Upload
nurhanick
View
125
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
BAB I
PENGENALAN PEMETAAN
1.1 Asas-Asas Pemetaan
Defenisi sederhana sebuah peta adalah gambaran permukaan bumi pada satu bidang
datar dengan perbandingan (skala) tertentu. Sesuai dengan defenisi tersebut, maka ada
hal-hal prinsip atau asas-asas yang mesti diketahui dalam proses pemindahan ukuran
dan besaran bumi tersebut kepada satu bidang kertas sehingga menjadi sebuah peta.
Pada prinsipnya bahwa proses pemindahan bentuk dan ukuran permukaan bumi
kepada sebuah kertas tidaklah sederhana.
Hal-hal yang menyangkut asas-asas pemetaan tersebut antara lain adalah:
Kondisi fisik bumi
Model matematis bumi
Bidang referensi
Sistem proyeksi peta
Sistem Koordinat peta
Sistem Penyajian peta
Fokus survey pemetaan
1.1.1 Kondisi Fisik Bumi
Jika kita perhatikan kondisi ril permukaan bumi, maka terlihat bahwa bentuk permukaan
bumi tersebut tidaklah beraturan atau tidak rata dan tidak homogen. Permukaan bumi
terdiri dari lautan dan daratan, dimana lautan merupakan satu permukaan yang rata
sedangkan daratan permukaannya tidak rata. Jadi secara keseluruhan bentuk bumi
bukanlah merupakan bentuk matematis (bidang datar, bola, ellipsoid).
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Gambar 1.a Bentuk Fisik Bumi
Gambar 1.b Irisan Tegak Permukaan Bumi
Pada kondisi seperti ini sebetulnya posisi relatif satu titik terhadap titik lain tidak dapat
dihitung, karena: rumus matematis apa yang digunakan jika model atau bidang
matematis tidak ada.
Jadi, bagaimana menentukan bentuk dan ukuran bumi atau sebagian permukaan bumi?
Sebagian permukaan bumi yang akan dijadikan peta itu sebetulnya terdiri dari titik-titik,
garis-garis, dan areal-areal.
1.1.2 Model Matematis Bumi
Satu ciri model matematis adalah adanya keteraturan komponen-komponen sehingga
dapat dibuat formulasinya. Sebagai contoh model matematis adalah seperti; bidang
datar, lingkaran, bola, ellipsoid, dsb.
Posisi relatif satu titik dapat ditentukan dari titik-titik lain jika titik-titik tersebut terletak
pada satu bidang matematis, dimana formulanya telah tertentu secara matematis.
Model matematis bumi adalah satu bidang matematis bumi yang merupakan pendekatan
dari bentuk bumi sebenarnya. Hal ini mesti diadakan supaya semua titik-titik
dipermukaan bumi dapat dihitung posisinya dengan satu formula tertentu. Model
matematis bumi yang mendekati bentuk dan ukuran bumi sebenarnya adalah ellipsoid,
yang disebut dengan Ellipsoid Referensi. Pendekatan dari permukaan ellipsoid refrensi
Laut Daratan
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
ini pada kondisi nyata adalah permukaan air laut rata-rata yang disebut dengan geoid.
Berbagai ukuran ellipsoid referensi telah diteliti oleh banyak para ahli geodesi dunia,
seperti: Bessel, GRS, WGS , dsb.
Dalam satu pemetaan asas pertama yang perlu diperhatikan adalah ellipsoid referensi
apa yang digunakannya sebagai ukuran dari bumi tsb. Jadi, perbedaan ellipsoid referensi
yang digunakan akan membedakan pula hasil peta yang dibuat . Sebagai standar
pemetaan di Indonesia, Ellipsoid Referensi yang digunakan adalah Ellipsoid WGS’84.
Gambar 1.3 Ukuran Ellipsoid Referensi
1.1.3 Bidang Referensi
Bidang referensi adalah bidang yang digunakan untuk memproyeksikan semua data
ukuran pada permukaan bumi sehingga pada bidang ini dapat dihitung posisi semua
titik-titik. Disamping itu pada penentuan hitungan tinggi, bidang referensi ini adalah
tempat dimulainya hitungan tinggi. Dalam hal ini sebagai bidang referensi yang
digunakan adalah permukaan air laut rata-rata ( Mean Sea Level). Secara teoritis, semua
titik pada bidang ini tegak lurus terhadap garis gaya berat.
Penentuan permukaan air laut rata-rata tersebut adalah melalui satu teknis pengukuran
tertentu, yaitu proses pengukuran pasut (pasang surut).
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Gambar 1.4 Hubungan Ellipsoid, Geoid dan Permukaan Bumi
1.1.4 Pengertian Sistem Proyeksi Peta
Yang dimaksud dengan sistem proyeksi peta disini adalah proses dan aturan-aturan
(matematis) yang digunakan dalam memindahkan data ukuran dari permukaan bumi
sampai ke bidang datar, sehingga diperoleh peta yang tersaji dalam bidang datar
tersebut.
Banyak sekali metoda sistem proyeksi peta yang digunakan didunia atau pada masing-
masing negara. Di Indonesia sendiri terdapat sistem proyeksi peta yang berbeda-beda
dari dulu sampai sekarang, seperti Sistem Lambert (Zaman Belanda), Transver Mercator
3 (TM 3), Universal Transver Mercator (UTM).
Namun sekarang di Indonesia sebagai standar digunakan sistem proyeksi UTM yang
diprakarsai oleh Bakosurtanal.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Sebagai gambaran proses sistem proyeksi ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1.4 Proses Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi UTM:
Bumi dibagi atas zone-zone ( 60 Zone)
Setiap Zone mempunyai ukuran 60
Setiap Zone mempunyai satu sistem koordinat
Pisik Bumi
Model Bumi
Silinder :Sistem Mercator
Peta dengan Sistem Koordinat Mercator
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Gambar 1.5 Pembagian Zone UTM
1.1.5 Sistem Koordinat Peta
Pada prinsipnya ada dua sistem koordinat peta yang biasa digunakan, yaitu:
Sistem Koordinat Geografis
Sistem Koordinat Kartesian
1..1.5.1 Sistem Koordinat Geografis
Sistem Koordinat ini dinyatakan dengan Lintang dan Bujur dan satuannya adalah
derjat. Sistem koordinat ini mengacu kepada sistem koordinat bola atau ellipsoid atau
d.p.l bahwa titik-titik permukaan bumi diletakkan pada permukaan bola atau ellipsoid.
Sistem koordinat ini digunakan umumnya pada peta-peta skala kecil atau
menggambarkan satu permukaan bumi yang relatif luas.
1.1.5.2 Sistem Koordinat Kartesian
Sistem koordinat ini dinyatakan dengan sistem salib sumbu X dan Y, jadi posisi setiap
titik dinyatakan dengan koordinat (X, Y) dan satuannya adalah meter. Sistem koordinat
kartesian terdiri sistem koordinat tiga dimensi (3D) dan sistem koordinat dua dimensi
(2D). Sistem koordinat kartesian yang sering digunakan untuk peta adalah sistem
koordinat 2 D, dimana sistem koordinat dinyatakan dalam sumbu X dan Y (X,Y).
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Gambar 1.6 Salib Sumbu Koordinat Zone UTM
1.1.6 Fokus Survey dan Pemetaan
Fokus dari Survey atau Pemetaan pada prinsipnya adalah penentuan posisi/ letak satu
titik relatih dari titik lain. Dari titik-titik akan membentuk garis, dan dari garis-garis
akan terjadi area atau objek satu unsur permukaan bumi. Kemudian objek/ unsur-unsur
permukaan bumi tersebut dapat digambarkan menjadi sebuah peta (pemetaan).
Ada dua jenis titik dalam survey/ pemetaan, yaitu:
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Titik Kerangka Dasar (Titik Kontrol/ BM)
Titik Detail/ Situasi.
Perlakuan dua jenis titik tersebut dalam survey dan pemetaan adalah berbeda, baik dari
segi metoda pengukurannya maupun metoda hitungannya..
Prinsip utama dalam melakukan pemetaan (asas pemetaan) adalah bagaimana
membentuk kerangka dasar pemetaan yang terjamin ketelitiannya.
Ketelitian satu peta (betul atau tidaknya satu peta) sangat tergantung dari ketelitian
kerangka dasarnya.
1.2 Metodologi Pemetaan
Yang dimaksud metodologi pemetaan disini adalah semua metoda yang dapat
digunakan untuk mendapatkan gambaran (bentuk dan ukuran) sebagian permukaaan
bumi sehingga dapat diproses menjadi sebuah peta.
Berbagai metodologi yang dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran permukaan
bumi tersebut antara lain adalah:
1. Remote Sensing (Penginderan Jauh).
2. Foto Udara.
3. Global Positioning System (GPS).
4. Tererestris.
5. Bathimetrik/ Hidrografi.
6. Kombinasi.
Masing-masing metoda mempunyai ciri/ karakteristik tertentu dan mempunyai
perbedaan dari segi:
Teknologi yang digunakan.
Bentuk/ format data yang dihasilkan.
Metoda pemerosesan.
Penggunaan/ aplikasinya.
Biaya.
Waktu.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Luas area terpetakan.
Masing-masing metoda tersebut mempunyai kelebihan/ keunggulan dan
kelemahannuya. Banyak faktor yang menentukan kapan digunakan masing-maasing
metoda tersebut, antara lain seperti; luas area, waktu, biaya, tingkat ke-detail-an, tingkat
ketelitian, kondisi area, sarana pendukung, dlsb.
Dalam pelatihan ini akan diuraikan/ dijelaskan secara ringkas teknis masing-masing
metoda tersebut, sehingga kita dapat memahami dan membandingkan penggunaan
masing-masing metoda tersebut.
1.2.1. Metoda Penginderaan Jauh (Remote Sensing)
Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan memancarkan
suatu gelombang elektromagnetik tertentu yang dipancarkan dari sebuah sratelit dengan
ketinggian kurang lebih 20.000 km diatas permukaan bumi.Gambaran permukaan bumi
yang dihasilkan melalui metoda ini berupa image yang disebut juga dengan citra
satelit. Teknik pemancaran gelombang tersebut seolah-olah melakukan ‘scanning’ atau
sapuan terhadap permukaan bumi dengan lebar tertentu. Pemoresan hasil ‘scanning’
tersebut dilakukan pada laboratorium dengan cara menganalisis gelombang tersebut
dengan metoda tertentu. Dalam proses ini juga dilakukan interpretasi terhadap citra
sehingga dapat diindentifikasi objek-objek yang ada dipermukaan bumi. Metodologi ini
mengalami perkembangan dari waktu kewaktu dengan sangat pesat. Perkembangan
tersebut sangat signifikan terlihat dari kualitas image/ citra yang dihasilkan. Resolusi
image yang dihasilkan sekarang sangat tajam, sehingga memungkinkan untuk mebuat
peta dengan skala besar.Contoh produk citra satelit ini antara lain adalah : Citra Land
Sat, NOA, Spot, IKONOS,Quick Bird, dlsb.
1.2.2. Metoda Foto Udara ( Fotogrametri)
Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan cara melakukan
pemotretan dari udara secara vertikal dengan ketinggian 2000 m s/d 10000 m diatas
permukaan tanah menggunakan pesawat terbang.
Hasil awal yang diperoleh dari metoda ini berupa image (foto) dari permukaan bumi
yang kemudian diolah/ diproses dengan cara fotogrametri sehingga dapat dihasilkan
sebuah peta.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Teknik dan prosedur pelaksanaan foto udara ini disusun sedemikian rupa memenuhi
kaedah-kaedah pemerosesan fotogrametri tersebut.
Bebrapa faktor yang diperhatiukan dalam prosedur pelaksanaannya adlah sebagai
berikut:
rencana dan identifikasi lokasi/ areal pemotreatan
peralatan yang digunakan (pesawat, kamera, dlsb.)
rencana overlap dan side lap foto
perencanaan jalur terbang
perencanaan terbang (ketinggian terbang, kecepatan, waktu pemotretan, dsb)
identifikasi titik kontrol tanah dan pemasangan premark (tanda dilapangan)
Prosedur metoda foto udara dapat digambarkan seperti diagram alir berikut ini.
Pemerosesan foto udara menjadi peta foto atau peta garis dilakukan pada Laboratorium
fotogrametri dengan peralatan tertentu.
1.2.3. Metoda Global Positioning System (GPS)
Metoda ini menentukan posisi titik-titik dipermukaan bumi dengan cara memancarkan
satu gelombang dari satelit-satelit yang diedarkan di atas permukaan bumi pada orbit
lebih kurang 20.000 km di atas permukaan bumi ini. Gelombang tersebut ditangkap dan
diproses oleh sebuah alat sehingga diperoleh posisi titik dimana alat tersebut berada.
Alat tersebut disebut juga dengan alat Global Positioning System (GPS).
Konsep penentuan posisi dengan alat ini menggunakan besaran dan fungsi gelombang
yang dapat diproses menjadi jarak dan kemudian berdasarkan jarak-jarak tersebut dan
posisi satelit yang teridentifikasi maka posisi alat dapat dihitung. Konsep penentuan
posisi dengan cara ini mirip dengan metoda pengikatan kebelakang, dimana minimal
dibutuhkan 3 satelit secara simultan yang dapat teridentifkasi dalam alat tersebut.
1.2.4. Metoda Trestris
Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan cara melakukan
pengukuran langsung dilapangan melalui serangkaian pengukuran sudut, jarak dan
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
tinggi menggunakan peralatan tertentu. Hasil dari metoda ini adalah berupa posisi titik-
titik dilapangan yang kemudian dapat dihubungkan menjadi garis dan garis menjadi
poligon atau area sehingga dapat tergambarkan unsur-unsur permukaan bumi tersebut
baik unsur alam (sungai, danau, laut, gunung, dsb) maupun unsur buatan manusia (jalan,
jembatan, bangunan, dsb).
Metoda Trestris ini dikenal juga dengan Ilmu Ukur Tanah yang biasanya digunakan
untuk keperluan perencanaan teknis dengan penyajian skala besar serta keperluan
rekonstruksi dari perencanaan tersebut ke lapangan.
Prosedur umum dari metoda Trestris ini adalah sbb:
1. Identifikasi dan orientasi lapangan
2. Perencanaan kerangka dasar pemetaan
3. Penentuan titik awal dan sisi awal kerangka dasar
4. Pengukuran kerangka dasar pemetaan
Pengukuran kerangka dasar horizontal (sudut dan jarak metoda poligon)
Pengukuran kerangka dasar vertikal (beda tinggi metoda sipat datar)
5. Pengukuran detail situasi (planimetris dan kontur metoda Tachymetry)
6. Pengolahan data (horisontal dan vertikal)
7. Proses penggambaran dan penyajian peta (kartografi)
8. Reproduksi/ plotting peta.
1.2.5 Metoda Bathimetrik
Adalah Metoda untuk menentukan posisi dan bentuk permukaan bumi dibawah laut
(air).
Metoda ini biasa disebut juga dengan metoda Hidrografi, dimana dibutuhkan peralatan
dan prosedur khusus yang berkaitan dengan penentuan posisi unsur-unsur permukaan
bumi dilaut. Peralatan yang dibutuhkan pada prinsipnya adalah peralatan untuk
penentuaan posisi (koordinat) dan peralatan untuk penentuan kedalaman laut.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
1.2.6 Metoda Gabungan
Pada prakteknya dimungkinkan terjadinya penggabungan atau kombinasi pada metoda-
metoda tersebut dalam rangka upaya meingkatkan kualitas dan efektifitas kerja. Hal ini
biasanya sesuai dengan kebutuhan atau aplikasinya serta kondisi sarana yang tersedia.
Contoh kombinasi metoda-metoda ini antara lain adalah: Remote sensing dengan foto
udara, foto udara dan GPS, Remote sensing dan GPS, TrestriS dan GPS, Bathimetrik
dan GPS, dsb.
BAB II
PENGENALAN GPS
2.1. PENGERTIAN GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi
yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan
posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi waktu secara kontinyu di seluruh
dunia tanpa tergantung pada waktu dan cuaca kepada banyak orang secara simultan.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
2.2. SEJARAH DAN PENGEMBANGAN
GPS yang debelumnya dikenal sebagai Navstar Navigation System disetujui pada tahun
1973 untuk mengurangi keterbatasan bantuan navigasi untuk militer Amerika Serikat.
GPS dioperasikan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Satelit
pertama diluncurkan pada tahun 1978 dan secara resmi satelit GPS dinyatakan
operasional penuh pada tahun 1994. Dengan adanya system navigasi yang dapat
mengatasi keterbatasan dari system yang telah ada sebelumnya maka penggunaan GPS
menarik cakupan pemakai yang luas.
2.3. KOMPONEN SISTEM GPS
GPS terdiri dari 3 segmen:
Segmen ruang angkasa.
Segmen system kontrol.
Segmen pengguna.
2.3.1. Segmen Ruang Angkasa
Segmen ruang angkasa terdiri dari 24 satelit GPS dan roket Delta yang meluncurkannya
dari Cape Caneveral Florida. Satelit-satelit GPS mengorbit dengan orbit bulat pada
ketinggian 20.100 km dengan waktu orbit 12 jam. Orbit tersebut membentuk arah 55
derajat dari khatulistiwa untuk menjamin tercakupnya wilayah kutub bumi. Satelit-
satelit tersebut memposisikan dirinya agar panel surya terus menghadap ke matahari dan
antena menghadap ke bumi dengan sumber tenaga penel surya. Tiap satelit juga
membawa 4 jam atom (jam dengan presisi sangat tinggi).
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Gambar 2.1 Contoh Satelit Navstar
Gambar 2.2 Segmen Ruang Angkasa
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
2.3.2. Segmen Sistem Kontrol
Segmen sistem kontrol terdiri dari stasiun kontrol utama di pangkalan AU Falcon,
Colorado Spring, AS dan stasiun-stasiun monitor di pangkalan AU Falcon dan di
Hawaii, Pulau Ascension, Atoll Diego Garcia dan Pulau Kwajelein. Segmen control
mengukur data yang dikumpulkan oleh stasiun monitor untuk memprediksi sifat dari
orbit dan waktu satelit. Data hasil prediksi tersebut ditransmisikan ke satelit-satelit GPS
untuk kepentingan pengguna. Stasiun control juga menjamin bahwa orbit satelit dan jam
satelit masih berada pada batas yang dapat diterima.
Gambar 2.3 Segmen Kontrol
2.3.3. Segmen Pengguna
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Segmen pengguna adalah peralatan yang digunakan pemakai untuk menerima sinyal
GPS (GPS Receiver).
Gambar 2.4 Contoh Segmen Pengguna
2.4. CARA KERJA GPS
GPS memprediksi posisi suatu tempat dengan cara menghitung beda waktu antara
pengiriman sinyal oleh satelit GPS dan waktu sinyal tersebut diterima oleh receiver
GPS. Tiap satelit GPS membawa beberapa jam atom yang begitu akurat. Informasi
waktu tersebut dikirimkan melalui sinyal yang dipancarkan oleh satelit, sehingga
sebuah receiver GPS dapat secara kontinyu menghitung waktu sinyal dipancarkan.
Sinyal GPS juga memuat data yang dipergunakan receiver untuk mengetahui posisi
satelit dan data lain yang diperlukan untuk menghitung posisi dengan akurat.
Receiver GPS kemudian mempergunakan data beda waktu antara sinyal dipancarkan
dan diterima untuk menghitung jarak dari satelit ke receiver. Receiver juga harus
memperhitungkan perlambatan cepat rambat sinyal akibat hambatan ionosfer dan
throposfir. Dengan data jarak dari minimal 3 satelit dan lokasi satelit-satelit tersebut
sewaktu sinyal tersebut dipancarkan maka receiver dapat menghitung posisinya sendiri
dalam koordinat 3 dimensi.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Gambar 2.5 Cara Kerja GPS
Sebuah jam atom yang disinkronkan dengan GPS diperlukan untuk menghitung jarak
dari ketiga sinyal GPS tersebut. Tetapi dengan mengambil data dari satelit ke-4 maka
kebutuhan terhadap jam atom tersebut dapat dihilangkan. Sehingga tiap receiver
biasanya menerima sinyal dari minimal 4 satelit untuk menghitung koordinat X
(Latitude), Y (altitude), Z (elevation) dan waktu. Semakin banyak satelit GPS yang
dapat ditangkap sinyalnya maka penentuan posisi akan semakin akurat. Dengan adanya
24 satelit GPS yang mengorbit bumi maka 4 sampai 10 satelit akan selalu dapat diamati
pada setiap waktu dimanapun di pemukaan bumi.
2.5. KEUNTUNGAN PEMAKAIAN GPS
1. GPS dapat digunakan setiap saat tanpa tergantung waktu dan cuaca.
2. Pengoperasian receiver GPS relative mudah dan tidak mengeluarkan banyak
tenaga .
3. Penggunaan GPS dalam penentuan posisi relative tidak terlalu terpengaruh
pada kondisi topografis daerah survey dibandingkan metode terisstris seperti
pengukuran polygon.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
4. Posisi yang ditentukan GPS mengacu pada suatu datum global yang disebut
WGS 1984. Dengan kata lain posisi yang diberikan GPS selalu mengacu pada
datum yang sama.
5. GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya luas dari yang
sangat teliti (orde millimeter) sampai yang biasa saja (orde puluhan meter).
Ketelitian ini tergantung pada jenis receiver dan metode pengamatan. Luasnya
spectrum ketelitian ini memungkinkan penggunaan GPS secara efektif dan
efisien sesuai dengan ketelitian serta dana yang tersedia.
6. Pemakaian GPS tidak dikenai biaya, setidaknya sampai saat ini. Pemakai
cukup membeli receiver dan pemakaiannya untuk berbagai aplikasi tidak
dikenai biaya
7. Receiver GPS cenderung akan lebih kecil ukurannya dan lebih murah
harganya.
8. Surveyor GPS bias dikatakan tidak dapat memanipulasi data pengamatan GPS,
dibandingkan metode pengukuran teristris yang umum digunakan misalnya
metode poligon.
9. Makin banyak instansi-instansi di Indonesia yang telah menggunakan GPS.
2.6. KETERBATASAN PEMAKAIAN GPS
1. Agar receiver dapat menerima sinyal GPS maka tidak boleh ada penghalang
antara receiver dan satelit-satelit yang bersangkutan. Ini adalah hal yang harus
diperhitungkan untuk pengukuran di daerah hutan, jurang atau malah di
perkotaan yang dipenuhi gedung tinggi.
2. Komponen tinngi yang dari kkordinat tiga dimensi yang diberikan oleh GPS
adalah tinggi yang mengacu pada tinggi ellipsoid yaitu Ellipsoid GRS 1980
bukan tinggi ortomethris yang mengacu dari permukaan laut rata-rata (MSL).
Jadi tinggi hasil pengamatan GPS tidak boleh langsung diintegrasikan dengan
tinggi yang diperoleh dari pengukuran teristris yang mengacu pada MSL.
3. Pemilihan type alat GPS dan metode pengamatan harus disesuaikan dengan
penggunaan dan ketelitian yang dinginkan.
4. Proses pemrosesan data GPS tidak semudah pengambilan datanya, terutama
jika ingin mendapatkan ketelitain yang tinggi.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
5. SDM yang menguasai teknologi penggunaan GPS di Indonesia relative belum
terlalu banyak.
2.7. KLASSIFIKASI ALAT (RECEIVER) GPS
Dasar Klasifikasi Type
Berdasarkan Pengguna Receiver Type Sipil
Receiver Type Pemetaan
Berdasarkan Fungsi
Penentuan Posisi
Type Navigasi
Type Pemetaan
Type Geodetic
Berdasarkan Jenis Data Receiver Kode C/A
Receiver kode C/A + Fase L1
Receiver kode C/A + Fase L1 + Fase L2
Receiver kode C/A + Fase L1 + Fase L1,l2
Berdasarkan Fungsi
Penggunaan
Aviation GPS (Penerbangan)
Marine GPS (Laut)
Spaceborne GPS
Car GPS (Kendaraan)
Tetapi secara umum dilihat dari fungsinya receiver GPS dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
2.7.1. Type Receiver GPS untuk Penentuan Posisi
2.7.1.1. Receiver Type Navigasi / Handheld receiver
Receiver ini umumnya digunakan untuk penentuan posisi absolute secara instant
dan tidak memerlukan ketelitian tinggi. Ketelitian Receiver type ini berkisar 10-
20 m. Ukurannya relative kecil (untuk model yang cukup baru ukurannya hanya
sedikit lebih besar dari telepon genggam) dan harganya juga cukup murah.
Receiver ini biasanya dipakai sebagai alat bantu navigasi untuk kegiatan alam
bebas ( mendaki gunung,hiking, off road), alat navigasi pada kendaraan atau
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
dapat juga dipakai untuk survey awal (recon survey) dan pekerjaan survey yang
tidak menuntuk ketelitian tinggi.
Gambar 2.6 Contoh GPS Navigasi/Handheld
2.7.1.2. Receiver Type Pemetaan
Receiver type ini mempunyai ketelitian 1-5 m (jika menggunakan cara
pengamatan secara differensial) atau bahkan pada saat ini dapat mencapai
ketelitian cm (dengan cara pengamatan RTK). Contoh aplikasi yang dapat
dilayani oleh receiver type pemetaan ini antara lain ialah survey dan pemetaan
geologi dan pertambangan, peremajaan peta serta pembangunan dan peremajaan
basis data SIG.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Gambar 2.7 3 Buah Contoh Receiver GPS Tipe Pemetaan
2.7.1.3. Receiver Tipe Geodetic
Receiver tipe Geodetic ini adalah tipe receiver yang palig canggih,paling mahal
dan juga mempunyai ketelitian paling tinggi (orde mm sampai dm). Oleh sebab
itu receiver tipe Geodetic ini umumnya digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang
menuntut ketelitian tinggi seperti pengadaan titik control geodesi, pemantuan
deformasi dan studi geodinamika.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
BAB III
TEKNIK-TEKNIK PENGUKURAN GPS
3.1. TEKNIK-TEKNIK PENGUKURAN GPS
Teknik-teknik pengukuran yang umum digunakan dalam survai GPS adalah teknik
survai statik, yaitu survai penentuan posisi yang bertumpu pada teknik penentuan posisi
statik secara differensial dengan menggunakan data fase. Saat ini dengan adanya
kemajuan dalam keilmuan dan teknologi GPS, juga telah berkembang teknik-teknik
survai lainnya, yaitu teknik survai statik singkat, stop and go dan pseudo kinematik.
Ketiga teknik survai tersebut akan dijelaskan berikut ini secara umum.
3.1.1. Teknik Pengukuran Statik Singkat
Metoda penentuan posisi dengan teknik Statik Singkat (Rapid Static) pada dasarnya
adalah pengukuran statik dengan waktu pengamatan yang lebih singkat, yaitu 5 – 20
menit ketimbang 1 – 2 jam. Prosedur operasional lapangan dari pengukuran statik
singkat ini adalah sama seperti pengukuran statik biasa, hanya selang waktu
pengamatannya yang lebih singkat.
Untuk merealisasikan hal tersebut, teknik pengukuran statik singkat ini sangat bertumpu
pada proses penentuan ambiguitas fase secara cepat. Untuk itu disamping memerlukan
perangkat lunak yang andal dan canggih, teknik statik singkat ini juga memerlukan
geometri pengamatan yang baik, tingkat residu kesalahan dan bias yang relatif rendah,
serta lingkungan pengamatan yang relatif tidak menimbulkan multipath. Dalam hal ini
penggunaan data dua frekuensi juga lebih diharapkan. Mengingat persyaratannya yang
relatif cukup ketat, teknik statik singkat umumnya hanya diaplikasikan untuk baseline
yang relatif pendek (< 5 km). Jika ambiguitas fase dapat ditentukan dengan benar, maka
ketelitian (relatif) posisi titik yang diperoleh adalah dalam orde centi meter. Aplikasi
utama dari teknik statik singkat ini adalah pada survai pemetaan (orde sedang),
densifikasi titik, survai rekayasa, dll.
Jika dibandingkan dengan teknik pengukuran statik lainnya dalam penentuan posisi,
maka ada bebera hal yang perlu dicatat, yaitu:
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Teknik Statik Singkat mempunyai tingkat produktifitas lebih tinggi
dibandingkan Teknik Pengukuran Statik biasa, karena waktu pengamatan satu
sesi relatif lebih singkat.
Teknik Statik Singkat mempunyai ketelitian posisi yang relatif rendah dari
teknik statik biasa.
Teknik Statik Singkat memerlukan receiver GPS serta piranti lunak pemroses
data yang lebih canggih dan lebih modern.
Karena harus memastikan penentuan ambiguitas fase secar benar dengan data
pengamatan yang relatif lebih sedikit, Teknik Statik Singkat relatif kurang
fleksibel dalam hal spesifikasi pengamatan dibanding teknik statik biasa.
Teknik Statik Singkat relatif lebih rentan terhadap efek dari kesalahan dan bias.
3.1.2. Teknik Pengukuran Stop and GO
Teknik Stop and Go adalah satu metoda teknik penentuan posisi titik-titik dengan GPS,
yang kadang disebut juga dengan Tekni Semi Kinematik. Pada teknik ini titik-titik yang
akan ditentukan posisinya tidak bergerak (statik), sedangkan receiver GPS bergerak dari
titik-titik dimana setiap titiknya receiverGPS bersangkutan diam beberapa saat di titik-
titik tersebut, seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Teknik Pengukuran Penentuan Posisi Stop and Go
Agar harga ambiguitas fase yang telah ditentukan dapat dipergunakan dalam
perhitungan koordinat dari titik-titik berikutnya,maka pada metode stop-and-go ini
selama pergerakan antar titik,receiver tidak boleh terputus dalam pengamatan sinyal
dari satelit (tidak terjadi cycle slip). Seandainya ini bisa dilakukan, maka untuk
stop
go go
go
go
go
go
stop
stop
stop
stop
stop
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
mencapai ketelitian posisi relatif titik dalam orde cm, receiver GPS cukup berhenti
selama 1-2 menit saja di setiap titiknya . Seandainya pada epok tertentu selama
pergerakan terjadi cycle slip, maka receiver harus melakukan inisialisasi kembali seperti
pada kasus titik pertama, untuk kemudian bergerak lagi. Mengingat karakteristiknya
tersebut, metode stop-and-go ini cocok digunakan untuk penentuan posisi dari titik-titik
yang jaraknya dekat satu sama lainnya serta berada pada daerah yang terbuka, seperti
unutk pemetaan batas-batas sawah serta persil-persil tanah di daerah yang relatif
terbuka.
Trayektori dari receiver yang bergerak (moving receiver) anttara satu titik dengan titik
yang lainnya,tidaklah diperlukan,meskipun pada prinsipnya teramati. Oleh sebab itu
dalam membawa antena dan receiver GPS dari satu titik ke titik lainnya, pengamat
relatif bebas dalam memilih rute pergerakannya, selama rute yang bersangkutan tidak
menyebabkan terjadinya cycle slip. Dalam operasionalisasinya, penentuan posisi titik-
titk dengan metode stop-and-go ini dapat dilakukan secara real-time maupun post-
processing. Dalam hal ini,moda real-time menuntut adanya komunikasi data secara
real-time antara stasiun referensi dengan titik yang bersangkutan serta strategi
operasional pengamatan yang lebih ketat. Oleh sebab itu umumnya, metode stop-and-go
ini diaplikasikan dengan moda post-processing, dimana pengolahan data dilakukan di
kantor setelah semua pengamatan selesai dilakukan.
Disamping hal diatas, kalau kita bandingkan metode stop-and-go dan metode kinematik
maka ada beberapa hal yang perlu dicatat, yaitu:
Metode stop-and-go harus berbasiskan pada metode penentuan posisi
diferensial dengan menggunakan data fase, sedangkan metode kinematik tidak
perlu, kecuali untuk penentuan posisi kinematik yang teliti.
Pada kedua metode, penentuan ambiguitas fase secara benar adalllah suatu hal
yang esensial unutk memperoleh posisi yang relatif teliti. Ini bisa dilakukan
dengan metode-metode yang bersifat statistik ataupun metode on-the-fly. Pada
metode kinematik, kebutuhan terhadap metode on-the-fly lebih besar.
Jika penentuan ambiguitas fase dapat dilakukan secara on-the-fly dengan
tingkat keandalan yang tinggi, maka pada dua metode ini terjadinya cycle clip
pada pengamatan fase selama pergerakan receiver tidak menjadi masalah.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Metode kinematik umumnya memerlukan interval perekaman data yang lebih
singkat dibandingkan metode stop-and-go.
Kedua metode memerlukan kondisi pengamatan ( satelit geometri serta tingkat
kesalahan dan bias ) yang baik untuk mencapai ketelitian posisi yang relatif
tinggi.
Kedua metode dapat diimplementasikan dalam moda real-time maupun post-
processing.
3.1.3. Teknik Pengukuran Pseudo – Kinematik
Teknik pseudo-kinematik yang kadanag disebut juga sebagai metode intermittent
ataupun metode reoccupation , pada dasarnya dapat dilihat sebagai realisasi dari dua
metode statistik singkat ( lama pengamatan beberapa menit) yag dipisahkan oleh selang
waktu yang relatif cukup lama (sekitar satu jam sampai beberapa jam), seperti yang
diilustrasikan oleh gambar 4.2.
Pengamatan
Statik
Statik Singkat
Pseudo-Kinematik
Gambar 3.2 Perbandingan Teknik Pengukuran Statik, Stati Singkat dan Pseudo-
Kinematik dalam lama pengamatan
Pada metode ini pengamatan dalam dua sesi yang berselang waktu relatif cukup lama
dimaksudkan untuk meliput perubahan geometri yang cukup besar, sehingga
diiharapkan dapat mensukseskan penentuan ambiguitas fase serta mendapatkan
ketelitian posisi yang relatif baik. Dalam hala ini perhitungan vektor baseline dilakukan
dengan menggunakan data gabungan dari dua sesi pengamatan tersebut. Dalam
pelaksanaan lapangannya, selang waktu antara dua sesi pengamatan yang singkat
tersebut dapat digunakan untuk mengamati baseline-baseline lainnya.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Dalam penerapannya dilapangan, data pengamata di antara titik-titik yang akan
ditentukan posisinyaa sebenarnya tidak diperlukan. Sehingga dalam hal receiver GPS
dapat dimatikan selama pergerakan dari titik-titik. Patut dicatat disini bahwa tidak
semua receiver GPS mempunyai moda operasional untuk metode pseodo-kinematik ini,
dan tidak semua perangkat lunak komersial GPS mempunyai pilihan untuk mengolah
data survei metode ini.
Seperti halnya pada metode statik singkat, metode pseodo-kinematik memerlukan satelit
geometri yang baik, tingkat bias dan kesalahan data yang relatif rendah, serta
lingkungan yang realtif tidak menimbulkan multipath. Seandainya ambiguitas fase dapat
ditentukan dengan benar, maka tingkat ketelitian (relatif) posisi titik yang diperoleh
adalah dalam orde centimeter. Patut dicatat disini bahwa metode pseodo-kinematik
adalah metode survei dengan waktu pengamatan tidak sesuai untuk penerapan metode
statik singkat ataupun metode stop-and-go, yang karakteristiknya akan dijelaskan
berikut.
3.1.4. Teknik Pengukuran Kombinasi
Karena kondisi topografi dan lingkunga pengamatan yang beragam, unutk
meningktakan efektivitas dan efisiensi, kadangkala diperlukan kombinasi dari beberapa
metode untuk penentuan posisi titik-titik.
Karena receiver GPS tipe geodetik yang beredar di pasaran saat ini umumnya dapat
melaksanakan metode statik singkat,pseodo-kinematik, ataupun stop-and-go , maka
implementasi dari penggabungan metode-metode penentuan posisi tersebut dilapangan
memang memungkinkan. Berkaitan dengan pengolahan datanya, maka perhitungan
umum diperlukan metode per metode, sesuai dengan tuntutan teknisnya.
Karena obstruksi (pepohonan dan bangunan) atau pertimbangan efisiensi dan efektivitas
kerja, kadangkala tidak hanya dilakukan kombinasi antara beberapa metode penentuan
posisi GPS, tetapi juga kombinasi antara pengamatan GPS dengan pengukuran terestris.
Selain untuk menungkatkan efektivitas dan efesiensi, pengkombinasian metode
penentuan posisi GPS dan metode terestris bermanfaat untuk beberapa hal, yaitu antara
lain untuk:
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Memberikan koordinat yang sifatnya tidak lokal tetapi konsisten pada koordinat
hasil pengukuran terestris yang umumnya bersifat lokal.
Memberikan kejelasan datum pada pengukuran terestris.
Dalam pengkombinasian metode pengamatan GPS dengan metode terestris, seperti
poligon,terdapat perbedaan datum pengamatan antara kedua sistem pengukuran yang
perlu diperhitungkan secara seksama. Sebagai contoh,pengamatan GPS dan hasilnya
mengacu ke ellipsoid referensi WGS 1984, sedangkan pengukuran poligon dilakukan di
permukaan bumi dan mengacu pada sistem yang sifatnya lebih geografis daripada
geodetis sebagaimana halnya pengamatan GPS.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
BAB IV
PENGENALAN ALAT GPS NAVIGASI
4.1. PENGENALAN ALAT TIPE GPS NAVIGASI
Alat GPS tipe Navigasi merupakan jenis/ tipe alat GPS yang paling sederhana
dibandingkan dengan jenis/ tipe alat GPS yang lain. Dalam praktek ini akan
diperkenalkan GPS Navigasi Merk Garmin yang sering digunakan secara umum. Dalam
hal ini diperkenalkan GPS Garmin tipe GPSMAP 76CSx , GPSMAP 60 dan Etrex
Vista.
Secara umum Tools dan Menu dari tipe masing-masing GPS tersebut adalah relatif
sama, sehingga prosedur operasional alatnya juga relatif sama.
Untuk mengoperasionalkan alat ini secara mudah dapat menggunakan buku panduan
dari masing-masing tipe alat tersebut, yaitu buku user guide atau owners manual yang
disediakan produsen.
Gambar 4.1 BeberapA GPS Navigasi Merk Garmin
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
4.1.1. Pengenalan Menu dan Tools
GPS Navigasi keluaran Garmin umumnya mempunyai cara pengoperasian dan susunan
menu yang hampir sama
Gambar 4.2 Menu pada GPS Garmin 60 CS
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Gambar 4.3 Menu Pada Garmin GPS 76 CSx
Pengoperasian awal Alat GPS
1. Tekan tombol Power pada alat GPS (Pada Garmin 76 CSX berada pada bagian
depan, pada 60 CSX berada pada bagian atas)
2. Alat akan hidup dan memunculkan menu inisialisasi
3. Berikutnya yang akan keluar adalah menu/ page satellite
KoordinatPosisi titik tersebut
Ketelitian GPS
Posisi Satelit GPS
Jumlah Satelit dan kekuatan sinyal yg Dapat ditangkap GPS
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
4. Tekan tombol menu agak lama/ 2 kali sehingga keluar main menu:
5. Pilih Setup, maka akan keluar menu setup
6. Pilih Unit
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
maka kita masukan parameter-parameter yang telah ditentukan, yaitu :
a. Position Format : UTM UPS
b. Map Datum : WGS 84
c. Distance/Speed : Metric
d. Elevation : Meters
e. Vertical Speed : m/sec
f. Depth : metric
g. Pressure : Milibars
7. Setelah memasukan parameter di atas, maka selanjutnya kita keluar dari menu
Units dan kembali ke Main Menu.
8. Proses pemasukan setup unit ini cukup dilakukan 1 kali saat inisialisasi awal.
Selanjutnya setting menu akan tersimpan dan hanya dirubah jika diperlukan saja
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
BAB V
TEKNIK PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS NAVIGASI
Teknik pengukuran menggunkan alat (receiver) navigasi secar garis besar dapat dibagi
atas 2 metoda, yaitu :
1. Metoda Marking
2. Metoda Tracking
5.2. PENGUKURAN KOORDINAT TITIK METODA MARKING
Marking digunakan untuk menandai/ menentukan koordinat satu tempat atau titik
tertentu. Adapun prosedur pelaksanaan Marking pada GPS keluaran Garmin jenis
Garmin 76 CSX adalah:
1. Pada Main Menu, kemudian kita tekan tombol enter agak lama, (pada Garmin 60
CS tombol mark sudah tersendiri)
2. Maka pada menu Mark tersebut akan keluar menu tampilan:
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
a. Waypoint Simbo : pada GPS telah disediakan berbagai lambang untuk
menandakan suatu tempat-tempat tertentu seperti rumah, restoran, rumah
sakit dll dengan prosedur kita letakan kursor kita pada titik tersebut
kemudian kita tekan enter
b. Waypoint Name : berguna untuk memberi nama pada titik yang kita
inginkan dengan cara kita letakan kursor kita pada nam titik tersebut
kemudian kita tekan enter
3. Untuk menu Mark ini, setelah kita menekan tombol Enter maka data tersebut
akan ter-Save didalam memori GPS dan dapat kita lihat hasil setelah data kita
dipindahkan kedalam komputer dengan pemakaian software.
4. Prosedur pelaksanaan proses Marking telah selesai.
5. Untuk dapat melihat waypoint yang telah disimpan, kita dapat melihatnya di
menu Find, pada Main Menu.
6. Di menu Find, kita ambil Waypoint, kemudian pada menu tersebut muncul :
a. Nearest (waypoint yang terdekat dengan kita)
b. By name (waypoint yang sesuai dengan keinginan)
Untuk dapat diketahui, bahwa data waypoint yang dapat disimpan pada GPS
Garmin 76 CSX adalah 10000 buah. Jika kita tidak menyimpan data tersebut dan
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
menyimpan data waypoint melebihi kapasitas (> 10000 bh), maka GPS akan
membuang data tersebut dan akan menggantinya dengan data baru.
BAB V
PRAKTEK LAPANGAN 2 : PENGUKURAN JALUR DAN AREA
(METODA TRACKING)
5.1. METODA TRACKING
Metoda Tracking merupakan salah satu teknik pengukuran koordinat yang digunakan
untuk keperluan seperti pembuatan satu jalur atau pun luasan (area), seperti STA pada
jalan, Irigasi/ drainase, luas lahan/ area, dlsb. Dalam hal ini alat GPS dapat diatur untuk
membuat point-point (garis) pada setiap kelipatan beberapa meter (25 m,50m, 100 m,
dll).
5.2. PROSEDUR PENGUKURAN METODA TRACKING
Adapun prosedur pelaksanaan Tracking pada GPS keluaran Garmin jenis Etrex Vista
adalah:
1. Pada alat GPS pilih Main Menu dengan cara memilih lambang seperti
2. Kemudian pilih Setup.
3. Pada menu Setup akan keluar berbagai menu lainnya seperti: Time, Units,
Display, Heading, Interface, dan System
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
4. Selanjutnya untuk mengatur parameter-parameter seperti satuan, datum, tekanan,
maka pilih Units.
5. Pada menu Units, maka kita masukan parameter-parameter yang telah
ditentukan, yaitu:
a. Position Format : UTM UPS
b. Map Datum : WGS 84
c. Distance/Speed : Metric
d. Elevation : Meters
e. Vertical Speed : m/sec
f. Depth : metric
g. Pressure : Milibars
6. Setelah memasukan parameter di atas, maka selanjutnya kita keluar dari menu
Units dan kembali ke Main Menu.
7. Pada Main Menu, kemudian kita pilih menu Tracks
8. Maka pada menu Tracks tersebut akan keluar tampilan :
a. Track Log : On atau Off
b. Persentase data tersimpan
c. Save atau Clear
d. Nama penyimpanan data Tracking
9. Sebelum prosedur tracking dilaksanakan, maka terlebih dahulu dilakukan
pengaturan terlebih dahulu dengan cara memilih lambang seperti , maka
akan keluar menu:
a. Setup Track Log
b. Delete All Saved
10. Kemudian selanjutnya, kita pilih Setup Track Log, maka dapat kita tentukan
metoda penyimpanan apakah dengan jarak atau waktu berikut intervalnya.
11. Setelah memasukan parameter tersebut maka selanjutnya kita pilih On pada
Tracks Menu
12. Prosedur pelaksanaan proses Tracking telah selesai.
13. Untuk men-Save data kita, maka selanjutnya kita pilih Save.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
14. Dan setelah memberi nama track yang telah kita buat, maka kita dapat
memanggil atau melihat kembali track yang telah kita Save tersebut dengan cara
meng-klik nama track yang keluar pada Nama penyimpanan data Tracking.
15. Untuk dapat diketahui, bahwa data tracks yang dapat disimpan pada GPS
Garmin Etrex Vista adalah 3000 buah. Artinya, jika kita memilih interval data
10 m ( 0.01 km) maka tracking yang dapat kita laksanakan adalah sepanjang :
Jarak Tracking = 3000 x 0.01 km
= 30 km
Jika kita tidak menyimpan data tersebut dan melakukan tracking melebihi jarak
tersebut, maka GPS akan membuang data tersebut dan akan menggantinya
dengan data baru.
BAB VIPENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA GPS
6.7.1. INSTALASI MAP SOURCE
1. Masukkan CD Instalasi Map Source yang disertakan dalam paket penjualan GPS Garmin
2. Akan keluar menu awal, pilih Install Trip&Waypoint Manager
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
3. Akan keluar menu instalasi, End User License Agreement, centang I Accept Software License Agreement, tekan Next
4. Keluar layer instalasi, biarkan sampai 100%
5. Akan keluar notifikasi instalasi software Map Source telah selesai.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
6.2. PENGGUNAAN SOFTWARE MAP SOURCE
1. Buka software Map Source
2. Keluar layar awal
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
1. Dengan menu zoom, alihkan layar peta pada daerah yang kita tuju. Peta juga dapat digeser dengan memakai MiniMap
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
2. Koneksikan GPS ke komputer dengan memakai kabel standar yang telah disediakan. (Catatan: Jika kabel hilang / tidak ada, biasanya bisa memakai kabel Hardisk Portable yang sesuai)
3. Pada menu, pilih Transfer>Receive From Device, akan keluar box Receive From Device
4. Akan keluar box Receive From Device. Tekan tombol Find Device, tunggu sebentar sampai alat dikenali, kemudian tandai Waypoints atau Tracks (Sebaiknya satu persatu)
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
5. Jika proses transfer sukses maka pada peta akan keluar titik-titik yang menandai posisi titik yang dimarking tadi.
6. Untuk menampilkan peta atau mentrasfer data dengan format yang benar maka setting Map/Data perlu diatur terlebih dahulu. Pada menu pilih Edit>Preference
7. Pada tab Position tentukan Grid dan Datum
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
8. Pada tab unit tentukan unit yang dibutuhkan
9. Simpan file hasil transfer agar dapat dipanggil kembali lain waktu. Isikan nama file (dalam format Garmin. gdb
10. Kemudian data dapat ditransfer ke format lain, misalkan AutocadCad DXF, Text atau lainnya
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Data hasil pengamatan GPS ini terbagi dari dua type data pengambilan, yaitu ;
Waypoint (Titik) , yaitu data koordinat dari suatu titik yang ditandai pada
GPS. Koordinat dari titik ini dapat dicatat langsung di lapangan atau
disimpan dan didownload langsung dari GPS ke PC dengan memakai
software khusus dan disimpan dalam format txt.
Track (Jalur), yaitu jalur yang dibentuk oleh GPS sesuai dengan arah
perjalanan pembawa GPS. Data ini dapat didownload dari GPS ke PC dan
disimpan dalam format dxf kemudian diinsert langsung pada AutoCad atau
diimport pada MapInfo.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
6.2.1. PEMBANGUNAN DATA DARI HASIL PENGAMATAN GPS PADA
AUTOCAD LAND DEVELOPTMENT DESKTOP
Langkah memasukan titik GPS ini adalah seperti langkah berikut ;
1. Download data waypoint pada format txt
2. Buka data pengamatan GPS tadi dengan menggunakan software Excel dan
edit sesuai dengan format yang akan diimport pada CAD Land yaitu PENZD
(Nomor urut, X, Y, Z dan Nama titik).
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
3. Simpan lagi file pada notepad
4. Buka AutoCad Land Developtment dan buat suatu project atau buka
project yang telah ada.
5. Import point tersebut dengan perintah points>import/export
points>import points
6. Titik akan tergambar pada layar.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
6.3. PEMBANGUNAN DATA HASIL PENGAMATAN GPS PADA MAPINFO
Entry titik otomatis ini bertujuan untuk meng-insert-kan titik hasil Pengukuran secara
Tretris dengan jumlah titik yang banyak, dan data koordinat tersebut telah kita entrykan
pada program lain seperti Excel. Dengan beberapa langkah Create Point dapat kita
lakukan secara simple dan tidak diperlukan untuk membuat layer baru (new file)
terlebih dahulu seperti cara manual diatas.
Perintah Create Point ini dapat digunakan melalui table menu yang memungkinkan
untuk membuat titik pada setiap record di data Base atau data Excel yang terdiri dari
informasi koordinat X dan Y serta Z atau Longitude/Latitude.
Sebagai contoh kita memiliki Titik koordinat beberapa buah Patok/BM, dimana titik-
titik koordinat tersebut muncul dari hasil pengukuran lapangan atau Tracking GPS
dilapangan, dan mencatat titik tersebut kedalam program Excel.
Koordinat pada table excel diatas merupakan hasil olahan data pengukuran
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
1. Download data waypoint pada format txt
2. Buka file tersebut pada Excel dan ubah format sesuai yang dibutuhkan
3. Pindahkan/Transfer data excel ke dBase, dengan cara ;
Pilih FILE>Save AS
Selanjutnya akan muncul windows dialog Ave AS seperti gambar beikut
Berdasarkan gambar diatas, arahkan mose pada kolom Save As Type,
Pilih tipe program file yang inginkan, missal : pilih DBF 4 untuk
memindahkan ke program dBase
Kalau ingin merobah nama file menjadi nama baru, maka lakukan
perubahan nama file pada kolom File Name.
Klik Save untuk lanjut> dan klik Yes untuk mengakhiri.
4. Setelah langkah transfers data tersebut kita lakukan, bukalah kembali Program
Map Info pada Start.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
5. Buka table koordinat yang ada di dBase dengan cara
Pilih File>open File
Cari Folder dimana table dBase tadi kita simpan
Pada Kolom File of Type, pilih dan cari program dBase DBF
Klik File yang tertera pada layar file (layar A)
Pilih open untuk lanjut ke perintah berikutnya.
6. Map Info akan menanyakan set Character dari file yang kita munculkan
nantinya.
Berdasarkan gambar diatas Klik ok untuk mengakhiri.
7. Map Info akan memunculkan table atribut dari data yang ditransfer
A
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
8. setelah windows MapInfo memunculkan data atribut seperti gambar diatas,
maka langkah selanjutnya lakukan create point, seperti gambar berikut
Pil
ih
dan klik menu Table > sorot dengan mouse dan klik Create Points
Windows akan memunculkan layar dialog Create Points seperti gambar
berikut ;
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.
Posisikan column Coordinat X pada table X, dan column Coordinat Y
pada tableY
Tentukan Proyeksi Koordinat pada menu Projection (tanda yang
dilingkari) pada gambar diatas, misalnya
Sistem Koordinat : UTM, Zone 47 S
Datum Geodesi : WGS 84
Posisi koordinat ini harus di perhatikan dengan seksama sesuai dengan
system koordinat yang telah ditentukan pada hasil pengukuran.
9. Untuk sementara tutup dulu atau keluarkan dulu table tersebut dari layer map
info dengan perintah ;
Pilih dan klik menu File > Close All
10. Panggil kembali data titik tersebut, lihat gambar diabwah dimana sebaran titik
patok/ BM sudah dapat dimunculkan bahkan dari sebaran titik-titik Patok yang
di insertkan tersebut dapat dimuncul nomor-nomor titik dari patok tersebut, atau
apabila kita klik salah satu titik dengan Icon informasi maka akan muncul
informasi dari titik patok tersebut.
28Pengenalan Dasar PemetaanIr. Masril Syukur, MSc.