Upload
rii-edo-sal
View
238
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
AP
Citation preview
A. PENGERTIAN UNIVERSITAS
Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 19 ayat 1 :“Yang dimaksud perguruan
tinggi adalah merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Universitas merupakan salah satu
institusi pendidikan yang berbentuk perguruan tinggi selain akademik, politeknik,
dan institute. Didalam PP RI Nomor 60 Tahun 1999 Pasal 3, yang dikatakan
bahwa perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang:
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian, serta pengabdian
kepada masyarakat.
2. Pendidikannya berupa menghasilkan manusia terdidik.
3. Penelitiannya merupakan kegiatan telaah taat kaidah dalam usaha
mencari kebenaran dan/atau menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian.
4. Bentuk pengabdiannya kepada masyarakat berkaitan dengan usahah
memberikan manfaat melalui ilmu pengetahuan.
Perguruan tinggi terdiri dari beberap jenis, diantaranya yaitu:
1. Akademi.
Bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan
professional pada satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau kesenian tertentu.
2. Politeknik.
Bentuk perguruan tinggi yang menyelenggrakan program pendidikan
professional pada beberapa bidang pengetahuan khusus.
3. Sekolah tinggi.
Bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan
akademik dan/atau professional dalam lingkup satu displin ilm
4. Institut.
Bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan
akademik dan/atau professional dalam sekelompok disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/ atau kesenian yang sejenis.
5. Universitas.
Bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan
akademik dan/atau professional dalam beberapa disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian tertentu. Jenis perguruan
tinggi lain selain universitas juga dapat merupakan organisasi sector
public.
.
Jika dilihat dari status hukum Perguruan tinggi negeri, terbagi menjadi
2 bagian yaitu perguruan tinggi berstatus sebagai Badan Hukum Milik
Negara (BHMN) dan non-BHMN. Perguruan tinggi negeri yang sudah
berstatus BHMN sampai dengan tahun 2015 yang diketahui, yaitu:
a. Universitas Indonesia (UI),
b. Institut Teknologi Bandung (ITB)
c. Institut Pertanian Bogor (IPB)
d. Universitas Gajah Mada (UGM),
e. Universitas Sumatera Utara (USU),
f. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung,
g. Universitas Erlangga (Unair) Surabaya.
h. Universitas Andalas , dll
a. Masyarakat adalah pihak yang menyelenggarakan universitas swasta.
Penyelenggara perguruan tinggi yang dilakukan oleh masyarakat (swasta)
haruslah berbentuk yayasan atau badan yang bersifat sosial.
B. AKUNTANSI UNIVERSITAS
American Accounting Assosiation dalam Halim dan Kusufi (2012)
mendefinisikan akuntansi dari sudut pandang proses adalah suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi
(keuangan) dari suatu organisasi atau entitas yang dijadikan sebagai informasi
dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang
memerlukan. Dalam aplikasi akuntansi dananya dapat dilihat dari praktik
akuntansi universitas sebagai salah satu jenis organisasi nirlaba. Jenis universitas
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Universitas yang dikelola pihak swasta (Private University).
Pelaksanaan akuntansinya beradasarkan standar akuntansi yang diatur
oleh Financial Accounting Standards Board – FASB (Dewan Standar
Akuntansi Keuangan) khususnya dalam statement of financial accounting
concept No. 4 (SFAC) tentang Tujuan Laporan Keuangan untuk Organisasi
Nirlaba.
Pada jenis universitas ini Masyarakat adalah pihak yang
menyelenggarakan universitas swasta. Penyelenggara perguruan tinggi yang
dilakukan oleh masyarakat (swasta) berbentuk yayasan atau badan yang
bersifat sosial.
2. Universitas yang dikelola Pihak Pemerintah (Public University).
Pelaksanaan akuntansinya berdasarkan standar akuntansi yang diatur
oleh governmental accounting standar board – GASB (Dewan Standar
Akuntansi Pemerintah).
Pada jenis universitas ini Pemerintah adalah pihak yang
menyelenggarakan universitas negeri (universitas milik pemerintah).
Pendirian universitas yang diselenggarakan pemerintah ditetapkan atas dasar
keputusan presiden atas usulan menteri pendidikan nasional
1. Siklus Akuntansi Universitas
Siklus akuntansi universitas dan lembaga pendidikan tinggi lainnya
dapat dikelompokan menjadi tiga tahap (Bastian,2007), yaitu :
1) Tahap perencanaan
a) Kegitan identifikasi dan pengukuran bukti transaksi dann bukti
pencataan
b) Kegitan pencatatan bukti transaksi kedalam buku harian atau jurnal
c) Memindahkanbukukan atau posting dari jurnal berdasarkan kelompok
atau jenisnya berdasarkan akun buku besar.
2) Tahap pengikhtisaran
a) Penyusunan neraca saldo berdasarkan akun – akun buku besar
b) Pembuatan ayat jurnal openyesuaian
c) Penyusunan kertas kerja atau neraca lajur
d) Pembuatan ayat jurnal penutup
e) Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
f) Pembuatan ayat jurnal pembalik
3) Tahap pelaporan
a) Laporan surplus deficit
b) Laporan arus kas
c) Neraca
d) Catatan atas laporan keungan
C. STRUKTUR DANA DI UNIVERSITAS
Struktur dana untuk universitas yang dikelola terdiri atas 5 dana , yaitu:
1. Dana Lancar (Current Funds)
Merupakan dana yang didirikan oleh universitas untuk mengelola
kekayaan atau sumber daya (resources) yang akan digunakan dalam rangka
membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Current funds ini dibagi menjadi
dua, yaitu
a) Dana yang penggunaannya tidak terbatas (Unrestricted current
funds).
Merupakan dana yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan
sumber daya dalam rangka menjalankan kegiatan pokok perguruan tinggi
yang terkait langsung dengan tujuan keberadaan perguruan tinggi.
Aktivitas pokok yang dimaksud meliputi pengajaran, penelitian, dan
layanan publik (public service).
Dasar akuntansi untuk Dana Lancar Tidak Terikat adalah dasar
akrual seperti yang digunakan untuk entitas komersial. Namun, sebagai
ganti laba bersih (net income), selisih anatara pendapatan dan belanja
dicatat sebagai perubahan bersih atas saldo dana (net change ti fund
balance)
Bagian keuangan dari universitas biasanya menyiapkan rincian
anggaran menurut fungsi, objek departemen, dan kelompok belanja.
Pencatatan ayat jurnal untuk anggaran ini seruap dengan yang dicatat
dalam akuntansi pemerintahan.
Format ayat jurnal anggaran adalah sebagai berikut:
Anggaran Pendapatan XXX Estimasi Belanja XXX Saldo Dana XXX
Ayat jurnal anggaran tersebut ditutup pada akhir periode.
Selain itu, seperti telah disinggung sebelumnya, akuntansi dana
untuk universitas juga menggunakan sistem encumbrances untuk
mencatat pesanan pembelian yang dilakukan. Dengan sistem ini, ketika
dilakukan pesanan pembelian maka dicatatlah ayat jurnal berikut:
Belanja XXX Cadangan Beban Belanja XXX
Setalah pesanan diterima maka jurnal di atas diablik senilai proporsi
pesanna yang diterima, dan dilakukan pencatatan atas nilai pesanan yang
sebenarnya diterima :
Cadangan Beban Belanja XXX Beban Belanja XXXBelanja XXX Kas XXX
Dalam akuntansi dan untuk universitas, ada beberpaa hal yang perlu
diperhatikan antra lain:
‘
1) Pendapatan dan Belanja
Sehubungan dengan pendapatan (revenuei) dan belanja (expenditure),
dalam akuntansi dan untuk univeristas terdapat beberpa hal yang perlu
diperhatikan sebagai berikut:
a. Remisi Uang Kuliah dan Piutang Tak Tertagih
Uang Kuliah atau SPP (tuition and fees) adalah sumber pendapatan
utama dari Dana Lancar Tidak Terikat. Dalam akuntansi dalam untuk
universitas jumlah uang kuliah yang seharusnya terkumpul berdasarkan tarif
standar diakui secara penuh sebagai pendapatan. Beasiswa dan remisi
(potongan) uang kuliah yang diberikan universitas, termasuk piutang tak
tertagih dicatat sebagai belanja.
b. Pengembalian Uang Kuliah
Akuntansi dana untuk universitas mengharuskan pengembalian uang
kuliah (untuk mahasiswa yang mengundurkan diri) dicatat sebagai
penguarangan pendapatan. Ketika pengembalian kepada mahasiswa tersebut
disetujui, univeristas mendebit pendapatan dari uang kuliah dan mengkredit
kas atau piutang.
c. Sesi Perkuliahan yang Berlangsung pada Dua Periode
Akuntansi dana untuk univeristas mengharuskan bahwa uang kuliah
yang dipungut untuk sesi perkuliahan tersebut diakui sebagai pendapatan
pada periode di mana sesi perkulaihan paling banyak diselenggarakan.,
bersama dengan seluruh belanja yang berhubunagn dengan sesi perkuliahan
tersebut. Jika uang kuliah dipungut pada periode berjalan namun sesi
perkuliahan kebanyakan diselenggarakan pada periode berikutnya, maka
universitas mencatat pemungutan uang kuliah sebagai debit pada kas dan
kredit pada pendapatan tangguahn (deferred revenues). Pendapatan
tangguhan, beserta belanja tangguahn (deferred expenditure) jika ada,
kemudian diakui sebagai pendapatan dan belanaja yang sesungguhnya pada
periode berikutnya.
2) Tranfer dan Penyisihan Dana
Dalam akuntansi dana untuk universitas terdapat istilah khusus
yaitu transfer wajib dan transfer tidak wajib. Transfer wajib adalah transfer
dari Dana Lancar ke dana lainnya untuk memenuhi ketentuan dari pihak
eksternal dalam suatu perjanjian. Transfer tidak wajib adalah transfer serupa
namun ditentukan sendiri oleh pihak universitas untuk berbagai tujuan.
Transfer tidak wajib juga dilaporkan secara terpisah dalam melaporkan
keuangan yang berhubungan dengan Dana Lancar serupa dengan transfer
antardana dalam akuntansi pemerintahan
Manajemen universitas juga dapat menyisihkan uang dalam Dana Lancar
tidak Terkait untuk tujuan tertentu di msa depan. Penyisihan yang
disebut dana yang penggunaannya ditetapkan atau dialokasikan oleh
dewan (baord-designated funds) ini adalah penyisihan yang serupa dengan
penyisihan laba ditahan (retained earnings) dalam enstitas komersial.
Majemen dapat menetapkan atau mencabut penyisihan tersebut menurut
kebijakannya sendiri.
a. Investasi
Investasi dialporkan pada nilai wajar (fair value) dalam neraca
suatu institusi publik. Pendapatan investasi, termasuk perubahan dalam
bilai wajar inverstasi untuk peridoe berjalan, harus dilaporkan sebagai
pendapatan (irevenue) dalam laporan operasi entitas yang sesuai.
b. Sumbangan
Universitas mencari pemasukan dari alumni, perusahaan, dan
lemabaga eksternal untuk memperbaik program dan aktivitas
pendidikannya. Selain itu, universitas juga dapat mencari pemasukan
tambahan dari lemabaga-lembaga internalnya. Lembaga-lembaga yang
menjadi bagian integral dari unversitas juga memiliki dana lancar serta
dana-dana lainnya yang disatukan dalam laporan keuangan unversitas.
c. Depresiasi
Semua organisasi nirlaba, termasuk universitas, harus melporkan
depresiasi (penyusutan) dalam laporan keuangan untuk tujuan
eksternalnya. Depresisasi harus dilaporkan sebagai belanja dalam dana
yang menggunakan aktiva bersangkutan selama periode berjalan.
Serupa dengan Dana Umum dalam akuntansi pemerintahan, Dana
Lancar juga dapat mengakuisisi aktiva, namun terbatas pada aktiva
lancar/jangka pendek. Jadi, tidak ada aktiva jangka panjang yang
dilaporkan dalam Dana Lancar. Aktiva jangka panjang dilaporkan dalam
Dana Pembangunan terpisah yang digunakan untuk mencatat akuisisi
aktiva tetap dengan dana yang berasal baik dari Dana Lancar maupun
Dana Pembangunan sendiri. Akan tetapi utnuk akuisisi aktiva tetap dalam
nilai yang besar tidak boleh menggunakan dana yang berasal dari Dana
Lancar, namun harus menggunakan dana yang berasal dari dana dicatat
sebagai Dana Pembangunan.
b. Dana yang penggunaannya terbatas (restricted current fund)
Merupakan dana yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan
sumber daya dalam rangka menjalankan kegiatan pokok perguruan tinggi
yang yang terkait langsung dengan tujuan keberadaan perguruan tinggi.
Namun, penggunaannya dibatasi sesuai dengan yang ditentukan oleh
pemberi dana atau donator.
Format ayat jurnal penerimaan dana dalam Dana Lancar Terikat adalah
sebagai berikut:
Kas XXX Saldo Dana XXX
Format ayat jurnal ketika dana tersebut dibelanjakan adalah sebagai berikut:
Belanja XXX Saldo Dana XXX Kas XXX Pendapatan XXX
Jadi, dalam Dana lancar Terikat, pendapatan tidka diaukui sampai belanja
yang sesuai denagn tujuan tertentu telah dilakukan.
2. Dana Pinjaman (Loan Funds)
Merupakan dana yang didirikan untuk mengumpulkan dana-dana yang
akan digunakan untuk memberikan pinjaman baik kepada pegawai
universitas maupun pihak-pihak lain yang terikait dengan univeritas.
3. Dana Abadi (Endowment Funds)
Merupakan dana yang dikumpulkan dan kemudian di-kelola oleh
universitas tidak untuk penggunaan jangka pendek. Dana ini “diabadikan”
kemu-dian dikelola dalam bentuk investasi yang hasilnya (return) bisa
dimanfaatkan untuk peng-gunaan jangka pendek.
4. Dana Anuitas dan Pensiun (Annuity and Life Income Funds)
Merupakan semacam dana pensiun yang dikelola oleh universitas,
sedangkan
5. Dana Pembangunan (Plant Funds)
merupakan dana yang dikumpulkan dengan tujuan penggunaan berupa
pembangunan gedung, fasilitas, dan akitiva tetap lainnya.
D. BADAN LAYAN UMUM
1. Pengertian BLU
Definisi Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan peraturan
pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum adalah instansi yang dilingkungan pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan keuntungan
dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisinsi dan
produktivitas dalam mengelola keuangannya.
2. Tujuan dan asas
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masayarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdasakan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas
dalamn pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas serta praktik bisnis yang sehat.
Asas – asas BLU meruapakan sebagai berikut
1) BLU beroperasi sebagai unit kerja kementrian Negara / lembaga unutk
tujuan pemberi layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan
kewenangan yang didegelasikan oleh instansi induk yang
bersangkutan.
2) BLU merupakan bagian perangkat pencapapain tujuan kementrian
Negara/ lembaga dan karenanya status hukum BLU tidak terpisah dari
kemnetrian Negara/ lembaga pemerintah daerah sebagai induk
3) Mentri / pimpinan lembaga bertanggung jawab atas pelakasanaan
kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didegelasikan
kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan
4) Pejabat yang ditunjuk sebagai pengelola BLU beranggung jawab atas
pelakasanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didegelasikan
kepadanya oleh mentri/ pimpinan lembaga
5) BLU menyelengarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan
6) Rencanan kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU
disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja
kementrian Negara/ lembaga
7) BLU mengelola penyelenggaraan layuanan umum sejalan dengan
praktik bisnis yang sehat.
E. AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) UNIVERSITAS
a. Penyusunan Laporan Keuangan BLU
Satuan kerja yang ditetapkan sebagai BLU mempunyai kewajiban untuk
menyusun dua laporan keuangan yaitu laporan keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan Laporan Keuangan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP). Akuntansi dan pelaporan keuangan BLU yang berdasarkan
SAK sesuai yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia.
Selanjutnya BLU selaku pengelolaan kekayaan negara yang tidak dipisahkan
adalah entitas akuntansi dan wajib menyusun laporan keuangan untuk
dikonsolidasikan atau dikonversikan ke SAP. Berikut rincian beberapa akun yang
harus dikonsolidasikan atau dikonversikan ke akun SAP.
No.BASIS AKUNTANSI
KETERANGANSAK SAP
ASET LANCAR1. Kas dan Setara Kas 1. Kas di
Bendahara Pengeluaran
SAP: Kas Bendahara Pengeluaran adalah sisa UP dari APBN (Non PNBP) yang belum dipertanggungjawabkan sampai dengan tanggal pelaporan.
2. Kas pada BLU SAP: Kas pada BLU merupakan saldo kas yang merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan. Kas pada BLU terdiri dari:1. Kas - BLU adalah
saldo kas yang merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan dan MP yang terkait dengan kas BLU.
2. Setara Kas - BLU adalah bagian dari aset lancar yang sangat likuid, yang dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu s.d 3 bulan tanpa mengalami perubahan nilai yang signifikan, antara lain:a. Deposito berjangka
kurang dari 3 bulan;
b. Cek yang dapat diuangkan dalam waktu kurang 3 bulan;
c. Termasuk realisasi belanja yang bersumber dari
PNBP yang belum disahkan pada tanggal pelaporan.
3. Kas lainnya dan Setara Kas
SAP: Kas Lainnya dan Setara Kas adalah kas yang ada pada rekening BLU selain Kas Bendahara Pengeluaran dan Kas pada BLU, antara lain:1. Saldo kas di rekening
bendahara pengeluaran yang bersumber dari APBN yang mencakup:a. Seluruh SALDO
rekening pada entitas termasuk yang tidak memiliki izin
b. Saldo uang LS yang dibayarkan ke bendahara Pengeluaran yang belum dibayarkan kepada yang berhak/akan disetor ke KUN
c. Dana titipan (Bansos/Blokgrant) dari APBN atau DIPA satker lain
2. Saldo rekening operasional BLU di rekening-rekening bank (pusat).
3. Saldo uang tunai operasional non-APBN (uang muka kerja) di BPP Pusat, Fakultas, dan Unit-Unit.
4. Saldo rekening dana kelolaan.
5. Setara kas.2. Piutang Usaha Piutang dari keg.
Operasional BLUSAK dan SAP: Piutang yang terkait dengan pemberian jasa tri dharma perguruan tinggi BLU seperti jasa pendidikan, dan lain-lain.
Piutang Lain-Lain Piutang dari keg. Non-operasional
SAK dan SAP: Piutang di luar pemberian jasa tri
BLU dharma perguruan tinggi BLU, seperti piutang bunga, piutang sewa, dan lain-lain.
3. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
SAK dan SAP: Sama yaitu untuk mencatat adanya penyisihan piutang yang kemungkinan tidak dapat ditagih.
4. Persediaan Persediaan BLU SAK dan SAP: Metode pencatatan menggunakan harga perolehan terakhir.
5. Investasi Jangka Pendek Investasi Jangka Pendek
SAK dan SAP: Deposito 3 s.d. 12 bulan
6. Biaya Dibayar di Muka Belanja Dibayar di Muka
SAP: Belanja dibayar di muka digunakan untuk pembayaran penuh (100%) tapi barang/jasa belum diterima.
Uang Muka Belanja SAP: Uang muka belanja digunakan untuk pembayaran uang muka/panjar.SAK: Uang muka belanja barang dan belanja modal menggunakan akun Biaya Dibayar di Muka.
ASET TETAP1. Tanah Tanah BLU SAK dan SAP, menyajikan
aset tetap tanah baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU.
2. Peralatan dan Mesin Peralatan dan Mesin BLU
SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Peralatan dan Mesin baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU
3. Gedung dan Bangunan Gedung dan Bangunan BLU
SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Gedung dan Bangunan baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU
4. Jalan, Irigasi, dan Jalan, Irigasi, dan SAK dan SAP, menyajikan
Jaringan Jaringan BLU aset tetap Jalan, Irigasi, da Jaringan baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU
5. Aset Tetap Lainnya Aset Tetap Lainnya BLU
SAK dan SAP, menyajikan aset tetap lainnya baik yang diperolehdari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU. Termasuk Aset Tetap Lainnya adalah Aset tetap dalam renovasi.
6. Akumulasi Penyusutan - SAP, belum mencatat dan/atau mengakui adanya penyusutan tapi didasarkan pada penghapusan aset sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan dijelaskan dalam CaLK.SAK, mencatat dan/atau mengakui adanya penyusutan.
7. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam Pengerjaan BLU
SAK dan SAP, mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan KDP baik yang diperoleh dar APBN maupun hasil dari kegiatan
PIUTANG JANGKA PANJANG1. Tagihan Penjualan
AngsuranTagihan Penjualan Angsuran
SAK dan SAP, merupakan tagihan atas penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah.
2. Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
SAK dan SAP, merupakan tagihan kepada bendahara/pegawai karena kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya harus membayar ganti rugi kepada negara.
3. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
SAK dan SAP: sama yaitu untuk mencatat adanya penyisihan piutang jangka panjang yang kemungkinan tidak dapat ditagih.
ASET LAINNYA1. Aset Takberwujud Aset Takberwujud SAK dan SAP, menyajikan
aset takberwujud yang diperoleh APBN dan hasil dari kegiatan BLU.
2. Akumulasi Amortisasi - SAP, belum mencatat dan/atau mengakui adanya amortisasi tapi didasarkan pada penghapusan aset sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan dijelaskan dalam CaLK.SAK, mencatat dan/atau mengakui adanya amortisasi.
3. Aset lain-lain Kemitraan dengan pihak ketiga
SAP: Kemitraan dengan Pihak Ketiga merupakan perjanjian antara BLU dengan satu pihak lain atau lebih dengan pola Bangun, Kelola, Serah (BKS) dan Bangun, Serah, Kelola (BSK)
Dana Kelolaan BLU SAP: Dana kelolaan BLU merupakan dana untuk menampung dana antaral lain: Dana bergulir, dan/atau dana yang belum menjadi hak milik BLU.
Dana yang dibatasi penggunaannya
SAP: Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu, contohnya antara lain: bank garansi, dana yang diperuntukkan untuk membayar imbalan kerja, termasuk dana abadi (endowment fund).
Aset lain-lain SAP, Aset lain-lain merupakan aset yang tidak dapat dikategorikan sebagai aset yang disebutkan di atas.
Termasuk aset lain-lain adalah:a. Kumpulan dari aset
tetap yang rusak dan untuk dihapuskan di masa yang akan datang.
b. Aset yang diperoleh dengan cara angsuran dicatat sebagai aset lain-lain dan diakui utang jangka panjangnya.
c. Aset yang diperoleh dengan cara leasing.
d. Piutang macet BLU yang dialihkan penagihannya kepada Kementerian Keuangan cq. Ditjen Kekayaan Negara
SAK, Aset lain-lain:Keempat akun yang ada di SAP tersebut di atas semuanya masuk ke akun Aset lain-lain di SAK.
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK1. Utang Usaha Utang kepada pihak
ketiga BLUSAK dan SAP, utang berasal dari kontrak.
2. Utang Pajak Utang kepada pihak ketiga lainnya
SAP, tidak mencatat adanya utang yang timbul dari transaksi pajak karena mencatat BUN.SAK, mencatat transaksi yang timbul akibat belum dilunasinya pajak.
3. Utang Jaminan Utang lainnya SAK dan SAP sama, termasuk utang titipan.
4. Biaya yang Masih Harus Dibayar
Belanja yang Masih Harus Dibayar
SAK dan SAP, mencatat adanya utang kepada pihak lain karena telah menerima manfaat ekonomis, tapi belum melakukan pembayaran.
5. Pendapatan Diterima di Muka
Pendapatan Diterima di Muka
SAK dan SAP, mencatat adanya utang kepada pihak ketiga karena telah menerima uang kas, tetapi
belum memberikan jasa.6. Bagian Lancar Utang
Jangka PanjangBagian Lancar Utang Jangka Panjang
SAK dan SAP, merupakan pembayaran angsuran yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan mendatang.
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (Dicatat pada BA.999.)Utang Jangka Panjang
1. Utang Jangka Panjang Utang Jangka Panjang
SAK dan SAP, merupakan utang yang akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan.
2. Utang Bersyarat - SAP, tidak mencatat adanya transaksi dengan syarat-syarat tertentu karena tidak ada ketentuannya dalam peraturan perundang-undangan.SAK, mencatat jika tingkat keterjadiannya besar dan nilainya andal (dapat diyakini), maka dapat diakui sebagai utang bersyarat. Jika tidak dapat diyakini, maka cukup diungkapkan saja dalam CaLK.
EKUITAS DANA LANCAR1. - Cadangan Piutang SAP, merupakan jumlah
dari akun piutang, bagian lancar TPA, dan bagian lancar TGR.SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini.
2. - Cadangan Persediaan
SAP, merupakan akun kontra dari total persediaan.SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini.
3. - Dana Lancar BLU SAP, merupakan akun kontra dari total kas pada BLU.SAK, tidak ada transaksi dengan akun Dana Lancar BLU.
EKUITAS DANA INVESTASI
1. - Diinvestasikan dalam Aset Tetap
SAP, merupakan akun kontra dari total aset tetap.SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini.
2. - Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
SAP, merupakan akun kontra dari total aset lainnya.SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini.
3. Ekuitas Tidak Terikat - SAP, tidak ada akun untuk ekuitas tidak terikat.SAK, sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.
4. Ekuitas Terikat - SAP, tidak ada akun untuk ekuitas terikat.SAK, sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali. Ekuitas terikat meliputi:a. Tanah atau
gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan tertentu dan tidak untuk dijual;
b. Aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen;
c. Bantuan/sumbangan pemerintah atau pihak lain yang mengikat secara permanen.
Sumber: Biro Keuangan Kemendikbud (2012).
b. Akuntansi Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAP
1) Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Umum Negara (KUN)
yang menambahkan ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang
bersangkutanmenjadi hak pemerintah dan tidak perlu lagi dibayar kembali
oleh pemerintah. Pendapatan BLU diklasifikasikan menurut sumber
penggunaannya, yaitu:
a) Pendapatan usaha dari jasa layanan, pendapatan yang diperoleh sebagai
imbalan atas jasa yang diserahkan kepada masyarakat sesuai dengan
tugas dan fungsi BLU, yaitu: jasa pendidikan dan pengajaran, penelitian
serta pengabdian kepada masyarakat;
b) Pendapatan hibah, setiap penerimaan BLUdalam bentuk uang, barang,
jasa, dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah tidak
perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri,
yang atas pendapatan hibah tersebut, BLU mendapat manfaat secara
langsung yang digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi BLU.
c) Pendapatan lainnya, pendapatan yang diperoleh dari aktivitas yang
tidak berhubungan langsung dengan tugas dan fungsi BLU, seperti
penyewaan aset BLU, kerja sama operasi, hasil investasi dan hasil
penjualan produk dari penyelenggaraan pendidikan serta pengajaran
2) Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki dan/atau dikuasai
BLU yang timbul akibat transaksi atau peristiwa di masa lalu dan darimana
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan dapat diperoleh dan dapat
diukur dalam satuan uang. Berikut penjelasan klasifikasi aset BLU
berdasarkan urutan tingkat likuidasinya.
a) Aset lancar, disajikan berdasarkan urutan likuiditas meliputi antara lain:
kas bendahara pengeluaran, kas kepada BLU (kas dan setara kas), kas
lainnya dan setara kas, investasi jangka pendek BLU, piutang dari
kegiatan operasional BLU dan non-operasional BLU, bagian lancar
tagihan penjualan angsuran, bagian lancar tuntutan perbendaharaan atau
tuntutan ganti rugi, persediaan, belanja dibayar di muka dan uang muka
belanja.
b) Aset tidak lancar, disajikan berdasarkan urutan likuiditas meliputi
antara lain: investasi jabgka panjang, aset tetap, piutang jangka panjang,
tagihan penjualan angsuran (TPA) BLU, tagihan tuntutan
perbendaharaan atau tuntutan ganti rugi BLU, penyisihan piutang
tertagih dan penyisishan piutang tidk tertagih
c) Aset lainnya, aset lain dalam BLU terdri dari kemitraan dengan pihak
ketiga (kerja sama operasi atau KSO), aset tak berwujud BLU dan dana
yang dibatasi penggunaannya.
3) Kewajiban
Kewajiban adalah merupakan kewajiban masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya di masa depan akan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya BLU yang mengandung
manfaat ekonomi. Kewajiban masa kini berbeda dengan komitmen.
Keputusan untuk membeli aset dimana masa depan tidak dengan sendirinya
menimbulkan kewajiban kini. Kewajiban timbul saat aset telah diterima
atau BLU telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan.
Dalam laporan posisi keuangan menyajikan kewajiban dengan
mengklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu:
a) Kewajiban jangka pendek, terdiri dari utang kepada pihak ketiga, utang
perhitungan pihak ketiga, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan
diterima di muka, uang muka dari KPPN, bagian lancar utang jangka
panjang dan utang jangka pendek lainnya.
b) Kewajiban jangka panjang, terdiri dari kewajiban yang tidak termasuk
dalam kewajiban jangka pendek, yang penyelesaiannya lebih dari satu
tahun.
4) Ekuitas Dana
Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset
dan utang BLU. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
a) Ekuitas dana lancar, merupakan selisih antara aset lancar dengan utang
jangka pendek. Ekuitas dana lancar terdiri dari cadangan piutang
merupakan akun kontra dari total piutang, bagian lancar TPA, bagian
lancar TP/TGR, cadangan persediaan merupakan akun kontra dari total
persediaan BLU, dana yang harus disediakan untuk pembayaran jangka
pendek yang harus dibayarkan kepada pihak-pihak ketiga, dana lancar
BLU merupakan akun kontra dari total kas yang ada pada BLU, dan
barang atau jasa yang masih harus diterima merupakan akun kontra dari
total uang muka belanja dan belanja yang dibayar di muka.
b) Ekuitas dana investasi, mencerminkan seilisih antara aset tidak lancar
dan kewajiban jangka panjang. Ekuitas dana investasi dikelompokkan
menjadi diinvestasikan dalam investasi jangka panjang merupakan akun
kontra dari total investasi jangka panjang, diinvestasikan dalam aset
tetap merupakan akun kontra dari total aset tetap, diinvestasikan dalam
aset lainnya merupakan akun kontra dari total aset lainnya ditambah
dengan total piutang jangka panjang dan dana yang harus disediakan
untuk pembayaran utang jangka panjang merupakan akun kontra dari
total utang jangka panjang.
F. IMPLIKASI PENERPAN BLU TERHADAP APLIKASI AKUNTANSI
Terdapat beberapa implikasi yang akan dihadapi oleh perguruan tinggi
universitas dalam menerapkan sistem BLU tersebut, berkut beberapa implikasinya
(Achjari, 2012):
1. Keuangan dan Anggaran
Dana masyarakata yang diterima oleh perguruan tinggi tersebut akan
menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB), dengan demikian maka
pengelolaannya harus mengikuti aturan Undang-Undang Keuangan Negara dan
penyimpangan atas pengelolaan PNPB dapat dikategorikan merugikan
keuangan negara. Selanjutnya anggaran yang disusun oleh perguruan tinggi
harus dikonsolidasikan dengan anggaran kemdikbud (pemerintah).
Mengonsolidasikan laporan keuangan yang bersumber dari dana rupiah
murni (DIPA) dan PNBP. Dana DIPA dilaporkan dengan cara Sistem
Akuntansi Instansi (SAI) yang mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP), sedangkan dana masyarakat atau PNBP dilaporkan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Pengonsolidasian dua metode ini
merupakan kesulitan tersendiri karena masing-masing mempunyai kode akun
yang berbeda dan tata cara pengakuannya juga berbeda. DIPA mengacu pada
pencatatan berbasis kas sedangkan PNBP berbasis akrual.
2. Pengelolaan Aset
Aset yang dioperasionalkan di universitas akan masuk sebagai kategori
barang milik negara dan pengelolaannya harus mengikuti aturan yang
diterbitkan negara yaitu PP Nomor 6 Tahun 2006 tentang Barang Milik Negara
yang menjelaskan bahwa pengelolaan barang milik negara meliputi :
perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan penghapusan, pemindahtanganan,
penatausahaan, pembinaan, dan pengawasan serta pengendalian. Masing-
masing kegiatan tersebut memiliki dampak baik secara teknik pengelolaannya
maupun secara akuntansi pencatatannya.
3. Pengelolaan Piutang dan Utang
Pada prisipnya pengelolaan piutang BLU mengikuti aturan-aturan yang
berlaku pada satuan kerja pemerintah lainnya. Dalam pengelolaan
keuangannya, BLU dapat memberikan piutang terkait dengan tagihan
sedangkan terkait denga penghapusannya harus berdasarkan PP No 14 Tahun
2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara atau Daerah.
Sedangkan untuk pembayaran utang BLU pada prinsipnya juga menjadi
tanggung jawab BLU itu sendiri. Pengelolaan utang harus sesuai dengan
peruntukannya yaitu utang jangka pendek untuk belanja operasional dan utang
jangka panjang untuk menutupi belanja modal. Hak tagih atas utang BLU
kadaluwarsa setelah lima tahun sejak utang tersebut jatuh tempo, kecuali
diterapkan lain oleh peraturan yang ada (undang-undang).
4. Pengelolaan Investasi
Satuan kerja BLU tidak diperkenankan melakukan investasi jangka
panjang kecuali atas persetujuan Menteri Keuangan. Meskipun demikian, dapat
dijelaskan bahwa investasi jangka panjang yang dimaksud antara lain berupa
penyertaan modal, pemilikan obligasi jangka panjang, misalnya pendirian
perusahaan.
G. ILUSTRASI AKUNTANSI UNIVERSITAS
1. Ilustrasi Transaksi Dana Lancar Tidak Terikat
Berikut adalah ilustrasi transaksi dari “Universitas XXX” selama tahun
20X6, “Universitas XXX” memiliki tahun buku yang berakhir sama dengan akhir
tahun ajarannya (30 Juni). Di bawah ini adalah saldo neraca “Universitas XXX”
per 30 Juni 20X5 yang menjadi saldo awal untuk periode tahun 20X6 (dalam
ribuan rupiah):
“Universitas XXX” Neraca - Dana Lancar
30 Juni 20X5 Aktiva
Tidak Terikat:Kas 55.000Investasi pada nilai wajar 180.000Piutang usaha 98.000Dikurang penyisihan Piutang Tak Tertagih (10.000)Persediaan, mana yang lebih rendah, biaya atau pasar 40.000Beban Dibayar di Muka 10.000
Total Aktiva Tidak Terikat 373.000
Terikat:Kas 56.000Investasi pada nilai wajar 83.000Piutang usaha 84.000Dikurang penyisihan Piutang Tak Tertagih (4.000)
Total Aktiva Terikat 219.000Total Dana Lancar 592.000
Kewajiban dan Saldo Dana:Tidak Terikat:
Utang Usaha 50.000Beban yang Masih Harus dibayar 8.000Deposit Mahasiswa 18.000Utang pada Dana Lainnya 60.000Beban yang ditangguhkan 10.000Saldo Dana:
Tidak Dialokasi 227.000Diatur oleh Dewan -
Total Tidak Terikat 373.000
Terikat:Utang Usaha 3.000Saldo Dana 216.000
Total Terikat 219.000Total Dana Lancar 592.000
1. Pendapatan (Revenue)
Setelah dihitung, jika seluruh mahasiswa yang terdaftar di “Universitas
XXX” membayar uang kuliahnya pada tarif standar, maka “Universitas XXX”
akan memperoleh pendapatan dari uang kuliah sebesar Rp 1.310.000. Dari jumlah
tersebut, “Universitas XXX” berencana memberikan remisi (potong-an) uang
kuliah total senilai Rp 45.000 sedangkan sisanya harus dibayar tunai oleh para
mahasiswa. Tidak berapa lama kemudian, karena satu dan lain hal maka sebagian
mahasiswa “Universitas XXX” mengundurkan diri dan menarik uang kuliah yang
telah mereka bayarkan total senilai Rp 20.000. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
(1) Kas 1.265.000Piutang 45.000
Pendapatan-Uang Kuliah 1.310.000
(2) Pendapatan-Uang Kuliah 20.000Kas 20.000
Karena berstatus badan hukum milik negara, maka “Universitas XXX”
masih mendapatkan subsidi dari pemerintah senilai Rp 650.000. Selain itu,
“Universitas XXX” juga mendapat tambahan dana dari pemerintah senilai Rp
20.000 yang berasal dari dana lancar terikat sehubungan dengan riset pengobatan
kanker se-bagai penggantian biaya overhead. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
(3) Kas 670.000Pendapatan-Apropriasi Pemerintah 650.000Pendapatan-Hibah dan Kontrak Pemerintah 20.000
“Universitas XXX” juga memperoleh pendapatan dari donasi alumni-nya
senilai Rp 425.000, di samping juga memperoleh pendapatan dari pengelolaan
Dana Abadi senilai Rp 255.000. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
(4) Kas 425.000Pendpt-sumbangan Hibah & Kontrak Pribadi 425.000
(5) Kas 255.000Pendpt-Dana Abadi & Pendpt Investasi 255.000
Setelah dihitung, investasi yang tercatat dalam Dana Lancar ternyata
mengalami kenaikan nilai wajar (fair value) senilai Rp 10.000. Ayat jurnalnya
sebagai berikut:
(6) Kas 10.000Pendpt.- Dana Abadi & Pendpt. Investasi 10.000
Unit-unit usaha tambahan/lainnya (auxiliary enterprises) milik universitas,
di an-taranya adalah kantin, memperoleh pendapatan senilai Rp 1.100.000. Dari
jumlah itu, senilai Rp 123.000 masih dalam bentuk piutang, Rp 9.000
diperkirakan tidak tertagih, sedangkan sisanya telah diterima secara tunai. Ayat
jurnalnya sebagai berikut:
(7) Kas 977.000Piutang 123.000Belanja-UsahaT ambahan 9.000
Penyisihna Piutang TakTertagih 9.000Pendapatan-Usaha Tambahan 1.100.000
Terakhir, pada tahun 20X6 terdapat pokok dari Dana Abadi yang sudah
jatuh tempo senilai Rp 20.000 dan dapat digunakan dalam Dana Lancar Tidak
Terikat. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
(8) Kas 20.000Pendpt - Dana Abadi Jatuh Tempo 20.000
2. Belanja (Expenditures)
Rincian belanja dari “Universitas XXX” dapat dilihat pada ayat jurnal di
bawah. Dari jumlah belanja tersebut, Rp 2.003.000 dibayar tunai, Rp 73.000
secara kredit, senilai Rp 40.000 merupakan penggunaan dari persediaan dan
perlengkapan yang ada, Rp 10.000 merupakan beban dibayar di muka yang jatuh
tempo pada 20X6, dan Rp 79.000 merupakan belanja dari dana lainnya yang
nantinya harus diganti oleh Dana Lancar. Sebagai catatan, termasuk dalam belanja
yang dimaksud adalah peng-gantian biaya overhead untuk riset pengobatan kanker
senilai Rp 20.000 [lihat jurnal (3)]. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
(9) Belanja-Pengajaran 1.480.000Belanja-Riset 50.000Belanja-Pelayanan Publik 65.000Belanja-Dukungan Akademik, 125.000Belanja-Pelayanan Mahasiswa 100.000Belanja-Dukungan Institusional 275.000Belanja-Operasi dan Pemeliharaan Bangunan 110.000
Kas 2.003.000Persediaan 40.000Beban Dibayar diMuka 10.000Utang 63.000Utang Dibayar Dimuka 10.000
Utang kepada Dana Lain 79.000
Remisi uang kuliah yang telah ditetapkan di awal total senilai Rp 45.000
akhirnya diberikan kepada beberapa mahasiswa pilihan dari “Universitas XXX”.
Ayat jurnalnya sebagai berikut:
(10) Belanja-Beasiswa 45.000Piutang 45.000
Terakhir, belanja dari unit-unit usaha tambahan milik universitas dicatat pada ayat
jurnal sebagai berikut:
(11 ) Belanja-Usaha Tambahan 906.000Kas 906.000
3. Transfer
Berikut ini adalah data-data mengenai transfer antar dana yang terjadi
selama tahun 20X6 untuk “Universitas XXX”.
Transfer Wajib Jumlah TujuanKe Dana Pembangunan Rp 120.000 Pelunasan UtangKe Dana Pembangunan 85.000 Perbaikan dan penggantian aktivaKe Dana Pinjaman 1.000 Pemenuhan ketentuan kontrak
Transfer Tidak Wajib Jumlah TujuanKe Dana Pinjaman Rp 15.000 Penambahan jumlah DanaKe Dana Abadi 275.000 Pembentukan Dana AbadiKe Dana Pembangunan 35.000 Penambahan Jumlah DanaDari Dana Abadi 30.000 Pembagian Keuntungan Investasi
Jumlah transfer wajib ke Dana Pembangunan sebesar Rp 120.000
dialokasikan senilai Rp 75.000 untuk unit-unit usaha tambahan milik universitas,
demikian pula jumlah transfer wajib ke Dana Pembangunan sebesar Rp 85.000
dialokasikan senilai Rp 35.000 untuk unit-unit usaha tambahan tersebut, Adapun
ayat jurnal untuk mencatat data-data transfer antar dana di atas adalah sebagai
berikut:
(12 ) Transfer Wajib - Pokok & Bunga ke Dana Pemb. 120.000Transfer Wajib - Pembaruan & Penggantian ke Dana Pemb.85.000Transfe Wajib - Menyesuaikan Hibah ke Dana Pinjaman1.000
Kas 206.000
(13) Transfer Tidak Wajib ke Dana Pinjaman 15.000Transfer Tidak Wajib ke Dana Abadi 275.000Transfer Tidak Wajib ke Dana Pembangunan 35.000
Transfer Tidak Wajib dari Dana Abadi 30.000Kas 295.000
4. Transaksi Lain
Berikut adalah ayat-ayat jurnal untuk beberapa transaksi lainnya yang
berhu-bungan dengan neraca Dana Lancar dari “Universitas XXX” :
(14) Investasi 55.000Kas 55.000
(15) Kas 88.000PenyisihanP iutangT akTertagih 10.000
Piutang Usaha 98.000
(16) Persediaan 45.000Kas 45.000
(17) Beban Dibayar di Muka 14.000Kas 14.000
(18) Utang 50.000Utang di bayar dimuka 8.000Utang kepada Dana Lain 60.000
Kas 118.000
(19) Kas 5.000Kredit yang Ditangguhkan 5.000
(20) Deposit Mahasiswa 3000Kas 3000
Terakhir, manajemen “Universitas XXX” menyisihkan dana untuk riset di
masa depan. Ayat jurnalnya sebagai
(21) Saldo Dana 50000Cadangan untuk Penelitian yang Dialokasikan oleh Dewan 50000
2. DANA LANCAR TERIKAT
Dana dalam Dana Lancar Terikat dapat digunakan untuk tujuan operasional
dari universitas sesuai batasan yang ditetapkan pihak eksternal yang mensponsori
dana tersebut. Penerimaan dana dengan pembatasan (restriction) catat sebagai
peningkatan dalam kas dan saldo dana, namun tidak diakui sebagai pendapatan
sampai ketentuan yang membatasi penggunaan dana tersebut dipenuhi dan dana
dibelanjakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan. Format ayat jurnal
penenimaan dana dalam Dana Lancar Terikat adalah sebagai berikut:
Kas xxxSaldo Dana xxx
Format ayat jurnal ketika dana tersebut dibelanjakan adalah sebagai berikut:
Belanja xxxSaldo Dana xxx
Kas xxxPendapatan xxx
Jadi, dalam Dana Lancar Terikat, pendapatan tidak diakui sampai belanja
yang sesuai dengan tujuan tertentu telah dilakukan. Berikut adalah ilustrasi
lanjutan dari transaksi-transaksi “Universitas XXX” selama tahun 20X6:
a. Pendapatan dan Penambahan Saldo Dana Lainnya
“Universitas XXX” menerima dana untuk Dana Lancar Terikat dari
pemerintah Rp 300.000 yang penggunaannya dibatasi pada riset pengobatan
kanker, jumlah ini termasuk Rp 20.000 sebagai penggantian biaya overhead yang
dicatat dalam Dana Lancar Terikat [lihat jurnal (3)]. Selain itu “Universitas XXX”
juga menerima dana dari sebuah lembaga swasta senilai Rp 250.000 yang
penggunan-nya dibatasi pada pengembangan "Pusat Rekayasa Teknologi." Ayat
jurnalnya, berikut:
(22) Kas 300.000Saldo Dana 300.000
(23) Kas 250.000Saldo Dana 250.000
Selama tahun 20X6, “Universitas XXX” membelanjakan uang senilai Rp
212. 000 untuk riset pengobatan kanker dan Rp 190.000 untuk pengembangan
"Pusat Rekayasa Teknologi." Ayat jurnalnya sebagai berikut:
(24) Saldo Dana 212.000Pendapatan-Hibah dan Kontrak Pemerintah 212.000
(25) Saldo Dana 190.000Pendapatan-Sumbangan Hibah & Kontrak Pribadi 190.000
Selain itu, “Universitas XXX” juga menerima pendapatan dari penge-lolaan
Dana Abadi senilai Rp 105.000 yang penggunaannya dibatasi pada belanja untuk
pengem-bangan program S-1. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
(26) Kas 105.000Pendapatan-Dana Abadi & Pendpt Investasi 105.000
b. Belanja dan Pengurangan Saldo Dana Lainnya
Dari keterangan tentang pendapatan dalam Dana Lancar Terikat juga dapat
dike-tahui bahwa belanja yang dilakukan dengan menggunakan Dana Lancar
Terikat adalah senilai Rp 507.000 (riset pengobatan kanker senilai Rp 212.000,
pengembangan "Pusat Rekayasa Teknologi" senilai Rp 190.000, pengembangan
program S-1 senilai Rp 105.000). Dari jumlah total tersebut, Rp 7.000 masih
dapat berupa utang yang harus dilunasi kemudian. Rincian belanja tersebut dapat
dilihat pada ayat jurnal berikut :
(27) Belanja-Pengajaran 245.000 Belanja-Riset 200.000 Belanja-Pelayanan Publik 12.000 Belanja-Beasiswa 50.000
Kas 500.000Utang 7.000
Dari jurnal (22) diketahui bahwa dana dari pemerintah senilai Rp 300.000
untuk riset pengobatan kanker sudah termasuk Rp 20.000 sebagai penggantian
biaya over-head yang dicatat dalam Dana Lancar Terikat (Lht jurnal 3). Ketika
belanja penggan-tian biaya overhead ini dilakukan dan dicatat pada Dana Lancar
Terikat (lihat keterang-an jurnal (9) maka pada Dana Lancar Terikat dibuatlah
ayat jurnal sebagai berikut :
(28) Saldo Dana 20.000Kas 20.000
Setelah diteliti, senilai Rp. 14.000 dari Dana Lancar Terikat yang telah
diterima sebelumnya ternyata ketentuan yang membatasinya tidak dapat dipenuhi
oleh Univer-sitas Impian sehingga harus dikembalikan. Ayat jurnalnya adalah
sebagai berikut :
(29) Saldo Dana 14.000Kas 14.000
c. Transaksi Lain
Berikut adalah ayat-ayat jurnal untuk beberapa transaksi lainnya yang berhu-
bungan dengan neraca Dana Lancar dari “Universitas XXX” :
(30) Investasi 41.000Kas 41.000
(31) Kas 46.000Piutang 46.000
(32) Utang 3.000Kas 3.000
3. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan “Universitas XXX” untuk tahun buku yang berakhir tanggal 30
Juni 20X6 disajikan pada beberapa figur berikut :“Universitas XXX”
Neraca-Dana Lancar30 Juni 20X6 (000 rupiah)
Aktiva 20X6 20X5Tidak terikat :
Kas 95.000 55.000Investasi 245.000 180.000Piutang 123.000 98.000-/- Penyisihan Piutang Tak Tertagih (9.000) (10.000)Persediaan 45.000 40.000Beban Dibayar di Muka 14.000 10.000
Jumlah Tidak Terikat 513.000 373.000
Terikat :Kas 179.000 56.000Investasi 124.000 83.000Piutang 38.000 84.000-/- Penyisihan Piutang Tak Tertagih (4.000) (4.000)
Jumlah Terikat 337.000 219.000 Jumlah Dana Lancar 850.000 59 2.000
Kewajiban dan Saldo DanaTidak Terikat :
Utang 63.000 50.000Utang Dibayar di Muka 10.000 8.000Deposit Mahasiswa 5.000 18.000Utang pada Dana Lain 79.000 60.000Kredit Ditangguhkan 15.000 10.000Saldo Dana:
Tidak Dialokasikan 281.000 227.000Dialokasikan oleh Dewan 50.000 -----
Total Tidak Terikat 513.000 373.000
Terikat :Utang 7.000 3.000
Saldo Dana 330.000 216.000 Total Terikat 337.000 219.000 Total Dana Lancar 850.000 59 2.000
“Universitas XXX”Laporan Pendapatan, Belanja, dan Beban Lainnya-Dana Lancar
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 30 Juni 20X6(000 rupiah)
Tidak Terikat Terikat Total PendapatanPendapatan-Uang Kuliah 1.290.000 - 1.290.000Pendapatan-Pendapatan Pemerintah 650.000 - 650.000Pendapatan-Hibah dan KontrakPemerintah 20.000 212.000 20.000Pendapatan-Sumbangan, Hibah, dan Kontrak Pribadi 425.000 190.000 615.000Pendapatan-Dana Abadi dan Pendapatan Investasi 265.000 105.000 370.000Pendapatan-Usaha Lainnya 1.100.000 - 1.100.000Pendapatan-Dana Abadi Berjangka Jatuh 20.000 - 20.000 Total Pendapatan 3.770.000 507.000 4.27 7.000
Belanja dan Transfer WajibBelanja :Pengajaran 1.480.000 245.000 1.725.000Riset 50.000 200.000 250.000Pelayanan Publik 65.000 12.000 77.000Dukungan Akademik 125.000 - 125.000Pelayanan Mahasiswa 100.000 - 100.000Dukungan Institusional 275.000 - 275.000Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas 110.000 - 110.000Beasiswa 45.000 50.000 95.000 Total Belanja 2.250.000 507.000 2.75 7.000
Transfer Wajib :Pokok dan Bunga ke Dana Pembangunan 45.000 - 45.000Pembaruan dan Penggantian ke Dana Pembangunan 50.000 - 50.000Penyesuaian Hibah ke Dana Pinjaman 1.000 - 1.000 Total 2.346.000 507.000 2.85 3.000
Unit usaha Lainnya :Belanja 915.000 - 915.000Transfer Wajib ke :Pokok dan Bunga ke Dana Pembangunan 75.000 - 75.000Pembaruan dan Penggantian ke Dana Pembangunan 35.000 - 35.000 Total Unit Usaha lainnya 1.025.000 - 1.025.000 Total Belanja dan Transfer Wajib (3.371.000) (507.000) (3.878.000)
Transfer dan Lain-lainPenerimaan Terikat yang melebihi Pengeluaran - 128.000 128.000Penerimaan Terikat yang didanai Kembali - (14.000) (14.000)Transfer Tidak Wajib (295.000) - (295.000) Kenaikan (Penurunan) Saldo Dana 104.000 114.000 21 8.000
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul & Muhammad Syam Kusufi. 2014. “Teori,Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik”. Edisi Kedua. Jakarta Selatan : Salemba Empat.
https://guidanceforal.wordpress.com/2012/04/29/jenis-jenis-perguruan-tinggi/. Diakses pada tanggal 3 desember 2015
Listi, Aulia, Nasta., dkk. Ringkasan Mata Kuliah Akuntansi Perguruan Tinggi. (online) (http://www.slideshare.net/nastalisti/rmk-akuntansi-perguruan-tinggi. diakses pada tanggal tanggal 23 November 2015)
Mitayani, Ika. 2011. Akuntansi Organisasi Nirlaba. (online) (http://mitoyono.blogspot.com/2011/01/akuntansi-organisasi-nirlaba.html. diakses pada tanggal 23 November 2015)
Nordiawan, Deddi & Ayunintyas Hertianti. 2010. “Akuntansi Sektor Publik”. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.