Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
IInnddeeppeennddeennssii IInntteeggrriittaass PPrrooffeessiioonnaalliissmmee
2011 - 2015
VISI Mendukung BPK untuk menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan melalui perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan atas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
MISI 1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan BUMD di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara;
2. Memberikan bahan perumusan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara;
3. Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan daerah; dan
4. Memberikan dukungan anggaran, sumber daya manusia, konsultasi dan bantuan hukum, sarana dan prasarana, serta administrasi umum untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan dan hasil pemeriksaan di Perwakilan.
Tujuan Strategis Sasaran Strategis
Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan.
Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan.
Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat. Meningkatkan Mutu Pemantauan
Penyelesaian Ganti Kerugian Negara/Daerah.
Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang berkualitas, bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan
Meningkatkan Mutu Pengelolaan SDM di Lingkungan Perwakilan.
Meningkatkan Komunikasi dengan Stakeholders.
Meningkatkan Pemanfaatan TIK di Lingkungan Perwakilan.
Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Prasarana di Lingkungan Perwakilan.
Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran di Lingkungan Perwakilan.
Mewujudkan efektivitas pengelolaan sumber daya dalam mendukung kegiatan pemeriksaan dan non pemeriksaan di perwakilan
NILAI DASAR
Independensi Integritas Profesionalisme
1
KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERALBADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 539 /K/X-XIII.2/9/2013
TENTANGRENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA ESELON I DAN ESELON II
DI LINGKUNGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGANTAHUN 2011 SAMPAI DENGAN TAHUN 2015
SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjabarkan kontribusi dan peranan satuankerja satker Eselon I dan Eselon II dalam pelaksanaan RencanaStrategis Renstra BPK Tahun 2011 sampai denganTahun 2015, diperlukan suatu dokumen Renstra di tingkat satkerEselon I dan Eselon II;
b. bahwa untuk memberikan acuan dalam perencanaan kegiatandan penganggaran, memberikan panduan dalam pengambilankeputusan strategis dan arah kebijakan, menetapkan sasarandan target jangka menengah, dan menetapkan indikator kinerjabeserta langkah-langkah yang akan diterapkan di tingkat satkerEselon I dan Eselon II, diperlukan sebuah dokumen perencanaanstrategis yang definitif dan komprehensif;
c. bahwa sehubungan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf adan huruf b, dipandang perlu menetapkan Rencana StrategisSatuan Kerja Eselon I dan Eselon II di Lingkungan BPK Tahun2011 sampai dengan Tahun 2015;
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23E, Pasal 23F, dan Pasal23G;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4286;
2
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara Lembaran Ne gara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400;
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BadanPemeriksa Keuangan Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4654;
6. Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor31/SK/I-VIII.3/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006 tentang Tata CaraPembentukan Peraturan, Keputusan, dan Naskah Dinas padaBadan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
7. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja PelaksanaBadan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
8. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik IndonesiaNomor 7/K/I-XIII/12/2010 tentang Rencana Strategis BadanPemeriksa Keuangan Tahun Anggaran 2011 sampai denganTahun Anggaran 2015 sebagaimana telah diubah denganKeputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik IndonesiaNomor 3/K/I-XIII.2/5/2011 tentang Perubahan atas KeputusanBadan Pemeriksa Keuangan Nomor 7/K/I-XIII/12/2010 tentangRencana Strategis Badan Pemeriksa Keuangan Tahun Anggaran2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2015;
9. Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa KeuanganNomor 238/K/X-XIII.2/5/2011 tentang Rencana ImplementasiRencana Strategis Badan Pemeriksa Keuangan Tahun Anggaran2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2015;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSAKEUANGAN TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJAESELON I DAN ESELON II DI LINGKUNGAN BADAN PEMERIKSAKEUANGAN TAHUN 2011 SAMPAI DENGAN TAHUN 2015.
3
PERTAMA : Menetapkan dan memberlakukan Rencana Strategis Satuan KerjaEselon I dan Eselon II di Lingkungan BPK Tahun 2011 sampaidengan Tahun 2015, yang selanjutnya disebut Renstra Eselon I danEselon II, sebagaimana tercantum dalam Lampiran sebagai bagianyang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Renstra Eselon I dan Eselon II sebagaimana dimaksud dalam DiktumPERTAMA terdiri atas 79 tujuh puluh sembilan satker ,sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sampai denganLampiran XI sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusanini, yaitu:a. Sekretariat Jenderal;b. Biro Sekretariat Pimpinan;c. Biro Hubungan Masyarakat dan Luar Negeri;d. Biro Sumber Daya Manusia;e. Biro Keuangan;f. Biro Teknologi Informasi;g. Biro Umum;h. Inspektorat Utama;i. Inspektorat I;j. Inspektorat II;k. Inspektorat III;l. Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan,
Pendidikan, dan Pelatihan Pemeriksaan KeuanganNegara;
m. Direktorat Perencanaan Strategis dan Manajemen Kinerja;n. Direktorat Evaluasi dan Pelaporan Pemeriksaan;o. Direktorat Penelitian dan Pengembangan;p. Pusat Pendidikan dan Pelatihan;q. Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum
Pemeriksaan Keuangan Negara;r. Direktorat Konsultasi Hukum dan Kepaniteraan Kerugian
Negara/Daerah;s. Direktorat Legislasi, Analisis, dan Bantuan Hukum;t. Auditorat Utama Keuangan Negara I;u. Auditorat I.A;v. Auditorat I.B;w. Auditorat I.C;x. Auditorat Utama Keuangan Negara II;y. Auditorat II.A;z. Auditorat II.B;aa. Auditorat II.C;bb. Auditorat Utama Keuangan Negara III;cc. Auditorat III.A;
4
dd. Auditorat III.B;ee. Auditorat III.C;ff. Auditorat Utama Keuangan Negara IV;gg. Auditorat IV.A;hh. Auditorat IV.B;ii. Auditorat IV.C;jj. Auditorat Utama Keuangan Negara V;kk. Auditorat V.A;ll. Auditorat V.B;mm. BPK Perwakilan Provinsi Aceh;nn. BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara;oo. BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Barat;pp. BPK Perwakilan Provinsi Riau;qq. BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau;rr. BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan;ss. BPK Perwakilan Provinsi Jambi;tt. BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;uu. BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu;vv. BPK Perwakilan Provinsi Lampung;ww. BPK Perwakilan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;xx. BPK Perwakilan Provinsi Banten;yy. BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat;zz. BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;aaa. BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah;bbb. BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur;ccc. Auditorat Utama Keuangan Negara VI;ddd. Auditorat VI.A;eee. Auditorat VI.B;fff. BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat;ggg. BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah;hhh. BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Selataniii. BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur;jjj. BPK Perwakilan Provinsi Bali;kkk. BPK Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat;lll. BPK Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur;mmm. BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan;nnn. BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat;ooo. BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah;ppp. BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara;qqq. BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara;rrr. BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo;sss. BPK Perwakilan Provinsi Maluku;ttt. BPK Perwakilan Provinsi Maluku Utara;uuu. BPK Perwakilan Provinsi Papua;
5
vvv. BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat;www. Auditorat Utama Keuangan Negara VII;xxx. Auditorat VII.A;yyy. Auditorat VII.B;zzz. Auditorat VII.C; danaaaa. Auditorat VII.D.
KETIGA : Renstra Eselon I dan Eselon II sebagaimana dimaksud dalam DiktumKEDUA memuat informasi sebagai berikut:a. visi;b. misi;c. nilai dasar;d. tujuan strategis;e. sasaran strategis;f. peta strategi; dang. indikator kinerja utama;sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing satker yang disusunberdasarkan Renstra BPK Tahun 2011 sampai dengan 2015.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyaidaya laku surut terhitung mulai tanggal 2 Januari 2013.
Sambutan Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara
BPK telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam dasawarsa
terakhir ini. Sejak diterbitkannya paket undang-undang tentang keuangan
negara pada tahun 2003-2004 dan dengan dikeluarkannya UU No. 15
Tahun 2006 tentang BPK sebagai pengganti UU No. 5 Tahun 1973, peran
dan posisi BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara diperkuat
baik dari segi pemeriksaan, organisasi, pegawai, dan anggaran.
Dalam pelaksanaan tugasnya, BPK dibantu oleh Pelaksana BPK. Sebagai
salah satu unsur Pelaksana BPK, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi
Tenggara mempunyai visi mendukung BPK untuk menjadi lembaga
pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan
aktif dalam mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan
melalui perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan atas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan daerah.
Saat ini, perhatian pemangku kepentingan, baik dari lembaga perwakilan, pemerintah daerah,
maupun masyarakat umum terhadap hasil pemeriksaan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi
Tenggara juga semakin meningkat. Banyak pihak menantikan dan memperhatikan opini BPK atas
laporan keuangan pemerintah daerah. Beberapa hasil pemeriksaan laporan keuangan pemerintah
daerah dan pemeriksaan kinerja kerap menjadi perhatian publik di media massa. Kondisi yang
demikian, kian menguatkan semangat BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara untuk
mendukung dan melakukan perubahan paradigma pemeriksaan dari hanya sekedar suatu
“keharusan” menjadi suatu “kebutuhan” untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan
makmur. Sebagai suatu “kebutuhan” maka pemeriksaan keuangan daerah di lingkup wilayah
Provinsi Sulawesi Tenggara dilaksanakan dengan perluasan cakupan pemeriksaan melalui
pemanfaatan teknologi informasi dalam memperoleh dan menganalisis informasi yang dimiliki
auditee dan informasi yang berasal dari hasil pemeriksaan sebelumnya, yaitu dengan penerapan e-
audit.
Sebagai bentuk perhatian BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap sambutan baik
dari para pemangku kepentingan, pada tahun 2011-2015 BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi
Tenggara bertekad untuk memberikan hasil pemeriksaan yang lebih baik. Rencana Strategis
(Renstra) 2011-2015 disusun dengan memberikan titik berat pada pemenuhan harapan dan
kebutuhan pemangku kepentingan, penyempurnaan proses bisnis utama, peningkatan kapasitas
kelembagaan, dan peningkatan kompetensi SDM di Perwakilan.
Akhirnya, Renstra 2011-2015 ini kami harapkan dapat menjadi pedoman bagi para pelaksana BPK RI
Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melakukan tugasnya melalui kerja sama dan
komunikasi yang efektif dari seluruh pemangku kepentingan.
Kepala Perwakilan
Didi Budi Satrio
NIP. 19580103 198602 1 005
DAFTAR ISI
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Lingkungannya 1
Visi, Misi, dan Nilai Dasar 7
Tujuan Strategis 8
Sasaran Strategis 8
Peta Strategis 14
Indikator Kinerja Utama 15
Lampiran
1
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Lingkungannya
Kondisi umum
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan BPK RI No. 2/SK/I-VIII.3/1/2004 tanggal 9 Januari
2006 tentang Perubahan Surat Keputusan BPK RI No. 12/SK/I-
VIII.3/7/2004 tanggal 23 Juli 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pelaksana BPK RI.
Kemudian berdasarkan Keputusan Ketua BPK RI No. 34/K/I-
VIII.3/6/2007 tanggal 15 Juni 2007 tentang Struktur Organisasi BPK
RI, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah
satu unsur Pelaksana BPK yang berada di bawah Auditorat Keuangan
Negara (AKN) VI dan bertanggung jawab kepada Anggota VI BPK
melalui Auditor Utama Keuangan Negara VI. BPK RI Perwakilan
Provinsi Sulawesi Tenggara dipimpin oleh seorang Kepala
Perwakilan.
Tugas dan Fungsi
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai tugas
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, Kota/Kabupaten di Provinsi
Sulawesi Tenggara, serta BUMD dan lembaga terkait di lingkungan
entitas tersebut di atas, termasuk melaksanakan pemeriksaan yang
dilimpahkan oleh AKN VI.
Untuk menjalankan tugasnya, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi
Tenggara menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Perwakilan
dengan mengidentifikasi indikator kinerja utama berdasarkan
rencana implementasi rencana strategis BPK;
2. Perumusan rencana kegiatan berdasarkan rencana aksi, serta
tugas dan fungsi Perwakilan;
3. Perumusan kebijakan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan daerah yang menjadi tugas
Perwakilan;
4. Penyusunan program, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
daerah yang dilaksanakan oleh Perwakilan, yang meliputi
Pemeriksaan Keuangan, Pemeriksaan Kinerja, dan Pemeriksaan
Dengan Tujuan Tertentu;
2
5. Pemeriksaan atas obyek-obyek pemeriksaan yang dilimpahkan
oleh AKN;
6. Pemantauan penyelesaian kerugian daerah pada lingkup tugas
Perwakilan;
7. Penyusunan bahan penjelasan kepada Pemerintah Daerah dan
DPRD tentang hasil pemeriksaan pada lingkup tugas
Perwakilan;
8. Penyiapan bahan kajian hasil pemeriksaan yang mengandung
unsur tindak pidana korupsi dan/atau kerugian daerah untuk
disampaikan kepada Ditama Binbangkum;
9. Penyiapan laporan hasil pemeriksaan yang mengandung unsur
tindak pidana korupsi untuk disampaikan kepada instansi
penegak hukum;
10. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan;
11. Penyiapan bahan perumusan pendapat BPK pada lingkup tugas
yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan yang
diperlukan karena sifat pekerjaan pemangku kepentingan
dimaksud;
12. Pengevaluasian hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan
Sumbangan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester pada lingkup
tugas Perwakilan, baik yang pemeriksaannya dilaksanakan oleh
pemeriksa BPK maupun oleh pemeriksa dari luar BPK;
13. Pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, hukum,
hubungan masyarakat, teknologi informasi, sarana dan
prasarana, serta administrasi umum;
14. Pelaksanaan kegiatan lain yang ditugaskan oleh Auditor Utama
Keuangan Negara VI;
15. Pelaporan hasil kegiatan secara berkala kepada Auditor Utama
Keuangan Negara VI.
Output
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BPK RI Perwakilan
Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai output/keluaran satker
berupa:
1. Output Kegiatan Pemeriksaan:
a. Laporan Hasil Pemeriksaan, yang meliputi:
1) Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan Daerah (LKPD);
2) Laporan Hasil Pemeriksaan Kinerja;
3) Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu.
b. Laporan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Daerah;
3
c. Laporan Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil
Pemeriksaan;
d. Matriks Sumbangan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester
(IHPS);
e. Rumusan Bahan Penjelasan/Konsultasi Hasil Pemeriksaan
f. Hasil Telaahan Temuan Pemeriksaan Berindikasi Tindak
Pidana yang disampaikan kepada Ditama Binbangkum;
g. Rumusan Usulan Bahan Pendapat; dan
h. Laporan Implementasi e-audit.
2. Output Kegiatan Kesekretariatan (Penunjang dan Pendukung):
a. RKSP, RKP dan Prognosa;
b. Laporan Keuangan Perwakilan;
c. Laporan Pemantauan dan Realisasi Anggaran;
d. Laporan BMN;
e. Laporan Pemeliharaan;
f. Ketersediaan Sarana dan Prasarana;
g. Laporan Pelaksanaan kegiatan SIKAD;
h. Hasil Telaahan Hukum atas Hasil Pemeriksaan;
i. Laporan UJDIH;
j. Laporan Layanan Informasi, Dokumentasi dan Publikasi
(termasuk layanan media massa dan PPID);
k. Laporan Layanan Pimpinan
l. Layanan Administrasi Kepegawaian;
m. Laporan Bezzetting Pegawai;
n. Laporan MAKIN;
o. Laporan Monitoring Diklat;
p. Laporan Rekapitulasi Daftar Hadir Pegawai (RDHP).
Pemangku
Kepentingan
(Stakeholders)
1. Pihak Eksternal
Pihak eksternal pemangku kepentingan BPK RI Perwakilan
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah lembaga perwakilan (DPRD),
pemerintah daerah (instansi pemerintah yang diperiksa),
instansi penegak hukum (Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK),
lembaga lainnya yang dibentuk berdasarkan undang-undang,
dan masyarakat (warga negara indonesia).
Pemangku kepentingan dari pihak eksternal dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu:
a. Pemangku kepentingan terhadap keberadaan BPK RI
Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu: a) DPRD; b)
4
Pemerintah Daerah; dan c) Aparat Penegak Hukum.
b. Pemangku kepentingan yang terkait langsung dengan
fungsi BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu:
a) Manajemen Entitas yang diperiksa; b) Kepala Daerah;
c) BUMD; dan d) BLUD.
c. Pemangku kepentingan lainnya, yaitu: a) Media massa; b)
lembaga profesi; c) lembaga pendidikan; dan d) lembaga
lainnya.
Terhadap lembaga perwakilan, hubungan kelembagaan
dilakukan terutama pada saat penyerahan hasil pemeriksaan
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara; baik hasil
pemeriksaan rutin berupa LHP dan konsultasi atas tindak lanjut
hasil pemeriksaan. Dengan aparat penegak hukum, hubungan
kelembagaan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara
berkaitan dengan pelaporan indikasi tindak pidana yang
ditemukan dalam pemeriksaan BPK RI Perwakilan Provinsi
Sulawesi Tenggara dan permintaan keterangan ahli dari
pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari
sisi pihak terperiksa, rekomendasi dalam LHP yang diserahkan
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan
rekomendasi yang harus ditindaklanjuti dalam jangka waktu
tertentu. Hubungan dengan media massa terkait dengan
layanan informasi dan publikasi hasil pemeriksaan atas
keuangan daerah untuk diinformasikan kepada masyarakat
luas, khususnya yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara sebagai wujud transparansi hasil pemeriksaan dan
pengelolaan keuangan daerah.
2. Pihak Internal
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, BPK RI
Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan koordinasi
dan bersinergi dengan pemangku kepentingan internal, yaitu
Anggota VI, AKN I – AKN VII, Sekretaris Jenderal, Ditama PEPPP,
Ditama Binbangkum, Itama, dan Biro-Biro.
Isu Strategis
BPK RI Perwakilan Sulawesi Tenggara melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan BPK No.
39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana
BPK RI. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BPK RI Perwakilan
Provinsi Sulawesi Tenggara dihadapkan dengan kondisi atau
5
keadaan yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan karena dampaknya yang signifikan di masa datang.
Kondisi inilah yang menjadi isu-isu strategis bagi BPK RI Perwakilan
Provinsi Sulawesi Tenggara. Isu strategis itu adalah:
1. Di bidang pemeriksaan
Sesuai dengan kewenangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang, BPK dalam hal ini
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki
kebebasan dan kemandirian dalam menentukan obyek
pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan,
menentukan waktu dan metode pemeriksaan, serta menyusun
dan menyajikan laporan hasil pemeriksaannya. Dalam
melaksanakan tugas pemeriksaan, terdapat beberapa hal yang
harus dicermati dan diperhatikan, yaitu:
a. Pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, serta adanya
jaminan kualitas (quality assurance) dalam pemeriksaan;
b. LHP yang diterbitkan sesuai dengan entitas yang ada di
Perwakilan, dan termasuk pelaporan atas hasil
pemeriksaan kinerja;
c. Rekomendasi hasil pemeriksaan yang dapat dan telah
ditindaklanjuti oleh entitas;
d. Adanya temuan yang berindikasi tindak pidana dan
penyampaiannya kepada Aparat Penegak Hukum;
e. Pemantauan atas penyelesaian ganti kerugian daerah dan
ketepatan waktu penyampaian laporan pemantauan; dan
f. Pemberian bahan usulan pendapat yang disampaikan dan
dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan
(stakeholders).
2. Di bidang Kesekretariatan (Penunjang dan Pendukung)
Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan tidak terlepas dari
dukungan satker atau unit kerja yang berada di Sekretariat
(Penunjang dan Pendukung). Unit kerja sekretariat memberikan
dukungan, bantuan dan kerja sama dengan unit kerja teknis
dalam hal anggaran, sumber daya manusia, konsultasi dan
bantuan hukum, administrasi umum, komunikasi dan publikasi
kepada pemangku kepentingan, serta sarana dan prasarana
yang memadai. Beberapa hal yang perlu mendapatkan
perhatian dan patut dicermati, yaitu:
6
a. Anggaran yang mencukupi dan pemanfaatan anggaran
yang efisien, efektif, serta ekonomis dengan
mengedepankan akuntabilitas dan transparansi;
b. SDM yang mencukupi dan Pemeriksa yang mempunyai
kompetensi sesuai dengan standar serta kebutuhan
pemeriksaan;
c. Kerja sama dan koordinasi dengan para pemangku
kepentingan di wilayah Perwakilan melalui komunikasi
yang baik dan efektif; dan
d. fasilitas kerja yang memadai dan didukung dengan sarana
dan prasarana kerja yang sesuai dengan standar,
khususnya dukungan dalam bidang TIK.
7
Visi, Misi, dan Nilai Dasar
Visi
Mendukung BPK untuk menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya tata
kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan melalui perencanaan, pelaksanaan
dan pelaporan atas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah.
Misi
1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan BUMD di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara;
2. Memberikan bahan perumusan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara;
3. Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk penyalahgunaan dan
penyelewengan keuangan daerah; dan
4. Memberikan dukungan anggaran, sumber daya manusia, konsultasi dan bantuan
hukum, sarana dan prasarana, serta administrasi umum untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan dan hasil pemeriksaan di Perwakilan.
Nilai Dasar
Dalam melaksanakan misinya, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara menjaga nilai-
nilai dasar sebagai berikut:
Independensi Kami menjunjung tinggi independensi, baik secara kelembagaan,
organisasi, maupun individu. Dalam semua hal yang berkaitan
dengan pekerjaan pemeriksaan, kami bebas dalam sikap mental dan
penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan/atau organisasi yang
dapat mempengaruhi independensi.
Integritas Kami membangun nilai integritas dengan bersikap jujur, obyektif, dan
tegas dalam menerapkan prinsip, nilai, dan keputusan.
Profesionalisme Kami membangun nilai profesionalisme dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan, serta berpedoman kepada
standar yang berlaku.
8
Tujuan Strategis
Melalui pelaksanaan misinya, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya untuk
mencapai tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:
1. Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
2. Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil
pemeriksaan yang berkualitas, bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku
kepentingan;
3. Mewujudkan efektivitas pengelolaan sumber daya dalam mendukung kegiatan
pemeriksaan dan non pemeriksaan di perwakilan.
Sasaran Strategis
Sebagai bentuk penjabaran tujuan strategis, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara
menetapkan sembilan sasaran strategis sebagai berikut:
Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (SS 1)
UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara menetapkan bahwa entitas yang diperiksa wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam
Laporan Hasil Pemeriksaan dan wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK
terhadap tindak lanjut yang telah dilaksanakan. Tindak lanjut yang optimal atas rekomendasi
hasil pemeriksaan secara tidak langsung akan mendorong tata kelola yang lebih baik atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah oleh pemerintah daerah.
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam meningkatkan perannya untuk
mendorong terwujudnya tindak lanjut hasil pemeriksaan yang optimal dan efektif berupaya
untuk memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan oleh Pemerintah Daerah dan
mendorong Pemerintah Daerah untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan.
Efektivitas tindak lanjut pemeriksaan merupakan suatu acuan yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar dampak yang muncul dari rekomendasi yang diberikan oleh BPK
RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara atas hasil pemeriksaan yang dilakukannya.
Efektivitas rekomendasi yang diberikan tidak terlepas dari peran entitas yang diperiksa
dalam menindaklanjuti rekomendasi tersebut. Peran aktif dan komitmen entitas dalam
menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan akan sangat membantu efektivitas tindak
lanjut hasil pemeriksaan. Efektivitas sebuah rekomendasi pemeriksaan juga diukur dengan
memperhatikan tujuan yang ingin dicapai. Suatu rekomendasi pemeriksaan dapat dikatakan
9
efektif apabila: (1) menghilangkan sebab; (2) tidak menimbulkan multitafsir antara pihak-
pihak terkait; (3) rekomendasi yang diberikan bersifat tegas untuk memberikan efek jera,
dan (4) memberikan alternatif pemecahan masalah. Dengan demikian, semakin tinggi
persentase tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan akan meningkatkan mutu
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah.
Melalui sasaran strategis ini BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara mengharapkan
adanya partisipasi aktif dan komitmen seluruh entitas untuk menindaklanjuti rekomendasi
hasil pemeriksaan dalam rangka meningkatkan efektivitas tindak lanjut hasil pemeriksaan
BPK dan mempercepat upaya perbaikan mutu pengelolaan keuangan daerah secara
komprehensif.
Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan (SS 2)
Manajemen pemeriksaan mencakup kegiatan perencanaan strategis pemeriksaan,
perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan
untuk seluruh jenis pemeriksaan yang dilaksanakan oleh BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi
Tenggara. Melalui fungsi manajemen pemeriksaan yang baik akan mewujudkan Laporan
Hasil Pemeriksaan yang berkualitas, bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku
kepentingan (stakeholders)
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya untuk mengendalikan mutu
pemeriksaan yang sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan negara dan kode etik serta
sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan. Pengendalian mutu pemeriksaan
merupakan upaya dalam menerapkan sistem pengendalian manajemen yang memadai.
Upaya tersebut meliputi peningkatan cakupan pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja
dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara
berkomitmen melaksanakan pemeriksaan yang terintegrasi yang bertujuan untuk
meningkatkan fungsi manajemen pemeriksaan melalui pelaksanaan pemeriksaan yang lebih
efisien dan efektif melalui pemanfaatan biaya pemeriksaan yang optimal dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Pemeriksaan yang dikelola dengan baik akan
memberikan hasil pemeriksaan yang sesuai dengan kebutuhan dan bermanfaat bagi para
pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan.
Melalui sasaran strategis ini BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara mengharapkan
seluruh proses pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan
negara dan kode etik.
Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat (SS 3)
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat memberikan usulan bahan pendapat
yang diperlukan karena sifat pekerjaannya kepada para pemangku kepentingan. Usulan
bahan pendapat tersebut dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh para pemangku
10
kepentingan sebagai bahan pengambil keputusan dalam upaya memperbaiki pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan daerah.
Usulan bahan pendapat yang diberikan oleh BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara
dapat berupa bahan usulan perbaikan kebijakan dan tata kelola di bidang pendapatan,
pengeluaran, pinjaman, penyertaan modal pemerintah daerah, penjaminan pemerintah
daerah, dan bidang lain yang berkaitan dengan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
daerah. Kewenangan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah memungkinkan untuk memiliki data dan
informasi keuangan daerah yang diperlukan dalam memberikan usulan bahan pendapat
yang diperlukan oleh para pemangku kepentingan. Pemberian usulan bahan pendapat oleh
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat membantu para pemangku kepentingan
dalam mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan, tantangan, hambatan, dan kendala
dalam pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah.
Melalui sasaran strategis ini BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara mengharapkan
dapat meningkatkan kontribusi dalam mendorong peningkatan efektivitas dan efisiensi serta
memperbaiki pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah melalui pemberian usulan
bahan pendapat yang berkualitas kepada para pemangku kepentingan.
Meningkatkan Mutu Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Daerah (SS 4)
Kerugian daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti
jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik karena kesengajaan maupun
karena kelalaian. BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara menilai dan/atau
menetapkan jumlah kerugian daerah yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum baik
secara sengaja maupun lalai yang dilakukan oleh Pejabat Pemerintah Daerah, bendahara,
pengelola BUMD, dan lembaga atau badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan
keuangan daerah. BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan pemantauan
atas penyelesaian ganti kerugian daerah di seluruh instansi pemerintah daerah dan BUMD di
wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Terkait kewenangan melakukan pemantauan atas penyelesaian ganti kerugian daerah, BPK
RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara akan mengupayakan koordinasi, kerja sama, dan
sosialisasi secara memadai kepada pihak-pihak terkait, terutama kepada pemerintah daerah
dan mendorong pemerintah daerah untuk segera menyelesaikan dan memproses kerugian
daerah di wilayahnya dengan lebih cepat serta memperhatikan peraturan yang berlaku. BPK
RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara juga akan mengupayakan peningkatan mutu
database penyelesaian ganti kerugian daerah dalam rangka penyajian laporan yang lengkap,
akurat dan tepat waktu mengenai status penyelesaian ganti kerugian daerah sehingga dapat
menjamin pelaksanaan pembayaran ganti kerugian daerah.
11
Melalui sasaran strategis ini BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara ingin memastikan
proses penetapan kerugian daerah yang disebabkan oleh Pejabat Pemerintah Daerah,
bendahara, pengelola BUMD, dan lembaga atau badan lain dilakukan secara lebih cepat
dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Serta mengharapkan pemerintah daerah
tanggap dan segera menyelesaikan dan memproses kerugian daerah yang terjadi di
wilayahnya.
Meningkatkan Mutu Pengelolaan SDM di Lingkungan Perwakilan (SS 5)
Sebagai organisasi yang bertumpu pada kecakapan dan keahlian, SDM merupakan aset
terpenting di lingkungan Perwakilan. BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya membutuhkan SDM yang mencukupi dan mempunyai
kompetensi yang sesuai dengan standar serta kebutuhan pemeriksaan. Untuk itu
penambahan jumlah pemeriksa dan pengembangan kemampuan serta kompetensi pegawai
menjadi prioritas utama untuk dapat mencapai hasil pemeriksaan yang berkualitas.
Pengelolaan SDM di lingkungan Perwakilan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kebijakan pengelolaan SDM BPK secara keseluruhan, yang terpusat dan terintegrasi dengan
Biro SDM. Upaya meningkatkan pengelolaan SDM yang berkualitas di Perwakilan dengan
mendorong peningkatan kompetensi, kinerja, karier, serta pelatihan dan pengembangan
pegawai. Peningkatan kompetensi pegawai, kinerja, karier serta pelatihan dan
pengembangan pegawai di Perwakilan bukan hanya merupakan tanggung jawab Subag
SDM/Biro SDM dan Pusdiklat sebagai satuan kerja terkait dengan pengelolaan dan
pengembangan SDM, akan tetapi keterlibatan pihak lain terutama atasan langsung dan
pegawai yang bersangkutan sangat diperlukan.
Pengelolaan SDM berbasis kompetensi adalah mengelola SDM berdasarkan kemampuan,
ketrampilan, pengetahuan, motivasi dan sikap yang diperlihatkan pegawai dalam melakukan
pekerjaannya. Untuk mewujudkan SDM yang memenuhi standar kompetensi yang
dipersyaratkan dan sesuai dengan kebutuhan tugas pemeriksaan, diperlukan pelatihan dan
pengembangan pegawai. Dengan demikian pemenuhan standar jam pelatihan bagi pegawai,
khususnya jam pelatihan bagi pemeriksa merupakan salah satu upaya yang diperlukan dalam
meningkatkan kompetensi pegawai di lingkungan Perwakilan.
Melalui sasaran strategis ini, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya untuk
mempunyai SDM yang mencukupi dan mempunyai SDM dengan kompetensi yang
memenuhi standar yang dipersyaratkan dan sesuai dengan kebutuhan tugas pemeriksaan.
Meningkatkan Komunikasi dengan Stakeholders (SS 6)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara selama ini
bertujuan untuk memenuhi harapan pemangku kepentingan (DPRD dan Pemerintah
Daerah). Peran BPK sebagai satu-satunya lembaga pemeriksa keuangan negara/daerah,
12
menuntut BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mewujudkan efektivitas kerja
sama dan komunikasi dengan para pemangku kepentingan di wilayahnya, terutama dalam
kaitannya untuk meningkatkan dampak dari hasil pemeriksaan dan produk BPK lainnya.
Untuk itu, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya untuk membangun
komunikasi dua arah secara efektif kepada semua pemangku kepentingan. Komunikasi
efektif mencakup adanya pengelolaan informasi yang jelas dan akurat, pilihan media
komunikasi yang tepat, dan penerimaan informasi yang baik bagi semua pemangku
kepentingan. Komunikasi yang efektif menitikberatkan proses pendidikan kepada publik
untuk dapat memahami kedudukan, peranan, dan hasil pemeriksaan BPK. Mekanisme
komunikasi yang efektif akan meningkatkan mutu hubungan kelembagaan BPK RI
Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara dengan pemangku kepentingan.
Dengan demikian, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat menyajikan informasi
yang akurat mengenai mutu pengelolaan keuangan daerah dan dapat menjaring dan
menerima umpan balik informasi dari publik untuk perbaikan kualitas pekerjaan, serta
kebutuhan para pemangku kepentingan.
Meningkatkan Pemanfaatan TIK di Lingkungan Perwakilan (SS 7)
Pemanfaatan aplikasi TIK dapat mengoptimalkan dukungan atas pelaksanaan tugas dan
fungsi yang ada di seluruh satuan kerja di lingkungan Perwakilan secara akurat. Integrasi
data-data informasi (pemeriksaan dan non pemeriksaan) dalam pusat data elektronik BPK
akan meningkatkan efisiensi dan keefektifan dalam menjalankan aktivitas pekerjaan karena
dapat mempermudah dan mempercepat pencarian informasi yang dibutuhkan.
Dalam memenuhi kebutuhan akan teknologi informasi yang andal, BPK RI Perwakilan
Provinsi Sulawesi Tenggara masih menghadapi beberapa kendala antara lain masih
kurangnya pemahaman pegawai terhadap pemanfaatan aplikasi yang sudah dikembangkan
dan terdapat dalam sistem jejaring teknologi informasi di BPK. Hal ini disebabkan oleh masih
minimnya informasi yang terdapat pada aplikasi-aplikasi tersebut. Selain itu, beberapa
aplikasi yang terdapat dalam jejaring teknologi informasi masih belum terintegrasi secara
menyeluruh, sehingga menyulitkan pengguna dalam memanfaatkannya.
Oleh karena itu BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara bekerjasama dengan Biro TI
berupaya untuk mengintegrasikan sistem informasi dan semua data dalam bentuk
elektronik/digital dan secara terus menerus diperbarui dan disesuaikan dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan di lingkungan Perwakilan.
13
Meningkatkan Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana di Lingkungan Perwakilan (SS 8)
Kinerja BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara yang tinggi perlu didukung dengan
tersedianya fasilitas kerja yang memadai sesuai dengan standar sarana dan prasarana kerja.
Sarana kerja merupakan fasilitas yang secara langsung berfungsi sebagai penunjang proses
penyelenggaraan kerja pegawai dalam meningkatkan kinerja sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Sementara itu, prasarana kerja adalah fasilitas yang secara tidak
langsung berfungsi sebagai penunjang proses penyelenggaraan kerja pegawai dalam
meningkatkan kinerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam pemenuhan
sarana dan prasarana di lingkungan Perwakilan harus sesuai dengan standar yang menjadi
acuan dalam perencanaan, pengadaan, pendistribusian, serta penataan sarana dan
prasarana kerja di lingkungan BPK.
Melalui sasaran strategis ini, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara secara khusus
berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi melalui penyediaan
infrastruktur dan jaringan yang mendukung pelaksanaan seluruh kegiatan BPK. Selain itu,
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara akan terus berupaya meningkatkan sarana dan
prasarana kerja lainnya untuk seluruh unit kerja di lingkungan Perwakilan.
Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran di Lingkungan Perwakilan (SS 9)
Sebagai pelaksana anggaran negara, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara tidak
lepas dari kewajiban untuk mengelola keuangan negara secara efisien, efektif, dan ekonomis
dengan mengedepankan akuntabilitas dan transparansi.
Anggaran adalah suatu rencana yang sistematis meliputi seluruh kegiatan organisasi yang
dinyatakan dalam unit kesatuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode)
tertentu. Anggaran mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan dan sumber pendapatan
yang diharapkan untuk membiayainya. Pemanfaatan anggaran merupakan upaya untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang telah dialokasikan pada suatu rencana
kegiatan.
Melalui sasaran strategis ini BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya untuk
meningkatkan kualitas, ketertiban, dan kepatuhan proses perencanaan, penggunaan dan
pertanggungjawaban anggaran BPK sesuai dengan peraturan yang berlaku. Di samping
pertanggungjawaban anggaran, sasaran strategis ini difokuskan pada pemanfaatan anggaran
secara optimal dalam rangka peningkatan kinerja BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi
Tenggara dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
14
Peta Strategis
Kesembilan sasaran strategis tersebut memiliki keterkaitan dan kemampuan untuk saling
mendukung demi terwujudnya visi dan misi BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Guna mengkomunikasikan strategi kepada seluruh elemen dalam organisasi, BPK RI
Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara memvisualisasikan pola keterkaitan antara sasaran
strategis tersebut ke dalam peta strategi berikut ini:
PETA STRATEGI
ORGANISASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN PEMILIK KEPENTINGAN
PENGELOLAAN FUNGSI STRATEGIS
PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN ORGANISASI
SS 1 Meningkatkan Efektivitas
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
SS 3 Meningkatkan
Mutu Pemberian Pendapat
SS 4 Meningkatkan Mutu
Pemantauan Penyelesaian Ganti
Kerugian Negara
SS 2 Meningkatkan
Fungsi Manajemen Pemeriksaan
SS 5 Meningkatkan Mutu Pengelolaan SDM di
Lingkungan Perwakilan
SS 6 Meningkatkan
Komunikasi dengan Stakeholders
SS 7 Meningkatkan
Pemanfaatan TIK di Lingkungan Perwakilan
SS 8 Meningkatkan Pemenuhan
Standar Sarana dan Prasarana di Lingkungan
Perwakilan
KEUANGAN
SS 9
Meningkatkan
Pemanfaatan
Anggaran di
Lingkungan
Perwakilan
15
Indikator Kinerja Utama
Untuk mengukur pencapaian Renstra Satker, BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara
menetapkan beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut:
1. Persentase rekomendasi yang ditindaklanjuti
2. Jumlah temuan berindikasi tindak pidana yang disampaikan ke
Ditama Binbangkum dan disetujui untuk disampaikan ke APH
3. Jumlah LHP yang diterbitkan
4. Jumlah LHP Pemeriksaan Kinerja yang diterbitkan
5. Jumlah usulan pendapat yang dimanfaatkan Dit. EPP
6. Jumlah Laporan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara
(Daerah) yang diterbitkan
7. Jumlah Media Workshop per tahun
8. Persentase ketepatan waktu pelaksanaan pemeriksaan
9. Persentase Ketepatan waktu penyelesaian LHP
10. Persentase Pemenuhan quality assurance dalam pemeriksaan
11. Persentase Ketepatan waktu penyampaian Laporan Pemantauan
Penyelesaian Ganti Kerugian Negara (Daerah)
12. Jam pelatihan per pegawai
13. Persentase Pemeriksa yang memenuhi standar jam pelatihan
14. Persentase tingkat pemanfaatan aplikasi TIK
15. Persentase pemenuhan sarana dan prasarana sesuai dengan standar
16. Persentase tingkat pemanfaatan anggaran
Indikator
Input
Indikator
Proses
Indikator
Hasil
Indikator
Dampak
16
Lampiran
MATRIKS HUBUNGAN TUJUAN STRATEGIS, SASARAN STRATEGIS,
DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Tujuan Strategis Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan.
1. Persentase rekomendasi yang ditindaklanjuti.
2. Jumlah temuan berindikasi tindak pidana yang disampaikan ke Ditama Binbangkum dan disetujui untuk disampaikan ke APH.
Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang berkualitas, bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan.
Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan.
3. Jumlah LHP yang diterbitkan.
4. Jumlah LHP Pemeriksaan Kinerja yang diterbitkan.
5. Ketepatan waktu pelaksanaan pemeriksaan.
6. Ketepatan waktu penyelesaian LHP.
7. Pemenuhan quality assurance dalam pemeriksaan.
Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat.
8. Jumlah usulan pendapat yang dimanfaatkan Direktorat EPP.
Meningkatkan Mutu Pe-mantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara/Daerah.
9. Jumlah Laporan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara (Daerah) yang diterbitkan.
10. Ketepatan waktu penyampaian Laporan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara/Daerah.
Mewujudkan efektivitas pengelolaan sumber daya dalam mendukung kegiatan pemeriksaan dan non pemeriksaan di perwakilan.
Meningkatkan Mutu Pengelolaan SDM di Lingkungan Perwakilan.
11. Jam pelatihan per pegawai.
12. Persentase Pemeriksa yang memenuhi standar jam pelatihan.
Meningkatkan Komunikasi dengan Stakeholders
13. Jumlah media workshop per tahun.
Meningkatkan Pemanfaatan TIK di Lingkungan Perwakilan.
14. Tingkat pemanfaatan aplikasi TIK.
Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Prasarana di Lingkungan Perwakilan.
15. Persentase pemenuhan sarana dan prasarana sesuai dengan standar.
Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran di Lingkungan Perwakilan.
16. Tingkat pemanfaatan anggaran.
17
http://kendari.bpk.go.id