Upload
truonghuong
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 1
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Kesehatan merupakan impian semua penduduk di muka bumi ini, tidak terkecuali impian
penduduk di Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Baran Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Disisi lain kesehatan merupakan aspek penting dari hak asasi manusia (HAM), sebagaimana
disebutkan dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tertanggal 10
November 1948 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai
untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya.
Konvensi International tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang ditetapkan PBB pada
tahun 1966 juga mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai
dalam kesehatan fisik dan mentalnya.
Sebagai hak asasi manusia, maka hak kesehatan adalah hak yang melekat pada seseorang karena
kelahirannya sebagai manusia, bukan karena pemberian seseorang atau negara, dan oleh sebab itu
tentu saja tidak dapat dicabut dan dilanggar oleh siapa pun.
Sehat itu sendiri tidak hanya sekadar bebas dari penyakit, tetapi adalah kondisi sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomis. Maka,
sesuai dengan norma HAM, negara berkewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi
hak-hak asasi kesehatan tersebut.
Kewajiban menghormati hak-hak asasi itu, antara lain dilakukan dengan cara menciptakan
persamaan akses pelayanan kesehatan, mencegah tindakan-tindakan yang dapat menurunkan
status kesehatan masyarakat, melakukan langka-langkah legislasi yang dapat menjamin
perlindungan kesehatan masyarakat, dan membuat kebijakan kesehatan, serta menyediakan
anggaran dan jasa-jasa pelayanan kesehatan yang layak dan memadai untuk seluruh masyarakat.
Hak atas kesehatan ini bermakna bahwa pemerintah harus menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap individu untuk hidup sehat, dan ini berarti pemerintah harus menyediakan
sarana pelayanan kesehatan yang memadai dan pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk
semua.
Pelayanan kesehatan dimaksud meliputi akses terhadap jasa pelayanan kesehatan dan perawatan
kesehatan yang penting, seperti akses terhadap air bersih, nutrisi, imunisasi, perumahan yang
sehat, sanitasi, lingkungan dan tempat kerja yang sehat, pendidikan, dan akses terhadap informasi
terkait kesehatan.
Dalam upaya pemenuhan kesehatan sebagai hak asasi manusia, maka pemerintah yang
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 2
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
mempunyai tugas dan kewenangan untuk menyejahterakan warga negara mempunyai kewajiban
untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak tersebut.
Aspek kesehatan ini harus dijadikan pertimbangan penting dalam setiap kebijakan pembangunan.
Salah satu bentuk implementasinya adalah kewajiban pemerintah untuk menyediakan anggaran
memadai untuk pembangunan kesehatan yang melibatkan masyarakat luas.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk mengadakan pelayanan
kesehatan yang berjalan secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin di capai melalui
pembangunan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai Indonesia Sehat 2015.
Untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat 2015 dilaksanakan melalui 4 (empat) misi sebagai
berikut: 1). Menggerakan pembangunan Nasional berwawasan Kesehatan, 2). Mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3). Memelihara dan meningkatan pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata, dan terjangkau, 4). Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, masyarakat, beserta lingkungan.
Sistem pengganggaran di Indonesia terkait kesehatan telah ada dan diatur dalam sistem peraturan
dengan dasar hukum konstitusi, yakni Pasal 28 UUD 1945 dan UU No. 32/2004 tentang
Pemerintahan Daerah serta UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Daerah, dikaitkan dengan PP No. 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota dan PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan
Bidang Kesehatan.
Dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Manokwari yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM 2011 -2016) Kabupaten Manokwari, Rencana
Strategis Kabupaten Manokwari, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Manokwari,
Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Manokwari 2011 – 2016, menempatkan
kesehatan sebagai sektor yang sangat penting. Namun demikian keadaan kesehatan penduduk
kabupaten Manokwari sampai tahun 2012 masih sangat memperihatinkan terutama sektor
kesehatan ibu dan anak dan penyakit menular.
Untuk itu kami sebagai komponen masyarakat sebagai mitra pemerintah memiliki kepedulian dan
kewajiban untuk membantu pemerintah daerah melalui pemikiran dan ide dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan cara menyusun Lembar Posisi sebagai hasil
Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Manokwari tahun 2009 –
2013, dan dokumen-dokumen perencanaan dan pembangunan daerah lainnya.1
1 Analisis APBD ini dilakukan oleh Jaringan CSO “JANGKAR” (Jaringan Advokasi Anggaran) Manokwari, difasilitasi
oleh PATTIRO melalui Program Support to CSO yang didukung AIPD, pada tanggal 6 Agustus 2013.
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 3
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
1.2. Tujuan.
Adapun tujuan penyusunan Kertas Posisi (Position Paper) ini, antara lain:
a. Memberikan masukan dan usulan kepada pemerintah daerah Kabupaten Manokwari melalui
lembar posisi terkait posisi program dan atau kegiatan yang perlu mendapat perhatian dan
intervensi anggaran secara proporsional dalam upaya meningkatkan akses, mutu, dan kualitas
pelayanan kesehatan di Kabupaten Manokwari; khususnya, kesehatan ibu dan anak serta
penyakit menular.
b. Memberikan masukan dan usulan rencana program, sebagai alternatif penyelesaian
permasalahan/ issu strategis yang terkait dengan rendahnya derajat kesehatan penduduk
Kabupaten Manokwari.
BAGIAN 2
GAMBARAN UMUM KABUPATEN MANOKWARI
2.1. Geografis.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 2008 luas wilayah Kabupaten Manokwari
adalah 14.448.50 km2 atau sekitar 14,69 persen dari total wilayah Provinsi Papua Barat. Kabupaten
Manokwari berada pada wilayah kepala burung pulau Papua secara geografis terletak pada posisi di bawah
garis katulistiwa, tepatnya pada koordinat 0º 15” - 3º 25” Lintang Selatan dan 132º 35” - 134º 45” Bujur
Timur, berada tepat di utara garis khatulistiwa dengan ketinggian 0 mdpl sampai 2.985 mdpl.
Kabupaten Manokwari berdasarkan status topografinya meliputi desa lembah/daerah aliran sungai (9,98
persen), desa lereng (26,37 persen), dan desa dataran (42,99 persen), dengan topografi datar hingga
bergelombang (bergunung), (3,8%) wilayahnya memiliki kemiringan 0 – 25% (datar), selebihnya (80%)
wilayahnya memiliki kemiringan lebih dari 25% (bergunung).
Wilayah daratan Manokwari terbagi dalam dua kelompok desa yaitu desa pesisir dan desa bukan pesisir.
Secara geografis Kabupaten Manokwari mencakup 87 (20,67 persen) desa pesisir dan 334 (79,33 persen)
desa bukan dataran.
2.2. Administratif.
Kabupaten Manokwari merupakan kabupaten induk yang telah mengalami dua kali pemekaran,
yang pertama mekar menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten
Teluk Wondama, Kabupaten Tamrauw, dan Kabupaten Manokwari, pemekaran kedua mekar
menjadi 3 (tiga) kabupaten yang meliputi Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Manokwari
Selatan, dan Kabupaten Manokwari.
Batas wilayah administratif kabupaten Manokwari sebagai berikut :
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Tambrauw
Sebelah Utara : berbatasan dengan Samudera Pasifik
Sebelah Timur : berbatasan dengan Samudera Pasifik
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Teluk Bintuni dan Teluk Wondama
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
2.3. Demografi.
Kependudukan merupakan hal terpenting dalam perkembangan potensi suatu daerah. Adanya
faktor natalitas, mortalitas, serta migrasi penduduk akan mempengaruhi jumlah penduduk yang
berakibat
terhadap kualitas sumber daya manusia. Apabila jumlah penduduk
penduduk tidak merata maka akan berdampak pada pembangunanyang tidak merata pula.
2.3.1. Keadaan Penduduk dan Perkembanganya
Penduduk Kabupaten Manokwari terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil proyeksi
Sensus Penduduk 2010, pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai
194.948 jiwa.
Grafik. 2.3.1 Perkembangan Jumlah Penduduk ManokwariTahun 2009
Sumber : Manokwari dalam angka 2012
Tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai 194.948
penduduk laki-laki sebanyak 102.719 jiwa dan perempuan sebanyak 92.229 jiwa. Dari angka
tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki
dibanding perempuan dengan sex ratio sebesar 111,37. Laju pe
Manokwari pada tahun 2011 yaitu sebesar 3,97. Ini artinya tingkat pertambahan penduduk per
tahun sebesar 3,97 persen dari tahun 2010
Tabel. 2.3.1. Statistik Kependudukan Manokwari 2009
TAHUN
Jumlah Rumah Tangga
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah Penduduk 181,343
Luas Wilayah 14,448.5
Kepadatan Penduduk
Pertumbuhan penduduk
Sex ratio
Sumber : Manokwari dalam angka 2012
2009
181343
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
Kependudukan merupakan hal terpenting dalam perkembangan potensi suatu daerah. Adanya
faktor natalitas, mortalitas, serta migrasi penduduk akan mempengaruhi jumlah penduduk yang
terhadap kualitas sumber daya manusia. Apabila jumlah penduduk meningkat serta persebaran
penduduk tidak merata maka akan berdampak pada pembangunanyang tidak merata pula.
Keadaan Penduduk dan Perkembanganya
Penduduk Kabupaten Manokwari terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil proyeksi
2010, pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai
Perkembangan Jumlah Penduduk ManokwariTahun 2009-2011
Tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai 194.948 jiwa dengan jumlah
laki sebanyak 102.719 jiwa dan perempuan sebanyak 92.229 jiwa. Dari angka
tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Manokwari lebih banyak
dibanding perempuan dengan sex ratio sebesar 111,37. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Manokwari pada tahun 2011 yaitu sebesar 3,97. Ini artinya tingkat pertambahan penduduk per
tahun sebesar 3,97 persen dari tahun 2010. (lihat tabel 2.3.1 dan 2.3.2)
Statistik Kependudukan Manokwari 2009-2011
2009 2010
4,410 42,726
92,369 98,940
88,794 88,786
181,343 187,726
14,448.5 14,448.5
13 13
3.87 3.52
103.82 111.44
2010 2011
187726
194948
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
4
Kependudukan merupakan hal terpenting dalam perkembangan potensi suatu daerah. Adanya
faktor natalitas, mortalitas, serta migrasi penduduk akan mempengaruhi jumlah penduduk yang
meningkat serta persebaran
penduduk tidak merata maka akan berdampak pada pembangunanyang tidak merata pula.
Penduduk Kabupaten Manokwari terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil proyeksi
2010, pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai
jiwa dengan jumlah
laki sebanyak 102.719 jiwa dan perempuan sebanyak 92.229 jiwa. Dari angka
laki di Kabupaten Manokwari lebih banyak
rtumbuhan penduduk Kabupaten
Manokwari pada tahun 2011 yaitu sebesar 3,97. Ini artinya tingkat pertambahan penduduk per
2011
46,679
102,712
92,229
194,948
14,448.5
14
3.97
111.37
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 5
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Tabel.2.3.2 Banyaknya Penduduk Kabupaten Manokwari Dirinci Menurut Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin
Umur Laki-laki Perempuan Total
0 – 4 11,676 10,909 22,585
5 – 9 11,129 10,551 21,680
10 – 14 10,224 9,440 19,664
15 - 19 9,418 8,953 18,371
20 - 24 11,327 10,250 21,577
25 - 29 11,032 10,099 21,131
30 - 34 9,873 8,578 18,451
35 - 39 7,511 6,507 14,018
40 - 44 6,642 5,469 12,111
45 - 49 4,795 4,075 8,870
50 - 54 3,438 2,889 6,327
55 - 59 2.306 1,854 4,160
60 - 64 1.564 1,265 2,829
65 - 69 901 681 1,582
70 - 74 497 392 889
75+ 386 317 703
T o t a l 102.719 92.29 194.948
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2012
Penduduk Manokwari tersebar di 29 distrik dengan jumlah penduduk ditiap-tiap distrik sangat
beragam, distrik yang memiliki penduduk terbanyak adalah distrik Manokwari Barat dengan
jumlah penduduk 80.606 orang, sedangkan distrik dengan penduduk paling sedikit adalah distrik
Tahota dengan jumlah penduduk 583 orang. (lihat tabel 2.3.3)
Tabel. 2.3.2 Penduduk Kabupaten Manokwari menurut Jenis Kelamin per Distrik
Distrik Laki-laki Perempuan Total
Ransiki 4 ,033 3,672 7 ,705
Momi Waren 1,091 945 2,036
Nenei 607 589 1,196
Tahota 325 258 583
Sururey 1,228 1,299 2,527
Didohu 761 794 1,555
Dataran Isim 1,057 1,018 2,075
Anggi 1,034 997 2,031
Taige 662 644 1,306
Anggi Gida 630 666 1,296
Membey 540 528 1,068
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 6
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Oransbari 2,627 2,397 5,024
Warmare 3,179 3,031 6,210
Prafi 7,431 6,851 14,282
Menyambow 3,154 3,110 6,264
Hingk 2,737 2,687 5,424
Catubouw 947 916 1,863
Manokwari Barat 43,393 37,213 80,606
Manokwari Timur 4,802 4,496 9,298
Manokwari Utara 1,208 1,104 2,312
Manokwari Selatan 7,380 6,334 13,714
Testega 414 414 828
Tanah Rubu 1,094 1,018 2,112
Kebar 982 1,046 2,028
Senopi 383 374 757
Amberbaken 950 933 1,883
Mubrani 359 312 671
Masni 7,315 6,430 13,745
Sidey 2,396 2,143 4,539
T o t a l 102,719 92,229 194,948
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2012
2.4. Pemerintahan.
Kabupaten Manokwari ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Barat sejak tahun 1999.
Struktur hierarki dalam pembagian administrasi pemerintahan digolongkan menjadi kecamatan
(distrik), kelurahan, dan desa (kampung). Hingga akhir tahun 2010, wilayah administrasi
Kabupaten Manokwari terdiri dari 29 distrik, 412 desa dan 9 kelurahan.
Pegawa Negeri Sipil (PNS) sebagai aparat pemerintah yang bertugas untuk memberikan pelayanan
publik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada tahun 2011, persentase PNS yang
bertugas di wilayah
Kabupaten Manokwari sebesar 65,47 persen PNS laki-laki dan 34,53 persen PNS perempuan.
Dilihat secara persentase berdasarkan komposisi pegawai menurut jenis kelamin, jumlah pegawai
laki-laki jauh lebih besar dari pada jumlah pegawai perempuan. Hal tersebut ditunjukkan oleh
besarnya jumlah pegawai laki-laki yang hampir dua kali lipat dari pada perempuan dari tahun ke
tahun.(lihat tabel 2.4.1 dan 2.4.2)
Tabel. 2.4.1. Status Pemerintahan Kabupaten Manokwari
Wilayah Administrasi 2009 2010 2011
Distrik 29 29 29
Desa 412 412 412
Kelurahan 9 9 9
Persentase PNS 2009 2010 2011
Laki-laki 68.23 65.45 65.47
Perempuan 31.77 34.55 34.52
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 7
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Pembagian Daerah Administratif Kabupaten Manokwari Dirinci Per Distrik
Distrik Ibu Kota Distrik Jumlah Kelurahan Jumlah Kampung
Ransiki Ransiki Kota 0 13
Momi Waren Demini 0 7
Nenei Nenei 0 7
Sururey Sururey 0 12
Tahota Simeba 0 4
Didohu Iranmeba 0 14
Dataran Isim Isim 0 12
Anggi Ingembai 0 13
Taige Taige 0 11
Anggi Gida Tombrok 0 8
Membey Membey 0 6
Oransbari Waroser 0 14
Warmare Dindey 0 18
Prafi Udapi Hilir 0 16
Menyambow Menyambouw 0 50
Hingk Uncep 0 29
Catubouw Catubouw 0 21
Manokwari Barat Manokwari Barat 6 4
Manokwari Timur Pasir Putih 1 6
Manokwari Utara Lebau 0 23
Manokwari Selatan Anday 2 16
Testega Testega 0 15
Tanah Rubu Warkapi 0 24
Kebar Anjai 0 8
Senopi Senopi 0 3
Amberbaken Saukorem 0 7
Mubrani Arfu 0 7
Masni Sumber Boga 0 32
Sidey Sidey Baru 0 12
2.5. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran .
2.5.1. Visi.
Visi Kabupaten Manokwari Tahun 2011-2016 adalah “ Terwujudnya Manokwari Damai
Sejahtera Religius dan Bermartabat melalui Pembangunan Adil dan Merata”. Terdapat 3
(tiga) kata kunci dalam visi tersebut, yaitu :
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 8
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
1. Manokwari Damai Sejahtera, yang merefleksikan kondisi masyarakat dan daerah yang
aman, tertib, serta saling menghargai dalam perbedaan (pluralisme) sehingga seluruh
pemangku kepentingan dapat bersama-sama mewujudkan aspek kesejahteraan masyarakat.
2. Religius dan Bermartabat, merupakan ungkapan dalam kehidupan yang bernuansa agamis
berlandaskan iman dan taqwa serta menunjunjung tinggi sikap kodrat manusia sebagai
mahluk sosial.
3. Pembangunan Adil dan Merata, dimana ketercapaian kata kunci pertama di atas harus
dilakukan secara berkeadilan tanpa memandang latar belakang, suku, adat istiadat dan agama,
sehingga tidak terdapat kesenjangan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari.
2.5.2. Misi.
Pencapaian visi Kabupaten Manokwari Tahun 2011-2016 dilaksanakan melalui Misi
Pembangunan yang termuat dalam Dokumen RPJM, yaitu sebagai berikut:
1) Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat
Misi ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang meliputi kebutuhan
sandang, pangan dan papan. Dari aspek sosial ekonomi, berupaya menekan jumlah penduduk
miskin melalui peningkatan kualitas SDM serta peningkatan pendapatan dan daya beli
masyarakat.
2) Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Daerah
Misi ini dilakukan dalam upaya peningkatan investasi usaha yang berbasis pemanfaatan
sumberdaya alam secara optimal dan lestari sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta pengembangan Koperasi
dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
3) Peningkatan Pembangunan Daerah
Pencapaian misi ini melalui upaya peningatan pelayanan publik dengan meningkatkan
kualitas sumberdaya aparatur, pembangunan dan revitalisasi sarana prasarana dan
infrastruktur dengan melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan, agamis dan taat
hukum, sehingga tercipta keseimbangan dalam pluralisme.
2.5.3. Tujuan dan Sasaran.
Guna mendukung pelaksanaan misi tersebut di atas maka ditetapkan Tujuan dan Sasaran
pembangunan 2011-2016 secara rinci sebagai berikut :
1. Misi Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat
Tujuan Misi Pertama ini adalah :
a. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, dengan sasaran :
1) Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan
2) Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 9
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
3) Meningkatnya Kemampuan Daya Beli Masyarakat
b. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat (Sandang, Pangan dan Papan),
dengan sasaran :
1) Meningkatnya Jumlah Rumah dan Pemukiman Layak Huni
2) Pemenuhan Kebutuhan Pangan
2. Misi Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Daerah
Tujuan Misi Kedua ini adalah :
a. Peningkatan Investasi Usaha, dengan sasaran :
1) Meningkatnya Investasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam
2) Pengembangan (Peran) Koperasi dan UMKM
3) Meningkatnya Lapangan Kerja Baru
3. Misi Peningkatan Pembangunan Daerah
Tujuan Misi Ketiga ini adalah :
a. Meningkatnya Peran dan Kualitas Pelaku Pembangunan, dengan sasaran :
1) Meningkatnya Disiplin dan Kapasitas PNS.
2) Meningkatnya Peran Perempuan dalam Pembangunan.
3) Penegakan Hukum.
4) Meningkatnya Prestasi dan Bakat Generasi Muda.
5) Meningkatnya Keamanan, Ketertiban dan Stabilitas Politik.
b. Peningkatan Pelayanan Sarana dan Prasarana Perhubungan Darat, Laut,
Udara dan Telekomunikasi, dengan sasaran :
1) Meningkatnya Pelayanan Transportasi.
2) Meningkatnya Pelayanan Akses Informasi dan Telekomunikasi.
c. Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah yang Transparan dan
Akuntabel, dengan sasaran :
1) Optimalisasi Pendapatan dan Belanja Daerah.
2) Meningkatnya Pengelolaan Asset Daerah.
d. Menjaga Kualitas Lingkungan, dengan sasaran :
1) Meningkatnya Kualitas Air Permukaan (sungai, danau, situ) dan Kualitas Air
Tanah.
2) Terkendalinya Pencemaran Air, Udara dan Tanah.
3) Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Persampahan.
4) Menurunnya Penyimpangan Tata Ruang.
5) Berkurangnya Resiko Bencana.
2.5.4. Strategi Dan Arah Kebijakan Daerah
Berdasarkan analisis terhadap kondisi Kabupaten Manokwari secara umum, dapat dirumuskan
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang
mempengaruhi keberlangsungan pembangunan di daerah ini, yaitu :
1. Kekuatan
a. Keragaman budaya dan agama masyarakat yang senantiasa hidup berdampingan
dalam kerukunan dan saling menghargai.
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 10
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
b. Potensi perkembangan kegiatan pertanian, perikanan, pertambangan dan perdagangan
serta pariwisata.
c. Kondisi keamanan daerah yang kondusif yang mendukung berkembangnya sektor-
sektor perekonomian.
2. Kelemahan
a. Masih rendahnya sumberdaya manusia sedangkan kesempatan kerja yang tersedia
membutuhkan keterampilan dan keahlian disamping itu menjadi tantangan bagi
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
b. Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan bagi
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
c. Kinerja Aparatur Daerah yang belum optimal.
3. Peluang
a. Jumlah penduduk cukup besar dan sangat berpotensi sebagai penggerak ekonomi
rakyat.
b. Kemauan dan kemampuan sebagan besar masyarakat untuk meningkatkan usaha
ekonomi rakyat sesuai dengan kondisi daerah.
c. Terbukanya peluang investasi.
4. Ancaman
a. Masih terdapatnya daerah yang terisolir.
b. Masih tingginya angka kemiskinan.
c. Pengaruh budaya luar.
Dari identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal di atas, selanjutnya disusun
Strategi Pembangunan sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Strategi
tersebut meliputi :
1. Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan
memanfaatkan sumberdaya alam guna peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah
dan peningkatan kesejahteraan penduduk dengan prinsip berkelanjutan.
2. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui pelatihan keterampilan dan
keahlian yang disesuaikan dengan aspek pengembangan sosial ekonomi masyarakat.
3. Memanfaatkan potensi pengembangan pertanian, peternakan, perkebunan, wisata dan
pertambangan dalam mengatasi kemiskinan penduduk.
4. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki dalam meningkatan
ekonomi produktif.
5. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam
bidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan.
6. Pembukaan isolasi daerah terutama pada daerah yang memiliki potensi pengembangan
dan pemanfaatan sumberdaya alam.
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 11
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
7. Memanfaatkan kuantitas sumberdaya manusia dalam pembangunan melalui peningkatan
mutu kesehatan serta optimalisasi pelayanan kesehatan dengan meningkatkan jangkauan
layanan kesehatan.
8. Memanfaatkan kehidupan sosial budaya yang kondusif berdasarkan nilai-nilai agama dan
budaya dalam meminimalisasi pengaruh budaya luar.
9. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia aparatur untuk mengoptimalkan pelayanan
fungsi pemerintah, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
10. Melakukan promosi atas kekayaan sumberdaya alam dan pelaksanaan pembangunan yang
kondusif untuk meningkatkan investasi di daerah.
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 12
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Tabel.2.5. Daftar Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Manokwari 2011 – 2016
VISI : TERWUJUDNYA MANOKWARI DAMAI SEJAHTERA RELIGIUS DAN BERMARTABAT MELALUI PEMBANGUNAN ADIL DAN MERATA
MISI 1. PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT
TUJUAN STRATEGI SASARAN ARAH KEBIJAKAN
Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Meningkatnya Kualitas Layanan Pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan
1.1 Meningkatkan pelaksanaan Wajib Belajar Dasar 9 tahun dan rintisan Wajib Belajar 12 tahun
1.2
Meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan menengah baik umum maupun kejuruan untuk mengantisipasi meningkatnya lulusan sekolah menengah pertama sebagai dampak keberhasilan Program Wajib belajar pendidikan Dasar 9 Tahun
1.3 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan tenaga pendidik yang berkualitas
1.4 Mengembangkan budaya baca guna menciptakan masyarakat belajar. berbudaya. maju dan mandiri
1.5 Memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang terjangkau oleh layanan pendidikan seperti masyarakat miskin. ataupun masyarakat penyandang cacat
1.6 Menata sistem pembiyaan pendidikan yang berprinsip keadilan. efesien. transparan dan akuntabel dan peningkatan anggaran pendidikan hingga mencapai 25 % pada APBD
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 13
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
VISI : TERWUJUDNYA MANOKWARI DAMAI SEJAHTERA RELIGIUS DAN BERMARTABAT MELALUI PEMBANGUNAN ADIL DAN MERATA
MISI 1. PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT
TUJUAN STRATEGI SASARAN ARAH KEBIJAKAN
Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya Derajat Kesehatan masyarakat
Peningkatan kualitas kesehatan
2.1 Pengembangan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat
2.2 Pemerataan dan peningkatan kualitas kesehatan dasar pada masyarakat
2.3 Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga medis
2.4 Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat
Meningkatnya kemampuan Daya Beli Masyarakat
Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan memfasilitasi pengembangan potensi SDA dengan melakukan pembinaan
3.1
Memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sarana produktif. membangun system dukungan pemerintah untuk sektor pertanian. dan meningkatkan skala pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan.
Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumberdaya alam guna peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan penduduk dengan prinsip pembangunan berkelanjutan
3.2 Penanggulangan kemiskinan melalui perberdayaan masyarakat
Meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan ketrampilan dan keahlian yang disesuaikan aspek pengembangan ekonomi masyarakat
3.3 Menyusun kebijakan revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani. termasuk peternak. nelayan dan pembudidaya ikan
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 14
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
BAGIAN 3
POTRET URUSAN KESEHATAN DI KABUPATEN MANOKWARI
3.1. Capaian Pembangunan Kesehatan.
Pelaksanaan program kegiatan Urusan Wajib Kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan dasar
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dengan indikator sebagaimana terlihat pada Tabel di
bawah ini.
Tabel 3.1. Pencapaian Indikator Urusan Wajib Kesehatan di Kabupaten Manokwari Tahun 2011
No Indikator Capaian 2010
Capaian 2011
SPM RPJM
1 Tingkat ketersediaan unit pelayanan kesehatan 51,59 57,06 60
- Jumlah unit kesehatan yang ada (Pkm, Pustu, Polindes)
174 178
- Target Jumlah Kampung yang dapat dilayani (Distrik+Kpg)
312 312
2 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%)
46,1 45,07 90 *
- Jumlah Kelahiran Ditolong Tenaga kebidanan 2242
- Jumlah Ibu Hamil 4.975
3 Angka kematian Ibu per 100.000 Kelahiran 16 3,85 24 **
- Jumlah Kematian Ibu 9
- Jumlah Ibu Hamil 2242
4 Angka kematian Bayi per 1.000 Kelahiran 405 19 118 **
- Jumlah Kematian Bayi 44
- Jumlah Ibu Hamil 2242
5 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 -* 43,32 95 60
- Jumlah Kunjungan Ibu Hamil 1850
- Jumlah Ibu Hamil 4.975
6 Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani -* 1,01 80 *
- Jumlah Kasus Kebidananan yang ditangani 50
- Jumlah Ibu Hamil 4.975
7 Angka kasus Anemia Gizi besi pada ibu hamil 725 48,02
- Jumlah Ibu Hamil anemia Gizi Besi 2.389
- Jumlah Ibu Hamil 4,975
8 Prosentase Kasus Balita Gizi Buruk yang terjadi 543 2,48
- Jumlah Balita 11248
- Jumlah Kasus Gizi Buruk 279
9 % Penanganan Balita Gizi Buruk 14,63 48,39 100 * 50
- Jumlah Balita Gizi Buruk 279
- Jumlah Balita Gizi Buruk Yang ditangani 135
10 Jumlah Kasus akibat pangan dan bahan berbahaya 0 0 0
11 % Kampung/Kelurahan UCI 21 33,97 100 *
- Jumlah Desa Universal Child Immunization (UCI) 90 143
- Jumlah Kampung/Kelurahan 421 421
12 Cakupan Pelayanan Imunisai Polio 4 98,1 83,05 100 *
- Jumlah Imunisasi Bayi 3.676
- Jumlah Sasaran Bayi 4.426
14 Cakupan Pelayanan Imunisasi BCG 91,9 87,37 100 *
- Jumlah Imunisasi Bayi 3.540
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 15
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
No Indikator Capaian 2010
Capaian 2011
SPM RPJM
- Jumlah Sasaran Bayi 4.426
15 Cakupan Pelayanan Imunisai DPT/HB3 91,7 76,37 100 *
- Jumlah Imunisasi Bayi 3.380
- Jumlah Sasaran Bayi 4.426
16 Cakupan Pelayanan Imunisai Campak 107,9 79,98 100 *
- Jumlah Imunisasi Bayi 3.867
- Jumlah Sasaran Bayi 4.426
17 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 76,5 100
100 *
- Jumlah Penderita baru 81 117
- Jumlah Penderita Baru diobati 62 117
18 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 40
* 100 *
19 Rasio pemeriksaan malaria secara klinis (AMI) per 1.000 Penduduk 100 10,10
1 *
- Jumlah Penderita 50.681
- Jumlah Pemeriksaan Klinis 4.041
20 Rasio pemeriksaan malaria secara Laboratorium (API) per 1.000 Penduduk 142 81,93
50 *
- Jumlah Penderita 50.681
- Jumlah Pemeriksaan Klinis 15.381
21 Rasio Dokter per satuan penduduk 7689 7.509
22 Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk 420 349
23 Rasio Bidan per satuan penduduk 1637 1219
24 Prosentase perilaku hidup sehat 34 ***
25 Jumlah Posyandu per satuan Balita 220 272
26 Rasio Posyandu per satuan Balita 6 2,4
27 Rasio Puskesmas per satuan 1.000 penduduk 0,75 0,13
28 Rasio Pustu per satuan penduduk 0,4 0,05 Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2012
Keterangan : *. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/VII/2008, ** Perpres Nomor 5 Tahun
2010, *** Data Tidak Tersedia
3.1.1. Kesehatan Dasar Puskesmas
Pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan melalui penyediaan sarana Puskesmas, Pustu dan
Polindes. Pada tahun 2010 sebaran puskesmas di kabupaten manokwari meliputi 20 distrik, di
tahun 2011 ketersediaan Puskesmas terhadap jumlah distrik mencapai 72,4%, dengan
bertambahnya unit baru di Distrik Hink, 1 unit baru di Distrik Masni (Kampung Mobja). Masih
terdapat 8 distrik yang belum memiliki puskesmas, yaitu Distrik Membey, Taige, Catubouw,
Didohu, Neney, Tahota, Senopi dan Mubrani. (lihat gambar 3.11)
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Gambar. 3.1.1. Indikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar
3.1.2. Kesehatan Dasar Puskesmas Pembantu
Terdapat pembangunan pustu yang tersebar di Kabupaten Manokwari, sampai tahun 2011 jumlah
pustu yang tersebar mancapai 89 unit, dengan jumlah terbanyak berada di distrik Masni mencapai
11 unit pustu, dengan perincian lokasi 7 distrik
lebih dari 2 pustu tersebar di 13 distrik, sedangkan hanya pada Distrik Tanah Rubuh yang belum
memiliki pustu, karena adanya peningkatan status Pustu menjadi Puskesmas. (lihat gambar 3.1.2)
Gambar. 3.1.2. Indikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar
Pembantu
3.1.3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pengetahuan tentang kesehatan di Manokwari sudah cukup baik, hal ini terlihat dari persentase
penolong terakhir kelahiran yang sebagian besar adalah bidan dan dokter. Berdasarkan data yang
dilaporkan prosentase cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan me
persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dari 4.975 ibu hamil. Capaian cakupan indikator ini
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
ndikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Terdapat pembangunan pustu yang tersebar di Kabupaten Manokwari, sampai tahun 2011 jumlah
pustu yang tersebar mancapai 89 unit, dengan jumlah terbanyak berada di distrik Masni mencapai
11 unit pustu, dengan perincian lokasi 7 distrik memiliki 1 pustu, 2 pustu tersebar di 8 distrik dan
lebih dari 2 pustu tersebar di 13 distrik, sedangkan hanya pada Distrik Tanah Rubuh yang belum
memiliki pustu, karena adanya peningkatan status Pustu menjadi Puskesmas. (lihat gambar 3.1.2)
. Indikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pengetahuan tentang kesehatan di Manokwari sudah cukup baik, hal ini terlihat dari persentase
penolong terakhir kelahiran yang sebagian besar adalah bidan dan dokter. Berdasarkan data yang
dilaporkan prosentase cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan mencapai 45,07 % atau 2.242
persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dari 4.975 ibu hamil. Capaian cakupan indikator ini
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
16
Puskesmas
Terdapat pembangunan pustu yang tersebar di Kabupaten Manokwari, sampai tahun 2011 jumlah
pustu yang tersebar mancapai 89 unit, dengan jumlah terbanyak berada di distrik Masni mencapai
memiliki 1 pustu, 2 pustu tersebar di 8 distrik dan
lebih dari 2 pustu tersebar di 13 distrik, sedangkan hanya pada Distrik Tanah Rubuh yang belum
memiliki pustu, karena adanya peningkatan status Pustu menjadi Puskesmas. (lihat gambar 3.1.2)
. Indikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas
Pengetahuan tentang kesehatan di Manokwari sudah cukup baik, hal ini terlihat dari persentase
penolong terakhir kelahiran yang sebagian besar adalah bidan dan dokter. Berdasarkan data yang
ncapai 45,07 % atau 2.242
persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dari 4.975 ibu hamil. Capaian cakupan indikator ini
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
2010
2011
SPM
0
2010
2011
SPM
pada tahun 2011 masih lebih rendah dibanding dengan tahun 2010 maupun target SPM Tahun
2016. Dalam upaya pencapaian target SPM, pada ta
10 Bidan dan 72 kader, dengan harapan nantinya meningkatkan jangkauan pertolongan persalinan.
Tabel. 3.1.3. Indikator Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
3.1.4. Angka Kematian Ibu
Angka kematian bayi dan ibu melahirkan merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Angka kematian bayi dinyatakan
dalam jumlah kematian bayi selama 1 tahun per 1.000 kelahiran. Sedangkan angka kematia
melahirkan dinyatakan sebagai jumlah ibu meninggal pada saat persalinan selama 1 tahun per
100.000 kelahiran. Berdasarkan data yang dilaporkan, capaian AKI pada tahun 2011 lebih baik
dibandingkan dengan capaian tahun 2010 maupun target SPM, sebagai
berikut. Pada Tahun 2011, terdapat 9 kasus kematian, sehingga capaian AKI sebesar 9 kasus,
lebih rendah dari target SPM, yaitu 24 kasus kematian. (lihat tabel 3.1.4)
Tabel 3.1.4.Indikator Angka kematian Ibu
Rata-rata kabupaten, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011 lebih baik jika
dibandingkan dengan tahun 2010. Akan tetapi terjadi peningkatan kasus seperti di Distrik
Manokwari Barat dan Timur dan terjadi pula penurunan kasus seperti yang terjadi di Distrik
Amberbaken dan Kebar. (lihat gambar 3.1.4.1 dan 3.1.4.2)
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
0 20 40 60 80 100
2010
2011
SPM
46.09
45.07
90
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%)
5 10 15 20 25
16
9
24
Angka kematian Ibu per 100.000 Kelahiran
pada tahun 2011 masih lebih rendah dibanding dengan tahun 2010 maupun target SPM Tahun
2016. Dalam upaya pencapaian target SPM, pada tahun 2011 dilakukan pelatihan kebidanan bagi
10 Bidan dan 72 kader, dengan harapan nantinya meningkatkan jangkauan pertolongan persalinan.
Indikator Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
kematian bayi dan ibu melahirkan merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Angka kematian bayi dinyatakan
dalam jumlah kematian bayi selama 1 tahun per 1.000 kelahiran. Sedangkan angka kematia
melahirkan dinyatakan sebagai jumlah ibu meninggal pada saat persalinan selama 1 tahun per
100.000 kelahiran. Berdasarkan data yang dilaporkan, capaian AKI pada tahun 2011 lebih baik
dibandingkan dengan capaian tahun 2010 maupun target SPM, sebagaimana terlihat pada gambar
berikut. Pada Tahun 2011, terdapat 9 kasus kematian, sehingga capaian AKI sebesar 9 kasus,
lebih rendah dari target SPM, yaitu 24 kasus kematian. (lihat tabel 3.1.4)
Indikator Angka kematian Ibu
kabupaten, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011 lebih baik jika
dibandingkan dengan tahun 2010. Akan tetapi terjadi peningkatan kasus seperti di Distrik
Manokwari Barat dan Timur dan terjadi pula penurunan kasus seperti yang terjadi di Distrik
Amberbaken dan Kebar. (lihat gambar 3.1.4.1 dan 3.1.4.2)
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
17
pada tahun 2011 masih lebih rendah dibanding dengan tahun 2010 maupun target SPM Tahun
hun 2011 dilakukan pelatihan kebidanan bagi
10 Bidan dan 72 kader, dengan harapan nantinya meningkatkan jangkauan pertolongan persalinan.
kematian bayi dan ibu melahirkan merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Angka kematian bayi dinyatakan
dalam jumlah kematian bayi selama 1 tahun per 1.000 kelahiran. Sedangkan angka kematian ibu
melahirkan dinyatakan sebagai jumlah ibu meninggal pada saat persalinan selama 1 tahun per
100.000 kelahiran. Berdasarkan data yang dilaporkan, capaian AKI pada tahun 2011 lebih baik
mana terlihat pada gambar
berikut. Pada Tahun 2011, terdapat 9 kasus kematian, sehingga capaian AKI sebesar 9 kasus,
kabupaten, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011 lebih baik jika
dibandingkan dengan tahun 2010. Akan tetapi terjadi peningkatan kasus seperti di Distrik
Manokwari Barat dan Timur dan terjadi pula penurunan kasus seperti yang terjadi di Distrik
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
0
2010
2011
SPM
Gambar 3.1.4.1. Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2010
Gambar 3.1.4.1. Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2011
3.1.5. Angka Kematian Bayi
Pencapaian indiaktor AKB, di tahun 2011 lebih rendah atau lebih baik jika dibandingkan dengan
tahun 2010 maupun SPM, dari 2.242 ibu melahirkan terdapat kematian bayi sebanyak 44 kasus,
sehingga capaian AKB mencapai 20 kasus, sebagaimana terlihat pada grafik 3.1.5.
Grafik 3.1.5. Angka Kematian Bayi
Jumlah kasus angka kematian bayi (AKB) di tahun 2011, jumlah terbesar terjadi di Distrik
Manokwari Barat dengan jumlah 23 kasus dan Distrik Manokwari Selatan 8 kasus atau lebih besar
dari pada 5 per 1.000 kelahiran. (lihat
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
0 100 200 300 400 500
405
20
118
Angka kematian Bayi per 1.000 Kelahiran
Gambar 3.1.4.1. Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2010
Gambar 3.1.4.1. Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2011
Bayi
AKB, di tahun 2011 lebih rendah atau lebih baik jika dibandingkan dengan
tahun 2010 maupun SPM, dari 2.242 ibu melahirkan terdapat kematian bayi sebanyak 44 kasus,
sehingga capaian AKB mencapai 20 kasus, sebagaimana terlihat pada grafik 3.1.5.
3.1.5. Angka Kematian Bayi
umlah kasus angka kematian bayi (AKB) di tahun 2011, jumlah terbesar terjadi di Distrik
Manokwari Barat dengan jumlah 23 kasus dan Distrik Manokwari Selatan 8 kasus atau lebih besar
ari pada 5 per 1.000 kelahiran. (lihat bambar 3.1.5.1 dan 3.1.5.2).
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
18
AKB, di tahun 2011 lebih rendah atau lebih baik jika dibandingkan dengan
tahun 2010 maupun SPM, dari 2.242 ibu melahirkan terdapat kematian bayi sebanyak 44 kasus,
sehingga capaian AKB mencapai 20 kasus, sebagaimana terlihat pada grafik 3.1.5.
umlah kasus angka kematian bayi (AKB) di tahun 2011, jumlah terbesar terjadi di Distrik
Manokwari Barat dengan jumlah 23 kasus dan Distrik Manokwari Selatan 8 kasus atau lebih besar
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
0
2010
2011
SPM
0
0
2010
2011
SPM
Gambar 3.1.5.1. Angka Kematian Bayi 2010
3.1.6. Kunjungan Ibu Hamil K4
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hami yang telah mendapat pelayanan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu
tertentu. Dari sasaran ibu hami sebanyak 4.975 orang, jumlah kunjungan K4 h
2.155 ibu hamil, atau 43,32 %. (lihat grafik 3.1.6)
Grafik 3.1.6 Indikator Cakupan kunjungan ibu hamil K4
3.1.7. Penanganan Gizi Buruk
Prosentase balita gizi buruk yang mendapat penanganan pada sarana pelayanan kesehatan sesuai
dengan tata laksana gizi buruk pada tahun 2011 lebih baik pencapaiannya dibandingkan dengan
tahun 2010, akan tetapi capaian ini massih sangat jauh dengan SPM, yaitu 48,39 % berbanding
100 %.(lihat grafik 3.1.7)
Grafik 3.1.7. Indikator % Penanganan Balita Gizi Buruk
Berdasarkan data yang dilaporkan, dari 11.248 Balita yang ada di Kabupaten Manokwari, kasus
gizi buruk sebanyak 279 kasus dan hanya dapat ditangani sebanyak 135 kasus. Kasus terbesar gizi
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
20 40 60 80 100
43.32
95
20 40 60 80 100
14.63
48.39
100
% Penanganan Balita Gizi Buruk
Gambar 3.1.5.1. Angka Kematian Bayi 2010 Gambar 3.1.5.1. Angka Kematian Bayi 2011
Kunjungan Ibu Hamil K4
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hami yang telah mendapat pelayanan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu
tertentu. Dari sasaran ibu hami sebanyak 4.975 orang, jumlah kunjungan K4 h
2.155 ibu hamil, atau 43,32 %. (lihat grafik 3.1.6)
Indikator Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Penanganan Gizi Buruk
Prosentase balita gizi buruk yang mendapat penanganan pada sarana pelayanan kesehatan sesuai
laksana gizi buruk pada tahun 2011 lebih baik pencapaiannya dibandingkan dengan
tahun 2010, akan tetapi capaian ini massih sangat jauh dengan SPM, yaitu 48,39 % berbanding
Grafik 3.1.7. Indikator % Penanganan Balita Gizi Buruk
Berdasarkan data yang dilaporkan, dari 11.248 Balita yang ada di Kabupaten Manokwari, kasus
gizi buruk sebanyak 279 kasus dan hanya dapat ditangani sebanyak 135 kasus. Kasus terbesar gizi
Persebaran Angka Kematian Bayi Tahun 2011
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
19
Gambar 3.1.5.1. Angka Kematian Bayi 2011
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hami yang telah mendapat pelayanan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu
tertentu. Dari sasaran ibu hami sebanyak 4.975 orang, jumlah kunjungan K4 hanya mencapai
Prosentase balita gizi buruk yang mendapat penanganan pada sarana pelayanan kesehatan sesuai
laksana gizi buruk pada tahun 2011 lebih baik pencapaiannya dibandingkan dengan
tahun 2010, akan tetapi capaian ini massih sangat jauh dengan SPM, yaitu 48,39 % berbanding
Berdasarkan data yang dilaporkan, dari 11.248 Balita yang ada di Kabupaten Manokwari, kasus
gizi buruk sebanyak 279 kasus dan hanya dapat ditangani sebanyak 135 kasus. Kasus terbesar gizi
Persebaran Angka Kematian Bayi Tahun 2011
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
0
2010
2011
SPM
0
2010
2011
SPM
Cakupan Pelayanan Imunisai Campak
buruk berada di Distrik Amberbaken, Senopi dan Anggi sebagaim
persebaran Kasus Gizi Buruk.
Gambar 3.1.7. Peta Persebaran Kasus Gizi Buruk
Dari kasus yang terjadi, penanganan kasus paling banyak dilakukan di Distrik Masni, Warmare
dan Tanah Rubuh, yang diintervensi sebesar 100 %
penanganan kurang dari 75 % kasus yang terjadi, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
3.1.8. Imunisasi
Cakupan bayi satu kampung atau kelurahan yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap atau
> 80 % di Kabupaten Manokwari masih rendah. Dari 11.248 Bayi yang tinggal pada 412
Kampung dan 9 Kelurahan baru sebanyak 135 kampung yang telah mendapat imunisasi dasar.
(lihat grafik 3.1.8)
Grafik 3.1.8. Indikator % Kampung
Capaian indikator ini masih lebih rendah target SPM. Dari 135 kampung/kelurahan UCI, cakupan
pelayanan imunisasi yang telah dilakukan dapat sebagaimana uraian berikut.
3.1.8.1. Imunisasi Campak
Berdasarkan data yang dilaporkan, cakupan persentase imunisasi campak di Kabupaten
Manokwari relatif menurun dibandingan tahun 2010, dengan tingkat persentase penurunan
27,92% dengan capaian di tahun 2011 sebesar 79,98 %.
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
20 40 60 80 100
21
33.97
100
% Kampung/Kelurahan UCI
20 40 60 80 100 120
107.9
79.98
100
Cakupan Pelayanan Imunisai Campak
buruk berada di Distrik Amberbaken, Senopi dan Anggi sebagaimana terlihat pada gambar peta
Gambar 3.1.7. Peta Persebaran Kasus Gizi Buruk
Dari kasus yang terjadi, penanganan kasus paling banyak dilakukan di Distrik Masni, Warmare
dan Tanah Rubuh, yang diintervensi sebesar 100 % kasus, sedangkan di Distrik lainnya
penanganan kurang dari 75 % kasus yang terjadi, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
Cakupan bayi satu kampung atau kelurahan yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap atau
Manokwari masih rendah. Dari 11.248 Bayi yang tinggal pada 412
Kampung dan 9 Kelurahan baru sebanyak 135 kampung yang telah mendapat imunisasi dasar.
Indikator % Kampung / Kelurahan UCI
ih lebih rendah target SPM. Dari 135 kampung/kelurahan UCI, cakupan
pelayanan imunisasi yang telah dilakukan dapat sebagaimana uraian berikut.
Berdasarkan data yang dilaporkan, cakupan persentase imunisasi campak di Kabupaten
Manokwari relatif menurun dibandingan tahun 2010, dengan tingkat persentase penurunan
27,92% dengan capaian di tahun 2011 sebesar 79,98 %. (lihat grafik 3.1.8.1)
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
20
ana terlihat pada gambar peta
Dari kasus yang terjadi, penanganan kasus paling banyak dilakukan di Distrik Masni, Warmare
kasus, sedangkan di Distrik lainnya
penanganan kurang dari 75 % kasus yang terjadi, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
Cakupan bayi satu kampung atau kelurahan yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap atau
Manokwari masih rendah. Dari 11.248 Bayi yang tinggal pada 412
Kampung dan 9 Kelurahan baru sebanyak 135 kampung yang telah mendapat imunisasi dasar.
ih lebih rendah target SPM. Dari 135 kampung/kelurahan UCI, cakupan
Berdasarkan data yang dilaporkan, cakupan persentase imunisasi campak di Kabupaten
Manokwari relatif menurun dibandingan tahun 2010, dengan tingkat persentase penurunan
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
80
2010
2011
SPM
Berdasarkan data sebaran pelaksanaan, hampir disemua distrik berdasarkan data yang dilaporkan
capaian lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1.8.1. Peta Pelaksanaan Imunisasi Campak
3.1.8.2. Imunisasi BCG
Pelaksanaan Imunisasi BCG pada tahun 2011 lebih rendah dari capaian pelaksanaan tahun 2010.
Persentase cakupan pelaksanaan imunisasi BCG di tahun 2011 sebesar 87,37 % yang tersebar di
18 distrik, dengan cakupan layanan lebih dari 75% di 10 distrik yang mel
Barat, Manokwari Timur, Sururey, Anggi Gida, Warmare, Prafi, Minyambouw, Tanah Rubuh,
Masni dan Sidey sebagaimana terlihat pada grafik
Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanan Imunisasi BCG
Walaupun secara rata-rata capaian menurun
pelaksanaan di tahun 2011 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2010, Distrik Sururey,
Manokwari Selatan, Minyambouw dan Warmare, sebelumnya cakupan layanan dibawah 50 %,
pada tahun 2011 cakupan layanan sudah mencapai 75 %.
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
85 90 95 100
91.9
87.37
100
Cakupan Pelayanan Imunisai BCG
Berdasarkan data sebaran pelaksanaan, hampir disemua distrik berdasarkan data yang dilaporkan
capaian lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
eta Pelaksanaan Imunisasi Campak
Pelaksanaan Imunisasi BCG pada tahun 2011 lebih rendah dari capaian pelaksanaan tahun 2010.
Persentase cakupan pelaksanaan imunisasi BCG di tahun 2011 sebesar 87,37 % yang tersebar di
18 distrik, dengan cakupan layanan lebih dari 75% di 10 distrik yang meliputi distrik Manokwari
Barat, Manokwari Timur, Sururey, Anggi Gida, Warmare, Prafi, Minyambouw, Tanah Rubuh,
sebagaimana terlihat pada grafik berikut.
Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanan Imunisasi BCG
rata capaian menurun dibandingkan dengan tahun 2010, akan tetapi
pelaksanaan di tahun 2011 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2010, Distrik Sururey,
Manokwari Selatan, Minyambouw dan Warmare, sebelumnya cakupan layanan dibawah 50 %,
pada tahun 2011 cakupan layanan sudah mencapai 75 %. (lihat gambar 3.1.8.2)
Peta Pelaksanaan Imunisasi Cmpak Tahun 2011
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
21
Berdasarkan data sebaran pelaksanaan, hampir disemua distrik berdasarkan data yang dilaporkan
capaian lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
Pelaksanaan Imunisasi BCG pada tahun 2011 lebih rendah dari capaian pelaksanaan tahun 2010.
Persentase cakupan pelaksanaan imunisasi BCG di tahun 2011 sebesar 87,37 % yang tersebar di
iputi distrik Manokwari
Barat, Manokwari Timur, Sururey, Anggi Gida, Warmare, Prafi, Minyambouw, Tanah Rubuh,
ndingkan dengan tahun 2010, akan tetapi
pelaksanaan di tahun 2011 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2010, Distrik Sururey,
Manokwari Selatan, Minyambouw dan Warmare, sebelumnya cakupan layanan dibawah 50 %,
Tahun 2011
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
0 20 40 60
2010
2011
SPM
Cakupan Pelayanan Imunisai Polio 4
0 20
2010
2011
SPM
10.1
1
Rasio pemeriksaan malaria secara klinis (AMI) per 1.000 Penduduk
Gambar 3.1.8.2. Peta Pelaksanaan Imunisasi BCG
3.1.8.2. Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3
Demikian pula dengan pelaksanaan Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3, cakupan pelayanan
rendah dari capaian layanan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada grafik berikut.
Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanan Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3
3.1.9. AMII dan API
Tujuan 6 Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) disebutkan memerangi
HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan pada
tahun 2016. HIV/AIDS dan Malaria merupakan ancaman serius di tanah Papua. Jumlah penderita
Malaria yang tercatat di Kabupaten Manokwari tahun 2011 ada sebanyak 50.681
dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu 36.094 penderita. Dari jumlah tersebut, yang melakukan
pemeriksaan klinik sebanyak (AMI) sebanyak 1.896 pasien atau 10 per 1.000 penduduk, lebih
tinggi dibandingkan dengan target SPM, yaitu 1 per 1.
3.1.9.2.
Grafik 3.1.9.1. Indikator Rasio AMI per 1.000 Penduduk
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
80 100
98.1
83.05
100
Cakupan Pelayanan Imunisai Polio 4
0 20 40 60
2010
2011
SPM
Cakupan Pelayanan Imunisai DPT/HB3
40 60 80 100
100
Rasio pemeriksaan malaria secara klinis (AMI) per 1.000 Penduduk
Peta Pelaksanaan Imunisasi BCG
Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3
Demikian pula dengan pelaksanaan Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3, cakupan pelayanan
rendah dari capaian layanan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada grafik berikut.
Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanan Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3
Tujuan 6 Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) disebutkan memerangi
HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan pada
tahun 2016. HIV/AIDS dan Malaria merupakan ancaman serius di tanah Papua. Jumlah penderita
Malaria yang tercatat di Kabupaten Manokwari tahun 2011 ada sebanyak 50.681 orang lebih besar
dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu 36.094 penderita. Dari jumlah tersebut, yang melakukan
pemeriksaan klinik sebanyak (AMI) sebanyak 1.896 pasien atau 10 per 1.000 penduduk, lebih
tinggi dibandingkan dengan target SPM, yaitu 1 per 1.000 penduduk. (lihat grafik 3.1.9.1 dan
Grafik 3.1.9.1. Indikator Rasio AMI per 1.000 Penduduk
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
22
80 100
91.7
76.37
100
Cakupan Pelayanan Imunisai DPT/HB3
Demikian pula dengan pelaksanaan Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3, cakupan pelayanan lebih
Tujuan 6 Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) disebutkan memerangi
HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan pada
tahun 2016. HIV/AIDS dan Malaria merupakan ancaman serius di tanah Papua. Jumlah penderita
orang lebih besar
dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu 36.094 penderita. Dari jumlah tersebut, yang melakukan
pemeriksaan klinik sebanyak (AMI) sebanyak 1.896 pasien atau 10 per 1.000 penduduk, lebih
000 penduduk. (lihat grafik 3.1.9.1 dan
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
0 20
2010
2011
SPM
Rasio pemeriksaan malaria secara Laboratorium (API) per 1.000 Penduduk
Sedangkan pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium dan diketahui positif malaria
sebanyak 15.381 pasien atau 81 per 1.000 penduduk, lebi
penduduk, sebagaimana terlihat pada grafik.
Grafik 3.1.9.2. Indikator Rasio AMI API per 1.000 Penduduk
Berdasarkan kasus yang dilaporkan, kasus yang paling banyak terjadi di Distrik Kebar dan
Testega, akan tetapi sudah ada perubahan ke arah yang lebih baik pada Distrik Ransiki,
Momiwaren, Minyambouw dan Tanah Rubuh jika dibandingkan tahun 2010.
Gambar 3.1.9. Peta Persebaran Kasus AMI 2010 dan 2011
3.2. HIV dan AIDS
Berdasarkan data STHP 2006 diketahui bahwa
umum dengan prevalensi sebesar 2,4 % yang berarti dari setiap 100 orang penduduk di Papua
akan ada 2,4 orang yang telah terinfeksi HIV.
sudah merupakan keadaan yang luar biasa bagi suatu daerah.
Kasus HIV di kabupaten Manokwari telah diketemukan diberbagai kalangan masyarakat, semua
bidang pekerjaan telah ada yang terinfeksi termasuk anak sekolah dan mahasiswa
terlihat pada grafik di bawah ini.
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
40 60 80 100 120 140 160
142
81.93
50
Rasio pemeriksaan malaria secara Laboratorium (API) per 1.000 Penduduk
edangkan pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium dan diketahui positif malaria
sebanyak 15.381 pasien atau 81 per 1.000 penduduk, lebih tinggi dari SPM yaitu 50 per 1.000
penduduk, sebagaimana terlihat pada grafik.
Grafik 3.1.9.2. Indikator Rasio AMI API per 1.000 Penduduk
Berdasarkan kasus yang dilaporkan, kasus yang paling banyak terjadi di Distrik Kebar dan
tetapi sudah ada perubahan ke arah yang lebih baik pada Distrik Ransiki,
Momiwaren, Minyambouw dan Tanah Rubuh jika dibandingkan tahun 2010.
Gambar 3.1.9. Peta Persebaran Kasus AMI 2010 dan 2011
Berdasarkan data STHP 2006 diketahui bahwa di tanah Papua HIV telah berada pada populasi
umum dengan prevalensi sebesar 2,4 % yang berarti dari setiap 100 orang penduduk di Papua
akan ada 2,4 orang yang telah terinfeksi HIV. Keadaan 2,4% pada populasi umum
sudah merupakan keadaan yang luar biasa bagi suatu daerah.
Kasus HIV di kabupaten Manokwari telah diketemukan diberbagai kalangan masyarakat, semua
bidang pekerjaan telah ada yang terinfeksi termasuk anak sekolah dan mahasiswa
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
23
edangkan pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium dan diketahui positif malaria
h tinggi dari SPM yaitu 50 per 1.000
Berdasarkan kasus yang dilaporkan, kasus yang paling banyak terjadi di Distrik Kebar dan
tetapi sudah ada perubahan ke arah yang lebih baik pada Distrik Ransiki,
rada pada populasi
umum dengan prevalensi sebesar 2,4 % yang berarti dari setiap 100 orang penduduk di Papua
Keadaan 2,4% pada populasi umum sebenarnya
Kasus HIV di kabupaten Manokwari telah diketemukan diberbagai kalangan masyarakat, semua
bidang pekerjaan telah ada yang terinfeksi termasuk anak sekolah dan mahasiswa seperti yang
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Grafik 3.2.1. Komulatif kasus HIV
Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012
Berdasarkan data diatas bahwa ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang menduduki jumlah
terbanyak yaitu sebesar 182 orang atau 25% dari total jumlah kasus, dimana jumlah tersebut lebih
besar dari kasus pada pekerja seks komersial dengan jumlah 107 orang a
kasus.
HIV juga telah menginveksi penduduk di kabupaten Manokwari dari berbagai kelompok
seperti terlihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 3.2.1. Data kasus HIV – AIDS menurut golongan umur
Data ditabel menunjukan bahwa jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak adalah pada usia
produktif 20 – 39 tahun, dan HIV –
remaja di Kabupaten Manokwari.
Upaya penanganan dan penanggulangan orang dengan HIV
masih jauh dari harapan, keadaan ini dapat terlihat pada grafik
182
77
525
111
KASUS HIV & AIDS
< 1 1 - 4 5 - 14 15
6 6 24 13 310 195
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
. Komulatif kasus HIV – AIDS berdasarkan jenis pekerjaan
Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012
Berdasarkan data diatas bahwa ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang menduduki jumlah
yaitu sebesar 182 orang atau 25% dari total jumlah kasus, dimana jumlah tersebut lebih
besar dari kasus pada pekerja seks komersial dengan jumlah 107 orang atau 15% dari total jumlah
HIV juga telah menginveksi penduduk di kabupaten Manokwari dari berbagai kelompok
di bawah ini.
AIDS menurut golongan umur
menunjukan bahwa jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak adalah pada usia
– AIDS juga telah menginfeksi bayi, anak balita, anak
Upaya penanganan dan penanggulangan orang dengan HIV – AIDS di Kabupaten Manokwari
ini dapat terlihat pada grafik di bawah ini.
6
107
54 60
28 22
191
115 7 8 4 3
KASUS HIV & AIDS PRESENTASE (%)
15 - 19 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 > 60
28
202187
52
10 37
9783
19 10 0
35
299
270
71
203
HIV (+) AIDS JUNLAH
U M U R
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
24
Berdasarkan data diatas bahwa ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang menduduki jumlah
yaitu sebesar 182 orang atau 25% dari total jumlah kasus, dimana jumlah tersebut lebih
tau 15% dari total jumlah
HIV juga telah menginveksi penduduk di kabupaten Manokwari dari berbagai kelompok umur
menunjukan bahwa jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak adalah pada usia
AIDS juga telah menginfeksi bayi, anak balita, anak-anak, dan
S di Kabupaten Manokwari
191
26
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Grafik 3.2.2. Komulatif Kasus HIV dan AIDS
Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012
Tabel diatas menunjukan bahwa total
Manokwari sebesar 732 orang terdiri dari 496 HIV dan 236 AIDS, dari jumlah tersebut diketahui
sebanyak 435 orang stadium HIV dan 112 orang stadium AIDS telah mati dan atau los follow up,
sehingga yang hidup tinggal 61 orang stadium HIV dan 124 orang stadium AIDS.
Keadaan diatas tidak terlepas dari minimnya layanan kesehatan yang memiliki kapasitas untuk
memeriksa dan menangani orang yang telah terinfeksi HIV
baru terdapat 5 (lima) puskesmas dan 1 (satu) rumah sakit yang dapat melaksanakan pemeriksaan
HIV dan baru ada satu layanan kesehatan yang dapat memberikan layanan care support treatmen
(CST) bagi orang dengan HIV –AIDS
KASUS
496
236
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
Grafik 3.2.2. Komulatif Kasus HIV dan AIDS
Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012
Tabel diatas menunjukan bahwa total kasus HIV – AIDS yang di ketemukan di Kabupaten
Manokwari sebesar 732 orang terdiri dari 496 HIV dan 236 AIDS, dari jumlah tersebut diketahui
sebanyak 435 orang stadium HIV dan 112 orang stadium AIDS telah mati dan atau los follow up,
inggal 61 orang stadium HIV dan 124 orang stadium AIDS.
Keadaan diatas tidak terlepas dari minimnya layanan kesehatan yang memiliki kapasitas untuk
memeriksa dan menangani orang yang telah terinfeksi HIV – AIDS, sampai dengan tahun 2013
ma) puskesmas dan 1 (satu) rumah sakit yang dapat melaksanakan pemeriksaan
HIV dan baru ada satu layanan kesehatan yang dapat memberikan layanan care support treatmen
AIDS yaitu Rumah sakit umum daerah.
MATI & L S F UP HIDUP
435
61
112 124
HIV AIDS
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
25
AIDS yang di ketemukan di Kabupaten
Manokwari sebesar 732 orang terdiri dari 496 HIV dan 236 AIDS, dari jumlah tersebut diketahui
sebanyak 435 orang stadium HIV dan 112 orang stadium AIDS telah mati dan atau los follow up,
Keadaan diatas tidak terlepas dari minimnya layanan kesehatan yang memiliki kapasitas untuk
AIDS, sampai dengan tahun 2013
ma) puskesmas dan 1 (satu) rumah sakit yang dapat melaksanakan pemeriksaan
HIV dan baru ada satu layanan kesehatan yang dapat memberikan layanan care support treatmen
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
POTRET ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN MANOKWARI
4.1. Potret Umum Anggaran.
4.1.1. Trend Total Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2011
Manokwari menujukkan pertumbuhan
berikut :
Grafik 4.1. Trend Total Pendapatan Daerah
Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011
Pada tahun 2011, total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp
Kemudian, mengalami pertumbuhan yang signif
16,7% pada tahun 2012, dan 7,8% pada tahun 2013, yakni menjadi Rp
(lihat grafik 4.2).
Grafik 4.2. Presentase Pertumbuhan Pendap
Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011
Serupa dengan total pendapatan, trend total belanja daerah Kabupaten Manokwari juga
menunjukkan pergerakan yang positif (lihat grafik 4.3)
Kabupaten Manokwari mencapai Rp 728,455, juta. Kemudian, berturut
sekitar 20%, pada tahun 2012 dan pada tahun
872,394 (lihat grafik 4.4).
2011
786,447,000,000
2011
0
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
BAGIAN 4
POTRET ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN MANOKWARI
Potret Umum Anggaran.
Trend Total Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2011 – 2013), trend total pendapatan daerah Kabupaten
Manokwari menujukkan pertumbuhan yang signifikan; sebagaimana yang terlihat pada grafik 4.1
Trend Total Pendapatan Daerah
APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.
Pada tahun 2011, total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp
Kemudian, mengalami pertumbuhan yang significant dalam dua tahun terakhir
% pada tahun 2013, yakni menjadi Rp 917,919 juta dan
Pertumbuhan Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari
APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.
Serupa dengan total pendapatan, trend total belanja daerah Kabupaten Manokwari juga
menunjukkan pergerakan yang positif (lihat grafik 4.3). Pada tahun 2011, total belanja daerah
Kabupaten Manokwari mencapai Rp 728,455, juta. Kemudian, berturut-turut mengalami kenaikan
0%, pada tahun 2012 dan pada tahun 7 % pada tahun 2013, menjadi Rp 872,394 juta dan
2012 2013
786,447,000,000
917,919,000,000 989,202,372,916
2011 2012 2013
0
16.7
7.8
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
26
POTRET ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN MANOKWARI
2013), trend total pendapatan daerah Kabupaten
yang signifikan; sebagaimana yang terlihat pada grafik 4.1
Pada tahun 2011, total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp 786,447 juta.
icant dalam dua tahun terakhir yaitu sebesar
juta dan 989,208
Serupa dengan total pendapatan, trend total belanja daerah Kabupaten Manokwari juga
ada tahun 2011, total belanja daerah
turut mengalami kenaikan
% pada tahun 2013, menjadi Rp 872,394 juta dan
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Grafik 4.4. Gambaran Belanja Daerah Kabupaten Manokwari
Sumber : APBD Kab. Manokwari
4.1.2. Trend Komponen Pendapatan Daerah.
Dilihat dari proporsinya terhadap total pendapatan,
penyumbang terbesar terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari
yang dapat dilihat pada grafik 4.
pendapatan daerah Kabupaten Manokwari selama periode tahun 2011
kontribusi pos dana ini terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai
Hingga tahun 2013, persentasenya cenderung terus meningkat, dan kontribusi terbesar dana
perimbangan terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Ma
80.0% pada tahun 2013 , yakni 81.5%
Grafik 4.1.2. Presentasi Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari
Sumber : APBD Kab. Manokwari
Kondisi di atas mengindikasikan masih tingginya tingkat ketergantungan Pemerintah
Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, dalam segi pembiayaan pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan.
2011
728,455,401,743
PAD
Dana Perimbangan
Lain-lain pendapatan yang sah
PAD
Dana Perimbangan
Lain-lain pendapatan yang sah
PAD
Dana Perimbangan
Lain-lain pendapatan yang sah
20
13
20
12
20
11
25,986,000,000
21,387,000,000
20,865,000,000
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
ik 4.4. Gambaran Belanja Daerah Kabupaten Manokwari
APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.
Trend Komponen Pendapatan Daerah.
Dilihat dari proporsinya terhadap total pendapatan, dana perimbangan merupakan pos
penyumbang terbesar terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari
rafik 4.1.2 berikut, bahwa dana perimbangan mendominasi total
pendapatan daerah Kabupaten Manokwari selama periode tahun 2011 – 2013. Pada tahun 2011,
kontribusi pos dana ini terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai
Hingga tahun 2013, persentasenya cenderung terus meningkat, dan kontribusi terbesar dana
perimbangan terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai angka lebih dari
81.5% (lihat grafik 4.1.2).
. Presentasi Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari
Tahun 2011 – 2013, diolah.
mengindikasikan masih tingginya tingkat ketergantungan Pemerintah
Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, dalam segi pembiayaan pembangunan dan
2012 2013
728,455,401,743
872,394,000,000 929,441,000,000
25,986,000,000
157,108,545,416
21,387,000,000
721,832,000,000
174,700,000,000
20,865,000,000
616,000,000,000
149,582,000,000 (19%)
(3%)
(3%)
(16%)
20% 7%
(2%)
(19%)
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
27
dana perimbangan merupakan pos
penyumbang terbesar terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari. Sebagaimana
berikut, bahwa dana perimbangan mendominasi total
Pada tahun 2011,
kontribusi pos dana ini terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai 78.3%.
Hingga tahun 2013, persentasenya cenderung terus meningkat, dan kontribusi terbesar dana
nokwari mencapai angka lebih dari
mengindikasikan masih tingginya tingkat ketergantungan Pemerintah
Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, dalam segi pembiayaan pembangunan dan
806,113,827,500
721,832,000,000
616,000,000,000 (78%)
(79%)
(81%)
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Grafik 4.1.2. diatas menunjukkan bahwa
Kabupaten Manokwari, selama 3 tahun terakhir, tergolong rendah; rata
2,28% yang artinya, tingkat ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap
Pemerintah Pusat, memang, cukup tinggi. Hal
optimalnya penerimaan daerah dari pos Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Seperti yang terlihat grafik 4.1.2,
daerah tergolong lemah. Selama tahun 2011
Kabupaten Manokwari rata-rata hanya sebesar
Kabupaten Manokwari belum serius dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan sumber
PAD.
4.1.3. Trend Komponen Belanja Daerah.
Kebijakan belanja daerah dalam kerangka APBD Kabupaten Manokwari merupakan cerminan
dari Rencana Strategis Kabupaten Manokwari Tahun 2011
ditetapkan, diharapkan mampu menjadi jawaban untuk menyelesaikan, atau paling tidak,
meminimalkan permasalahan yang ada, dalam wujud program pembangunan yang strategis.
Dalam kurun waktu tahun 2011
daerah pada aktivitas pengembangan infrastruktur dasar, peningkatan ketersediaan dan
akses pelayanan publik, perbaikan tatakelola pemerintahan, dan peningkatan produktivitas
ekonomi masyarakat.
Dengan prioritas belanja daerah seperti disebutkan di atas, komposisi belanja tidak langsung dan
belanja langsung pada komponen belanja daerah Kabupaten Manokwari p
2013 menunjukkan trend sebagaimana yang dapat dilihat pada grafik 4.9 berikut.
Grafik 4.1.3. Komposisi Belanja Langsung dan Tidak Langsung APBD Kabupaten Manokwari
Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2009
2,011
728,455,401,743
386,138,000,000
342,318,000,000
BELANJA DAERAH (TOTAL)
53%
47%
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan keuangan daerah
Kabupaten Manokwari, selama 3 tahun terakhir, tergolong rendah; rata-rata hanya sebesar
ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap
Pemerintah Pusat, memang, cukup tinggi. Hal itu, antara lain, disebabkan karena belum
optimalnya penerimaan daerah dari pos Pendapatan Asli Daerah (PAD).
, memperlihatkan kemampuan PAD dalam membiayai belanja
. Selama tahun 2011 – 2013, rasio kemandirian keuangan daerah
rata hanya sebesar 2,30%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Manokwari belum serius dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan sumber
Trend Komponen Belanja Daerah.
ja daerah dalam kerangka APBD Kabupaten Manokwari merupakan cerminan
dari Rencana Strategis Kabupaten Manokwari Tahun 2011 – 2015, di mana kebijakan yang
ditetapkan, diharapkan mampu menjadi jawaban untuk menyelesaikan, atau paling tidak,
asalahan yang ada, dalam wujud program pembangunan yang strategis.
Dalam kurun waktu tahun 2011 – 2015, Kabupaten Manokwari menentukan prioritas belanja
aktivitas pengembangan infrastruktur dasar, peningkatan ketersediaan dan
blik, perbaikan tatakelola pemerintahan, dan peningkatan produktivitas
Dengan prioritas belanja daerah seperti disebutkan di atas, komposisi belanja tidak langsung dan
belanja langsung pada komponen belanja daerah Kabupaten Manokwari periode tahun 2011
2013 menunjukkan trend sebagaimana yang dapat dilihat pada grafik 4.9 berikut.
. Komposisi Belanja Langsung dan Tidak Langsung APBD Kabupaten Manokwari
APBD Kab. Manokwari Tahun 2009 – 2013, diolah.
2012 2,013
872,394,000,000 929,441,000,000
400,804,000,000
474,214,000,000
342,318,000,000
471,590,000,000
455,227,000,000
BELANJA DAERAH (TOTAL) Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
46%
54% 51%
49%
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
28
perkembangan kemampuan keuangan daerah
rata hanya sebesar
ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap
itu, antara lain, disebabkan karena belum
kemampuan PAD dalam membiayai belanja
kemandirian keuangan daerah
Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Manokwari belum serius dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan sumber-sumber
ja daerah dalam kerangka APBD Kabupaten Manokwari merupakan cerminan
2015, di mana kebijakan yang
ditetapkan, diharapkan mampu menjadi jawaban untuk menyelesaikan, atau paling tidak,
asalahan yang ada, dalam wujud program pembangunan yang strategis.
2015, Kabupaten Manokwari menentukan prioritas belanja
aktivitas pengembangan infrastruktur dasar, peningkatan ketersediaan dan
blik, perbaikan tatakelola pemerintahan, dan peningkatan produktivitas
Dengan prioritas belanja daerah seperti disebutkan di atas, komposisi belanja tidak langsung dan
eriode tahun 2011 –
. Komposisi Belanja Langsung dan Tidak Langsung APBD Kabupaten Manokwari
455,227,000,000
Belanja Langsung
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Grafik di atas menjelaskan bahwa untuk komposisi belanja daerah,
besaran belanja Pemerintah Kabupaten Manokwari fluktuatif. Pada tahun 2011 belanja
langsung lebih rendah daripada belanja tidak langsung, namun pada tahun 2012 kompo
berubah menjadi lebih besar belanja langsung. Situasi berubah lagi menjadi lebih besar
belanja tidak langsung. Hal ini patut mendapat perhatian karena dengan komposisi belanja daerah
yang demikian, mengindikasikan orientasi yang tidak jelas orientasi pemerintah dalam upaya
meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat.
4.1.4. Trend Komponen Belanja Tidak Langsung.
Seperti yang terlihat pada grafik 4.1.4
komponen belanja tidak langsung pada pos belanja daerah Kabupaten Manokwari didominasi
oleh jenis belanja pegawai. Porsi belanja yang digunakan untuk membayar gaji
PNS serta belanja aparatur lainnya, ini mencapai rata
terjadi pada tahun 2011 yang mencapai 46,2%.
Grafik 4.1.4. Trend Komposisi Belanja Tidak langsung
Sumber : APBD Kab. Manokwari
Sementara itu, untuk jenis belanja hibah
yang hampir sama, yakni berkisar antara 1
bagi hasil, belanja bantuan keuangan
yang kurang dari 1,0%, setiap tahunnya.
4.1.5. Trend Komponen Belanja Langsung.
Dalam kurun waktu tahun 2011
Kabupaten Manokwari didominasi oleh jenis belanja modal, yakni mencapai
4.1.5).
Belanja Pegawai
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa
Belanja tidak terduga
Belanja Pegawai
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa
Belanja tidak terduga
Belanja Pegawai
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa
Belanja tidak terduga
20
11
20
12
20
13
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
Grafik di atas menjelaskan bahwa untuk komposisi belanja daerah, selama tahun 2011
besaran belanja Pemerintah Kabupaten Manokwari fluktuatif. Pada tahun 2011 belanja
langsung lebih rendah daripada belanja tidak langsung, namun pada tahun 2012 kompo
berubah menjadi lebih besar belanja langsung. Situasi berubah lagi menjadi lebih besar
Hal ini patut mendapat perhatian karena dengan komposisi belanja daerah
yang demikian, mengindikasikan orientasi yang tidak jelas orientasi pemerintah dalam upaya
meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat.
Trend Komponen Belanja Tidak Langsung.
i yang terlihat pada grafik 4.1.4 berikut, bahwa dalam kurun waktu tahun 2011
komponen belanja tidak langsung pada pos belanja daerah Kabupaten Manokwari didominasi
Porsi belanja yang digunakan untuk membayar gaji
PNS serta belanja aparatur lainnya, ini mencapai rata-rata 41%, dengan belanja pegawai tertinggi
terjadi pada tahun 2011 yang mencapai 46,2%.
Grafik 4.1.4. Trend Komposisi Belanja Tidak langsung
APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.
belanja hibah dan belanja bantuan sosial, rata-rata mendapatkan porsi
yang hampir sama, yakni berkisar antara 1 – 6,5%, setiap tahun. Sedangkan, untuk jenis
belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, rata-rata mendapatkan porsi
yang kurang dari 1,0%, setiap tahunnya.
Trend Komponen Belanja Langsung.
Dalam kurun waktu tahun 2011 – 2013, komponen belanja langsung pada pos belanja daerah
Kabupaten Manokwari didominasi oleh jenis belanja modal, yakni mencapai 18,67%.
Belanja Pegawai
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa
Belanja tidak terduga
Belanja Pegawai
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa
Belanja tidak terduga
Belanja Pegawai
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa
Belanja tidak terduga
336,622,000,000
24,006,000,000
9,025,000,000
0
12,000,000,000
332,495,000,000
52,844,000,000
4,262,000,000
6,809,000,000
4,300,000,000
360,596,000,000
61,897,000,000
28,657,000,000
-
2,000,000,000 (1,6%)
(1,2%)
(3,3%)
(0,5%)
(0,8%)
(0,5%)
(6,1%)
(0,2%)
(3,1%)
(6,7%)
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
29
selama tahun 2011 – 2013,
besaran belanja Pemerintah Kabupaten Manokwari fluktuatif. Pada tahun 2011 belanja
langsung lebih rendah daripada belanja tidak langsung, namun pada tahun 2012 komposisi
berubah menjadi lebih besar belanja langsung. Situasi berubah lagi menjadi lebih besar
Hal ini patut mendapat perhatian karena dengan komposisi belanja daerah
yang demikian, mengindikasikan orientasi yang tidak jelas orientasi pemerintah dalam upaya
dalam kurun waktu tahun 2011 – 2013,
komponen belanja tidak langsung pada pos belanja daerah Kabupaten Manokwari didominasi
Porsi belanja yang digunakan untuk membayar gaji dan tunjangan
rata 41%, dengan belanja pegawai tertinggi
rata mendapatkan porsi
6,5%, setiap tahun. Sedangkan, untuk jenis belanja
rata mendapatkan porsi
2013, komponen belanja langsung pada pos belanja daerah
7%. (lihat grafik
336,622,000,000
332,495,000,000
360,596,000,000 (46,2%)
(38,1%)
(38,8%)
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Grafik 4.1.5. Trend Komponen Belanja Langsung
Sumber : APBD Kab. Manokwari
Sementara, untuk jenis belanja barang dan jasa
pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa
dalam pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah daerah, mendapatkan porsi rata
27.6%. Sedangkan, porsi untuk jenis
4.1.6. Trend Belanja Berdasarkan Urusan.
Sebagaimana yang dapat dilihat pada diagram
berdasarkan urusan, dalam dua tahun terakhir (2012 dan 2013), porsi belanja APBD terbesar
dialokasikan untuk belanja urusan Pendidikan
dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) serta kemudian infrastruktur.
Pada tahun 2012, porsi belanja urusan pendidikan Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp
229,437 juta atau sekitar 25 % dari total belanja APBD. Di tahun 2013, porsi belanja tersebut
mengalami menurunan sebesar 3 %, menj
APBD. Meskipun, secara nominal, porsi belanja tersebut tetap di atas 20%. Sedangkan belanja
kesehatan dalam dua tahun ini tetap tidak bisa melewati angka 10% meskipun ada kenaikan. Pada
tahun 2012 total anggaran dinas kesehatan dan RSUD adalah
pada tahun 2013 naik sebesar Rp. 94,617,191,356 atau 9,6% dari total pendapatan.
Diagram 4.1.6. Komposisi Belanja Berdasarkan Urusan APBD Kabupaten Manokwari
Sumber : APBD Kab. Manokwari
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal2
01
12
01
22
01
3
Belanja Lainya,
543,497,694,64
9
59%
Pendidikan
(Disdik dan OR),
229,437,246,146
25%
Kesehatan
(Dinkes dan
RSUD),
79,870,321,990
8,7%
Infrastruktur
(PU),
65,113,737,215
70,9%
Tahun 2012
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
. Trend Komponen Belanja Langsung
Kab. Manokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.
belanja barang dan jasa, yakni belanja yang digunakan untuk pengeluaran
pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa
m dan kegiatan pemerintah daerah, mendapatkan porsi rata
%. Sedangkan, porsi untuk jenis belanja pegawai, rata-rata sebesar 6% (lihat grafik 4.1
Trend Belanja Berdasarkan Urusan.
g dapat dilihat pada diagram 4.1.6 berikut, bahwa untuk alokasi belanja
dalam dua tahun terakhir (2012 dan 2013), porsi belanja APBD terbesar
dialokasikan untuk belanja urusan Pendidikan. Kemudian, diikuti oleh belanja urusan kesehatan
RSUD) serta kemudian infrastruktur.
Pada tahun 2012, porsi belanja urusan pendidikan Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp
229,437 juta atau sekitar 25 % dari total belanja APBD. Di tahun 2013, porsi belanja tersebut
mengalami menurunan sebesar 3 %, menjadi Rp 220,050 juta atau sekitar 22,2% dari total belanja
APBD. Meskipun, secara nominal, porsi belanja tersebut tetap di atas 20%. Sedangkan belanja
kesehatan dalam dua tahun ini tetap tidak bisa melewati angka 10% meskipun ada kenaikan. Pada
total anggaran dinas kesehatan dan RSUD adalah Rp. 79,870,321,990
naik sebesar Rp. 94,617,191,356 atau 9,6% dari total pendapatan.
Komposisi Belanja Berdasarkan Urusan APBD Kabupaten Manokwari
Manokwari Tahun 2012 dan 2013, diolah.
46,402,594,000
94,022,857,368
57,592,000,000
174,990,000,000
51,043,000,000
186,947,000,000
(6,4%)
(12,9%)
(6,6%)
(5,5%)
Belanja Lainya,
543,497,694,64
59%
Pendidikan (Disdik
dan OR)
220,050,209,205
22%
Kesehatan (Dinkes
dan RSUD)
94,617,191,356
9,6%
Infrastruktur (PU)
77,372,840,915
8%
Tahun 2013
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
30
, yakni belanja yang digunakan untuk pengeluaran
pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa
m dan kegiatan pemerintah daerah, mendapatkan porsi rata-rata sebesar
% (lihat grafik 4.1.5).
berikut, bahwa untuk alokasi belanja
dalam dua tahun terakhir (2012 dan 2013), porsi belanja APBD terbesar
. Kemudian, diikuti oleh belanja urusan kesehatan
Pada tahun 2012, porsi belanja urusan pendidikan Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp
229,437 juta atau sekitar 25 % dari total belanja APBD. Di tahun 2013, porsi belanja tersebut
adi Rp 220,050 juta atau sekitar 22,2% dari total belanja
APBD. Meskipun, secara nominal, porsi belanja tersebut tetap di atas 20%. Sedangkan belanja
kesehatan dalam dua tahun ini tetap tidak bisa melewati angka 10% meskipun ada kenaikan. Pada
Rp. 79,870,321,990 atau 8,7 % dan
naik sebesar Rp. 94,617,191,356 atau 9,6% dari total pendapatan.
Komposisi Belanja Berdasarkan Urusan APBD Kabupaten Manokwari
201,892,378,123
239,008,000,000
174,990,000,000
217,237,000,000
186,947,000,000
(27,7%)
(20,1%)
(27,4%)
(20,1%)
(23,4%)
Belanja Lainya
597,168,131,440
60%
Tahun 2013
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Dengan alokasi angggaran kesehatan seperti tersebut di atas, dapat dikemukakan pula bahwa
dalam dua tahun terakhir, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari belum
memenuhi amanat Pasal 171 ayat (2) Undang
menyebutkan bahwa dana kesehatan, selain gaji dialokasikan minimal 10% dari APBN/ APBD.
Hal lain yang juga dapat dikemukakan dari grafik 4.15, bahwa
Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran untuk belanja urusan kesehatan
yang jauh lebih kecil, dibandingkan porsi belanja urusan urusan pendidikan namun leb
dari belanja infrastrtur. Sekalipun, porsi belanja urusan kesehatan itu digabungkan dengan porsi
belanja RSUD, namun tetap saja jumlahnya tidak mencapai separuh dari porsi belanja, baik untuk
urusan pendidikan.
Dari paparan di atas, menunjukkan ba
pendidikan di Kabupaten Manokwari masih perlu diperjuangkan agar bisa benar
amanat undang-undang. Apalagi disebutkan anggaran itu harus di luar gaji. Sementara
berdasarkan data, anggaran kurang dari 10% untuk urusan kesehatan di Kabupaten Manokwari
adalah anggaran total Dinas Kesehatan dan RSUD.
4.1.7. Trend Belanja Hibah dan Bantuan Sosial
Belanja dana hibah dan bantuan sosial Kabupaten Manokwari selama 3 (tiga) tahun dari tahun
2011, 2012, dan 2013 alokasi belanjanya terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal
tersebut dapat dilihat pada diagram
Diagram 4.1.7. Trend Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial
Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011
2011
728,455,401,743
872,394,000,000
24,006,000,000
9,025,000,000
Pendapatan
(3,3%)
(1,24%)
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
Dengan alokasi angggaran kesehatan seperti tersebut di atas, dapat dikemukakan pula bahwa
dalam dua tahun terakhir, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari belum
memenuhi amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyebutkan bahwa dana kesehatan, selain gaji dialokasikan minimal 10% dari APBN/ APBD.
al lain yang juga dapat dikemukakan dari grafik 4.15, bahwa dalam dua tahun terakhir,
Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran untuk belanja urusan kesehatan
yang jauh lebih kecil, dibandingkan porsi belanja urusan urusan pendidikan namun leb
. Sekalipun, porsi belanja urusan kesehatan itu digabungkan dengan porsi
belanja RSUD, namun tetap saja jumlahnya tidak mencapai separuh dari porsi belanja, baik untuk
Dari paparan di atas, menunjukkan bahwa urusan yang menjadi prioritas daerah, seperti kesehatan,
pendidikan di Kabupaten Manokwari masih perlu diperjuangkan agar bisa benar-
undang. Apalagi disebutkan anggaran itu harus di luar gaji. Sementara
ggaran kurang dari 10% untuk urusan kesehatan di Kabupaten Manokwari
adalah anggaran total Dinas Kesehatan dan RSUD.
Trend Belanja Hibah dan Bantuan Sosial
Belanja dana hibah dan bantuan sosial Kabupaten Manokwari selama 3 (tiga) tahun dari tahun
2011, 2012, dan 2013 alokasi belanjanya terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal
ersebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Diagram 4.1.7. Trend Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial
APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 - 2013, diolah.
2012 2013
872,394,000,000
989,208,372,916
52,844,000,000 61,897,000,000
9,025,000,0004,262,000,000 28,657,000,000
Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial
(1,24%)
(6,06%)
(0,49%
)
(6,26%)
(2,9%)
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
31
Dengan alokasi angggaran kesehatan seperti tersebut di atas, dapat dikemukakan pula bahwa
dalam dua tahun terakhir, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari belum
Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
menyebutkan bahwa dana kesehatan, selain gaji dialokasikan minimal 10% dari APBN/ APBD.
dalam dua tahun terakhir,
Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran untuk belanja urusan kesehatan
yang jauh lebih kecil, dibandingkan porsi belanja urusan urusan pendidikan namun lebih baik
. Sekalipun, porsi belanja urusan kesehatan itu digabungkan dengan porsi
belanja RSUD, namun tetap saja jumlahnya tidak mencapai separuh dari porsi belanja, baik untuk
hwa urusan yang menjadi prioritas daerah, seperti kesehatan,
-benar memenuhi
undang. Apalagi disebutkan anggaran itu harus di luar gaji. Sementara
ggaran kurang dari 10% untuk urusan kesehatan di Kabupaten Manokwari
Belanja dana hibah dan bantuan sosial Kabupaten Manokwari selama 3 (tiga) tahun dari tahun
2011, 2012, dan 2013 alokasi belanjanya terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Diagram 4.1.7 Menunjukkan bahwa pada 2011 total alokasi belanja hibah dan bantuan sosial
Kabupaten Manokwari sebesar 4,5%,
mencapai 9,1% dari total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari.
4.2. Potret Anggaran Kesehatan 2012
4.2.1. Trend Total Pendapatan dan Belanja Kesehatan.
Seperti dengan komposisi belanja daerah secara umum; di mana, porsi belanja tidak langsung
lebih besar daripada belanja langsung, pada belanja urusan kesehatan, juga terjadi demikian. Pada
tahun tahun 2012 belanja tidak langsung kesehatan memang lebih kecil dari belanja langsung,
namun situasi berubah pada tahun 2013 di mana belanja langsung m
dari 44,5% pada tahun 2012 menjadi 38
Grafik 4.2. Trend Pendapatan dan Belanja Kesehatan Kabupaten Manokwari
Sumber : APBD Kab.
Seperti yang terlihat pada grafik 4.2
pos belanja kesehatan Kabupaten Manokwari mencapai Rp 39,113 juta (49%). Di tahun 2013,
alokasi belanja tidak langsung ini justru meningkat menjadi 47,765 juta atau mencapai 50,5%.
Sementara itu, untuk porsi belanja langsung, pada tahun 2012, dialokasikan sebesar Rp 40,756
juta (51.0%) yang kemudian menurun menjadi Rp 46,851 juta (49.5%)pada tahun 2013.
4.2.2. Belanja Program Kesehatan
Pada tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran kesehatan untuk
pelaksanaan 13 (tiga belas) program, sebagai berikut :
a. Program pelayanan administrasi perkantoran
b. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
c. Program obat dan perbekalan kesehatan
d. Program pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
e. Program upaya kesehatan masyarakat
Total
Belanja
Belanja
Langsung
2012
49,644,125,057
22,112,245,000
44.5%
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran(JANGKAR
Manokwari
Menunjukkan bahwa pada 2011 total alokasi belanja hibah dan bantuan sosial
4,5%, meningkat di tahun 2012 menjadi 6,6%, dan pada
ndapatan daerah Kabupaten Manokwari.
Potret Anggaran Kesehatan 2012-2013.
Trend Total Pendapatan dan Belanja Kesehatan.
Seperti dengan komposisi belanja daerah secara umum; di mana, porsi belanja tidak langsung
langsung, pada belanja urusan kesehatan, juga terjadi demikian. Pada
tahun tahun 2012 belanja tidak langsung kesehatan memang lebih kecil dari belanja langsung,
namun situasi berubah pada tahun 2013 di mana belanja langsung mengalami penurunan, yakni
44,5% pada tahun 2012 menjadi 38,4% pada tahun 2013.
Trend Pendapatan dan Belanja Kesehatan Kabupaten Manokwari
APBD Kab. Manokwari Tahun 2012 dan 2013, diolah.
4.2, bahwa pada tahun 2012, alokasi belanja tidak langsung pada
pos belanja kesehatan Kabupaten Manokwari mencapai Rp 39,113 juta (49%). Di tahun 2013,
alokasi belanja tidak langsung ini justru meningkat menjadi 47,765 juta atau mencapai 50,5%.
a itu, untuk porsi belanja langsung, pada tahun 2012, dialokasikan sebesar Rp 40,756
juta (51.0%) yang kemudian menurun menjadi Rp 46,851 juta (49.5%)pada tahun 2013.
Belanja Program Kesehatan
Pada tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran kesehatan untuk
pelaksanaan 13 (tiga belas) program, sebagai berikut :
Program pelayanan administrasi perkantoran
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
erbekalan kesehatan
Program pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
Program upaya kesehatan masyarakat
Belanja
Tidak
Langsung
Tota
Belanja
Belanja
Langsung
Belanja
Tidak
Langsung
2013
22,112,245,000 27,531,880,057
56,692,452,652
21,744,424,647
34,948,028,005
44.5% 55.5%
38.4% 61.6%
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran JANGKAR) Manokwari
32
Menunjukkan bahwa pada 2011 total alokasi belanja hibah dan bantuan sosial
, dan pada 2013 dan
Seperti dengan komposisi belanja daerah secara umum; di mana, porsi belanja tidak langsung
langsung, pada belanja urusan kesehatan, juga terjadi demikian. Pada
tahun tahun 2012 belanja tidak langsung kesehatan memang lebih kecil dari belanja langsung,
engalami penurunan, yakni
, bahwa pada tahun 2012, alokasi belanja tidak langsung pada
pos belanja kesehatan Kabupaten Manokwari mencapai Rp 39,113 juta (49%). Di tahun 2013,
alokasi belanja tidak langsung ini justru meningkat menjadi 47,765 juta atau mencapai 50,5%.
a itu, untuk porsi belanja langsung, pada tahun 2012, dialokasikan sebesar Rp 40,756
juta (51.0%) yang kemudian menurun menjadi Rp 46,851 juta (49.5%)pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Manokwari mengalokasikan anggaran kesehatan untuk
34,948,028,005
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 33
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
f. Program pengawasan obat dan makanan
g. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
h. Program perbaikan gizi masyarakat
i. Program pengembangan lingkungan sehat
j. Program Pengembangan & penanggulangan penyakit menular
k. Program Stadarisasi pelayanan kesehatan
l. Program pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana-prasarana Puskesmas/puskesmas
pembantu & jaringan
Tabel 4.2.2. Data Anggaran Program Dinas Kesehatan tahun 2013
NO URAIAN JUMLAH
1 Program pelayanan administrasi perkantoran 2.325.129.000,00
Belanja Barang dan Jasa
Penyediaan surat menyurat 9.080.000,00
Penyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik 134.000.000,00
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaran dinas/operasional 13.400.000,00
Penyediaan jasa kebersihan kantor 9.000.000,00
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 17.000.000,00
Penyediaan alat tulis kantor 25.000.000,00
Penyediaan barang cetakan dan penggadaan 20.760.000,00
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perudang-undangan 8.400.000,00
Penyediaan makanan dan minuman 1.685.840.000,00
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam dan luar daerah 304.134.000,00
Penyediaan jasa pelayanan administrasi perkantoran 98.515.000,00
2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 1.857.849.000,00
Pembangunan gedung kantor (Belanja Modal) 309.549.000,00
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 36.660.000,00
Belanja pegawai 23.400.000,00
Belanja barang dan jasa 13.260.000,00
Pemeliharaan rutin/berkala kendaran dinas/oprasional (Belanja Barang & Jasa)
1.511.640.000,00
3 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 117.600.000,00
Pendidikan dan pelatihan formal (Belanja Barang & Jasa) 117.600.000,00
4 Program obat dan perbekalan kesehatan 2.529.042.610,40
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan 90.703.000,00
Belanja pegawai 24.450.000,00 Belanja barang dan jasa 66.253.000,00
5 Program pemerataan obat dan perbekalan kesehatan 406.620.000,00
Belanja pegawai 55.800.000,00
Belanja barang dan jasa 350.820.000,00
Monitoring, evaluasi dan laporan (Belanja Barang & Jasa) 25.670.000,00
Pelatihan pengelolaan obat bagi tenaga puskesmas 39.765.000,00
Belanja pegawai 4.500.000,00
Belanja barang dan jasa 35.265.000,00
Pengadaan obat & perbekalan kesehatan (DAK) (Belanja Brg & Jasa) 1.787.531.464,00
Pengadaan obat & perbekalan kesehatan (Pendamping DAK) (Belanja Barang & Jasa)
178.753.146,40
6 Program upaya kesehatan masyarakat 5.679.667.550,00
Pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana-prasarana Puskesmas & jaringannya
229.649.000,00
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 34
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Belanja pegawai 150.650.000,00
Belanja barang dan jasa 78.999.000,00
Peningkatan pelayanan & penanggulangan masalah kesehatan 840.194.600,00
belanja pegawai 781.650.000,00
Belanja barang dan jasa 58.544.600,00
penyediaan biaya operasional dan pemeliharan 2.190.136.950,00
belanja pegawai 520.800.000,00
Belanja barang dan jasa 1.669.336.950,00
penyelenggaraan penyehatan lingkungan 118.989.000,00
belanja pegawai 21.600.000,00
Belanja barang dan jasa 84.389.000,00
belanja modal 13.000.000,00
pelatihan teknis keperawatan 200.904.000,00
belanja pegawai 24.800.000,00
Belanja barang dan jasa 176.104.000,00
Peningkatan pelayanan & penanggulanagan masalah kesehatan (DANA OTSUS)
2.099.794.000,00
belanja pegawai 2.039.250.000,00
Belanja barang dan jasa 60.544.000,00
7 Program pengawasan obat dan makanan 129.712.000,00
peningkatan pengawasan keamanan pangan & bahan berbahaya 129.712.000,00
belanja pegawai 5.250.000,00
Belanja barang dan jasa 124.462.000,00
8 Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 326.908.000,00
penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 326.908.000,00
belanja pegawai 27.657.000,00
Belanja barang dan jasa 299.233.000,00
Program perbaikan gizi masyarakat 1.265.795.750,00
Penanggulanagan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium(GAKY),kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainya
774.581.750,00
Belanja pegawai 49.750.000,00
Belanja barang dan jasa 711.491.750,00
9 Belanja modal 13.340.000,00
Pelatihan menajemen gizi untuk kesehatan ibu dan anak 491.214.000,00
Belanja pegawai 66.950.000,00
Belanja barang dan jasa 409.264.000,00
Belanja modal 15.000.000,00
10 Program pengembangan lingkungan sehat 216.178.000,00
Pengkajian pengembangan lingkungan sehat 216.178.000,00
Belanja pegawai 4.750.000,00
Belanja barangdan jasa 116.428.000,00
Belanja modal 95.000.000,00
11 Program Pengembangan & penanggulangan penyakit menular 1.656.800.800,00
Pelayan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah 160.880.000,00
Belanja pegawai 79.050.000,00
Belanja barang dan jasa 81.830.000,00
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 502.775.000,00
Belanja pegawai 384.775.000,00
Belanja barang dan jasa 118.000.000,00
Pencegahan penularan penyakit endemik/Epidemik (Belanja Barang & Jasa)
310.499.800,00
Peningkatan survellance epidemiologi & penanggulangan waba 682.646.000,00
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 35
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Belanja pegawai 245.550.000,00
Belanja barang dan jasa 437.096.000,00
12 Program Stadarisasi pelayanan kesehatan 801.911.900,00
penyusunan standar pelayana kesehatan 55.220.000,00
Belanja pegawai 7.000.000,00
Belanja barang dan jasa 48.220.000,00
Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan 51.020.900,00
Belanja pegawai 4.830.000,00
Belanja barang dan jasa 46.190.900,00
Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan 664.291.000,00
Belanja pegawai 24.375.000,00
Belanja barang dan jasa 489.916.000,00
Belanja modal 150.000.000,00
Monitoring,evaluasi dan pelaporan 31.380.000,00
Belanja barang dan jasa 13.380.000,00
13 Program pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana-prasarana Puskesmas/puskesmas pembantu & jaringan
4.837.830.037,00
Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas (Belanja Modal) 116.125.000,00
Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas (DAK) (belanja modal) 872.250.000,00
Pengadaan sarana & prasarana puskesmas (pendamping DAK) (belanja modal)
87.250.000,00
Penigkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas (DAK) (belanja modal)
736.363.636,00
Penigkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas (pendamping DAK) (belanja modal)
73.636.364,00
Pembangunan rumah medis dan paramedis( DAK) (belanja modal) 327.272.727,00
Pembagunan rumah medis dan paramedis (pendampingDAK) (belanja modal)
32.727.273,00
Rehabilitasi sedang/berat polindes/poskesdes(DAK) (belanja modal) 271.636.364,00
Rehabilitasi sedang/berat polindes/poskesdes (pendamping DAK) (belanja modal)
27.163.636,00
Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu (DAK) (belanja modal) 281.818.182,00
Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu (pendamping DAK)(belanja modal)
28.181.818,00
Rehabilitas sedang/berat puskesmas rawat inap(DAK)(belanja modal) 286.363.636,00
Rehabilitas sedang/berat puskesmas rawat inap(pendamping DAK)(belanja modal)
28.636.364,00
Rehabilitas sedang/berat rumah medis & paramedis (DAK) (blnj modal) 435.001.818,00
Rehabilitasi sedang/berat rumah medis dan paramedis (pendampig DAK)(belanja modal)
43.500.182,00
Rehabilitas sedang/berat puskesmas (DAK)(belanja modal) 115.810.000,00
Rehabilitas sedang/berat puskesmas ( pendamping DAK)(belanja modal) 11.581.000,00
Penigkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas (lanjutan/ DAK)(belanja modal)
404.216.818,00
Penigkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas (lanjutan Pendamping DAK) (belanja modal)
40.421.682,00
Rehabilitas sedang / berat polindes/puskesdes (lanjutan/DAK) (belanja modal)
12.536.364,00
Pembangunan puskesmas pembantu (DAK) (belanja modal) 436.362.173,00
Pembagunan puskesmas pembantu(pendamping DAK) (belanja modal) 43.636.364,00
Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2013, diolah.
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 36
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Dari ketiga belas program di atas ada dua program yang menurut hemat kami perlu mendapat
intervensi lebih kuat karena cukup penting dan sangat menentukan dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Kedua program itu adalah:
a. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
b. Program Pengembangan & penanggulangan penyakit menular
Pada program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, kami melihat bahwa
sesungguhnya kebijakan pemerintah pusat sudah memberi peluang bagi masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik seperti adanya jaminan persalinan bagi ibu
melahirkan dan pengobatan gratis bagi penderita TB. Namun demikian, dalam kenyataannya
layanan itu belum sepenuhnya diakses oleh masyarakat. Kami menilai hal itu antara lain
disebabkan oleh kurangnya informasi.
Berdasarkan LKPJ bupati pada tahun 2011 ada sebanyak 4.975 orang perempuan melahirkan di
Kabupaten Manokwari, dan hanya 45,05% yang mendapatkan layanan medis. Hal itu
menunjukkan bahwa masih banyak yang belum mengakses layanan ini.
Pada tahun 2012 dimana program Jaminan Persalinan telah ada, dari 4.403 ibu hamil melahirkan
yang persalinanya ditolong layanan kesehatan hanya 75,26%, selain itu terdapat 1,82% persalinan
ibu hamil yang ditolong dukun, dan sisanya tidak diketahui, hal ini berarti ada 1.089 ibu hamil
yang persalinanya tidak ditolong oleh tenaga medis.
Hal serupa juga dalam pengobatan gratis bagi penderita TB, program TB telah lama dicanangkan
namun sampai saat ini angka case notification rate masih tinggi yaitu 218 per 100.000 penduduk,
angka succes rate baru mencapai angka 54,39%, dan angka CDR baru mencapai 50,26%.
Keadaan ini dikarenakan masih minimnya masyarakat mengakses layanan kesehatan khususnya
TB yang disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat terkait TB dan informasi tentang
pengobatan TB gratis belum banyak diketahui masyarakat.
Dalam APBD Kabupaten Manokwari 2013, Program promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat menganggarkan dana sebesar RP 326, 908 juta. Angka ini disebutkan untuk
penyuluhan masyarakat pola hidup sehat dan tidak secara jelas bagaimana kampanye itu
dilaksanakan serta tidak pula terlihat untuk promosi layanan kesehatan tersebut di atas. Untuk itu
kami mengusulkan mengefektifkan program untuk mengkampanyekan jampersal dan pengobatan
gratis TB melalui program ini.
Minimnya puskesmas yang melayani HIV-AIDS karena hanya 5 ada puskesmas yang memiliki
kapasitas untuk melayani dan ke 5 puskesmas tersebut seluruhnya berada di daerah kota,
sedangkan orang yang terinveksi dan membutuhkan layanan sebagian tinggal di pedesaan, pesisir
pantai, dan pegunungan. Hal ini menyebabkan makin meningkatnya orang dengan HIV-AIDS
yang meninggal dan putus obat akibat tidak dapat mengakses layanan kesehatan yang mereka
butuhkan secara berkesinambungan Maka orang drop out.
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 37
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Untuk itu kami mendorong untuk meningkatkan jumlah layanan yang memiliki kapasitas dan
berkualitas serta memperluas layanan kesehatan untuk yang mampu menangani kasus penyakit
menular khususnya TB dan HIV-AIDS.
Berdasarkan laporan dinas kesehatan kabupaten Manokwari bahwa angka orang yang meninggal
dan atau droup out mencapai angka 435 orang atau 87,7% orang dengan HIV pada stadium HIV
positif dan 112 orang atau 47,5% orang dngan HIV pada stadium AIDS, sedangkan yang hidup
hanya 61 orang atau 12,3% orang dengan HIV pada stadium HIV positif dan 124 orang atau
52,5% orang dengan HIV pada stadium AIDS.
4.2.3. Analisis.
Terkait dengan issu tersebut di atas, dilakukan analisis sebagai berikut :
1. Analisis Pertumbuhan Anggaran.
Rumus :
(T2 – T1)/T1 x 100
Ket. :
T2 adalah anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari tahun terakhir (2013); dan
T1 adalah anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari tahun sebelumnya (2012).
(Rp 94,617,191 juta – 79,870 juta)/ Rp 79,870 juta X 100
= Rp 14,746, juta/ 79,870 juta X 100
= 18%
Artinya, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari pada tahun 2013 mengalami
kenaikan sebesar 18%.
2. Analisis Proporsi.
Rumus :
PersentaseShare(Proporsi) = Bagian/Total x 100
Porsi anggaran untuk Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat adalah
sebesar Rp 326,908 juta. Sedangkan Program Pengembangan & penanggulangan penyakit
menular adalah sebesar Rp 1.656,8 juta
Rp 1.983,708 juta/ 56,692 juta X 100
= 3 %
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 38
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Artinya, porsi anggaran yang dialokasikan untuk Program promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat dan Program Pengembangan & penanggulangan penyakit menular
3 % dari total anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari tahun 2013.
Porsi anggaran yang demikian tentunya sangat berpengaruh terhadap upaya pembangunan
kesehatan dasar di Kabupaten Manokwari. Dengan porsi anggaran yang hanya sebesar 3 %
dari total anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari tahun 2013, jelas tidak sebanding
dengan upaya penyelesaian/ pemecahan permasalahan kesehatan dasar seperti di sebutkan di
atas.
3. Analisis Per Kapita.
Rumus :
Jumlah anggaran/ jumlah populasi
Ket.
Berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk 2010, pada tahun 2011 jumlah penduduk
Kabupaten Manokwari mencapai 194.948 jiwa.
Rp 94,617,191 juta / 194.948 jiwa jiwa
= Rp 485,345.79
Artinya, porsi anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk 1 (satu) orang penduduk di
Kabupaten Manokwari, adalah sebesar Rp 485,345.79
Porsi anggaran seperti disebutkan di atas, sebenarnya, sudah cukup besar, jika tidak dikikis
oleh belanja tidak langsung yang dialokasikan untuk membayar gaji dan tunjangan PNS/
dokter dan tenaga kesehatan. Namun, pada kenyataanya, komposisi belanja pada anggaran
Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari tahun 2013 menunjukkan bahwa porsi belanja tidak
langsung tetap lebih besar (50,5%) daripada belanja langsung (49,5%).
4. Analisis Kecukupan Alokasi Anggaran.
Terkait dengan issu perlunya promosi untuk jampersal dan kampanye obat gratis dan
ketersedian layanan TB di Kabupaten Manokwari di atas, maka program yang tampaknya
dapat mengatasi hal itu adalah Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
dan Program Pengembangan & penanggulangan penyakit menular.
Dalam dokumen APBD Kabupaten Manokwari tahun 2013, program di atas hanya menyerap
3% ( Rp 1.983.708 juta) dari total anggaran Dinas Kesehatan yang mencapai Rp 56,692 juta
Jika dibandingkan dengan jumlah bu hamil dengan anggaran promosi, data ibu hamil pada
tahun 2011 yang mencapai 4.975 orang dengan anggaran promosi sebesar Rp 326,908 juta,
maka jumlah anggaran yang dialokasikan seperti disebutkan di atas, adalah sbb.
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 39
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Rp 326,908 juta / 4.975 jiwa
= Rp 65.710
Tentu saja angka ini cukup besar, namun jika melihat anggaran itu juga digunakan untuk
kegiatan lain, maka jumlahnya akan berkurang.
Jika dilihat dari anggaran dana hibah dan bantuan social, yang mengalami peningkatan 2%
setiap tahunnya selama 3 tahun, maka realokasi dari dana hibah dan bantuan sosial ini dapat
meningkatkan alokasi anggaran bagi progam promosi kesehatan dan program peningkatan
kualitas dan kuantitas layanan khusus untuk penyakit menular (TB dan HIV-AIDS).
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 40
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
BAGIAN 5
P E N U T U P
5.1. Kesimpulan.
Berdasarkan kajian di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : pertama, bahwa salah satu
issu kesehatan yang wajib mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Manokwari;
adalah promosi layanan kesehatan gratis, khususnya JAMPERSAL dan Layanan untuk penderita
penyakit menular di Kabupaten Manokwari.
Kedua, data menyebutkan lebih dari 50% ibu melahirkan tidak mendapatkan layanan medis yang
diperlukan. Dari LKPJ 2012 disebutkan bahwa
Ketiga, angka penderita penyakit menular terus bertambah dan
Keempat, bahwa trend total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari menunjukkan pertumbuhan
yang fluktuatif. Dana perimbangan merupakan pos penyumbang terbesar terhadap total pendaatan
daerah tersebut di atas; di mana, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2011 – 2013), kontribusinya
mencapai lebih dari 80,0%, setiap tahun. Kondisi ini mengindikasikan masih tingginya tingkat
ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, dalam segi
pembiayaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan.
Kelima, tingginya tingkat ketergantungan terhadap Pemerintah Pusat di atas, juga dapat dilihat
dari :
a. Perkembangan kemampuan keuangan daerah yang tegolong rendah; rata-rata hanya sebesar
2,8%; dan
b. Lemahnya kemampuan PAD dalam membiayai belanja daerah; di mana, rasio kemandirian
keuagan daerah rata-rata hanya sebesar 2,30%.
Keenam, bahwa dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2009 - 2013), komposisi belanja daerah
Kabupaten Manokwari menunjukkan fluktuasi besaran belanja langsung dan belanja tidak
langsung. Komponen belanja tidak langsung didominasi oleh jenis belanja pegawai, yang porsinya
mencapai lebih dari 30,0%, setiap tahun. Sedangkan, untuk komponen belanja langsung,
didominasi oleh jenis belanja modal; terutama untuk pembangunan infrastruktur dasar.
Ketujuh, untuk alokasi belanja berdasarkan urusan pemerintah, dalam dua tahun terakhir (2012
dan 2013), porsi belanja APBD terbesar dialokasikan untuk belanja urusan pendidikan. Kemudian,
diikuti oleh belanja urusan kesehatan, dan belanja urusan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Kedelapan, bahwa dalam dua tahun terakhir, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari
belum memenuhi amanat UU Kesehatan no 36, yang menyebutkan bahwa dana kesehatan, selain
gaji dan biaya kedinasan, dialokasikan minimal 10% dari APBN/ APBD. Hal ini mengindikasikan
adanya inkonsistensi antara perencanaan, di satu pihak; sebagaimana yang termuat dalam Visi dan
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 41
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
Misi Kabuapten Manokwari tahun 2011 – 2015, dengan alokasi anggaran untuk urusan kesehatan,
di pihak yang lain.
Kesembilan, porsi belanja langsung pada belanja urusan kesehatan mengalami penurunan terhadap
belanja tidak langsung. Dalam dua tahun terakhir, trend belanja kesehatan Kabupaten Manokwari
menunjukkan kecenderungan “peningkatan pada belanja tidak langsung dan penurunan belanja
langsung.”
Kesepuluh, meskipun pada tahun 2013, alokasi anggaran kesehatan Kabupaten Manokwari pada
tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 6,24%. Artinya ada komitment pemerintah Kabupaten
Manokwari untuk meningkatkan anggaran kesehatan.
Kesebelas, dana hibah dan bantuan sosial Kabupaten Manokwari terus mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Pada 2011, dana hanya 4,5%, menjadi 6,6% pada 2012 dan terakhir
mencapai 10% pada tahun 2013. Angka ini hampir menyamai angggaran gabungan Dinas
Kesehatan dan RSUD.
Keduabelas, porsi anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk 1 (satu) orang penduduk di
Kabupaten Manokwari, adalah sebesar Rp Rp 485,345.79. Porsi anggaran ini, sebenarnya, sudah
cukup besar, jika tidak dikikis oleh belanja tidak langsung yang dialokasikan untuk membayar gaji
dan tunjangan PNS/ dokter dan tenaga kesehatan. Komposisi belanja pada anggaran Dinas
Kesehatan Kabupaten Manokwari tahun 2013 menunjukkan bahwa porsi belanja tidak langsung
lebih besar (61,6%) daripada belanja langsung (38,4%).
Kesebelas, porsi anggaran yang dialokasikan untuk Program promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat adalah serta Program Pengembangan & penanggulangan penyakit
menular adalah 3 % dari total anggaran Dinas Kesehatan. Porsi anggaran yang demikian
tentunya sangat berpengaruh terhadap upaya promosi yang akan melibatkan lebih banyak pihak
yang akan mengakses layanan, tetapi hal ini tidak terjadi karena masyarakat tidak mendapatkan
informasi yang cukup.
5.2. Rekomendasi.
Berdasarkan kesimpulan di atas, Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil “JANGKAR” (Jaringan
Advokasi Kebijakan Anggaran) Manokwari merekomendasikan :
1. Mengusulkan adanya peningkatan anggaran dinas kesehatan sesuai dengan UU No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah
kabupaten dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah di luar gaji
2. Mengusulkan adanya peningkatan alokasi anggaran SKPD dinas kesehatan dan rumah
sakit daerah bagi layanan publik sebesar 2/3 (dua per tiga) dari anggaran kesehatan dalam
APBD daerah Kabupaten Manokwari sesuai amanat UU No. 36 Tahun 2009.
Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR) Manokwari
Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 42
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Manokwari
3. Mengusulkan pada dinas kesehatan kabupaten Manokwari untuk meningkatkan alokasi
anggaran layanan publik pada umumnya dan secara khusus layanan publik bagi Ibu dan
anak serta pencegahan dan penanggulangan penyakit menular khususnya layanan terkait
penyakit IMS – HIV dan AIDS serta TB.
4. Mengusulkan pada dinas kesehatan kabupaten Manokwari untuk meningkatkan alokasi
anggaran bagi kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
5. Mengusulkan kepada dinas kesehatan kabupaten Manokwari, agar dalam program promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular, untuk memasukan kegiatan Promosi dan Kampanye JAMPERSAl (Jaminan
Persalinan) dan Berobat Gratis dalam APBD Kabupaten Manokwari Tahun 2014, sebagai
salah satu alternatif pemecahan permasalahan kesehatan, yang terkait dengan rendahnya
akses ibu hamil dan penderita penyakit menular dalam mengakses layanan gratis yang
disediakan pemerintah pusat maupun pemerintah Kabupaten Manokwari.