Upload
elsadjiloy
View
215
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jm
Citation preview
BAGIAN 1 TEORI ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak zaman primitif orang sudah mengenal adanya organisasi. Mereka hidup
berkelompok, budaya maupun ritualnya dalam rangka mempertahankan keberadaan
kelompoknya dan perkembanganya. Lebih-lebih balam zaman modern ini orang menganggap
organisasi menjadi sangat penting
Sejak orang dalam kandungan sudah berhubungan dengan dokter
yang memeriksa perkembanganya. Seorang dokter bekerja pada suatu organisasi mungkin
swasta ataupun pemerintahan. Dizaman globalisasi ini keberadaan organisasi makin menjadi
sangat penting, karena pengaruh globalisasi memvisualisasikan keadaan-keadan yang cepat
berubah.
B. PENTINGYA MEMPELAJARI TEORI ORGANISASI
Manusia atau individu merupakan anggota dari suatu organisasi dan akan memperoleh
hasil yang lebihh besar daripada dikerjakan sendiri, karena anggota lain dalam organisasi ikut
berperan dalam mencapai hasil tersebut.
Pengertian organisasi dapat dilihat dari pendapat tokoh berikut. Menurut James L. Gibson,
John M. Ivencevich, James H Donnely Jr. Mengatakan “ Organisasi adalah kesatuan yang
memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu
secara terpisah”.
Manusia atau individu merupakan anggota dari suatu organisasi dan akan memperoleh
hasil yang lebihh besar daripada dikerjakan sendiri, karena anggota lain dalam organisasi ikut
berperan dalam mencapai hasil tersebut.
Stephan P. Robbins memberikan pengertian yang kurang jelas tentang organisasi yaitu:
“ Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikkoodinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasa yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai tujuan yang sama atau sekelompok tujuan”.
Dari kedua pengertian tersebut di atas, penulis berusaha memberikan pengertian yang lebih
kongkret dan mudah dipahami oleh siapapun, yaitu:
“ Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoodinasikan secara sadar, yang memungkinkan
anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah”.
Organisasi dibutuhkan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi mempunyai dua
buah pengertian yang tidak dapat terpisahkan sebagai suatu keutuhan, bagaikan dua sisi
mmata uang.
a. Organisasi mempunyai pengertian sebagai wadah.
Organisasi sebagai wadah statis, karena merupakan Bagan Organisasi yang mewadahi
seluruh anggotanya dengan status posisinya. Jadi merupakan piranti manajemen.
b. Organisasi mempunyai pengertian sebagai proses.
Organisasi sebagai proses dinamis. Organisasi selalu bergerak menuju tercapainya tujuan
organisasi. Organisasi sebagai proses dinamis, karena harus mengadakan tugas kepada para
anggotanya.
Dalam organisasi dikenal adanya dua macam hubungan yaitu:
1. Hubungan Formal berarti hubungan yang timbul dikarenakan adanya organisasi. Hubungan
ini merupakan hubungan resmi (Formal Relation)
2. Hubungan Informal berarti hubungan yang berada di luar hubungan resmi atau kedinasan
(Informal Relation)
Ada butir-butir yang penting bagi pimpinan dalam pelimpahan wewenang, yaitu:
1. Agar pimpinan dapat berkosentrasi terhadap pekerjaan yang penting-penting saja seperti
keputusan kebijaksanaan, rencana strategis, pengendalian dan lain-lainnya, sedangakan yang
sifatnya rutin dapat dikerjakan oleh bawahan.
2. Agar tidak semuanya tidak bergantungg pada atasan/pimpinan.
Hal ini mencerminkan pekerjaan yang lancar. Bahkan budaya budaya “mohon petunjuk”
dapat dikikis habis.
3. Merupakan dorongan bagi bawahan untuk lebih percaya diri, percaya lebih baik , kreatif, dan
bertanggung jawab.
Adapun ciri organisasi adalah sebagai berukut:
1. Adanya sekelompok orang.
Organisasi besar ataupu kecil tidak boleh mengabaikan adanya orang-orang di dalam
organisasi.
2. Antarhubungan
Antar hubungan sebagai ciri organisasi yang kedua. Hanya orang dalam organisasi akan
menciptakan suatu hubungan.
3. Kerja sama yang didasarkan atas hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing orang
untuk mencapai tujuan. Adanya tujuan organisasi akan mencermikan hak dan tanggung
jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan organisasi. Kerja sama yang harmonis
merupakan suatu kiat untuk mencapai keberhasilan organisasi. Tetapi koordinasi yang baik
tesebut harus tetap harus didasari oleh hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing
individu, untuk mencegah adanya kerja yang tumpang tindih, ataupun seorang merampas
tugas dan pekeriaan orang lain. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing individu
mutlak perlu disadari agar tidak terjadi mismanagement.
Hakiki Organisasi
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan tentang hakiki organisasi yaitu:
1) Merupakan tempat/wadah bagi orang-orang untuk dapat bergerak/ melakukan kegiatan
menuju tercapainya tujuan organisasi. Sebagai wadah oraganisasi dapat dipandang sebagai
alat yang digunakan orang-orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan.
2) Sebagai proses, organisasi juga merupakan proses penyusunan/pengaturan orang-orang yang
sesuai dengan tujuan organisasi. Yang diatur adalah tugas-tugas, wewenang, dan tanggung
jawab dalam hubungan-hubungan di dalam manajemen.
3) Pengorganisasian merupakan langkah pertama dari pelaksanaan rencana yang telah disusun
sebelumnya.
Sifat Organisasi
1) Sifat Statis.
Sebagai wadah dalam menyatukan dann mengelompokkan orang-orang, organisasi tersebut
bersifat statis. Organisasi sebagai wadah merupaka bagan organisasi atau piranti dalam
manajemen.
2) Sifat Dinamis.
Oganisasi sebagai pproses menggambarkan adanya hubungan di antara orang-orang, adanya
pembagian tugas, adanya wewenang dan tanggung jawab , organisasi bersifat dinamis.
Kunci Organisasi
Sebagai wadah dan sifat organisasi, maka organisasi selalu berusaha untuk
mempertahankan keberadaannya (existence) dan berusaha untuk mengembangkan diri
(develop). Untuk dapat mempertahankan hal tersebut, sebaggai kunci keberhasilan organisasi
adalah efektivitas. Apabila suatu organisasi dirasakan tidak efektif , maka secepatnya
organisasi tersebut harus segera dibenahi.
Hubungan-hubungan
a) Hubungan Formil
Yaitu hubungan yang timbul karena adanya organisasi. Jadi hubungan tersebut bersifat resmi.
Hubungan formil ini lebih banyak mengandung muatan instruksi atau top-down.
b) Hubungan Informil
Yaitu hubungan diluar hubungan formil, atau diluar kedinasan. Hubungan formil ini
mempunyai kekuatan yang cukup besar dan merupakan arus balik. Hubungan formil ini lebih
banyak mengandung muatan-muatan tuntutan (demand) dan kebutuhan, jadi lebih banyak
mengandung muatan bottom-up.
BAB II
STRUKTUR/DESAIN ORGANISASI
A. PENGERTIAN
Struktur Organisasi menurut Miles adalah pengaturan antarhubungan bagian-bagian
dari kommponan dan posisi dalam oraganisasi/perusahaan. Stuktur organisasi menspesifkan
pembagian kerja dan menunjukkkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan saling
terkait; dalamm beberapa hal juga mmenunjukkan tingkat-tingkat spesialisasi dari kegitan
kerja. Disamping itu juga menujukkan hierarki dan kewenangan, dan menujukkan pula tata
hubungan laporan.
Hani Handoko Tampaknya senada dengan pengertian tesebut. Menurut Beliau Struktu
organisasi adalah merupakan mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Stuktur Organisasi menujukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tatap
hubbungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-poosisi, maupun
orang-orang yang menunjukkan tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-berbeda
dalam suatu organisasi . Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,
Standardisasi, koordinasi, sentralisasi, atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan
besaran (ukuran) satuan kerja. Beliau juga mengungkapkan hal yang sama,yaitu bahwa
struktur organnisasi memiliki lima hal yaitu:
1. Spealisasi kegiatan.
2. Standarisasi kegiatan.
3. Koordinasi kegiatan.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan.
5. Ukuran satuan kerja.
Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa stuktur organisasi
adalah susunan formal-formal dan mekanisme-mekanisme dengan mana organisasi dikelola.
Stuktur organisasi menunjukkan kerangka dan perwujudan sebagai hubungan-hubungan antar
komponen-komponen, bagian-bagian, fungsi-fungsi, kegiatan-kegiatan dan posisi, juga
menujukkan tungkat spesialis kegiatan kerja. Stuktur organisasi juga menunjukkan hierarki,
tugas dan wewenang, serta mempelihatkan hubungan pelopornya.
B. FAKTOR UTAMA STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi dapat diberikan pengertian sebagai mekanisme-mekanisme formal
dengan mana organisasi dikelola. Organisasi secara keseluruhan dan sub-sub unitnya
diorganisir agar kongruen dengan sasarannya, sumber dayanya dan lingkungannya. Struktur
Organisasi menunjukkan dan susunan sebagai,bagian-bagian, posisi, maupun orang-orang
dalam kedudukan, tugas, dan wewenang, dan tanggung jawab dalam suatu organisasi. Ada 4 (
empat) faktor utama stuktur Organisasi, yaitu:
a. Stategi Organisasi.
Menurut Alfred D. Chandler, Struktur mengikuti strategi. Strategi akan menjelaskan
bagaimana aliran wewenang dan seluruh komunikasi diantara para manajer dan bawahan.
Aliran kerja sangat berpegaruh oleh strategi, sehingga bila strategi berubah, maka organisasi
juga berubah.
b. Teknoloogi yang digunakan.
Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa akan
membedakanbentuk struktur organisasi. Sebagai contoh, industri mobil yang menggunakan
teknologi industri yang tinggi, dibandingkan dengan industri pakayan yang menggunakan
teknologi industri rendah.
c. Manusia atau orang-orang.
Orang-orang dalamm organisasi mempengaruhi strukturnya. Kemampuan cara
berpikir dari para anggota organisasi, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama untuk
mempengaruhi struktur organisasi. Kebutuhan manajer untuk mengambil keputusan, dan
saluran komunikasi yang mempengaruhi stuktur organisasi. Dengan pula orang-orang di luar
organisasi, seperti pelanggan, pemasok (supplier), dan lain sebagainya juga mempengaruhi
stuktur organisasi.
d. Ukuran organisasi.
Besarnya organisasi dan banyaknya satuan-satuan/unit kerja sangat mempengaruhi
stuktur oraganisasi. Organisasi yang besar cenderung memiliki spesialisasi yang besar dan
prosedur yang lebih formal.
C. BAGAN ORGANISASI
Struktur organisasi terlalu rumit untuk dijelaskan secara verbal. Untuk dapat
memperlihatkan stuktur organisasi secara jelas diperlukan suatu bagan organisasi, yang
merupakan visualisasi dan struktur organisasi yang menggambarkan susunan fungsi-fungsi,
bidang-bidang (departemen), atau posisi-posisi atau jabatan dalam organisasi dan
menujukkan hubungan-hubungan antara satu dengan yang lainnya. Satuan-satuan/ unit-unit
organisasi yang terpisan biasanya digambarkan dalam kotak-kotak, yang stu sama lain
dikaitkan /dihubungkan dengan garis, yang menunjukkan rantai perintah dan jalur
komunikasi.
Bagan organisasi menggambarkan 5 (lima) aspek utama struktur organisasi yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembagian kerja.
Setiap kotak menunjukkan tanggung jawab atau stuan organisasi untuk bidang tertentu dari
beban kerja organisasi.
2. Manajer dan bawahan.
Garis menujukkan hubungan wewenang dan tanggung jawab yang menghubungkan atasan
dan atasan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang
tertinggi sampai karyawan yang terendah dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu setiap
anggota organisasi mempunyai suatu kaitan manajer puncak organisasi. Dalam hal prinsip
garis komando harus jelas, Dimana seorang bawahan menerima tugas dan pelimpahan
wewenang dari manajernya dan melaporkan pertanggungan jawaban kepada manajernya.
3. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
Label atau deskripsi pada setiap kotak menunjukkan pekerjaan atau tugas-tugas pekerjaan
dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
4. Pengelompokkan bagian-bagian kerja
Keseluruhan bagan organisasi menuunjukkan dasar pembagian kegitan-kegiatan organisasi,
Misalnya atas dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departemenlisasai).
5. Tingkat manajemen.
Sebuah bagan tidak hanya menunjuukkan manajer dan bawahan, tetapi juga hierarki
manajemen secara keseluruhan.
Model Bagan Organisasi
Ada 4 (empat) macam model bagan organisasi, yaitu:
a) Model Piramid, bentuk ini yang paling banyak digunakan, karena sederhana, jelas dan
mudah dimengerti.
b) Model Vertikal, bentuk vertikal sangat menyerupai bentuk piramid, yaitu pelimoahan
kekuasan dari etas ke bawah, hanya bagian vertikal berwujud tagak sebenaranya.
c) Model Horizontal, bentuk horizintal digambarkan secara mendatar, aliran wewenang dan
tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
d) Model Lingkaran, bagan ini menekankan hubungan antara satu jabatan dengan jabatan yang
lainnya. Bagan bentuk lingkran jarang sekali digunakan.
BAB III
KOORDINASI
Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan dari
satuan-satuan yang terpisah suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Stoner dan Wankel menyoroti koordinasi dikaitkan dengan rentang manajemen dan desain
organisasi.
A. KEBUTUHAN KOORDINASI
. Kebutuhan Koordinasi Menurut Stoner dan Wankel dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu :
1. Kebutuhan koordinasi atas ketergantungan kelompok (Pooled Interdependence).
Ketergangantungan kelompok terjadi apabila unit organisasi tidak tergantung satu sama lain
untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari tetapi tergantung pada prestasi yang memadai dari
setiap unit demi tercapainya hasil akhir
2. Kebutuhan koordinasi atas ketergantungan sekuensial (Sequential Interdependence).
Ketergantungan sekuensial tercermin pada suatu unit organisasi yang harus melaksanakan
kegiatan atau aktifitas terlebih dahulu sebelum unit-unit selanjutnya dapat bertindak.
3. Kebutuhan koordinasi atas ketergantungan timbal balik (Reciprocal Interdependence).
Ketergantungan timbal balik melibatkan hubungan saling memberi dan menerima dan saling
menguntungkan diantara unit-unit.
B. MASALAH-MASALAH DALAM PENCAPAIAN KOORDINASI
Pendebedaan-Perbedaan yang mempersulit Efektivitas Koordinasi adalah :
1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Hal ini terjadi apabila anggota berbeda dalam mengembangkan pandangannya sendiri dalam
mencari cara terbaik untuk meningkatkan kepentingan perusahaan.
2. Perbedaan dalam orientasi waktu. Misalnya ada sala satu init yang lebih memperhatikan
masalah-masalah yang harus segera ditanggulangi, sedangkan unit lain lebih memusatkan
perhatiannya pada masala-masalah yang memerlukan pemecahan waktu lama (bertahun-
tahun).
3. Perbedaan orientasi antarpribadi.
Misalnya unit produksi ingin meningkatkan produknya dengan meningkatnya permintaan
pasar. Sedangkan unit pebekalan/logistic ingin mengurangi jumlah bahan yang diperlukan
karena menipisnya dan sulitnya mencari bahan baku.
4. Perbedaan dalam formulasi struktur.
Misalnya unit produksi dalam mengevaluasi kemajuan dengan mengukur imbalan kepada
karyawan dengan tercapainya sasaran. Sedangkan unit personalia dalam mengevaluasi
kemajuan dengan mengukur kinerja yang dicapai seorang karyawan dengan kinerja yang
dicapai sebelumnya.
C. PENDEKATAN TERHADAP PENCAPAIAN KOORDINASI
1. Pendekatan Potensi Koordinasi
Pendekatan ini dikaitkan dengan pendapat yang mengatakan bahwa kunci koordinasi
yang efektif adalah komunikasi. Pendekatan potensi koordinasi ini meliputi :
a) Sistem informasin vertical adalah suatu sistem informasi dimana informasi dapat dikirimkan
keatas dan kebawah jenjang organisasi. Contoh: IDT (Impres Desa Tertinggal) dari Menrti
dalam negri sampai kedesa tertinggal dan sebaliknya.
b) Sistem informasi lateral mengabaikan rantai komando. Hubungan lateral memungkinkan
adanya pertukaran informasi yang di butuhkan dapat dipertanggungjawabkan.
Contoh: dalam kasus tanah perlu adanya informasi lateral atau bada pertanahan nasional,
Departemen dalam negri, Departemen kehutanan, dan departemen pertanian.
2. Pendekatan Struktur
Pendekatan struktur ini dilakukan apabila perusahaan emrasakan adanya iklim yang
tidak sehat pada unit-unit karena adanya penumpukan kegiatan/ proyek pada satu unit.
D. MEMILIH MEKANISME KOORDINASI YANG CEPAT
Prinsip Koordinasi menurut Hellriegel dan John. W. Slacum Jr. yaitu :
1. Prinsip Kesatuan Komando
Dalam prinsip kesatuan komando pegawai harus mempunyai satu pimpinan saja. Setiap
pegawai harus tahu kepada siapa ia harus melapor, dan siapa pemimpinnya. Hal ini sangat
penting untuk memperkecil kebingungan siapa yang harus membuat keputusan dan siapa
yang harus melakukannya/mengerjakannya.
2. Prinsip Tangga
Prinsip tangga menunjukkan lebih jelas dan mendasarkan adanya rantai komando yang tidak
terputus (mantap) antara anggota organisasi dengan atasan langsungnya. Tugas-tugas yang
diberikan jelas dan tidak tumpang-tindih.
3. Perinsip Rentang Kendali
Prinsip rentang kendali menunjukkan model yang sudah tua, yang masih digunakan sampai
sekarang. Prinsip rentang kendali memberikan gambaran berapa banyak bawahan yang dapat
diawasi secara efektif oleh seorang pimpinan. Prinsip rentang kendali ini berkeyakinan
kerasbahwa tidak mungkin seorang pimpinan dapat mengawasi bawahan dalam jumlah besar.