57
Standar kompetensi : Mendengarkan Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung Kompetensi Dasar : Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik (berita dan nonberita) Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendengarkan berita tentang bencana alam (Misal: Gunung Merapi Yogyakarta, gempa dan tsunami Aceh, lumpur panas Lapindo Jawa Timur)* 2. Siswa dapat menuliskan isi berita dalam beberapa kalimat. 3. Siswa dapat menyampaikan secara lisan isi berita. 4. Siswa dapat mendiskusikan isi berita. Materi Pembelajaran Siaran (langsung) dari radio/ televisi, teks yang dibacakan, atau rekaman berita/ nonberita 1. Pokok-pokok isi berita 2. Penangapan isi berita Menyimak atau Mendengarkan Berita di Radio atau Televisi dan Memberikan Tanggapan Menyimak berarti mendengarkan suatu hal dengan penuh perhatian. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, berita diartikan sebagai pemberitahuan, pengumuman, laporan, cerita, atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Media elektronik yaitu sarana media massa yang mempergunakan alat-alat elektronika modern, misalnya: televisi, radio, dan film. 1. Mencatat Isi Pokok Siaran Radio Bahan Ajar Halifah 1

Bahan Ajar Kelas x Semester 1

Embed Size (px)

Citation preview

Standar kompetensi : Mendengarkan

Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/

tidak langsung

Kompetensi Dasar : Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik

(berita dan nonberita)

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendengarkan berita tentang bencana alam (Misal: Gunung Merapi

Yogyakarta, gempa dan tsunami Aceh, lumpur panas Lapindo Jawa Timur)*

2. Siswa dapat menuliskan isi berita dalam beberapa kalimat.

3. Siswa dapat menyampaikan secara lisan isi berita.

4. Siswa dapat mendiskusikan isi berita.

Materi Pembelajaran

Siaran (langsung) dari radio/ televisi, teks yang dibacakan, atau rekaman berita/ nonberita

1. Pokok-pokok isi berita

2. Penangapan isi berita

Menyimak atau Mendengarkan Berita di Radio atau Televisi dan Memberikan Tanggapan

Menyimak berarti mendengarkan suatu hal dengan penuh perhatian. Menurut kamus

besar bahasa Indonesia, berita diartikan sebagai pemberitahuan, pengumuman, laporan, cerita,

atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Media elektronik yaitu sarana

media massa yang mempergunakan alat-alat elektronika modern, misalnya: televisi, radio, dan

film.

1. Mencatat Isi Pokok Siaran Radio

Informasi yang disampaikan secara langsung (tersurat) dan ada yang secara tidak

langsung (tersirat).

Agar dapat mencatat isi pokok siaran dengan baik, kamu perlu memperhatikan

beberapa hal berikut ini.

a. Berkosentrasi dengan baik.

b. Menyimak informasi dengan saksama dari awal hingga akhir.

c. Memperhatikan bagian-bagian penting. Ciri bagian penting adalah bagian yang

mempunyai tekanan berbeda atau diutarakan dengan tempo lebih lambat.

d. Mencatat bagian-bagian informasi yang penting secara cepat.

Bahan Ajar Halifah

1

2. Menuliskan Isi Siaran Radio

Menuliskan isi pokok siaran perlu dibudayakan di kalangan pelajar. Dengan

demikian, kamu akan mempunyai pengetahuan dan wawasan luas.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menulis isi pokok siaran sebagai

berikut.

a. Mengaitkan pokok informasi yang satu dengan pokok informasi yang lain.

b. Merumuskan pokok-pokok informasi dalam kalimat yang singkat dan jelas.

c. Menyusun kalimat-kalimat menjadi sebuah paragraf yang baik.

1. menyusun kalimat-kalimat sehingga menyatakan suatu hal atau tema tertentu.

2. menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain hingga menunjukkan

hubungan yang logis.

3. menyusun perkembangan paragraf dengan baik.

4. menyunting paragraf yang ditulis.

3. Menyampaikan Isi Siaran Radio

Menyampaikan isi siaran secara lisa tentu berbeda dengan bentuk tertulis

walaupun isinya sama. Daya tarik penyampaian isi siaran tergantung kepada penutur.

Penyampaian yang menarik akan meyebabkan pendengar senang menyimak sengan baik.

Ada dua aspek yang harus diperhatikan dalam penyampaian isi siaran secara lisan, yaitu

aspek kebahasaan dan non kebahasaan.

Aspek kebahasaan berkaitan dengan pilihan kata, intonasi, dan struktur kalimat

yang digunakan. Aspek nonkebahasaan berkaitan dengan ekspresi dan gerakan.

Simaklah teks berita berikut ini.

Kisah Sangkuriang di Gedung Kesenian Jakarta

Dalam rangka memperingati hari jadi ke-18 Gedung kesenian jakarta, sutradara Arya

sanjaya bersama studiklub Teater Bandung menggelar pentas, Kamis (15/9) malam. Mereka

menampilkan legenda Tatar sunda, sangkuriang. Pementasan ini adalah rangkaian festival

Schouwburg yang digelar sepanjang ini GKJ.

Arya sanjaya menyangkut cinta terlarang sangkuriang terhadap ibunya, Dayung Sumbi.

Sifat angkuh yang terpengaruh kehidupan gaib kala memburu ilmu kesaktian juga mewarnai

perjalanan hidup Sangkuriang. Ia bahkan tega membunuh Tumang, ayah kandungnya karena

gagal mendapatkan rusa saat berburu.

Saungkuriang yang dibutakan cinta, bahkan tak mau mengakui Dayang sumbi sebagai

ibu kandungnya. Ia justru melamar Dayang sumbi dengan segala kesaktiannya. Di tengah

kerisauannya, Dayang Sumbi berusaha menghalangi keinginan Sangkuriang.

Dayang Sumbi pun memelih mengajukan syarat yang di rasa sulit dilakukan oleh

Sangkuriang. Ia memSSSinta Sangkuriang membendung mata air Tikoro untuk dijadikan telaga

lengkap dengan perahunya. Waktu yang diberikan Cuma sebentar, yakni saru malam.

Bahan Ajar Halifah

2

Sangkuriang menyanggupi syarat tersebut. Ia melaksanakan tugas dengan meminta bantuan

teman-teman silumannya.

Ketika syarat sudah hampir jadi, Dayang Sumbi mencari akal untuk menggagalkannya.

Ia meminta bantuan teman-teman memukul lesung padi hingga membuat berkokok. Dengan

demikian, para siluman yang membantu Sangkuriang pergi.

Kejadian itu membuat Sangkuriang marah. Ia merasa ditipu. Sangkuriang mengutuk

Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu

berada di sana dalam keadaan terbalik dan membentang Gunung Tangkuban Perahu. Keduanya

akhirnya memilih menenggelamkan diri. Dayang Sumbi memilih matidari pada harus

dipersunting anaknya .

Sumber: liputan6. com, 16 September 2005

Kebahasaan

Menulis Kalimat Aktif-Pasif dan Kalimat Korelatif

1. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

a. Adik mencuri rokok ayah

S P O

b. Rokok ayah dicuri (oleh) adik

S P O

No. Kalimat aktif Kalimat pasif

1. Subjek Objek

2. Predikat (meN-) Predikat (di-, ter-, ku-, dia-)

3. Objek Subjek

Kalimat aktif dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat aktif transitif dan kalimat aktif

instransitif.

a. Kalimat Aktif Transitif

Kalimat aktif transitif bercirikan: (1) predikatnya berupa verba transitif atau

verba yang berawalan meN-, dan (2) memiliki objek, misalnya: Dokter memeriksa

pasiennya. (berpola S-P-O).

Kalimat aktif transitif dibedakan atas:

1. kalimat aktif ekatransitif, yaitu kalimat yang hanya memilki satu objek, misalnya:

petani mengairi sawahnya

S P O

2. kalimat aktif bitransitif, yaitu kalimat yang memiliki dua objek, misalnya:

kakak membelikan adik boneka

S P O1 O2

Bahan Ajar Halifah

3

b. Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif bercirikan (1) predikatnya dapat berupa verba

berlawanan selain meN-, kata dasar, baik itu verba maupun nonverba, dan (2) tidak

memiliki objek, misalnya:

Kami duduk-duduk di teras rumah

S P K

2. Kalimat Korelatif

Kalimat korelatif adalah kalimat yang berhubungan antarbagiannya bersifat

sederajat. Kesederajatan antarbagian kalimat tersebut ditandai dengan penggunaan

konjungsi korelatif.yang dimaksud dengan konjungsi korelatif adalah pasangan konjungsi

yang secara tetap menghubungkan dua klausa atau lebih. Pasangan-pasangan konjungsi

tersebut:

a. baik . . . . maupun . . .

b. tidak hanya. . . . tetapi (. . .)

juga. . .

c. apakah. . . . atau . . . .

d. entah . . . . entah . . .

e. jangankan . . . pun. . . . , dll.

Tes Kompetensi

1. Apakah pokok-pokok isi berita yang telah Anda simak?

2. Berikan tanggapan Anda terhadap isi berita tersebut!

3. Ungkapkan kembali berita yang telah Anda simak dengan bahasa Anda sendiri!

Bahan Ajar Halifah

4

Standar kompetensi : Berbicara

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan

berkenalan, berdiskusi, dan bercerita

Kompetensi Dasar : Mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita,

artikel, atau buku)

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mencari artikel, atau buku yang berhubungan dengan lingkungan daerah

masing-masing (misalnya bencana alam yang terkait dengan daerah setempat)*

2. Siswa dapat membaca berita, artikel atau buku.

3. Siswa dapat mengidentifikasi masalah dalam berita, artikel, atau buku

4. Siswa dapat mendiskusikan masalah

5. Siswa dapat mendiskusikan makna kata sulit

6. Siswa dapat melaporkan hasil diskusi

Materi Pembelajaran

1. Teks berita, artikel, buku yang berisi informasi aktual (misalnya, AIDS/HIV, SARS, bencana

alam)

2. Penentuan masalah dalam berita

3. Daftar kata sulit dan maknanya

Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi

Seorang pembawa acara berperan sangat penting dalam berlangsungnya suatu acara.

Ia bertugas mengatur dan memandu berbagai mata acara yang telah disiapkan.

Seorang pembawa acara dituntut untuk memperhatikan hal-hal berikut:

1. menguasai situasi;

2. menguasai kaidah bahasa, seperti kata-kata baku, penggunaan kalimat-kalimat efektif,

serta pemilihan kata yang tepat;

3. mempunyai kepercayaan diri;

4. menggunakan gerak-gerik yang wajar; dan

5. memiliki penampilan yang luwes serta terampil berimprovisasi.

Dari kelima hal tersebut, masalah penggunaan bahasalah yang paling sering mendapat

sorotan dari masyarakat, terutama penggunaan kalimat sapaan yang sopan dan efektif.

Bahan Ajar Halifah

5

1. Kalimat Sapaan yang Efektif

Kalimat yang sapaan yang dapat digunakan bervariasi, tergantung padakonteks

acara. Konteks yang dimaksud antara lain:

a. Siapa massa atau hadirin yang dihadapi, kelompok dewasa atu anak-anak;

b. Apa acaranya;

c. Bagaimana tingkat pengetahuan massa; dan

d. Waktu pelaksanaan acara.

2. Menulis Rancangan Acara

Rancangan acara dibuat agar semua acara yang telah disusun dapat terlaksana

dengan baik. Rancangan acara terdiri atas 3 bagian, yaitu: bagian pembuka, acara inti, dan

penutup. Perhatikan rancangan acara berikut.

Rancangan Acara Peringatan Bulan Bahasa

a. Pembukaan

1. Sambutan ketua panitia

2. Sambutan kepala sekolah

b. Acara Inti

1. Pembacaan pemenang lomba membaca puisi

2. Pembacaan pemenang lomba teater

3. Pembacaan pemenang lomba menulis cerpen

4. Pementasan kreasi siswa

c. Penutup

Pembacan doa

Pembawa acara dapat menentukan (walaupun tidak bersifat kaku) kapan dan pada

bagian mana kalimat-kalimat sapaan digunakan. Hal yang dapat dijadikan tuntunan dalam

membawakan acara sebagai berikut.

1. pembawa acara hendaknya memperkenalkan diri sebelum memandu acara demi acara.

2. pembawa acara hendaknya menyapa massa atau hadirin.

3. kalimat-kalimat sapaan biasanya didahului atau diikuti dengan pernyataan yang berisi

ajakan.

4. sebelum menyapa atau mengajak massa untuk beralih ke mata acara berikutnya,

hendaknya pembawa acara menyampaikan komentar singkat.

5. pembawa acara mengakhiri seluruh rangkaian mata acara dengan mengucapkan terima

kasih kepada massa.

Perhatikan contoh kalimat memperkenalkan diri berikut ini!

Para peserta diskusi yang saya hormati, topik yang akan kita diskusikan pada hari ini

ialah upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup pada era globalisasi. Sebelum diskusi

Bahan Ajar Halifah

6

dimulai, perkenankan saya sebagai moderator untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.

Nama saya Lalu Af’al, lahir di Lombok, 19 juli 1988. saat ini saya duduk di kelas X SMA Negeri 1

Lombok. Selain itu, juga aktif menjadi anggota Kelompok Pecinta Lingkungan “Alam Lestari”

Lombok. Demikian,perkenalan singkat dari saya. Terima kasih.

Tes Kompetensi

1. Berikut ini tersedia kalimat-kalimat sapaan yang biasa diucapkan seorang

pembawa acara. Tentukan dalam konteks apa tiap-tiap kalimat sapaan tersebut digunakan!

a. Assalamu’alaikum, wr.wb., . . . ,

b. Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

2. Berikut ini mrupakan kalimat-kalimat sapaan yang tidak efektif. Ubalah kalimat

berikut ini menjadi yang efektif dan tunjukkan letak kesalahan dengan memberikan

penjelasan seperlunya!

Para hadirin sekalian yang saya hormati,

3. Pilihlah salah satu acara berikut ini, kemudian susunlah rancangannya!

a. Pentas seni dalam rangka merayakan HUT sekolah Anda.

b. Lomba baca puisi dalam rangka menyukseskan Bulan Bahasa dan Sastra sekolah Anda.

4. Buatlah kalimat perkenalan untuk memperkenalkan diri dan peserta pada

suatu acara!

Bahan Ajar Halifah

7

Standar kompetensi : Membaca

Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik

membaca

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dari berbagai

sumber melalui teknik membaca ekstensif

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membaca teks berita/ artikel (lenong, wayang golek, ketoprak, randai, dll)*

2. Siswa dapat mengidentifikasi ide pokok tiap paragraf

3. Siswa dapat menuliskan kembali isi bacaan secara ringkas

4. Siswa dapat mendiskusikan ide pokok dan ringkasan isi

5. Siswa dapat mendiskusikan perbaikan kata tidak baku

Materi Pembelajaran

Teks nonsastra dari berbagai sumber

1. Ide pokok tiap paragraf

2. Ide pokok dari berbagai sumber

3. Fakta dan opini

4. Ringkasan isi

5. Kata baku dan tidak baku

Membaca Ekstensif Teks Nonsastra dari Berbagai Sumber

Membaca ekstensif adalah membaca yang bersifat jangkauannya luas. Membaca

ekstensif berarti ketika membaca suatu informasi hendaknya pandangna mata kita menyeluruh

ke bidang bacaan.

Mengidentifikasi Ide Pokok dari Teks

Keterampilan membaca ekstensif tidak semata-mata diukur berdasarkan kecepatan

membaca, tetapi juga kemampuan mendapatkan informasi penting dari teks. Oleh sebab itu,

diperlukan keterampilan lain untuk menunjang aktivitas menunjang ekstensif, yaitu

mengidentifikasi ide pokok dari teks.

Untuk meningkatkan keterampilanmu dalam membaca cepat, terutama teks-teks

informatif, lakukan hal-hal berikut!

a. Periksa sekilas teks yang kamu baca (terutama judul dan subjudulnya).

b. Bacalah secara aktif, kemudian catatlah ide-ide pokok yang ada pada setiap paragraf.

Bahan Ajar Halifah

8

Bacalah wacana berikut dengan saksama!

KRL Tabrakan, Dua Tewas Puluhan Luka

Kereta Rel Listrik (KRL) Jabotabek yang melaju ke arah Jakaratmengalami tabrakan di

daerah Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kamis (30/6) sekitar pukul 16.15. Akibat

tabrakan itu sekurangnya dua orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka berat.

Tabrakan terjadi antara KRL Ekonomi 583 dan KRL Ekonomi 585 di jalur yang sama 1,5

km Sebelum Stasiun Pasar Minggu. Tabrakan dipicu oleh KRL Eksprs Pakuan yang mengalami

mogok sekitar 500 meter dari Stasiun Pasar Minggu. Karena kereta di depannya mogok maka

KRL Ekonomi 585 yang berada di belakangnya juga ikut berhenti. Tanpa diduga KRL Ekonomi

583 yang meluncur di belakangnya menubruk KRL Ekonomi 585.

Menurut penuturan seorang korban, Slamet, kecepatan kereta sesaat sebelum kejadia

biasa saja. “Kereta kecepatannya biasa saja. Terus goyang dan tiba-tiba saja seperti kebentur

sesuatu, bruuk. . . keras,saya pikir waktu itu kereta anjlok,” cerita Slamet yang saat kejadian

duduk tepat di belakang kabin masinis.

Dua anak slamet, Esti dan Adit juga terhindar dari maut. Tapi sang isteri, Ida yang saat

ini sedang hamil enam bulan, terpaksa harus menjalani persalinan karena air ketubannya

pecah.

Menurut robert (25), saksi mata yang juga ikut membantu evakuasi, rata-rata

korbannya ibu-ibu dan anak-anak. “Ada yang badannya putus jadi dua, itu ibu-ibu yang

meninggal, usia sekitar 30 tahun. Ada juga yang terjepit antara gerbong. Butuh waktu lama

untuk mengeluarkan yang terjepit itu dari gerbong. Jadi yang meninggal di lokasi, dua orang,”

ujarnya.

Proses evakuasi korban dibantu oleh satuan Pol PP, puluhan ambulans dari PMI, Dinkes

Pemprov DKI Jakarta, dan RS Hermina Depok, Badan SAR, pemadam kebakaran, satu

kompiMarinir dari Cilandak, dan Polres Jakarta Selatan.

Korban dibawa ke RS Pasar Rebo, RS Siaga Raya, RS Fatmawati, RSCM, dan RS Pasar

Minggu. Kendaraan dari dan ke arah Depok tertahan hingga satu kilometer. Hingga semalam

ribuan calon penumpang tumpah ruah di jalan-jalan.

Di RS Pasar Rebo, Jakarta ada 52 orang yang dirawat. Menurut petugas di Instalasi

Gawat Darurat (IGD) RS Pasar Rebo, Robin Hutajulu, kebanyakkan korban menderita luka robek

di bagian kaki dan tangan. Selain itu ada juga korban yang mengalami fraktur di kaki dan

tangan.

Kahumas PT KAI Daop I, Akhmad Sujadi menyatakan belum mengetahui sebab

kejadian. “Masih diselidiki bersama KNKT,” ujarnya.

Menteri perhubungan, Hatta Rajasa, Menko Kesra, Alwi Shihab, Menneg BUMN,

Sugiharto, dan Dirut PT KAI Omar Berto kemarin menjengukkorban dan lokasi kejadian. Hatta

mengatakan pemerintah akan menanggung pengobatan seluruh korban.

Bahan Ajar Halifah

9

“Tentu PT KAI akan memberi biaya pengobatan, di sampingJasa Raharja pun akan

memberikan santunan kepada mereka. Pemerintah tidak akan membiarkan satu orang pun

korban untuk mengeluarkan biaya sendiri dalam pengobatan itu,” kata Hatta.

Menurut Hatta, kejadian ini seharusnya tidak perlu terjadi. “Karena ini jalur rel ganda,

satu arah, dilengkapi dengan sistem sinyal yang memadai. Jika ada kereta berhenti seharusnya

ada sinyal yang diberikan pada kereta di belakangnya. Akan kita selidiki apakah sinyalnya tidak

berfungsi dengan baik atau human error,” ujarnya.

Sumber: Republika, 1 Juli 2005

Kebahasaan

Memahami dan Menggunakan Kalimat Minor, Kalimat Mayor, Kalimat Inti, dan Kalimat Luas

dalam Konteks

1. Kalimat Minor Dan Kalimat Mayor

Kalimat minor adalah kalimat yang mengandungsatu unsur pusat. Unsur pusat

yang sering digunakan dalam kalimat minor berupa predikat. Kalimat minor umumnya

digunakan sebagai jawaban atas suatu pertanyaan, sebagai perintah ataupun seruan.

Contoh:

a. Besok pagi. (sebagai jawaban atas pertanyaan kapan alam berangkat?

b. Ke pasar. (Sebagai jawaban atas Pertanyaan Ibu ke mana?

Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandungdua unsur

pusat, yakni bisa terdiri dari subjek dan predikat (S-P) atau subjek, predikat, objek (S-P-O-

K); ataupun lebih dari itu, misalnya dengan disertai keterangan (S-P-O-K).

Contoh:

a. Alam akan pergi besok pagi

S P K

b. Kerjakan tugas ini!

P P

2. Kalimat Inti Dan Kalimat Luas

Kalimat inti dan kalimat luas dibedakan berdasarkan pola dasar yang dimilikinya.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

a. Susan mengetik.

S P

b. Susan sedang mengetik.

S P

c. Mengetik Susan

P S

d. Susan mengetik sebelum mengerjakan PR.

S P Ket. Waktu

Bahan Ajar Halifah

10

e. Supri menangis sehingga matanya bengkak.

S P Ket. Akibat

Kalimat a disebut kalimat inti sedangkan kalimat b-e disebut kalimat luas. Di samping

sebagai kalimat luas, kalimat b-e disebut kalimat tranformasi karena juga telah mengalami

perubahan dari kalimat a, Kalimat f hanya merupakan kalimat luas karena bukan merupakan

perluasan dari kalimat a.

Tes Kompetensi

1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4-5 orang!

2. Carilah artikel atau berita yang memilki topik sama dengan bacaan di atas (setiap anggota

kelompok mengumpulkan satu artikel)!

3. Catatlah ama sumber, tahun, dan nomor halaman artikel tersebut!

4. Rangkumlah isi dari dari seluruh sumber ke dalam beberapa paragraf!

5. Sampaikan rangkuman tersebut di depan kelas untuk ditanggapi anggota kelompok lain!

Bahan Ajar Halifah

11

Standar kompetensi : Mendengarkan

Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan

secara langsung ataupun melalui rekaman

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendengarkan puisi

2. Siswa dapat mendiskusikan unsur-unsur bentuk puisi tersebut

3. Siswa dapat melaporkan hasil diskusi

Materi Pembelajaran

Rekaman puisi atau pembacaan langsung

1. Majas,

2. irama,

3. kata-kata konotasi,

4. kata-kata bermakna lambang ,

Menyimak Pembacaan Puisi dan Mengungkapkan Unsur-Unsurnya

Ketika menyimak pembacaan puisi, perhatikan dan dengarkan dengan saksama isi puisi

tersebut. Dengan demikian, Anda dapat menafsirkan isi puisi tersebut dengan baik. Penafsiran

isi sebuah puisi bisa berlainan antara seorang dengan yang lainnya. Perbedaan penafsiran

tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti suasana batin si penafsir pada saat menyimak

puisi, sejauh mana ia bersikap kritis terhadap simbol-simbol serta kecenderungan berkreasi si

penyair, dan sejauh mana puisi itu memikat hati seseorang untuk diapreasiasikan.

Daya pikat sebuah puisi bagi setiap pembaca berbeda-beda. Ada yang merasa terpikat

dengan tema, pemilihan kata, makna denotasi dan konotasi, bahasa kiasan, atau citraan

(gambaran angan).

Bahan Ajar Halifah

12

Simaklah puisi di bawah ini!

Candi Muara Jambi

Oleh Dimas Arika Miharja

Aku dengar keluh batu-batu runtuh berpeluh.

Tak ada arca atau stupa hanya ilalang

bergoyang terpanggang matahari

Sebuah situs tak terurus menggerus hati

perjalanan sunyi, sendiri memikul luka diri

mengacu pada bayang batanghari

yang tiada henti merangkum tragedi

Aku sendiri membangun candi

dalam mimpi yang sulit diurai

di kedalaman hati: Kau tegar abadi.

Jambi, 1994

Sumber: Angkatan 200 dalam Sastra Indonesia, 2000: 234

Kebahasaan

Mengenal Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Ulang

1. Mengenal Bentuk dan Jenis Kata Ulang

Bentuk ulang atau kata ulang adalah sebuah bentuk gramatikal yang berwujud

penggandaan sebagian atau seluruh bentuk dasar kata.

Perhatikan contoh berikut!

Acara sengaja diadakan untuk anak-anak di bawah usia tujuh tahun.

Kata anak-anak merupakan kata ulang. Bentuk dasar pengulangan tersebut adalah

kata anak, yang berarti “ satu anak” (tunggal), setelah diulang menimbulkan makna baru,

yaitu “jamak” (banyak anak).

Lain halnya dengan kalimat berikut.

“Koran, koran, koran!” teriak loper koran.

Meskipun kata koran yang pertama diulang sebanyak dua kali, perulangan tersebut

tidak menimbulkan makana baru, tetapi hanya menyatakan intensitas.

Selain perulangan menimbulkan makan baru, kata ulang juga tampak dari

penggunan tanda hubung (kecuali kata ulang dwipurwa) dan hanya digunakannya satu

kata sebagai pengulangannya.

Jenis-jenis kata ulang dijelaskan sebagai berikut ini.

a. Kata Ulang Dwipurwa

Kata ulang dwipurwa adalah pengulangan yang dilakukan atas suku kata

pertama dari sebuah kata. Dalam pengulangan tersebut, vokal suku kata awal yang

Bahan Ajar Halifah

13

diulang mengalami pelemahan karena menghasilkan satu suku kata tambahan. Hal ini

dapat ditunjukkan dalam proses pembentukan kata lelaki.

laki lalaki lelaki

b. Kata Ulang Dwilingga

Lingga adalah bentuk dasar. Jadi, kata ulang dwilingga merupakan pengulangan

bentuk dasar sutuhnya. Contohnya, kata pedagang-pedagang.

c. Kata Ulang Dwilingga Salin-Suara

Kata ulang jenis ini merupakan kata ulang yang mengulang untuk dasar

seutuhnya, tetapi terjadi perubahan bunyi pada salah satu fonem atau lebih.

Contohnya, ramah-tamah dan corat-coret.

d. Kata Ulang Dwilingga Berimbuhan

Kata ulang bentuk ini merupakan pengulangan bentuk dasar seutuhnya, tetapi

salah satu atau kedua bentuk dasarnya mendapat imbuhan. Contohnya, mengemas-

ngemasi.

2. Mengenal Makna Kata Ulang

Kata ulang sebenarnya tidak mengandung makna leksikal, tetapi makna struktural

atau makna gramatikal, yaitu makna yang muncul setelah adanya proses pembentukan

kata. Makna-makna kata ulang dikategorikan berdasarkan golongan kata bentuk dasarnya

seperti berikut ini.

a. Bentuk Dasar Nomina (Kata Benda)

1. Menyatakan jamak (tak tentu).

Contoh: buku-buku

Acara-acara

2. Menyatakan meyerupai atau tiruan dari suatu hal yang disebut dalam kata dasar.

Contoh: kuda-kudaan

Anak-anakan

b. Bentuk Dasar Verba (Kata Kerja)

1. Menyatakan pekerjaan dilakukan berulang-ulang/itensitas, yaitu menekan atau

mengeraskan sesuatu.

Contoh: mencari-cari

Memukul-mukul

2. Menyatakan saling (resiprok) atau pekerjaan yang berbalasan.

Contoh: hormat-menghormati

Tolong-menolong

3. Menyatakan perbuatan yang dilakukan seenaknya/santai.

Bahan Ajar Halifah

14

Contoh: berjalan-jalan

Membaca-baca

4. Menyatakan hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebutkan pada

bentuk dasar.

Contoh: tulis-menulis

Karang-mengarang

c. Bentuk Dasar Adjektiva (Kata Sifat)

1. Menyatakan kesangatan.

Contoh: dalam-dalam

Kuat-kuat

2. Menyatakan agak.

Contoh: kemerah-merahan

Kekuning-kuningan

3. Menyatakan paling (superlatif).

Contoh: sekuat-kuatnya

Setinggi-tingginya

d. Bentuk Dasar Numeral (Kata Bilangan)

Menyatakan kumpulan yang terdiri dari.

Contoh: dua-dua

tujuh-tujuh

Tes Kompetensi

1. Menurut Anda mengapa pengarang mengambil tama tentang candi?

2. Nama apakah Batanghjari itu?

3. Menurut Anda, apa tema puisi tersebut?

4. Candi apakah yang dibangun oleh pengarang dalam mimpinya?

5. Apakah maksud kata “Kau tegar abadi” dalam puisi tersebut?

Bahan Ajar Halifah

15

Standar kompetensi : Membaca

Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan

cerpen

Kompetensi Dasar : Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang

tepat

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membacakan puisi dengan memperhatikan lafal, tekanan, dan intonasi yang

sesuai dengan isi puisi

2. Siswa dapat membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, tekanan, dan intonasi

3. Siswa dapat memberi saran perbaikan pembacaan puisi yang kurang tepat

Materi Pembelajaran

1. Puisi

2. Lafal

3. Tekanan

4. Intonasi

5. Jeda

6. Pemenggalan kata, frasa

Membaca Puisi dengan Memperhatikan Lafal, Tekanan, dan Intonasi

Ketika membaca puisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.

a. Lafal adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa

mengucapkan bunyi bahasa.

b. Tekanan adalah keras lembutnya pengucapan bagian ujaran.

c. Intonasi adalah lagu kalimat.

Selain ketiga hal di atas, ketika membaca puisi kita harus menyisipkan tanda-tanda

henti agar puisi tersebut enak dibaca. Tanda-tanda henti yang berupa tanda baca dapat kita

sisipkan, sebagai berikut.

1. tanda koma, biasanya diganti dengan (/)

2. tanda titik, biasanya diganti dengan (/ /)

3. tanda pemisah bait, biasanya diganti dengan (/ / /).

Bahan Ajar Halifah

16

Perhatikan contoh berikut.

Bantimurung

Oleh Ras Agaffar

gemercik airnya/meneteskan puisi alam yang panjang/

mengalirkan mata air kerinduan/melelahkan duka kecemasan/

di celah-celah bebatuan/

di pucuk ranting pepohonan/

di ujung mentari kepagian/

di lereng bukit kedamaian/

di bibir kedamaian/

di cakrawala langit kebebasan/

di rentang siang kecerahan/

di sejuk udara kenikmatan//

Bantimurung/

gemuruh airnya menerjang sepanjang musim/

mengalir ke kota/-ke sawah/-ke ladang-ladang kehidupan/

menumbuhkan gairah/-harapan masa depan//

Bantimurung/

bumi yang dihuni sang kupu-kupu/

hinggap dan bertebaran/

di antara serangga satwa lindung anugerah Illahi/

meniupkan pesona lagu-simponi kelestarian alami//

Sumber: Ombak Losari “Sajak-Sajak dari Makasar”, 1992: 58

Tes Kompetensi

1. Apakah pengarang menggunakan gaya pengungkapan dalam puisi “Bantimurung”?

Sebutkan jika jawabannya ya!

2. Apakah maksud kata “genercik airnya meneteskan puisi alam yang panjang”?

3. Apakah yang ingin diungkapkan pengarang dalam puisi tersebut?

4. Apakah tema atau isi puisi tersebut?

5. Jelaskan unsur-unsur bentuk dan isi puisi tersebut!

Bahan Ajar Halifah

17

Standar kompetensi : Menulis

Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis

puisi

Kompetensi Dasar : Menulis puisi lama dengan memperhati-kan bait, irama, dan rima

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membaca puisi lama (pantun, syair)

2. Siswa dapatmengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan bait, irama, dan rima

3. Siswa dapat menulis pantun/ syair dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

4. Siswa dapat menyunting puisi lama (pantun/ syair) yang dibuat teman

Materi Pembelajaran

Contoh puisi lama (pantun, syair)

1. Bait

2. Irama

3. Rima

4. Perbedaan pantun dengan syair

Menulis Puisi Lama

Salah satu bentuk puisi lama yang sangat populer adalah pantun. Puisi lama adalah

ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Pantun menunjukkan adanya irama (yang dikesankan oleh perulangan bunyi di akhir larik

puisi(rima). Keberadaan mantra (pola yang berwujud, misalnya berupa pertentangan yang

berseling-seling antara suku yang panjang dan pendek, suku yang bernada tinggi dan rendah,

atau suku yang beraksen dan tidak) dan rima (persajakan akhir a-b-a-b).

Abdul Rani dan Yani Maryani (1999: 14) menjelaskan bahwa puisi lama memiliki

beberapa kaidah yang harus diikuti yaitu sebagai berikut.

a. Jumlah baris atau jumlah kalimat dalam setiap baitnya.

b. Jumlah suku kata atau jumlah kata dalam setiap baitnya.

c. Adanya rima atau persamaan bunyi.

d. Adanya rima.

Berikut akan dijelaskan mengenai bait, rima, dan irama

a. Bait

Bait adalah satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris. Fungsi bait

adalah membagi puisi menjadi “bab-bab” pendek.

Bahan Ajar Halifah

18

b. Rima

Rima atau sajak adalah persamaan atau pengulangan bunyi. Persamaan bunyi

tidak terbatas pada akhir baris, tetapi keseluruhan baris, bahkan bait.

c. Irama

Irama hampir sama dengan irama dalam musik. Keduanya sama-sama ditentukan

oleh ukuran waktu dan tempo. Perbedaannya, ukuran tempo dalam musik bisa mandiri,

sedangkan tempo dalampuisi tergantung banyaknya bunyi suku kata. Irama adalah alunan

yang tercipta oleh kalimat yang berimbang, selingan bangun kalimat, dan panjang pendek

serta kemerduan bunyi (dalam prosa).

Puisi lama dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu:

a. Mantra

Mantra merupakan puisi yang berisi puji-pujian terhadap sesuatu yang gaib atau

dikeramatkan.

b. Bidal

Bidal digunakan masyarakat lama untuk mengungkapkan sesuatu. Bidal menggunakan

bahasa kiasan dan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: pepatah, tamsil.

Kiasan, perumpamaan, dan pemeo.

c. Pantun

Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Baris

pertama dan kedua disebut sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat ialah isi.

d. Talibun

Talibun merupakan juga pantun, tetapi jumlah baris tiap baitnya lebih dari empat. Jumlah

baris dalam tiap baitnya selalu genap.

e. Gurindam

Gurindam merupakan puisi lama yang tiap-tiap baitnya terdiri dua baris. Persajakannya a-a

dan isi atau temanya adalah nasihat, hal-hal yang mendidik, dan masalah agama.

f. Selokan

Selokan merupakan pantun berbingkai.perbedaan dengan pantun adalah kalimat kedua

dan keempat pada bait pertama dilang kembali menjadi kalimat pertama dan kalimat

ketiga bait kedua, begitu seterusnya.

g. Syair

Syair merupakan bentuk puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu bait.

Persajakan syair adalah aa-aa.

h. Kit’ah

Kit’ah adalah puisi Arab yang berisi nasihat-nasihat.

i. Gazal

Gazal adalah puisi Arab yang berisi cinta kasih.

Bahan Ajar Halifah

19

j. Nazam

Nazam adalah puisi Arab yang berisi cerita hamba sahaya, raja, sultan, pangeran, atau

bangsawan istana.

k. Ruba’i

Ruba’i adalah puisi Arab yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan nasihat.

l. Masnawi

Masnawi adalah puisi Arab yangbberisi pujian-pujian tentang tingkah laku seseorang yang

mulia.

Perhatikan contoh puisi lama berikut ini!

Pantun termasuk puisi lama. Pantun terdiri atas 4 baris, secara umum tiap baris ada 4

perkataan. Suku kata tiap baris diusahakan sama untuk menjaga irama. Sajaknya a b a b,

sampiran dan isi.

Contoh: Anak kuda di gunung karang

Pohon aren di kebun kosong

Anak muda zaman sekarang

Biar keren kantongnya kosong.

Pisang emas bawa berlayar

Masak sebiji di dalam peti

Utang emas boleh dibayar

Hutang budi dibawa mati.

Tes Kompetensi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar

1. Bagaimana cara mengungkap pesan lama puis?

2. Ceritakan kembali isi cerpen “Anak Kebanggan”

3. Diskusikanlah nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen “Anak Kebanggaan”!

4. Carilah puisi lama yang terkenal dan isinya mengesankan kalian!

5. Nilai-nilai yang kalian peroleh dari puisi lama pada nomor 4 tersebut, Sebutkan alasan

kalian!

Bahan Ajar Halifah

20

Standar kompetensi : Berbicara

Mengungkap-kan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan

berkenalan, berdiskusi, dan bercerita

Kompetesi Dasar : Menceritakan berbagai pengalaman dengan pilihan kata dan ekspresi

yang tepat

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat secara bergiliran siswa bercerita pengalaman pribadi (yang lucu,

menyenangkan, atau mengharukan)* dengan menggunakan:

- Pilihan kata dan ekspresi secara tepat.

- Menggunakan kosakata sesuai dengan situasi dan konteks.

2. Siswa dapat membahas pengalaman yang diceritakan

Materi Pembelajaran

Cerita pengalaman (yang lucu, menggembirakan, mengharukan, dsb.)

1. Penggunaan diksi (pilihan kata)

2. Penggunaan intonasi, jeda, dan ekspresi

Menceritakan Pengalaman

Bercerita merupakan kegiatan yang menarik. Melalui kegiatan bercerita seseorang

dapat menceritakan pengalamannya kepada orang lain.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat bercerita.

1. pilihan kata yang digunakan;

2. keruntutan kalimat;

3. penjedaan dan pengaturan intonasi;

4. ekspresi yang ditunjangdengan gerak gerik anggota badan.

Perhatikan contoh pengalaman dibawah ini!

Lebih Percaya Diri Karena Ekskul

(Cerita pengalaman siswa SMA 2 Tasikmalaya)

Aku masuk ekskul PMR dan jurnalistik di sekolah. Aku tidak merasa lelah walaupun

masuk dua ekskul. Alhamdulillah, prestasiku di kelas pun tidak buruk. Aku malah merasa

senang soalnya aku jadi punya banyak teman dan pengalaman. Selain itu, aku juga bisa belajar

berorganisasi.

Bahan Ajar Halifah

21

Ekskul pun bisa membuat kita lebih percaya diri. Jika kita pemalu dan tidak berani

tampil di muka umum, hal itu bisa diubah dengan mengikuti ekskul. Di dalam kegiatan ekskul,

kita dituntut untuk berinteraksi dengan orang banyak. Jadi, kita akan terbiasa berbicara di

depan umum. Namun, bisa jadi ada sebagian dari teman-teman yang bingung dalam memilih

kegiatan ekskul. Pilih apa ya, Paskibra atau Jurnalistik? Basket atau Pramuka?

Tidak perlu bingung. Kita bisa memilih kegiatan ekskul yang sesuai dengan minat dan

bakat kita. Kalau kita senang menulis, kita bisa bergabung dengan eskul jurnalistik. Kalau suara

kita bagus, kita bisa mengasahnya di ekskul kesenian.

Oh ya, teman-teman, kadang ada kegiatan ekskul yang tidak ada instrukturnya. Kalau terjadi hal

seperti ini,kita bisa bermusyawarah dengan OSIS dan guru untuk mencari instrukturnya dari

luar sekolah. Nah, sekarang sudah jelas, kan, bahwa kegiatan ekstrakulikuler memberi kita

banyak keuntungan. Jadi, sekarang sudah tidak ragu lagi untuk masuk dan mengikuti kegiatan

ekskul.

Sumber: Priangan, edisi Agustus 2006

Keterangan:

Ekskul : ekstra kurikuler

Tes Kompetensi

1. Bagaimana kesan Anda setelah membaca cerita di atas?

2. Amanat apa yang dapat Anda petik dari cerita tersebut?

Bahan Ajar Halifah

22

Standar kompetensi : Menulis

Mengungkap-kan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,

deskriptif, ekspositif)

Kompetensi Dasar : Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan

tempat dalam bentuk paragraf naratif

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengidentifikasi struktur paragraf naratif

2. Siswa dapat menulis paragraf naratif

3. Siswa dapat menggunakan kata ulang dalam paragraf naratif

4. Siswa dapat menyunting paragraf naratif yang ditulis teman

5. Siswa dapat mendiskusikan paragraf naratif

Materi Pembelajaran

Paragraf naratif

1. Contoh paragraf naratif

2. Pola pengembangan paragraf naratif (urutan waktu, tempat)

3. Ciri/ karakteristik paragraf naratif

4. Kerangka paragraf naratif

5. Penggunaan kata ulang dalam paragraf naratif

Menulis Paragraf Naratif

Naratif/narasi adalah sejenis karangan yang berisi peristiwa yang dialami oleh

seseorang. Di dalamnya terdapat rangkaian kejadian atau peristiwa. Menuliskan peristiwa

secara kronologis merupakan bagian dari kegiatan menulis wacana naratif. Dalam paragraf

naratif kita akan menemukan tiga unsur utama sebagai bahannya.

a. Adanya tokoh-tokoh;

b. Kejadian; dan

c. Adanya latar atau ruang dan waku.

Perhatikan penggalan cerita berikut.

Inilah sebuah kisah. Tersebutlah seorang pemuda bernama Malin Kundang tinggal di

sebuah daerah di sebelah selatan Kota Padang. Malin Kundang adalah anak tunggal sepasang

suami-istri nelayan. Ketika masih di dalam kandungan, ia ditinggal pergi oleh ayahnya berlayar

dan tidak pernah kembali lagi. Ia pun diasuh oleh ibunya. Kehidupan mereka sangat sederhana.

Bahan Ajar Halifah

23

Sejak kecil, Malin Kundang sangat disayang oleh ibunya. Ke mana pun ia pergi, ibunya selalu

mengawasi.

Setelah dewasa, Malin Kundang meminta izin untuk pergi merantau. Meskipun berat

hatinya, namun sang Ibu mengizinkan Malin Kundang pergi. Sebelum pergi, sang Ibu

membekali nasihat kepada Malin Kundang agar senantiasa ingat pada orang tua dan kampung

halamannya. Setelah puas menasihati anaknya, sang Ibu ikut ke pelabuhan melepas kepergian

anaknya.

Tes Kompetensi

1. Di kota mana Malin Kundang dan ibunya tinggal?

2. Bagaimana kehidupan mereka?

3. Bagaimana cara agar pembaca terkesan dan tertarik untuk membaca wacana naratif

sampai tuntas?

4. Bagaimana alur paragraf naratif?

5. Bagaimana bahasa yang digunakan pada paragraf naratif?

Bahan Ajar Halifah

24

Standar kompetensi : Mendengarkan

Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung

Kompetensi Dasar : Mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara

langsung ataupun melalui rekaman

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendengarkan puisi

2. Siswa dapat mengidentifikasi jenis puisi

3. Siswa dapat mendiskusikan isi puisi

4. Siswa dapat melaporkan hasil diskusi

Materi Pembelajaran

Rekaman puisi yang berjenis tertentu atau yang dibacakan

1. Jenis puisi

2. Isi puisi

3. Tema

4. Maksud puisi

Mendengarkan Puisi

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan

reamaja.

1. Menghayati Puisi

Bacalah secara nyaring puisi berikut ini! Agar pembacaan yang dilakukan enak

dirasakan dan mudah dipahami, perhatikan pelafalan, tekanan, intonasi, ekspresi,

kelancaran, penjiwaan, kesatuan gagasan, dan gerak. Pelafalan berhubungan dengan

ketetapan dan kejelasan ucapan atas fonem atau kata. Intonasi berhubungan dengan

panjang-pendek ucapan atau tinggi-rendahnya ucapan dan nada. Ekspresi berhubungan raut

muka, apakah serius, lucu, gembira dan lain-lain. Kelancaran berhubungan dengan daya

ingat. penjiwaan berhubungan dengan kemampuan untuk merasakan suatu yany terjadi

dalam puisi. Gerak berkenaan dengan aktivitas tubuh kita, seperti menunjuk, berjalan,

berjingkrak, dan sebagainya.

Bahan Ajar Halifah

25

Pesan Bumi

Andai bukan 5 miliar manusia menghuni bumi

melainkan 5 miliar binatang tak punya hati

traumakah kau?

setiap jengkal (tanah) yang kau temui

adalah kehancuran hari esok

perut bumi dibor dan diledakkan

membagi kotoran

atas tanah, sungai, laut, udara

Di sana ada hujan asam

ozon pun rusak

bumi makin panas

berapa waktu yang kenal usia

berapa umat yang perlu dibudidayakan

agar tak cemaskan kecemaran lingkungan

Sadarlah!

bahwa kehidupan dan alam ada dalam satu harmoni

mestinya dijaga kelestariannya

(Jarot Wuryanto-Bogor)

Sumber: Apresiasi Puisi remaja: Catatan mengolah Cinti, Riris K. Toha

Sarumpaet, Gransindo. Jakarta, 2002:224

2. Menentukan Tema Puisi

Tahap berikutnya adalah menentukan tema puisi tersebut. Puisi mengandung

informasi, baik berupa informasi kejadian atau peristiwa yang diolah oleh penyair.

Peristiwa itu bukan peristiwa biasa, melainkan peristiwa yant telah dipikirkan dan

direnungkan. Pemikiran dan perenungan itu didasari pula oleh falsafah hidup, lingkungan,

agama, pekerjan, serta pendidikan penyair, informasi inti inilah yang kemudian kita kenal

dengan tema puisi.

Untuk penentuan tema, yang pertama kita lakukan adalah melengkap setiap baris

bait puisi dengan kata atau frase sehingga membentuk kalimat. Proses ini dilakukan

terhadap sejumlah baris dan bait, dengan kata lain, baris menghasilkan paragraf.

Kemudian, kita parafrasakan hasil pada tahap tadi ke dalam bentuk prosa dengan bahasa

kita sendiri.

Bahan Ajar Halifah

26

3. Mengungkapkan makna

Penyair melalui karyanya ingin menyampaikan sesuatu kepada pembaca.

Penyampaian tersebut dilakukan dengan caranya sendiri. Di balik pengungkapan itu ada

makna yang hendak disampaikan kepada pembaca.

4. Mengungkapkan pesan

Penyair memiliki maksud dan tujuan tertentu dalam menulis puisi. Bisa sekedar

memenuhi kebutuhan pribadi, bisa pula kepentingan untuk pembaca. Maksud dan tujuan

ini biasanya tegantung pula pada pengalaman pribadinya. Misalnya, penyair yang

berprofesi sebagai guru pada umumnya pesan yang hendak disampaikan berupa hal-hal

yang bersifat mendidik para pembaca.

Tes kompetensi

Bentuklah sebuah kelompok yang terdiri atas 3-4 siswa. Lakukan diskusi dengan

kelompok kalian untuk menafsirkan puisi di atas berdasarkan

1. Tema;

2. Nada dan suasana puisi;

3. Perasaan dalam puisi.

Bahan Ajar Halifah

27

Standar kompetensi : Menulis

Mengungkap-kan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis

puisi

Kompetensi Dasar : Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membaca puisi baru

2. Siswa dapat mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima

3. Siswa dapat menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

4. Siswa dapat menyunting puisi baru yang dibuat teman

Materi Pembelajaran

1. Contoh puisi baru

2. Ciri-ciri puisi baru

3. Bait

4. Rima irama

Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima

Pelajaran yang lalu, anda telah membahas bentuk-bentuk puisi lama dan berlatih

menulis puisi lama, anda akan membahas bentuk-bentuk puisi baru dan berlatih menulisnya.

Abdul Rani dan Yani Mariyani (1999: 80-93) menyebutukan bahwa puisi baru berbeda

dengan puisi lama. Isi, bentuk, irama, dan persajakan yang terdapat dalam puisi lama berbeda

dengan yang terdapat dalam puisi baru. Berdasarkan jumlah baris dalam kalimat pada setiap

baitnya, puisi baru dibagi dalam beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut.

Berdasarkan isi yang terkandung, puisi baru dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Balada

Balada adalah sajak yang berisi cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya khayalan

penyairnya saja.

2. Romance

Romance adalah sajak yang berisi tentang cinta kasih. Cinta kasih ini tidak hanya antara

sepasang kekasih, tetapi cinta kasih terhadap segala hal.

3. Satire

Satire adalah sajak yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar (sarkasme) dan tajam

(sinis) terhadap suatu ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.

Bahan Ajar Halifah

28

4. Elegi

Elegi adalah sajak yang berisi tentang duka nestapa, sajak ini sesalu mengungkapkan

sesuatu yang pedih dan menyayat hati.

5. Himne

Himne adalah sajak pujian kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Himne sering disebut sajak

ketuhanan.

Berikut ini ada sebuah contoh puisi baru yang berbentuk tarzina, karya Or.Mandank.

Bacalah dengan saksama sebelum Anda berlatih menulis puisi lama!

Bagaimana

Oleh Or. Mandank

Kadang-kadang aku benci

Bahkan sampai aku maki

...........diriku sendiri

Seperti aku

Menjadi seteru

...........diriku sendiri

Waktu itu

Aku.........

Seperti seorang lain dari diriku

Aku tak puas

Sebab itu aku menjadi buas

Menjadi busa dan panas

Sumber: Intisari Sastra Indonesia, 1999: 82

Tes kompetensi

1. Carilah contoh bentuk-bentuk puisi baru yang telah dijelaskan di atas!

2. Buatlah sebuah puisi baru ! Anda dapat memilih salah satu bentuk yang telah dijelaskan !

3. Puisi karya Anda ditempel di mading sekolah.

Bahan Ajar Halifah

29

Standar kompetensi : Berbicara

Membahas Cerita pendek melalui kegiatan diskusi

Kompetensi Dasar : Mengemuka kan hal-hal ang menarik atau mengesankan dari

cerita pendek melalui kegiatan diskusi

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membaca cerita pendek

2. Siswa dapat menceritakan kembali isi cerita pendek yang dibaca dengan kata-kata sendiri

3. Siswa dapat mengungkapkan hal-hal yang menarik atau mengesankan dari karya tersebut

4. Siswa dapat mendiskusikan unsur-unsur intrinsik (tema, penokohan, alur, sudut pandang,

latar , amanat) cerita pendek yang dibaca

5. Siswa dapat mendiskusikan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen

Materi Pembelajaran

Naskah cerita pendek

1. Isi cerpen

2. Hal yang menarik unsur-unsur

3 Intrinsik (tema, penokohan, alur, sudut pandang, latar , amanat)

Membaca Cerpen dan Mendiskusikan Hal-hal yang Menarik

Cerpen memiliki unsur-unsur yang menarik untuk didiskusikan, Nurgiyantoro (2002: 23)

menjelaskan bahwa unsur instrik sebuah karya fiksi adalah unsur-unsur yang membangun karya

sastra itu sendiri. Unsur instrik sebuah cerpen adalah unsur-unsur yanh (secara langsung) turut

serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intriknsik inilah yang membuat

sebuah cerpen atau novel terwujud. Unsur intrik tersebut antara lain: peristiwa, cerita, plot,

penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, dan bahasa atau gaya bahasa. Pelajaran

kali ini akan dijelaskan unsur-unsur intrik berupa tema, plot, latar, dan penokohan, sedangkan

unsur intrik yang lain akan dijelaskan pada pelajaran selanjutnya.

1. Tema

Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra gan yang

terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-

persamaan atau perbedaa-perbedaa. Jadi, tema menjadi dasar pengembangan seluruh

cerita sehingga ia bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi

yang umu sehingga untuk menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari

keseluruhan cerita.

Bahan Ajar Halifah

30

2. Cerita dan Plot

Cerita sangat berkaitan dengan plot sehingga kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan.

Cerita dan plot sama-sama mendasarkan diri pada rangkaian peristiwa yang disajkan dalan

sebuah karya, tetapi plot lebih komplek dari pada cerita. Cerita sekedar menunjukkan

urutan waktunya, sedangkan plot lebih menekankan permasalahannya pada hubungan

sebab akibat dan kelogisan hubungan antar peristiwa yang dikisahkan dalam naratif ysng

bersangkutan, Stanton melalui Nurgiyantoro (2002: 113) mengemukakan bahwa plot atau

alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, tetapi tiap kejadian itu hanya dihubungkan

secara sebab akibat. Unsur dalam pengembangan plot adalah peristiwa, konflik, dan

klimaks.

3. Latar

Secara sederhana latar adalah segala petunjuk, keterangan, pengacuan yang berkaitan

dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya perisriwa dalam suatu karya sastra. Hudson

melalui Sudjiman (1986: 44) membedakan latar sosial dan latar fisik/material. Latar sosial

mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya,

adat kebiasaan, cara hidup, bahasa, dan lain-lain yang melatari peristiwa. Adapun latar fisik,

yaitu: bangunan, daerah, dan sebagainya.

4. Tokoh dan Penokohan

Istilah tokoh dan penokohan sebenarny menyarankan pada pengertian yang hampir

sama.Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan penokohan

menunjuk pada sikap kualitas pribadi tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca.

Tokoh dalam cerita fiksi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal berikut.

1. Berdasarkan Peranan Tokoh

a.Tokoh utama, yaitu tokoh yang diutamakan pencertitaan dalam karya sastra ia

merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan.

b.Tokoh tambahan, yaitu tokoh yang kita kagumi, tokoh yang kekadirannya dalam

suatu cerita untuk melengkapi tokoh utama.

2. Berdasarkan Fungsi Penampilan Tokoh

Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang kita kagumi, tokoh yang mengejawantahkan

norma-norma dan nilai-nilai, yang ideal bagi kita

Tokoh antagonis, taitu tokoh yang beroposisi dengan tokoh protagonis.

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada beberapa

metode penokohan, yaitu metode analisas atau metode langsung, metode perian, dan metode

tidak langsung adalah metode yang digunakan pengarang untuk menceritakan sifat-sifat,

hasrat, pikiran, dan perasaan tokohnya secara langsung. Kadang-kadang pengarang juga

menyisipkan pernyataan setuju tidaknya akan sifat tokoh. Metode tidak langsung (dramatik)

Bahan Ajar Halifah

31

atau ragaan adalag metode di mana watak tokoh dapat disimpulkan pembaca dari pikiran,

cakapan, dan lakuan tokoh.

Simaklah penggalan cerpen dibawah ini!

Gubug Kecil di Tepi Sungai

(Sari Narulita)

Simin sedang mengais-ngais di tengah sampah dengan tongkatnya yang berujung

kawat ketika hidungnya tiba-tiba mencium bau terbakar yang terbawa angin. Ia mencari

sekelilingnya, tak ada benda yang terbakar. Lalu, ia mengadah, uh . . ., matahari bersinar amat

teriknya, namun di ujung sebelah sana terlihat asap hitam mengepul.

”Pasti kebakaran,” ucapnya pada dirinya sendiri. Cepat ia mengangkat keranjang dan

menumpangkannya di belakang punggungnya yang hitam.

Simin mulai melangkah meninggalkan tumpukan sampah tempatnya sehari-hari

mencari rezeki dengan harapan dapat membantu orang yang sedang kemalangan, uang

memang dia tidak punya sebab hidupnya hanya tergantung pada hasil yang ditemukannya di

tengah sampah. Namun, tenaganya masih dapat diandalkan. Dia masih mampu mengangkat

barang-barang. Teringat olehnya bagaimana berterima kasihnya suami istri yang ditolongnya

sewaktu kebakaran bulan lalu. Mereka tak habisnya memuji keberaniannya menerjang api

untuk membantu menyelamatkan barang mereka sebaba mobil pemadam kebakaran

terlambat datang karena kemacetan jalan. Sudah lama ia menjumpai keramahan itu dan ia

rindu. Simin ingin menjadi orang yang berguna. Dia ingin berbakti seperti apa yang pernah

dicita-citakannya sewaktu kecil di kampung dulu. Sudah terlalu lama rasanya ia melihat sinar

mata orang mengejek dirinya, seolah dia adalah bagian dari sampah itu sendiri. Sering pula ia

terpaksa tertunduk malu melihat orang yang akan dilewatinya dari jauh mulai menutup hidung.

Sakit memang rasanya, tetapi itu adalah kenyataan sehari-hari terpaksa ditelannya. Kadang

kerinduannya pulang ke kampung menggelitiknya. Dia rindu pada suasana yang tenang, pada

orang-orang yang ramah, pada kehidupan yang tidak terlalu banyak menuntut, sangat berbeda

dari Jakarta ini.

Tetapi sekarang ini keinginan itu belum dapat terwujud. Simin tidak mau pulang dalam

keadaan seperti sekarang. Dia malu sebaba sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Gubuk kecil milik

orang tuanya dahulu sudah dijualnya untuk ongkos memboyong keluarganya ke kota. Ah,

kadang timbul penyesalan Simin mengapa ia pernah membayangkan kehidupan makmur di

kota, padahal kehidupannya di desa jauh lebih nyaman.

Tanpa terasa kakinya telah membawanya ke dekat daerah tempat tinggalnya.

Dari jauh ia melihat kerumunan orang dan beberapa truk berderet,. Sedang asap hitam

itu makin menebal.

”Astagfirullah,” ucapnya pelan. Dia tiba-tiba jadi berlari menyusuri sungai. ”Oh, anakku,

istriku, gunukku!” jeritnya lirih. Dan dia semakin cepat berlari ke tempat itu.

Bahan Ajar Halifah

32

Beberapa petugas menghadang ketika ia mencoba menyeerbu ke dalam gerombolan

orang berdiri. ”Mau ke mana!” suara orang berseragam membentaknya.

”Istri saya, anak saya!” suaranya gugup terengah-engah.

”Semuanya aman, tidak ada korban!” bentak orang itu sambil mencoba mencegah

Simin, tetapi Simim sudah tidak peduli pada popor senjata yang menghadangnya. Dia lari ke

tengah-tengah sambil matanya liar mencari anak dan istrinya.

Beberapa orang tampak mencoba menyelamatkan kepingan atap mereka dari tangan

petugas yang seenaknya melemparkan batang-batang tersebut ke dalam api. Api menjilat-jilat

semakin tinggi, sementara para gelandangan menatap sedih. Akhirnya, ia menemukan istrinya

yang tengah menyusui bayinya sambil memandangi api dengan perasaan yang sukar dilukiskan.

Anak perempuannya duduk di samping ibunya sambil memainkan pengikat buntelan. Dia juga

terbengong-bengong melihat kejadian yang cepat berlalu. Ah, sekali lagi Simin merasa bersalah,

membiarkan keluarganya ikut susah. Dengan perasaan iba dan lemas, ia memandang

sekelilingnya pada kawan-kawannya yang berdiri pasrah tanpa dapat berbuat apa-apa.

”Mengapa kalian diam?” bentaknya.

”Lalu, apa yang harus kami lakukan? Daerah ini akan dibersihkan!”

”Jadi, kita diusir begitu saja? Dan kalian membiarkan mereka membakar atap dan

dinding-dinding yang kita kumpulkan di bawah terik matahari dan hujan! Pengecut!” teriaknya.

”Kita, kan, manusia. Kita juga berhak hidup wajar . . . Mentang-mentang kita kere, diperlakukan

seenaknya!”

Kawan-kawannya hanya memandang denagn lesu, sementara dada Simin gemuruh

oleh luapan kemarahan. Dia tidak terima diperlakukan seperti itu. Merasa tidak mendapat

dukungan dari kawan lainnya, Simin maju mencoba menemui pimpinan petugas, namun ia

kembali dihadang. Simin jadi jengkel. Ia lari menyerang petugas yang diam melemparkan

potongan kayu gubuknya.

”Itu milikku!” teriaknya.

Petugas itu tidak peduli. Ia siap mengayunkannya ke dalam api.

Simin jadi marah dan mencoba merebut barang itu.

Petugas itu dibantu oleh kawannya dan Simin merasa benda keras itu mengenai

punggungnya. Sebentar Simin merasa sakit, kemudian ia jadi bertambah garang.

”Barang ini kudapatkan dengan tetesan keringat . . . kakiku sampai sobek kena goretan

kaleng!” teriaknya.

”Buk!” sebuah benda keras menghantam kepalanya. Simin terhuyung ke belakang.

Pandangannya mendadak jadi gelap. Kepalanya sakit, tetapi hatinya lebih sakit lagi. Dengan

langkah yang gontai, dia coba mendekati petugas lainnya.

”Pak kalian tidak berhak melemparkan benda-benda kami begitu saja!” katanya

setengah mengiba.

Bahan Ajar Halifah

33

”Phok!” sebuah tamparan melayang di pipinya. Kepala Simin jadi pening, namun ia

masih berusaha bertahan.

Cepat ia membalik dan mencari pipmpinan mereka. Namun, sudah terlambat. Sebuah

jip membawa laki-laki setengah umur yang memegang tongkat kecil tadi. Dan Simin jadi lemas.

Dia jadi tak tahu harus mengadu kepada siapa. Matanya nanar memandang petugas-petugas

yang ada di sekelilingnya.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sumber: Antologi Cerita Pendek Wanita

Cerpenis Indonesia, Dunia Wanita.

Yogyakarta: Bentang

Tes Kompetensi

1. Apakah tema cerpen tersebut? Jelaskan?

2. Bagaimana plot atau alur cerita cerpen tersebut? Jelaskan unsur-unsur peristiwa, konflik,

dan klimaksnya!

3. Jelaskan latar cerpen tersebut, meliputi: latar tempat, waktu, dan sosial!

4. Siapakah tokoh utama cerpen tersebut? Sebutkan juga tokoh-tokoh lainnya!

5. Sebutkan watak tokoh utama dan tokoh-tokoh lainnya! Bagaimana pengarang

menggambarkan watak tokoh utama?

Bahan Ajar Halifah

34

Standar kompetensi : Menulis

Mengungkap-kan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,

deskriptif, ekspositif)

Kompetensi Dasar : Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membaca paragraf deskripsi

2. Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik paragraf deskriptif

3. Siswa dapat menulis paragraf deskriptif

4. Siswa dapat menggunakan frasa ajektif dalam paragraf deskriptif

5. Siswa dapat menyunting paragraf deskriptif yang ditulis teman

6. Siswa dapat mendiskusikan paragraf deskriptif

Materi Pembelajaran

Paragraf deskriptif

1. Contoh paragraf deskriptif

2. Pola pengembangan paragraf deskripsi

3. Ciri/ karakteristik

4. Paragraf deskriptif

5. Kerangka paragraf deskriptif contoh penggunaan frasa ajektif dalam paragraf deskriptif

Menulis Paragraf Deskriptif

Paragraph deskriptif adalah paragraph yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan

terperinci. Tujuannya adalah melukiskan atau memberikan gambaran dengan terperinci

(sejelas-jelasnya) tentang suatu hal (objek) sehingga seolah-olah pembaca dapat melihat

sendiri objek tersebut. Hasan Alwi mengatakan ciri-ciri paragraf deskriptif adalah

1. bertujuan melukiskan suatu objek;

2. dibatasi dalam dimensi ruang berdasarkan apa yang dilihat dan/atau didengar.

Persiapan/langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menyusun paragraf deskriptif

adalah sebagai berikut.

1. mengumpulkan data yang menggambarkan ciri dari suatu objek misalnya manusia, benda,

hewan, tumbuhan, atau lingkungan sesuai hasil pengamatan (observasi).

2. mengungkapkan setiap data yang terkumpul dengan kalimat yang baik secara berurutan.

3. menyusun semua kalimat tersebut menjadi paragraf deskriptif.

Bahan Ajar Halifah

35

Secara umum paragraf deskriptif dibedakan atas dua macam, yaitu paragraf deskriptif

spasial dan deskriptif objektif.

1. Paragraf deskriptif spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat

berlangsungnya suatu peristiwa.

Contoh:

Malam gelap-gulita di hulu sungai Ketahun . . . sebentar-sebentar hiruk pikuk yang

tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendahsyatkan dan

mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimba alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya.

Ramai peperangan di rimba itu dan rupanta tak akan berhenti. Tak ada kasihan–

mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang mengangkatnya.

Sekali-sekali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api, tetapi dalam

sekejap mata hilanglah cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu,

dimusnakan oleh musuh lamanya ”raja gulita”.

Sumber: Tak Putus Dirundung Malang, 1995: 1

2. Paragraf deskriptif objektif adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang

dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat

membayangkan keadaannya.

Apabila objek yang dilukiskan itu seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap

aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohaniah meliputi perasaan, watak, bakat,

peranannya dalam suatu bidang kerja, harta/milik, dan sebagainya.

Contoh:

Dari sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki, Syahbuddin. Pakaiannya, celana

pendek dan baju kaos yang telah koyak, melukiskan kemiskinan dan kemelaratan yang

sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, dan lengannya yang kukuh,

penuh urat dan tidak tertutup baju kaosnya dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-

harinya.

Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan

bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh dengan onak, ranjau, dan duri.

Sumber: Tak Putus Dirundung Malang, 1995: 1

Bahan Ajar Halifah

36

Perhatikan contoh paragraf deskriptif berikut ini!

Kucoba menghidupkan pagi ini dengan sinar kemesraan dari balik rimbun pepohonan di

kejauhan sana. Burung layang-layang bergerak cepat di atas pohon-pohon. Pagi ini cukup sejuk.

Aku dapat merasakan lewat semilir angin pagi yang menembus pori-pori kulitku. Mereka tak

perlu terburu-buru kembali ke sarang. Kurasa pohon-pohon pagi ini pun masih basah karena

samar-samar kudengar hujan turun semalam. Pasti lebat karena pendengaranku telah

berkurang dari yang pernah kumiliki dulu.

. . .

(Sumber: ”Hukuman Terbaik” karya Dyah Wahyuningsih)

Tes Kompetensi

1. Apakah tema paragraf di atas?

2. Apa tujuan penulisan paragraf ekspositif?

3. Bagaimana bahasa yang digunakan dalam paragraf ekspositif?

Bahan Ajar Halifah

37

Standar kompetensi : Membaca

Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik

membaca

Kompetensi Dasar : Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra dengan teknik

membaca cepat (250 kata/menit)

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membaca cepat teks tentang kesenian daerah (lenong, wayang golek,

ketoprak, dll)

2. Siswa dapat menemukan ide pokok paragraf dalam teks

3. Siswa dapat membuat ringkasan isi teks dalam beberapa kalimat.

4. Siswa dapat membahas ide pokok dan ringkasan isi

Materi Pembelajaran

Membaca cepat

1. Teks nonsastrat teknik membaca cepat

2. Rumus membaca cepat

3. Fungsi membaca cepat

Teknik Membaca Cepat 250 Kata/Menit

Membaca cepat/skimming adalah teknik membaca cepat untuk mengetahui gambaran

keseluruhan sesuatu bahan bacaan.

Kecepatan setiap orang dalam mebaca tidak selalu sama. Ada yang memiliki kecepatan

100-150 kpm (kata per menit), ada yang 150-200 kpm, dan ada yang di atasnya.

Rumus untuk menghitung kecepatan efektif membaca adalah

KM = KB : {(SM : 60) X (PI : 100)} kpm

KM : kecepatan membaca (kadang juga disebut kecepatan efektif membaca (KEM))

KB : jumlah kata dalam wacana

SM : waktu yang diperlukan untuk membaca (dalam hitungan detik)

PI : skor pemahaman isi

Kpm : kata per menit

Bahan Ajar Halifah

38

Dalam membaca cepat, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan, yaitu:

1. Mengurangi regresi

Regresi adalah kebiasaan selalu kembali ke belakang untuk melihat kata atau

bebrapa kata yang baru dibaca. Kebiasaan semacam ini bisa menjadi hambatan serius

dalam membaca. Oleh sebab itu, kurangilah regresi jika kamu ingin membaca secara

cepat. Keinginan untuk melakukan regresi bisa terjadi karena kurang percaya diri, merasa

kurang tepat menangkap arti, atau merasa salah saat membaca sesuatu.

2. Menghilangkan kebiasaan membaca bersuara

Membaca dengan bersuara sangat memperlambat kecepatan membaca karena

kamu harus mengucapkan kata demi kata dengan lengkap. Membaca dengan menggumam

juga termasuk membaca dengan bersuara. Oleh karena itu, hindari membaca dengan

bersuara.

3. Meningkatkan kosentrasi

Membaca cepat membutuhkan koordinasi atau kerja sama antara otak dan mata.

Seringan apa pun bacaan yang kamu baca, kosentrasi mutlak diperlukan.

Perhatikan rumus di bawah ini!

KM = K : jumlah kata

Wm : lama waktu membaca (dalam menit)

Contoh kebiasaan salah saat membaca:

1. Menggerakkan bibirnya ketika membaca di dalam diam (membaca dalam hati)

2. Menyuarakan setiap kata

3. Tidak berkosentrasi ketika membaca

Untuk melatih kemampuan membaca cepat, bacalah teks berikut.

Festival Litesari Indonesia

Loncatan Kultur Menjadikan Minat Baca Rendah

Minat membaca di Indonesia secara keseluruhan masih sangat rendah. Masyarakat

tidak pernah mengalami budaya membaca karena telah terjadi loncatan kultur dari praliterasi

ke pascaliterasi. Perkembangan teknologi terjadi lebih cepat dari budaya membaca sehingga

masyarakat cenderung lebih menikmati tontonan televisi.

Padahal, tingginya minat membaca terkait erat dengan peradaban dan kecemerlangan

suatu bangsa. Untuk pertama kali, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menggelar

Festival Literasi Indonesia 2007 yang berlangsung pada 7-9 Desember di Pusat Kebudayaan

Koesnadi Hardjasoemantri Universitas Gadjah Mada.

”Kami mengutamakan mendorong tumbuhnya TBM (taman bacaan masyarakat).

Komunitas literasi dan perpustakaan juga harus terus ditingkatkan untuk mendongkrak minat

Bahan Ajar Halifah

39

baca,” ujar Kepala Pusat Informasi Humas Depdiknas Bambang Wasito Adi pada pembukaan

Festival Literasi Indonesia 2007, Jumat (7/12).

Melalui festival yang rencananya diadakan secara rutin tiap tahun ini, diharapakan

dapat mendorong minat baca masyarakat. Sebagai gambaran, bisnis buku di Indonesia hanya

mengeruk keuntungan Rp3,5 triliun-Rp4triliun per tahun, sedangkan bisnis rokok mencapai

Rp120 triliun. Dari 12 juta penduduk Jakarta, pengunjung perpustakaan ada 200 orang per hari

dan hanya20 persen yang meminjam buku.

Saat ini ada sekitar 4.000 TBM yang dikelola oleh Direktorat Pendidikan Luar Sekolah

Depdiknas. Jumlah komunitas literasi dan perpustakaan masih belum terdata, tetapi harus

terus dikembangkan karena peranannya yang besar.

Menurut Bambang, minat membaca harus terus didongkrak terutama di lini

masyarakat menengah ke bawah. Sarana pelengkap untuk membaca juga dinilai masih sangat

kurang. Dari sekitar 300.000 sekolah di Indonesia, hanya 5.000 yang memilki fasilitas

perpustakaan.

Lahirnya undang-undang perpustakaan, lanjut Bambang, merupakan suatu loncatan

luar biasa bagi pengembangan minat baca. Dalam undang-undang tersebut, sekolah wajib

memilki perpustakaan dan mengalokasikan dana perpustakaan paling sedikit lima persen dari

anggran belanja operasional sekolah atau madrasah.

Sumber: Kompas, 8 Desember 2007

Tes Kompetensi

1. Siapa yang menggagas penyelenggaraan Festival Literasi Indonesia 2007?

2. Kapan dan di mana acara itu diselenggarakan?

3. Apakah kepanjangan TBM?

4. Apa akibat perkembangan teknologi terjadi lebih cepat dari budaya membaca?

5. Apa tanggapannya tentang lahirnya undang-undang perpustakaan?

Bahan Ajar Halifah

40

Standar kompetensi : Menulis

Mengungkap-kan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,

deskriptif, ekspositif)

Kompetensi Dasar : Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam

paragraf ekspositif

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membaca paragraf ekspositif

2. Siswa dapat mengidentifikasi karekteristik paragraf ekspositif

3. Siswa dapat menulis paragraf ekspositif dengan menggunakan kata penghubung yang tepat

4. Siswa dapat mengidentifikasi kata berimbuhan dalam paragraf ekspositif

5. Siswa dapat menyunting paragraf ekspositif yang ditulis teman

6. Siswa dapat mendiskusikan paragraf eksposistif

Materi Pembelajaran

1. Contoh paragraf ekspositif

2. Pola pengembangan paragraf ekspositif

3. Contoh penggunaan kata berimbuhan dalam paragraf ekspositif

4. Penggunaan kata penghubung dalam paragraf

Menulis Paragraf Ekspositif

Paragraf ekspositif adalah paragraf yang berusaha menerangkan atau menjelaskan

pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf ini bertujuan

meyampaikan fakta-fakta secara teratur, logis, dan saling bertautan dengan maksud untuk

menjelaskan suatu ide, istilah, masalah, proses, unsur-unsur sesuatu, hubungan, sebab akibat,

dan sebagainya, agar diketahui oleh orang lain.

Paragraf eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Memaparkan definisi (pengertian).

b. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu

kegiatan.

Ada beberapa pola pengembangan paragraf ekspositif, yaitu

1. Ekspositif definisi, penulis memberi keterangan atau penjelasan untuk

menerangkan suatu istilah;

Bahan Ajar Halifah

41

2. Ekspositif proses, berusaha menerangkan urutan atau tahapan sebuah proses;

3. Ekspositif klasifikasi, penulis membagi atau memecah sesuatu menjadi bagian-

bagian tertentu;

4. Ekspositif ilustrasi (contoh), penulis memberi contoh yang memadai terhadap

apa yang telah disebutkan pada kalimat topik;

5. Ekspositif perbandingan atau pertentangan, penulis ingin membandingkan dua

hal atau lebih untuk mengmukakan perbedaan dan persamaan tentang hal yang

dibandingkan itu;

6. Ekspositif laporan, penulis menyajikan suatu gambaran umum tentang suatu

hal, peristiwa, keadaan yang dianggap belum dipahami oleh pembaca.

Simaklah contoh paragraf ekspositif di bawah ini!

Penguin Jepang Tambah Koleksi Satwa Taman Safari

Di Indonesia yang beriklim tropis memang tak pernah ada penguin. Namun, bukan

berarti orang Indonesia tak bisa melihat langsung hewan yang biasa hidup di daerah bersalju

itu. Saat ini, Taman Safari Indonesia segera menghadirkan binatang berbulu tebal tersebut di

Tanah Air. Penguin ini berasal dari Jepang yang dikenal dengan penguin Humbold atau dalam

bahasa Latinnya disebut Spheniscus humboldti. Saat ini pengelola Taman Safari Indonesia sudah

mendatangkan 12 ekor penguin Humbold, yang terdiri atas 6 ekor jantan dan 6 ekor betina.

Umur keenam pasangan penguin itu antara 10-13 tahun dan masih dalam proses

adaptasi atau karantina. Satwa kecil yang memiliki bulu hitam-putih ini didatangkan ke

Indonesia atas kerja sama dengan Sea Life Park Tokyo, Jepang. Jumlah penguin Humbold

diperkirakan hanya 12.000 ekor di habitat aslinya. Jadi, penguin jenis ini merupakan satwa

langka dan masuk dalam kategori dilindungi.

Penguin berkembang biak dengan bertelur dan masa inkubasinya 40-42 hari. Biasanya,

telur itu disimpan di dlam tanah agar tetap hangat. Maklum, habitat penguin di daerah bersalju

suhunya da bawah nol derajat Celsius.

Seperti spesies penguin lainnya, pengui Humbold dapat ditemukan di sepanjang pantai

Amerika selatan yang berdekatan dengan kutub selatan. Penguin merupakan jenis spesies

burung laut yang bisa berenang dan menahan napas selama dua menit di bawah air. Mereka

dapat menjangkau kedalaman 60-15 meter di bawah permukaan laut untuk mencari makanan,

seperti ikan atau udang.

Lalu, bagaimana penguin bisa hidup di indonesia yang beriklim tropis? Apalagi, di

indonesia nyaris tak ada wilayah yang bersalju dan suhunya rata-rata sekitar 20-30 derajat

Celsius.

Dalam hal ini, ternyata pihak Taman Safari Indonesia telah menyediakan tempat khusus

agar penguin tetap nyaman dan bisa hidup seperti habitat aslinya. Kedua belas penguin itu

Bahan Ajar Halifah

42

ditempatkan di kandang dan kolam khusus yang suhunya sesuaikan dengan habitatnya. Agar

suhu air bisa dingin, tempat itu dilengkapi alat pengatur suhu yang di atur sedemikian rupa

hingga mendekati suhu nol derajat Celsius. Kolam khusus ini juga dilengkapi pengatur kadar

garam yang di rancang sesuai habitatnya. Selain itu, Taman Safari Indonesia dibantu seorang

dokter hewan dari jepang, drh. Hiroshi Takeuchi.

Sumber: Koran Seputar Indonesia, 27 Februari 2008

Tes Kompetensi

1. Apa tujuan penulisan paragraf ekspositif?

2. Bagaimana bahasa yang digunakan dalam paragraf ekspositif?

3. Dalam ragam karangan apa paragraf ekspositif digunakan?

Bahan Ajar Halifah

43

Bahan Ajar Halifah

44