10
1 IMAN DAN KESELAMATAN (Percaya pada Yesus) Apa itu iman? Iman, sudah pasti, adalah dasar dari keselamatan. Kita diselamatkan oleh kasih karunia Allah yang kita terima oleh iman (Ef. 2:8) sebab oleh iman itu kita dibenarkan (Gal. 2:16), dan sebagai orang yang dibenarkan kita “berhak menerima hidup yang kekal” (Tit. 3:7). Karena keselamatan itu adalah kasih karunia Allah yang harus diterima melalui iman, yaitu percaya kepada Yesus Kristus, maka oleh iman kepada Yesus itu kita dibenarkan dan dengan itu kita berhak menerima hidup kekal. Jadi, keselamatan adalah hasil dari percaya kepada Yesus Kristus sebagai wujud kasih Allah kepada dunia ini (Yoh. 3:16). Nah, apa itu iman dan dari mana datangnya? Bagaimana Supaya Diselamatkan? Bahagian 3 & 4

Bagaimana Supaya Diselamatkan Bahagian 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bagaimana Supaya Diselamatkan Bahagian 3

1

IMAN DAN KESELAMATAN (Percaya pada Yesus)

Apa itu iman? Iman, sudah pasti, adalah dasar dari keselamatan. Kita diselamatkan oleh kasih

karunia Allah yang kita terima oleh iman (Ef. 2:8) sebab oleh iman itu kita dibenarkan (Gal. 2:16), dan sebagai orang yang dibenarkan kita “berhak menerima hidup yang kekal” (Tit. 3:7).

Karena keselamatan itu adalah kasih karunia Allah yang harus diterima melalui iman, yaitu percaya kepada Yesus Kristus, maka oleh iman

kepada Yesus itu kita dibenarkan dan dengan itu kita berhak menerima hidup kekal. Jadi,

keselamatan adalah hasil dari percaya kepada Yesus Kristus sebagai wujud kasih Allah kepada

dunia ini (Yoh. 3:16).

Nah, apa itu iman dan dari mana datangnya?

Bagaimana Supaya

Diselamatkan?

Bahagian 3 & 4

Page 2: Bagaimana Supaya Diselamatkan Bahagian 3

2

Kitab suci menegaskan bahwa iman ialah percaya kepada “sesuatu yang kita harapkan” meskipun hal itu “tidak kita lihat” (Ibr. 11:1). Iman itu timbul dari mendengar firman atau pekabaran tentang Kristus (Rm. 10:17), dan iman merupakan pemberian dari

Roh Kudus (1Kor. 12:9).

Itulah sebabnya murid-murid memohon kepada Tuhan, “Tambahkanlah iman kami!” (Luk. 17:5).

“Itu lebih dari sekadar perasaan yang samar-samar bahwa sesuatu akan benar-benar terjadi. Itu lebih

dari sekadar sebuah latihan pikiran.

Iman yang menyelamatkan bukanlah tanpa isi. Sebaliknya, iman memiliki suatu tujuan yang pasti: Yesus Kristus. Iman ialah percaya bukan saja pada sesuatu tapi khusus pada Seseorang. Iman adalah

percaya kepada Yesus dan kematian-Nya bagi kita”.

Hasil dari iman. Dalam pelayanan-Nya semasa hidup di dunia ini Yesus beberapa kali mengaitkan

penyembuhan orang-orang sakit dengan iman mereka.

Page 3: Bagaimana Supaya Diselamatkan Bahagian 3

3

Fakta bahwa orang-orang itu datang kepada Yesus untuk memohon kesembuhan menunjukkan bahwa

mereka percaya bahwa Yesus berkuasa untuk menyembuhkan penyakit mereka.(Itulah Iman).

Tetapi dengan mengatakan, “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau” seperti yang diucapkan-Nya kepada perempuan yang menderita sakit perdarahan

menahun itu (Mat. 9:22), Yesus menyatakan bahwa iman bukan saja memberikan keselamatan di

kemudian hari tetapi juga kesejahteraan dalam kehidupan sekarang ini.

Iman membuat seseorang tergerak untuk datang kepada Yesus, dan dengan menghampiri Yesus

seseorang tidak saja disembuhkan dari penyakit jasmani tetapi juga dari penyakit rohani yang lebih

berbahaya.

“Dengan mengucapkan perkataan ini, Ia bukan memperuntukkan kuasa penyembuhan apapun

terhadap iman mereka. Iman mereka itu hanyalah suatu kepercayaan sepenuhnya pada kuasa Yesus untuk menyembuhkan mereka. Kuasa iman tidak datang dari seorang yang percaya melainkan dari

Allah yang dipercayai oleh orang tersebut”.

Page 4: Bagaimana Supaya Diselamatkan Bahagian 3

4

Kepada perempuan yang datang kepada Yesus di rumah Simon dan meminyaki kepala Yesus dan membasuh kaki-Nya

dengan parfum, Tuhan berkata: “Dosamu telah diampuni…Imanmu telah

menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Luk. 7:48, 50).

Alkitab tidak memberikan keterangan yang tegas mengenai latar belakang

kehidupan perempuan itu, selain indikasi bahwa wanita ini adalah seorang yang

sangat terbebani oleh dosa-dosanya tetapi Yesus sudah memberinya pengampunan

dan dengan demikian membuat dia merasa lega. Kata-kata “pergilah dengan selamat” adalah ungkapan yang lazim di

kalangan bangsa Israel sebagai tanda merestui (baca 1Sam. 1:17-18).

Page 5: Bagaimana Supaya Diselamatkan Bahagian 3

5

Apa yang kita pelajari tentang perlunya percaya kepada Yesus Kristus dan keselamatan?

1. Kitabsuci mengajarkan dengan tegas bahwa keselamatan (=hidup kekal) hanya diperoleh

dengan iman, itu bukan hasil usaha kita tetapi pemberian Allah (Ef. 2:8). Iman itu sendiri berasal

dari Allah, bukan suatu kapasitas alamiah (=benih) dalam diri kita yang akan tumbuh dengan

sendirinya bila ada pemicunya.

2. Iman adalah kemampuan untuk percaya bahwa sesuatu itu ada meski tidak kelihatan, percaya terhadap janji-janji Allah meskipun tampaknya

“tidak logis” menurut akal manusia. Iman adalah suatu hal yang pasti; keragu-raguan anda dan saya

tidak pernah akan membatalkan kepastian itu.

3. Iman menghasilkan keselamatan di akhirat dan juga kesejahteraan di dunia ini, termasuk

kesembuhan dari penyakit. Iman bukan sesuatu untuk menguji Allah, sebaliknya iman adalah

sarana oleh mana Tuhan membentuk manusia. Iman adalah bahagian dari setiap doa yang kita layangkan, tanpa iman maka doa kita sia-sia.

Page 6: Bagaimana Supaya Diselamatkan Bahagian 3

6

MENGENAKAN KEBENARAN KRISTUS (Pakaian Pesta)

Kebenaran yang dianugerahkan. Sebutan “orang Farisi” mungkin menjadi sebutan bagi banyak orang Kristen sekarang ini, antara lain karena panggilan “munafik” seperti tercermin dalam ungkapan Yesus tentang mereka yang

disamakan-Nya seperti kuburan, “yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang

sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran” (Mat. 23:27).

Namun sebenarnya cara beragama orang Farisi itu sendiri, sejauh menyangkut ketaatan pada hukum Musa, selalu berusaha untuk sempurna

sampai kepada hal-hal yang ringan. Masalahnya, dalam beragama orang Farisi lebih mementingkan penampilan luar berbanding di

dalam hati, atau yang kita sebut beragama secara formaliti.

Page 7: Bagaimana Supaya Diselamatkan Bahagian 3

7

Keberagamaan orang Farisi dan ahli Taurat lebih bersifat yang dibuat-buat, bukan pengamalan yang berasal dari ajaran agama. Tidak heran kalau Yesus berkata bahwa cara beragama

seperti para ahli Taurat dan kaum Farisi itu tidak akan menghasilkan keselamatan di akhirat

(Mat. 5:20).

Rasul Paulus menyebut keberagamaan secara lahiriah adalah sia-sia ketika dia mengatakan,

“Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah

aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku

memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan

kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan” (Flp. 3:8-9;).

Page 8: Bagaimana Supaya Diselamatkan Bahagian 3

8

“Beberapa orang lebih cermat dalam memelihara hukum itu secara lebih teguh daripada orang-orang

Farisi. Namun demikian, mereka gagal sebab perilaku mereka lebih dimaksudkan untuk menyenangkan

manusia daripada menyenangkan Allah. Yesus menegur kita agar tidak berbuat hal yang sama (Mat. 6:1). Lalu, bagaimanakah kita bisa menjadi benar di

hadapan Allah? Perumpamaan tentang pesta pernikahan memberi petunjuk kepada kita dalam

menemukan sumber kebenaran sejati.

Kebenaran yang menyelamatkan. Mungkin perumpamaan Yesus tentang perjamuan kawin anak raja dalam Matius 22:2-14 di luar kelaziman budaya, sebab tidak ada masyarakat yang mempunyai tradisi menyediakan pakaian pesta untuk para tamu yang

diundang.

Biasanya para undangan datang dari rumah sudah mengenakan pakaian pesta mereka sendiri, yaitu

pakaian yang paling bagus dengan model paling baru. Tetapi justeru di sinilah letaknya keistimewaan dari hakikat kisah ini, bahkan soal pakaian pesta yang

disediakan oleh tuan rumah itulah inti pekabarannya. Ini perumpamaan tentang keselamatan, bukan cerita

dongeng sebelum tidur.

Page 9: Bagaimana Supaya Diselamatkan Bahagian 3

9

“Seperti dalam perumpamaan itu, Allah menyediakan pakaian yang kita perlukan. Ia

telah membuat pakaian untuk Adam dan Hawa dan mengenakannya pada mereka ( Kej 3:21), sebuah lambang tentang kebenaran-Nya yang

membungkus orang berdosa.

Tuhan juga menyediakan pakaian kebenaran Kristus bagi gereja-Nya, supaya gereja boleh ‘dipersiapkan dalam kain lenan halus yang

berkilau-kilauan dan yang putih bersih’ (Why. 19:8), ‘tanpa cacat atau kerut atau yang serupa

itu’ (Ef. 5:27).

Pakaian ini, ‘yakni kebenaran Kristus, tabiat-Nya sendiri yang tidak bercacat cela, yang melalui

iman diberikan kepada semua orang yang menerima Dia sebagai Juruselamat pribadinya’ (Ellen G. White, Perumpamaan-perumpamaan

Tuhan Yesus, hlm. 226″).

Page 10: Bagaimana Supaya Diselamatkan Bahagian 3

10

Apa yang kita pelajari tentang hubungan “pakaian pesta” dengan keselamatan?

1. Pakaian pesta dalam perumpamaan Yesus melambangkan kebenaran Kristus. Tak seorangpun

dapat masuk ke dalam kerajaan surga dengan mengenakan kebenarannya sendiri, yaitu

keberagamaan menurut pandangannya sendiri. Keselamatan adalah hasil dari kebenaran Kristus

yang menutupi keberdosaan kita.

2. Kebenaran Kristus adalah sesuatu yang diberikan secara cuma-cuma dan dipakaikan

langsung oleh Allah sendiri, menandakan bahwa manusia tidak memiliki jasa apapun untuk

anugerah keselamatan kita. Setiap orang yang percaya menerima kebenaran itu tanpa

menghiraukan kondisi rohaninya.

3. Ada dua ciri utama dari “pakaian pesta” yang Allah sediakan untuk kita, yakni tanpa cacat atau

cela dan juga seragam atau sama. Kebenaran Kristus adalah standar surgawi, sempurna dan

serupa. Tidak ada orang yang masuk surga dengan kebenaran yang lebih baik dan berbeda dari orang

lain, semuanya sama kualitasnya.