalahan belajar yang
dialami siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, M.H. 1981. “A Glossary of Literary Terms”. New York: Holt, Rinehart
and Winston.
Afrizal. 2015. “Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu”. Jakarta:
Grafindo.
Agus Supriyono.2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Max. 1988. “Badai Sepanjang Malam”, dalam Rumadi ed., Kumpulan
Drama Remaja, halaman 24-33, Jakarta: Gramedia.
A. Muri Yusuf. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Badan Standar Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan.Jakarta: BSNP.
Hartanti, RA. 2016. “Pembelajaran Memproduksi Teks Naskah Drama 1 Babak
Dengan Menggunakan Media flim Bisu (Silent Flim) Pada Siswa Kelas XI
SMAN 1 Lembang Tahun Pelajaran 2015/2016”. Skripsi. Universitas
Pasundan.
Harymawan, RMA. 1988. Dramaturgi. Bandung: Rosdakarya.
Herdiansyah, Haris (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk ilmu-ilmu
sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Hikmawati. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: Grafindo Persada.
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Kurniasih, Imas dkk. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep
danPenerapan. Surabaya: Kata Pena.
Lawrence Neuman, William. 2000. Social Research Methods, Qualitative and
Quantitative Approach, 4 th Edition. USA: Allyn & Bacon.
Murti, Bayu Krisna. 2008. “Analisis Puisi Siswa dalam Kaki Langit Majalah
Horison Edisi 77 Mei 20003 dan Implementasinya dalam Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sastra di SMA kelas X dengan Strategi Pembelajaran Cooperative
learning”.Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Nurgiyantoro, Burhan. (a) 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta; Gajah Mada
University press.
Nurgiyantoro, Burhan.(b) 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta; Gajah Mada
University press.
Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Terpadu. Jakarta: Prenadamedia Group.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.
Sanjaya (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta: Kencana Media Group.
Spradley, James. 1980. Participant Observation. (terj.). Edisi Kedua. Yogyakarta:
Tiara Wacana.
Sayuti. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sudjiman, Panuti. 1984. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Gramedia.
Satoto, Soediro. 2012. Analisis Drama & Teater. Yogyakarta: Ombak.
Stahl, R. J. 1994. Cooperative Learning in Social Studies: A Handbook for
Teacher. New York: Addision Wesley Publishing Company, Inc.
Solihatin, Etin. 2008. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS.
Bandung: Bumi Aksara.
Sari, Karmelia Galih Runti. 2017. “Analisis Tokoh dan Penokohan novel Orang-
Orang Proyek karya Ahmad Tohari dan Rancangan Pembelajarannya
dengan menggunakan Metode Role Playing untuk Siswa Kelas XI
Semester I”. Skripsi. Yogyakarta.Universitas Sanata Dharma.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan. Dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Wahyuningtyas, Sri. 2011. Sastra: Teori dan Implikasi. Surakarta: Yuma Pustaka.
Waluyo, Herman J. 2002. Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widyasari Press.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo. kelas XI.
Jakarta: Erlangga.
Wiyatmi. 2009. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Book.
Yuni, Pratiwi. 2014. Teori Drama dan Pembelajarannya. Yogyakarta: Ombak.
Yustiarti, Bekti. 2011. “Analisis Penokohan, Latar, Alur, dan Tema Cerpen „Dua
Tanjung‟karya Farizal Sikumbang serta Implementasinya dalam
Pembelajaran Sastra di SMA kelas XI”.Skripsi. Yogyakarta.
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah: SMA Negeri 1 Wedi
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia (Wajib)
Kelas/Semester: XI/ 2
Alokasi Waktu: 4 x 45 Menit (4JP)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 dan KI- 2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI3: Kompetensi Pengetahuan, yaitu Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
K14: Kompetensi Keterampilan, Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam
ranahkonkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya disekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampumenggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 3
3.2Membandingkan teks cerita pendek,
pantun, cerita ulang, eksplanasi
kompleks, dan
ulasan/reviu/flim/drama baik
melalui lisan maupun tulisan.
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.1 Mengindentifikasi struktur dan
kaidah teks ulasan drama atau
film melalui tulisan.
3.2.2 Membandingkan teks ulasan
flim Laskar pelangidengan
ulasan filmSahabat terbaik
secara lisan.
KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 4
4.2Memproduksi teks cerita pendek,
pantun, cerita ulang, eksplanasi
kompleks, dan ulasan/reviu
flim/drama yang koheren sesuai
dengan karakteristik yang akan
dibuat baik secara lisan maupun
tulisan.
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.2.1Menulis ulasan drama Badai
Sepanjang Malamkarya Max
Arifin, khususnya unsur tokoh
dengan memperhatikan struktur
dan kaidah teks ulasan drama
atau flim.
4.2.2Mempresentasikan teks ulasan
drama Badai Sepanjang
Malamkarya Max Arifin,
khususnya unsur tokoh secara
lisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative
learning dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat membandingkan teks
ulasan flim atau drama serta dalam ketrampilan menulis ulasan drama dengan rasa
ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran dan bersikap
jujur, teliti dan peduli.
D. Materi
Struktur dan Kaidah Ulasan Drama atau Flim
Struktur atau susunan penyajian teks ulasan flim atau drama mencakup
hal-hal berikut:
Identitas flim atau drama
Ada contoh drama, disebutkan drama tersebut, yakni drama serial berjudul
Thank You. Selain judul yang termasuk identitas flim atau drama adalah
penulis naskah, sutradara, para pemain, dan stasiun penyiaran. Jika berupa
pementasan drama, identitas yang dapat dituliskan adalah waktu
pementasan, tempat pementasan, dan nama teater atau kelompok yang
mementaskan.
Sinopsis, berupa ringkasan cerita.
Analisis, berupa tinjauan tentang keunggulan dan kelemahan flim atau
drama berdasarkan aspek-aspek tertentu. Terdapat contoh drama, aspek-
aspek yang dimaksud berupa kandungan nilai, latar, dan sosok para
pemainnya. Selain itu, analisis dapat pula dilakukan terhadap tema,
perwatakan, alur, properti, dan unsur-unsur lainnya.
Penutup, berupa kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kaidah Ulasan Drama atau Film
Kaidah atau ketentuan yang menandai teks ulasan flim atau drama adalah
sebagai berikut.
Objek yang dibahas berupa tontonan, yakni flim atau drama. Sementara itu
pembahasnya berperan sebagai apresiator atau kritikus. Selain unsur utama
dari flim atau drama, unsur-unsur yang melekat pada tontonan juga harus
dibahas. Unsur-unsur yang dimaksud adalah tata busana, tata cahaya, tata
suara, dan properti yang melengkapinya.
Teks tersebut tidak akan lepas dari pendapat atau argumentasi yang
bermuara pada suatu penilaian baik atau buruk. Dalam teks ulasan flim
atau drama selalu ada pendapat penulis, yang akan lebih meyakinkan
apabila ditunjang oleh sejumlah fakta dan teori-teori drama atau perfliman.
Objek pembahasan teks tersebut berupa flim atau drama. Oleh karena itu,
teks tersebut akan didominasi oleh istilah-istilah yang berkaitan dengan
drama dan perfliman, istilah-istilah yang dimaksud, misalnya serial drama,
sinetron, lirik, theme song, aktor dan aktris. Suatu tontonan apresiator,
kritikus, istilah-istilah perfliman atau drama yang mengandung pendapat,
fakta-fakta. Sedangkan, objek bahasan, pembahasan, ragam bahasa bersifat
teknis yang berisi analisis kelebihan dan kelemahan.
Membandingkan teks Ulasan Flim atau Drama dan jenis ulasan
Membandingkan dua teks ulasan yaitu mengacu kepada struktur isi dan
ciri bahasa teks ulasan. Intinya mengindentifikasi struktur teks (pendahuluan,
evaluasi, interpretasi, ikhtisar) dan ciri kebahasaan (adjektiva atau klausa
adjektiva, klausa panjang dan kompleks, metafora). Dari situ dapat diketahui
persamaan dan perbedaan kedua teks ulasan. Teks ulasan yang berbentuk lisan
dan tertulis sebagai berikut.
Ulasan berbentuk lisan pada umumnya disampaikan dalam percakapan
santai dan bersifat spontan. Kata-katanya tidak baku. Kalimatnya pun
pendek-pendek. Susunannya tidak sistematis. Ulasan yang disampaikan
cenderung bersifat subjektif. Meskipun demikian, ulasan lisan juga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
disampaikan dalam situasi formal, yakni dalam forum diskusi dengan
tujuan untuk melakukan apresiasi bersama terhadap suatu tayangan flim
atau pagelaran drama.
Teks ulasan tertulis dapat dijumpai dalam media massa, seperti surat kabar
dan majalah. Ulasan tersebut sering menggunakan istilah resensi, yang
artinya pertimbangan dan keunggulan dan kelemahan suatu film atau
drama. Teks ulasan tersebut sering disebut dengan makalah. Selain
strukturnya yang lengkap dan formal, pilihan katanya pun banyak
menggunakan ragam ilmiah. Istilah-istilah perfilman atau teater juga
banyak digunakan. Bahasan di dalamnya menggunakan sejumlah teori atau
referensi tertentu guna memperkuat pendapat penulisannya.
Memproduksi Ulasan Drama atau Flim
Memproduksi teks ulasan merupakan kegiatan memberikan ulasan atau
resensi atas suatu karya baik film maupun drama. Ulasan disusun sebagai umpan
balik dari rasa kritis kita terhadap film atau drama tersebut. Ulasan yang
berbentuk teks disebut sebagai teks ulasan. Teks ulasan bertujuan sebagai media
melontarkan kritikan secara sopan dan santun terhadap suatu karya. Cara yang
paling tepat adalah menyampaikan kritik dengan tutur sapa yang santun,
pemilihan kata yang baik, dan pada waktu yang tepat. Permasalahan yang dikritik
tentunya harus dikuasai dan sebaiknya ulasan tersebut memberikan solusi
terhadap permasalahan yang dikritik.
Langkah-langkah Memproduksi Ulasan Drama atau Film
Menurut Kosasih (2014:205), langkah-langkah memproduksi teks ulasan
drama yang harus diperhatikan sebagai berikut.
Memberikan judul teks ulasan drama;
Menuliskan isi pembukaan dari drama;
Menuliskan isi dari drama;
Memberikan komentar drama;
Memberikan kesimpulan dari hal-hal yang tentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Setiap memprodusi teks ulasan drama sesuai yang diharapkan penulis pasti
harus melalui tahap-tahap dalam memberikan judul, menuliskan isi pembuka teks
ulasan, menuliskan isi dari teks ulasan drama, memberikan komentar teks ulasan
drama dan diakhiri dengan kesimpulan atau rangkuman dari keseluruhan teks
ulasan drama yang telah di tuliskan.
Contoh teks ulasan Flim sebagai berikut.
1) Identitas flim
Judul film: Surat Kecil Untuk Tuhan
Tahun rilis: 7 Juli 2011
Sutradara: Harris Nizam
Pemain: 1. Dinda Hauw sebagai Keke
2. Esa Sigit sebagai Andi
3. Alex Komang sebagai Ayah
4. Ranty Purnamasari sebagai Ibu
5. Heri Savalas sebagai Pak Yus
6. Egi John sebagai Chika
2) Orientasi
Surat Kecil Untuk Tuhan adalah film drama dan biografikal Indonesia
yang dirilis pada 7 Juli 2011.Surat Kecil Untuk Tuhan merupakan kisah nyata
yang ditulis oleh Agnes Davonar pada sebuah novel yang berjudul sama dan
diangkat ke layar lebar pada tahun 2011. Film yang menceritakan tentang Gita
Sesa Wanda Cantika dengan nama panggilan Keke, seorang gadis remaja yang
berusia 13 tahun yang cukup beruntung karena lahir dari keluarga yang sangat
menyayanginya walau sudah bercerai. Selain itu, keke dikelilingi enam sahabat
karib yang selalu setia menemaninya dan kehadiran kekasih Keke yang bernama
Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3) Tafsiran isi
Semuanya tampak sempurna sampai tahun 2003 dokter menyatakan bahwa
Keke mengidap kanker. Keke sering mengalami mimisan, sulit bernapas dan
matanya memerah lalu berair dan ada benjolan yang semakin besar dibawah
kelopak mata bagian kiri. Keke adalah pengidap Rhabdomyosarcoma yang
disebut kanker jaringan lunak. Keke merupakan pasien pertama di Indonesia yang
positif mengidap penyakit tersebut. Dokter menyarankan operasi untuk
menghilangkan sel-sel kanker tersebut. Orang tuanya berat mengambil keputusan
karena tidak tega melihat separuh wajah putrinya harus hilang karena operasi.
Maka, ayah beserta keluarga merahasiakan kanker itu pada Keke. Akhirnya, Keke
mengetahui bahwa ia terserang kanker ganas, ia pasrah dan tidak marah pada
siapapun yang merahasiakan penyakitnya. Ia memberikan senyum kepada
siapapun dan menunjukkan perjuangan bahwa adanya kanker diwajahnya ia masih
mampu berprestasi dan hidup normal di bangku sekolah. Tuhan menunjukkan
kebesaran hati dengan memberi nafas panjang padanya untuk lepas dari kanker itu
sesaat.
Sang Ayah, Joddy Tri Aprianto (Alex Komang) tidak menyerah. Ia terus
berjuang agar putri kesayangannya dapat terlepas dari vonis kematiannya.
Perjuangan sang ayah dalam menyelamatkan putrinya begitu mengharukan.
Ayahnya berusaha untuk mencari pengobatan alternatif dan berkeliling ke seluruh
Indonesia, tapi hasilnya nihil. Mau tak mau ayahnya kembali ke ilmu medis dan
dokter, ada satu cara lain yang bisa membunuh kanker itu yaitu kemoterapi,
perjuangan Keke melawan kanker membuahkan hasil. Dengan segala upaya orang
tuanya, Gita mendapatkan kesempatan untuk sembuh setelah bertahan selama 6
bulan melalui kemotrapi untuk membunuh sel-sel kanker yang menggerogoti
tubuhnya. Sekali kemotrapi, mampu merontokkan semua rambut yang ada
ditubuhnya dan tubuh kecil Gita harus menjalaninya hingga 25 kali untuk bisa
sembuh. Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama dengan keluarga serta
sahabat yang ia cintai lebih lama. Kasus kanker ganas yang diderita oleh gita
menjadi kasus pertama yang terjadi di Indonesia sekaligus menjadi perdebatan di
kalangan kedokteran karena kanker tersebut biasa hanya terjadi pada orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Keberhasilan Dokter Indonesia menyembuhkan kasus kanker tersebut menjadi
prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua Dokter didunia bertanya-
tanya. Namun, kanker itu kembali setelah sebuah pesta kebahagiaan sesaat, Keke
sadar nafasnya di dunia ini semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia
bersyukur mendapatkan penyakit kankernya datang lagi di lokasi berbeda yaitu di
pelipis mata sebelah kanan. Alhasil, kemoterapi dilakukan lagi yang membuat
rambut Keke rontok tak bersisa tapi kanker itu mulai kebal dengan bahan kimia
dan tetap duduk manis di pelipis kanan keke.
Ayah Gita mencoba pengobatan ke Singapura, dokter menyarankan untuk
operasi tapi karena desperdo, mereka pun kembali ke Indonesia dengan kondisi
Keke yang semakin parah, kanker itu mulai menyebar keseluruh tubuh ke paru-
paru, jantung dan organ-organ lain. Meskipun, tangan dan kaki Keke sudah tak
mampu lagi digerakkan, ia tetap bersemangat untuk berangkat sekolah.
Waktu pun berlalu dan kondisi Keke tak juga membaik hingga akhirnya
dia harus diawat inap kembali di Rumah Sakit dengan mengalami koma selama
tiga hari. Pada masa opname itu ada berita yang membanggakan bagi Keke dan
keluarga bahwa Allah memberikan cobaan sesuai kemampuan hambanya. Keke
membuktikan semua itu dengan menjadi juara tiga dikelasnya dalam ujian akhir
sekolah.
Dokter pun menyerah terhadap penyakit kanker yang diderita Keke, saat
hembusan nafas terakhir ia menuliskan sebuah surat kecil kepada Tuhan. Surat
yang penuh dengan kebesaran hati dari seorang remaja. Keke meninggal dunia
pada tanggal 25 Desember 2006 setelah ia menjalankan ibadah Puasa dan Idul
Fitri terakhir bersama keluarga dan sahabatnya, namun kisahnya menjadi abadi.
4) Evaluasi
Penggambaran film Surat kecil untuk Tuhan karya novel Agnes Davonar
mempunyai kelebihan yaitu pembaca dapat terhanyut dalam kisah yang
diceritakan dan kisah yang diangkat dari kehidupan nyata dan sangat menyentuh.
Novel ini juga mengajarkan kita agar iklas dan tabah menerima cobaan dari Allah
sekaligus percaya di setiap cobaan pasti ada jalan keluarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
5) Rangkuman
Dari paparan cerita Surat Kecil Untuk Tuhan dapat disimpulkan bahwa
film ini dapat ditonton oleh semua kalangan. Cerita dalam flim ini banyak
mengandung nilai moral dan nilai religi yang memberikan pesan yang baik
tentang hidup dan mati seseorang sudah ada yang mengatur dan manfaatkanlah
waktu jangan pernah membuang waktu dengan sia-sia.
Unsur intrinsik Drama (Unsur Tokoh)
Tokoh-tokoh menurut Abrams
Abrams (1981: 20), mengungkapkan bahwa tokoh menunjuk pada orang
sebagai pelaku cerita. Abrams memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam
ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (dalam Nurgiyantoro, 2002: 165).
Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembaca dan penyampai
pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca. Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dibedakan berdasarkan
watak atau karakternya sebagai berikut.
1) Tokoh utama atau tokoh sentral
Tokoh utama ialah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa
yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik
sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama menjadi
sentral dalam sebuah cerita.
2) Tokoh tambahan atau tokoh periferal
Tokoh tambahan ialah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama. Tokoh
tambahan bisa terdiri dari satu atau lebih yang kehadirannya sebagai pelengkap
cerita.
3) Tokoh protagonis
Tokoh protagonis ialah tokoh yang memegang peranan pemimpin dalam
cerita. Tokoh ini ialah tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai dengan pandangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kita, harapan-harapan kita, dan merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-
nilai yang ideal bagi kita. Tokoh ini digambarkan sebagai tokoh yang berkarakter
baik.
4) Tokoh antagonis
Tokoh antagonis ialah tokoh penentang dari tokoh protagonis sehingga
menyebabkan konflik dan ketegangan. Tokoh ini digambarkan sebagai tokoh yang
berkarakter kurang baik. Tokoh antagonis akan memusuhi tokoh protagonis.
5) Tokoh sederhana atau datar
Tokoh sederhana atau datar ialah tokoh yang kurang mewakili keutuhan
personalitas manusia dan hanya ditonjolkan satu sisinya saja. Tokoh ini tidak
mengalami dinamika dalam cerita.
6) Tokoh kompleks atau tokoh bulat
Tokoh kompleks atau tokoh bulat ialah tokoh yang dapat dilihat semua sisi
kehidupannya.
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
1) Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
Guru menggunakan kegiatan belajar 5M meliputi, mengamati, menanya,
mencoba, menalar dan mengomunikasikan tujuan pembelajaran.
2) Metode Cooperative Learning
Siswa belajar secara berkelompok yang terdiri dari empat sampai lima
anggota untuk membahas materi dan menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru serta menjalin interaksi sosial yang baik antar guru dan siswa.
3) Strategi Diskusi dan Penugasan
Guru memberikan waktu pada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok untuk
membahas materi yang telah diajarkan guru dan mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Lalu, siswa diminta untuk berlatih membandingkan teks
ulasan Laskar pelangi dengan ulasan film Sahabat terbaik secara lisan dan
memproduksi teks ulasan dari drama Badai Sepanjang Malam karya Max
Arifin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
F. Media/Alat dan Sumber Belajar
1) Media: Teks Ulasan flim Laskar Pelangi dan Sahabat terbaik
Naskah drama Badai Sepanjang Malam karya Max
Arifin
2) Alat: LCD, laptop, buku teks
3) Sumber Belajar:
Arifin, Max. 1988. “Badai Sepanjang Malam”, dalam Rumadi ed.,
KumpulanDrama Remaja, halaman 24-33, Jakarta: Gramedia.
Harymawan. 1988. Dramaturgi. Bandung: Rosdakarya.
Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Kosasih, Engkos. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya.
Modul Lansi Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada press.
Solihatin, Etin. 2012. Cooperative Learning: Analisis Model
Pembelajaran IPS. Bandung: Bumi Aksara.
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
G. Langkah – langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama (2 x 45 menit):
No Langkah-langkah Alokasi
Waktu
1
Kegiatan Awal
o Membuka dengan salam dilanjutkan berdoa.
o Guru mempresensi siswa.
o Mengkondisikansiswa untuk siapmengikuti
pembelajaran.
o Guru memberikan motivasi belajar pada siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
o Siswa mendapat gambaran awal (apersepsi) mengenai
teks ulasan flim atau drama yang diberikan oleh guru.
o Siswa menyimak tujuan pembelajaran, kompetensi
yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran, dan
keterampilan sosial yang hendak dicapai siswa dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari yang
disampaikan oleh guru.
5 menit
2 Kegiatan Inti
Mengamati
o Siswa menerima informasi materi pokok tentang
membandingkan teks ulasan film atau drama yang
diberikan oleh guru.
o Siswa membaca secara saksama contoh teks ulasan
flim Surat kecil untuk Tuhan.
o Guru melakukan observasi pada siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung untuk mengisi lembar
pengamatan sikap spiritual dan sikap sosial siswa.
Menanya
o Siswa melakukan tanya jawab mengenai
membandingkan teks ulasan film atau drama.
o Siswa dapat menanggapi jawaban dari pertanyaan
yang diajukan.
80 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Mengumpulkan informasi
o Siswa menjelaskan pengertian teks ulasan drama atau
flim, struktur dan kaidah teks ulasan drama atau flim.
o Siswa menjelaskan tentang membandingkan teks
ulasan drama atau flim.
Menalar atau mengasosiakan
o Guru menjadi fasilitator belajar siswa
o Siswa mendapat penjelasan dan arahan dari guru
untuk membentuk kelompok yang terdiri dari empat
anggota dalam satu kelompok.
o Siswa mendapat pendampingan dari guru untuk
melakukan transisi yang efisien didalam kelompok.
o Setiap kelompok mendapat teks ulasan flim Laskar
pelangi dan ulasan flim Sahabat terbaik.
o Secara berkelompok, siswa diminta membandingkan
teks ulasan flim Laskar pelangi dan Sahabat terbaik.
o Setelah berdiskusi dalam kelompok, siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
bergantian.
Mengkomunikasikan
o Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
mengenai membandingkan teks ulasan film Laskar
pelangi dan Sahabat terbaik secara lisan di depan
kelas.
o Siswa mendapat penghargaan atau apresiasi dari guru
atas usaha dan hasil belajar siswa secara individu dan
kelompok.
3 Kegiatan Akhir
o Guru bersama siswa melakukan evaluasi tentang
materi yang telah dipelajari.
o Guru memberikan salam penutup kepada para siswa.
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pertemuan kedua (2x 45 menit)
No Langkah-langkah Alokasi
Waktu
1
Kegiatan awal
o Guru memberisalam kepada para siswa.
o Guru mempresensi siswa.
o Mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti
pembelajaran.
o Guru memberikan motivasi belajar pada siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
o Guru membahas sekilas pembelajaran sebelumnnya.
o Siswa mendapat gambaran awal (apersepsi) mengenai
menulis teks ulasan flim atau drama yang diberikan
oleh guru.
o Siswa menyimak tujuan pembelajaran, kompetensi
yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran, dan
keterampilan sosial yang hendak dicapai siswa dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari yang
disampaikan oleh guru.
5 menit
2
Kegiatan inti
Mengamati
o Siswa menerima informasi tentangmateri pokok
tentang menulis teks ulasan film atau drama
yang diberikan oleh guru.
o Siswa mengamati struktur dan kaidah teks ulasan
flim pada teks ulasan flim Surat kecil untuk
Tuhan yang telah dibaca pada kegiatan
pertemuan pertama.
o Guru melakukan observasi pada siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung untuk
mengisi lembar pengamatan sikap spiritual dan
sikap sosial siswa
80 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Menanya
o Siswa melakukan tanya jawab mengenai menulis
teks ulasan film atau drama.
o Siswa dapat menanggapi jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.
Mengumpulkan informasi
o Siswa menjelaskan pengertian menulis ulasan
flim atau drama.
o Siswa menjelaskan langkah-langkah menulis
ulasan drama Badai Sepanjang Malam karya
Max Arifin.
Menalar atau mengasosiakan
o Siswa mendapat pendampingan dari guru untuk
melakukan transisi yang efisien didalam
kelompok.
o Siswa bersama kelompok sebelumnya menerima
naskah drama Badai Sepanjang Malam karya
Max Arifin yang dibagikan oleh guru.
o Salah satu siswa di dalam kelompok diminta
membaca naskah drama Badai Sepanjang
Malam karya Max Arifin.
o Setelah membaca naskah drama, setiap
kelompok diminta berdiskusi untuk membuat
ulasan naskah drama Badai Sepanjang Malam.
o Setiap kelompok membuat ulasan drama Badai
Sepanjang Malam yang didalamnya menafsirkan
unsur tokoh drama berdasarkan karakter sesuai
dengan peranannya sambil memperhatikan
struktur dan kaidah teks ulasan drama atau flim.
Mengomunikasikan
o Siswa mempresentasikan hasil kerja menulis
ulasan drama Badai Sepanjang Malam secara
berkelompok di depan kelas dan kelompok yang
lain menanggapi.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3 Kegiatan Akhir
o Guru dan siswa melakukan evaluasi tentang materi
yang telah dipelajari
o Guru memberikan salam penutup kepada para siswa.
5 menit
H. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Sikap spiritual
Indikator
1.1.1. Siswa menunjukkan sikap syukur akan keberadaan
bahasa Indonesia dalam memahami informasi lisan dan tulis
melalui ulasan flim atau drama.
Teknik
penilaian
Observasi
Instrumen Lembar pengamatan
Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar selama mengikuti pelajaran
sebagai ungkapan rasa syukur!
No. Nama Peserta
Didik
Perilaku yang diamati
(bersyukur)
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pendoman penskoran
Perilaku bersyukur Skala Sikap Keterangan
Selalu menggunakan bahasa Indonesia sebagai
ungkapan rasa syukur
4
SB Sangat Baik
Sering menggunakan bahasa Indonesia sebagai
ungkapan rasa syukur
3
B Baik
Kadang-kadang menggunakan bahasa
Indonesia sebagai ungkapan rasa syukur
2
C Cukup
Tidak menggunakan bahasa Indonesia sebagai
ungkapan rasa syukur
1
K Kurang
2. Penilaian Sikap sosial
Indikator
2.1.1 Siswa menunjukkan sikap kerjasama dalam
membandingkan teks ulasan flim “laskar pelangi”
danulasan flim “sahabat terbaik”.
2.1.2 Siswa menunjukkan sikap kerjasama dalam menulis
ulasan drama “Badai Sepanjang Malam”karyaMax
Arifin.
Teknik
penilaian
Observasi
Instrumen Lembar pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gunakanlah sikap kerjasama dalam membandingkan teks ulasan film atau
drama.
No. Nama Peserta
Didik
Perilaku yang diamati
(kerjasama)
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
Pendoman penskoran
Perilaku berkerjasama Skala Sikap Keterangan
Selalu bekerjasama dengan kelompok untuk
membandingkan dan memproduksi teks ulasan
drama atau flim.
4
SB Sangat Baik
Sering bekerjasama dengan kelompok dengan
untuk membandingkan dan memproduksi teks
ulasan drama atau flim.
3
B Baik
Kadang-kadang bekerjasama dengan
kelompok untuk membandingkan dan
memproduksi teks ulasan atau flim.
2
C Cukup
Tidak bekerjasama dengan kelompok untuk
membandingkan dan memproduksi teks
ulasan.
1
K Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. Penilaian Pengetahuan
Indikator
3.2.1 Siswa mampu mengindentifikasi struktur dan kaidah
teks ulasan flim atau dramamelalui tulisan.
3.2.2 Siswa mampu membandingkan teks ulasan flim Laskar
pelangi dan ulasan flim Sahabat terbaik.
Teknik
penilaian
Observasi
Instrumen Lembar pengamatan
Pendoman penskoran 1
No Aspek yang Dinilai Skor
1. Siswa mampu mengindentifikasi struktur dan kaidah teks ulasan
flim atau drama dengan sangat tepat.
4
2. Siswa mampu mengindentifikasi struktur dan kaidah teks ulasan
flim atau drama dengan tepat.
3
3. Siswa mampu mengindentifikasi struktur dan kaidah teks ulasan
flim atau drama dengan kurang tepat.
2
4. Siswa mampu mengindentifikasi struktur dan kaidah pengertian
teks ulasan flim atau drama dengan tidak tepat.
1
Pendoman penskoran 2
No Aspek yang Dinilai Skor
1. Siswa mampu membandingkan teks ulasan flim Laskar
pelangidan Sahabat terbaik secara lisan dengan sangat tepat.
4
2. Siswa mampu membandingkan teks ulasan flim Laskar
pelangidan Sahabat terbaik secara lisan dengan tepat.
3
3. Siswa mampu membandingkan teks ulasan flim Laskar
pelangidan Sahabat terbaik secara lisan dengan kurang tepat.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4. Siswa mampu membandingkan teks ulasan flim Laskar pelangi”
dan Sahabat terbaik secara lisan dengan tidak tepat.
1
4. Penilaian Keterampilan
Indikator
4.1.1 Siswa mampu menulis ulasan drama Badai Sepanjang
Malam karya Max Arifin secara lisan maupun tulisan
4.1.2 Siswa mampu mempresentasikan teks ulasan drama
Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin secara lisan
maupun tulisan
Teknik
penilaian
Observasi
Instrumen Lembar pengamatan
Pendoman penskoran 1
No Aspek yang Dinilai Skor
1. Siswa mampu menulis ulasan drama Badai Sepanjang Malam
karya Max Arifin dengan sangat tepat.
4
2. Siswa mampu menulis ulasan drama Badai Sepanjang Malam
karya Max Arifin dengan tepat.
3
3. Siswa mampu menulis ulasan drama Badai Sepanjang Malam
karya Max Arifin dengan kurang tepat.
2
4. Siswa mampu menulis ulasan drama Badai Sepanjang Malam
karya Max Arifin dengan tidak tepat.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Instrumen Penilaian Keterampilan Presentasi Kelompok
Kelompok :
Kelas :
Tanggal :
Anggota :
Bubuhkan tanda () pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan!
No. Aspek Amat
Baik
Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
1. Materi yang disampaikan jelas,
lengkap, rinci dan mudah dipahami.
2. Penyampaian materi tidak tergesa-gesa.
3. Menanggapi dengan santun dan sesuai
topik pembicaraan.
4. Interaksi yang terjalin antar anggota
kelompok dalam berdiskusi dan
menanggapi jawaban.
Nilai: Skor Pemerolehan
Keterangan:
No Indikator Skor
1. Presentasi kelompok yang ditampilkan dengan sangat antusias. 4
2. Presentasi kelompok yang ditampilkan dengan antusias. 3
3. Presentasi kelompok yang ditampilkan dengan kurang antusias. 2
4. Presentasi kelompok yang ditampilkan dengan tidak antusias. 1
Nilai:
Yogyakarta, 19 Maret 2018
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Kegiatan belajar siswa 1
Cermatilah kedua teks ulasan flim dibawah ini!
Ulasan film Laskar Pelangi
1. Orientasi (gambaran umum, deskripsi, latar belakang)
Film laskar pelangi merupakan salah satu film yang termasuk dalam
film terbaik di dunia perfilm-an Indonesia atas karya Riri Riza. Film ini
diangkat berdasarkan sebuah novel dengan judul yang mirip juga dengan
karya dari Andrea Hirata yang telah di produksi sejak tahun 2008 silam.
Sejak awal mula kehadirannya di layar lebar, film laskar pelangi memiliki
nasib yang sama dengan yang terjadi pada buku novelnya, yakni keduanya
mendapatkan perhatian yang sangat luar biasa oleh para penikmat karya
seni di Indonesia, lebih spesifiknya yakni pecinta film. Hasil tersebut tak
terlepas oleh tangan dingin dari seseorang yang berprofesi produser muda
yang berbakat yakni, Mira Lesmana yang kemudian bekerjasama dengan
Riri Riza yakni, merupakan salah satu produser terbaik juga yang ada di
negeri Indonesia ini.
2. Tafsiran (rincian gambaran seperti keunikan dan keunggulan)
Sesuatu hal yang membuat film laskar pelangi ini menarik yakni
terdapat pada para pemain (aktor maupun aktris) yang ditunjuk adalah asli
anak - anak dari Belitung, yakni sebuah wilayah atau daerah yang
merupakan latar dari kisah pada novel aslinya tersebut. Para pemain
kemudian memerankan masing-masing tokoh yang terdapat pada cerita
tersebut, yakni seperti Ikal (yang diperankan oleh Zulfani), Lintang (yang
diperankan oleh Ferdian), Mahar ( yang diperankan oleh Verrys Yamarno)
danbegitu pula dengan tokoh lainnya yang terdapat dalam cerita tersebut.
Berdasarkan ditunjuknya pemeran tokoh asli dari anak-anak Belitung ini
yang kemudian memberikan kesan cukup dalam yang dikarenakan dengan
kemampuan para tokoh tersebut dalam berakting dengan kesederhanaan
(natural) dan hal tersebut dapat dukungan juga dari gaya mereka serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
logat bicara mereka yang tak lain yakni penduduk asli.Dalam film laskar
pelangi dikisahkan suatu cerita 10 orang sahabat. Mereka semuanya
bersekolah di sebuah sekolah yang kecil yakni SD Muhammadiyah yang
terdapat di Pulau Belitung. Pada mulanya sekolah itu terancam akan
ditutup yang dikarenakan kurangnya siswa atau siswi yang melakukan
proses belajar. Akan tetapi, dengan kegigihan serta keinginan kuat dari ke
10 anak-anak itu yang kemudian membuat sekolah tersebut gagal ditutup.
Keberhasilan upaya ini juga dukungan dan perjuangan oleh seorang
guru yang sangat baik, yakni Bu Muslimah (yang diperankan oleh Cut
Mini) dan Pak Harfan (yang diperankan dengan baik oleh Ikranagara).
Adapun, selain dari mengkisahkan tentang persahabatan, film ini pula
menyajikan kisah emosional mengenai Lintang yakni seorang anak yang
miskin tapi sangat pandai. Akan tetapi dia harus bekerja keras untuk
bertahan hidup demi beberapa adik-adiknya yang sesudah di tinggal mati
oleh ayahnya di lautan.
3. Evaluasi (kelebihan dan atau kekurangan film)
Dengan pemilihan lokasi dan pengambilan gambar film yang
banyak diambil dari luar ruangan, akibatnya efek dari gambar serta suara
yang kemudian di hasilkan agak sedikit kurang jelas. Akan tetapi secara
menyeluruh, film laskar pelangi ini sangat baik. Adapun sesudah
pemutaran pertamanya, banyak dari para penonton yang kemudian
tersanjung dengan film ini. Hal ini dikarenakan isi dari cerita yang
menyuguhkan nuansa berbeda yang ada pada film di Indonesia yang
notabenenya sedang dipopulerkan oleh film bergenre horor.
Ceritanya yang menarik dengan dukungan serta kemampuan natural
dari para aktor maupun aktrisnya menjadi nilai plus. Tak hanya itu, latar
belakang tempat film ini direkam sangat cantik dan baik karena
dilatarbelakangi oleh keindahan dari Pulau Belitung dengan latar waktu
beberapa tahun lampau, sehingga ini bisa membuat suatu promosi
pariwisata daerah Belitung yang masuk dalam daerah baru berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
4. Rangkuman (kesimpulan layak atau tidak untuk di tonton)
Oleh sebab itu, film laskar pelangi ini sangat layak untuk dikatakan
sebagai salah satu dari film terbaik pada dunia perfilman yang ada di
Indonesia. Film ini boleh ditonton oleh semua usia karena di dalamnya
tidak ada adegan kekerasan ataupun unsur sensual.
Walau film ini diproduksi tahun 2008 silam, akan tetapi film ini
masih bagus untuk ditonton secara berulang-ulang kapanpun dan
dimanapun. Yang jadi pengharapan adalah semoga di waktu yang akan
datang, agar semakin banyak produser film yang dapat termotivasi dalam
pembuatan film dengan kualitas yang dapat menyamai bahkan dapat
melebihi film ini.
Ulasan Flim Sahabat Terbaik
1. Identitas Film
Judul Film : Sahabat terbaik
Jenis Film : Drama
Produser : Siswa kelas XI IPA 4 SMAN AJIBARANG
Sutradara : Afit Budimantoro
Penulis Naskah : Srie Gama Apriani
Durasi : 25 menit
Produksi : Mesin Waktu
2. Pendahuluan atau Orientasi
Sahabat Terbaik merupakan film karya Siswa kelas XI IPA 4
SMAN AJIBARAN, yang dibuat melalui ide dari Agung (crew mesin waktu)
yang disutradarai oleh Afit Budimantoro. Film ini digambarkan dengan alur
mundur. Film ini menceritakan seseorang yang sedang mengingat kembali
persahabatan tak akan pernah terlupakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Film ini mengisahkan tentang eratnya persahabatan pada masa-
masa SMA, dalam film tersebut empat orang anak yang telah lama menjalin
persahabatan. Persahabatan yang apa adanya tak memandang rupa ataupun
harta. Dari keempat anak tersebut terdapat seorang anak bernama Subeno atau
akrab dipanggil Beno yang merupakan anak dari keluarga yang kurang
mampu dan ketiga sahabatnya yaitu Inay, Juli Dan Hans yang juga dari
keluarga pas-pasan. Dalam konteks ini mereka lebih beruntung dibandingkan
Beno.
3. Isi
Film ini mengisahkan tentang persahabatan yang erat, persahabatan ini
mereka bukan hanya disekolah tetapi juga di luar sekolah. Dalam film
Sahabat Terbaik ditunjukan suatu realita sosial yang tergambar dengan jelas
melalui persahabatan anak desa yang apa adanya. Sampai suatu ketika,
permasalahan ekonomi mulai muncul yang tergambar melalui tokoh Subeno
yang tidak bisa membayar biaya bulanan sekolah, konflik mulai mencuat
disaat orang lain memiliki keadaan ekonomi yang lebih dibanding dengan
dirinya. Kemalangan Subeno menimbulkan konflik batin yang membuatnya
merasa iri dengan teman-temanya dan menjadikanya berubah. Dalam hal ini
ditunjukan realita sosial ekonomi yang mulai tergambar dengan jelas, dimana
Subeno merasa berbeda dengan teman - temanya karena latar belakang
ekonomi.Ejekan demi ejekan Subeno terima, untungnya ia masih memiliki
sahabat yang selalu setia dan selalu membelanya. Dalam konteks ini penonton
disajikan dengan konflik sosial yang dapat memberikan pesan moral yang
digambarkan secara jelas.
Semakin mendalami kisah hidup Subeno, akhirnya ia ditawari pekerjaan
oleh sahabatnya, ia pun dengan senang hati menerimanya, dengan tujuan
dapat melanjutkan sekolahnya kembali. Solusi permasalahan Beno telah
mencapai titik temu, seperti yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yaitu
seorang anak yang rela bekerja demi membantu orang tuanya dalam
membayar biaya sekolahnya sehingga dapat menggapai cita-citanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kemalangan Subeno dapat digunakan sebagai pelajaran bagi teman-teman
Subeno dan karena hasil kerja kerasnya, Subeno pun dapat menggapai cita-
citanya dan meraih kesuksesan sebagai bayaran kemalangan yang pernah ia
alami dahulu.
Film Sahabat Terbaik merupakan metafora yang mengena. Sahabat
merupakan tempat curhat, keluarga ke dua, merupakan teman yang selalu ada
saat suka dan duka. Dengan Subeno yang digambarkan sebagai seorang anak
yang pantang menyerah dan memiliki semangat yang tinggi untuk menggapai
cita-cita meski terlahir dalam keluarga yang kurang mampu.
Film semacam inilah yang dapat memberi motivasi pada penonton
khususnya para remaja agar selalu bersyukur dan menerima apa yang telah
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan agar tidak terpengaruh pada
lingkungan sekitar yang mungkin lebih beruntung dibanding dirinya.
4. Evaluasi
Kekurangan :
Sayang, dalam sebuah film yang begitu mengena durasi filmnya terlalu
pendek.
Kelebihan :
Film Sahabat Terbaik sangat menarik dan tidak monoton karena
diselingidengan hiburan - hiburan dari pemain, banyak memberikan pesan
moral yang dapat dipetik dari film tersebut.
5. Penutup
Dari paparan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa film Sahabat
Terbaik merupakan film yang bagus dan mengena, film tersebut banyak
memberikan pesan moral yang dapat dipetik dari film tersebut.
Berdasarkan teks ulasan diatas, lakukanlah aktivitas sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kegiatan belajar 1
a. Bacalah teks ulasan flim Laskar pelangi dan Sahabat Terbaik dengan
saksama di dalam kelompokmu.
b. Diskusikan dengan anggota kelompokmu untuk membandingkan teks
ulasan flim Laskar pelangi dengan Sahabat terbaik.
c. Presentasikanlah hasil kerja kelompokmu didepan kelas, kelompok lain
dipersilahkan untuk menanggapi dengan santun.
Kegiatan belajar 2
Cermatilah naskah drama dibawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Berdasarkan naskah drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin diatas,
lakukanlah aktivitas berikut.
a. Diskusikanlah dengan anggota kelompokmu berkaitan dengan menulis
ulasandrama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin.
b. Tinjaulah kembali hasil kerja kelompokmu berkaitan dengan menulis ulasan
drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin.
c. Presentasikanlah hasil kerja kelompokmu didepan kelas, kelompok lain
dipersilahkan untuk menanggapi dengan santun.
Kunci jawaban
Kegiatan belajar 1
Membandingkan teks Ulasan Flim Laskar pelangi dan Sahabat terbaik
1. Ulasan Flim Laskar Pelangi mempunyai struktur isi yang lengkap dan
rinci sebagai berikut sesuai dengan teks ulasan asli.
a)Orientasi (Pendahuluan)
Pengenalan awal flim Laskar pelangi menjadi karya flim terbaik ditangani
oleh produser berbakat yang bernama Mira Lesmana berkerjasama dengan
Riri Riza sebagai salah satu produser terbaik di Indonesia dalam membuat
flim laskar pelangi yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata sejak
tahun 2008.
b) Tafsiran (Intepretasi)
Flim Laskar pelangi ini mengisahkan tentang persahabatan 10 orang anak-
anak belitung dan kegigihan anak-anak belitung untuk tetap sekolah demi
menuntut ilmu, walaupun kekurangan jumlah siswa di sekolah dan
kekurangan finansial untuk membayar biaya sekolah. Diceritakan pula,
kehidupan Lintang yang harus menjadi tulang punggung keluar untuk
menghidupi adik-adiknya sepeninggal Ayahnya di lautan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
c) Evaluasi
Flim Laskar pelangi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan
dalam hal penyajiannya, adapun kelebihan dari flim “Laskar pelangi” ini
yaitu para pemain flim “Laskar pelangi” ini asli anak-anak dari latar
tempat pembuat flim yang berakting dengan gaya dan logat asli daerah
Pulau Belitung. Keindahan tempat Pulau Belitung pada masa lampau pun
ditampilkan dalam flim ini.
Kekurangan dari flim Laskar pelangi yaitu saat pengambilan
gambar tempat pembuatan flim ini diambil dari luar ruangan yang
mengakibatkan efek gambar dan suara menjadi kurang jelas.
d) Rangkuman (ikthisar)
Flim Laskar pelangi ini layak ditonton untuk semua kalangan usia
sekaligus mengandung pesan moral yang dapat dipetik dan pemandangan
indah masa lampu dari Pulau Belitung.
Bahasa perfliman yang digunakan dalam flim Laskar Pelangi ini
pun tampak yaitu produser, aktor, flim layar lebar, akting dan flim
bergenre. Ulasan flim Laskar pelangi ini termasuk ulasan flim yang
berbentuk lisan dengan menampilkan struktur isi ulasan flim yang lengkap
dan rinci serta menggunakan bahasa perfilman.
2. Ulasan flim Sahabat terbaik mempunyai struktur isi yang lebih lengkap
daripada ulasan flim Laskar pelangi. Ulasan sesuai dengan teks asli.
a) Identitas Flim
Judul Film : Sahabat terbaik
Jenis Film : Drama
Produser : Siswa kelas XI IPA 4 SMAN AJIBARANG
Sutradara : Afit Budimantoro
Penulis Naskah : Srie Gama Apriani
Durasi : 25 menit
Produksi : Mesin Waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Penulis ulasan flim Sahabat terbaik ini mencantumkan identitas flim
sebagai informasi lengkap tentang buku yang akan dibaca maupun diulas,
pada ulasan flim Laskar pelangi tidak mencantumkan identitas flim.
b) Orientasi (Pendahuluan)
Flim Sahabat terbaik ini merupakan hasil karya Siswa kelas XI IPA 4
SMAN JIBARAN dengan nama produksi Mesin Waktu. Salah satu crew
mesin waktu yang bernama Agung menjadi pencetus ide untuk membuat
flim Sahabat terbaik ini. Flim ini bercerita tentang persahabatan yang tak
terlupakan dan menggunakan alur mundur.
c) Evaluasi
Flim Sahabat terbaik ini mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam hal
penyajiannya, adapun kelebihan dari flim Laskar pelangi ini yaitu flim ini
mempunyai pesan moral yang dapat dipetik yaitu rasa solidaritas dan
kesetiakawanan.Sedangkan, kekurangan dari flim ini yaitu durasi flim
yang pendek.
d) Rangkuman (ikthisar)
Flim Sahabat terbaik ini merupakan hasil karya flim asli anak bangsa yang
layak mendapat apresiasi dan menarik untuk ditonton sebagai hiburan.
Bahasa perfliman yang digunakan dalam flim “Sahabat terbaik”
inipun tampak yaitu produser, sutradara, penulis naskah, durasi, produksi,
crew, dan aktor. Ulasan flim Sahabat terbaik yang disuguhkan ini
merupakan ulasan flim yang berbentuk tertulis dengan menampilkan
struktur isi ulasan flim yang lengkap dan rinci serta menggunakan bahasa
perfliman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kegiatan belajar 2
Ulasan drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin
1. Identitas drama
Judul drama : Badai Sepanjang Malam
Kategori : Naskah drama
Pengarang : Max Arifin
2. Orientasi (gambaran umum atau isi pembukaan dari drama)
Naskah drama ini merupakan naskah drama dari hasil permenungan
hidup sang pengarang naskah drama Badai Sepanjang Malam yang
bernama Max Arifin. Ia pernah mempunyai pengalaman bekerja di desa
terpencil. Cerita yang dikisahkan dalam naskah drama ini mengambil
situasi masa lampau pada tahun 1977. Max Arifin membuat naskah drama
ini sebagai pemenungan hidupnya.
3. Tafsiran (isi cerita naskah drama )
Naskah drama ini mengisahkan tentang perjuangan hidup Jamil sebagai
guru muda yang berumur 24, ia mengajar di sekolah perkotaan dan tinggal
di kota bersama istrinya yang bernama Saenah. Lalu, Jamil bertekad untuk
melamar kerja di desa Klaulan yang terpencil. Kemudian, Jamil diterima
bekerja menjadi guru SD di desa Klaulan. Kedatangan Jamil dan Saenah
disambut baik oleh Kepala Desa melalui pidato selamat datang. Tak terasa,
Jamil mengajar anak-anak SD di desa Klaulan sudah setahun lamannya.
Perjuangan hidupnya menjadi guru SD di desa Klaulan yang telah
mengajar setahun lamanya, ia tulis pada buku harian.
Pada suatu hari, saat Jamil sedang duduk santai sambil
merenungkan perjalanan hidupnya, Saenah menghampirinya. Saenah
menanyakan keadaan Jamil apakah baik-baik saja. Lalu, Jamil menjawab
sedang dalam kondisi tidak baik dan pikirannya kemana-mana sambil
memberikan buku hariannya untuk dibaca Saenah. Jamil memberikan
buku hariannya kepada Saenah karena Saenah ingin tahu apa yang sedang
dialami Jamil. Kemudian, Saenah membaca buku harian Jamil, Saenah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
menanyakan pada Jamil apakah tulisan dalam buku hariannya tidak terlalu
kejam dan ditemukan kejujuran didalamnya.
Pembicaraan Jamil dan Saenah terus berlanjut sampai timbullah
konflik yang terjadi pada Jamil yang bertentangan dengan dirinya sendiri.
Jamil ingin pindah dari desa Klaulan karena Jamil mulai menyadari
masyarakat desa tempat ia mengajar telah menuntut dirinya lebih dari
pekerjaannya. Jamil juga merasa selalu disalahkan Saenah karena tidak
bisa berkata “Iya” dalam menanggapi situasi dan mau menang sendiri serta
tidak memahami masyarakat di desa Klaulan. Selain itu, Saenah
menambahkan pula bahwa kehidupan pribadinya menjadi sorotan
masyarakat desa sesuai dengan konsekuensi yang telah diketahui bersama
apabila hidup di pedesaan.Saenah menyakini Jamil seorang idealis sejati
tapi malah tidak bisa bergaul dengan masyarakat desa. Sedangkan,
Meskipun begitu, Saenah berusaha mengingatkan Jamil saat pertama kali
ia mengajak Saenah pindah ke desa dengan tekad untuk mencerdaskan
generasi muda di Desa Klaulan. Melalui usaha Saenah mengingatkan
tujuan awal Jamil yang bertekad untuk mencerdaskan generasi muda di
desa Klaulan. Akhirnya, Jamil tetap berada di desa Klaulan bersama
dengan Saenah.
Tokoh yang berperan dalam naskah drama Badai Sepanjang
Malam karya Max Arifin yaitu Jamil, Saenah dan Kepala Desa. Tema
yang terkandung dalam naskah drama Badai Sepanjang Malamkarya Max
Arifin yaitu bertemakan pendidikan. Drama ini menceritakan tentang
perjuangan Jamil sebagai guru SD yang mengajar anak-anak dengan
fasilitas pendidikan yang minim di desa yang terpencil bernama desa
Klaulan. Tenaga pengajar di desa Klaulan hanya 2 orang sebelum Jamil
mengajar di desa Klaulan. Peran tokoh drama Badai Sepanjang
Malamkarya Max Arifin yaitu Jamil berperan sebagai guru muda yang
berumur 24 tahun yang mengajar di sekolah perkotaan sekaligus tinggal
di kota bersama istrinya yang bernama Saenah.Sedangkan, Saenah
berperan sebagai istri Jamil dan ibu rumah tangga. Terdapat suara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
flashback yang diperankan oleh Kepala Desa Klaulan yang memberi
pidato sambutan selamat datang kepada Jamil dan Saenah.
Tokoh yang diutamakan paling banyak diceritakan sebagai pelaku
kejadian maupun yang dikenai kejadian adalah Saenah. Kehadiran Saenah
dalam drama Badai Sepanjang Malam ini sebagai seorang yang dikenai
kejadian pada saat Saenah mengingat pertama kali tiba di desa Klaulan
yang mengetahui tekad Jamil untuk berada di desa Klaulan.
Tokoh tambahan yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama dan
melengkapi cerita adalah tokoh Jamil. Jamil diceritakan sebagai seorang
guru muda yang ditempatkan di desa terpencil, saat bertugas sebagai guru
ia membuat buku harian yang berisi perjalanan hidupnya sebagai
pelengkap cerita dalam peran Saenah sebagai lawan bicara Jamil.
Tokoh protagonis yang memegang peranan pemimpin dalam cerita
mempunyai karakter baik dan pengejawantahan nilai-nilai yang ideal bagi
kita adalah Saenah. Saenah mempunyai sifat yang bijaksana pada saat
menasehati Jamil agar mampu bergaul dengan masyarakat sekitar desa
Klaulan. Saenah meyakinkan Jamil untuk diketahui bersama, kalau ada
sesuatu yang perlu ditemukan penyebabnya perihal Jamil yang tidak bisa
bergaul akrab dengan masyarakat sekitar desa Klaulan sekaligus memberi
motivasi Jamil terhadap sikap idealisnya yang justru seharusnya dapat
membantu Jamil mampu bergaul dengan masyarakat sekitar desa Klaulan.
Tokoh antagonis yang menentang tokoh protagonis sehingga
menyebabkan konflik, ketegangan dan berkarakter kurang baik yang
memusuhi tokoh protagonis adalah Jamil. Jamil menyatakan
perlawanannya terhadap Saenah yang selalu mengganggap Jamil susah
berdialog dan bergaul akrab masyarakat desa Klaulan. Jamil menanyakan
keraguan Saenah, Jamil merasa sudah berusaha berbuat jujur dalam
tindakannya.
Tokoh kompleks atau tokoh bulat yang dapat dilihat semua sisi
kehidupannya yaitu Tokoh Jamil. Jamil menulis dalam buku harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
tentang perjalanan hidupnya sebagai guru muda yang telah setahun
bertugas di desa Klaulan dengan menggambarkan desa Klaulan sebagai
tempat yang terasing sekaligus adanya masalah hubungan masyarakat
desa Klaulan yang sulit berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Tema dalam naskah drama ini mengangkat permasalahan
tentangminimnya fasilitas pendidikan di desa Klaulan yang terpencil serta
adanya kepedulian Jamil sebagai guru muda yang memahami
permasalahan pendidikan di desa Klaulan perihal fasilitas pendidikan
yang minim dan pentingnya kesempatan belajar yang lebih baik untuk
generasi muda di desa Klaulan. Oleh sebab itu, Jamil bertekad mengajar
anak-anak desa Klaulan agar menjadi pandai. Permasalahan pendidikan
tentang minimnya fasilitas pendidikan, bangunan sekolah yang tidak
layak huni dan tenaga pengajar yang terbatas disampaikan oleh kepala
desa Klaulan melalui sambutan pidato selamat datang dalam rangka
menyambut kedatangan Jamil dan Saenah yang tiba pertama kali di desa
Klaulan.
4. Evaluasi (Komentar tentang Naskah Drama)
Kekurangan
Drama Badai Sepanjang Malam ini menggunakan bahasa lampau
yang maknanya tidak mudah dipahami, harus membaca berulang kali
sampai memahami makna dari tulisan yang terkandung dalam naskah
drama ini.
Kelebihan
Drama Badai Sepanjang Malam ini merupakan drama yang
menarik karena banyak memberikan pesan moral tentang perjuangan hidup
seorang guru muda yang berumur 23 tahun yang bertekad untuk
mencerdaskan generasi muda di desa terpencil yang minim tenaga
pengajar dan ketidaklayakan fasilitas pendidikan ditempat itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
5. Penutup (Kesimpulan Isi Naskah Drama)
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa naskah drama Badai
Sepanjang Malam ini merupakan cerita yang mengena dihati karena
mengandung pesan moral yang dapat dipetik dengan memprioritas hal-hal
yang baik dan utama yaitu hidup bermanfaat bagi sesama yang
membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 2: Naskah Drama Badai Sepanjang Malam Karya Max Arifin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 3: Lembar Pengesahan Triangulasi Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Triangulasi Data
Berikut ini adalah hasil analisis data penelitian pembelajaran unsur intrinsik drama Badai Sepanjang Malamkarya Max Arifin
dengan menggunakan teori Burhan Nurgiyantorountuk Siswa SMA kelas XI Semester II yang perlu divalidasi oleh para ahli. Berilah
tanda centang () pada kolom “setuju” atau “tidak setuju” yang menggambarkan penilaian Anda terhadap hasil unsur intrinsik
drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin, serta berilah pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil
analisis tersebut.
TOKOH
No Unsur Nama
Tokoh
Hasil Analisis Keterangan Hasil Analisis Setuju Tidak
Setuju
Keterangan
1. Tokoh
utama atau
tokoh
sentral
Saenah
(1)“Aku tidak berpikir sampai ke
sana. Pikiranku sederhana saja.
Kau masih ingat tentunya,
ketika kita pertama kali tiba di
sini, ya setahun yang
lalu.Tekadmu untuk berdiri di
depan kelas, mengajar generasi
muda itu agar mereka menjadi
pandai. Idealismemu menyala-
nyala. Waktu itu kita disambut
oleh Kepala Desa dengan
Kutipan (1) Kehadiran
Saenah dalam drama“Badai
Sepanjang Malam” ini
sebagai seorang yang
dikenai kejadian pada saat
Saenah mengingat pertama
kali tiba di desa Klaulan dan
mengetahui tekad Jamil
datang ke Klaulan untuk
mengajar generasi muda
agar pandai yang disertai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
pidato selamat datangnya”.
dengan idealismenya yang
menyala-nyala.
(2)“Kini aku yang harus bertanya:
jujurkah pada nuranimu
sendiri? Penilaian terakhir ada
pada hatimu. Dan mampukah
kau membuat semacam
pengadilan yang tidak
memihak kepada nuranimu
sendiri? Karena bukan
mustahil sikap keras kepala
yang berdiri di belakang
semuannya itu. Terus terang
dari hari ke hari kita seperti
terdesak dalam masyarakat
yang kecil ini”.
Kutipan (2) Saenah
berusaha menguji kejujuran
Jamil dengan
menyampaikan beberapa
pertanyaan pada Jamil untuk
jujur dengan hati nuraninya.
Saenah menganggap Jamil
sebagai orang yang keras
kepala karena hanya
menuruti hati nuraninya
saja. Saenah pun merasa
terdesak dengan masyarakat
desa Klaulan
(3) “Aku terkenang masa itu,
ketika kau membujuk aku
agar aku mau datang kemari
(Rumadi,1988: 29)”.
Kutipan (3) Saenah menjadi
pelaku yang dikenai
kejadian yaitu saat Saenah
mengenang Jamil yang
membujuknya datang ke
desa Klaulan untuk
mewujudkan tekadnya
dalam mengajar generasi
muda agar pandai.
(4) “Baiklah, Sayang. Ketika aku
melangkahkan kaki memasuki
gerbang perkawinan kita, aku
Kutipan (4) Saenah
menyampaikan pada Jamil
bahwa ia sudah mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
sudah tahu macam suami yang
kaupilih itu. Aku bersedia
mendampingimu. Aku tahu,
apa tugas utamaku disamping
sebagai seorang ibu rumah
tangga. Yaitu menghayati
tugas suami dan menjadi
pendorong utama kariernya.
Aku bersedia meninggalkan
kota yang ramai dan aku sudah
siap mental menghadapi
kesunyian dan kesepian
macam apa pun. Kau tak perlu
sangsi”.
macam suami yang ia pilih
saat melangkahkan kaki
memasuki gerbang
perkawinan. Saenah juga
menyadari tugasnya sebagai
istri untuk mendampingi
dan mendukung karier Jamil
sebagai guru yang mengajar
di desa Klaulan yang
terpencil.
(5)“Ya, seperti pertukaran pikiran
malam ini. Kita harus yakin
akan pertukaran pikiran. Ada
gejala dalam masyarakat
dimana orang kuat dan
berkuasa segan bertukar
pikiran. Untuk apa, kata
mereka. Kan aku berkuasa”.
Kutipan (5) Saenah bertukar
pikiran dengan Jamil
mengenai permasalahan
yang dialami mereka
dengan masyarakat desa
Klaulan saat tinggal di desa
Klaulan. Akhirnya, Saenah
meyakinkan Jamil akan
manfaat dari pertukaran
pikiran berkaitan dengan
masalah yang dihadapi
dengan masyarakat desa
Klaulan. Saenah
menganggap orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
mempunyai kuasa tidak mau
bertukar pikiran karena
mereka sudah berkuasa atau
mempunyai wewenang
khusus.
2. Tokoh
tambahan
Jamil (6)“Semuanya, semua apa yang
kupikirkan selama ini sudah
kurekam dalam buku harianku,
Saenah. Perjalanan hidupku
seorang guru muda yang
ditempatkan di suatu desa
terpencil seperti Klaulan ini
kini merupakan lembaran-
lembaran terbuka bagi semua
orang”.
Kutipan (6) Jamil
diceritakan sebagai seorang
guru muda yang
ditempatkan di desa
terpencil, saat bertugas
sebagai guru ia membuat
buku harian yang berisi
perjalanan hidupnya yang
dapat menjadi inspirasi bagi
orang lain.
(7) “Kejujuran kupertaruhkan di
dalamnya, Saenah. Aku bisa
mengatakan, kita kadang-
kadang dihinggapi oleh sikap-
sikap munafik salam suatu
pergaulan hidup. Ada ikatan -
ikatan yang mengharuskan kita
berkata “Ya!” terhadap apa
pun, sekalipun dalam hati kecil
kita berkata “Tidak”.
Kejujuranku mendorong aku
berkata, “Tidak”, karena aku
melatih diri menjadi orang
Kutipan (7) Jamil menjawab
pertanyaan Saenah dengan
menyertakan sikap jujur
dalam menulis buku
hariannya dengan setia
kepada hati nuraninya. Jamil
tidak mudah menjawab
sesuatu dengan iya, jika
hatinya menolak dengan
berkata tidak saat berdialog
dengan masyarakat dalam
pergaulan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
yang setia kepada nuraninya.
Aku juga tahu, masa kini yang
dicari adalah orang-orang yang
mau berkata “Ya”. Yang
berkata “Tidak” akan
disisihkan. Memang sulit,
Saenah. Tapi itulah hidup yang
sebenarnya terjadi. Kecuali
kalau kita mau melihat hidup
ini indah diluar, bobrok di
dalam. Itulah masalahnya”.
(8) “Aku mau hidup jauh dari
kebisingan, Saenah. Aku
tertarik dengan kehidupan
sunyi di desa, dengan
penduduknya yang polos dan
sederhana. Di sana aku ingin
melihat manusia seutuhnya.
Manusia yang belum dipoles
sikap-sikap munafik dan
pulasan belaka. Aku harap kau
menyambut keinginanku ini
dengan gembira, dan kita
bersama-sama ke sana. Di sana
tenagaku lebih diperlukan
daripada di kota. Dan tentu
banyak yang dapat aku
Kutipan (8) Jamil mengajak
Saenah untuk datang ke
desa Klaulan dengan tekad
untuk menenangkan diri
dari keramaian dan
berjumpa dengan
masyarakat desa yang polos.
Jamil menyampaikan pada
Saenah bahwa tenaga
mengajarnya lebih
diperlukan didesa dengan
melakukan banyak hal di
desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
lakukan”.
(9) “Aku bukan orang yang
membutuhkan perhatian dan
publikasi. Kepergianku ke
sana bukan dengan harapan
untuk menjadi guru telada.
Coba bayangkan, siapa pejabat
yang bisa memikirkan
kesulitan seorang guru yang
bertugas di Sembalun,
umpamannya? Betul mereka
menerima gaji tiap bulan. Tapi
dari hari ke hari dicekam
kesunyian, dengan senyum
secercah terbayang di bibirnya
bila menghadapi anak
bangsanya. Dengan alat-alat
serba kurang mungkin
kehabisan kapur, namun
hatinya tetap disana. Aku
bukan orang yang
membutuhkan publikasi, tapi
ukuran-ukuran dan nilai-nilai
seorang guru di desa perlu
direnungkan kembali. Ini
bukan ilusi atau igauan di
malam sepi, Saenah. Sedang
teman-teman di kota
Kutipan (9) Jamil bertekad
melamar bertugas di desa
Klaulan karena ingin
menjadi guru teladan
ditambah kepedulian Jamil
terhadap minimnya fasilitas
pendidikan di desa
dibandingkan di sekolah
perkotaan.Jamil mempunyai
keprihatinan terhadap
pendidikan anak-anak di
desa yang terbatas fasilitas
pendidikan seperti alat tulis
dan lainnya. Sedangkan,
anak-anak yang bersekolah
dikota mempunyai
kesempatan yang lebih baik
dengan fasilitas pendidikan
yang memadai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
mempunyai kesempatan untuk
hal-hal yang sebaliknya dari
kita ini. Itulah yang
mendorong aku, mendorong
hatiku melamar bertugas di
desa ini.
3. Tokoh
protagonis
Saenah (10) Tidak! Mesti ada sesuatu
yang hilang antara kau dengan
masyarakatmu. Selama ini kau
dengan masyarakatmu. Selama
ini kau membanggakan dirimu
sebagai seorang idealis. Idealis
sejati, malah. Apalah arti kata
itu bila kau sendiri tidak bisa
dan tidak mampu bergaul
akrab dengan masyarakatmu.
Kutipan (10) Saenah
mempunyai sifat yang
bijaksana pada saat
menasehati Jamil agar
mampu bergaul dengan
masyarakat sekitar desa
Klaulan. Saenah
meyakinkan Jamil untuk
diketahui bersama, kalau
ada sesuatu yang perlu
ditemukan penyebabnya
perihal Jamil yang tidak bisa
bergaul akrab dengan
masyarakat sekitar desa
Klaulan sekaligus memberi
motivasi Jamil terhadap
sikap idealisnya yang justru
seharusnya dapat membantu
Jamil mampu bergaul
dengan masyarakat sekitar
desa Klaulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
(11)(Membaca)“Sudah setahun
aku bertugas di Klaulan. Suatu
tempat yang terpacak tegak
seperti karang di tengah lautan,
sejak desa ini tertera dalam
peta bumi. Dari jauh dia
angker, tidak bersahabat;
panas dan debu melecut tubuh.
Ia kering kerontang, gersang.
Apakah aku akan menjadi
bagian dari alam yang tidak
bersahabat ini? Menjadi
penonton yang diombang-
ambingkan oleh barang
tontonannya. Setahun lewat
dan selama itu manusia ditelan
alam”. Aku belum menemukan
kenjatanan di sini. Orang-
orang seperti sulit berbicara
tentang hubungan dirinya
dengan alam. Sampai di mana
kebisuan ini bisa diderita? Dan
apakah akan diteruskan oleh
generasi-generasi yang setiap
pagi kuhadapi? Apakah disini
tidak dapat dikatakan adanya
kekejaman”.
Kutipan (11) Saenah
membaca buku harian Jamil
tertanggal 2 Oktober 1977,
tentang perjalanan hidup
Jamil menjadi seorang guru
SD di desa Klaulan. Saenah
diminta Jamil untuk
membacakan buku
hariannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
(12) “Apakah tulisan ini tidak
keterlaluan? Bisakah
ditemukan kejujuran di
dalamnya?”.
Kutipan (12) Saenah
mempertanyakan kejujuran
dan sikap keterlaluan Jamil
dalam tulisan yang ada di
buku harian Jamil tentang
perjalanan hidupnya
menjadi seorang guru yang
mengajar anak SD di desa
Klaulan.
(13) “Kau tidak memahami
masyarakatmu”.
Kutipan (13) Saenah
menyampaikan pada Jamil
bahwa Jamil tidak
memahami masyarakat di
desa Klaulan tempat ia
mengajar sebagai guru SD
di desa Klaulan.
(14) “Sudah kau pikirkan baik-
baik? Perjuangan di sana
berarti diluar jangkauan
perhatian.
Kutipan (14) Saenah
menanyakan Jamil untuk
memikirkan baik-baik
bahwa perjuangan mengajar
didesa itu jauh dari
perhatian banyak orang.
(15) “Tidak banyak. Tapi yang
kuketahui ada orang yang
mencari kekuatan pada buku-
bukunya. Dan dia tidak akan
mundur walau kehidupan
Kutipan (15) Saenah
menjawab pertanyaan Jamil
dan mengetahui
permasalahan yang dialami
Jamil dengan masyarakat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
pahit macam apa pun
disodorkan kepadanya.
Karena ia mempunyai
integritas diri lebih tinggi
dari orang-orang yang
menyebabkan kepahitan
hidupnya. Apakah kau
menyerah dalam hal ini?
Ketika kau melangkahkan
kakimu memasuki desa ini
terlalu banyak meminta
dirimu. Inilah resiko hidup di
desa. Seluruh aspek
kehidupan disorot. Sampai-
sampai soal pribadi kita
dijadikan ukuran mampu
tidaknya kita bertugas. Dan
aku tahu hal itu. Karena aku
kenal kau. (Suasana menjadi
hening. Pause) Aku sama
sekali tak menyalahkan kau.
Malah diam-diam
menghargai kau, hal itu
sudah sepantasnya. Aku tidak
ingin tenggelam begitu saja
dalam suatu masyarakat atau
dalam suatu sistem yang
jelek namun telah
desa Klaulan. Saenah
menyampaikan pada Jamil
tentang masalah itu
berdasarkan sudut pandang
dari buku yang sering
dibaca oleh Jamil ditambah
pula Saenah mengenal diri
Jamil dengan baik sebagai
suaminya, ia berusaha
menghargai suaminya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
membudaya dalam
masyarakat itu. Dimana pun
kau berada. Juga sekiranya
kau bekerja di kantor. Kau
pernah dengan penuh
semangat menceritakan
bagaimana novel karya Leon
Uris yang berjudul QB. VII.
Di sana Uris menulis,
katamu, bahwa seorang
manusia harus sadar
kemanusiaannya dan berdiri
tegak antara batas kegilaan
lingkungannya dan kekuatan
moral yang seharusnya
menjadi pendukungnya.
Betapapun kecil kekuatan itu.
Di sanalah manusia itu diuji.
Ini bukan kuliah. Aku tak
menyetujui bila kau bicara
soal kalah dan menang dalam
hal ini. Tidak ada yang kalah
dan tidak ada yang menang.
Dialog masih kurang.
4. Tokoh
antagonis
Jamil (16)“Apakah masih harus
kukatakan bahwa aku telah
berusaha berbuat jujur dalam
semua tindakanku? Kau
Kutipan (16) Jamil
menyatakan perlawanannya
terhadap Saenah yang selalu
mengganggap Jamil susah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
menyalahkan aku karena aku
terlalu banyak bilang “Tidak”
dalam setiap dialog dengan
sekitarku. Tapi itulah hatiku
yang iklas untuk ikut gerak
langkah masyarakatku.
Tidak, Saenah. Mental
masyarakat seperti katamu
itu tidak terbatas di desa saja,
tapi juga berada di kota”.
berdialog dan bergaul akrab
masyarakat desa Klaulan.
Jamil menanyakan keraguan
Saenah, Jamil merasa sudah
berusaha berbuat jujur
dalam tindakannya.
(17)“Masyarakat itulah yang tidak
bisa memahami aku”
Kutipan (17) Jamil
menyampaikan pada Saenah
bahwa masyarakat desa
Klaulan tidak bisa
memahami dirinya.
5. Tokoh
sederhana
Kepala
Desa
(18)“Kami ucapkan selamat datang
kepada Saudara Jamil dan
istri. Inilah tempat kami.
Kami harap Saudara betah di
tempat ini, betah menjadi
guru di sini”. “Untuk tempat
Saudara berlindung dari
panas dan angin, kami telah
menyediakan pondok yang
barangkali tidak terlalu baik
bagi Saudara. Dan apabila
Anda memandang bangunan
SD yang cuma tiga kelas itu.
Kutipan (18) Peran kepala
desa ini
digambarkanmelalui suara
flashback kepala desa yang
terekam pada tape recorder
saat memberi sambutan
pidato selamat datang bagi
Jamil dan Saenah sebagai
warga pendatang di desa
Klaulan pada acara malam
hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Dindingnya telah robek, daun
pintunya telah copot, lemari-
lemari sudah reyot, lonceng
sekolah bekas pacul tua yang
telah tak terpakai lagi.
Semuanya, menjadi
tantangan bagi kita bersama.
Selain itu, kami perkenalkan
dua orang lainnya yang sudah
lima tahun bekerja disini.
Yang ini adalah Saudara
Sahli, sedang yang
berkacamata itu adalah
Saudara Hasan. Kedatangan
Saudara ini akan memperkuat
tekad kami untuk membina
generasi muda di sini.
Harapan seperti menjadi
harapan Saudara Sahli dan
Saudara Hasan tentunya”.
6. Tokoh
kompleks
(19)“Sudah setahun aku bertugas di
Klaulan. Suatu tempat yang
terpacak tegak seperti karang
di tengah lautan, sejak desa
ini tertera dalam peta bumi.
Dari jauh dia angker, tidak
bersahabat; panas dan debu
melecut tubuh. Ia kering
Kutipan (19) Jamil menulis
dalam buku harian tentang
perjalanan hidupnya sebagai
guru muda yang telah
setahun bertugas di desa
Klaulan dengan
menggambarkan desa
Klaulan sebagai tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
kerontang, gersang. Apakah
aku akan menjadi bagian dari
alam yang tidak bersahabat
ini? Menjadi penonton yang
diombang-ambingkan oleh
barang tontonannya. Setahun
lewat dan selama itu manusia
ditelan alam”. Aku belum
menemukan kenjatanan di
sini. Orang-orang seperti sulit
berbicara tentang hubungan
dirinya dengan alam. Sampai
di mana kebisuan ini bisa
diderita? Dan apakah akan
diteruskan oleh generasi-
generasi yang setiap pagi
kuhadapi? Apakah disini
tidak dapat dikatakan adanya
kekejaman”.
yang terasing sekaligus
adanya masalah hubungan
masyarakat desa Klaulan
yang sulit berinteraksi
dengan lingkungan
sekitarnya.
(20)“Aku mungkin mulai
menyadari apa benda yang
hilang yang kaukatakan tadi.
Generasi sekarang
mengalami kesulitan dalam
masalah hubungan.
Hubungan antar sesama
manusia. Mereka mengalami
apa yang disebut kegaguan
Kutipan (20) Jamil
menyampaikan pada Saenah
dalam perbincangannya
bahwa terdapat beberapa
permasalahan yang dialami
oleh anak-anak sekolah
yang membutuhkan
pertukaran pikiran untuk
memecahkan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
intelektual. Kita makin
cemas, kita seakan akan
mengalami kemiskinan
artikulasi. Di sementara
sekolah di banyak sekolah
malah, mengarang pun
bukanlah menjadi pelajaran
utama lagi, sementara makin
banyak gagasan harus
diberitahukan ke segala
sudut. Pertukaran pikiran
makin dibutuhkan”.
permasalahan itu.
(21) “Padahal nasib suatu
masyarakat tergantung pada
hal-hal itu. Dan kita jangan
melupakan kenyataan
bahwa masyarakat itu
bukan saja berada dalam
konflik dengan sifat-sifat
manusia yang paling
dibutuhkan, yang justru
ditekan oleh masyarakat itu
sendiri”
Kutipan (21) Jamil
menyampaikan kutipan
kata-kata dalam buku Eric
Fromm yang telah dibaca
bahwa masyarakat tidak
hanya konflik dengan
orang-orang yang bersikap
tidak sosial melainkan juga
pada seseorang yang
mempunyai kemampuan
lebih, sumbangsihnya
diharapkan oleh masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan
di lingkungan sekitar tempat
ia tinggal bersama
masyarakat. Namun. Orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
yang memberikan
sumbangsih itu justru
mendapatkan tuntutan-
tuntutan lebih dari
masyarakat sehingga ia
yang menjadi ditekan oleh
masyarakatnya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 4: Lembar Pengesahan Validasi RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lembar Validasi RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
BIODATA
Yoanna Daru Kusumastuti lahir di Klaten 22 Mei
1993.Menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri
Sumyang, lulus pada tahun 2005 Lalu, penulis
menjadi siswa di Sekolah Menengah Pertama
Pangudi Luhur Wedi dan lulus pada tahun 2008.
Kemudian, penulis melanjutkan studi di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Wedi, dan lulus pada tahun
2011. Penulis tercatat sebagai mahasiswa aktif di Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta sejak tahun 2011. Penulis menyelesaikan studi S1
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan membuat skripsi dengan topik
penelitian yang berjudul “Analisis Karakter Tokoh drama „Badai Sepanjang
Malam‟ karya Max Arifin dan Rencana Pembelajarannya dengan Metode
Cooperative learning untuk Siswa SMA Kelas XI Semester II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI