42
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 1 Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kesehatan merupakan impian semua penduduk di muka bumi ini, tidak terkecuali impian penduduk di Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Baran Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disisi lain kesehatan merupakan aspek penting dari hak asasi manusia (HAM), sebagaimana disebutkan dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tertanggal 10 November 1948 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya. Konvensi International tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang ditetapkan PBB pada tahun 1966 juga mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai dalam kesehatan fisik dan mentalnya. Sebagai hak asasi manusia, maka hak kesehatan adalah hak yang melekat pada seseorang karena kelahirannya sebagai manusia, bukan karena pemberian seseorang atau negara, dan oleh sebab itu tentu saja tidak dapat dicabut dan dilanggar oleh siapa pun. Sehat itu sendiri tidak hanya sekadar bebas dari penyakit, tetapi adalah kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomis. Maka, sesuai dengan norma HAM, negara berkewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak asasi kesehatan tersebut. Kewajiban menghormati hak-hak asasi itu, antara lain dilakukan dengan cara menciptakan persamaan akses pelayanan kesehatan, mencegah tindakan-tindakan yang dapat menurunkan status kesehatan masyarakat, melakukan langka-langkah legislasi yang dapat menjamin perlindungan kesehatan masyarakat, dan membuat kebijakan kesehatan, serta menyediakan anggaran dan jasa-jasa pelayanan kesehatan yang layak dan memadai untuk seluruh masyarakat. Hak atas kesehatan ini bermakna bahwa pemerintah harus menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap individu untuk hidup sehat, dan ini berarti pemerintah harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang memadai dan pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk semua. Pelayanan kesehatan dimaksud meliputi akses terhadap jasa pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan yang penting, seperti akses terhadap air bersih, nutrisi, imunisasi, perumahan yang sehat, sanitasi, lingkungan dan tempat kerja yang sehat, pendidikan, dan akses terhadap informasi terkait kesehatan. Dalam upaya pemenuhan kesehatan sebagai hak asasi manusia, maka pemerintah yang

BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. filePelayanan kesehatan dimaksud meliputi akses terhadap jasa pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan yang penting, seperti akses terhadap

Embed Size (px)

Citation preview

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 1

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

BAGIAN 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Kesehatan merupakan impian semua penduduk di muka bumi ini, tidak terkecuali impian

penduduk di Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Baran Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Disisi lain kesehatan merupakan aspek penting dari hak asasi manusia (HAM), sebagaimana

disebutkan dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tertanggal 10

November 1948 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai

untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya.

Konvensi International tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang ditetapkan PBB pada

tahun 1966 juga mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai

dalam kesehatan fisik dan mentalnya.

Sebagai hak asasi manusia, maka hak kesehatan adalah hak yang melekat pada seseorang karena

kelahirannya sebagai manusia, bukan karena pemberian seseorang atau negara, dan oleh sebab itu

tentu saja tidak dapat dicabut dan dilanggar oleh siapa pun.

Sehat itu sendiri tidak hanya sekadar bebas dari penyakit, tetapi adalah kondisi sejahtera dari

badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomis. Maka,

sesuai dengan norma HAM, negara berkewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi

hak-hak asasi kesehatan tersebut.

Kewajiban menghormati hak-hak asasi itu, antara lain dilakukan dengan cara menciptakan

persamaan akses pelayanan kesehatan, mencegah tindakan-tindakan yang dapat menurunkan

status kesehatan masyarakat, melakukan langka-langkah legislasi yang dapat menjamin

perlindungan kesehatan masyarakat, dan membuat kebijakan kesehatan, serta menyediakan

anggaran dan jasa-jasa pelayanan kesehatan yang layak dan memadai untuk seluruh masyarakat.

Hak atas kesehatan ini bermakna bahwa pemerintah harus menciptakan kondisi yang

memungkinkan setiap individu untuk hidup sehat, dan ini berarti pemerintah harus menyediakan

sarana pelayanan kesehatan yang memadai dan pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk

semua.

Pelayanan kesehatan dimaksud meliputi akses terhadap jasa pelayanan kesehatan dan perawatan

kesehatan yang penting, seperti akses terhadap air bersih, nutrisi, imunisasi, perumahan yang

sehat, sanitasi, lingkungan dan tempat kerja yang sehat, pendidikan, dan akses terhadap informasi

terkait kesehatan.

Dalam upaya pemenuhan kesehatan sebagai hak asasi manusia, maka pemerintah yang

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 2

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

mempunyai tugas dan kewenangan untuk menyejahterakan warga negara mempunyai kewajiban

untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak tersebut.

Aspek kesehatan ini harus dijadikan pertimbangan penting dalam setiap kebijakan pembangunan.

Salah satu bentuk implementasinya adalah kewajiban pemerintah untuk menyediakan anggaran

memadai untuk pembangunan kesehatan yang melibatkan masyarakat luas.

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan

kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk mengadakan pelayanan

kesehatan yang berjalan secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin di capai melalui

pembangunan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai Indonesia Sehat 2015.

Untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat 2015 dilaksanakan melalui 4 (empat) misi sebagai

berikut: 1). Menggerakan pembangunan Nasional berwawasan Kesehatan, 2). Mendorong

kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3). Memelihara dan meningkatan pelayanan kesehatan

yang bermutu, merata, dan terjangkau, 4). Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, masyarakat, beserta lingkungan.

Sistem pengganggaran di Indonesia terkait kesehatan telah ada dan diatur dalam sistem peraturan

dengan dasar hukum konstitusi, yakni Pasal 28 UUD 1945 dan UU No. 32/2004 tentang

Pemerintahan Daerah serta UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat

dan Daerah, dikaitkan dengan PP No. 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan

Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota dan PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan

Bidang Kesehatan.

Dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Manokwari yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM 2011 -2016) Kabupaten Manokwari, Rencana

Strategis Kabupaten Manokwari, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Manokwari,

Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Manokwari 2011 – 2016, menempatkan

kesehatan sebagai sektor yang sangat penting. Namun demikian keadaan kesehatan penduduk

kabupaten Manokwari sampai tahun 2012 masih sangat memperihatinkan terutama sektor

kesehatan ibu dan anak dan penyakit menular.

Untuk itu kami sebagai komponen masyarakat sebagai mitra pemerintah memiliki kepedulian dan

kewajiban untuk membantu pemerintah daerah melalui pemikiran dan ide dalam upaya

peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan cara menyusun Lembar Posisi sebagai hasil

Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Manokwari tahun 2009 –

2013, dan dokumen-dokumen perencanaan dan pembangunan daerah lainnya.1

1 Analisis APBD ini dilakukan oleh Jaringan CSO “JANGKAR” (Jaringan Advokasi Anggaran) Manokwari, difasilitasi

oleh PATTIRO melalui Program Support to CSO yang didukung AIPD, pada tanggal 6 Agustus 2013.

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 3

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

1.2. Tujuan.

Adapun tujuan penyusunan Kertas Posisi (Position Paper) ini, antara lain:

a. Memberikan masukan dan usulan kepada pemerintah daerah Kabupaten Manokwari melalui

lembar posisi terkait posisi program dan atau kegiatan yang perlu mendapat perhatian dan

intervensi anggaran secara proporsional dalam upaya meningkatkan akses, mutu, dan kualitas

pelayanan kesehatan di Kabupaten Manokwari; khususnya, kesehatan ibu dan anak serta

penyakit menular.

b. Memberikan masukan dan usulan rencana program, sebagai alternatif penyelesaian

permasalahan/ issu strategis yang terkait dengan rendahnya derajat kesehatan penduduk

Kabupaten Manokwari.

BAGIAN 2

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MANOKWARI

2.1. Geografis.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 2008 luas wilayah Kabupaten Manokwari

adalah 14.448.50 km2 atau sekitar 14,69 persen dari total wilayah Provinsi Papua Barat. Kabupaten

Manokwari berada pada wilayah kepala burung pulau Papua secara geografis terletak pada posisi di bawah

garis katulistiwa, tepatnya pada koordinat 0º 15” - 3º 25” Lintang Selatan dan 132º 35” - 134º 45” Bujur

Timur, berada tepat di utara garis khatulistiwa dengan ketinggian 0 mdpl sampai 2.985 mdpl.

Kabupaten Manokwari berdasarkan status topografinya meliputi desa lembah/daerah aliran sungai (9,98

persen), desa lereng (26,37 persen), dan desa dataran (42,99 persen), dengan topografi datar hingga

bergelombang (bergunung), (3,8%) wilayahnya memiliki kemiringan 0 – 25% (datar), selebihnya (80%)

wilayahnya memiliki kemiringan lebih dari 25% (bergunung).

Wilayah daratan Manokwari terbagi dalam dua kelompok desa yaitu desa pesisir dan desa bukan pesisir.

Secara geografis Kabupaten Manokwari mencakup 87 (20,67 persen) desa pesisir dan 334 (79,33 persen)

desa bukan dataran.

2.2. Administratif.

Kabupaten Manokwari merupakan kabupaten induk yang telah mengalami dua kali pemekaran,

yang pertama mekar menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten

Teluk Wondama, Kabupaten Tamrauw, dan Kabupaten Manokwari, pemekaran kedua mekar

menjadi 3 (tiga) kabupaten yang meliputi Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Manokwari

Selatan, dan Kabupaten Manokwari.

Batas wilayah administratif kabupaten Manokwari sebagai berikut :

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Tambrauw

Sebelah Utara : berbatasan dengan Samudera Pasifik

Sebelah Timur : berbatasan dengan Samudera Pasifik

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Teluk Bintuni dan Teluk Wondama

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

2.3. Demografi.

Kependudukan merupakan hal terpenting dalam perkembangan potensi suatu daerah. Adanya

faktor natalitas, mortalitas, serta migrasi penduduk akan mempengaruhi jumlah penduduk yang

berakibat

terhadap kualitas sumber daya manusia. Apabila jumlah penduduk

penduduk tidak merata maka akan berdampak pada pembangunanyang tidak merata pula.

2.3.1. Keadaan Penduduk dan Perkembanganya

Penduduk Kabupaten Manokwari terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil proyeksi

Sensus Penduduk 2010, pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai

194.948 jiwa.

Grafik. 2.3.1 Perkembangan Jumlah Penduduk ManokwariTahun 2009

Sumber : Manokwari dalam angka 2012

Tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai 194.948

penduduk laki-laki sebanyak 102.719 jiwa dan perempuan sebanyak 92.229 jiwa. Dari angka

tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki

dibanding perempuan dengan sex ratio sebesar 111,37. Laju pe

Manokwari pada tahun 2011 yaitu sebesar 3,97. Ini artinya tingkat pertambahan penduduk per

tahun sebesar 3,97 persen dari tahun 2010

Tabel. 2.3.1. Statistik Kependudukan Manokwari 2009

TAHUN

Jumlah Rumah Tangga

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah Penduduk 181,343

Luas Wilayah 14,448.5

Kepadatan Penduduk

Pertumbuhan penduduk

Sex ratio

Sumber : Manokwari dalam angka 2012

2009

181343

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

Kependudukan merupakan hal terpenting dalam perkembangan potensi suatu daerah. Adanya

faktor natalitas, mortalitas, serta migrasi penduduk akan mempengaruhi jumlah penduduk yang

terhadap kualitas sumber daya manusia. Apabila jumlah penduduk meningkat serta persebaran

penduduk tidak merata maka akan berdampak pada pembangunanyang tidak merata pula.

Keadaan Penduduk dan Perkembanganya

Penduduk Kabupaten Manokwari terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil proyeksi

2010, pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai

Perkembangan Jumlah Penduduk ManokwariTahun 2009-2011

Tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai 194.948 jiwa dengan jumlah

laki sebanyak 102.719 jiwa dan perempuan sebanyak 92.229 jiwa. Dari angka

tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Manokwari lebih banyak

dibanding perempuan dengan sex ratio sebesar 111,37. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten

Manokwari pada tahun 2011 yaitu sebesar 3,97. Ini artinya tingkat pertambahan penduduk per

tahun sebesar 3,97 persen dari tahun 2010. (lihat tabel 2.3.1 dan 2.3.2)

Statistik Kependudukan Manokwari 2009-2011

2009 2010

4,410 42,726

92,369 98,940

88,794 88,786

181,343 187,726

14,448.5 14,448.5

13 13

3.87 3.52

103.82 111.44

2010 2011

187726

194948

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

4

Kependudukan merupakan hal terpenting dalam perkembangan potensi suatu daerah. Adanya

faktor natalitas, mortalitas, serta migrasi penduduk akan mempengaruhi jumlah penduduk yang

meningkat serta persebaran

penduduk tidak merata maka akan berdampak pada pembangunanyang tidak merata pula.

Penduduk Kabupaten Manokwari terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil proyeksi

2010, pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai

jiwa dengan jumlah

laki sebanyak 102.719 jiwa dan perempuan sebanyak 92.229 jiwa. Dari angka

laki di Kabupaten Manokwari lebih banyak

rtumbuhan penduduk Kabupaten

Manokwari pada tahun 2011 yaitu sebesar 3,97. Ini artinya tingkat pertambahan penduduk per

2011

46,679

102,712

92,229

194,948

14,448.5

14

3.97

111.37

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 5

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Tabel.2.3.2 Banyaknya Penduduk Kabupaten Manokwari Dirinci Menurut Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin

Umur Laki-laki Perempuan Total

0 – 4 11,676 10,909 22,585

5 – 9 11,129 10,551 21,680

10 – 14 10,224 9,440 19,664

15 - 19 9,418 8,953 18,371

20 - 24 11,327 10,250 21,577

25 - 29 11,032 10,099 21,131

30 - 34 9,873 8,578 18,451

35 - 39 7,511 6,507 14,018

40 - 44 6,642 5,469 12,111

45 - 49 4,795 4,075 8,870

50 - 54 3,438 2,889 6,327

55 - 59 2.306 1,854 4,160

60 - 64 1.564 1,265 2,829

65 - 69 901 681 1,582

70 - 74 497 392 889

75+ 386 317 703

T o t a l 102.719 92.29 194.948

Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2012

Penduduk Manokwari tersebar di 29 distrik dengan jumlah penduduk ditiap-tiap distrik sangat

beragam, distrik yang memiliki penduduk terbanyak adalah distrik Manokwari Barat dengan

jumlah penduduk 80.606 orang, sedangkan distrik dengan penduduk paling sedikit adalah distrik

Tahota dengan jumlah penduduk 583 orang. (lihat tabel 2.3.3)

Tabel. 2.3.2 Penduduk Kabupaten Manokwari menurut Jenis Kelamin per Distrik

Distrik Laki-laki Perempuan Total

Ransiki 4 ,033 3,672 7 ,705

Momi Waren 1,091 945 2,036

Nenei 607 589 1,196

Tahota 325 258 583

Sururey 1,228 1,299 2,527

Didohu 761 794 1,555

Dataran Isim 1,057 1,018 2,075

Anggi 1,034 997 2,031

Taige 662 644 1,306

Anggi Gida 630 666 1,296

Membey 540 528 1,068

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 6

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Oransbari 2,627 2,397 5,024

Warmare 3,179 3,031 6,210

Prafi 7,431 6,851 14,282

Menyambow 3,154 3,110 6,264

Hingk 2,737 2,687 5,424

Catubouw 947 916 1,863

Manokwari Barat 43,393 37,213 80,606

Manokwari Timur 4,802 4,496 9,298

Manokwari Utara 1,208 1,104 2,312

Manokwari Selatan 7,380 6,334 13,714

Testega 414 414 828

Tanah Rubu 1,094 1,018 2,112

Kebar 982 1,046 2,028

Senopi 383 374 757

Amberbaken 950 933 1,883

Mubrani 359 312 671

Masni 7,315 6,430 13,745

Sidey 2,396 2,143 4,539

T o t a l 102,719 92,229 194,948

Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2012

2.4. Pemerintahan.

Kabupaten Manokwari ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Barat sejak tahun 1999.

Struktur hierarki dalam pembagian administrasi pemerintahan digolongkan menjadi kecamatan

(distrik), kelurahan, dan desa (kampung). Hingga akhir tahun 2010, wilayah administrasi

Kabupaten Manokwari terdiri dari 29 distrik, 412 desa dan 9 kelurahan.

Pegawa Negeri Sipil (PNS) sebagai aparat pemerintah yang bertugas untuk memberikan pelayanan

publik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada tahun 2011, persentase PNS yang

bertugas di wilayah

Kabupaten Manokwari sebesar 65,47 persen PNS laki-laki dan 34,53 persen PNS perempuan.

Dilihat secara persentase berdasarkan komposisi pegawai menurut jenis kelamin, jumlah pegawai

laki-laki jauh lebih besar dari pada jumlah pegawai perempuan. Hal tersebut ditunjukkan oleh

besarnya jumlah pegawai laki-laki yang hampir dua kali lipat dari pada perempuan dari tahun ke

tahun.(lihat tabel 2.4.1 dan 2.4.2)

Tabel. 2.4.1. Status Pemerintahan Kabupaten Manokwari

Wilayah Administrasi 2009 2010 2011

Distrik 29 29 29

Desa 412 412 412

Kelurahan 9 9 9

Persentase PNS 2009 2010 2011

Laki-laki 68.23 65.45 65.47

Perempuan 31.77 34.55 34.52

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 7

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Pembagian Daerah Administratif Kabupaten Manokwari Dirinci Per Distrik

Distrik Ibu Kota Distrik Jumlah Kelurahan Jumlah Kampung

Ransiki Ransiki Kota 0 13

Momi Waren Demini 0 7

Nenei Nenei 0 7

Sururey Sururey 0 12

Tahota Simeba 0 4

Didohu Iranmeba 0 14

Dataran Isim Isim 0 12

Anggi Ingembai 0 13

Taige Taige 0 11

Anggi Gida Tombrok 0 8

Membey Membey 0 6

Oransbari Waroser 0 14

Warmare Dindey 0 18

Prafi Udapi Hilir 0 16

Menyambow Menyambouw 0 50

Hingk Uncep 0 29

Catubouw Catubouw 0 21

Manokwari Barat Manokwari Barat 6 4

Manokwari Timur Pasir Putih 1 6

Manokwari Utara Lebau 0 23

Manokwari Selatan Anday 2 16

Testega Testega 0 15

Tanah Rubu Warkapi 0 24

Kebar Anjai 0 8

Senopi Senopi 0 3

Amberbaken Saukorem 0 7

Mubrani Arfu 0 7

Masni Sumber Boga 0 32

Sidey Sidey Baru 0 12

2.5. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran .

2.5.1. Visi.

Visi Kabupaten Manokwari Tahun 2011-2016 adalah “ Terwujudnya Manokwari Damai

Sejahtera Religius dan Bermartabat melalui Pembangunan Adil dan Merata”. Terdapat 3

(tiga) kata kunci dalam visi tersebut, yaitu :

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 8

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

1. Manokwari Damai Sejahtera, yang merefleksikan kondisi masyarakat dan daerah yang

aman, tertib, serta saling menghargai dalam perbedaan (pluralisme) sehingga seluruh

pemangku kepentingan dapat bersama-sama mewujudkan aspek kesejahteraan masyarakat.

2. Religius dan Bermartabat, merupakan ungkapan dalam kehidupan yang bernuansa agamis

berlandaskan iman dan taqwa serta menunjunjung tinggi sikap kodrat manusia sebagai

mahluk sosial.

3. Pembangunan Adil dan Merata, dimana ketercapaian kata kunci pertama di atas harus

dilakukan secara berkeadilan tanpa memandang latar belakang, suku, adat istiadat dan agama,

sehingga tidak terdapat kesenjangan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari.

2.5.2. Misi.

Pencapaian visi Kabupaten Manokwari Tahun 2011-2016 dilaksanakan melalui Misi

Pembangunan yang termuat dalam Dokumen RPJM, yaitu sebagai berikut:

1) Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat

Misi ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang meliputi kebutuhan

sandang, pangan dan papan. Dari aspek sosial ekonomi, berupaya menekan jumlah penduduk

miskin melalui peningkatan kualitas SDM serta peningkatan pendapatan dan daya beli

masyarakat.

2) Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Daerah

Misi ini dilakukan dalam upaya peningkatan investasi usaha yang berbasis pemanfaatan

sumberdaya alam secara optimal dan lestari sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta pengembangan Koperasi

dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

3) Peningkatan Pembangunan Daerah

Pencapaian misi ini melalui upaya peningatan pelayanan publik dengan meningkatkan

kualitas sumberdaya aparatur, pembangunan dan revitalisasi sarana prasarana dan

infrastruktur dengan melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan, agamis dan taat

hukum, sehingga tercipta keseimbangan dalam pluralisme.

2.5.3. Tujuan dan Sasaran.

Guna mendukung pelaksanaan misi tersebut di atas maka ditetapkan Tujuan dan Sasaran

pembangunan 2011-2016 secara rinci sebagai berikut :

1. Misi Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat

Tujuan Misi Pertama ini adalah :

a. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, dengan sasaran :

1) Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan

2) Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 9

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

3) Meningkatnya Kemampuan Daya Beli Masyarakat

b. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat (Sandang, Pangan dan Papan),

dengan sasaran :

1) Meningkatnya Jumlah Rumah dan Pemukiman Layak Huni

2) Pemenuhan Kebutuhan Pangan

2. Misi Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Daerah

Tujuan Misi Kedua ini adalah :

a. Peningkatan Investasi Usaha, dengan sasaran :

1) Meningkatnya Investasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam

2) Pengembangan (Peran) Koperasi dan UMKM

3) Meningkatnya Lapangan Kerja Baru

3. Misi Peningkatan Pembangunan Daerah

Tujuan Misi Ketiga ini adalah :

a. Meningkatnya Peran dan Kualitas Pelaku Pembangunan, dengan sasaran :

1) Meningkatnya Disiplin dan Kapasitas PNS.

2) Meningkatnya Peran Perempuan dalam Pembangunan.

3) Penegakan Hukum.

4) Meningkatnya Prestasi dan Bakat Generasi Muda.

5) Meningkatnya Keamanan, Ketertiban dan Stabilitas Politik.

b. Peningkatan Pelayanan Sarana dan Prasarana Perhubungan Darat, Laut,

Udara dan Telekomunikasi, dengan sasaran :

1) Meningkatnya Pelayanan Transportasi.

2) Meningkatnya Pelayanan Akses Informasi dan Telekomunikasi.

c. Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah yang Transparan dan

Akuntabel, dengan sasaran :

1) Optimalisasi Pendapatan dan Belanja Daerah.

2) Meningkatnya Pengelolaan Asset Daerah.

d. Menjaga Kualitas Lingkungan, dengan sasaran :

1) Meningkatnya Kualitas Air Permukaan (sungai, danau, situ) dan Kualitas Air

Tanah.

2) Terkendalinya Pencemaran Air, Udara dan Tanah.

3) Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Persampahan.

4) Menurunnya Penyimpangan Tata Ruang.

5) Berkurangnya Resiko Bencana.

2.5.4. Strategi Dan Arah Kebijakan Daerah

Berdasarkan analisis terhadap kondisi Kabupaten Manokwari secara umum, dapat dirumuskan

faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang

mempengaruhi keberlangsungan pembangunan di daerah ini, yaitu :

1. Kekuatan

a. Keragaman budaya dan agama masyarakat yang senantiasa hidup berdampingan

dalam kerukunan dan saling menghargai.

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 10

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

b. Potensi perkembangan kegiatan pertanian, perikanan, pertambangan dan perdagangan

serta pariwisata.

c. Kondisi keamanan daerah yang kondusif yang mendukung berkembangnya sektor-

sektor perekonomian.

2. Kelemahan

a. Masih rendahnya sumberdaya manusia sedangkan kesempatan kerja yang tersedia

membutuhkan keterampilan dan keahlian disamping itu menjadi tantangan bagi

pemberdayaan ekonomi masyarakat.

b. Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan bagi

pemberdayaan ekonomi masyarakat.

c. Kinerja Aparatur Daerah yang belum optimal.

3. Peluang

a. Jumlah penduduk cukup besar dan sangat berpotensi sebagai penggerak ekonomi

rakyat.

b. Kemauan dan kemampuan sebagan besar masyarakat untuk meningkatkan usaha

ekonomi rakyat sesuai dengan kondisi daerah.

c. Terbukanya peluang investasi.

4. Ancaman

a. Masih terdapatnya daerah yang terisolir.

b. Masih tingginya angka kemiskinan.

c. Pengaruh budaya luar.

Dari identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal di atas, selanjutnya disusun

Strategi Pembangunan sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang

berkesinambungan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Strategi

tersebut meliputi :

1. Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan

memanfaatkan sumberdaya alam guna peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah

dan peningkatan kesejahteraan penduduk dengan prinsip berkelanjutan.

2. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui pelatihan keterampilan dan

keahlian yang disesuaikan dengan aspek pengembangan sosial ekonomi masyarakat.

3. Memanfaatkan potensi pengembangan pertanian, peternakan, perkebunan, wisata dan

pertambangan dalam mengatasi kemiskinan penduduk.

4. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki dalam meningkatan

ekonomi produktif.

5. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam

bidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan.

6. Pembukaan isolasi daerah terutama pada daerah yang memiliki potensi pengembangan

dan pemanfaatan sumberdaya alam.

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 11

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

7. Memanfaatkan kuantitas sumberdaya manusia dalam pembangunan melalui peningkatan

mutu kesehatan serta optimalisasi pelayanan kesehatan dengan meningkatkan jangkauan

layanan kesehatan.

8. Memanfaatkan kehidupan sosial budaya yang kondusif berdasarkan nilai-nilai agama dan

budaya dalam meminimalisasi pengaruh budaya luar.

9. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia aparatur untuk mengoptimalkan pelayanan

fungsi pemerintah, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.

10. Melakukan promosi atas kekayaan sumberdaya alam dan pelaksanaan pembangunan yang

kondusif untuk meningkatkan investasi di daerah.

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 12

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Tabel.2.5. Daftar Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Manokwari 2011 – 2016

VISI : TERWUJUDNYA MANOKWARI DAMAI SEJAHTERA RELIGIUS DAN BERMARTABAT MELALUI PEMBANGUNAN ADIL DAN MERATA

MISI 1. PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT

TUJUAN STRATEGI SASARAN ARAH KEBIJAKAN

Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Meningkatnya Kualitas Layanan Pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan

1.1 Meningkatkan pelaksanaan Wajib Belajar Dasar 9 tahun dan rintisan Wajib Belajar 12 tahun

1.2

Meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan menengah baik umum maupun kejuruan untuk mengantisipasi meningkatnya lulusan sekolah menengah pertama sebagai dampak keberhasilan Program Wajib belajar pendidikan Dasar 9 Tahun

1.3 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan tenaga pendidik yang berkualitas

1.4 Mengembangkan budaya baca guna menciptakan masyarakat belajar. berbudaya. maju dan mandiri

1.5 Memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang terjangkau oleh layanan pendidikan seperti masyarakat miskin. ataupun masyarakat penyandang cacat

1.6 Menata sistem pembiyaan pendidikan yang berprinsip keadilan. efesien. transparan dan akuntabel dan peningkatan anggaran pendidikan hingga mencapai 25 % pada APBD

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 13

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

VISI : TERWUJUDNYA MANOKWARI DAMAI SEJAHTERA RELIGIUS DAN BERMARTABAT MELALUI PEMBANGUNAN ADIL DAN MERATA

MISI 1. PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT

TUJUAN STRATEGI SASARAN ARAH KEBIJAKAN

Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat

Meningkatnya Derajat Kesehatan masyarakat

Peningkatan kualitas kesehatan

2.1 Pengembangan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat

2.2 Pemerataan dan peningkatan kualitas kesehatan dasar pada masyarakat

2.3 Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga medis

2.4 Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat

Meningkatnya kemampuan Daya Beli Masyarakat

Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan memfasilitasi pengembangan potensi SDA dengan melakukan pembinaan

3.1

Memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sarana produktif. membangun system dukungan pemerintah untuk sektor pertanian. dan meningkatkan skala pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan.

Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumberdaya alam guna peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan penduduk dengan prinsip pembangunan berkelanjutan

3.2 Penanggulangan kemiskinan melalui perberdayaan masyarakat

Meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan ketrampilan dan keahlian yang disesuaikan aspek pengembangan ekonomi masyarakat

3.3 Menyusun kebijakan revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani. termasuk peternak. nelayan dan pembudidaya ikan

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 14

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

BAGIAN 3

POTRET URUSAN KESEHATAN DI KABUPATEN MANOKWARI

3.1. Capaian Pembangunan Kesehatan.

Pelaksanaan program kegiatan Urusan Wajib Kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan dasar

yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan

meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dengan indikator sebagaimana terlihat pada Tabel di

bawah ini.

Tabel 3.1. Pencapaian Indikator Urusan Wajib Kesehatan di Kabupaten Manokwari Tahun 2011

No Indikator Capaian 2010

Capaian 2011

SPM RPJM

1 Tingkat ketersediaan unit pelayanan kesehatan 51,59 57,06 60

- Jumlah unit kesehatan yang ada (Pkm, Pustu, Polindes)

174 178

- Target Jumlah Kampung yang dapat dilayani (Distrik+Kpg)

312 312

2 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%)

46,1 45,07 90 *

- Jumlah Kelahiran Ditolong Tenaga kebidanan 2242

- Jumlah Ibu Hamil 4.975

3 Angka kematian Ibu per 100.000 Kelahiran 16 3,85 24 **

- Jumlah Kematian Ibu 9

- Jumlah Ibu Hamil 2242

4 Angka kematian Bayi per 1.000 Kelahiran 405 19 118 **

- Jumlah Kematian Bayi 44

- Jumlah Ibu Hamil 2242

5 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 -* 43,32 95 60

- Jumlah Kunjungan Ibu Hamil 1850

- Jumlah Ibu Hamil 4.975

6 Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani -* 1,01 80 *

- Jumlah Kasus Kebidananan yang ditangani 50

- Jumlah Ibu Hamil 4.975

7 Angka kasus Anemia Gizi besi pada ibu hamil 725 48,02

- Jumlah Ibu Hamil anemia Gizi Besi 2.389

- Jumlah Ibu Hamil 4,975

8 Prosentase Kasus Balita Gizi Buruk yang terjadi 543 2,48

- Jumlah Balita 11248

- Jumlah Kasus Gizi Buruk 279

9 % Penanganan Balita Gizi Buruk 14,63 48,39 100 * 50

- Jumlah Balita Gizi Buruk 279

- Jumlah Balita Gizi Buruk Yang ditangani 135

10 Jumlah Kasus akibat pangan dan bahan berbahaya 0 0 0

11 % Kampung/Kelurahan UCI 21 33,97 100 *

- Jumlah Desa Universal Child Immunization (UCI) 90 143

- Jumlah Kampung/Kelurahan 421 421

12 Cakupan Pelayanan Imunisai Polio 4 98,1 83,05 100 *

- Jumlah Imunisasi Bayi 3.676

- Jumlah Sasaran Bayi 4.426

14 Cakupan Pelayanan Imunisasi BCG 91,9 87,37 100 *

- Jumlah Imunisasi Bayi 3.540

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 15

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

No Indikator Capaian 2010

Capaian 2011

SPM RPJM

- Jumlah Sasaran Bayi 4.426

15 Cakupan Pelayanan Imunisai DPT/HB3 91,7 76,37 100 *

- Jumlah Imunisasi Bayi 3.380

- Jumlah Sasaran Bayi 4.426

16 Cakupan Pelayanan Imunisai Campak 107,9 79,98 100 *

- Jumlah Imunisasi Bayi 3.867

- Jumlah Sasaran Bayi 4.426

17 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 76,5 100

100 *

- Jumlah Penderita baru 81 117

- Jumlah Penderita Baru diobati 62 117

18 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 40

* 100 *

19 Rasio pemeriksaan malaria secara klinis (AMI) per 1.000 Penduduk 100 10,10

1 *

- Jumlah Penderita 50.681

- Jumlah Pemeriksaan Klinis 4.041

20 Rasio pemeriksaan malaria secara Laboratorium (API) per 1.000 Penduduk 142 81,93

50 *

- Jumlah Penderita 50.681

- Jumlah Pemeriksaan Klinis 15.381

21 Rasio Dokter per satuan penduduk 7689 7.509

22 Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk 420 349

23 Rasio Bidan per satuan penduduk 1637 1219

24 Prosentase perilaku hidup sehat 34 ***

25 Jumlah Posyandu per satuan Balita 220 272

26 Rasio Posyandu per satuan Balita 6 2,4

27 Rasio Puskesmas per satuan 1.000 penduduk 0,75 0,13

28 Rasio Pustu per satuan penduduk 0,4 0,05 Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2012

Keterangan : *. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/VII/2008, ** Perpres Nomor 5 Tahun

2010, *** Data Tidak Tersedia

3.1.1. Kesehatan Dasar Puskesmas

Pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan melalui penyediaan sarana Puskesmas, Pustu dan

Polindes. Pada tahun 2010 sebaran puskesmas di kabupaten manokwari meliputi 20 distrik, di

tahun 2011 ketersediaan Puskesmas terhadap jumlah distrik mencapai 72,4%, dengan

bertambahnya unit baru di Distrik Hink, 1 unit baru di Distrik Masni (Kampung Mobja). Masih

terdapat 8 distrik yang belum memiliki puskesmas, yaitu Distrik Membey, Taige, Catubouw,

Didohu, Neney, Tahota, Senopi dan Mubrani. (lihat gambar 3.11)

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Gambar. 3.1.1. Indikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar

3.1.2. Kesehatan Dasar Puskesmas Pembantu

Terdapat pembangunan pustu yang tersebar di Kabupaten Manokwari, sampai tahun 2011 jumlah

pustu yang tersebar mancapai 89 unit, dengan jumlah terbanyak berada di distrik Masni mencapai

11 unit pustu, dengan perincian lokasi 7 distrik

lebih dari 2 pustu tersebar di 13 distrik, sedangkan hanya pada Distrik Tanah Rubuh yang belum

memiliki pustu, karena adanya peningkatan status Pustu menjadi Puskesmas. (lihat gambar 3.1.2)

Gambar. 3.1.2. Indikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar

Pembantu

3.1.3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Pengetahuan tentang kesehatan di Manokwari sudah cukup baik, hal ini terlihat dari persentase

penolong terakhir kelahiran yang sebagian besar adalah bidan dan dokter. Berdasarkan data yang

dilaporkan prosentase cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan me

persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dari 4.975 ibu hamil. Capaian cakupan indikator ini

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

ndikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas

Puskesmas Pembantu

Terdapat pembangunan pustu yang tersebar di Kabupaten Manokwari, sampai tahun 2011 jumlah

pustu yang tersebar mancapai 89 unit, dengan jumlah terbanyak berada di distrik Masni mencapai

11 unit pustu, dengan perincian lokasi 7 distrik memiliki 1 pustu, 2 pustu tersebar di 8 distrik dan

lebih dari 2 pustu tersebar di 13 distrik, sedangkan hanya pada Distrik Tanah Rubuh yang belum

memiliki pustu, karena adanya peningkatan status Pustu menjadi Puskesmas. (lihat gambar 3.1.2)

. Indikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Pengetahuan tentang kesehatan di Manokwari sudah cukup baik, hal ini terlihat dari persentase

penolong terakhir kelahiran yang sebagian besar adalah bidan dan dokter. Berdasarkan data yang

dilaporkan prosentase cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan mencapai 45,07 % atau 2.242

persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dari 4.975 ibu hamil. Capaian cakupan indikator ini

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

16

Puskesmas

Terdapat pembangunan pustu yang tersebar di Kabupaten Manokwari, sampai tahun 2011 jumlah

pustu yang tersebar mancapai 89 unit, dengan jumlah terbanyak berada di distrik Masni mencapai

memiliki 1 pustu, 2 pustu tersebar di 8 distrik dan

lebih dari 2 pustu tersebar di 13 distrik, sedangkan hanya pada Distrik Tanah Rubuh yang belum

memiliki pustu, karena adanya peningkatan status Pustu menjadi Puskesmas. (lihat gambar 3.1.2)

. Indikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas

Pengetahuan tentang kesehatan di Manokwari sudah cukup baik, hal ini terlihat dari persentase

penolong terakhir kelahiran yang sebagian besar adalah bidan dan dokter. Berdasarkan data yang

ncapai 45,07 % atau 2.242

persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dari 4.975 ibu hamil. Capaian cakupan indikator ini

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

2010

2011

SPM

0

2010

2011

SPM

pada tahun 2011 masih lebih rendah dibanding dengan tahun 2010 maupun target SPM Tahun

2016. Dalam upaya pencapaian target SPM, pada ta

10 Bidan dan 72 kader, dengan harapan nantinya meningkatkan jangkauan pertolongan persalinan.

Tabel. 3.1.3. Indikator Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

3.1.4. Angka Kematian Ibu

Angka kematian bayi dan ibu melahirkan merupakan salah satu indikator penting dalam

menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Angka kematian bayi dinyatakan

dalam jumlah kematian bayi selama 1 tahun per 1.000 kelahiran. Sedangkan angka kematia

melahirkan dinyatakan sebagai jumlah ibu meninggal pada saat persalinan selama 1 tahun per

100.000 kelahiran. Berdasarkan data yang dilaporkan, capaian AKI pada tahun 2011 lebih baik

dibandingkan dengan capaian tahun 2010 maupun target SPM, sebagai

berikut. Pada Tahun 2011, terdapat 9 kasus kematian, sehingga capaian AKI sebesar 9 kasus,

lebih rendah dari target SPM, yaitu 24 kasus kematian. (lihat tabel 3.1.4)

Tabel 3.1.4.Indikator Angka kematian Ibu

Rata-rata kabupaten, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011 lebih baik jika

dibandingkan dengan tahun 2010. Akan tetapi terjadi peningkatan kasus seperti di Distrik

Manokwari Barat dan Timur dan terjadi pula penurunan kasus seperti yang terjadi di Distrik

Amberbaken dan Kebar. (lihat gambar 3.1.4.1 dan 3.1.4.2)

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

0 20 40 60 80 100

2010

2011

SPM

46.09

45.07

90

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%)

5 10 15 20 25

16

9

24

Angka kematian Ibu per 100.000 Kelahiran

pada tahun 2011 masih lebih rendah dibanding dengan tahun 2010 maupun target SPM Tahun

2016. Dalam upaya pencapaian target SPM, pada tahun 2011 dilakukan pelatihan kebidanan bagi

10 Bidan dan 72 kader, dengan harapan nantinya meningkatkan jangkauan pertolongan persalinan.

Indikator Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

kematian bayi dan ibu melahirkan merupakan salah satu indikator penting dalam

menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Angka kematian bayi dinyatakan

dalam jumlah kematian bayi selama 1 tahun per 1.000 kelahiran. Sedangkan angka kematia

melahirkan dinyatakan sebagai jumlah ibu meninggal pada saat persalinan selama 1 tahun per

100.000 kelahiran. Berdasarkan data yang dilaporkan, capaian AKI pada tahun 2011 lebih baik

dibandingkan dengan capaian tahun 2010 maupun target SPM, sebagaimana terlihat pada gambar

berikut. Pada Tahun 2011, terdapat 9 kasus kematian, sehingga capaian AKI sebesar 9 kasus,

lebih rendah dari target SPM, yaitu 24 kasus kematian. (lihat tabel 3.1.4)

Indikator Angka kematian Ibu

kabupaten, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011 lebih baik jika

dibandingkan dengan tahun 2010. Akan tetapi terjadi peningkatan kasus seperti di Distrik

Manokwari Barat dan Timur dan terjadi pula penurunan kasus seperti yang terjadi di Distrik

Amberbaken dan Kebar. (lihat gambar 3.1.4.1 dan 3.1.4.2)

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

17

pada tahun 2011 masih lebih rendah dibanding dengan tahun 2010 maupun target SPM Tahun

hun 2011 dilakukan pelatihan kebidanan bagi

10 Bidan dan 72 kader, dengan harapan nantinya meningkatkan jangkauan pertolongan persalinan.

kematian bayi dan ibu melahirkan merupakan salah satu indikator penting dalam

menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Angka kematian bayi dinyatakan

dalam jumlah kematian bayi selama 1 tahun per 1.000 kelahiran. Sedangkan angka kematian ibu

melahirkan dinyatakan sebagai jumlah ibu meninggal pada saat persalinan selama 1 tahun per

100.000 kelahiran. Berdasarkan data yang dilaporkan, capaian AKI pada tahun 2011 lebih baik

mana terlihat pada gambar

berikut. Pada Tahun 2011, terdapat 9 kasus kematian, sehingga capaian AKI sebesar 9 kasus,

kabupaten, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011 lebih baik jika

dibandingkan dengan tahun 2010. Akan tetapi terjadi peningkatan kasus seperti di Distrik

Manokwari Barat dan Timur dan terjadi pula penurunan kasus seperti yang terjadi di Distrik

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

0

2010

2011

SPM

Gambar 3.1.4.1. Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2010

Gambar 3.1.4.1. Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2011

3.1.5. Angka Kematian Bayi

Pencapaian indiaktor AKB, di tahun 2011 lebih rendah atau lebih baik jika dibandingkan dengan

tahun 2010 maupun SPM, dari 2.242 ibu melahirkan terdapat kematian bayi sebanyak 44 kasus,

sehingga capaian AKB mencapai 20 kasus, sebagaimana terlihat pada grafik 3.1.5.

Grafik 3.1.5. Angka Kematian Bayi

Jumlah kasus angka kematian bayi (AKB) di tahun 2011, jumlah terbesar terjadi di Distrik

Manokwari Barat dengan jumlah 23 kasus dan Distrik Manokwari Selatan 8 kasus atau lebih besar

dari pada 5 per 1.000 kelahiran. (lihat

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

0 100 200 300 400 500

405

20

118

Angka kematian Bayi per 1.000 Kelahiran

Gambar 3.1.4.1. Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2010

Gambar 3.1.4.1. Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2011

Bayi

AKB, di tahun 2011 lebih rendah atau lebih baik jika dibandingkan dengan

tahun 2010 maupun SPM, dari 2.242 ibu melahirkan terdapat kematian bayi sebanyak 44 kasus,

sehingga capaian AKB mencapai 20 kasus, sebagaimana terlihat pada grafik 3.1.5.

3.1.5. Angka Kematian Bayi

umlah kasus angka kematian bayi (AKB) di tahun 2011, jumlah terbesar terjadi di Distrik

Manokwari Barat dengan jumlah 23 kasus dan Distrik Manokwari Selatan 8 kasus atau lebih besar

ari pada 5 per 1.000 kelahiran. (lihat bambar 3.1.5.1 dan 3.1.5.2).

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

18

AKB, di tahun 2011 lebih rendah atau lebih baik jika dibandingkan dengan

tahun 2010 maupun SPM, dari 2.242 ibu melahirkan terdapat kematian bayi sebanyak 44 kasus,

sehingga capaian AKB mencapai 20 kasus, sebagaimana terlihat pada grafik 3.1.5.

umlah kasus angka kematian bayi (AKB) di tahun 2011, jumlah terbesar terjadi di Distrik

Manokwari Barat dengan jumlah 23 kasus dan Distrik Manokwari Selatan 8 kasus atau lebih besar

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

0

2010

2011

SPM

0

0

2010

2011

SPM

Gambar 3.1.5.1. Angka Kematian Bayi 2010

3.1.6. Kunjungan Ibu Hamil K4

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hami yang telah mendapat pelayanan

antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu

tertentu. Dari sasaran ibu hami sebanyak 4.975 orang, jumlah kunjungan K4 h

2.155 ibu hamil, atau 43,32 %. (lihat grafik 3.1.6)

Grafik 3.1.6 Indikator Cakupan kunjungan ibu hamil K4

3.1.7. Penanganan Gizi Buruk

Prosentase balita gizi buruk yang mendapat penanganan pada sarana pelayanan kesehatan sesuai

dengan tata laksana gizi buruk pada tahun 2011 lebih baik pencapaiannya dibandingkan dengan

tahun 2010, akan tetapi capaian ini massih sangat jauh dengan SPM, yaitu 48,39 % berbanding

100 %.(lihat grafik 3.1.7)

Grafik 3.1.7. Indikator % Penanganan Balita Gizi Buruk

Berdasarkan data yang dilaporkan, dari 11.248 Balita yang ada di Kabupaten Manokwari, kasus

gizi buruk sebanyak 279 kasus dan hanya dapat ditangani sebanyak 135 kasus. Kasus terbesar gizi

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

20 40 60 80 100

43.32

95

20 40 60 80 100

14.63

48.39

100

% Penanganan Balita Gizi Buruk

Gambar 3.1.5.1. Angka Kematian Bayi 2010 Gambar 3.1.5.1. Angka Kematian Bayi 2011

Kunjungan Ibu Hamil K4

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hami yang telah mendapat pelayanan

antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu

tertentu. Dari sasaran ibu hami sebanyak 4.975 orang, jumlah kunjungan K4 h

2.155 ibu hamil, atau 43,32 %. (lihat grafik 3.1.6)

Indikator Cakupan kunjungan ibu hamil K4

Penanganan Gizi Buruk

Prosentase balita gizi buruk yang mendapat penanganan pada sarana pelayanan kesehatan sesuai

laksana gizi buruk pada tahun 2011 lebih baik pencapaiannya dibandingkan dengan

tahun 2010, akan tetapi capaian ini massih sangat jauh dengan SPM, yaitu 48,39 % berbanding

Grafik 3.1.7. Indikator % Penanganan Balita Gizi Buruk

Berdasarkan data yang dilaporkan, dari 11.248 Balita yang ada di Kabupaten Manokwari, kasus

gizi buruk sebanyak 279 kasus dan hanya dapat ditangani sebanyak 135 kasus. Kasus terbesar gizi

Persebaran Angka Kematian Bayi Tahun 2011

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

19

Gambar 3.1.5.1. Angka Kematian Bayi 2011

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hami yang telah mendapat pelayanan

antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu

tertentu. Dari sasaran ibu hami sebanyak 4.975 orang, jumlah kunjungan K4 hanya mencapai

Prosentase balita gizi buruk yang mendapat penanganan pada sarana pelayanan kesehatan sesuai

laksana gizi buruk pada tahun 2011 lebih baik pencapaiannya dibandingkan dengan

tahun 2010, akan tetapi capaian ini massih sangat jauh dengan SPM, yaitu 48,39 % berbanding

Berdasarkan data yang dilaporkan, dari 11.248 Balita yang ada di Kabupaten Manokwari, kasus

gizi buruk sebanyak 279 kasus dan hanya dapat ditangani sebanyak 135 kasus. Kasus terbesar gizi

Persebaran Angka Kematian Bayi Tahun 2011

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

0

2010

2011

SPM

0

2010

2011

SPM

Cakupan Pelayanan Imunisai Campak

buruk berada di Distrik Amberbaken, Senopi dan Anggi sebagaim

persebaran Kasus Gizi Buruk.

Gambar 3.1.7. Peta Persebaran Kasus Gizi Buruk

Dari kasus yang terjadi, penanganan kasus paling banyak dilakukan di Distrik Masni, Warmare

dan Tanah Rubuh, yang diintervensi sebesar 100 %

penanganan kurang dari 75 % kasus yang terjadi, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

3.1.8. Imunisasi

Cakupan bayi satu kampung atau kelurahan yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap atau

> 80 % di Kabupaten Manokwari masih rendah. Dari 11.248 Bayi yang tinggal pada 412

Kampung dan 9 Kelurahan baru sebanyak 135 kampung yang telah mendapat imunisasi dasar.

(lihat grafik 3.1.8)

Grafik 3.1.8. Indikator % Kampung

Capaian indikator ini masih lebih rendah target SPM. Dari 135 kampung/kelurahan UCI, cakupan

pelayanan imunisasi yang telah dilakukan dapat sebagaimana uraian berikut.

3.1.8.1. Imunisasi Campak

Berdasarkan data yang dilaporkan, cakupan persentase imunisasi campak di Kabupaten

Manokwari relatif menurun dibandingan tahun 2010, dengan tingkat persentase penurunan

27,92% dengan capaian di tahun 2011 sebesar 79,98 %.

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

20 40 60 80 100

21

33.97

100

% Kampung/Kelurahan UCI

20 40 60 80 100 120

107.9

79.98

100

Cakupan Pelayanan Imunisai Campak

buruk berada di Distrik Amberbaken, Senopi dan Anggi sebagaimana terlihat pada gambar peta

Gambar 3.1.7. Peta Persebaran Kasus Gizi Buruk

Dari kasus yang terjadi, penanganan kasus paling banyak dilakukan di Distrik Masni, Warmare

dan Tanah Rubuh, yang diintervensi sebesar 100 % kasus, sedangkan di Distrik lainnya

penanganan kurang dari 75 % kasus yang terjadi, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

Cakupan bayi satu kampung atau kelurahan yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap atau

Manokwari masih rendah. Dari 11.248 Bayi yang tinggal pada 412

Kampung dan 9 Kelurahan baru sebanyak 135 kampung yang telah mendapat imunisasi dasar.

Indikator % Kampung / Kelurahan UCI

ih lebih rendah target SPM. Dari 135 kampung/kelurahan UCI, cakupan

pelayanan imunisasi yang telah dilakukan dapat sebagaimana uraian berikut.

Berdasarkan data yang dilaporkan, cakupan persentase imunisasi campak di Kabupaten

Manokwari relatif menurun dibandingan tahun 2010, dengan tingkat persentase penurunan

27,92% dengan capaian di tahun 2011 sebesar 79,98 %. (lihat grafik 3.1.8.1)

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

20

ana terlihat pada gambar peta

Dari kasus yang terjadi, penanganan kasus paling banyak dilakukan di Distrik Masni, Warmare

kasus, sedangkan di Distrik lainnya

penanganan kurang dari 75 % kasus yang terjadi, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

Cakupan bayi satu kampung atau kelurahan yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap atau

Manokwari masih rendah. Dari 11.248 Bayi yang tinggal pada 412

Kampung dan 9 Kelurahan baru sebanyak 135 kampung yang telah mendapat imunisasi dasar.

ih lebih rendah target SPM. Dari 135 kampung/kelurahan UCI, cakupan

Berdasarkan data yang dilaporkan, cakupan persentase imunisasi campak di Kabupaten

Manokwari relatif menurun dibandingan tahun 2010, dengan tingkat persentase penurunan

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

80

2010

2011

SPM

Berdasarkan data sebaran pelaksanaan, hampir disemua distrik berdasarkan data yang dilaporkan

capaian lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1.8.1. Peta Pelaksanaan Imunisasi Campak

3.1.8.2. Imunisasi BCG

Pelaksanaan Imunisasi BCG pada tahun 2011 lebih rendah dari capaian pelaksanaan tahun 2010.

Persentase cakupan pelaksanaan imunisasi BCG di tahun 2011 sebesar 87,37 % yang tersebar di

18 distrik, dengan cakupan layanan lebih dari 75% di 10 distrik yang mel

Barat, Manokwari Timur, Sururey, Anggi Gida, Warmare, Prafi, Minyambouw, Tanah Rubuh,

Masni dan Sidey sebagaimana terlihat pada grafik

Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanan Imunisasi BCG

Walaupun secara rata-rata capaian menurun

pelaksanaan di tahun 2011 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2010, Distrik Sururey,

Manokwari Selatan, Minyambouw dan Warmare, sebelumnya cakupan layanan dibawah 50 %,

pada tahun 2011 cakupan layanan sudah mencapai 75 %.

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

85 90 95 100

91.9

87.37

100

Cakupan Pelayanan Imunisai BCG

Berdasarkan data sebaran pelaksanaan, hampir disemua distrik berdasarkan data yang dilaporkan

capaian lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

eta Pelaksanaan Imunisasi Campak

Pelaksanaan Imunisasi BCG pada tahun 2011 lebih rendah dari capaian pelaksanaan tahun 2010.

Persentase cakupan pelaksanaan imunisasi BCG di tahun 2011 sebesar 87,37 % yang tersebar di

18 distrik, dengan cakupan layanan lebih dari 75% di 10 distrik yang meliputi distrik Manokwari

Barat, Manokwari Timur, Sururey, Anggi Gida, Warmare, Prafi, Minyambouw, Tanah Rubuh,

sebagaimana terlihat pada grafik berikut.

Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanan Imunisasi BCG

rata capaian menurun dibandingkan dengan tahun 2010, akan tetapi

pelaksanaan di tahun 2011 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2010, Distrik Sururey,

Manokwari Selatan, Minyambouw dan Warmare, sebelumnya cakupan layanan dibawah 50 %,

pada tahun 2011 cakupan layanan sudah mencapai 75 %. (lihat gambar 3.1.8.2)

Peta Pelaksanaan Imunisasi Cmpak Tahun 2011

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

21

Berdasarkan data sebaran pelaksanaan, hampir disemua distrik berdasarkan data yang dilaporkan

capaian lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

Pelaksanaan Imunisasi BCG pada tahun 2011 lebih rendah dari capaian pelaksanaan tahun 2010.

Persentase cakupan pelaksanaan imunisasi BCG di tahun 2011 sebesar 87,37 % yang tersebar di

iputi distrik Manokwari

Barat, Manokwari Timur, Sururey, Anggi Gida, Warmare, Prafi, Minyambouw, Tanah Rubuh,

ndingkan dengan tahun 2010, akan tetapi

pelaksanaan di tahun 2011 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2010, Distrik Sururey,

Manokwari Selatan, Minyambouw dan Warmare, sebelumnya cakupan layanan dibawah 50 %,

Tahun 2011

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

0 20 40 60

2010

2011

SPM

Cakupan Pelayanan Imunisai Polio 4

0 20

2010

2011

SPM

10.1

1

Rasio pemeriksaan malaria secara klinis (AMI) per 1.000 Penduduk

Gambar 3.1.8.2. Peta Pelaksanaan Imunisasi BCG

3.1.8.2. Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3

Demikian pula dengan pelaksanaan Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3, cakupan pelayanan

rendah dari capaian layanan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada grafik berikut.

Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanan Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3

3.1.9. AMII dan API

Tujuan 6 Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) disebutkan memerangi

HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan pada

tahun 2016. HIV/AIDS dan Malaria merupakan ancaman serius di tanah Papua. Jumlah penderita

Malaria yang tercatat di Kabupaten Manokwari tahun 2011 ada sebanyak 50.681

dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu 36.094 penderita. Dari jumlah tersebut, yang melakukan

pemeriksaan klinik sebanyak (AMI) sebanyak 1.896 pasien atau 10 per 1.000 penduduk, lebih

tinggi dibandingkan dengan target SPM, yaitu 1 per 1.

3.1.9.2.

Grafik 3.1.9.1. Indikator Rasio AMI per 1.000 Penduduk

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

80 100

98.1

83.05

100

Cakupan Pelayanan Imunisai Polio 4

0 20 40 60

2010

2011

SPM

Cakupan Pelayanan Imunisai DPT/HB3

40 60 80 100

100

Rasio pemeriksaan malaria secara klinis (AMI) per 1.000 Penduduk

Peta Pelaksanaan Imunisasi BCG

Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3

Demikian pula dengan pelaksanaan Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3, cakupan pelayanan

rendah dari capaian layanan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada grafik berikut.

Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanan Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3

Tujuan 6 Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) disebutkan memerangi

HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan pada

tahun 2016. HIV/AIDS dan Malaria merupakan ancaman serius di tanah Papua. Jumlah penderita

Malaria yang tercatat di Kabupaten Manokwari tahun 2011 ada sebanyak 50.681 orang lebih besar

dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu 36.094 penderita. Dari jumlah tersebut, yang melakukan

pemeriksaan klinik sebanyak (AMI) sebanyak 1.896 pasien atau 10 per 1.000 penduduk, lebih

tinggi dibandingkan dengan target SPM, yaitu 1 per 1.000 penduduk. (lihat grafik 3.1.9.1 dan

Grafik 3.1.9.1. Indikator Rasio AMI per 1.000 Penduduk

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

22

80 100

91.7

76.37

100

Cakupan Pelayanan Imunisai DPT/HB3

Demikian pula dengan pelaksanaan Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3, cakupan pelayanan lebih

Tujuan 6 Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) disebutkan memerangi

HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan pada

tahun 2016. HIV/AIDS dan Malaria merupakan ancaman serius di tanah Papua. Jumlah penderita

orang lebih besar

dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu 36.094 penderita. Dari jumlah tersebut, yang melakukan

pemeriksaan klinik sebanyak (AMI) sebanyak 1.896 pasien atau 10 per 1.000 penduduk, lebih

000 penduduk. (lihat grafik 3.1.9.1 dan

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

0 20

2010

2011

SPM

Rasio pemeriksaan malaria secara Laboratorium (API) per 1.000 Penduduk

Sedangkan pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium dan diketahui positif malaria

sebanyak 15.381 pasien atau 81 per 1.000 penduduk, lebi

penduduk, sebagaimana terlihat pada grafik.

Grafik 3.1.9.2. Indikator Rasio AMI API per 1.000 Penduduk

Berdasarkan kasus yang dilaporkan, kasus yang paling banyak terjadi di Distrik Kebar dan

Testega, akan tetapi sudah ada perubahan ke arah yang lebih baik pada Distrik Ransiki,

Momiwaren, Minyambouw dan Tanah Rubuh jika dibandingkan tahun 2010.

Gambar 3.1.9. Peta Persebaran Kasus AMI 2010 dan 2011

3.2. HIV dan AIDS

Berdasarkan data STHP 2006 diketahui bahwa

umum dengan prevalensi sebesar 2,4 % yang berarti dari setiap 100 orang penduduk di Papua

akan ada 2,4 orang yang telah terinfeksi HIV.

sudah merupakan keadaan yang luar biasa bagi suatu daerah.

Kasus HIV di kabupaten Manokwari telah diketemukan diberbagai kalangan masyarakat, semua

bidang pekerjaan telah ada yang terinfeksi termasuk anak sekolah dan mahasiswa

terlihat pada grafik di bawah ini.

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

40 60 80 100 120 140 160

142

81.93

50

Rasio pemeriksaan malaria secara Laboratorium (API) per 1.000 Penduduk

edangkan pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium dan diketahui positif malaria

sebanyak 15.381 pasien atau 81 per 1.000 penduduk, lebih tinggi dari SPM yaitu 50 per 1.000

penduduk, sebagaimana terlihat pada grafik.

Grafik 3.1.9.2. Indikator Rasio AMI API per 1.000 Penduduk

Berdasarkan kasus yang dilaporkan, kasus yang paling banyak terjadi di Distrik Kebar dan

tetapi sudah ada perubahan ke arah yang lebih baik pada Distrik Ransiki,

Momiwaren, Minyambouw dan Tanah Rubuh jika dibandingkan tahun 2010.

Gambar 3.1.9. Peta Persebaran Kasus AMI 2010 dan 2011

Berdasarkan data STHP 2006 diketahui bahwa di tanah Papua HIV telah berada pada populasi

umum dengan prevalensi sebesar 2,4 % yang berarti dari setiap 100 orang penduduk di Papua

akan ada 2,4 orang yang telah terinfeksi HIV. Keadaan 2,4% pada populasi umum

sudah merupakan keadaan yang luar biasa bagi suatu daerah.

Kasus HIV di kabupaten Manokwari telah diketemukan diberbagai kalangan masyarakat, semua

bidang pekerjaan telah ada yang terinfeksi termasuk anak sekolah dan mahasiswa

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

23

edangkan pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium dan diketahui positif malaria

h tinggi dari SPM yaitu 50 per 1.000

Berdasarkan kasus yang dilaporkan, kasus yang paling banyak terjadi di Distrik Kebar dan

tetapi sudah ada perubahan ke arah yang lebih baik pada Distrik Ransiki,

rada pada populasi

umum dengan prevalensi sebesar 2,4 % yang berarti dari setiap 100 orang penduduk di Papua

Keadaan 2,4% pada populasi umum sebenarnya

Kasus HIV di kabupaten Manokwari telah diketemukan diberbagai kalangan masyarakat, semua

bidang pekerjaan telah ada yang terinfeksi termasuk anak sekolah dan mahasiswa seperti yang

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Grafik 3.2.1. Komulatif kasus HIV

Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012

Berdasarkan data diatas bahwa ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang menduduki jumlah

terbanyak yaitu sebesar 182 orang atau 25% dari total jumlah kasus, dimana jumlah tersebut lebih

besar dari kasus pada pekerja seks komersial dengan jumlah 107 orang a

kasus.

HIV juga telah menginveksi penduduk di kabupaten Manokwari dari berbagai kelompok

seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 3.2.1. Data kasus HIV – AIDS menurut golongan umur

Data ditabel menunjukan bahwa jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak adalah pada usia

produktif 20 – 39 tahun, dan HIV –

remaja di Kabupaten Manokwari.

Upaya penanganan dan penanggulangan orang dengan HIV

masih jauh dari harapan, keadaan ini dapat terlihat pada grafik

182

77

525

111

KASUS HIV & AIDS

< 1 1 - 4 5 - 14 15

6 6 24 13 310 195

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

. Komulatif kasus HIV – AIDS berdasarkan jenis pekerjaan

Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012

Berdasarkan data diatas bahwa ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang menduduki jumlah

yaitu sebesar 182 orang atau 25% dari total jumlah kasus, dimana jumlah tersebut lebih

besar dari kasus pada pekerja seks komersial dengan jumlah 107 orang atau 15% dari total jumlah

HIV juga telah menginveksi penduduk di kabupaten Manokwari dari berbagai kelompok

di bawah ini.

AIDS menurut golongan umur

menunjukan bahwa jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak adalah pada usia

– AIDS juga telah menginfeksi bayi, anak balita, anak

Upaya penanganan dan penanggulangan orang dengan HIV – AIDS di Kabupaten Manokwari

ini dapat terlihat pada grafik di bawah ini.

6

107

54 60

28 22

191

115 7 8 4 3

KASUS HIV & AIDS PRESENTASE (%)

15 - 19 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 > 60

28

202187

52

10 37

9783

19 10 0

35

299

270

71

203

HIV (+) AIDS JUNLAH

U M U R

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

24

Berdasarkan data diatas bahwa ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang menduduki jumlah

yaitu sebesar 182 orang atau 25% dari total jumlah kasus, dimana jumlah tersebut lebih

tau 15% dari total jumlah

HIV juga telah menginveksi penduduk di kabupaten Manokwari dari berbagai kelompok umur

menunjukan bahwa jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak adalah pada usia

AIDS juga telah menginfeksi bayi, anak balita, anak-anak, dan

S di Kabupaten Manokwari

191

26

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Grafik 3.2.2. Komulatif Kasus HIV dan AIDS

Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012

Tabel diatas menunjukan bahwa total

Manokwari sebesar 732 orang terdiri dari 496 HIV dan 236 AIDS, dari jumlah tersebut diketahui

sebanyak 435 orang stadium HIV dan 112 orang stadium AIDS telah mati dan atau los follow up,

sehingga yang hidup tinggal 61 orang stadium HIV dan 124 orang stadium AIDS.

Keadaan diatas tidak terlepas dari minimnya layanan kesehatan yang memiliki kapasitas untuk

memeriksa dan menangani orang yang telah terinfeksi HIV

baru terdapat 5 (lima) puskesmas dan 1 (satu) rumah sakit yang dapat melaksanakan pemeriksaan

HIV dan baru ada satu layanan kesehatan yang dapat memberikan layanan care support treatmen

(CST) bagi orang dengan HIV –AIDS

KASUS

496

236

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

Grafik 3.2.2. Komulatif Kasus HIV dan AIDS

Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012

Tabel diatas menunjukan bahwa total kasus HIV – AIDS yang di ketemukan di Kabupaten

Manokwari sebesar 732 orang terdiri dari 496 HIV dan 236 AIDS, dari jumlah tersebut diketahui

sebanyak 435 orang stadium HIV dan 112 orang stadium AIDS telah mati dan atau los follow up,

inggal 61 orang stadium HIV dan 124 orang stadium AIDS.

Keadaan diatas tidak terlepas dari minimnya layanan kesehatan yang memiliki kapasitas untuk

memeriksa dan menangani orang yang telah terinfeksi HIV – AIDS, sampai dengan tahun 2013

ma) puskesmas dan 1 (satu) rumah sakit yang dapat melaksanakan pemeriksaan

HIV dan baru ada satu layanan kesehatan yang dapat memberikan layanan care support treatmen

AIDS yaitu Rumah sakit umum daerah.

MATI & L S F UP HIDUP

435

61

112 124

HIV AIDS

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

25

AIDS yang di ketemukan di Kabupaten

Manokwari sebesar 732 orang terdiri dari 496 HIV dan 236 AIDS, dari jumlah tersebut diketahui

sebanyak 435 orang stadium HIV dan 112 orang stadium AIDS telah mati dan atau los follow up,

Keadaan diatas tidak terlepas dari minimnya layanan kesehatan yang memiliki kapasitas untuk

AIDS, sampai dengan tahun 2013

ma) puskesmas dan 1 (satu) rumah sakit yang dapat melaksanakan pemeriksaan

HIV dan baru ada satu layanan kesehatan yang dapat memberikan layanan care support treatmen

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

POTRET ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN MANOKWARI

4.1. Potret Umum Anggaran.

4.1.1. Trend Total Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.

Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2011

Manokwari menujukkan pertumbuhan

berikut :

Grafik 4.1. Trend Total Pendapatan Daerah

Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011

Pada tahun 2011, total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp

Kemudian, mengalami pertumbuhan yang signif

16,7% pada tahun 2012, dan 7,8% pada tahun 2013, yakni menjadi Rp

(lihat grafik 4.2).

Grafik 4.2. Presentase Pertumbuhan Pendap

Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011

Serupa dengan total pendapatan, trend total belanja daerah Kabupaten Manokwari juga

menunjukkan pergerakan yang positif (lihat grafik 4.3)

Kabupaten Manokwari mencapai Rp 728,455, juta. Kemudian, berturut

sekitar 20%, pada tahun 2012 dan pada tahun

872,394 (lihat grafik 4.4).

2011

786,447,000,000

2011

0

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

BAGIAN 4

POTRET ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN MANOKWARI

Potret Umum Anggaran.

Trend Total Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.

Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2011 – 2013), trend total pendapatan daerah Kabupaten

Manokwari menujukkan pertumbuhan yang signifikan; sebagaimana yang terlihat pada grafik 4.1

Trend Total Pendapatan Daerah

APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.

Pada tahun 2011, total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp

Kemudian, mengalami pertumbuhan yang significant dalam dua tahun terakhir

% pada tahun 2013, yakni menjadi Rp 917,919 juta dan

Pertumbuhan Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari

APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.

Serupa dengan total pendapatan, trend total belanja daerah Kabupaten Manokwari juga

menunjukkan pergerakan yang positif (lihat grafik 4.3). Pada tahun 2011, total belanja daerah

Kabupaten Manokwari mencapai Rp 728,455, juta. Kemudian, berturut-turut mengalami kenaikan

0%, pada tahun 2012 dan pada tahun 7 % pada tahun 2013, menjadi Rp 872,394 juta dan

2012 2013

786,447,000,000

917,919,000,000 989,202,372,916

2011 2012 2013

0

16.7

7.8

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

26

POTRET ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN MANOKWARI

2013), trend total pendapatan daerah Kabupaten

yang signifikan; sebagaimana yang terlihat pada grafik 4.1

Pada tahun 2011, total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp 786,447 juta.

icant dalam dua tahun terakhir yaitu sebesar

juta dan 989,208

Serupa dengan total pendapatan, trend total belanja daerah Kabupaten Manokwari juga

ada tahun 2011, total belanja daerah

turut mengalami kenaikan

% pada tahun 2013, menjadi Rp 872,394 juta dan

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Grafik 4.4. Gambaran Belanja Daerah Kabupaten Manokwari

Sumber : APBD Kab. Manokwari

4.1.2. Trend Komponen Pendapatan Daerah.

Dilihat dari proporsinya terhadap total pendapatan,

penyumbang terbesar terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari

yang dapat dilihat pada grafik 4.

pendapatan daerah Kabupaten Manokwari selama periode tahun 2011

kontribusi pos dana ini terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai

Hingga tahun 2013, persentasenya cenderung terus meningkat, dan kontribusi terbesar dana

perimbangan terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Ma

80.0% pada tahun 2013 , yakni 81.5%

Grafik 4.1.2. Presentasi Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari

Sumber : APBD Kab. Manokwari

Kondisi di atas mengindikasikan masih tingginya tingkat ketergantungan Pemerintah

Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, dalam segi pembiayaan pembangunan dan

penyelenggaraan pemerintahan.

2011

728,455,401,743

PAD

Dana Perimbangan

Lain-lain pendapatan yang sah

PAD

Dana Perimbangan

Lain-lain pendapatan yang sah

PAD

Dana Perimbangan

Lain-lain pendapatan yang sah

20

13

20

12

20

11

25,986,000,000

21,387,000,000

20,865,000,000

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

ik 4.4. Gambaran Belanja Daerah Kabupaten Manokwari

APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.

Trend Komponen Pendapatan Daerah.

Dilihat dari proporsinya terhadap total pendapatan, dana perimbangan merupakan pos

penyumbang terbesar terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari

rafik 4.1.2 berikut, bahwa dana perimbangan mendominasi total

pendapatan daerah Kabupaten Manokwari selama periode tahun 2011 – 2013. Pada tahun 2011,

kontribusi pos dana ini terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai

Hingga tahun 2013, persentasenya cenderung terus meningkat, dan kontribusi terbesar dana

perimbangan terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai angka lebih dari

81.5% (lihat grafik 4.1.2).

. Presentasi Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari

Tahun 2011 – 2013, diolah.

mengindikasikan masih tingginya tingkat ketergantungan Pemerintah

Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, dalam segi pembiayaan pembangunan dan

2012 2013

728,455,401,743

872,394,000,000 929,441,000,000

25,986,000,000

157,108,545,416

21,387,000,000

721,832,000,000

174,700,000,000

20,865,000,000

616,000,000,000

149,582,000,000 (19%)

(3%)

(3%)

(16%)

20% 7%

(2%)

(19%)

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

27

dana perimbangan merupakan pos

penyumbang terbesar terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari. Sebagaimana

berikut, bahwa dana perimbangan mendominasi total

Pada tahun 2011,

kontribusi pos dana ini terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai 78.3%.

Hingga tahun 2013, persentasenya cenderung terus meningkat, dan kontribusi terbesar dana

nokwari mencapai angka lebih dari

mengindikasikan masih tingginya tingkat ketergantungan Pemerintah

Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, dalam segi pembiayaan pembangunan dan

806,113,827,500

721,832,000,000

616,000,000,000 (78%)

(79%)

(81%)

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Grafik 4.1.2. diatas menunjukkan bahwa

Kabupaten Manokwari, selama 3 tahun terakhir, tergolong rendah; rata

2,28% yang artinya, tingkat ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap

Pemerintah Pusat, memang, cukup tinggi. Hal

optimalnya penerimaan daerah dari pos Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Seperti yang terlihat grafik 4.1.2,

daerah tergolong lemah. Selama tahun 2011

Kabupaten Manokwari rata-rata hanya sebesar

Kabupaten Manokwari belum serius dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan sumber

PAD.

4.1.3. Trend Komponen Belanja Daerah.

Kebijakan belanja daerah dalam kerangka APBD Kabupaten Manokwari merupakan cerminan

dari Rencana Strategis Kabupaten Manokwari Tahun 2011

ditetapkan, diharapkan mampu menjadi jawaban untuk menyelesaikan, atau paling tidak,

meminimalkan permasalahan yang ada, dalam wujud program pembangunan yang strategis.

Dalam kurun waktu tahun 2011

daerah pada aktivitas pengembangan infrastruktur dasar, peningkatan ketersediaan dan

akses pelayanan publik, perbaikan tatakelola pemerintahan, dan peningkatan produktivitas

ekonomi masyarakat.

Dengan prioritas belanja daerah seperti disebutkan di atas, komposisi belanja tidak langsung dan

belanja langsung pada komponen belanja daerah Kabupaten Manokwari p

2013 menunjukkan trend sebagaimana yang dapat dilihat pada grafik 4.9 berikut.

Grafik 4.1.3. Komposisi Belanja Langsung dan Tidak Langsung APBD Kabupaten Manokwari

Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2009

2,011

728,455,401,743

386,138,000,000

342,318,000,000

BELANJA DAERAH (TOTAL)

53%

47%

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan keuangan daerah

Kabupaten Manokwari, selama 3 tahun terakhir, tergolong rendah; rata-rata hanya sebesar

ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap

Pemerintah Pusat, memang, cukup tinggi. Hal itu, antara lain, disebabkan karena belum

optimalnya penerimaan daerah dari pos Pendapatan Asli Daerah (PAD).

, memperlihatkan kemampuan PAD dalam membiayai belanja

. Selama tahun 2011 – 2013, rasio kemandirian keuangan daerah

rata hanya sebesar 2,30%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah

Kabupaten Manokwari belum serius dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan sumber

Trend Komponen Belanja Daerah.

ja daerah dalam kerangka APBD Kabupaten Manokwari merupakan cerminan

dari Rencana Strategis Kabupaten Manokwari Tahun 2011 – 2015, di mana kebijakan yang

ditetapkan, diharapkan mampu menjadi jawaban untuk menyelesaikan, atau paling tidak,

asalahan yang ada, dalam wujud program pembangunan yang strategis.

Dalam kurun waktu tahun 2011 – 2015, Kabupaten Manokwari menentukan prioritas belanja

aktivitas pengembangan infrastruktur dasar, peningkatan ketersediaan dan

blik, perbaikan tatakelola pemerintahan, dan peningkatan produktivitas

Dengan prioritas belanja daerah seperti disebutkan di atas, komposisi belanja tidak langsung dan

belanja langsung pada komponen belanja daerah Kabupaten Manokwari periode tahun 2011

2013 menunjukkan trend sebagaimana yang dapat dilihat pada grafik 4.9 berikut.

. Komposisi Belanja Langsung dan Tidak Langsung APBD Kabupaten Manokwari

APBD Kab. Manokwari Tahun 2009 – 2013, diolah.

2012 2,013

872,394,000,000 929,441,000,000

400,804,000,000

474,214,000,000

342,318,000,000

471,590,000,000

455,227,000,000

BELANJA DAERAH (TOTAL) Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

46%

54% 51%

49%

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

28

perkembangan kemampuan keuangan daerah

rata hanya sebesar

ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap

itu, antara lain, disebabkan karena belum

kemampuan PAD dalam membiayai belanja

kemandirian keuangan daerah

Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah

Kabupaten Manokwari belum serius dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan sumber-sumber

ja daerah dalam kerangka APBD Kabupaten Manokwari merupakan cerminan

2015, di mana kebijakan yang

ditetapkan, diharapkan mampu menjadi jawaban untuk menyelesaikan, atau paling tidak,

asalahan yang ada, dalam wujud program pembangunan yang strategis.

2015, Kabupaten Manokwari menentukan prioritas belanja

aktivitas pengembangan infrastruktur dasar, peningkatan ketersediaan dan

blik, perbaikan tatakelola pemerintahan, dan peningkatan produktivitas

Dengan prioritas belanja daerah seperti disebutkan di atas, komposisi belanja tidak langsung dan

eriode tahun 2011 –

. Komposisi Belanja Langsung dan Tidak Langsung APBD Kabupaten Manokwari

455,227,000,000

Belanja Langsung

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Grafik di atas menjelaskan bahwa untuk komposisi belanja daerah,

besaran belanja Pemerintah Kabupaten Manokwari fluktuatif. Pada tahun 2011 belanja

langsung lebih rendah daripada belanja tidak langsung, namun pada tahun 2012 kompo

berubah menjadi lebih besar belanja langsung. Situasi berubah lagi menjadi lebih besar

belanja tidak langsung. Hal ini patut mendapat perhatian karena dengan komposisi belanja daerah

yang demikian, mengindikasikan orientasi yang tidak jelas orientasi pemerintah dalam upaya

meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat.

4.1.4. Trend Komponen Belanja Tidak Langsung.

Seperti yang terlihat pada grafik 4.1.4

komponen belanja tidak langsung pada pos belanja daerah Kabupaten Manokwari didominasi

oleh jenis belanja pegawai. Porsi belanja yang digunakan untuk membayar gaji

PNS serta belanja aparatur lainnya, ini mencapai rata

terjadi pada tahun 2011 yang mencapai 46,2%.

Grafik 4.1.4. Trend Komposisi Belanja Tidak langsung

Sumber : APBD Kab. Manokwari

Sementara itu, untuk jenis belanja hibah

yang hampir sama, yakni berkisar antara 1

bagi hasil, belanja bantuan keuangan

yang kurang dari 1,0%, setiap tahunnya.

4.1.5. Trend Komponen Belanja Langsung.

Dalam kurun waktu tahun 2011

Kabupaten Manokwari didominasi oleh jenis belanja modal, yakni mencapai

4.1.5).

Belanja Pegawai

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa

Belanja tidak terduga

Belanja Pegawai

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa

Belanja tidak terduga

Belanja Pegawai

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa

Belanja tidak terduga

20

11

20

12

20

13

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

Grafik di atas menjelaskan bahwa untuk komposisi belanja daerah, selama tahun 2011

besaran belanja Pemerintah Kabupaten Manokwari fluktuatif. Pada tahun 2011 belanja

langsung lebih rendah daripada belanja tidak langsung, namun pada tahun 2012 kompo

berubah menjadi lebih besar belanja langsung. Situasi berubah lagi menjadi lebih besar

Hal ini patut mendapat perhatian karena dengan komposisi belanja daerah

yang demikian, mengindikasikan orientasi yang tidak jelas orientasi pemerintah dalam upaya

meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat.

Trend Komponen Belanja Tidak Langsung.

i yang terlihat pada grafik 4.1.4 berikut, bahwa dalam kurun waktu tahun 2011

komponen belanja tidak langsung pada pos belanja daerah Kabupaten Manokwari didominasi

Porsi belanja yang digunakan untuk membayar gaji

PNS serta belanja aparatur lainnya, ini mencapai rata-rata 41%, dengan belanja pegawai tertinggi

terjadi pada tahun 2011 yang mencapai 46,2%.

Grafik 4.1.4. Trend Komposisi Belanja Tidak langsung

APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.

belanja hibah dan belanja bantuan sosial, rata-rata mendapatkan porsi

yang hampir sama, yakni berkisar antara 1 – 6,5%, setiap tahun. Sedangkan, untuk jenis

belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, rata-rata mendapatkan porsi

yang kurang dari 1,0%, setiap tahunnya.

Trend Komponen Belanja Langsung.

Dalam kurun waktu tahun 2011 – 2013, komponen belanja langsung pada pos belanja daerah

Kabupaten Manokwari didominasi oleh jenis belanja modal, yakni mencapai 18,67%.

Belanja Pegawai

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa

Belanja tidak terduga

Belanja Pegawai

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa

Belanja tidak terduga

Belanja Pegawai

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa

Belanja tidak terduga

336,622,000,000

24,006,000,000

9,025,000,000

0

12,000,000,000

332,495,000,000

52,844,000,000

4,262,000,000

6,809,000,000

4,300,000,000

360,596,000,000

61,897,000,000

28,657,000,000

-

2,000,000,000 (1,6%)

(1,2%)

(3,3%)

(0,5%)

(0,8%)

(0,5%)

(6,1%)

(0,2%)

(3,1%)

(6,7%)

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

29

selama tahun 2011 – 2013,

besaran belanja Pemerintah Kabupaten Manokwari fluktuatif. Pada tahun 2011 belanja

langsung lebih rendah daripada belanja tidak langsung, namun pada tahun 2012 komposisi

berubah menjadi lebih besar belanja langsung. Situasi berubah lagi menjadi lebih besar

Hal ini patut mendapat perhatian karena dengan komposisi belanja daerah

yang demikian, mengindikasikan orientasi yang tidak jelas orientasi pemerintah dalam upaya

dalam kurun waktu tahun 2011 – 2013,

komponen belanja tidak langsung pada pos belanja daerah Kabupaten Manokwari didominasi

Porsi belanja yang digunakan untuk membayar gaji dan tunjangan

rata 41%, dengan belanja pegawai tertinggi

rata mendapatkan porsi

6,5%, setiap tahun. Sedangkan, untuk jenis belanja

rata mendapatkan porsi

2013, komponen belanja langsung pada pos belanja daerah

7%. (lihat grafik

336,622,000,000

332,495,000,000

360,596,000,000 (46,2%)

(38,1%)

(38,8%)

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Grafik 4.1.5. Trend Komponen Belanja Langsung

Sumber : APBD Kab. Manokwari

Sementara, untuk jenis belanja barang dan jasa

pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa

dalam pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah daerah, mendapatkan porsi rata

27.6%. Sedangkan, porsi untuk jenis

4.1.6. Trend Belanja Berdasarkan Urusan.

Sebagaimana yang dapat dilihat pada diagram

berdasarkan urusan, dalam dua tahun terakhir (2012 dan 2013), porsi belanja APBD terbesar

dialokasikan untuk belanja urusan Pendidikan

dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) serta kemudian infrastruktur.

Pada tahun 2012, porsi belanja urusan pendidikan Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp

229,437 juta atau sekitar 25 % dari total belanja APBD. Di tahun 2013, porsi belanja tersebut

mengalami menurunan sebesar 3 %, menj

APBD. Meskipun, secara nominal, porsi belanja tersebut tetap di atas 20%. Sedangkan belanja

kesehatan dalam dua tahun ini tetap tidak bisa melewati angka 10% meskipun ada kenaikan. Pada

tahun 2012 total anggaran dinas kesehatan dan RSUD adalah

pada tahun 2013 naik sebesar Rp. 94,617,191,356 atau 9,6% dari total pendapatan.

Diagram 4.1.6. Komposisi Belanja Berdasarkan Urusan APBD Kabupaten Manokwari

Sumber : APBD Kab. Manokwari

Belanja Pegawai

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Modal

Belanja Pegawai

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Modal

Belanja Pegawai

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Modal2

01

12

01

22

01

3

Belanja Lainya,

543,497,694,64

9

59%

Pendidikan

(Disdik dan OR),

229,437,246,146

25%

Kesehatan

(Dinkes dan

RSUD),

79,870,321,990

8,7%

Infrastruktur

(PU),

65,113,737,215

70,9%

Tahun 2012

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

. Trend Komponen Belanja Langsung

Kab. Manokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.

belanja barang dan jasa, yakni belanja yang digunakan untuk pengeluaran

pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa

m dan kegiatan pemerintah daerah, mendapatkan porsi rata

%. Sedangkan, porsi untuk jenis belanja pegawai, rata-rata sebesar 6% (lihat grafik 4.1

Trend Belanja Berdasarkan Urusan.

g dapat dilihat pada diagram 4.1.6 berikut, bahwa untuk alokasi belanja

dalam dua tahun terakhir (2012 dan 2013), porsi belanja APBD terbesar

dialokasikan untuk belanja urusan Pendidikan. Kemudian, diikuti oleh belanja urusan kesehatan

RSUD) serta kemudian infrastruktur.

Pada tahun 2012, porsi belanja urusan pendidikan Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp

229,437 juta atau sekitar 25 % dari total belanja APBD. Di tahun 2013, porsi belanja tersebut

mengalami menurunan sebesar 3 %, menjadi Rp 220,050 juta atau sekitar 22,2% dari total belanja

APBD. Meskipun, secara nominal, porsi belanja tersebut tetap di atas 20%. Sedangkan belanja

kesehatan dalam dua tahun ini tetap tidak bisa melewati angka 10% meskipun ada kenaikan. Pada

total anggaran dinas kesehatan dan RSUD adalah Rp. 79,870,321,990

naik sebesar Rp. 94,617,191,356 atau 9,6% dari total pendapatan.

Komposisi Belanja Berdasarkan Urusan APBD Kabupaten Manokwari

Manokwari Tahun 2012 dan 2013, diolah.

46,402,594,000

94,022,857,368

57,592,000,000

174,990,000,000

51,043,000,000

186,947,000,000

(6,4%)

(12,9%)

(6,6%)

(5,5%)

Belanja Lainya,

543,497,694,64

59%

Pendidikan (Disdik

dan OR)

220,050,209,205

22%

Kesehatan (Dinkes

dan RSUD)

94,617,191,356

9,6%

Infrastruktur (PU)

77,372,840,915

8%

Tahun 2013

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

30

, yakni belanja yang digunakan untuk pengeluaran

pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa

m dan kegiatan pemerintah daerah, mendapatkan porsi rata-rata sebesar

% (lihat grafik 4.1.5).

berikut, bahwa untuk alokasi belanja

dalam dua tahun terakhir (2012 dan 2013), porsi belanja APBD terbesar

. Kemudian, diikuti oleh belanja urusan kesehatan

Pada tahun 2012, porsi belanja urusan pendidikan Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp

229,437 juta atau sekitar 25 % dari total belanja APBD. Di tahun 2013, porsi belanja tersebut

adi Rp 220,050 juta atau sekitar 22,2% dari total belanja

APBD. Meskipun, secara nominal, porsi belanja tersebut tetap di atas 20%. Sedangkan belanja

kesehatan dalam dua tahun ini tetap tidak bisa melewati angka 10% meskipun ada kenaikan. Pada

Rp. 79,870,321,990 atau 8,7 % dan

naik sebesar Rp. 94,617,191,356 atau 9,6% dari total pendapatan.

Komposisi Belanja Berdasarkan Urusan APBD Kabupaten Manokwari

201,892,378,123

239,008,000,000

174,990,000,000

217,237,000,000

186,947,000,000

(27,7%)

(20,1%)

(27,4%)

(20,1%)

(23,4%)

Belanja Lainya

597,168,131,440

60%

Tahun 2013

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Dengan alokasi angggaran kesehatan seperti tersebut di atas, dapat dikemukakan pula bahwa

dalam dua tahun terakhir, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari belum

memenuhi amanat Pasal 171 ayat (2) Undang

menyebutkan bahwa dana kesehatan, selain gaji dialokasikan minimal 10% dari APBN/ APBD.

Hal lain yang juga dapat dikemukakan dari grafik 4.15, bahwa

Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran untuk belanja urusan kesehatan

yang jauh lebih kecil, dibandingkan porsi belanja urusan urusan pendidikan namun leb

dari belanja infrastrtur. Sekalipun, porsi belanja urusan kesehatan itu digabungkan dengan porsi

belanja RSUD, namun tetap saja jumlahnya tidak mencapai separuh dari porsi belanja, baik untuk

urusan pendidikan.

Dari paparan di atas, menunjukkan ba

pendidikan di Kabupaten Manokwari masih perlu diperjuangkan agar bisa benar

amanat undang-undang. Apalagi disebutkan anggaran itu harus di luar gaji. Sementara

berdasarkan data, anggaran kurang dari 10% untuk urusan kesehatan di Kabupaten Manokwari

adalah anggaran total Dinas Kesehatan dan RSUD.

4.1.7. Trend Belanja Hibah dan Bantuan Sosial

Belanja dana hibah dan bantuan sosial Kabupaten Manokwari selama 3 (tiga) tahun dari tahun

2011, 2012, dan 2013 alokasi belanjanya terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal

tersebut dapat dilihat pada diagram

Diagram 4.1.7. Trend Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial

Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011

2011

728,455,401,743

872,394,000,000

24,006,000,000

9,025,000,000

Pendapatan

(3,3%)

(1,24%)

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

Dengan alokasi angggaran kesehatan seperti tersebut di atas, dapat dikemukakan pula bahwa

dalam dua tahun terakhir, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari belum

memenuhi amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

menyebutkan bahwa dana kesehatan, selain gaji dialokasikan minimal 10% dari APBN/ APBD.

al lain yang juga dapat dikemukakan dari grafik 4.15, bahwa dalam dua tahun terakhir,

Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran untuk belanja urusan kesehatan

yang jauh lebih kecil, dibandingkan porsi belanja urusan urusan pendidikan namun leb

. Sekalipun, porsi belanja urusan kesehatan itu digabungkan dengan porsi

belanja RSUD, namun tetap saja jumlahnya tidak mencapai separuh dari porsi belanja, baik untuk

Dari paparan di atas, menunjukkan bahwa urusan yang menjadi prioritas daerah, seperti kesehatan,

pendidikan di Kabupaten Manokwari masih perlu diperjuangkan agar bisa benar-

undang. Apalagi disebutkan anggaran itu harus di luar gaji. Sementara

ggaran kurang dari 10% untuk urusan kesehatan di Kabupaten Manokwari

adalah anggaran total Dinas Kesehatan dan RSUD.

Trend Belanja Hibah dan Bantuan Sosial

Belanja dana hibah dan bantuan sosial Kabupaten Manokwari selama 3 (tiga) tahun dari tahun

2011, 2012, dan 2013 alokasi belanjanya terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal

ersebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Diagram 4.1.7. Trend Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial

APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 - 2013, diolah.

2012 2013

872,394,000,000

989,208,372,916

52,844,000,000 61,897,000,000

9,025,000,0004,262,000,000 28,657,000,000

Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial

(1,24%)

(6,06%)

(0,49%

)

(6,26%)

(2,9%)

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

31

Dengan alokasi angggaran kesehatan seperti tersebut di atas, dapat dikemukakan pula bahwa

dalam dua tahun terakhir, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari belum

Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang

menyebutkan bahwa dana kesehatan, selain gaji dialokasikan minimal 10% dari APBN/ APBD.

dalam dua tahun terakhir,

Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran untuk belanja urusan kesehatan

yang jauh lebih kecil, dibandingkan porsi belanja urusan urusan pendidikan namun lebih baik

. Sekalipun, porsi belanja urusan kesehatan itu digabungkan dengan porsi

belanja RSUD, namun tetap saja jumlahnya tidak mencapai separuh dari porsi belanja, baik untuk

hwa urusan yang menjadi prioritas daerah, seperti kesehatan,

-benar memenuhi

undang. Apalagi disebutkan anggaran itu harus di luar gaji. Sementara

ggaran kurang dari 10% untuk urusan kesehatan di Kabupaten Manokwari

Belanja dana hibah dan bantuan sosial Kabupaten Manokwari selama 3 (tiga) tahun dari tahun

2011, 2012, dan 2013 alokasi belanjanya terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Diagram 4.1.7 Menunjukkan bahwa pada 2011 total alokasi belanja hibah dan bantuan sosial

Kabupaten Manokwari sebesar 4,5%,

mencapai 9,1% dari total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari.

4.2. Potret Anggaran Kesehatan 2012

4.2.1. Trend Total Pendapatan dan Belanja Kesehatan.

Seperti dengan komposisi belanja daerah secara umum; di mana, porsi belanja tidak langsung

lebih besar daripada belanja langsung, pada belanja urusan kesehatan, juga terjadi demikian. Pada

tahun tahun 2012 belanja tidak langsung kesehatan memang lebih kecil dari belanja langsung,

namun situasi berubah pada tahun 2013 di mana belanja langsung m

dari 44,5% pada tahun 2012 menjadi 38

Grafik 4.2. Trend Pendapatan dan Belanja Kesehatan Kabupaten Manokwari

Sumber : APBD Kab.

Seperti yang terlihat pada grafik 4.2

pos belanja kesehatan Kabupaten Manokwari mencapai Rp 39,113 juta (49%). Di tahun 2013,

alokasi belanja tidak langsung ini justru meningkat menjadi 47,765 juta atau mencapai 50,5%.

Sementara itu, untuk porsi belanja langsung, pada tahun 2012, dialokasikan sebesar Rp 40,756

juta (51.0%) yang kemudian menurun menjadi Rp 46,851 juta (49.5%)pada tahun 2013.

4.2.2. Belanja Program Kesehatan

Pada tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran kesehatan untuk

pelaksanaan 13 (tiga belas) program, sebagai berikut :

a. Program pelayanan administrasi perkantoran

b. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

c. Program obat dan perbekalan kesehatan

d. Program pemerataan obat dan perbekalan kesehatan

e. Program upaya kesehatan masyarakat

Total

Belanja

Belanja

Langsung

2012

49,644,125,057

22,112,245,000

44.5%

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR

Manokwari

Menunjukkan bahwa pada 2011 total alokasi belanja hibah dan bantuan sosial

4,5%, meningkat di tahun 2012 menjadi 6,6%, dan pada

ndapatan daerah Kabupaten Manokwari.

Potret Anggaran Kesehatan 2012-2013.

Trend Total Pendapatan dan Belanja Kesehatan.

Seperti dengan komposisi belanja daerah secara umum; di mana, porsi belanja tidak langsung

langsung, pada belanja urusan kesehatan, juga terjadi demikian. Pada

tahun tahun 2012 belanja tidak langsung kesehatan memang lebih kecil dari belanja langsung,

namun situasi berubah pada tahun 2013 di mana belanja langsung mengalami penurunan, yakni

44,5% pada tahun 2012 menjadi 38,4% pada tahun 2013.

Trend Pendapatan dan Belanja Kesehatan Kabupaten Manokwari

APBD Kab. Manokwari Tahun 2012 dan 2013, diolah.

4.2, bahwa pada tahun 2012, alokasi belanja tidak langsung pada

pos belanja kesehatan Kabupaten Manokwari mencapai Rp 39,113 juta (49%). Di tahun 2013,

alokasi belanja tidak langsung ini justru meningkat menjadi 47,765 juta atau mencapai 50,5%.

a itu, untuk porsi belanja langsung, pada tahun 2012, dialokasikan sebesar Rp 40,756

juta (51.0%) yang kemudian menurun menjadi Rp 46,851 juta (49.5%)pada tahun 2013.

Belanja Program Kesehatan

Pada tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran kesehatan untuk

pelaksanaan 13 (tiga belas) program, sebagai berikut :

Program pelayanan administrasi perkantoran

Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

erbekalan kesehatan

Program pemerataan obat dan perbekalan kesehatan

Program upaya kesehatan masyarakat

Belanja

Tidak

Langsung

Tota

Belanja

Belanja

Langsung

Belanja

Tidak

Langsung

2013

22,112,245,000 27,531,880,057

56,692,452,652

21,744,424,647

34,948,028,005

44.5% 55.5%

38.4% 61.6%

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari

32

Menunjukkan bahwa pada 2011 total alokasi belanja hibah dan bantuan sosial

, dan pada 2013 dan

Seperti dengan komposisi belanja daerah secara umum; di mana, porsi belanja tidak langsung

langsung, pada belanja urusan kesehatan, juga terjadi demikian. Pada

tahun tahun 2012 belanja tidak langsung kesehatan memang lebih kecil dari belanja langsung,

engalami penurunan, yakni

, bahwa pada tahun 2012, alokasi belanja tidak langsung pada

pos belanja kesehatan Kabupaten Manokwari mencapai Rp 39,113 juta (49%). Di tahun 2013,

alokasi belanja tidak langsung ini justru meningkat menjadi 47,765 juta atau mencapai 50,5%.

a itu, untuk porsi belanja langsung, pada tahun 2012, dialokasikan sebesar Rp 40,756

juta (51.0%) yang kemudian menurun menjadi Rp 46,851 juta (49.5%)pada tahun 2013.

Pada tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran kesehatan untuk

34,948,028,005

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 33

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

f. Program pengawasan obat dan makanan

g. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

h. Program perbaikan gizi masyarakat

i. Program pengembangan lingkungan sehat

j. Program Pengembangan & penanggulangan penyakit menular

k. Program Stadarisasi pelayanan kesehatan

l. Program pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana-prasarana Puskesmas/puskesmas

pembantu & jaringan

Tabel 4.2.2. Data Anggaran Program Dinas Kesehatan tahun 2013

NO URAIAN JUMLAH

1 Program pelayanan administrasi perkantoran 2.325.129.000,00

Belanja Barang dan Jasa

Penyediaan surat menyurat 9.080.000,00

Penyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik 134.000.000,00

Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaran dinas/operasional 13.400.000,00

Penyediaan jasa kebersihan kantor 9.000.000,00

Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 17.000.000,00

Penyediaan alat tulis kantor 25.000.000,00

Penyediaan barang cetakan dan penggadaan 20.760.000,00

Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perudang-undangan 8.400.000,00

Penyediaan makanan dan minuman 1.685.840.000,00

Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam dan luar daerah 304.134.000,00

Penyediaan jasa pelayanan administrasi perkantoran 98.515.000,00

2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 1.857.849.000,00

Pembangunan gedung kantor (Belanja Modal) 309.549.000,00

Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 36.660.000,00

Belanja pegawai 23.400.000,00

Belanja barang dan jasa 13.260.000,00

Pemeliharaan rutin/berkala kendaran dinas/oprasional (Belanja Barang & Jasa)

1.511.640.000,00

3 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 117.600.000,00

Pendidikan dan pelatihan formal (Belanja Barang & Jasa) 117.600.000,00

4 Program obat dan perbekalan kesehatan 2.529.042.610,40

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan 90.703.000,00

Belanja pegawai 24.450.000,00 Belanja barang dan jasa 66.253.000,00

5 Program pemerataan obat dan perbekalan kesehatan 406.620.000,00

Belanja pegawai 55.800.000,00

Belanja barang dan jasa 350.820.000,00

Monitoring, evaluasi dan laporan (Belanja Barang & Jasa) 25.670.000,00

Pelatihan pengelolaan obat bagi tenaga puskesmas 39.765.000,00

Belanja pegawai 4.500.000,00

Belanja barang dan jasa 35.265.000,00

Pengadaan obat & perbekalan kesehatan (DAK) (Belanja Brg & Jasa) 1.787.531.464,00

Pengadaan obat & perbekalan kesehatan (Pendamping DAK) (Belanja Barang & Jasa)

178.753.146,40

6 Program upaya kesehatan masyarakat 5.679.667.550,00

Pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana-prasarana Puskesmas & jaringannya

229.649.000,00

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 34

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Belanja pegawai 150.650.000,00

Belanja barang dan jasa 78.999.000,00

Peningkatan pelayanan & penanggulangan masalah kesehatan 840.194.600,00

belanja pegawai 781.650.000,00

Belanja barang dan jasa 58.544.600,00

penyediaan biaya operasional dan pemeliharan 2.190.136.950,00

belanja pegawai 520.800.000,00

Belanja barang dan jasa 1.669.336.950,00

penyelenggaraan penyehatan lingkungan 118.989.000,00

belanja pegawai 21.600.000,00

Belanja barang dan jasa 84.389.000,00

belanja modal 13.000.000,00

pelatihan teknis keperawatan 200.904.000,00

belanja pegawai 24.800.000,00

Belanja barang dan jasa 176.104.000,00

Peningkatan pelayanan & penanggulanagan masalah kesehatan (DANA OTSUS)

2.099.794.000,00

belanja pegawai 2.039.250.000,00

Belanja barang dan jasa 60.544.000,00

7 Program pengawasan obat dan makanan 129.712.000,00

peningkatan pengawasan keamanan pangan & bahan berbahaya 129.712.000,00

belanja pegawai 5.250.000,00

Belanja barang dan jasa 124.462.000,00

8 Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 326.908.000,00

penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 326.908.000,00

belanja pegawai 27.657.000,00

Belanja barang dan jasa 299.233.000,00

Program perbaikan gizi masyarakat 1.265.795.750,00

Penanggulanagan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium(GAKY),kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainya

774.581.750,00

Belanja pegawai 49.750.000,00

Belanja barang dan jasa 711.491.750,00

9 Belanja modal 13.340.000,00

Pelatihan menajemen gizi untuk kesehatan ibu dan anak 491.214.000,00

Belanja pegawai 66.950.000,00

Belanja barang dan jasa 409.264.000,00

Belanja modal 15.000.000,00

10 Program pengembangan lingkungan sehat 216.178.000,00

Pengkajian pengembangan lingkungan sehat 216.178.000,00

Belanja pegawai 4.750.000,00

Belanja barangdan jasa 116.428.000,00

Belanja modal 95.000.000,00

11 Program Pengembangan & penanggulangan penyakit menular 1.656.800.800,00

Pelayan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah 160.880.000,00

Belanja pegawai 79.050.000,00

Belanja barang dan jasa 81.830.000,00

Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 502.775.000,00

Belanja pegawai 384.775.000,00

Belanja barang dan jasa 118.000.000,00

Pencegahan penularan penyakit endemik/Epidemik (Belanja Barang & Jasa)

310.499.800,00

Peningkatan survellance epidemiologi & penanggulangan waba 682.646.000,00

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 35

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Belanja pegawai 245.550.000,00

Belanja barang dan jasa 437.096.000,00

12 Program Stadarisasi pelayanan kesehatan 801.911.900,00

penyusunan standar pelayana kesehatan 55.220.000,00

Belanja pegawai 7.000.000,00

Belanja barang dan jasa 48.220.000,00

Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan 51.020.900,00

Belanja pegawai 4.830.000,00

Belanja barang dan jasa 46.190.900,00

Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan 664.291.000,00

Belanja pegawai 24.375.000,00

Belanja barang dan jasa 489.916.000,00

Belanja modal 150.000.000,00

Monitoring,evaluasi dan pelaporan 31.380.000,00

Belanja barang dan jasa 13.380.000,00

13 Program pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana-prasarana Puskesmas/puskesmas pembantu & jaringan

4.837.830.037,00

Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas (Belanja Modal) 116.125.000,00

Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas (DAK) (belanja modal) 872.250.000,00

Pengadaan sarana & prasarana puskesmas (pendamping DAK) (belanja modal)

87.250.000,00

Penigkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas (DAK) (belanja modal)

736.363.636,00

Penigkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas (pendamping DAK) (belanja modal)

73.636.364,00

Pembangunan rumah medis dan paramedis( DAK) (belanja modal) 327.272.727,00

Pembagunan rumah medis dan paramedis (pendampingDAK) (belanja modal)

32.727.273,00

Rehabilitasi sedang/berat polindes/poskesdes(DAK) (belanja modal) 271.636.364,00

Rehabilitasi sedang/berat polindes/poskesdes (pendamping DAK) (belanja modal)

27.163.636,00

Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu (DAK) (belanja modal) 281.818.182,00

Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu (pendamping DAK)(belanja modal)

28.181.818,00

Rehabilitas sedang/berat puskesmas rawat inap(DAK)(belanja modal) 286.363.636,00

Rehabilitas sedang/berat puskesmas rawat inap(pendamping DAK)(belanja modal)

28.636.364,00

Rehabilitas sedang/berat rumah medis & paramedis (DAK) (blnj modal) 435.001.818,00

Rehabilitasi sedang/berat rumah medis dan paramedis (pendampig DAK)(belanja modal)

43.500.182,00

Rehabilitas sedang/berat puskesmas (DAK)(belanja modal) 115.810.000,00

Rehabilitas sedang/berat puskesmas ( pendamping DAK)(belanja modal) 11.581.000,00

Penigkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas (lanjutan/ DAK)(belanja modal)

404.216.818,00

Penigkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas (lanjutan Pendamping DAK) (belanja modal)

40.421.682,00

Rehabilitas sedang / berat polindes/puskesdes (lanjutan/DAK) (belanja modal)

12.536.364,00

Pembangunan puskesmas pembantu (DAK) (belanja modal) 436.362.173,00

Pembagunan puskesmas pembantu(pendamping DAK) (belanja modal) 43.636.364,00

Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2013, diolah.

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 36

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Dari ketiga belas program di atas ada dua program yang menurut hemat kami perlu mendapat

intervensi lebih kuat karena cukup penting dan sangat menentukan dalam upaya meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Kedua program itu adalah:

a. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

b. Program Pengembangan & penanggulangan penyakit menular

Pada program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, kami melihat bahwa

sesungguhnya kebijakan pemerintah pusat sudah memberi peluang bagi masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik seperti adanya jaminan persalinan bagi ibu

melahirkan dan pengobatan gratis bagi penderita TB. Namun demikian, dalam kenyataannya

layanan itu belum sepenuhnya diakses oleh masyarakat. Kami menilai hal itu antara lain

disebabkan oleh kurangnya informasi.

Berdasarkan LKPJ bupati pada tahun 2011 ada sebanyak 4.975 orang perempuan melahirkan di

Kabupaten Manokwari, dan hanya 45,05% yang mendapatkan layanan medis. Hal itu

menunjukkan bahwa masih banyak yang belum mengakses layanan ini.

Pada tahun 2012 dimana program Jaminan Persalinan telah ada, dari 4.403 ibu hamil melahirkan

yang persalinanya ditolong layanan kesehatan hanya 75,26%, selain itu terdapat 1,82% persalinan

ibu hamil yang ditolong dukun, dan sisanya tidak diketahui, hal ini berarti ada 1.089 ibu hamil

yang persalinanya tidak ditolong oleh tenaga medis.

Hal serupa juga dalam pengobatan gratis bagi penderita TB, program TB telah lama dicanangkan

namun sampai saat ini angka case notification rate masih tinggi yaitu 218 per 100.000 penduduk,

angka succes rate baru mencapai angka 54,39%, dan angka CDR baru mencapai 50,26%.

Keadaan ini dikarenakan masih minimnya masyarakat mengakses layanan kesehatan khususnya

TB yang disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat terkait TB dan informasi tentang

pengobatan TB gratis belum banyak diketahui masyarakat.

Dalam APBD Kabupaten Manokwari 2013, Program promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat menganggarkan dana sebesar RP 326, 908 juta. Angka ini disebutkan untuk

penyuluhan masyarakat pola hidup sehat dan tidak secara jelas bagaimana kampanye itu

dilaksanakan serta tidak pula terlihat untuk promosi layanan kesehatan tersebut di atas. Untuk itu

kami mengusulkan mengefektifkan program untuk mengkampanyekan jampersal dan pengobatan

gratis TB melalui program ini.

Minimnya puskesmas yang melayani HIV-AIDS karena hanya 5 ada puskesmas yang memiliki

kapasitas untuk melayani dan ke 5 puskesmas tersebut seluruhnya berada di daerah kota,

sedangkan orang yang terinveksi dan membutuhkan layanan sebagian tinggal di pedesaan, pesisir

pantai, dan pegunungan. Hal ini menyebabkan makin meningkatnya orang dengan HIV-AIDS

yang meninggal dan putus obat akibat tidak dapat mengakses layanan kesehatan yang mereka

butuhkan secara berkesinambungan Maka orang drop out.

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 37

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Untuk itu kami mendorong untuk meningkatkan jumlah layanan yang memiliki kapasitas dan

berkualitas serta memperluas layanan kesehatan untuk yang mampu menangani kasus penyakit

menular khususnya TB dan HIV-AIDS.

Berdasarkan laporan dinas kesehatan kabupaten Manokwari bahwa angka orang yang meninggal

dan atau droup out mencapai angka 435 orang atau 87,7% orang dengan HIV pada stadium HIV

positif dan 112 orang atau 47,5% orang dngan HIV pada stadium AIDS, sedangkan yang hidup

hanya 61 orang atau 12,3% orang dengan HIV pada stadium HIV positif dan 124 orang atau

52,5% orang dengan HIV pada stadium AIDS.

4.2.3. Analisis.

Terkait dengan issu tersebut di atas, dilakukan analisis sebagai berikut :

1. Analisis Pertumbuhan Anggaran.

Rumus :

(T2 – T1)/T1 x 100

Ket. :

T2 adalah anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari tahun terakhir (2013); dan

T1 adalah anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari tahun sebelumnya (2012).

(Rp 94,617,191 juta – 79,870 juta)/ Rp 79,870 juta X 100

= Rp 14,746, juta/ 79,870 juta X 100

= 18%

Artinya, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari pada tahun 2013 mengalami

kenaikan sebesar 18%.

2. Analisis Proporsi.

Rumus :

PersentaseShare(Proporsi) = Bagian/Total x 100

Porsi anggaran untuk Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat adalah

sebesar Rp 326,908 juta. Sedangkan Program Pengembangan & penanggulangan penyakit

menular adalah sebesar Rp 1.656,8 juta

Rp 1.983,708 juta/ 56,692 juta X 100

= 3 %

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 38

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Artinya, porsi anggaran yang dialokasikan untuk Program promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat dan Program Pengembangan & penanggulangan penyakit menular

3 % dari total anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari tahun 2013.

Porsi anggaran yang demikian tentunya sangat berpengaruh terhadap upaya pembangunan

kesehatan dasar di Kabupaten Manokwari. Dengan porsi anggaran yang hanya sebesar 3 %

dari total anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari tahun 2013, jelas tidak sebanding

dengan upaya penyelesaian/ pemecahan permasalahan kesehatan dasar seperti di sebutkan di

atas.

3. Analisis Per Kapita.

Rumus :

Jumlah anggaran/ jumlah populasi

Ket.

Berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk 2010, pada tahun 2011 jumlah penduduk

Kabupaten Manokwari mencapai 194.948 jiwa.

Rp 94,617,191 juta / 194.948 jiwa jiwa

= Rp 485,345.79

Artinya, porsi anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk 1 (satu) orang penduduk di

Kabupaten Manokwari, adalah sebesar Rp 485,345.79

Porsi anggaran seperti disebutkan di atas, sebenarnya, sudah cukup besar, jika tidak dikikis

oleh belanja tidak langsung yang dialokasikan untuk membayar gaji dan tunjangan PNS/

dokter dan tenaga kesehatan. Namun, pada kenyataanya, komposisi belanja pada anggaran

Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari tahun 2013 menunjukkan bahwa porsi belanja tidak

langsung tetap lebih besar (50,5%) daripada belanja langsung (49,5%).

4. Analisis Kecukupan Alokasi Anggaran.

Terkait dengan issu perlunya promosi untuk jampersal dan kampanye obat gratis dan

ketersedian layanan TB di Kabupaten Manokwari di atas, maka program yang tampaknya

dapat mengatasi hal itu adalah Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

dan Program Pengembangan & penanggulangan penyakit menular.

Dalam dokumen APBD Kabupaten Manokwari tahun 2013, program di atas hanya menyerap

3% ( Rp 1.983.708 juta) dari total anggaran Dinas Kesehatan yang mencapai Rp 56,692 juta

Jika dibandingkan dengan jumlah bu hamil dengan anggaran promosi, data ibu hamil pada

tahun 2011 yang mencapai 4.975 orang dengan anggaran promosi sebesar Rp 326,908 juta,

maka jumlah anggaran yang dialokasikan seperti disebutkan di atas, adalah sbb.

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 39

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Rp 326,908 juta / 4.975 jiwa

= Rp 65.710

Tentu saja angka ini cukup besar, namun jika melihat anggaran itu juga digunakan untuk

kegiatan lain, maka jumlahnya akan berkurang.

Jika dilihat dari anggaran dana hibah dan bantuan social, yang mengalami peningkatan 2%

setiap tahunnya selama 3 tahun, maka realokasi dari dana hibah dan bantuan sosial ini dapat

meningkatkan alokasi anggaran bagi progam promosi kesehatan dan program peningkatan

kualitas dan kuantitas layanan khusus untuk penyakit menular (TB dan HIV-AIDS).

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 40

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

BAGIAN 5

P E N U T U P

5.1. Kesimpulan.

Berdasarkan kajian di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : pertama, bahwa salah satu

issu kesehatan yang wajib mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Manokwari;

adalah promosi layanan kesehatan gratis, khususnya JAMPERSAL dan Layanan untuk penderita

penyakit menular di Kabupaten Manokwari.

Kedua, data menyebutkan lebih dari 50% ibu melahirkan tidak mendapatkan layanan medis yang

diperlukan. Dari LKPJ 2012 disebutkan bahwa

Ketiga, angka penderita penyakit menular terus bertambah dan

Keempat, bahwa trend total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari menunjukkan pertumbuhan

yang fluktuatif. Dana perimbangan merupakan pos penyumbang terbesar terhadap total pendaatan

daerah tersebut di atas; di mana, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2011 – 2013), kontribusinya

mencapai lebih dari 80,0%, setiap tahun. Kondisi ini mengindikasikan masih tingginya tingkat

ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, dalam segi

pembiayaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan.

Kelima, tingginya tingkat ketergantungan terhadap Pemerintah Pusat di atas, juga dapat dilihat

dari :

a. Perkembangan kemampuan keuangan daerah yang tegolong rendah; rata-rata hanya sebesar

2,8%; dan

b. Lemahnya kemampuan PAD dalam membiayai belanja daerah; di mana, rasio kemandirian

keuagan daerah rata-rata hanya sebesar 2,30%.

Keenam, bahwa dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2009 - 2013), komposisi belanja daerah

Kabupaten Manokwari menunjukkan fluktuasi besaran belanja langsung dan belanja tidak

langsung. Komponen belanja tidak langsung didominasi oleh jenis belanja pegawai, yang porsinya

mencapai lebih dari 30,0%, setiap tahun. Sedangkan, untuk komponen belanja langsung,

didominasi oleh jenis belanja modal; terutama untuk pembangunan infrastruktur dasar.

Ketujuh, untuk alokasi belanja berdasarkan urusan pemerintah, dalam dua tahun terakhir (2012

dan 2013), porsi belanja APBD terbesar dialokasikan untuk belanja urusan pendidikan. Kemudian,

diikuti oleh belanja urusan kesehatan, dan belanja urusan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Kedelapan, bahwa dalam dua tahun terakhir, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari

belum memenuhi amanat UU Kesehatan no 36, yang menyebutkan bahwa dana kesehatan, selain

gaji dan biaya kedinasan, dialokasikan minimal 10% dari APBN/ APBD. Hal ini mengindikasikan

adanya inkonsistensi antara perencanaan, di satu pihak; sebagaimana yang termuat dalam Visi dan

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 41

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

Misi Kabuapten Manokwari tahun 2011 – 2015, dengan alokasi anggaran untuk urusan kesehatan,

di pihak yang lain.

Kesembilan, porsi belanja langsung pada belanja urusan kesehatan mengalami penurunan terhadap

belanja tidak langsung. Dalam dua tahun terakhir, trend belanja kesehatan Kabupaten Manokwari

menunjukkan kecenderungan “peningkatan pada belanja tidak langsung dan penurunan belanja

langsung.”

Kesepuluh, meskipun pada tahun 2013, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari pada

tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 6,24%. Artinya ada komitment pemerintah Kabupaten

Manokwari untuk meningkatkan anggaran kesehatan.

Kesebelas, dana hibah dan bantuan sosial Kabupaten Manokwari terus mengalami peningkatan

yang cukup signifikan. Pada 2011, dana hanya 4,5%, menjadi 6,6% pada 2012 dan terakhir

mencapai 10% pada tahun 2013. Angka ini hampir menyamai angggaran gabungan Dinas

Kesehatan dan RSUD.

Keduabelas, porsi anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk 1 (satu) orang penduduk di

Kabupaten Manokwari, adalah sebesar Rp Rp 485,345.79. Porsi anggaran ini, sebenarnya, sudah

cukup besar, jika tidak dikikis oleh belanja tidak langsung yang dialokasikan untuk membayar gaji

dan tunjangan PNS/ dokter dan tenaga kesehatan. Komposisi belanja pada anggaran Dinas

Kesehatan Kabupaten Manokwari tahun 2013 menunjukkan bahwa porsi belanja tidak langsung

lebih besar (61,6%) daripada belanja langsung (38,4%).

Kesebelas, porsi anggaran yang dialokasikan untuk Program promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat adalah serta Program Pengembangan & penanggulangan penyakit

menular adalah 3 % dari total anggaran Dinas Kesehatan. Porsi anggaran yang demikian

tentunya sangat berpengaruh terhadap upaya promosi yang akan melibatkan lebih banyak pihak

yang akan mengakses layanan, tetapi hal ini tidak terjadi karena masyarakat tidak mendapatkan

informasi yang cukup.

5.2. Rekomendasi.

Berdasarkan kesimpulan di atas, Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil “JANGKAR” (Jaringan

Advokasi Kebijakan Anggaran) Manokwari merekomendasikan :

1. Mengusulkan adanya peningkatan anggaran dinas kesehatan sesuai dengan UU No. 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah

kabupaten dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan

belanja daerah di luar gaji

2. Mengusulkan adanya peningkatan alokasi anggaran SKPD dinas kesehatan dan rumah

sakit daerah bagi layanan publik sebesar 2/3 (dua per tiga) dari anggaran kesehatan dalam

APBD daerah Kabupaten Manokwari sesuai amanat UU No. 36 Tahun 2009.

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari

Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 42

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari

3. Mengusulkan pada dinas kesehatan kabupaten Manokwari untuk meningkatkan alokasi

anggaran layanan publik pada umumnya dan secara khusus layanan publik bagi Ibu dan

anak serta pencegahan dan penanggulangan penyakit menular khususnya layanan terkait

penyakit IMS – HIV dan AIDS serta TB.

4. Mengusulkan pada dinas kesehatan kabupaten Manokwari untuk meningkatkan alokasi

anggaran bagi kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

5. Mengusulkan kepada dinas kesehatan kabupaten Manokwari, agar dalam program promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta pencegahan dan penanggulangan penyakit

menular, untuk memasukan kegiatan Promosi dan Kampanye JAMPERSAl (Jaminan

Persalinan) dan Berobat Gratis dalam APBD Kabupaten Manokwari Tahun 2014, sebagai

salah satu alternatif pemecahan permasalahan kesehatan, yang terkait dengan rendahnya

akses ibu hamil dan penderita penyakit menular dalam mengakses layanan gratis yang

disediakan pemerintah pusat maupun pemerintah Kabupaten Manokwari.