Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HARVARD Kennedy School JOHN F. KENNEDY SCHOOL OF GOVERNMENT
PENINGKATAN KAPASITAS KEPALA DAERAH
melalui program
ORIENTASI KEPEMIMPINAN DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (OKPPD) BAGI BUPATI / WALIKOTA
DAN WAKIL BUPATI / WAKIL WALIKOTA
dan
EXECUTIVE EDUCATION TRAINING PROGRAM
HARVARD KENNEDY SCHOOL USA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Jl. Pahlawan No. 8 - Kalibata Jakarta Selatan
1
PENDAHULUAN
1. Penyelenggaraan pemerintahan pada saat ini maupun di masa yang akan datang
menghadapi berbagai tantangan, baik di tingkat lokal, nasional maupun global
yang semakin kompleks dan dinamis, diantaranya masyarakat yang semakin
cerdas, dan membutuhkan pelayanan yang semakin berkualitas, persaingan global
dan liberalisasi arus informasi, teknologi, investasi, modal, tenaga kerja dan
budaya. Untuk itu, penyelenggara pemerintahan termasuk didalamnya
penyelenggaraan pemerintahan daerah dituntut untuk dapat menerapkan prinsip-
prinsip kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance),
kesetaraan gender (gender mainstreaming), dan kepemerintahan yang mengikuti
perkembangan global guna pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development).
2. Pemilihan Kepala Daerah yang saat ini dilakukan secara langsung, bebas dan
rahasia memungkinkan seseorang dari berbagai latar belakang baik pendidikan
maupun profesi terpilih menjadi kepala daerah / wakil kepala daerah. Kondisi
tersebut berdampak pada bervariasinya tingkat pemahaman terhadap
penyelenggaraan pemerintahan.
3. Dalam rangka memberikan pemahaman dan pemantapan tentang kepemimpinan
dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka Kementerian Dalam Negeri
melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan melaksanakan peningkatan kapasitas
Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah melalui program Orientasi Kepemimpinan
dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah bagi Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Wakil Walikota dan Executive Education Training Program melalui kerja
sama dengan Harvard Kennedy School of Government – Amerika Serikat.
2
4. Program OKPPD, dilaksanakan bagi semua Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah
terpilih untuk memantapkan kemampuan kepemimpinan dan manajemen
pemerintahan dalam kerangka NKRI selama 21 hari di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Kementerian Dalam Negeri dengan menghadirkan para pejabat
Kementerian Dalam Negeri dan
Kementerian / Lembaga terkait
beserta pakar/praktisi di tingkat
Nasional untuk menyampaikan
berbagai materi yang diperlukan
Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah dalam menunjang
penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
Menteri Dalam Negeri membuka secara resmi Program peningkatan Kapasitas Kepala Daerah.
Menteri Dalam Negeri menyematkan tanda peserta secara simbolis
3
5. Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas suami selaku Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah maka dilaksanakan pula Orientasi Pengembangan Kepribadian dan
Kepemimpinan bagi Isteri Bupati/Walikota dan Isteri Wakil Bupati/Walikota selama
6 hari pada setiap program OKPPD.
6. Dalam rangka memberikan wawasan dan perbandingan tentang penyelenggaraan
pemerintahan yang baik pada tingkat nasional dan internasional kepada
Bupati/Walikota yang mengikuti OKPPD dengan baik dan berprestasi dalam
menyelenggarakan pemerintahan di daerah, diberikan kesempatan untuk belajar di
Harvard Kennedy School of Government pada Harvard University USA (salah
satu universitas terbaik di dunia) untuk mengikuti pembelajaran, teori dan praktek
serta kajian penyelenggaraan pemerintahan dari berbagai negara di belahan
dunia.
7. Dengan dilaksanakannya program tersebut, Kementerian Dalam Negeri berharap
para Kepala Daerah mempunyai kapasitas yang memadai dalam
menyelenggarakan pemerintahan daerah sehingga tujuan dapat tercapai secara
efektif dan efisien sebagai bagian dari upaya mewujudkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Menteri Dalam Negeri didampingi para pejabat eselon I dan II Kementerian Dalam Negeri pada acara pembukaan OKPPD.
4
ORIENTASI KEPEMIMPINAN DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BAGI BUPATI/WALIKOTA
DAN WAKIL BUPATI/WAKIL WALIKOTA
DASAR PENYELENGGARAAN
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2010 tentang Orientasi
Kepemimpinan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah bagi Bupati/Walikota
dan Wakil Bupati/Wakil Walikota.
TUJUAN Tujuan pelaksanaan Orientasi Kepemimpinan dan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (OKPPD) bagi Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan semangat pengabdian dalam
melaksanakan tugas pemerintahan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Perwakilan peserta menandatangani pernyataan kesungguhan mengikuti OKPPD
5
SASARAN
Sasaran penyelenggaraan OKPPD adalah agar peserta:
1. Memiliki integritas dan semangat kebangsaan.
2. Mampu menjalankan roda pemerintahan secara effektif.
3. Dapat berkoodinasi antar lembaga pemerintahan dan DPRD.
4. Mampu mengambil keputusan dengan tepat.
5. Dapat meningkatkan daya saing dan kesejahteraan rakyat.
PESERTA OKPPD
1. Bupati;
2. Walikota;
3. Wakil Bupati;
4. Wakil Walikota.
Menteri Dalam Negeri didampingi Sekretaris Jenderal dan Kepala Badan Diklat foto bersama dengan para Peserta
6
MATERI ORIENTASI
1. DEMOKRASI DAN KEBANGSAAN INDONESIA
Tujuan pembelajaran ini agar peserta dapat memahami dan mampu
mengaplikasikan konsep demokrasi dan kebangsaan Indonesia dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2. SISTEM PEMERINTAHAN NASIONAL DAN DAERAH
Tujuan pembelajaran ini agar peserta dapat memahami sistem pemerintahan
nasional dan sistem pemerintahan daerah secara umum di Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3. HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DPRD
Tujuan pembelajaran ini agar peserta dapat memahami hubungan pemerintah
daerah dan DPRD dalam sistem pemerintahan nasional, dalam konteks negara
kesatuan / unitarian yang terdesentralisasi.
4. KEPEMIMPINAN DAN ETIKA PEMERINTAHAN
Tujuan pembelajaran ini agar peserta dapat memahami kepemimpinan dan etika
pemerintahan dan menerapkannya dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
5. PENCEGAHAN KORUPSI
Tujuan pembelajaran ini agar peserta dapat memahami penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang akuntabel, transparan, kreatif, dan inovatif serta
terhindar dari tindakan korupsi, kolusi, nepotisme, dan pelanggaraan hukum
lainnya.
6. ISU-ISU AKTUAL
Tujuan pembelajaran ini agar peserta mampu memahami dan mengidentifikasi
masalah-masalah yang sering terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah, memeberikan kerangka analisis permasalahan tersebut menjadi dasar
pengambilan keputusan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
7. BEST PRACTICES PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Pembelajaran ini dilaksanakan melalui observasi lapangan sehingga peserta
Orientasi dapat memperoleh pengalaman komparasi terhadap penyelenggaraan
pemerintahan daerah kabupaten dan kota. Setiap Angkatan lokus observasi
7
lapangan pada 2 propinsi yang masing-masing mengunjungi 3 kabupaten/kota
yang mempunyai keunggulan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
8. PRAKTEK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (OLAH PRAJA)
Pembelajaran sesi ini dilakukan melalui simulasi dan praktek penyelesaian kasus
dalam penyelenggaran pemerintahan sehingga peserta mampu memahami dan
menerapkan prinsip, konsep, dan penguasaan kebijakan dengan kondisi riil yang
dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan.
9. MENTAL, FISIK, DAN DISIPLIN (MFD)
Materi pembelajaran ini bertujuan untuk menjadikan peserta Orientasi memiliki
mental, fisik, dan disiplin yang baik serta rasa kebersamaan.
PARA PENGAJAR / NARASUMBER
PEJABAT STRUKTURAL
1. Kementerian Dalam Negeri (Sekjen, Irjen, Para Dirjen dan Para Kepala Badan)
2. Kementerian Keuangan 3. Kemen. PAN & RB 4. Kemen. Lingkungan Hidup 5. Kemen. Pekerjaan Umum 6. Kemen. Luar Negeri 7. Kemen ESDM 8. KPK 9. Badan Kepegawaian Negara 10. Badan Pertanahan Nasional 11. LAN RI 12. Bappenas 13. BNPB 14. BKKBN 15. BPKP 16. BPK 17. POLRI 18. Kejaksaan 19. PPATK 20. LKPP
PAKAR / PRAKTISI
1. Prof. Dr. Ryaas Rasyid, MA 2. Prof. Dr. Ermaya Suradinata 3. Prof. Dr. Sadu Wasistiono, MS 4. Dr. Made Suwandi, M.Soc.Sc 5. Prof. Dr. Irfan Maksum 6. Prof. Dr. Engkos Koswara 7. Prof. Dr. Muchlis Hamdi, MPA 8. Prof. Dr. Aries Djaenuri, MA 9. Prof. Dr. Ngadisah, MA 10. Dr. Khairul Muluk 11. Dr. R. Siti Zuhro, MA 12. Prof. Ris. Dr. Syamsudin Harris 13. AA GN Ari Dwipayana, MA 14. Prof. Dr. Gunawan
Soemodiningrat, M.Ec 15. Dr. Hyronimus Rowa 16. Drs. Lutfi Mufti 17. Dr. J. Kristiadi 18. Budiman Sujatmiko 19. Berry Nahdian Furqon 20. Prof. Dr. Zudan Fakhrullah 21. Prof. Dr. Satya Arinanto 22. Dr. Syamsul Arief Rivai, MS 23. Drs. Yonatan Wiyoso, M.Si
8
STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran pada OKPPD berfokus pada peserta (participants center),
dengan sistem pembelajaran orang dewasa (participatory andragogy) meliputi :
1. Pembelajaran Kelas
a. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas selama 2 (dua) minggu atau 10
(sepuluh) hari efektif, yaitu pengarahan program sampai dengan evaluasi,
serta pemberian materi yang dilaksanakan secara simultan oleh
narasumber, pakar dan praktisi dan moderator.
b. Tujuan Pembelajaran untuk memberikan pengetahuan dalam bentuk
prinsip, konsep dan kebijakan di bidang pemerintahan dengan para
narasumber, pakar/praktisi dan dari kalangan akademisi, pejabat negara
dan pelaku kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai best practices dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
c. Metode pembelajaran diantaranya ceramah, diskusi mendalam, contoh
kasus.
d. Pembimbingan dilakukan oleh narasumber sebagai Pengarah.
e. Diskusi kelompok kecil dan pemberian tugas terkait yang bersumber dari
referensi maupun sumber lainnya yang dapat diakses peserta melalui
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi.
suasana pembelajaran dikelas
9
2. Observasi Lapangan (OL)
a. Observasi Lapangan dilaksanakan setelah pelaksanaan Orientasi di kelas.
OL dilaksanakan selama 3 (tiga) hari pada 2 (dua) provinsi. Peserta OL
pada setiap provinsi dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok kecil untuk melakukan
pengamatan pada kabupaten/kota yang berbeda untuk mengobservasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
b. Tujuan Observasi lapangan adalah untuk mengobservasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah di bidang terkait.
c. Selama pelaksanaan observasi dilakukan pembimbingan oleh narasumber
sebagai Pengarah untuk membuat laporan hasil pengamatan dan
ditindaklanjuti sebagai bahan pembulatan / kesimpulan Orientasi.
suasana kunjungan Observasi Lapangan
Kunjungan Peserta OL di Kabupaten Bengkalis
10
3. Olah Praja (OP)
a. Olah Praja dilakukan sebagai kegiatan akhir OKPPD setelah observasi
lapangan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada
peserta antara konsep pemerintahan dengan praktek penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Olah Praja merupakan adaptasi atas metode
pembelajaran bermain peran (role play) yang telah diterapkan pada
beberapa kegiatan pembelajaran sebelumnya oleh Badan Pendidikan dan
Pelatihan Kementerian Dalam Negeri yang disebut Gladi Manajemen.
Adaptasi dilakukan terhadap proses pemilihan masalah, pengembangan
Rencana Informasi Olah Praja dan penyesuaian terhadap konteks dan
situasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Peristiwa pemerintahan
yang akan disimulasikan sebagian diantaranya merupakan peristiwa yang
terjadi dan sebagian diantaranya merupakan peristiwa hipotesis yang
didesain untuk mensinkronisasikan rangkaian peristiwa dalam satuan waktu
selama 3 (tiga) bulan atau 1 (satu) triwulan.
Peserta sedang mengikuti kegiatan Olah Praja
11
b. Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Olah Praja adalah untuk
meningkatkan kemampuan peserta dalam (1) mengidentifikasi masalah; (2)
menganalisis tugas dan fungsi Kepala Daerah; (3) memberi arahan dan
petunjuk pelaksanaan tugas; (4) menyiapkan sarana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan tugas; (5) mengambil keputusan; (6) mengendalikan dan
mengawasi pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan, politik dan
kemasyarakatan dan keuangan daerah; serta (7) koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi pelaksanaan tugas pemerintahan kabupaten dan kota dengan
pemerintah kabupaten dan kota lainnya, provinsi dan pemerintah pusat.
c. Setiap peserta OKPPD diharuskan untuk mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan Olah Praja yang dibagi dalam kelompok-kelompok dengan kasus-
kasus terkait pada Bidang Perencanaan, Keuangan Daerah, Bidang
Pemerintahan, Politik dan Kemasyarakatan. Masing-masing kelompok
memainkan peran sesuai dengan Rencana Informasi Olah Praja (RIOP)
dalam konteks sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah.
d. Untuk mendukung penyelenggaraan Olah Praja diperlukan kerjasama antara
penyelenggara dan peserta sebagai pelaku. Penyelenggara yang secara
langsung terlibat dalam proses olah praja ini adalah: (1) Direktur Olah Praja
(Kawasdal); (2) Wasit dan Pengendali yang terdiri dari WASDAL ATAS,
WALDAL BAWAH, WASDAL SAMPING; (3) Penilai dan (4) Staf Pendukung.
Pelaku Olah Praja adalaha semua peserta OKPPD yang dibagi dalam setiap
kelompok/regu dengan jumlah sebanyak 5 (lima) orang yang masing-
masingnya berperan sebagai (1) Bupati/Walikota sebanyak 1 orang; (2)
Wakil Bupati/Wakil Walikota sebanyak 1 orang, (3) Bupati/Walikota wilayah
tetangga sebanyak 3 orang. Peserta lainnya akan bertindak selaku pelaku
bayangan dengan tugas mengamati proses simulasi dan mengisi RIOP pada
lembar disposisi. Penentuan peserta yang akan berperan sebagai pelaku
(Bupati, Wakil Bupati dan Kepala Daerah tetangga) dilakukan oleh Kepala
Pengendali dan Wasit (KAWASDAL).
e. Hasil Olah Praja dalam bentuk rangkuman dan rekomendasi dituangkan
dalam laporan untuk bahan pembulatan / kesimpulan Orientasi.
12
f. Penyelenggaraan Olah Praja dilaksanakan dengan menggunakan skema
sebagaimana denah ruangan berikut ini.
DENAH RUANGAN OLAH PRAJA
MEJA KERJA:
1. PETA
2. DATA DAERAH
3. REFERENSI
STAF KDH KDH TETANGGA DIR BID/
KAWASDAL
WASDAL
TAS
PING
WAH
KDH
WKDH
PELAKU BAYANGAN
PENILAI
Dalam pelaksanaan Olah Praja sebagaimana denah tersebut, penyelenggara
memainkan peran sebagai berikut:
1. Direktur Olah Praja bertanggung jawab untuk menentukan rencana dan
skenario Olah Praja dan sekaligus bertindak sebagai atasan langsung pelaku
selama kegiatan berlangsung;
2. Kawasdal bertanggung jawab untuk memimpin pelaksanaan Olah Praja pada
kelompok masing-masing, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas wasit,
pengendali, penilai, pelaku dan serta mencatat RIOP yang dipergunakan
serta memberikan koreksi atas catatan hasil penilaian.
3. Wasit dan Pengendali dalam pelaksanaan olah praja bertugas untuk
mengkoordinasikan, meneliti dan mengoreksi pekerjaan-pekerjaan dan
pemberian berita, data sesuai skenario, menilai tindakan pelaku secara jujur
sesuai dengan bidangnya masing-masing serta mengarahkan pelaku sesuai
skenario yang telah ditetapkan dengan cara menciptakan informasi baru yang
logis dan teratur;
4. Penilai bertugas untuk membuat catatan dan laporan yang berkaitan dengan
Olah Praja secara keseluruhan disertai saran yang diperlukan guna
pelaksanaan Olah Praja selanjutnya.
13
AALLUUMMNNII
Penyelenggaraan Orientasi Kepemimpinan dan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah bagi Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota dilaksanakan dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sebanyak 13 angkatan dengan jumlah
alumni 445 peserta terdiri dari:
NO. Provinsi Jumlah Alumni
1. Aceh 27 2. Sumatera Utara 46 3. Sumatera Barat 24 4. Sumatera Selatan 8 5. Riau 14 6. Jambi 11 7. Bengkulu 17 8. Lampung 13 9. Bangka Belitung 7 10. Kepulauan Riau 9 11. DKI Jakarta 1 12. Jawa Barat 10 13. Jawa Tengah 38 14. Daerah Istimewa Yogyakarta 8 15. Jawa Timur 34 16. Banten 7 17. Bali 12 18. Nusa Tenggara Barat 12 19. Nusa Tenggara Timur 15 20. Kalimantan Barat 13 21. Kalimantan Tengah 1 22. Kalimantan Selatan 11 23. Kalimantan Timur 15 24. Kalimantan Utara 1 25. Sulawesi Utara 10 26. Sulawesi Tengah 10 27. Sulawesi Selatan 16 28. Sulawesi Tenggara 13 29. Sulawesi Barat 5 30. Gorontalo 6 31. Maluku 4 32. Maluku Utara 8 33. Papua Barat 5 34. Papua 14
JUMLAH 445
14
ORIENTASI PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN KEPEMIMPINAN BAGI ISTERI BUPATI / WALIKOTA
DAN ISTERI WAKIL BUPATI / WAKIL WALIKOTA
DASAR PENYELENGGARAAN
Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 895.3 – 558 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Orientasi Pengembangan Kepribadian dan
Kepemimpinan bagi Isteri Bupati/Walikota dan Isteri Wakil Bupati/Wakil Walikota.
TUJUAN PROGRAM
Tujuan Umum
Setelah mengikuti Orientasi Pengembangan Kepribadian dan
Kepemimpinan bagi Isteri Bupati/Walikota dan Isteri Wakil Bupati/Wakil
Walikota, peserta dapat memahami secara baik peranannya selaku isteri
pejabat kepala daerah pada instansi pemerintah, serta mendukung dalam
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
Ibu Vita Gamawan Fauzi selaku Ketua Umum Tim Penggerak PKK membuka Orientasi Pengembangan Kepribadian dan Kepemimpinan bagi Isteri
Bupati/Walikota dan Isteri Wakil Bupati/Wakil Walikota
15
Tujuan Khusus
1. Meningkatnya wawasan dan pengetahuan serta sikap dan perilaku para
isteri sehingga dapat memahami sekaligus mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas suami.
2. Meningkatnya peran peserta di bidang pembangunan bangsa dan
keluarga sekaligus sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Penjelasan Program; 2. Pembekalan Umum; 3 Building Learning Commitment (BLC) 4 Konsep Manajemen Perubahan; 5. Komitmen Membangun Karakter Bangsa; 6. Gerakan PKK dalam Otonomi Daerah; 7. Organisasi dan Kepemimpinan Pemda; 8. Pengelolaan Keuangan Organisasi; 9. Teknik Berkomunikasi dan Berpidato; 10. Pengembangan Kepribadian Melalui Inner Beauty Etika Penampilan
dan Contoh Penggunaan Kain; 11. Manajemen Kesehatan Keluarga dan Lingkungan; 12. Perawatan dan Kesehatan 13. Table Manner
Ibu Vita Gamawan Fauzi selaku Ketua Umum Tim Penggerak PKK menyematkan tanda peserta secara simbolis
16
TENAGA PENGAJAR / NARASUMBER
1. Pembekalan Umum oleh Ibu Vita Gamawan Fauzi selaku Ketua
Umum Tim Penggerak PKK ;
2. Biro Umum Sekretariat Jenderal Kemendagri;
3. Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri;
4. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak;
5. Pakar/Praktisi antara lain:
a. Dra. Wahyu Suprapti
b. Dr. Marwah Daud
c. Utari Nur Permadi
Ibu Vita Gamawan Fauzi selaku Ketua Umum Tim Penggerak PKK memberikan pembekalan umum kepada Peserta.
17
METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran yang dipergunakan pada Orientasi Pengembangan
Kepribadian dan Kepemimpinan bagi Isteri Bupati/Walikota dan Isteri Wakil
Bupati/Wakil Walikota adalah:
1. Ceramah;
2. Tanya Jawab;
3. Diskusi; dan
4. Praktek.
Suasana pembelajaran dan diskusi di kelas
18
ALUMNI
Penyelenggaraan Orientasi Pengembangan Kepribadian dan Kepemimpinan bagi
Isteri Bupati/Walikota dan Isteri Wakil Bupati/Wakil Walikota yang dilaksanakan
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sebanyak 13 angkatan dengan
alumni 379 peserta.
Ibu Vita Gamawan Fauzi bersama peserta
19
Rincian alumni Orientasi Pengembangan Kepribadian dan Kepemimpinan bagi
Isteri Bupati/Walikota dan Isteri Wakil Bupati/Wakil Walikota pada setiap Provinsi
adalah sebagai berikut:
NO. Provinsi Jumlah Alumni
1. Aceh 27 2. Sumatera Utara 35 3. Sumatera Barat 24 4. Sumatera Selatan 14 5. Riau 9 6. Jambi 6 7. Bengkulu 15 8. Lampung 12 9. Bangka Belitung 7 10. Kepulauan Riau 4 11. Dki Jakarta 1 12. Jawa Barat 9 13. Jawa Tengah 29 14. Di Yogyakarta 5 15. Jawa Timur 27 16. Banten 3 17. Bali 12 18. Nusa Tenggara Barat 11 19. Nusa Tenggara Timur 14 20. Kalimantan Barat 12 21. Kalimantan Tengah 11 22. Kalimantan Selatan 13 23. Kalimantan Timur 11 24. Kalimantan Utara 7 25. Sulawesi Utara 14 26. Sulawesi Tengah 9 27. Sulawesi Selatan 6 28. Sulawesi Tenggara 5 29. Sulawesi Barat 4 30. Gorontalo 4 31. Maluku 4 32. Maluku Utara 4 33. Papua Barat 11 34. Papua 0
JUMLAH 379
20
EXECUTIVE EDUCATION TRAINING PROGRAM
HARVARD KENNEDY SCHOOL USA
TUJUAN PROGRAM
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Bupati dan Walikota dalam
menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan strategic, manajemen publik baru dan
pembangunan berkelanjutan serta melakukan pengamatan atas praktek
penyelenggaraan pemerintahan pada tingkat pemerintahan lokal di Amerika Serikat
dan sekaligus mendalami berbagai kajian penyelenggaraan pemerintahan di
berbagai pelosok dunia.Melalui program ini, peserta mempunyai kesempatan untuk
belajar dan melihat secara langsung tradisi, latar belakang pemerintahan dan
contoh langsung (good practice) penyelenggaraan pemerintahan yang baik
sehingga dapat menjadi inspirasi dan acuan dalam menjalankan pemerintahan
setelah kembali ke Indonesia.
Program ini terlaksana atas kerjasama Kementerian Dalam Negeri dengan Harvard
Kennedy School, selama satu bulan bagi Bupati dan Walikota yang didampingi oleh
Kepala Bappeda.
Susana kelas di Harvard University
21
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam pelatihan ini kepada peserta telah diperkenalkan berbagai konsep dan
pemikiran terbaru untuk mengembangkan kebijakan publik yang berpihak kepada
masyarakat melalui serangkaian materi yang dikelompokkan atas strategic
leadership, new public management dan sustainable development.
Proses pembelajaran yang interaktif menjadikan semua peserta terlibat aktif dalam diskusi di Harvard Kennedy School
22
Rincian kegiatan dan materi yang dipelajari selama pelatihan adalah sebagai
berikut:
1. Kelompok Strategic Leadership, meliputi:
a. Participatory Governance
b. Sub-National Executive-Legislative Interactions in the United States
c. Executive Branch Leadership
d. Transparency and Civic Engagement
e. Communication Strategies
f. Persuasion
g. Crisis Management
h. Ethics and Accountability
i. Islam and Democracy from A Comparative Perspective
2. Kelompok New Public Management, meliputi:
a. Overview of Sub-National Government in the United States
b. Public Private Financing Infrastructure
pembelajaran di Harvard University
23
c. Corruption in Theory and Practice
d. Analytical Tools for Decision Making
e. Performance Leadership
f. Local Government Competition and Cooperation
g. Mega Projects
3. Kelompok Sustainable Development, meliputi:
a. Creating Value in Sustainable Cities
b. Comparative Strategies for Economic Development
c. U.S. Urban Housing: Problems and Policies
d. Urbanization, Globalization, and Local Policy
e. Challenges of Urbanization and Transportation: Case of Jakarta BRT
f. Agriculture and Rural Development
g. Measuring Impact of Programs
h. Evaluating Social Programs
i. The U.S. Social Safety Net: Lessons for Indonesia
j. Public Health Equity in Indonesia
k. Primary and Secondary Education in the United States
Peserta Executive Education Training Program di Harvard Kennedy School
24
4. Site Visit : Lesson Learned from U.S. Local Government, melalui kunjungan
ke beberapa institusi di Amerika Serikat.
5. Roundtable Discussion: Pahts and Choices for Sustainable and Equitable,
Growth in Indonesia
6. Participant’s Policy Challenges, sebagai media mendekatkan pemahaman
peserta selama pelatihan dalam menganalisis berbagai persoalan yang
dihadapidi daerah masing-masing.
7. Implication and Application for Indonesia. Pada sesi ini peserta akan
didampingi oleh tim fasilitator yang direkrut dari Universitas di Indonesia untuk
mendiskusikan materi poembelajarn yang diterima dengan konteks
penerapannya di Indonesia.
Keseluruhan materi pembelajaran tersebut disampaikan dalam Bahasa Inggris.
Untuk itu semua sesi pembelajaran disediakan 2 (dua) orang penterjemah,
sehingga semua peserta dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara
seksama.
TENAGA PENGAJAR / NARASUMBER
Para narasumber kegiatan ini adalah para pakar dari Harvard Kennedy School
yang mempunyai reputasi internasional, antara lain:
1. Jay Rosengard 2. Tony Saich 3. Mark Moore 4. Alex Jones 5. David Dapice 6. Archon Fung 7. Arn Howitt 8. David King 9. Deborah Hughes
Hallet 10. Nuraj Shankar 11. Mary Jo Bane
12. Malcolm Mc Pherson
13. Tarek Masoud 14. Roger Porter 15. Nicolas Retsinas 16. Alex Jones 17. Alan Altshuler 18. Tony Gómez 19. Akash Deep 20. Bob Behn 21. Gary Orren
25
AGENDA PEMBELAJARAN
1. Minggu pertama di Jakarta, dengan agenda pembelajaran terdiri dari:
a. Acara pembukaan antara lain diisi dengan pengenalan program baik
tema, agenda, hingga hasil yang diharapkan diperoleh dari peserta.
b. Pembelanjaran Teori, Konsep, dan Studi Kasus tentang Strategic
Leadership, New Public Management, dan Sustainable Development
sebagai pengantar.
c. Diskusi Kelompok penajamanparticipant’s policy challenges, dan
implication and application for Indonesia.
2. Minggu Kedua, Ketiga dan Keempat di Harvard Kennedy School of
Government Harvard University, dengan agenda pembelajaran terdiri dari:
a. Lanjutan dan pendalaman pembelajaran Teori, Konsep, Perangkat, dan
Studi Kasus tentang Strategic Leadership, New Public Management, dan
Sustainable Development;
b. Group Discussions, Diskusi Kelompok penajaman materi pembelajaran
dan implikasi serta peluang aplikasi materi pembelajaran untuk
pemerintah daerah di Indonesia;
c. Site Visit/Kunjungan ke beberapa tempat, yaitu:
• Massachusetts State Government
• Massachusetts Statehouse
• Massachusetts Bay Transportation Authority (MBTA)
• Deer Island Waste Water Treatment Plant
• City of Somerville Massachusetts
• Cambridge Housing Authority
3. Minggu kelima memfokuskan pada Penyusunan rencana Tindak Lanjut
serta Studi dan Observasi Lapangan di beberapa kota lainnya di Amerika
Serikat, dengan agenda berupa:
a. Penyusunan dan pemaparan Rencana Tindak Pelatihan
b. Kunjungan ke beberapa Organisasi Internasional di Amerika Serikat
c. Kunjungan ke Kedutaan Besar Indonesia untuk Amerika Serikat
26
d. Kunjungan dalam rangka pengenalan Kota Washington DC dan
beberapa obyek yang berkaitan dengan pemerintahan, perekonomian
dan pariwisata.
e. Diskusi tentang perkembangan perekonomian dan perdagangan
Indonesia-Amerika Serikat bersama pejabat Department of Commerce
dan Department of State dan Duta Besar R.I. di gedung Kedutaan Besar
R.I. di Washington DC.
f. Pembahasan rencana aksi transformasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
RENCANA TINDAK LANJUT
Berdasarkan rencana tindak lanjut yang disusun selama pelatihan di Harvard
Kennedy School, Kementerian Dalam Negeri melakukan serangkaian pertemuan
dengan Alumni untuk mendiskusikan implementasi kegiatan tersebut, termasuk
melakukan evaluasi implementasi action plan sebagai evaluasi pasca diklat.
Suasana Pembelajaran di Kelas Harvard Kennedy School
27
Secara umum, hal-hal yang dilakukan para peserta setibanya di daerah sebagai
rencana tindak lanjut dari hasil yang didapat melalui proses pembelajaran adalah
sebagai berikut :
1. Bidang Pembangunan Daerah : Analisa dan evaluasi keseluruhan dokumen
perencanaan pembangunan daerah dan tingkat pencapaian pembangunan
daerah dengan menggunakan konsep “Strategic Triangle”, 4 langkah
pembangunan berkelanjutan.
2. Bidang Kemasyarakatan : menyelenggarakan secara lebih intensif, variatif dan
efektif kegiatan-kegiatan yang menggunakan pendekatan “Calling a Public into
Existence”.
3. Bidang Pemerintahan : Memperbaiki, meguatkan dan mengoptimalkan kinerja
aparatur dan kepemerintahan melalui penerapan strategi manajemen kinerja
(PerformanceStat) tingkat Kabupaten dan mengembangkan budaya kerja
berorientasi pada pemecahan masalah.
Kepala Badan Diklat bersama para narasumber di Harvard Kennedy School
28
MANFAAT PROGRAM
1. Bagi pribadi peserta memperoleh pengalaman dan perluasan wawasan,
peningkatan saling pemahaman atas perbedaan serta peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas sebagai
Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, Kepala Dinas dan selaku pimpinan
lembaga diklat aparatur di daerah.
2. Bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat, melalui alumni telah melakukan inovasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah, antara lain:
a. Penerapan e-Government pada wilayah pemerintah kota, kabupaten alumni;
b. Melakukan kemah terbuka pelayanan kepada masyarakat, dengan
melakukan kunjungan langsung oleh Bupati beserta perangkatnya untuk
menyelasaikan berbagai pelayanan di tingkat desa.
c. Melakukan inventarisasi persoalan lapangan secara langsung dengan
kunjungan rutin oleh Bupati beserta petrangkatnya ke desa-desa untuk
mengetahui secara langsung kebutuhan pelayanan di tingkat desa.
d. Penerapan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, pendidikan dan
pengolahan sampah pada wilayah pemerintah kota dan kabupaten alumni;
e. Pengembangan sektor argobisnis yang meliputi pertanian, perkebunan dan
kelautan;
f. Penerapan rumah sakit yang tanpa kelas, dimana pelayanan kesehatan
diberikan sama kepada masyarakat tanpa membedakan kemampuan
ekonomi mereka;
g. Penerapan pendidikan dasar yang menekankan pada kerjasama peserta
pendidik.
h. Memperkuat tekad untuk menyelenggarakan pengembangan SDM berbasis
kompetensi menuju standardisasi layanan pemerintahan daerah;
29
DAFTAR ALUMNI EXECUTIVE EDUCATION TRAINING PROGRAM TAHUN 2011
NO NAMA JABATAN
1. Ir. H. T. Erry Nuradi, M.Si Bupati Serdang Bedagai
2. Ir. M. Taufik Batubara, M.Si Kepala Bappeda Kab. Serdang Bedagai
3. Ir. Mangindar Simbolon Bupati Samosir
4. Hotraja Sitanggang, ST Kepala Bappeda Kab. Samosir
5. H. Muzni Zakaria, M.Eng Bupati Solok Selatan
6. Ir. Said Alkhudri, MM Kepala Bappeda Kab. Solok Selatan
7. Ir. H. Indra Catri, MSP Bupati Agam
8. Ir. Isman Imran, M.Si Kepala Bappeda Kab. Agam
9. Ir. H. Herliyan Saleh Bupati Bengkalis
10. Ir. Jondi Indra Bustian, MSRP Kepala Bappeda Kab. Bengkalis
11. Drs. H. Sukmawijaya, MM Bupati Sukabumi
12. Dodie Achadiat Somantri Kepala Bappeda Kab. Sukabumi
13. H. Abdullah Azwar Anas, M.Si Bupati Banyuwangi
14. Drs. Agus Siswanto, MM Kepala Bappeda Kab. Banyuwangi
15. H. Rendra Kresna Bupati Malang
16. Dr. Nehruddin, SE, MM Kepala Bappeda Kab. Malang
17. Dr. Samsul Azhar, Sp.PD Walikota Kediri
18. Drs. Rahmad Hari Basuki, M.Si. Kepala Bappeda Kota Kediri
19. Dr. Ir. H. Sambari Halim Radianto, ST,
M.Si
Bupati Gresik
20. Ir. Bambang Isdianto, MM Kepala Bappeda Kab. Gresik
21. Drs. H. M. Ruzaidin Noor, M.AP Walikota Banjarbaru
22. Dr. Muhamad Aswan, M.Si Kepala Bappeda dan Penanaman Modal
Kota Banjarbaru
23. Rita Widyasari, S.Sos, MM Bupati Kutai Kertanegara
24. Drs. Machmudan, M.Si Kepala Bappeda Kab. Kutai Kertanegara
25. Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, SE,
M.Si
Walikota Denpasar
30
NO NAMA JABATAN
26. Ir. I Gusti Putu Anindya Putra, MSP Kepala Bappeda Kota Denpasar
27. Dr. Zulkifli Muhadli, SH Bupati Sumbawa Barat
28. Ir. Amry Rakhman, M.Si Kepala Bappeda Kab. Sumbawa Barat
29. Drs. H. Suhardi Duka, MM Bupati Mamuju
30. Dr. Junda Maulana, M.Si Kepala BKDD Kab. Mamuju
31. Drs. Piet Inkiriwang, MM Bupati Poso
32. Drs. Sinsigus Songgo Kepala Bappeda Kab. Poso
33. H. Burhan Abdurrahman, SH, MM Walikota Ternate
34. Said Assegaf, SH, MM Kepala Bappeda Kota Ternate.
35. Arifin Junaidi Bupati Luwu Utara
36. Syamsul Syair Kepala Bappeda Kab. Luwu Utara
37. H. Rycko Menoza SZP, SE, SH, MBA Bupati Lampung Selatan
38. Dr. Edarwan, SE, M.Si Kepala Bappeda Lampung Selatan
31
DAFTAR ALUMNI EXECUTIVE EDUCATION TRAINING PROGRAM
TAHUN 2012
NO NAMA JABATAN
1. Drs. H. Ali Mukhni Bupati Padang Pariaman
2. H. Taslim, SH, MM Ketua Bappeda Kabupaten Padang Pariaman
3. H. Benny Utama,SH, MM Bupati Pasaman
4. Ir. Yosvarman, MM Ketua Bappeda Kabupaten Pasaman
5. Ust. H. Zuhri M. Syazali, Lc.,MA Bupati Bangka Barat
6. Helwanda, ST., M.Eng Kabid Fisik dan Prasarana Kabupaten Bangka
Barat
7. dr. Basuri Tjahaja Purnama,M.Gizi. Sp.Gk Bupati Belitung Timur
8. Yeni Srihartati Sek. Bappeda dan Penanaman Modal
Kab.Belitung Timur
9. H. Erzaldi Rosman,SE,MM Bupati Bangka Tengah
10. Andarta Ferryadi. ST Kabid Sarana dan Prasarana Fisik Bappeda
Kab. Bangka Tengah
11. Imran Musu Lamarota Bupati Konawe Selatan
12. Arsalim Arifin Ketua Bappeda Kab. Konawe Selatan
13. A. Busyro Karim,M.Si Bupati Sumenep
14. Drs. Hadi Soetarto,M.Si Ketua Bappeda Kabupaten Sumenep
15. H. Syaharie Ja’ang,SH, M.Si Walikota Samarinda
16. H. Ismansyah, SE, M.Si Ketua Bappeda Kota Samarinda
17. Anak Agung Gde Agung, SH Bupati Badung
18. I Gusti Made Dwipayana, SH Sekretaris Bappeda Kabupaten Badung
19. I Wayan Candra Bupati Klungkung
20. I Wayan Winata Sekretaris Bappeda Kab. Klungkung
21. Drs. H. Bambang M. Yasin Bupati Dompu
22. Ir.H.Moh. Syaiful HS,M.Si Ketua Bappeda dan Litbang Kab.Dompu
23. H. Ichsan Yasin Limpo, SH Bupati Gowa
24. Drs.H. Baharuddin Mangka,M.Si Ketua Bappeda Kabupaten Gowa
25. Drs.H. Andi Hatta Marakarma, MP Bupati Luwu Timur
36. Drs. Budiman, M.Pd Kepala Dinas Transmigrasi Kab. Luwu Timur
27. Christiany Eugenia Paruntu Bupati Minahasa Selatan
28. Ir. Johny F. Senduk Ketua Bappeda Kab. Minahasa Selatan
29. Ir. H. Agus Ambo Djiwa, MP Bupati Mamuju Utara
32
NO NAMA JABATAN
30. Firman, S.Pi, MP Ketua Bappeda Kab. Mamuju Utara
31. Ir. H. Aswadin Randalembah Bupati Sigi
32. Drs. H. Moh. Salmin Ketua Bappeda Kabupaten Sigi
33. David Bobihu Akib Bupati Gorontalo
34. Drs. Darwin Romy Sjahrain, ME Inspektur Kabupaten Gorontalo
35. Abdullah Vanath, S.Sos Bupati Seram Bagian Timur
36. Ir. Mohammad Nurdin Mony Ketua Bappeda Kab.Seram Bagian Timur
37. Yusuf Wally, SE. MM Bupati Keerom
38. Agus Salim,SKM, M.Kes Ketua Bappeda Kabupaten Keerom
39. Dra. Suwarni,M.Si Sekretaris Badan Diklat
40. Dr. Nurdin,S.Sos, M.Si Kabid Standardisasi dan Kerjasama Luar
Negeri
PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN BERKELANJUTAN
Dalam rangka pengembangan program pembelajaran berkelanjutan (continous
learning) bagi Bupati dan Walikota, Kementerian Dalam Negeri melalui Badan Diklat
Pendidikan dan Pelatihan, melakukan perluasan kerjasama dengan berbagai pihak
di luar negeri, agar program tersebut mampu memenuhi kebutuhan pembelajaran
bagi para Kepala Daerah sesuai dengan dinamika perkembangan lingkungan
strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Salah satu upaya pengembangan Continous Learning, pada tahun 2013
Kementerian Dalam Negeri melalui kerjasama dengan North Western University
Transportation Center (NUTC) Chicago-Amerika Serikat melaksanakan program
“Transportation Policy Development, Planning and Management” yang
diintegrasikan dengan Executive Education Program Harvard Kennedy School –
Amerika Serikat, sehingga peserta mempunyai kesempatan untuk mengikuti
pembelajaran di dua universitas sekaligus, yaitu Harvard Kennedy School di
Cambridge, MA dan North Western University, Chicago Amerika Serikat.