Upload
lhiie-dwie-ningrum-ii
View
87
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
materi kuliah morfologi
Citation preview
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
SURVEYOR INDONESIA
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA
oleh
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA
Rofiatul Hima, SS. M.Hum
NnnNnNnNn
Morfologi berarti ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata
Pembentukan kata melibatkan komponen atau unsur pembentukan kata yaitu morfem, baik morfem dasar maupun
morfem afiks.
Afiks dalam proses pembentukan kata melalui proses afiksasi, duplikasi ataupun pengulangan dalam proses pembentukan kata
melalui proses reduplikasi, penggabungan dalam proses pembentukan kata melalui proses komposisi.
Jadi ujung dari proses morfologi adalah terbentuknya kata dalam bentuk dan makna sesuai dengan keperluan dalam satu tindak
pertuturan.
Objek kajian morfologi
Objek kajian morfologi dalah satuan-satuan morfologi, proses-proses morfologi, dan alat-alat dalam proses
morfologi itu
1. Morfem (akar atau afiks)2. Kata
Lalu, proses morfologi melibatkan komponen:3. Dasar (bentuk dasar)4. Alat pembentuk (afiks, duplikasi, komposisi, akronimisasi,
dan konversi)5. Makna gramatikal
Satuan morfologi adalah:
Model/ Teknik Analisis Morfologi
Teknik analisis unsur bawahan langsung (Immediate Constituent Analysis) menyatakan bahwa setiap satuan
bahasa (yang bukan akar) terdiri atas dua unsur langsung yang membangun satuan bahasa itu.
Misalnya:
- Bentuk pekerja terdiri dari unsur langsung pe- dan kerja- Bentuk makanan terdiri dari unsur langsung makan
dan –an- Bentuk pertemuan terdiri dari unsur langsung temu
dan konfiks per-an.
Dalam melakukan analisis dengan teknik ini, perlu diperhatikan makna dari bentuk tersebut.
Misalnya bentuk berpakaian unsur langsungnya adalah prefiks ber- dan pakaian.
Mengapa?
Karena makna bentuk berpakaian adalah ‘mengenakan pakaian’. Lalu, bentuk pakaian unsur langsungnya pakai dan
sufiks –an
Secara keseluruhan analisis bentuk berpakaian kalau dibagankan menjadi sebagai berikut.
Ber pakaian an
Bentuk membacakan dapat dianalisis atas unsur langsung mem- dan bacakan, tetapi juga dapat dianalisis atas membaca dan –kan. Namun, menurut makna dan urutan pembentukannya, unsur2
langsungnya me- dan bacakan.
Jadi sufiks –kan lebih dahuludiimbuhkan pada akar baca menjadi bacakan. Baru kemudian diimbuhkan prefiks me- sehingga menjadi
membacakan.
Jika dibagankan akan menjadi sebagai berikut.
Mem baca kan Mem baca kan
bukan
Bagaimana dengan terjadinya bentuk pelajar dan pengajar?
Bentuk pelajar bukan terbentuk dari dasar ajar dan prefiks pe-; dan bentuk pengajar juga bukan berasal dari dasar ajar dan prefiks pe-.
Kalau terjadi seperti ini tidak terlihat beda keduanya (pelajar dan pengajar). Bentuk pelajar dan pengajar memang
terbentuk dari dasar yang sama, yaitu dasar ajar. Namun proses pembentukannya berbeda.
Bentuk pelajar terbentuk melalui bentuk belajar sedangkan bentuk pengajar terbentuk melalui bentuk mengajar. Dilihat
dari segi semantik pun akan tampak jelas, bahwa pelajar adalah orang yang belajar, dan pengajar adalah orang yang mengajar.
Belajar pelajar Ajar
Mengajar pelajar
MORFEM
MORFEM adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Dengan kata terkecil berarti “satuan” itu tidak dapat dianalisis
menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak maknanya.
Jenis Morfem:
1. Berdasarkan kebebasannya untuk dapat digunakan langsung dalam pertuturan.a. morfem bebas
yaitu morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem lain dapat langsung digunakana dalam pertuturan
contoh: morfem {pulang}, {merah}, dan {pergi}.
Morfem bebas ini tentunya berupa morfem dasar.
b. morfem terikatyaitu morfem yang harus terlebih dulu bergabung dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam pertuturan. Dalam hal ini semua afiks dalam bahasa Indonesia termasuk morfem terikat.
Disamping itu banyak juga morfem terikat yang berupa morfem dasar, seperti {henti}, {juang}, dan {geletak}. Untuk dapat digunakan ketiga morfem ini harus terlebih dahulu diberi
afiks atau digabung dengan morfem lain.
Misalnya: {juang} menjadi berjuang, pejuang, dan daya juang. {henti} harus digabung dulu dengan afiks tertentu
seperti berhenti, perhentian, dan menghentikan. {geletak} harus diberi imbuhan dulu menjadi tergeletak,
menggeletak.
Bebas dasar Morfem
Terikat dasar afiks
Berkenaan dengan bentuk dasar terikat, perlu dikemukakan catatan sebagai berikut:
Pertama, bentuk dasar terikat seperti gaul. Juang, dan henti lazim juga disebut bentuk prakategorial karena bentuk2 tersebut belum
memiliki kategori sehingga tidak dapat digunakan dalam pertuturan.
kedua, Verhaar (1978) juga memasukan bentuk-bentuk seperti beli, baca, tulis ke dalam kelas kelompok prakategorial karena untuk
digunakan di dalam kalimat harus terlebih dahulu diberi prefiks me-, di-, dan ter- .
Dalam kalimat imperatif memang tanpa imbuhan bentuk2 tersebut dapat digunakan. Namun, kalimat imperatif adalah hasil
transformasi dari kalimat aktif transitif (yang memerlukan imbuhan)
Ketiga, bentuk seperti renta (yang muncul dalam tua renta), kerontang (kering kerontang), dan kuyup (basah kuyup)juga termasuk morfem terikat. Tapi, karena hanya muncul dalam
pasangan tertentu maka disebut morfem unik.
Keempat, bentuk2 yang termasuk preposisi dan konjungsi seperti dan, oleh, di, dan karena secara morfologis merupakan morfem bebas, tetapi secara sintaksis merupakan bentuk terikat (dalam
satuan sintaksisnya)
Kelima, bentuk2 yang oleh Kridalaksana (1989) disebut proleksem seperti a pada asusila, dwi
pada dwibahasa dan ko pada kopilot juga termasuk morfem terikat
2. Berdasarkan keutuhan bentuknya.a. morfem utuh
secara fisik merupakan satu-kesatuan yang utuh. Semua morfem dasar, baik bebas maupun terikat, prefiks, infeks, dan sufiks termasuk morfem utuh.
b. morfem terbagimorfem yang fisiknya terbagi atau disisipi morfem lain.
3. Berdasarkan kemungkinan mjd dasar dalam pembentukan kataa. morfem dasar
adalah morfem yang dapat menjadi dasar dalam proses morfologi. Contoh; {beli}, {makan}, {merah}
b. morfem afiksmorfem yang tidak dapat menjadi dasar melainkan hanya sebagai pembentukcontoh: morfem {me}, {-kan}, {pe-an}
Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal (Stem), Akar dan Leksem
Sebuah morfem dasar dapat menjadi bentuk dasar atau dasar (base) dalam suatu proses morfologi. Artinya, dapat siberi afiks tertentu
dalam proses afiksasi, dapat diulang dalam proses reduplikasi, atau dapat digabung dengan morfem yang lain dalam suatu proses
komposisi atau pemajemukan
Istilah bentuk dasar atau dasar (base) digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam suatu
proses morfologi. Contoh pada kata dimengerti bentuk dasarnya adalah mengerti dan pada kata keaneka ragaman
bentuk dasarnya adalah aneka ragam
Istilah pangkal digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses pembentukan kata inflektif, atau pembubuhan afiks inflektif. Dalam bahasa Indonesia hanya terjadi pada pembentukan verba transitif
Istilah leksem digunakan dalam dua bidang kajian linguistik, yaitu bidang morfologi dan bidang semantik. Dalam kajian
morfologi, leksem digunakan untuk mewadahi konsep “ bentuk yang akan menjadi kata” melalui proses morfologi.
Umpamanya bentuk PUKUL (dalam konvensi ‘morfologis’ leksem ditulis dengan huruf kapital semua) adalah sebuah
leksem yang akan menurunkan kata-kata yang seperti memukul, dipukul, terpukul, pukul, pukulan, pemukul, dan
pemukulan
Istilah akar digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Artinya akar adalah bentuk yang tersisa
setelah semua afiksnya ditanggalkan. Misal pada kata memberlakukan setelah semua afiksnya ditanggalkan yaitu prefiks me-, prefiks ber-, dan sufiks –kan) dengan cara tertentu,maka yang
tersisa adalah akar laku. Akar laku ini tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi tanpa merusak makna akar tersebut
- Terima kasih -