52
BAHAN AJAR ANALISIS WACANA Oleh: Fransisca Dwi Harjanti Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, FBS-UWKS

BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

BAHAN AJAR

ANALISIS WACANA

Oleh: Fransisca Dwi Harjanti

Program Studi Pendidikan BahasaIndonesia, FBS-UWKS

Page 2: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Konsep Wacana

1. Rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan yang lain membentuk kesatuan.

2. Satuan bahasa yang paling besar yang digunakandalam komunikasi. Satuan bahasa di bawahnya secaraberturut-turut adalah kalimat, frasa, kata, dan bunyi. Rangkaian bunyi membentuk kata, rangkaian katamembentuk frasa, rangkaian frase membentukklausa, rangkaian klausa membentuk kalimat, rangkaian kalimat membentuk wacana. Semuanya itubisa lisan, bisa tulis.

Page 3: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

3. Penggunaan bahasa dalam kumunikasi, baik lisanmaupun tulis. Penggunaan bahasa dapat berupaiklan, berita, drama, diskusi, debat, surat, makalah, dll.

4. Wacana belum bisa dilihat sebagai perwujudanfisik bahasa, wujud wacana adalah teks.

5. Teks menunjuk pada wujud konkret penggunaanbahasa yang berupa untaian kalimat yang mengandung proposisi tertentu.

Page 4: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

ANALISIS WACANA

• Analisis wacana berkembang sejak awal tahun1970-an.

• Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalamtindak komunikasi.

• Analisis wacana mengkaji hubungan bahasadengan konteks penggunaannya.

• Untuk memahami sebuah wacana perludiperhatikan semua unsur yang terlibat dalampenggunaan bahasa. Unsur yang terlibat dalampenggunaan bahasa disebut konteks dan koteks.

Page 5: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

6. Wacana merujuk pada kompleksitas aspek yang terbentuk oleh interaksi aspek kebahasaansebagaimana yang terwujud dalam teks dan aspek luarbahasa.

7. Fairclaugh mendefinisikan (1) wacana sebagaipenggunaan bahasa sebagai praktik sosial, (2) jenisbahasa yang digunakan dalam suatu bidang khusus, seperti wacana politik.

8. Dalam perkembangan selanjutnya wacana memilikiacuan yang lebih yang digunakan dalam ilmu sosialyang mengacu pada perbincangan publik, seperti padamedia massa cetak maupun elektronik.

Page 6: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

• Konteks mencakup segala hal yang ada dilingkungan penggunaan bahasa yang mengacupada pengetahuan tentang dunia. Koteksmerupakan teks yang mendahului atau yang mengikuti sebuah teks.

• Data dalam analisis wacana berupa teks, baiklisan maupun tulis. Teks mengacu pada bentuktranskripsi rangkaian kalimat atau ujaran. Kalimatmengacu pada bahasa tulis, sedangkan ujaranbahasa lisan

Page 7: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Fungsi Bahasa dalam Komunikasi

• Fungsi Ekspresif

• Fungsi Direktif

• Fungsi Informasional

• Fungsi Metalingual

• Fungsi Interaksional

• Fungsi Kontekstual

• Fungsi Puitik

Page 8: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Jenis-Jenis Wacana

• Berdasarkan saluran yang digunakan: wacanatulis dan wacana lisan.

• Berdasarkan peserta komunikasi: monolog, dialog, dan polilog.

• Berdasarkan tujuan komunikasi: wacanadeskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, narasi.

Page 9: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Model-Model Stuktur Wacana

• Struktur wacana berbeda dengan strukturkalimat. Struktur wacana lebih bervariatifdibandingkan kalimat.

• Contoh struktur wacana dalam transaksi jualbeli antara lain meliputi tahap-tahap antaralain: (1) salam; (2) menemukan barang; (3) pemeriksaan barang; (4) kesepakatan; (5) simpulan.

Page 10: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

• Kelima tahap jual beli tersebut dikatakansebagai urutan yang ideal, namunkenyataannya urutan di depan tidak semuaditemukan dalam kegiatan jual beli. Kadang-kadang tahap satu dan dua tidak terjadi dalamperistiwa jual beli yang diteliti, sedangkantahap ketiga dan kelima sering direalisasikandalam perilaku nonverbal. Dengan demikianstruktur transaksi di depan bukan merupakananalisis bahasa, melainkan analisis jual beli.

Page 11: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Model Struktur Pertukaran di Kelas

• Dalam penelitian tentang tindak tutur, Ramirez (1988) dalam interaksi terdapat tiga lapisan pertukaran yaknitidak, gerak, dan pertukaran. Pertukaran terbentuk darirangkaian alih tutur yang terdiri atas pemicu daru guru, tanggapan dari siswa, dan balikan dari guru.

• Secara umum pola pertukaran dirumuskan antara lain pembuka, jawaban, dan tindak lanjut. Ketiga unsur inidisebut gerak. Gerak terdiri dari sejumlah tindak, sedangkan tindak dibatari berdasarkan fungsi ujaran, seperti pernyataan, perintah, memberi keterangan, dll.

Page 12: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Pembukaan

Tindak tutur yang terdapat dalam pembukaantara lain sebagai berikut.

1. Pertanyaan sungguhan

2. Pertanyaan pura-pura

3. Permintaan (keras) secara langsung

4. Permintaan (lunak) tidak langsung

5. Informatif

6. Metastatement

7. Ekspresif

Page 13: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Penjawaban

• Tindak tutur yang terjadi dalam gerak iniantara lain:

1. Menjawab

2. Timbal balik

3. Ucapan terima kasih

4. Pengulangan

5. Pemicu ulang

Page 14: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Pelanjutan

1. Penerimaan

2. Penghargaan

3. Komentar

4. Pembetulan

5. Pengulangan

6. Parafrase

Page 15: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Model Struktur Wacana Iklan• Wacana iklan memunyai tiga unsur

pembentuk struktur wacana, yaitu (1) butirutama, (2) badan, (3) penutup.

• Butir Utama Iklan: bagian yang menyajikanpesan-pesan yang menarik perhatian calonkonsumen. Bagian tersebut dapat menyajikanproposisi sebagai berikut.

1. Proposisi yang menekankan keuntungan calonkonsumen.

Page 16: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

2. Proposisi yang membangkitkan rasa ingintahu pada para calon konsumen.

3. Proposisi yang berupa pertanyaan yang menuntut perhatian lebih.

4. Proposisi yang memberi komando atauperintah kepada calon konsumen.

5. Proposisi yang menarik perhatian konsumenkhusus.

Page 17: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Badan Iklan

• Tujuan tahap kedua, setelah menarikperhatian adalah menarik minat dankesadaran calon konsumen. Tujuan tahapkedua diwadahi dalam badan iklan.

• Dengan berdasar pada motif calon konsumendalam membeli sesuatu, yaitu motif emosional dan rasional, maka bagian badanwacana iklan hendaknya mengandung alasanobjektif (rasional) dan subjektif (emosional)

Page 18: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

• Berdasarkan jenis proposisi yang diungkapkan, bagian badan wacana iklan radio, dapatdikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) berisialasan subjektif, (2) berisi alasan objektif, (3) campuran alasan subjektif dan objektif.

Page 19: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Penutup Iklan

• Bagian penutup wacana iklan dapat berisiinformasi-informasi lain yang berhubungandengan topik yang diiklankan. Informasi jenis inidinamakan butir-butir pasif. Informasi tersebutdapat berupa nomor telepon, cap dagang, dantempat pelayanan. Informasi tersebut padahakikatnya merupakan informasi tambahan yang penting dan apabila dihilangkan dapatmenimbulkan masalah. Penutup iklandimanfaatkan untuk memacu konsumen agar cepat bertindak sesuai tujuan pengiklan.

Page 20: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

• Dalam pengembangan bagian penutup wacanaiklan, ada dua hal yang perlu dipertimbangkanyaitu: (1) pendekatan penjualan dan (2) butir-butir pasif.

• Pendekatan penjualan yang dapat digunakanuntuk mengakhiri bagian iklan adalah dengancara keras atau dengan cara lemah. Pendekatanpenjualan dengan cara keras adalah bilapengiklan menuntut calon konsumen untukbertindak secara cepat.

Page 21: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

• Pendekatan penjualan dengan cara lemah, yang digunakan untuk menutup wacana iklan, bertujuan mengubah tindakan calonkonsumen yang tidak mendesak sifatnya. Cara ini dimaksudkan agar calon konsumenmengingat nama suatu produk dandiharapkan membelinya pada kesempatanberikutnya.

Page 22: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

• Pengembangan bagian penutup wacana iklanradio pada umumnya dapat diklasifikasikanmenjadi empat, yaitu pengembangan dengan(1) teknik keras dan lunak, (2) teknik lunak, (3) campuran teknik keras dan butir-butir pasif, (4) pengembangan dengancampuran tekniklunak dan butir-butir pasif.

Page 23: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Kohesi dan Koherensi Wacana

• Kohesi adalah hubungan antarbagian dalamteks yang ditandai oleh penggunaan unsurbahasa. Kohesi wacana ditentukan olehhubungan yang tampak antarbagiannya. Hubungan yang ditandai denganmenggunakan alat kohesi yang berupapenanda formal belum menjamin tersusunnyawacana yang baik. Agar wacana yang kohesifitu baik, perlu dilengkapi dengan koherensi.

Page 24: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

• Koherensi adalah kepaduan hubunganmaknawi antara bagian-bagian dalam wacana. Wacana kohesif berbeda dengan wacana padu(coherent).

• Perhatikan contoh berikut.

Page 25: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Listrik memiliki banyak kegunaan. Orang tuakuberlangganan listrik dari PLN. Baru-baru ini, tarifpemakaian listrik naik 25 %, sehingga masyarakatmengeluh. Akibatnya, banyak pelanggan listrikyang melakukan penghematan. Jumlah peralatanyang menggunakan listrik sekarang meningkat. Alat yang banyak menyedot listrik adalah AC ataualat penyejuk udara. Di kantor-kantor, sekarang, penggunaan alat penyejuk udara itu sudah biasasaja, bukan barang mewah.

Page 26: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

• Contoh wacana di depan dikatakan kohesif, karena menggunakan alat kohesipengulangan, misalnya listrik yang diulangbeberapa kali, namun paragraf tersebut tidakpadu (tidak memiliki koherensi). Paragraftersebut digolongkan paragraf yang jelek, sebab bagian-bagian paragraf tersebut tidakmemiliki kepaduan secara maknawi.

• Bandingkan dengan contoh di bawah ini!

Page 27: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Bahasa sehari-hari merupakan bahasa yang dipakai dalam pergaulan dan percakapansehari-hari. Pada umumnya, bentuk bahasayang dipakai sederhana dan singkat. Kata-katayang digunakan pun tidak banyak jumlah danragamnya. Kata-kata yang dipakai hanyalahkata-kata lazim dan umum dalam pergaulansehari-hari, misalnya kata bilang, bikin, ngapain, ngerjain. Kata-kata itu hanya cocokdipakai dalam percakapan.

Page 28: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Piranti Kohesi

1. Piranti Kohesi Gramatikal

2. Piranti Kohesi Konjungsi

3. Piranti Kohesi Leksikal

Page 29: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Piranti Kohesi Gramatikal

1. Referensi: Eksofora, endofora (anafora dankatafora).

Contoh referensi anafora:

Noval hari ini tidak masuk sekolah. Ia ikutibunya ke sekolah.

Contoh referensi katafora:

Seperti kulitnya, mata Mirna juga khas, berkelopak tebal, tanpa garis lipatan.

Page 30: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

2. Pronomina Persona: deiktis yang mengacupada orang secara berganti-ganti.

Contoh:

Firdaus, kamu sekarang mandi.

Berilah mereka gula-gula! Anak-anak kecil itu.

3. Pronomina demonstratif: deiktis yang dipakaiuntuk menunjuk (menggantikan) nomina.

Contoh: ini, itu, di sini, di situ, di sana.

Page 31: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

4. Pronomina komparatif: deiktis yang menjadibandingan bagi antisedennya, misalnya: sama, persis, identik, serupa, berbeda, dll.

Page 32: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Piranti Kohesi Konjungsi

1. Piranti Urutan Waktu: mula-mula, setelah itu, akhirnya, kemudian, dll.

2. Piranti Pilihan: atau

3. Piranti Alahan: meskipun begitu, kendatidemikian, biarpun demikian, biarpun begitu.

4. Piranti Parafrase: dengan kata lain.

5. Piranti Ketidakserasian: padahal, dalamkenyataannya.

Page 33: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

6. Piranti Keserasian: demikian juga.

7. Piranti Tambahan: selain itu, tambahan lagi, disamping itu.

8. Piranti Pertentangan: sebaliknya.

9. Piranti Perbandingan: sama halnya, berbedadengan, serupa dengan itu, sejalan dengan itu.

10. Piranti Sebab-Akibat: akibatnya, konsekuensinya, dengan demikian, oleh sebabitu.

Page 34: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

11. Piranti Harapan: mudah-mudahan.12. Piranti Ringkasan dan Simpulan: singkatan,

pendeknya, pada umumnya, kesimpulannya, ringkasnya.

13. Piranti Misalan atau Contohan: contohnya, misalnya, umpamanya.

14. Piranti keragu-raguan: jangan-jangan, mungkin, barangkali, mungkin, kemungkinan besar.

15. Piranti Konsesi: memang, tentu saja.16. Piranti Tegasan: apalagi, bahkan.17. Piranti Jelasan: yang dimaksud, artinya.

Page 35: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Piranti Kohesi Leksikal

Piranti kohesi leksikal berupa kata atau frasebebas yang mampu mempertahankanhubungan kohesif dengan kalimat yang mendahului atau yang mengikuti.

1. Reiterasi (pengulangan): repetisi (ulangan) dan ulangan hiponim.

2. Kolokasi kata

Page 36: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Topik Wacana Percakapan

1. Topik lama dan topik baru2. Topik nyata (topik yang referensinya dilihat oleh

pembicara)a. Topik yang referensinya ditunjukb. Topik yang referensinya dipegangc. Topik yang referensinya dilihat, tetapi tidak ditunjuk

dan dipegang3. Topik yang referensinya didengar4. Topik yang referensinya berupa kegiatan atau tindakan5. Topik imajinasi6. Topik tidak berkelanjutan dan berkelanjutan

Page 37: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Tindak Tutur

• Tindakan atau aksi yang menggunakan media bahasa.

• Produk atau hasil dari suatu kalimat dalamkondisi tertentu dan merupakan kesatuanterkecil dari komunikasi bahasa.

• Teori tindak tutur cenderung meneliti maknakalimat bukan teori yang menganalisis strukturkalimat.

Page 38: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Tindak tutur bergantung pada beberapafaktor, antara lain:

1. Dengan bahasa apa ia harus bertutur.

2. Kepada siapa ia akan menyampaikanujarannya.

3. Dalam situasi bagaimana ujaran itudisampaikan.

4. Kemungkinan struktur yang ada dalambahasa yang digunakan.

Page 39: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Jenis-Jenis Tindak Tutur

1. Tindak Lokusi: Tindak berkata yaitumenghasilkan ujaran dengan makna danrefernsi tertentu. Dalam tindakan ini tidakmencerminkan tanggung jawab si penuturuntuk melaksanakan isi ujaran.

2. Tindak ilokusi

Suatu tindak yang dilakukan dalammengatakan sesuatu seperti membuat janji, membuat pernyataan, perintah,

Page 40: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

1. Tindak tutur asertif atau representatif ialah tindaktutur yang menjelaskan apa dan bagaimana sesuatuitu adanya, misalnya memberi pernyataan, pemberiansaran, pelaporan, pengeluhan, dsb.

2. Tindak tutur komisif ialah tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu, misalnyabersumpah, berjanji, mengusulkan.

3. Tindak tutur direktif ialah tindak tutur yang berfungsimendorong pendengar melakukan sesuatu, misalnyamenyuruh, meminta, menasehati.

Page 41: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

4. Tindak tutur ekspresif yaitu tindak tutur yang menyangkut perasaan dan sikap, misalnyatindakan meminta maaf, menyampaikanucapan selamat, memuji, menyatakanbelasungkawa, mengkritik.

5. Deklarasi, yakni tindak tindak tutur yang menghubungkan isi proposisi dengan realitasyang sebenarnya, misalnya membaptis, menghukum, menetapkan, memecat, dll.

Page 42: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

3. Tindak Perlokusi

Dalam tindak lokusi isi ujaran lebih ditujukanpada diri penutur, dalam tindak perlokusi isiujaran lebih ditujukan pada diri pendengar. Implikasi tindak lokusi terhadap pendengarinilah yang disebut tindak perlokusi.

Page 43: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

KONTEKS WACANA

• Dalam menganalisis wacana perlumenggunakan pendekatan pragmatik.

• Dalam menganalisis wacana perludipertimbangkan konteks tempat terdapatnyawacana (penutur dan pendengarnya, waktudan tempat ujaran itu.

• Konsep yang berkaitan dengan kontekswacana: praanggapan, implikatur, missing link inference, informasi lama dan baru.

Page 44: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

PRAANGGAPAN

• Praanggapan memegang peranan pentingdalam analisis wacana.

• Dalam setiap percakapan selalu digunakantingkat-tingkat komunikasi yang implisit ataupraanggapan dan eksplisit atau ilokusi.

Page 45: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

IMPLIKATUR

• Implikatur dipakai untuk memperhitungkanapa yang disarankan atau yang dimaksudpenutur sebagai hal yang berbeda dari apayang dinyatakan secara harfiah.

• Misalnya: panas di sini bukan? Maka secaraimplisit penutur menghendaki agar mesinpendingin dihidupkan.

Page 46: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Prinsip Kerjasama dalam ImplikaturPercakapan

1. Prinsip Kuantitas: berikan sumbanganseinformatif yang diperlukan, janganmemberikan sumbangan informasi yang melebihi yang dibutuhkan.

2. Prinsip kualitas: jangan mengatakan sesuatuyang anda yakini tidak benar.

3. Prinsip hubungan: usahakan perkataan anda adarelevansinya.

4. Prinsip cara: hindari pernyataan yang samar, menghindari ketaksaan, berbicara denganteratur.

Page 47: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Prinsip Kesantunan (Leech)

1. Maksim Kebijaksanaana. Kurangi kerugian orang lain.b. Tambahi keuntungan orang lain.2. Maksim Penerimaan/Penghargaana. Kurangi keuntungan diri sendiri.b. Tambahi kerugian diri sendiri.3. Maksim Kemurahana. Kurangi cacian pada orang lain.b. Tambahi pujian orang lain.

Page 48: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

4. Maksim Kerendahan Hatia. Kurangi pujian pada diri sendiri.b. Tambahi cacian pada diri sendiri.5. Maksim Kesepakatan/Kecocokana. Kurangi ketidakcocokan antara diri sendiri dengan

orang lain.b. Tingkatkan kecocokan antara diri sendiri dengan

orang lain.6. Maksim Simpatia. Kurangi antipati antara diri sendiri dengan orang lain.b. Perbesar simpati antara diri sendiri dan orang lain.

Page 49: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Pola Alih Tutur dalam Percakapan

Cara Pengambilan Alih Giliran Berbicara

1. Memperoleh

2. Mencuri

3. Merebut

4. Mengganti

5. Menciptakan

6. Melanjutkan

Page 50: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Analisis Wacana Kritis

• Analisis wacana telah mengalami perkembangan yang cepat. Suatu cabang ilmu bahasa yang pada tahun 70-an belum banyak dikenal kini telah berkembang begitu cepat dengan berbagai metode telah digunakan, tidak hanya para linguist, tetapi juga para ahli ilmu sosial dan para ahli lainnya. Para ahli ilmu sosial kini mulai melirik pada kegunaan analisis wacana yang menyebut cabang ilmu ini sebagai Critical Discaurse Analysis (CDA). Dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai analisis wacana kritis/derekritikal (AWK) (Soeseno, 2000:101).

Page 51: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

• AWK merupakan kajian terhadap penggunaan bahasa secara kritis. Menurut Eriyanto (2005, 7-14) dalam analisis wacana kritis (Critical Discaurse Analisys), wacana tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Pada akhirnya, analisis wacana memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dianalisis tidak semata menggambarkan aspek kebahasaan, tetapi juga dihubungkan dengan konteks. Konteks berarti bahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan.

Page 52: BAHAN AJAR ANALISIS WACANA

Ada lima ciri pokok analisis wacana kritis

(a) tindakan,

(b) konteks,

(c) kesejarahan,

(d) kekuasaan dan hegemoni, dan

(e) ideologi.