170
BAHAN AJAR PERENCANAAN, PERANCANGAN, DAN PENGELOLAAN LANSKAP TIGIN DARIATI, SP. MES. DR. IR NOVATY ENY DUNGGA, MP. CRI WAHYUNI BRAHMIYANTI, SP. M.Si. NURFAIDA, SP. M.Si. PROGRAM HIBAH PENULISAN BUKU AJAR UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2011

Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAHAN AJAR PERENCANAAN, PERANCANGAN, DAN

PENGELOLAAN LANSKAP

TIGIN DARIATI, SP. MES. DR. IR NOVATY ENY DUNGGA, MP.

CRI WAHYUNI BRAHMIYANTI, SP. M.Si. NURFAIDA, SP. M.Si.

PROGRAM HIBAH PENULISAN BUKU AJAR UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2011

Page 2: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN JL. Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar 90245 (Gedung Perpustakaan Unhas Lantai Dasar)

Telp. (0411) 586 200, Ext. 1064 Fax. (0411) 585 188 e-mail : [email protected]

HALAMAN PENGESAHAN

HIBAH PENULISAN

BUKU AJAR BAGI TENAGA AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2011

Judul Buku Ajar : Perencanaan, Perancangan, dan Pengelolaan Lanskap Nama Lengkap : Tigin Dariati, SP. MES. N I P : 19710615 199512 2 001 Pangkat/Golongan : Pembina Tk.I / III-c Jurusan/Bagian/Program Studi : Agroteknologi Fakultas/Universitas : Pertanian/Universitas Hasanuddin Alamat e-mail : [email protected] Biaya : Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin Tahun 2011 Sesuai SK Rektor Unhas Nomor: 20875/H4.2/KU.10/2011 Tanggal 29 Nopember 2011 Makassar, 29 Nopember 2011 Dekan Fakultas Pertanian, Penulis, Prof. Dr. Ir. Yunus Musa, M.Sc. Tigin Dariati, SP. MES. NIP. 19541220 198303 1 001 NIP. 19710615 199512 2 001

Mengetahui: Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan (LKPP)

Universitas Hasanuddin,

Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc. NIP. 19630501 198803 1 004

Page 3: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan alam dan

seisinya sebagai suatu karunia yang besar dan indah. Dia yang memberikan

ketentuan dan peraturan yang tepat untuk memelihara dan merawatnya. Atas segala

karunia-Nya pulalah bahan ajar Perencanaan, Perancangan, dan Pengelolaan

Lanskap ini berhasil diselesaikan.

Pengembangan bahan ajar merupakan tanggung jawab dosen dalam

mengemban dan mengembangkan tridarma perguruan tinggi. Perubahan model

pembelajaran dari Teacher Central Learning (TCL) menjadi Student Central Learning

(SCL) menuntut dosen tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai

fasilitator. Penerapan model pembelajaran SCL membutuhkan bahan ajar sebagai

pelengkap kegiatan pembelajaran sehingga dibuatlah bahan ajar ini. Bahan ajar ini

dihasilkan melalui Program Hibah Penulisan Buku Ajar Universitas Hasanuddin

Tahun 2011.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc. selaku Ketua LKPP dan Dr. Sri Suryani, DEA

selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam

menyelesaikan bahan ajar ini. Terima kasih yang tidak terhingga kepada rekan-rekan

sejawat di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

yang telah membantu dalam penyusunan tulisan ini. Semoga bahan ajar ini

bermanfaat dan dapat membantu dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran

khususnya pada Mata Kuliah Perencanaan, Perancangan dan Pengelolaan Lanskap.

Makassar, Nopember 2011

Penulis

Page 4: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

BAB 2 PERENCANAAN LANSKAP BERDASARKAN SUMBER DAYA ........... 11

BAB 3 PERENCANAAN LANSKAP BERDASARKAN FUNGSI REKREASI ..... 22

BAB 4 PERENCANAAN LANSKAP BERDASARKAN FUNGSI NON REKREASI 29

BAB 5 PERANGKAT PENDUKUNG PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN LANSKAP .................................................................. 36

BAB 6 DESAIN DAN PENGORGANISASIAN RUANG DALAM LANSKAP ...... 46

BAB 7 DESAIN DAN ASPEK VISUAL DALAM LANSKAP................................ 58

BAB 8 DESAIN DAN POLA SIRKULASI DALAM LANSKAP ............................ 75

BAB 9 DESAIN DAN KOMPOSISI STRUKTUR DALAM LANSKAP ................. 90

BAB 10 PEKERJAAN LANSKAP ........................................................................ 98

BAB 11 PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP.................................................... 118

BAB 12 PEMELIHARAAN LANSKAP.................................................................. 127

BAB 13 PENGELOLAAN LANSKAP PERKOTAAN DAN PERDESAAN ............ 138

BAB 14 PENGELOLAAN KAWASAN YANG PEKA TERHADAP PERUBAHAN

LINGKUNGAN........................................................................................ 156

Page 5: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

SENARAI KATA PENTING (GLOSARIUM)

Aanwijzing: rapat penjelasan. Analisis data: penyelidikan atau penguraian suatu data atau masalah untuk

mengetahui apa sebab/akibat atau bagaimana kedudukan masalah tersebut secara metodologis dan sistematis.

Arsitektur lanskap: ilmu dan seni yang mempelajari perencanaan, perancangan dan pengelolaan tata ruang luar dalam arti seluas-luasnya.

Axial: kesan garis tengah atau proses yang ditimbulkan oleh suatu komposisi massa dan ruang.

Bestek: peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan suatu pekerjaan atau proyek. Client: orang yang meminta bantuan atau nasihat pada orang yang mempunyai

keahlian tertentu; orang yang memberikan penugasan untuk suatu kegiatan proyek perancangan.

Data: bahan yang berdasarkan fakta yang digunakan sebagai dasar pertimbangan, diskusi, atau keputusan.

Daya dukung adalah perbandingan antara luas area yang diperkenankan untuk aktivitas tertentu dengan rata-rata standar individunya.

Ekologi: ilmu yang merupakan bagian dari ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungan.

Force majeure: kondisi diluar kemampuan manusia. Geographical Information System: sistem informasi yang digunakan untuk

memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.

Inventarisasi: pengumpulan data, informasi atau fakta tentang suatu hal. Kawasan bersejarah: lokasi bagi peristiwa bersejarah yang penting dilestarikan

untuk memberikan suatu makna bagi peristiwa terdahulu. Kawasan konservasi: suatu area dari lahan dan/atau laut yang secara khusus

ditujukan untuk melindungi dan menjaga keanekaragaman biologi, dan sumberdaya alam, serta kebudayaan yang berhubungan, dan pengelolaan melalui hukum dan cara yang efektif lainnya

Konsep: pemikiran dalam hubungan dengan cara bagaimana beberapa elemen dapat digabungkan menjadi satu kesatuan.

Land suitability: kondisi suatu tapak di suatu daerah yang sesuai dimanfaatkan untuk suatu keperluan/kemampuan lahan.

Page 6: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

Lanskap: bentang alam atau hamparan lahan, tapak yang berada di luar ruangan (eksterior).

Perencanaan lanskap: studi pengkajian proyek skala besar untuk mengevaluasi secara sistematik area yang sangat luas untuk penggunaan berbagai kebutuhan di masa mendatang.

Ruang: dapat didefinisikan sebagai volume dari udara atau atmosfer yang dapat dinyatakan dengan unsur-unsur fisik dan juga imajinasi visual manusia. Ruang merupakan suatu wadah yang tidak nyata akan tetapi dapat dirasakan oleh manusia.

Site plan: produk hasil dari perencanaan tapak/lanskap. Skala: menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan

suatu elemen tertentu yang ukurannya sesuai dengan manusia. Tanaman lanskap: tanaman yang belum, sedang dan sudah dibudidayakan, ditanam

atau sudah ada di suatu tapak/lahan yang secara fungsional berdayaguna dan secara estetis memiliki seni/nilai keindahan sehingga antara satu dan lainnya dapat melahirkan suatu kesatuan yang harmonis.

View: pemandangan yang diamati dari suatu titik pandang tertentu (vantage point) Vista: suatu pandangan terbatas dan diarahkan pada suatu terminal atau suatu

unsur ataupun suatu karakteristik yang dominan.

Page 7: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 1 PENDAHULUAN

PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI Profil alumni yang diharapkan adalah:

1. PELAKU di bidang pertanian (birokrat, teknorat, pengambil kebijakan);

2. MANAJER (planner, designer, organizer, evaluator, mediator);

3. PENGUSAHA (enterpreneur, initiator, adaptor, cooperator);

4. PENELITI; dan

5. PENDIDIK (fasilitator, motivator, mediator).

KOMPETENSI LULUSAN A. Kompetensi Utama

Kompetensi utama minimal yang diharapkan dari seorang lulusan pada Program

Studi Agroteknologi untuk mencapai profil lulusan adalah:

1. Kompetensi Utama sebagai PELAKU (birokrat, teknorat, pengambil kebijakan):

(a) Kemampuan menerapkan IPTEKS di bidang budidaya tanaman

berdasarkan prinsip pertanian berkelanjutan baik secara modern maupun

yang mengangkat kearifan lokal.

(b) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(c) Kemampuan merencanakan dan merancang sistem produksi tanaman

secara efektif dan produktif.

(d) Kemampuan mengevaluasi dan menilai proses produksi tanaman dan

pasca panen.

(e) Keberanian memulai, melaksanakan, dan mengembangkan usaha

inovatif bidang produksi tanaman dalam pertanian berkelanjutan.

(f) Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan

lingkungan.

(g) Kemampuan merekomendasi penyelesaian masalah secara tepat dalam

sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

Page 8: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

2

2. Kompetensi Utama sebagai MANAJER (planner, designer, organizer,

evaluator, mediator):

(a) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(b) Kemampuan merencanakan dan merancang sistem produksi tanaman

secara efektif dan produktif.

(c) Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam

tim yang multidisiplin.

(d) Kemampuan menjalin kerjasama (bernegosiasi dan berkomunikasi)

secara efektif.

3. Kompetensi Utama sebagai PENGUSAHA (enterpreneur, initiator, adaptor,

cooperator):

(a) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(b) Kemampuan mengevaluasi dan menilai proses produksi tanaman dan

pasca panen.

(c) Keberanian memulai, melaksanakan, dan mengembangkan usaha

inovatif bidang produksi tanaman dalam pertanian berkelanjutan.

(d) Kemampuan menjalin kerjasama (bernegosiasi dan berkomunikasi)

secara efektif.

(e) Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan

lingkungan.

4. Kompetensi Utama sebagai PENELITI:

(a) Kemampuan menerapkan IPTEKS di bidang budidaya tanaman

berdasarkan prinsip pertanian berkelanjutan baik secara modern maupun

yang mengangkat kearifan lokal.

(b) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(c) Kemampuan merencanakan dan merancang sistem produksi tanaman

secara efektif dan produktif.

(d) Kemampuan mengevaluasi dan menilai proses produksi tanaman dan

pasca panen.

(e) Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam

tim yang multidisiplin.

Page 9: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

3

(f) Kemampuan berinovasi dalam menerapkan IPTEKS di bidang budidaya

pertanian ke dalam praktek bisnis.

(g) Kemampuan merancang dan melaksanakan penelitian serta

menginterpretasikan data secara profesional.

(h) Kemampuan merekomendasi penyelesaian masalah secara tepat dalam

sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

5. Kompetensi Utama sebagai PENDIDIK (fasilitator, motivator, mediator):

(a) Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam

tim yang multidisiplin.

(b) Kemampuan berinovasi dalam menerapkan IPTEKS di bidang budidaya

pertanian ke dalam praktek bisnis.

(c) Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan

lingkungan.

(d) Kemampuan merancang dan melaksanakan penelitian serta

menginterpretasikan data secara profesional.

(e) Kemampuan merekomendasi penyelesaian masalah secara tepat dalam

sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

B. Kompetensi Penunjang 1. Kemampuan belajar sepanjang hayat

2. Kemampuan berpikir analitis dan sintesis dengan memperhitungkan dampak

penyelesaian masalah di lingkup global dalam berkehidupan bermasyarakat.

3. Kemampuan sebagai fasilitator, motivator, dan mediator secara sistematik dan

efektif.

C. Kompetensi Lainnya 1. Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan lingkungan.

2. Kemampuan menerapkan aplikasi bioteknologi pada aspek pertanian terpadu.

3. Kemampuan menggunakan fasilitas internet dalam pencarian literatur dan

berkomunikasi dengan sejawat lainnya dalam bidang teknik budidaya

tanaman.

Page 10: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN

(1) Perencanaan Lanskap Berdasarkan Sumber Daya

(2) Perencanaan Lanskap Berdasarkan Fungsi Rekreasi

(3) Perencanaan Lanskap Berdasarkan Fungsi Non Rekreasi

(4) Perangkat Pendukung Perencanaan dan Perancangan Lanskap

(5) Desain dan Pengorganisasian Ruang dalam Lanskap

(7) Desain dan Pola Sirkulasi dalam Lanskap

(8) Desain dan Komposisi Struktur dalam Lanskap

(6) Desain dan Aspek Visual dalam Lanskap

(9) Pekerjaan Lanskap

(10) Prinsip Pengelolaan Lanskap

(11) Pemeliharaan Lanskap

(12) Pengelolaan Lanskap Pedesaan dan Perkotaan

(13) Pengelolaan Kawasan yang Peka terhadap Perubahan

Lingkungan

Page 11: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN (GBRP)

Mata Kuliah : Perencanaan, Perancangan, dan Pengelolaan Lanskap Kompetensi Utama : 1. Kemampuan melaksanakan perencanaan sistem produksi tanaman secara tepat

sesuai kaidah pertanian berkelanjutan. 2. Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam tim yang

multidisiplin. 3. Kemampuan menjalin kerjasama (bernegosiasi dan berkomunikasi) secara efektif. Kompetensi Pendukung : Kemampuan sebagai fasilitator, motivator, dan mediator secara sistematik dan efektif. Kompetensi Lainnya : Kemampuan menggunakan fasilitas internet dalam pencarian literatur dan juga dalam

berkomunikasi dengan sejawat lainnya dalam bidang teknik budidaya tanaman. Sasaran Belajar : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menerapkan teknik-teknik

perencanaan, perancangan, dan pengelolaan lanskap yang baik dan benar dalam menghasilkan karya lanskap.

MINGGU

KE SASARAN PEMBELAJARAN MATERI

PEMBELAJARAN STRATEGI

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN BOBOT

NILAI (%) 1 Menjelaskan kontrak

pembelajaran Kontrak pembelajaran Kuliah

2 – 3 Menjelaskan pengertian dan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan suatu lanskap melalui kuliah dan praktikum

Perencanaan lanskap berdasarkan sumber daya

Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Ketepatan penjelasan mengenai konsep dan pendekatan perencanaan lanskap

- Ketepatan penjelasan mengenai proses perencanaan lanskap

- Dapat merencanakan suatu lanskap berdasarkan sumber daya

11,5

4 Membuat perencanaan suatu lanskap berdasarkan fungsi rekreasi melalui kuliah dan praktikum

Perencanaan lanskap berdasarkan fungsi rekreasi

Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Dapat mengidentifikasi dan memberikan contoh lanskap berdasarkan fungsi rekreasi

- Dapat merencanakan suatu lanskap berdasarkan fungsi rekreasi

7

Page 12: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

6

MINGGU

KE SASARAN PEMBELAJARAN MATERI

PEMBELAJARAN STRATEGI

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN BOBOT

NILAI (%) 5 Membuat perencanaan lanskap

berdasarkan fungsi non rekreasi melalui kuliah dan praktikum

Perencanaan lanskap berdasarkan fungsi non rekreasi

Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Dapat mengidentifikasi dan memberikan contoh lanskap berdasarkan fungsi non rekreasi

- Dapat merencanakan suatu lanskap berdasarkan fungsi non rekreasi

7

6 Menggunakan perangkat pendukung dalam perencanaan dan perancangan lanskap melalui kuliah dan praktikum

Perangkat pendukung perencanaan dan perancangan lanskap

Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Ketepatan penjelasan mengenai sistem informasi geografis

- Dapat merencanakan suatu lanskap dengan menggunakan sistem informasi geografis

7

7 Menjelaskan pengertian dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam desain lanskap serta mengorganisasikan ruang melalui kuliah dan praktikum

Desain dan pengorganisasian ruang dalam lanskap

Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Ketepatan penjelasan mengenai pengertian dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam desain lanskap

- Ketepatan penjelasan mengenai pengorganisasian ruang

7

8 Menghasilkan visualisasi suatu lanskap dalam desain lanskap melalui kuliah dan praktikum

Desain dan aspek visual dalam lanskap

Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Ketepatan penjelasan mengenai aspek visual

- Dapat menghasilkan visualisasi suatu lanskap pada perancangan lanskap

7

9 Mengatur pola sirkulasi dalam desain lanskap melalui kuliah dan praktikum

Desain dan pola sirkulasi dalam lanskap

Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Ketepatan penjelasan mengenai pola sirkulasi

- Dapat mengatur pola sirkulasi dalam desain lanskap

7

10 Mengatur komposisi struktur dalam desain lanskap melalui kuliah dan praktikum

Desain dan komposisi struktur dalam lanskap

Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Ketepatan penjelasan mengenai komposisi struktur

- Dapat mengatur komposisi struktur dalam desain lanskap

7

Page 13: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

7

MINGGU

KE SASARAN PEMBELAJARAN MATERI

PEMBELAJARAN STRATEGI

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN BOBOT

NILAI (%) 11 Menjelaskan spesifikasi

pekerjaan lanskap dan membuat rencana anggaran biaya melalui kuliah dan praktikum

Pekerjaan lanskap Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Ketepatan penjelasan mengenai spesifikasi pekerjaan lanskap

- Dapat membuat rencana anggaran biaya

7

12 Menguraikan prinsip dasar pengelolaan lanskap dan masalah-masalah yang akan dihadapi, serta mampu menjelaskan proses pengelolaan lanskap melalui makalah hasil kaji pustaka, secara individu

Prinsip pengelolaan lanskap

Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Ketepatan penjelasan mengenai prinsip-prinsip pengelolaan lanskap

- Ketepatan penjelasan mengenai proses pengelolaan lanskap

7

13 Menjelaskan bentuk-bentuk pemeliharaan lanskap dan dapat merencanakan serta mengorganisasikan program pemeliharaan suatu taman

Pemeliharaan lanskap Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Ketepatan penjelasan mengenai bentuk pemeliharaan lanskap

- Dapat merencanakan dan mengorganisasikan program pemeliharaan suatu taman

7

14 Membedakan lanskap perkotaan dan perdesaan, serta mampu membuat rencana pengelolaan lanskap di perkotaan dan perdesaan

Pengelolaan lanskap perkotaan dan perdesaan

Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Ketepatan penjelasan mengenai karakteristik lanskap perkotaan dan perdesaan

- Dapat memberikan contoh suatu program pengelolaan lanskap di perkotaan dan perdesaan

- Dapat membuat rencana pengelolaan lanskap di perkotaan dan perdesaan

7

15 – 16 Menjelaskan tentang ekologi lanskap, membuat rencana pengelolaan lanskap yang peka dari segi lingkungan, serta menjelaskan analisis mengenai dampak lingkungan

Pengelolaan kawasan yang peka terhadap perubahan lingkungan

Kuliah interaktif, diskusi, CL, SGD, PBL/CS

- Ketepatan penjelasan mengenai ekologi lanskap

- Dapat membuat rencana pengelolaan lanskap yang peka terhadap perubahan lingkungan

- Ketepatan penjelasan analisis mengenai dampak lingkungan

11,5

Page 14: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

8

TINJAUAN MATA KULIAH A. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini membahas mengenai aspek-aspek dalam perencanaan suatu

lanskap berdasarkan sumber daya dan fungsi rekreasi serta non rekreasi dengan

menggunakan metode sistem informasi geografis. Pemahaman terhadap aspek-

aspek perancangan suatu lanskap sampai tahap pekerjaan lanskap serta prinsip dan

konsep pengelolaan lanskap baik perkotaan maupun perdesaan.

B. Prasyarat Mata Kuliah Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini harus telah melulusi mata kuliah

Pengantar Arsitektur Lanskap.

C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Penjelasan bagi mahasiswa

(a) Sebelum mengikuti perkuliahan hendaknya mahasiswa telah membaca

bahan ajar ini dan dapat diperkaya dengan sumber acuan lainnya yang

relevan pada setiap pertemuan.

(b) Untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan sangat dianjurkan

penelusuran literatur khususnya mengenai perencanaan, perancangan,

dan pengelolaan lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

(c) Mintalah petunjuk dari dosen jika ada hal yang belum terselesaikan, baik

dalam tugas kuliah maupun tugas praktikum.

(d) Kerjakan setiap tugas yang diberikan pada setiap akhir kegiatan/pertemuan

dengan baik.

(e) Perbanyaklah informasi dalam menata tanaman, baik teori maupun praktek

gambar desain dan lapang.

2. Penjelasan bagi dosen/tutor/asisten (a) Sebelum memberikan perkuliahan, dosen/tutor/asisten dianjurkan untuk

melengkapi materi berupa contoh, gambar/foto, desain yang bersumber

dari karya sendiri, buku bacaan lain atau dari internet.

Page 15: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

9

(b) Dosen/tutor/asisten sebaiknya menyiapkan materi dalam bentuk power

point yang dilengkapi contoh, gambar atau foto.

(c) Dosen/tutor/asisten dianjurkan menyediakan waktu di luar jadwal

perkuliahan untuk memberikan petunjuk kepada mahasiswa dalam

menyelesaikan tugas kuliah atau tugas praktikum.

D. Tujuan Pembelajaran (TIU) Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu merencana, merancang,

dan mengelolan lanskap berdasarkan fungsi dan estetika dengan baik dan benar.

E. Elemen Kompetensi (TIK) Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian dan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam

perencanaan suatu lanskap melalui kuliah dan praktikum.

2. Membuat perencanaan suatu lanskap berdasarkan fungsi rekreasi melalui

kuliah dan praktikum.

3. Membuat perencanaan lanskap berdasarkan fungsi non rekreasi melalui kuliah

dan praktikum.

4. Menggunakan perangkat pendukung dalam perencanaan dan perancangan

lanskap melalui kuliah dan praktikum.

5. Menjelaskan pengertian dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam desain

lanskap serta mengorganisasikan ruang melalui kuliah dan praktikum.

6. Menghasilkan visualisasi suatu lanskap dalam desain lanskap melalui kuliah

dan praktikum.

7. Mengatur pola sirkulasi dalam desain lanskap melalui kuliah dan praktikum.

8. Mengatur komposisi struktur dalam desain lanskap melalui kuliah dan

praktikum.

9. Menjelaskan spesifikasi pekerjaan lanskap dan membuat rencana anggaran

biaya melalui kuliah dan praktikum.

Page 16: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

10

10. Menguraikan prinsip dasar pengelolaan lanskap dan masalah-masalah yang

akan dihadapi, serta mampu menjelaskan proses pengelolaan lanskap melalui

makalah hasil kaji pustaka, secara individu.

11. Menjelaskan bentuk-bentuk pemeliharaan lanskap dan dapat merencanakan

serta mengorganisasikan program pemeliharaan suatu taman.

12. Membedakan lanskap perkotaan dan perdesaan, serta mampu membuat

rencana pengelolaan lanskap di perkotaan dan perdesaan.

13. Menjelaskan tentang ekologi lanskap, membuat rencana pengelolaan lanskap

yang peka dari segi lingkungan, serta menjelaskan analisis mengenai dampak

lingkungan.

Page 17: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 2 PERENCANAAN LANSKAP

BERDASARKAN SUMBERDAYA

PENDAHULUAN Lanskap adalah bentang alam yang dapat dilihat oleh manusia di alam ini.

Lanskap yang baik adalah lanskap yang secara visual dan fungsinya indah serta

memiliki kesatuan. Agar dapat diperoleh suatu lanskap yang baik, diperlukan suatu

perencanaan yang tepat. Dalam merencanakan perancangan suatu lanskap, selain

perlu memperhatikan material-material yang ada pada tapak tersebut, juga perlu

memperhatikan peranan dan keberadaan manusia dalam alam tersebut. Jadi, untuk

dapat merencanakan lanskap suatu wilayah menjadi lebih baik, seluruh sumberdaya

di wilayah tersebut perlu dipertimbangkan.

Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu menjelaskan

pengertian dan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan suatu

lanskap melalui kuliah dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN A. Pengertian Perencanaan Lanskap

Perencanaan adalah susunan rumusan dari tindakan yang dapat dianggap

perlu untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan yang baik bersifat dinamis, kontinyu dan fleksibel. Perencanaan

lanskap merupakan alat/ instrumen dalam mengelola sumberdaya alam dan lanskap.

Perencanaan lanskap merupakan studi pengkajian proyek skala besar untuk

mengevaluasi secara sistematik area yang sangat luas untuk penggunaan berbagai

kebutuhan di masa mendatang (Laurie, 1986). Pengamatan masalah ekologi dan

lingkungan alam sangat diperhatikan. Kerjasama lintas disiplin sangat dibutuhkan

untuk sampai pada produk kebijaklan atau tata guna lahan. Oleh karena itu, ada

Page 18: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

12

cakupan pekerjaan regional lanskap, lanskap perkotaan, lanskap pedesaan, lanskap

daerah aliran sungai, taman nasional, dan sebagainya.

Tahap perencanaan merupakan tahap yang penting karena merupakan tahap

penelitian dan analisis untuk memperoleh data yang nantinya akan menjadi

dasar/acuan untuk tahap berikutnya yaitu tahap perancangan/desain.

B. Proses Perencanaan Proses perencanaan adalah upaya menciptakan integrasi antara tujuan

penggunaan, struktur, dan tapak. Diharapkan akan diperoleh keharmonisan antara

site existing dengan lingkungan yang akan direncanakan.

Alur proses perencanaan lanskap adalah sebagai berikut:

Pertemuan Inventarisasi Analisis Sintesis Konsep Komisi

1. Pertemuan Komisi Pertemuan komisi terjadi pada pertemuan antara arsitek lanskap sebagai

perencana, pemberi tugas/client, juga pihak terkait lainnya. Pertemuan ini dilakukan

dengan tujuan sebagai berikut.

a. Memperoleh informasi awal tentang keinginan client.

b. Mengetahui definisi pekerjaan/pelayanan.

c. Merumuskan tujuan, sasaran, dan gagasan awal (termasuk waktu yang

dibutuhkan).

d. Memutuskan kesepakatan/persetujuan akhir.

Agar pihak perencana, sebagai pelaksana tugas, dengan pihak client, sebagai

pemberi tugas, memperoleh kejelasan serta tidak terjadi kesalahpahaman sebaiknya

kesepakatan dilakukan secara tertulis dengan standar professional, jika perlu dengan

kekuatan hukum (utamanya untuk perencanaan dengan skala yang luas, kompleks,

dan berjangka panjang). Akan tetapi, jika proyek perencanaan berskala kecil, sebagai

contoh taman rumah tinggal, kesepakatan dapat dilakukan cukup secara verbal.

Dengan demikian, persetujuan pelayanan professional, baik dalam bentuk tertulis

maupun verbal merupakan hasil dari pertemuan komisi.

Page 19: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

13

2. Inventarisasi Setelah memperoleh persetujuan dari pemberi tugas, langkah selanjutnya

adalah melakukan inventarisasi tapak. Dalam inventarisasi ini seorang perencana

melakukan survei karakteristik tapak, mengumpulkan data sekunder yang terkait

(berupa peta, laporan), menginterview calon pengguna dan pihak terkait lainnya,

serta mengambil dokumentasi.

Survei terhadap karakteristik tapak mencakup:

a. Luas tapak dan batas-batasnya;

b. Orientasi terhadap mata angin;

c. Keadaan tanah (guna memenentukan jenis konstruksi di atasnya dan jenis

tanaman), mencakup: jenis, tekstur, kedalaman solum, kesuburan (N, P, K, S, dan

lain-lain), kadar air tanah, serta pH;

d. Hidrologi: sumber air, debit, tinggi gelombang, tinggi pasang surut;

e. Geologi : jenis dan kedalaman batuan;

f. Iklim: curah hujan, intensitas cahaya, arah dan kecepatan angin, kelembaban

udara, suhu udara;

g. Topografi: kontur (datar/berbukit), kemiringan lahan;

h. Drainase: permukaan tanah/dalam tanah;

i. Vegetasi: jenis dan jumlah dari vegetasi pohon, semak, dan groundcover;

j. Satwa: jenis, jumlah, habitat, dan sifat/kebiasaan;

k. View: titik pandang yang indah atau titik pandang yang tidak baik;

l. Lingkungan sekitar tapak: kebisingan, aroma;

m. Fasilitas dan utilitas;

n. Aksesibilitas dan sirkulasi;

o. Aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar (jumlah, jenis kelamin,

umur, pekerjaan, tingkat ekonomi, kebiasaan, dan budaya).

Hasil yang diperoleh dari tahap inventarisasi ini dituangkan dalam bentuk peta

dasar dan data pendukung.

Page 20: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

14

3. Analisis Tahap analisis merupakan tahap penilaian tapak. Aspek yang dinilai pada

suatu lanskap adalah visual lanskap, sosial budaya dan historik, komposisi fisik,

ekologi lanskap, dan fasilitas yang ada. Penilaian dilakukan terhadap:

a. Sumberdaya lanskap: air bersih, produktifitas lahan, dan nilai visual.

b. Bencana alam/lanskap: bencana alami dan bencana buatan manusia.

c. Dampak aktivitas manusia terhadap lanskap.

Analisis tapak (in site) dilakukan untuk melihat potensi dan kendala yang

mungkin timbul dari perencanaan yang akan dilakukan. Analisis selalu mengarah

kepada tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Analisis tapak perlu pertimbangan yang sistematis terhadap 3 konteks utama

(Hakim, 2003), sebagai berikut.

a. Konteks penganalisisan terhadap aktivitas dan fungsi pemakai.

b. Konteks penganalisisan terhadap spatial/lingkungan tapak tersebut (alami dan

buatan).

c. Konteks penganalisisan terhadap behavioral/kebiasaan (pola aktivitas sosial,

ekonomi, dan budaya serta lingkungan tapak sekitarnya, termasuk kebijakan

umum yang mempengaruhi pengembangan tapak.

Analisis terhadap aktivitas dan fungsi adalah untuk menentukan kebutuhan

dan ruang aktivitas yang diperlukan berdasarkan pola tingkah laku manusia

(pemakai) dan tingkat sosialnya. Selanjutnya dapat ditentukan bagaimana pola

hubungan ruangnya.

Contoh kegiatan analisis suatu tapak alami:

(1) Iklim: panas atau teduhnya suatu ruang

(2) Vegetasi: vegetasi yang ada menciptakan ruang, berfungsi sebagai pembatas,

atau mempengaruhi iklim mikro, atau memiliki fungsi yang lain. Dianalisa perlu

atau tidaknya mempertahankan vegetasi yang ada.

(3) Topograf: datar atau berbukit, dan terkait dengan tujuan perencanaan dianalisa

kebutuhan untuk cut and fill-nya.

Page 21: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

15

Contoh kegiatan analisis tapak buatan:

(1) Konsep ruang: analisis berdasarkan public space, private space, dan service

space.

(2) Pola sirkulasi: untuk kendaraan dan pejalan kaki, serta hubungannya dengan

bangunan, termasuk letak, luas, dan pola parkir.

(3) Drainase: pola aliran, letak pembuangan utama, dan lebar saluran.

Contoh kegiatan analisis sosial, ekonomi, dan budaya serta lingkungan tapak

sekitarnya, termasuk kebijakan umum yang mempengaruhi pengembangan tapak,

misalnya:

(1) Sosekbud: menganalisa kegiatan masyarakat sekitar, apakah memberi dampak

positif atau negatif terhadap perencanaan yang akan dilakukan, ataukah bahkan

kegiatan perencanaan ini yang akan memberi dampak positif atau negatif

terhadap masyarakat sekitar.

(2) Peraturan pemerintah: ketentuan garis sepanjang pantai, sempadan, dan limbah

buangan.

4. Sintesis Tahap sintesis merupakan pemikiran terhadap masalah atau potensi yang ada

di dalam tapak. Dalam tahap ini masalah yang ada dicarikan solusinya, dan potensi

yang ada ditingkatkan. Skema yang tidak sesuai dibuang atau dimodifikasi

sedangkan konsep yang sesuai dikembangkan. Dampak lingkungan yang negatif

dibuang dan yang positif ditingkatkan.

Hasil yang diperoleh dari tahap analisis dan sintesis adalah berupa konsep

pemecahan masalah dan peningkatan potensi yang ada di tapak tersebut.

5. Konsep Konsep yang dimaksud adalah konsep programatik yang mengacu pada

gagasan yang dituju terutama sebagai pemecahan masalah fungsional dan

operasional dalam tapak. Konsep programatik merupakan penjabaran dari konsep

umum yang mengacu pada tujuan, dan mencakup konsep terhadap lingkungan,

zoning, ruang, sirkulasi, tata hijau, pembentukan muka tanah, dan rekayasa lanskap.

Hasil dari tahap konsep ini adalah berupa gambar konsep perencanaan, yang

terdiri atas gambar konsep tata ruang, gambar konsep sirkulasi, gambar konsep tata

Page 22: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

16

hijau, gambar konsep fasilitas dan utilitas, dan gambar konsep yang terkait dengan

tujuan dari perencanaan yang dilakukan.

C. Karakteristik Perencana Seorang perencana harus betul-betul memahami situasi apa yang ingin

dicapai dari perencanaannya. Seorang perencana yang baik harus memiliki

kemampuan sebagai berikut.

1. Mengumpulkan data yang benar dan bermakna.

2. Mengintepretasikan dan mengarahkan pada kepentingan masa mendatang.

3. Mengidentifikasikan permasalahan.

4. Memberikan pendekatan yang reasonable dalam memecahkan masalah dengan

jadwal dan biaya yang baik.

Inti dalam proses perencanaan adalah pada analisis dan sintesis.

Perencanaan yang buruk merupakan hasil pemikiran yang tidak efektif. Perencanaan

yang baik merupakan hasil pemikiran yang logis. Perencanaan yang sangat baik

memberi bukti respon pada semua faktor, persepsi kebutuhan yang jelas dan

hubungan antara satu dengan lainnya, serta ekspresi sensitif terhadap semua

komponen kerja.

D. Perencanaan Tata Guna Tanah/Lahan Perencanaan tata guna lahan/tanah adalah perencanaan yang mengatur jenis-

jenis penggunaan lahan di suatu daerah agar lahan dapat digunakan secara optimal

(memberi hasil tertinggi tanpa merusak tanah dan lingkungan). Sasaran dari

perencanaan ini adalah memilih penggunaan lahan terbaik dengan asas Lestari,

Optimal, Serasi, dan Seimbang (LOSS).

Pelaksanaan perencanaan tata guna lahan dapat dilakukan dengan bottom up

planning, juga top down planning. Para pihak yang terkait dalam perencanaan tata

guna lahan, antara lain, pengambil keputusan/kebijakan (pemerintah), perencana,

dan pengguna lahan/penduduk.

Proses dalam perencanaan tata guna lahan dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Penentuan sasaran dan TOR.

Page 23: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

17

2. Pengaturan kerja (rencana kerja, SDM, waktu, dan lain-lain).

3. Analisis masalah.

4. Identifikasi peluang untuk perubahan.

5. Evaluasi kesesuaian lahan.

6. Penilaian berbagai alternatif.

7. Tentukan pilihan terbaik.

8. Siapkan rencana tata guna lahan.

9. Pelaksanaan rencana.

10. Pemantauan dan revisi rencana.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan lanskap

berdasarkan sumber daya adalah melakukan evaluasi kesesuaian lahan. Evaluasi

kesesuaian lahan bertujuan untuk mengevaluasi potensi suatu lahan untuk jenis-jenis

penggunaan tertentu.

Ada dua standar pendekatan evaluasi lahan yang dapat digunakan, sebagai berikut.

1. Standar pendekatan yang ditetapkan oleh FAO (Food and Agriculture

Organization), yang hasilnya adalah Land Suitability.

2. Standar pendekatan yang ditetapkan oleh USDA (United States Department of

Agriculture), yang hasilnya adalah Land Capability.

Berdasarkan kriteria dari FAO terdapat 5 kelas kesesuaian lahan, yaitu:

a. S1 = sesuai

b. S2 = agak sesuai

c. S3 = sesuai marginal

d. N1 = Tidak sesuai saat ini

e. N2 = sangat tidak sesuai Sementara itu kriteria USDA menunjukkan kelas kemampuan lahan I – VIII (makin

tinggi kelasnya maka resiko kerusakan dan besarnya faktor penghambat bertambah)

(Tabel 1).

Page 24: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

18

Tabel 1. Kelas kemampuan lahan berdasarkan kriteria USDA Jenis Kegiatan I II III IV V VI VII VIII

Cagar alam √ √ √ √ √ √ √ √

Hutan √ √ √ √ √ √ √

Penggembalaan terbatas √ √ √ √ √ √ √

Penggembalaan sedang √ √ √ √ √ √

Penggembalaan intensif √ √ √ √ √

Pertanian terbatas √ √ √ √

Pertanian sedang √ √ √

Pertanian intensif √ √

Pertanian sangat intensif √

(Sumber: Hardjowigeno, 1996)

E. Rangkuman Perencanaan adalah susunan rumusan dari tindakan yang dapat dianggap

perlu untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan yang baik bersifat dinamis, kontinyu dan fleksibel. Perencanaan

lanskap merupakan alat/ instrumen dalam mengelola sumberdaya alam dan lanskap.

Tujuan perencanaan adalah meningkatkan keindahan, keselarasan, kenyamanan,

dan keamanan lingkungan. Melalui perencanaan lanskap diharapkan dapat

menyelamatkan dan memperbaiki keadaan lanskap secara keseluruhan.

Proses dalam perencanaan diawali dengan melakukan pertemuan komisi,

dilanjutkan dengan inventarisasi lahan/tapak, melakukan analisis dan sintesis dari

data yang diperoleh dalam inventarisasi, membuat konsep berdasarkan hasil analisis

dan sintesis, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu gambar perencanaan dari

tapak perencanaan.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang perencanaan lanskap, serta

memantapkan kemampuan Anda membuat perencanaan lanskap berdasarkan

Page 25: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

19

sumber daya, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas dibawah ini dan

mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda.

1. Jelaskan pengertian dari perencanaan lanskap!

2. Jelaskan ciri-ciri perencanaan lanskap yang baik!

3. Pada tahap inventarisasi, data apa saja yang harus dikumpulkan agar terkumpul

informasi yang lengkap untuk kebutuhan perencanaan yang baik.

4. Jelaskan karakteristik seorang perencana lanskap yang baik!

5. Berikan satu contoh cara menganalisa data hasil inventarisasi tapak guna

perencanaan tapak untuk kebun buah!

Petunjuk Jawaban :Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut

dengan kawan-kawan Anda.

2. Renungkan dan ingatlah kembali tentang perencanaan lanskap dengan

memperhatikan sumberdaya yang ada di kawasan perencanaan, serta proses

perencanaan yang perlu dilakukan agar diperoleh hasil perencanaan yang baik.

B. Tes Formatif / Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkarilah jawaban yang paling benar dari setiap soal dibawah ini.

1. Inti dari proses perencanaan adalah.............

(a) Inventarisasi

(b) Analisis dan sintesis

(c) Konsep

(d) Pertemuan komisi

2. Tahap dalam perencanaan yang berusaha untuk memecahkan masalah yang

ditemukan serta mengembangkan potensi yang ada sesuai dengan tujuan

perencanaannya, merupakan pelaksanaan dari tahap.............

(a) Pertemuan komisi

(b) Inventarisasi

(c) Analisis

(d) Sintesis

Page 26: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

20

3. Hasil yang diperoleh dari tahap inventarisasi adalah berupa.............

(a) Persetujuan pelayanan profesional

(b) Peta dasar dan data pendukung

(c) Gambar konsep

(d) Gambar perencanaan

4. Standar pendekatan evaluasi lahan yang ditetapkan oleh FAO (Food and

Agriculture Organization) hasilnya adalah berupa.............

(a) Kesesuaian lahan

(b) Kemampuan lahan

(c) Ketepatan lahan

(d) Keselarasan lahan

5. Contoh hal yang dianalisis untuk data drainase adalah.............

(a) Perlu atau tidaknya mempertahankan vegetasi yang ada

(b) Keadaan datar atau berbukit, dan terkait dengan tujuan perencanaan dianalisa

kebutuhan untuk cut and fill-nya

(c) Menganalisa pola aliran air, letak pembuangan utama, dan lebar saluran

(d) Menganalisa berdasarkan public space, private space, dan service space Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 2.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 2. Anda dapat meneruskan pada Bab 3. Akan tetapi, apabila tingkat

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 27: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

21

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 2, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Djaenuddin, D., Basuni, S. Hardjowigeno, H. Subagyo, M. Sukardi, Ismangun

MD, N. Suharta, L. Hakim, Widagdo, J. Dai, V. Suwandi, S. Bachri, ER

Jordens. 1994. Second Land Resource Evaluation and Planning Project.

Centre for soil and agroclimate research. Bogor.

2. Hakim, R. 2003. Arsitektur Lanskap ; Manusia, Alam, dan Lingkungan. Univ.

Trisakti, Jakarta.

3. Hardjowigeno, S. 1996. Perencanaan Tata Guna Tanah. Program

Pascasarjana IPB. Bogor.

4. Laurie, M. 1986. Pengantar Arsitektur Pertamanan (terjemahan). PT.

Intermatra, Bandung.

5. Simonds, J.O. 1983. Landscape Architecture. McGraw Hill Publishing

Company, USA

D. Kunci Jawaban

1. b

2. d

3. b

4. a

5. c

Page 28: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 3 PERENCANAAN LANSKAP REKREASI

PENDAHULUAN Perkembangan pembangunan kota yang semakin pesat cenderung

menyebabkan masyarakat perkotaan membutuhkan suatu tempat untuk

menghilangkan kepenatan dari aktifitas kerja sehari-hari. Oleh karena itu, penyediaan

tempat-tempat rekreasi merupakan suatu solusi. Rekreasi merupakan variasi dalam

kehidupan yang biasanya dilakukan untuk mengisi waktu senggang. Melalui kegiatan

rekreasi maka seseorang akan memperoleh kepuasan jiwa.

Berbagai alternatif tempat rekreasi dapat direncanakan sesuai ketersediaan

sumber daya dan ragam aktivitas rekreasi seperti rekreasi pantai, rekreasi danau,

rekreasi alam, rekreasi budaya, rekreasi tempat bersejarah, agrowisata, dan lain

sebagainya.

Perencanaan lanskap rekreasi adalah suatu proses yang merupakan

perpaduan antara seni dan ilmu yang menggunakan konsep dan metode dari

multidisiplin untuk menyediakan tempat rekreasi. Oleh karena itu, dibutuhkan

perpaduan antara pengetahuan dan keterampilan dalam desain lingkungan dan ilmu

sosial untuk membangun alternatif-alternatif dalam penggunaan waktu, ruang, energi,

dan dana untuk mengakomodasi kebutuhan manusia akan tempat rekreasi.

Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu membuat

perencanaan suatu lanskap berdasarkan fungsi rekreasi melalui kuliah dan

praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN A. Tujuan dan Sasaran Perencanaan Lanskap Kawasan Rekreasi

Perencanaan kawasan rekreasi harus bisa mewakili terhadap apa yang

diinginkan masyarakat, mengimajinasikan apa yang mungkin bisa direncanakan, dan

memahami apa yang bisa direalisasikan. Dengan kata lain, perencanaan kawasan

Page 29: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

23

rekreasi adalah menemukan apa yang diinginkan untuk terjadi, melakukan sesuatu

yang diinginkan terjadi, dan mencegah sesuatu yang tidak diinginkan untuk terjadi.

Oleh karena itu, suatu perencanaan kawasan rekreasi akan menghasilkan

sebuah perspektif dari berbagai masalah yang ada, membangun beberapa alternatif

yang realistis, memformulasi sasaran, kebijakan, dan rekomendasi bagi keputusan

pemerintah dan swasta, serta melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan,

desain, dan pengambilan keputusan.

Adapun sasaran dari perencanaan kawasan rekreasi adalah untuk

memaksimalkan kesejahteraan manusia melalui hasil karya yang lebih baik, lebih

sehat, dan menyenangkan pada lingkungan yang aktraktif atau dengan kata lain

menjadikan lingkungan fisik masyarakat lebih fungsional, indah, aman, menarik, dan

efisien.

B. Prinsip-Prinsip Perencanaan Lanskap Kawasan Rekreasi Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika membuat perencanaan untuk

sebuah kawasan rekreasi adalah :

1. Semua orang bisa melakukan aktivitas dan menikmati fasilitas sesuai pilihannya,

umur, jenis kelamin, keuangan, latar belakang budaya, atau lingkungan

kehidupannya.

2. Suatu bentuk rekreasi harus dikordinasikan dengan bentuk rekreasi yang sudah

ada agar tidak terjadi duplikasi.

3. Suatu bentuk rekreasi harus terintegrasi dengan pelayanan publik yang lainnya

seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi.

4. Fasilitas diadaptasikan untuk kebutuhan mendatang.

5. Fasilitas dan program wisata harus sesuai dengan tingkat perekonomian

masyarakat.

6. Masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan.

7. Perencanaan merupakan proses yang berkelanjutan sehingga perlu dievaluasi.

8. Mengintegrasikan antara perencanaan lokal dan regional.

9. Lahan diprioritaskan untuk pembangunan kota khususnya untuk penggunaan

taman dan rekreasi.

Page 30: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

24

10. Fasilitas dibangun untuk memberikan kenyamanan, keamanan, kesehatan, dan

kepuasan bagi pengguna, serta didesain dengan indah sesuai konsep konservasi

energi.

C. Metode Pendekatan dalam Perencanaan Perencanaan lanskap rekreasi dapat dibuat dengan beberapa metode

pendekatan sebagai berikut.

1. Sumberdaya; perencanaan dibuat sesuai sumberdaya alam yang tersedia

misalnya pantai, danau, air terjun, persawahan, dan lain-lain.

2. Aktivitas; perencanaan dibuat sesuai dengan kebutuhan aktivitas dari

masyarakat. Metode ini dapat diterapkan pada luas wilayah yang kecil dengan

populasi homogen. Misalnya masyarakat menginginkan suatu bentuk kegiatan

rekreasi yang bertemakan perkebunan maka dapat dibuatkan perencanaan

lanskap agrowisata.

3. Ekonomi; perencanaan dibuat dengan mempertimbangan aspek tingkat

perekonomian masyarakat dimana dalam hal ini perlu perhitungan yang tepat

antara biaya pembangunan dan operasional tempat wisata tersebut dengan

prediksi keuntungan yang dapat diperoleh. Metode perencanaan ini dapat

diterapkan pada populasi yang beragam.

4. Behavior/budaya; perencanaan dibuat sesuai budaya atau kebiasaan dari

masyarakat yang berkaitan dengan bentuk aktivitas, tempat, dan waktu dalam

memanfaatkan waktu luang. Dengan metode ini maka perencanaan menjadi lebih

fleksibel dan hasilnya sesuai pilihan dan tingkat kepuasan masing-masing orang.

D. Daya Dukung Dalam perencanaan lanskap wisata harus mempertimbangkan daya dukung

dari wilayah perencanaan sehingga keberlanjutan obyek wisata dapat dipertahankan.

Selain itu, dengan mengetahui besar daya dukungnya maka akan mempermudah

proses pengelolaan, khususnya dalam hal penentuan jumlah pengunjung yang dapat

ditampung sehingga kenyamanan pengunjung tetap dapat dirasakan.

Page 31: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

25

Daya dukung adalah perbandingan antara luas area yang diperkenankan

untuk aktivitas tertentu dengan rata-rata standar individunya. Perhitungan daya

dukung dapat dilakukan dengan menggunakan formula Boullon (Libosada, 1998):

;

Keterangan:

DD : Daya Dukung

AW : Area untuk Wisatawan (m2)

SI : Standar Individu untuk aktivitas tertentu (m2 / individu)

KR : Koefisien Rotasi

TJ : Total Jam kunjung di satu area dalam satu hari (jam)

RD : Rata-rata Durasi kunjungan (jam)

TP : Total Pengunjung dalam satu hari (Daya Dukung Total)

Beberapa acuan standar individu untuk beberapa jenis aktivitas :

Sightseeing : 15 m2 / orang

Piknik : 10 m2 / orang

Berkemah : 20 m2 / orang

Memancing : 10 m2 / orang

Nonton : 1,44 m2 / orang (posisi duduk)

Perhitungan daya dukung untuk suatu tempat rekreasi adalah total dari daya dukung

untuk setiap akrtivitas yang tersedia di tempat tersebut.

E. Rangkuman Perencanaan lanskap rekreasi merupakan suatu proses yang dimulai dengan

penetapan tujuan, kemudian melakukan pengumpulan data pendukung berupa data

fisik, biofisik, dan social. Analisis, sintentesis dan konsep perencanaan dibuat sesuai

metode pendekatan dalam perencanaan yang dipilih (berdasarkan sumberdaya,

aktivitas, ekonomi, atau budaya), serta mempertimbangkan prinsip-prinsip

SIAWDD =

RDTJKR = KRDDTP ×=

Page 32: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

26

perencanaan lanskap untuk tempat rekreasi dan memperhitungkan daya dukung

wilayah tersebut.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang perencanaan lanskap rekreasi, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas dibawah ini dan mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda. 1. Apa tujuan dari perencanaan lanskap? 2. Apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode pendekatan

perencanaan rekreasi yang bisa digunakan? 3. Mengapa dalam perencanaan lanskap rekreasi perlu penentuan daya dukung

setiap aktivitas yang direncanakan? Petunjuk Jalaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut. 1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut

dengan kawan-kawan Anda. 2. Pahami dan ingatlah kembali tentang tujuan perencanaan lanskap rekreasi,

metode pendekatan perencanaan, dan daya dukung kawasan.

B. Tes Formatif / Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkarilah jawaban yang paling benar dari setiap soal dibawah ini.

1. Dalam sebuah perencanaan lanskap rekreasi sebaiknya............. (a) Tidak perlu melibatkan masyarakat setempat (b) Memperhatikan keinginan dari masyarakat (c) Memperhatikan keinginan kelompok tertentu (d) Tidak perlu menyesuaikan dengan program pemerintah

2. Daya dukung adalah perbandingan antara luas area suatu aktivitas

dengan.............

(a) Rata-rata standar individu

(b) Koefisien rotasi

(c) Durasi kunjungan

(d) Jumlah pengunjung perhari

Page 33: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

27

3. Perencanaan yang dibuat sesuai budaya atau kebiasaan dari masyarakat yang

berkaitan dengan bentuk aktivitas, tempat, dan waktu dalam memanfaatkan

waktu luang adalah perencanaan dengan metode pendekatan.............

(a) Sumberdaya

(b) Ekonomi

(c) Aktivitas

(d) Budaya dan behavior

4. Perhitungan daya dukung dapat dilakukan dengan menggunakan formula Boullon

dengan rumus.............

(a)

(b)

(c)

(d)

5. Daya dukung suatu kawasan rekreasi seluas 1000 m2 yang digunakan untuk

kegiatan piknik adalah.............

(a) 10

(b) 50

(c) 100

(d) 500

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 3.

Rumus:

SIAWDD =

AWSIDD =

TJRDKR =

DDTJKR =

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 34: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

28

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 3. Anda dapat meneruskan pada Bab 4. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 3, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Libosada CMJr. 1998. Ecotourism in the Philippines. Makati City. Bookmark.

2. Gold, SM. 1980. Recreation Planning and Design. McGraw-Hill Book

Company. USA.

D. Kunci Jawaban

1. b

2. a

3. d

4. a

5. c

Page 35: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 4 PERENCANAAN LANSKAP NON REKREASI

PENDAHULUAN Perencanaan lanskap non rekreasi tidak jauh berbeda dengan perencanaan

lanskap rekreasi yang merupakan suatu proses perpaduan antara seni dan ilmu yang

menggunakan konsep dan metode dari multidisiplin untuk menghasilkan rencana

lanskap yang fungsional dan estetik. Perencanaan lanskap non rekreasi dapat dilihat

berdasarkan fungsi lanskap, antara lain, sosial budaya, sejarah, ekonomi, pendidikan,

dan konservasi. Lanskap non rekreasi dalam hal ini lebih difokuskan pada area

lanskap konservasi. Oleh karena itu, pembangunan lanskap yang diterapkan adalah

preservasi dan aksentuasi.

Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu membuat

perencanaan lanskap berdasarkan fungsi non rekreasi melalui kuliah dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN A. Fungsi Sosial Budaya

Perencanaan lanskap berdasarkan fungsi sosial budaya didasarkan pada

sudut pandang manusia dengan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial menyangkut hubungan orang-perorang,

antara kelompok-kelompok manusia, dan antara orang-perorang dengan kelompok

manusia. Hubungan ini juga terkait dengan perubahan sosial yaitu semua perubahan

pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang

mempengaruhi sistem sosial manusia termasuk nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola

perilaku di dalam masyarakat.

Perencanaan lanskap berdasarkan fungsi sosial budaya ditujukan untuk

perbaikan atau perubahan kondisi sosial tertentu. Konsep perencanaannya adalah

meningkatkan dan menyelaraskan kehidupan sosial budaya masyarakat. Tentu saja

hal ini membutuhkan pengamatan sosial yang cermat terhadap calon pengguna agar

Page 36: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

30

dapat diarahkan sesuai tujuan yang diinginkan. Contoh perencanaan lanskap

berdasarkan fungsi sosial budaya adalah perencanaan desa tradisional, seperti

Kampung Naga, Desa Tradisional di Bali, Desa Tradisional di Tanah Toraja, dan lain

sebagainya.

B. Fungsi Sejarah Kawasan bersejarah merupakan lokasi bagi peristiwa bersejarah yang penting

dilestarikan untuk memberikan suatu makna bagi peristiwa terdahulu. Lingkungan

fisik kawasan bersejarah dapat merupakan suatu yang membantu menghubungkan

peristiwa masa lalu dengan peristiwa sekarang yang akan menentukan masa depan

manusia.

Perencanaan lanskap berdasarkan fungsi sejarah harus dilakukan secara

menyeluruh dengan mempertimbangkan bagian-bagian lain dari lokasi obyek

bersejarah tersebut berada termasuk permasalahan fisik, ekonomi, dan sosial budaya

di kawasan tersebut. Konsep perencanaannya adalah meningkatkan arti dan makna

sejarah obyek dan lingkungannya. Contoh perencanaan lanskap berdasarkan fungsi

sejarah adalah perencanaan kawasan Benteng Rotterdam, Gua Sumpang Bita di

Pangkep, dan lain sebagainya.

C. Fungsi Konservasi Definisi dari suatu kawasan konservasi berdasarkan hasil rumusan dalam IVth

World Congress on National Parks and Protected Areas tahun 1994 adalah suatu

area dari lahan dan/atau laut yang secara khusus ditujukan untuk melindungi dan

menjaga keanekaragaman biologi, dan sumberdaya alam, serta kebudayaan yang

berhubungan, dan pengelolaan melalui hukum dan cara yang efektif lainnya.

Lanskap konservasi terkait dengan area atau kawasan-kawasan yang perlu

mendapat perhatian khusus guna keberlanjutan dan kestabilan ekosistemnya.

Adapun ciri-ciri dari kawasan yang perlu dilindungi tersebut antara lain:

1. Karakteristik atau keunikan ekosistem yang dimiliki, misalnya hutan hujan dataran

rendah, fauna yang endemik di suatu pulau, ekosistem pegunungan tropika.

Page 37: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

31

2. Keberadaan spesies khusus yang diminati, langka atau terancam. Misalnya

badak, harimau, dan lain-lain.

3. Tempat yang memiliki keanekaragaman spesies.

4. Lanskap yang memiliki nilai estetik, atau nilai pengetahuan. Misalnya sumber

mata air panas, air terjun, dan lain-lain

5. Fungsi perlindungan hidrologi, tanah, dan iklim lokal.

6. Fasilitas untuk rekreasi alam / wisata, misalnya danau, pantai, dan pegunungan.

7. Tempat peninggalan budaya dan sejarah, misalnya candi, kuil, dan lain-lain.

Beberapa kategori kawasan yang termasuk sebagai kawasan yang dilindungi

sebagai berikut.

1. Cagar alam: melindungi alam dan menjaga proses alami untuk keperluan studi

ilmiah dan pemeliharaan sumberdaya plasma nutfah. Ukurannya kecil dan

habitatnya rapuh.

2. Taman nasional: melindungi kawasan pelestarian alam yang relatif luas

mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan

untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,

pariwisata, dan rekreasi (Pasal 1 butir 14 UU No. 5 Tahun 1990).

3. Suaka margasatwa: menjamin kondisi alami bagi perlindungan spesies,

komunitas hayati. Ukuran sedang atau luas dengan habitat stabil

4. Cagar budaya: memungkinkan berlangsungnya cara hidup masyarakat yang

serasi dengan lingkungannya, tidak terganggu oleh teknologi modern.

5. Kawasan sumber daya dikelola: menyediakan produksi air, kayu, satwa, padang

penggembalaan, dan obyek wisaya secara berkelanjutan, untuk mendukung

kegiatan ekonomi.

6. Hutan lindung: kawasan alami atau hutan tanaman berukuran sedang sampai

besar, pada lokasi curam, mudah erosi.

7. Taman buru: habitat alami atau semi-alami berukuran sedang sampai besar yang

memiliki potensi satwa yang boleh diburu dengan populasi cukup besar.

Page 38: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

32

Prinsip perencanaan lanskap yang digunakan dalam perencanaan lanskap

konservasi adalah:

1. Preservation on natural order; yaitu mengutamakan kelestarian dari sumberdaya

alami yang ada misalnya kesuburan tanah dipelihara, sumberdaya alam yang non

renewable digunakan secara ekonomis, badan-badan air diproteksi dari

pencemaran, polusi udara dan kebisingan dikurangi, Wild plant dan animal

dilindungi, serta lanskap budaya dan lanskap sejarah dipertahankan.

2. Daya dukung kawasan yang digunakan adalah dengan mengambil nilai standar

yang lebih kecil.

3. More uses in less area; yaitu memiliki banyak aktivitas pada area yang terbatas,

misalnya area piknik, juga sekaligus sebagai area kemping sehingga tidak terlalu

banyak mengambil ruang yang ada untuk aktivitas aktif.

D. Rangkuman Perencanaan lanskap non rekreasi merupakan suatu proses yang dimulai

dengan penetapan tujuan, kemudian melakukan pengumpulan data pendukung

berupa data fisik, biofisik, dan sosial. Analisis, sintentesis dan konsep perencanaan

dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip perencanaan lanskap konservasi dan

memperhitungkan daya dukung wilayah tersebut.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang perencanaan lanskap non rekreasi, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas dibawah ini dan mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda. 1. Apa yang dimaksud dengan kawasan konservasi? 2. Tuliskan ciri-ciri dari kawasan konservasi. 3. Jelaskan prinsip yang digunakan dalam perencanaan lanskap konservasi. Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan kawan-kawan Anda.

Page 39: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

33

2. Renungkan dan ingatlah kembali tentang pengertian kawasan konservasi, ciri-ciri

dari kawasan konservasi, dan prinsip perencanaan lanskap konservasi.

B. Tes Formatif / Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkarilah jawaban yang paling benar dari setiap soal dibawah ini.

1. Suatu area dari lahan dan/atau laut yang secara khusus ditujukan untuk melindungi dan menjaga keanekaragaman biologi, dan sumberdaya alam, serta kebudayaan yang ada merupakan pemahaman dari............. (a) Kawasan rekreasi (b) Kawasan margasatwa (c) Kawasan pedesaan (d) Kawasan Konservasi

2. Nilai daya dukung yang digunakan sebagai pertimbangan dalam perencanaan

lanskap konservasi adalah.............

(a) Sesuai nilai standar

(b) Lebih kecil dari nilai standar

(c) Lebih besar dari nilai standar

(d) Sesuai nilai standar rekreasi

3. Prinsip preservasi pada perencanaan kawasan konservasi adalah.............

(a) Memfasilitasi area rekreasi aktif secara meluas

(b) Merencanakan pemanfaatan badan-badan air secara maksimal

(c) Melestarikan keberadaan vegetasi alami dan fauna yang ada

(d) Memperbaiki lanskap yang rusak

4. Perencanaan yang didasarkan pada sudut pandang manusia dengan hubungan-

hubungan sosial yang dinamis adalah perencanaan lanskap berdasarkan

fungsi.............

(a) Sosial budaya

(b) Sejarah

(c) Konservasi

(d) Ekonomi

Page 40: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

34

5. Contoh perencanaan lanskap berdasarkan fungsi sejarah adalah.............

(a) Kampus Unhas

(b) Kawasan CBD

(c) Kawasan Benteng Portugis

(d) Desa Tradisional

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 4.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 4. Anda dapat meneruskan pada Bab 5. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 4, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Daryadi, L., Qurrotu ABP, Titien SR, Endang W. 2002. Konservasi Lanskap.

Perhimpunan kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI). Jakarta.

2. Mackkinnon J., Mackkinnon K., Child G. Thorsell J. 1990. Pengelolaan

Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika. Amir HH. Penerjemah.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Terjemahan dari : Managing

Protected Areas in the Tropics.

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 41: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

35

D. Kunci Jawaban 1. d

2. b

3. c

4. a

5. c

Page 42: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 5 PERANGKAT PENDUKUNG PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LANSKAP

PENDAHULUAN Untuk menghasilkan karya arsitektur lanskap yang fungsional dan estetis,

perancang lanskap dapat mendesain baik secara manual maupun dengan alat bantu.

Pada era teknologi informasi di abad 21 ini, telah berkembang “alat bantu” atau

perangkat pendukung berupa teknologi komputer. Banyak program software aplikasi

teknologi komputer ditawarkan untuk membantu pekerjaan perencanaan dan

perancangan lanskap, antara lain, AutoCAD, Coreldraw, Sketchup, Adobe

Photoshop, dan GIS. Teknologi komputer dapat digunakan dalam proses

perencanaan dan perancangan lanskap mulai dari survei tapak di lapangan,

pekerjaan di studio hingga presentasi hasil. Penggunaan teknologi komputer tersebut

membuat pekerjaan dapat diselesaikan lebih mudah dan cepat.

Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu menggunakan

perangkat pendukung dalam perencanaan dan perancangan lanskap melalui kuliah

dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Perangkat pendukung perencanaan dan perancang lanskap secara umum

dapat dibagi menjadi 2 kelompok software komputer, yaitu 1) Computer Aided Design

(CAD) dan 2) Geographical Information System (GIS) dan Remote Sensing.

Computer Aided Design (CAD) adalah software yang digunakan perancang dalam

kegiatan menggambar dan mendesain untuk menghasilkan suatu produk gambar

tertentu, seperti gambar denah, zonasi ruang, site plan, gambar potongan, dan

perspektif. CAD dapat digunakan di berbagai bidang, seperti arsitektur lanskap,

Page 43: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

37

arsitektur bangunan, interior, teknik sipil, teknik mesin, teknik elektronika, dan desain

grafis. Beberapa software yang termasuk kelompok CAD, antara lain, AutoCAD,

Bryce, 3D MAX, 3D Viz, Sketch up, Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe

Pagemaker, Corel Draw, Corel Photo Paint, Freehand, Macromedia, dan lain-lain.

A. AutoCAD AutoCAD adalah software buatan Autodesk Corporation. Versi terbaru adalah

AutoCAD 2012. AutoCAD berbasis vektor 2 Dimensi (2D) dan 3 Dimensi (3D).

Penggunaan software AutoCAD dalam menggambar memiliki kelebihan

sebagai berikut.

1. Akurat, obyek yang dibuat memiliki ukuran yang tepat dengan ketelitian yang

akurat. Contoh: suatu garis sepanjang 10 cm yang digambar menggunakan

AutoCAD akan benar-benar memiliki panjang 10,000 cm, bukannya 10,001 cm

atau 10,015 cm. Berbeda jika menggunakan penggaris, maka panjang garis 10

cm mungkin akan tergambar 10,1 atau 10,2 cm.

2. Rapi, setiap obyek tergambar dengan akurat sehingga akan tercipta suatu gambar

yang rapi. Contoh: tidak akan ada garis yang terlalu panjang, terlalu pendek,

putus, melenceng, dan lain-lain.

3. Bersih, output dari AutoCAD berupa softcopy atau hardcopy sehingga setiap

kesalahan menggambar masih dapat diedit sebelum dicetak dan tidak ada bekas

penghapus, tipe-X, dan lain-lain.

4. Efisiensi biaya, perancang dapat menghemat penggunaan kertas dan alat tulis

(rapidograph, warna, tinta, dan lain-lain).

5. Efisiensi waktu, untuk membuat setiap tahapan gambar, perancang tidak perlu

membuat format gambar dan denah/peta dasar yang baru karena dapat

menggunakan format gambar dan peta dasar dari gambar sebelumnya. Kalaupun

ada revisi gambar, perancang tidak perlu menggambar dari awal lagi, cukup

mengedit softcopy kemudian diprint kembali.

6. Estetika, gambar yang dibuat di AutoCAD memiliki nilai estetika yang tidak kalah

dari gambar manual menggunakan tangan (freehand).

Page 44: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

38

B. Bryce 5.0 Software Bryce awalnya diproduksi oleh Corel Corp. Mulai versi Bryce 5.5 ke

atas, lisensi produksi Bryce dibeli oleh DAZ Corp. Beberapa fungsi software Bryce

5.0 sebagai berikut.

1. Rendering obyek 3D dari AutoCAD.

2. Pembuatan lanskap 3D seperti membuat model pohon 3D, gazebo 3D, dan lain-

lain.

3. Pembuatan animasi lanskap 3D.

Contoh gambar yang dihasilkan software Corel Draw dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Contoh desain taman (Sumber: Rijal, 2011)

C. Adobe Photoshop 7.0 Adobe Photoshop 7.0 adalah software buatan Adobe Corp. Adobe Photoshop

berbasis pixel sehingga dapat menghadirkan hasil rekayasa foto/image dengan baik.

Adobe Photoshop 7.0 merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan

untuk pembuatan, penyuntingan, dan manipulasi tampilan termasuk koreksi warna,

pemberia efek tampilan, dan sebagainya pada image (Madcoms, 2002).

Page 45: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

39

Software Adobe Photoshop 7.0 memiliki beberapa kegunaan dalam bidang

arsitektur lanskap, sebagai berikut.

1. Dapat memperbaiki citra sebelum didigitasi (seperti memperbesar ketajaman

gambar dan menambah pixel).

2. Dapat merekayasa foto (foto image).

3. Dapat memperbaiki image hasil render sebelum dipresentasikan (seperti

mengatur tata letak, ukuran, ketajaman, dan efek tertentu).

D. Geographical Information System Geographical Information System (GIS) merupakan teknologi komputer yang

banyak digunakan di kalangan perencana dalam hal pemetaan sumber daya.

Geografi berasal dari kata ‘Geo’ yang berarti bumi dan ‘Graphy’ yang berarti

penulisan. Jadi geografi artinya bentuk penulisan atau penggambaran dari bumi.

Pengertian GIS adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan,

menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data

bereferensi geografis atau data geospasial untuk mendukung pengambilan

keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya

alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. SIG

sebagai suatu kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat

lunak, data geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,

menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua

bentuk informasi yang bereferensi geografi (ESRI, 1997; Budiyanto, 2005). Dengan

demikian, basis analisis dari GIS adalah data spasial dalam bentuk digital yang

diperoleh melalui data satelit atau data lain terdigitasi.

Geographical Information System (GIS) adalah sistem yang ideal untuk

digunakan dalam kegiatan analisis tapak dan lanskap dan alat yang efisien untuk

digunakan dalam analisis dampak pembangunan pada SDA dalam lanskap yang

dinamis. Beberapa alasan penggunaan GIS, antara lain, 1) penentuan posisi

(kepastian lokasi dan luas), 2) kemudahan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan (monitoring), serta evaluasi, 3) pemantauan kemajuan program antar

Page 46: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

40

tahun anggaran, 4) kemudahan perubahan multi fungsi dari peta digital yang

dihasilkan, dan 5) kemudahan mendesain model multi fungsi yang digital.

Sistem ini merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan

dalam menangani data yang bereferensi geografis, yaitu 1) masukan, 2) keluaran,

3) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), serta 4) analisis dan

manipulasi data. Proses GIS terdiri atas: 1) proses pemasukan data tabulasi ke

komputer, 2) proses pengumpulan database di komputer, 3) proses pengaturan data

yang disesuaikan dengan informasi latitude dan longitudenya, 4) proses pengolahan

data, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, 5) proses analisis data, seperti proses

modeling dan evaluasi lahan, dan 6) proses pengeluaran data yang merupakan

keluaran hasil akhir (output) (Gambar 2).

Gambar 2. Proses GIS (Budiyanto, 2005)

Page 47: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

41

Analisis data menggunakan GIS memerlukan beberapa komponen yang saling

terkait dari berbagai unsur, baik manusia sebagai ahli (expert) sekaligus operator,

perangkat alat maupun obyek permasalahan. Komponen GIS sebagai berikut.

1. Perangkat Keras (hardware)

2. Perangkat Lunak (software)

3. Data

4. Sumber daya manusia (people)

5. Metode (methods)

Data merupakan komponen yang sangat penting dalam GIS. Keakurasian data

sangat dituntut dalam GIS. Terkait data yang digunakan, dikenal konsep “Garbits In

Garbits Out” dan sebaliknya “Gold In Gold Out”. Data GIS dikenal sebagai data

geospasial yang terdiri atas:

1. Data grafis/data geometris, menjabarkan lokasi dan bentuk dari fitur geografis

dan hubungan spasial pada fitur lainnya.

2. Data atribut/data tematik, yang berisi keterangan/atribut dari suatu fitur.

Data grafis mempunyai 3 elemen, yaitu:

a. Titik (Node), merupakan sepasang koordinat (X,Y) tanpa dimensi (tidak

mempunyai panjang dan luas serta tinggi). Data ini merupakan lokasi diskrit,

biasanya digambarkan sebagai simbol atau label. Titik menggambarkan suatu

fitur yang batas atau bentuknya terlalu kecil untuk ditampilkan dalam garis atau

luasan. Titik biasanya juga digunakan untuk menggambarkan lokasi yang tidak

mempunyai luasan, seperti titik tinggi atau puncak gunung.

b. Garis (arc), merupakan pasangan-pasangan koordinat yang mempunyai titik awal

dan titik akhir (X1,Y1; X2,Y2), disebut berdimensi 1. Garis adalah fitur yang

dibentuk oleh sekumpulan koordinat yang saling berhubungan. Garis biasanya

menggambarkan fitur linier di peta yang terlalu sempit untuk digambarkan

sebagai luasan atau untuk menggambarkan fitur yang tidak mempunyai lebar,

seperti garis kontur.

c. Luasan atau polygon (dapat berupa vector ataupun raster yang mewakili

geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi, dan arah). Polygon merupakan

kumpulan pasangan-pasangan koordinat dimana titik awal sama dengan titik

Page 48: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

42

akhir (X1,Y1 = Xn,Yn) atau loop, disebut berdimensi 2, mempunyai ukuran dimensi

panjang dan luas. Polygon adalah fitur luasan yang dibentuk dari garis yang

tertutup menggambarkan suatu area yang homogen. Biasanya digunakan untuk

menggambarkan suatu fitur seperti batas negara, kecamatan, danau, dan lain-

lain.

Teknologi GIS menjadi sangat terbatas kemampuannya jika tidak ada sumber

daya manusia yang mengelola sistem dan mengembangkan sistem untuk aplikasi

yang sesuai. Sumber daya manusia pengguna sistem dan sumber daya manusia

pembuat sistem harus saling bekerjasama untuk mengembangkan teknologi GIS.

Sumber data GIS dapat berupa citra satelit atau data foto udara digital serta

foto udara yang terdigitasi (scanning). Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi.

Citra satelit yang berasal dari satelit Landsat TM merupakan contoh data citra digital

dengan format raster. Metode untuk digitasi peta dapat dilakukan secara manual

dengan alat digitizer atau menggunakan perangkat lunak dengan teknik digitasi on

screen. Untuk analisis data, metode yang digunakan adalah overlay beberapa peta

(Gambar 3).

Gambar 3. Proses GIS

Page 49: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

43

E. Rangkuman Karya arsitektur lanskap dapat dihasilkan baik secara manual maupun dengan

“alat bantu” berupa perangkat pendukung teknologi komputer. Aplikasi software yang

dapat digunakan, antara lain, AutoCAD, Bryce 5.5, Adobe Photoshop 7.0, dan

Geographical Information System. Masing-masing software memiliki kegunaan untuk

membantu pekerjaan perencanaan dan perancangan lanskap.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang perangkat pendukung perencanaan

dan perancangan lanskap, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan

mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda!

1. Sebutkan perangkat pendukung yang dapat digunakan dalam perencanaan dan

perancangan lanskap.

2. Jelaskan kegunaan masing-masing perangkat software.

3. Jelaskan komponen dan data yang digunakan dalam GIS.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Lakukan penelusuran literatur mengenai perangkat pendukung perencanaan dan

perancangan lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Software yang termasuk dalam kelompok CAD adalah.............

(a) GIS

(b) Remote sensing

(c) Ms Word

(d) Adobe Photoshop

Page 50: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

44

2. Fungsi software Bryce 5.5 adalah.............

(a) Rendering obyek 3D

(b) Pembuatan lanskap 2D

(c) Rekayasa foto

(d) Perbaikan image

3. Data yang menjabarkan lokasi dan bentuk dari fitur geografis dan hubungan

spasial pada fitur lainnya disebut data.............

(a) Grafis

(b) Atribut

(c) Tematik

(d) Surface

4. Psangan-pasangan koordinat yang mempunyai titik awal dan titik akhir (X1,Y1;

X2,Y2).............

(a) Tidak berdimensi

(b) Berdimensi 1

(c) Berdimensi 2

(d) Berdimensi 3

5. Data ini yang menunjukkan lokasi diskrit digambarkan dengan.............

(a) Titik

(b) Garis

(c) Polygon

(d) Surface

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 5.

Rumus:

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 51: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

45

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 5. Anda dapat meneruskan pada Bab 6. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 5, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Budiyanto E. 2005. Sistem Informasi Geografis Menggunakan Arc View GIS.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

2. ESRI. 1997. Getting to Know Arc View GIS. USA: Environmental System

Research Institutes.

3. Madcoms. 2002. Seri Panduan Lengkap: Adobe Photoshop 7.0. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

D. Kunci Jawaban 1. d

2. a

3. a

4. b

5. a

Page 52: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 6 DESAIN DAN PENGORGANISASIAN RUANG DALAM LANSKAP

PENDAHULUAN Perancangan lanskap atau desain lanskap merupakan perluasan dari

perencanaan. Perencanaan hanya menunjukkan daerah-daerah fungsional berikut

jalur-jalur sirkulasinya, sedangkan perancangan berkenaan dengan usaha seleksi

dan ketepatan penggunaan komponen/elemen, material/bahan lanskap, tanaman,

kombinasi pemecahan detail berbegai elemen taman seperti pedestrian, plaza, air

mancur, kolam, dan sebagainya. Perancangan merupakan pemecahan yang spesifik

dan berkualitas dari diagram/program ruang dan area dari rencana rinci tapak.

Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu menjelaskan

pengertian dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam desain lanskap serta

mengorganisasikan ruang melalui kuliah dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN A. Pengertian Desain

Sejarah desain dimulai sejak manusia membutuhkan sesuatu untuk

keamanan, kesenangan, dan kepuasannya serta merasa perlu untuk membuatnya.

Sebagai contoh, pembuatan kampak batu dari jaman batu purba (Palaeolithicum)

dimulai dengan ide untuk mencari makan dan tuntutan keamanan, dan selanjutnya

adalah mendesain alat tersebut sesuai dengan ide semula. Sesuai dengan

perkembangan sosial yang selanjutnya diikuti oleh perkembangan ekonomi, budaya

dan teknologi, maka alat kampak batu ini berubah fungsi dan bentuknya yang

disesuaikan dengan kepentingannya masing-masing, misal golok, belati, pisau dapur,

keris, dan lain-lain. Ide mendesain tempat tinggal juga dimulai dengan bentuk-bentuk

gua, yang akhirnya saat ini menjadi bentuk rumah yang beraneka ragam bentuknya.

Page 53: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

47

Akibat terjadinya perkembangan sosial, budaya, ekonomi, dan IPTEKS maka

produk desain menjadi lebih kompleks disesuaikan dengan fungsi dan kepentingan

masing-masing. Karya desain dipengaruhi oleh faktor sosial budaya pemakainya

disamping adanya waktu, ruang, material, dan teknologi yang tersedia.

Desain (design) berarti pola, cipta, skema, dan rancangan. Mendesain dapat

juga berarti memilih dan mengatur atau mengorganisir sesuatu. Mendesain adalah

pekerjaan merancang untuk memproduksi suatu karya. Mendesain adalah suatu seni

untuk menghasilkan suatu karya yang indah, menarik dan memuaskan.

Desain dimulai dengan ide (konsep), kemudian dinyatakan dengan bahasa

teknis untuk diterjemahkan oleh pembuat/pelaksana/produsen sehingga terciptalah

suatu produk yang diharapkan dapat dinikmati atau disukai oleh pemakai/konsumen.

Misalnya, pembangunan gedung, pembangunan jembatan, pembangunan taman,

pembuatan uang, pembungkus rokok dan pembungkus permen, pembuatan buku,

bahkan sampai pembuatan tusuk gigi.

Tujuan desain adalah terciptanya suatu karya yang fungsional dan estetis;

yang menyenangkan, memuaskan dan menyamankan hati pemakainya. Misalnya,

sebuah mobil yang nyaman dikendarai karena desainnya yang baik, rumah yang

nyaman dan menyenangkan bagi penghuninya karena desain rumah yang baik,

taman yang indah juga nyaman bagi penikmatnya karena desain taman yang baik.

Apabila suatu desain tidak baik, maka dapat menyebabkan ketidaknyamanan

bagi pemakai ataupun penikmatnya. Misalnya, bungkus makanan yang sangat susah

untuk dibuka dan ditutup kembali, buku yang berat untuk dibawa, bangku taman yang

tidak nyaman untuk diduduki, dan payung yang sukar untuk dikembangkan.

Pembuatan suatu karya/produk desain dipengaruhi oleh faktor manusia

pemakainya, waktu, ruang, material dan bahan lain yang tersedia, serta latar

belakang kebudayaan atau sosial dari pemakai karya desain ini. Dalam menghasilkan

karyanya, seorang desainer dapat bekerja sendiri atau bekerja berkelompok dengan

orang dari berbagai disiplin ilmu atau profesi yang menunjang penciptaan karya yang

akan dibuat. Mendesain adalah pekerjaan yang merupakan gabungan antara ilmu

dan seni, termasuk dalam hal ini mendesain taman. Ilmu mendukung terciptanya

karya yang menyamankan, praktis, ekonomis, dan daya tahan yang tinggi. Hal ini

Page 54: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

48

sangat menentukan fungsi dari karya desain yang dihasilkan. Selanjutnya seni akan

berhubungan erat dengan penampilan dan bentuk, dimana keduanya akan baik bila

komposisi dan proporsi karya ini juga baik atau sesuai.

B. Prinsip Desain Untuk mewujudkan suatu karya arsitektur yang indah dengan mengatur,

menata, dan mengkreasikan suatu bentuk desain lanskap harus berpedoman dan

menerapkan prinsip-prinsip desain. Prinsip-prinsip desain terdiri atas:

1) Tema, identik dengan gaya, corak, dan style yang menciptakan unity/kesatuan

(unifying factor) seperti pengulangan (repetition) dari elemen desain.

2) Gradasi, identik dengan irama, rythym, ritme, dan nuansa yang menciptakan

variasi yang maksimal.

3) Kontras, identik dengan aksen, kejutan, point, interest, penyemarak, dominansi,

emphasys, dan focal point yang menciptakan daya tarik tertentu atau puncak

perhatian.

4) Kontrol, identik dengan keseimbangan/balance, restraint, pengendalian diri

sebagai penyeimbang, pengendali, pembatas agar tidak berlebihan atau

kekurangan. Dua jenis keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris (formal) dan

keseimbangan asimetris (informal).

Prinsip desain diterapkan dalam menyusun, menata elemen desain (titik, garis,

bentuk, bidang, ruang, tekstur, warna, cahaya, bayangan, bunyi, dan aroma) dan

elemen lanskap (soft material dan hard material). Desain arsitektur lanskap bertujuan

untuk meningkatkan kualitas lingkungan (kenyamanan, kesehatan, dan ketentraman)

sekitar kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya serta mempertahankan

kelestarian yang memberikan kepuasan hidup secara berkelanjutan.

C. Ruang dalam Tapak Untuk merancang atau mendesain proyek arsitektur lanskap, seorang desainer

lanskap perlu memahami seluk beluk tentang ruang terutama ruang luar (outdoor

space). Manusia bergerak dan selalu berada di dalam ruang. Ruang tidak dapat

Page 55: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

49

dipisahkan dari kehidupan manusia di mana berada, menghayati, berpikir, dan juga

menciptakan ruang untuk menyatakan bentuk dunianya.

Semua kehidupan dan kegiatan manusia sangat berkaitan dengan ruang.

Hubungan antara manusia dengan suatu obyek, secara visual atau yang terlihat,

terdengar, tercium, teraba, dan terasa selalu menimbulkan kesan ruang. Oleh karena

itu, titik tolak perancangan ruang harus selalu didasarkan pada kehidupan manusia.

baik secara dimensional maupun psikologis dan emosional.

1. Pengertian Ruang Ruang dapat didefinisikan sebagai volume dari udara atau atmosfer yang

dapat dinyatakan dengan unsur-unsur fisik dan juga imajinasi visual manusia. Ruang

merupakan suatu wadah yang tidak nyata akan tetapi dapat dirasakan oleh manusia

(Hakim dan Utomo, 2003). Apabila seorang perancang ingin merencanakan sesuatu

pada tapak, perancang tidak hanya bekerja pada suatu bidang datar saja, tetapi

bekerja pada ruang.

Sebagai contoh, suatu tempat bermain untuk anak-anak bukanlah hanya

kumpulan alat-alat bermain pada suatu bidang datar tetapi merupakan kumpulan

ruang yang ditata satu dengan lainnya, sehingga dapat mengkreasikan suatu ruang

yang berguna/berfungsi dan menyenangkan. Suatu “highway” bukan suatu jalan lurus

yang tanpa kesan tetapi haruslah menjadi suatu jalur yang aman, menarik, dan

menyenangkan.

Dalam merencanakan suatu ruang, hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut

(Simonds dan Starke, 2006).

a. Karakter ruang Karakter ruang dapat menimbulkan respon emosi serta mempengaruhi

psikologi manusia yang berada di dalamnya. Suatu ruang dapat menjadi ruang

menakutkan, santai, dinamis, menyenangkan, dan sebagainya.

b. Kualitas ruang Hal penting dari karakter ruang adalah sifat dan suasana yang dikandungnya

dan dinyatakan dalam bentuk kualitas ruang. Sebagai suatu keseluruhan ruang

tersebut dapat digubah sedemikian rupa sehingga mengesankan atau mempengaruhi

perasaan bagi manusia yang berada di dalamnya. Ruang dapat direkayasa seperti

Page 56: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

50

mengubah ruang sehingga memberi kesan meluas, pergerakan terarah, kekosongan,

menyenangkan, dan sebagainya.

c. Ukuran ruang Suatu ruang yang akan dirancang untuk suatu kebutuhan tertentu selalu

dihubungkan dengan fungsi dan aktivitas manusia di dalamnya. Oleh karena itu,

untuk merencanakan dan merancang ruang sebagai wadah suatu kegiatan tertentu

harus memperhatikan kejelasan ukuran ruang tersebut dalam hubungannya dengan

manusia yang mempunyai pengaruh psikologis yang kuat serta perasaan dan

perilaku. Ukuran ruang dapat dibedakan sebagai berikut.

1) Ruang sempit, dengan langit-langit rendah dan intim, orang di dalamnya akan

didorong melakukan kegiatan seperti jongkok.

2) Ruang biasa, dengan langit-langit normal, tidak lapang tetapi tidak sempit, orang

di dalamnya didorong melakukan kegiatan atau aktivitas seperti duduk, bersantap,

dan sifat yang teratur.

3) Ruang luas, dengan langit-langit tinggi, megah, orang di dalamnya didorong

melakukan kegiatan prasmanan yang sifatnya besar, megah, terhormat, dan

agung.

d. Bentuk ruang Dalam merancang suatu ruang, secara ideal dikatakan bahwa “form must

follow function”. Pernyataan ini sebenarnya telah timbul jauh sebelumnya daripada

yang diperkirakan manusia dan memiliki arti lebih dalam. Pernyataan ini masih tetap

terbuka bagi beberapa argumen terkecuali bagi pemikiran estetis yang telah diterima

sebagai salah satu unsure yang tersirat dalam desain selain fungsi.

Seorang desainer dapat membentuk suatu desain yang harmonis, jelas

terlihat, dimengerti baik dalam bentuk bahan maupun dalam pemakaiannya dan

penyelesaiannya. Tidak hanya desain benda pakai yang dapat memberikan

bentuknya disesuaikan dengan fungsi. Akan tetapi, ruang juga direncanakan dengan

ukuran, bentuk, bahan dan penyelesaiannya yang benar-benar mengekspresikan

penggunaannya menjadi wadah yang harmonis.

Page 57: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

51

e. Warna ruang Pandangan dan pemikiran orang-orang pendahulu mengenai warna ruang

dimana manusia telah membiasakan diri dengan warna-warna dari komposisi alam.

Sesuai dengan pandangan tersebut, di dalam pemilihan warna dalam suatu ruang

yang dibentuk oleh manusia, baik ruang dalam maupun ruang luar, perencana

sebaiknya berusaha mengikuti pola komposisi alam tersebut.

f. Ekspresi abstrak suatu ruang Karakter abstrak suatu ruang dapat dicapai melalui pengolahan jenis lanskap

tertentu dan sesuai fungsinya. Sebagai contoh, suatu makam (cemetery park)

mempunyai kesan yang berbeda dengan suatu taman hiburan. Desain taman hiburan

memberi kesan menarik, mengherankan, bentuk dinamis, tekstur dan warna yang

menyenangkan, sedangkan ruang tempat pemakaman memberi kesan perlindungan,

penghiburan, suatu kehidupan yang diam, tenang, dan damai.

2. Elemen Pembentuk Ruang Suatu ruang dalam skala ukuran yang besar mendapatkan sifat dan suasana

dari elemen atau unsur penyusunnya karena masing-masing elemen yang digunakan

akan mempengaruhi karakter ruang tersebut sampai batas tertentu. Oleh karena itu,

penggunaan setiap elemen dalam ruang harus memperhatikan bagaimana hubungan

serta ekspresi kesan yang ditimbulkan oleh kombinasi elemen-elemen tersebut

sehingga sesuai dengan karakter ruang yang diinginkan.

Elemen pembentuk ruang terdiri atas tiga, yaitu bidang dasar/lantai, bidang

atas/atap, dan bidang pembatas/dinding (Hakim dan Utomo, 2003; Budihardjo dan

Sujarto, 2005).

a. Bidang dasar/lantai Bidang dasar atau alas (the base plane, floor) memiliki pengaruh yang sangat

besar dalam pembentukan ruang karena terkait dengan fungsi ruang. Bidang ini

adalah lokasi paling sesuai bagi aktivitas manusia. Permukaan lantai yang

mempunyai sifat bahan berbeda akan membentuk kesan ruang tersendiri.

Permukaan lantai terdiri atas bahan keras (batu, kerikil, pasir, aspal, dan lain-lain)

Page 58: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

52

dan bahan lunak (padang rumput, tanah, dan lain-lain). Perbedaan tinggi suatu

bidang lantai juga akan membentuk kesan dan fungsi ruang yang baru.

b. Bidang atas/atap Bidang atas atau atap/penutup (the overhead plane, ceiling) menimbulkan

kesan ruang yang dapat memberikan efek psikologis dan fisiologis seperti keamanan

dan keterlindungan. Bidang ini terdiri atas dua bentuk, yaitu penutup atap yang masif

dan penutup atap yang transparan. Penutup atap yang masif seperti susunan atap

genting, bidang plafond, dan atap gua, sedangkan penutup atap yang transparan

seperti kanopi pohon dan langit yang terbentang luas.

c. Bidang pembatas/dinding Bidang pembatas ruang/dinding (the verticals, side walls adalah unsur vertikal

suatu ruang, dengan fungsi pembagi dan pembatas ruang. Bidang ini membentuk

bagian-bagian ruang dengan batas berupa dinding sesuai dengan penggunaan

tertentu. Jenis dinding dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu 1) dinding masif atau

dinding yang tertutup, misalnya permukaan tanah yang miring atau vertikal dan

dinding bangunan atau tembok, 2) dinding transparan, misalnya pagar bambu, pohon

atau semak yang renggang, dan 3) dinding semu yang dibentuk oleh perasaan

pengamat setelah mengamati suatu obyek atau keadaan, misalnya garis batas air

sungai atau laut, cakrawala, dan batas lantai trotoar.

Dalam lanskap, elemen pembentuk ruang dapat berfungsi sebagai penutupan

untuk privasi, kontrol pemandangan, pemberi arah dan suasana, dan sebagai elemen

ruang itu sendiri. Penutupan dibutuhkan untuk menciptakan privasi dengan cara

membatasi atau menghilangkan secara psikologi unsur-unsur yang mengganggu.

Perencanaan unsur penutup atau pembatas suatu ruang privasi dapat dicapai

dengan penempatan pembatas lebih bebas memperhatikan kedalaman suatu ruang.

Kualitas penutupan tergantung dari jenis material yang digunakan seperti bahan

keras atau alamiah (dinding cadas), unsur buatan (gelas, keramik, dan sebagainya).

Fungsi lain elemen pembentuk ruang adalah sebagai kontrol pemandangan.

Pemandangan dalam ruang dapat merupakan perluasan untuk melihat obyek yang

jauh sebagai bagian dari ruang tersebut. Untuk perencanaan ruang dalam, tetap

Page 59: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

53

memperhatikan obyek di luar ruang sehingga dapat dimasukkan dalam ruang dengan

cara membuat bukaan kea rah obyek tersebut, memberi bingkai dan pandangan lebih

terfokus ke obyek tersebut secara visual.

Unsur vertikal dapat berfungsi sebagai pemberi arah dan suasana. Suatu

plaza yang kosong akan terasa sangat luas dan apabila ditambah unsur vertikal

seperti pohon, patung, dan bidang dekoratif lain maka kesan luas dapat hilang.

Unsur-unsur vertikal tersebut dapat dibuat member kesan menarik, mendorong,

mengubah suasana, menerima, mengarahkan, dan memberikan tempat bagi aktivitas

sesuai dengan penggunaan yang telah direncanakan.

Elemen vertikal disamping memberi suasana dan derajat penutupan juga

dapat berfungsi sebagai kontrol angin, cahaya, temperatur, dan cahaya. Unsur ini

dapat mengubah atau membelokkan angin atau mengeliminasinya. Sebaiknya

hembusan angin dapat masuk ke ruang untuk menyejukkan atmosfer dalam ruang.

Sinar matahari dapat diperlunak, disaring atau dibiarkan masuk yang akan

memberikan kesan daya hidup kegembiraan di dalamnya.

Tanaman sebagai elemen ruang sangat kuat dalam pembentukan ruang

terutama ruang luar. Pepohonan ada yang tumbuh sendiri/soliter dan ada yang

tumbuh berkelompok dalam deretan teratur yang membentuk massa. Akan tetapi,

dalam perencanaan dan perancangan lanskap yang perlu diperhatikan adalah

hubungan konstruksi dengan tanaman yang ada di sekelilingnya.

3. Ruang Terbuka Ruang terbuka adalah karakter arsitektur dari ruang luar, baik yang

mempunyai batasan maupun terbuka yang berisi struktur elemen lanskap. Ruang

terbuka merupakan keseluruhan lanskap, termasuk perkerasan, jalan, trotoar, taman,

tempat rekreasi, dan sebagainya. Ruang terbuka di perkotaan dapat berbentuk

buatan (man made) dan alamiah (natural).

Ruang terbuka dapat diklasifikasikan berdasarkan kegiatan, bentuk, sifat, dan

kesan fisiknya (Hakim dan Utomo, 2003; Budihardjo dan Sujarto, 2005).

Berdasarkan kegiatan, ruang terbuka dikelompokkan sebagai berikut.

Page 60: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

54

a) Ruang terbuka aktif, adalah ruang terbuka yang mempunyai unsur-unsur kegiatan

di dalamnya, seperti plaza, lapangan olahraga, dan tempat bermain anak.

b) Ruang terbuka pasif, adalah ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengandung

unsur-unsur kegiatan manusia, seperti penghijauan tepian jalur jalan dan

penghijauan bantaran sungai.

Berdasarkan bentuknya, ruang terbuka dikelompokkan sebagai berikut.

a) Ruang terbuka bentuk memanjang (koridor) pada umumya hanya mempunyai

batas pada sisi-sisinya, seperti jalan dan sungai.

b) Ruang terbuka bentuk membulat (kawasan) pada umumnya mempunyai batas di

sekelilingnya, seperti lapangan upacara, area rekreasi, dan lapangan olahraga.

Berdasarkan sifatnya, ruang terbuka dikelompokkan sebagai berikut.

a) Ruang terbuka lingkungan, adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu

lingkungan dan sifatnya umum.

b) Ruang terbuka antarbangunan, adalah ruang terbuka yang terbentuk oleh massa

bangunan dan dapat bersifat umum ataupun pribadi sesuai dengan fungsi

bangunannya.

Berdasarkan kesan fisiknya, ruang terbuka dikelompokkan sebagai berikut.

a) Ruang positif, adalah ruang terbuka yang diolah dengan peletakan massa

bangunan atau obyek yang melingkupi dan memiliki fungsi.

b) Ruang negatif/mati (death space), adalah ruang terbuka yang menyebar dan tidak

berfungsi dengan jelas serta bersifat negatif, biasanya terjadi secara spontan

tanpa kegiatan tertentu. Ruang ini terbentuk dengan tidak direncanakan, tidak

terlingkup, dan tidak dapat digunakan (ruang yang terbentuk dengan tidak

sengaja, ruang yang tersisa). Dalam desain lanskap, ruang negatif sebaiknya

dihindari.

D. Rangkuman Desain dimulai dengan ide (konsep), kemudian dinyatakan dengan bahasa

teknis untuk diterjemahkan oleh pelaksana sehingga terciptalah suatu produk yang

diharapkan dapat dinikmati atau disukai oleh pemakai. Tujuan desain adalah

terciptanya suatu karya yang fungsional dan estetis. Prinsip desain diterapkan dalam

Page 61: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

55

menyusun, menata elemen desain (titik, garis, bentuk, bidang, ruang, tekstur, warna,

cahaya, bayangan, bunyi, dan aroma) dan elemen lanskap (soft material dan hard

material). Dalam desain lanskap, hal pertama yang diperhatikan adalah ruang

terutama ruang luar. Pembentukan ruang dapat dilakukan dengan memanfaatkan tiga

elemen pembentuk ruang, yaitu bidang alas, bidang atap, dan bidang pembatas.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang desain dan pengorganisasian ruang

dalam lanskap, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan

mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan pengertian desain dan prinsip desain.

2. Jelaskan pengertian ruang dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

merencanakan suatu ruang.

3. Jelaskan elemen pembentuk ruang.

4. Jelaskan pengertian dan klasifikasi ruang.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Lakukan penelusuran literatur mengenai desain dan pengorganisasian ruang

dalam lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Prinsip desain yang identik dengan nuansa yang menciptakan variasi yang

maksimal adalah.............

(a) Tema

(b) Gradasi

(c) Kontras

(d) Kontrol

Page 62: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

56

2. Ukuran ruang yang mendorong orang untuk melakukan kegiatan bersifat megah

dan agung adalah ruang.............

(a) Sempit

(b) Biasa

(c) Sedang

(d) Besar

3. Elemen ruang yang dapat memberikan efek psikologis dan fisiologis seperti

keamanan dan keterlindungan adalah bidang.............

(a) Dasar

(b) Atap

(c) Pembatas

(d) Dinding

4. Dinding yang dibentuk oleh perasaan pengamat setelah mengamati obyek atau

keadaan disebut dinding.............

(a) Masif

(b) Tertutup

(c) Transparan

(d) Semu

5. Ruang terbuka yang didalamnya tidak mengandung unsur-unsur kegiatan

manusia disebut ruang terbuka.............

(a) Aktif

(b) Pasif

(c) Positif

(d) Negatif

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 6.

Rumus:

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 63: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

57

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 6. Anda dapat meneruskan pada Bab 7. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 6, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Budihardjo E, D. Sujarto. 2005. Kota Berkelanjutan. Bandung: PT. Alumni.

2. Hakim R, H. Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap,

Prinsip – Unsur dan Aplikasi Desain. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

3. Simonds JO, BW. Starke. 2006. Landscape Architecture, A Manual of

Environmenal Planning and Design. Ed ke-4. New York: McGraw-Hill Book Inc.

D. Kunci Jawaban 1. b

2. d

3. b

4. d

5. b

Page 64: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 7 DESAIN DAN ASPEK VISUAL DALAM LANSKAP

PENDAHULUAN Kualitas suatu lanskap selain ditentukan oleh kualitas fisik dan ekologi, juga

ditentukan oleh kualitas visual. Aspek visual tersebut turut memegang peranan

penting dalam proses perencanaan dan perancangan lanskap. Oleh karena itu,

seorang perancang perlu memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan

mewujudkan visualisasi suatu tempat sesuai dengan tujuan awal perancangan.

Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan

visualisasi suatu lanskap dalam desain lanskap melalui kuliah dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Unsur-unsur desain berperan untuk mewujudkan aspek visual yang diinginkan.

Misalnya secara optik, suatu ruang dapat dibuat agar berkesan lebih luas dengan

penggunaan warna yang terang, tekstur yang halus, atau dengan cara

menyembunyikan batas tepi tapak, dan penggunaan garis-garis horisontal. Kualitas

visual suatu lanskap terkait dengan skala, view, vista, axis, rencana simetris, dan

rencana asimetris.

A. Skala Skala menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang

dengan suatu elemen tertentu yang ukurannya sesuai dengan manusia. Skala dapat

dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut.

1. Skala manusia

Pada skala manusia penekanan diarahkan pada penggunaan ukuran dimensi

manusia atau gerak ruang manusia terhadap obyek atau benda yang dirancang.

Page 65: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

59

Contoh:

a. Patung Pangeran Diponegoro di Taman Monumen Nasional apabila dilihat

pada jarak tertentu akan sulit untuk memperkirakan berapa tinggi patung

tersebut. Akan tetapi, apabila disamping patung tersebut berdiri seseorang

barulah dapat diperkirakan ketinggiannya dengan pemikiran bahwa tinggi

orang tersebut 160 cm.

b. Taman Disneyland dibuat berskala hanya dua pertiga dari ukuran sebenarnya

karena taman ini diperuntukkan bagi anak-anak. Pandangan mata anak-anak

sangat penting dalam perancangan lapangan bermain.

2. Skala generik

Pada skala ini perbandingan diarahkan pada penggunaan suatu elemen atau

ruang terhadap elemen lain yang berhubungan di sekitarnya. Contoh:

a. Perbandingan antara bangunan dengan ukuran tanaman yang ditanam di

sekitar bangunan tersebut harus skalatis, bukan tanaman yang terlalu besar,

atau juga terlalu kecil.

b. Dengan luas area yang cukup luas, berdiri monumen nasional.

3. Skala gambar

Skala gambar atau skala peta yaitu perbandingan perbesaran atau perkecilan

antara gambar atau peta yang dikerjakan dengan mempergunakan satuan ukuran

angka/numerik ataupun grafik. Skala pada bidang gambar atau peta dapat

dinyatakan sebagai berikut.

a. Skala angka atau skala pecahan (numerical scale/fraction scale).

Perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sebenarnya dinyatakan

dalam bentuk angka/pecahan yang sederhana.

Contoh:

Skala 1 : 100 artinya 1 cm di peta/gambar = 100 cm (atau 1 m) keadaan nyata

di lapangan.

Skala 1 : 50.000 artinya 1 cm di peta/gambar = 50.000 cm di lapangan.

b. Skala verbal (skala 1 inci : 1 mil atau skala 1 cm : 1 km)

Jenis skala ini sering digunakan terutama pada peta topografi di Amerika atau

negara-negara lain yang menggunakan satuan buka metrik.

Page 66: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

60

Contoh:

Skala 1 inci : 4 mil artinya 1 inci di peta = 4 mil di lapangan

Skala 1 cm : 5 km artinya 1 cm di peta = 5 km di lapangan.

c. Skala grafik (grafic scale atau bar scale)

Skala ini ditunjukkan oleh garis lurus yang dibagi dalam bagian-bagian yang

sama yang tiap-tiap bagian menunjukkan kesatuan-kesatuan yang sama. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 km

Skala peta 1 cm = 1 km di lapangan, atau 1 : 100.000

Untuk memperbesar atau memperkecil skala peta ada beberapa cara, salah

satunya adalah dengan Square Method yaitu dengan membuat garis bantu

berupa petak-petak atau garis grid pada kertas gambar yang baru. Petak garis

bantu tersebut disesuaikan dengan perbesaran atau perkecilan peta yang

diinginkan.

Contoh:

Pada peta dengan skala 1 : 5.000, dibuat garis petak-petak dengan ukuran 4 cm.

Bila ingin memperkecil menjadi skala 1 : 20.000, maka garis bantu petak yang

dibuat pada kertas gambar baru sebesar: 5.000 dibagi 20.000 kemudian dibagi 4

cm, hasilnya 1 cm.

Skala dalam arsitektur lanskap adalah suatu kualitas yang menghubungkan

elemen bangunan atau ruang dengan kemampuan manusia dalam memahami

bangunan atau ruang tersebut. Pada ruang-ruang yang masih dapat dijangkau

manusia dapat langsung dihubungkan dengan ukuran manusia, tetapi pada ruang-

ruang di luar jangkauan manusia penentuan skala harus didasarkan pada

pengamatan visual dengan membandingkan elemen yang berhubungan dengan

manusia.

Untuk skala ruang dalam lingkungan perkotaan lebih banyak menggunakan

skala manusia dan skala generik. Tiga kriteria dalam skala ruang lingkungan

perkotaan sebagai berikut.

Page 67: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

61

1. Skala ruang intim

Merupakan skala ruang yang kecil sehingga memberikan rasa perlindungan bagi

manusia yang berada di dalamnya. Pada skala ruang kecil keintiman timbul

karena gerak manusia yang sangat terbatas. Misalnya sebuah taman pada

bangunan rumah tinggal cenderung untuk membentuk ruang intim. Pada ruang

intim ini hampir seluruh detail elemen keras dan lunak (tanaman) terlihat jelas.

Oleh karena itu, unsur bentuk, tekstur, warna, dan aroma perlu menjadi

pertimbangan perancangan dalam menerapkan skala ruang kecil.

2. Skala ruang monumental

Merupakan skala ruang yang besar dengan suatu obyek yang mempunyai nilai

tertentu sehingga manusia akan merasakan keagungan dari ruang tersebut.

Manusia akan terangkat perasaan spiritualnya dan terkesan pada keagungan

yang dirasakannya. Misalnya Tugu Monumen Nasional di Jakarta dan patung

Garuda Wisnu Kencana di Bali (Gambar 4).

Gambar 4. Patung Garuda Wisnu Kencana

Foto

: Nur

faid

a (2

007)

Page 68: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

62

3. Skala ruang kota

Merupakan skala ruang yang dikaitkan dengan kota serta lingkungan manusianya

sehingga manusia merasa memiliki atau kerasan pada lingkungan tersebut.

Misalnya suatu plaza kota, ukuran luas plaza sebaiknya minimum sama dengan

bangunan utama dari plaza tersebut, sedangkan maksimum sebaiknya dua kali

bangunan utama. Plaza yang besar dan dikelilingi oleh bangunan kecil menjadi

tidak sesuai skalanya. Demikian pula halnya apabila sebuah obyek menara tinggi

berada di antara rumah-rumah kecil.

4. Skala ruang menakutkan

Pada skala ini obyek bangunan mempunyai ketinggian yang berada jauh di atas

skala ukuran manusia. Perbandingan antara obyek bangunan dan manusia atau

lingkungannya sangat tidak proporsional sehingga menimbulkan kesan

mencekam dan menakutkan bagi manusia yang berada dalam ruang tersebut. Hal

ini akan terasa bila kita berjalan di antara bangunan tinggi dengan jarak antar

bangunan yang berdekatan.

Sudut pandang manusia secara normal pada bidang vertikal adalah 60o, tetapi

apabila orang melihat secara lurus ke depan atau menuju ke titik obyek secara

intensif maka sudut pandangnya berubah menjadi 1o. Apabila orang melihat lurus

ke depan maka bidang pandangan vertikal di atas bidang pandangan horizontal

mempunyai sudut 40o. Orang dapat melihat keseluruhan apabila sudut

pandangannya 27o atau dalam perbandingan jarak bangunan dibagi tinggi

bangunan sama dengan 2 (Gambar 5).

Gambar 5. Bidang batas sudut padang manusia (Sumber: Budihardjo dan Sujarto, 2005)

Page 69: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

63

Untuk membentuk ruang dengan efek tertentu perlu dipertimbangkan

perbandingan antara jarak antar bangunan (distance = D) dengan tinggi bangunan

(high = H) menurut Yoshinobu Ashiara dalam buku Open Spaces. Ruang yang

terbentuk akibat perbandingan D dan H sebagai berikut.

D/H = 1 : ruang terasa seimbang dalam perbandingan jarak dan tinggi

bangunannya.

D/H < 1 : ruang yang terbentuk akan terlalu sempit dan memberikan rasa

tertekan, orang cenderung melihat bangunan sebagai komponen

keseluruhan.

D/H > 1 : ruang terasa agak besar.

D/H > 2 : pengaruh ruang tidak akan terasa.

Perbandingan antara tempat seseorang berdiri (D) dengan obyek tinggi

bangunannya (H) menurut Paul D. Spriegen apabila orang berdiri dengan jarak

sebagai berikut.

D/H = 1 : cenderung memperhatikan detail dari keseluruhan bangunan.

D/H = 2 : cenderung untuk melihat bangunan sebagai sebuah komponen

keseluruhan bersama dengan detailnya.

D/H = 3 : bangunan dilihat dalam hubungan dengan lingkungannya.

D/H = 4 : bangunan dilihat sebagai pembatas ke depan saja.

B. View Untuk menciptakan karya lanskap yang indah, selain ditentukan oleh usaha

perancang yang mempertimbangkan seluruh prinsip-prinsip desain pada

rancangannya, keindahan hasil rancangan juga turut ditentukan oleh aspek visual

dari tempat tersebut (view). View adalah pemandangan yang diamati dari suatu titik

pandang tertentu (vantage point).

View ini harus dimanfaatkan dalam perencanaan dan perancangan taman, dan

untuk dapat dinikmati keberadaannya, view harus: 1) sesuai dengan kebutuhan

manusia, 2) sesuai dengan areal yang tersedia, 3) sesuai dengan fungsi ruang yang

tersedia dan akan digunakan, dan 4) ukuran dan kualitas pemandangan itu sendiri.

Page 70: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

64

Karakteristik view sendiri merupakan suatu gambar yang dibingkai, tema, perubahan

rasa secara dinamis, mempunyai batas ruang pandang, sebagai latar belakang, dan

sebagai setting untuk arsitektur (Gambar 6).

Gambar 6. View sebagai latar belakang (Sumber: Simonds dan Starke, 2006)

Untuk memanfaatkan view pada perancangan lanskap, seorang perancang

harus mempertimbangkan aspek faktor kesesuaian dan perlakuan desain terhadap

view.

1. Faktor kesesuaian

View adalah tema yang dapat memberikan nilai tambah terhadap ruangan atau

menambah nilai/kualitas dari fungsi sebelumnya atau fungsi yang telah dibuat.

2. Perlakuan desain terhadap view

View yang bagus tidak selalu merupakan pemandangan penuh, bahkan view

biasanya lebih baik jika dibingkai atau dilihat dari suatu screen (Gambar 7). Akan

tetapi, peletakan suatu obyek pada suatu view terkadang juga dapat mengganggu

kualitas view suatu tapak (Gambar 8). Oleh karena itu, perancangan lanskap

sebaiknya mempertimbangkan dengan baik perlakuan desain terhadap view.

Page 71: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

65

Gambar 7. View yang dibingkai terlihat lebih baik (bawah) dibanding pemandangan penuh (atas) (Sumber: Simonds dan Starke, 2006)

View dapat merupakan good view, yaitu suatu kualitas pemandangan/view yang

baik dan luas; dan juga dapat berupa bad view, yaitu pemandangan/view yang

tak tertata dengan baik. Pemandangan yang baik harus dimaksimumkan

keberadaannya, dan pemandangan yang kurang baik atau jelek harus

diminimumkan.

Gambar 8. Obyek yang ganjil yang diletakkan pada suatu view dapat mengganggu minat (Sumber: Simonds dan Starke, 2006)

Page 72: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

66

C. Vista Vista adalah suatu pandangan yang terbatas, biasanya mengarah ke suatu

titik perhatian (vocal point). Vista merupakan suatu pemandangan atau view yang

baik dan indah. Biasanya merupakan suatu fitur/gambaran/pemandangan/bentukan

yang dominan dari suatu tapak atau wilayah.

Vista dapat berupa vista alami (natural vista) dan vista buatan (artificial vista,

structural vista). Vista ini merupakan suatu titik pusat dari perencanaan taman, dan

pada lanskap dikenal istilah “bingkai alam” yang merupakan suatu bentukan vista

yang indah dan sebaiknya dimanfaatkan.

View dan vista saling berhubungan satu sama lain. Akan tetapi, masing-

masing memiliki karakteristik yang berbeda. View adalah suatu pemandangan yang

diamati, sedangkan vista adalah segmen yang dibingkai dari suatu view, dimana

bingkai dan vista harus dapat dipertukarkan (Gambar 9). Karakteristik vista yang

dapat dipertimbangkan dalam desain, yaitu: suatu titik akhir perencanaan (terminus),

bingkai alam (enframement), dan perwujudan yang progresif.

Dalam perencanaan lanskap, view dan vista dapat dilaksanakan secara axis,

simetris, dan asimetris.

1. Axis

Axis (terpusat, radial, center) adalah suatu garis yang menghubungkan dua titik

atau lebih. Axis dapat terbentuk tidak beraturan dan dapat dibengkokkan atau

dibelokkan. Seringkali kekuatan axis menggambarkan kekuatan dari suatu

terminus (Gambar 10).

Axis memiliki karakteristik, antara lain, terminus sebagai pembangkit pergerakan

axial, seringkali obyek pendamping sebagai elemen yang kuat, dan axis dapat

simetris tetapi biasanya tidak (Gambar 11). Axis juga dapat berfungsi sebagai

pemersatu elemen-elemen yang berbeda. Karakteristik tambahan lainnya, yaitu

vista mayor dan minor tidak harus tegak lurus, vista mayor dan minor dapat

berfungsi sebagai area atau volume seperti juga pendekatan garis, terminus dari

vista dapat berupa suatu ruang seperti juga obyek, dan terminus dalam suatu

struktur terkadang satu atau tiga pembukaan lebih baik dari satu (Gambar 12).

Page 73: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

67

Gambar 9. Vista sebagai segmen yang dibingkai dari suatu view (Sumber: Simonds dan Starke, 2006)

Page 74: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

68

Gambar 10. Axis yang tidak beraturan, dibelokkan, dan kekuatan axis menggambarkan terminus (Sumber: Simonds dan Starke, 2006)

Gambar 11. Karakteristik axis (Sumber: Simonds dan Starke, 2006)

Foto

: Nur

faid

a (2

008)

Page 75: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

69

Gambar 12. Karakteristik tambahan (Sumber: Simonds dan Starke, 2006)

2. Rencana Simetris

Adalah perencanaan yang unsur-unsurnya seimbang terhadap titik pusat atau

pada sisi-sisi daripada suatu sumbu. Keseimbangan dapat berupa titik atau area,

axis, bilateral, trilateral, multilateral, dan quadrilateral (Gambar 13).

Gambar 13. Jenis keseimbangan simetris (Sumber: Simonds dan Starke, 2006)

Page 76: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

70

Kesan yang ditimbulkan dari rencana simetri, yaitu simetri yang dinamis, simetri

yang tegas, dan simetri yang alami.

Kedinamisan dibentuk oleh:

a. Unsur-unsurnya berhubungan erat.

b. Kualitas kestabilan dibentuk dari keseimbangan komposisi.

c. Kelengkapan obyek.

d. Interval dan ritme.

Ketegasan dibentuk oleh:

a. Formalitas pola.

b. Emphasis.

c. Kesatuan pola, yaitu pengaruh dibentuk oleh seluruh obyek bukan masing-

masing obyek.

d. Hubungan antar unsur dalam tapak dan antar tapak dengan lingkungan luar

yang harmonis.

Kealamiahan dibentuk oleh (Gambar 14):

a. Rencana pola yang terstruktur.

b. Pembagian fitur tapak.

c. Pembagian fungsi tapak.

Gambar 14. Simetri yang alami (Sumber: Simonds dan Starke, 2006)

Page 77: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

71

3. Rencana Asimetris

Adalah perencanaan yang bebas dari kekakuan, mempunyai hubungan yang erat

dan harmonis terhadap alam. Karakteristik rencana asimetri sebagai berikut.

a. Keseimbangan visual, yaitu komposisi visual yang lengkap dan seimbang

serta merupakan hasil kerjasama dari keseimbangan bentuk, bobot, dan

warna (Gambar 15).

b. Perencanaan asimetris, yaitu kedekatan hubungan dengan alam yang

harmonis, menyajikan kualitas lanskap yang tampak alami, sirkulasi yang

bebas, dan pemandangan yang bervariasi (Gambar 16).

c. Pertumbuhan organik, yaitu pola yang dibentuk mengikuti model pertumbuhan

organik.

d. Perencanaan organik, yaitu dasar dari pengembangan rencana tapak, isi, dan

bentuk tapak.

e. Penggunaan dari asimetris, yaitu sesuai digunakan dalam perencanaan

wilayah yang berskala besar.

Gambar 15. Keseimbangan simetris dan asimetris (Sumber: Simonds dan Starke, 2006)

Page 78: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

72

Gambar 16. Contoh keseimbangan visual

D. Rangkuman Untuk menghasilkan rancangan yang baik, perancang sebaiknya juga

menguasai aspek visual. Aspek visual suatu lanskap terkait dengan skala, view, dan

vista. Skala terdiri atas skala manusia, skala generik, dan skala gambar. View dan

vista saling berhubungan satu sama lain. Dalam perencanaan dan perancangan

lanskap, view dan vista dapat dilaksanakan secara axis, simetris, dan asimetris.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang pekerjaan lanskap, Anda perlu

mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan mendiskusikannya dengan kawan-kawan

Anda!

1. Jelaskan yang dimaksud skala dan pembagian skala.

2. Jelaskan perbedaan view dan vista serta karakteristik masing-masing.

3. Jelaskan yang dimaksud perencanaan simetris dan asimetris.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Lakukan penelusuran literatur mengenai desain dan aspek visual dalam lanskap

melalui sumber bacaan dan internet.

Foto

: Nur

faid

a (2

008)

Page 79: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

73

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Skala yang diarahkan pada penggunaan ukuran dimensi manusia atau gerak

ruang manusia terhadap obyek atau benda yang dirancang adalah

skala.............

(a) Manusia

(b) Generik

(c) Gambar

(d) Angka

2. Perbandingan antara bangunan dengan ukuran tanaman yang ditanam di

sekitar bangunan tersebut menunjukkan skala.............

(a) Manusia

(b) Generik

(c) Gambar

(d) Angka

3. Skala 1 : 500 artinya adalah.............

(a) 1 cm di peta/gambar = 500.000 cm di lapangan

(b) 1 cm di peta/gambar = 500 cm di lapangan

(c) 1 cm di peta/gambar = 500 m di lapangan

(d) 1 cm di peta/gambar = 50 m di lapangan

4. Segmen yang dibingkai dari suatu disebut.............

(a) Skala

(b) View

(c) Vista

(d) Axis

5. Kedinamisan pada suatu lanskap dapat dibentuk oleh.............

(a) Emphasis

(b) Formalitas pola

(c) Interval dan ritme

(d) Pembagian fitur tapak

Page 80: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

74

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 7.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 7. Anda dapat meneruskan pada Bab 8. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 7, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Budihardjo E, D. Sujarto. 2005. Kota Berkelanjutan. Bandung: PT. Alumni.

2. Hakim R, H. Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap,

Prinsip – Unsur dan Aplikasi Desain. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

3. Simonds JO, BW. Starke. 2006. Landscape Architecture, A Manual of

Environmenal Planning and Design. Ed ke-4. New York: McGraw-Hill Book Inc.

D. Kunci Jawaban 1. a

2. b

3. b

4. c

5. c

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 81: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 8 DESAIN DAN POLA SIRKULASI DALAM LANSKAP

PENDAHULUAN Suatu ruang atau tempat tidak akan punya arti tanpa adanya sirkulasi. Sejak

manusia pertama kali menarik garis jalan melintasi tanah, rute-rute perjalanan telah

menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan sirkulasi

mengakibatkan ruang untuk pergerakan manusia dan kendaraan menempati lebih

dari seperempat lahan di daerah perkotaan. Dalam desain lanskap, pola sirkulasi

merupakan fungsi utama dari setiap proyek karena menentukan tingkat, urutan, dan

sifat dari pengalaman yang dirasakan oleh pengguna.

Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengatur pola

sirkulasi dalam desain lanskap melalui kuliah dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Umumnya suatu ruang atau tempat tidak akan berarti apa-apa kecuali apabila

manusia mendapatkan pengalaman darinya. Suatu tempat, ruang, atau sumber daya

yang bernilai setinggi apapun tidak akan mempunyai arti tanpa adanya sirkulasi.

Pergerakan dikenali sebagai perpindahan (transmit) manusia, barang, jasa, dan

informasi melalui jalur atau pola sirkulasi yang mengantarkan sesuatu dari suatu titik

menuju (to), melalui (through), melintasi (over), menerobos (under), mengitari

(around) suatu titik, wilayah, atau ruang baik secara berjalan, berkuda, berkendaraan,

menggunakan pesawat, atau perangkat penggerak dan pemindah lainnya.

Setiap obyek atau tapak (site) hadir dalam 4 dimensi (4D), yaitu waktu

(dimensi ke-4) dan ruang (dimensi ke-3). Suatu struktur obyek, tapak (yang 3D ini)

sulit dikenali secara utuh, hanya dari satu sudut pandang, tetapi perlu melalui suatu

pola aliran (motion) pengamatan yang melibatkan serangkaian indera (sight, taste,

smell, touch, dan hearing) dari setiap sudut yang hampir tanpa batas. Suatu

Page 82: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

76

pengalaman (experience) diperoleh hampir selalu melalui suatu proses pergerakan

yang melibatkan orang atau sesuatu yang menerima pengalaman.

Jejaring sirkulasi (circulation network) terdiri atas jalan, rel, kanal, jalan

setapak, koridor, kabel, terowongan. Secara proporsional, kapasitas sirkulasi menjadi

ukuran tingkat aktivitas (ekonomi dan budaya), penggunaan, dan pemanfaatan suatu

ruang, tempat, atau penggunaan lahan. Faktor aksesibilitas merupakan prasyarat

untuk mencapai dan menggunakan suatu ruang, tempat, atau peruntukan.

Suatu obyek dengan setting ruang berdasarkan konsep desain yang

melatarbelakangi dapat mengarahkan pola sirkulasi yang terjadi. Pentingnya

mereorganisasi atau merevolusi pandangan visual (visual habit) tidak saja dalam

konteks seni tetapi juga dalam pengalaman pergerakan yang akan diperoleh.

Manusia dalam hal ini pengguna, tidak akan merasa sebagai benda yang terisolasi

dalam ruang tetapi terdapat dalam suatu pergerakan yang mengandung struktur, pola

keteraturan (order), dan keterhubungan (relatedness) dengan peristiwa kontekstual

dalam ruang-waktu.

A. Kinematika Pergerakan Kinematika pergerakan untuk mencapai suatu titik, wilayah, dan ruang dapat

memiliki beragam pola, antara lain, berkelok-kelok (meandering), langsung (direct),

melingkar (in-circling), melewati (passing), kembali (running), berpencar (diverging),

dengan selaan (with interference), dan menghimpun (congregating) (Gambar 17).

Kecepatan dari pergerakan bervariasi dari gerak lambat (merayap,

merangkak) hingga gerak cepat (kilat). Sifat gerak yang dapat ditampilkan, antara

lain, sifat menenangkan (soothing), sifat mencengangkan (startling), sifat

mengagetkan (shocking), sifat bertahap-tahap (sequential), sifat bertingkat-tingkat

(hieratic), dan sifat mengalir (flowing) (Hakim dan Utomo, 2003). Perpaduan antara

kecepatan gerak dan sifat pergerakan terhadap suatu subyek akan menghasilkan

respon emosional tertentu sehingga harus menjadi pertimbangan dan dikendalikan

dengan hati-hati. Oleh karena itu, pergerakan yang terjadi haruslah akomodatif dan

menimbulkan rasa nyaman bagi pengguna.

Page 83: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

77

1. Manusia dan Pergerakan Dalam bergerak, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi manusia untuk

cenderung bergerak, menolak bergerak, dan beristirahat. Faktor-faktor yang

mendorong manusia untuk cenderung bergerak, antara lain, sebagai berikut.

1) Apabila ada sesuatu yang menyenangkan

2) Apabila ada benda-benda yang diinginkan

3) Apabila sedikit mempunyai halangan

4) Adanya tanda atau petunjuk yang jelas dan mengarah

5) Apabila sesuatu mempunyai kegunaan atau daya tarik

6) Apabila ada sesuatu yang berbeda

7) Menuju suatu titik yang mempunyai warna dan tekstur terkuat

8) Apabila ada ruang-ruang yang menyenangkan

9) Apabila ada rasa petualang, dan sebagainya (Gambar 18).

Meandering Direct Curvilinier Erratic Looping

Passing In-circling Dispersing Congregating

Rounding Returning Diverging Homing

Gambar 17. Beragam pola pergerakan (Simonds dan Starke, 2006)

Page 84: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

78

Gambar 18. Faktor-faktor yang mendorong manusia cenderung bergerak (Simonds dan Starke, 2006)

Faktor-faktor yang merangsang manusia untuk menolak bergerak, antara lain,

sebagai berikut.

1) Ada rintangan

2) Ada sesuatu yang tidak menyenangkan

3) Ada sesuatu di luar perhatian

4) Ada sesuatu gesekan

5) Ada sesuatu kekerasan

6) Ada permukaan yang curam

7) Ada sesuatu yang monoton, dan sebagainya.

Faktor-faktor yang mendorong manusia untuk beristirahat, antara lain, sebagai

berikut.

1) Kondisi kenikmatan dan kesenangan

2) Kesempatan untuk menangkap view, obyek atau detail yang jelas

3) Ada halangan untuk bergerak

4) Terlibat dalam keadaan tanpa tujuan

5) Kesempatan untuk sesuatu yang bersifat pribadi

6) Kesempatan untuk konsentrasi

7) Ketidakmampuan untuk maju, dan sebagainya.

Page 85: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

79

2. Pengaruh Jarak pada Sirkulasi Faktor jarak merupakan penghalang pencapaian yang dapat mengganggu

pola sirkulasi yang diterapkan. Jarak yang terlalu jauh menyebabkan pola sirkulasi

yang direncanakan tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan sehingga pengguna

harus mengeluarkan sejumlah energi untuk melewatinya. Oleh karena itu, tugas

desainer lanskap untuk memperkecil halangan tersebut, apalagi bila sirkulasi tersebut

terkait dengan faktor kecepatan dan pertimbangan ekonomi.

Faktor jarak dapat diatasi dengan menerapkan pola sirkulasi yang bersifat

langsung dan praktis. Selain itu, dapat ditempuh cara lain, antara lain, rute

pergerakan harus sesuai kapasitas arus, faktor kecepatan dan volume lalu lintas

harus diakomodasi, ragam pelalulintas dan kecepatan harus diklasifikasi dan dipisah

(Gambar 19), arus memotong harus dihindari, keamanan harus diutamakan dalam

segala bentuk sirkulasi, obyek dan elemen jalur lalu lintas harus langsung dan efisien

yang mencerminkan dan mengakomodir kebebasan bergerak.

3. Modulasi Ruang Dalam rencana tata ruang dihasilkan ruang dengan kualitas yang harmonis,

atau unity sebagai suatu gubahan ilmiah dan seni. Ruang-ruang yang dihasilkan

tersebut secara sekuensial mempunyai harmoni dalam transisi dari satu ruang ke

ruang lain sehingga tercipta suatu harmoni dalam pengalaman yang diperoleh secara

sequensis dari modulasi-modulasi ruang. Pergerakan dari satu ruang ke ruang lain

menciptakan suatu pengalaman sequensis dari transisi space-to-space.

Transisi dalam suatu pergerakan sering sangat powerful sehingga mampu

mengantarkan perubahan dalam penggunaan dan suasana dari beragam ruang

dengan sequensis yang halus. Misalnya, perubahan dalam ukuran mosaik

perkerasan dari dekat-menjauh, pergerakan ke luar (tekstur permukaan dari besar

menjadi halus, warna panas dari merah, oranye, kuning menjadi warna teduh, hijau,

ungu, dan kelabu), dan perubahan aroma dari lemah menjadi kuat, misalnya pada

Taman Borobudur.

Page 86: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

80

Gambar 19. Pemisahan jalur kendaraan dan pejalan kaki

4. Sequence

Sequence sebagai suatu pengalaman yang akan datang dan pengalaman

sebelumnya mempunyai kontinuitas. Sequence tidak berarti, kecuali dialami

langsung, sedangkan kebalikannya pengalaman adalah suatu sequence.

Kebanyakan dari pengalaman manusia adalah sequence yang direncanakan atau

tidak direncanakan. Sequence ditandai oleh ritme, pengulangan-pengulangan bentuk,

warna, ukuran, dan sebagainya. Dalam perencanaan, sequence dapat

mempengaruhi pergerakan, dimana sequence dapat memberi arah dan klimaks

(Gambar 20).

B. Sirkulasi Pejalan Kaki

Sirkulasi pedestrian bagaikan aliran air, mengalir ke arah arus yang bebas

hambatan. Pejalan kaki cenderung melalui jarak terpendek dari suatu titik ke titik

sehingga dalam mendesain sirkulasi sebaiknya perancang memperhatikan faktor

jarak tersebut. Contoh pada suatu lapangan rumput terkadang ditemukan rumput

yang rusak karena sering dilewati oleh pejalan kaki yang mengambil jalan pintas

(Gambar 21). Persimpangan sebagai pusat pertemuan dapat dimanfaatkan untuk

aktivitas.

Foto

: Nur

faid

a (2

007)

Page 87: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

81

Gambar 20. Pola-pola sequence (Simonds dan Starke, 2006)

Gambar 21. Lapangan rumput yang rusak karena jalan pintas pejalan kaki

Foto

: Nur

faid

a (2

007)

Page 88: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

82

Ketika berjalan masih merupakan alat bergerak yang paling sering dilakukan,

kebanyakan tempat dan ruang terlihat melalui sirkulasi pedestrian pada level

pandang setinggi mata. Benda, obyek, ruang, dan tempat dieksplor indera dengan

perubahan transisi yang halus.

Sirkulasi pedestrian yang bergerak pada bidang dasar sensitif terhadap tekstur

permukaan, yang akan menentukan jenis sirkulasi dan kecepatannya. Tekstur

tertentu tidak saja akan menentukan jenis kelas penggunaan tetapi juga mempunyai

daya tarik. Misalnya, tekstur dari permukaan bersalju untuk ski dan sepatu salju,

tekstur pasir untuk sandal, rumput untuk sepatu sport, concrete untuk sepatu kerja,

dan ragam tekstur seperti kerikil, kerakal, serta koral untuk jalur reflexology.

C. Sirkulasi Kendaraan Bermotor Manusia sangat tergantung pada kendaraan bermotor untuk sampai dan pergi

dari rumah, sekolah, toko, atau tempat lainnya. Hal ini disebabkan oleh jarak berjalan

kaki yang terlalu jauh, kondisi lalu lintas yang terlalu berbahaya, dan kondisi

lingkungan yang seringkali tidak menyenangkan. Oleh karena itu, desain sirkulasi

kendaraan di jalan raya ditujukan untuk menciptakan akses atau jalan masuk ke

suatu lahan atau bangunan, menciptakan suatu hubungan antar tata guna lahan yang

ada, dan memberikan suatu jalur pergerakan baik bagi orang maupun barang (Haris

dan Dines, 1988).

Berdasarkan peranannya, jalan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok

sebagai berikut (Harris dan Dines, 1988).

1) Jalan arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan

jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, volume satuan angkutan rata-rata besar,

dan jalan masuk dibatasi secara efisien.

2) Jalan kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian

dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang dengan volume satuan angkutan dan

kecepatan rata-rata sedang, serta jumlah kendaraan masuk dibatasi.

3) Jalan lokal, yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri

perjalanan jarak pendek dengan kecepatan rata-rata rendah dan volume satuan

angkutan rata-rata kecil, serta jumlah jalan masuk dibatasi.

Page 89: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

83

Pembagian tipe jalan sebagai berikut (Chiara dan Koppelman, 1976).

1) Jalan utama, yaitu jalan yang memberikan kesatuan untuk wilayah dan sekitarnya,

dengan lebar badan jalan 120-150 kaki.

2) Jalan sekunder, yaitu jalan yang memberikan pelayanan utama dengan lebar

badan jalan 80 kaki.

3) Jalan kolektor, yaitu jalan interior utama dengan lebar badan jalan 64 kaki.

4) Jalan lokal, yaitu jalan servis setempat yang tidak mengakibatkan jalan menerus,

lebar badan jalan 50 kaki.

5) Cul-de-sac, yaitu jalan terbuka hanya pada satu sisi yang dilengkapi dengan

sebuah lingkaran putar pada satu sisinya.

Menurut Simonds dan Starke (2006), pada sirkulasi kendaraan terjadi friksi

lalulintas yang cenderung meningkat. Jalan bebas hambatan, jalan, dan jalur

kendaraan bermotor lain merupakan elemen rencana yang harus dipertimbangkan

sebagai garis berbahaya. Jalan dan persimpangan (intersection) merupakan garis

dan titik-titik potongan kecelakaan dan kematian. Jalur bebas hambatan sering kali

memotong lanskap secara bebas sehingga kota dan perdesaan terfragmentasi

menjadi bagian-bagian yang senseless oleh sejumlah jalur jalan. Jalur jalan harus

direncanakan dengan penyatuan seluruh sistem, aman, efisien, berfungsi sebagai

rute sirkulasi dan penghubung serta menciptakan pengalaman menyenangkan dalam

pergerakan dari titik ke titik. Gambaran pola-pola jalan dan model persimpangan jalan

raya dapat dilihat pada Gambar 22 dan 23.

Gambar 22. Pola-pola jalan (Chiara dan Koppelman, 1976)

Page 90: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

84

Gambar 23. Model persimpangan jalan raya (Gallion dan Eisner, 1994)

Dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan jalan

terutama di daerah persimpangan, yaitu (1) pendekatan melalui pengemudi dan (2)

pendekatan melalui badan jalan. Pendekatan melalui pengemudi dengan

memperhatikan dan memperhitungkan batas kemampuan dan kebiasaan perilaku

manusia dalam desain sistem sirkulasi kendaraan. Keberagaman kemampuan dan

kebiasaan tersebut seperti: jarak pandang, keahlian dan respon pengemudi, tingkat

kecemasan, konsentrasi, dan jenis kelamin akan mempengaruhi sikap pengemudi.

Pendekatan melalui badan jalan dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya

sebagai berikut.

1) Menciptakan struktur fisik jalan yang baik dari segi tekstur jalan, warna yang tidak

silau, sederhana dan ada batas yang jelas dengan pinggir jalan.

Page 91: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

85

2) Menghadirkan bentukan-bentukan tertentu (focal point) yang memberikan

identitas jalan pada tempat tersebut.

3) Memberikan suatu transisi yang nyaman.

4) Memaksimumkan nilai lanskap yang dimiliki daerah tersebut sehingga jalan

dibangun untuk menjaga dan memberikan tampilan terbaik dan pemandangan

yang harmonis.

5) Jalan yang memberikan kenyamanan, kepuasan, dan menyenangkan pengemudi

dan pengguna jalan lainnya.

Setiap jalur jalan didesain secara unik dan memiliki karakter fungsional dan

regional. Perencanaan sirkulasi kendaraan untuk tiap jenis dan besaran sebaiknya,

antara lain, merencanakan kelurusan jalan secara logis, mengakomodasi kebutuhan

lalu lintas, melindungi sistem alami dari lingkungan sekitar, desain untuk stabilitas,

menyediakan fitur-fitur untuk keselamatan, menggunakan tanaman indigenous, dan

memaksimalkan nilai-nilai lanskap.

Daerah pintu masuk merupakan bagian integral dari jalur pencapaian dan

struktur bangunan atau penggunaan lahan. Daerah pintu masuk ini merupakan

awal/akhir dari satu bagian, mengenalkan bagian lain dan menyatukan keduanya.

Desain jalur masuk ini harus, al. jika memungkinkan direncanakan dengan one-way

loop dan desain yang disesuaiakan dengan kondisi iklim.

Area parkir merupakan bagian penting penghubung jalur sirkulasi dan jalur

pencapaian. Desain untuk keamanan dan efisien sebagai tempat penyimpanan.

Desain harus mengakomodatif dan terwujud secara jelas, yaitu dengan menguji

berbagai kemungkinan rencana, melindungi area parkir, mempertimbangkan

penggunaan ganda, mengakomodasikan untuk berbagai jenis kendaraan, terdapat

pemisahan jalur, dan merencanakan akses darurat.

D. Jalur Sirkulasi Lain 1. Kereta Api (Railway)

Jalur kereta api dikenal juga sebagai rapid transit. Jalur ini merupakan

penghubung antar kota yang disebut kereta komuter. Karaktertistik kereta api adalah

berjalan dengan roda besi atau roda ban. Kelebihannya dapat mengangkut

Page 92: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

86

penumpang dalam jumlah besar. Akan tetapi, terdapat juga kegagalan dalam

menggunakan rapid transit yang disebabkan, antara lain, komunitas yang dilayani

terlalu besar, transit tidak langsung berhubungan, kapasitas stasiun tidak mencukupi,

dan pemandangan/penghalang yang dilewati jelek.

Area transit memiliki potensi karena pergerakan massa pengguna yang tinggi

terjadi di antara kawasan konsentrasi permukiman dan pusat aktivitas regional yang

merupakan potensi. Potensi tersebut adalah dalam hal keamanan, penghematan

waktu, luas lahan, dan energi.

2. Air Pergerakan di atas air mempunyai karakter fluida dan bergelombang serta

tidak mempunyai jalur yang tetap. Pergerakan yang dilakukan dengan perahu nyaris

tanpa adanya friksi. Obyek dan tempat yang ditinggalkan, dilalui, dan dituju

merupakan jalur pergerakan yang tenang, kecuali dalam pelayaran yang berombak.

Jarak pandang pada pergerakan melalui air adalah jauh dan menengah. Secara

visual menyajikan latar belakang panorama pemandangan yang semakin didekati

akan semakin jelas detail obyek.

3. Udara Pergerakan di udara menyajikan pandangan terbuka mosaik lanskap dengan

berbagai jenis land cover, seperti hutan, bukit, danau, sungai, lahan pertanian, dan

sebagainya. Pergerakan ini memberikan sudut pandang lanskap secara sinoptic

view. Pandangan menyeluruh dan kontinyu akan memberikan gambaran adanya

hubungan setiap obyek, ruang, atau tempat secara keseluruhan.

E. Rangkuman Dalam mendesain pola sirkulasi, desainer lanskap harus memperhatikan faktor

kinematika pergerakan mencakup hubungan manusia dan pergerakan, pengaruh

jarak pada sirkulasi, modulasi ruang, conditioned perception, dan sequence. Desain

pola sirkulasi terdiri atas sirkulasi pejalan kaki, sirkulasi kendaraan bermotor, dan

jalur sirkulasi lain (kereta api, air, dan udara).

Page 93: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

87

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang desain dan pola sirkulasi dalam

lanskap, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan mendiskusikannya

dengan kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan yang dimaksud kinematika gerakan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

2. Jelaskan karakteristik sirkulasi pejalan kaki.

3. Jelaskan karakteristik sirkulasi kendaraan bermotor.

1. Jelaskan karakteristik dari jalur sirkulasi kereta api, air, dan udara.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Lakukan penelusuran literatur mengenai desain dan pola sirkulasi dalam lanskap

melalui sumber bacaan dan internet.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Faktor-faktor yang dapat merangsang manusia untuk menolak bergerak

adalah.............

(a) Apabila ada sesuatu yang menyenangkan

(b) Apabila sedikit mempunyai halangan

(c) Ada sesuatu yang tidak menyenangkan

(d) Ada sesuatu yang berbeda

2. Faktor jarak sebagai penghalang pada sirkulasi dapat diatasi dengan

cara.............

(a) Ragam pelalu lintas dipisah

(b) Dibuat arus memotong

(c) Kapasitas arus digabung

(d) Pola sirkulasi berbelok-belok

Page 94: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

88

3. Suatu pengalaman yang akan datang dan pengalaman sebelumnya yang

mempunyai kontinuitas disebut.............

(a) Sequence

(b) Modulasi ruang

(c) Klimaks

(d) Ritme

4. Jalur sirkulasi yang memiliki karakteristik pengguna sensitif terhadap tekstur

permukaan adalah sirkulasi.............

(a) Pedestrian

(b) Kendaraan bermotor

(c) Kereta api

(d) Air

5. Jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian dengan ciri-ciri

perjalanan jarak sedang dengan volume satuan angkutan dan kecepatan rata-

rata sedang, serta jumlah kendaraan masuk dibatasi disebut jalan.............

(a) Arteri

(b) Kolektor

(c) Sekunder

(d) Lokal

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 8.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 95: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

89

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 8. Anda dapat meneruskan pada Bab 9. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 8, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Chiara J, LE. Koppelman. 1997. Standar Perencanaan Tapak. Hakim J,

penerjemah. Jakarta: Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Site Planning

Standards.

2. Gallion AB, S. Eisner. 1994. Pengantar Perancangan Kota, Desain dan

Perencanaan Kota. Sussongko, J. Hakim, penerjemah. Jakarta: Penerbit

Erlangga. Terjemahan dari: The Urban Pattern, City Planning and Design.

3. Hakim R, H. Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap,

Prinsip – Unsur dan Aplikasi Desain. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

4. Haris CW, T. Dines. 1988. Time Saver Standards for Landscape Architecture.

New York: McGraw-Hill Book Inc.

5. Simonds JO, BW. Starke. 2006. Landscape Architecture, A Manual of

Environmenal Planning and Design. Ed ke-4. New York: McGraw-Hill Book Inc.

D. Kunci Jawaban 1. c

2. a

3. a

4. a

5. b

Page 96: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 9 DESAIN DAN KOMPOSISI STRUKTUR DALAM LANSKAP

PENDAHULUAN Struktur dalam lanskap merupakan salah satu elemen pembentuk yang dapat

mendukung fungsi dan memperindah penampilan suatu taman. Perencanaan lanskap

yang baik harus mempertimbangkan komposisi struktur dalam suatu ruang sehingga

tercipta keseimbangan yang proporsional antara struktur dan elemen taman lainnya.

Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengatur komposisi

struktur dalam desain lanskap melalui kuliah dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Struktur dalam lanskap merupakan elemen pembentuk atau bagian dari ruang

yang terdiri dari elemen lunak atau material alami baik hidup maupun mati dan

elemen keras baik alami maupun buatan. Misalnya halaman depan (entrance area)

sebaiknya direncanakan sebagai bagian integral dari struktur lanskap. Tujuannya

untuk menarik perhatian, sebagai ruang penerima tamu, dan persiapan untuk masuk

ke dalam ruang yang dituju.

Struktur dan ruang terbuka sebaiknya direncanakan pada waktu yang sama

karena ruang terbuka merupakan bagian integral dari struktur. Apabila manusia

sebagai pengguna dari ruang luar ke atau masuk sebuah ruangan, sebaiknya

pengguna tersebut mengalami suatu perubahan yang menyenangkan. Atau ketika

melewati halaman depan, orang harus mempunyai perasaan “memasuki rumah”.

Struktur ruang luar (eksterior) dan struktur ruang dalam (interior) sebaiknya

merupakan suatu kesatuan yang kontinu/berkesinambungan. Potensi alamiah yang

perlu dipertimbangkan dalam perancangan ruang luar adalah pemanfaatan cahaya

matahari yang cemerlang, hembusan angin, dan lain-lain. Bangunan yang letaknya

tidak beraturan dapat dibuat lebih menyenangkan dengan cara penambahan atau

Page 97: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

91

pembangunan tembok, pagar, bidang-bidang, dan deretan pohon (perdu) sehingga

mengikat komposisi struktur yang tidak teratur tersebut menjadi suatu kesatuan yang

harmonis. Perancangan struktur yang dikomposisikan secara maksimal akan

menghasilkan ekspresi pemandangan yang menyenangkan.

A. Komposisi dari Struktur

Hal penting dalam mendesain struktur adalah komposisi. Misalnya jika

seorang desainer lanskap akan meletakkan bangunan atau struktur di atas tanah

datar, berapa banyak alternatif peletakan struktur? Jawabannya terdapat beberapa

alternatif dalam meletakkan struktur pada suatu tapak (Gambar 24).

Seorang desainer lanskap harus merencanakan dengan baik hubungan antara

bangunan dengan ruang-ruang yang tersebar di sekelilingnya. Misalnya, hubungan

bangunan dengan halaman depan, dua bangunan yang saling berhadapan atau

berseberangan, di antara tempat pejalan kaki terdapatnya deretan pohon atau

kelompok struktur dalam ruang tersebut.

Peletakan bangunan dan/atau struktur lainnya di atas bidang datar harus

mempertimbangkan berapa luasan tapak yang tersedia agar komposisi struktur dapat

terakomodasi secara seimbang. Perencanaan lanskap yang baik harus

mempertimbangkan komposisi struktur suatu ruang mempunyai keseimbangan yang

proporsional dan disesuaikan dengan fungsi ruang serta elemen struktur pembentuk

ruang.

Gambar 24. Alternatif peletakan struktur pada suatu tapak

(Simonds dan Starke, 2006)

Page 98: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

92

Hal yang harus diperhatikan dalam desain lanskap terkait dengan komposisi

sebagai berikut.

1) Ketersediaan ruang untuk fungsi-fungsi eksterior, misalnya untuk tempat parkir,

service area, teras, dan lain-lain.

2) Keseimbangan komposisi, mencakup keseimbangan antara fungsi dan elemen-

elemen lanskap.

Bentuk dari elemen-elemen lanskap atau struktur sering tidak begitu penting,

yang penting bagaimana mengaturnya sehingga komposisinya seimbang. Dalam

merencana, seorang perencana harus memikirkan apa yang akan dialami jika

seorang bergerak menuju, melalui, dan mengelilingi sebuah komposisi struktur ruang.

B. Pengelompokan Struktur Setiap struktur mempunyai fungsi primer dan fungsi sekunder. Dalam

hubungannya dengan pengelompokan struktur, untuk perencanaan eksterior

sebaiknya dilakukan dengan teliti sehingga dapat memberi kesan yang baik dan

logis. Pengelompokan struktur dapat diatur sesuai dengan fungsi, pemandangan,

latar belakang, memberi rangka pada lanskap, variasi atau aksentuasi lanskap, dan

mendramatisasi fungsi sesuai dengan karakteristik yang ada dalam struktur.

Jika dua atau lebih bangunan dihubungkan, bangunan-bangunan sebagai

kelompok kesatuan, bersama dengan ruang-ruang yang berhubungan menjadi suatu

nilai arsitektur yang sebenarnya. Dalam keadaaan yang demikian, setiap struktur

selain fungsi primer sebagai bangunan, mempunyai fungsi sekunder dalam hubungan

dengan kelompok. Struktur dapat diletakkan sebagai elemen yang mengelilingi,

sebagai elemen pemandangan, dan sebagai elemen latar belakang. Alternatif

pengelompokan struktur dapat dilihat pada Gambar 25.

Page 99: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

93

Gambar 25. Alternatif pengelompokan struktur pada suatu tapak

(Simonds dan Starke, 2006) C. Rules of Composition

Rules of composition adalah tata tertib atau aturan untuk menghasilkan

komposisi yang indah. Dua hukum harmoni arsitektur sebagai berikut.

1. Hukum Kesamaan

Harmoni arsitektur yang dapat ditangkap oleh indera manusia tercipta melalui

komposisi pengulangan unsur-unsur, bentuk-bentuk dan ruang-ruang yang sama.

2. Hukum Kemiripan

Harmoni arsitektur yang dapat ditangkap oleh indera manusia diciptakan dalam

komposisi yang mencapai ketertiban melalui pengulangan dari unsur-unsur,

bentuk-bentuk dan ruang-ruang yang mirip.

Untuk mendesain struktur dalam lanskap, terdapat beberapa hal yang harus

diketahui oleh desainer lanskap, yaitu 1) pengetahuan material atau bahan lanskap,

2) dasar ilmu mekanika dan keseimbangan, 3) teknik konstruksi kayu, 4) teknik

konstruksi beton, 5) teknik rekayasa pengamanan muka tanah, dan 6) rekayasa

penanaman (Hakim dan Utomo, 2003).

Page 100: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

94

Penguasaan material atau bahan lanskap dalam struktur konstruksi perlu

dipahami, dikuasai tentang bentuk, fungsi, ukuran, warna, kekuatan, sistem

pemasangan, serta pengaruhnya terhadap bahan lainnya. Salah satu struktur yang

banyak digunakan dalam taman adalah sculpture. Penggunaan sculpture dapat

meningkatkan daya tarik taman. Semakin besar sculpture akan semakin bagus

sebagai focal point. Untuk menguatkan detail, dapat ditambahkan lampu sorot pada

malam hari, baik dengan teknik up maupun down lighting.

Struktur konstruksi dalam desain berkaitan erat dengan ilmu mekanika teknik.

Penguasaan terhadap ilmu mekanika sangat berguna untuk mengetahui kekuatan

bahan atau material terhadap gaya tekan dan gaya tarik yang terjadi. Demikian pula

dengan memadukan suatu bahan terhadap bahan lainnya.

Konstruksi berbahan kayu banyak digunakan dalam desain lanskap.

Kecenderungan penggunaan bahan kayu ini karena tekstur dan warna kayu lebih

menampilkan kesan alamiah. Oleh karena itu, yang perlu dikuasai adalah cara

mengikat dan sistem penyambungan kayu, struktur konstruksi kayu, dan jenis kayu.

Pada taman-taman modern, kayu banyak digunakan untuk elemen keras. Dek kayu

biasanya ditata pada taman untuk membuat kontur tinggi-rendah. Selain itu, dek kayu

juga paling sering digunakan untuk menutup bagian pinggir kolam renang. Hal ini

karena sifat kayu yang kesat menyebabkan air dapat langsung terserap dan tidak

menggenang sehingga orang tidak gampang tergelincir.

Rekayasa pengamanan muka tanah sering dilakukan untuk menghindari

terjadinya longsor terutama pada bentuk permukaan tanah yang mempunyai sudut

kemiringan terjal. Untuk itu diperlukan dinding penahan tanah (retaining wall). Desain

dinding penahan tanah harus memperhatikan faktor kekuatan, bentuk struktur, dan

penampilan luar dinding penahan tanah.

Rekayasa penanaman terkait dengan konstruksi pada penanaman pohon.

Berdasarkan tempat peletakannya, rekayasa penanaman dibagi menjadi tiga, yaitu 1)

penanaman pada permukaan tanah, 2) penanaman pada tempat khusus seperti bak

atau pot tanaman, dan penanaman pada permukaan air. Hal yang perlu diperhatikan

dalam rekayasa penanaman adalah kondisi tanaman yang akan ditanam, metode

penanaman, kondisi tanah, media tanah, dan pasca penanaman.

Page 101: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

95

D. Rangkuman Desain lanskap ideal yang memenuhi fungsi dan estetika dengan pedoman

prinsip desain mempertimbangkan hubungan ruang, unsur pembentuk ruang serta

membangun struktur lanskap disesuaikan dengan karakter ruang yang ingin

diwujudkan agar dapat memenuhi kepuasan manusia sebagai pengguna dan

kelestarian lingkungan yang berkualitas.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang desain dan komposisi struktur dalam

lanskap, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan mendiskusikannya

dengan kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan bagaimana mengatur komposisi dari struktur.

2. Jelaskan bagaimana mengelompokkan struktur dalam suatu tapak.

3. Jelaskan dua hukum harmoni arsitektur.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Lakukan penelusuran literatur mengenai desain dan komposisi struktur dalam

lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Struktur ruang luar dan struktur ruang dalam sebaiknya dirancang sebagai

suatu.............

(a) Kesatuan

(b) Yang terpisah

(c) Yang tidak kontinu

(d) Yang tidak seimbang

Page 102: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

96

2. Desain lanskap dan pengorganisasian struktur sangat terkait dengan.............

(a) Tema

(b) Komposisi

(c) Bentuk

(d) Warna

3. Penggunaan sculpture yang tepat sebagai salah satu struktur dalam lanskap

adalah sebagai.............

(a) Pembatas

(b) Penghalang

(c) Latar belakang

(d) Focal point

4. Harmoni arsitektur yang dapat ditangkap oleh indera manusia tercipta melalui

komposisi pengulangan unsur-unsur, bentuk-bentuk dan ruang-ruang yang

sama adalah hukum.............

(a) Kesamaan

(b) Kemiripan

(c) Perbedaan

(d) Serupa

5. Untuk menampilkan kesan alamiah pada struktur dapat dilakukan dengan

penggunaan elemen.............

(a) Kayu

(b) Stainless steel

(c) Batu bata

(d) Keramik

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 9.

Rumus:

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 103: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

97

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 9. Anda dapat meneruskan pada Bab 10. Akan tetapi, apabila

tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 9,

terutama bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Hakim R, H. Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap,

Prinsip – Unsur dan Aplikasi Desain. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

2. Simonds JO, BW. Starke. 2006. Landscape Architecture, A Manual of

Environmenal Planning and Design. Ed ke-4. New York: McGraw-Hill Book Inc.

D. Kunci Jawaban 1. a

2. b

3. d

4. a

5. a

Page 104: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 10 PEKERJAAN LANSKAP

PENDAHULUAN Pekerjaan lanskap merupakan salah satu bidang kegiatan yang harus

diketahui oleh seorang perancang atau desainer lanskap. Pekerjaan lanskap, antara

lain, mencakup pengetahuan mengenai bestek dan gambar bestek, spesifikasi

pekerjaan lanskap, volume pekerjaan, rencana anggaran biaya, persentase bobot

pekerjaan, tenaga kerja, bahan, dan rencana kerja.

Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan

spesifikasi pekerjaan lanskap dan membuat rencana anggaran biaya melalui kuliah

dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Perancang atau desainer lanskap merupakan seorang yang merencana dan

merancang suatu lanskap. Untuk mewujudkan hasil rancangannya menjadi suatu

taman atau lanskap yang indah dan fungsional, seorang desainer lanskap tidak

sekadar mengetahui unsur dan prinsip perancangan saja tetapi juga harus mampu

memberikan pelayanan dan saran kepada klien serta mengawasi jalannya

pelaksanaan pembangunan taman di lapang. Oleh karena itu, seorang desainer

lanskap harus mengetahui tahapan pekerjaan lanskap dan menyusun perkiraan biaya

suatu proyek taman atau lanskap.

A. Bestek dan Gambar Bestek Bestek berasal dari bahasa Belanda yang berarti peraturan dan syarat-syarat

pelaksanaan suatu pekerjaan atau proyek (Ibrahim, 2001). Jadi bestek merupakan

suatu peraturan yang mengikat, yang diuraikan sedemikian rupa, terinci cukup jelas

dan mudah dipahami. Secara umum bestek terdiri atas tiga bagian, yaitu 1) peraturan

umum, 2) peraturan administrasi, dan 3) peraturan dan syarat-syarat teknis.

Page 105: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

99

1. Peraturan Umum Peraturan umum menjelaskan mengenai syarat-syarat pelelangan suatu

proyek. Isi dari peraturan umum sebagai berikut.

1) Nama dan alamat proyek

2) Lingkup pekerjaan

3) Pihak-pihak yang bersangkutan (pemberi tugas, peserta pelelangan, dan

konsultan perencana)

4) Rapat penjelasan (aanwijzing)

5) Kelengkapan penawaran (surat penawaran, rencana anggaran biaya, daftar

analisis bahan dan upah, daftar harga bahan dan upah, rencana kerja, NPWP,

SITU, jaminan penawaran, rekening koran perusahaan, dan lain-lain)

6) Surat penawaran yang tidak sah

7) Pelelangan pembukaan surat penawaran

8) Penilaian hasil pelelangan

9) Penetapan pemenang

10) Pengumuman pemenang.

2. Peraturan Administrasi Peraturan administrasi menjelaskan mengenai syarat-syarat administrasi

pelaksanaan suatu proyek. Isi dari peraturan administrasi sebagai berikut.

1) Peraturan umum

2) Jangka waktu pelaksanaan

3) Jangka waktu pemeliharaan

4) Kelambatan/pengunduran waktu

5) Pembayaran

6) Kontrak perjanjian

7) Jumlah penawaran dan pelaksanaan

8) Kenaikan harga dan force majeure

9) Perselisihan

10) Pekerjaan tambahan

11) Denda-denda.

Page 106: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

100

3. Peraturan dan Syarat-Syarat Teknis Peraturan dan syarat-syarat teknis menjelaskan mengenai peraturan dan

syarat-syarat pelaksanaan suatu proyek. Isi dari peraturan dan syarat-syarat teknis ini

terkait erat dengan gambar bestek meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Penjelasan umum

2) Gambar-gambar kerja

3) Kualitas dan syarat-syarat pemeriksaan pekerjaan

4) Pemeriksaan pekerjaan

5) Bahan-bahan (soft material dan hard material)

6) Ukuran-ukuran

7) Syarat-syarat teknis (seperti pekerjaan pembersihan lahan, pekerjaan taman,

pekerjaan jalan, pekerjaan instalasi listrik/air, dan lain-lain)

8) Penutup.

Contoh peraturan dan syarat-syarat teknis pada suatu dokumen tender:

Bab III. Peraturan dan Syarat-syarat Teknis Pasal 1. Jenis Pekerjaan

a. Nama pekerjaan: Membangun rumah dan taman di Jalan Perintis Kemerdekaan

No. 10 Makassar dengan luas ±200 m2.

b. Pekerjaan ini meliputi dan mendatangkan segala macam bahan-bahan,

menyediakan tenaga kerja, alat-alat pekerjaan, menyiapkan pekerjaan persiapan

dan tambahan, dan kemudian menyerahkannya dalam keadaan selesai dan

sempurna.

c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, dilakukan berdasarkan bestek, gambar

bestek, gambar detail, dan ketentuan-ketentuan dalam penjelasan pekerjaan

(aanwijzing).

Pasal 2. Pekerjaan Pondasi

Pasal 3. Pekerjaan Dinding

Pasal 4. Pekerjaan Taman

Page 107: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

101

a. Bahan-bahan berupa tanaman yang ditanam terdiri atas: palem ekor tupai,

kamboja jepang, cemara udang, pangkas kuning, cycas, pucuk merah, iris,

sambang darah, dan rumput.

b. Sebelum ditata dan ditanam, pemborong wajib meneliti terlebih dahulu jenis

tanaman yang akan ditanam.

c. Lubang galian tanaman bervariasi antara 40 – 60 cm dilengkapi pelindung selama

perawatan.

d. Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang

dengan perbandingan 1:1:1.

e. Seluruh tanaman yang tinggi (palem ekor tupai) harus diberi penunjang (steiger)

yang kuat/kokoh agar terhindar dari angin dan sebagainya.

f. Rumput harus ditanam rapat tanpa jarak dan setelah ditanam, rumputnya

ditumbuk agar rapat.

g. Selama masa pemeliharaan, tanaman harus disiram setiap hari (pagi dan sore).

h. Perawatan dan pemupukan dilakukan selama masa pemeliharaan dengan

menggunakan pupuk yang sesuai dengan jenis tanaman yang ditanam.

i. Ukuran atau tinggi tanaman yang akan ditanam harus sesuai dengan gambar dan

petunjuk konsultan perencana.

Pasal 5. Penutup.

Gambar bestek adalah gambar lanjutan dari uraian gambar pra-rencana dan

gambar detail dasar dengan skala yang lebih besar. Gambar bestek merupakan

lampiran dari uraian dan syarat-syarat (bestek) pekerjaan yang terdiri atas:

1) Gambar situasi (skala 1:200 atau 1:500)

2) Gambar denah (skala 1:100)

3) Gambar potongan (skala 1:100)

4) Gambar tampak (skala 1:100)

5) Gambar rencana atap (skala 1:100)

6) Gambar konstruksi (skala 1:50)

7) Gambar pelengkap.

Page 108: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

102

Contoh gambar bestek berupa konstruksi pondasi dan konstruksi penanaman pohon

dapat dilihat pada Gambar 26 dan 27.

Gambar 26. Konstruksi pondasi (Sumber: Walker, 1977 dalam Hakim, 2000)

Page 109: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

103

Gambar 27. Konstruksi penanaman pohon (Sumber: Walker, 1977 dalam Hakim, 2000)

Page 110: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

104

B. Spesifikasi Pekerjaan Lanskap Spesifikasi pekerjaan lanskap dibuat sebagai pedoman pelaksanaan

pembuatan taman yang berlokasi di tempat tertentu. Ruang lingkup spesifikasi

pekerjaan lanskap meliputi pekerjaan untuk soft material dan hard material, antara

lain, pekerjaan penanaman, pekerjaan bangunan (gazebo, pergola, jalan setapak,

kolam, dan lain-lain), pekerjaan utilitas lainnya (seperti listrik dan air).

Spesifikasi pekerjaan lanskap berupa pekerjaan penanaman meliputi hal-hal

sebagai berikut.

1) Persiapan lahan

2) Pengolahan tanah

3) Persiapan tanaman

a. Pengadaan tanaman

b. Pengujian

c. Penyimpanan sementara

4) Pelaksanaan penanaman

a. Pembuatan lubang tanam

b. Setting tanaman

c. Tahapan penimbunan dan mulsa

d. Pemberian penunjang (steiger)

e. Penyiraman

5) Pemeliharaan dan garansi.

C. Volume Pekerjaan Volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume

pekerjaan dalam satu satuan. Volume disebut juga kubikasi pekerjaan. Akan tetapi,

volume (kubikasi) suatu pekerjaan bukanlah merupakan volume dalam arti isi

sesungguhnya, melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan

(Ibrahim, 2001). Contoh volume pekerjaan suatu proyek sebagai berikut.

1) Volume pondasi batu kali = 25 m3

2) Volume atap = 140 m2

3) Volume lisplank = 28 m

Page 111: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

105

4) Volume palem ekor tupai = 10 pohon

5) Volume rumput = 27 m2

Berdasarkan contoh di atas diketahui bahwa satuan masing-masing volume

pekerjaan bukanlah volume dalam arti sesungguhnya melainkan volume dalam

satuan, kecuali untuk volume pondasi batu kali yang merupakan volume

sesungguhnya. Pengertian masing-masing volume sebagai berikut.

1) Volume pondasi batu kali dihitung berdasarkan isi, yaitu panjang × luas

penampang yang sama.

2) Volume atap dihitung berdasarkan luas, yaitu jumlah luas bidang-bidang atap,

seperti segitiga, persegi panjang, trapesium, dan sebagainya.

3) Volume lisplank dihitung berdasarkan panjang.

4) Volume palem ekor tupai dihitung berdasarkan jumlah atau banyaknya pohon

palem ekor tupai yang ditanam pada suatu proyek taman.

5) Volume rumput dihitung berdasarkan luas penanaman rumput.

Uraian volume pekerjaan adalah menguraikan secara rinci besar volume atau

kubikasi suatu pekerjaan. Menguraikan berarti menghitung besar volume masing-

masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail. Terdapat dua

sistem susunan uraian pekerjaan, yaitu 1) susunan sistem lajur-lajur tabelaris dan 2)

susunan sistem post-post. Contoh susunan uraian pekerjaan sebagai berikut.

DAFTAR URAIAN PEKERJAAN NO. URAIAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PONDASI

1. Permulaan

a. Pembersihan lapangan

b. Memasang bouwplank

c. Direksi keet

d. Los kerja

2. Penggalian

a. Galian tanah pondasi

Page 112: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

106

b. Urugan kembali ¼ bagian

II. PEKERJAAN DINDING

III. PEKERJAAN TAMAN

1. Pembersihan lapangan

2. Penggalian lubang tanam

3. Penanaman

a. Penanaman palem ekor tupai

b. Penanaman kamboja jepang; dan seterusnya.

Setelah susunan uraian pekerjaan tersusun dengan rapi dan sistematis

dengan pengelompokan pekerjaan awal hingga terakhir, maka dapat memulai

menyusun data volume pekerjaan. Data volume pekerjaan merupakan dokumen

pekerjaan yang harus disimpan. Contoh data volume pekerjaan sebagai berikut.

I. PEKERJAAN PONDASI

1. Permulaan

a. Pembersihan lapangan

Panjang = 16,70 m

Lebar = 13,50 m

Luas = panjang × lebar

= 16,70 m × 13,50 m

= 225,45 m2

Volume I.1a = 225,45 m2

Penjelasan I.1a. Pembersihan lapangan

1) Pembersihan lapangan adalah membersihkan lapangan dan sekitarnya, tempat

bangunan akan didirikan.

2) Lapangan harus dibersihkan dari puing-puing sisa bangunan dan kotoran-kotoran

yang ada di atasnya.

3) Pembersihan lapangan dilakukan sekeliling bangunan dengan jarak 3 m dari as

bangunan sebelah luar.

Page 113: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

107

Contoh susunan volume pekerjaan sebagai berikut.

SUSUNAN VOLUME PEKERJAAN

NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN I. PEKERJAAN PONDASI 225,45 m2 1. Permulaan

a. Pembersihan lapangan b. Memasang bouwplank c. Direksi keet d. Los kerja

Dst

2. Penggalian Dst

II. PEKERJAAN DINDING III. PEKERJAAN TAMAN

Dst

D. Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya atau disingkat RAB suatu proyek adalah perhitungan

banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang

berhubungan dengan pelaksanaan proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan

harga dari suatu proyek yang dihitung dengan teliti, cermat, dan memenuhi syarat.

Anggaran biaya pada suatu proyek yang sama akan berbeda-beda di masing-masing

daerah karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. Misalnya harga

bahan dan upah tenaga kerja di Makassar berbeda dengan harga bahan dan upah

tenaga kerja di Jakarta, Medan, dan Surabaya.

Untuk menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan cara, yaitu 1)

anggaran biaya kasar (taksiran) dan 2) anggaran biaya teliti. Dalam menyusun

anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai.

Anggaran ini umumnya dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang

dihitung secara teliti. Akan tetapi, walaupun namanya anggaran biaya kasar, harga

satuan tiap m2 luas lantai seharusnya berdasarkan harga yang wajar dan tidak

berbeda terlalu jauh dengan harga yang dihitung secara teliti. Contoh perhitungan

anggaran biaya kasar sebagai berikut.

Page 114: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

108

DAFTAR ANGGARAN BIAYA TAKSIRAN

No. Uraian Pekerjaan Volume (M2) Harga Satuan Jumlah Harga (Rp)

1. Bangunan induk 10×8 80 150.000 12.000.0002. Taman 10×5 50 60.000 3.000.000 Total 15.000.000

Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya proyek yang dihitung dengan teliti

dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.

Penyusunan anggaran biaya yang dihitung secara teliti dilakukan berdasarkan hal-hal

sebagai berikut.

1) Bestek, yang berguna untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat

teknis.

2) Gambar bestek, yang berguna untuk menentukan atau menghitung besarnya

masing-masing volume pekerjaan.

3) Harga satuan pekerjaan, yang diperoleh dari harga satuan bahan dan harga

satuan upah berdasarkan perhitungan analisis.

1. Harga Satuan Pekerjaan Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja

berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat di pasaran, dikumpulkan

dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan, sedangkan upah

tenaga kerja diperoleh di lokasi, dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang

dinamakan daftar harga satuan upah. Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di

setiap daerah dapat berbeda-beda sehingga dalam menghitung dan menyusun

anggaran biaya suatu proyek lanskap harus berpedoman pada harga satuan bahan

dan upah tenaga kerja di pasaran dan lokasi pekerjaan. Contoh daftar harga satuan

bahan dan upah sebagai berikut.

Daftar harga satuan bahan: 1) Palem raja Rp. 500.000 /pohon

2) Bromelia Rp. 75.000 /tanaman

3) Pandan bali Rp. 125.000 /tanaman

Page 115: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

109

4) Adam hawa Rp. 3.000 /polibag

5) Kucai mini Rp. 300 /polybag

6) Rumput gajah mini Rp. 10.000 /m2

7) Batu tabur Rp. 35.000 /karung

8) Batu bulat Rp. 20.000 /buah

Daftar harga satuan upah 1) Pekerja Rp. 50.000 /hari

2) Mandor Rp. 75.000 /hari

2. Analisis Bahan dan Upah Analisis bahan suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya volume

masing-masing bahan serta besarnya biaya yang dibutuhkan, sedangkan analisis

upah adalah menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan serta besarnya biaya

yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Contoh analisis bahan dan analisis upah

diuraikan sebagai berikut.

Analisis Bahan 1 pohon palem raja @ Rp. 500.000 = Rp. 500.000

2 tanaman bromelia @ Rp. 20.000 = Rp. 150.000

2 tanaman pandan bali @ Rp. 125.000 = Rp. 250.000

15 polybag adam hawa @ Rp. 3.000 = Rp. 45.000

300 polybag kucai mini @ Rp. 300 = Rp. 90.000

8 m2 rumput gajah mini @ Rp. 10.000 = Rp. 80.000

15 karung batu tabur @ Rp. 35.000 = Rp. 525.000

4 buah batu bulat @ Rp. 20.000 = Rp. 80.000

Jumlah = Rp. 1.720.000

Analisis Upah 2 HOK pekerja @ Rp. 50.000 = Rp. 100.000

1 HOK mandor @ Rp. 75.000 = Rp. 75.000

Jumlah = Rp. 175.000

Page 116: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

110

3. Uraian Harga Satuan Pekerjaan Uraian harga satuan pekerjaan adalah menguraikan masing-masing harga

satuan pekerjaan, mulai dari pekerjaan awal sampai akhir. Secara skematik, harga

satuan pekerjaan dapat dilihat pada gambar berikut.

Setelah menghitung harga satuan pekerjaan, maka untuk memperoleh

anggaran biaya dapat dihitung dari jumlah masing-masing hasil perkalian volume

dengan harga satuan pekerjaan. Perhitungan ini dapat menggunakan rumus sebagai

berikut.

RAB = ∑ (Volume × Harga Satuan Pekerjaan)

Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa dalam menghitung anggaran biaya

sesungguhnya, juga terdapat biaya-biaya lain yang berhubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan, antara lain, keuntungan, biaya perencanaan, biaya

pengawasan, dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Secara sederhana, analisis biaya

dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) biaya tetap (overhead cost/fixed cost), 2) biaya variabel

Harga Satuan Bahan

Analisis Bahan

Harga Satuan Upah

Analisis Upah

Bahan

Upah

Harga Satuan

Pekerjaan

HARGA SATUAN PEKERJAAN = BAHAN + UPAH

Page 117: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

111

(variabel cost), dan 3) keuntungan. Total biaya proyek seluruhnya dapat ditambahkan

dengan biaya-biaya tersebut, sehingga anggaran biaya menjadi sebagai berikut.

Total Biaya Proyek = Biaya Tetap + Biaya Variabel + Keuntungan Dari hasil perhitungan di atas, apabila dibuat dalam bentuk tabel anggaran

biaya, maka hasil uraian volume pekerjaan dimasukkan ke dalam kolom 3 (kolom

volume), harga satuan pekerjaan dimasukkan ke kolom 5 (kolom harga satuan

pekerjaan). Contoh susunan anggaran biaya dijelaskan sebagai berikut.

SUSUNAN ANGGARAN BIAYA No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan

(Rp.) Jumlah Harga

(Rp.) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

A. Pekerjaan persiapan area tanam 1. Pembersihan 100 m2 5.000 500.0002. Pengolahan tanah 3. Pembentukan kontur 4. Pemupukan dasar Sub Total A B. Pekerjaan penanaman 1. Pohon palem 2 batang 625.000 1.250.0002. Kembang kertas 3. Iris 4. Rumput gajah mini Sub Total B C. Pekerjaan hard material 1. Pemasangan lampu taman 2. Pembuatan paving block Sub Total C D. Pemeliharaan 1. Pupuk 2. Pestisida dan herbisida 3. Upah pekerja Sub Total D TOTAL

E. Persentase Bobot Pekerjaan Persentase bobot pekerjaan adalah besarnya persen pekerjaan siap dibanding

dengan pekerjaan siap seluruhnya (Ibrahim, 2001). Pekerjaan siap seluruhnya dinilai

100%. Misalnya, harga total proyek sebesar Rp. 10.000.000, dengan item kegiatan

sebanyak 4 item, yaitu pekerjaan persiapan area tanam, pekerjaan penanaman,

pekerjaan hard material, dan pekerjaan pemeliharaan. Maka, apabila kegiatan

persiapan area tanam telah selesai (diketahui luas lahan yang akan ditanami sebesar

Page 118: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

112

100 m2 dengan harga satuan pekerjaan Rp. 5.000 sehingga persentase bobot

pekerjaan dapat dihitung sebagai berikut.

PBP = 5%

Jadi apabila pekerjaan persiapan area tanam telah siap seluruhnya, maka persentase

bobot pekerjaannya adalah 5% (dengan catatan persentase dapat dibulatkan menjadi

dua desimal di belakang koma).

F. Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Tenaga kerja ini

terkait dengan Hari Orang Kerja atau disingkat HOK. Untuk menghitung HOK, harus

diketahui terlebih dahulu berapa lama tenaga kerja bekerja dalam satu hari dan

berapa lama tenaga kerja tersebut menyelesaikan satu kesatuan pekerjaan.

Misalnya, untuk menyelesaikan pekerjaan pembersihan lahan dibutuhkan 0,03 HOK

pekerja dan 0,01 mandor. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa 0,03 HOK

pekerja bekerja bersama-sama dengan 0,01 mandor akan menghasilkan 1 m2 lahan

yang bersih. Rumus perhitungan HOK sebagai berikut.

Biaya tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam hal, seperti

panjangnya jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan satu jenis pekerjaan,

keadaan tempat pekerjaan, dan keterampilan serta keahlian tenaga kerja yang

bersangkutan. Semakin terampil dan ahli tenaga kerja, pekerjaan akan semakin

cepat selesai. Akan tetapi, tentu saja harga upahnya dapat lebih besar dari tenaga

kerja yang tidak terampil dan ahli.

100%Proyek Harga

Satuan HargaVolume(PBP) Pekerjaan Bobot Persentase ××

=

100%10.000.000

5.000100(PBP) Pekerjaan Bobot Persentase ××

=

1hari satu dalam bekerja rata-rata Lama

bekerja LamaHOK 1 ×=Catatan: Untuk laki-laki dikali 1 Perempuan 0,8 Anak-anak 0,5

Page 119: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

113

Cara yang baik untuk menaksir tenaga kerja adalah dengan menaksir jumlah

jam kerja yang diperlukan untuk setiap jenis pekerjaan yang dipisahkan dari upah

buruh. Selanjutnya hasil yang diperoleh dikalikan dengan upah per jam atau per hari.

G. Bahan Bahan atau material yang dimaksud pada rencana anggaran biaya adalah

besarnya jumlah bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan

dalam satu kesatuan pekerjaan. Daftar harga bahan menjelaskan mengenai

banyaknya jumlah, ukuran, beratnya, dan ukuran-ukuran lain yang diperlukan. Daftar

harga bahan ini digunakan untuk membuat penawaran harga. Harga bahan sudah

termasuk biaya angkutan, biaya menaikkan dan menurunkan bahan, pengepakan,

penyimpanan sementara di gudang, pemeriksaan kualitas, dan asuransi (jika ada).

H. Rencana Kerja Rencana kerja diambil dari kata time berarti waktu, schedule berarti

memasukkan ke dalam daftar, sehingga time schedule adalah waktu yang telah

ditentukan. Rencana kerja atau disebut juga jadwal kerja adalah mengatur rencana

kerja dari satu bagian atau unit pekerjaan. Dari rencana kerja akan diperoleh

gambaran lama pekerjaan dapat diselesaikan dan bagian-bagian pekerjaan yang

saling terkait antara satu dan lainnya. Akan tetapi, sebelum menyusun rencana kerja

harus diperhatikan bagian-bagian pekerjaan yang terkait satu sama lain tersebut,

serta pekerjaan yang dapat dimulai tanpa menunggu pekerjaan yang lain selesai.

Uraian rencana kerja adalah menyusun program kerja sesuai dengan urutan

dan kelompok pekerjaan. Contoh rencana kerja dan diagram S yang menunjukkan

kemajuan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 28. Sebelum menyusun rencana

kerja, harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut.

1) Urutan langkah kerja tidak boleh terbalik.

2) Setiap bagian pekerjaan digambarkan dengan garis lurus sebagai garis kegiatan.

3) Panjang garis kegiatan ditentukan oleh jumlah hari atau jumlah minggu.

4) Jumlah hari atau minggu dapat dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerja.

5) Bagian-bagian pekerjaan dapat digabungkan menjadi satu garis kegiatan.

Page 120: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

114

.

Gambar 28. Rencana kerja dan diagram S (Sumber: Ibrahim, 2001)

Page 121: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

115

I. Rangkuman Untuk mewujudkan hasil rancangannya menjadi suatu taman atau lanskap

yang indah dan fungsional, seorang perancang atau desainer lanskap juga harus

mengetahui pekerjaan lanskap. Lingkup pekerjaan lanskap mencakup bestek dan

gambar bestek, spesifikasi pekerjaan lanskap, volume pekerjaan, rencana anggaran

biaya, persentase bobot pekerjaan, tenaga kerja, bahan, dan rencana kerja.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang pekerjaan lanskap, Anda perlu

mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan mendiskusikannya dengan kawan-kawan

Anda!

1. Jelaskan yang dimaksud bestek dan gambar bestek.

2. Jelaskan spesifikasi pekerjaan lanskap.

3. Jelaskan cara menghitung anggaran biaya secara detail.

4. Jelaskan bagaimana cara mengetahui persentase bobot pekerjaan.

5. Jelaskan yang dimaksud dengan tenaga kerja dan bahan.

6. Jelaskan bagaimana cara membuat rencana kerja.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Lakukan penelusuran literatur mengenai lingkup pekerjaan lanskap melalui

sumber bacaan dan internet.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Peraturan mengenai pembayaran proyek terdapat pada bagian.............

(a) Peraturan umum

(b) Peraturan administrasi

(c) Peraturan teknis

Page 122: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

116

(d) Syarat-syarat teknis

2. Jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan disebut.............

(a) Kubikasi pekerjaan

(b) Harga satuan pekerjaan

(c) Rencana anggaran biaya

(d) Bestek

3. Seorang pekerja laki-laki menyelesaikan pekerjaan menanam Nerium oleander

selama 30 menit, maka HOK pekerja tersebut apabila dalam sehari rata-rata

bekerja selama 8 jam adalah.............

(a) 0,12

(b) 0,06

(c) 0,27

(d) 3,75

4. Rencana anggaran biaya diperoleh berdasarkan rumus.............

(a) RAB = volume × harga satuan pekerjaan satuan upah

(b) RAB = ∑ (volume × harga satuan upah)

(c) RAB = ∑ (volume × harga satuan bahan)

(d) RAB = ∑ (volume × harga satuan pekerjaan)

5. Diketahui harga total proyek sebesar Rp. 10.000.000, dengan 4 item kegiatan

yaitu pekerjaan persiapan area tanam, pekerjaan penanaman, pekerjaan hard

material, dan pekerjaan pemeliharaan. Apabila kegiatan persiapan area tanam

telah selesai (diketahui luas lahan yang akan ditanami sebesar 50 m2 dengan

harga satuan pekerjaan Rp. 10.000 maka persentase bobot pekerjaan tersebut

adalah.............

(a) 5%

(b) 10%

(c) 25%

(d) 50%

Page 123: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

117

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 10.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 10. Anda dapat meneruskan pada Bab 11. Akan tetapi, apabila

tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 10,

terutama bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Hakim R. 2000. Penyajian dan Tahapan Perencanaan Arsitektur Lansekap.

Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.

2. Ibrahim B. 2001. Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta: Bumi Aksara.

3. Walker TD. 1977. Plan Graphic. Indiana: PDA Publ.

D. Kunci Jawaban 1. b

2. a

3. b

4. d

5. a

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 124: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 11 PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP

PENDAHULUAN Pengelolaan merupakan tahapan dalam pekerjaan lanskap yang dilakukan

setelah tahap pelaksanaan pembuatan taman di lapangan. Tetapi sekalipun

pekerjaan pengelolaan merupakan tahap akhir dalam rangkaian pekerjaan lanskap,

pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang perlu dicermati dari awal pekerjaan lanskap

karena akan menentukan tingkat keberhasilan suatu keberlanjutan karya lanskap

(taman).

Dalam berbagai pekerjaan dalam pembangunan, termasuk pembangunan

taman, seringkali dijumpai kesuksesan di awal peresmian, tetapi terbengkalai, rusak,

dan kemudian gagal, tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu disebabkan

karena tidak dimasukkannya rencana pengelolaan (management plan) dalam master

plan suatu proyek.

Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu menguraikan

prinsip dasar pengelolaan lanskap dan masalah-masalah yang akan dihadapi, serta

mampu menjelaskan proses pengelolaan lanskap melalui makalah hasil kaji pustaka,

secara individu.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN A. Pengertian Pengelolaan Lanskap

Pengelolaan adalah tindakan yang dilakukan untuk mengamankan dan

menyelamatkan suatu lanskap secara efisien dan terarah, dalam upaya pelestarian

dan keberlanjutannya, meliputi sumber daya fisik dan biofisik, lingkungan binaan

yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Pengelolaan dalam arti luas

meliputi aspek administrasi, penanganan masalah, cara penanggulangan,

pengembangan, dan pengendaliannya.

Page 125: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

119

Dasar dari ilmu pengelolaan lanskap adalah ekologi, dengan pendekatan

ekosistem. Pengelolaan adalah salah satu usaha kebijaksanaan untuk memelihara

dan menyelamatkan ekosistem. Di dalam ekosistem, manusia tidak mempunyai

peranan dalam proses-proses ekologis selain sebagai pemakai atau konsumen akhir.

Di dalam pengelolaan lanskap/sumber daya alam, manusia mengubah dan

mengatur (secara holistik) penggunaan ekosistem dan membinanya. Contoh:

pengelolaan lanskap waduk tidak akan terlepas dari lanskap sungai dan lanskap

hutan yang mempengaruhinya. Ekosistem sumber daya alam merupakan kumpulan

ekosistem yang dikelola manusia, yang hasilnya baik langsung maupun tidak

langsung bermanfaat bagi manusia.

Pengelolaan meliputi kegiatan-kegiatan: preservasi, proteksi, perawatan,

pemeliharaan, dan rehabilitasi, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Preservasi, yaitu melestarikan sesuatu yang unik dan dilaksanakan jika sudah

ada ancaman.

2. Proteksi, yaitu melindungi suatu lanskap terhadap gangguan-gangguan yang

dapat merusak.

3. Perawatan, yaitu memelihara lanskap yang ada agar tetap baik dan bersifat

statis.

4. Pemeliharaan, yaitu memelihara lanskap dengan berusaha meningkatkan

mutunya dan bersifat dinamis.

5. Rehabilitasi, yaitu memperbaiki lanskap yang rusak. Pengelolaan lanskap berkelanjutan adalah usaha manusia dalam mengubah/

mengatur, dan menata ekosistem/lanskap agar manusia memperoleh manfaat yang

maksimal dengan mengusahakan kontinuitas produksinya/keberadaannya

(dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu, dan energi) (Gambar 29).

Page 126: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

120

Gambar 29. Hubungan sumber daya alam dan masyarakat/manusia dalam suatu lanskap

B. Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan

Pengelolaan lanskap merupakan bagian dari pengelolaan lingkungan hidup,

termasuk didalamnya pengelolaan sumber daya alam. Terdapat tiga system dalam

lingkungan hidup, yaitu: sistem lingkungan tanah, sistem lingkungan air, dan sistem

lingkungan udara. Tanah, air, dan udara, yang merupakan sumber daya fisik yang

harus diusahakan kelestariannya. Kelestarian sistem lingkungan tanah dapat

dilakukan dengan melakukan rehabilitasi, pengawetan, perencanaan, dan

pendayagunaan tanah yang optimum. Sementara itu sistem lingkungan air dan

lingkungan udara dapat diupayakan kelestariannya dengan melakukan upaya

pembersihan dari pencemaran dan upaya pencegahan pencemaran, baik terhadap .

Jika tidak dilakukan, kualitas lingkungan, kualitas lanskap menjadi mundur dan

manusia tidak akan dapat memanfaatkannya lagi.

C. Pemasalahan dalam Pengelolaan Lingkungan Masalah dalam pengelolaan lanskap timbul akibat:

1. Keterbelakangan pembangunan: kurangnya ketersediaan permukiman yang

standar, kelangkaan ketersediaan air bersih dan air minum, meluasnya area

kumuh, rendahnya sarana dan prasarana transportasi.

Page 127: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

121

2. Proses pelaksanaan pembangunan: peningkatan populasi menyebabkan

peningkatan permintaan permukiman, industri, resor rekreasi, dll. Hal tersebut

acapkali mengakibatkan habitat loss, landscape pathologies, farmland

degradation, soil erosion, deforestation (banjir dan kekeringan), dan lain-lain.

D. Pemeliharaan dan Pengelolaan Taman Terdapat 12 prinsip pemeliharaan dan pengelolaan taman, yaitu:

1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan.

2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis, baik waktu, tenaga kerja,

peralatan, maupun bahan.

3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan

tertulis yang logis.

4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijakan dan

prioritas yang benar.

5. Pemeliharaan pencegahan perlu ditekankan.

6. Pengelola pemeliharaan taman harus diorganisir dengan baik.

7. Sumber dana yang cukup dapat mendukung program pemeliharaan yang telah

ditetapkan.

8. Penyediaan tenaga kerja yang cukup sangat penting untuk melaksanakan fungsi-

fungsi pemeliharaan.

9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami.

10. Pengelola pemeliharaan taman harus bertanggung jawab terhadap keamanan

umum dan para operator pemelihara taman.

11. Pemeliharaan dijadikan pertimbangan utama dalam perancangan dan

pembangunan taman.

12. Para operator pemelihara harus bertanggung jawab terhadap pengelola

pemelihara taman.

Faktor-faktor yang terkait dalam pengelolaan lanskap antara lain adalah faktor fisik,

biologi, sosial budaya dan ekonomi. Yang termasuk ke dalam faktor fisik adalah:

sumber daya lahan-taman, iklim, peralatan, bahan-bahan pemeliharaan. Sementara

itu pada faktor biologi yang diperhatikan adalah jenis tanaman dan hewan satwa liar.

Page 128: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

122

Pada faktor sosial budaya yang perlu menjadi bahan pertimbangan adalah organisasi

pengelola, sumber daya manusia, perilaku pengunjung, dan pengalaman rekreasi.

Faktor penting lainnya yang menentukan pengelolaan suatu taman/lanskap adalah

faktor ekonomi, menyangkut ketersediaan dana, kemampuan, dan pengguna/

masyarakat.

Untuk mengelola suatu taman ada suatu proses yang harus dilalui, yaitu

sebagai berikut.

1. Penetapan tujuan pengelolaan lanskap

2. Perencanaan operasional pengelolaan

3. Pelaksanaan pengelolaan

4. Pemantauan pelaksanaan, evaluasi, dan perencanaan ulang.

5. Penyusunan tujuan pengelolaan merupakan tahap pertama yang terpenting bila

pengelola lanskap ingin mengendalikan pengelolaan secara benar dan tepat.

6. Pada perencanaan operasional pengelolaan juga sudah harus ditetapkan secara

jelas penggunaan dan fungsi lanskap untuk menghindari terjadinya perubahan

dari tujuan penggunaan semula.

Tujuan penggunaan suatu lanskap sangat beragam dan bervariasi. Taman

dan ruang terbuka bisa saja hanya dimaksudkan pada satu tujuan atau kegunaan

yang lebih spesifik, tetapi sering pula mempunyai tujuan dan fungsi ganda. Tujuan

penggunaan taman berdasarkan fungsi, misalnya:

1. Sebagai pemandangan yang menyenangkan

2. Sebagai screening atau shelter

3. Sebagai area konservasi alam

4. Sebagai lanskap hortikultur atau pertanian

5. Sebagai lanskap sumber keragaman botani dan tempat pendidikan

6. Sebagai lanskap tempat olah raga atau rekreasi

7. Sebagai leisure gardening.

Pelaksanaan pengelolaan lanskap dibedakan berdasarkan frekuensinya,

meliputi pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, triwulan, semesteran, dan

tahunan. Pekerjaan pemeliharaan harian merupakan bagian yang paling banyak

memerlukan waktu, energi, dan biaya.

Page 129: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

123

Pelaku pengelola taman tidak hanya berasal dari satu kelompok saja.

Pengelolaan yang baik melibatkan beberapa kelompok, agar dalam mengelola taman

atau lanskap yang lebih luas dapat lebih terkontrol dan terawasi. Para pelaku

pengelolaan taman tersebut dapat berasal dari kelompok:

1. Pemilik (pemerintah, perusahaan, kelompok masyarakat, perorangan, dan lain-

lain).

2. Pengguna (masyarakat umum, kelompok masyarakat, perorangan).

3. Pengelola (Dinas Pertamanan, kontraktor pengelolaan taman, Lembaga

Swadaya Masyarakat, perorangan).

E. Rangkuman Kegiatan pengelolaan meliputi:

1. Penetapan tujuan

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan umum pengelolaan.

Tujuan ini menentukan arah pemeliharaan lanskap. Seperti mempertahankan

disain dan fungsinya sesuai dengan rencana awal lanskap tersebut dibuat.

2. Perencanaan operasional

Perencanaan operasional meliputi penetapan jadwal pemeliharaan, pembagian

pekerjaan, jumlah tenaga yang digunakan serta peralatan yang digunakan. Jadwal

yang disusun frekuensinya harian, bulanan, semesteran, tahunan dan tak terduga.

Operasional pemeliharaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun

tersebut.

3. Pelaksanaan pengelolaan

4. Evaluasi dan perencanaan ulang

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah pekerjaan yang dilakukan telah

mencapai tujuan yang telah ditetapkan diawal pemeliharaan. Perencanaan ulang

dapat dilakukan jika didalam pelaksanaan dan atau akhir pekerjaan, tujuan yang

direncanakan tersebut tidak tercapai.

Page 130: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

124

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang prinsip dalam pengelolaan lanskap dan hal-hal yang terkait dengan pengelolaan lanskap, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas dibawah ini dan mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda. 1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan lanskap? 2. Mengapa dalam pekerjaan taman atau lanskap pengelolaan juga merupakan hal

yang perlu untuk dipertimbangkan/direncanakan sejak awal? 3. Mengapa penetapan tujuan merupakan kegiatan pertama yang perlu dilakukan

dalam proses pengelolaan suatu lanskap/taman? Petunjuk Jawaban : Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan kawan-kawan Anda.

2. Renungkan dan ingatlah kembali tentang pengertian pengelolaan lanskap, prinsip pengelolaan lanskap serta proses dalam pengelolaan lanskap.

B. Tes Formatif / Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkarilah jawaban yang paling benar dari setiap soal dibawah ini.

1. Dasar dari ilmu pengelolaan lanskap adalah............. (a) Ekologi denga pendekatan budidaya (b) Ekologi, dengan pendekatan ekosistem (c) Arsitektur dengan pendekatan ekologi (d) Arsitektur dengan pendekatan budidaya

2. Untuk mengelola suatu taman proses pertama yang harus dilalui adalah.............

(a) Pelaksanaan pengelolaan

(b) Perencanaan operasional pengelolaan

(c) Penetapan tujuan pengelolaan lanskap

(d) Pemantauan pelaksanaan, evaluasi, dan perencanaan ulang.

3. Pekerjaan pemeliharaan yang paling banyak memerlukan waktu, energi, dan

biaya adalah yang frekuensi pemeliharaannya.............

(a) Harian

(b) Mingguan

Page 131: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

125

(c) Bulanan

(d) Insidentil

4. Faktor fisik merupakan salah satu faktor yang terkait dalam pengelolaan lanskap.

Yang termasuk dalam faktor fisik adalah.............

(a) Ketersediaan dana

(b) Jenis tanaman

(c) Perilaku pengunjung

(d) Sumber daya lahan-taman

5. Yang dimaksud dengan preservasi adalah.............

(a) Melestarikan sesuatu yang unik dan dilaksanakan jika sudah ada ancaman.

(b) Melindungi suatu lanskap terhadap gangguan-gangguan yang dapat merusak.

(c) Memelihara lanskap yang ada agar tetap baik dan bersifat statis.

(d) Memperbaiki lanskap yang rusak.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 11.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 11. Anda dapat meneruskan pada Bab 12. Akan tetapi, apabila

tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 11,

terutama bagian yang belum Anda kuasai.

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 132: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

126

C. Sumber/Referensi 1. Arifin H.S., Nurhayati. 1999. Pemeliharaan Taman. Jakarta: Penebar

Swadaya.

2. Anonim. 2008. Pemeliharaan Lanskap. http://ruliy.multiply.com/journal/item/9.

Diakses tgl 14 November 2011.

D. Kunci Jawaban

1. b

2. c

3. a

4. d

5. a

Page 133: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 12 PEMELIHARAAN LANSKAP

PENDAHULUAN Pemeliharaan merupakan kunci keberhasilan suatu pembangunan taman.

Dalam mendesain taman sebaiknya dibuat desain yang mudah dibangun dan mudah

dipelihara. Perencanaan pemeliharaan taman berisi spesifikasi bahan dan alat,

kebutuhan tenaga kerja dan biaya, serta metode dan frekuensi pemeliharaan yang

disajikan secara tertulis.

Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu menjelaskan

bentuk-bentuk pemeliharaan lanskap dan dapat merencanakan serta

mengorganisasikan program pemeliharaan suatu taman.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN A. Bentuk Pemeliharaan

Berdasarkan pengertiannya, pemeliharaan lanskap dapat dibagi menjadi

pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan

yang dilakukan agar bentuk taman tetap sesuai dengan tujuan semula, menjaga

elemen dan prinsip desain sesuai dengan tujuan awal dari desain/rancangan,

sehingga pengelola dalam memelihara taman harus mengacu pada rancangan taman

yang ada. Sementara itu pemeliharaan fisik adalah pemeliharaan pada elemen taman

yaitu dengan cara membersihkan, menyiram, memupuk, memangkas,

mengendalikan hama dan penyakit tanaman, mengganti lampu, mengecat,

merenovasi, dan lain-lain.

Page 134: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

128

B. Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal akan lebih mudah dilaksanakan jika pemeliharaan fisik

dilaksanakan secara rutin. Karena itu ada beberapa faktor yang dapat diperhatikan

agar kegiatan pemeliharaan ideal lebih mudah dilakukan, antara lain:

1. Membuat perencanaan dan perancangan taman dengan pola yang sederhana

sehingga memudahkan pemeliharaan fisik, seperti rancangan pada Gambar

30 di bawah ini:

Gambar 30. Contoh rancangan yang memudahkan dan menyulitkan pemeliharaan

ideal (Sumber: Arifin dan Nurhayati, 1999)

2. Penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen lunak

hendaknya tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penggantian atau

penyulaman tanaman.

3. Pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan

perkerasan yang sesuai.

4. Pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di

dalam taman selalu lancar.

5. Perlengkapan taman yang memadai meliputi penerangan lampu pada malam

hari dan jaringan utilitas yang ada di bawah tanah (saluran drainase, pipa-pipa

Page 135: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

129

ledeng, sprinkler, kabel listrik dan telepon, serta pipa gas) direncanakan

dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan taman.

Contoh pemeliharaan ideal:

Taman perkantoran umumnya memiliki desain dengan pola simetri dan formal,

untuk memberikan kesan kantor yang formal. Secara ideal pola simetri dan

formal harus dipertahankan, jangan sampai berubah menjadi tidak simetri lagi

sehingga kesan juga berubah.

Taman bermain anak-anak secara ideal harus terbuka dengan alas rumput

yang luas, perdu dan semak terawat rapi, serta lampu-lampu taman tetap

menyala pada malam hari. Jika salah satu fungsi terganggu atau tidak terawat

dengan baik, secara ideal taman tidak cocok lagi untuk tempat bermain.

Bahkan semak belukar dan keadaan gelap akan mengundang orang tertentu

untuk melakukan tindak kriminal.

C. Pemeliharaan Fisik Konsep pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk

mengimbangi pemeliharaan secara ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri,

nyaman, dan aman. Pemeliharaan fisik meliputi: pemeliharaan elemen keras dan

elemen lunak (tanaman).

Pemeliharaan elemen keras atau bangunan taman meliputi pembersihan lumut

dan karat, pengecatan, dan penggantian atau perbaikan elemen yang rusak.

Pemeliharaan elemen lunak atau tanaman meliputi pembersihan areal taman,

penyiangan, penggemburan tanah, penyiraman, pemangkasan, pengendalian hama

dan penyakit, pemupukan, penyulaman dan pemindahan tanaman, pembibitan, serta

pemeliharaan peralatan.

D. Intensitas Pemeliharaan Intensitas pemeliharaan pada suatu taman dapat dibagi menjadi intensitas

pemeliharaan yang intensif, semi intensif, dan ekstensif. Pada pemeliharaan yang

Page 136: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

130

intensif campur tangan manusia sangat tinggi. Sementara itu pada pemeliharaan

semi-intensif, campur tangan manusia sedang. Pada pemeliharaan yang ekstensif,

campur tangan manusia hanya sedikit sekali. Jika dilihat dari skala ukuran tamannya,

taman dengan pemeliharaan yang intensif contohnya adalah taman skala kecil,

taman rumah tinggal, taman perkantoran, lanskap olah raga, dan taman rumah sakit.

Sementara itu taman dengan pemeliharaan yang semi intensif contohnya adalah,

lanskap taman kota, jalur hijau, dan lanskap kampus. Contoh untuk taman dengan

pemeliharaan yang ekstensif adalah lanskap jalan di luar kota, jalan tol, lanskap

perdesaan, hutan, dan riparian.

E. Perencanaan dan Pengorganisasian Program Pemeliharaan Taman Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan agar proses pemeliharaan

taman/lanskap dapat berjalan dengan baik, yaitu:

1. Menginventarisasi dan mengidentifikasi elemen, fasilitas dan peralatan taman

yang harus dipelihara.

2. Membuat perencanaan pemeliharaan rutin yang mencakup beberapa hal:

a. Penyusunan standar pemeliharaan fasilitas dan peralatan taman.

b. Identifikasi dan pembuatan daftar kebutuhan tugas pemeliharaan rutin

secara spesifik untuk mencapai standar pemeliharaan.

c. Penjelasan prosedur metode yang paling efisien untuk menyelesaikan

tugas pemeliharaan rutin.

d. Penentuan frekuensi tugas pemeliharaan pada setiap jenis pekerjaan.

e. Penentuan kebutuhan tenaga kerja.

f. Penentuan kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan.

g. Penetapan perkiraan waktu pelaksanaan tugas yang tepat.

3. Merencanakan alat-alat yang digunakan untuk pemeliharaan tidak rutin atau

yang bersifat insidentil.

4. Merencanakan jadwal dan cara pemeliharaan pencegahan untuk mengatasi

keadaan yang mungkin mempercepat kerusakan taman.

5. Membuat jadwal tanggung jawab penugasan untuk setiap pekerjaan, meliputi

penugasan perorangan, kelompok, atau penyerahan tugas kepada kontraktor.

Page 137: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

131

6. Melakukan pengawasan terhadap sistem pekerjaan perencanaan dan

perancangan, ketepatan jadwal pekerjaan pemeliharaan, serta kapasitas

pekerjaan.

7. Membuat sistem analisis biaya pemeliharaan.

Sistem organisasi dalam pemeliharaan taman umumnya dilakukan oleh

pemelihara taman skala besar. Pemeliharaan taman umumnya merupakan bagian

dari suatu divisi arsitektur pertamanan, yang terdiri atas beberapa seksi yang bekerja

secara spesifik dan bertujuan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kerja. Contoh

sistem organisasi pemelihara taman dapat dilihat pada Gambar 31 di bawah.

Gambar 31. Struktur organisasi divisi pemeliharaan taman (Sumber: Arifin dan Nurhayati, 1999)

Dalam industri lanskap, kegiatan pemeliharaan taman memerlukan koordinasi

dari bidang-bidang khusus untuk menciptakan taman yang indah, nyaman, dan aman

sesuai yang diharapkan pemilik atau pengguna. Bidang-bidang tersebut meliputi

perancangan taman (landscape architect), pemborong pembuatan taman (landscape

Page 138: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

132

contractor), pemasok bahan, baik bibit tanaman lanskap maupun bahan bangunan

taman atau perkerasan (nurseryman), dan pemelihara taman (landscape

maintenance). Keterkaitan antara bidang-bidang tersebut dapat dilihat pada Gambar

32 berikut.

Gambar 32. Garis koordinasi bidang yang terkait dengan pemeliharaan taman

(Sumber: Arifin dan Nurhayati, 1999) Agar pemeliharaan taman/lanskap dapat lebih efektif dan berjalan dengan baik, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh para operator

pemeliharaan taman.

2. Sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman.

3. Ketersediaan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan.

4. Tingkat pengawasan pekerjaan di lapangan.

Page 139: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

133

5. Kelancaran komunikasi antara pimpinan (manajer) dengan para mandor dan

antara mandor dengan operator pemeliharaan taman di lapangan.

F. Biaya Pemeliharaan

Cara dan intensitas pengelolaan memberikan pengaruh pada besarnya biaya.

Semakin alami suatu lanskap dengan desain informal umumnya membutuhkan biaya

pengelolaan yang lebih rendah. Semakin formal suatu desain, banyak menghilangkan

karakter alami, mengakibatkan biaya pengelolaan yang lebih tinggi. Desain lanskap

yang detail, formal atau kompleks juga akan mempengaruhi biaya pemeliharaan.

Desain lanskap yang sederhana jauh lebih mudah dipelihara dengan menggunakan

alat-alat yang baik dan lebih mudah dipelihara secara total. Semakin kompleks suatu

desain meskipun diterapkan pada lanskap yang relatif kecil, akan memerlukan

peralatan kecil yang digunakan intensif, perlu tenaga kerja lebih banyak, dan pada

akhirnya biayanya lebih tinggi.

Penyusunan anggaran biaya pemeliharaan tergantung pada:

a. Luas areal taman.

b. Lokasi atau fungsi area.

c. Desain taman dan penggunaan elemen-elemen taman (intensif atau tidak

intensif).

d. Standar biaya tenaga kerja harian, honorer, dan tetap.

e. Kelengkapan dan efektivitas peralatan pemeliharaan taman.

f. Bahan habis pakai.

g. Biaya tenaga supervisor dan tenaga ahli.

Adapun persentase komponen biaya pemeliharaan taman yang secara umum dapat

dicontoh dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Page 140: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

134

Tabel 2. Persentase komponen biaya pemeliharaan taman

Jenis Anggaran Biaya Persentase

1. Biaya (upah) tenaga kerja 45

2. Biaya bahan habis pakai (pupuk, pestisida, bahan bakar,

cat, dsb.)

47

3. Biaya Tetap (over head) 48

- Gaji Supervisor dan ahli 27

- Penyusutan alat 14

- Biaya accounting 13

- Lain-lain 46

(Sumber: Arifin dan Nurhayati, 1999)

G. Rangkuman

Pemeliharaan merupakan salah satu bagian penting dari proses perencanaan

dan pembuatan suatu pekerjaan lanskap. Baik buruknya pemeliharaan ini

mempengaruhi keberlanjutan lanskap yang dibuat. Namun sering kali bagian ini

terlupakan terlebih lagi pada taman-taman yang dikelola oleh pemerintah. Seringkali

tidak dianggarkan sejumlah dana untuk memelihara lanskap tersebut. Akibatnya

lanskap tersebut hanya indah dan dapat dinikmati pada saat selesai dikerjakan,

seterusnya lanskap tersebut terbengkalai, rusak dan hancur. Untuk menjaga desain

dan fungsi maka pemeliharaan lanskap/taman tak dapat dipisahkan dari perencanaan

taman/lanskap secara keseluruhan.

Dalam proses pemeliharaan, desain awal berupa gambar atau denah yang

menyajikan secara detail elemen lanskap yang digunakan perlu disimpan dengan

baik. Hal ini penting karena dalam pengerjaan pemeliharaan, disain awal inilah yang

dijadikan dasar dalam pengerjaan pemeliharaan sehingga tujuan dan tema awal

lanskap tersebut dibuat dapat terjaga.

Page 141: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

135

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang bentuk-bentuk pemeliharaaan lanskap dan proses merencanakan serta mengorganisasikan program pemeliharaan suatu taman, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas dibawah ini dan mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda.

1. Jelaskan pengertian dari pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik! 2. Mengapa dengan membuat perencanaan dan perancangan taman dengan

pola yang sederhana membuat kegiatan pemeliharaan ideal lebih mudah dilakukan?

3. Mengapa pemilihan elemen taman yang tepat dalam perencanaan turut menentukan keberhasilan/kemudahan dalam proses pemeliharaan suatu taman/lanskap?

4. Sebutkan hal-hal yang mempengaruhi besar kecilnya penyusunan anggaran biaya pemeliharaan.

5. Jelaskan keterkaitan kerja antara perancang taman (landscape architect), pemborong pembuatan taman (landscape contractor), pemasok bahan, baik bibit tanaman lanskap maupun bahan bangunan taman atau perkerasan (nurseryman), dan pemelihara taman (landscape maintenance)!

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan kawan-kawan Anda.

2. Renungkan dan ingatlah kembali tentang bentuk-bentuk pemeliharaan lanskap dan proses perencanaan program pemeliharaan suatu taman serta hal-hal yang terkait dengan penyusunan anggaran biaya pemeliharaan.

B. Tes Formatif / Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkarilah jawaban yang paling benar dari setiap soal dibawah ini.

1. Pemeliharaan yang dilakukan agar bentuk taman tetap sesuai dengan tujuan semula, menjaga elemen dan prinsip desain sesuai dengan tujuan awal dari desain/rancangan, dikenal dengan............. (a) Pemeliharaan fisik

Page 142: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

136

(b) Pemeliharaan ideal (c) Pemeliharaan pengelolaan (d) Pemeliharaan taman

2. Yang termasuk ke dalam pemeliharaan taman untuk elemen lunak adalah............. (a) Pembersihan lumut (b) Pembersihan karat (c) Penyiangan (d) Pengecatan

3. Yang termasuk ke dalam pemeliharaan fisik adalah............. (a) Pemeliharaan taman elemen keras (b) Pemeliharaan bentuk taman formal (c) Pemeliharaan bentuk tanaman pagar (d) Pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional

4. Contoh taman yang umumnya memiliki cara pemeliharaan yang ekstensif adalah............. (a) Taman rumah tinggal (b) Taman perkantoran (c) Lanskap taman kota (d) Lanskap jalan tol

5. Ada beberapa komponen biaya pemeliharaan taman. Komponen biaya yang paling besar persentasenya adalah komponen anggaran............. (a) Biaya (upah) tenaga kerja (b) Biaya bahan habis pakai (c) Gaji supervisor dan ahli (d) Penyusutan alat

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 12.

Rumus:

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 143: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

137

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 12. Anda dapat meneruskan pada Bab 13. Akan tetapi, apabila

tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 12,

terutama bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Arifin H.S., Nurhayati. 1999. Pemeliharaan Taman. Jakarta: Penebar

Swadaya.

2. Anonim. 2008. Pemeliharaan Lanskap. http://ruliy.multiply.com/journal/item/9.

Diakses tgl 14 November 2011. D. Kunci Jawaban

1. b

2. c

3. a

4. d

5. a

Page 144: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 13 PENGELOLAAN LANSKAP PERKOTAAN DAN PERDESAAN

PENDAHULUAN Tempat yang merupakan hunian atau permukiman hanya terdiri atas desa dan

kota. Secara umum pembedaan itu didasarkan pada kelengkapan sarana dan

prasarana hunian yang erat kaitannya dengan sedikit banyaknya orang yang tinggal

di situ. Perbedaan sarana dan prasarana hunian, serta perbedaan jumlah orang dan

jenis kegiatannya, tentunya membedakan kota dan desa pada taraf pengelolaannya.

Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu membedakan

lanskap perkotaan dan perdesaan, serta mampu membuat rencana pengelolaan

lanskap di perkotaan dan perdesaan.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN A. Pengertian Lanskap Perkotaan

Secara fisik, kota merupakan area terbangun dengan intensitas yang tinggi,

yang terus menurun menjauhi wilayah pusat kotanya. Secara sosial, kota dapat

dilihat berdasarkan jumlah penduduk dan kegiatan sosial di dalamnya. Secara

ekonomi, kota merupakan konsentrasi kegiatan secara spasial, bertujuan

meningkatkan produktivitas, selanjutnya memungkinkan terjadinya anekaragam

budaya, intelektual, dan segala kegiatan ekonomi untuk mendukung kehidupan

penduduknya secara berkelanjutan.

Menurut UU No. 26 tahun 2007, kawasan perkotaan adalah wilayah yang

mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan

sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kota adalah suatu bentukan

lanskap buatan manusia yang terjadi akibat kegiatan manusia dalam mengelola

Page 145: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

139

kepentingan hidupnya. Faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya, kelembagaan, politik,

ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi perubahan lanskap perkotaan

juga berkontribusi terhadap lingkungan fisik kota (Simonds dan Starke, 2006).

Kota memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Berukuran dan berpenduduk besar di masa dan tempat itu.

2. Bersifat permanen.

3. Memiliki kepadatan yang tinggi.

4. Memiliki struktur dan pola dasar seperti jalan dan ruang kota.

5. Merupakan suatu tempat masyarakat tinggal dan bekerja.

6. Memiliki sejumlah fungsi kota.

7. Adanya heterogenitas dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada

masyarakat.

8. Merupakan pusat ekonomi pada waktu dan tempat itu yang mengakomodasi

daerah pertanian di pinggiran kota dan melakukan pengolahannya untuk

pemasaran yang lebih luas.

9. Merupakan pusat pelayanan bagi daerah sekitarnya.

10. Merupakan pusat penyebaran, memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada

waktu dan tempat itu. Gambaran wajah lanskap perkotaan di Indonesia dapat

dilihat pada Gambar 33.

Gambar 33. Wajah lanskap perkotaan di Indonesia

Foto

: Nur

faid

a (2

008)

Page 146: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

140

B. Indikator Pengelolaan Perkotaan Pembangunan suatu kota dapat dilakukan dengan tiga strategi utama, yaitu:

(1) the responsible city, (2) the living city dan (3) the participating city. Masing-masing

strategi berhubungan erat dengan pengelolaan, tata ruang, dan juga kebijakan yang

diterapkan, tetapi tidak melupakan aspek yang paling utama, yaitu faktor lingkungan,

sosial, budaya, dan ekonomi.

Strategi the responsible city merupakan suatu konsep desain dan pengelolaan

kota yang tidak hanya memperhatikan kebutuhan level-level tertentu, tetapi juga

generasi yang akan datang dengan tetap bertanggung jawab terhadap mutu

lingkungan dari wilayah tersebut.

Konsep the living city bermakna suatu kota harus menawarkan kondisi yang

tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga kesehatan sekaligus keindahan

pada penduduknya, misalnya dengan adanya pepohonan di sekitar jalan yang

memperhatikan aspek estetika.

Kota bukan hanya untuk masyarakat, tetapi juga dimiliki oleh masyarakat

sehingga kepedulian masyarakat terhadap kota itu sendiri harus ditingkatkan. Hal ini

yang menjadi dasar bagi konsep the participating city dan juga sebagai acuan untuk

mencapai konsep the responsible city dan the living city.

Strategi ini sangat terkait dengan gaya hidup dan tipe bisnis yang ada pada

suatu area yang juga terkait erat dengan kebijakan kota tersebut termasuk kebijakan

yang terkait dengan masalah lingkungan, perencanaan kota, dan perangkat

organisasinya.

Selain strategi dalam pengelolaan perkotaan, juga ada beberapa dimensi

keberlanjutan dalam perkotaan yang juga memiliki kaitan terhadap pengelolaan

perkotaan. Dimensi-dimensi tersebut antara lain:

1. Dimensi Temporal mengandung arti suatu pembangunan jangka pendek

yang disebut baik belum tentu baik dalam jangka panjang.

2. Dimensi Spasial terkait dengan hubungan antara suatu kota dengan kota

lainnya, yang berarti masalah pada suatu kota dipindahkan ke kota atau

daerah pedesaan di sekitar kota.

Page 147: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

141

3. Masalah sosial-ekonomi pada suatu kota terkait dengan Dimensi Sosial-Ekonomi. Perkembangan suatu kota dapat menguntungkan pihak tertentu,

tetapi merugikan pihak lainnya.

4. Dimensi Politik yaitu suatu kota dapat mentransfer biaya-biaya ekologis

secara politik yang menguntungkan ke pihak lain yang tidak menguntungkan.

5. Dimensi Interspecies adalah upaya meningkatkan kesejahteraan manusia

dengan tidak mengganggu spesies lain.

6. Dimensi Inter-Medium dapat dilihat pada pengolahan sampah dengan

insinerator atau mengurangi limbah padat dengan cara pembakaran sehingga

menciptakan pencemaran atau polusi udara.

C. Ruang Terbuka Hijau Perkotaan sebagai Contoh Lanskap Perkotaan Ruang terbuka hijau suatu kota adalah ruang-ruang terbuka di berbagai

tempat wilayah perkotaan yang secara optimal digunakan sebagai daerah

penghijauan dan berfungsi dalam mendukung kualitas lingkungan wilayah perkotaan.

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/ jalur dan/atau mengelompok, yang

penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh

secara alamiah maupun yang sengaja ditanam (UU No. 26 Tahun 2007). Proporsi

RTH pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota.

Fungsi dan manfaat RTH antara lain yaitu:

1. Areal perlindungan bagi berlangsungnya fungsi ekosistem dan fungsi

penyangga lingkungan.

2. Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan

lingkungan.

3. Sarana rekreasi.

4. Pengaman lingkungan hidup perkotaan terhadap berbagai macam

pencemaran di darat, laut, dan udara.

5. Sarana penelitian, pendidikan, dan penyuluhan bagi masyarakat untuk

membentuk kesadaran lingkungan.

6. Tempat perlindungan plasma nutfah.

Page 148: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

142

7. Sumber udara segar bagi lingkungan dan untuk memperbaiki iklim mikro

terutama menurunkan suhu udara serta penyaring kecepatan angin dan

cahaya matahari, pengatur presipitasi dan kelembaban.

8. Pengatur tata air.

9. Wadah kegiatan masyarakat di suatu lingkungan, tempat untuk bersantai dan

melakukan komunikasi sosial.

Dalam upaya pengelolaan, RTH dikategorikan sebagai wilayah spasial bagi

kepentingan 3 pihak yaitu pihak-pihak pemerintah kota, warga kota atau masyarakat,

dan pengusaha. Ketiga stakeholders tersebut memiliki peran, fungsi, potensi, dan

kepentingan sendiri. Sinergi dari 4 hal ini membutuhkan suatu cara bekerja (rule of

game) dan model organisasi tertentu yang disepakati bersama dan dinyatakan dalam

suatu kebijakan publik yang terkait dengan bentuk kegiatan pengelolaan RTH kota

yang diusulkan.

Dalam mengelola RTH kota terdapat pula beberapa kendala, antara lain:

1. Kendala anggaran pembangunan dan teknis pengelolaan RTH pada sisi

pemerintah.

2. Kendala prioritas dan pilihan kebutuhan pada sisi masyarakat.

3. Kendala margin keuntungan pada sisi pengusaha.

Tiga kendala ini sering menimbulkan konflik kepentingan yang berdampak

negatif terhadap luas dan kualitas RTH yang dibutuhkan atau yang harus disediakan

dalam wilayah perkotaan, sehingga perlu suatu bentuk upaya untuk meminimumkan

konflik yang terjadi misalnya dengan pemberian insentif tertentu. Insentif yang

diterima oleh Pemkot dapat berupa efisiensi kerja dan biaya pengelolaan RTH dalam

wujud rancangan fisik keindahan RTH dan kenyamanan kota. Insentif yang diterima

oleh masyarakat adalah kondisi lingkungan kota yang nyaman, sehat, indah, dan

rekreatif. Insentif yang diterima oleh pengusaha adalah lahan RTH sebagai media

promosi atau lahan yang menguntungkan secara ekonomi.

D. Pengelolaan Air dan Sampah di Perkotaan Pengelolaan air mencakup kuantitas dan kualitas air bersih. Adanya ruang

terbuka hijau sebagai green infrastructure seperti taman-taman kota, area rekreasi,

Page 149: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

143

dan kawasan konservasi hutan mangrove diharapkan dapat mendukung ketersediaan

air.

Sampah, sebagai hasil akhir dari sisa-sisa penggunaan sumber daya yang

tersedia di bumi dan telah digunakan oleh manusia pada akhirnya akan menjadi

sumber permasalahan lingkungan apabila tidak ditangani serta dikelola dengan baik

oleh segenap pihak dari semua lapisan masyarakat. Permasalahan sampah timbul

akibat daya dukung lingkungan sudah melampaui ambang batasnya, jumlah populasi

manusia khususnya penduduk di perkotaan, dan perilaku yang menyangkut budaya

masyarakat serta nilai-nilai yang ada.

Penyumbang sampah paling besar di perkotaan adalah sampah rumah

tangga. Daur pengelolaan sampah dapat dilihat pada Gambar 34. Bentuk sampah

rumah tangga terdiri atas:

a. Sampah padat terdiri atas:

1. Bahan yang mudah terurai (sisa makanan, daun-daunan)

2. Bahan yang tidak dapat terurai:

(a) Tidak berbahaya: botol, kaleng, logam, kayu packing, dan lain-lain.

(b) Berbahaya: oli, pestisida rumah tangga, baterei, pembersih toilet, pewarna

rambut, semua wadah semua bahan tersebut, sampah rumah sakit, dan

lain-lain.

b. Sampah cair terdiri atas: sisa minyak goreng, kuah sayuran, dan cairan yang

keluar dari tumpukan sampah.

Selain itu dari jenisnya, sampah rumah tangga dapat dibagi menjadi:

(a) Sampah dari bahan an-organik yang dapat didaur-ulang (berbagai produk dari

plastik, kaca, mika, kaleng).

(b) Sampah an-organik yang tidak dapat didaur-ulang (bahan buangan berbahaya,

baterei, aki, handphone bekas, kemasan pestisida, kosmetik sprayer, dan lain-

lain.

(c) Sampah organik yang dapat dibuat kompos (sisa makanan, daun-daunan, kertas-

kertas bekas, dan lain-lain).

(d) Sampah organik yang tidak dapat dibuat kompos (ranting kayu, dahan pohon,

cabang, dan lain-lain).

Page 150: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

144

Untuk mengelola sampah tumah tangga ada lima langkah pokok yang dapat

dilakukan, yaitu:

(a) reduce: mengurangi jumlah sampah yang dibuang.

(b) reuse: menggunakan ulang wadah-wadah atau barang-barang bekas.

(c) recycle: mendaur-ulang bahan-bahan yang dapat didaur-ulang atau membuat

kompos.

(d) reform: merubah bentuk sampah menjadi barang-barang lain yang lebih berguna.

(e) replant: menanam tanaman dengan menggunakan produk daur-ulang sampah

yaitu kompos.

Untuk jenis sampah yang harus dibuang (tidak dapat digunakan kembali atau juga

didaur ulang) ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelolanya, yaitu:

(a) Penimbunan terkendali (controlled dumping).

(b) Penimbunan sampah dan tanah berlapis secara sehat (sanitary landfill).

(c) Pembakaran sederhana (simple burning).

(d) Pembakaran dengan panas tinggi dengan incenerator (inceneration).

Gambar 34. Daur pengelolaan sampah skala rumah tangga (Sumber: Arifin et al, 2008)

Page 151: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

145

E. Pengertian Lanskap Perdesaan

Kata desa berasal dari bahasa India yakni Swadesi yang berarti tempat asal,

tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang merujuk pada satu kesatuan

hidup, dengan satu kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas. Di Indonesia

dapat ditemui banyak kesatuan masyarakat dengan peristilahannya masing-masing,

seperti dusun dan marga bagi masyarakat Sumatera Selatan, dati di Maluku, nagari

di Minang, atau wanua di Minahasa.

Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007, kawasan perdesaan mempunyai

pengertian sebagai suatu wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,

termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

kegiatan ekonomi. Lanskap perdesaan merupakan gabungan antara lanskap yang

dikelola dengan lanskap yang alami; yang mungkin membantu membedakan antara

lahan yang dipreservasi sebagai padang rimba atau sepenuhnya alami kompleks dan

pengelolaan lahan. Gambaran wajah lanskap pedesaan di Indonesia dapat dilihat

pada Gambar 35.

Gambar 35. Wajah lanskap pedesaan di Indonesia

Desa merupakan tulang punggung kehidupan, tempat berbagai macam

sumber daya alam yang perlu dilestarikan. Tetapi akibat pengaruh eksternal (tingkat

urbanisasi, teknologi) dan internal (antara lain sistem pewarisan) terjadi perubahan

wajah dan struktur lanskap perdesaan. Nilai-nilai baru yang masuk melalui

Foto

: Nur

faid

a (2

008)

Page 152: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

146

pendidikan, sarana transportasi, komunikasi, perdagangan dan pertanian modern

turut mengubah sikap tradisional.

Jenis ruang terbuka di wilayah perdesaan Indonesia, seperti kebun bambu

(bamboo tree garden), kebun campuran (mixed garden), pekarangan (home garden),

tegalan/ladang (upland farms), sawah (paddy field), dan semak belukar (abandon

land). Kebun bambu, kebun campuran, pekarangan berkontribusi tidak hanya pada

produksi, tetapi juga terhadap konservasi lingkungan dengan tipe agroforestrinya.

F. Pekarangan sebagai Contoh Lanskap Perdesaan Pekarangan adalah konsekuensi pemikiran untuk memenuhi kebutuhan

pemiliknya di area sekitar pemukiman yang terbatas. Pekarangan sebagai lahan

yang terdapat bangunan di atasnya umumnya memiliki batas kepemilikan yang jelas

serta biasanya ditanami dengan berbagai tanaman sehingga memenuhi kebutuhan

fungsional dari variasi biofisik, ekonomi, dan fungsi sosial budaya pemiliknya.

Pekarangan adalah lahan yang merupakan sistem integrasi dari berbagai elemen

lunak, keras, dan manusia dalam lingkungan tersebut.

Pekarangan memiliki beberapa fungsi, antara lain, sebagai berikut.

1. Fungsi produksi: berbagai tanaman di pekarangan, terutama tanaman nursery,

buah-buahan, tanaman industri, sayuran, dan rempah-rempah, dan ternak dapat

dipanen, sehingga dapat memberikan tambahan pendapatan.

2. Fungsi sosial: usaha memenuhi berbagai kebutuhan terkadang dilakukan pemilik

pekarangan dengan memilih elemen penyusun pekarangan yang disesuaikan

dengan kebutuhan bersosial ataupun kebutuhan lainnya yang berhubungan

dengan kebiasaan setempat.

3. Fungsi estetika dari pekarangan terwujud dari penataan taman yang memberikan

kenyamanan dan kesenangan bagi pemiliknya. Pemilihan tanaman pada

pekarangan merupakan wujud dari kreativitas, imajinasi, kewirausahaan, dan rasa

estetik pemiliknya

4. Fungsi ekologis pekarangan terbagi menjadi dua, yaitu fungsi konservasi dan

fungsi sumber keragaman genetik.

Page 153: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

147

Struktur dan pola pekarangan dapat diatur secara horizontal maupun vertikal.

Secara horizontal tanaman dalam pekarangan diklasifikasikan sesuai dengan

fungsinya, yaitu: tanaman ornamental; tanaman buah-buahan; tanaman sayur-

sayuran; tanaman obat-obatan; tanaman bumbu-bumbuan; tanaman penghasil

pati/karbohidrat; tanaman industri; tanaman fungsi lainnya, seperti untuk kayu bakar,

kerajinan, dan makanan ternak. Sementara itu, secara vertikal tinggi tanaman dibagi

dalam lima strata, yaitu:

1. Strata pertama adalah tanaman rendah dengan ketinggian kurang dari 1 meter.

2. Strata dua untuk ketinggian 1-2 meter

3. Strata tiga untuk ketinggian 2-5 meter

4. Strata empat untuk ketinggian 5-10 meter

5. Strata lima untuk ketinggian lebih dari 10 meter.

Contoh pengaturan tanaman di pekarangan secara vertikal dapat dilihat pada

Gambar 4.

Berdasarkan lokasi, pekarangan terbagi menjadi tiga zona yaitu bagian depan,

belakang, dan samping. Pekarangan memiliki pola penataan ruang tertentu yang

terkait dengan fungsi, antara lain, fungsi daur ulang, pelayanan umum, prestise,

produksi, dan keindahan.

G. Pengelolaan Pekarangan Sebagai Sistem Agroforestri

Agroforestri adalah sistem penggunaan lahan terpadu yang mengombinasikan

pepohonan dengan tanaman pertanian dan atau hewan ternak secara bersama-sama

atau bergiliran untuk menghasilkan produk terpadu. Agroforestri merupakan suatu

istilah baru dari praktek-praktek pemanfaatan lahan tradisional yang memiliki unsur-

unsur seperti penggunaan lahan atau sistem penggunaan lahan oleh manusia,

penerapan teknologi, komponen tanaman semusim, komponen tanaman tahunan dan

atau ternak atau hewan, waktu dapat bersamaan atau bergiliran dalam suatu periode

tertentu, terdapat interaksi ekologi, sosial, dan ekonomi.

Agroforestri dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem agroforestri

sederhana dan sistem agroforestri kompleks.

Page 154: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

148

1. Sistem agroforestri sederhana adalah suatu sistem pertanian yang di dalamnya

pepohonan ditanam secara tumpang sari dengan satu atau lebih jenis tanaman

semusim.

Gambar 36. Contoh pengaturan struktur tanaman secara vertikal pada pekarangan

Page 155: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

149

2. Sistem agroforestri kompleks adalah suatu sistem pertanian menetap yang

melibatkan banyak jenis pepohonan (juga dapat dikombinasikan dengan hewan

ternak bahkan dengan ikan) baik sengaja ditanam maupun yang tumbuh secara

alami pada sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti pola tanam dan

ekosistem yang menyerupai hutan.

Pada bentang lahan, bentuk-bentuk kombinasi ini terdapat dalam berbagai tipe

penutupan dan penggunaan lahan baik secara monokultur maupun campuran yang

disebut dengan lanskap agroforestri. Lanskap agroforestri terbagi menjadi dua sistem

penutupan dan penggunaan lahan yaitu sistem penutupan dan penggunaan lahan

tersegregasi dan sistem penutupan dan penggunaan lahan terintegrasi.

Agroforestry mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

1. Mempertahankan pengelolaan sumber daya air (water resources management)

2. Mempertahankan cadangan karbon (carbon stock)

3. Mempertahankan keanekaragaman hayati (biodiversity)

4. Mempertahankan keindahan lanskap (landscape beautification).

H. Pengelolaan Pekarangan Sebagai Sistem Permakultura Kata permaculture merupakan singkatan dari permanent agriculture (pertanian

yang permanen) dan permanent culture (kebudayaan yang permanen). Permaculture

(permakultura dalam bahasa Indonesia) didefinisikan sebagai suatu sistem desain

untuk menciptakan lingkungan hidup yang berkelanjutan, yang berhubungan dengan

tanaman, hewan, dan infrastruktur (air, energi, dan komunikasi) serta keterkaitan di

antara unsur-unsur tersebut yang dapat diciptakan melalui penempatan yang tepat

pada lahan.

Sasaran permakultura adalah menciptakan sistem yang secara ekologis sehat

dan secara ekonomis dapat berjalan dengan baik, mampu memenuhi kebutuhan

sendiri, tidak mengeksploitasi, dan tidak mengakibatkan polusi sehingga dalam

jangka panjang dapat berkelanjutan.

Etika dalam permakultura yaitu:

1. Melindungi dan merawat bumi (care for the earth).

2. Melindungi dan merawat manusia (care for people).

Page 156: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

150

3. Menyumbangkan waktu luang dan energi (contribution of surplus time, money

and energy) atau melindungi dan merawat masyarakat (care for community).

Prinsip-prinsip dalam permakultura

1. Lokasi yang relatif, yaitu setiap elemen seperti rumah, kolam, dan jalan,

ditempatkan dalam suatu keterkaitan satu sama lain sehingga dapat saling

mendukung.

2. Setiap elemen melaksanakan berbagai tugas.

3. Setiap tugas yang penting didukung oleh banyak elemen.

4. Perencanaan energi yang efisien untuk rumah dan pemukiman.

5. Penekanan pada pemanfaatan sumber daya biologi daripada sumber daya fosil.

6. Daur ulang energi dalam tapak.

7. Pemanfaatan dan percepatan suksesi alamiah dan tanaman untuk mendapatkan

lahan dan tanah yang baik.

8. Polikultur dan diversifikasi spesies yang bermanfaat untuk memperoleh sistem

yang produktif dan terpadu.

9. Pemanfaatan batas dan pola alamiah untuk mendapatkan efek terbaik.

Gambar 37. Contoh pengaturan pekarangan dengan sistem agroforestri

Page 157: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

151

Gambar 38. Contoh pengaturan pekarangan sebagai sistem permakultura di pedesaan (Sumber: Modifikasi dari Mollison, 1997)

Tabel 3. Fungsi ruang dan tingkat pemeliharaan zona-zona pada pengaturan

pekarangan dengan sistem permakultura

(Sumber: Mollison, 1997)

Page 158: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

152

I. Rangkuman Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan

pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,

pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

kegiatan ekonomi. Sementara itu kawasan perdesaan mempunyai pengertian

sebagai suatu wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk

pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

kegiatan ekonomi.

Jumlah masyarakat perkotaan yang lebih besar daripada jumlah masyarakat

perdesaan juga jenis pekerjaan yang berbeda membuat pola penggunaan lahan di

perkotaan berbeda dengan di perdesaan. Perdesaan yang penduduknya lebih sedikit

membuat rumah-rumah di perdesaan memiliki halaman yang lebih luas, sehingga

hampir semua rumah di perdesaan memiliki konsep pekarangan. Sementara itu

rumah-rumah di perkotaan memiliki halaman yang lebih sempit, bahkan banyak yang

tidak lagi memiliki halaman. Hal ini tentunya juga membuat pengelolaan lanskap yang

berbeda.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang lanskap perkotaan dan perdesaan, serta memantapkan kemampuan Anda membuat rencana pengelolaan lanskap di perkotaan dan perdesaan, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas dibawah ini dan mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda.

1. Jelaskan perbedaan antara lanskap perkotaan dengan lanskap perdesaan! 2. Jelaskan hubungan antara keberadaan RTH dengan pengelolaan lanskap

perkotaan! 3. Jelaskan hal-hal yang dapat menyebabkan perbedaan pengelolaan sampah di

perkotaan dengan di perdesaan! 4. Jelaskan maksud dari mengelola pekarangan di perdesaan dengan sistem

agroforestri!

Page 159: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

153

5. Jelaskan bagaimana sistem permakultura bermanfaat dalam mengelola kawasan perdesaan.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan kawan-kawan Anda.

2. Renungkan dan ingatlah kembali tentang pengelolaan lanskap perkotaan dan pengelolaan lanskap perdesaan, dan hal-hal yang terkait dengan pengelolaan di kedua tempat tersebut.

B. Tes Formatif / Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkarilah jawaban yang paling benar dari setiap soal dibawah ini.

1. Konsep yang menjaga agar desain dan pengelolaan kota tidak hanya memperhatikan kebutuhan level-level tertentu, tetapi juga generasi yang akan datang dengan tetap bertanggung jawab terhadap mutu lingkungan dari wilayah tersebut, merupakan strategi pembangunan kota dengan konsep: (a) the responsible city, (b) the living city (c) the participating city (d) the sustainable city

2. Dimensi yang mengandung arti suatu “pembangunan jangka pendek yang disebut baik belum tentu baik dalam jangka panjang”, merupakan pengertian dari dimensi: (a) Temporal (b) Spasial (c) Sosial Ekonomi (d) Politik

3. Pekarangan memiliki beberapa fungsi. Jika pekarangan ditanami dengan berbagai tanaman di pekarangan, terutama tanaman nursery, buah-buahan, tanaman industri, sayuran, dan rempah-rempah, dan ternak dapat dipanen, sehingga dapat memberikan tambahan pendapatan, maka ini merupakan fungsi pekarangan dilihat dari fungsi: (a) sosial

Page 160: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

154

(b) produksi (c) estetika (d) ekologis

4. Baterei dan aki merupakan contoh jenis sampah rumah tangga yang termasuk pada jenis: (a) Sampah dari bahan an-organik yang dapat didaur-ulang

(b) Sampah an-organik yang tidak dapat didaur-ulang

(c) Sampah organik yang dapat dibuat kompos

(d) Sampah organik yang tidak dapat dibuat kompos

5. Suatu sistem desain untuk menciptakan lingkungan hidup yang berkelanjutan,

yang berhubungan dengan tanaman, hewan, dan infrastruktur (air, energi, dan

komunikasi) serta keterkaitan di antara unsur-unsur tersebut yang dapat

diciptakan melalui penempatan yang tepat pada lahan, merupakan pengertian

dari:

(a) Pekarangan

(b) Pertamanan

(c) Agroforestry

(d) Permakultura Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 13.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 13. Anda dapat meneruskan pada Bab 14. Akan tetapi, apabila

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 161: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

155

tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 13,

terutama bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Anonim. 2008. Pemeliharaan Lanskap. http://ruliy.multiply.com/journal/item/9.

Diakses tgl 14 November 2011.

2. Arifin, H.S., Nurhayati. 1999. Pemeliharaan Taman. Jakarta: Penebar

Swadaya.

3. Arifin,H.S., A. Munandar, Nurhayati, Q.Pramukanto, V.D. Damayanti. 2008.

Sampoerna Hijau Kotaku Hijau. Jakarta: Sampoerna Hijau.

4. Mollison, B. 1997. Introduction to Permaculture. Victoria: A Tagari Publication.

D. Kunci Jawaban

1. a

2. a

3. b

4. b

5. d

Page 162: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

BAB 14 PENGELOLAAN KAWASAN YANG PEKA TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN

PENDAHULUAN Dunia Arsitektur Lanskap kian hari kian berkembang, ditandai dengan makin

sadarnya manusia akan arti lingkungan dan alam sekitarnya. Keselarasan hidup

dengan alam, baik yang biotik maupun abiotik, kerap kali telah terbukti memberikan

banyak manfaat positif. Manusia memang tidak bisa lepas dari lingkungannya,

bahkan kadangkala justru lingkunganlah yang membentuk manusia. Semakin baik

lingkungannya, maka semakin dipercaya bahwa manusia yang ada di dalamnya juga

akan semakin membaik kualitas hidupnya. Karenanya, prinsip dasar Arsitektur

Lanskap kiranya perlu disosialisasikan ke masyarakat.

Prinsip dasar ilmu Arsitektur Lanskap adalah bagaimana mengorganisasi

suatu ruang dengan elemennya agar secara fungsional berdaya guna dan secara

estetika bernilai indah. Prinsip sederhana ini bermuara pada perpaduan nilai

fungsional dan estetika. Pencapaian dalam nilai fungsional, salah satunya dapat

ditempuh dengan ilmu Ekologi Lanskap. Bahkan pada akhirnya nilai estetika akan

terbentuk dengan sendirinya bila aspek ekologi lanskap ini diterapkan dengan sangat

baik.

Pada kawasan yang rawan terganggu stabilitas lingkungannya dibutuhkan

perencanaan dan pengelolaan lanskap yang lebih teliti. Aspek lingkungan perlu

menjadi prioritas utama yang diperhatikan pada saat perencanaan dan

pengelolaannya.

Sasaran Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu menjelaskan

tentang ekologi lanskap, membuat rencana pengelolaan lanskap yang peka dari segi

lingkungan, serta menjelaskan analisis mengenai dampak lingkungan.

Page 163: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

157

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN A. Ekologi Lanskap

Pembangunan yang dilakukan untuk kenyamanan manusia secara tidak

langsung mengubah wajah lanskap suatu kawasan. Kenyataan itu menciptakan

perubahan terhadap banyak proses ekologi. Karena itu, untuk dapat memperoleh

kenyamanan bagi manusia, tetapi tidak menyebabkan perubahan yang sangat besar

bagi alam sekitarnya, diperlukan pengetahuan tentang lingkungan, alam dan

rancangan yang tepat.

Ekologi lanskap mempelajari pengaruh antara bentang alam dengan proses

ekologi. Ekologi lansekap ditelaah untuk melacak proses ekologis melalui suatu jarak

ruang, skala waktu dan budaya, agar perencana mengerti efek sebenarnya atau efek

potensial dari penggunaan lahan dan perencanaan yang dilakukan untuk manusia.

Suatu hal yang penting adalah pada tahap perencanaan, perencana harus

memastikan bahwa di dalam merencanakan kebutuhan fasilitas-fasilitas tidak

merusak sumberdaya yang ada. Ekologi Lansekap dapat berguna bagi konservasi

alam karena menyangkut pemikiran dari pengaturan habitat, pemikiran konsekuensi

struktur dan proses untuk spesies yang berbeda.

Farina (1998) membagi tiga pandangan dalam ekologi lansekap, yaitu:

1. Manusia : Pada perspektif manusia, lansekap dikelompokkan pada fungsi utama

yang mempunyai arti untuk kehidupan manusia.

2. Geobotanical: Distribusi spatial dari komponen lingkungan abiotik dan biotik, dari

lansekap tanah sampai yang didekati oleh tanaman, dan pada distribusi tanaman

utama sebagai komunitas, tanah hutan dan sebagainya.

3. Hewan: Pandangan akhir ini konsepnya dihubungkan dengan pengamatan

lansekap manusia, walaupun terdapat perbedaan substantial dalam mendekati

secara langsung.

B. Aplikasi Ekologi Lanskap dalam Pengelolaan Kawasan yang Peka Areal yang termasuk peka terhadap perubahan lanskap antara lain adalah

lahan yang memiliki lereng kecuraman yang cukup tinggi. Selain itu, yang dapat

dikategorikan sebagai wilayah yang juga perlu dicermati perencanaannya adalah

Page 164: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

158

wilayah yang jika terjadi perubahan pada tapaknya akan menyebabkan degradasi

lingkungan (ekologi lanskapnya berubah), seperti daerah aliran sungai, kawasan

karst, daerah hutan mangrove, hutan tropis, areal rawa-rawa, dan masih banyak area

lainnya. Jika area-area ini mengalami gangguan, tentunya akan terjadi perubahan

keseimbangan ekosistem di sekitar tempat tersebut.

Gangguan sesungguhnya merupakan femona umum dan terjadi dimana saja

di alam ini, dan akan tampak jelas pada saat terjadi perubahan lansekap, ekosistem

struktur komunitas dan populasi, perubahan substrat, lingkungan fisik dan

ketersediaan sumber daya. Perubahan akibat gangguan inilah proses dasar yang

bertanggung jawab atas proses lainnya seperti fragmentasi, pergerakan hewan,

kepunahan lokal maupun regional dan lain-lain. Setiap lanskap terbentuk, dirawat dan

dirubah oleh gangguan. Sebagai contoh, gangguan seperti pembukaan lahan, dan

kebakaran mempunyai akibat yang kuat terhadap struktur dan fungsi lansekap

(Farina, 1998).

Variabel dasar dari perubahan adalah besarnya gangguan, frekuensi, ukuran

dan penyebarannya. Untuk memprediksikan dampak dari perubahan pada komunitas

dan lanskap, penting untuk dipahami tentang arsitektur gangguan ini secara spasial

dan temporal. Gangguan terjadi di banyak lingkungan biotik dan pada seluruh

tingkatan organisasi, dari individu sampai lansekap.

Interaksi manusia tersebar luas dan seluruh planet ini merasakan akibatnya.

Gangguan yang diakibatkan oleh manusia semakin meluas dalam kisaran

spasiotemporal yang semakin meluas. Sebagai contoh kebakaran di daerah pesisir

Mediterania yang diakibatkan oleh kelalaian manusia sebenarnya tidak berbeda

dengan kebakaran yang terjadi secara alami, namun jika terjadi berulang-ulang setiap

musim (hal yang tidak terjadi pada kondisi alami) dapat menyebabkan stres pada

vegetasi, mengurangi tutupan vegetasi dan meningkatkan erosi tanah.

Karena itu ketika hendak melakukan perencanaan suatu kawasan, utamanya

yang peka terhadap perubahan lingkungan, perlu dianalisa dengan teliti hal-hal yang

kiranya akan berubah. Selain itu juga perlu memperkirakan cara pengelolaannya agar

tidak mengalami kerusakan yang parah.

Page 165: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

159

Beberapa aspek yang sudah perlu dipertimbangkan sebelum mengubah

kawasan yang peka antara lain adalah:

1. Perubahan fisik (contohnya adalah perubahan hutan menjadi perkebunan)

2. Perubahan kimia (contohnya adalah perubahan kualitas air akibat area

pertanian)

3. Perubahan sosial budaya

4. Perubahan kesehatan masyarakat

C. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan

hidup,dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan

(PP No. 27 thn 1999 ttg AMDAL).

Dokumen AMDAL terdiri atas:

1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)

2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)

3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Kegunaan dari AMDAL antara lain yaitu:

1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah

2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup

dari rencana usaha dan atau kegiatan

3. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan

lingkungan.

4. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu

rencana usaha dan atau kegiatan

5. Memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak negatif

6. Digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin

usaha dan/atau kegiatan

Prosedur AMDAL terdiri dari:

1. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL

Page 166: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

160

2. Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat

3. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping)

4. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL,dan RPL

5. Persetujuan Kelayakan Lingkungan

Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha

dan/atau kegiatan. Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta

jasa konsultan untuk menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL

harus telah memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya. Ketentuan

standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan Kepala

Bapedal Nomor 09/2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.

Pihak-pihak yang telibat dalam proses AMDAL antara lain, yaitu:

1. Komisi Penilai AMDAL: adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Di

tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup. Di tingkat provinsi

berkedudukan di Bapedalda/Instansi pengelola Lingkungan Hidup di provinsi. Di

tingkat kabupaten/kota berkedudukan di Bapedalda/Instansi pengelola

Lingkungan Hidup di kabupaten/kota. Anggota komisi penilai AMDAL lainnya

adalah unsur pemerintah lainnya yg berkepentingan, serta warga masyarakat

yang terkena dampak. Tata kerja dan komposisi keanggotaan diatur dalam

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup.

2. Pemrakarsa: adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu

rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Masyarakat yang berkepentingan: Masyarakat yang terpengaruh atas segala

bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan ekonomi, sosial

budaya, dan sebagainya.

Untuk kegiatan yang tidak diwajibkan untuk menyusun AMDAL harus menyusun UKL

dan UPL (Kepmen LH No 11 thn 2006). Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan

dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab yang

tidak diwajibkan melakukan AMDAL.

Page 167: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

161

D. Rangkuman Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam perlu memperhatikan

konsep pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, agar

generasi saat ini memperoleh kebutuhannya secukupnya dan generasi yang akan

datang tetap dapat memenuhi kebutuhan mereka. Dalam memecahkan masalah

pengelolaan lanskap harus ada kerja sama secara terpadu antar berbagai disiplin

ilmu. Kerjasama yang terpadu sangat diperlukan untuk memahami kelebihan masing-

masing displin ilmu, serta memahami pengetahuan dan persepsi masyarakat dan

pengambil kebijakan dalam memandang dan menyikapi permasalahan dalam

pengelolaan lanskap.

Penyusunan dokumen AMDAL merupakan salah satu upaya untuk dapat

merencanakan dan mengelola suatu kawasan, utamanya yang peka terhadap

perubahan lingkungan, agar kawasan tersebut tetap terpelihara dan keberadaanya

tetap berkelanjutan.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang pengelolaan kawasan yang peka terhadap perubahan lingkungan, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas dibawah ini dan mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda. 1. Jelaskan keterkaitan antara ekologi lanskap dengan masalah pengelolaan

kawasan yang peka terhadap perubahan lingkungan! 2. Jelaskan apa yang menjadi variabel besarnya perubahan pada suatu lingkungan! 3. Jelaskan aspek-aspek yang sudah perlu dipertimbangkan sebelum mengubah

suatu kawasan yang peka! 4. Jelaskan kegunaan dari AMDAL! 5. Sebutkan pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL! Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan kawan-kawan Anda.

Page 168: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

162

2. Renungkan dan ingatlah kembali tentang pengelolaan kawasan yang peka terhadap perubahan lingkungan dan juga tentang AMDAL sebagai salah satu upaya untuk dapat mengelola suatu kawasan yang peka dengan lebih terencana.

B. Tes Formatif / Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkarilah huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal dibawah ini!

1. Ekologi lanskap mempelajari pengaruh antara:

(a) permukaan tanah dengan ekosistem

(b) bentang alam dengan proses ekologi

(c) makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya

(d) lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik

2. Pandangan yang melihat distribusi spatial dari komponen lingkungan abiotik dan

biotik, dari lansekap tanah sampai yang didekati oleh tanaman, dan pada

distribusi tanaman utama sebagai komunitas, tanah hutan dan sebagainya,

merupakan penjelasan dari salah satu pandangan dalam ekologi lanskap yaitu:

(a) Pandangan manusia

(b) Pandangan geobotanical

(c) Pandangan hewan

(d) Pandangan abiotik

3. Perubahan kualitas udara akibat adanya kegiatan penambangan batu di area

pabrik semen, termasuk aspek perubahan:

(a) fisik

(b) kimia

(c) sosial budaya

(d) kesehatan masyarakat

4. Untuk kegiatan yang tidak diwajibkan untuk menyusun AMDAL harus menyusun:

(a) UKL dan UPL

(b) RKL dan RPL

(c) KA-ANDAL

(d) ANDAL

Page 169: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

163

5. Salah satu pihak yang telibat dalam proses AMDAL adalah pihak pemrakarsa.

Yang dimaksud dengan pemrakarsa adalah:

(a) komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.

(b) masyarakat yang berkepentingan

(c) orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha

dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.

(d) konsultan yang menyusun dokumen AMDAL

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 14.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 14. Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih dibawah

80%, Anda harus mengulangi Bab 14, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi

1. Farina, A. 1998. Principals and methods in landscape ecology. Chapman &

Hall Ltd. London.

2. Forman, R.T.T. and M.Godron, 1986.Landscape Ecology. John Wiley & Sons,

Inc. Canada.

3. Kurnia, I.R. 2008. Pengembangan Ekowisata ( Ecotourism ) di Kawasan

Waduk Cacaban Kabupaten Tegal. Tesis S2 PS Ilmu Lingkungan Universitas

Diponegoro, Semarang.

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 170: Bahan Ajar P3L Tigin Dariati,SP,MP

164

4. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup.

5. Keputusan Menteri Neg. Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 tentang

Pedoman Penyusunan AMDAL.

6. Keputusan Menteri Neg. Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006 tentang

Kegiatan Wajib AMDAL.

D. Kunci Jawaban

1. b

2. b

3. b

4. a

5. c