67
Badan Standardisasi Nasional LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2018 Gedung I BPPT Lantai 9-14 Jl. M.H Thamrin No.8, Jakarta 10340 Telp: 021 392 7422 Fax : 021 392 7527

Badan Standardisasi Nasional...Badan Standardisasi Nasional LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2018 Gedung I BPPT Lantai 9-14 Jl. M.H Thamrin No.8, Jakarta

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Badan Standardisasi Nasional

    LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2018

    Gedung I BPPT Lantai 9-14 Jl. M.H Thamrin No.8, Jakarta 10340

    Telp: 021 392 7422 Fax : 021 392 7527

  • i

    KATA PENGANTAR

    Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

    Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2017 tentang APBN tahun

    2018 bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang

    mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan

    Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

    Badan Standardisasi Nasional adalah salah satu entitas pelaporan sehingga

    berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas

    pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun

    laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional,

    Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

    Penyusunan Laporan Keuangan Badan Standardisasi Nasional Tahun 2018

    Audited mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

    Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam

    Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis

    akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan,

    akurat dan akuntabel.

    Diharapkan Laporan Keuangan ini dapat memberikan informasi yang berguna

    kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan

    akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara

    pada Badan Standardisasi Nasional. Disamping itu, laporan keuangan ini juga

    dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan

    keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good

    governance).

    Jakarta, 15 April 2019

    Badan Standardisasi Nasional,

    Kepala, Prof. DR. Ir. Bambang Prasetya, M.Sc NIP. 19600323 198412 1 001

  • ii

    DAFTAR ISI

    Hal

    Kata Pengantar i

    Daftar Isi ii

    Ringkasan 1

    I. Laporan Realisasi Anggaran 3

    II. Neraca 4

    III. Laporan Operasional 5

    IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6

    V. Catatan atas Laporan Keuangan 7

    A. Penjelasan Umum 7

    B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 21

    C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 31

    D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 43

    E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 49

    F. Pengungkapan Penting Lainnya 51

    VI. Lampiran dan Daftar 69

    A. Hasil E-Rekon

    B. Hasil SAIBA

    C. Catatan Ringkas Barang Milik Negara

  • iii

    PERNYATAAN TELAH DIREVIU

    LAPORAN KEUANGAN BADAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN

    KEUANGAN TAHUN 2018 AUDITED

    Kami telah mereviu Laporan Keuangan Audited Badan Standardisasi Nasional untuk

    tahun anggaran 2018 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2018, Laporan

    Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan

    Atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut.

    Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah merupakan penyajian

    manajemen Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

    Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan,

    dan keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan pelaporan

    transaksi dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Reviu mempunyai ruang

    lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang bertujuan

    untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena

    itu, kami tidak memberi pendapat semacam itu.

    Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa

    laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-

    Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor

    71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan peraturan perundang-

    undangan lain yang terkait.

    Jakarta, 15 April 2019

    Inspektur,

    Ir. Juliantino, MM NIP. 19590730 198703 1 001

  • iv

    PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

    Laporan Keuangan Badan Standardisasi Nasional yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi

    Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan

    (e) Catatan atas Laporan Keuangan Audited Tahun Anggaran 2018 sebagaimana

    terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.

    Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern

    yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi

    keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

    Jakarta, 15 April 2019

    Badan Standardisasi Nasional

    Kepala,

    Prof. DR. Ir. Bambang Prasetya, M.Sc NIP. 19600323 198412 1 001

  • -1-

    RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

    Laporan Keuangan Badan Standardisasi Nasional Tahun 2018 ini telah disusun dan

    disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

    Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan

    keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:

    1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

    Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran

    dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja

    selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2018.

    Realisasi Pendapatan Negara pada 31 Desember 2018 adalah berupa Pendapatan

    Negara Bukan Pajak sebesar Rp22.964.212.319 atau mencapai 118,62 persen dari

    estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp19.358.968.000.

    Realisasi Belanja Negara pada 31 Desember 2018 adalah sebesar

    Rp177.860.815.080 atau mencapai 96,85 persen dari alokasi anggaran sebesar

    Rp183.641.416.000.

    2. NERACA

    Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan

    ekuitas pada 31 Desember 2018.

    Nilai Aset per 31 Desember 2018 dicatat dan disajikan sebesar Rp78.894.206.117

    yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp15.067.600.590; Aset Tetap (neto) sebesar

    Rp60.013.526.491; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp3.813.079.036.

    Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp5.834.574.491 dan

    Rp73.059.631.626.

  • -2-

    3. LAPORAN OPERASIONAL

    Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,

    surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,

    surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang

    diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai

    dengan 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp22.230.728.685, sedangkan jumlah

    beban operasional adalah sebesar Rp133.570.033.493 sehingga terdapat Defisit dari

    Kegiatan Operasional senilai Rp(111.339.304.808). Kegiatan Non Operasional dan

    Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp158.934.649 dan Rp0 sehingga

    entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(111.180.370.159).

    4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

    Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas

    tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 1

    Januari 2018 adalah sebesar Rp32.094.468.124, ditambah Defisit-LO sebesar

    Rp(111.180.370.159) kemudian ditambah dengan Koreksi Nilai Aset Tetap Non

    Revaluasi senilai Rp(1.057.259.500) dan Transaksi Antar Entitas senilai

    Rp153.202.793.161 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2018

    adalah senilai Rp73.059.631.626.

    5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan

    atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan

    Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.

    Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan

    dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-

    pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan

    keuangan.

    Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai

    dengan tanggal 31 Desember 2018 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.

    Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas disusun

    dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.

  • - 3 -

    I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

    BADAN STANDARDISASI NASIONAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN

    UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 DAN 2017

    (Dalam Rupiah)

    2017

    ANGGARAN REALISASI REALISASI

    PENDAPATAN

    Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 19.358.968.000 22.964.212.319 118,62 20.524.274.270

    JUMLAH PENDAPATAN 19.358.968.000 22.964.212.319 118,62 20.524.274.270

    BELANJA B.2

    Belanja Operasi

    Belanja Pegawai B.3 49.375.920.000 44.452.555.128 90,03 42.824.096.152

    Belanja Barang B.4 82.916.904.000 82.234.465.575 99,18 102.193.662.734

    Jumlah Belanja Operasi 132.292.824.000 126.687.020.703 95,76 145.017.758.886

    Belanja Modal B.5

    Belanja Peralatan dan Mesin B.5.1 814.427.000 813.733.622 99,91 8.200.525.454

    Belanja Gedung dan Bangunan B.5.2 50.000.000.000 49.881.760.255 99,76 19.562.400

    Belanja Modal Lainnya B.5.3 534.165.000 478.300.500 89,54 2.542.420.478

    Jumlah Belanja Modal 51.348.592.000 51.173.794.377 99,66 10.762.508.332

    JUMLAH BELANJA 183.641.416.000 177.860.815.080 96,85 155.780.267.218

    % thd AnggCATATANURAIAN31 DESEMBER 2018

  • - 4 -

    II. NERACA

    BADAN STANDARDISASI NASIONAL NERACA

    PER 31 DESEMBER 2018 DAN 2017

    (Dalam Rupiah)

    CATATAN 2018 2017

    Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) C.1 82.848.542 - Uang Muka Belanja (prepayment) C.2 13.793.480.760 Piutang Bukan Pajak C.3 1.101.085.944 1.809.585.944 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.4 (21.681.407) (9.047.930) Piutang Bukan Pajak (Netto) 1.079.404.537 1.800.538.014 Persediaan C.5 111.866.751 182.863.000 Jumlah Aset Lancar 15.067.600.590 1.983.401.014

    Peralatan dan Mesin C.6 41.509.541.786 42.750.590.319 Aset Tetap Lainnya C.7 3.307.132.388 7.187.550.434 Konstruksi Dalam Pengerjaan C.8 45.122.863.976 3.837.380.508 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.9 (29.926.011.659) (26.795.023.959) Jumlah Aset Tetap 60.013.526.491 26.980.497.302

    ASET LAINNYAAset Tidak Berwujud C.10 9.160.797.150 9.964.060.400 Aset Lain-Lain C.11 4.322.338.489 98.178.705 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.12 (9.670.056.603) (6.154.574.819) Jumlah Aset Lainnya 3.813.079.036 3.907.664.286

    JUMLAH ASET 78.894.206.117 32.871.562.602

    Utang kepada Pihak Ketiga C.13 5.225.574.491 31.594.478 Pendapatan Diterima Dimuka C.14 609.000.000 745.500.000

    5.834.574.491 777.094.478

    Ekuitas C.15 73.059.631.626 32.094.468.124 JUMLAH EKUITAS 73.059.631.626 32.094.468.124

    78.894.206.117 32.871.562.602

    URAIAN

    KEWAJIBAN

    JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

    ASET

    ASET TETAP

    ASET LANCAR

    KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

    JUMLAH KEWAJIBAN

    EKUITAS

  • - 5 -

    III. LAPORAN OPERASIONAL

    BADAN STANDARDISASI NASIONAL LAPORAN OPERASIONAL

    UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 DAN 2017

    (Dalam Rupiah)

    CATATAN 2018 2017

    Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 22.230.728.685 19.514.290.008

    22.230.728.685 19.514.290.008

    Beban Pegawai D.2 44.442.502.870 42.825.333.282

    Beban Persediaan D.3 1.564.454.982 1.883.490.897

    Beban Barang dan Jasa D.4 55.713.354.144 68.056.721.671

    Beban Pemeliharaan D.5 2.345.380.238 2.878.007.972

    Beban Perjalanan Dinas D.6 22.641.598.298 29.192.970.006

    Beban Penyusutan dan Amortisasi D.7 6.850.109.484 7.056.514.025

    Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.8 12.633.477 (2.590.000)

    Beban Lain-lain - -

    133.570.033.493 151.890.447.853

    SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (111.339.304.808) (132.376.157.845)

    Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar D.9 - 320.959.837

    Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.10 158.934.649 228.444.302

    SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 158.934.649 549.404.139

    SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (111.180.370.159) (131.826.753.706)

    SURPLUS/DEFISIT LO (111.180.370.159) (131.826.753.706)

    URAIAN

    BEBAN

    JUMLAH BEBAN

    KEGIATAN NON OPERASIONAL

    KEGIATAN OPERASIONAL

    JUMLAH PENDAPATAN

    PENDAPATAN

  • - 6 -

    IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

    BADAN STANDARDISASI NASIONAL

    LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

    UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 DAN 2017

    (Dalam Rupiah)

    URAIAN CATATAN 2018 2017

    EKUITAS AWAL E.1 32.094.468.124 28.713.397.334

    SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (111.180.370.159) (131.826.753.706)

    DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN

    AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR

    KOREKSI YANG MENAMBAH ATAU MENGURANGI E.3 (1.057.259.500) (48.168.452)

    EKUITAS *)

    PENYESUAIAN NILAI ASET E.3.1

    KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3.2

    SELISIH REVALUASI ASET TETAP E.3.3

    KOREKSI ASET TETAP NON REVALUASI E.3.4 (1.057.259.500) (40.500.000)

    KOREKSI LAIN-LAIN E.3.5 - (7.668.452)

    TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 153.202.793.161 135.255.992.948

    KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 40.965.163.502 3.381.070.790

    EKUITAS AKHIR E.5 73.059.631.626 32.094.468.124

  • - 7 -

    A. PENJELASAN UMUM

    A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Badan Standardisasi Nasional (BSN)

    Dasar Hukum

    Entitas dan

    Rencana

    Strategis

    Badan Standardisasi Nasional (BSN) dibentuk dengan Keputusan

    Presiden Nomor 13 Tahun 1997 tanggal 26 Maret 1997, yang kemudian

    disempurnakan melalui Keputusan Presiden Nomor 166 Tahun 2000 tentang

    Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

    Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali

    diubah dan yang terakhir dengan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2018,

    tentang Badan Standardisasi Nasional. Sebagai dasar penyelenggaraan

    kegiatan, BSN mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000

    tentang Standardisasi Nasional dan UU No. 20 Tahun 2014 tentang

    Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.

    Tujuan kegiatan standardisasi di Indonesia adalah terwujudnya jaminan

    mutu produk dan jasa, dengan memperhatikan segi-segi kemanan,

    keselamatan, kesehatan dan fungsi lingkungan hidup dalam memenuhi

    kelancaran masuknya produk dan jasa Indonesia dalam pasar bebas serta

    melindungi konsumen. Penerapan standar mencakup dorongan dan fasilitasi

    untuk meningkatkan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh para

    pemangku kepentingan. Pada dasarnya penerapan SNI yang ditetapkan oleh

    BSN bersifat sukarela (voluntary). Dengan demikian, fungsi penerapan SNI

    lebih merupakan referensi bagi para pemangku kepentingan dalam

    melaksanakan kegiatan produksi dan melakukan transaksi pasar. Namun

    untuk kepentingan melindungi kepentingan umum atau untuk memacu

    perkembangan dunia usaha, maka pemerintah melalui sejumlah kementerian

    dan lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan meregulasi kegiatan

    produksi dan pasar, dapat memberlakukan SNI sebagai regulasi teknis.

    Dengan demikian SNI menjadi persyaratan yang wajib dipenuhi oleh pelaku

    pasar.

    Untuk mewujudkan tujuan di atas, Kepala Badan Standardisasi Nasional

    berkomitmen dengan menetapkan Peraturan Kepala Badan Standardisasi

    Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan

    Standardisasi Nasional Tahun 2015-2019.

    V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

  • - 8 -

    Visi BSN

    Menyelaraskan antara visi pembangunan nasional untuk 2015-2019 yaitu

    “Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

    berlandaskan gotong royong” dan tujuan Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Nasional (RPJMN) tahap III tahun 2015-2019 dalam Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 yaitu

    ”Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan

    pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada SDA

    yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK”, serta

    memperhatikan dukungan nyata Iptek terhadap peningkatan daya saing

    sektor-sektor produksi barang dan jasa melalui pengembangan infrastruktur

    mutu nasional dan tantangan yang dihadapi standardisasi, penilaian

    kesesuaian dan metrologi, maka BSN menetapkan Visi tahun 2015-2019 yaitu:

    Terwujudnya infrastruktur mutu nasional yang handal untuk meningkatkan

    daya saing dan kualitas hidup bangsa.

    Dengan infrastruktur mutu nasional yang handal, yang mencakup

    standardisasi, penilaian kesesuaian (pengujian, inspeksi, sertifikasi, dan

    akreditasi), pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU), kalibrasi

    dan penyediaan bahan acuan bersertifikat, diharapkan akan memberikan

    kemampuan untuk melindungi pasar dalam negeri dan kemampuan untuk

    melakukan penetrasi ke pasar global, dan secara bersamaan mampu memberi

    perlindungan kepada masyarakat dalam hal kesehatan, keselamatan,

    keamanan masyarakat, pelestarian fungsi lingkungan, yang pada akhirnya

    akan meningkatkan kesejahteraan dan kemudahan bagi masyarakat untuk

    memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Untuk mewujudkan Visi BSN tersebut di atas serta menyelaraskan

    dengan salah satu misi pembangunan nasional, diperlukan tindakan nyata

    sesuai dengan tugas dan fungsi BSN sebagai berikut:

    1. Merumuskan, menetapkan, dan memelihara Standar Nasional Indonesia

    (SNI) yang berkualitas dan bermanfaat bagi pemangku kepentingan.

    2. Mengembangkan dan mengelola Sistem Penerapan Standar, Penilaian

    Kesesuaian, dan Ketertelusuran Pengukuran yang handal untuk

    mendukung implementasi kebijakan nasional di bidang Standardisasi dan

    Pemangku Kepentingan.

  • - 9 -

    3. Mengembangkan budaya, kompetensi, dan sistem informasi di bidang

    Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian sebagai upaya untuk

    meningkatkan efektifitas implementasi Sistem Standardisasi dan Penilaian

    Kesesuaian.

    4. Merumuskan, mengoordinasikan, dan mengevaluasi pelaksanaan

    Kebijakan Nasional, Sistem dan Pedoman di bidang Standardisasi dan

    Penilaian Kesesuaian yang efektif untuk mendukung daya saing dan

    kualitas hidup bangsa.

    Tujuan BSN

    Melalui pelaksanaan Misi dalam rangka mewujudkan Visi 2015 – 2019,

    dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BSN sebagai Lembaga

    Pemerintah Non Kementerian yang bertugas dan bertanggungjawab di bidang

    Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian berdasarkan UU No. 20 Tahun 2014,

    tujuan yang ingin dicapai oleh BSN pada akhir periode 2015–2019 adalah:

    1. Mewujudkan sistem pengembangan SNI yang efektif dan efisien

    mendukung daya saing dan kualitas hidup bangsa.

    2. Mewujudkan sistem penerapan standar, penilaian kesesuaian, dan

    ketelusuran pengukuran yang efektif dan efisien mendukung daya saing

    dan kualitas hidup bangsa.

    3. Mewujudkan peningkatan budaya mutu, kompetensi, dan efektifitas sistem

    informasi standardisasi dan penilaian kesesuaian.

    4. Mewujudkan tata kelola yang efektif, efisien dan akuntabel.

    Sasaran Strategis BSN

    Dengan memperhatikan 3 (tiga) Tujuan Standardisasi dan Penilaian

    Kesesuaian yang diamanahkan oleh UU No. 20 Tahun 2014, serta Sasaran

    Pembangunan Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam rangka

    pelaksanaan sub-agenda prioritas 7 “Peningkatan Kapasitas Inovasi dan

    Teknologi” dari agenda prioritas 6 “Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan

    Daya Saing di Pasar Internasional” pada Agenda Prioritas Pembangunan

    Nasional (Nawa Cita) dalam RPJMN 2015–2019 untuk “meningkatkan

    dukungan IPTEK bagi daya saing sektor produksi”, maka Sasaran Strategis

  • - 10 -

    yang ingin dicapai oleh BSN pada akhir periode 2015–2019 adalah:

    1. Melindungi keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat, pelestarian

    fungsi lingkungan hidup.

    2. Meningkatkan daya saing produk nasional di pasar domestik.

    3. Meningkatkan akses produk nasional ke pasar global.

    4. Terwujudnya penguatan kebijakan nasional dan regulasi di bidang

    Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.

    5. Meningkatnya kapasitas dan kualitas pengembangan SNI.

    6. Meningkatnya kapasitas dan kualitas sistem penerapan standar, penilaian

    kesesuaian dan ketertelusuran pengukuran.

    7. Meningkatnya Budaya Mutu melalui peningkatan sistem informasi dan

    edukasi di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.

    8. Meningkatnya kinerja sistem pengelolaan anggaran, sumber daya

    manusia, tata kelola dan organisasi yag profesional di BSN.

    BSN terdiri dari satu sekretariat utama dan empat kedeputian yaitu :

    a. Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

    pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi

    kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Standardisasi

    Nasional.

    b. Deputi Bidang Pengembangan Standar mempunyai tugas melaksanakan

    penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan

    standar.

    c. Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian mempunyai

    tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

    penerapan standard dan penilaian kesesuaian.

    d. Deputi Bidang Akreditasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

    dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan akreditasi

    lembaga penilaian kesesuaian.

    e. Deputi Bidang Standar Nasional dan Satuan Ukuran mempunyai tugas

    melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang standar

    nasional satuan ukuran.

  • - 11 -

    A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

    Laporan Keuangan Tahun 2018 ini merupakan laporan yang mencakup

    seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Badan Standardisasi Nasional.

    Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu

    serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari

    pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan

    posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

    SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem

    Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

    SAIBA dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang

    terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan

    Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang

    menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk

    diperbandingkan dengan neraca dan laporan barang milik negara serta

    laporan manajerial lainnya.

    Basis Akuntansi

    A.3. Basis Akuntansi

    Badan Standardisasi Nasional menerapkan basis akrual dalam penyusunan

    dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas

    serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran.

    Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

    peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa

    memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan

    basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi

    atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal

    ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah

    ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

    Standar Akuntansi Pemerintahan.

    Dasar

    Pengukuran

    A.4. Dasar Pengukuran

    Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan

    memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang

    diterapkan Badan Standardisasi Nasional dalam penyusunan dan penyajian

    Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.

    Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau

  • - 12 -

    sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset

    tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang

    digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

    Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.

    Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan

    dinyatakan dalam mata uang rupiah.

    Kebijakan

    Akuntansi

    A.5. Kebijakan Akuntansi

    Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2018 telah mengacu

    pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan

    prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-

    praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan

    dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

    laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh

    Badan Standardisasi Nasional. Di samping itu, dalam penyusunannya telah

    diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan

    pemerintahan.

    Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam

    penyusunan Laporan Keuangan Badan Standardisasi Nasional adalah

    sebagai berikut:

    Pendapatan-

    LRA

    (1) Pendapatan-LRA

    Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum

    Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun

    anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak

    perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

    Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum

    Negara (KUN).

    Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto,

    yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat

    jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

    Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

  • - 13 -

    Pendapatan-LO

    (2) Pendapatan-LO

    Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai

    penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan

    dan tidak perlu dibayar kembali.

    Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan

    /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya

    ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan

    Standardisasi Nasional adalah sebagai berikut:

    o Pendapatan Permohonan Akreditasi diakui pada saat wajib bayar

    melakukan pembayaran ke kas negara;

    o Pendapatan atas Jasa Asesmen/Survailan diakui pada saat jasa

    Asesmen/Survailan telah dilakukan;

    o Pendapatan atas Jasa Pelatihan diakui pada saat wajib bayar

    melakukan pembayaran ke kas negara;

    o Pendapatan Jasa Informasi Standardisasi diakui pada saat wajib

    bayar melakukan pembayaran ke kas negara;

    o Pendapatan Jasa Otoritas Sponsor diakui pada saat layanan

    selesai dilaksanakan.

    Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

    dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah

    nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

    Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

    Belanja (3) Belanja

    Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara

    (KUN) yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun

    anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh

    pembayarannya kembali oleh pemerintah.

    Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

    Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan

    belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran

    tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

    (KPPN).

    Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

    selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan

    diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

  • - 14 -

    Beban

    (4) Beban

    Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam

    periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa

    pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

    Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;

    terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

    Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

    selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan

    dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

    Aset

    (5) Aset

    Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka

    Panjang dan Aset Lainnya.

    Aset Lancar

    Aset Lancar

    Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera

    untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12

    (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

    Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam

    bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs

    tengah BI pada tanggal neraca.

    Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul

    berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan

    atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya

    dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

    Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

    yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca

    disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.

    Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada

    tanggal neraca dikalikan dengan:

    harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

    harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

    harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh

    dengan cara lainnya.

  • - 15 -

    Aset Tetap

    Aset Tetap

    Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh

    pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa

    manfaat lebih dari 1 tahun.

    Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga

    wajar.

    Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum

    kapitalisasi sebagai berikut:

    a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan

    olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000

    (satu juta rupiah);

    b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama

    dengan atau lebih dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah);

    c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum

    kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali

    pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap

    lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

    Piutang Jangka

    Panjang

    Piutang Jangka Panjang

    Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau

    akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.

    Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan

    Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti

    Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.

    TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset

    pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai

    sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang

    bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar

    oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan

    angsuran.

    Tagihan Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan yang ditetapkan

    oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai

    atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian

    Negara/daerah.

  • - 16 -

    Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap

    pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan

    tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita

    oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari

    suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai

    tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

    Aset Lainnya

    Aset Lainnya

    Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap,

    dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah

    Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.

    Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu

    sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.

    Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan

    metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan

    masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

    ATB merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai

    wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang

    atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas

    kekayaan intelektual.

    Masa Manfaat ATB ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri

    Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam

    Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud

    pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum table masa manfaat

    adalah sebagai berikut:

    Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud

    Kelompok Aset Tak Berwujud

    Masa Manfaat (Tahun)

    Software Komputer 4

    Franchise 5

    Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri,

    Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 10

    Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa,

    Perlindungan Varietas Tanaman Semusim 20

  • - 17 -

    Kelompok Aset Tak Berwujud

    Masa Manfaat (Tahun)

    Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas

    Tanaman Tahunan 25

    Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku

    Pertunjukan, Hak Ekonomi Prosedur Fonogram 50

    Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70

    Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari

    penggunaan operasional entitas.

    Kewajiban (6) Kewajiban

    Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

    penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

    pemerintah.

    Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka

    pendek dan kewajiban jangka panjang.

    a. Kewajiban Jangka Pendek

    Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek

    jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua

    belas bulan setelah tanggal pelaporan.

    Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga,

    Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka,

    Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek

    Lainnya.

    b. Kewajiban Jangka Panjang

    Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika

    diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari

    dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

    Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban

    pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

  • - 18 -

    Ekuitas (7) Ekuitas

    Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban

    dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan

    dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

    Penyisihan

    Piutang Tak

    Tertagih

    (8) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

    Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus

    dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan

    penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan

    dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang

    dilakukan pemerintah.

    Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada

    tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

    69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan

    Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian

    Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas

    piutang diatur sebagai berikut:

    Kualitas Piutang

    Uraian

    Penyisihan

    Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo

    0,5%

    Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

    Pertama tidak dilakukan pelunasan 10%

    Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

    Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%

    Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat

    Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 100%

    2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia

    Urusan Piutang Negara/DJKN

  • - 19 -

    Penyusutan

    Aset Tetap

    (9) Penyusutan Aset Tetap

    Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan

    penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan

    penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan

    No.01/PMK.06/2013 sebagaimana diubah dengan PMK No.

    90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa

    Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.

    Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

    a. Tanah.

    b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP).

    c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber

    sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah

    diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

    Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan

    setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

    Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode

    garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan

    dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

    Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan

    Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa

    Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset

    Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa

    manfaat adalah sebagai berikut:

    Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

    Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

    Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

    Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

    Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun

    Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun

  • - 20 -

    Implementasi

    Akuntansi

    Pemerintah

    Berbasis Akrual

    Pertama Kali

    (10) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali

    Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis

    akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

    Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh

    pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-

    pos ekuitas dana pada Neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis

    cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan

    akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun

    tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional

    dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini

    diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual

    pertama kali mulai dilaksanakan tahun 2015.

  • - 21 -

    B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

    Realisasi

    Pendapatan

    Rp22.964.212.319

    B.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak

    Realisasi Pendapatan Badan Standardisasi Nasional pada 31 Desember 2018

    adalah sebesar Rp22.964.212.319 atau mencapai 118,62 persen dari estimasi

    pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp19.358.968.000. Rincian Estimasi

    Pendapatan dan Realisasi Pendapatan Badan Standardisasi Nasional adalah

    sebagai berikut:

    Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan TA 2018

    Pendapatan Penjualan Hasil Non Litbang 1.499.994.000 1.975.109.617 131,67

    Pendapatan Layanan Pendidikan dan/atau Pelatihan 1.252.000.000 1.312.820.000 104,86

    Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, dan Informasi 54.750.000 66.295.800 121,09

    Pendapatan Akreditasi 16.552.224.000 18.737.500.000 113,20

    Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan - 1.003.268 -

    Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian - 710.000.000 -

    Pendapatan Lain-lain - 161.483.634 -

    Jumlah 19.358.968.000 22.964.212.319 118,62

    Uraian

    2018

    Anggaran Realisasi % Real Angg.

    Pendapatan Penjualan Hasil Non Litbang sebesar Rp1.975.109.617 merupakan

    pendapatan yang bersumber dari penjualan dokumen SNI yang dilakukan oleh

    unit di BSN sesuai dengan ketentuan tarif yang berlaku.

    Pendapatan Layanan Pendidikan dan/atau Pelatihan sebesar Rp1.312.820.000

    merupakan pendapatan yang diperoleh dalam rangka melakukan pelayanan

    pendidikan dan/atau pelatihan baik in-house training dan pelatihan publik.

    Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, dan Informasi sebesar Rp66.295.800

    merupakan pendapatan yang bersumber dari nomor identifikasi yang diberikan

    kepada lembaga penerbit kartu sebagai identifikasi secara khusus bagi lembaga

    yang menerbitkan kartu, khususnya untuk keperluan transaksi data elektronik

    sesuai dengan standar ISO/IEC 7812.

    Pendapatan Akreditasi sebesar Rp18.737.500.000 merupakan pendapatan yang

    diperoleh dari Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam rangka melakukan proses

    akreditasi. Terdiri dari permohonan akreditasi, asesmen, survailen, witness, dan

    iuran tahunan.

  • - 22 -

    Realisasi Pendapatan 31 Desember 2018 dibandingkan dengan target

    pendapatan 2018 yang ada di DIPA adalah sebesar 118,62 persen dari estimasi

    sebesar Rp19.358.968.000. Selanjutnya, Realisasi Pendapatan untuk periode 31

    Desember 2018 sebesar Rp22.964.212.319 dibandingkan dengan 31 Desember

    2017 sebesar Rp20.524.274.270 terdapat kenaikan sebesar 11,89 persen.

    Adapun kenaikan Realisasi Pendapatan disebabkan antara lain karena adanya

    peningkatan permintaan layanan akreditasi, hasil produksi non litbang, dan

    pelatihan.

    Rincian Pendapatan Lain-Lain TA 2018

    Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 16.927.925

    Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 129.642.089

    Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL 14.913.620

    Jumlah 161.483.634

    Uraian Realisasi

    Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2018 dan TA 2017

    URAIAN 2018 2017 NAIK (TURUN) %

    Pendapatan Pengelolaan BMN - 326.388.000 0,00

    Pendapatan Penjualan Hasil Produksi Non Litbang 1.977.785.986 1.586.607.308 24,66

    Pendapatan Layanan Pendidikan dan/atau Pelatihan 1.312.820.000 1.242.740.000 5,64

    Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaaan, dan Informasi 66.295.800 40.882.400 62,16

    Pendapatan Akreditasi 18.737.500.000 16.631.000.000 12,67

    Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan - 1.510.300 0,00

    Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan 1.003.268 - 0,00

    Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara 710.000.000 565.000.000 25,66

    Pendapatan Lain-lain 161.483.634 130.146.262 24,08

    Jumlah Pendapatan Kotor 22.966.888.688 20.524.274.270 11,90

    Pengembalian Penjualan Hasil Produksi Non Litbang (2.676.369) - 0,00

    Jumlah 22.964.212.319 20.524.274.270 11,89

    Pengembalian Pendapatan sebesar Rp2.676.369 adalah kesalahan setor atas

    PT. Pos Pekalongan untuk satker lain.

  • - 23 -

    Realisasi Belanja

    Rp177.860.815.080

    B.2 BELANJA

    Realisasi Belanja Badan Standardisasi Nasional pada 31 Desember 2018 adalah

    sebesar Rp177.860.815.080 atau 96,85 persen dari anggaran belanja sebesar

    Rp183.641.416.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 31 Desember 2018

    tersaji sebagai berikut:

    Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2018

    Anggaran Realisasi% Real

    Angg.

    Belanja Pegawai 49.375.920.000 44.477.886.762 90,08

    Belanja Barang 82.916.904.000 82.335.561.100 99,30

    Belanja Modal 51.348.592.000 51.173.794.377 99,66

    Total Belanja Kotor 183.641.416.000 177.987.242.239 96,92

    Pengembalian Belanja - (126.427.159) -

    Total Belanja 183.641.416.000 177.860.815.080 96,85

    Uraian

    2018

    Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

    49.375.920.000

    82.916.904.000

    51.348.592.000

    44.452.555.128

    82.234.465.575

    51.173.794.377

    -

    10.000.000.000

    20.000.000.000

    30.000.000.000

    40.000.000.000

    50.000.000.000

    60.000.000.000

    70.000.000.000

    80.000.000.000

    90.000.000.000

    Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

    Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja 31 Desember 2018

    Anggaran Realisasi

    Realisasi belanja berdasarkan program sampai dengan 31 Desember 2018

    adalah sebagai berikut:

  • - 24 -

    ANGGARAN REALISASI

    Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

    79.438.311.000 74.304.910.636 93,54

    Program Pengembangan Standardisasi Nasional 104.203.105.000 103.555.904.444 99,38

    Total Belanja 183.641.416.000 177.860.815.080 96,85

    PROGRAM2018

    %

    Perbandingan Realisasi Belanja TA 2018 dan TA 2017

    URAIAN REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017NAIK

    (TURUN) %

    Belanja Pegawai 44.452.555.128 42.824.096.152 3,80

    Belanja Barang 82.234.465.575 102.193.662.734 (19,53)

    Belanja Modal 51.173.794.377 10.762.508.332 375,48

    Jumlah 177.860.815.080 155.780.267.218 14,17

    Realisasi Belanja sampai dengan 31 Desember 2018 mengalami kenaikan

    sebesar 14,17 persen dibandingkan dengan belanja sampai dengan 31

    Desember 2017. Adapun kenaikan realisasi belanja dikarenakan pembayaran

    tunjangan kinerja dan gaji untuk Tunjangan Hari Raya serta pelaksanaan

    pembangunan Gedung Laboratorium SNSU yang telah dimulai pada Semester II

    tahun 2018.

    Belanja Pegawai

    Rp44.452.555.128

    B.3 Belanja Pegawai

    Realisasi Belanja Pegawai pada 31 Desember 2018 adalah sebesar

    Rp44.452.555.128 atau 90,03 persen dari anggaran belanja sebesar

    Rp49.375.920.000. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Pegawai 31

    Desember 2018 tersaji sebagai berikut:

    Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Pegawai TA 2018

    Anggaran Realisasi% Real

    Angg.Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 26.712.457.000 23.289.045.300 87,18

    Belanja Tunjangan Khusus 22.663.463.000 21.188.841.462 93,49

    Jumlah Belanja Kotor 49.375.920.000 44.477.886.762 90,08

    Pengembalian Belanja Pegawai - (25.331.634) -

    Total Belanja 49.375.920.000 44.452.555.128 90,03

    Uraian

    2018

    Realisasi Belanja Pegawai sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31 Desember

    2017 adalah masing-masing sebesar Rp44.452.555.128 dan Rp42.824.096.152

    atau terjadi kenaikan sebesar 3,80 persen. Kenaikan ini disebabkan adanya

    pembayaran tunjangan kinerja dan gaji untuk Tunjangan Hari Raya yang

    dibayarkan pada bulan Juni 2018 sedangkan tahun 2017 tidak ada tunjangan

    kinerja untuk Tunjangan Hari Raya.

  • - 25 -

    Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2018 dan 2017

    URAIAN REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017

    NAIK

    (TURUN)

    %Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 23.289.045.300 22.787.803.061 2,20 Belanja Tunjangan Khusus 21.188.841.462 20.643.250.578 2,64 Jumlah Belanja Kotor 44.477.886.762 43.431.053.639 2,41 Pengembalian Belanja Pegawai (25.331.634) (606.957.487) (95,83)

    Jumlah Belanja 44.452.555.128 42.824.096.152 3,80

    Belanja Barang

    Rp82.234.465.575

    B.4 Belanja Barang

    Realisasi Belanja Barang pada 31 Desember 2018 adalah sebesar

    Rp82.234.465.575 atau 99,18 persen dari anggaran belanja barang sebesar

    Rp82.916.904.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja barang 31 Desember

    2018 tersaji sebagai berikut:

    Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Barang TA 2018

    Anggaran Realisasi

    Belanja Barang Operasional 4.422.503.000 4.408.151.605 99,68 Belanja Barang Non Operasional 12.938.522.000 12.794.687.852 98,89 Belanja Barang Persediaan 1.482.144.000 1.470.057.718 99,18 Belanja Jasa 38.658.827.000 38.483.242.322 99,55 Belanja Pemeliharaan 2.454.404.000 2.454.178.780 99,99 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 18.394.823.000 18.175.642.097 98,81 Belanja Perjalanan Luar Negeri 4.565.681.000 4.549.600.726 99,65 Jumlah Belanja Kotor 82.916.904.000 82.335.561.100 99,30

    Pengembalian Belanja Barang - (101.095.525) -

    Jumlah Belanja 82.916.904.000 82.234.465.575 99,18

    URAIAN2018 % Real

    Angg.

    Realisasi Belanja Barang sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31 Desember

    2017 adalah masing-masing sebesar Rp82.234.465.575 dan

    Rp102.193.662.734. Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2018 mengalami

    penurunan sebesar 19,53 persen dari Realisasi Belanja Barang 2017. Penurunan

    ini disebabkan karena pengalihan pagu anggaran dari belanja barang ke belanja

    modal untuk pembangunan Gedung Laboratorium SNSU.

  • - 26 -

    Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2018 dan 2017

    URAIAN REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017NAIK

    (TURUN) %

    Belanja Barang Operasional 4.408.151.605 3.776.039.538 16,74 Belanja Barang Non Operasional 12.794.687.852 19.786.904.572 (35,34) Belanja Barang Persediaan 1.470.057.718 1.848.893.579 (20,49) Belanja Jasa 38.483.242.322 44.717.884.694 (13,94) Belanja Pemeliharaan 2.454.178.780 2.877.932.972 (14,72) Belanja Perjalanan Dalam Negeri 18.175.642.097 24.039.737.099 (24,39) Belanja Perjalanan Luar Negeri 4.549.600.726 5.366.489.426 (15,22) Jumlah Belanja Kotor 82.335.561.100 102.413.881.880 (19,61)

    Pengembalian Belanja Barang (101.095.525) (220.219.146) (54,09)

    Jumlah Belanja 82.234.465.575 102.193.662.734 (19,53)

    Pengembalian belanja barang sebesar Rp101.095.525 sebagian besar

    merupakan belanja perjalanan dinas.

    Belanja Modal

    Rp51.173.794.377

    B.5 Belanja Modal

    Realisasi Belanja Modal pada 31 Desember 2018 adalah sebesar

    Rp51.173.794.377 atau 99,66 persen dari anggaran belanja modal sebesar

    Rp51.348.592.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja modal 31 Desember

    2018 tersaji sebagai berikut:

    Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Modal TA 2018

    Anggaran Realisasi

    Belanja Peralatan dan Mesin 814.427.000 813.733.622 99,91

    Belanja Modal Gedung dan Bangunan 50.000.000.000 49.881.760.255 99,76

    Belanja Modal Lainnya 534.165.000 478.300.500 89,54

    Jumlah Belanja 51.348.592.000 51.173.794.377 99,66

    URAIAN2018 % Real

    Angg.

    Realisasi Belanja Modal sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31 Desember

    2017 adalah masing-masing sebesar Rp51.173.794.377 dan Rp10.762.508.332.

    Realisasi Belanja Modal sampai dengan 31 Desember 2018 mengalami kenaikan

    sebesar 375,48 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Kenaikan ini

    disebabkan karena pelaksanaan pembangunan Gedung Laboratorium SNSU

    telah dimulai pada Semester II tahun 2018.

  • - 27 -

    Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2018 dan 2017

    URAIAN REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017 NAIK (TURUN) %

    Belanja Peralatan dan Mesin 813.733.622 8.200.525.454 (90,08)

    Belanja Gedung Bangunan 49.881.760.255 19.562.400 254.887,94

    Belanja Modal Lainnya 478.300.500 2.542.420.478 (81,19)

    Jumlah Belanja 51.173.794.377 10.762.508.332 375,48

    Belanja Modal

    Peralatan dan

    Mesin

    Rp813.733.622

    B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

    Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin pada 31 Desember 2018 adalah

    sebesar Rp813.733.622 atau 99,91 persen dari anggaran Belanja Modal

    Peralatan dan Mesin sebesar Rp814.427.000.

    Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin sampai dengan 31 Desember 2018

    dan 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp813.733.622 dan

    Rp8.200.525.454. Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin sampai dengan

    31 Desember 2018 mengalami penurunan sebesar 90,08 persen dibandingkan

    realisasi tahun sebelumnya.

    Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2018 dan TA 2017

    URAIAN BELANJA MODAL REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017NAIK

    (TURUN) %

    Belanja Modal Peralatan dan Mesin 813.733.622 7.862.663.414 (89,65)

    Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin - 337.862.040 -

    Jumlah Belanja Kotor 813.733.622 8.200.525.454 (90,08)

    Pengembalian Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - -

    Jumlah Belanja 813.733.622 8.200.525.454 (90,08)

  • - 28 -

    Belanja Modal

    Gedung dan

    Bangunan

    Rp49.881.760.255

    B.5.2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

    Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan pada 31 Desember 2018 adalah

    sebesar Rp49.881.760.255 atau 99,76 persen dari anggaran Belanja Modal

    Gedung dan Bangunan sebesar Rp50.000.000.000. Rincian Anggaran dan

    Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan 31 Desember 2018 tersaji

    sebagai berikut:

    Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 2018

    Anggaran Realisasi

    Belanja Modal Gedung dan Bangunan 48.500.000.000 48.500.000.000 100,00

    Belanja Modal Sewa Peralatan Gedung & Bangunan 59.500.000 59.500.000 100,00

    Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan 1.315.582.000 1.249.121.750 94,95

    Belanja Modal Perjalanan Gedung & Bangunan 97.968.000 46.188.505 47,15

    Jumlah Belanja Kotor 50.000.000.000 49.881.760.255 99,76

    Pengembalian Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - -

    Jumlah Belanja 50.000.000.000 49.881.760.255 99,76

    URAIAN BELANJA MODAL2018

    % Real Angg.

    Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola

    Teknis Gedung dan Bangunan26.950.000 26.950.000 100,00

    Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan sampai dengan 31 Desember

    2018 dan 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp49.881.760.255

    dan Rp19.562.400. Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan sampai

    dengan 31 Desember 2018 mengalami kenaikan sebesar 254.887,94 persen

    dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

  • - 29 -

    Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 2018 dan TA 2017

    URAIAN BELANJA MODAL REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017 NAIK (TURUN) %

    Belanja Modal Gedung dan Bangunan 48.500.000.000 19.562.400 247.824,59

    Belanja Modal Sewa Peralatan Gedung & Bangunan 59.500.000 - -

    Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan 1.249.121.750 - -

    Belanja Modal Perjalanan Gedung & Bangunan 46.188.505 - -

    Jumlah Belanja Kotor 49.881.760.255 19.562.400 254.887,94

    Pengembalian Belanja Modal Peralatan dan Mesin - - -

    Jumlah Belanja 49.881.760.255 19.562.400 254.887,94

    Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis dan Bangunan

    26.950.000 - -

    Belanja Modal

    Lainnya

    Rp478.300.500

    B.5.3 Belanja Modal Lainnya

    Realisasi Belanja Modal Lainnya pada 31 Desember 2018 adalah sebesar

    Rp478.300.500 atau 89,54 persen dari anggaran Belanja Modal Lainnya sebesar

    Rp534.165.000. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Modal Lainnya 31

    Desember 2018 tersaji sebagai berikut:

    Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2018

    Anggaran Realisasi

    Belanja Modal Lainnya 273.151.000 260.172.000 95,25

    Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap Lainnya

    261.014.000 218.128.500 83,57

    Jumlah Belanja Kotor 534.165.000 478.300.500 89,54

    Pengembalian Belanja Modal Lainnya - - -

    Jumlah Belanja 534.165.000 478.300.500 89,54

    URAIAN JENIS BELANJA

    2018% Real

    Angg.

    Realisasi Belanja Modal Lainnya sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31

    Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp478.300.500 dan

    Rp2.542.420.478. Realisasi Belanja Modal Lainnya sampai dengan 31 Desember

    2018 mengalami penurunan sebesar 81,19 persen dibandingkan realisasi

    periode sebelumnya.

  • - 30 -

    Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2018 dan TA 2017

    URAIAN JENIS BELANJA REALISASI TA 2018 REALISASI TA 2017Naik

    (Turun) %

    Belanja Modal Lainnya 260.172.000 2.542.420.478 (89,77)

    Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap Lainnya

    218.128.500 - -

    Jumlah Belanja Kotor 478.300.500 2.542.420.478 (81,19)

    Pengembalian Belanja Modal Lainnya - - -

    Jumlah Belanja 478.300.500 2.542.420.478 (81,19)

  • - 31 -

    C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

    Belanja Dibayar Dimuka

    (prepaid) Rp82.848.542

    C.1 Belanja Dibayar Dimuka (prepaid)

    Saldo Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) per tanggal 31 Desember 2018 dan 31

    Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp82.848.542 dan Rp0. Beban

    Dibayar Dimuka merupakan hak yang masih harus diterima dari pihak ketiga

    setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa telah dibayarkan secara

    penuh namun barang atau jasa belum diterima seluruhnya. Rincian Beban

    Dibayar Dimuka adalah sebagai berikut:

    Perbandingan Rincian Beban Dibayar Dimuka TA 2018 dan 2017

    Uraian 2018 2017

    Renewal Web Application Firewall (WAR) 27.866.667 -

    Maintenance Fortinet Firewall 54.981.875 -

    Jumlah 82.848.542 -

    Uang Muka Belanja

    (prepayment)

    Rp13.793.480.760

    C.2 Uang Muka Belanja (prepayment)

    Saldo Uang Muka Belanja (prepayment) per tanggal 31 Desember 2018 dan 31

    Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp13.793.480.760 dan Rp0.

    Uang Muka Belanja (prepayment) merupakan jaminan uang muka yang

    dibayarkan oleh Badan Standardisasi Nasional kepada PT. Amarta Karya

    sehubungan dengan pembangunan Gedung Laboratorium SNSU di tahun 2018

    dengan masa berlaku uang muka sampai tahun 2020.

    Piutang Bukan Pajak

    Rp1.101.085.944

    C.3 Piutang Bukan Pajak

    Saldo Piutang Bukan Pajak sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 dan 31

    Desember 2017 masing-masing adalah sebesar Rp1.101.085.944 dan

    Rp1.809.585.944. Piutang bukan pajak merupakan hak atau pengakuan

    pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun

    belum diselesaikan pembayarannya. Rincian Piutang Bukan Pajak disajikan

    disajikan sebagai berikut:

    Uraian 2018 2017

    Piutang PNBP 56.000.000 54.500.000

    Piutang Lainnya 1.045.085.944 1.755.085.944

    Jumlah 1.101.085.944 1.809.585.944

  • - 32 -

    Rincian Piutang PNBP sebesar Rp56.000.000 yaitu:

    Uraian 2018

    PT. Bureau Veritas Indonesia 5.000.000

    PT. TUV Rheinland Indonesia 15.000.000

    PT. Llyod Register Indonesia 9.000.000

    PT. Solusi Jasa Pariwisata 8.000.000

    PT. BSI Group Indonesia 2.500.000

    PT. Tata Sertifikasi 3.500.000

    PT. SGS Indonesia 8.000.000

    PT. Transtra Permada 5.000.000

    Jumlah 56.000.000

    Rincian Piutang Lainnya sebesar Rp1.045.085.944 yaitu:

    Uraian 2018

    PT. Daya Cipta Promosindo 170.273.444

    PT. Matrica Consulting Service 874.812.500

    Jumlah 1.045.085.944

    Penyisihan Piutang Tak

    Tertagih –Piutang

    Bukan Pajak

    Rp(21.681.407)

    C.4 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak

    Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak sampai dengan 31

    Desember 2018 dan 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar

    Rp(21.681.407) dan Rp(9.047.930).

    Penyisihan piutang tak tertagih-Piutang Bukan Pajak adalah merupakan estimasi

    atas ketidaktertagihan Piutang Bukan Pajak yang ditentukan oleh kualitas piutang

    masing-masing debitur. Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih- Piutang Bukan

    Pajak pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

    Kualitas Nilai Piutang % Nilai

    Piutang Jk Pendek Penyisihan Penyisihan

    Piutang Bukan Pajak

    Lancar 930.812.500 0,50% 4.654.063

    Kurang Lancar 170.273.444 10% 17.027.344

    Diragukan - 50% -

    Macet - 100% -

    Jumlah Penyisihan

    Piutang Tak Tertagih 1.101.085.944 21.681.407

  • - 33 -

    Persediaan

    Rp111.866.751

    C.5 Persediaan

    Nilai Persediaan per 31 Desember 2018 dan per 31 Desember 2017 masing-

    masing adalah sebesar Rp111.866.751 dan Rp182.863.000.

    Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang

    dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk

    dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian

    Persediaan per 31 Desember 2018 dan per 31 Desember 2017 adalah sebagai

    berikut:

    Rincian Persediaan TA 2018 dan 2017

    Persediaan 2018 2017

    Barang Konsumsi 111.866.751 182.863.000

    Jumlah 111.866.751 182.863.000

    Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik

    sesuai dengan Berita Acara Opname Fisik.

    Peralatan dan Mesin

    Rp41.509.541.786

    C.6 Peralatan dan Mesin

    Nilai perolehan aset tetap berupa peralatan dan mesin per 31 Desember 2018

    dan per 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp41.509.541.786

    dan Rp42.750.590.319. Mutasi nilai peralatan dan mesin tersebut dapat

    dijelaskan sebagai berikut:

    Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2017 42.750.590.319

    Mutasi tambah:

    Pembelian 813.733.622

    Mutasi kurang:

    Pembelian yang dicatat sebagai Ekstrakomptabel 37.895.067

    Pengalihan Status Aset Transformator 351.250.000

    Koreksi BMN Rusak dan Usang 580.038.733

    Koreksi BMN Tidak Diketahui Keberadaannya 1.006.673.355

    Koreksi BMN yang dialihkan ke Kemendag 78.925.000

    Saldo per 31 Desember 2018 41.509.541.786

    Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2018 (29.926.011.659)

    Nilai Buku per 31 Desember 2018 11.583.530.127

  • - 34 -

    Mutasi tambah Peralatan dan Mesin berasal dari pembelian dari Belanja Modal

    Peralatan & Mesin sebesar Rp813.733.622 terdiri dari:

    No Uraian Kuantitas Jumlah (Rp) Alat Angkutan Darat Bermotor

    1 Sepeda Motor 4 108.800.000 Alat Bengkel Tak Bermesin 2 Mesin Bor Listrik Tangan 1 1.850.000

    Alat Kantor 3 Papan Visual / Papan Nama 1 10.164.000 4 LCD Projector Infocus 5 32.400.000 5 Lemari Kayu 2 4.339.500 6 Alat Penghancur Kertas 1 5.150.000 7 Lemari Besi / Metal 1 4.860.000 8 Mesin Absensi 1 2.200.000 9 Alat Pemotong Kertas 2 11.800.000

    10 CCTV 1 8.399.600 11 Laser Pointer 1 282.500 Alat Rumah Tangga 12 Meja Rapat 1 5.464.800 13 Televisi 2 26.625.500 14 Kapitalisasi Kursi Besi / Metal 1 2.460.700 15 Kapitalisasi Sice 11 22.506.000

    16 Kursi Besi Metal (Ekstrakomptabel)

    6 4.402.200

    17 Coffee Maker 2 9.000.000 18 AC Sentral 2 81.614.500 Alat Komunikasi 19 Telephone (PABX) 1 165.814.000 Komputer Unit 20 Lap Top 4 53.000.000 21 PC 2 17.665.000 Peralatan Komputer 22 Printer 8 150.065.000 23 Server 1 49.812.455 24 Storage Modul Disk 1 1.847.500 Alat Kerja Penerbangan

    25 Voice Recorder (Ekstrakomptabel)

    2 1.900.000

    Aset Tetap Lainnya 26 Tanaman Hias (Ekstrakomptabel) 1 31.310.367

    Grand Total 65 813.733.622

    Mutasi kurang Peralatan dan Mesin berasal dari:

    a. Pembelian Peralatan & Mesin sebesar Rp37.895.067 terdiri dari Tanaman

    Hias sebesar Rp31.310.367, Laser Pointer Rp282.500, Kursi Besi Metal

    Rp4.402.200, dan Voice Recorder Rp1.900.000 yang diakui sebagai

    barang ekstrakomptabel sesuai dengan PMK Nomor 181/PMK.06/2016.

    b. Pengalihan aset Peralatan & Mesin berupa Transformator dengan nilai

    Rp351.250.000 kepada Badan Pengkajian Penerapan dan Teknologi

    (BPPT) sesuai dengan Berita Acara Serah Terima No. 52b/BAST-

  • - 35 -

    BMN/BU/BPPT/09/2018 dan No. 2724A/BSN/A0-B1/09/2018 Tanggal 28

    September 2018.

    c. Koreksi Barang Milik Negara merupakan tindak lanjut dari temuan BPK

    yang terdiri dari:

    1. BMN rusak dan usang sebesar Rp580.038.733.

    Rincian Peralatan dan Mesin Rusak dan Usang

    No Unit Uraian Barang Nilai

    1 2 Camera Electronic 15.840.000

    2 1 Rak Server 173.000.000

    3 3 Server 391.198.733

    580.038.733 Total

    2. BMN tidak diketahui keberadaannya sebesar Rp1.006.673.355.

    Rincian Peralatan dan Mesin Tidak Diketahui Keberadaannya

    No Unit Uraian Barang Nilai

    1 1 Battery Charge 362.700

    2 7 Brandkas 10.815.975

    3 2 Buffet 2.430.830

    4 5 CCTV - Camera Control Television System 7.700.000

    5 2 Alat Penghancur Kertas 4.950.000

    6 10 LCD Projector/Infocus 245.000.000

    7 4 A.C. Split 29.258.944

    8 1 Audio Mixing Portable 3.100.229

    9 5 Camera Electronic 62.291.756

    10 1 Automatic Emergency Light 300.000

    11 6 Camera Digital 43.630.000

    12 2 Battery Changer (Alat Laboratorium Fisika) 400.000

    13 1 Automatic Point Counter 715.000

    14 2 Software Conf Off-Line Computer 244.932.339

    15 1 Cable Tester 18.200.000

    16 1 Card Reader (Peralatan Mini Komputer) 15.772.732

    17 1 Auto Switch/Data Switch 5.461.500

    18 1 Scanner (Peralatan Personal Komputer) 91.082.200

    19 5 Server 220.269.150

    1.006.673.355 Total

    3. BMN yang dialihkan ke Kementerian Perdagangan sebesar

    Rp78.925.000 merupakan Alat Laboratorium Uji Perangkat Lainnya

    sebanyak 5 unit.

    Koreksi BMN yang rusak dan usang serta tidak diketahui keberadaannya

    dialihkan ke Aset Lain-Lain.

  • - 36 -

    Aset Tetap Lainnya

    Rp3.307.132.388

    C.7 Aset Tetap Lainnya

    Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam

    tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.

    Saldo Aset Tetap Lainnya sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31 Desember

    2017 adalah Rp3.307.132.388 dan Rp7.187.550.434.

    Saldo per 31 Desember 2017 7.187.550.434

    Mutasi tambah:

    Pembelian 25.895.000

    Mutasi kurang:

    Pengalihan status ATR 2.524.534.100

    Koreksi BMN Rusak dan Usang 1.381.778.946

    Saldo per 31 Desember 2018 3.307.132.388

    Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2018 -

    Nilai Buku per 31 Desember 2018 3.307.132.388

    Mutasi tambah Aset Tetap Lainnya sebesar Rp25.895.000 berupa

    Monografi/Koleksi Buku Perpustakaan.

    Mutasi kurang Aset Tetap Lainnya berasal dari:

    a. Pengalihan status Aset Tetap Renovasi sebesar Rp2.524.534.100 berupa

    Peralatan & Mesin dalam Renovasi (AHU) Rp1.483.059.600 dan Aset Tetap

    Lainnya dalam Renovasi Rp1.041.474.500 kepada Badan Pengkajian

    Penerapan dan Teknologi (BPPT) sesuai dengan Berita Acara Serah Terima

    No. 52b/BAST-BMN/BU/BPPT/09/2018 dan No. 2724A/BSN/A0-B1/09/2018

    Tanggal 28 September 2018.

    b. Koreksi Barang Milik Negara merupakan tindak lanjut dari temuan BPK yang

    terdiri dari koreksi BMN tidak diketahui keberadaannya yang berasal dari Aset

    Tetap Renovasi sebesar Rp172.045.792 dan Aset Tetap Lainnya sebesar

    Rp1.209.733.154. Berikut terlampir koreksi Barang Milik Negara.

  • - 37 -

    Rincian Aset Tetap Renovasi Tidak Diketahui Keberadaannya

    No Unit Uraian Barang Nilai

    1 1 Aset Tetap Renovasi 124.302.752

    2 159 Jasa Instalasi 47.743.040

    172.045.792 Total

    Rincian Aset Tetap Lainnya Tidak Diketahui Keberadaannya

    No Unit Uraian Barang Nilai

    1 9 CD/VCD/DVD/LD 169.291.992

    2 7 Majalah 1.656.600

    3 2741 Monografi 1.038.784.562

    1.209.733.154 Total

    Konstruksi Dalam

    Pengerjaan

    Rp45.122.863.976

    C.8 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

    Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31

    Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp45.122.863.976 dan

    Rp3.837.380.508. Konstruksi dalam pengerjaan pada 31 Desember 2018

    merupakan tahap Pembangunan Gedung Laboratorium Standar Nasional Satuan

    Ukuran (SNSU) yang berlokasi di kawasan Puspitek Serpong.

    Saldo per 31 Desember 2017 3.837.380.508

    Mutasi tambah:

    Pembelian 49.881.760.255

    Koreksi Progress Terpasang 5.582.269.098

    Mutasi kurang:

    Uang Muka Belanja 13.793.480.760

    Koreksi Volume Pembangunan Gedung 385.065.125

    Saldo per 31 Desember 2018 45.122.863.976

    Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2018 -

    Nilai Buku per 31 Desember 2018 45.122.863.976

    Mutasi tambah Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) berasal dari:

    a. Belanja barang sebesar Rp49.881.760.255 yang berasal dari kegiatan

    Pembangunan Gedung Laboratorium SNSU yang masih berjalan.

    b. Koreksi Progress Terpasang di Lapangan sebesar Rp5.582.269.098

    merupakan selisih progress pekerjaan terpasang sesuai laporan

    pengembang sebesar 35,05 persen. Sedangkan progress pembayaran

    baru mencapai 30,1 persen. Sehingga atas selisih tersebut harus diakui

    sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan.

  • - 38 -

    Mutasi kurang Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) berasal dari:

    a. Koreksi Uang Muka Belanja sebesar Rp13.793.480.760 merupakan

    pengurangan KDP yang seharusnya diakui sebagai uang muka. Dari total

    uang muka sebesar Rp17.241.850.950 yang diakui sebagai KDP baru

    sebesar Rp3.448.370.190.

    b. Tindak lanjut temuan BPK berdasarkan hasil uji fisik sehingga terdapat

    koreksi Volume Pembangunan Gedung sebesar Rp385.065.125.

    Akumulasi Penyusutan

    Aset Tetap

    Rp(29.926.011.659)

    C.9 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

    Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap sampai dengan 31 Desember 2018 dan

    31 Desember 2017 adalah masing-masing Rp(29.926.011.659) dan

    Rp(26.795.023.959). Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi

    sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset

    yang bersangkutan. Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset

    Tetap per 31 Desember 2018 sebagai berikut:

    Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

    No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku

    1 Peralatan dan Mesin 41.509.541.786 29.926.011.659 11.583.530.127

    2 Aset Tetap Lainnya 3.307.132.388 - 3.307.132.388

    44.816.674.174 29.926.011.659 14.890.662.515 Akumulasi Penyusutan

    Mutasi Akumulasi Penyusutan Aset Tetap:

    Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2017 26.795.023.959

    Mutasi tambah:

    Beban Penyusutan Aset Tetap 2018 4.869.623.318

    Mutasi kurang:

    Pengalihan dan Koreksi 1.738.635.618

    Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2018 29.926.011.659

    Mutasi kurang sebesar Rp1.738.635.618 terdiri dari aset yang dialihkan ke

    Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi sebesar Rp140.500.000, koreksi

    pencatatan Alat Laboratorium yang sebesar Rp63.140.000, dan aset yang tidak

    digunakan dalam operasi pemerintahan sebesar Rp1.534.995.618.

  • - 39 -

    Aset Tak Berwujud

    Rp9.160.797.150

    C.10 Aset Tak Berwujud

    Nilai Aset Tak Berwujud (ATB) sampai dengan 31 Desember 2018 dan per 31

    Desember 2017 adalah sebesar Rp9.160.797.150 dan Rp9.964.060.400. Aset

    Tak Berwujud merupakan asset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi

    secara umum tidak mempunyai wujud fisik. Rincian Aset Tak Berwujud per 31

    Desember 2018 adalah sebagai berikut:

    Saldo per 31 Desember 2017 9.964.060.400

    Mutasi tambah:

    Pembelian 452.405.500

    Mutasi kurang:

    Koreksi BMN Rusak dan Usang 624.713.000

    Koreksi BMN Tidak Diketahui Keberadaannya 630.955.750

    Saldo per 31 Desember 2018 9.160.797.150

    Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2018 (6.772.139.118)

    Nilai Buku per 31 Desember 2018 2.388.658.032

    Pembelian dan Pengembangan Aset Tak Berwujud sebesar Rp452.405.500

    terdiri dari:

    No Uraian Barang Unit Nilai (Rp)

    1 Windows 10 Profesional 17 52.190.000

    2 Pengembangan Aplikasi Pemesanan

    SNI

    1 48.455.000

    3 Pengembangan Aplikasi SISPK 1 48.800.000

    4 Pengembangan Aplikasi Penelitian

    Puslitbang

    1 25.000.000

    5 Pengembangan Aplikasi Intranet 1 98.784.000

    6 Pengembangan Aplikasi Bang Beni 1 48.950.000

    7 Microsoft Office Standard 2016 16 83.680.000

    8 Pengembangan Aplikasi Reg Ol

    Pelayanan Training

    1 46.546.500

    TOTAL 33 452.405.500

    Mutasi kurang Aset Tak Berwujud merupakan tindak lanjut dari temuan BPK yang

    terdiri dari koreksi BMN rusak dan usang sebesar Rp624.713.000 dan BMN

    Tidak Diketahui Keberadaannya sebesar Rp630.955.750. Berikut rincian Barang

    Milik Negara yang rusak dan usang serta tidak diketahui keberadaannya.

  • - 40 -

    Rincian Aset Tak Berwujud Rusak dan Usang

    No Unit Uraian Barang Nilai

    1 2 Sistim Informasi SNI (SISNI) 340.945.000

    2 17 Office Prof. Plus 2007 Eng. Disk Kit MVL CD 264.000

    3 43 Office 2007 Win32 Eng. Disk Kit MVL CD 264.000

    4 35 Exchange Standard CAL 2007 English 22.330.000

    5 1 Aplikasi Pengelolaan Jaringan 40.000.000

    6 2 Tanberg 132.660.000

    7 1 m-Web 88.250.000

    624.713.000 Total

    Rincian Aset Tak Berwujud Tidak Diketahui Keberadaannya

    No Unit Uraian Barang Nilai

    1 2 Alih Media SNI 146.508.750

    2 4 Get Genuine Kit WinXP Pro SP2 English 70.972.000

    3 10 Office Prof. Plus 2007 English OLP NL 44.110.000

    4 25 Office 2007 English OLP NL 86.900.000

    5 35 SQL CAL 2005 English OLP NL CAL 55.440.000

    6 1 Database Bibliografi Koleksi Referensi STD 32.500.000

    7 1 Sistim Aplikasi SISNI TBT WTO 45.000.000

    8 1 Software Komputer 61.525.000

    9 1 Content web Mg.Sys & CODEX 88.000.000

    630.955.750 Total

    Aset Lain-Lain

    Rp4.322.338.498

    C.11 Aset Lain-Lain

    Saldo Aset Lain-lain sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2017

    adalah Rp4.322.338.498 dan Rp98.178.705. Aset Lain-lain merupakan Barang

    Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi

    digunakan dalam operasional Badan Standardisasi Nasional serta dalam proses

    penghapusan dari BMN. Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut:

    Saldo per 31 Desember 2017 98.178.705

    Mutasi tambah:

    Peralatan dan Mesin 1.586.712.088 Aset Tetap Lainnya 1.381.778.946

    Aset Tak Berwujud 1.255.668.750

    Mutasi kurang: -

    Saldo per 31 Desember 2018 4.322.338.489

    Akumulasi Penyusutan (2.897.917.485)

    Nilai Buku per 31 Desember 2018 1.424.421.004

  • - 41 -

    Akumulasi Penyusutan

    dan Amortisasi Aset

    Lainnya

    Rp(9.670.056.603)

    C.12 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya

    Saldo Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya sampai dengan 31

    Desember 2018 dan 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar

    Rp(9.670.056.603) dan Rp(6.154.574.819). Amortisasi ATB dengan masa

    manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil.

    Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan

    amortisasi.

    Rincian akumulasi penyusutan dan amortisasi aset lainnya adalah sebagai

    berikut:

    Rincian Akumulasi Amortisasi dan Penyusutan Aset Lainnya TA 2018

    No Aset Lainnya Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku

    A Aset Tak Berwujud

    1 Software Komputer 9.026.547.150 6.772.139.118 2.254.408.032

    2 ATB Lainnya 134.250.000 - 134.250.000

    9.160.797.150 6.772.139.118 2.388.658.032

    B Aset Lain-lain 4.322.338.489 2.897.917.485 1.424.421.004

    4.322.338.489 2.897.917.485 1.424.421.004

    13.483.135.639 9.670.056.603 3.813.079.036 Total

    Jumlah

    Jumlah

    Mutasi Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya:

    Akumulasi Penyusutan dan Amortitasi Aset Lainnya

    per 31 Desember 20176.154.574.819

    Mutasi tambah:

    Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 2018 1.980.486.166

    Koreksi Akumulasi Aset Tetap yang tidak digunakan

    dalam Operasi Pemerintahan 1.534.995.618

    Mutasi kurang:

    Akumulasi Penyusutan dan Amortitasi Aset Lainnya

    per 31 Desember 2018 9.670.056.603

    Utang kepada Pihak

    Ketiga

    Rp5.225.574.491

    C.13 Utang kepada Pihak Ketiga

    Nilai Utang kepada Pihak Ketiga sampai dengan 31 Desember 2018 dan 31

    Desember 2017 masing-masing s